PENERAPAN GOOGLE SKETCHUP DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MENGGAMBAR PERSPEKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BERKARYA SISWA KELAS XI-IPA 4 SMAN 1 GEDEG, MOJOKERTO
ARTIKEL
Oleh Dewi Masithah 208251416732
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS SASTRA JURUSAN SENI DAN DESAIN PRODI PENDIDIKAN SENI RUPA Desember 2012
PENERAPAN GOOGLE SKETCHUP DALAM PEMBELAJARAN SENI BUDAYA MENGGAMBAR PERSPEKTIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BERKARYA SISWA KELAS XI-IPA 4 SMAN 1 GEDEG, MOJOKERTO Dewi Masithah Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected] Pembimbing: (I) Dra. Tjitjik Sriwardani, M.Pd,(II) Drs. Andi Harisman Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk menigkatkan hasil berkarya siswa dalam pemebelajaran Seni Budaya menggambar perspektif dengan menerapkan aplikasi Google SketchUp pada Kelas XI-IPA di SMAN 1 Gedeg, Mojokerto. Metode penelitian mengunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan hasil paparan data pada penelitian tindakan kelas ini diperolah data menggenai perubahan aktivitas berkarya dan hasil berkarya siswa Kelas XI-IPA di SMAN 1 Gedeg, Mojokerto Kata Kunci: Google SketchUp, gambar perspektif, hasil berkarya Menurut Jhon (2002) dalam Drawing Shortcuts“Menggambar perspektif adalah istilah lain untuk sudut pandang. Sebuah gambar perspektif memperlihatkan bagaimana suatu objek tiga dimensi, seperti bangunan atau ruangan, dilihat dari sudut pandang tertentu.” Pendeknya gambar perspektif adalah gambar akurat sebuah objek tiga dimensi. Menurut hasil observasi, awal di SMA N 1 Gedeg, berdasarkan penuturan guru diperoleh data sementara bahwa faktor kedisiplinan siswa cukup rendah pada materi gambar perspektif, hal tersebut bisa diketahui dengan adanya siswa yang mengabaikan tugas menggambar atau keterlambatan siswa dalam mengumpulkan tugas, sehingga hasil gambar kurang maksimal, sedangkan menggambar perspektif diterapkan pada Kelas XI dan XII program IPA masih menggunakan teknik manual, yakni dengan mengunakan penggaris. Berbagai konsep dan wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan bekembang seiring perkembangan IPTEK. Guru sebagai
Dewi Masithah adalah mahasiswa di Universitas Negeri Malang (UM), Malang. Artikel ini diangkat dari Skripsi Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, desember 2012
penentu yang menduduki posisi strategi dalam pengembangan SDM dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan konsep baru yang bermanfaat bagi siswa. Sejalan seperti yang diungkapkan Suryosuntoro (2009: 30) bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar merupakan interaksi guru dengan siswa dalam rangka menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Proses belajar mengajar dikatakan efektif apabila, terjadi transfer beajar atau dengan kata lain materi pelajaran yang diberikan oleh guru dapat diterapkan kedalam sktruktur kognitif siswa tidak hanya terbatas pada inggin tanpa pengecualian tetapi diserap secara bermakna. Dalam hal ini proses belajar mengajar Seni Budaya selalu melibatkan secara aktif untuk berfikir rasional, kritis dan kreatif (Kurikulum 2006). Oleh karena itu pengunaan Google SketchUp dapat mendukung proses pembelajaran tersebut. Alasan pengunaan Google SketchUp dalam pembelajaran menggambar pespektif karena aplikasi memiliki keunggulan. keunggulannaya antara lain; Keperluan untuk spesifikasi komputer tidak menuntut yang tinggi. Untuk tutorial belajar sudah disediakan oleh Google berupa video, tips-triks dan sumber dari blog. Google SketchUp begitu fleksible hingga ia bisa bekerja dengan baik bersama aplikasi model 3D lainnya seperti AutoCAD, 3DSMAX, Blender. Aplikasi ini bisa digunakan oleh anak-anak, para pemula dan golongan professional . Dan perintah-perintah utama pada Google SketchUp disajikan bentuk icon yang disesuaikan fungsinya sehingga mudah untuk dikenali. Berdasarkan latar belakang inilah runusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana penerapan Google SketchUp pada pembelajaran Seni Budaya dalam mengambar perspektif yang dapat meningkatkan aktifitas berkarya siswa? dan bagimana penerapan Google SketchUp pembelajaran Seni Budaya dalam mengambar perspektif yang dapat meningkatkan hasil berkarya siswa? Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan aktifitas siswa pada pembelajaran Seni Budaya menggambar perspektif dan untuk meningkatkan hasil berkarya siswa pembelajaran Seni Budaya menggambar perspektif di Kelas XI-IPA 4 SMAN 1 Gedeg, Mojokerto
