BUDAYA SPIRITUAL DALAM RITUAL DI PANTAI PARANGKUSUMO YOGYAKARTA Lukman Arief, S.Ds.
Ringkasan
Pantai Parangkusumo mengajak kita merasakan pengalaman spiritual tak terlupakan, melawati Batu Cinta sekaligus mengenang pertemuan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul. Menurut
penduduk setempat, pantai Parangkusumo dipercaya sebagai tempat bertemunya Kesultanan Mataram dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Setiap tahun tepatnya hari ke-30 dari kalender Jawa bulan Rejeb, berdasarkan perputaran bulan, diselenggarakan ritual sakral di Pantai Parangkusumo. Dengan sesajen berupa bunga, makanan, pakaian, kuku dan rambut Sultan dilemparkan ke laut lepas, untuk memperingati inaugurasi dari Sri Sultan Hamengku Buwono X.
A. PENDAHULUAN
dari
Pantai Parangkusumo adalah salah satu sederetan pantai wisata yang ada di
Yogyakarta. letaknya bersebelahan dengan pantai Parangtritis Bantul. Pantai ini sangat indah dan bersih. Jika kita .memandang ke laut
wisata budaya dengan segala bangunannya terdiri dari beberapa pendopo, alun-alun dan tamannya serta sebuah Masjid. Cepuri adalah awal garis lurus poros Yogyakarta dari pantai selatan, Cepuri, Krapyak, Alun-alun kidul, Keraton Jogja, Alun-alun Lor, Tugu dan Gunung
selatan (Samudra Hindia),, sebelah timur di kejauhan adalah Pantai Parangtritis, sebelah
Merapi.
barat ada Pantai Depok. Pantai ini dipercaya
beberapa warga di sekitar pantai Parangkusumo bertandang ke sini untuk menonton pagelaran wayang ruwatan oleh dalang Ki Kasidi Hadiprayitno dengan lakon Perang Bharatayuda.
adalah
tempat
pertemuan antara Ratu Kidul dengan Raja Jogja yang ditandai dengan dua bongkah batu karang di Cepuri. Situs Cepuri ini menjadi tempat
Foto 1:
Hari
Senin
Malam tgl
16 Maret 2011
Pementasan Pagelaran Wayang Ruwatan Oleh Dalang Ki Kasidi Hadiprayitno dengan lakon Perang Bharatayuda. (sumber foto: Yayan)
Bapak Riki selaku penyelenggara upacara ritual ruwatan ini pada dasarnya mempunyai tujuan tertentu. Pagelaran wayang ruwatan ini
(manusia), masyarakat dan bangsa Indonesia. Hal ini juga mengingatkan dirinya akan adanya berbagai keburukan dan risiko yang mungkin
merupakan bentuk syukur karunia kepada Yang
akan ditanggung manusia sebagai akibatnya.
Maha Kuasa, semoga dihindar dari kesialan,
Keburukan-keburukan
mala-petaka
umumnya
dalam
1 | IVolume 2, 2010
kehidupan
keluarga
berkait
yang
erat
dimaksud
dengan
itu,
sejumlah
perilaku atau kebiasaan tertentu yang bersifat negatif.
Pantai
Parangkusumo
mengajak
kita
merasakan pengalaman spiritual tak terlupakan, melawati
Batu
Cinta
sekaligus
mengenang
pertemuan Panembahan Senopati dengan Ratu Kidul.
Menurut penduduk setempat,
pantai
Parangkusumo dipercaya sebagai tempat bertemunya Kesultanan Mataram dengan Ratu Pantai Selatan, Kanjeng Ratu Kidul. Setiap tahun tepatnya hari ke-30 dari kalender Jawa
Foto 2:
bulan Rejeb, berdasarkan perputaran bular diselenggarakan ritual sakral di Pant; Parangkusumo. Dengan sesajen berupa bung* makanan, pakaian, kuku dan rambut Sulta dilemparkan ke laut lepas, untuk memperinga inaugurasi dari Sri Sultan Hamengku Buwono ) Upacara diselenggarakan pada waktu Kliwot hari di mana orang-orang berkumpul da berziarah di sekitar pantai Parangkusumo unti bermeditasi secara spiritual.
Peziarah sedang melakukari^do'a di area Puri Cempuri. (sumber foto: sebelah kiri oleh Rinang Prarnito dan seb'ef "' rkanan oleh Lukman)
B. LANDASAN TEORI
Beberapa teori mengenai budaya dengan
harapan dapat digunakan sebagai alat untuk memperspektif suatu fenomena budaya atau fenomena sosial yang muncul baik dalam dimensi masa kini, masa lampau atau pun di masa mendatang. (Adapun beberapa teori tersebut adalah sebagai berikut):
a. Budaya yang lebih tinggi dan aktif akan mempengaruhi budaya yang lebih rendah dan pasif melalui kontak budaya (Malinowski, 1983:21-23). Teori Malinowski ini sangat nampak dalam
budaya yang tidak baik tetapi setelah sampai Timur diadopsi secara membabi buta. Seorai yang sudah lama menetap di Austra kemudian mudik ke Indonesia, ia tercengai
melihat betapa cepatnya perubahan budaya Indonesia. Ia saat itu bahkan merasa berada Amerika.
Ada
beberapa
saluran
TV
ya
menayangkan banyak film Amerika yang pen dengan adegan kekerasan dan seks. Selar
beberapa minggu ia berada di tanah air, ia tid melihat kesenian tradisional yang ditayangk di TV swasta seperti yang pemah dilihatn dahulu di TVRI. Ia kemudian sadar bahwa rec
pergeseran nilai-nilai budaya kita yang condong
angklung, calung, wayang golek, gamelan, d
ke
tarian
Barat.
