Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu Zulnuraini Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UNTAD Abstrak Pendidikan karakter di Wilayah Kota Palu sudah mulai diintegrasikan dalam kurikulum dihampir semua jenjang pendidikan, namun di sisi lain pemahaman dan penguasaan guru terhadap konsep pendidikan karakter perlu ditinjau lebih lanjut. guru belum memahami hakikat tentang konsep pendidikan karakter. Muatan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pembelajaran pada saat melakukan kegiatan pembelajaran meliputi; nilai Disiplin (discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Dapat dipercaya (trustworthiness), Berani (courage), Ketulusan (honesty), Inegritas (integrity), Peduli (caring), Jujur (fairness), Kewarganegaraan (citizenship), Ketelitian (carefulness).. Kata Kunci: Pendidikan Karakter Pendahuluan Menurut Suyanto (2009: 1) Pendidikan karakter adalah pendidikan budi pekerti plus, yaitu yang melibatkan aspek pengetahuan (cognitive), perasaan (feeling), dan tindakan (action). Menurut Thomas Lickona tanpa ketiga aspek ini pendidikan karakter tidak akan efektif. Pendidikan karakter menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011: 31) adalah segala sesuatu yang dilakukan oleh guru untuk mempengaruhi karakter peserta didik. Guru membantu dalam membentuk watak peserta didik dengan cara memberikan keteladanan, cara berbicara atau menyampaikan materi yang baik, toleransi, dan berbagai hal yang terkaitnya. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilainilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil (Prasetyo dan Rivasintha, 2011: 2). Nilai-nilai pendidikan karakter yaitu yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6)Kreatif, (7) Mandiri, (8)Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca,(16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, & (18) Tanggung Jawab (Puskurbuk, 2011: 3).
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Penyelenggaraan pendidikan karakter menjadi satu hal yang multlak dilakukan di jenjang pendidikan manapun, khususnya di jenjang pendidikan dasar. Hal ini sangat beralasan karena pendidikan dasar
adalah pondasi utama bagi tumbuh kembang
generasi muda Indonesia. Pemahaman yang mendalam dari praktisi pendidikan terhadap konsep pendidikan karakter menjadi taruhan bagi keberhasilan pendidikan karakter di setiap satuan pendidikan. Meskipun pendidikan karakter di Wilayah Kota Palu sudah mulai diintegrasikan dalam kurikulum dihampir semua jenjang pendidikan, namun di sisi lain pemahaman dan penguasaan guru terhadap konsep pendidikan karakter perlu ditinjau lebih lanjut. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pemahaman dan penguasaan guru sekolah dasar yang ada di Kota Palu terhadap konsep pendidikan karakter, bagaimana implementasinya dan kemungkinan pengembangan pendidikan karakter ke depan. Kegiatan penelitian ini menelusuri pendidikan karakter di tingkat dasar berhubungan dengan pemahanan terhadap konsep, implementasi dan bagaimana peluang pengembangannya ke depan. Penelitian akan difokuskan untuk memberikan jawaban terhadap permasalahan penelitian sehingga tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendeskripsikan pemahaman guru SD Kota Palu terhadap konsep Pendidikan Karakter, 2. Mendeskripsikan muatan pendidikan karakter dalam pembelajaran di SD Kota Palu, 3. Mengidentifikasi bentuk pengembangan pendidikan karakter oleh guru di SD Kota Palu. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang menyelidiki suatu fenomena sosial dan masalah manusia. Pada pendekatan ini, peneliti membuat suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari pandangan responden, dan melakukan studi pada situasi yang alami dengan pertimbangan bahwa data yang akan diperoleh dari penelitian ini merupakan data deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata dan kalimat untuk menjabarkan hasil penelitian, kemudian peneliti melakukan analisis dari data yang ditemukan. 1. Unit Analisis Dalam pelaksanaannya penelitian ini menetapkan beberapa sekolah dasar di Kota Palu sebagai unit analisis. Penetapan sekolah-sekolah tersebut mengacu pada pertimbangan bahwa sekolah-sekolah yang dipilih dapat mendukung data yang
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
diperlukan dalam penelitian dari segi efektifitas dan efisiensinya. Dalam hal ini penetapan sekolah yang dipilih sebagai unit analisis mengacu kepada pandangan bahwa: sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti didasarkan atas kriteria atau pertimbangan tertentu (Faisal, 1989 ; 32). Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut, maka peneliti menetapkan 5 (lima) sekolah sebagai unit analisis. Penetapan 5 (lima) sekolah tersebut di atas dari 112 sekolah dasar yang ada di Kota Palu dipandang telah dapat mewakili informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini, karena dalam penelitian kualitatif kebutuhan akan informasi adalah hal yang paling penting dalam rencana penetapan unit analisis. 2. Tehnik Pengumpulan Data. Sesuai dengan permasalahan dalam penelitian ini, maka dalam memilih instrumen sebagai alat pengumpul data peneliti kembali meninstrumen dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan alat bantu pengumpul data berupa pedoman wawancara dan pedoman observasi. a.
