PENDAHULUAN Buku panduan ini disusun berdasarkan materi sosialisasi Komite Profesi pada saat pelaksanaan uji coba pemetaan level kompetensi pada bulan Mei dan Juni 2011 dan arahan serta kebijakan Direksi PT PLN (Persero). Sejak 12 Agustus 2011 telah ditetapkan Kebijakan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 1252.K/DIR/2011 tentang Sertifikasi Kompetensi yang mengatur dasar pelaksanaan pemetaan level kompetensi pegawai, yang terdiri dari hard competency dan soft competency. Dalam rangka mempermudah pemahaman pegawai terkait istilah/terminologi yang pernah disampaikan oleh Komite Profesi pada sosialisasi sebelumnya, maka pada buku ini istilah/terminologi dipadankan dengan istilah/terminologi yang ada pada Kebijakan Direksi PT PLN (Persero) Nomor: 1252.K/DIR/2011, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4.
Pemetaan Level Kompetensi = Sertifikasi Kompetensi Uji Kompetensi Profesi = Uji Hard Competency Uji Kompetensi Online = Uji Portofolio (Sistem Ujian Online) Hasil dari Uji Kompetensi Profesi (Si-Ujo) secara online: a. +1 : Sangat Kompeten = Kategori I b. 0 : Kompeten = Kategori II c. -1 : Belum Kompeten = Katetegori III d. -2 : Belum Kompeten = Kategori IV 5. Sertifikat Kompetensi = Sertifikat Hard Competency
Dan untuk selanjutnya, apabila dalam buku ini ada penjelasan yang bertentangan dengan Keputusan Direksi PT PLN (Persero), maka panduan pelaksanaan pemetaan level kompetensi tetap berpodaman pada Kebijakan Direksi PT PLN (Persero) yang berlaku.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
1
LATAR BELAKANG Dalam menghadapi tantangan bisnis ketenagalistrikan, PT PLN (Persero) perlu mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang profesional dan kompeten secara berkelanjutan sesuai bidang pekerjaannya dilandasi oleh tata nilai untuk mencapai visi perusahaan. Perusahaan yang baik pasti memiliki jenjang karir yang jelas dan dapat dicapai oleh human capitalnya melalui assessment dan ujian serta pemenuhan persyaratan tertentu. Hal ini bisa dilakukan jika organisasi memiliki sistem pengembangan profesional yang salah satunya adalah sertifikasi atas keahlian tertentu yang sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup perusahaan. Untuk itu perlu kesamaan kriteria dan sasaran sehingga level kecakapan (proficiency) kompetensi seseorang dapat diukur. Dengan demikian para pemegang sertifikat memiliki potensi untuk mengembangkan karirnya sesuai dengan peluang yang ada di perusahaan. Perusahaan yang memiliki human capital dengan kompetensi prima seharusnya mendapatkan remunerasi yang baik. Hal ini dapat memberikan motivasi kepada mereka untuk lebih berprestasi dan meningkatkan kinerjanya dalam menghasilkan produk-produk yang inovatif dan mampu bersaing. Kondisi PT PLN (Persero) saat ini, berdasarkan isu strategis terkait human capital, telah teridentifikasi beberapa hal penting yaitu : 1. Untuk jangka waktu 6 (enam) tahun kedepan sekitar 21.000 pegawai PLN akan memasuki masa pensiun. 2. Adanya genaration gap, saat ini jenjang jabatan pegawai yang masuk tahun 2.000 dan setelahnya dominan berada di level Specific dan hanya beberapa diantaranya yang sudah berada di level System, sehingga sistem pembinaan kompetensi dan karir dengan 26 grade sudah tidak dapat dipertahankan lagi. 3. Adanya pegawai yang over valued dan under valued. Hal ini tentu mempengaruhi tersedianya SDM kompeten yang berkelanjutan dan terjadinya kelangkaan SDM untuk level-level tertentu karena terputusnya transfer kompetensi secara normal. Untuk itu direncanakan adanya regulasi baru terkait pembinaan level kompetensi yang salah satunya adalah perubahan sistem pembinaan kompetensi dan karir dari 26 grade menjadi 12 grade. Salah satu tahapan untuk mendukung rencana tersebut adalah pemetaan level kompetensi seluruh pegawai meliputi hard competency dan soft competency yang akan dilakukan oleh Komite Profesi. Mengingat jumlah pegawai yang harus dipetakan kompetensinya mencapai lebih dari 40.000 orang, maka untuk efektif dan efisiennya pelaksanaan uji hard competency digunakan metode ujian secara online dengan menggunakan program yang diberi nama Si-Ujo (Sistem Ujian Online) sebagai salah satu metode selain metode umum lainnya.