PENERAPAN INQUIRY MATERI PERBANDINGAN DAN SKALA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA Anggria Septiani Mulbasari Dosen Pendidikan matematika Universitas PGRI Palembang
[email protected]. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar matematika dengan menerapkan inquiry pada materi perbandingan dan Skala. Metode penelitian adalah deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif, subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.5 SMP Negeri 45 Palembang dengan jumlah siswa sebanyak 40 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan tes akhir. Nilai LKS dan tes akhir digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan inquiry. Nilai rata-rata LKS pada materi perbandingan dan skala sesuai langkah-langkah inquiry adalah merumuskan masalah 100, merumuskan hipotesis 66,44, menguji hipotesis 98,90, dan kesimpulan 75. Adapun hasil tes akhir rata-rata siswa 77,79 kategori baik. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan inquiry dapat membuat hasil belajar lebih baik. Kata kunci: Inquiry, hasil belajar, LKS.
PENDAHULUAN Matematika merupakan mata pelajaran yang sangat penting di sekolah, karena matematika dapat digunakan pada mata pelajaran lain dan dapat diterapkan dalam kehidupan di sekitar siswa. Menurut Sumardyono, terdapat enam karakteristik umum matematika yaitu sebagai berikut : Memiliki objek kajian yang abstrak, bertumpu pada kesepakatan, berpola pikir deduktif, Konsisten dalam sistemnya, memiliki simbol yang kosong dari arti, memperhatikan semesta pembicaraan Dilihat dari bahasa enam karakteristik di atas, apabila metode atau model pembelajaran yang digunakan kurang tepat, akibatnya hasil belajar yang diperoleh siswa rendah, karena siswa harus memiliki setidaknya enam karakteristik itu dan memiliki pemahaman konsep yang lebih terhadap karakteristik umum matematika. Berdasarkan hasil ulangan harian siswa pada materi perbandingan dan skala kelas VII SMP Negeri 45 Palembang bahwa pada pelajaran matematika hasil belajar siswa masih rendah.Dilihat dari data nilai ulangan harian peroleh yang tidak tuntas 60,73% sedangkan yang tuntas 39,27%. Secara terperinci dari
1028
hasil ulangan harian diatas menyimpulkan bahwa rendahnya penguasaan siswa disebabkan
kurangnya
pemahaman
siswa
terhadap
konsep
pelajaran
matematika. Perilaku siswa yang kurang berminat untuk belajar matematika karena guru memberikan konsep yang sudah jadi yang terdapat pada buku siswa, sehingga hasil belajar siswa rendah. Oleh karena itu, guru dituntut untuk terampil dalam memilih strategi belajar yang sesuai dengan kondisi di sekolah tersebut, serta harus mampu membuat hasil belajar siswa lebih baik terhadap pelajaran yang akan diajarkan oleh guru, khususnya dalam pembelajaran matematika. Menurut As’ari (dalam Marisa : 2009), perilaku pembelajaran matematika yang diharapkan seharusnya adalah sebagai berikut: Pemberian informasi, perintah dan pertanyaan oleh guru mestinya hanya sekitar 10 sampai dengan 30 %, selebihnya sebaiknya berasal dari siswa, siswa mencari informasi, mencari dan memilih serta menggunakan sumber informasi, siswa mengambil inisiatif lebih banyak, siswa mengajukan pertanyaan, siswa berpartisipasi dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran, ada penilaian diri dan ada penilaian sejawat. Dengan demikian pembelajaran matematika yang bermutu, akan terjadi jika proses belajar yang dialami siswa dan proses mengajar yang dialami oleh guru adalah efektif sesuai tujuan pembelajaran. Untuk memperbaikinya maka penerapan yang dipandang tepat untuk diterapkan yaitu melalui penerapan inquiry, karena Menurut Roestiyah (2001: 75) inquiry adalah suatu tehnik atau cara yang digunakan guru untuk mengajar didepan kelas. Tujuannya agar siswa terangsang oleh tugas, aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu, mencari sumber sendiri bersama dalam kelompok. Adapun pengajaran berdasarkan inquiry yang dikutip Hamalik, oemar adalah suatu strategi yang terpusat pada siswa dimana kelompok – kelompok siswa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas. Berdasarkan hasil penelitian Wijaya (2010) menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inquiry dapat merubah pembelajaran, dari guru sebagai pusat pembelajaran menjadi siswa menjadi pusat pembelajaran dan terjadinya peningkatan kemampuan logika berpikir
