Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
PENDIDIK DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN
Heru Juabdin Sada, M.Pd.I Dosen PAI FTK IAIN Raden Intan (Email:
[email protected])
Abstrak Pendidikan Islam merupakan bimbingan bukan pengajaran yang mengandung konotasi otoritatif pihak pelaksana pendidikan yaitu Pendidik. Dengan bimbingan sesuai dengan ajaran-ajaran islam, maka anak didik mempunyai ruang gerak yang cukup luas untuk mengatualisasikan segala potensi yang dimilikinya.
konotasi
otoritatif pihak pelaksana pendidikan yaitu Pendidik. Dengan bimbingan sesuai dengan ajaran-ajaran islam, maka anak didik mempunyai ruang gerak yang cukup luas. Pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, karena ia yang mengantrakan peserta didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama komponen-komponen lainyang terkait. Pendidik mempunyai kedudukan yang amat mulia, maka dari itu ia dijadikan sosok yang dapat memberikan contoh bagi peserta didik baik dari tingkah laku, maupun sifatnya, serta membimbing dan memotivasi anak didiknya agar dapat menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidik sebaiknya terus berusaha keras dan sungguh-sungguh untuk membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku murid menuju yang lebih baik, dalam berbagai dimensi makna kebaikan Kata kunci: Pendidik dan perspektif Al-Qur’an
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
menyangkut dirinya yang bertugas sebagai
A. Pendahuluan Unsur
proses
Pendidik. Dalam kaitannya dengan masalah
yang
ini, akan dibahas dalam makalah ini
memiliki tanggung jawab besar dalam
berbagai asumsi yang diambil dari sumber
mengantarkan peserta didik kearah tujuan
utama agama Islam yakni Al-Qur’an dan Al-
pendidikan yang di cita-citakan. Hal ini
Hadits. Dalam kedua sumber tersebut
disebabkan pendidikan merupakan kultural
terdapat banyak sekali literatur-literatur
transition yang bersifat dinamis kearah suatu
yang membahas tentang pendidik.
Pembelajaran
penting
dari
adalah
pendidik
perubahan secara kontinu, sebagai sasaran vital bagi membangun kebudayaan dan
B. Pembahasan
peradaban umat manusia.
1. Pengertian Pendidik
Dalam hal ini, pendidik bertanggung
a. Pengertian menurut Al-Qqur’an dan al – hadits
jawab memenuhi kebutuhan peserta didik,
Dalam ayat Al-Qur’an surat al-isro
baik spiritual, intelektual, moral, etika, maupun kebutuhan fisik peserta didik. Karena demikian pentingnya peserta didik dalam proses pendidikan, selanjutnya dalam makalah
ini
kami
mencoba
untuk
memaparkan hal tersebut yang berkaitan
dengan hakikat pendidik dalam sudut pandang
pendidikan
Islam.
Pendidik
Artinya:....
dan
rendahkanlah
dirimu
merupakan salah satu aspek yang terpenting
terhadap mereka berdua dengan penuh
dalam pendidikan. , pendidik merupakan
kesayangan
suatu amanah yang sangat berat untuk
Tuhanku,
dilaksanakan.
sebagaimana mereka berdua telah mendidik
Dikatakan
berat,
karena
Pendidik harus bisa membimbing dan
dan
ucapkanlah:
kasihilah
mereka
"Wahai keduanya,
aku waktu kecil". (QS. Al-Isra : 24) 1
mengarahkan peserta didiknya ke arah yang
Dalam bentuk kata benda “Rabba”
positif dan lebih baik, dari semua aspek
ini digunakan juga untuk tuhan karena tuhan
yang ada pada peserta didik baik dari segi
juga
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
memelihara, masalah mencipta.
bersifat
mendidik
mengasuh
Seorang Pendidik bisa mengemban amanah sebagai pendidik dengan baik, apabila ia mengerti akan berbagai teori yang
1
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan. (Jakarta : CV Samara Mandiri, 1999), h.. 227
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Dalam surat asy-syura 18
Artinya
:
Fir'aun
menjawab:
"Bukankah Kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) Kami, waktu kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama Kami beberapa tahun dari umurmu.2 (QS.
