PSl
37' Jakarta
LAPORAN AKHIR PENELITIAN
RISET PEMBINAAN KESEHATAN
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
Penyusun dr. Dona Arlinda
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2012
LAPORAN AKHIR PENELITIAN RISET PEMBINAAN KESEHATAN
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
Penyusun dr. Dona
Arlinda
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
2012
SUSUNAN TIM PENELITI
No. Nama
1
2
3
dr-. Dona Arlinda
Qurrotul Aini Meta Puspita Sari, S.TP
Anggita Bunga Anggraini, Apt
Keahlian/ Kesarjanaao
Kedudukan dalam tiJn
Uraian Tugas
Dokter
Ketua
Bertanggung jawab terhadap
Umum
pelaksana
semua aspek penelitian
Sarjana
Peneliti
1
Bertanggung jawab terhadap
Teknologi
penelitian di lapangan dan
Pangan
pengolahan data
Apoteker
Peneliti 2
Bertanggung jawab terhadap penelitian di lapangan pengolahan data
dan
KATA PENGANTAR
Penelitian yang baik dimulai dari pertanyaan penelitian yang mempertimbangkan masalah kesehatan di masyarakat. Dari pertanyaan penelitian tersebut, dirumuskan
hipotesis yang sesuai, tujuan penelitian, dan pihak-pihak yang menjadi pengguna dan merasakan manfaat hasil penelitian. Selanjutnya penelitian tersebut dirancang secara sistematis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah dan etik yang berlaku. Dengan demikian, dapat menghasilkan data yang berkualitas baik dan tidak diragukan validitasnya. Manajemen dan analisis data dilakukan dengan sistematis agar menjawab pertanyaan dan tujuan penelitian. Dalam kapasitas kami sebagai calon peneliti, Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) merupakan alat yang berguna dalam memperkenalkan proses kerja sebuah penelitian. Diawali dengan pembinaan penyusunan proposal yang bertujuan untuk memperoleh pembiayaan penelitian. Kemudian pembinaan penyusunan protokol yang berguna mengawal pelaksanaan, manajemen, pembinaan penyusunan laporan akhir dan
dan analisis data penelitian. Diakhiri dengan naskah publikasi penelitian agar penelitian
terdokumenfasi dengan baik. Laporan
akhir
penelitian ini kami susun berdasarkan protokol awal dan hasil
penelitian mengenai penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan
Depok
Jaya. Penelitian: ini dibiayai oleh DIPA Badan Litbangkes dan telah mendapat
persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan Badan Litbangkes. Dengan segala
keterbatasan kami karena kurangnya tenaga, waktu, pengetahuan dan pengalaman, kami sajikan isi laporan yang terdiri dari abstrak, pendahuluan, tujuan dan manfaat, metode,
basil dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Terima kasih yang mendalam sampaikan kepada Pembina, dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, kesabarannya Kami harapkan pembaca laporan ini
kami PhD atas ide, bimbingan, clan dapat memperoleh tambahan
pengetahuan dan terinspirasi untuk membuat perelitian selanjutnya
Jakarta, Desember 2012
ii
RINGKASAN EKSEKUTIF Diabetes melitus (DM)
adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan
keadaan hiperglikemia kronik disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, a!au keduanya. Onset penyakit D M tipe 2 dapat
timbul jauh sebelum penderita didiagnosis. Hal
ini dapat disebabkan gejala DM tidak dapat segera dikenali karena menyerupai gejala penyakit lain
(the great imitator). Hiperglikemia kronik mengakibatkan kerusakan pada
jantung, pembuluh darah, mata, ginjal,
dan saraf. Pada akhirnya menjadi penyebab
kematian atau kecacatan. Oleh karena itu aspek diagnosis dan tata laksana penyakit sangat penting dalam manajemen penyakit DM. Salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan tata laksana DM adalah pihak pemberi layanan kesehatan. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang memiliki fungsi promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Berdasarkan Pedoman Teknis Penemuan
dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus yang dikeluarkan oleh
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penatalaksanaan DM yang dapat dilakukan puskesmas meliputi edukasi, perencanaan
makanan, penyusunan program olahraga
pengobatan, dan melakukan rujukan.
ini adalah:
Pertanyaan penelitian yang menjadi dasar penelitian puskesmas telah melaksanakan pedoman tersebut; pernah
terpapar
studi
penyakit
tidak
1.
sehat,
Apakah
2. Apakah Puskesmas Abadijaya yang
menular
dan
faktor
risikonya
baik
lebih
penatalaksanaannya dibandingkan Puskesmas Depok Jaya yang tidak pemah terpapar? Untuk menjawab
kedua
pertanyaan tersebut, dirumuskan tujuan penelitian yaitu
mengevaluasi tata laksana DM tipe 2 pada penderita DM baru dan Jama (didiagnosis dalam tiga
tahun
terakhir)
mendeskripsikan
di. Puskesmas
fasilitas
puskesmas
Abadijaya dalam
dan hal
Depok
tata
Jaya,
laksana
dengan penyakit
mendeskripsikan karakteristik: sosiodemografik pasie� riwayat penyakit, dan tata
cara DM,
lak.sana
yang diberikan oleh petugas kesehatan di puskesmas tersebut. Kemudian dilakuka, analisis hubungan kadar gula darah dengan tata laksana, pola pengobatan, dan dosis obat. Kesesuaian tata laksana dengan pedoman dinilai menggunakan skor. Edukasi, perencanaan makan,
dan penyusunan program olahraga sebat, masing-masing diberi skor 2. Kemudian
pengobatan dan rujukan, masing-masing diberi skor
1 dan 8. Skor minimal kesesuaian
tata
laksana adalah 6.
iii
Penelitian ini merupakan penelitian non-intervensional dengan desain potong lintang di puskesmas yang pemah dan tidak pemah terpapar studi tentang penyakit tidak: menular dan faktor risikonya, yaitu Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya. Pengwnpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012 secara paralel di memberikan
penjelasan
sebelum
penelitian
kepada
kedua puskesmas. Tim peneliti
pasien
yang
eligibel.
Pasien
menyatakan persetujuannya dengan menandatangani lembar persetujuan berpartisipasi pada penelitian. Dilakukan observasi tata laksana 125 penderita DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian dilakukan wawancara untuk mendapat data demografi, riwayat penyakit, dan tata laksana yang diberikan oleh petugas kesehatan di puskesmas tersebut. Fasilitas yang penting untuk menegakkan diagnosis DM (laboratorium dan glukometer) hanya terdapat di salah satu puskesmas. Sedangkan obat-obatan untuk menangani kasus DM sederhana (metformin dan glibenklamid) terdapat pada kedua puskesmas dan diberikan untuk tiga hari. Karakteristik pasien terbanyak adalah perempuan berusia 45 tahun ke atas. Cepat lelah dan mudah mengantuk merupakan gejala klinis terbanyak. Menurut faktor risiko,
2 tertinggi adalah IMT >23 kg/m • Sebagian besar pasien DM juga menderita hipertensi, disusul oleh· osteoartritis. Anti diabetik oral digunakan oleh semua pasien di kedua puskesmas. Di Puskesmas Abadijaya, tata laksana yang terbanyak dilakukan adalah edukasi
dan perencanaan makan.
Sedangkan di Puskesmas Depok Jaya, terbanyak adalah rujukan disusul oleh edukasi. Sebanyak
13.3% dan 32% tata laksana di Puskes�as Abadijaya dan Depok Jaya
sesuai dengan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus. Di Puskesmas Depok Jaya, sebagian besar pasien berusia 65 tahun ke atas dengan minimal satu komplikasi, sehingga perlu dirujuk ke RS. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih baik untuk dapat memotret bagaimana pelaksanaan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit
Diabetes Melitus di puskesmas. Untuk penatalaksanaan DM di puskesmas, diperlukan perbaikan kelengkapan fasilitas pendukung, minimal glukometer di setiap puskesmas. Peran diagnosis dini harus lebih ditingkatkan untuk penemuan kasus DM sebelum komplikasi. Diperlukan kebijakan pengobatan agar pasien DM dan penyakit
kronik lainnya, yang dalam kondisi stabil, dapat
mengambil obat selama satu bulan dari puskesmas.
iv
ABSTRAK Prevalensi nasional DM pada penduduk perkotaan yang berusia
2'.: 15
tahun adalah
5.7%. Kota Depok memiliki proporsi penderita DM diatas prevalensi nasional (8.0%). DM tipe 2 clapat timbul jauh sebelwn penderita didiagnosis. Diagnosis dini kadar glukosa darah, kolesterol,
dan tekanan
dan
pengendalian
darah dapat membantu mencegah penyakit
dan menunda timbulnya komplikasi atau kecacatan akibat DM. Tujuan: Mengevaluasi tata laksana diabetes melitus (DM) tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya. Metode: Penelitian
ini merupakan penelitian non-intervensional dengan desain potong lintang di
puskesmas yang pemah dan tidak pemah terpapar studi tentang penyakit tidak menular dan faktor risikonya, yaitu Puskesmas Abadijaya
dan
Depok Jaya. Dilakukan observasi tata
laksana 125 penderita DM tipe 2 yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Tata laksana yang dinilai meliputi eaukasi, perencanaan makan,
dan penyusunan program olahraga
sehat, masing-masing diberi skor 2. Kemudian pengobatan dan rujukan, masing-masing diberi skor
l
dan 8. Skor berguna untuk menilai kesesuaian tata laksana di puskesmas
dengan Pedoman Teknis Penemuan
dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus. Skor
minimal kesesuaian tata laksana adalah 6. Basil: Anti diabetik oral digunakan oleh semua .
pasien di kedua puskesmas. Di Puskesmas Abadijaya, tata laksana terbanyak dilakukan adalah edukasi (41.3%), disusul oleh perencanaan makan (20%), penyusunan program olahraga (16%), dan rujukan (6.7%). Di Puskesmas Depok Jaya, terbanyak adalah rujukan (30% ), edukasi (16% ), perencanaan makan masing 6%. Sebanyak
dan penyusunan program olahraga masing
13.3% dan 32% tata laksana di Puskesmas Abadijaya dan Depok
Jaya memiliki skor 6 ke atas. Kesimpulan: Glukometer tidak tersedia merata di kedua puskesmas. Pelaksanaan edukasi, perencanaan makan, dan penyusunan olahraga masih rendah. Penatalaksanaan DM tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya pada penelitian ini belwn sesuai dengan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus.
tuu kunci: diabetes melitus ripe 2. puskesmas, tata laksana
v
"' - -' *'' ��Fu.�
.. ..., ! .1_ 1
-
-= � �
_ .!.._ _ ___ = _ ---=- =
-:: ;::i =;i
.. u� .4' �'1
�t� -::- -:: - -=-= • • ·- � " �� l:lm
,-
-------
DAFTARISI
SUSlJNAN TIM PENELITI . KATA PENGANTAR
. . ...
....
. .. .... . ...
.
........................................
RIN"GKASAN EKSEKUTIF ABSTRA.K
........
....
.
....... . .. . ....
. . .. ...
.
.. .
.....
.
.
....
. . .. .
................... ..
....
.
...... . .
.
.. . ......
.
.
.
.....
...
... ..
..........................
.
.
................... . . .........
.
......
......
.. .
.
.. .
.......
................
. . . . ..
... .
... . ...
ii
iii
...........................................................................................................................
DAFTAR ISI
............
.
...........................
..
. ........
..
.....
.
...
.
.
.
. ............... . ...... ........ ...... .. .
..
