PENDAHULUAN
Latar Belakang Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan strategis untuk dikembangkan di Indonesia. Populasi ternak sapi di suatu wilayah perlu diketahui untuk menjaga keseimbangan antara permintaan konsumsi daging yang dibutuhkan dengan populasi ternak sapi yang ada. Penurunan populasi ternak sapi pada umumnya disebabkan oleh tingkat pemotongan, kematian, dan pengeluaran yang melebihi dari tingkat kelahiran. Peningkatan populasi ternak sapi dapat diusahakan melalui pengendalian pemotongan dan impor ternak, maupun pencegahan penyakit ternak serta peningkatan produktivitas ternak melalui persilangan dua bangsa yang berbeda (Toelihere, 1983). Sapi Peranakan Ongole merupakan sapi persilangan antara pejantan sapi Sumba Ongole (SO) dengan sapi betina Jawa yang berwarna putih. Sapi ini memiliki beberapa keunggalan yaitu tahan terhadap panas, tahan terhadap ekto dan endoparasit, pertumbuhan relative cepat meskipun adaptasi terhadap pakan kurang, prosentase karkas dan kualitas daging baik, serta memiliki kualitas semen yang yang baik bagi sapi jantan (Anonimusb, 2012). Sapi
Simmental
Peranakan
Ongole
(SimPO)
merupakan
sapi
persilangan antara sapi Simmental dengan sapi Peranakan Ongole, sapi ini juga salah satu bangsa sapi yang banyak dikembangkan di Indonesia yang memiliki
produktivitas
optimal.
Sapi 1
Brahman
Cross
merupakan
sapi
persilangan dari Brahman Australia dengan Hereford-Shorthorn (HS), yang mampu beradaptasi dengan makanan yang jelek serta memiliki kecepatan pertumbuhan yang tinggi. Sapi Simmental, sapi SimPO dan sapi Brahman Cross memiliki banyak keunggulan yang berbeda-beda, sehingga ini menjadi acuan dalam pemilihan bangsa sapi pada penelitian ini. Pada saat ini banyak usaha-usaha penggemukan sapi yang diterapkan dengan sistem feedlot oleh beberapa peternak untuk mencapai bobot potong sapi yang ideal. Sapi Simmental Peranakan Ongole (SimPO) dan sapi Brahman Cross merupakan dua dari beberapa bangsa sapi potong yang banyak digemukkan oleh peternak dengan sistem feedlot (Anonimus, 2009). Feedlot
ialah
sistem
pemeliharaan
sapi
potong
dengan
cara
mengandangkan secara terus-menerus dengan fasilitas air dan perangkat pendukung lainnya selama waktu tertentu dengan tujuan meningkatkan bobot badan dan memperoleh daging yang baik sebelum dipotong. Pemberian pakan secara feedlot ini memiliki tujuan untuk mendapatkan produksi daging sapi secara cepat dan perlakuan ini juga menghasilkan daging yang bermutu tinggi (Anonimusa, 2009). Hal ini berbeda dengan sistem pemeliharaan biasa atau tradisional yang tidak selalu mengandangkan dan memberi pakan sapi secara terus-menerus dalam kandang. Pada tahun 2011, produksi daging nasional masih belum mampu mengimbangi permintaan konsumen di dalam negeri meskipun produksi daging sudah semakin meningkat dari tahun 2010, sehingga jumlah impor daging 2
maupun sapi bakalan dan daging sapi masih dilakukan. Peningkatan impor sapi potong dan daging merupakan indikasi peningkatan permintaan daging dan atau ketidaksanggupan pemenuhan kebutuhan yang harus disuplai oleh produksi sapi potong dalam negeri. Konsumsi daging sapi nasional pada tahun 2011 mencapai 449.000 ton, yang mana penyediaannya dipenuhi dari produksi daging dalam negeri sebesar 292.000 ton dan kekurangan dicukupi melalui impor sebesar 165.000 ton (Anonimusc, 2012). Daging adalah bagian hewan yang disembelih (sapi, kerbau, kambing, domba) yang dapat dimakan dan berasal dari otot rangka atau yang terdapat di lidah, diafragma, jantung, dengan atau tidak mengandung lemak (Lawrie, 1995). Daging merupakan bahan makanan yang hampir sempurna, karena mengandung gizi yang lengkap dan dibutuhkan oleh tubuh, yaitu protein hewani yang terdiri dari asam-asam amino esensial yang lengkap dan seimbang, energi, air, mineral dan vitamin. Disamping itu, daging memiliki rasa dan aroma yang enak, sehingga disukai oleh hampir semua orang. Komposisi kimia daging terdiri dari air 65 sampai 80%, protein 16 sampai 22%, lemak 1,5 sampai 13% dan substansi bahan protein terlarut 0,5 sampai 1,5% yang meliputi karbohidrat, substansi non nitrogen, mineral dan vitamin (Soeparno, 2005). Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini cukup menarik untuk dilakukan, agar peneliti dapat mengetahui pengaruh bangsa sapi terhadap kualitas daging baik secara kimia maupun sensoris yang dipelihara dengan sistem feedlot.
3
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kualitas daging baik secara kimia dan sensoris daging dari tiga jenis bangsa sapi yaitu Peranakan Ongole, Simmental Peranakan Ongole dan Brahman Cross yang digemukkan dengan sistem feedlot.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk keperluan ilmu pengetahuan dan dapat menjadi bahan pertimbangan pengembangan pemeliharaan ternak sapi bagi para petani dan pengusaha ternak secara khusus, dan masyarakat pada umumnya.
4
TINJAUAN PUSTAKA
Bangsa Sapi Sapi Peranakan Ongole (PO) Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan sapi tipe dwiguna yaitu disamping digunakan sebagai tenaga kerja juga dipotong untuk diambil dagingnya. Sapi ini merupakan sapi keturunan Bos Indicus yang berhasil dijinakkan di India. Sapi Ongole masuk ke Indonesia pada abad ke-19 dan dikembangkan cukup baik di pulau Sumba, sehingga lebih dikenal dengan sapi Sumba Ongole. Karakteristik sapi Peranakan Ongole yaitu memiliki warna yang bervariasi dari putih hingga putih kelabu, berpunuk bulat dan besar serta kulit longgar dengan banyak lipatan di bagian bawah leher dan pantat, telinga pendek, warna bulu mata umumnya putih kusam kehitam-hitaman (Murtidjo, 1992).
Sapi Silangan Simmental dan Peranakan Ongole (SimPO) Sapi Silangan Simmental dan Peranakan Ongole (SimPO) merupakan sapi hasil persilangan antara sapi Simmental jantan dengan sapi betina Peranakan Ongole, kebanyakan sapi ini merupakan hasil perkawinan melalui inseminasi buatan (IB). Ciri-ciri sapi SimPO ini menyerupai sapi Simmental, sapi PO atau perpaduan ciri-ciri sapi Simmental dan PO yang memiliki ciri berwarna abu-abu, bertanduk besar dan pendek, untuk sapi jantan dan Simmental yang memilikii ciri yang berukuran besar, tanduk tidak terlalu besar 5