1. Pendahuluan Tinggal di suatu daerah dengan jangka waktu yang cukup lama, tentunya akan melahirkan kecintaan terhadap daerah tersebut. Namun kecintaan tersebut tidak dapat dijadikan tolak ukur apakah seorang individu mengenal dengan baik dan mengetahui informasi yang tepat mengenai daerah yang telah lama disinggahinya. Oleh sebab itu diperlukan adanya pengelolaan dan penyampaian informasi secara baik dan menarik oleh pengelola daerah agar individu atau masyarakat mengetahui informasi dan mengenal daerah yang disinggahinya dengan baik dan akurat. Sebuah penelitian awal telah dilakukan sebelumnya di Kota Salatiga dengan mengambil 31 responden yang merupakan masyarakat Salatiga, baik warga asli Kota Salatiga maupun warga pendatang. Dalam penelitian tesebut ditemukan bahwa 77,42% dari total responden menyebutkan jika mereka kurang mengetahui informasi tentang Kota Salatiga. Jika diklasifikasikan secara spesifik menurut jenisnya dari sejumlah 13 orang yang merupakan warga pendatang 92,31% merasa kurang mengetahui informasi mengenai Kota Salatiga, sedangkan dari total 18 orang yang merupakan warga asli Salatiga, sebanyak 66,67% merasa kurang mengetahui informasi mengenai Kota Salatiga. Hal tersebut tentunya sangat disayangkan, karena selain menjadi media penyampaian informasi bagi masyarakat yang tinggal di Salatiga, penyampaian informasi dengan menarik terutama mengenai keunggulan Salatiga juga dapat menarik minat masyarakat yang berasal dari luar kota untuk berkunjung dan singgah di Kota Salatiga. Berlaku juga sebaliknya, jika sebuah informasi mengenai Salatiga tidak tersampaikan dengan baik, maka akan memiliki imbas menurunnya minat masyarakat luas untuk singgah di Kota Salatiga. Hal itu dibuktikan dengan adanya data penurunan wisatawan dan penggunaan kamar hotel di Salatiga sejak tahun 2007. Masyarakat kurang mengetahui informasi mengenai Profil Kota Salatiga karena pengolahan informasi yang kurang informatif dan kurang variatif dari pengelola daerah. Selama ini pengolahan informasi hanya dipublikasikan lewat website milik pemerintahan dan jurnal statistik terbitan Pemerintah Kota Salatiga, tidak ada media lain. Berdasarkan penelitian awal dihasilkan data bahwa hanya sekitar 41,94% dari total responden yang mengetahui jika Pemerintah telah memberikan informasi mengenai Kota Salatiga lewat website kepemerintahan. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan kepada Bapak Yulis, selaku Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata (Dishubkombudpar) Kota Salatiga dan juga Bapak Supramono selaku staff Dishubkombudpar Kota Salatiga, didapati informasi bahwa selama ini belum ada media yang menjelaskan profil Kota Salatiga secara lebih menyeluruh. Media yang sebelumnya ada berupa animasi 3D, namun terbatas hanya menjelaskan sebatas kuliner dan pariwisata. Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi, Kebudayaan, dan Pariwisata juga menyampaikan harapannya bahwa dengan menjelaskan profil Kota secara lengkap, tidak hanya masyarakat luar kota yang datang dan singgah namun juga berkemungkinan menarik minat investor untuk
2
bidang pariwisata Kota Salatiga. Dengan begitu maka pariwisata Kota Salatiga akan meningkat dan akan membuat Salatiga lebih dikenal. Dengan adanya perkembangan zaman dan perubahan cara berkomunikasi, maka muncul kesempatan untuk membuat media yang lebih kreatif dari sekedar tulisan dan gambar diam. Perancangan media tersebut diharapkan mampu menyelesaikan masalah yang selama ini dialami oleh Pemerintah Kota Salatiga. Media tersebut adalah infografis profil Kota Salatiga menggunakan animasi 2D. Animasi Infografis merupakan penganimasian gambar untuk menyampaikan beberapa informasi[1]. Animasi Infografis adalah animasi ilustrasi visual yang mengkomunikasikan informasi melalui tanda-tanda, simbol, ikon, peta dan diagram. Animasi ini dapat digunakan untuk mewakili situasi yang kompleks dan bercerita, atau dapat memberikan komentar sosial, satir, dan subversi. Terlebih infografis dapat bergerak secara lebih informatif, melibatkan, lucu, dan kadangkadang secara mengejutkan menyentuh[2]. Sesuai dengan hasil wawancara dengan Kadishubkombudpar Kota Salatiga, animasi infografis ini diharapkan dikemas dalam bentuk video animasi yang dapat di share bebas dan juga bisa ditayangkan di media milik Pemerintah. Animasi infografis ini juga diharapkan dapat menjadi materi pengisi pada videotron milik Pemerintah Kota Salatiga yang terletak di Jalan Pemuda. Media tersebut akan berisi berbagai informasi mengenai Kota Salatiga, mulai dari sejarah Kota Salatiga, iklim dan cuaca, jumlah populasi, hingga beberapa informasi mengenai keunggulan dari Kota Salatiga, termasuk informasi pariwisata dan kuliner. Semuanya akan dikemas dalam tabel, diagram, dan ilustrasi yang menarik supaya lebih variatif dan membuat orang yang melihat ingin melihat informasi tentang Kota Salatiga. Diharapkan media tersebut dapat menyelesaikan masalah yang selama ini ada di Kota Salatiga, selain menambah pengetahuan informasi bagi masyarakat Kota Salatiga, juga dapat menjadi media yang menarik minat masyarakat luar Salatiga untuk datang dan singgah di Kota Salatiga. Adapun batasan masalah dalam penelitian perancangan infografis profil Kota Salatiga, adalah sebagai berikut 1) Materi yang dibahas melingkupi profil Kota Salatiga secara keseluruhan, tidak hanya berfokus pada pariwisata dan kuliner, 2) Sasaran pembuatan animasi adalah masyarakat umum, khususnya warga negara Indonesia yang berusia lebih dari 8 tahun, 3) Membahas audio sebagai unsur penunjang animasi, tidak membahas pembuatan dan proses pengerjaan audio. 2. Kajian Pustaka Penelitian tentang perancangan iklan kebudayaan dan pariwisata Kota Salatiga sebelumnya telah dilakukan oleh Estria Herdani mengenai “Perancangan Iklan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga dengan Animasi 3D Motion Graphic” Masalah yang diangkat dalam jurnal ini adalah bagaimana merancang sebuah animasi 3D yang berguna untuk kampanye wisata dan kuliner Kota Salatiga[3].