Dalam
era
globalisasi
informasi
tradisional tidak
hanya
nyaris
tid
barat saat ini diidentikkan dengan modernitas
ditayangkan di TV, tetapi juga jarang sek dipertontonkan langsung di tengah-teng masyarakatnya. Sementara itu, ia jusi
(modernisasi), dan budaya timur diidentikkan
menemukan
menjadi kekuatan yang sangat dahsyat dalam mempengaruhi pola pikir manusia. Budaya dengan tradisional atau konvensional. Orang tidak saja mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi Barat sebagai bagian dari kebudayaan tetapi juga meniru semua gaya orang Barat, sampai-sampai yang di Barat dianggap sebagai
2 | Volume 2, 2010
Mc.
Donald's,
Kentucky
Fri
Chicken, Pizza Hut, dan Dunkin Donuts di si Beberapa toserba dan pasar swalayan ju mirip seperti yang ia temukan di luar neg dengan penataan yang serupa. Kedua tem| berbelanja tersebut bahkan lebih ban\
menggunakan petunjuk-petunjuk berbahasa Inggeris, meskipun mayoritas pengunjungnya adalah
orang
Melayu.
Ia
melihat
banyak
pemuda bergaya masa kini, dengan rambut panjang di buntut kuda, sebelah telinganya beranting, bercelana Levi's duduk-duduk santai di Mall, seraya meneguk minuman dingin 'Soft Drink'.
Demikian
pula
pemuda-pemudinya
banyak sekali yang hanya menggunakan kaos sepotong yang ketat dan tidak sempat menutup
pussarnya, dengan celana panjang yang ketat pula, sedangkan rambutnya disisir dengan gaya semrawut. Di kota-kota besar sudah tumbuh
pub-pub, night-club, diskotik dan karaoke yang sangat
laris.
Restoran-restoran
yang
menyediakan makanan ala China, dan Eropa. Ia tertegun benarkah ini negeriku Indonesia? Fenomena
tersebut
menunjukkan
bahwa
kebudayaan Indonesia yang halus dan yang
tinggi nilai budayanya telah terkontaminasi oleh
sebagai
kapasitas
masyarkat
untuk
memutuskan alokasi sumber-sumber dayanya sendiri demi suatu penyesuaian diri yang
memadai terhadap lingkungan, maka sinkronisasi budaya tersebut jelas merupakan ancaman bagi otonomi budaya masyarakatnya.
c.
Agen Eropa merupakan pendorong utama terjadinya proses perubahan budaya (Malinowski, 1983:24). Sejak zaman pemerintahan kolonisasi Belanda membuka perkebunan dan pabrikpabrik sampai dengan abad ke-21 di mana pemerintah mengeluarkan kebijakan dengan membuka
kran
dan
kemudahan
investor asing, sedikit membawa perubahan
bagi
para
banyaknya akan dalam sistem
perekonomian kita. Perusahaan asing yang dikelola dengan modal besar menggunakan tenaga murah dari penduduk pribumi. Dalam sistem ekonomi kapitalis tenaga kerja dianggap
kebudayaan Barat yang sekuler seperti itu? b. Teori Sinkronisasi Budaya (Hamelink, 1983)
menyatakan "lalu lintas produk budaya
masih berjalan satu aralVdan-PSPla dasa'rnya mempunyai mode yang sinkronik. Negara-negara Metropolis terutama Amerika Serikat menawarkan suatu model yang
diikuti negara-negara satelit yang membuat seluruh proses budaya lokal menjadi kacau atau bahkan menghadapi jurang kepunahan. Dimensi-dimensi yang unik dari budaya Nusantara dalam spektrum nilai kemanusiaan
yang telah berevolusi berabad-abad secara
sebagai faktor produksi dan tujuan perusahaan asing di . Indonesia jelas bukan untuk melaksanakan demokrasi ekonomi seperti yang
tertera dalam UUD~ 1945 Pasal '33'. Salah' satu sisi perusahaan asing berbondong-bondong menanamkan investasinya di bumi Indonesia
adalah karena (1) Indonesia memiliki sumber alam 'Natural Resource' yang berlimpah ruah;
(2) Perusahaan asing dapat mendapatkan tenaga kerja murah dengan demikian perusahaan asing yang menanamkan modal di sini memiliki keunggulan daya saing berimbang atau komparatif 'Comparative Advantage'
cepat tergulung oleh budaya mancanegara yang
sehingga dapat menjual hasi! produksinya di
tidak jelas manfaatnya. Ironisnya hal tersebut justru terjadi ketika teknologi komunikasi telah mencapai tataran yang tinggi, sehingga kita
sama. Kondisi ini tentu secara perlahan tetapi
mudah melakukan pertukaran budaya. (Dalam sumber yang sama) Hamelink juga
angssur sistem ekonomi kapitalis akan semakin
mengatakan, bahwa dalam sejarah budaya manusia belum pernah terjadi lalu lintas satu arah dalam suatu konfrontasi budaya seperti
yang kita alami saat ini. Karena sebenarnya konfrontasi budaya dua arah di mana budaya yang satu dengan budaya yang lainnya saling pengaruh mempengaruhi akan menghasilkan budaya yang lebih kaya (kompilasi). Sedangkan konfrontasi budaya searah akan memusnahkan budaya yang pasif dan lebih lemah. Menurut Hamelink, bila otonomi budaya didefinisikan
bawah harga dengan kualitas produksi yang
pasti diikuti oleh para pelaku ekonomi bangsa kita.