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
2
KOMITE PROFESI Komite Profesi dibentuk oleh Direksi PLN melalui SK No. 077.K/DIR/2011 tanggal 3 Maret 2011 dengan skema kerja sebagai berikut:
Board of Director
Pelaksana
Komite Profesi
Ketua Penasehat
Wk.Ketua
Bidang Profesi
Bidang Assessment dan Evaluasi
PUSDIKLAT USER
ASTER
Bidang Administrasi dan Tata Kelola
UNIT OPERASIONAL
Keterangan: USER : Unit Sertifikasi ASTER : Assessment Centre
Secara umum tugas dan tanggung jawab Komite Profesi adalah : 1. Menyusun skema uji kompetensi mengacu pada tuntutan kebisaan level kompetensi yang ditetapkan Direksi. 2. Menyusun metode dan materi uji kompetensi untuk setiap level kompetensi berdasarkan profesi, Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ), dan/atau penugasan semua sebutan jabatan. 3. Menyusun kriteria calon peserta uji kompetensi. 4. Melaksanakan pemetaan level kompetensi seluruh pegawai dengan cara melakukan uji kompetensi berupa hard competency dan soft competency. 5. Mengevaluasi hasil pemetaan level kompetensi dan merekomendasikan hasilnya ke Direksi. 6. Menandatangani Piagam Integritas, dengan konsekuensi apabila ditemukan kecurangan, pembocoran data pada praktek penetapan sertifikasi Kompetensi maka akan dikenakan peraturan disiplin katagori sedang dan terakhir. 7. Membuat laporan pelaksanaan pemetaan level kompetensi kepada Direksi.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
3
MAKSUD DAN TUJUAN 1. Mewujudkan Road Map SDM PT PLN (Persero) tahun 2011- 014 Tujuan yang ingin dicapai pada tahun 2014 adalah: 1) Pegawai PLN yang berkompeten, produktif, memiliki tata nilai, dan etika kerja tinggi. 2) Pengelolaan SDM PLN yang efisien dan efektif. 3) Tata organisasi PLN yang sehat, dinamis serta mampu memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Hal tersebut dilakukan melalui konsistensi implementasi Manajemen SDM Berbasis Kompetensi (MSDM-BK). MSDM-BK di PT PLN (Persero) telah dicanangkan oleh Direksi sejak tahun 2004. Dengan diterapkannya MSDM-BK maka pegawai dihargai/dinilai dari kompetensi yang dimilikinya. Namun sampai saat ini jumlah pegawai PLN yang memiliki sertifikat kompetensi tidak lebih dari 5%. Dengan adanya pemetaan level kompetensi ini diharapkan seluruh pegawai PLN akan terpetakan kompetensinya. 2. Menanggulangi Permasalahan Generation Gap Pada tahun 1996 s/d 2000, PT PLN (Persero) menetapkan kebijakan zero growth pegawai, dan pada tahun 2001 s/d sekarang mulai dilakukan pertumbuhan pegawai melalui proses rekrutmen pegawai baru. Dengan adanya zero growth tersebut dirasakan adanya gap kompetensi maupun jabatan pegawai angkatan 1995-2001. Dengan adanya pemetaan level kompetensi ini yang digunakan sebagai dasar rencana migrasi dari 26 grade ke 12 grade, diharapkan akan terjadi akselerasi bagi pegawai yang under valued atau yang memiliki kompetensi di atas level jabatannya saat ini. 3. Optimalisasi Fungsi SDM The right man in the right place bukan hanya sekedar slogan kosong tanpa makna, tetapi jika slogan tersebut dapat diterapkan dengan baik maka setiap individu akan dapat memberikan kontribusinya yang maksimal untuk pencapaian kinerja yang optimal. Dengan dilakukannya pemetaan level kompetensi ini akan dapat memberikan informasi kepada manajemen untuk menempatkan seseorang pada posisi jabatan yang tepat sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. 