...........
i
v
vi
DAFfAR TABEL .............................................................................................................vii . . . .. viii DAFTAR LAMPIRAN Pendahuluan . .. ...... .. .... . .... .. . . . .. . .. . . ... .. . . .. 1 I. II. Tujuan penelitian .. ... . .. . . .. .. .. .. .. . ... .. .... . 3 Umum . .. . .. .. .. .. .. . 3 a. b. Khusus . .. .. ... ... . . .... . . ..... .. ... .. . . . 3 Manfaat penelitian . ... .. . . ... .. . . .. .. .. 4 III. Bagi puskesmas . . . . . . .... . .... . ..... . . ..... 4 a. Bagi program .... .... . ..... ....... . . .. . . ...... .. ... . . .4 b. c. Bagi ilmuwan/Peneliti . . . .. . . . . . ...... ... . .. .4 Bagi masyarakat . . . .. .. .. .. .. ..... . . .. .... . ... .. 4 d. Metode penelitian .. . .... .... .... .. .. .... ..... :................................................... 5 IV. Hasil penelitian ............................................................................................................ 7 V. Pembahasan . . . .. . ... . . . . .. .. . ... .. .... ..... VI. .... .. 12 VII . Kesimpu lan ..... . . ..... ..... ... . . . . . . . . .. .. . 15 Viii. Saran . . . . .. . . . ... . .. . 15 Ucapan terima kasih .. . .... . .. . . . . ... ... ... . . .. .... ... .. .... .. ..... 15 IX. Daftar kepustakaan ... ... ......... ... .. .. .............. .... . ..... .. 16 X. ....................................
.... ....
.
....
.
.....
..... .... ..
...
.
.......
... .......
....
.
...................
...
... ..
.. ....... ... .........
...
.. ..... ..... .................... .............. ..... . .. ...... ..
..
...
..
... . . ...
.
. ........
..
.. . . ..
..
........ .......
.. .... ... .
..
.
.
..
...
..
... . ...
.
...
.... ...
. ..... .... .
.
.
..
.
........ ..
... . ......
.
.. .
.
..
...
.
...
. ... .
. ....
.
...
..
.
...
........
. .. ..... .. . ....
. .....
.. . .....
..
...
. ...
..
.
........
.
... . . ....
.
.. .... ....
..
..... . ......
..
..
.. .... ......
....... ....
..
. .......
.
. . .. ....
..
............ .
.....
.
.
.... . .....
.......
...
.....
..
..
..
........
.. . ...........
.. ....
...
.
.
..
....
.. ............
.
.
. ..
....
.. .. ......... .............. .......
.....
.
.
.......... . ...... ..
.... . . .
.
....
......... ......
..... . .............. . ...................................... .
.
.
..... .....................
.. .
... .. ........... .... .. ..
...
. ...........
.......... . ...................... . .. .
. ...... ......... ................. ...
.
......... .
........
. . ........... ..... ........ . ..... .............
. . ... .
.............................
...
..
... .. ..
..... .. ..... .. . ...
...
..
...
.
..
.....
.. ..
. ..
.....
.......
...
........
. ....... ···········-·····
.. ....... ..
.
.
.
..
..
.. ..... .. .....
.. .
..
.
.. . ....
.........
....... ....
.
..
...
... .....
vi
DAFTAR TABEL Tabel
1. Deskripsi kelengkapan
fasilitas di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
......
.
......
7
Tabel 2. Deskripsi karakteristik sosiodemografik pasien DM di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
...........
. ..... ...............
.
........
...............
.
........................................... .
. ..... . ............ .... .
8
Tabel 3. Deskripsi riwayat penyakit DM pada pasien di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
........................................................................................................................................
Tabel
4.
Deskripsi tata laksana penyakit DM di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
Tabel 5. Kadar gula darah sewaktu dengan tata laksana di kedua puskesmas . . ..
Tabel 6. Kadar gula darah sewaktu dengan pola pengobatan
.
.... ..........
...
................
. ..............................
9
10 11 11
vii
:..... o:-
l.;:..Jl
J _ ___
__ · · 1 _ _!_ .!. !! _ __ = ___
· · ·"·
.. :� ���--- -...... -
· -------- -
-
-- -
... ·--- . . .
-
-
-
---
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Surat keputusan penelitian.
2.
Surat keputusan persetujuan etik.
3.
Lem bar persetujuan atasan yang berwenang.
4.
Lembar laporan pendampingan.
5.
Definisi operasional.
6.
Lembar persetujuan berpartisipasi pada penelitian.
7.
Naskah penjelasan sebelum penelitian.
8.
Kuesioner pasien.
viii
:: ::... �k� j""
-
-==
-=-==-=� � =-1. z: =:: ___ -
-
!.. . .!__ - ...!. -l... !... --
-
-
___ ---�.! --
-=!
� -
---
-
- --
l!� ll .3
I.
Pendahuluan
Diabetes melitus (DM) adalah suatu kelainan metabolik yang ditandai dengan keadaan hiperglikemia kronik disertai gangguan metabolisme
karbohidra� lemak dan
protein yang disebabkan oleh kelainan sekresi insulin, kelainan kerja insulin, atau 1 keduanya. Berdasarkan etiologinya, DM dikelompokkan menjadi DM tipe gestasional,
dan
2 tipe lain. Pada D M tipe
1
1, tipe 2, D M
terjadi destruksi sel beta yang mengakibatkan
defisiensi insulin absolut karena proses autoimun ataupun idiopatik. Sedangkan pada DM tipe 2 terjadi resistensi insulin disertai defisiensi insulin relatif maupun dominan.
2
DM tipe 2 merupakan jenis terbanyak dan umumnya dikaitkan dengan kelebihan 3 berat badan dan kurangnya aktivitas fisik. Proporsi DM tipe 1 diperkirakan 5-10% dari semua penderita diabetes
dan terbanyak pada usia 10-14 tahun.4 DM tipe lain terjadi pada
5% dari sduruh penderita DM tipe 1 dan 2 dan memiliki penyebab spesifik. 4 DM gestasional adalah
keadaan intoleransi
kali pada saat kehamilan.
5
Tipe
karbohidrat yang muncul
atau didiagnosis pertama
ini terjadi pada 3-5% wanita hamil. Sebanyak 25-50%
5 penderita DM gestasional dapat berkembang menjadi penderita DM tipe 2.
Di dunia, prevalensi D M pada kelompok umur � 20 tahun dilaporkan 2 .8% di tahun 2000 (171 juta),
dan diperkirakan nieningkat menjadi 4.4% pada tahun 2030 (366 juta).6
37 Sebanyak 80% penderita berada di negara berkembang. • Indonesia sendiri berada di urutan kesepuluh terbanyak pada tahun 2011 (7,3 juta) -
urutan sembilan pada tahun 2030 (11,8 juta).
7
dan diproyeksikan naik menjadi
Prevalensi nasional D M pada penduduk
perkotaan yang berusia � 15 tahun adalah 5.7%.& Kota Depok memiliki proporsi penderita DM diatas prevalensi nasional. Di kota dilakukan beberapa tahapan studi untuk pencegahan penyakit tidak menular
ini
tennasuk D M
9 menggunakan program WHO Steps. Pada tahap pertama tahun 2001, didapatkan proporsi DM
pada penduduk
berusia 25-64 tahun adalah 12.7%. Pada studi lanjutan tahun 2003,
proporsi menjadi 11.2%. Setelah dilakukan intervensi terintegrasi berbasis komunitas pada tahun
2006, proporsi menurun menjadi 8.0%. DM tipe 2 dapat timbul jauh sebelum
penderita didiagnosis.
3
Hal
ini dapat
disebabkan gejala DM tidak dapat segera dikenali karena menyerupai gejala penyakit lain
(the great imitator).
7
Hiperglikemia kronik mengakibatkan kerusakan pada jantung,
3 pembuluh darah, mata, ginjal, dan saraf. Diagnosis dini dan pengendalian kadar glukosa
1
darah, kolesterol, dan tekanan darah dapat membantu mencegah penyakit
dan menunda
23 ·t imbulnya komplikasi atau kecacatan akibat DM. • Salah satu faktor yang berperan dalam keberhasilan tata laksana DM adalah pihak pemberi layanan kesehatan. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan primer yang
dapat
mencakup 35,5% masyarakat
yang memerlukan
puskesmas dalam menangani masalah kesehatan terutama
pada
° pengobatan.1 Fungsi aspek promotif dan
preventif, selain kuratif dan rehabilitatif. Berdasarkan Pedoman Teknis i>enemuan
clan Tata
Laksana Penyakit Diabetes Melitus yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penatalaksanaan DM yang dapat dilakukan puskesmas meliputi edukasi, perencanaan makanan, penyusunan program olahraga sehat, pengobatan, dan 1 melakukan rujukan. 1 Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi tata laksana DM tipe 2 di dua puskesmas di Kota Depok pemah dan tidak pemah terpapar studi monitoring dan evaluasi program intervensi terintegrasi berbasis komunitas untuk pencegahan penyakit tidak 9 menular, yaitu Puskesmas Abadijaya dan Puskesmas Depok Jaya Evaluasi dinilai berdasarkan kesesuaian antara penatalaksanaan pasien DM di kedua puskesmas dengan Pedoman Teknis Penemuan
dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus.
2
II.
Tujuan penelitian a. Umum
);:>-
Mengevaluasi tata laksana DM tipe 2 pada penderita DM barn
dan
lama
{didiagnosis dalam tiga tahun terakhir) di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya.
b. Khusus
);:>-
Mendeskripsikan fasilitas puskesmas dalam hat tata laksana penyakit DM, yaitu keberadaan pedoman penatalaksanaan penyakit DM di puskesmas, pelatihan yang didapat tenaga kesehatan puskesmas, kelengkapan alat
dan pemeriksaan
penunjang {laboratorium, radiologi, elektrokardiogram) di puskesmas.
);:>-
Mendeskripsikan karakteristik penderita DM baru dan lama.
);:>- Mendeskripsikan gejala klinis penderita OM baru dan lama.
);:>);:>-
Mendeskripsikan faktor risiko pada penderita DM baru dan lama. Mendeskripsikan komplikasi penderita DM baru dan lama.
);:>- Mendeskripsikan penyakit penyerta penderita DM baru dan lama );:>- Menganalisis kadar glukosa darah penderita DM baru dan lama.
);:>-
Menilai hubungan antara kadar glukosa darah penderita DM dengan lima komponen tata laksana DM di puskesmas.
);:>-
Menilai hubungan
antara
kadar glukosa darah penderita DM dengan pola
pengobatan. )-
Menilai hubungan antara kadar glukosa darah penderita DM dengan dosis obat.
);:>-
Menentukan kesesuaian tata laksana di puskesmas dengan tata lak.sana menurut Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit DM 2008.
3
III.
Manfaat penelitian
a. Bagi puskesmas
>
Mendapat umpan balik pelayanan tata lak:sana penyakit DM.
b. Bagi program
> c.
Mendapat masukan tentang implementasi tata laksana DM yang dilaksanakan di puskesmas.
Bagi ilmuwan/Peneliti
>
Sebagai bahan untuk penelitian lebih lanjut.
d. Bagi masyarakat
>
Mendapat tambahan pengetahuan tentang tata laksana penderita DM.
4
IV.
