27,J-TEQIP,Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
PENERAPAN COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD DENGAN MEDIA POHON MATEMATIKA DALAM PEMBELAJARAN KPK KELAS VI SD NEGERI 004 BALAI
Aah Wasi’ah Guru SD Negeri 007 Ranai Natuna
Abstrak: Rendahnya minat belajar siswa terhadap materi pelajaran dikarenakan sampai saat ini pembelajaran masih terpusat pada guru,sedangkan siswa hanya menerima secara pasif dan cenderung belajar sendiri dengan berusaha keras menghafalkan semua materi yang diterima. Dengan demikian matematikamasih identik dengan mata pelajaran yang kaku, sulit, kurang menyenangkan, dan membosankan. Usaha untuk membangkitkan minat belajar tersebut adalah menggunakan model dan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi dan tujuan yang akan dipelajari. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model sederhana yang menekankan pemahaman konsep dan memiliki potensi lebih dalam meningkatkan kemampuan berpikir. Dengan media pohon matematika , siswa terlibat aktif bahkan kreatif sehingga dapat mengembangkan penalaran siswa pada tingkat yang tertinggi dari pada sekedar mencontoh atau berpikir menggunakan prosedur yang baku. Kata Kunci : pembelajaran kooperatif, STAD, media pohon matematika.
Matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif. Karena bersifat abstrak dan desuktif tersebut maka untuk pembelajaran matematika di Sekolah Dasar (SD) harus disesuaikan dengan karakteristik umumnya anak usia SD. Hal ini juga berlaku untuk pembelajaran matematika di SD Negeri 004 Balai. Pembelajaran matematika di SD Negeri 004 Balai tampaknya kurang diminati siswa. Hal ini dikarenakan adanya anggapan pelajaran matematika me-rupakan matapelajaran yang bersifat kaku, menyeramkan, dan cepat membosankan. Respon siswa tersebut,terlihat pada saat menyimak penjelasan materi karena umumnya pembelajaran masih berpusat pada guru, pemberian contoh soal, dan berujung dengan latihan soal secara individu selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa tampak tegang dan suasana pembelajaran pasif. Inovasi-inovasi baru dalam bidang pendidikan yang harus dimiliki guru adalah menerapkan model pem-belajaran
inovatif dan penggunaan media pembelajaran yang kreatif. Salah satu penerapan pembelajaran inovatif yang dapat memberikan pengalaman belajar pada siswa secara langsung adalah pembelajaran kooperatif (cooperative learning).Dengan pembelajaran kooperatif diharapkan akan menjadi siswa yang kuat, tangguh, berkembang secara maksimal, dan mampu berkompetisi. Menurut Slavin (1997) pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode dimana siswa belajar bersama-sama dalam kelompok dan anggota dalam kelompok tersebut saling bertanggung jawab satu dengan yang lain. Pembelajaran kooperatif yang dipilih untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) adalah tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dalam pembelajaran tipe STAD, bagian terpenting adalah bagaimana siswa dapat memahami dan mengerti informasi yang disampaikan guru. Untuk bisa mencapai tujuan itu tentunya informasi
27
28,J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