Artinya: dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan Tuhanku,
ucapkanlah:
kasihilah
mereka
"Wahai keduanya,
sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".(Qs. Al-Isra’[17]: ayat 24)4 Istilah Murabbi sebagai pendidik
Asy – Syura : 18)
mengandung makna yang luas, yaitu
2. Pendidik dalam konteks Al-Quran Dalam konteks pendidikan Islam, pendidik
dan
disebut
murabi,
mu’allim,
muadadib, mudarris, muzakki, dan usttadz.
1)
mendidik peserta didik agar kemampuannya terus meningkat; 2) memberi bantuan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensinya; 3) meningkatkan kemampuan
a. Murabbi
peserta didik darikeadaan yang kurang
Istilah murabi merupakan bentuk (sigah)
al-ism
al-fa’il
yang
berakhir.
Pertama berasal dari kata raba, yarbu, yang artinya zad dan nama (bertambah dan tumbuh). Kedua berasal dari kata rabiya, yarba yang mempunyai makna tumbuh dan menjadi besar. Ketiga, berasal dari kata rabba yarubbu yang artinya memperbaiki, menguasai,
memimpin,
menjaga,
dan
memelihara.3 Kata Rabba, terdapat dalam Al Quran surat Al-Isra’ ayat 24, sebagai berikut:
dewasa menjadi dewasa dalam pola pikir, wawasan dan sebagainya; 4) menghimpun semua
komponen-komponen
yang dapat mengsukseskan pendidikan; 5) memobilisasi pertumbuhan dan perkembangan anak; 6) bertanggung jawab terhadap proses pendidikan anak; 7) memperbaiki sikap dan tingkah laku anak dariyang tidak baik menjadi lebih baik; 8) rasa kasih saying mengasuh peserta didik, sebagai orang tua mengasuh
Nabi Musa a.s. tinggal bersama Fir'aun
kurang lebih 18 tahun, sejak kecil. 3
Adib Bisri dan Munawir A. Fattah, Kamus Al-Bisri, (Surabaya : Pustaka Progresif, 1999), h. 173
anak-anak
kandungnya;
9)
pendidik memiliki wewenang, kehormatan, kekuasaan,
2
pendidikan
terhadap
pengembangan
kepribadian; 10) pendidik merupakan orang 4
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan. (Jakarta : CV Samara Mandiri, 1999), h.. 227
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
tua kedua setelah orang tuanya di rumah yang
berhak
atas
perkembangan
dan
pertumbuhan si anak. Secara ringkas term
Murabbi sebagai pendidik mengandung
empat tugas utama: a) Memelihara dan menjaga fitrah anak didik jelang dewasa; b) Mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan; c) Mengerahkam seluruh fitrah menuju kesempurnaan; d) Melaksanakan pendidikan secara bertahap.5 b. Mu’allim Mu’allim berasal dari al-fi’l al-madi
Artinya: sebagaimana (kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.(Qs. Al Baqarah [2]:151)7
yu’allimu,
dan
Berdasarkan ayat di atas, maka
Artinya,
telah
mu’allim adalah orang yang mampu untuk
mengajar, sedang mengajar, dan pengajaran
mengkonstruksikan bangunan ilmu secara
Mu’allim
sistematis dalam pemikiran peserta didik
merupakan al-ismal-fa’il dari ‘allama yang
dalambentuk ide, wawasan, kecakapan, dan
artinya orang yang mengajar. Dalam bentuk
sebagainya, yang ada kaitannya dengan
sulasi mujarrad, masdar dari ‘alima adalah
hakekat sesuatu. mu’allim adalah orang
‘ilmun, yang sering dipakai dalambahasa
yang
Indonesia disebut ilmu.6 Berkenan dengan
dibanding dengan peserta didik, yang
istilah mu’allim terdapat dalam Al Qur-an
dengannya ia dipercaya menghantarkan
surat Al Baqarah [2] ayat 151, sebagi
peserta didik kearah kesempurnaan dan
berikut:
kemandirian.8
‘allama,
mudari’nya
masdarnya
atau
orang
al-ta’alim.
yang
mengajar.