Metode penelitian
Penelitian ini adalah penelitian non-intervensional dengan desain potong lintang. Persetujuan etik diperoleh dari Kornisi Etik Penelitian Kesehatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Sampel dipilih secara purposif menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah penderita DM baru atau lama (didiagnosis dalam tiga tahun terakhir) di kedua puskesmas tersebut yang berusia
15
tahun ke atas, tidak sedang
hamil atau menyusui, dan telah menandatangani lembar persetujuan berpartisipasi pada penelitian. Kriteria eksklusi adalah
penderita yang mengalami komplikasi akut
(ketoasidosis diabetik, hiperosmolar non ketotik, dan hipoglikemia) dan penderita yang berasal dari luar wilayah kerja puskesmas. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei-Juni 2012
secara
paralel di kedua
puskesmas. Tim peneliti memberikan penjelasan sebelum penelitian kepada pasien yang eligibel. Pasien menyatakan persetujuannya dengan menandatangani lembar persetujuan berpartisipasi pada penelitian. Sebanyak 125 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, 75 pasien dari Puskesmas Abadijaya dan 50 pasien dari Puskesmas Depok Jaya. Enam pasien dari Puskesmas Abadijaya dan dua pasien dari Puskesmas Depok Jaya adalah .
pasien DM baru. Tim peneliti melakukan observasi pada saat pasien DM mendapat pelayanan oleh dokter dan petugas lainnya di puskesmas, dilanjutkan dengan wawancara menggunakan kuesioner pasien. Wawancara dilakukan di tempat terpisah dari tempat pelayanan di puskesmas untuk mengurangi ketidaknyamanan yang dapat timbul. Dari wawancara tersebut didapatkan data karakteristik penderita DM, faktor risiko, gejala klinis, komplikasi, penyakit penyerta, kadar glukosa darah, pola pengobatan, dan tata laksana penyakit DM yang diberikan puskesmas. Tim peneliti juga melakukan wawancara kepada kepala puskesmas menggunakan kuesioner kelengkapan fasilitas. Didapatkan data kelengkapan fasilitas pendukung tata laksana DM di puskesmas, yaitu adanya pedoman dan pelatihan penatalaksanaan DM, alat
kesehatan. pemeriksaan penunjang diagnosis DM, pelayanan di dalam dan luar gedung puskesmas, obat-obatan, dan pencatatan.
Berdasarkan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit OM, elemen tata laksana penyakit DM di puskesmas terdiri dari edukasi, perencanaan makanan, penyusunan program olahraga sehat, pengobatan, dan melakukan rujukan. Kesesuaian
5
antara tata laksana di puskesmas dengan pedoman dinilai menggunakan skor. Skor 2 masing-masing untuk edukasi, perencanaan makanan, dan penyusunan program olahraga
sehat. Skor I unruk pengobatan dan skor 8 unruk rujukan. Skor minimal kesesuaian dengan pedoman adalah 6.
Anali�is data menggunakan SPSS versi 18.0. Data dikelompokkan menurut asal puskesmas dan kadar gula
darah sewaktu. Tidak dilakukan pengelompokkan
berdasarkan
pasien baru dan lama karena jumlah pasien baru sedikit {<10% dari jumlah total pasien tiap puskesmas).
6
V.
Basil penelitian Kelengkapan fasilitas yang
puskesmas diperlihatkan dalam Tabel
menunjang
tata laksana penyakit D M di kedua
1.
Tabel 1. Deskripsi kelengkapan fasilitas di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
p
Puskesmas
Puskesmas
Abadijaya
DepokJaya
Ada
Tidak ada
Alat kesehatan*
Ada
Ada
Kartu peraga/gambar penyakit DM
Ada
Tidak ada
Unit laboratorium dan glukometer
Ada
Tidakada
i·:Fasili� uskesmas Pedoman
dan pelatihan tata laksana penyakit DM
Pemeriksaan penunjang lain1
Tidak
Formulir rujukan
ada
Tidak ada
Ada
Ada
Ada
Ada
Pelayanan terpadu PTM dalam gedung puskesmas
Ada
Tidakada
Pelayanan di luar gedung puskesmas* *
Ada
Ada
Ada
Tidak ada
Obat-obatan DM
§
Surveilans fstl<:tor risiko
PTM
*Pengukur berat dan tinggi badan, stetoskop, serta pengukur tekanan
1 Elektrokardiografi § Metformin
darah
dan funduskopi
dan glibenklamid
**Posbindu PTM
dan Persadia/senam diabetes
Fasilitas yang penting untuk menegakkan diagqosis DM (laboratorium dan glukometer) hanya terdapat di Puskesmas Abadijaya. Sedangkan obat-obatan untuk menangani kasus DM sederhana (metfonnin
dan glibenklamid) terdapat pada kedua
puskesmas.
7
Deskripsi karakteristik
sosiodemografik
pasien
puskesmas diperlihatkan dalam Tabel 2.
DM yang
berobat di
kedua
Tabet 2. Deskripsi karakteristik sosiodemografik pasien DM di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya
.. ; :.
;'
Puskesmas Ahadijaya
. . ·, .· (N=75)
Puskesmas Depok
(N=50)
Jaya
Jenis kelamin Perempuan Laki-laki
46 (61.3%) 29 (38.7%)
3 1 (62.0%) 19 (38.0%)
9 (12.0%) 41 (54.7%) 25 (33.3%)
7 (14.0%) 1 5 (30.0%) 28 (56.0%)
38 (50.7%) 14 (18.7%) 8 (10.7%) 15 (20.0%)
25 (50.0%) 9 (18.0%) 6 (12%) 1 0 (20%)
7 (9.3%) 1 7 (22.7%) 1 1 (14.7%) 28 (37.3%) 7 (9.3%) 5 (6.7%)
0 3 (6.0%) 1 1 (22.0%) 17 (34.0%) 18 (36.0%) I (2.0%)
31 (41 .3%) 28 (37.3%) 3 (4.0%) 5 (6.7%) 8 (10.7%)
34 (68.0%) 10 (20.0%) 4 (8.0%) 2 (4.0%) 0
74 (98.7%)
50QQ0.0%)
Umur (tahun) 45-54 55-64 65 ke atas Suku Jawa
Sunda Betawi Luar Pulau Jawa*
Pendidikan Tidak tamatSD Tamat SD. TamatSLTP TamatSLTA Tamat perguruan tingggi Tidak pemah sekolah
Pekerjaan
Pensiunan
Thu rum.ah tangga PNS/BUMN N onPNS, Tidak. bekerja
Status perkawinan Menikah *Batak. Minang, Palembang, Bugis, dan
Arab
1 Pegawai swasta, wiraswasta/pedagang, dan buruh Terbanyak adalah perempuan berusia
45
tahun ke atas
yang
sudah menik.ah.
Suku/etnisitas tertinggi adalah suku Jawa, disusul oleh suku Sunda. Menurut tingkat pendidikan, terbanyak pada kelompok tamat SLTA, diikuti oleh kelompok yang tamat
pergu.ruan tinggi.
Menurut jenis pekerjaan, tertinggi adalah pensiunan, disusul oleh ibu
rumah tangga.
8
Data dasar mengenai deskripsi riwayat penyakit DM pada pasien
di kedua
puskesmas terdapat dalam Tabel 3.
Tabel 3. Deskripsi riwayat penyakit DM pada pasien di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya ·
Puskesmas Depok ·iaya(n=;:50)
Gejala klasik Sering kencing
50 (66.7%)
32 (64.0%)
Sering haus
46 (61.3%)
20 (40.0%)
Cepat lapar
35 (46.7%)
17 (34.0%)
Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
32 (42.7%)
13 (26.0%)
Gejala lainnya Cepat lelah
57 (76.0%)
31 (62.0%) 27 (54.0%)
Mudah mengantuk
47 (62.7%)
Kesemutan
38 (50.7%)
32 (64.0%)
Penglihatan kabur
31 (41.3%)
21 (42.0%)
Gatal di daerah kelamin
24 (32.0%)
Keputihan § Lain-lain
3 (6.5%)*
21 (42.0%) , 2 (6.5%)
18 (24.0%)
14 (28.0%)
2 IMT >2� kg/m
49 (65.3%)
31 (62.0%)
Kurang aktivitas fisik
23 (30.7%)
15 (28.0%)
20 (26.7%)
14 (28.0%)
Dislipidemia
16 (21.3%)
22 (44.0%)
Riwayat keluarga dengan DM
14 (18.7%)
18 (36.0%) 6 (19.4%),
Faktor risiko
Diet tinggi gula rend.ah serat
Riwayat melahirkan BB bayi >4000 gram
6 (13.0%)*
Komplikasi dan komorbiditi Hipertensi**
42 (56.0%)
27 (54.0%)
Osteoartritis Disfungsi ereksi
30 (40.0%) t 16 (55.2%)
22 (44.0%) tt 5 (26.3%)
Stroke
11 (14.7%)
4 (8.0%)
§§ Retinopati, nefropati, neuropati, ulkus
8 (10.7%)
13 (26.0%)
Penyakit jantung koroner
5 (6.7%)
7 (14.0%)
Lainnya***
4 (5.3%)
5 (10.0%)
100-199
25 (33.3%)
24 (48.0%)
�200
42 (56.0%)
12 (24.0%)
Gula darah sewaktu (mg/dL)
*n=46;1 n=3 l ; � lnfeksi sulit sembuh, bisul hilang timbul, bad.an gataJ-gatal, tangan atau kaki baal, badan
pegal,
susah
tidur,
kaki
terasa
panas,
**Berdasarkan pengukuran tekanan darah ***asma atau kelainan tiroid; tn=29; ttn=I9;
mata berair; _lndeks
�140 I �90
mmHg;
§§
Massa
Tubuh {!MT);
Mengalami minimal satu;
9
Gejala klinis terbanyak adalah cepat lelah diikuti mudah mengantuk. Menurut faktor risiko, tertinggi adalah IMT
>23 kg/m2• Komorbiditi terbanyak adalah hipertensi,
disusul oleh osteoartritis. Komplikasi terbanyak pada laki-laki adalah disfungsi ereksi.
Pada pasien DM dengan hipertensi, 9 orang diantaranya (1 3.0%) juga mengalami stroke. Dari yang mengalami ketiganya, satu orang pasien menderita penyakit jantung koroner. Menurut kadar gula darah sewaktu, kebanyakan pasien di Puskesmas Abadijaya diatas
200
mg/dL, sedangkan di Puskesmas Depok Jaya sebaliknya Tidak didapatkan data gula darah sewaktu dari 22 orang
(missing= 17.6%).
Deskripsi tata laksana penyakit DM yang dijalankan di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya dapat dilihat dalam Tabel 4.
Tabel
4.
Deskr!psi tata laksana penyakit DM di Puskesmas Abadijaya dan Depok
Jay a
Puskesmas Abadijaya
·
P_ tiske Siir.�(Qepok {n� O)> ··
Skor
Edukasi
(n=7 5}
2
3 1 (41.3%)
8 (16%)
makan
2 2 1 8
15 (20%) 12 (16%) 75 (100%) 5 (6.7%)
3 (6%) 3 (6%) 50 (100%) 15 (30%)
2:6 <6
10 (13.3%) 65 (86.7%}
16 (32%) 34{68%)
Tata laksana DM
!ay��>. .._:�
:
. .
Perencanaan
Olahraga Pengobatan Rujukan Kesesuaian
Sesuai Tidak sesuai
Semua pasien di kedua puskesmas diberikan anti diabetik oral. Edukasi banyak dilakukan oleh Puskesmas Abadijaya. Pusk esmas Depok Jaya Pen yusunan
Sedangkan
program olahraga
rujukan
banyak dilakukan
oleh
sehat adalah kegiatan yang paling
sedikit dijalankan oleh kedua puskesmas. Menurut kesesuaian dengan Pedoman Teknis Penemuan
dan Tata Laksana
Penya.kit Diabetes Melitus,
yang tidak sesuai pedoman di kedua puskesmas.
lebih banyak
tata laksana pasien
10
tata
Hubungan antara kadar gula darah sewaktu dengan
di kedua
laksana
puskesmas diperlihatkan dalam Tabel 5.