Wawancara Wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara dengan guru
kelas dan guru mata pelejaran yang ada di sekolah dasar. Wawancara digunakan untuk mengumpulkan data berkaitan dengan sikap dan pandangan para guru mengenai perbedaan guru kelas dan guru mata pelajaran, efektifitas guru mata guru mata pelajaran dibandingkan dengan guru kelas dan hambatan-hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaannya. b. Observasi Observasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengamati secara langsung pelaksanaan proses belajar mengajar, baik yang diselenggarakan dengan menggunakan model guru kelas maupun menggunakan model guru mata pelajaran. 3. Teknik Analisis Data Data yang telah dikumpulkan sebagai hasil wawancara dan observasi yang tersusun dalam bentuk catatan lapangan hasil wawancara dan catatan lapangan hasil obsevasi, kemudian dianalisis melalui tiga tahapan kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu : reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi (Milles dan Huberman, 1992; 16) a). Reduksi data
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Reduksi
data
dilakukan
sebagai
proses
memilih,
meyeleksi
data,
menyederhanakan dan transformasi data kasar yang terdapat dalam catatan lapangan. Reduksi data ditujukan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang data yang tidak dibutuhkan serta mengorganisasi data sesuai dengan kebutuhannya. b). Penyajian Data Penyajian data yang dimaksud adalah penyusunan sekumpulan data yang telah direduksi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Tindakan penyajian data dilakukan dalam bentuk matriks, table dan diagram. c) Penarikan Kesimpulan/Verifikasi Penarikan kesimpulan akhirnya dapat dilakukan setelah data tersusun dalam sajian data. Verifikasi sangat penting dilakukan terhadap kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk memperoleh validitas data. Ketiga alur kegiatan ini berlangsung terus menerus sepanjang penelitian berlangsung dan merupakan siklus yang interaktif sehingga setiap kesimpulan yang ada bukannlah merupakan kesimpulan akhir, sampai penelitian berakhir. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pemahaman Guru Sd Di Kota Palu Terhadap Konsep Pendidikan Karakter
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah sehingga diperlukan pemahaman yang baik tentang konsep dari pendidikan karakter. Sesuai hasil wawancara dan observasi terhadap sejumlah guru SD di kota Palu diketahui bahwa hakikat pendidikan karakter belum dipahami oleh semua guru di sekolah. Menurut mereka pendidikan karakter yaitu proses membentuk sikap siswa. Hal tersebut menyebabkan Guru belum sepenuhnya
mengembangkan nilai-nilai karakter peserta didiknya dalam proses pembelajaran di kelas. Guru kurang mengembangkan pendidikan karakter dalam proses pembelajaran. Padahal salah satu strategi mengembangkan pendidikan karakter adalah dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter bangsa pada setiap mata pelajaran sehingga menghasilkan peserta didik yang konsisten dalam perilaku berkarakter di kehidupannya sehari-hari. Sesuai dengan penjelasan bahwa pendidikan karakter dapat dikembangkan dengan beberapa cara yaitu dengan pengintegrasian ke dalam mata pelajaran, pembiasaan, pengkondisian, serta pencontohan/teladan sehingga guru harus ber-upaya
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
