PENDIDIKAN KELUARGA BERPERSPEKTIF GENDER UNTUK PENCEGAHAN NARKOBA, PERDAGANGAN ORANG DAN PERCERAIAN
Disampaikan Oleh: Ismi Dwi Astuti Nurhaeni
1
PENGANTAR • Allah SWT telah menciptakan perjodohan bagi manusia agar yang satu merasa tenteram terhadap yang lain. • Dalam keluarga harus tercipta suasana tenang, aman, terhormat, merasa dilindungi, penuh kasih sayang, dihargai, dipercaya, memperoleh pembelaan, bahagia, dll. 2
KENAPA BERPERSPEKTIF GENDER? Keluarga terdiri atas: Suami-istri (Lk-Pr) Suami-istri-anak Ayah-anak (Lk-Pr-Lk) Ibu-anak (Pr-Lk-Pr) Konstruksi sosial budaya membuat relasi gender berpotensi menimbulkan terjadinya masalah 3
5
FUNGSI KELUARGA pemeliharaan fisik dan kesejahteraan anggota keluarga;
pemelihara moral keluarga
menambah keluarga baru fungsi religi
pengendali sosial anggota keluarga; misal: motivasi menentukan kinerja tugas di dalam keluarga maupun kelompok sosial
fungsi sosial psikologis
fungsi fisikbiologis
fungsi sosial ekonomi
Sumber: Puspitawati, 2006
sosialisasi anakanak thd peranorang dewasa, misal: sebagai ortu, pekerja, anggota masyarakat, Pemeliharaan keluarga. 4
6
PENDIDIKAN KELUARGA BERWAWASAN GENDER
PROSES PENYADARAN Hak, kewajiban, peran Lk & Pr
DIINTEGRASIKAN
TUJUAN: Keadilan dan Kesetaraan Gender dalam Keluarga 5
FOKUS PERMASALAHAN KELUARGA • penyalahgunaan narkoba • perdagangan orang • perceraian
6
Penyalahgunaan Narkoba • Narkoba merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif. • Narkoba adalah obat, bahan, zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, dihisap, ditelan, atau disuntikan dapat mennyebabkan ketergantungan dan berpengaruh terhadap kerja otak,demikian pula fungsi vital organ tubuh lain (jantung, peredaran darah,pernapasan dll). • Penyalahgunaan narkoba biasanya dialami remaja karena mereka mengalami masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa 7
Masa Transisi Remaja • • • •
perubahan fisik, emosional intelektual, seksual dan sosial.
Pola Asuh Orangtua
• • • • • •
pencarian jati diri, pemberontakan, labil, minat berubah-ubah, mudah terpengaruh konflik dengan orang tua dan saudara, • ingin tahu dan mencoba • pergaulan intens dengan teman sebaya dan membentuk kelompok sebaya 8
Upaya Pencegahan Orangtua: Penyadaran bahwa narkoba bisa mengenai siapa saja Waspada dan melakukan deteksi dini Pola asuh otoritatif Menghormati anak Menyayangi Terbuka Mengembangkan penalaran moral anak
Remaja: Penyadaran narkoba berbahaya Hindari merokok dan minum minuman keras Siapkan mental untuk menolak Hati-hati memilih teman Berani mengatakan tidak Tingkatkan prestasi dan bakat Lakukan kegiatan positif Tingkatkan iman dan taqwa
9
PENGERTIAN PERDAGANGAN ORANG
CARA: 1. Ancaman kekerasan
TUJUAN: Untuk eksploitasi atau mengakibatkan orang tereksploitasi:
TINDAKAN:
2. Penggunaan kekerasan
1. Perekrutan
3. Penculikan
2. Pengangkutan
4. Penyekapan
2. Buruh migran, legal ataupun tidak
5. Pemalsuan
3. Adopsi anak
6. Penipuan
4. Pekerjaan jermal
7. Penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan
5. Pengantin pesanan
8. Penjeratan utang atau memberi bayaran/manfaat sehingga memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain tersebut
7. Mengemis
3. Penampungan
4. Pengiriman 5. Pemindahan 6. Penerimaan seseorang
1. Pelacuran dan eksploitasi seksual
6. Pembantu rumah tangga 8. Industri pornografi 9. Pengedaran obat terlarang 10.Penjualan organ tubuh serta bentuk eksploitasi lainnya
10
PERCERAIAN • Perceraian adalah berakhirnya suatu pernikahan • Rata-rata 1 dari 10 perkawinan berakhir dengan perceraian di Pengadilan • Dari dua juta pasangan menikah tahun 2010 saja, 285.184 pasangan bercerai. • angka perceraian di Indonesia tertinggi se-Asia Pasifik 11
PERCERAIAN Penyebab dan Akibat Penyebab: Tidak harmonis Krisi moral dan akhlak Perzinaan Pernikahan tanpa cinta Ada masalah dalam perkawinan
Akibat: Tekanan Batin Anak bersedih
12
BAGAIMANA MENGATASI?
