Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
PENENTUAN JARAK MINIMUM ANTAR CARRIER YANG BERURUTAN DI LINTASAN GERAK PADA IRADIATOR GAMMA IR-200 K Achmad Suntoro Pusat Rekayasa Fasilitas Nuklir (PRFN) – BATAN E-mail :
[email protected] ABSTRAK PENENTUAN JARAK MINIMUM ANTAR CARRIER YANG BERURUTAN DI LINTASAN GERAK PADA IRADIATOR GAMMA IR-200 K. Desain untuk menentukan jarak minimum antar carrier pada lintasan instalasi iradiator gamma IR-200K dilakukan. Kesetimbangan antara gaya sentrifugal dari carrier pada lintasan melingkar dan gaya beratnya serta dimensi dari carrier digunakan sebagai parameter dalam menentukan jarak minimum tersebut. Ditetapkan jarak minimum antar carrier dalam desain 1.2 meter. Jarak ini 11.5% lebih besar dari jarak minimum antar carrier menurut perhitungan teoritis yaitu 1.076 meter. Toleransi kesalahan dalam konstruksi/instalasi lintasan serta hal lain tak terduga dalam operasi menjadi pertimbangan untuk memperbesar jarak tersebut dari nilai teoritisnya. Kondisi ini tidak akan mempengaruhi throuhput dan efisiensi penggunaan radiasi karena pada segmen lintasan yang lurus tidak perlu mengikuti jarak minimum antar carrier ini, karena segmen lintasan carrier disekitar sumber radiasi lurus. Katakunci: jarak antar carrier, iradiator gamma, kesetimbangan gaya, jarak minimum.
ABSTRACT MINIMUM DISTANCE DETERMINATION BETWEEN CONSECUTIVE CARRIERS IN THE GAMMA IRRADIATOR IR-200 K TRAJECTORY. A design to determine the minimum distance between the consecutive carriers at the trajectory of gamma irradiators IR-200K is implemented. Equilibrium between centrifugal force of a moving carrier in circular trajectory and its gravity force as well as carrier dimensions are used as parameters in determining such a minimum distance. The minimum distance between the consecutive carriers in the design is defined 1.2 meters. The distance is 11.5% greater than the minimum distance theoretically calculated, namely 1,076 meters. Errors tolerance in construction/installation of the trajectory and other unexpected things during irradiator’s operation are part of the consideration to enlarge the minimum distance from its theoretical value. The distance between the consecutive carriers will not affect throuhput and efficiency of using radiation due to the straight trajectory segments do not need to follow such the minimum distance between the carriers, as the trajectory segments around the iradiation sources are straight. Keyword: distance between carriers, gamma irradiator, equilibrium forces, minimum distance.
1. PENDAHULUAN Iradiator gamma IR-200K rancangan PRFN dirancang menggunakan sumber radio aktif Cobalt-60 dengan aktifitas 200 kilo-currie adalah jenis panoramic irradiator yang berproses dengan cara menarik masuk carrier yang berisi target yang akan diiradiasi ke ruang iradiasi. Di ruang iradiasi, carrier mengitari sumber radiasi dan selanjutnya keluar dari ruang tersebut. Carrier tersebut masuk dan keluar ruang iradiasi mengikuti sistem lintasan yang menggunakan rel gantung. Carrier menggantung pada rel dan ditarik oleh rantai penarik carrier yang selalu bergerak. Pengendalian gerak carrier dilakukan menggunakan mekanisme lokal yang dapat dikendalikan oleh sistem sentral pengendali untuk menghentikan dan menggerakkan carrier dengan persyaratan tertentu[1]. Lintasan gerak carrier tersebut tidak selalu lurus tetapi akan ada yang melingkar agar target di dalam carrier selama di ruang iradiasi mendapatkan dosis radiasi yang mendekati homogen (rata). Deretan carrier yang bergerak dalam lintasan yang melingkar 11
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
memerlukan pengaturan jarak antar carriernya. Jarak antar carrier yang terlalu dekat akan berakibat terjadi gesekan atau tolak-menolak antar carrier yang dapat berpotensi merusak sistem instalasi gerak carrier tersebut. Oleh kartena itu, jarak antar carrier yang tepat sehingga tidak mengganggu proses iradiasi target dalam carrier perlu ditentukan. Dalam makalah ini, jarak antar carrier tersebut ditetapkan berdasarkan perhitungan pendekatan secara teoritis dengan melihat kemungkinan yang akan terjadi jika deretan carrier bergerak dalam lintasan yang tidak lurus.