METODE
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) dengan mengunakaan pendekatan kualitatif dan kuantitatif atau Mixed Methods. Menurut pendapat Crewell (2008:552) Mixed Methods adalah suatu prosedur mengumpulan data, menganalisis dan “mixing” kedua metode kualitatif dan kuantitatif dalam suatu penelitian tunggal Penelitian tindakan kelas ini mengupayakan perbaikan pelaksanaan Pembelajaran Seni Budaya di SMAN 1 Gedeg, Mojokerto yang dilakukan oleh guru Seni Budaya kelas XI-IPA 4 yang dibantu oleh guru Seni Budaya lain di sekolah yang berkolaborasi dengan peneliti melaksanakan pembelajaran Seni Budaya dalam menggambar perspektif, terlibat langsung dari awal sampai akhir dengan mengawalai melaksanakan, mengevaluasi, dan merefleksi selama kegiatan berlangsung. Penilitian tindakan kelas tentang penerapan Google SketchUp dalam menggambar perspektif dilakukan dalam dua siklus, sebab jika hanya diterapkan satu kali hasilnya kurang optimal sehingga diputuskan untuk menggunakan dua siklus agar hasil yang diperolah lebih optimal. Setiap siklus penelitian ini dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Satu kali pertemuan memiliki waktu 2 x 35 menit. Satu jam pembelajaran sama dengan 35 menit bukan 40 menit karena penelitian ini dilaksanakan pada setiap hari jum’at. Kehadiran peneliti dalam pelaksanaan penelitian di lapangan adalah sebabagai berikut: (1) perencana tindakan, (2) observer, (3) pengumpul dan penganalisis data, serta (4) pelapor hasil penelitian. Penelitian ini akan diselenggaran di SMAN 1 Gedeg, Mojokerto dengan subjek penelitian adalah siswa siswi kelas XI-IPA 4. Data yang digunakan adalah data verbal dan nonverbal berupa kata-kata guru dan siswa selama pembelajaran tersebut berlangsung. Data ini digunakan untuk menggamati aktifitas berkarya siswa. sedangkan Data nonverbal atau data hasil adalah data hasil berkarya siswa yang dituangkan dalam bentuk gambar perspektif dengan mengunakan Google SketchUp. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik: pengamatan/observasi dan catatan lapangan, untuk mendiskripsikan aktifitas siswa dalam kegiatan pembelajaran, dan tes unjuk
kerja, untuk mengetahui kemampuan berkarya siswa pada siklus I dan II, serta dokumentasi untuk mencari data yang berupa hasil gambar karya gambar perspektif siswa Kelas XI-IPA 4 pada pra siklus. Data yang di analisis, evalauasi dan refleksi dalam penelitian tindakan kelas ini menggenai aktifitas berkarya dan hasil berkarya. dalam aktifitas berkarya yang diamati adalah interaksi guru dan siswa, aktifitas siswa dalam berkarya, dan aktifitas siswa dalam berkarya menggambar perspektif dengan Google SketchUp. Untuk penggelolahan data aktifitas siswa menggunakan kriteria skala lima. Berikut kriteria skala lima; Tingkat Keberhasilan (%) Sebutan 85% - 100% Sangat baik 70 – 84 % Baik 55 – 69 % Cukup 50 – 54 % Kurang 0 – 49 % Sangat kurang Sumber: BAAKPSI UM (2002:63)
analisis data hasil berkarya indikatornya sesuai dengan yang ada dalam RPP. Dalam setiap indicator memiliki bobot yang berbeda, sebab yang diamati hanyalah hasil berkarya, bukan hasil belajar. Untuk jumlah siswa yang tuntans. Mengunakan rumus berikut; Persentase ketuntasan berkarya =
Σ Σ
× 100%
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara mengolah data, mengkaji data, menarik kesimpulan, dan selnjutnya dilakukan refleksi. Data dikumpulkan selama proses pembelajaran di dalam Kelas berlangsung. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui efektivitas tindakan dan kesesuaian dampak tindakan dengan harapan peneliti. Dalam penelitian ini akan dilakukan dua siklus. dalam setiap siklus terdiri dari tiga kali pertemuan. Satu kali pertemuan durasinya 2 x 35 menit. Itu dikarenakan penelitian ini dilakukan pada hari jum’at dan durasi waktu satu jam pelajaran pada hari itu adalah 35 menit. Sebelum pelaksanaan siklus I, peneliti melakukan observasi awal terlebih dahulu dilapangan, yaitu di SMAN 1 Gedeng. Tahap-tahap penelitian tindakan berupa siklus spiral yang meliputi kegiatan (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi (pengamatan), dan (4) refleksi atau evaluasi.