3
Penelitian lainnya tentang perancangan animasi sebagai media promosi sebelumnya juga telah dilakukan oleh Rizki Setiawan mengenai “Perancangan Media Promosi Kebun Binatang Surabaya berbasis Animasi 2D”. Penelitian tersebut berisi tentang informasi mengenai kebun binatang Surabaya yang dianimasikan menggunakan animasi 2D yang kemudian dikemas menjadi sebuah media promosi. Animasi tersebut diharapkan dapat menarik minat masyarakat untuk mengunjungi kebun binatang Surabaya yang merupakan Kebun Binatang terbesar di Asia Tenggara[4]. Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah kelengkapan informasi yang disampaikan, selain itu jenis animasi yang digunakan juga berbeda, perancangan animasi ini menggunakan animasi yang masuk ke dalam kategori infografis. Animasi infografis adalah animasi ilustrasi visual yang mengkomunikasikan informasi melalui tanda-tanda, simbol, ikon, peta dan diagram. Animasi infografis dapat digunakan untuk mewakili situasi yang kompleks dan bercerita[2]. Kata animasi diambil dari kata animation/to animate, artinya adalah hidup atau menghidupkan. Definisi animasi adalah menghidupkan segala macam benda mati sehingga seolah-olah terlihat hidup[5]. Animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan gerak pada layar. Ada sembilan macam jenis animasi yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite, animasi lintasan, animasi spline, animasi vektor, animasi karakter, animasi computational, dan morphing[6]. Sedangkan berdasarkan teknologi yang digunakan, animasi infografis profil Kota Salatiga akan dirancang dalam bentuk animasi 2D. Animasi 2D adalah animasi yang digambar frame by frame. Dimana animasi tersebut di gambarkan diatas kertas, dan biasanya untuk satu gerakan 1 langkah saja membutuhkan 8 frame gambar yang mengambarkan alur orang bejalan secara sederhana. Metode dalam animasi ini disebut juga metode animasi tradisional[7]. Perbedaan animasi 2D dan 3D, animasi 2D biasanya lebih efektif digunakan untuk menyampaikan informasi berupa teks dan untuk mengeksplorasi kelucuan, sedangkan animasi 3D digunakan lebih bertujuan menampilkan adeganadegan nyata. Dalam animasi 2D juga akan ditemukan adegan-adegan seperti dalam kehidupan nyata namun tidak akan senyata animasi 3D[8]. Profil adalah grafik atau ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus[9]. Kota Salatiga adalah sebuah daerah perdikan yang berdiri sejak tahun 750 sebelum masehi, yaitu tepatnya pada tanggal 24 Juli 750 sebelum masehi. Data tersebut ditetapkan oleh para sejarawan berdasarkan prasasti plumpungan. Prasasti yang berupa batu bertulis yang diperkirakan ditulis oleh seorang citraleka tersebut berisi tulisan dalam bahasa jawa kuno "Srir Astu Swasti Prajabyah" yang mempunyai arti "Semoga Bahagia, Selamatlah Rakyat Sekalian". Sejarahwan memperkirakan, bahwa masyarakat Hampra telah berjasa kepada Raja Bhanu, sehingga Raja Bhanu menjadikan wilayah sekitar Salatiga, Kabupaten Semarang, Ambarawa, dan Kabupaten Boyolali sebagai daerah perdikan, yaitu daerah mandiri dan bebas pajak. Secara geografis, Kota Salatiga terletak pada 450-825 mdpl. Salatiga berada di kaki gunung Merbabu dan dikelilingi beberapa gunung lain. Hal tersebut membuat Kota Salatiga memiliki udara yang sejuk. Salatiga memiliki luas
4
wilayah 56.781 km2 yang terbagi dalam 4 kecamatan dan 22 kelurahan. Didalam gambaran peta jalur transportasi, Salatiga memiliki letak yang cukup strategis karena berada di antara jalur Solo-Semarang, yaitu salah satu jalur pilihan yang menghubungkan dua kota besar di Jawa Tengah[10]. Salatiga memiliki sejarah sebagai kota transito, karena pada jamannya berhasil menjadi kota yang sejuk dan asri, juga merupakan Kota yang nyaman untuk ditinggali karena penduduk yang jumlahnya tidak terlalu padat. Hingga kini dua hal itu masih menjadi alasan mengapa Kota Salatiga menarik untuk disinggahi. Bahkan saat ini Salatiga juga menjadi pilihan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang Universitas, karena situasi Kota yang kondusif dan jauh dari gejolak politik [11]. 3. Metode dan Perancangan Sistem Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode cyclic strategy. Strategi berputar ini pada dasarnya memiliki prinsip yang sama dengan linear strategy, hanya pada strategi ini ada kalanya suatu tahap perlu di ulang kembali untuk menampung umpan balik (feedback) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. Pengulangan tahap ini lazim di sebut loop[12]. Metode ini dipilih karena dalam proses pengumpulan datanya akan ada evaluasi data baik berupa masukan atau evaluasi dari Dishubkombudpar Kota Salatiga, yang dalam hal ini turut menjadi pihak yang mengelola informasi mengenai Kota Salatiga. Tahap 1
Tahap 2
Tahap 3
Evaluasi/Lanjut
Tahap 5
Gambar 1 Bagan Cyclic Strategy [12]
Tahap pertama adalah pengumpulan data. Pengumpulan Data yang diperoleh melalui data primer dan data sekunder. Data primer dapat dilakukan dengan: 1) Metode Wawancara: wawancara yang dilakukan langsung kepada Kepala Dishubkombudpar Kota Salatiga yaitu Bapak Yulis dan Bapak Supramono selaku staff Dishubkombudpar, sehingga memperoleh data yang valid dan sesuai kebutuhan perancangan animasi, 2) Survey : meliputi pengolahan data melalui penyebaran kuisioner dengan responden yang merupakan masyarakat umum, yang dalam hal ini adalah warga pendatang maupun warga ataupun penduduk asli Salatiga, mengingat pembuatan infografis ini ditujukan untuk umum, sehingga pengambilan data juga diambil dari masyarakat umum. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui: 1) Metode Kepustakaan : pengambilan data juga dapat diambil melalui buku, tutorial, maupun data yang diambil dari internet, 2) Data Tekstual: video dan foto yang memiliki keterkaitan dengan penelitian. Hasil wawancara yang dilakukan kepada Kepala Dishubkombudpar adalah sebagai berikut : 1) Belum pernah dibuat animasi yang mengemas profil Kota Salatiga secara keseluruhan, 2) Pada tahun animasi 2013 dibuat sebuah animasi 3D namun hanya sebatas kuliner dan pariwisata Kota Salatiga, tidak mencakup keseluruhan profil Kota Salatiga dan belum ditindaklanjuti apakah 5