2. METODOLOGI 2.1. Gerak Melingkar Sebuah benda yang bergerak dengan lintasan berbentuk lingkaran, maka pada benda tersebut akan mendapatkan gaya dengan arah menjauhi titik pusat lengkung lintasan yang timbul dari gerak melingkar tersebut, dan gaya ini disebut dengan gaya sentrifugal[2].
B
Fb
r1
A
V Fc Cos
C
r2
Fc Fg Sin
Fg
Gambar 1. Gerak melingkar beraturan
Besar gaya sentrifugal yang diterima oleh titik B pada Gambar 1 ditulis dengan persamaan berikut:
......................................................................(1) dengan Fb : gaya sentrifugal pada benda B m : masa benda B Vb : kecepatan linier benda B : kecepatan sudut benda B r1 : jari-jari lintasan benda B Andaikan diadakan benda C memiliki masa yang sama dengan benda B, dan digantung seperti pada Gambar 1 menggunakan seutas tali yang masanya diabaikan, maka persamaan (1) berlaku juga pada benda C, namun menggunakan parameter persamaan milik benda C. Dari Gambar 1, ketika benda B berhenti (Vb = 0), maka r1 = r 2, karena Fc = F b = 0, dan ketika Vb 0 pada awalnya Fb = Fc, namun karena kondisi benda C tergantung bebas dan benda B terikat pada lintasan, maka gaya Fc akan mengakibatkan bertambahnya nilai 12
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
r2 sehingga nilai Fc Fb. Kondisi tersebut berlangsung, yaitu perubahan nilai r2 dan Fc secara dinamis, sehingga kesetimbangan tercapai. Kondisi setimbang terjadi ketika FcCos = FgSin , dimana Fg adalah gaya berat dari benda C, yang nilainya adalah masabenda x gravitasi (Fg = mg). 2.2. Gerak Carrier dalam Lintasan Benda yang bergerak dalam lintasan akan memiliki bentuk gerak sama dengan bentuk lintasan tersebut. Untuk benda yang berderetan dalam lintasan, maka jarak antar benda harus ditentukan agar tidak terjadi gesekan atau gaya tolak menolak antar benda ketika melintas pada lintasan yang tidak lurus. Pada instalasi IR-200K carrier berbentuk balok seperti pada Gambar 2 bergerak mengikuti lintasannya. Lintasan berbentuk rel gantung dan carrier tersebut ditarik oleh rantai penarik. Rantai selalu bergerak dan sistem mekanik pada carrier yang akan mengendalikan apakah carrier harus berhenti (lepas dari rantai penarik) atau harus bergerak (terkunci pada rantai penarik). Pengendalian gerak carrier tersebut merupakan bagian dari sistem pengendali iradiator IR-200K dalam rangka mendapatkan dosis serap yang diinginkan target yang ada di dalam carrier tersebut[1].
