PENERAPAN MODEL PEMBELAJAR1AN KOLABORASI PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS VIII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 11 SATU ATAP WONOSARI Oleh Devit Kurniawan*Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD**Maisara Sunge,SH.,MH*** ABSTRAK Devit Kurniawan. 221410089. “Penerapan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengan Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari”.Skripsi. Jurusan Ilmu Hukum Dan Kemasyarakatan Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.dibawah bimbingan bapak Drs.Revoljtje.O.W.Kaunang,M.Pd selaku Pembimbing I dan Ibu Hj. Maisarah Sunge,SH.MH selaku Pembimbing II. Dengan rumusan masalah Apakah Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari .Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan melalui penggunaan model pembelajaran kolaborasi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan lembar pengamatan guru, lembar pengamatan siswa dan lembar tes. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari siswa yang ditetapkan sebagai obyek penelitian yaitu kelas VIII dengan jumlah siswa 10 orang Dari hasil penelitian sebanyak 1 siklus dengan 3 kali pertemuan secara jelas terlihat mengalami kenaikan atau peningkatan yaitu pada siklus 1 pertemuan 1 siswa yang tuntas sebanyak 20%, sedangkan pada siklus 1 pertemuan ke 2 sebnyak 60% meningkat menjadi 40% dan sedangkan untuk siklus 1pertemuan ke 3 sebnyak 100% jadi meningkat sebnyak 40% Kata kunci : Pembelajaran Kolaborasi Pendidikan Kewaranegaraan, Hasil Belajar Siswa Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan syarat perkembangan (Trianto,2013:1).
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Seperti halnya yang terjadi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari kelas VIII. Berdasarkan hasil Observasi yang peneliti lakukan di kelas VIII bahwa hasil belajar siswa tergolong sangat rendah saat guru sedang mengajar, karena proses pembelajaran yang monoton, serta penerapan model pembelajaran yang kurang tepat, fasilitas sekolah 2yang sangat tidak memadai, kurangnya tenaga guru yang mengajar disekolah, serta faktor jauhnya lokasi sekolah dari pusat kecamatan. Hal ini menjadi salah satu masalah pembelajaran yang sering kita temui dalam beberapa sekolah yang mana pembelajaran yang dilakukan oleh guru berjalan pada satu orientasi saja yaitu hanya mengutamakan penguasaan pada mata pelajaran saja dengan hafalan-hafalan. Sehingga siswa kurang meresapi, menghayati dan menjiwai materi yang diajarkan, yang menyebabkan menurunnya hasil belajar siswa dikelas. Hal ini dapat di lihat dari nilai rata-rata ulangan harian siswa yang belum mencapai nilai standar KKM yang berlaku Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari yaitu sebesar 70. Yakni dari 10 siswa hanya 3 orang yang tuntas atau 30% dan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 7 siswa atau 70% dan data ini diambil pada tahun ajaran 2013/2014 pada semester genap. Dengan melihat permasalahan tersebut guru perlu menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan kondisi siswa, dan disarankan untuk menggunakan model pempelajaran Kolaborasi agar hasil belajar siswa dapat di tingkatkan. Dari uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Kolaborasi Pada Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari TUJUAN PENULISAN
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Berdasarkan latar belakang tersebut tujuan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
hasil
belajar
siswa
pada
mata
pelajaran
pendidikan
kewarganegaraan melalui penggunaan model pembelajaran kolabo3rasi. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Belajar H.C.Witerington ( dalam Aunurahman 2010 : 35 ) mengemukakan belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian atau suatu pengertian . Hasil Belajar Siswa Menurut Bloom (dalam Agus Suprijono 2013: 6), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik . Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Siswa Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu: a. Faktor yang ada pada diri siswa itu sendiri yang disebut faktor individu (Intern) yang meliputi faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. b. Faktor yang ada pada luar individu yang di sebut dengan faktor Ekstern yang meliputi faktor keluarga, sekolah dan lingkungan. Model Pembelajaran Kooperatif Kolaborasi Menurut David W.Johson, Rojer T.Johnson dan Edythe Johson Holubec (2012:4) Pembelajaran kolaborasi adalah proses belajar mengajar yang melibatkan kelompok-kelompok kecil yang memungkinkan siswa untuk bekerja secara bersama-sama di dalamnya guna memaksimalkan pembelajaran mereka sendiri dan pembelajaran satu sama lain METODE PENELITIAN Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari, siswa yang ditetapkan sebagai objek penelitian *Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