yang dipelajari harus bermakna bagi siswa. Suatu pembelajaran dikatakan bermakna apabila struktur masalah (apa yang akan dipelajari) terkait dengan struktur berpikir siswa (apa yang sudah diketahui). Konstruksi pengetahuan dapat terjadi karena dalam struktur masalah yang sedang dipelajari ”ada sebagian” yang sama dengan skema yang sudah dimiliki oleh siswa, sehingga dapat membentuk jaringan skema berpikir yang terkait secara kuat. (Subanji, 2012). Selama ini peserta didik hanya menghafalkan informasi atau materi pelajaran baru tanpa menghubungkannya dengan konsep-konsep atau hal lainnya yang ada dalam struktur kognitifnya. Jika ini terjadi maka yang terjadi hanyalah belajar hafalan. Pembelajaran materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK) yang merupakan lanjutan materi yang sudah diajarkan di kelas 4 dan 5, untuk siswa kelas 6 SD Negeri 004 Balai pada umumnya lebih cepat lupa. Sebagai contoh, guru kelas 6 membelajarkan KPK dengan menggunakan faktorisasi prima dengan bantuan pohon faktor sebagai berikut: Tentukan KPK dari 18 dan 15 ! Penyelesaian soal di atas seperti berikut: 18 00
15 9
2
3
5 5
35
3
Faktor 5prima5dari 18 adalah 2 dan 3 18 = 2x2x3 = 2x3²
5
5
5 5
Faktor prima dari 15 adalah 3 dan 5 15 = 3x5
KPK dapat dicari dengan cara mengalikan faktor–faktor yang berbeda. Jika adafaktor yang sama,diambil yang berpangkat terbesar.Jadi, KPK dari 18 dan 15 adalah 2x3²x5 = 90 Pembelajaran konsep KPK di kelas 6 dari pengalaman guru tersebut agak sulit dipahami siswa mengingat konsep perkaliannya belum dikuasai.Siswa terpaksa belajar dalam suasana pasif yang pada akhirnya siswa merasa bosan. Materi
pelajaran tidak seharusnya dipersepsi anak sebagai tugas atau sesuatu yang dipaksakan oleh guru, melainkan sebagai alat yang dibutuhkan dalam kehidupan anak. Pada saat proses pembelajaran berlangsung hendaknya juga melibatkan aktifitas anak dan bersifat bermain, serta bekerja sama dengan orang lain yang menyenangkan, meskipun sebenarnya mereka dituntut target untuk menyelesaikan materi pelajaran. Pembelajaran KPK ini akan lebih bermakna bila disampaikan dengan media yang konkrit. Menurut Jean Piaget (1975) terdapat 4 tahapan perkembangan kognitif dari setiap individu yang berkembang secara kronologis, yaitu : tahap sensori motor, dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun, tahap pra operasi, dari umur 2 – 7 tahun, tahap operasi konkrit, dari umur 7-11 tahun, dan tahap operasi formal, dari 11 tahun ke atas Berdasarkan tahap perkembangan kognitif di atas, anak usia SD berada pada tahap operasi konkrit. Pada tahap ini anak akan lebih mudah memulai operasi logis dengan bantuan benda-benda konkrit. Oleh karena itu penulisakan membahas penerapan cooperative learning tipe STAD dengan media pohon matematika dalam langkah-langkah rencana pelajaran. Media pohon matematika pada pembelajaran KPK ini adalah merupakan contoh suatu media dengan pendekatan open ended yang dapat digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan penalaran siswa (Subanji,2010), sehingga diharapkan tidak menumbuhkan proses berpikir pseudo. Siswa diarahkan untuk menyelesaikan soal yang memiliki jawaban tidak tunggal dan jawaban yang diperoleh logis serta rasional. Pembelajaran dengan media pohon matematika ini merupakan balikan dari pembelajaran yang biasa dilakukan di kelas, terutama dalam latihan-latihan soal yang diberikan. Media ini baru dikenal oleh guru-guru SD di Kabupaten Natuna,khususnya guru SD Negeri 004 Balai pada saat kegiatan ongoing TOT tahap 2 TEQIP tahun ke-3 2012. Adapun langkah-langkah rencana pelaksanaan