4. Mewujudkan Cita-cita sebagai Akademi Karir Dengan adanya akselerasi level kompetensi/jabatan maka yang bersangkutan akan banyak mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang lebih menantang, pengalaman, dan wawasan yang berharga, kematangan dalam bertindak, kebijakan dalam memutuskan dan lain sebagainya, sehingga performa orang tersebut semakin baik. Dengan demikian diharapkan muncul insaninsan PLN yang nantinya dapat berkiprah di Instansi atau BUMN lain. 5. Menciptakan Sistem SDM yang kompetetif, adil, dan transparan. Pemetaan level kompetensi dilaksanakan dengan kompetitif, adil, dan transparan yang salah satunya ditunjukkan dengan digunakannya metode uji kompetensi secara online dengan program Si-Ujo. Program Si-Ujo didesain sedemikian rupa sehingga setelah ujian setiap orang langsung dapat melihat hasilnya, sehingga setiap peserta yakin bahwa hasil ujiannya adalah murni hasil usahanya.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
4
RENCANA MIGRASI SISTEM GRADE Dalam pelaksanaan pemetaan level kompetensi, pada tahap awal setiap pegawai diproyeksikan sebagai berikut: Grade Saat Ini Integration 1-3 Advanced 1-3 Optimization 1-4 System 1-4 Specific 1-4 Basic 1-4
Proyeksi Grade Baru Integration Advanced A, B Optimization A, B System A, B Specific A, B Basic A, B, C
Namun demikian proyeksi tersebut tidak bersifat mutlak, karena berdasarkan hasil pemetaan level kompetensi nantinya dapat diidentifikasi seseorang over valued atau under valued. Pegawai yang over valued adalah pegawai yang mendapatkan P1 dan P2 (remunerasi) pada grade/level kompetensi yang lebih tinggi dari kompetensi yang dimilikinya. Pegawai yang under valued adalah pegawai yang mendapatkan P1 dan P2 (remunerasi) pada grade/level kompetensi yang lebih rendah dari kompetensi yang dimilikinya. Definisi grade A, B, dan C dibedakan melalui parameter kegiatan, pengetahuan, dan tanggung jawab yang dijelaskan lebih lanjut melalui Keputusan Direksi PLN No. 1242.K/DIR/20011 tentang Klasifikasi Grade.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
5
PRINSIP PEMETAAN LEVEL KOMPETENSI 1. Pelaksanaan pemetaan level kompetensi ini dilakukan dengan prinsip TARIF yaitu: Transparant, Accountability, Responsibility, Independent, Fairness. 2. Proses konversi ke sistem baru harus benar-benar murni dan hasilnya tidak akan mempengaruhi remunerasi yang sudah diterima (untuk pegawai yang over valued), untuk mencegah menurunnya harga diri maka hasil pemetaan level kompetensi hanya akan diketahui oleh Komite Profesi, Direksi terkait, Individu yang bersangkutan, dan General Manager/Manajer SDM. Contoh: Pegawai yang over valued adalah pegawai pada Level Kompetensi System, namun secara kompetensi hard maupun soft yang bersangkutan sebenarnya masih pada Level Kompetensi Specific. 3. Bagi pegawai yang ternyata selama ini under valued maka akan diusulkan penyesuaian melalui proses pemetaan level kompetensi. Selama masih pada level kompetensi yang sama pegawai yang bersangkutan dapat dipercepat kenaikan grade-nya. Contoh: 1) Specific 2 dipercepat menjadi Specific 1. 2) Specific 1 dipercepat menjadi System 4. Pegawai tetap wajib mengikuti diklat penjenjangan meskipun hasil pemetaan level kompetensi yang bersangkutan di atas level kompetensi saat ini. 4. Pemetaan level kompetensi diukur sesuai dengan level kompetensi pegawai (jenjang jabatan fungsional). 5. Setiap bentuk pelanggaran dalam proses penyelenggaraan pemetaan level kompetensi merupakan pelanggaran disiplin sedang.