HASIL Pada kondisi awal, pembelajaran pembelajaran Seni Budaya dengan kompetensi dasar mengambar perspektif di Kelas XI-IPA 4 SMAN1 Gedeg menggunakan alat bantu penggaris. Pelaksanaannya siswa membuat gambar perspektif bangun dengan mengunakan satu dan dua titik lenyap. Dengan jumlah siswa yang tuntas 31% dari siswa yang ada. Setelah kegiatan siklus I berdasarkan hasil evaluasi dari data observasi dan catatan lapangngan untuk mengamati aktififtas berkarya siswa adalah aktifitas interaksi guru dan siswa pada siklus I sudah cukup, aktifitas siswa dalam persiapan berkarya sangat kurang, dan aktivitas siswa dalm berkarya cukup. Sedangkan hasil dari data tes unjuk kerja untuk mengamati hasil berkarya siswa adalah 50% dari 36 siswa tuntas dalam berkarya menggambar perspektif. Karena hasil siswa yang tuntas dalam berkarya menggambar perspektif mengunakan Google SketchUp kurang dari 85% sehingga perlu untuk diadakan siklus kedua. Maka untuk memperbaiki hasil berya siswa pada siklus II tindakan lanjut yang lakukan adalah pada RPP dan Sekenario Pembelajaran untuk pertemuan pertama siswa langsung diajak untuk membuat elemen dinding, pintu dan jendela, pertemuan kedua hanya membahas tentang menenta komponen dan memberikan warna, pertemuan ketiga hanya menggambil perspektif ruangan. Serta Saat pembelajaran berlangsung guru menekankan pada siswa agar objek ruangan yang akan digambar harus berbeda penataannya dengan temannya. Dan terakhir, Guru dianjurkan untuk lebih memberi motivasi pada proses pembelajaran berlangsung. Kegiatan Siklus II berdasarkan hasil evaluasi dari data observasi dan catatan lapangngan untuk mengamati aktififtas berkarya siswa adalah aktifitas interaksi guru dan siswa sudah baik, aktifitas siswa dalam persiapan berkarya secara keseluruhan sudah baik dan aktivitas siswa dalam berkarya sudah baik. Sedangkan hasil dari data tes unjuk kerja untuk mengamati hasil berkarya siswa adalah 94% dari 36 siswa tuntas dalam berkarya menggambar perspektif.
PEMBAHASAN Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26), Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Aktifitas siswa yang diamati dalam pembelajaran menggambar perspektif mengunakan Google SketchUp adalah interaksi guru dan siswa, aktifitas persiapan berkarya dan aktifitas berkarya siswa. Untuk siklus I hasil yang diproleh yaitu tentang aktivitas interaksi guru dan siswa sudah cukup, sedangkan aktifitas siswa dalam persiapan berkarya masih sangat kurang, dan aktivitas siswa dalam berkarya sudag cukup. Berdasarkan kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil aktifitas siswa dalam sudah cukup. Namun, masih memiliki kekurang seperti kurangnya motivasi yang diberikan guru dan persiapan siswa dalam berkarya masih kurang. Sehingga dilaksanakanlah siklus II dengan perubahan pada pemberian materi dalam setiap pertemuan, dan guru dianjurkan untuk lebih meningkatkan memberi motivasi pada siswa Hasil aktifitas siswa dalam siklus II pada interaksi guru dan siswa sudah baik, aktifitars siswa dalam persiapan berkarya sudah baik. Sikap siswa dalam Aktifita siswa dalam berkarya sangat baik. Berdasarkan kajian tersebut dpat disimpulkan bahwa aktifitas siswa pada siklus II sudah baik Data pada saat kondisi awal berlangsung siswa kurang konsentrasi dalam menerima pembelajaran. Namun, pada saat siklus I berlangsung, konsentrasi dan keaktifan siswa mulai meningkat walaupun belum terlalu optimal. pada pelaksanaan siklus II berlangsung, semua siswa fokus dan termotivasi dalam menerima pembelajarannya. Berkarya adalah suatu kegiatan mencipta atau membuat suatu. Sehingga hasil berkarya dapat diartikan sebagai hasil dari kegiatan mencipta atau membuat suatu benda. Dalam pembelajaran Seni Budaya hasil berkarya merupakan hasil keterampilan siswa dalam membuat suatu produk. Pada siklus I siswa yang tuntas dalam berkarya menggambar perspektif mengunakan Google SketchUp 50% dengan jumlah siswa yang tuntas 18 siswa.