memiliki
kemampuan
unggul
c. Mu’addib Mu’addib merupakan al-ismal-fa’il dari madi- nya ‘addaba. ‘addaba artinya 5
Ramayulis dan Samsul Nizar, filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta : Kalam Mulia, 2009), h. 140 6
Al-Jurjanji dalam kitabnya al-Ta’rifat, mendefinisikan ilmu dengan; (1) ilmu adalah kesimpulan yang pasti sesuai dengan keadaan sesuatu; (2) ilmu adalah menetapnya ide (gambaran) tentang sesuatu alamjiwa dan akal seseorang; (3) ilmu adlahsampainya jiwa kepada hakikat sesuatu. Lihat, al-Jurjani, al Ta’rifat, (Tunisia: Dar al Tunisiyat,tt), h. 82
mendidik,
sementara
mu’addib
artinya
orang yang mendidik atau pendidik. Dalam wazan fi’ilsulasi mujarrad ‘aduba adalah 7
Departemen Agama, Op.cit., h. 23
8
Ramayulis dan Samsul Nizar, Op.cit., h. 141
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
‘adaban artinya sopan, berbudi baik. Al-
berperilaku atau beradab sesuai dengan
‘adabu artinya kesopanan. Adapun masdar
norma-norma, tata susila dan sopan santun
dari ‘addaba adalah ta’dib, yang artinya
yang berlaku dalam masyarakat.12
pendidikan.9
d. Mudarris
Secara
mu’addib
etimologi
merupakan bentukan dari kata ‘addaba yang berarti memberi adab, mendidik.
10
Adab
Secara etimologi istilah
Mudarris
berasal dari bahasa Arab, yaitu sigah al-ism al-fa’il dari al-fi’l al-madi darrasa. Darrasa
dalam kehidupan sehari-hari sering diartikan
artinya
tata krama, sopan santun, akhlak, budi
artinya Pendidik, pengajar.13 Dalam bentuk
pekerti. Anak beradap biasanya dipahami
al-fi’l al-madi sulasi mujarrad, mudarris
sebagai anak yang sopan yang mempunyai
berasal dari kata darasa, mudari’-nya
tingkah laku yang terpuji.
yadrusu masdar-nya darsan, artinya telah
Dalam Mu’jam
al
kamus Wasit
bahasa istilah
Arab,alMu’addib
“ yang berarti melatih,
mendisiplin diri
untuk berperilaku yang baik dan sopan santun; (2) kata dasrnya, “ adaba-ya’dibu “ yang
artinya
perjamuan
mengadakan
yang
berarti
pesta
atau
berbuat
dan
berperilaku sopan; (3) ‘addaba mengandung
sementara
mudarris
mempelajari, sedang/akan mempelajari, dan pelajaran.14
mempunyai makna dasar sebagai berikut: (1) ta’dib beraal dari kata ” ‘aduba-ya’dubu
mengajar,
Secara terminologi mudarris adalah orang yang memiliki kepekaan intelektual dan
informasi,
pengetahuan
dan
serta
memperbaharui
keahliannya
secara
berkelanjutan, dan berusaha mencerdaskan peserta didiknya, memberantas kebodohan mereka, serta melatih keterampilan sesuai dengan bakat, minat dan kemampuannya.15
pengertian mendidik, melatih, memperbaiki, mendisiplin, dan memberikan tindakan.11
e. Mursyid Secara etimologi istilah Mursyid
Secara terminology mu’addib adalah seorang
pendidik
yang
bertugas
untukmenciptakan suaana belajar yang dapat menggerakkan
peserta
didik
untuk
9
A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir ArabIndonesia Terlengkap, (Yogyakarta : Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984), h. 13 10
Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya, 1990), h. 37 11 Al-Mu’jam Al-Wasit, Kamus Arab,(Jakarta : Mahta Angkasa, tt), h.1
berasal dari bahasa Arab dalam bentuk alism al-fa’il dari al-fi’l al-madi rasysyada artinya
‘allama;
mengajar.
