PENERAPAN DAN ANALISIS MODEL PENJADWALAN DENGAN TEKNIK SISIPAN IR. DINI WAHYUNI, MT. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Industri Universitas Sumatera Utara 1. Model Penjadwalan Algoritma ITNT Langkah 1 Identifikasi routing, kelompok, waktu setup, waktu operasi, saat datang, due date, bobot dan ongkos penolakan masing-masing job. Langkah 2 Tentukan saat paling awal mulai operasi (R’) untuk semua operasi dari masing-masing job: - Untuk operasi pertama suatu job: R’=maks (saat datang, waktu setup) - Untuk operasi yang bukan pertama: R’=saat selesai paling cepat dari operasi sebelumnya Langkah 3 Pilih job dengan bobot terbesar. Jadwalkan secara mundur operasi terakhir job tersebut (operasi yang terakhir dilakukan dalam pemrosesan job) agar selesai tepat pada saat due date. Langkah 4 Set j=1 Langkah 5 Jadwalkan secara mundur semua operasi lainnya dari job tersebut pada Langkah 3 (semua operasi pendahulu) sesuai routing Langkah 6 Pilih job dengan bobot terbesar berikutnya. Jadwalkan secara mundur operasi terakhir job tersebut agar selesai tepat pada saat due date. Bila tidak mungkin selesai pada saat due date: a) Geser operasi yang sudah terjadwal ke kiri sehingga job yang sedang dijadwal dapat selesai tepat waktu. Hitung ongkos yang timbul. b) Jadwalkan operasi tersebut secara mundur sesudah operasi yang sudah terjadwal (job selesai lebih cepat). Hitung ongkos yang timbul. c) Sisipkan operasi tersebut diantara operasi yang sudah terjadwal hingga job yang disisipkan dapat selesai tepat pada saat due date. Hitung ongkos yang timbul. Pilih jadwal dengan ongkos terkecil sebagai dasar penjadwalan selanjutnya.
T C = ∑ wi max(0, d i − Ci ) + ∑ Br i ∈S
r ∈R
Langkah 7 2002 digitized by USU digital library
1
Set j=j+1 Langkah 8 Jadwalkan operasi lainnya. Periksa apakah saat mulai ≥ saat paling awal mulai operasi? ya : jadwal fisibel. Lanjutkan ke langkah 10. Tidak : jadwal tidak fisibel Langkah 9 Periksa apakah ada operasi yang bisa dipertukarkan. Gunakan Algoritma Pertukaran Operasi Langkah 10 Ulangi Langkah 6 sampai dengan 8. Langkah 11 Apakah j sudah sama dengan jumlah job? ya : penjadwalan selesai. Lanjutkan ke Langkah 12 tidak : ulangi langkah 10 Langkah 12 : Tentukan: jumlah job yang selesai tepat waktu jumlah job yang selesai lebih cepat jumlah job yang ditolak total ongkos. Algoritma Pertukaran Operasi Langkah 0 Tetapkan p=0 (artinya belum dilakukan pertukaran operasi, dan nilai p digunakan untuk aturan berhenti) Langkah 1 Identifikasi operasi yang belum berhasil dijadwal Langkah 2 Perhatikan operasi yang telah berhasil dijadwal dari job yang sedang dijadwal (successor dari operasi yang sedang dijadwal) Langkah 3 Catat saat mulai (t) operasi yang terakhir dijadwal pada Langkah 2 Langkah 4 Periksa operasi dari job lain (syarat: bukan operasi terakhir), yang terletak di sebelah kiri t (hasil Langkah 3) di mesin hasil Langkah 1. Banyaknya operasi tersebut nyatakan sebagai q.