akan ditayangkan atau tidak, 3) Nantinya animasi infografis profil Kota Salatiga akan ditayangkan melalui fasilitas media penayangan milik Pemerintah Kota Salatiga, seperti videotron di jalan Pemuda, serta link pada website pemerintahan, 4) Animasi infografis profil Kota Salatiga yang dirancang, akan menyampaikan materi mengenai sejarah, jumlah penduduk, iklim, letak geografi, rata-rata jumlah hujan, luas wilayah, pemerintahan, dan juga destinasi pariwisata dan juga kuliner khas Kota Salatiga, serta boleh dilengkapi dengan hasil penelitian lain, 5) Akan dilakukan evaluasi data bersama jika animasi telah selesai dirancang, untuk kemudian dapat diberikan ke bagian humas Pemerintah Kota Salatiga dan ditayangkan di videotron. Sedangkan hasil pengolahan kuisioner pada tahap penelitian awal adalah sebagai berikut : 1) 22,58% dari total responden merasa cukup mengetahui informasi mengenai Kota Salatiga dan 77,42% merasa kurang mengetahui informasi mengenai Kota Salatiga, 2) 41,94% dari total responden mengetahui jika Pemerintah telah memberikan informasi tentang Kota Salatiga pada website Pemerintah Kota Salatiga dan sisanya sebanyak 58.06% tidak mengetahui hal tersebut, 3) 96,77% dari total responden merasa perlunya perancangan media lain yang lebih menarik untuk menyampaikan informasi tentang profil Kota Salatiga dan tidak hanya melalui website dan 3,23% merasa tidak perlunya perancangan media lain selain website milik Pemerintah, 4) 93,55% dari total responden setuju jika media tersebut dikemas dalam sebuah video animasi yang dapat di share bebas melalui jaringan internet sedangkan 6,45% tidak setuju dengan hal tersebut. Pada penelitian awal juga diberikan beberapa pertanyaan terbuka dimana responden dapat memberikan pendapatnya mengenai ikon khas Kota Salatiga, kuliner khas Salatiga, destinasi wisata menarik yang ada di Salatiga, hingga deskripsi singkat responden mengenai Kota Salatiga, dan berikut adalah hasil penelitian tersebut : 1) Ikon khas Kota Salatiga adalah tugu jam, 2) Kuliner khas Kota Salatiga adalah 18,06% Enting-Enting Gepuk, 14,83% Kripik Paru, 12,90 % Gethuk Kethek, 11,61% Tumpang Koyor, 9,68% Ronde Mak Pari, 9,68% Nasi Goreng Pak Joko, 9.03% Sate Sapi Suruh, 6,45% Roti Wonder, dan 7,76% lainnya diminta oleh Kepala Dishubkombudpar untuk dihapus karena jawaban yang tidak relevan, 3) Destinasi wisata menarik di Salatiga adalah 19,35% Atlantic Dreamland, 14,84% Pemandian Kalitaman, 10,97% Prasasti Plumpungan, 10,32% Alun-alun Pancasila, 9,03% Mata Air Senjoyo, 7,10% Daerah Sarirejo, dan 21,39 lainnya diminta oleh Kepala Dishubkombudpar untuk dihapus karena destinasi yang disebutkan masuk ke daerah kabupaten Semarang, 4) Deskripsi singkat masyarakat tentang Kota Salatiga adalah 45% mengatakan bahwa Salatiga sejuk, 30% mengatakan jika Salatiga tidak padat penduduk, 24% mengatakan Salatiga nyaman, 6% mengatakan jika Salatiga strategis, dan 5% mengatakan jika Salatiga adalah tempat yang tepat untuk menempuh pendidikan. Tahap kedua adalah analisa data. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik gabungan, jadi mengolah data kualitatif, kuantitatif, dan juga data yang didapatkan dari hasil studi pustaka. Dengan tujuan mendapatkan hubungan dari data-data yang dikumpulkan sehingga dapat digunakan untuk
6
menyelesaikan masalah yang dirumuskan dalam penelitian. Hal ini dilakukan supaya mendapatkan sudut pandang yang tidak hanya berlatar belakang pada Pemerintahan, tapi juga mendapat data dari masyarakat. Tahap ketiga adalah perancangan. Tahapan perancangan meliputi pengkonsepan, pembuatan naskah dan cerita film, pembuatan karakter dan storyboard. Lalu dilanjutkan dengan skecthing, drawing, coloring, pembuatan foreground dan background, animating, editing, dubbing, dan composing. Tahap keempat adalah evaluasi. Tahapan ini dilakukan dan dimasukan dalam tahapan penelitian karena akan dilakukan evaluasi data dari Dishubkombudpar. Setelah itu muncul keputusan apakah akan lanjut langsung kepada tahap selanjutnya atau kembali ke tahap tiga yaitu perancangan untuk dilakukan revisi atau perancangan ulang. Tahap kelima adalah pengujian. Pada tahap ini dilakukan pengujian animasi pada target pembuatan animasi, yaitu masyarakat Kota Salatiga dan juga masyarakat umum yang diambil secara acak untuk mendapatkan kesimpulan apakah animasi yang dibuat sudah cukup menyelesaikan masalah atau masih mendapat hasil yang kurang sesuai untuk akhirnya dapat digunakan dalam penelitian lainnya. Metode penyelesaian masalah dalam pembuatan animasi infografis Profil Kota Salatiga ini meliputi tiga bagian yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Tahapan-tahapan tersebut memiliki urutan tersendiri dalam penyelesaian masalah yaitu: 1) pra produksi yang meliputi perancangan ide, perancangan storyline, perancangan storyboard, perancangan ilustrasi, penulisan naskah, dan penentuan backsound, 2) produksi meliputi pembuatan key, penganimasian, perancangan background dan foreground, pewarnaan digital, editing, serta pemberian visual effects, 3) Pasca produksi yang meliputi pengisian narasi, pemberian sound effect, backsound, sinkronisasi antara gerakan dan visual dengan audio, hingga tahapan finishing berupa rendering dan konversi ke VCD. Dalam perancangan konsep memakai ilustrasi yang cukup sederhana dan simpel karena tema keseluruhan dari animasi ini adalah simplicity/simple. Tema tersebut dipilih karena data yang dikemas cukup banyak dan akan berisi informasi yang penting sehingga sekiranya tema yang dipakai tidak mengganggu informasi pokok yang diberikan. Simpel memiliki arti mudah dikerjakan atau mudah dimengerti [13]. Selain itu tema simpel dipilih supaya lebih mudah masuk ke semua kategori umur, mengingat tujuan pembuatan animasi ini tidak hanya untuk anak muda atau orang dewasa, tapi semua umur. Namun dalam pengerjaannya tidak melupakan beberapa ilustrasi yang juga mewakili setiap kelompok umur supaya tetap tampil menarik, namun tidak akan tampil dominan. Penggunaan font yang digunakan juga mempertimbangkan siapa sasaran pembuatan animasi profil Kota Salatiga. Font yang digunakan dalam animasi ini adalah arial dengan ukuran lebih dari 14. Arial sebenarnya memiliki keterbacaan yang baik pada ukuran 12 pixel atau setara dengan 9 point atau 0.8 cm. Jika kurang dari ukuran 12px Arial akan terkesan kurus dan rapat hingga akan mempersulit dibaca. Arial sangat baik ditampilkan pada