Sementara
12
Ramayulis dan Samsul Nizar , Op.cit., h. 142
13
A.W. Munawwir, Op.cit., h. 335
14
Mahmud Yunus, Op.cit., h. 126
15
Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekola, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005), h. 50
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
Mursyid memiliki persamaan makna dengan
ajaran islam, maka anak didik mempunyai
kata al-dalil dan mu’allim, yang artinya
ruang
penunjuk,
mengatualisasikan
pemimpin,
pengajar,
dan
instruktur. Dalam bentuk sulasi mujarrad masdar-nya adalah rusydan / rasyadan,
gerak
yang
cukup segala
luas
untuk
potensi
yang
dimilikinya. 18 konotasi otoritatif pihak pelaksana
artinya balagah rasydahu (telah sampai
pendidikan
kedewasaan). Al-rusydu juga mempunyai
bimbingan sesuai dengan ajaran – ajaran
arti al-aqlu, yaitu akal, pikiran, kebenaran,
islam, maka anak didik mempunyai ruang
kesadaran,
sama
gerak yang cukup luas19. Tugas utama
dengan al-dialah, al-ta’lim, al-masyurah
Pendidik Menurut Al-ghazali yaitu men-
artinya
yempurnakan, membersihkan, menyucikan
keinsyafan.
petunjuk,
Al-irsyad
pengajaran,
nasehat,
pendapat, pertimbangan, dan petunjuk.16 Secara terminology Mursyid adalah merupakan
salah
satu
sebutan
yaitu
Pendidik.
Dengan
hati manusia untuk bertanggung jawab kepada Allah. Beberapa pendapat tokoh tentang pendidik yaitu :
pendidik/Pendidik dalam pendidikan Islam
a. Sedangkan menurut abd Al-rahman
bertugas untuk membimbing peserta didik
Al-nahlawi tugas Pendidik yaitu:
agar ia mampu menggunkan akal pikiran
1) Menyucikan
secara
tepat,
sehingga
ia
mencapai
berfungsi
sebagai pembersih, pemelihara
keinsyafan dan kesadaran tentang hakekat sesuatu atau mencapai kedewasaan berfikir.
yakni
dan pengemban fitrah manusia. 2) Menginternalisasikan dan men-
Mursyid berkedudukan sebagai pemimpin,
transformasikan
penunjuk jalan, pengarah, bagi peserta
dan nilai-nilai agama kepada
didiknya agar ia memperoleh jalan yang
manusia.
lurus.17
b. Menurut
3. Tugas dan Tanggung Jawab Pendidik dalam Perspektif Al-Qur’an Pendidikan bimbingan mengandung pelaksana
islam
bukan konotasi pendidikan
merupakan
pengajaran
yang
otoritatif
pihak
yaitu
Abdul
Pengetahuan
Nasih
Ilmiah.
Karena ilmu mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan kepribadian
dan
Emansipasi
manusia.
Pendidik.
Dengan bimbingan sesuai dengan ajaran –
17
Ramayulis dan Samsul Nizar, Op.cit., h. 143
18
Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Gunung Pesagi, Bandar lampung Cet. Ke-II,. 2000, hlm 4 16
A.W. Munawwir, Op.cit., h. 535
19
Ibid, hlm. 3
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
pengetahuan dan pengalaman kepada peserta didik untuk diterjemahkan dalam
tingkah
laku
dan
kehidupannya. 3) Hendaknya
Pendidik
memelihara
shalat dan amalma’ruf nahi mungkar 4) Hendaknya melakukan yang disunatkan agama.
Artinya : Ya Tuhan Kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al kitab (Al Quran) dan AlHikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (Qs Al-
5) Hendaknya memelihara akhlak yang mulia. 6) Hendaknya mengisi waktu luang dengan hal-hal yang bermanfaat 7) Hendaknya selalu belajar dan tidak merasa malu untuk menerima ilmu dari orang lain. Hendaknya rajin, meneliti, menyusun dan mengarang
Baqarah ayat 129)
dengan
memperhatikan
keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan Ayat
ini
menerangkan
bahwa
untuk itu.
sebagai seorang pendidik yang agung beliau tidak hanya menerangkan ilmu tetapi lebih
4. Kode etik pendidik dalam Perspektif Al-Qur’an
dari itu dimana ia mengemban tugas untuk memelihara kesucian manusia berdasarkan ayat diatas Al-Nahlawi Menyimpulkan tugas
penyucian.