Langkah 5 2002 digitized by USU digital library
2
Ambil satu operasi hasil Langkah 4 untuk dipertukarkan posisinya dengan operasi yang sedang dijadwal Langkah 6 Pertukarkan kedua operasi tersebut. Tentukan p=p+1 Langkah 7 Periksa apakah saat mulai ≥ saat mulai paling awal? Ya : pertukaran selesai, jadwal fisibel Tidak : Periksa apakah p
4
5 3
2
5
1
m2
5
3
2
4
m1
4
5 2
3
10
20
30
40
Gambar 1. Jadwal skenario 1 menggunakan Algoritma ITNT 2002 digitized by USU digital library
3
dengan C2=40, C3=35, C4=26, C5=29, Job 1 ditolak, dan total ongkos= 65. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sotskov et al. (1999) menghasilkan jadwal pada Gambar 2. C1=29, C2=41, C3=38, C4=51, C5=32 dan total ongkos= 88. m3
3
2
4
1 5
m2
5
1
3
2 4
m1
1
5
4 2
3
20
10
40
30
50
Gambar 2. Jadwal skenario 1 menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999) Agar hasil dari Algoritma ITNT dapat dibandingkan dengan hasil penjadwalan Algoritma Sotskov et al. (1999), maka harus dilakukan penjadwalan pada kondisi yang sama. Dalam hal ini perbandingan hanya akan dilakukan pada kondisi Algoritma ITNT dibolehkan mengalami keterlambatan. Perbandingan seharusnya juga dilakukan pada kondisi bila Algoritma Sotskov et al. (1999) melakukan penolakan job, tetapi karena Algoritma Sotskov et al. (1999) memungkinkan diperoleh jadwal dengan job yang tardy, sementara hal itu tidak dibolehkan dalam Algoritma ITNT, maka keduanya tidak dapat diperbandingkan. Apabila Algoritma ITNT diharuskan menerima semua job yang datang seperti halnya pada Algoritma Sotskov et al. (1999), yaitu job dibolehkan mengalami keterlambatan sehingga bila saat datang job terlanggar jadwal digeser ke kanan, maka jadwalnya seperti ditunjukkan pada Gambar 3. C1=20, C2=42, C3=39, C4=30, C5=33, dengan total ongkos= 72. m3
4
3
m2
2
5
1 1
5
3
2
4
m1
1
4
5 3
10
20
2
30
40
Gambar 3. Jadwal Skenario 1 dengan Algoritma ITNT bila semua job harus diterima Apabila saat selesai job dan total ongkos dengan menggunakan Algoritma ITNT dibandingkan dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) pada kondisi semua job harus diterima, maka hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Saat selesai (Ci) dan ongkos (TC) hasil Skenario 1 Job 1 2 3 4 5 TC 2002 digitized by USU digital library
4
Ci usulan di Ci Sotskov
20 25 29
42 40 41
39 35 38
30 38 51
33 30 32
72 88
Dengan membandingkan kedua ongkos di atas, terlihat bahwa ongkos melakukan penjadwalan dengan menggunakan Algoritma ITNT adalah lebih kecil dibanding bila menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999). B. Skenario Kedua Tiga set data hipotetik adalah sebagai berikut: • Set Data 1 n=7, m=3, job dibagi menjadi 3 kelompok. G1={1,2}, G2={3,4,5}, 3 G ={6,7}. Routing masing-masing job adalah sebagai berikut: q2=q3=q7=(3,1,2) q5=q6=(2,3,1) q1=q4=(1,2,3) Waktu setup dan waktu proses adalah:
4 S = 2 1
4 2 3 T = 3 2 1 1
3 2 2
2 1 3
1 3 2 1 4 2 6
3 2 1 4 2 4 3
Saat datang, bobot, due date, dan ongkos penolakan masing-masing job ditunjukkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Saat datang, bobot, due penolakan Set Data 1 Job 1 2 3 4 ri 0 3 4 10 wi 2 1 5 8 di 22 21 18 32 Bi 20 10 50 80
date, dan ongkos 5 8 6 30 60
6 12 10 30 100
7 6 4 36 40
Penerapan Algoritma ITNT menghasilkan jadwal seperti ditunjukkan pada Gambar 4. m3
7
5
3
1
m2
1 5
6 6
4
4
7
3
m1
1
3
4
7 5 6
10
20
30
40
2002 digitized by USU digital library
5
Gambar 4. Jadwal Set Data 1 dengan Algoritma ITNT Job 2 ditolak, C1=19, C3=18, C4=32, C5=28, C6=30, C7=36, dan total ongkos= 28. Bila semua job harus diterima, maka hasil penjadwalan Set Data 1 dengan Algoritma ITNT ditunjukkan dalam Gambar 5. m3
2
7
5
3
1
m2
1
m1
6 6
5
2 3
1
3
4
7
4
2
67
5
10
4
20
30
40
Gambar 5. Jadwal Set Data 1 dengan Algoritma ITNT bila semua job harus diterima dimana C1=22, C2=17, C3=19, C4=35, C5=30, C6=33, dan C7=37, total ongkos adalah 67. Penjadwalan Set Data 1 dengan menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999) menghasilkan jadwal seperti Gambar 6. m3
7 2
5
3
1
m2
1
6 6
4
4
7
2 3 5
m1
1
3
4
2
10
5
20
30
6 7
40
Gambar 6. Jadwal Set Data 1 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) dengan C1=22, C2=16, C3=18, C4=35, C5=30, C6=33 dan C7=38, dan total ongkos= 67. Hasil penjadwalan dengan Set Data 1 menunjukkan bahwa ongkos menggunakan Algoritma ITNT adalah sama besar dengan ongkos menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999). • Set Data 2 n=10, m=3, job dibagi menjadi 4 kelompok. G1={1,2,3}, G2={4,5,7}, G3={6,8}, G4={9,10}. Routing masing-masing job adalah: q4=q5=q7=(2,1,3) q6=q8=(3,1,2) q1=q2=q3=(1,3,2) 9 10 q =q =(3,2,1). Waktu setup dan waktu proses adalah:
2002 digitized by USU digital library
6
3 4 S= 1 2
1 2 2 3 1 T= 2 4 1 2 1
1 5 4 2
2 2 3 1
2 2 1 2 4 3 1 3 2 5
4 3 2 6 2 1 3 4 1 3
Saat datang, bobot, due date, dan ongkos penolakan masing-masing job ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Saat datang, bobot, due Set Data 2 Job 1 2 3 4 5 ri 0 1 3 7 5 wi 3 1 5 7 9 di 18 19 13 32 23 Bi
15
5
25
35
45
date, dan ongkos penolakan 6 12 11 26
7 13 10 32
55
50
8 6 8 2 8 4 0
9 4 6 1 6 3 0
10 14 2 36 10
Penerapan Algoritma ITNT menghasilkan jadwal pada Gambar 7. m3
8
4
9
6
m2
5
5 9
4
m1
6 8 7
4 9
10
7
7 5 86
20
30
Gambar 7. Jadwal Set Data 2 dengan Algoritma ITNT dengan Job 1, Job 2, Job 3 dan Job 10 ditolak, C4=29, C5=23, C6=25, C7=32, C8=28, C9=9, dan total ongkos= 129 Bila semua job harus diterima, maka Algoritma ITNT menghasilkan jadwal pada Gambar 8.