Tabel 5. Kadar gula darab sewaktu dengan tata laksana di kedua puskesmas OR
95%IK
p
0.629
0.275-1.437
0.270
0.698
0.229-2.126
0.525
0.347
0.103-1.175
0.079
1.511
0.516-4.422
0.450
GDS{mg/dL} Eduk:asi Perencanaan makanan Olahraga
100-199
�200
Ya
14
21
Tidak
35
33
6
9
Tidak
43
45
Ya
4
11
45
43
9
7
40
47
Ya
Tidak Rujukan
Ya Tidak
Tidak ditemukan perbedaan bennakna makan, penyusunan program olahraga, pasien. Hal ini ditunjukkan dengan Hubungan antara kadar
antara
pelaksanaan edukasi, perencanaan
dan rujukan dengan kadar gula darah sewaktu
nilaip < 0.05. gula darah sewaktu dengan pola pengobatan yang
digunakan pasien di kedua puskesmas� diperlihatkan dalam Tabel 6.
Tabel
6. Kadar gula darah sewaktu dengan pola pengobatan
·GDS (mg/dL)
p
Penggunaan obat Metformin
Sulfonilurea
Keduanya
100.:.199
16
16
17
�200
11
9
34
Jumlah
27
25
51
0.016
Terdapat hubungan antara gula darah sewaktu dengan pola penggunaan oba� hal
ini
ditunjukkan dengan nilai ,'F().016. Pada kelompok yang mendapat dua obat, terdapat lebih banyak. pasien dengan GDS
?200.
Sedangkan pada kelompok yang mendapat salah satu
obat, didapatkan lebih banyak pasien dengan GDS 100-199.
11
VI.
Pembabasan Puskesmas adalah ujung tombak pelayanan kesehatan primer di Indonesia Kasus
DM sederhana tanpa penyulit dapat dikelola oleh puskesmas. Sedangkan pasien yang berpotensi mengalami atau sudah dengan komplikasi, serta pasien dengan gula
darah yang
sulcar dikendalikan dapat dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi untuk keperluan 2 11 diagnostik, terapi, maupun tindakan operatif. •
Pada tahap awal penelitian, clilakukan penilaian fasilitas pendukung tata laksana penyakit DM kedua puskesmas. Perbedaan utama kedua puskesmas adalah Puskesmas Depok Jaya tidak memiliki unit laboratorium dan glukometer. Fasilitas
ini berguna untuk
diagnosis DM. Diagnosis DM ditegakk:an berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dipastikan dengan pemeriksaan gula
dan
darah.2•1 1 Pemeriksaan baku adalah pemeriksaan kadar
2 gula secara enzimatik dari plasma vena. Namun
whole blood dari vena atau kapiler pun
dapat dipergunakan sesuai kriteria diagnosis yang dibakukan WH0.
2
Oleh karena itu,
adanya laboratorium atau minimal glukometer sangat dibutuhkan puskesmas dalam menjalankan fungsi skrining
dan diagnosis DM, juga untuk keperluan pemantauan
pengobatan. Tidak adanya fasilitas
ini di Puskesmas Depok Jaya menyebabkan gangguan
pada fungsi-l'ungsi tersebut sehingga pedoman tidak dapat dilaksanakan dengan baik. Pada penelitian
ini, semua pasien DM di kedua puskesmas berusia 45 tahun keatas.
Sebanyak 44.8% pasien berusia 55-64 tahun dan 42.4% berusia 65
tahun
ke atas. Tren
8 yang sama terlihat pada hasil Riskesdas 2007. Berdasarkan estimasi prevalensi DM pada
tahun 2000, di negara berkembang proporsi penderita DM terbanyak pada kelompok umur 45-64 tahun, sedangk:an di negara maju terbanyak pada kelompok umur 65 tahun keatas. Proyeksi
tahun
6
2030, secara global terdapat peningkatan prevalensi DM di kedua
kelompok umur menjadi dua kali angka tahun 2000.6
Pada studi yang sama
terlihat
perubahan demografi secara global, dimana terjadi peningkatan proporsi populasi berusia 6 65 tahun keatas. Pada
tahun 2016, diperkirakan terdapat lebih banyak penduduk berusia 65 tahun keatas dibandingka n anak dibawah lirna tahwi.12 Delapan puluh persen populasi berusia diatas 60 tahun berada di negara berkembang. 12 lni menjadi data penting dalam menyusun strategi pelayanan kesehatan yang spesifik terhadap kelompok lanjut usia serta bersifat jangka panjang dan suportif. Gejala yang banyak dialami pasien DM pada penelitian ini adalah cepat lelah,
sering kencing, kesemutan, mudah mengantuk,
dan sering haus. Terlihat bahwa gejala
12
penyakit DM bersifat tidak spesifik terhadap organ dan pasien tidak selalu mengalami gejala klasik (polidipsia, poliuria, dan polifagia). DM seringkali disebut sebagai
"the great
immitator'. Umumnya onset penyakit ini sulit diketahui dan tanda-tandanya menjadi
lebih
jelas justru pada saat telah muncul komplikasi.3 Prevalensi toleransi glukosa terganggu (TGT) pada penduduk perkotaan berusia
15
tahun keatas di Indonesia sebesar 10.2%,
sedangkan prevalensi DM yang tidak terdiagnosis sebesar 4.2%.8 Dua keadaan ini menjadi tantangan tersendiri dalam penatalak:sanaan DM, dimana peranan skrining dan diagnosis dini perlu ditingkatkan. Kebanyakan pasien OM dalam penelitian ini menderita hipertensi dan memiliki IMT > 23 kg/m2• DM, hipertensi, obesitas, dislipidemia, dan usia lanjut merupakan faktor mayor dan independen untuk risiko penyakit jantung koroner.13 Sedangkan obesitas dan kurang aktivitas fisik adalah faktor predisposisi yang bersifat memperberat faktor independen. 13 Lima puluh persen penyebab kematian pada penderita DM adalah penyakit kardiovaskular (terutama penyakit jantung dan stroke).3 Tata laksana yang komprehensif, terkoordinasi, dan terstruktur mencakup diagnosis dini dan terapi penyakit, komplikasi, dan faktor risiko pada pasien dan lingkungan pendukungnya menjadi tantangan bagi penatalaks�aan OM k.hususnya maupun penyakit kronik lain. Seluruh pasien pada penelitian ini mendapatkan pengobatan dengan anti diabetik oral, rata-rata menggunakan metformin, sulfonilurea (glibenklamid), atau keduanya. Untuk mempertahankan atau mengontrol kendali gula darah, dibutuhkan terapi farmak:ologis baik anti diabetik oral atau injeksi insulin, secara terpisah maupun kombinasi.14 Metformin dan .
sulfonilurea (glibenklamid) merupakan obat yang tersedia di kedua puskesmas dan
umum
ditemukan apotek luar puskesmas dengan harga relatif murah dan tersedia dalam bentuk paten maupun generik. Ketersediaan dan penggunaan obat ini di kedua puskesmas telah sesuai
dengan
pedoman.
Namun
pemberiannya
hanya
untu.k
tiga
hari
tanpa
mempertimbangkan kondisi gula darah normal atau tinggi. Berdasarkan basil pemeriksaan GDS pada penelitian ini, lebih banyak: pasien dengan kadar GDS ?'.:200 mg/dL. Pada pasien dengan komplikasi yang dirujuk dan telah mendapatkan dua macam antidiabetik oral, seperempatnya memiliki kadar GDS ?'.:200 mg/dL. Lebih dari lima puluh persen pasien DM pada penelitian ini menderita hipertensi dan memiliki IMT>23 kg/m2• Infonnasi mengenai kadar HbA l c dan LDL tidak didapatkan karena pemeriksaan ini tidak rutin dilakukan di kedua puskesmas. Dari hasil penelitian kontrol kadar glukosa darah di Amerika Serikat terhadap 822 penderita DM tipe 2
13
didapatkan mmHg,
40,5% dengan kadar HbAlc <7%, 35,3% dengan tekanan darah <130/ <85
dan 43,7% memiliki kadar LDL-C <100 mg/dL. Hanya 7,0% yang memiliki
ketiganya.15 Nilai berat ba� tekanan
darah, gula darah, dan kolesterol darah merupakan
indikator dalam menentukan kriteria pengendalian penyakit DM.2•3•11 Dalam
hal ini, kedua
puskesmas belum menjalankan pedoman dengan baik, salah satu penyebabnya adalah faktor ketiadaan fasilitas pemeriksaan gula
darah, kolesterol
darah, dan HbAlc. Selain itu
biaya pemeriksaan HbA l c masih relatifmahal. Sebanyak
13.3% dan 32% penatalaksanaan penyakit DM yang dilakukan
Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya pada penelitian ini sudah sesuai dengan pedoman. Di Puskesmas Depok Jaya, lebih banyak pasien berusia 65 tahun keatas dan mengalami komplikasi, oleh karena itu
30% pasien di puskesmas
ini
dirujuk ke RS. Pelaksanaan
rujulcan diberi skor yang cukup besar dan sangat mempengaruhi analisis kesesuaian pedoman. Sehingga skor kesesuaian di Puskesmas Depok Jaya lebih besar daripada Puskesmas Abadijaya. Limitasi penelitian kelengkapan
ini
dalam
hal jumlah
sampel, metode pemilihan sampei, dan
data. Jumlah sampel dihitung berdasarkan proporsi DM nasional dan
pemilihannya menggunakan metode purposif. Jika dibandingkan dengan banyaknya .
variabel yang diteliti, maka power penelitian ini kurang dari
80%. Hasil penelitian tidak
dapat digeneralisir dan harus disimpulkan secara hati-hati.
14
Vil.
Kesimpulan Fasilitas penunjang diagnosis DM
(minimal glukometer) tidak tersedia secara
merata di setiap puskesmas. Kegiatan yang berkaitan dengan fungsi promotif dan preventif puskesmas, yaitu pelaksanaan edukasi, perencanaan makanan, dan penyusunan olahraga sehat masih renda!i. Obat-obatan DM sederhana diberikan kepada semua pasien selama tiga hari, tanpa mempertimbangkan kondisi gula darah normal atau tinggi Oleh karena itu,
.
sebagian besar penatalaksanaan DM tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya belum sesuai dengan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus.
VIII.
Saran Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan metodologi yang lebih baik untuk dapat
memotret pelaksanaan Pedoman Teknis Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Diabetes Melitus di puskesmas. Diperlukan adanya laboratorium atau minimal glukometer di puskesmas untuk menjalan.kan fungsi skrining dan diagnosis DM, juga untuk keperluan pemantauan pengobatan. Diperlukan peningkatan fungsi promotif dan preventif puskesmas melalui edukasi terstruktur untuk menangkap pasien DM lebih dini. Berdasarkan pengakuan pasien, mereka lebih suka pergi ke RS
daripada
ke
puskesmas, karena fasilitas di RS lebih lengkap dan diberikan obat cukup untuk satu bulan.
Dari penelitian
ini,
walaupun obat-obatan DM cukup jumlahnya, namun pemberiannya
hanya untuk tiga hari. Oleh karena itu kami menyarankan agar pengobatan DM atau .
penyakit kronik degeneratif pada umumnya di puskesmas dapat diberikan selama satu bulan.
IX.