untuk melaksanakan strategi-strategi tersebut dengan maksimal di sekolah. Berkaitan dengan pemahaman guru di sekolah tentang konsep pendidikan karakter maka ditemukan informasi bahwa masih ada guru yang beranggapan bahwa pendidikan karakter dapat dikembangkan hanya melalui pengintegrasian dalam mata pelajaran dan pembiasaan-pembiasaan sikap terhadap peserta didik sedangkan contoh/peneladanan sikap kepada peserta didik belum ditemukan dari figur pegawai di sekolah, hal tersebut mengakibatkan pendidikan karakter belum berkembang dengan baik di sekolah. Selain itu, sekolah harus berupaya untuk menciptakan kondisi/situasi (pengkondisian) sekolah yang sesuai dengan nilai-nilai karakter bangsa sehingga peserta didik belum mampu mengembangkan karakternya sesuai dengan tujuan dari pendidikan karakter. Hal tersebut sesuai yang telah dijelaskan dalam Puskurbuk (2011) yakni untuk menghasilkan (output) peserta didik yang mampu memahami nilai yang benar dan salah (kognitif), merasakan nilai yang baik dan buruk (afektif), serta terbiasa untuk selalu berperilaku yang baik (psikomotorik). Hal tersebut sesuai dengan penjelasan yang diberikan oleh Wibowo (2011) bahwa perkembangan seorang anak adalah mengembangkan pemahaman yang benar tentang bagaimana dunia ini bekerja, mempelajari “aturan main” segala aspek yang ada di dunia ini. Anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter. Teori-teori tersebut menjelaskan bahwa strategi yang seharusnya dapat dilakukan untuk membentuk sikap peserta didik yang berkarakter adalah melalui pembiasaan dan pencontohan sikap. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya yang harus dilaksanakan sekolah untuk membina moral serta akhlak yang sesuai dengan norma dan nilai-nilai dari Tuhan YME. Pendidikan karakter dilaksanakan sebagai bentuk penempaan terhadap sikap peserta didik sebagai anak bangsa sehingga dengan adanya pembinaan karakter bagi peserta didik akan mampu membentuk bangsa yang tangguh serta mampu berkompetisi sehat di era globalisasi. 2. Muatan Pendidikan Karakter Dalam Pembelajaran Di Sd Kota Palu Ada beberapa nilai yang menjadi target pencapaian di sekolah secara umum pada pembelajaran, yakni sebagai berikut: Disiplin (discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Dapat dipercaya (trustworthiness), Berani (courage), Ketulusan (honesty), Integritas (integrity), Peduli (caring), Jujur (fairness), Kewarganegaraan (citizenship), dan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Ketelitian (carefulness). Dari 12 poin nilai diatas, yang terlihat benar-benar efektif dalam pelaksanaannya yaitu nilai Jujur, peduli, tanggung jawab, disiplin, dan rasa hormat. Pendidikan karakter terdiri dari 18 nilai karakter bangsa yang seharusnya dilaksanakan di sekolah untuk mewujudkan karakter peserta didik yang berakhlak mulia. Di sekolah terdapat nilai karakter bangsa yang telah dilaksanakan namun pelaksanaannya tidak maksimal sehingga masih ada peserta didik yang belum mencerminkan sikap berkarakter. Nilai karakter yang dilaksanakan di sekolah dikembangkan melalui pembiasaan-pembiasaan terhadap peserta didik dalam berperilaku. Nilai karakter yang mulai dikembangkan melalui pembiasaan sikap di sekolah yaitu: 1. Siswa berdo’a sebelum dan sesudah belajar, memberikan salam, serta meminta izin keluar/masuk kelas sebagai implementasi nilai religius. 2. Siswa melaksanakan tugas piket kebersihan kelas, menanami/merawat tanaman yang ada di sekitar kelas, serta melaksanakan kegiatan kerja bakti setiap hari jum’at sebagai perwujudan nilai peduli lingkungan. 