PESERTA UJI KOMPETENSI Peserta Uji Kompetensi adalah pegawai PT PLN (Persero) termasuk pegawai Anak Perusahaan PT PLN (Persero) dengan kriteria sebagai berikut: 1. Memiliki masa kerja minimal 1 tahun. 2. Memiliki usia maksimal 53 tahun. 3. Peserta rekrutmen dengan kualifikasi profesional (berpengalaman kerja) 4. Peserta sebagaimana angka 1, 2, dan 3 di atas, yang sudah tersedia materi ujinya sesuai dengan level kompetensi dan penugasannya (tidak termasuk pegawai dengan Level Kompetensi Integration). Keterangan: Pegawai level kompetensi Basic yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai profesi dan masih berlaku tidak diwajibkan mengikuti uji hard competency, dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Pemegang Sertifikat Kompetensi level 3 dari LSK Ketenagalistrikan diusulkan setara dengan Basic 1 /2 . 2. Pemegang Sertifikat Kompetensi level 1 dan 2 dari LSK Ketenagalistrikan diusulkan setara dengan Basic 3/4E, namun apabila yang bersangkutan sudah pada Basic 1/2 maka tetap diwajibkan mengikuti uji hard competency.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
6
OBYEK PEMETAAN LEVEL KOMPETENSI Sesuai dengan tugas dan tanggung jawab Komite Profesi untuk melaksanakan uji kompetensi kepada seluruh pegawai PLN sesuai dengan level kompetensinya, maka materi uji kompetensi terdiri dari materi hard competency dan materi soft competency. Idealnya semua materi uji kompetensi tersebut dibuat berdasarkan tuntutan Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) setiap sebutan jabatan pegawai. Namun karena saat ini KKJ setiap sebutan jabatan belum tersedia maka pembuatan materi uji untuk hard competency didasarkan pada pengelompokan profesi sesuai Keputusan Direksi No. 413.K/DIR/2008 yang didetailkan lagi ke penugasan/ pekerjaan pegawai sehingga materi yang akan diujikan sama/mendekati pekerjaan sehari-hari pegawai, sedangkan soft competency berdasarkan Direktori Soft Competency PLN Jilid IV tahun 2008. Selanjutnya, pegawai harus memilih profesi/materi uji yang sesuai dengan jabatannya saat ini kecuali bagi pegawai yang baru mutasi lintas profesi dan belum memperoleh/melewati 1 periode penilaian kriteria talenta boleh memilih profesi sesuai jabatan sebelumnya.