Ucapan terima kasih Terima
kasih
kami
ucapkan
kepada
Badan
Penelitian dan
Kesehatan. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia atas dukungan pembina kami.
dr.
Emiliana Tjitra. M.Sc. PhD atas
ide
,
Pengembangan
dana.
Kepada
bimbingan, dan kesabarannya
sepanjang proses penelitian ini. Serta kepada Kepala Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya, dokter, perawat, dan stafnya yang telah membantu pelaksanaan penelitian
ini.
15
--==c:: -=-= --=-� ! :: .: ::
.
s:._ :
:!
-
�
-
: :: --
X.
i>aftar kepustakaan
1 . Department
of
Noncommunicable
Disease
Surveillance,
World
Health
Organization. Definition, diagnosis and classification of diabetes melitus and its complications, part 1 : diagnosis and class!fication of diabetes melitus. Geneva: World Health Organization; 1999. 2.
Budhiarta AAG, Pranoto A,
Arifin AYL, Asdie AA, Rudianto A, Sumual AR, et al.
Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di Indonesia. Jakarta: PERKENI; 2006. ·
3. World Health Organization. Diabetes fact sheet: fact sheet no. 3 1 2 [Online]. Sep 2012. [cited 2012 Dec 4]. Available from:
URL:
http://www.who.int/mediacentre/
factsheets/fs3 l2/en 4. Dean L, McEntyre J. The genetic landscape of diabetes. Bethesda (MD): National Center for Biotechnology Information (US); 2004. 5.
Ben-Haroush A, Yogev Y, Hod M. Epidemiology of gestational diabetes melitus and its association with type 2 diabetes. Diab Med 2003 ;21 : 103-1 13.
6. Wild S, Roglic G, Green A, Sicree R, King H. Global prevalence of diabetes: estimates for the year 2000 and projections for 2030. Diab Care 2004;27:1047-53. 7. The global burden. IDF Diabetes Atlas. 14]; Available from: 8.
5th edition. [Online]. 2012. [cited 2012 Nov
URL: http://www.idf.org/diabetesatlas/Se/the-global-burden
13adan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Laporan basil riset kesehatan dasar (Riskesdas) nasional. Jakarta: Badan Litbangkes; 2007.
9. Centre for Disease Control Research and Development, NIHRD Ministry of health Republic of Indonesia,
in
collaboration with
World Health
Organization.
Monitoring and evaluation of the integrated community-based intervention for the prevention of non communicable diseases in Depok West Java, Indonesia Jakarta: Centre for Disease Control Research 2.lld Development; 2006. 10. Pusat Data dan Informasi, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Profil kesehatan Indonesia 2008. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta: Pusat Data dan Informasi; 2009. 1 1 . Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular, Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
16
_ � ...: � ==-= = ==-= £ � -- _:... _ ;;,::;:; >,=;;=�=:;;i :� �,;: i� -.;
-:;=:;-1-:;:::;; �
- -- � --=;;::-� , �--�===-=-
-
--
-:::;: :;::: :::;: :::;:;-;:: .-., '"
--
Pedoman teknis penemuan dan tata Iaksana penyakit diabetes melitus. Cetakan II. Jakarta: Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular; 2008. 12. A manifesto for the world we want [editorial]. The Lancet 2012 Dec 1;380. 13. Grundy SM, Pasternak R, Greenland P, Smith S, Fuster V. Assessment of cardiovascular risk by use of multiple-risk-factor assessment equations: a statt>ment for healthcare professionals from the American Heart Association and the American College of Cardiology. AHA/ACC Scientific Statement. J Am Coll Cardiol 1999;34(4):1348-1359. 14. Clinical Guideline Taskforce. Glucose control, oral therapy.
In:
Global guideline
for type 2 diabetes. Brussels: International Diabetes Federation; 2005. 15. Spann SJ, Nutting PA, Galliher
JM,
Peterson
KA,
Pavlik
VN,
Volle
RJ.
Management of type 2 diabetes in the primary care setting: a practice-based research network study. Ann Fam Med 2006;4:23-31 .
17
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 122q Telepon: (021) 4261088 Faksimile: (021) 4243933
E-mail:
[email protected], Website: http://www.litbang.depkes.go.id KEPUTUSAN KEPALA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN NCMOR : HK . 03 , 05/1/323/2/)12 TENTANG PEMBENTUKAN TIM PELAKSANA RISET PEMSINAAN KESEHATAN (RISSINKES) SADAN PEN ELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI TAHUN 2012
KEPALA SADAN PENELITIAN DAN PENGEMSANGAN KESEHATAN
Menimbang
: 1.
Bahwa
untuk
Pembinaan
melaksanakan (Risbin}
Pengembangan
Sadan
Kesehatan
kegiatan
Riset
Penelitian
dan
20 1 2
Tahun
perlu
dibentuk Tim Pelaksana Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes)
pada
masing-masing
Lingkungan
Sadan
Penelitian
Satuan
dan
Kerja
di
Pengembangan
Kesehatan;
2.
Bahwa
berdasarkan
dimaksud
pada
pertimbangan
huruf
a
maka
sebagaimana
dipandang
perlu
menetapkan Keputusan Kepala Sadan Penelitian dan Pengembangan Tim
Mengingat
1.
tentang
Riset
Pembinaan
Pelaksana
(Risbinkes );
Undang-undang No.mor 14 Tahun
2001
Pembentukan Kesehatan
tentang Paten
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor
2.
Kesehatan
109,
Tambahan Lembaran negara Republik
Indonesia Nomor 41 30); Undang-Undang Sistem
Nomor
Nasional
Penerapan
llmu
18
2002
tahun
Penelitian;
tentang
Pengembangan,
Pengetahuan
dan
Teknologi
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun Nomor
84,
Undang-undang Kesehatan Tahun
2002
Tambahan Lembaran Negara Republik
lndon�sia Nomor
3.
2002
4219);
Nomor
(Lembaran
2009
Nomor
36
Tahun
Negara
144.
2009
Republik
Tarnbahan
Negara Republik Indonesia Nomor
5063);
tentang
Indonesia
Lembaran
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1 995 tentang Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3609);
5. .
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2005 tentan·g Alih
Teknologi
Kekayaan
lntelektual
serta
Hasil
Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan
Lembaga
Penelitian
dan
Pengembangan
(Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4497); 6.
Peraturan Presiden Nomor 1 0 Tahun 2005 tentang Unit
Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian
Negara
Republik
Indonesia
sebagaimana
telah
diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2008; 7.
lnstruksi
Presiden
Norn or 4
Pengkoordinasian Kebijakan
tahun
Perumusan
Strategis
2003
dan
Pembangunan
ten tang
Pelaksanaan Nasional
llmu
Pengetahuan dan Teknologi; 8.
Keputusan
Menteri
791 /Menkes/SKNI II Penyelenggaraan
Kesehatan
1 999 Penelitian
tentang dan
Nomor Koordinasi
Pengembangan
Kesehatan; 9.
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Nomor
1 1 79AJ
Menkes/ S KI XI 1999 tentang Kebijakan Nasional Penelitian dan Pengembangan Kesehatan;
10.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 144/ Menkes/ . Per/ VIII/ 201 O tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan;
1 1.
Keputusan
Menteri
021/Menkes/SK/1/20 1 1
Kesehatan tentang
Rencana
Nomor Strategis
Kementerian Kesehatan Tahun 201 0 - 2014; 12.
Keputusan
Kepala
Pengembangan
Badan
Penelitian
Nomor:
Kesehatan
HK.03.05/1 /1 '47/2 0 1 2 tentang Tim
dan
Pengelol.a Riset _
Pembinaan Kesenatan (Kisbinkes) Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Tahun 2 0 1 2;
·
MEMUTUSKAN Menetapkan
KESATU
KEPUTUSAN
KEPALA SADAN
PENGEMBANGAN
T ENTANG
KESEHATAN TIM
PEMBENTUKAN PEMBINAAN
P E N ELITIAN DAN RISET
PELAKSANA
KESEHATAN
(RISSINKES)
SADAN
PENELITIAN DAN PENGEMSANGAN KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2 0 1 2 .
KEDUA
Pembentukan
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
Kesehatan (Risbinkes) Tahun 201 2 dengan susunan Tim sebagaimana tersebut dalam lampiran keputusan ini.
KETIGA
Tim
Pelaksana
Riset
Pembinaan
Kesehatan
(Risbinkes) Tahun 2 0 1 2 bertugas: 1.
Mengkoordinir pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan fokus,
jenis
kesehatan
insentif,
penelitian/perekayaaan
judul dan
sesuai
dengan
penelitian, jumlah
bidang
pelaksana
dana
yang
dialokasikan sesuai dengan Keputusan Kepala Sadan Penelitian dan
Pengembangan
Kesehatan
HK.03.05/1/1 47/201 2 tentang Tim
Nomor:
Pengelola
Riset
Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatap Tahun 2012; 2.
Melakukan monitoring· dan evaluasi terhadap semua pelaksanaan kegiatan Riset Pembinaan Kesehatan (Risbinkes) sebagaimana dimaksud pada butir 1 ;
3.
Melaporkan proses pelaksanaan, kemajuan dan akhir kegiatan penelitian secara periodik kepada Kepala Penelitian
Sadan yang
meliputi
dan
Pengembangan
Kesehatan
dokur'nen hard copy dan soft copy
sebagai berikut:
a . Laporan akhir penelitian b. Data
mentah
dan
karakteristik
data
penelitian
(deftnisi operasional, struktur data, dsb) c. Naskah rancangan publikasi ilmiah hasil penelitian d. Usulan HV:I untuk !lasi: penelitian yang berorientasi HKI
,,
KEEMPAT
Tim
Riset
Pelaksana
Pembinaan
Kesehatan
(Risbinkes) Tahun 2012 bertanggungjawab kepada Kepala
Sadan
Penelitian
Pengembangan
dan
Kesehatan; KELIMA
Tim
sebagairnana
dimaksud
pada
diktum
kedua
diberikan honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku; KEENAM
Biaya pelaksanaan kegiatan penelitian ini dibebankan pada
Daftar
Penelitian
lsian
dan
Penggunaan
Pengembangan
Anggaran
Sadan
Kesehatan
Tahun
2012; KETUJUH
Keputusan · ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan bulan Desember 2012.
() DITETAPKAN DI � PADA TANGGAL
: JAKARTA :
12 JAIWAill 2') 1 2
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN KEPALA BADAN LITBANGKES
NOMOR
: HK.03.05/1/323/2012
TANGGAL : 12 JANUARI 2012
PEMBENTUKAN TIM
No
1
PELAKSANA RISET PEMBINAAN SADAN LITBANGKES TA HU N 2012 -·-'
--------
Panel
Satuan Kerja
Judul penelitian Pengembangan Formula Ekstraksi DNA M.
Pusat Biomedis da n
Penyakit
tuberculosis Menggunakan Teknik Guanidine
Teknologi Dasar
Menular
Thiosianat Termodifikasi
Kesehatan
·
Jabatan Tim
Tim Pelaksana
Ketua Pelaksana
Kindi Adam, S.Si
Yuni Rukminiati, M.Biomed Rosa Adelina, Apt .
2
Modulasi Ekspresi Protein Antiproliferasi dan
Novi Amalia
.