2002 digitized by USU digital library
7
m3
1
2
9
8 3
m2
10
4
6
5 4
6 9
m1
3 12
8
7
10
4 1 23
7
5
7 5
9
6 8
20
10
10
30
40
Gambar 8. Jadwal Set Data 2 dengan Algoritma ITNT bila semua job harus diterima dengan C1=20, C2=22, C3=18, C4=41, C5=35, C6=31, C7=44, C8=34, C9=20, C10=41, dan total ongkos adalah 462. Bila Set Data 2 dijadwal menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999), diperoleh jadwal pada Gambar 9. m3
1
2 3
m2
8
4
9 10
6
31 2 9
7
5
5 4
m1
6 8 10
4 1
3 2
10
7
7 5
20
9
86
30
10
40
Gambar 9. Jadwal Set Data 2 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) dengan C1=17, C2=19, C3=15, C4=41, C5=35, C6=34, C7=44, C8=37, C9=24, C10=44, dan total ongkos=508. Untuk Set Data 2 total ongkos menggunakan Algoritma ITNT adalah lebih kecil dibanding menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999). • Set Data 3 n=10, m=5, job dibagi menjadi 4 kelompok. G1={1,3}, G2={2,4,5}, G3={6,7,8}, G4={9,10}. Routing masing-masing job adalah: q2=q4=q5=(2,1,3,4,5) q1=q3=(1,2,3,4,5) 6 7 8 q9=q10=(4,5,2,3,1). q =q =q =(3,1,2,5,4) Waktu setup dan waktu proses adalah:
2002 digitized by USU digital library
8
2 1 S= 5 3
1 3
3 4
2 2
2 2
3 1
4 2
2 4 3 2 5 1 1 4 2 4 2 3 5 7 1 T= 4 3 1 2 3 4 1 6 2 2 3 2 3 2 3
4 1 , 1 2
1 3 5 4 2 3 2 2 2 3
3 2 1 2 6 2 1 1 2 1
Saat datang, bobot, due date, dan ongkos penolakan masing-masing job ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Saat datang, bobot, due date, dan ongkos penolakan Set Data 3 Job 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 ri 0 2 3 7 6 11 8 2 1 12 0 wi 5 3 1 4 7 9 10 8 6 2 di 42 44 45 52 56 53 46 4 4 50 0 4 Bi 25 15 5 20 35 45 50 4 3 10 0 0 Bila Set Data 3 dijadwal menggunakan Algoritma ITNT maka diperoleh hasil seperti Gambar 10.
m5
1
m4
7
6
2 9 10
m3
2
5
6 5
7
7
8
1
1
8
m2
5
2 10 8
9
25 1
6
9
9
8
10
7
6
10
m1
5 2
10
1
6 7
8
20
30
9
40
10
50
Gambar 10. Jadwal Set Data 3 dengan Algoritma ITNT dengan Job 3 dan Job 4 ditolak, C1=42, C2=30, C5=56, C6=53, C7=46, C8=40, C9=44 dan C10=50, dan total ongkos=55. 9 2002 digitized by USU digital library
Bila diharuskan menerima semua job, maka hasil penjadwalan Set Data 3 dengan menggunakan Algoritma ITNT adalah seperti ditunjukkan dalam Gambar 11.
m5
1 9 10 2 8 7
m4
2 4
m2
1
4 5
5
8
7
3
3
6
1
8
9 10
7
9
6
10
4
m1
4
1
2
2
6
6
5
7 8
3
3
9 10
m3
5
4
5
6
13 2
8
10
20
9 10
7
40
30
50
Gambar 11. Jadwal Set Data 3 dengan Algoritma ITNT bila semua job harus diterima dengan C1=45, C2=35, C3=46, C4=54, C5=60, C6=54, C7=46, C8=40, C9=46, C10=50, dan total ongkos= 86. Bila Set Data 3 dijadwalkan dengan menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999), diperoleh jadwal pada Gambar 12.