7
situs-situs resmi (berupa profil) yang tidak terlalu banyak menggunakan teks[14]. Arial masuk ke dalam kategori Sans Serif. Ciri khas dari kelompok huruf ini adalah tidak memiliki kait, bertangkai (cukup) tebal, sederhana, ujungnya berbentuk tumpul dan mudah dibaca. Kelompok sans serif biasanya terasa nyaman saat terbaca, terutama di layar monitor[15]. Sedangkan untuk pemilihan font untuk penulisan “Salatiga” dan judul pada bagian tertentu menggunakan font Bird of Paradise. Bird of Paradise merupakan font script. Ciri khas dari kelompok ini adalah mirip tulisan tangan. Memiliki kontras tebal tipis, antar huruf saling berhubungan seolah mengalir dalam satu rangkaian. Memberikan kesan keanggunan, sophisticate, klasik. Jadi tulisan Salatiga ingin ditampilkan lebih anggun dari tulisan lainnya untuk membedakan fokus penonton animasi.
Gambar 2 Font yang digunakan pada tulisan Salatiga
Pemilihan warna yang digunakan adalah dominan warna biru, kuning, dan putih, sedangkan warna lain hanya akan mendapatkan porsi yang sangat sedikit. Ketiga warna tersebut diambil dari warna dominan pada logo Kota Salatiga. Beberapa ilustrasi juga dirancang dan dipikirkan sesuai semiotika desain, dengan pemaknaan masing-masing unsur grafis, ilustrasi tersebut juga didukung warna dari dalam logo Salatiga, seperti warna ungu yang digunakan gunung, warna hijau untuk pohon, ikon salatiga menggunakan warna merah pada saat menunjukkan letak mdpl Salatiga, dan beberapa warna lain.
Gambar 3 Warna dalam animasi merupakan adopsi dari logo Kota Salatiga
Warna biru dalam logo Salatiga melambangkan kedamaian[16]. Sedangkan dalam bidang desain grafis warna biru biru adalah warna yang bisa
8
meningkatkan ekspresi verbal, komunikasi, ekspresi artistik dan kekuatan. Warna biru sering di sebut warna corporate karena biru merupakan warna yang termasuk tenang dan bersifat profesional. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai warna yang melambangkan kepercayaan dan trustfulness[17]. Sedangkan untuk warna kuning dalam logo Salatiga berarti keluhuran atau kemuliaan[16]. Sedangkan dalam bidang desain, warna kuning memiliki sifat menarik banyak perhatian. Warna ini bisa dipakai untuk pemberitahuan, seperti cahaya kedua lampu rem yang berada dikendaraan. Kuning juga berhubungan dengan intelektual. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali digunakan untuk mendapatkan perhatian orang[17]. Penggunaan warna putih dalam animasi profil Kota Salatiga juga dapat dikatakan cukup banyak namun tidak sedominan warna biru dan kuning. Warna putih dalam logo Salatiga memiliki arti kesucian[16]. Sedangkan dalam dunia desain warna putih dapat memberikan aura kebebasan dan keterbukaan. Putih adalah warna yang murni, tidak ada campuran apapun. Oleh karena itu sering di anggap sebagai warna yang menimbulkan efek suci dan bersih[17]. Pemilihan penggunaan warna putih yang cukup banyak namun tidak dominan juga mendukung tema simpel yang digunakan. Pada pembukaan animasi ditampilkan ikon berupa tugu jam, pemilihan ikon tersebut didapatkan dari hasil penyebaran kuisioner mengenai ikon kota Salatiga. Hal tersebut dilakukan karena tidak hanya ingin menggunakan sudut pandang Pemerintah dalam perancangan animasi namun juga melibatkan masyarakat yang diambil sesuai pendapat dan pengalaman masing-masing responden. Penggunaan ilustrasi yang lain menggunakan tanda-tanda umum, dengan mengacu pada teori representemen menurut Pierce, bahwa tanda selalu mengacu pada suatu acuan. Dicontohkan dalam sebuah jurnal bahwa tanda lalu lintas akan mudah dimengerti oleh orang-orang yang pernah mengetahui sebelumnya. Tidak semua informasi diberikan sistem penandaan atau ikon karena pemahaman akan sebuah bentuk masing-masing orang memiliki persepsi dan pengalaman yang berbeda[18]. Dalam pengujian akhir juga akan diuji apakah pembuatan tanda atau ikon sudah cukup dimengerti atau belum. Sedangkan untuk transisi animasi menggunakan transisi selayaknya gulungan kertas perkamen. Perkamen adalah adalah material tulisan yang dibuat dari kulit binatang (lembu, kambing, atau sapi). Kulit binatang ini awalnya direndam dengan air yang dicampur dengan kapur lalu sisi berbulu dan dagingnya dibersihkan. Kulit binatang yang telah dibersihkan dari bulu dan sisa-sisa daging itu dijemur dengan cara direntangkan. Setelah kering, kedua sisinya dihaluskan dengan menggunakan batu apung lalu diputihkan dengan menggunakan batu kapur. Akhirnya, kulit binatang itu digunting berbentuk persegi dan jadilah material tulisan kertas yang disebut perkamen[19]. Perkamen pada saat itu digunakan untuk menyampaikan informasi penting kerajaan. Biasanya berupa gulungan. Sangat menarik untuk diketahui mengenai material tulisan ini (perkamen). Materi tersebut memiliki daya tahan
9
yang sangat mencengangkan. Menurut buku tersebut, perkamen memiliki daya tahan hingga mencapai ratusan, bahkan ribuan tahun[19]. Arah gulungan perkamen dibuka tidak dari atas ke bawah melainkan dari kiri ke kanan. Menuju ke arah kanan juga memiliki pesan tersendiri. Arah kanan adalah arah yang baik atau biasanya diutamakan. Dalam lingkungan sekitar arah kanan selalu menjadi prioritas seperti dalam penomoran rumah dalam perumahan selalu dimulai dari arah kanan karena dinilai kanan lebih baik, dalam agama Islam, wudhu mulai membasuh dari kanan, ucapan salam dalam shalat pun dimulai dari kanan. Dalam sound system pun arah kanan menjadi arah untuk membuat suara lebih keras, atau menurut kepercayaan lebih baik. Dalam politik arah kanan pun memiliki artian yang lebih baik, kanan memiliki arti golongan moderat dan berlawanan dengan golongan kiri yang berhaluan keras[20].