13
PENGASUHAN BERWAWASAN GENDER
ANAK LAKI-LAKI
ANAK PEREMPUAN
WARMTH & SUPPORT
AYAH
IBU HOSTILITY COERCION KUALITAS HUBUNGAN Bahagia & Puas
OUTCOME PSIKO-SOSIAL ANAK
EQ ESTEEM STRES
AGRESIF KENAKALAN
Gambar . PENGASUHAN ANAK BERWAWASAN GENDER (Ilustrasi Puspitawati 2006)
14
POLA PEMBAGIAN PERAN TUGAS TANGGUNG JAWAB
MOOD RELASI SUAMI ISTRI
Sumber: Puspitawati, 2006
15
POLA RELASI SEIMBANG
P
L
PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI BERBAGI TUGAS, PERAN, FUNGSI, DAN TANGGUNG JAWAB SEIMBANG
16
L P
POLA PEMBAGIAN PERAN, TUGAS, TANGGUNG JAWAB TIDAK SEIMBANG
17
POLA PEMBAGIAN PERAN, TUGAS DAN FUNGSI TIDAK SEIMBANG
P P L
18
Pelabelan negatif Dinomor duakan Terpinggirkan Beban kerja berat Kekerasan Simbolisasi perempuan
Diskriminasi Negatif
Putus sekolah Buta aksara Kekerasan terhadap Pr Partisipasi politik rendah Angka Kematian Ibu tinggi Pr Diperdagangkan Pr tertular dan menularkan HIV/AIDS, • DLL • • • • • • •
AKIBAT NEGATIF 19
LINGKUNGAN KELUARGA Lingkungan keluarga hangat
Anak bahagia dan cerdas
Lingkungan keluarga dingin, kaku dan menekan
Anak suka melawan, kaku, gelisah 20
Orangtua yang bermain dan mengajar berbicara anak-anaknya , membantu mereka memanfaatkan dan mendayagunakan lingkungan , menyediakan pengalaman khusus dan baru , lebih mungkin memiliki anak-anak yang kreatif, serius dan memiliki kompetensi khusus.
21
CARA ? • keteladanan; • adat kebiasaan; • dengan nasihat; • pengawasan; dan • hukuman
22
POLA PENGASUHAN ANAK DEMOKRATIS: aturan tegas, dikomunikasikan dengan jelas, hangat, dan responsif terhadap kebutuhan anak.
PERMISIF: Perilaku orang tua adalah tidak memaksakan peraturan, tidak mengkomunikasikan dengan jelas peraturan, menyerah pada rengekan anak, penerapan disiplin tidak konsisten
• Perilaku anak adalah mandiri, memiliki kontrol diri dan percaya diri yang kuat, berhubungan baik dengan teman, bersifat kooperatif dengan orang-orang dewasa, punya tujuan dan berorientasi pada prestasi.
• Perilaku anak adalah impulsive-agresif, tidak patuh pada orang tua, kurang mandiri, kurang berorientasi pada prestasi, kurang mampu mengontrol diri, bersifat berkuasa.
23
OTORITER: peraturan kaku, menghukum perilaku anak yang buruk, tidak mengkomunikasikan peraturan, tidak mendengarkan pendapat, terus menerus memaksa anak,dan kurang memberikan kehangatan.
• Perilaku anak adalah penakut, pencemas, menarik diri, mudah terpengaruh mood, menjengkelkan, licik, kurang adapif, mudah curiga pada orang lain, mudah mengalami stres, dan kurang mempunyai tujuan.
24
PERKEMBANGAN ANAK Otak
KIRI (IQ) konvergen (menyempit, menajam) logika– matematik, rasional, runut tata bahasa, membaca, menulis
Otak
KANAN (EQ) divergen (melebar, meluas) imajinasi, kreativitas, seni, musik, nyanyi, sosio-emosional, kerjasama, kepemimpinan moral, spiritual Kecerdasan Multipel (SQ) kerjasama otak kanan + kiri
25
FUNGSI PENGASUHAN AYAH DAN IBU SANGAT VITAL • Sangat dominan dalam “caring and parenting”. • Kualitas ORANGTUA, sangat menentukan kualitas tumbuh kembang anaknya.
• Anak yang mempunyai interaksi yang baik dengan orang tua, maka cenderung terhindar dari kenakalan remaja seperti narkoba, tawuran dan sex bebas (Puspitawati, 2003).