Pusat Biomedis dan
Penyakit Tidak
Proapoptosis Ekstrak Oaun Sirsak (Annoa
Teknologi Dasar
Menular
miricata l.) terhadap Tikus Terinduksi
Kesehatan
7, 12-
Dimetil Benz[a]Antazena (DMBA)
3
Rosa Adelina, S.Farm, Apt
Ketua Pelaksana
drh. Putri Reno
f ntan
Peneliti
lntan Sari Oktoberina
Teknisi
Pola Diare dan Terapinya pada Pasien Balita di
Pusat Teknologi Terapan
Penyakit
dr. Armaji Kamaludi Syarif
Ketua Pelaksana
Rumah Sakit Penyakit lnfeksi Sulianti Saroso
Kesehatan dan
Menular
Syachroni, S.Si
Peneliti
Aniska Novita Sari, S.Si
Peneliti
Penyakit
dr. Heni Kismayawati
Ketua Pelaksana
Menular
Aris yuliarito, S Si
dan Puskesmas Bantar Gebang Bekasi
Epidemiologi Klinik
· .
4
Hubungan Krakteristik
Penderita Human
Pusat Teknolo.gi Terapan .
Immunodeficiency Virus/ Aqquired Immune
Kesehatan dan
Defiency Syndrome (HIV) Dewasa dengan
Epidemiologi Kli nik
_
.
.
,
.
Arga Yudhistira, S.Sos
Peneliti
l
Pene iti
Lama Waktu Perawatan di RSPI Sulianti Saroso
5
Mustika lndah
Ketua Pelaksana
Studi Pelaksanaan Pemberian Profilaksis
Pusat Teknologi Terapan
Kesehatan lbu
dr. Retna
Tuberkulosis pada Anak di Puskesmas Wilayah
Kesehatan dan
Dan Anak
Peneliti
OKI Jakarta dan Bekasi
Epidemiologi Klinik
dr. Dona Arlinda dr. Armaji Kamaludi Syarif
Peneliti
No
6
7
8
Judul
Satuan Kerja
- -- - ---
P.enelitian
··----
Studi Pelaksanaan Skrining Kanker Serviks dengan Metode lnspeksi Visual Asetat (IVA) pada Puskesmas Pilot Project Skrining Kankes Serviks
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Abadi Jaya dan Oepok Jaya
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
Akses dan Pemanfaatan Jaminan Persalinan (Jampersal) di Kabupaten Pandeglang
Panel Kesehatan lbu Dan Anak
Periyakit Tidak Menular
Kesehatan lbu Dan Anak
Analisis Faktor Keberhasilan dan Kegagalan Praktik Pemberian ASI Eksklusif pada Pekerja Buruh lndustri Tekstil di Jakarta Tahun 2012
Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan lbu Dan Anak
10
Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Anak Sekolah Dasar di Oaerah Kumuh (Slum Area) Kotamadya Jakarta Pusat
Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan lbu Dan Anak
12
Hubungan Rokok terhadap lntelegensia Siswa SMU X di Kabupaten Bogar
Pengaruh Pemberian Chemosterilan Alami (Solanum nigrum L) terhadap Jumlah dan Kualitas Sperma Tikus Sprague Warley
dr. Cicih Opitasari Agus Owi Harso, S.S1 Sundari Wirasmi, S.Si
Ketua Pelaksana Peneliti Peneliti
dr. Dona . Arlinda Qurrotul Ainin Meta Puspita, S.TP Anggita Sunga Anggraini, S.Farm, Apt
Ketua Pe!aksana
--
,
. __ _.,,,.,_ ___
Suparmi, SKM, MKM Rofingatul Mubasyiroh,
Peneliti Peneliti Ketua Pelaksana Peneliti
SKM
9
11
Jabatan Tim
.
Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat
•
Tim P elaksan a
Pusat Teknologi lntervensi Kesehatan Masyarakat
Kesehatan Lingkungan
Balai Besar Litbang Vektor dan Reservoir Penya kit
Kesehatan Lingkungan
dr. Dewi Kristanti Anissa Rizkianti, SKM dr. lka Saptarini Novianti, S.Sos
Peneliti Ketua Pelaksana Peneliti Penefiti
Prisca Petty Arfines, S. Gz Fithia Dyah Puspitasari lndri Yunita Suryaputri
Ketua Pelaksana Peneliti Peneliti Teknisi
Asep Hermawan, S.Kep Enung Khotimah, SKM
Ketua Pelaksana
Rosita, SKM
Peneliti
Eva Laelasari, S.Si
Peneliti
Esti Rahardianingtyas, S.Si
Ketua Pelaksana
Arum Sih Joharina, S.Si drh. Tika Fiona Sari Muhidin, SKM
Peneliti Peneliti Teknisi
(/
No 13
-
-
Pan e l
--
Judul pene li tia n ldentifikasi Serotipe Virus Dengue pada Nyamuk
Balai Besar Litbang
Kesehatan
drh. Tika Fiona Sari
Ketua Pelaksana
Ae. aegypti dan Ae. albopictus
Vektor dan Reservoir
Lingkungan
Arum Sih Joharina, S.Si
Peneliti
Yusnita Mirna Anggraeni,
Peneliti
di Kota Salatiga
Satuan Kerja -·-----
Penya kit
dengan Metode RT-PCR
Tim Pelaksar.a
Jabatan
Tim
S. Si 14
-
15
Aplikasi Teknik Serangga Mandul (TSM) dalam
Balai Besar Litbang
Kesehatan
Riyani Setiyaningsih, S.Si
Ketua Pelaksana
Upaya Pengendalian Populasi Vektor Demam
Vektor dan Reservoir
Lingkungan
Siti Alfiah, SKM
Peneliti
Berdarah Dengue Aedes aegypti di Daerah
Penyakit
Maria Agustini, SKM
Peneliti
-··-·
Endemis Salatiga
·-------·
Nofika lndriyati, AMKL
Teknisi Ketua Pelaksana
Pengaruh Pemberian Ramuan Tanaman Obat
Balai Besar Litbang
Penyakit Tidak
lka Yanti Marfuatush
Meniran, Echinacea, Temulawak dan Kunyit
Tanaman Obat dan Obat
Menular
Sholikhah, M.Sc
terhadap Aktivitas lmmunomodulator Mencit
Tradisional
Nuning Rahmawati, M.Sc.,
Peneliti
Apt
16
17
Fitriana, S. Farm
Teknisi Ketua Pelaksana
Analisis Produksi dan Pemasaran Pegagan,
Balai Besar Litbang
Penyakit Tidak
Nurul Husniyati Listyana,
Tempuyung dan Seledri di Tingkat Petani dan
Tanaman Obat dan Obat
Menular
SP
BBPPTOOT Tawangmangu
Tradisional
Pengaruh Perasan Buah Ciplukan (Physa!is angulata L)
terhadap Kadar TSH dan FT4
Mencit Galur Swiss
.
Tri Widayat, M.Si
Peneliti
Rahma Widyastuti, SP
Peneliti Ketua Pelaksana
Balai Pene.litian
Penyakit Tidak
Alfien Susbiantonny,
Gangguan Akibat
Menular
S.Farm
Kekurangan lodium
Sri Nuryani Wahyuningrum,
Peneliti
S.Si
18
Catur Wijayanti, Amd
Teknisi
Pendekatan Positive Deviance untuk
Balai Penelitian
Penyakit Tidak
Noviyanti Liana Oewi, SKM
Ketua Pelaksana
Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan
Gangguan Akibat
Menular
Marizka Khairunissa, S.Ant
Peneliti
Palupi Dyah Ayuni, Amd
Peneliti
!odium di Daerah Jawa Timur
Endemik, Kabupaten Blitar,
Kekurangan lodium
·
No 19
Judul
-
penelitian
··-
Evaluasi Tatalaksana Penderita Hipertiroid di Klinik BP2GAKI Magelang
Satuan Kerja Balai Penelitian Gangguan Akibat
Penyakit Tidak Menu la r
Kekura ngan !odium
20
21
. Bioekologi Vektor Malaria di Kabupaten Sarmi Provinsi Papua Gambaran lnfeksi Opurtunistik pada Penderita HIV-AIDS di Kota Jayapura
Balai Litbang Biomedis Papua
Balai Litbang Biomedis
Kesehatan Lingkungan Penya kit Menular
Papua
22
111 II
23
24
25
Tim Pelaksana
Panel
Ketua Pelaksana Peneliti Teknisi
lrawati Wike, AMAK Yunita Y.R Mirino, SKM
Teknisi Ketua Pelaksana
Ketua Pelaksana Peneliti
dr. Antonius Oktavian ,
Peneliti Pene fiti Ketua Pelaksana
Uji Daya Bunuh Ekstrak Daun Oleander (Nerium
Balai Litbang
Kesehatan
Oleander Mill) terhadap Nyamuk Aedes Aegypti
Pembera ntasa n Penyakit
Lingkungan
Murni, S.Si
dan Cu/ex Quingefasqiatus
Bersumber Binatang
Analisis Determinan dan Gambaran Spasial
Balai Litbang
Kejadian Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas
Pemberantasan Penyakit
Bambaloka Kabupaten Mamuju Utara Provinsi
Bersumber Binatang
Sulawesi Barat
(P282) Donggala
··
Peneliti
Nelfita
Teknisi
Kesehatan
Riri Arifah Patuba, SKM
Ketua Pelaksana
Ling'kungan
Sitti Chadijah, SKM, M.Si
Peneliti
Ni Nyoman Veridiana, SKM
Peneliti
Malonda Maksud
Teknisi
Program Pengendalian Malaria di Desa Tebat
Loka Litbang P2B2
Penya kit
Maya Arisanti, SKM
Ketua Pelaksana
Gabus Kecamatan Kisam Tinggi Kab. OKU
Baturaja
Menular
Hotnisa Sitorus. M.Sc
Peneliti
Selatan: Penilaian Kebutuhan dari Perspektif
Tri Wurisastuti, S.Stat
Peneliti
Penyelenggara Kesehatan dan Masyarakat
Tien Febriyati
Jeknisi
Kesehatan
R.
Ketua Pelaksana
Lingkungan
Santoso, MSc
Peneliti
Deriyansyah Eka Putra.
Peneliti
Penentuan Vektor Filariasis dan identifikasL Spesies Filaria yang Terdapat pada Wilayah Kerja PKM Batumarta VIII Kabupaten Oku Timur
Loka Litbang P2B2 Batu raja
lrpan Pahlepi, SKM
SKM Emawati, Amkl
I' \'
I
Tim
dr. Taufiq Hidayat Alfien Susbianton ny, S.Farm Roly Anis Siregar, Amd.TEM Windarti Fauziah, S.Si Tri Nury Kridaningsih, S.Si
M.Kes Anugerah M. Juliana, SKM Rina lsnawati, S.Si
.
Jabatan
--------·
Teknisi
.•
(
No 28
Judul penelitian
Pa nel
Satuan Kerja
Tim
Jabatan Tim
Penentuan Daerah Rawan DBD dengan
Loka Litbang P282
Kesehatan
Yuneu Yuliasih, SKM
Ketua Pelaksana
Pemetaan Berbasis Pengindraan Jauh dan
Ciamis
Lingkungan
Andri Ruliansyah, SKM,
Peneliti
Sistem lnformasi Geografi di Kota Banjar
M.Sc Loka Litbang Pf 82 ., _
27
Pelaksana
Gambaran Kondisi Lingkungan Fisik, Biologi dan Sosial di Daerah Endemis DBD Kota Banjar
____.....
Ciamis
Setiazy Hasbullah, S.Si
Peneliti
Kesehatan
Arda Dinata, SKM
Ketua Pelaksana
Lingkungan
Mara lpa, SKM, MSc
Peneliti
Panji Wibawa Dhewantara,
Peneliti
Nurul Hidayati Kusumastuti,
Teknisi
----
Menurut Strata Endemisitas
S.Si
SKM .. -·-······
28
.,_.,.____.,,,_, .,___
. .... ......- . ..