yaitu siswa kelas VIII dengan jumlah siswa keseluruhan yaitu 10 orang, siswa laki-laki berjumlah 3 orang sedang4kan siswa perempuan berjumlah 7 orang Tehnik Pengumpulan Data Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini digunakan beberapa tehnik pengumpulan data yaitu sebagai berikut : - Lembar pengamatan untuk menilai kegiatan guru - Lembar pengamatan untuk menilai kegiatan siswa - Tes untuk mengukur peningkatan hasil belajar siswa Tehnik Analisis Data Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses pembelajaran setiap pertemuan dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal dalam bentuk tes tertulis pada setiap akhir pertemuan. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu: 1. Data hasil pengamatan kegiatan guru Komponen-komponen yang diamati untuk dinilai dari seluruh kegiatan guru meliputi kegiatan merencanakan dan melaksanakan pembelajaran. Skala penilaian yakni 10 sampai 100, sedangkan kriteria yang digunakan adalah Sangat baik (SB), Baik (B) Cukup (C), Kurang (K) dan Tidak Baik (TB). 2. Data hasil pengamatan kegiatan siswa Komponen-komponen yang diamati/dinilai dari kegiatan siswa adalah kegiatan belajar mereka selama mengikuti pembelajaran. Skala penilaian yakni 10 sampai dengan 100, sedangkan kriteria yang di gunakan adalah Sangat baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K). 3. Data hasil belajar Hasil belajar siswa dianalisis untuk menentukan peningkatan ketuntasan belajar siswa secara kuantitatif, sedangkan skala nilai yang digunakan adalah rentang nilai 10 sampai dengan 100.
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian Tindakan K5elas (PTK) ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari, siswa yang ditetapkan sebagai objek penelitian yaitu siswa kelas VIII dengan jumlah siswa sebanyak 10 orang, dimana siswa laki-laki berjumlah 3 orang dan siswa perempuan berjumlah 7 orang. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1 (Pertama) Berdasarkan tehnik analisis data pada penelitian ini, adapun hasil pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran dapat diperoleh data sebagai berikut. 1. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 Aspek Yang diamati
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
2
6,67%
Baik
17
56,67%
Cukup
8
26,66%
Kurang
3
10%
Tidak Baik
0
0
2. Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I pertemuan 1 Aspek Yang diamati
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
2
8,69%
Baik
9
39,13%
Cukup
6
26,09%
Kurang
6
26,09%
3. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I pertemuan 1 Nilai
Jumlah siswa persentase
Keterangan
70 ke atas
2
20%
Tuntas
70 ke bawah
8
80%
Tidak Tuntas
4. Refleksi Hasil Tindakan *Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Refleksi ini bertujuan untuk menilai apakah masih perlu dilakukan tindakan selanjutnya atau tidak selama proes pembelajaran berlangsung. Hasil Refleksi yaitu : kata-kata yang digunakan dalam Apersepsi masih sulit untuk dipahami siswa sehingga siswa kurang termotivasi, Banyaknya waktu yang terbuang untuk mengatur kelas dalam pembelajaran kooperatif (kelompok) sehingga waktu yang digunakan tidak sesuai dengan yang direncanakan, interaksi yang terjadi baik dengan guru ataupun siswa dalam kelompok masih terlihat kurang, Kurangnya guru dalam mengarahkan perhatian siswa terhadap masalah pokok yang sedang diajarkan dan guru kurang memberikan bimbingan kepada siswa baik secara individu maupun dalam kelompok, Hasil belajar siswa baik secara individu ataupun secara klasikal masih belum mencapai hasil yang diharapkan. Dengan melihat data yang ada pada siklus I pertemuan 1 tentang hasil pengamatan kegiatan guru maupun siswa dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ternyata belum mencapai hasil yang diharapkan. Oleh karena itu masih perlu diadakannya suatu perbaikan, dalam hal ini dilakukan kembali pertemuan 2 namun masih pada siklus I. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 6I Pertemuan 2 (Kedua) Berdasarkan tehnik analisis data pada penelitian ini, adapun hasil pengamatan kegiatan guru dan siswa serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut : 1. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I pertemuan 2 Aspek Yang diamati
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
6
20%
Baik
19
63,33%
Cukup
5
16,67%
Kurang
0
0
Tidak Baik
0
0