Pendidik
Hendaknya
mengembangkan
membersikan jiwa
dan
peserta didik
agar dapat mendekatkan diri mepada Allah SWT dan menjauhkan diri dari
dirinya. a. Pendidik hendaknya insyaf terhadap pengawasan Allah b. Pendidik
hendaknya
memelihara
kemulyaan ilmu. c. Pendidik hendaknya bersifat zuhud.
keburukan. 2) Tugas
etik pendidik menjadi 3 macam yaitu : 1. Kode etik yang berhubungan dengan
Pendidik yaitu: 1) Tugas
Al- Kanani mengemukakan kode
pengajaran
Pendidik
hendaknya menyampaikan berbagai
d. Pendidik berorientasi
hendaknya
tidak
pada
yang
dunia
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
menjadikan ilmu sebagai alat untuk melihat kedudukan. e. Hendaknya
g. Menegur murid yang tidak sopan santun.
Pendidik
menjauhi
h. Bersikap bijak dalam melakukan
situasi yang mendatangkan fitnah
pembahasan, penyampaian pelajaran
seperti firman Allah SWT.
dan menjawab pertanyan
i. Mengatur volume agar tidak terlalu keras dan tidak terlalu pelan. j. Terhadap
murid
baru
Pendidik
hendaknya bersikap wajar dan menciptakan suasana yang membuatnya merasa sudah menjadi bagian dari
Artinya:
Hai
orang-orang
yang
beriman makanlah diantara rizki yang baik yang
kami
berikan
kepadamu
dan
bersyukurlah kepada Allah jika benar-benar kepadanya kamu menyembah. (QS Al Baqarah 172)
kelas. k. Menutup pelajaran dengan menunjukkan keihlasan. l. Tidak memberi pelajaran yang tidak dikuasainya. 3. Kode etik ditengah para murid a. Mengajar dengan niat terhadap ridha
2. kode etik yang berhubungan dengan pelajaran.
b. Tidak menolak murid yang tidak
a. Sebelum mengajar harus suci dari
keluar
rumah
berdoa
dirinya sendiri. d. Memotivasi murid untuk menuntut
terlebih dahulu. c. Mengmbil tempat yang dapat terlihat
ilmu. e. Menggunakan bahasa yang dim-
murid. d. Sebelum mengajar terlebih dahulu membaca ayat dari al-Qur’an. e. Pendidik
mempunyai niat lulus dalam belajar. c. Mencintai murid seperti ia mencintai
hadas dan kotoran. b. Sebelum
Allah.
hendakya
mengajarkan
bidang studi sesuai dengan hirarki nilai kemulyaan dan kepentingan. f. Menjaga ketertiban majelis
engerti murid. f. Melakukan
evaluasi
terhadap
kegiatan belajar mengajar g. Bersikap adil terhadap muridnya seperti firman allah.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
diserahkan
kepadanya.
Allah
SWT
menjelaskan:
Artinya
:
Sesungguhnya
Allah
menyuruh (kamu) Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan
permusuhan.
Dia
memberi
pengajaran kepadamu agar kamu dapat
mengambil
pelajaran.
(QS.An-Nahl. 90) h. berusaha
membantu
memenuhi
kemaslahatan murid baik kedudukan
Artinya : Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha melihat. (Q.S. AnNisa’: 58) Berdasarkan penjelasan diatas bahwasanya Pendidik sebagai pemegang amanat haruslah memiliki sifat-sifat yang
maupun hartanya. i. Terus
membantu
perkembangan
murid baik intelektualny maupun
yang mulia diantaranya sebagai berikut : a. Zuhud tidak mengutamakan materi dan
akhlaknya.
