PENDAHULUAN
Latar Belakang Air merupakan sumberdaya alam yang diperlukan sebagai hajat hidup orang banyak. Semua makhluk hidup membutuhkan air untuk kehidupannya sehingga sumberdaya air perlu dilindungi agar dapat tetap dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya. Untuk itu kualitas air merupakan hal yang penting dan harus tetap dijaga kestabilannya (Effendi, 2003). Danau Toba merupakan suatu ekosistem air yang telah banyak mengalami perubahan terutama akibat dari berbagai aktivitas manusia yang terdapat di sekitar ekosistem air ini. Permasalahan yang dialami ekosistem Danau Toba terutama adalah penurunan kualitas air akibat dari berbagai limbah yang dibuang ke dalam danau sehingga menimbulkan pencemaran, seperti limbah rumah tangga, limbah pertanian, limbah dari budidaya perikanan di dalam keramba serta limbah minyak yang berasal dari aktivitas transportasi air (Barus, dkk., 2008). Satu diantara kegiatan yang menonjol di perairan Danau Toba dan diduga memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap penurunan kualitas dan peningkatan kesuburan perairan adalah kegiatan budidaya ikan sistem Keramba Jaring Apung (KJA).
Keberhasilan kegiatan budidaya pada KJA juga dipengaruhi
oleh kondisi perairan danau. Sebaliknya kualitas air danau itu sendiri sangat dipengaruhi oleh aktivitas budidaya yang berlangsung di danau tersebut. Oleh karena itu, kajian mengenai status kualitas air Danau Toba perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencemaran dari kegiatan KJA di Danau Toba.
Universitas Sumatera Utara
Satu diantara usaha keramba tradisional di Danau Toba yang berkembang sangat pesat, ada di Kelurahan Haranggaol, Kecamatan Haranggaol Horison, Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Pada saat ini Haranggaol menjadi pemasok ikan air tawar terbesar di Sumatera Utara. Jumlah unit keramba di Haranggaol meningkat tiap tahun, pada saat ini tercatat terdapat ± 6000 unit KJA. Adanya serangan KHV (Koi Herpes Virus) pada tahun 2004 telah membuat kerugian yang besar bagi para
petani ikan di Haranggaol. Mayoritas jenis ikan
yang dibudidayakan adalah ikan mas, tetapi adanya serangan virus KHV masyarakat Haranggaol lebih memilih memelihara ikan Nila karena lebih tahan terhadap penyakit dan tingkat kematiannya lebih rendah daripada ikan Mas (Bappedalda Sumatera Utara, 2000). Dalam penelitian Ginting (2011,) menyatakan bahwa rata-rata bobot pakan (pellet) yang masuk ke paerairan stasiun padat KJA adalah 5.066,67 kg/hari sedangkan total limbah KJA yang dibuang ke dalam perairan adalah 2.406,67 kg/hari. Hal ini berarti kegiatan budidaya ikan di dalam Keramba Jaring Apung (KJA), dapat meningkatkan jumlah
pelet dan jumlah feses yang dibuang ke
dalam perairan. Kegiatan budidaya ikan di dalam Keramba Jaring Apung (KJA) menyebabkan kualitas perairan di sekitar area KJA tersebut menurun. Oleh karena itu, penulis tertarik dalam melakukan penelitian mengenai
“Dampak Kegiatan
Keramba Jaring Apung Terhadap Kualitas Air Danau Toba Di Kecamatan Haranggaol Horison Kabupaten Simalungun Sumatera Utara”. Kajian mengenai kualitas perairan di sekitar kegiatan budidaya ikan di KJA menjadi hal yang penting untuk mengetahui status kualitas air di sekitar KJA dan meminimalisir
Universitas Sumatera Utara
dampak negatif bagi perairan Danau Toba. Apabila kondisi ini terus-menerus terjadi akan mengancam kelestarian ekosistem Danau Toba.
Kerangka Pemikiran Danau sebagai satu diantara bentuk ekosistem, perairan danau terdiri dari faktor abiotik
(fisika dan kimia) dan faktor biotik (produsen, konsumen
dan dekomposer), dimana faktor-faktor tersebut membentuk suatu hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Di luar perairan danau satu diantara beberapa kegiatan yang
berpengaruh terhadap kualitas
perairan Danau Toba adalah kegiatan budidaya Keramba Jaring Apung (KJA). Kegiatan budidaya ikan di dalam KJA telah memberi beban masukan berupa sisa pakan yang tidak habis dikonsumsi dan feses. Adapun parameter fisika-kimia perairan yang diamati adalah suhu, kecerahan, pH, DO, BOD, COD, nitrogen dan fosfor dan parameter biologi (fecal coliform).
Skema kerangka pemikiran
disajikan pada Gambar 1.
Perumusan Masalah Perumusan masalah pada penelitian ini dititikberatkan pada kemungkinan timbulnya permasalahan terhadap kualitas air Danau Toba akibat berlangsungnya kegiatan budidaya ikan di dalam Keramba Jaring Apung (KJA), maka rumusan permasalahan yang diharapkan dapat terjawab setelah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah adanya kegiatan sistem budidaya Keramba Jaring Apung (KJA) di Haranggaol berpengaruh terhadap kualitas perairan Danau Toba?
Universitas Sumatera Utara
2. Apakah terdapat perbedaan parameter kualitas perairan di sekitar lokasi yang terdapat kegiatan KJA dan yang tidak terdapat KJA?
Tujuan Penelitian 1. Mengkaji parameter fisika-kimia dan biologi perairan di sekitar kegiatan budidaya ikan di KJA dan membandingkan dengan daerah non KJA
di
Haranggaol Danau Toba. 2. Mengetahui tingkat pencemaran perairan berdasarkan parameter fisika-kimia dan biologi
perairan di sekitar kegiatan budidaya ikan di KJA Danau Toba
Kecamatan Haranggaol Horison dengan menggunakan Metode Storet. 3. Memberikan saran pengelolaan kualitas air pada daerah KJA di Danau Toba Kecamatan Haranggaol Horison yang berkelanjutan.
Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data terbaru mengenai acuan status mutu perairan dan menjadi rekomendasi bagi pemerintah setempat dalam pengambilan keputusan untuk pengelolaan kegiatan budidaya perikanan sekitar KJA Danau Toba di Kecamatan Haranggaol Horison.
Universitas Sumatera Utara
Danau
Kegiatan Budidaya KJA
Limbah Budidaya Perikanan
Terjadi Penurunan Kualitas Perairan
Parameter Fisika
Suhu Kecerahan Kekeruhan TSS
Parameter Kimia pH DO BOD COD Nitrogen Fosfat
Parameter Biologi Fecal coliform
Status Mutu Perairan
Pengelolaan Danau Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Kajian Kualitas Air Keramba Jaring Apung Haranggaol Danau Toba
Universitas Sumatera Utara