Assesse
Pegawai
Jenis Jabatan
Fungsional Integration
Gradasi Level Kompetensi / Jenjang Jabatan
Advanced A-B Optimization A-B
Struktural Profesi 20 Pohon 36 Sub Pohon 66 Sub Nama
System A-B Specific A-B Basic A-C
Manajemen Atas Man. Menengah Man. Dasar Supervisori Atas
DIRKOM+ KKJ
Supervisori Dasar
Obyek Assessment Hard Competency
• PROFESI TERDAFTAR (Jabatan baru Belum mencapai 1 periode penilaian Talenta) • PROFESI SESUAI JABATAN (Jabatan baru sudah mencapai1 periode penilaian Talenta)
Obyek Assessment Soft Competency
• KKJ Kompetensi Inti dan Peran sesuai DIRKOM Soft Competency Jilid 1, Edisi ke IV Tahun 2008
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
7
MATERI UJI KOMPETENSI PROFESI (HARD COMPETENCY) Materi uji kompetensi profesi secara online dilaksanakan sesuai dengan level kompetensi peserta uji. Jumlah soal yang harus dikerjakan oleh masing-masing peserta maksimal 50 soal. Bentuk soal ujian terdiri dari: 1. Essay (bentuk soal ini hanya tersedia pada uji kompetensi profesi non online) 2. Pilihan ganda 3. Pilihan benar-salah 4. Menjodohkan/mencocokkan 5. Labeling (bentuk soal ini hanya tersedia pada materi uji level kompetensi Basic) Secara umum soal ujian secara online/non online terdiri dari: teori, keselamatan ketenagalistrikan, SOP, kegiatan operasional, evaluasi hasil pekerjaan, dan/atau laporan hasil pekerjaan. Komposisi soal dibuat proporsional sesuai dengan level kompetensi peserta uji, dengan pembagian secara umum sebagai berikut: 1. Level kompetensi Basic terdiri dari 100% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic. 2. Level kompetensi Specific terdiri dari 50% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Specific dan 50% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic. 3. Level kompetensi System terdiri dari 40% pertanyaan terkait teori/pekerjaan System dan 60% pertanyaan terkait teori/pekerjaan Basic. 4. Komposisi pertanyaan dari masing-masing Level Kompetensi: 90% soal sesuai dengan level kompetensinya dan 10% berasal dari soal pada 1 Level Kompetensi di atasnya. Contoh: Soal Basic terdiri dari 90% soal Basic dan 10% soal Specific Ilustrasi komposisi soal uji dapat dilihat pada gambar berikut:
CONTOH SOAL UJI HARD COMPETENCY BASIC
SPESIFIC
SYSTEM
TEK APP 100% 25% 25% TEK JTR 100%
ASISTEN ENG TEG RENDAH 50%
10% SOAL OLAH DATA 10% SOAL SUPERVISI KEGIATAN 10% SOAL ALAT & MATERIAL KERJA 10% SOAL APD 10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR PEMELIHARAAN TEGANGAN RENDAH
15% 15% 15%
TEK JTM 100% 25% 25% TEK GARDU 100%
15%
ASISTEN ENG TEG MENENGAH 50%
10% SOAL OLAH DATA 10% SOAL SUPERVISI KEGIATAN 10% SOAL ALAT & MATERIAL KERJA 10% SOAL APD 10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR PEMELIHARAAN TEGANGAN MENENGAH
ENGINEER PEMELIHARAAN DISTRIHUSI 40% 15% SOAL ANALISA DATA 15% SOALTROUBLE SHOOTING 10% SOAL LAPORAN SBG SUPERVISOR UTAMA PEMELIHARAAN DISTRIBUSI
Komposisi pertanyaan dari masing-masing Level Kompetensi: 90% soal sesuai dengan level kompetensinya dan 10% berasal dari soal pada 1 Level Kompetensi di atasnya.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
8
METODE PEMETAAN LEVEL KOMPETENSI Pemetaan Level Kompetensi dilakukan melalui pemetaan hard competency yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Unit Sertifikasi atau disingkat USER dan pemetaan soft competency yang dilakukan oleh PT PLN (Persero) Assessment Centre atau disingkat ASTER. Penggabungan pemetaan hard competency dan pemetaan soft competency adalah Level Kompetensi. Pemetaan Level Kompetensi terdiri dari 4 (empat) tahap sebagai berikut: 1. Uji Kompetensi Profesi Online. Dilakukan secara online melalui Si-Ujo dengan hasil sebagai berikut: 1) +1 : Sangat Kompeten 2) 0 : Kompeten 3) -1 : Belum Kompeten 4) -2 : Belum Kompeten Apabila pegawai mendapat nilai -2, maka pembinaan pegawai menjadi tanggung jawab atasan langsung. 