Wasi’ah, Penerapan Cooperative Learning Tipe STAD, 29
pembelajaran kan diuraikan pada pembahasan berikut. Langkah-langkah Kegiatan dalam Pelaksanaan Pembelajaran Guru membuka pelajaran diawali dengan mengkondisikan siswa yaitu berdo’a dan dilanjutkan dengan presensi. Sebagian besar siswa hampir serempak menjawab nama temannya yang tidak hadir pada saat pelajaran matematika, ketika guru menanyakan siswa yang absen. Guru melanjutkan kegiatannya dengan mengajak bernyanyi bersamasama lagu ”Belajar Matematika Asyik”. Siswa sangat antusias dan bersemangat menyanyikan lagu tersebut, sepertinya belajar matematika yang selama ini menyeramkan tidak tampak lagi di raut wajah para siswa. Selanjutnya guru mengingatkan materi KPK yang sudah dipelajari di kelas 4 maupun 5 dengan pertanyaan sebagai berikut: ”Bagaimana cara kalian mencari KPK dari dua atau tiga bilangan ?” Beberapa siswa menjawab dengan pohon faktor. Guru melanjutkan pertanyaannya sebagai berikut: ”Berapa KPK dari 6,9, dan 12?”Setelah ditunggu 8 menit, tak seorang siswapun menjawab danhanya sebagian kecil dari mereka sibuk mencari jawabannya. Tampaknya siswa belum memahami dan belum mampu menghubungkan pengetahuan baru dengan pengetahuan lamanya. Selanjutnya guru meyakinkan siswa akan dapat menyelesaikan soal dengan tepat dengan cara yang asyik, gampang, dan menyenangkan. Siswa menyimak manfaat memahami materi KPK untuk
menyelesaikan hitung penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama.Bernyanyi bersama- sama antara guru dan siswa, pemberian pertanyaan- pertanyaan guru, maupun penyampaian manfaat mempelajari materi yang akan dibahas merupakan penyampaian kegiatan apersepsi dan motivasi pada indikator menentukan KPK dari dua dan tiga bilangan. Kegiatan guru berikutnya membagi 19siswa yang hadir menjadi 5 kelompok, yaitu Jajar Genjang, Lingkaran, Persegi, Persegi Panjang, dan Trapesium. Masingmasing kelompok terdiri dari 3 atau 4 orang. Pembagian kelompok siswa ini dilakukan secara heterogen, baik jenis kelamin maupun prestasinya. Masingmasing kelompok akan mendiskusikan penyelesaian soal yang terdapat pada pohon matematika (KPK) yang akan di tempel di papan tulis maupun penyelesaian soaldari Lembar Kerja Kelompok (LKK). Kegiatan guru tersebut merupakan suatu rancangan/ model pembelajaran dengan pertimbangan karakteristik materi yaitu KPK dari 2 dan 3 bilangan, tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran, tingkat kemampuan peserta didik, waktu yang tersedia, lingkungan belajar, dan fasilitas penunjang yang tersedia (media pohon matematika) agar kegiatan belajar siswa lebih efektif, aktif, dan kreatif. Pembelajaran ini menekankan pada diskusi dan berbagi antar siswa dalam menyelesaikan soal. Adapun setting kelas melingkar dengan posisi guru di samping kiri depan dan posisi kelompok siswa.