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
2. Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I pertemuan 2 Aspek Yang diamati
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
5
21,74%
Baik
14
60,87%
Cukup
4
17,39%
Kurang
0
0
3. Hasil Belajar Siswa Siklus I pertemuan 2 Nilai
Jumlah siswa
Persentase
Keterangan
70 ke atas
6
60%
Tuntas
70 ke bawah
4
40%
Tidak Tuntas
4. Refleksi Hasil Tindakan Adapun hasil dari refleksi pada pertemuan 2 ini yaitu sebagai berikut: Dalam mengawali proses pembelajaran seperti penyampaian apersepsi dan pemberian motivasi, kata-kata atau7 kalimat yang digunakan guru perlahan sudah mulai dipahami oleh siswa sehingga siswa yang sebelumnya terlihat bingung dengan apa yang dimaksudkan oleh guru serta merasa ragu-ragu untuk memberikan pendapat/argumennya dikarenakan takut salah, pada pertemuan 2 ini sudah mulai memahami maksud guru serta mulai berani untuk memberikan pendapatnya, namun suasana ramai (gaduh) masih saja ada diantara siswa dengan kelompok pasangannya. Selama proses pembelajaran interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa dalam suatu kelompok maupun antara kelompok sudah mulai ada dan terbangun serta lebih baik dari pertemuan 1 meskipun belum dapat dikatakan maksimal. Guru sudah mulai lebih baik didalam mengarahkan perhatian siswa terhadap masalah pokok yang sedang diajarkan, disamping itu juga dalam memberikan bimbingan kepada siswa baik secara individu/kelompok sudah cukup lebih baik dari pertemuan 1. Hasil belajar siswa
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
setelah proses pembelajaran berlangsung secara individu/masing-masing siswa meskipun telah meningkat dari pertemuan 1, akan tetapi peningkatannya masih kurang (kecil) sehingga belu8m dapat mencapai standar ketuntasan yang diharapkan berdasarkan indikator kinerja pada penelitian ini. Berdasarkan data yang ada pada siklus I pertemuan 2 ini tentang pengamatan kegiatan guru maupun kegiatan siswa serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran ternyata masih belum mencapai tingkat ketuntasan belajar sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, masih perlu untuk diadakannya perbaikan kembali dengan tujuan hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Sehingga dalam hal ini perlu untuk dilakukan pertemuan selanjutnya yaitu Siklus 1 pertemuan ke 3. Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I pertemuan ke 3 Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan ke 3 ini dilakukan untuk tujuan perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran sebelumnya yaitu siklus I (pertemuan 1 dan 2). Berdasarkan tehnik analisis data pada penelitian ini, adapun hasil pengamatan kegiatan guru dan kegiatan siswa serta hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran diperoleh data sebagai berikut: 1. Hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I pertemuan ke 3 Aspek Yang diamati
Jumlah Aspek
Persentase (%)
Sangat Baik
22
73,33%
Baik
8
26,67%
Cukup
0
0
Kurang
0
0
Tidak Baik
0
0
2. Hasil pengamatan kegiatan siswa pada siklus I pertemuan ke 3 Aspek Yang diamati Sangat Baik
Jumlah Aspek
Persentase (%)
12
52,17%
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Baik
11
47,83%
Cukup
0
0
Kurang
0
0
3. Hasil Belajar Siswa Siklus I pertemuan ke 3 Nilai
Jumlah siswa
Persentase
Keterangan
70 ke atas
10
100%
Tuntas
70 ke bawah
0
0%
Tidak Tuntas
4. Refleksi Hasil Tindakan Setelah dilakukan tindakan siklus I pertemuan ke 3 ini, ternyata telah mengalami banyak peningkatan baik pada kegiatan guru, siswa maupun hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan ke 3 ini sudah mencapai target yang diharapkan berdas9arkan pada indikator kinerja penelitian ini yaitu siswa dikatakan tuntas belajar apabila secara individu/perorangan memperoleh nilai 70 dan secara klasikal siswa telah dikatakan tuntas belajar apabila 80% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 70 ke-atas. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pembahasan pada Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini, ternyata telah terbukti bahwa hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan guru banyak mengalami peningkatan khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Peningkatan hasil belajar siswa ini merupakan buah hasil dari penggunaan model pembelajaran Kolaborasi. Dengan diterapkannya model pembelajaran Kolaborasi tersebut siswa dapat termotivasi dan tidak merasa bosan/jenuh selama proses pembelajaran berlangsung sehingga hal ini berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari data hasil penelitian yang telah dilakukan sebanyak 1 siklus dengan 3 kali pertemuan.