1029
matematika pada siklus II yaitu mencapai 82,05% melebihi 75%. Begitu juga menurut
peneliti
sebelumnya
yang
dilakukan
Anggraeni
(2010)
dalam
manfaatnya untuk menggunakan metode Inquiry dapat membangun pemahaman konsep matematika melalui keaktifan dalam pembelajaran dengan melakukan penyelidikan dalam penemuan sendiri konsep dari materi yang dipelajari dan juga rata-rata nilai siswa dalam pemahaman konsep matematika adalah 80,73 % yang dikatagorikan sangat baik. Memperhatikan keunggulan dari penerapan inquiry, maka peneliti ingin menerapkan inquiry ini. Karena menurut peneliti, penerapan inquiry sangat tepat diterapkan pada pembelajaran matematika, karena pada strategi ini siswa di tuntut untuk belajar aktif dan siswa juga di latih untuk belajar dengan penyelidikan sehingga siswa banyak terlibat dalam belajar dan juga dapat membantu siswa untuk memperbaiki hasil belajar siswa. Oleh karena itu, berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul “ Penerapan Inquiry Materi Perbandingan dan Skala dalam Pembelajaran Matematika” Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana hasil belajar matematika siswa kelas VII SMP Negeri 45 Palembang setelah dilaksanakannya penerapan inquiry pada materi perbandingan dan Skala? METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif menggunakan data kualitatif dan kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa dengan menggunakan inquiry dalam pembelajaran matematika siswa di SMP Negeri 45 Palembang, yang dilihat melalui hasil belajar yaitu dari LKS dan tes akhir. Prosedur Penelitian a). Tahap Perencanaan/Persiapan 1. Membuat Rencana Pelaksaan Pembelajaran (RPP).
1030
2. Mempersiapkan media dan sumber pelajaran. Media pembelajaran yang digunakan yaitu Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan nquiry. 3. Membuat daftar kelompok belajar yang dipilih dalam subjek penelitian dengan anggota 5 orang atau lebih secara heterogen yang artinya anggota dalam tiap-tiap kelompok bervariasi secara akademik yang didapat dengan merengking siswa berdasarkan skor dasar setiap siswa dari hasil ulangan sebelumnya dan dibagi menjadi tiga kelompok kategori kemampuan akademik tinggi, sedang, dan rendah. (b). Tahap Pelaksanaan Langkah-langkah inquiry dalam LKS dan kegiatan belajar mengajar, adapun contoh materi skala adalah sebagai berikut.
Skala Tugas FOTO PETA INDONESIA
Masing-masing negara pasti berbeda bentuk peta nya, coba kalian lihat gambar di atas, gambar di atas adalah salah satu contoh bentuk peta yaitu peta indonesia, menurut kalian apakah peta di atas ukuranya masing-masing wilaya benar sesuai dengan ukuran sesungguhnya atau tidak?
coba kalian berikan
alasan? kalau tidak coba kalian cari, kenapa peta tersebut bisa di buat seperti ukuran sebenarnya dan menggunakan apa peta tersebut di buat sehingga seperti bentuk sesungguhnya? 1. Coba kalian tuliskan apa yang diketahui dan apa yang di tanya pada permasalahan diatas?
1031
2. Tuliskan jawaban sementara kalian ( berdasarkan pengamatan tentang skala )
3. Agar kalian lebih paham lagi tentang skala coba kalian lakukan penyelidikan di bawah ini. a.
Untuk tiap kelompok siswa masing-masing melakukan pengukuran pada salah seorang siswa yang berada pada kelompoknya dengan instruksi sebagai berikut. 1. Punggung, diukur dari tulang leher belakang yang menonjol kebawah sampai dibawah ban pinggang. 2. lebar bahu, diukur dari lekuk leher di bahu atau bahu yang paling tinggi sampai titik bahu yang terendah atau paling ujung. 3. lebar punggung diukur dari pertengahan kedua pangkal lengan bagian belakang dari kiri – kanan 4. Panjang lengan pendek, diukur dari puncak lengan ke bawah sampai kira-kira 3 cm di atas siku
b. Catatlah hasilnya dan mengisi titik-titik di bawah ini ! Ukuran punggung = …… cm ukuran lebar bahu = ……..cm ukuran lebar punggung =……cm Panjang lengan =……. cm Dengan menggunakan ukuran tersebut siswa diminta untuk membuat polanya pada kertas koran. Buatlah polanya pada kertas koran yang sudah disediakan?