p l
d
t t
p
l d
g g
Gambar 2. Bentuk, ukuran, dan jarak antar carrier di lintasan
Fenomena gerakan carrier dalam lintasan yang berbentuk lurus ataupun melingkar diperlihatkan pada Gambar 3. Untuk bentuk lintasan garis lurus (Gambar 3.a), jarak antar carrier yang berurutan dalam lintasan (g1), tidak menjadi masalah. Nilai g1 tidak akan mengganggu sistem gerak carrier dalam lintasan lurus. Untuk lintasan lengkung (melingkar) maka jarak g1 akan mengganggu gerak carrier, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.b. Pada area M akan berpotensi menyebabkan gangguan gerak carrier. Pada daerah tersebut akan terjadi gaya tolak menolak sehingga mencapai kondisi keseimbangannya. Gaya tolak menolak ini bisa berpotensi merusak fisik carrier itu sendiri atau merusak sistem pengait penarik carrier. Dalam desain, kondisi ini harus dihindari dengan merubah nilai g1 menjadi g2, dimana g2 > g1 seperti pada Gambar 3.c. Dengan jarak g2, maka area bermasalah M tidak akan pernah terbentuk. Nilai g2 adalah jarak minimum antar carrier berderetan dalam kondisi statis (tidak ada ayunan ke samping) agar daerah bermasalah M tidak terbentuk. Nilai g2 dapat dihitung menggunakan ilmu-ukur bidang (planimetri), karena terlihat bahwa tinggi balok t tidak mempengaruhi posisi titik P untuk kondisi statis seperti ditunjukkan pada Gambar 3.c. Untuk kondisi dinamis (carrier bergerak), nilai g2 akan dipengaruhi oleh tinggi carrier, karena posisi titik ujung carrier yang membentuk titik P akan berubah tergantung pada tinggi carrier t dan simpangan carrier (s) dari kondisi statisnya. Perubahan ujung carrier menyebabkan perubahan nilai l menjadi l’ seperti
13
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
ditunjukkan pada Gambar 3.d akibat adanya gaya sentrifugal (karena carrier bergerak pada lintasan lengkung) dan hilangnya gaya sentrifugal tersebut akibat perubahan lintasan menjadi lurus kembali atau tiba-tiba carrier harus berhenti. Oleh karena itu, jarak antar carrier harus ditentukan dengan memperhittungkan juga pengaruh gerak carrier dalam lintasan yang berpotensi memiliki simpangan s. g1
g1 l l M : Area bermasalah
a. Lintasan lurus dengan jarak antar carrier g1 (tampak atas)
b. Lintasan lengkung dengan jarak antar carrier g1 (tampak atas)
g2 Pusat lengkung lintasan
l
P
s1
l
s2
l’
c. Lintasan lengkung dengan jarak antar carrier g2, dimana g2 > g1 (tampak atas)
d. Perubahan nilai l karena adanya ayunan karena gerakan carrier (tampak depan)
Gambar 3. Fenomena gerakan carrier di lintasan lurus dan lengkung
2.3. Perhitungan Jarak Antar Carrier 2.3.1 Simpangan Carrier Lebar carrier l untuk perhitungan jarak antar carrier adalah l’, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.d, dimana l’ = l + s1 + s2. Nilai simpangan ditentukan dengan pendekatan s1 = s2. Sesungguhnya nilai s1 s2 tetapi s1 ~ s2 karena s1 berasal dari adanya gaya sentrifugal, dan s2 terjadi karena hilangnya gaya sentrifugal secara mendadak (karena perubahan lintasan menjadi lurus atau carrier berhenti mendadak) sehingga simpangan s1 menimbulkan simpangan s2. Dari kondisi tersebut maka s1 > s2. Perbedaan tersebut sangat kecil dan untuk tujuan penentuan jarak antar carrier ditentukan pendekatan bahwa s1 = s2. Mengacu pada Gambar 1 dan disesuaikan untuk benda B berupa carrier, sehingga titik berat (center of gravity) dari carrier menjadi titik C seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.a. Pada awal gerak melingkar, gaya sentrifugal Fc = Fb karena masih mempunyai jari-jari lintasan yang sama. Gaya Fc ini yang mengakibatkan carrier menyimpang dari posisi statisnya. Gerakan penyimpangan tersebut akan berakhir pada posisi kesetimbangan yaitu ketika FcCos = Fb Sin seperti pada Gambar 4.b. Pada kondisi ini Fc > Fb karena (r + z) > r dan kecepatan sudutnya tetap.
14
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
V
V Fb
B
Fc
r C
B
Fc Cos
A
r
Z’
r+z
Fc
t
A
Fg Sin
s F g= m g z a. Awal gerak melingkar
b. Kondisi setimbang
V ( ) 4 (r 0.5s) 2 (t 2 - s 2 ) - g 2 s 2 r
0......(2)
Dengan gaya : 2 g : grafitasi bumi (m/dt ) r : jari-jari lintasan melingkar (m) t : tinggi carrier (m) s : simpangan (m) V : kecepatan gerak carrier (m/dt) c. Penurunan persamaan simpangan carrier akibat lintasan melingkar
Gambar 4. Menentukan persamaan simpangan carrier s pada lintasan melingkar Persamaan (2) adalah persamaan simpangan (s) akibat bergeraknya carrier dalam lintasan melingkar. Persamaan tersebut merupakan persamaan polynom dengan orde 4. Dengan menggunakan teknik coba-coba (trial & error) nilai simpangan s yang memenuhi persamaan tersebut dan sesuai dengan kondisi gerakan carrier pada instalasi iradiator IR200K dapat ditentukan.