2. Uji Kompetensi Profesi Non Online (hard competency). Dilakukan oleh penguji melalui metode tes tertulis (bentuk soal termasuk soal essay), wawancara, dan/atau observasi dengan hasil sebagai berikut: 1) K : Kompeten 2) BK : Belum Kompeten Uji kompetensi ini hanya dilakukan untuk peserta Si-Ujo dengan nilai +1 dan -1. Bagi peserta SiUjo dengan nilai +1 pada ujian ini akan diuji pada 1 level kompetensi di atasnya, sementara peserta Si-Ujo dengan nilai -1 pada ujian ini akan diuji kembali pada level kompetensi yang sama. 3. Uji Soft Competency. Dilakukan oleh penguji melalui metode assessmet atau assessment centre dengan hasil sebagai berikut: 1) R : Recommended (direkomendasikan) 2) NR : Not Recommended (tidak direkomendasikan) Uji kompetensi ini hanya dilakukan untuk peserta uji hard competency yang dinyatakan kompeten. 4. Penetapan Level Kompetensi Penetapan Level Kompetensi ditetapkan berdasarkan nilai terendah antara hard competency dan soft competency. Contoh: Hard Competency Soft Competency Kesimpulan Kompeten Recommended Kompeten Kompeten Not Recommended Belum Kompeten Belum Kompeten Belum Kompeten Konsekwensi apabila kesimpulan pemetaaan level kompetensi dinyatakan belum kompeten, maka pembinaan grade / level kompetensi pegawai belum bisa meningkat sebelum pegawai mampu meningkatkan hard dan soft competency-nya. Pegawai diberikan kesempatan untuk meningkatkan hard dan soft competency-nya selama kurun waktu tertentu dari tanggal ditetapkannya grade terakhir pegawai. Melebihi kurun waktu yang telah ditetapkan tersebut, maka keputusan pembinaan grade pegawai diserahkan ke Direksi cc: General Manager.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
9
Ilustrasi alur pelaksanaan pemetaan level kompetensi dapat dilihat pada gambar berikut:
1 +1
Grade
K UHC+1
USC+1
Selesai R
NR
BK
Direkomendasikan Komite Profesi kepada Direksi untuk diatur lebih lanjut
2/3/4
R K UHC
USC NR BK
Mulai
Pegawai mengikuti Uji Kompetensi Online
R 0
USC
NR
Hasil Si-Ujo
K -1
UHC
R
USC BK
NR
-2
Keterangan: UHC USC UHC+1 USC+1 K BK R NR CMC
: Uji Hard Competency pada Level Kompetensi yang sama : Uji Soft Competency pada Level Kompetensi yang sama : Uji Hard Competency pada 1 Level Kompetensi di atasnya : Uji Soft Competency pada 1 Level Kompetensi di atasnya : Kompeten : Belum Kompeten : Recommended : Not Recommended : Couching Mentoring Counseling
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
10
TEKNIS PELAKSANAAN UJI KOMPETENSI PROFESI (HARD COMPETENCY) SECARA ONLINE 1. Jadual pelaksanaan uji hard competency online pada bulan September 2011. 2. Jumlah soal maksimal 50 soal dengan waktu 60 menit (disesuaikan dengan tingkat kesulitan pengerjaan soal) 3. Pelaksanaan ujian dilakukan serentak di seluruh indonesia pada hari yang sama untuk profesi yang sama. 4. Ujian dilaksanakan secara bersama-sama dalam satu ruangan di unit setempat dengan sistem online. 5. Penanggung jawab ujian adalah manajemen unit setempat. 6. Sifat ujian open book tetapi peserta harus menjawab secara mandiri dan jujur. 7. Bagi yang nilainya minus (-1 atau -2), saat itu juga diberikan kesempatan untuk ujia ulang dengan kesempatan 1x. 8. Apabilla waktu ujian telah habis maka sistem otomatis akan closed dan hasil dinilai apa adanya. 9. Manajemen unit membuat Berita Acara pelaksanaan ujian disertai laporan kondisi-kondisi tidak normal
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN 1. Mengidentifikasi profesi dan level kompetensi pegawai dilingkungan unit kerjanya untuk uji hard competency. 2. Memberikan pemahaman kepada seluruh pegawai dilingkungan unit kerjanya atas proses uji kompetensi. 3. Menyiapkan sarana dan prasarana uji kompetensi online di unit kerja masing masing. 4. Memastikan bahwa pegawai siap menghadapi uji kompetensi online dengan Si-Ujo pada bulan September 2011. 5. Memastikan bahwa proses pelaksanaan uji kompetensi online terlaksana dengan jujur, adil, dan transparan sehingga hasil uji sesuai dengan kondisi yang ada.