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Pada siklus I pertemuan 1 dari hasil pengamatan kegiatan guru selama proses pembelajaran, dari 30 aspek yang dinilai masih ada 3 aspek (10%) kriteria Kurang dan 8 aspek (26,67%) kriteria Cukup. Meskipun ada 17 aspek (56,67%) kriteria Baik dan 2 aspek (6,66%) untuk kriteria Sangat Baik. kemudian untuk hasil pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran yaitu dimana dari 23 aspek yang dinilai masih ada 6 aspek (26,09%)
10
kriteria Kurang dan 6 aspek
(26,09%) kriteria Cukup, sedangkan yang memiliki kriteria baik berjumlah 9 aspek (39,13%) dan 2 aspek (8,69%) memiliki kriteria Sangat Baik. Selanjutnya sesuai analisis untuk hasil balajar siswa diperoleh data bahwa 10 dari jumlah seluruh siswa, yang memperoleh nilai 70 ke-atas berjumlah 2 orang (20%) sementara itu 8 orang (80%) siswa yang memperoleh nilai 70 ke-bawah. Dengan melihat data-data yang ada pada siklus I pertemuan 1 tentunya masih banyak sekali kekurangan-kekurangan sehingga masih sangat perlu untuk dilakukan adanya perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran baik itu dari kegiatan guru, kegiatan siswa maupun hasil balajar siswa. Oleh karena itu, selanjutnya dilakukan perbaikan namun masih pada siklus I yaitu di pertemuan 2. Adapun penilaian yang dilakukan pada pertemuan 2 ini sama seperti yang dilakukan pada pertemuan 1 di siklus I sebelumnya. Pada proses pembelajaran siklus I pertemuan 2 ini, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan sudah mengalami peningkatan baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa maupun hasil belajar siswa itu sendiri. Akan tetapi peningkatan tersebut masih rendah dan belum bisa mencapai standar yang diharapkan berdasarkan indikator kinerja pada penelitian ini. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I pertemuan 1 yang menunjukkan bahwa dari 30 aspek kegiatan guru yang diamati selama proses pembelajaran ada 2 aspek (6,66%) untuk kriteria Sangat Baik, 17 aspek (56,67%) kriteria Baik, 8 aspek (26,67%) kriteria Cukup dan 3 aspek (10%) untuk kriteria Kurang, hal ini mengalami perubahan pada Siklus I pertemuan 2 dimana dari 30 aspek kegiatan *Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
guru yang diamati 6 aspek (20%) memiliki kriteria Sangat Baik, 19 aspek (63,33%) memiliki kriteria Baik, 5 aspek (16,67%) untuk kriteria Cukup dan untuk kriteria Kurang pada pertemuan 2 ini sudah tidak ada lagi. Kemudian untuk hasil pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran juga mengalami perubahan. Dimana11 pada siklus I pertemuan 1, 23 aspek kegiatan siswa yang dinilai ada 2 aspek (8,69%) kriteria Sangat Baik, 9 aspek (39,13%) kriteria Baik, 6 aspek (26,09%) memiliki kriteria Cukup dan 6 aspek (26,09%) untuk kriteria Kurang. Hal tersebut mengalami perubahan pada siklus I pertemuan 2 yaitu dimana dari 23 aspek kegiatan siswa yang dinilai tercatat 5 aspek (21,74%) memiliki kriteria Sangat Baik, 14 aspek (60,87%) kriteria Baik, 4 aspek (17,39%) untuk kriteria Cukup, dan untuk kriteria kurang pada siklus I pertemuan 2 ini tidak ada lagi. Selanjutnya untuk hasil belajar siswa juga mengalami perubahan. Pada siklus I pertemuan 1 