2.3.2 Jarak Minimum Antar Carrier Lebar carrier (l) untuk perhitungan jarak minimum antar carrier adalah l’, yang nilainya adalah l’ = l + 2s, dimana s adalah simpangan carrier akibat gerak melingkar yang dihitung menggunakan persamaan (2). Jarak minimum antar carrier (g) dihitung secara statis menggunakan planimetri menggunakan lebar carrier l’, yang berarti telah mengikut sertakan pengaruh gerak carrier dalam lintasan melingkar. Tabel 1 adalah penurunan rumus untuk menentukan jarak minimum antar carrier, menggunakan Gambar 3.c yang disesuaikan ke Gambar 5. Persamaan (3) adalah persamaan untuk jarak minimum antar carrier yang merupakan hasil penurunan rumus berdasar pada Gambar 5 dengan variabel jari-jari lintasan yang melingkar dan dimensi dari carrier. 15
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
Tabel 1. Penurunan rumus jarak minimum antar carrier g OFGP : carrier-1 MNHF : carrier-2 FO : Panjang carrier, p. FG : Lebar carrier + simpangan, l’. KI : Jarak pengkait ke rantai penggerak, (d). HG : Jarak minimum antar carrier, g. AK : Jari-jari lengkung lintasan carrier, (r). A : Titik pusat lengkung lintasan carrier KJ : Setengah dari KI, (KJ = ½ d) : Sudut maksimum antar carrier akibat lintasan lengkung.
JLF = , sudut sehadap. 2 = 1 , sudut berseberangan AC//LG
FBC = , sudut sehadap. 1 = 2 , sudut berseberangan Lihat AFB: Lihat ALF:
+ + 2
+ 1 = + 2 = 1 + 2 + 1 + 1 + 2 + 2 + 2( 1 + 2) = 2 1 + 2 =
1
1 2
g
Gambar 5. Jarak minimum antar carrier
Lihat ACD:
= , sudut luar . = , sudut luar .
1
+
2
2 1
Lihat AFQ:
=2 =2
Lihat AFQ dan ARF: sin( 1) = FQ/AF sin( 2) = FR/AF FQ = FR = ½ l maka sin( 1) = sin( 2), dan =2
AJ//BH
1
=
2.
1.
……………(3)
16
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
3. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 6 adalah bentuk lintasan carrier pada instalasi iradiator IR-200K yang terdiri dari 12 lengkungan dengan jari-jari lengkungan (R1 s/d R12) yang tidak selalu sama nilainya. Tabel 2 adalah ukuran jari-jari masing-masing lintasan lengkung tersebut. Penentuan jarak minimum antar carrier ditentukan oleh jari-jari terkecil, yaitu R7. Simpangan carrier s terjauh akan terjadi pada jari-jari terkecil sesuai dengan persamaan (1), karena di semua lintasan, kecepatan carrier adalah sama. R4 R3
R5
R2
Pintu masuk carrier
R1
R6 Ruang iradiasi
Lintasan carrier
Sumber radiasi
R7
R8
R9 R10 R11
Pintu keluar carrier
R12
Tabel 2. Jari-jari lengkung lintasan carrier pada Gambar 6 (dalam meter) R1 1.25 R4 1.25 R7 0.75 R10 1.0 R2 1.25 R5 1.5 R8 1.25 R11 1.25 R3 1.0 R6 2.5 R9 1.25 R12 1.25 Gambar 6. Bentuk lintasan carrier dengan 12 lengkungan pada irradiator IR-200 K
Nilai simpangan s cobacoba (trial & error) yang diberikan.