3. Siswa melaksanakan upacara bendera setiap hari senin, serta menyanyi-kan lagu nasional sebagai implementasi nilai semangat kebangsaan. Selain pembiasaan sikap, ada beberapa guru yang mulai mengintegrasikan nilai pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran di kelas yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi sebagai nilai komuniktif/bersahabat. Selain itu, ada juga pemberian tugas yang kepada peserta didik ketika guru tidak masuk memberikan pembelajaran di kelas sehingga siswa sudah terbiasa untuk belajar di kelas meski tidak ada guru, hal tersebut mencerminkan nilai mandiri. Di sekolah juga mulai ada pengkondisian meskipun pelaksanaannya belum sesuai dengan indikator nilai karakter bangsa yang ada. Pengkondisian yang dilaksanakan di sekolah seperti: Menyediakan tempat pembuangan sampah organik dan anorganik di setiap kelas, memberikan sumbangan sembako kepada para korban bencana alam yang ada di sekitarnya, serta mengunjungi teman yang sakit, dan menyediakan buku ramadhan untuk peserta didik, serta merayakan hari-hari besar keagamaan dengan berdzikir bersama di Masjid dekat sekolah. Kegiatan spontan juga dilaksanakan di sekolah oleh guru dan peserta didik yaitu guru langsung menegur peserta didik saat melakukan kesalahan, dan antara sesama
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
peserta didik terkadang saling menegur jika ada teman lainnnya yang melakukan perbuatan tidak terpuji. Pelaksanaan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah dapat dikatakan belum maksimal sebab pelaksanaannya belum sesuai dengan indikator keberhasil-an pendidikan karakter. Hal tersebut terlihat dari sikap peserta didik yang meskipun telah disediakan tempat pembuangan sampah organik dan anorganik disetiap kelas peserta didik masih sering membuang sampah tidak pada tempatnya serta peserta didik belum mampu membedakan sampah yang organik dan anorganik. Selain itu, masih ada peserta didik yang belum melaksanakan piket kebersihan kelas sesuai jadwal yang ada padahal setiap kelas telah dibagikan jadwal piket kebersihan. Berdasarkan hasil temuan dilapangan maka dapat diidentifikasi nilai-nilai karakter yang dibutuhkan untuk diutamakan perkembangannya bagi peserta didik. Di sekolah nilai-nilai pendidikan karakter yang muncul belum mencapai indikator keberhasilan yang ada sehingga harus ditingkatkan pembinaannya terhadap para peserta didik. Masalah yang sering dihadapi sekolah yaitu siswa belum memiliki sikap disiplin sebab ada peserta didik yang memakai seragam tidak rapi di dalam kelas, serta peserta didik dan guru masih ada yang datang terlambat ke sekolah. Hal tersebut terjadi karena belum ada sanksi yang tegas diberikan kepada para pelanggar sehingga harus diberikan bimbingan serta peringatan agar pelanggar malu untuk mengulangi kesalahannya. Nilai karakter rasa ingin tahu dan gemar membaca harus lebih ditingkatkan di sekolah sebab peserta didik masih kurang mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku sehingga peserta didik mengalami kesulitan dalam belajar karena tidak memiliki wawasan pengetahuan yang luas. Dalam pembelajaran di kelas belum ada kegiatan yang menuntut peserta didik menggunakan buku referensi yang ada di perpustakaan sehingga frekuensi peserta didik membaca buku masih kurang, terkadang peserta didik mengunjungi perpustakaan bukan untuk membaca buku melainkan bermain catur dengan teman-temannya. Hal tersebut terjadi karena buku-buku yang disediakan di perpustakaan belum lengkap dan sudah mulai usang sehingga peserta didik tidak berminat untuk membaca buku, selain itu petugas perpustakaan juga kurang tegas menegur para peserta didik yang bermain di perpustakaaan. Sekolah seharusnya mampu menciptakan suasana membaca yang nyaman dan tentram sehingga mampu menarik minat baca peserta didik. Selain itu, buku-buku yang ada di perpustakaan harus selalu up-date.