Gambar 4 Ilustrasi Perkamen dan Arah gulungan Perkamen
Sedangkan untuk beberapa media menggunakan bentuk kotak, persegi panjang, dan lingkaran, baik digunakan untuk transisi ataupun dalam meletakan ikon. Kotak dan persegi panjang menunjukkan kejujuran dan stabilitas. Kotak adalah bentuk yang umum digunakan dan terpercaya[21]. Sedangkan lingkaran dapat digunakan untuk menarik perhatian dan memberikan penekanan. Lingkaran menunjukkan komunitas, integritas dan kesempurnaan. Kelengkapannya menunjukkan ketakterbatasan, kesatuan dan harmoni[21]. Perancangan storyline dan storyboard adalah tahapan yang masuk ke dalam bagian pra produksi. Storyline merupakan sebuah naskah cerita dalam bentuk teks[22]. Merancang naskah yang merupakan spesifikasi lengkap dari teks dan narasi dalam animasi profil Kota Salatiga. Dalam merancang naskah, harus ditetapkan urutan elemen per elemen agar animasi yang dibuat berkesinambungan dan memiliki sebuah benang merah dan alur yang jelas dan nyaman bagi penonton. Dalam hal ini yang menjadi urutan dalam naskah adalah hasil penelitian awal mengenai deskripsi masyarakat tentang Kota Salatiga. Diurutkan dari hasil yang paling populer di kalangan masyarakat
10
hingga ke hasil yang kurang populer, kemudian dikaitkan dengan data hasil studi pustaka dari jurnal terbitan Pemerintah Kota Salatiga. a. Storyline Pada tahapan awal animasi, yaitu tampilan biru kosong yang kemdian akan diisi materi opening, pada bagian awal akan ditampilkan ikon Kota Salatiga yang berupa tugu jam dan tulisan profil Kota Salatiga serta diberikan efek dinamis pergerakan empat trapesium yang bergerak ke empat sudut persegi panjang untuk kemudian terhubung dengan garis. Keempat trapesium itu melambangkan empat kecamatan yang ada di Kota Salatiga dan harus saling terhubung untuk kemudian disebut sebagai Kota Salatiga. Kemudian pembahasan awal animasi masuk ke dalam sejarah Kota Salatiga, pada bagian tersebut diberikan informasi mengenai isi dan wujud prasasti plumpungan. Pada tahapan selanjutnya animasi masuk ke dalam pembahasan hal-hal yang menarik dari Kota Salatiga, poin-poin pada bagian ini didapatkan dari penyebaran kuisioner mengenai hal-hal menarik yang ada di Kota Salatiga. Hasil penelitian tersebut yang nantinya akan menghubungkan setiap bagian pada animasi. Tahapan selanjutnya masuk pada poin paling atas pada hasil penelitian yaitu Salatiga sejuk. Keterangan Salatiga sejuk dihubungkan dengan data-data mengenai iklim, cuaca, dan letak geografis Salatiga. Tahapan selanjutnya adalah pembahasan poin kedua tertinggi dari penyebaran kuisioner yang menyebutkan bahwa Salatiga tidak padat penduduk. Bagian ini dihubungkan dengan jumlah penduduk dan luas wilayah Salatiga, serta dibahas perhitungan data mengenai kepadatan penduduk Kota Salatiga. Pada pembahasan selanjutnya merupakan poin ketiga dari hasil penelitian yang menyebutkan Salatiga nyaman. Data-data mengenai Salatiga nyaman akan dihubungkan dengan agenda, destinasi wisata serta kuliner khas Kota Salatiga. Setelah pembahasan poin ketiga maka animasi akan berlanjut pada poin keempat pada hasil penelitian yaitu Salatiga strategis. Pembahasan poin ini akan dikaitkan dengan letak Kota Salatiga yang ada di antara dua kota yang berkembang di Jawa Tengah, yaitu Solo dan Semarang, serta jarak tempuh dari dua kota tersebut. Setelah pembahasan poin keempat maka pembahasan animasi berlanjut pada poin kelima pada hasil penyebaran kuisioner, yaitu Salatiga sebagai tempat pendidikan. Pada bagian ini akan diberikan informasi mengapa Salatiga cocok dijadikan sebagai tempat pendidikan. Animasi infografis kemudian berlanjut pada rangkaian bagian penutup yang berisi ajakan untuk singgah di Kota Salatiga, sesanti kota, kemudian diakhiri dengan munculnya logo Salatiga serta alamat website Pemerintah Kota Salatiga. Pada bagian paling akhir pada animasi ini akan diikuti dengan akhiran biru polos, hal ini bertujuan sebagai transisi looping animasi infografis.