1032
c. Pola baju yang di buat tadi di buat lagi gambarnya dalam ukuran kecil kemudian diukur panjang punggung, lebar bahu, lebar punggung, dan panjang lengannya dengan menggunakan mistar agar bisa digambarkan pada kertas. Gambarkanlah pola tersebut di bawah ini.
d. Membandingkan ukuran pada pola di gambar dengan hasil ukuran yang sebenarnya, dengan mengisi titik-titik di bawah ini ! Ukuran punggung = …… cm : …… cm = 1 : …. ukuran lebar bahu = …… cm : …… cm = ….. : …. ukuran lebar punggung =……cm : ….cm = …. : …. Panjang lengan = ….. cm : … = ….. cm : …. : …. 4. Dari penyelidikan yang kalian lakukan, apa yang dapat kalian simpulkan tentang skala, jelaskan ?
Di dalam kegiatan inti yang harus dilakukan sesuai dengan langkah-langkah strategi inquiry based learning adalah sebagai berikut : Merumuskan masalah Pembelajaran biasanya dimulai dengan sebuah pertanyaan pembuka yang memancing rasa ingin tahu siswa atau kekaguman siswa akan suatu fenomena. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya, yang dimaksudkan sebagai pengarah ke pertanyaan inti yang akan dipecahkan oleh siswa. Selanjutnya, guru menyampaikan pertanyaan inti atau masalah inti yang harus dipecahkan oleh siswa. Untuk menjawab pertanyaaan siswa dituntut untuk melakukan beberapa langka seperti evaluasi, sintesis, dan analisis. Jawaban dari pertanyaan inti tidak dapat ditemukan misalnya didalam buku teks, melainkan harus dibuat atau dikonstruksi.
1033
Contoh : Permasalahannya adalah konteks peta yang permasalahanya sudah ada pada LKS dan siswa disuruh menjawab apa yang diketahui dan apa yang ditanya dari pemasalahan pada LKS tersebut. Pada LKS di atas yang diketahui konteks bentuk peta indonesia dan yang ditanya menurut kalian apakah peta di atas ukurannya masing-masing wilaya benar sesuai dengan sesungguhnya atau tidak ? coba kalian berikan alasan? kalau tidak coba kalian cari, kenapa peta tersebut bisa di buat seperti ukuran sebenarnya dan menggunakan apa peta tersebut di buat sehingga seperti bentuk sesungguhnya. Merumuskan hipotesis Siswa
dapat
menggunakan bermacam-macam sumber belajar,
misalnya buku teks, website, televisi, video, poster, wawancara dengan ahli, dan lain sebagainya. Contoh : pada contoh diatas siswa disuruh menjawab apa yang ditanya dari masalah yang telah mereka temukan pada merumuskan masalah. Dari apa yang ditanya adalah menurut kalian apakah peta di atas ukurannya masingmasing wilaya benar sesuai dengan sesungguhnya atau tidak ? coba kalian berikan alasan? kalau tidak coba kalian cari, kenapa peta tersebut bisa di buat seperti ukuran sebenarnya dan menggunakan apa peta tersebut di buat sehingga seperti bentuk sesungguhnya? untuk menjawab pertanyaan di atas bisa ditemukan dari pendapat-pendapat kelompoknya dan lain-lain. Menguji hipotesis Dalam menjawab permasalahan, biasanya siswa di minta untuk membuat sebuah produk untuk menguji hipotesisnya yang dapat menggambarkan pengetahuannya mengenai permasalahan yang sedang dipecahkan. Bentuk produk ini dapat berupa slide presentasi, grafik, poster, karangan, dan lain-lain. Melalui produk-produk ini guru melakukan evaluasi. Contoh : Siswa membuat pola baju, yang langkah-langkahnya sudah ada dalam LKS dan melakukan penyelidikan sehingga menemukan apa yang dimaksud dengan skala. Menarik kesimpulan
1034
Sepanjang proses penyelesaian terhadap pertanyaan yang diajukan sesuai dengan kondisi siswa dan menemukan suatu jawaban, walaupun jawaban tersebut tidak sesuai dengan yang mereka pikirkan. Contoh : Setelah siswa menemukan jawaban apa yang ditanyakannya tentang skala, sebelumnya siswa perlu melaporkan kepada guru untuk diteliti kebenarannya lalu di bahas secara bersama-sama dan siswa dapat menarik kesimpulan diakhir kegiatan. Untuk melihat sejauh mana penguasan siswa tentang materi yang telah diberikan, maka pada akhir pembelajaran dilakukan latihan
soal untuk
memotivasi siswa agar lebih mengerti lagi tentang materi yang dipelajari (c). Tahap Penilaian Hasil belajar siswa yang diukur dari kemampuan dalam menjawab LKS dan soal ulangan (Tes). Hasil Belajar =
( LKSX 35 Tesx65) 100 Tabel 1
Konversi nilai tes ke dalam kategori Nilai
Kategori
81 – 100
Sangat baik