., ·--·"
"·- ·-·
30
Balai Litbang P282
Kesehatan
Nova Pramestuti, SKM
Ketua Pelaksana
Dengue dan Sebaran Virus Dengue di
Banjarnegara
Lingkungan
Rr. Anggun Paramita Djati,
Peneliti
MPH Jarohman Raharjo, SKM
Peneliti
Ulfah Farida T, Amd
Teknisi
ldentifikasi Parasit (cacing) di Berbagai Habitat
Balai Litbang P282
Penya kit
Dwi Priyanto, S.Si
Ketua Pelaksana
di Kabupaten Banjamegara
Banjarnegara
Menular
Rahmawati, S.Si
Peneliti
Dewi Puspita Ningsih, SKM
Peneliti
Endang Setiyani
Teknisi
Perilaku Anopheles spp dan Upaya Proteksi lbu Hamil terhadap Kejadian Malaria di Kabupaten
Loka Litbang P2B2
Kesehatan
Majematang Mading SKM
Ketua Pelaksana
Waikabubak
Lingkungan
Hanani M. Laumalay, SKM
Peneliti
Mefi S. Tallan, SKM
Peneliti
Agus Fatma Wijaya
Teknisi
Sumba Barat Daya
31
... -.. -··- --------
ldentifikasi Vektor Utama Demam Berdarah Kabupaten Banjamegara
29
·-
Studi Endemitas Filariasis dan Pemetaan
Menggunakan Metode GIS (Geographis Information System) di Kecamatan U mbu Ratu Nggay Barat, Kabupaten Sumba Tengah
I
Loka Litbang P282
Kesehatan
drh. Rais Yunarko
Ketua Pelaksana
Waikabubak
Lingkungan
Yona Patanduk, SKM
Penetiti
Fajar Sakti P., S.Si
Peneliti
Yustinus Desato, Amd. Kep
Teknisi
Jabatan Tim
No
Judul peneUtian
32
Probabilitas Hipertensi pada Penduduk Miskin di
Loka Litbang Biomedis
Penyakit Tidak
dr. Eka Fitria
Ketua Pelaksana
Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh
Aceh
Menular
drh. Bayakmiko Yunsa
Peneliti
Marya Ulfa, S.Si
Peneliti
Sari Hanum, Amd.AK
Teknisi
L33
n B io m ed is
Lok a L itb a g
Fak1or-Faktor Yang Mempengaruhi Penularan
.
Kontak Serumah TB Paru di Wilayah Kerja
Aceh
Puskesmas Darul lmarah, Kabupaten Aceh Besar Tahun
Panel
Satuan Kerja
2012
0
·
-
Tim Pelaksana
Marissa
Ketua Pelaksana
Penya kit
dr. Nelly
Menular
Abidah Nur, S.Gz
Peneliti
Ira, S.Si
Peneliti
Andi Zulhaida, Amd.Ak
Teknisi
OITETAPKAN DI
: JAKA RTA
PADA TANGGAL
: 1 2 JANUARI 2012
KEMENTERIAN KESEHATAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN Jalan Percetakan Negara No. 29 Jakarta 10560 Kotak Pos 1226 Telepon: (02 1 ) 4261088 Faksimile: (02 1 ) 4243933
E-mail: sesban@l itbang.depkes.go.id, Website: http://www.litbang.depkes.go.id
(ETHICAL APPROVAL) \<E.oJ . OLI /6 c I :i.qD ! 2 0 1 2
PERSETUJUAN ETIK Nomor :
Yang_bertanc;la _ta_ngan di ba__vvah ini. K�tuq 1$q_misi Etik Pene.litian Kesehatan 89dan !-]tt:>ang Kesehatan, setelah dilaksanakan pembahasan . dan penilaian, dengan ini memutuskan protokol penelitian yang berjudul :
"Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya " yang mengikutsertakan manusia sebagai subyek penelitian, dengan Ketua Pelaksana Peneliti Utama :
I
dr. Dona Arlinda dapat disetujui pelaksanaannya. Persetujuan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan sampai dengan batas waktu pelaksanaan penelitian seperti tertera dalam protokol. Pada akhir penelitian, laporan pelaksanaan penelitian harus diserahkan kepada KEPK BPPK. Jika ada perubahan protokol dan I atau perpanjangan penelitian, harus mengajukan kembali permohonan kajian etik penelitian (amandemen protokol).
Jakarta, ;;:i.1- Ap r'L
I
� ,; ,
' 'I b_ i�llir!!'! � j ' ·
u .
I
-., '� "' = l • __ .,.. ..., , · _; �I 1 m 1• 1111 !l� l!:_ i!!,l:_l� I· . t !! 1_ Uil t •• t rr_.!1
-� I
- ==-=!l -
· · �,
=--
i l
201::i.
Persetujuan atasan yang berwenang
Jakarta,
PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS TIPE
Desember 2012
2 DI PUSKESMAS
ABADIJAYA DAN DEPOK JAYA
MENGESAHKAN,
Ketua Panitia Pembina Ilmiah
.
'
Dr. drg. Farida Soetia rto, MS NIP.
Ketua Pelaksana
19500408 198 1 1 1 2 001
dr.
na Arlinda
NIP. 19791205 201012 2 001
MENYETUJUI, Kepala Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
iswanto, MHP, DTM
�t%06s21 1 98803 1001
Lembar Japoran pendampingan Pendampiogao laporao risbinkes
2012
Laporan Risbin tahun 2012 Penatalaksanaan diabetes melitus tipe 2 di Puskesmas Abadijaya
Judul
dan Depok J aya Ketua Pelaksana
dr. Dona Arlinda
lnstansi Pelaksana
Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik
Dinyatakan telah melalui proses pendampingan laporan ilmiah dan telah diperbaiki sesuai basil pendampingan yang dilakukan pada hari Senin-Jumat, 26-30 November 2012.
Demikian lembaran laporan pendampingan
lDl
kami buat
untuk
dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
Bogor,
Desember 2012
MENYETUJUI,
Pendamping
1:
Pendamping
Nama: dr. Emiliana Tjitra, M.Sc, PhD
Nama:
Tanda tangao:
Tanda tangan:
�,SL /
2:
Definisi operasional
Edukasi
Kegiatan
mernberikan
pendidikan
yang
dilakukan
oleb
dokter
terhadap penderita dan keluarga dengan materi tentang pengertian penyakit DM dan penatalaksanaannya Perencanaan
Kegiatan rnerencanakan diet makanan seirnbang sesuai kebutuhan
rnakanan
kalori. Tidak ada diet khusus diabetes dan tidak ada bahan rnakanan yang
tidak boleh dikonsurnsi. Dalam porsi terbagi (3 besar dan 3
kecil). Kornposisi lemak
energi: karbohidrat
20-25%.
45-65%,
I
protein
10-15%,
Penyusunan
Kegiatan
program
individual dengan rnemperhatikan kadar glukosa darah dan beratnya
olahraga sehat
penyakit , kornplikasi, penyakit penyerta, atau gangguan pada kaki.
merencanakan aktivitas fisik
Secara urnum olabraga dilakukan selama serninggu.
Contoh: jalan
olahraga yang bersifat
20-30
menit minimal 3x
santai/cepat, jogging,
lari,
bersepeda,
renang, dll Pengobatan .
Pengobatan secara farrnakologik yang disesuaikan dengan kondisi penderita. Pola pengobatan bisa berupa obat oral saja, insulin saja, rnaupun kornbinasi keduanya.
Rujukan
Suatu bentuk penyerahan tanggung jawab dari puskesmas ke fasilitas kesehatan yang lebih rnernadai (puskesrnas rawat inap atau rurnah .
sakit) untuk keperluan diagnostik, pengobatan, atau tindakan operatif bagi pasien DM dengan komplikasi.
PERSETUJUAN BERPARTISIPASI PADA PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan telah mendapat penjelasan secara rinci dan telah mengerti tentang tata cara penelitian yang berjudul "Penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya'. Saya secara sukarela dan tanpa paksaan dari pihak manapun. menyatakan SETUJU!TIDAK SETUJU (coret yang tidak dipertukan) untuk berpartisipasi menjadi responden penelitian. Demikian, pemyataan ini kami tanda tangani datam keadaan sadar dan tanpa tekanan dari pihak manapun.
No. Kuesioner :
Peneliti
Responden
SaJ<si, Petugas Puskesmas
NASKAH PENJ ELASAN SEBELUM PENELITIAN (Untuk Pasien) Jbu/Bapak, kami adalah peneliti dari Pusat Teknologi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik, Sadan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan Republlk Indonesia. Kami akan melakukan penelitian yang berjudul "Penatalaksanaan Diabetes Melitus tipe 2 di Puskesmas Abadijaya dan Depok Jaya".
Penelitian ini bertujuan untuk menilai pelayanan yang diberikan
puskesmas dalam menangani penyakit kencing manis. Dalam
melakukan
penelitian,
kami
akan
metakukan
pengamatan
saat
lbu/Bapak
mendapat
pelayanan dari puskesmas. Seperti biasa, petugas puskesmas akan menanyakan dan memeriksa kondisi kesehatan lbu/Bapak. Terkait penyakit kencing manis yang lbu/Bapak derita, petugas puskesmas akan melakukan pengambilan darah dari ujung jari tangan lbu/Bapak untuk memeriksa kadar gula dalam darah. Setelah lbu/Bapak mendapatkan pengobatan, kami akan melakukan wawancara selama sekitar 30 menit. Topik pertanyaan wawancara seputar identitas, riwayat dan pengobatan penyakit kencing manis lbu/Bapak. Pada proses pengamatan, lbu/Bapak akan merasa sedikit tidak nyaman dan tidak bebas dalam berkonsultasi
dengan
petugas
puskesmas
karena
kehadiran
kami.
Kami
akan
berusaha
menguranginya dengan cara mengatur posisi agar tidak terlalu dekat dan tidak mengganggu, namun tetap Udak
mengurangi
kejelasan
pengamatan.
Pada
wawancara,
kami
meminta
kesediaan
lbu/Bapak meluangkan waktu sekitar 30 menit. Wawancara akan dilakukan di ruangan tersendiri yang terpisah dari petugas puskesmas. lbu/Bapak dapat berbicara dengan bebas dan ter.buka mengenai pelayanan yang diberikan puskesmas. Kami akan menjaga kerahasiaan hal-hal yang lbu/Bapak nyatakan dalam wawancara agar tidak mempengaruhi pelayanan puskesmas selanjutnya kepada diri pribadi lbu/Bapak. Hasil pengamatan, wawancara, berikut hasil pemeriksaan gula darah lbu/Bapak akan kami catat ke dalam kuesioner penelitian. Tidak ada manfaat langsung dari penelitian ini untuk lbu/Bapak. Namun penelitian ini berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan puskesmas dalam menangani penya�it kencing manis di masa yang akan datang. Partisipasi lbu/Bapak pada penelitian ini bersifat sukarela dan tanpa paksaan. lbu/Bapak juga dapat mengundurkan diri kapan saja tanpa dikenai sanksi apapun. Kami akan memberi kompensasi berupa uang tunai sebesar Rp 1 0.000,00 (sepuluh ribu rupiah). . tdentitas dan riwayat penyakit lbu/Bapak akan kami jaga kerahasiaannya. Kuesioner penelitian akan disimpan di lokasi yang aman dan hanya dapat dilihat oteh tim peneliti. Hat-hat yang berkaitan langsung dengan identitas lbu/Bapak (misalnya
nama,
alamat, dll) tidak akan dipublikasikan.