Dengan
demikian
secara
berangsur-
tertanam dalam jiwa para pelaku ekonomi di
bumi persada kita. Sebagai bukti adalah pertama, sulitnya para konglomerat mendengar himbauan Presiden untuk keuntungannya sebagai upaya
menyisihkan pengentasan kemiskinan ; kedua, sulitnya Menteri Sosial untuk mendapatkan bantuan dalam HKSN.
d. Proses perubahan budaya dapat terjadi karena difusi, yakni unsur budaya yang satu
bercampur dengan unsur budaya lainnya
REKAYASA Jurnal Desain Produk, FTPD, UMB |3
sehingga menjadi kompleks, di mana unsur
komponennya menjadi tidak dekat lagi dengan unsur budaya aslinya.
Kajian di Melanesia dan Afrika Barat pengaruh aliran budaya dari Asia Tenggara.
Budaya Mesir purba yang masih tertinggal di India, Cina, Kepulauan Pasifik hingga sampai ke Dunia Baru Malinowski tidak sepakat dengan
teori tersebut, melalui kajian empiris dia menyatakan difusi merupakan proses yang diarahkan oleh budaya yang iebih kuat /
pemberi budaya dan mendapat tantangan hebat dari budaya yang lemah / penerima budaya
(Malinowski, 1983: 27). Hasil penelitian d. daerah transmigrasi Rajabasa Lama, Way
Jepara
Lampung
Tengah
1995-1997
menunjukkan terjadinya difusi di bidang cara
pengolahan lahan pertanian. Hal ini terjadi di
mana penduduk suku Lampung yang tadinya terbiasa mengolah lahan secara tertutup (masih
menyisakan bagian hutan di lahan pertanian),
kini mereka mulai mengolah lahan secara terbuka (membabat. habis sisa hutan yang
tadinya
sebagai
cadangan
kayu
dan
sebagainya). Transmigrasi asal suku Jawa yang
tadinya mencangkul dalam-dalam tanahnya sebelum ditanami, kini mereka hanya mengoret
(mencangkul tipis-tipis lahannya untuk sekedar menghilangkan rumputnya) seperti yang biasa dilakukan oleh orang Lampung, karena temyata
dengan mengoret humusnya tidak cepat habis.
Para transmigran juga membuat gerobak, seperti halnya gerobaknya orang Lampung yang berukuran kecil dan ramping, sehingga cukup ditarik oleh sapi seekor dan mudah menerobos di jalan-jalan setapak.
integrasi budaya yang hanya bisa dipahami Teori
ini
ditolak
oleh
Malinowski
(Malinowski, 1983: 29). Re-tribalisme yang
terjadi di Indonesia pada masa pemenntahan Kolonial Belanda di mana pada saat itu
kelompok Melayu telah menempati kedudukan yang dominan dalam masyarakat Kota Medan, terutama untuk kelompok suku-suku Indonesia,
dengan menempatkan kebudayaan Islam Melayu (Melayu - Moslem - Culture) sebagai basis pembauran 'meeting pot'. (Apabila) masuk Melayu pada waktu itu berarti juga masuk 4 | Volume 2, 2010
anggota-anggota etnis pendatang seperti da
Mandailing, Karo, Sipirok melakukan asimila: dengan kelompok Melayu. Mereka hidup sebag; orang Melayu, berbahasa Melayu sehari-har memakai adat resam Melayu dan menanggalka
pemakaian Marga Batak. Namun demikic setelah kemerdekaan RI, dimana kekuasac Kesultanan Melayu berakhir, hingga saat i
temyata banyak di antara mereka yang tel« menjadi Melayu tersebut kembali memak marganya, menelusuri silsilah keluarganya I gunung. Proses inilah yang disebut deng; proses re-tribalisme. Setiap kelompok etr Kota
Medan
membutuhkan
usaha
unt
mengekspresikan identitas etnisnya lew berbagai media, idiom, dan simbol-simt kehidupan budaya. Pengungkapan identitas sering dilakukan secara aktif dan sadar, sepe memakai pakaian adat, perhiasan, bahasa, d tingkah laku tertentu, agar orang dari kelomr. etnis lainnya mengetahui identitas dan bat; batas 'boundaries' antara mereka dan orang 1
(Barth, 1969/dalam_Dep"dil
proses integrasi "budaya "yang tidak kok
bahkan langsung dapat dipahami seba budaya yang kembali ke akar budayan Namun
hal
tersebut
tidak
bisa
un
menjelaskan seluruh proses integ kebudayaan, bahkan menurut hemat k hanya sedikit sekali integrasi budaya y hanya dapat dipahami dari budaya induknya. f.
Teori Budaya Fungsional.
Ahli
antropologi
aliran
fungsi<
menyatakan, bahwa budaya adalah keseluru
e. Budaya adalah campuran unsur suatu hasil melalui budaya induknya.
Islam. Dengan demikian pada waktu itu banya
alat dan adat yang sudah merupakan suatu i
hidup yang telah digunakan secara I sehingga manusia berada di dalam keac yang lebih baik untuk mengatasi masa masalah yang dihadapinya dc penyesuaiannya dengan alam sekitarnya u memenuhi kebutuhannya (Malinowski, 1'
65) atau "Budaya difungsikan secara luas manusia sebagai sarana untuk menga
masalah-masalah yang dihadapi sebagai u
penyesuaiannya dengan alam dalam ra memenuhi
kebutuhan
hidupnya".