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Nilai karakter yang dibutuhkan di sekolah yaitu nilai karakter cinta damai dan toleransi sebenarnya sudah mulai dikembangkan hanya saja masih ada peserta didik yang saling mengolok-olok, tidak menghargai temannya, serta terkadang sering mengganggu temannya saat belajar di kelas. Guru telah memberikan nasehat namun masih ada peserta didik yang membandel dan tidak mengindahkan nasehat guru, hal itu disebabkan belum ada hukuman tegas yang diberikan. Untuk membina nilai cinta damai juga harus dilakukan kegiatan yang dapat menciptakan suasana akrab dan interaksi yang baik antar semua masyarakat sekolah. Nilai karakter yang diutamakan pelaksanaannya, dipilih sesuai dengan kondisi serta masalah yang muncul di sekolah. Sesuai dengan teori Asmani (2011) bahwa jumlah dan jenis nilai karakter yang dipilih akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya, tergantung pada kepentingan dan kondisi masing-masing. Selanjutnya perbedaan jumlah dan jenis nilai karakter juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap nilai-nilai tersebut karena ada pandangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercerminkan kedalam nilai-nilai yang lainnya. Nilai pendidikan karakter yang ada di sekolah masih membutuhkan perbaikan untuk mengembangkan pendidikan karakter agar indikator keberhasilan yang ada dapat tercapai dengan baik. Nilai karakter yang harus diutamakan dipilih berdasarkan situasi dan kondisi yang ada di sekolah sehingga guru harus lebih cermat dalam mengembangkan nilai-nilai karakter yang dibutuhkan di sekolah. 3. Bentuk pengembangan pendidikan karakter Ada beberapa bentuk pengembangan pendidikan karakter di sekolah ini yang nampak pada pada beberapa nilai diantaranya: a). Religius Sesuai data yang diperoleh peneliti di lapangan nilai religius telah ditanamkan dilihat dari kebiasaan siswa dengan membaca doa sebelum dan sesudah pelajaran di kelas. Berjabat tangan dengan guru ketika masuk dalam kelas maupun setelah jam sekolah berakhir. Setelah menyimak pendapat yang disampaikan informan di atas, dapat diartikan bahwa selain itu guna demi menjalankan nilai karakter religius sarana mushola sangat menunjang terciptanya siswa yang religius. b). Peduli Lingkungan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Berdasarkan data diperoleh di lapangan sangat jelas bahwa nilai yang relevan di Sekolah yaitu peduli lingkungan. Kesadaran siswa itu sendiri belum mencerminkan sikap peduli lingkungan. Melihat mereka hanya membuang sampah jika ada salah satu guru yang melihat jika tidak mereka akan kembali buang sampah secara sembarangan. c). Gemar Membaca Berdasarkan pendapat guru bahwa siswa mereka kurang berminat dalam membaca. Hal tersebut dapat di lihat berdasarkan hasil wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa siswa akan lebih memilih untuk bermain jika ada guru yang berhalangan untuk masuk. Selanjutnya mengatakan bahwa terdapat siswa yang hanya bermain ketika disuruh membaca dalam perpustakaan. Dengan demikian dapat ditunjukkan bahwa siswa tidak sepenuhnya memiliki nilai karakter gemar membaca. d) Disiplin Ditinjau dari nilai karakter disiplin seperti ketepatan waktu tiba di sekolah, menurut pendapat guru masih ada didapati siswa yang datang terlambat terlebih saat upacara dilaksanakan. Meskipun pendapat mereka berbeda-beda akan tetapi mereka akan tetap memberikan sanksi kepada siswa yang datang terlambat dengan tujuan mereka tidak akan mengulanginya lagi. Pembangunan nilai karakter di sekolah dilandasi oleh sebuah kebutuhan dengan mengikuti perkembangan zaman. Menurut Jamal Ma’mur Asmani (2011) Jumlah dan jenis nilai karakter yang dipilih akan berbeda antara satu sekolah dengan sekolah yang lainnya, tergantung pada kepentingan dan kondisi masing-masing. Selanjutnya perbedaan jumlah dan jenis nilai karakter juga dapat terjadi karena pandangan dan pemahaman yang berbeda terhadap nilai-nilai tersebut karena ada pamdangan dan pemahaman bahwa nilai tersebut telah tercerminkan kedalam nilai-nilai yang lainnya. Menurut pendapat Najib Sulhan (2011) bahwa landasan yang paling kuat dalam membangun pendidikan karakter disekolah terdapat dalam visi, misi dan tujuan sekolah. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan dalam pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Dari hasil penelitian diketahui bahwa guru belum memahami hakikat tentang konsep pendidikan karakter.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