m5
1 9 10 2 8
m4
3 1 3
1
3
4 2
2
5
7
20
9
6 9
10
7 6
5
6 7
8 2
10
7
10 4
3
8
5 8
4
m1 1
6 4 6
5
1
8
m2
7
2 4
9 10
m3
5 3
30
40
9 10
50
60
Gambar 12. Jadwal Set Data 3 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) dengan C1=45, C2=36, C3=46, C4=57, C5=63, C6=57, C7=52, C8=46, C9=53, C10=56, dan total ongkos= 309. 2002 digitized by USU digital library
10
Penjadwalan Set Data 3 menggunakan Algoritma ITNT menghasilkan ongkos yang lebih kecil dibanding menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999). C. Skenario Ketiga Pengujian dengan menggunakan Set Data 1, Set Data 2, dan Set Data 3 pada Skenario 2 adalah untuk kondisi job dengan due date ketat. Untuk melihat pengaruh perubahan due date terhadap hasil penjadwalan, dilakukan pengujian terhadap ketiga set data tersebut dengan mengubah nilai due date menjadi lebih longgar. Untuk Set Data 1, data due date ketat (dk) dan longgar (dl) ditunjukkan dalam Tabel 5. Tabel 5. Data due date ketat dan longgar Set Data 1 Job 1 2 3 4 5 6 7 dk 22 21 18 32 30 30 36 dl 25 26 23 37 35 35 36 Hasil penjadwalan Set Data 1 dengan due date ITNT ditunjukkan dalam Gambar 13. m3
2
7
5
3
m2
1
1
m1
1
6
4 5
longgar menggunakan Algoritma
6
4 7
2
3
4 3 2
10
20
7
5 6
30
40
Gambar 13. Jadwal Set Data 1 dengan due date longgar menggunakan Algoritma ITNT semua job diterima, C1=24, C2=25, C3=21, C4=37, C5=33, C6=35, C7=36, dan total ongkos= 25. Hasil penjadwalan Set Data 1 yang memiliki due date ketat dan longgar diperbandingkan, seperti ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Hasil Penjadwalan due date ketat dan longgar Set Data 1 Job 1 2 3 4 5 6 7 dk 22 21 18 32 30 30 36 18 * 18 32 28 30 36 Ci pada dk dl 25 26 23 37 35 35 36 24 25 21 37 33 35 36 Ci pada dl dk=due date ketat, dl=due date longgar, *=ditolak 7.
Untuk Set Data 2, data due date ketat dan longgar ditunjukkan dalam Tabel
2002 digitized by USU digital library
11
Tabel 7. Data due date ketat dan longgar Set Data 2 Job 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dk 18 19 13 32 23 26 32 2 1 36 8 6 dl 28 29 23 40 32 36 34 3 2 46 8 6 Hasil penjadwalan Set Data 2 dengan due date ITNT ditunjukkan dalam Gambar 14. m3
1 9
8 3
7 6
m2 m1
6 8
74
3
7 13
1
4 5
9
20
10
4
5
5 9
longgar menggunakan Algoritma
6
8
30
40
Gambar 14. Jadwal Set Data 2 dengan due date longgar menggunakan Algoritma ITNT Job 2 dan Job 10 ditolak, C1=28, C3=23, C4=40, C5=31, C6=35, C7=34, C8=38, C9=26, dan total ongkos=35. Bila penjadwalan Set Data 2 yang memiliki due date ketat dan longgar diperbandingkan, hasilnya ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 8. Hasil penjadwlan due date ketat dan longgar Set Data 2 Job 1 2 3 4 5 6 7 8 9 dk Ci dk dl
pada
1 8 *
19
13
32
23
26
32
28
*
*
29
23
25
32
28
2 29 23 40 32 36 34 38 8 Ci pada dl 2 * 23 40 31 35 34 38 8 dk=due date ketat, dl=due date longgar, *=ditolak
1 6 9 2 6 2 6
Untuk Set Data 3, data due date ketat (dk) dalam Tabel 9.