61 – 80
Baik
41 – 60
Cukup
21 – 40
Kurang
0 – 20
Sangat kurang (Dimodifikasi dari Arikunto, 2009:245)
HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini diawali dengan melakukan observasi ke SMP Negeri 45 Palembang secara informal untuk mengetahui situasi dan kondisi kelas yang akan dijadikan subjek penelitian. Setelah itu peneliti dengan guru matematika yang akan membantu peneliti untuk melaksanakan penelitian membicarakan
1035
materi yang akan dipelajari dan mendiskusikan rencana pelaksanaan penelitian dikelas penelitian nanti. Pembelajaran dengan menggunakan inquiry, pada penelitian inii materi perbandingan dan skala dilaksanakan pada tanggal 22 November 2010, diterapkan di kelas VII SMP Negeri 45 Palembang dengan jumlah siswa yang diteliti adalah 38 orang, yang dibagi dalam 7 kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 5 orang dan 6 orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Pembagian kelompok dilakukan secara heterogen sehingga masing-masing kelompok memiliki kemampuan yang berbeda. Materi
pada skala dan perbandingan, pelajaran telah disiapkan oleh
peneliti berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) dan siswa belajar dalam kelompok. Alokasi waktu yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 1 kali pertemuan (2 x 40 menit). Pertemuan pertama dilakukan pada hari senin 22 November 2010 selama 2 jam pelajaran. Sub pokok bahasan yang diberikan adalah perbandingan dan skala dengan menggunakan inquiry. Tabel 2 Nilai Rata-rata LKS Yang Diperoleh Materi Perbandingan dan Skala Langkah-langkah Rata-rata Nilai Inquiry LKS Merumuskan masalah 100 Merumuskan Hipotesis
66,44
Menguji Hipotesis
98,90
Kesimpulan
75
Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan inquiry masingmasing tahap atau fasenya, kemampuan siswa dalam menjawab berbeda-beda hal ini dapat dilihat dalam LKS. Berdasarkan analisis yang didapat nilai rata-rata skor LKS sesuai langkah-langkah inquiry adalah sebagai berikut. Pada pertemuan materi perbandingan dan skala didapat rata-rata merumuskan masalah 100, merumuskan hipotesis 66,44, menguji hipotesis 98,90, kesimpulan 75. Pada pertemuan ini kesulitan siswa adalah pada saat merumuskan hipotesis, karena siswa menduga jawaban apa yang ditanya dari konteks masih kurang tepat. Karena kurang pemahaman konsep mereka terhadap merumuskan
1036
masalah sehingga pada saat merumuskan hipotesis masih kurang dan argumentasi antar masing-masing kelompok masih kurang, ada yang tidak berperan aktif dalam kegiatan merumuskan hipotesis pada kelompoknya. Namun secara keseluruhan rata-rata siswa memperoleh nilai tinggi pada tes akhir diperoleh rata-rata 77,79 kategori baik. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil
belajar
siswa
dalam
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan inquiry materi perbandingan dan skala yang dilihat pada tes akhir, kelas VII SMP Negeri 45 Palembang adalah baik dengan rata-rata 77,79. SARAN Adapun beberapa saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut : 1. Bagi siswa, dalam proses pembelajaran matematika dengan menggunakan inquiry, sebaiknya membaca petunjuk atau perintah dalam LKS secara cermat dan teliti agar sesuai dengan harapan. 2. Bagi
guru,
dalam
melaksanakan
pembelajaran
matematika
dengan
menggunakan inquiry, sebaiknya guru menjelaskan prosedur-prosedur pada LKS. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi n Aksara. Anggraeni, Yesi. 2010. Pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan merode inquiry di kelas VIII SMP Negeri 40 palembang. Indralaya : Universitas Sriwijaya . Marissa, Nyayu. 2009. Penerapan Pembelajaran Kontekstual Pada Pelajaran Matematika Di Kelas VII SMP Negeri 10 Palembang. palembang : Universitas Sriwijaya. N.K, Roestiyah. 2001. Strategi Mengajar Belajar. Jakarta : PT.Rineka Cipta. Sumardyono. 2004. Karakteristik Matematika dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Matematika. Yogyakarta: Depdiknas. Wijaya, Herry. 2010. Penerapan Metode Inquiry dalam Pembelajaran Matematika untuk meningkatkan kemampuan logika berpikir matematika siswa SMA N 1 Muara enim. Universitas Sriwijaya : Program pascasarjana palembang
1037