Cc
budaya fungsional ini banyak sekali d masyarakat kita dan bisa kita jumpai d
kehidupan kita sehari-hari.
Misalnya
pada
musim kemarau di mana seorang petani sulit menanam, peceklik, akhirnya ia menjadi
nelayan, dan setelah musim penghujan tiba ia kembali menjadi petani lagi.
g. Teori tindakan atau action theory (Talcott Parson, E. Shils, Robert K. Merton dan Iainlain).
Kebudayaan (berdasarkan teori tindakan
ini) terdiri dari empat komponen sebagai berikut (1) Sistem Budaya 'Culture System'; (2) Sistem Sosial 'Social System'; (3) Sistem Kepribadian
'Personality System'; dan (4) Sistem Organik 'Culture
System'
yang
merupakan komponen yang abstrak dari kebudayaan yang terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan-gagasan, konsep-konsep, temaberpikir
dan
keyakinan-keyakinan
(lazim disebut adat-istiadat). Di antara adatistiadat
tersebut
terdapat
"sistem
nilai
budaya", "sistem norma" yang secara khusus dapat dirinci dalam berbagai norma' menurut pranata yang ada <Ji masyarakat. Fungsi
sistem
budaya
-adaiaF~"me?Vata
dan
memantapkan tindakan-tindakan serta tingkah-laku manusia. b. Sistem Sosial 'Social System'; terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia atau tindakan-
tindakan
dari
sumber motivasi dari tindakan sosialnya.
d. Sistem Organik 'Organic System' melengkapi seluruh kerangka sistem dengan mengikutsertakan proses biologik dan bio kimia ke dalam organisme manusia sebagai suatu
jenis makhluk alamiah. Proses biologik dan biokimia tersebut apabila dipelajari lebih dalam ikut menentukan kepribadian individu,
pola-pola tindakan manusia, dan bahkan gagasan-gagasan yang dicetuskan (Koentjaraningrat, 1980: 235-236). Kebiasaan
'Organic System'. a. Sistem Budaya
tema
dan proses pembudayaan selama hidup, sejak kecilnya. Dengan demikian sistem kepribadian manusia berfungsi sebagai
tingkah
laku
berinteraksi
antarindividu dalam bermasyarakat. Sebagai
rangkaian tindakan berpola yang berkaitan satu sama lain, sistem sosial itu bersifat
suku
Lampung
bila
menghidangkan tamu yang dihormati, atau kerabat yang dihormati adalah menyuguhkan kepala ikan 'culture system'. Budaya ini tidak boleh dipahami dari sudut pandangan orang Jawa atau orang Sunda, di mana kebiasaan kedua suku tersebut apabila memberikan jamuan makan dengan hidangan kepala ikan dianggap sebagai suatu penghinaan 'social
system'.
Sebagai
memahami '"" 'daerah
ilmuwan
kita
harus
budaya tersebut ,dari -budaya/
itu "''sendiri
atau
dari ,'jnduk
budayanya. Ikan-ikan yang ada di Lampung adalah ikan-ikan besar dan orang Lampung
tidak mau mengkonsumsi ikan yang kecilkecil, kecuali dibuat terasi atau makanan
lainnya. Ikan yang biasa dimakan mereka adalah ikan yang "rasa kepalanya enak", seperti ikan baung, jelabat, dan sebagainya. Orang Lampung tidak menghidangkan ikan
kongkrit dan nyata dibandingkan dengan sistem budaya (tindakan manusia dapat
seperti mujair, gurami, tawes, wader, dan
dilihat atau diobservasi). Interaksi manusia
dihormati. Maka karena rasa kepala ikan
di satu pihak ditata dan diatur oleh sistem budaya. Namun di lain pihak dibudayakan menjadi pranata-pranata oleh nilai-nilai dan
baung, ikan jelabat sangat enak, dan ikannya besar 'organic system', maka sangat wajar bila mereka menghidangkan ikan kepada tamunya pada bagian kepalanya. Sebaliknya jenis ikan di Jawa adalah ikan
norma tersebut.
c. Sistem
Kepribadian 'Personality System';
sebagainya
untuk
menjamu
tamu
yang
adalah soal isi jiwa dan watak individu yang berinteraksi sebagai warga masyarakat. Kepribadian individu dalam suatu
yang kecil-kecil sehingga kalau memberikan
masyarakat walaupun satu sama lain berbeda-beda, namun dapat distimulasi dan
karena itu, menjelaskan suatu budaya haruslah dipahami dari budaya (atau sistem budaya yang berlaku) itu sendiri.
dipengaruhi oleh nilai-nilai dan norma-norma dalam sistem budaya dan dipengaruhi oleh
suguhan
ikan
pada
kepalanya
sama
(nilainya) dengan memberi kucing. Oleh
pola-pola bertindak dalam sistem sosial yang telah diinternalisasi melalui proses sosialisasi
REKAYASA Jurnal Desain Produk, FTPD, UMB |5
h. Teori
Oreantasi
Nilai
Budaya
'Theory
Oreantation Value of Culture'.
Menurut Kluckhon dan Strodberck soal-
soal yang paling tinggi nilainya dalam kehidupan manusia dan yang ada dalam tiap kebudayaan di dunia ini menyangkut paling sedikit lima hal, yakni (1) Human Nature atau makna hidup manusia; (2) Man Nature atau
Indonesia?