11
b. Storyboard Perancangan storyboard merupakan tahapan penting dalam animasi. Storyboard berupa sketsa gambar yang disusun berurutan sesuai dengan naskah untuk mendapatkan urutan penggunaan elemenelemen secara rinci. Sempat terjadi perancangan ulang storyboard dikarenakan perubahan urutan animasi. Pada storyboard awal, animasi masih nampak melompat dari masing-masing topik bahasan dan tidak mempunyai urutan tertentu, sehingga cukup membingungkan. Setelah dilakukan revisi dan perancangan ulang, maka didapatkan susunan akhir storyboard sesuai storyline yang telah disebutkan di atas. Perancangan storyboard menyesuaikan pada storyline yang telah dibuat. Animasi akan terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu bagian 1) Background polos biru - Opening, 2) Cikal Bakal Salatiga, 3) Salatiga Sejuk - Letak Geografis dan Iklim di Salatiga, 4) Jumlah Penduduk - Prosentase – Diagram Usia, 5) Luas Wilayah – Pembagian per Kecamatan – Kesimpulan Salatiga tidak Padat Penduduk, 6) Salatiga nyaman – Kuliner – Wisata, 7) Pendidikan di Salatiga, 8) Ayo ke Salatiga – Sesanti Kota – Logo Salatiga – Background biru untuk looping
Gambar 5 Perancangan Storyboard Animasi Infographic Profil Kota Salatiga
4.
Hasil dan Pembahasan Gambar 6 adalah opening dari animasi infografis Profil Kota Salatiga. Pada opening animasi infografis Profil Kota Salatiga terdapat ilustrasi tugu jam yang menurut hasil penelitian adalah jawaban paling populer tentang ikon Kota Salatiga. Tugu bunderan merupakan titik 0 km Kota Salatiga. Kemudian ada empat trapesium yang menjadi bergerak menuju masing-masing sudut kemudian memunculkan garis yang saling terhubung. Selain bergerak ke masing-masing sudut dan melahirkan kesan ilustrasi selayaknya hardcover 12
buku resmi, empat trapesium tersebut secara semiotika mewakili empat kecamatan yang ada di Salatiga, dan yang kemudian saling berhubungan untuk dapat disebut Kota Salatiga. Sedangkan untuk judul animasi diletakan dalam kotak dimana bentuk kotak memiliki makna stabil dan kejujuran. Font yang digunakan untuk menulis “profil kota” merupakan jenis arial dengan tujuan supaya lebih mudah terbaca dan lebih nyaman di monitor. Sedangkan tulisan “Salatiga” ditulis menggunakan font bird of paradise. Font tersebut masuk ke dalam golongan script, dimana font script biasanya digunakan untuk membuat kesan keanggunan dan klasik. Dalam pembukaan juga terdapat pergerakan animasi jarum jam yang berhenti pada pukul 07.00, angka tujuh sendiri melambangkan bulan Juli sebagai bulan jadi Kota Salatiga, sedangkan waktu 07.00 sebagai waktu dimana kebanyakan masyarakat memulai aktifitas.
Gambar 6 Opening Animasi
Gambar 7 adalah tahap pendahuluan dalam animasi. Animasi menceritakan tentang sejarah dan cikal bakal Kota Salatiga, yaitu tentang isi prasasti plumpungan. Kemudian muncul transisi lingkaran dan masuk ke potongan animasi selanjutnya yaitu foto mengenai prasasti plumpungan. Pada bagian cikal bakal Salatiga terdapat kotak kuning untuk menampilkan isi dari prasasti plumpungan yang menjadi poin penting dalam logo Kota Salatiga, kalimat tersebut berupa “Srir Astu Swasti Prajabyah”. Penggunaan warna kuning dimaksudkan untuk menarik perhatian penonton untuk kemudian fokus pada tulisan tersebut.
Gambar 7 Implementasi Pendahuluan Animasi Profil Kota Salatiga
Gambar 8 adalah animasi diagram mengenai hasil penelitian awal yang berkaitan dengan pandangan masyarakat umum tentang Kota Salatiga. Hasil penelitian inilah yang akan menjadi benang merah dalam menyusun animasi, 13
karena urutan perancangan animasi disesuaikan dengan jawaban yang paling populer menuju ke yang kurang populer. Berikut adalah beberapa usaha mengaitkan hasil penelitian tersebut dengan data yang didapat dari jurnal terbitan Pemerintah Kota Salatiga, diantaranya adalah sebagai berikut, 1) Salatiga Sejuk – Letak Geografis, 2) Tidak Padat Penduduk – Luas wilayah Jumlah penduduk/Jumlah individu. 3) Nyaman – macam kuliner dan pariwisata, 4) Salatiga Strategis – Letak Salatiga dari dua kota yang berkembang di Jawa Tengah. 5) Tempat pendidikan – Beberapa faktor dan alasan mengenai Salatiga nyaman untuk dijadikan tempat menempuh pendidikan, diantaranya adalah jauh dari gejolak politik dan minimnya sarana hiburan namun malah membuat Salatiga menjadi Kota yang cocok dijadikan destinasi untuk menempuh pendidikan.
Gambar 8 Animasi hasil penelitian awal
Gambar 9 merupakan ilustrasi geografis yang berisikan dua buah gunung dan juga lautan. Ilustrasi tersebut digunakan untuk menyampaikan hasil penelitian mengenai Salatiga Sejuk untuk kemudian dikaitkan dengan letak geografis Kota Salatiga. Pada ilustrasi tersebut muncul sebuah textbox untuk menyampaikan informasi. Penggunaan textbox ditujukan supaya penonton animasi lebih terfokus pada satu ruang informasi yang telah disediakan. Ikon Salatiga ditampilkan dengan warna merah karena manfaat dari warna merah itu sendiri, yaitu untuk menarik perhatian. Sedangkan keberadaan laut sendiri ditujukan untuk grafis pendukung ketika menjelaskan letak kota Salatiga dalam satuan meter diatas permukaan laut (mdpl). Warna ungu yang digunakan pada gunung merupakan warna ungu yang diselaraskan dengan warna ungu yang juga terdapat pada logo milik Pemerintah Kota Salatiga.
Gambar 9 Animasi Salatiga Sejuk – Letak Geografis dan Iklim Salatiga
14
Gambar 10 adalah animasi mengenai jumlah penduduk di Salatiga. Dalam pergerakan animasi ditampilkan data mengenai jumlah penduduk Salatiga. Dalam animasi tersebut juga dijelaskan mengenai perbandingan jumlah penduduk menurut jenis kelamin, serta penyampaian informasi persentase berdasarkan pada penggolongan usia tertentu. Penggolongan usida didasarkan pada penggolongan usia remaja, usia produktif, dan usia tidak produktif. Pada awal animasi jumlah penduduk muncul grafis seperempat lingkaran yang mengelilingi informasi yag disampaikan. Hal tersebut ditujukan untuk memberikan unsur dinamis pada animasi. Sehingga penonton diharapkan tidak akan bosan dan tetap menyelesaikan informasi hingga akhir.