mengajar
karena
mencari
keridhoan Allah semata. Seorang 5. Sifat-sifat
yang
harus
dimiliki
Pendidik Dalam Perspektif Al-Quran
Pendidik menduduki tempat yang tinggi dan suci, maka ia harus tahu kewajiban yang sesuai dengan posisi
Pendidik bukan hanya menerima amanat dari orang tua untuk mendidik, melainkan juga dari setiap orang yang memerlukan bantuan untuk mendidiknya. Sebagai
pemegang
bertanggung
jawab
amanat, atas
Pendidik
amanat
yang
sebagai
Pendidik,
ia
haruslah
seorang yang benar-benar zuhud. Ia mengajar dengan maksud ia tidak menghendaki dengan mengajar itu selain mencari keridhaan Allah dan menyebarkan ilmu pengetahuan.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
b. kebersihan Pendidik Seorang
kepribadian dan mempunyai harga
Pendidik
tubuhnya,
jauh
harus
dari
bersih
dosa
dan
diri. e. seorang
Pendidik
merupakan
kesalahan, bersih jiwa, terhindar dari
seorang bapak sebelum ia seorang
dosa besar, sifat ria (mencari nama),
Pendidik.
dengki,
Seorang Pendidik mencintai murid-
permusuhan,
perselisihan
dan lain-lain sifat yang tercela.
muridnya
c. Ikhlas dalam Pekerjaan
sendiri
memikirkan
keadaan seperti ia memikirkan anak-
Keikhlasan dan kejujuran seorang
anaknya
Pendidik
pendidikan islam inilah ditegakkan
didalam
pekerjaanya
sendiri.
Atas
merupakan jalan terbaik ke arah
pendidikan
suksesnya didalam tugas dan sukses
Bahkan seharusnya Pendidik harus
murid-muridnya. Tergolong ikhlas
lebih mencintai muridnya dari pada
ialah seorang yang sesuai kata
anak-anak
dengan
sumsumnya sendiri.
perbuatannya,
melakukan
apa yang ia lakukan, dan tidak malu-
dizaman
sistem
yang
sekarang.
berasal
dari
f. Harus mengetahui tabi'at murid.
malu mengatakan : aku tidak tahu,
Pendidik harus mengetahui tabi'at
bila
diketahui.
bawaanya, adat kebiasaanya, rasa
Seorang yang benar-benar alim ialah
dan pemikiran murid agar ia tidak
orang yang merasa malu harus
kasar dalam mendidik anak-anak.
ada
yang
menambah
tidak
ilmunya
dan
menempatkan dirinya sebagai pelajar untuk mencari hakekat, disamping itu ia ikhlas terhadap muridnya dan menjaga waktu mereka.
g. harus menguasai mata peajaran Seorang Pendidik harus sanggup menguasai
pelajaran
yang
diberikannya, serta memperdalam ilmu pengetahuannya itu. Sehingga
d. Suka pemaaf.
janJganlah pelajaran itu bersifat
Seorang Pendidik harus bersifat
dangkal, tidak melepaskan dahaga
pemaaf
ia
dan tidak mengenyangkan lapar.
sanggup menahan diri, menahan
Pendidik harus menguasai materi
kemarahan,
yang akan diberikan kepada anak
terhadap
muridnya,
lapang hati, banyak
sabar dan jangan pemarah karena sebab-sebab
yang
kecil.
Ber-
didiknya.
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
6. Hakekat Pendidikan dalam al-Qur’an Hakekat/nilai
merupakan
esensi
b. Kecintaan kepada Ilmu pengetahuan, yaitu upaya yang diarahkan pada
yang melekat pada sesuatu yang sangat
pemberian
berarti bagi kehidupan manusia. Nilai
pengamalan ilmu pengetahuan. Ilmu
bersifat praktis dan efektif dalam jiwa dan
pengetahuan yang dimaksud adalah
tindakan manusia dan melembaga secara
pengetahuan yang bercirikhas Islam,
objektif
ini
dengan disandarkan kepada peran
merupakan suatu realita yang sah sebagai
dia sebagai khalifah fil ardhi dengan
suatu cita-cita yang benar dan berlawanan
pola
dengan cita-cita palsu yang bersifat khayal.
(hablum
didalam
masyrakat.
Nilai
Pendidik sebagai Pelaksana dari pendidikan.