siswa yang mendapat nilai 70 ke-atas berjumlah 2 orang sedangkan pada siklus I pertemuan 2 meningkat dari 2 orang menjadi 6 orang, dan daya serap yang ada pada siklus I pertemuan 1 sebesar 20% sedangkan pada siklus I pertemuan 2 sebesar 60%, dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I pertemuan 1 ke pertemuan 2 sebesar 40%. Berdasarkan data-data yang ada pada siklus I pertemuan 1 dan 2 di atas ternyata masih terdapat kekurangan-kekurangan dan belum mencapai standar yang diharapkan. Meskipun pada siklus I telah dilakukan sampai pertemuan ke 2 akan tetapi tingkat perubahan masih dibawah standar dan belum memenuhi tingkat capaian yang diharapkan. Oleh karena itu, masih perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam proses pembelajaran baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil belajar siswa yaitu dengan pelaksanaan pembelajaran tahap selanjutnya pada siklus I pertemuan ke 3. Adapun penilaian yang dilakukan pada siklus I pertemuan ke 3 ini masih tetap sama dengan penilaian pada siklus I (pertemuan 1 dan 2).
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Pelaksanaan pembelajaran siklus I pertemuan ke 3 ini setelah dilakukan perbaikan-perbaikan pada proses pembelajaran baik dari kegiatan guru, kegiatan siswa, maupun hasil belajar siswa, ternyata telah mengalami suatu peningkatan yang lebih baik dari siklus I (pertemuan 1 dan 2). Hal ini dapat terlihat dari hasil pengamatan kegiatan guru pada siklus I pertemuan 2 yang menunjukkan bahwa dari 30 aspek kegiatan guru yang diamati selama proses pembelajaran terdapat 6 aspek (20%) memiliki kriteria Sangat Baik, 19 aspek (63,33%) memiliki kriteria Baik, dan 5 aspek (16,67%) untuk kriteria Cukup. Hal ini mengalami perubahan pada siklus I pertemuan ke 3 dimana untuk kriteria Sangat Baik berjumlah 22 aspek (73,33%), untuk kriteria Baik berjumlah 8 aspek (26,67%), dan untuk kriteria Cukup pada siklus II ini sudah tidak ada lagi. Kemudian untuk hasil pengamatan kegiatan siswa selama proses pembelajaran juga mengalami perubahan. Dimana pada siklus I pertemuan 2, dari 23 aspek kegiatan siswa yang dinilai ada 5 aspek (21,74%) memiliki kriteria Sangat Baik, 14 aspek (60,87%) memiliki kriteria Baik, dan 4 aspek (17,39%) untuk kriteria Cukup. Hal tersebut mengalami perubahan pada siklus I pertemuan ke 3 dimana dari
23 aspek
kegiatan siswa yang dinilai ada 12 aspek (52,17%) memiliki kriteria Sangat Baik, 11 aspek (47,83%) memiliki kriteria Baik, dan untuk kriteria Cukup pada siklus II ini sudah tidak ada lagi .Selanjutnya untuk hasil belajar siswa juga mengalami perubahan. Pada siklus I pertemuan 2 siswa yang mendapat nilai 70 ke-atas berjumlah 6 orang sedangkan pada siklus I pertemuan ke 3 meningkat dari 4 orang menjadi 10 orang, dan daya serap yang ada pada siklus I pertemuan 2 sebesar 60% sedangkan pada siklus I pertemuan ke 3 sebesar 100%, dengan demikian terjadi peningkat12an dari siklus I pertemuan 2 ke siklus I pertemuan ke 3 sebesar 40%. Jadi dengan demikian, hasil belajar siswa yang diharapkan sesuai indikator kinerja pada penelitian ini telah tercapai dan dikataka tuntas karena sudah melewati 80% dari jumlah siswa telah memperoleh nilai 70 ke-atas.