PASCA UJI KOMPETENSI 1. Peserta yang mendapatkan nilai minus 2 (-2) menjadi tanggung jawab manajemen / atasannya untuk memberikan pembinaan sehingga pada tahun berikutnya peserta telah siap untuk mengikuti uji kompetensi online. 2. Peserta yang mendapatkan nilai plus 1 (+1) dan minus 1 (-1) pada saat uji kompetensi online, masih harus mengikuti uji kompetensi offline berupa uji tertulis, wawancara dan observasi untuk membuktikan bahwa peserta tersebut kompeten pada level kompetensi yang diujikan. 3. Peserta yang dinyatakan kompeten akan diberikan sertifikat kompetensi setelah dilakukan verifikasi kesesuaian antara jabatan dengan profesi / penugasan yang dipilih. 4. Peserta yang telah dinyatakan kompeten dalam ujian online atau offline (hard competency) masih harus mengikuti ujian kompetensi untuk soft competency sesuai level kompetensi peserta. 5. Peserta yang direkomendasikan/memenuhi kompetensinya dalam uji soft competency akan diberikan sertifikat level kompetensi oleh Direksi. 6. Hasil uji kompetensi pegawai secara keseluruhan di suatu unit akan menjadi potret/gambaran kekuatan SDM unit tersebut yang akan menjadi pertimbangan bagi Direksi dalam menetapkan target kinerja dan penambahan SDM rekrutmen baru.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
11
PANDUAN PENGGUNA SISTEM UJIAN ONLINE (SI-UJO) 1. Buka browser di komputer. Disarankan menggunakan Mozilla Firefox. 2. Akses Si-Ujo melalui SIMKP (cara 1). Buka website SIMKP (Ketik pada URL address http://rectifier.pln-jawa-bali.co.id/~simkp atau melalui Google, ketik SIMKP)
Klik salah satu menu yang akan muncul pada saat pelaksanaan
3. Akses Si-Ujo secara langsung melalui web (cara 2). Ketik pada URL address http://siujo.pln-jawabali.co.id/
http://siujo.pln-jawa-bali.co.id/
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
12
4. Login. Masukan NIP dan Password. NIP diisi tanpa spasi atau tanda “-“. Contoh: 8001234Z. Password diisi dengan NIP+4Digit Tahun Lahir+2/1 Digit Bulan Lahir+2/1 Digit Tanggal Lahir. Contoh: 8001234Z198011. Artinya pegawai dengan NIP 8001234Z lahir pada tahun 1980 bulan Januari dan tanggal 1. Setelah informasi tersebut diketik. Klik tombol Login. 5. Periksa informasi Profil sebelum melakukan ujian. Pastikan data yang ada di profil sudah benar dan lengkap. Informasi tersebut sangat menentukan ujian yang akan keluar dan juga dibutuhkan untuk pencetakan sertifikat kompetensi. Kesalahan yang terjadi akibat kelalaian pegawai menjadi tanggung jawab masing-masing pegawai. Apabila data tidak sesuai, harap hubungi manajemen SDM setempat untuk selanjutnya disampaikan ke Unit Sertifikasi.
6. Ubah Password anda untuk meningkatkan keamanan agar user id anda tidak digunakan orang lain. Klik tombol Ubah Password. 7. Sangat disarankan untuk membaca petunjuk dan latihan sebelum melaksanakan ujian. Klik Menu Petunjuk dan setelah selesai membaca petunjuk Klik Menu Latihan. 8. Pada Menu Petunjuk, anda dapat mengunduh (download) daftar materi ujian yang sudah tersedia. Anda juga dapat membaca pertanyaan-pertanyaan yang sering ditanyakan. Pastikan anda sudah membaca hal tersebut, sebelum bertanya kepada manajemen SDM atau Unit Sertifikasi. Sampai dengan tahap ini, anda tidak perlu khawatir untuk berbuat salah karena tidak ada konsekwensi apapun.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
13
Download Materi yang tersedia
9. Apabila anda sudah siap melaksanakan ujian. Klik Menu Uji Kompetensi Profesi. Baca petunjuk yang ada dengan seksama. Sebelum memilih Sub Nama Profesi, pilihlah Kelompok Profesi sesuai dengan profesi anda. Kelompok Profesi dan Sub Nama Profesi mengacu pada Kpts. Direksi No. 413.K/DIR/2008. Setelah memilih Kelompok Profesi, klik tombol Lihat Profesi.