Nilai persamaan (2) untuk simpangan s yang diberikan. Secara teoritis nilai persamaan (2) = 0 untuk s yang memenuhi.
Gambar 7. Menentukan nilai simpangan s dari persamaan (2) dengan teknik coba-coba (trial & error) dengan bantuan program Excel
17
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
Untuk jari-jari terkecil pada Tabel 2 yaitu r = 0.75 m, kecepatan maksimum gerak carrier V = 8 m/menit, tinggi carrier t = 2.9 m dan menggunakan nilai grafitasi 9.8 m/dt2, maka menggunakan teknik coba-coba (trial & error) pada persamaan (2) dibantu program Excel, salah satu akar persamaan tersebut terletak pada 0.040517 < s < 0.040518 seperti yang ditunjukkan pada Gambar 7. Kondisi teoritis, nilai persamaan (2) harus 0 untuk nilai s yang secara teoritis memenuhi persamaan (2). Untuk nilai pendekatan simpangan dalam instalasi iradiator IR-200K ini, diambil nilai s ~ 4 cm. Jarak antar carrier minimum dihitung menggunakan persamaan (3) dengan nilai lebar carrier l’ = l + 2s = 0,6 + 2 x 0,04 = 0,68 meter adalah sebagai berikut.
Dalam desain, ditetapkan jarak minimum antar carrier g adalah 1.2 meter. Angka ini lebih besar dari niliai minimum menurut perhitungan teoritis menggunakan persamaan (3) di atas (1.076 meter), angka ini untuk antisipasi dan toleransi ayunan carrier yang tidak terduga pada lintasan. Angka ini juga jauh lebih besar dari nilai yang pernah ditetapkan secara empiris[3], yaitu 18.5 cm, karena nilai empiris tersebut ditetapkan tidak bersifat umum sehingga tidak bisa digunakan. Simpangan s1 ~ 4 cm g = 0.6 m g = 0.6 m
a. Lintasan lengkung dengan jarak antar carrier g (tampak atas)
b. Lintasan lurus dengan jarak antar carrier g (tampak atas) Simpangan s2 ~ 4 cm
Gambar 8. Carrier bergerak pada lintasan lurus dan lengkung
Dengan menggunakan nilai jarak antar carrier minimum, maka ketika carrier bergerak pada lintasan melingkar, gesekan atau tumbukan antar carrier tidak akan pernah terjadi. Pada Gambar 8.a ditunjukkan simpangan s1 adalah akibat dari gaya sentrifugal karena lintasan yang melingkar, dan simpangan s2 adalah akibat ayunan akibat perubahan lintasan dari melingkar menjadi lurus atau jika carrier harus berhenti secara mendadak pada lokasi tersebut. Dengan menggunakan jarak antar cariier minimum tersebut, pengaruh simpangan terhadap gerakan carrier di lintasan dapat di atasi. Gambar 9 adalah sebuah contoh instalasi iradiator di PT Relion, Bekasi, yang menggunakan rel-gantung dengan lintasan melingkarnya. Pada instalasi tersebut, carrier dengan berat ~200 Kg serta tinggi ~3 meter menggantung pada rel, dan carrier bergerak dengan kecepatan 7 meter/menit. Dari pengamatan secara visual ketika sedang beroperasi, gerakan carrier yang melingkar tersebut mengakibatkan simpangan cukup 18
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
kecil. Sehingga simpangan sebesar 4 cm dari perhitungan menggunakan persamaan (2) untuk sistem iradiator IR-200K secara analogi dapat diterima. Oleh karena itu, pembatasan kecepatan carrier dalam bergerak tidak disebabkan oleh potensi simpangan yang akan terjadi (karena cukup kecil nilainya), tetapi oleh potensi tumbukan yang akan terjadi jika carrier tiba-tiba berhenti. Energi kinetik carrier yang berisi target dengan masa yang cukup besar (~200 Kg) akan menjadi besar untuk kecepatan tinggi sehingga berpotensi merusak, oleh karena itu kecepatan gerak carrier harus dibatasi.