1 0 3 6 * 4 6 *
dan longgar (dl) ditunjukkan
Tabel 9. Data due date ketat dan longgar Set Data 3 Job 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 dk 42 44 45 52 56 53 46 4 4 50 0 4 2002 digitized by USU digital library
12
dl
25
45
42
58
58
57
52
4 6
Hasil penjadwalan Set Data 3 dengan due date ITNT ditunjukkan pada Gambar 15.
m5
1 10 9
3 8
3
m3
1
3
4
5
8
9
8
7
7
10
6
10 5
6
3
10
8
6
9
4 1
4
7 5
4
m1
longgar menggunakan Algoritma
6 5
3
76
4
10 9
1
m2
55
5
m4 1
5 0
8
20
30
7
40
9
10
50
Gambar 15. Jadwal Set Data 3 dengan due date longgar menggunakan Algoritma ITNT Job 2 ditolak, C1=25, C3=42, C4=58, C5=56, C6=57, C7=52, C8=46, C9=50, C10=55, dan total ongkos= 29. Bila penjadwalan Set Data 3 yang memiliki due date ketat dan longgar diperbandingkan, diperoleh hasil seperti ditunjukkan dalam Tabel 10. Tabel 10. Hasil penjadwalan due date ketat dan longgar Set Data 3 Job 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 dk 4 44 45 52 56 53 46 40 4 5 2 4 0 4 30 * * 56 53 46 40 4 5 Ci pada 0 4 0 dk dl 2 45 42 58 58 57 52 46 5 5 5 0 5 2 * 42 58 56 57 52 46 5 5 Ci pada 5 0 5 dl dk=due date ketat, dl=due date longgar, *=ditolak 3. Analisis A.Perbandingan Model Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan pada bagian 4.1, dilakukan analisis terhadap model yang dikembangkan. Pada Skenario Pertama (untuk kasus yang diteliti oleh Sotskov et al. (1999)) terlihat bahwa ongkos yang timbul dari Algoritma ITNT adalah lebih kecil dibanding ongkos bila dijadwalkan menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999). Pada kondisi semua job harus diterima, ongkos 2002 digitized by USU digital library
13
dengan Algoritma ITNT adalah 72, sedangkan dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) adalah 88. Dari pengujian dengan Skenario 2 (data hipotetik) penjadwalan dengan Algoritma ITNT tidak seluruhnya memberikan ongkos yang lebih kecil, karena pada Set Data 1 ongkos yang timbul adalah sama besar dengan ongkos dari Algoritma Sotskov et al. (1999). Hasil lengkapnya adalah: • Set Data 1 Pada kondisi semua job harus diterima, ongkos yang timbul dari penjadwalan dengan menggunakan Algoritma ITNT adalah sama besar dengan bila menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999), yaitu 67. • Set Data 2 Pada kondisi semua job harus diterima, ongkos yang timbul dari penjadwalan dengan menggunakan Algoritma ITNT adalah 462, dan bila menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999) adalah 508. • Set Data 3 Pada kondisi semua job harus diterima, ongkos dengan Algoritma ITNT adalah 86, sedangkan dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) adalah 309. Pada kondisi job yang tidak fisibel harus ditolak, kedua algoritma tidak bisa diperbandingkan karena memiliki kondisi yang berbeda, yaitu pada Algoritma ITNT tidak dibolehkan adanya job yang tardy, sedangkan Algoritma Sotskov et al. (1999) membolehkan job yang tardy. Ketika dilakukan penjadwalan Skenario 1 dan Skenario 2 menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999) pada kondisi job yang tidak fisibel harus ditolak, dan hasilnya dibandingkan dengan Algoritma ITNT, terlihat bahwa hasil yang diperoleh tidak konsisten. Penjadwalan menggunakan Algoritma Sotskov et al. (1999) untuk Skenario 1 bila dilakukan penolakan terhadap job yang tidak fisibel menghasilkan jadwal pada Gambar 16. (Job 1 ditolak, C2=36, C3=33, C4=46, C5=27, dan total ongkos= 85). Sedangkan dengan Algoritma ITNT ongkos yang dihasilkan adalah 65 (lebih kecil dibanding hasil Algoritma Sotskov et al. (1999)). m3