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas, terjadinya peningkatan terhadap hasil belajar siswa merupakan buah hasil dari penggunaan model pembelajaran Kolaborasi dimana hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidik13an Kewarganegaraan telah meningkat. Dengan demikian, hipotesis tindakan pada penelitian ini yaitu “Jika Guru menggunakan model pembelajaran Kolaborasi maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari”. Hal ini telah teruji kebenarannya dan dapat diterima. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari hasil penelitian dan hipotesis tindakan dalam penelitian ini yang menyatakan “Jika Guru menggunakan model pembelajaran Kolaborasi maka akan meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 11 Satu Atap Wonosari ”. Hal ini telah teruji kebenarannya dan dapat diterima karena didukung dengan hasil analisis data yaitu dimana Hasil belajar siswa pada Siklus I pertemuan 1 sebesar 20% atau 2 orang yang memperoleh nilai 70 ke-atas, sedangkan pada Siklus I pertemuan 2 menjadi 60% atau 6 orang yang memperoleh nilai 70 ke-atas, kemudian pada Siklus 1 pertemuan ke 3 mengalami perubahan yaitu sebesar 100% atau 10 orang yang memperoleh nilai 70 ke-atas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan dari Siklus I pertemuan 1 ke siklus I pertemuan 2 yaitu sebesar 40%, dan dari Siklus I pertemuan 2 ke Siklus 1 pertemuan ke3 yaitu sebesar 40%. Kemudian Pada hasil pengamatan kegiatan guru yang termasuk kategori Sangat Baik dan Baik meningkat dari 63,33% pada Siklus I pertemuan 1 dan meningkat menjadi 83,33% pada Siklus I pertemuan 2, dan lebih meningkat lagi menjadi 100% pada Siklus 1 pertemuan ke 3. Selanjutnya Hasil pengamatan kegiatan siswa yang termasuk kategori Sangat Baik dan Baik meningkat dari 47,82% pada Siklus I pertemuan 1 dan meningkat
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014
menjadi 82,61% pada Siklus I pertemuan 2, dan lebih meningkat lagi menjadi 100% pada Siklus 1 pertemuan ke 3. SARAN Dari hasil penelitian dan kesimpulan di atas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut: 1. Pembelajaran melalui model kolaborasi ini perlu untuk diterapkan guna meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. 2. Guru harus meningkatkan rasa percaya diri siswa agar mereka tidak enggan mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru. 3. Diharapkan kepada guru-guru untuk selalu memperhatikan kesesuaian antara model dan materi pelajaran yang diberikan dalam pembelajaran. 4. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas diharapkan dapat diterapkan oleh semua guru mata pelajaran dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. 5. Diharapkan kepada peneliti berikutnya untuk meneruskan penelitian ini sehingga mampu menciptakan hasil belajar siswa yang lebih baik. DAFTAR PUSTAKA Aunurrahman. 2010. Belajar Dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta. Hamalik,Oemar. 2012.Kurikulum Dan Pembelajaran. Jakarta.Bumi Aksara. Johnson W David, Johnson TRojer Dan Holubec Johnson Edythe. 2012. Colaborative Learning .Bandung : Nusa Media Suprijono, Agus. 2013. Cooperative Learning Teori Dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Trianto. 2012. Mendesain 14Model Pembelajaran Inovatif- Progresif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
*Devit Kurniawan, NIM : 221410089,** Drs.Revoltje.O.W.Kaunang.MPD*** Hj. Maisara Sunge,SH.,MH, Jurusan Ilmu Hukum dan Kemasyarakatan, Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, 2014