Rel gantung
Carrier
Carrier a. Rel-gantung melingkar
b. Carrier menggantung berisi target
Gambar 9. Contoh rel-gantung melingkar dan carrier di instalasi iradiator
Jarak minimum antar carrier pada lintasan lurus harus diperhitungkan jika diprediksi bahwa deretan carrier dalam segmen gerakannya akan melalui lintasan melingkar, dan tidak perlu diperhitungkan selama dalam segmen lintasan yang akan dilalui selalu lurus. Desain gerak carrier pada instalasi iradiator IR-200K bersifat diskrit, yaitu carrier selalu bergerak dan akan berhenti jika terhalang oleh carrier didepannya dalam lintasan dan atau melewati tempat pemberhentian (stopper) carrier. Carrier akan bergerak kembali ketika carrier penghalang telah bergerak kembali dengan jarak tertentu atau mendapat perintah bergerak ketika carrier berhenti di tempat pemberhentian carrier. Dengan pola ini tempat pemberhentian carrier bisa berfungsi sebagai pengendali jarak antar carrier dalam gerakan[4].
Keterangan: 11 obyek melingkup sumber radiasi, 4+3+4 = 11 carrier Pengisian obyek ke i Pengosongan obyek dari carrier
:
:
Carrier berisi obyek untuk di iradiasi Tempat pemberhentian carrier
:
Carrier berada di tempat pemberhentian
:
Obyek yang akan & sudah di iradiasi
Gambar 10. Sepuluh tempat pemberhentian carrier dalam lintasan[1]
19
Jurnal Perangkat Nuklir Volume 08, Nomor 01, Juni 2014
ISSN No. 1978-3515
Desain instalasi iradiator IR-200K memiliki 10 tempat pemberhentian carrier seperti ditunjukkan pada Gambar 10[1], yaitu stopper s/d . Dari desain tersebut, pengendalian jarak antar carrier harus dilakukan pada semua stopper selain stopper . Namun demikian, pola gerak diskrit iradiator IR-200K hanya akan memerintahkan carrier yang berhenti di stopper untuk bergerak setelah carrier yang bergerak pada lintasan efektif terpanjang di ruang iradiasi sampai pada tujuan, dan lintasan terpanjang efektif adalah lintasan yaitu 9,453 meter[1]. Oleh karena itu, jarak antar carrier yang bergerak pada lintasan yang melingkar akan selalu lebih besar dari 1,2 meter.
4. KESIMPULAN Jarak minimum antar carrier dalam bergerak di lintasan yang melengkung tergantung pada tinggi, panjang dan lebar carrier serta jar-jari kelengkungan lintasan. Jarak minimum antar carrier pada instalasi IR-200K ditentukan oleh jari-jari kelengkungan lintasan terkecil karena dimensi carrier yang digunakan selalu tetap. Jarak minimum antar carrier ini tidak mempengaruhi kecepatan produksi ataupun waktu ekspose target di ruang iradiasi karena pola gerak desain instalasi iradiator IR-200K adalah gerak diskrit menggunakan 10 stopper. Jarak antar carrier minimum ditetapkan 1,2 meter, yaitu 11,5% lebih besar dari jarak minimum menurut perhitungan secara teoritis. Langkah ini untuk prediksi toleransi kesalahan dalam konstruksi instalasi dan hal-hal lain seperti ayunan yang tidak terduga dalam proses iradiasi yang sedang berjalan. 5. DAFTAR PUSTAKA [1] SUNTORO A., Rancangan Pengendalian Gerak Carrier Pada Iradiator Gamma IR200 K, Jurnal Perangkat Nuklir Vol. 7, No. 2, Nopember 2013. [2] WIKIPEDIA, Centrifugal Force., http://en.wikipedia.org/wiki/centrifugal_force, Dibuka 10 April 2014. [3] KHASAN NUR, Sanda, Budihardjo S., Perhitungan Jarak Minimal Antar Carrier Di Dalam Ruang Iradiasi Pada Disain Dasar Iradiator Gamma ISG-500., PRIMA., Vol. 7 No. 13., Juni 2010. [4] SUNTORO A., Studi Pola Gerak Carrier pada Rencana Iradiator Gamma Serba Guna., Prosiding PPI Penelitian Dasar Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir, PTAPB-BATAN, Jogya, 20 Juli, 2010.
20