Gambar 10 Animasi Jumlah Penduduk
Gambar 11 adalah animasi tentang luas wilayah Kota Salatiga, sebenarnya animasi tentang luas wilayah masih berkaitan dengan animasi jumlah penduduk karena keduanya akan digunakan untuk menyampaikan data bahwa Salatiga tidak padat penduduk. Namun karena durasi dan banyaknya informasi, dan untuk menghindari kebosanan maka diberi perubahan background supaya animasi tetap menarik. Pada akhir animasi mengenai luas wilayah diberikan perhitungan mengenai kepadatan penduduk untuk menyampaikan informasi bahwa Salatiga tidak padat penduduk. Pada bagian ini juga disampaikan mengenai pembagian wilayah Salatiga menjadi 4 kecamatan, yang kemudian diikuti penjabaran mengenai 22 kelurahan. Pemberian warna pada peta bagian kecamatan diharapkan dapat membuat animasi sedikit lebih dinamis namun tetap simpel.
Gambar 11 Animasi tentang luas wilayah Kota Salatiga
15
Gambar 12 adalah animasi mengenai kuliner dan pariwisata Kota Salatiga, hal tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian bahwa Salatiga cukup nyaman untuk ditinggali. Data yang digunakan pada animasi kuliner dan pariwisata didapatkan dari hasil penelitian yang kemudian diolah dan diurutkan menurut jawaban paling populer. Dalam bagian kuliner dan pariwisata juga dimasukan data yang diambil dari website Pemerintah Kota Salatiga. Pada bagian animasi pariwisata juga menggunakan data dari hasil penelitian awal dan diurutkan dari jawaban paling populer, kemudian dilengkapi dengan tambahan beberapa data mengenai agenda pariwisata Kota Salatiga yang didapati dari website Pemerintah Kota Salatiga.
Gambar 12 Animasi tentang kuliner dan Pariwisata Kota Salatiga
Gambar 13 adalah implementasi untuk animasi letak Salatiga yang strategis, hal ini mengaitkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa Salatiga strategis dengan keadaan yang sesungguhnya, yaitu seberapa jauh salatiga dari kota-kota besar dalam satuan kilometer dan juga berapa lama waktu yang ditempuh dari Solo maupun Semarang.
Gambar 13 Animasi tentang letak Salatiga yang Strategis
Gambar 14 adalah animasi tentang Salatiga yang menjadi destinasi pendidikan, hal ini mengaitkan hasil penelitian yang menyatakan bahwa Kota Salatiga nyaman untuk dijadikan destinasi pendidikan dengan faktor-faktor yang mendukung. Faktor tersebut didapatkan setelah dilakukan wawancara kepada responden yang merupakan warga asli Salatiga, dan kemudian didapati beberapa hasil untuk kemudian diolah dan dikemas sebagai beberapa informasi seperti 1) tidak terlalu banyak tempat hiburan, 2) memiliki ikon pendidikan yang sedari dulu dinilai baik dan terjangkau, 3) Salatiga nyaman
16
karena jauh dari gerakan dan gejolak politik, 4) biaya hidup di Salatiga yang tergolong murah, sehingga tidak memberatkan orang tua
Gambar 14 Animasi tentang Salatiga sebagai tempat pendidikan
Setelah dilakukan penganimasian maka dilakukan tahap pasca produksi, yaitu pemberian unsur penunjang animasi seperti dubbing, memberi backsound, hingga proses composing, rendering, hingga pemindahan file video ke CD. Setelah tahapan pasca produksi dilakukan baru dilakukan pengujian di Dishubkombudpar Kota Salatiga untuk mendapatkan kepastian apakah media dan informasi yang dirancang telah sesuai dan memenuhi kebutuhan. Terdapat beberapa evaluasi dari Kadishubkombudpar, yaitu mengenai kuliner, destinasi wisata, dan kependudukan. Setelah dilakukan penyesuaian data maka dapat dilanjutkan pada pengujian terhadap masyarakat umum selaku sasaran dari pembuatan animasi infografis profil Kota Salatiga. Pengujian animasi infografis profil Kota Salatiga dengan memberi kuisioner kepada 31 responden. Responden yang diberikan kuisioner adalah masyarakat kota Salatiga. Kuisioner dijawab dengan memilih lima opsi pilihan. Daftar pertanyaan dan tujuan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Daftar Pertanyaan pada Kuisioner Pengujian
No Pertanyaan 1 Apakah informasi dalam infografis profil Kota Salatiga sudah mudah untuk dipahami? 2 Apakah animasi infografis profil Kota Salatiga sudah menarik? Apakah animasi infografis profil Kota Salatiga dapat membantu 3 anda lebih mengenal profil Kota Salatiga? Apakah ilustrasi yang digunakan dalam animasi infografis profil 4 Kota Salatiga sudah baik? Apakah narasi suara dan backsound yang terdapat dalam animasi 5 sudah baik dan nyaman didengarkan? 6 7 8 9 10
Apakah jenis font yang digunakan mudah terbaca? Apakah penggunaan warna dalam animasi sudah baik? Apakah anda memahami penggunaan ikon atau penandaan yang ada dalam animasi infografis profil Kota Salatiga? Apakah Informasi yang diberikan sudah lengkap? Apakah anda percaya dengan informasi yang ditampilkan dalam animasi tersebut
17
Tujuan Mudah Menarik Membantu Baik Baik Terbaca Baik Menarik Lengkap Percaya
Data dari setiap pertanyaan kemudian dihitung dan dijadikan dalam bentuk persentase (nilai dibulatkan dua angka dibelakang koma). Hasil dari pertanyaan nomor 1 sampai nomor 10 dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 ini dibuat dengan tujuan melihat hasil persentase jawaban dari tiap nomor.
Nomor Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat Baik 13 (41,94%) 10 (32,26%) 12 (38,71%) 9 (29,03%) 3 (9,68%) 20 (64,52%) 7 (22,58%) 10 (32,26%) 4 (12,90%) 1 (3,23%)
Tabel 2 Hasil Persentase Responden Kategori Jawaban Cukup Kurang Baik Baik Baik 18 (58,06%) 0 (0%) 0 (0%) 19 (61,29%) 2 (6,45%) 0 (0%) 17 (54,84%) 2 (6,45%) 0 (0%) 19 (61,29%) 3 (9,68%) 0 (0%) 20 (64,52%) 8 (25,80%) 0 (0%) 11 (35,48%) 0 (0%) 0 (0%) 20 (64,52%) 2 (6,45%) 2 (6,45%) 18 (58,06%) 3 (9,68%) 0 (0%) 13 (41,94%) 14 (45,16%) 0 (0%) 24 (77,41%) 3 (9,68%) 0 (0%)
Tidak Baik 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%) 0 (0%)
Jumlah Responden 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%) 31 (100%)
Keseluruhan hasil dari pembagian angket kemudian dihitung menggunakan rumus skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Hasil dari kuisioner yang telah dilakukan proses perhitungan dengan menggunakan Rumus Skala Likert dapat dilihat pada Tabel 3.
