PENANGANAN DIARE DI RUMAH TANGGA MERUPAKAN UPAYA MENEKAN ANGKA KESAKITAN DIARE PADA ANAK BALITA
Ade Wulandari
Abstrak Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) yang dapat dilakukan di rumah tangga bertujuan mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran serta proses membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dari mau menjadi mampu (aspek practice). Gerakan pemberdayaan merupakan salah satu strategi dalam promosi kesehatan. Pencegahan terjadinya dehidrasi pada anak diare dapat dilakukan mulai dari rumah tangga dengan memberikan oralit osmolaritas rendah. Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat diare. Promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam tata laksana diare secara komprehensif dan rasional di tingkat rumah tangga merupakan salah satu intervensi keperawatan yang perlu dilakukan dalam rangka menekan angka kesakitan dan kematian karena diare khususnya pada anak Balita.
Kata kunci: Balita, Diare, keluarga, pemberdayaan perawat.
Sebanyak 6 juta anak di dunia meninggal
2010 menunjukkan bahwa angka morbiditas
setiap
masih
tahunnya
kematian
karena
tersebut
berkembang.
diare.
terjadi
di
Sebagian negara
Berdasarkan laporan WHO,
tinggi
yaitu
sebanyak
411/1000
penduduk. Nusa Tenggara Barat
(NTB)
merupakan
dengan
salah
satu
provinsi
kematian karena diare di Indonesia sudah
prevalensi diare klinis di atas 9% yaitu 13,2%
menurun tajam, namun walaupun angka
menduduki peringkat tertinggi ke tiga setelah
kematian diare menurun, angka kesakitan
NAD dan Gorontalo.
karena diare tetap tinggi. Situasi diare di
Berdasarkan Survei Kesehatan Rumah Tangga
Indonesia berdasarkan survei morbiditas yang
(SKRT), Studi mortalitas dan Riset kesehatan
dilakukan oleh Subdit diare Departemen
Dasar, dari tahun ke tahun diketahui bahwa
Kesehatan
terlihat
diare masih menjadi penyebab utama kematian
kecenderungan insiden meningkat. Data tahun
balita di Indonesia. Prevalensi tertinggi diare
tahun
2000-2010
terdeteksi pada anak balita usia 1-4 tahun
Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam
(16,7%) dan merupakan penyebab tertinggi
menangani anak dengan diare. Penanganan
kematian anak balita usia 12-59 bulan
Balita diare harus dimulai di tingkat rumah
(25,2%). Hal ini terjadi karena anak dalam
tangga
kelompok umur ini mulai aktif bermain dan
pemberian Oralit atau LGG serta suplemen
berisiko terkena infeksi. Masih tingginya
Zinc. WHO dan Departemen Kesehatan RI
angka kesakitan dan kematian karena diare
telah
terutama di negara berkembang telah menjadi
formula baru dan suplemen Zinc dalam tata
perhatian PBB sehingga penurunan angka
laksana diare sejak tahun 2004. Namun
kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun
demikian,
1990 sampai dengan 2015 merupakan salah
Oralit dan Zinc ini belum menunjukkan
satu target yang tertuang dalam
perbaikan dan belum sesuai dengan harapan.
Millenium
yang diantaranya
menggalakkan
adalah dengan
penggunaan
penatalaksanaan
Diare
oralit
dengan
Development Goals (MDG’s) 2015. Menurut laporan hasil survei morbiditas dan
PENANGANAN DIARE AKUT (tanpa
perilaku tatalaksana diare oleh Depkes tahun
darah) DI RUMAH TANGGA
2000-2006 hingga 2010 diketahui bahwa
Penatalaksanaan diare akut (tanpa darah) yang
perilaku masyarakat dalam penatalaksanaan
dapat dilakukan di rumah tangga bertujuan
diare belum menunjukkan perbaikan dan
mencegah dehidrasi dan malnutrisi. Anak-
belum sesuai dengan harapan. Walaupun
anak tanpa tanda-tanda dehidrasi memerlukan
lebih dari 90% ibu mengetahui tentang paket
tambahan cairan dan garam untuk mengganti
oralit, hanya 1 dari 3 (35%) anak yang
kehilangan cairan dan elektrolit akibat diare.
menderita diare diberi oralit dan hanya 22%
Jika ini tidak diberikan, tanda-tanda dehidrasi
yang diberi LGG (SDKI, 2007). Data juga
dapat terjadi. Ibu atau keluarga harus diajarkan
menunjukkan bahwa penatalaksanaan diare
cara-cara
dengan cairan rumah tangga mengalami
dengan memberikan anak lebih banyak cairan
penurunan dari 50% pada tahun 2006 menjadi
daripada
27% pada tahun 2010 (Laporan hasil survei
kekurangan gizi dengan terus memberi makan
morbiditas dan perilaku tatalaksana diare oleh
anak dan mengapa tindakan-tindakan ini
Departemen Kesehatan tahun 2000-2006 dan
penting. Mereka juga harus tahu apa tanda-
2010).
tanda yang menunjukkan bahwa anak harus
mencegah dehidrasi
biasanya,
bagaimana
di
rumah
mencegah
dibawa ke petugas kesehatan. Langkah-
langkah tersebut dirangkum dalam empat
diberikan oralit dan air matang daripada
rencana terapi sebagai berikut:
makanan cair.Berikan larutan ini sebanyak
Aturan 1
anak mau dan teruskan hingga diare berhenti.