3
2
4
5
m2
5
3
2 4
m1
5 3
10
4 2
20
30
40
50
Gambar 16. Jadwal skenario 1 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) bila dilakukan penolakan job Pada Skenario 2, bila job yang tidak fisibel harus ditolak, penjadwalan dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) adalah: • Untuk Set Data 1
2002 digitized by USU digital library
maka hasil
14
m3
7
5
3
1
m2
6
1
6
4
4
7
3 5
m1
1
3
4 5 6
20
10
7
30
40
Gambar 17. Jadwal Set Data 1 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) bila dilakukan penolakan job Job 2 ditolak, C1=19, C3=17, C4=32, C5=28, C6=30, C7=37, dan total ongkos= 37. Sedangkan ongkos dengan Algoritma ITNT adalah 28. •
Set Data 2 m3
8 9
m2
6 8 9
7
4
7 5
10
7
5
5 4
m1
4 6
9 8 6
20
30
Gambar 18. Jadwal set data 2 dengan algoritma Sotskov et al. (1999) bila dilakukan penolakan job dengan Job 1, Job 2, Job 3 dan Job 10 ditolak, C4=29, C5=23, C6=26, C7=32, C8=29, C9=17, dan total ongkos=90. Penjadwalan dengan Algoritma ITNT menghasilkan ongkos sebesar 129. • Set Data 3
2002 digitized by USU digital library
15
m5
1 9 10 8 2
m4
5 7
6
2 9 10
m3
8
1
6 8
5
1
7 2 5
m2
1
5
8
2
9 10
6 9
7
6
10
m1
2 1
10
7
20
5 8
6 7
30
40
9 10
50
Gambar 19. Jadwal Set Data 3 dengan Algoritma Sotskov et al. (1999) bila dilakukan penolakan job Job 3 dan Job 4 ditolak, C1=42, C2=35, C5=57, C6=53, C7=46, C8=40, C9=49, C10=52, dan total ongkos=81. Sedangkan ongkos dengan Algoritma ITNT adalah 55. Penjadwalan dengan Skenario 2 pada kondisi job yang tidak fisibel harus ditolak memperlihatkan bahwa pada Set Data 1 dan Set Data 3 Algoritma ITNT selalu memberikan ongkos yang lebih kecil, tetapi pada Set Data 2 penggunaan Algoritma Sotskov et al. (1999) memberikan ongkos yang lebih kecil. B.Variabel yang Mempengaruhi Penjadwalan Untuk melihat perubahan hasil penjadwalan akibat perubahan kondisi, dilakukan penjadwalan dengan mengubah nilai due date. Penjadwalan dengan menggunakan ketiga set data hipotetik yang dibahas di atas adalah untuk kondisi due date ketat. Dengan memperlonggar nilai due date, diperoleh: • Set Data 1 Penjadwalan dengan menggunakan Algoritma ITNT untuk kondisi due date ketat menyebabkan Job 2 ditolak, dan ongkos yang timbul adalah 28. Penjadwalan dengan due date longgar memperlihatkan semua job diterima dan ongkos= 25. • Set Data 2 Penggunaan Algoritma ITNT untuk kondisi due date ketat menyebabkan Job 1, Job 2, Job 3, dan Job 10 ditolak, dan ongkos= 129. Sedangkan pada due date longgar job yang ditolak adalah Job 2 dan Job 10, dan total ongkos = 35. • Set Data 3 Penjadwalan Set Data 3 menggunakan Algoritma ITNT pada kondisi due date ketat menyebabkan Job 3 dan Job 4 ditolak, dan total ongkos= 55. Untuk kondisi due date longgar, job yang ditolak adalah job 2 dan total ongkos= 29. Dari uraian di atas terlihat bahwa due date yang lebih longgar menyebabkan pekerjaan yang tertolak lebih sedikit (sebagian besar job yang datang dapat dikerjakan) sehingga ongkos yang timbul juga lebih kecil.
2002 digitized by USU digital library
16