Guru KelompokJajarGenjang
KelompokLingkaran
KelompokTrapesium KelompokPersegi
KelompokPersegiPanjang
Gambar 1 : Susunan Kelas Melingkar Siswa dapat belajar dari teman sebaya dan guru untuk mengembangkan
keterampilan dan kemampuan sosial, mengorganisasi-kan pikiran mereka, dan
Wasi’ah, Penerapan Cooperative Learning Tipe STAD, 31
mengembangkan argumen rasional. Dalam pembelajaran peran guru juga mengalami perubahan dari yang semula ”memberi ” pengetahuan menjadi ”memfasilitasi” siswa untuk belajar.Berikutnya guru
Kelipatan6 ,beritandamerahuntukbila ngan yang samadarikeipatan. 8 dan 6, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
memulai pelajaran inti dengan menempelkan media pohon matematika pohon KPK) di papan tulis sebagai berikut:
Kelipatan8 ,beritandabiruuntukbil angan yang samadarikeipatan. 8 dan 6, sertalingkaritandamerah yang palingkecil
P o h o n K P K
Gambar 2: Pohon KPK
Media ini dibuat dengan spidol di atas kertas manila. Pada media tersebut pohon dianggap sebagai pokok bahasan yaitu menentukan KPK dari 2 bilangan, ranting berisi masalah (mencari kelipatan 6 dan 8 ) dan jawaban ditulis pada daun sebanyak mungkin sesuai dengan waktu yang tersedia. Untuk mengonstruksi pohon KPK ini siswa harus memahami perkalian. Tampaknya tiap kelompok hanya 1 atau 2 siswa yang paham dengan perkalian, sehingga masing-masing kelompok harus bekerja keras agar teman kelompoknya paham.Setelah siswa dari masing-masing
kelompok mencari kelipatan 6 dan 8, siswa memberi tanda merah untuk bilangan yang sama pada kelipatan 6 dan 8. Selanjutnya siswa melingkari bilangan yang paling kecil yang diberi tanda merah. Siswa dari tiap kelompok, aktif maju ke depan untuk menuliskan hasilnya pada daun yang terdapat pada pohon matematika tersebut. Pohonnya memiliki banyak daun dan tampak ”rindang”. Sebaliknya bila daun yang dibuat salah, maka daun tersebut menjadi ”benalu” yang mengurangi kesuburan pohon. Hasil pekerjaan siswa sebagai berikut :
Wasi’ah, Penerapan Cooperative Learning Tipe STAD, 31
66 60
72 48
54
40
78
64 72
32 48 Kelipatan6 ,beritandamera huntukbilangan yang samadarikeipatan. 8 dan 6, sertalingkaritandamerah yang palingkecil
42 36
24 16 90
.....
1 6
16 8
6
30 24
18
80
84
Kelipatan8 88 ,beritandamerah untukbilangan 96 yang samadarikeipatan. 8 dan 6, sertalingkari10 tandamerah 4 yang paling ke11 cil
12 P o h o n
12 0
2
...
K P K
Keterangan : Tanda ...menunjukkan masih ada bilangan lain jika diteruskan Gambar 3 : Pohon KPK
Untuk menambah keterampilan dan pemahaman siswa terhadap KPK, guru melanjutkan materi KPK dari 3 bilangan dengan media pohon KPK daripohon cengkeh kering yang beranting banyak. Ranting cengkeh dibagi menjadi 3 bagian dengan dibatasi karton manila sebagai masalah. Bagian 1/Masalah 1 adalahkelipatan 12, beri tanda merah untuk bilangan yang sama dari kelipatan 12, 10, dan 8, serta lingkari tanda merah yang paling kecil. Bagian 2/Masalah 2 adalah Kelipatan 10, beri tanda merah untuk bilangan yang sama dari keipatan
12, 10,dan 8, serta lingkari tanda merah yang paling kecil. Bagian 3/Masalah 3 adalah Kelipatan 8, beri tanda merah untuk bilangan yang sama dari kelipatan 12, 10, dan 8, serta lingkari tanda merah yang paling kecil. Masing-masing kelompok mengontruksi daun (terbuat dari karton manila yang diberi pita dengan warna berbeda masing-masing kelompok) sebagai jawabannya dengan cara mengikatkan pada rantingsesuai dengan masalahnya. Pohon KPK dimaksud adalah sebagai berikut :
32,J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
Kelipatan10 ,beritandamerahuntukbila ngan yang samadarikeipatan. 12, 10 dan 8, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
Kelipatan12 ,beritandamerahuntukbila ngan yang samadarikeipatan. 12,10dan 8, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
Kelipatan8 ,beritandamerahuntukb ilangan yang samadarikeipatan. 12,10dan 8, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
P o h o n K P K
Gambar 4 : Pohon KPK
Siswa darimasing-masing kelompok terlibat aktif mengontruksi daun sebagaijawabannya dan maju ke depan untuk mengikatkan daun pada ranting pohon sesuaidengan masalahnya. Dari kerindangan pohon matematika ini dapat dilihat kreativitas siswa. Kreatif merupakan kompetensi tertinggi yang ”mestinya” dimiliki siswa. Dengan kreatif, siswa mudah untuk menyesuaikan diri dengan dunia yang cepat berubah, mampu memberi ”warna” dalam kehidupan, dan mampu menciptakan sesuatu dan sekaligus menjadi insan yang produktif. Pembelajaran dengan media pohon KPK menyenangkan bagi siswa. Dalam kondisi ini, siswa merasakan senang di kelas, memandang kelas sebagai lingkungan yang mengasyikan dan tidak membosankan. Dalam berdiskusi menyelesaikan soal siswa juga ditanamkan kerja sama (kooperatif). Dengan kerja sama diharapkan akan menjadi siswa yang kuat, tangguh, berkembang secara maksimal, dan mampu berkompetisi.