Pertanyaan
Respon Nilai 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sangat Baik 5 13 10 12 9 3 20 7 10 4 1 89
Tabel 3 Hasil Pengujian dengan Skala Likert Cukup Kurang Tidak Baik Nilai Baik Baik Baik Responden 4 3 2 1 18 0 0 0 137 19 2 0 0 132 17 2 0 0 134 19 3 0 0 130 20 8 0 0 119 11 0 0 0 144 20 2 2 0 125 18 3 0 0 131 13 14 0 0 114 24 3 3 0 116 179 37 5 0 1282
Nilai Maks. 155 155 155 155 155 155 155 155 155 155 1550
Persent. 88,39 % 85,16 % 86.45 % 83,87 % 76,77 % 92,90 % 80,55 % 84,52 %
73,55 % 74,85 % 82,71 %
Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa aplikasi sudah sesuai dan memenuhi kebutuhan dengan total persentase mencapai 82.71%, sesuai dengan 18
perhitungan dengan skala likert. Dari hasil persentase pada pertanyaan nomor 1, 2 dan 3 dapat diketahui bahwa animasi infografis profil Kota Salatiga menarik dan membantu masyarakat untuk mengetahui informasi tentang Salatiga. Dari hasil persentase pada pertanyaan nomor 4, 5, 6, 7, dan 8 dapat diketahui bahwa unsur penunjang animasi infografis profil Kota Salatiga sudah baik. Sedangkan pada pertanyaan nomor 9 dan 10 dapat ditarik kesimpulan bahwa animasi infografis profil Kota Salatiga cukup lengkap dan cukup dipercaya. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa animasi infografis profil Kota Salatiga telah memenuhi kebutuhan dan berhasil. 5.
Simpulan Berdasarkan penelitian dan pengujian yang telah dilakukan, perancangan animasi infografis profil Kota Salatiga menggunakan animasi 2D yang telah diimplementasikan dapat membantu masyarakat untuk mengenal Kota Salatiga karena sudah menarik dan cukup dipercaya sebagai pengolahan data yang valid dari Pemerintah Kota Salatiga. Animasi profil Kota Salatiga juga telah disetujui Kadishubkombudpar untuk ditayangkan pada website Pemerintah Kota Salatiga dan juga disetujui bagian humas untuk ditayangkan pada videotron milik Pemerintah Kota Salatiga. Dalam pengembangan maupun penelitian selanjutnya, ada beberapa saran yang dapat dijadikan pertimbangan, yaitu : 1) Dapat dibuat media lain yang memiliki interaksi dengan pengguna dan mempunyai media penayangan tersendiri, seperti di aplikasi mobile, 2) Suatu saat informasi yang terdapat dalam animasi ini dapat dikembangkan dan disesuaikan dengan keadaan yang sesuai dengan jaman tesebut, karena tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan jaman selalu membuat perubahan-perubahan tersendiri, 3) Dapat dikembangkan dengan pengolahan audio yang lebih baik.
6. [1]
[2]
[3]
[4] [5] [6]
Daftar Pustaka Ade, Muhammad. (2009). Sumpah Pemuda dan Video Infographic. http://elib.unikom.ac.id/download.php?id=188554. Diakses tanggal 13 Juni 2013 Walker, Tom. (2010). 14 Visually Stunning Animated Infographics. http://www.designer-daily.com/14-visually-stunning-animatedinfographics-5698. Diakses tanggal 13 Juni 2013 Herdani, Estria. (2013). Perancangan Iklan Kebudayaan dan Pariwisata Kota Salatiga dengan Animasi 3D Motion Graphic, Salatiga : Fakultas Teknologi Informasi Universitas Satya Wacana. Setiawan, Rizki. (2011). Perancangan Media Promosi Kebun Binatang Surabaya berbasis Animasi 2D, Surabaya : Universitas Kristen Petra. Santosa, 2005, Lets Animate!,Jakarta : Nexx media, hal 8-10 MSVanimation. (2006). Modul Perancangan Film Kartun, Yogyakarta:STIMIK Amikom. Hal. 1
19
[7] [8]
[9] [10] [11] [12] [13] [14]
[15] [16]
[17]
[18] [19] [20] [21]
[22]
M.Suyanto. (2003). Alat untuk meningkatkan keunggulan Bersaing. Jogjakarta: Andi Publiser. Oktariana, Andini. (2011). Analisis perbedaan Animasi 2D dan 3D. http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/1153/1/50407275. Diakses 19 Februari 2014. Kemdikbud. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:Balai Pustaka. Badan Pusat Statistik. Salatiga Dalam Angka 2013. Salatiga : Bappeda, 2013 Santosa, E. (2012). http://www.nederlandsindie.com/kota-salatiga-dan-fortde-hersteller/. Diakses 12 Desember 2013 Sarwono, Jonathan & Hary Lubis. (2007). Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Andi. Kemdikbud. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:Balai Pustaka. Purnama, Budi. (2006). Variasi Arial dengan CSS. http://designmagz.com/css/variasi-arial-dengan-css.html. Diakses 15 Maret 2014 Sihombing, Danton. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. salatiga.go.id. (2011). Lambang Daerah Kota Salatiga. http://www.salatigakota.go.id/TentangLambang.php. Diakses pada 15 Maret 2014 Akminanti, Arum. (2013). SIMBOLISASI FILOSOFI PERUSAHAAN MELALUI LOGO PADA PT. PERTAMINA PERSERO. Samarinda: Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Muladi, Edi. (2010). Semiotika Dalam Perancangan. Jakarta : Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mercu Buana Richards, Randolphs. (2004). Paul and First-Century Letter Writing: Secretaries, Composition and Collection. Illinois: InterVarsity Press, 2004. Kemdikbud. (2014). Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta:Balai Pustaka. Amellia, Maya. (2013). SIMBOLISASI ILLUMINATI PADA VIDEO KLIP LADY GAGA. Samarinda: Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman Purnomo, Heri. (2011). Perancangan Film Animasi 3D “Aku Seorang Railfans”. Yogyakarta: Sistem Informasi Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer.
20