Dalam
kenyataannya
selali
beroreantasi pada nilai-nilai Pancasila, karen; Pancasila sebagai kristalisasi nilai-nilai luhu kebudayaan bangsa Indonesia ternyata buka hanya sekedar simbol-simbol, atau sloga dengan rangkaian kata-kata yang indah tetap memiliki arah berupa nilai yang menja( oreantasi budaya yang sangat tinggi nilainya, <
mengenai pekerjaan, karya dan amal perbuatan manusia; dan (5) Persoalan Relasi 'Relationality'
mana masing-masing sila memuat kelima h; atau sila yang sangat tinggi nilainya. Masinc masing sila memuat makna hidup manusi; makna sosial, hubungan manusia yang sat dengan yang lainnya, dan arah aktivitas yan selalu disinari oleh sila yang pertama, yak
atau
Ketuhanan Yang Maha Esa.
persoalan hubungan manusia dengan alam sekitarnya;
(3)
Persoalan
Waktu,
atau
persepsepsi manusia terhadap waktu; (4) Persoalan
Aktivitas
hubungan
'Activity',
manusia
dengan
persoalan
manusia
lainnya. Bagaimana oreantasi nilai budaya di
Foto 3:
Sebelah kiri pantai Parangkusumo tampak di sore hari. (sumber foto: Lukman Arief) dan sebelah kanan peta lok Cepuri. (sumber foto: wongalus.wordpress.com)
C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Pantai Parangkusumo
Pantai
Parang Kusumo terletak di sebelah barat Parangtritis, Bantul Yogyakarta.
Mempunyai keindahan alam yang tidak kalah dengan pantai Parangtritis. Selain itu di dekat pantai ini terdapat 2 batu karang yang sekelilingnya di pagar beton. Tempat yang dikeramatkan oleh penduduk sekitar tersebut dikenal dengan nama Cepuri.
Para pengunjung tidak boleh seenaknya
Tempat yang dibuka setiap hari d
paling
ramai
pengunjungnya
pada mal;
Selasa Kliwon dan Jum'at Kliwon ini ma:
menyimpan banyak misteri. Seperti dituturk oleh pemimpin juru kunci Cepuri, banyak pi penziarah mengalami kesurupan. Sebagi besar dikarenakan mereka melanggar atur
dan mempunyai niat-niat yang jelek. membuktikan kebesaran Tuhan dan seba
isyarat untuk manusia agar tidak sombong se tidak
bersifat
'adigang,
adigung,
adigu
keluar masuk wilayah petilasan Panembahan
terhadap seluruh ciptaan Tuhan," nasel
Senopati ini. Mereka diharuskan melepas alas kakinya sebelum memasuki wilayah Cepuri dan
Cepuri.
tidak boleh berisik. Para pengunjung sebagian
besar penziarah yang berasal dari berbagai daerah. Mereka datang dengan berbagai niat,
ada yang ingin cepat dapat jodoh, ingin kaya, tambah wibawa dan sebaginya.
6 | Volume 2, 2010
Surakso Tarwono sebagai pemimpin juru ku
Banyak orang percaya bahwa segala je permintaan akan terkabul bila n memanjatkan permohonan di dekat Batu Cir Tak heran, ratusan orang tak terbatas kelas <
agama kerap mendatangi kompleks ini pi
hari-hari yang dianggap sakral. Ziarah ke Batu Cinta diyakini juga dapat membantu
melepaskan beban berat yang ada pada diri seseorang dan menumbuhkan kembali semangat hidup Selain melawati Batu Cinta dan melihat
Parangkusumo memiliki sejumlah warung yang menjajakan makanan. Banyaknya jumlah penziarah membuat wilayah pantai ini hampir selalu ramai dikunjungi, bahkan hingga malam hari. Cukup banyak pula para penziarah yang
prosesi labuhan, kita juga bisa berkeliling pantai dengan naik kereta kuda. Kita akan diantar menuju setiap sudut Parangkusumo, dari sisi
menginap di pantai ini untuk memanjatkan doa. Bagi kita yang ingin merasakan pengalaman spiritual di Parangkusumo bisa bergabung dengan para penziarah itu untuk bersama
timur ke barat. Sambil naik kereta kuda, kita
berdoa.
dapat
menikmati
pemandangan
hempasan
ombak besar dan desau angin yang semilir. i*,\fi
Foto 4:
Bangunan Situs Cepuri Parangkusmo. (sumber foto: www.yogyes.com)
Cepuri, tempat Panembahan senopati bertemu dengan Ratu Kidul dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang
Yogyakarta dengan Keraton Bale Sokodhomas yang dikuasai Ratu Kidul. Semuanya bermula ketika Senopati melakukan tapa ngeli untuk menyempurnakan kesaktian. Sampai di saat tertentu pertapaan, tiba-tiba di pantai terjadi badai, pohon-pohon di tepi tercabut akarnya, air
berukuran
laut
2. Kesultanan
Mataram
dan
Ratu
Pantai
Selatan, Kanjeng Ratu Kidul Batu Cinta yang terletak di dalam Puri
lebih
besar
di
sebelah
utara
sementara Ratu Kidul menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan. Pertemuan Senopati dengan Ratu Kidul
itu mempunyai rangkaian cerita yang unik dan berpengaruh terhadap hubungan Keraton
mendidih
dan
ikan-ikan
terlempar
ke
daratan.
Kejadian itu membuat Ratu Kidul menampakkan diri ke permukaan lautan, menemui Senopati dan akhirnya jatuh cinta. Senopati mengungkapkan keinginannya agar
REKAYASA Jurnal Desain Produk, FTPD, UMB |7
dapat memerintah Mataram dan memohon bantuan Ratu Kidul. Sang Ratu akhirnya
menyanggupi permintaan itu dengan syarat Senopati dan seluruh keturunannya mau
menjadi suami Ratu Kidul. Senopati akhirnya setuju dengan syarat perkawinan itu tidak menghasilkan anak.