Model pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan adalah kooperatif (cooperative learning) tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan langkah-langkah berikut: a. Membentuk kelompok, dengan anggota secara heterogen. b. Masing-masing kelompok diberi Lembar Kerja Kelompok (LKK). Anggota yang sudah mengerti diminta untuk menjelaskan kepada anggota yang lain sampai semua anggota mengerti. c. Guru mengamati kerja kelompok siswa dan mengkondisikan kelas agar siswa bekerja sama dalam suatu tugas bersama (guru sebagai motivator dan mediator). d. Guru menentukan secara acak 1 atau 2 kelompok untuk menyajikan hasil diskusi kelompoknya. e. Seorang dari wakil kelompok terpilih mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas. Kelompok lain memberikan tanggapan.
Wasi’ah, Penerapan Cooperative Learning Tipe STAD, 33
f. Guru mengoreksi hasil diskusi kelompokdan mengumumkan pemenangnya. g. Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan hasil diskusi.
Sesuai dengan model pembelajaran yang dilaksanakan, selanjutnya guru membagikan Lembar Kerja Kelompok (LKK) sebagai berikut :
LKK Kelompok …. 3…………………………………….. 4. …………………………………..
1.......................... 2..........................
Langkah Kegiatan I 1.
Perhatikan pohon KPK di bawah ini dan bekerjalah dengan kelompokmu untuk menyelesaikan soal-soal !
Kelipatan24 ,beritandamerahuntu kbilangan yang samadari keipatan.24 dan30, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
Kelipatan30 ,beritandamerahuntu kbilangan yang samadarikeipatan. 24dan30, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
P o h o n K P K
2
Bilangan yang diberi tanda merah/yang sama dari kelipatan 24 dan 30 disebut kelipatan persekutuan dari 24 dan 30 yaitu....
3.
Bilangan yang dilingkari disebut KPK dari 24 dan 30 yaitu....
34,J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
4.
Diskusi dan bekerjalah dengan kelompokmu untuk menyelesaikan soal-soal yang ada pada pohon KPK di bawah ini !
LKK
Kelipatan25 ,beritandamerahuntu kbilangan yang samadarikeipatan. 20, 25dan30, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
Kelipatan20 ,beritandamerahuntu kbilangan yang samadarikeipatan. 20,25dan30, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
Kelipatan30 ,beritandamerahuntu kbilangan yang samadarikeipatan. 20,25dan30, sertalingkaritandamerah yang paling kecil
P o h o n K P K
KPK dari 20,25 , dan 30 adalah ….
5.
Langkah Kegiatan 2 Bekerjalah dengan kelompokmu untuk menyelesaikan soal di bawah ini dengan pohon KPK ataupun tidak! 1.
Tentukan 2 bilangan yang KPKnya 36!
Wasi’ah, Penerapan Cooperative Learning Tipe STAD, 35
Catatan : Melalui diskusi pada kegiatan ini memfasilitasi siswa agar berfikir lebih kreatif dengan penalaran mencapai tingkat yang tertinggi dan tidak sekedar mencontoh prosedur yang baku.