Sedangkan
merupakan
proses
pendidikan
transformasi
dan
dan
pengahayatan,
hubungan min
dengan
Allah
Allah),
sesama
manusia (hablum minannas) dan hubungan
dengan
alam
sekitas
(hablum min al-alam).
internalisasi ilmu pengetahuan dan nilai-
c. Nilai-nilai Islam, maksudnya adalah
nilai Islam pada peserta didik melalui
nilai-nilai yang terkandung dalam
penumbuhan dan pengembangan potensi
praktek pendidikan harus mengan-
fitrahnya untuk mencapai keseimbangan dan
dung nilai Insaniah dan Ilahiyah.
kesempurnaan
segala
Yaitu: a) nilai yang bersumber dari
aspeknya. Sehingga dapat dijabarkan pada
sifat-sifat Allah sebanyak 99 yang
enam pokok pikiran hakekat pendidikan
tertuang dalam “al Asmaul Husna”
Islam yaitu;
yakni nama-nama yang indah yang
hidup
dalam
a. Proses tranformasi dan internalisasi,
sebenarnya
karakter
idealitas
yaitu upaya pendidikan Isla harus
manusia yang selanjutnya disebut
dilakukan secara berangsur-angsur,
fitrah, inilah yang harus dikem-
berjenjang
bangkan. b) Nilai yang bersumber
dan
Istiqomah,
penanaman nilai/ilmu, pengarahan,
dari
pengajaran
pembimbingan
selanjutnya di dialogkan pada nilai
kepada anak didik dilakukan secara
insaniah. Nilai ini merupakan nilai
terencana, sistematis dan terstuktur
yang terpancar dari daya cipta, rasa
dengan
dan karsa manusia yang tumbuh
pendekatan tertentu.
dan
menggunakan dan
pola,
metode/sistem
hukum-hukum
Allah,
yang
sesuai dengan kebutuhan manusia. d. Pada diri peserta didik, maksudnya pendidikan ini diberikian kepada
Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, Juli 2015
peserta
didik
yang
mempunyai
potensi-potensi rohani. Potensi ini memmungkinkan
manusia
dididik dan selanjutnya juga bisa
Dafta Pustaka
mendidik.
Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan terjemahan. Jakarta : CV Samara Mandiri, 1999.
Pendidik adalah komponen yang sangat penting dalam sistem pendidikan, karena ia yang mengantrakan peserta didik pada tujuan yang telah ditentukan, bersama komponen-komponen
lainyang
terkait.
Pendidik mempunyai kedudukan yang amat mulia, maka dari itu ia dijadikan sosok yang dapat memberikan contoh bagi peserta didik baik dari tingkah laku, maupun sifatnya, serta membimbing dan memotivasi anak didiknya agar dapat menyongsong masa depan yang lebih baik. Pendidik sebaiknya terus berusaha keras dan sungguh-sungguh untuk membentuk pola pikir, sikap, dan perilaku murid menuju yang lebih baik, dalam berbagai dimensi makna kebaikan. Tugas utama Pendidik Menurut Alghazali yaitu menyempurnakan, membersihmenyucikan
bertanggungjawab
hati
manusia
kepada
Allah
untuk Agar
berhasil dalam melaksanakan kewajiban, maka Pendidik mestilah memiliki kompetensi, sifat
dan sunnah Rasulullah saw.
untuk
Penutup
kan,
tugasnya mengikut petunjuk dalam Al-quran
dan
karakteristiknya
mencerminkan
Pendidik yang profesional dan menjadi teladan, yang dalam melaksanakan tugas-
Adib Bisri dan Munawir A. Fattah, Kamus Al-Bisri (Surabaya : Pustaka Progresif, 1999. Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Logos Wacana Ilmu, 1997. Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung : Remaja Rosda Karya, 2006. Al-Mu’jam Al-Wasit, Kamus Arab,(Jakarta : Mahta Angkasa, tt) Al-Rasyidin, Samsul Nizar, Pendekatan Historis, Teoritis, dan Praktis Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Ciputat Press, 2005. A.W. Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Yogyakarta : Pondok Pesantren al-Munawwir, 1984. Mahmud Yunus, Kamus Bahasa Arab Indonesia, (Jakarta : PT. Hidakarya, 1990 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam Sekola, Madrasah, dan Perguruan Tinggi, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2005. M. Athiyal. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam ( terjemahan hasan Ghani), Jakarta : Bulan Bintang. Ramayulis dan Samsul Nizar, filsafat Pendidikan Islam, Jakarta : Kalam Mulia, 2009. Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam, Gunung Pesagi, Bandar lampung Cet. Ke-II,. 2000