Hal tersebut dikarenakan hasil berkarya siswa kurang optimal. Kekurangan tersebut antara lain peletakan komponen yang kurang tepat, dan pemberian tekstur yang kuarang sesuai. Kemudian setelah pemberian tindakan pada siklus II tingkat ketuntasan sebesar 94% dengan jumlah siswa yang tuntas 34 siswa. Hasil berkarya atau karya siswa untuk objek ruangan yang disajikan sudah bervariasi, peletakan komponan sudah baik, dan pemberian tekstur dalam tiap elemen lebih baik. Hasil evalusi yang telah dilakukan menunjukkan adanya peningkatan siswa yang tuntas dalam berkarya menggambar perspektif sebesar 44% dengan mengunakan Google SketchUp. Hal ini disebabkan karena siswa lebih mudah menangkap dan menerapkan materi menggambar perspektif dengan Google SketchUp.
KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil pembahasan dalam penenelitian tindakan kelas ini dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Aktifitas berkarya siswa dalam menggambar perspektif pada siklus I ke siklus II menggalami peningatan. Hal ini terlihat dari kriteria yang diperoleh padas siklus I, rata-rata kriteria aktifitas berkarya sudah cukup dan meningkat menjadi baik pada sikus II. (2) Hasil berkarya siswa dalam penerapan Google SketchUp pembelajaran Seni Budaya mengambar perspektif menggalami peningkatkan hasil berkarya. Pada pra siklus siswa yang tuntas hanya 11 siswa dengan prosentase 31%, pada siklus I menjadi 18 siswa dengan prosentase 50% dan siklus II siswa yang tuntas sebanyak 34 siswa dengan prosentase 94%. Saran untuk guru di harapkan menjadikan aplikasi Google SketchUp sebagai suatu alternatif dalam mata pelajaran Seni Budaya untuk materi menggambar perspektif, sedangkan untuk peneliti lain diharapkan mengunakan video tutorial dalam pembelajaran menggambar perspektif mengunakan aplikasi Google SektchUp serta hendaknya melakukan tindakan lebih dari dua siklus dalam proses pembejaran ini agar hasil yang diperoleh lebih maksimal.
DAFTAR RUJUKAN
---------------. 2012 . Mencoba Belajar : Gambar Perspektif (Online) http://dimazfakhr.wordpress.com/2012/08/12/mencoba-belajar-gambarperspektif/, diakses 22 Nov 2012 Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineke Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi Revisi. Jakarta: Bumi Aksara. Depdiknas, 2007. Kajian Kebijakan Kurikulum Seni Budaya, Jakarta. Devi, Arya . 2010 . Belajar Desain 3D dengan Google SketchUp http://aryadevi.blogspot.com/2010/12/belajar-desain-3d-dengan-google.html, diakses 25 november 2012 Djamarah dan Zain. 2006. Strategi Belajar Menggajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta Jhon Wiley and Sons. 2002.Drawing Shortcuts. New York Kunandar. 2008. Langkah Mudah Tindakan Kelas sebagai pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Mulyono, Anton M. 2001. Kamus bersar bahansa Indonesia, Jakarta; Balai Pustaka Munandar, U. 2009. Pengembangan kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT Rineka Cipta dan Depdiknas. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.Bandung: PT. Remaja Rosdikarya Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan Salam, Sofyan. 2006. “Pendidikan Seni Multikultural” dalam Jurnal Pendidikan Seni Kagunan. Jakarta: APSI. Universitas Negeri Malang, 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah, Malang. Universitas Negeri Malang. Wiriatmadja, R. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosda Karya