Perjanjian
itu
membuat
Keraton
Yogyakarta sebagai salah satu pecahan Mataram memiliki hubungan erat dengan istana laut selatan. Buktinya adalah dilaksanakannya
upacara labuhan alit setiap tahun sebagai bentuk persembahan. Salah satu bagian dan prosesi labuhan, yaitu penguburan potongan
kuku dan rambut serta pakaian Sultan berlangsung dalam areal Puri Cepuri. 3 Malam Selasa dan Jum'at Kliwon Keramat Dipilihnya malam Selasa Kliwon maupun
sebagai Jumat Kliwon sebagai hari untuk melakukan ritual di kawasan Cepuri dan Pantai
Parangkusmo, tidak lepas dari trad.s. masyarakat Jawa yang menganggap malam jumat Kliwon maupun Selasa Kliwon merupakan
sehingga banyak yang melakukan ritual sas malam Selasa atau Jumat kliwon," paparnya. Ketika masyarakat Yogyakarta da
sekitarnya melakukan ritual di Sela Sengker (< kawasan Cepuri) maka ada tiga penunggu yan
dipercayai oleh para pelaku ritual. Mereka yan menunggu Sela Sengker (batu kecil) adalc Mbok Rara Kidul sebagai pembantu Ratu Kidi Mbok Nyi Roro Kidul merupakan Wakil Rai Kidul atau Gusti Kanjeng Ratu Kidul, sebag penguasa laut selatan.
"Orang yang melakukan ritual untuk Mb< Roro Kidul adalah mereka yang mencari jal;
pintas. Karena Mbok Roro Kidul ini diibaratk; makhluk jin. Sedangkan orang yang melakuk ritual untuk Nyi Roro Kidul adalah sosok ya baik hati dan akan mempertemukan penziar dengan Ratu Kidul," terangnya.
Dalam tradisi yang telah berlangsu
turun-temurun, setelah peziarah melakukan d di batu sengker, maka seluruh sesajian ya
dipersembahkan untuk Gusti Kanjeng Ratu Ki maka akan dilabuh di Pantai Parangkusu
yang jaraknya 300 meter selatan Cepi
selama 40 hari yang dilakukan oleh masyarakat
"Labuhan ini sebagai lambang persembal kepada Ratu Kidul agar doa-doa y; disampaikan dapat terkabul. Yang selamuti barang-barang yang dilabuh itu biasa
hari Jumat Kliwon maupun Selasa Kliwon. "Jika
diperebutkan oleh warga," terangnya. Menurut RP Suraksotarwono, member!
hari yang dikeramatkan. Hal ini terkait dengan tradisi puasa
Yogyakarta yang puncak puasanya terjadi pada orang dahulu itu berpuasa selama 40 hari dan puncak puasa yang berakhir pada malam Jumat kliwon, namun orang saat ini hanya mengambil tiga hari puasa untuk mewakili 40 hari puasanya mulai hari Rabu Wage, Kamis Pon dan
puncaknya pada malam Jumat Kliwon," kata RP
Suraksotarwono, Juru Kunci sekaligus sesepuh warga di Pantai Parangsumo.
Di masyarakat Jawa sendiri, hari yang
dianggap keramat berbeda-beda tergantung daerahnya. Seperti masyarakat di kawasan Jawa Tengah ada yang menganggap malam Jumat Wage adalah hari yang dikeramatkan dan masih banyak lagi daerah-daerah yang punya
hari yang dianggap keramat. "Masyarakat di daerah Kemukus Jawa Tengah, malam Jumat
Wage adalah malam yang dikeramatkan. Sehingga banyak warga yang melakukan ritual pada malam Jumat Wage. Begitu pula bagi orang Yogyakarta malam Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon merupakan hari yang keramat,
8 | Volume 2, 2010
sesaji kepada Ratu Kidul sendiri tidaklah se; dengan kemauan Ratu Kidul. "Di Kerajaan F Kidul semua kebutuhan sudah ada bah berlebih dan tidak kekurangan sama sel Dalam laku spiritual yang telah dilakukan telah bertemu Ratu Kidul semua kebutuha
Kerajaan Ratu Kidul semua sudah ada bar melimpah/'tandasnya.
Meski tidak menentang sepenuh
bapak yang punya menantu Ketua D Kabupaten Bantul ini beranggapan ada positif dari labuhan yang dilakukan masyarakat, karena berbagai barang dilabuh nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat yang menemukannya mana
merebutkan
barang-barang
yang
dil
tersebut.
"Terkadang masyarakat yang menc
labuhan mendapatkan buah-buahan, pa!
ataupun hewan peliharaan yang ikut dil seperti ayam ataupun itik," tuturnya.
Seiring dengan perkembangan jaman dan
juga tuntutan ekonomi, ritual malam Jumat Kliwon
maupun
Selasa
Kliwon
seakan-akan
kehilangan rohnya, karena hanya semacam menjadi tradisi semata. Bahkan mulai tahun 1980-an tradisi malam Jumat Kliwon dan Selasa kliwon seakan akan hanya menjadi tempat untuk kegiatan ekonomi semata.
obat-obatan justru lebih mencolok dari kegiatan
ritualnya
sendiri.
Kegiatan
ekonomi
dan
tuntutan perut ini yang semakin mengaburkan dan
menggusur
para
pelaku
ziarah
untuk
melakukan ritualnya di kawasan Cepuri maupun labuhan di Kawasan Pantai Parangkusumo.