Siswa dari masing-masing kelompok sangat semangat dan antusias melaksanakan diskusi untuk menyelesaikan soal-soal yang terdapat pada LKK. Dengan demikian siswa tersebut agak termotivasi dan terfokus kembali pada pembelajaran. Pelaksanaan diskusi kelompok dilaksanakan selama 25 menit. Salah seorang siswa dari kelompok terpilih (Lingkaran) mempresentasikan hasil LKK di depan kelas. Kelompok lain menanggapi. guru memberi penguatan dan meluruskan kesalahpahaman dari jawaban yang diminta. Detik-detik yang menegangkan bagi masing-masing kelompok adalah ketika guru mengumumkan hasil pekerjaannya. Pemenangnya ada 2 kelompok yaitu kelompok Lingkaran dan Jajargenjang. Sebagai motivasi agar para siswa belajar lebih giat dan kreatif , guru memberikan hadiah. Pada menit ke -60 kegiatan penutup , siswa bersama guru melakukan refleksi terhadap materi yang telah dipelajari. Untuk mengetahui pemahaman siswa secara individu terhadap materi yang telah dipelajari, guru memberikan 2 buah soal sebagai evaluasi. Evaluasi dilaksanakan dalam waktu 5 menit. Hasil pekerjaan siswa sangat surprise, 18 siswa mendapat nilai 10, hanya 1 siswa mendapat nilai 5. Guru menjelaskan bahwa materi KPK ini sangat bermanfaat dan memudahkan untuk materi penjumlahan dan pengurangan pecahan yang berpenyebut tidak sama. DAFTAR RUJUKAN Anderson dan Krathwohl.2001.A Taxonomy for learning, Teaching, and Assessing, A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives, Addison Wesley Longman, Inc.
Selanjutnya bertanya kepada siswa sebagai berikut: Masih perlukah kalian belajar mengenai KPK? Hampir serempak dan semangat siswa menjawab ”perlu’. Guru memberikan soal-soal mengenai KPK untuk pekerjaan rumah (PR). PENUTUP Pembelajaran matematika di SD tidak terlepas dari hakekat siswa sebagai peserta didik dan hakekat matematika. Siswa SD belum dapat berpikir deduktif, sedangkan matematika adalah ilmu yang abstrak dan deduktif. Untuk menjembatani antara matematika yang deduktif dan siswa yang belum dapat berpikir deduktif, maka pembelajaran matematika di SD hendaknya bermakna. Pembelajaran Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) yang bermakna dapat melalui media pohon matematika dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dengan media pohon matematika selama pembelajaran berlangsung siswa belajar tidak hanya merasa senang,mengasyikan, dan tidak membosankan, namun siswa berpikir lebih kreatif dengan penalaran mencapai tingkat yang tertinggi serta tidak sekedar mencontoh prosedur. Penerapan diskusi kelompok yang merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif tipe STAD mempermudah siswa dalam memahami dan memecahkan penyelesaian soal-soal yang berhubungan dengan KPK. Siswa merasa tidak dibebani dengan pelajaran matematika yang selama ini dianggap menyeramkan.
Piaget,J.1975.The Origin of the Idea of Chancein Children.London:Routledge and Kegan Paul. Slavin. 1997. ”Synthesis of research on cooperative learning” dalam “Educational Learning” dalam
36,J-TEQIP, Tahun III, Nomor 2, Nopember 2012
Educational Leadership,Tahun XL(5):71-82. Subanji. 2010.J-TEQIP.Jurnal Peningkatan Kualitas Guru, Tahun 1,Nomor 1:101.Malang: Kerjasama PT. Pertamina (Persero) dengan Universitas Negeri Malang (UM).
Subanji. 2012.Pembelajaran Matematika Kreatif dan Inovatif, TEQIP.Malang: Kerjasama PT.Pertamina (Persero) dengan Universitas Negeri Malang (UM).