Publikasi hasil penelitian ini berasal dari data yang dihitung secara keseluruhan dan tidak bersifat penilaian individual. Demikian, kami harapkan lbu/Bapak mengerti penjelasan ini dan mau berpartisipasi dalam penelitian. Apabila ada pertanyaan sehubungan dengan penelitian ini, lbu/Bapak dapat menghubungi nomor kontak kami yang tertera di bawah ini. Kontak Tim Peneliti: Pusat Teknotogi Terapan Kesehatan dan Epidemiologi Klinik Sadan Pe.1elitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia JI. Percetakan Negara No. 29 Jakarta Pusat dr. Dona Arlinda Qurrotul Aini Meta Puspita Sari, S.TP Anggita Sunga Anggraini, S.Farm, Apt
0811 813 632 08571 5240 842 0852 1 375 6066
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN PUSAT TEKNOLOGI TERAPAN KES EHATAN DAN EPIDEMIOLOGI KLINIK PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS TIPE 2 01 PUSKESMAS ABADIJAYA DAN DEPOK JAYA KUESIONER PASIEN No. Kuesioner : .. . . .
.. .• . ll'.z! �t, v�i.r; ; \.· .m: R�h . atg¢ilalan. ;re·mp � ;f: '.it , � f .' 1 't ;i $ � .� 1 . Puskesmas Abadijaya 2. Puskesmas Depok Jaya
•
:
•
. •
.. .
�
·
2
Nomor Rekam Medis Pasien
. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .
-.
·
.
Nama Puskesmas
.
_
..., _
D D DDDDDDDD
·······································
Nama pengumpul data
2
No. Telepon HP
3
Tanggal pengambilan data
I
--
'--'
---
Tang al Bulan
Tahun
DDDDDDDDDDDD DD-DD-D O D D
�"1. i..·;;r ,;�� � �: ,11 .� "'a ""·�·"' � .>'� . . � .,'fl .� t�� �� '"'·� ,� "t'{i, , �Ii·f'-l'r.-i�ara1
•
•
"
2
Jenis Kelamin
3
Tanggal Lahir
4
� ...
•
8
9
� • • ..,,� -
...
••
. .. . . . ... . .
-
..
Laki-laki Perempuan
.... .....
..
...
•
...
'
'' Umur
'
Tahun
Bulan
. . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . Tahun
I Suku (dari Bapak)
1.
Jawa
2. Sunda
.
3.
I
4.
6.
I
1. 2. 3. 4.
II
2. 3. 4. TNl/Polri
! Pendidikan (dan ijazah terakhir}
Peke�aan
1.
'
5.
7.
Padang Balak Tidak pemah sekolah Tidak tamat SD Tamal SD TamatSLTP ·.T idak beke�a Pelajar/Mahasiswa lbu rumah tangga
! i
1.
Belum menikah
5.
6.
7. 5.
6.
7.
Lainnya, sebutkan
TamatSLTA Tamat Perguruan Tinggi Lainnya, sebutkan
D
PNSiBUMN Pegawai swasta
D
WiraswastalPedagang 8. Lai nnya, sebutkan ..... . . . . . .. . . Menikah 3. Cerai
2.
.
D D D- D D - D O D D DD Melayu D Cina
.
: Status Perkawinan I
�
.. . . . . .
-- -- ----
Tanqqal
! i
7
..
2.
I 6
· �· .
1.
I 5
..!
, -
. . .. .
..... ...
.
.
.
..
D
.
Ala
Jalan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ........... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . , . .
mat
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..................... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ......
10
DDDD D D D D D D D D
I
No. Telepon HP
1
Kategorl pasien OM
2
Tanggal berobat ke puskesmas
1. Pasien baru _ _
Tang
al
,_
_)
_ _ _ _
Bulan
Tahun
Gejala klinis OM (yang dirasakan selama ini)
4
a.
Sering kencing
b.
Cepatlapar
c.
Sering haus
--
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
1. Ya
2.
Tidak
9. Tidak tahu
1 . Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
2. Tidak
9. Tidak tahu
·---·· - --
d.
Berat badan menurun tanpa sebab yang jelas
1. Ya
D D D D
2 e.
Kesemutan
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
f.
Gatal di daerah alat kelamin
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
g.
Keputihan
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak lahu
h.
lnfeksi sulit sembuh
1 . Ya
i.
Bisul hilang timbul
1. Ya
2. Tidak 2. Tidak
9. Tidak tahu
j.
Penglihatan kabur
1 . Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
k.
Cepat lelah
1 . Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
I.
Mudah mengantuk·
1. Ya
9. Tidak tahu
m.
Lainnya, sebutkan
2. Tidak 2. Tidak
�'<"·.�,'!>J
2
3
1. Ya
.......................................
:;�
.
.
.
.
a.
Riwayat pernah didiagnosis hipertensi
1. Ya
b.
Riwayat pernah minum obat anti hipertensi
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
a.
Riwayat pernah didiagnosis dislipidemia
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
b.
Riwayat pemah minum obat anti dislipidemia
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
1. Ya
9. Tidak tahu
2. Tidak
9. Tidak tahu
5
Riwayat pernah didiagnosis nefropati diabetik
1. Ya
2. lidak
9. Tidak tahu
6
Riwayat pernah didiagnosis neuropati diabetik
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
7
Riwayat menderjta ulkus diabetik
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
8
Riwayat menderita disfungsi ereksi
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
9
Riwayat pemah didiagnosis gagal jantung kronik
10
Riwayat pernah didiagnosis penyakit jantung koroner
11
Riwayat pernah didiagnosis penyakit pembuluh darah perifer ·-
-
Riwayat pernah didiagnosis asma Riwayat pernah didiagnosis osteoarthritis
-- .,________
··---· -- ·.. -
Riwayat pernah didiagnosis kelait'an tiroid .
16
-
Riwayat pemah didiagnosis penyakit paru obstruktif kronis ..
15
D
-·-· --· -
Riwayat didiagnosis OM gestasional
1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak
9. lidak tahu
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak tahu
1. Ya
2'. Tidak
9. lidak tahu
2. Tidak
9. Tidak tahu
2. Tidak
9. Tidak tahu
2. Tidak
9. Tidak tahu
2. Tidak
9. lidak tahu
2. Tidak 2. Tidak
9. Tidak tahu
-----1. Ya i· 1. Ya -----
·
-····-------
1. Ya
_
__..
,
1. Ya
.
..
D
D
9. Tidak tahu
1 . Ya
14
D
INtA�!li. .
· .� , W, �� ,.:�' . /f;I·'·".'!::) :...r-:.
o ···
Riwayat pemah didiagnosis retinopati diabetik
13
D
9. Tidak lahu
4
12
D D D D
9. Tidak tahu
2. Tidak 2. Tidak
Riwayat pernah didiagnosis stroke
0 D
D D D
D D D
D D
D
9. Tidak tahu
D D
D D D D D D
-
17
1. Ya
Riwayat minum obat hipoglikemik saat hamil Riwayat pemah melahirkan bayi dengan berat badan >
18
aram
19
Rlwayat dilahirkan dengan berat badan < 2500 gram . . . ..
4000
�-
1. Ya
1. Ya -·- - --- --
..�
·--·- ·-...
1.
low back pain
20
Rlwayat pernah dldlagnosis
21
Aktivitas flsik kurang {rata-rata)
1. Ya
22
Diet yang tlnggl gula dan rendah serat (rata-rata)
1. Ya
23
Rlwayat keluarga dengan OM
1. Ya
No
Pemeriksaan (sebutkan satuannya) Tekanan darah (mmHg)
a.
YR
-
2. Tidak
9. Tidak lahu ----
-
2. Tidak
9. Tidak tahu
2. Tidak
9.
2. Tidak 2. Tidak
9. Tldak tahu
-
D
9. Tidak tahu
Tidak tahu
9. Tidak tahu
b.
D D D D .D
-
·--·
Iterbaru
Nilai saat ini
3 3 4
Tinggi badan (cm) Berat badan (Kg)
5
IMT (Kg/m2)
6
Jantung
1 . Nonna!
2. Tidak normal
7
Paru
1. Nonnal
2. Tidak normal
1. Ya
2. Tidak
9. Tidak dapat dinilailtidak disebulkan
·o
9. Tidak dapal dinilai/tidak
D
disebutkan
Abdomen 8
a. b.
Pembesaran hepar Pembesaran limpa
1. Ya
2. Tidak
1. Ya
2. Tidak
9. Ti...:dk dapat dinilai/tidak
D
disebutkan 9. Tidak dapat dinilai/tidak
D
disebulkan
Ekstremitas a. 9
Edema
b.
Paresis
1. Ya
2. Tidak
c.
Ulkus diabetik/gangren
1. Ya
2. Tidak
1 2
Pemeriksaan (dari sampel darah)
s u
9. Tidak dapat dinilai/tidak
D
u
diseb tkan 9. Tidak dapat dinilai/tidak
D
disebutkan
pertama kali didia osis
n
D
di eb tkan
b. Nilai saat ini I
a. Nilai saat No.
9. Tidak dapat dinilai/tidak
c.
Referensi nilai nonnal (sebulkan
satuannya)
terbaru
DM
Gula darah puasa Gula darah 2 jam setelah makan
5
HbA1c
6
Kolesterol total
7
Trigliserida
8 HDL 9 LDL !---+- --- -
: _ ::·= ===� �-=== =-=-== ===----/ y t---+---f--�� :::-:-�.. . .... _ ·=: "--· -· - ======= Lainnya 11 ·--._ ·=======-1· -====-__J .... _ .._ ......_ ,_::::::::=.::::.:.::::. ::: =:·_
10
.. .. ___ _ ___ _ __
Lainn a
-
_ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _
VIII. TERAPI 2
_
Edukasi
1. Ya
2. Tidak
Perencanaan makan
1. Ya
2. Tidak
-
�
.
,,
• :., .
,. .
·.
;
.
,
·.
! �
'
. •.
·. "
9.Tidak lahu/lidak
'\. ·'
9.Tidak tahu/tidak
disebutkan --:-:-t----+--�-�,__ --1 --
3
1. Ya
Penyusunan program olahraga sehat
!----+----!-- -4
1. Ya
Rujukan
...
!:!C:���iiciii ar
2.
Insulin Obat hlpoglikemik oral a.
5
b. c.
d.
Metformin Sulfonilurea Tlazolldlndlon Acarbose
e.
Glinid
f.
Lalnnya, sebutkan
D--i
_ __ _ _ _ _ _
9. Tidak tahu/tidak
2. Tidak
··
--·
2. Tidak
disebulkan
D 0
·- - ·- - --- - -
a. Obat-obatan yang didapat
1.
0
disebutkan
b. Dosis 1. Ya 1 . Ya 1. Ya 1. Ya
1. Ya 1 . Ya 1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. Tidak 2. lidak 2. Tidak 2. lidak
9.Tidak tahu/tidak disebutkan 9.Tidak tahu/tidak disebulkan 9.Tidak tahu/tidak disebutkan
D
1 . . .. . .............. .. ...... . .
D
2a . ... . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . .
D
9. Tidak tahu/tidak disebulkan
D
9.Tldak tahu/tidak
D
disebutkan 9.Tldak tahu/tidak dlsebutkan 9.Tidak tahu/tidak isebu n
d
lka
9.lldak tahu/tidak disebutkan
D
D
2b. . . . . . . . . . . . . .. . . .. . . . . . . . . . 2c. . .... . . . . . .. . . .. ... .. . .. . 2d. ... . . . . . . . . . . . . . . . . .. .. . . .. 2e. . ..... . ..... . ...... .... . .. .
D 2f. .... .......................
.