Banyak kegiatan pentas seni, maupun
kegiatan ekonomi seperti jual beli pakaian,
Foto 5:
Aktifltasdl sekitar.bangunan Situs Cepuri Parangkusmo. Sebelah kiri, tampak wajgtl,seorang PSK yang berlalu lalang di
depan papan informasi situs.~Sebelah kanan, taman di sekitar situs yang digunakan oleh masyarakat sebagai tempat pijat/urut badan. (sumber foto: lukman)
Foto 6: Kegiatan ekonomi berupa pasar malam di sekitar situs Cepuri Parangkusmo. Sebelah kiri, pedagang obat keliling. Sebelah kanan, jasa pemijatan/urut dengan menggunakan bekam . (sumber foto: lukman)
REKAYASA Jurnal Desain Produk, FTPD, UMB |9
Foto 7:
iam diHi sekitar Cepuri Parangkusmo. Sebelah kiri, pedagang obat kuat ke Kegiatan ekonomi berupa pasar malam sekitar situr situr cepuri y
-tangkur bauaya'. Sebelah kanan, pedagang pisau masak .(sumber foto: lukman)
Untuk melakukan ritual, para penziarah butuh ketenangan. Namun saat ini kawasan
terkabul bila mau memanjatkan permohona dekat Batu Cinta. Tak heran, ratusan orang
terbatas kelas dan agama kerap mendat
malam Jumat Kliwon maupun Selasa Kliwon
kompleks ini pada hari-hari yang dianc sakral. Ziarah ke Batu Cinta diyakini juga d
layaknya pasar malam, sehingga keberadaan
pada diri sesecrang dan menumbuhkan ken
Cepuri dan Kawasan Pantai Parangkusumo saat para penziarah sendiri tergusur," terangnya.
4. Tradisi
Ritual
Labuhan
Di"" Pantai
Parangkusumo
Nuansa
sakral akan segera terasa
sesaat setelah memasuki kompleks Pantai
Parangkusumo, pantai yang terletak 30 km dan pusat kota Yogyakarta dan diyakini sebagai pintu gerbang masuk ke istana laut selatan.
Wangi kembang setaman akan segera tercium ketika melewati deretan penjual bunga yang
dengan mudah dijumpai, berpadu dengan wangi
kemenyan yang dibakar sebagai salah satu bahan sesajen. Sebuah nuansa yang jarang ditemui di pantai lain.
membantu melepaskan beban berat yang semangat hidup.
-:-:. :, •- Masyarakat' melakukan labuhan. ""Parangkusumo-' kepada Kanjeng Ratu dilakukan secara
sederhana
namun
menghilangkan makna serta maksud tujua tersebut. Prosesinya diawali dari Pendopo p Parangtritis menuju Cepuri p
Parangkusumo menysusuri pantai kenrn
dilakukan labuhan di pantai Parangkusumo, Sebelum
labuhan
dilakukan
mengagungkan nama Tuhan dan merr karunia-Nya semoga rakyat dan bi Indonesia selalu mendapat rahmat lindungan agar mendapat kesejahteraan dan batin.
Kesakralan
semakin
terasa
melihat taburan
kembang
setaman dan
ketika
serangkaian sesajen di Batu Cinta yang terletak
di dalam Puri Cepuri, tempat Panembahan
senopati bertemu dengan Ratu Kidul dan membuat perjanjian. Senopati kala itu duduk bertapa di batu yang berukuran lebih besar di sebelah utara sementara Ratu Kidul menghampiri dan duduk di batu yang lebih kecil di sebelah selatan.
Didasarkan pada tapa Senopati yang
membuahkan hasil, membuat banyak orang
percaya bahwa segala jenis permintaan akan 10 | Volume 2, 2010
5. Pagelaran Wayang Ruwatan
(Disarikan dari tulisan Bram Palgi
Pagelaran Wayang Ruwatan) Pagelaran wayang yang dilakukan
keperluan 'ruwatan', lazimnya juga dilaku sekitar tanggal 1 bulan Sura. Pada masy suku-bangsa Jawa, pagelaran wayang
purwa yang dilaksanakan dalam i 'ruwatan', lazimnya juga disesuaikan
keperluan tertentu. Secara adat diken sejumlah upacara 'ruwatan'yang berbedc Namun, banyak juga masyarakat kita
sebenarnya tidak mengerti apa itu ruwatan,
bagaimana, mengapa, dan untuk apa pagelaran wayang dilaksanakan. Salah satu bentuk upacara ritual adat
yang sangat terkenal di kalangan masyarakat
berhubungan dengan masalah waktu. Pengertian 'waktu' di sini, lebih mengarah kepada 'umur manusia'. Dengan kata lain, jika sang Kala atau Bathara Kili berhasil menjebak seorang manusia, maka umur manusia tersebut
tradisional suku bangsa Jawa, adalah upacara ritual adat ruwatan. Upacara ritual adat ruwatan
akan menjadi pendek atau mati.
ini, pada dasarnya bertujuan mengingatkan
Bathiri
manusia akan adanya berbagai keburukan dan
Murbeng Jagat Riya (Sang Penguasa Jagat Raya), untuk mencelakakan, menjebak dan
risiko yang mungkin akan ditanggung manusia sebagai akibatnya. Keburukan-keburukan yang dimaksud itu, umumnya berkait erat dengan sejumlah perilaku atau kebiasaan tertentu yang bersifat negatif.
Upacara ritual adat ruwatan, sebenarnya sangat erat hubungannya dengan adanya sebuah kepercayaan, yang sudah hidup selama
ratusan
tahun
dL
pulau
Jawa.