2. Muatan nilai-nilai karakter yang terdapat dalam pembelajaran pada saat melakukan kegiatan pembelajaran meliputi; nilai Disiplin (discipline), Rasa hormat dan perhatian (respect), Tekun (diligence), Tanggung jawab (responsibility), Dapat dipercaya (trustworthiness), Berani (courage), Ketulusan (honesty), Inegritas (integrity), Peduli (caring), Jujur (fairness), Kewarganegaraan (citizenship), Ketelitian (carefulness).
3. Nilai karakter yang diutamakan pelaksanaannya di sekolah disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta masalah yang sering terjadi di sekolah sehingga dapat diidentifkasi nilai yang sangat dibutuhkan di sekolah yaitu: nilai jujur, menghargai prestasi, kerja keras, tanggung jawab, cinta tanah air, kreatif, disiplin, gemar membaca, rasa ingin tahu. Pelaksanaan nilai peduli lingkungan sebenarnya sudah ada di sekolah hanya saja peserta didik masih ada yang membuang sampah sembarangan, hal tersebut sangat mengganggu kebersihan dilingkungan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar pelaksanaan pendidikan karakter di sekolah optimal maka sebaiknya semua guru diberikan pelatihan dan pembinaan dalam mengembangkan pendidikan karakter di sekolah. Jika pemahaman guru akan konsep pendidikan karakter sudah baik maka diharapkan guru dapat menentukan strategi dan kegiatan yang mampu menumbuhkan nilai karakter dalam diri peserta didiknya.. Daftar Pustaka Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: DIVA Press. Albertus, D.K. 2007. Pendidikan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo. Antara News. 2011. Mendiknas: Penerapan Pendidikan Karakter Dimulai SD, (Online). (http: //www.antaranews.com, diakses 10 Desember 2011). Hidayat, T. 2011. Pentingnya Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar di Indonesia, (Online). (www.vanillamist.com. diakses 10 Desember 2011) Miles, M.B, & Huberman, A.M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi R. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Prasetyo, A., dan Rivasintha, E. 2010. Konsep, Urgensi, dan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah, (Online). (http://edukasi. kompasiana.com, diakses 10 Desember 2011). Sulhan, Najib. 2011. Pendidikan Berbasis Karakter. Surabaya: PT Jepe Pres Media Utama (Jawa Pos Grup). Usman H.B, dkk. 2003. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Karya Ilmiah. Palu: Penerbit Universitas Tadulako.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Zulnuraini: Pendidikan Karakter: Konsep, Implementasi Dan Pengembangannya di Sekolah Dasar di Kota Palu
Wibowo, T. 2011. Kurikulum Pendidikan Karakter, (Online). (http:timothy-wibowoartikel-pendidikan-karakter.com, diakses 16 Desember 2011). ______. 2007. Panduan Penyelenggaraan Sekolah Standar Nasional untuk SD. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. ______. 2011. Panduan Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP, (Online). (http://kabar-pendidikan.blogspot.com/ 2011/ 05/makalah-pendidikan-karakterdalam.html, diakses 10 Desember 2011). \ ______. 2011. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Karakter. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012