Contoh Memilih Kelompok Profesi Pembangkit
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
14
10. Setelah anda menekan tombol Lihat Profesi, pilihlah Sub Nama Profesi sesuai profesi anda. Sebelum memilih Sub Nama Profesi, baca petunjuk yang ada dengan seksama. Setelah memilih Sub Nama Profesi, klik tombol Lihat Penugasan.
11. Setelah anda menekan tombol Lihat Penugasan, pilihlah Sub Kelompok Penugasan. Sebelum memilih Kelompok Penugasan, baca petunjuk yang ada dengan seksama. Setelah memilih Sub Nama Profesi, klik tombol Lihat Materi.
Contoh Memilih Kelompok Penugasan (Operator PLTGU-Basic)
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
15
12. Setelah anda menekan tombol Lihat Materi, pilihlah Penugasan (Materi Uji). Sebelum memilih Penugasan (Materi Uji), baca petunjuk yang ada dengan seksama. Setelah memilih Penugasan (Materi Uji), klik tombol Lanjut.
Contoh Memilih Penugasan (Operator PLTGU-Basic)
13. Setelah anda menekan tombol Lanjut, masukkan password soal pada field yang disediakan, baca petunjuk yang ada dengan seksama. Password soal akan diberitahukan saat ujian berlangsung. Setelah memasukkan password soal, klik tombol Kerjakan.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
16
14. Mulai Langkah 1 sampai dengan Langkah 5 (langkah di Si-Ujo, bukan di petunjuk ini) apabila anda melakukan kesalahan belum ada konsekwensinya. Namun setelah anda memasukan password soal dan menekan tombol kerjakan pada Langkah 5, maka pilihan profesi dan soal yang anda pilih akan terkunci. Anda baru bisa melaksanakan ujian pada profesi dan soal yang berbeda ketika sudah pindah profesi.
Password akan diberitahukan pada saat pelaksanaan
15. Namun seandainyapun Anda sudah terlanjur mengerjakan ujian, masih diberikan kesempatan 1x untuk mengundurkan diri dan mengganti profesi/soal yang berbeda. Hal ini untuk mengantisipasi soal yang keluar ternyata tidak sesuai dengan profesi pegawai sebenarnya.
Waktu hanya 5 Menit. Jika ingin mengundurkan diri dan mengganti profesi/soal yang berbeda
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
17
16. Selama mengerjakan ujian, anda dapat menyimpan jawaban sementara dengan menekan tombol Simpan dan untuk mengakhiri ujian tekan tombol Selesai.
Menyimpan jawaban, untuk melanjutkan kemudian, selama waktu masih memungkinkan
Mengakhiri Ujian untuk melihat hasil secara langsung
17. Hasil ujian dapat dilihat secara langsung.
Jika dinyatakan kompeten, template sertifikat akan muncul dan bisa dicetak
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
18
18. Jika hasil ujian belum memuaskan, Anda dapat melakukan Ujian Ulang 1x kesempatan pada hari yang sama. Klik Menu Uji Ulang. Nilai akhir yang akan digunakan adalah Nilai pada Uji Ulang.
Uji Ulang secara langsung bila masih gagal dalam ujian pertama. Kesempatan hanya 1x
Pertanyaan lebih lanjut terkait pelaksanaan uji kompetensi online dapat menghubungi PT PLN (Persero) Unit Sertifikasi.
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
19
LAMPIRAN
- Panduan Pelaksanaan Pemetaan Level Kompetensi Pegawai -
20