Masyarakat tradisional suku bangsa Jawa sangat mempercayai bahwa kehidupan mereka itu sebenarnya sangat dipengaruhi oleh sang Kali; yang dalam dunia wayang diperankan
oleh Bathiri Kali, yakni!:,dewa yang dipercayai sebagai pembawa mautt pembawa sial, atau
pembawa
mala-petaka" dalam
kehidupan
Dalam Kili
hikayatnya, diberi
sang
Kili
atau
wewenang
oleh
Sang
'memakan' manusia yang berperi-laku buruk. Untuk menangkal keganasan sang Kala atau Bathiri Kala inilah, maka manusia perlu diruwat. Adapun satu-satunya orang yang berhak melakukan upacara ritual adat ruwatan,untuk menangkal keganasan sang
Kili, adalah seorang tokoh yang dikenal sebagai dhalang Kindhi Buwana; yang dalam hikayatnya disebut sebagai penjelmaan Bathiri Wisnu atau Sang Hyang Wisnu.
Istilah ruwat, mempunyai arti : pelihara atau rawat. Dalam bahasa Jawa, katadiruwat,
mempunyai arti : dipelihara atau dirawat. Istilah memelihara atau merawat, .dalam bahasa Jawa
"disebut
:
ngruwai," ' ngrawat, .angruwat,
individu, maupun manusia secara kelompok
angrawat, hangruw'at,'' "atau hangrawat. Sedangkan pelaksanaan kegiatannya, dalam
sosial. Dalam hal ini, istilah kali sebenarnya
bahasa Jawa disebut : ruwatan atau rawatan.
pengertiannya lebih mewakili 'waktu'. Dalam bahasa Jawa, kata sangki-kili, berarti : terompet penanda waktu. Pada jaman dahulu, singki-kili digunakan untuk memberi aba-aba (tanda) kepada pasukan untuk mulai melakukan penyerangan, penyerbuan, atau digunakan
adat ruwatan, bertujuan memberikan petunjuk bagaimana cara memelihara atau merawat 'sesuatu hal'; sehingga kondisinya menjadi lebih baik, atau sekurang-kurangnya kondisinya tetap terpelihara dengan baik. Dalam pengertian ini,
untuk
yang dimaksud dengan 'sesuatu hal', adalah
manusia di alam jiniloki; baik manusia secara
memberi
aba-aba
(tanda)
kepada
pasukan untuk menghentikan penyerangan. Singki-kili, merupakan sejenis terompet yang dibuat dari rumah keong laut (siput laut) yang berukuran besar. Alat ini, dibunyikan dengan cara ditiup.
Tetapi kili juga mempunyai pengertian lain, yaitu : jerat, jebakan, atau perangkap.
Dengan demikian, jelaslah bahwa upacara ritual
kehidupan manusia itu sendiri. Gamelan
berbunyi
nyaring,
gendhing
Talu ditabuh menguak pagelaran; mengiring
datangnya dihalang melangkah ke alam jagat raya. Menceritakan perjalanan waktu, menjelajahi hikayat kehidupan manusia di alam
kehidupan
jiniloki. Lalu seakan semuanya menjadi hening di dalam ramainya lelakon manusia, menyadarkan kembali manusia akan kekuatan Sang Murbeng Jagat Riyi (Sang Penguasa Jagat Raya). Bayang-bayang dimainkan dalam keremangan gejolak lidah api blencong; menghidupkan citra kehidupan masa lampau, masa sekarang, dan masa depan. Membuka
manusia di alam jiniloki; yaitu menjebak manusia sehingga mengalami kesulitan yang
ini hanyalah sepenggal waktu yang pendek,
Dalam bahasa Jawa, kata cM:a/a,[mempunyai arti : dijerat. Jika kedua arti kata itu digabungkan, maka pengertian kala menjadi lebih jelas, yaitu : jerat waktu, jebakan waktu, perangkap waktu, atau waktu yang menjerat. Dengan demikian, lebih jelas pula peran sang Kali
atau
Bathiri
Kali
dalam
mata hati manusia, mengingatkan bahwa hidup
REKAYASA Jurnal Desain Produk, FTPD, UMB |11
ibarat singgah minum dalam perjalanan lelakon manusia yang panjang. Gunungan diangkat tinggi-tinggi, membayangkan getar-getar kehidupan di dalam layar lelakon manusia. Tembang dan syair menceritakan awal dan akhir perjalanan kehidupan manusia di dunia
yang fana. Penuh cerita tentang keburukan dan kebaikan.
Simatupang.
Pustaka
Pelajar
3. Nietzsche. (2008), Zarathustra. Yogyakarta Quills book.
4. Smith, philip. (2001), Cultural Theory: At Introduction. New York: BlackwellPublishing.
5. Sutrisno, Mudji dan Hendar Puranto (ed.)
(2005),
Teori-
Teori
Yogyakarta: Kanisius.
Kebudayaan
6. Yusuf, Akhyar. (2009), Pemikiran Nietzsche pengaruhnya terhadap postmodernisme Jakarta: Universitas Indonesia.
DAFTAR PUSTKA
Husen, Ida Sundari dan Rahayu (ed.). (2001), Meretas
Hidayat Ranah
Bahasa,Semiotika dan Budaya. Jogjakarta: Yayasan Bentang Budaya.
Kaplan, David &Robert A. Manners. (2003)
Teori Budaya,
Landung
Yogyakarta.
cetakan III 2003, terj.
12 | Volume 2, 2010