26
“Children Learn What They Live With” (Dorothy Low Nolte) • Dicela menyalahkan • Dimusuhi menantang • Dihantui ketakutan terbiasa merasa cemas • Dikasihani, terbiasa meratapi nasibnya • Dikelilingi ejekan terbiasa menjadi pemalu • Dikitari rasa iri terbiasa merasa bersalah. 27
Lanjutan….. • serba dimengerti, terbiasa menjadi penyabar • banyak diberi dorongan, terbiasa percaya diri • banyak dipuji, terbiasa menghargai • diterima oleh lingkungannya, terbiasa menyayangi 28
8 DAMPAK NEGATIF DARI KEKERASAN TERHADAP ANAK (Megawangi, Wiyono, Puspitawati 2006) 1. MENUMPULKAN HATI NURANI 2. MEMBUAT ANAK TERLIBAT PERBUATAN KRIMINAL 3. MEMBUAT ANAK GEMAR MELAKUKAN TEROR DAN ANCAMAN 4. MEMBUAT ANAK MENJADI PEMBOHONG 5. MEMBUAT ANAK RENDAH DIRI/MINDER 6. MENIMBULKAN KELAINAN PERILAKU SEKSUAL 7. MENGGANGGU PERTUMBUHAN OTAK ANAK Illustration: Gregory Nemec From "Teachers College Reports," Columbia University, Vol. 3, No. 1, Winter 2001
8. MEMBUAT PRESTASI BELAJAR ANAK RENDAH
29
PENTINGNYA PERSPEKTIF GENDER DALAM PENDIDIKAN ANAK
30
ADIL
MENYADARI PERBEDAAN PENDIDIKAN BERPERSPEKTIF GENDER
PENDIDIKAN ANDROGINI
MENINGGALKAN MITOS 31
Apa itu Mitos? Pandangan tertentu yang melekat kuat pada suatu masyarakat, berasal dari sumber yang tidak jelas, dan seringkali mengakibatkan pola perilaku yang tidak tepat.
• Tradisi atau norma masyarakat • Kecenderungan mengambil kesimpulan secara berlebihan dari fakta yang ada
32
MITOS DAN REALITAS MITOS • Laki-laki jantan, tegar • Perempuan lemah lebut dan penurut
REALITAS
Anak kurang mampu menyesuaikan diri Laki-Laki kurang peka Perempuan kurang berani menentukan nasibnya
33
MITOS DAN REALITAS MITOS • Laki-laki bermain boneka akan banci • perempuan bermain pistol-pistolan akan tomboy
REALITAS
Permainan merangsang perkembangan anak permainan yang beragam akan membuat anak mengembangkan kemampuan secara penuh
34
MITOS DAN REALITAS MITOS • Laki-laki tidak boleh menangis • perempuan wajar menangis
REALITAS
Fisik: air mata mengurangi ketegangan Sosial:oraang peka keadaan sekitar Kejiwaan: fungsi emosionalnya sehat Menangis: pelarian yang sehat 29 35
MITOS DAN REALITAS MITOS • Laki-laki boleh bermain diluar rumah • perempuan tidak boleh
REALITAS
Pembatasan ruang gerak akan mempengaruhi perkembangan anak secara keseluruhan Semakin banyak stimulasi positif akan semakin optimal perkembangan kemampuannya
36 30
MITOS DAN REALITAS MITOS • Anak perempuan lebih emosional • anak lelaki lebih logis
REALITAS kemampuan logika lebih banyak dipengaruhi oleh pendidikan dan wawasan bukan oleh jenis kelamin
31 37
MITOS DAN REALITAS MITOS • Laki-laki tidak pantas di dapur
REALITAS
Koki laki-laki cenderung lebih konsisten dalam kualitas rasa dibanding koki perempuan. Laki-laki justru akan terasah kepekaan indranya, kreatif merangkai rasa.
32
38
MITOS DAN REALITAS MITOS • Pendidikan anak tanggung jawab ibu
REALITAS kondisi fisik, emosi, dan sosial anak yang diasuh oleh kedua orangtuanya jauh lebih baik daripada hanya diasuh oleh salah satu orang tua.
33 39
MITOS DAN REALITAS MITOS • lebih baik diutamakan untuk anak laki-laki
REALITAS
Pendidikan membuat manusia mempunyai lebih banyak keunggulan.
34 40
PENUTUP 1. Pendidikan dalam keluarga menentukan kualitas SDM 2. Pendidikan haarus dikembangkan secara adil dan setara 3. Mitos-mitos tentang gender harus segera dihapuskan 4. Perlu penumbuhan kesadaran kesetaraan dan keadilan gender dalam keluarga 5. Pendidikan keluarga berwawasan gender mampu mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba, perdagangan orang dan perceraian 35 41
42
37
Curriculum Vitae Nama
: Prof. Dr. Ismi Dwi Astuti Nurhaeni, M.Si
Pendidikan
: S1 Administrasi Negara Fisip UNS S2 Administrasi Negara Fisipol -UGM S3 Administrasi Negara Fisipol -UGM
Pekerjaan
:
Dosen S1 FISIP UNS Dosen S2 dan S3 di UNS Pembantu Dekan I Fisip UNS
Jabatan Lain : Anggota Kelompok Kerja Gender-Kemdikbud RI Guru Besar Imu Administrasi Negara Senior konsultan World Bank pada kegiatan “gender stocktaking” di 34 K/L Alamat
: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Gender Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat /FISIP UNS Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta HP 081 2262 3959: R: (0271) 825897 E-mail:
[email protected]; Blog: isminurhaeni.staff.fisip.uns.ac.id 43
38