Memberikan
anak
lebih
banyak
cairan
Cara membuat larutan gula-garam:
daripada biasanya untuk mencegah dehidrasi.
Bahan terdiri dari 1 sendok teh gula pasir,
Gunakan cairan rumah tangga yang dianjurkan
seperempat sendok teh garam dapur dan 1
seperti oralit, makanan yang cair dan atau air
gelas (200 cc) air matang. Setelah diaduk rata
matang. Jika anak berusia kurang dari 6 bulan
pada sebuah gelas diperoleh larutan gula-
dan belum makan makanan padat lebih baik
garam yang siap digunakan.
Sumber: Jendela data dan informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011
Aturan 2 Ajarkan
10 mg, anak usia di atas 6 bulan diberikan 20 orang
tua
tentang
pemberian
suplementasi Zinc. Dosis zinc diberikan sesuai
mg. Zinc diberikan selama 10-14 hari berturutturut meskipun anak telah sembuh dari diare.
aturan: anak dibawah usia 6 bulan diberikan
Sumber: Jendela data dan informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011
Sumber: Jendela data dan informasi Kementerian Kesehatan RI Tahun 2011
Mencret yang hebat dan terus menerus
Aturan 3 Anjurkan orang tua untuk tetap memberikan
sehingga diperkirakan pemberian oralit
dukungan nutrisi untuk mencegah kurang gizi.
kurang berhasil
ASI tetap diberikan selama terjadinya diare
Terdapat tanda-tanda dehidrasi (seperti
pada diare akut cair maupun berdarah dan
mata tampak cekung, ubun-ubun cekung
frekuensi
dari
pada bayi, bibir dan lidah kering, tidak
biasanya. Bila anak sudah mendapat makanan
tampak air mata meskipun menangis
tambahan sebaiknya makanan tetap diteruskan
turgor berkurang yaitu bila kulit perut
sesuai umur anak dengan menu yang sama
dicubit tetap berkerut, nadi melemah
pada saat anak sehat.
sampai tidak teraba, tangan dan kaki teraba
pemberian
lebih
sering
dingin, kencing berkurang, rasa haus yang Aturan 4
nyata sampai kejang atau kesadaran
Nasihat Orang tua atau pengasuh harus
menurun).
membawa
anak
ke
petugas
kesehatan
(Puskesmas atau dokter) bila: Muntah
terus
diperkirakan bermanfaat
SEBAGAI SALAH SATU INTERVENSI
menerus
pemberian
PEMBERDAYAAN KELUARGA
sehingga
oralit
tidak
KEPERAWATAN Pemberdayaan informasi
adalah
secara
proses
terus
pemberian
menerus
dan
berkesinambungan mengikuti perkembangan
sasaran serta proses membantu sasaran agar
PENATALAKSANAAN BALITA DIARE
sasaran tersebut berubah dari tidak tahu
DI TINKAT RUMAH TANGGA
menjadi tahu atau sadar (aspek knowledge),
1. Penelitian yang dilakukan oleh Askrening
dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dari
(2007) yang bertujuan untuk mengetahui
mau
practice).
pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam
Gerakan pemberdayaan merupakan salah satu
pemberian rehidrasi oral pada balita diare di
strategi dalam promosi kesehatan.
kabupaten
menjadi
mampu
(aspek
Purworejo.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa sikap tentang rehidrasi Promosi
kesehatan
didefinisikan
sebagai
oral
berhubungan
dengan
perilaku
upaya yang dilakukan terhadap masyarakat
pemberian rehidrasi oral pada balita diare.
sehingga mereka mau dan mampu untuk
Sikap negatif berpeluang berperilaku salah
memelihara
meningkatkan kesehatan
sebesar 2,7 (95% CI 1,25-5,91), sedangkan
mereka sendiri. Lebih lanjut dijelaskan pula
pengetahuan tidak berhubungan dengan
bahwa promosi kesehatan merupakan upaya
perilaku.
dan
intervensi terhadap faktor perilaku dalam masalah kesehatan masyarakat. dibagi
dalam
pengetahuan,
tiga
tingkat
sikap
Perilaku
ranah
dan
2. Penelitian yang dilakukan oleh Domianus Namuwali (2009) tentang upaya orang tua
yaitu
dalam penanganan diare di rumah yang
tindakan
dilakukan di . Penelitian kualitatif dengan
(Notoatmodjo, 2010). Perawat merupakan
pendekatan
eksploratif
salah satu tenaga profesional kesehatan yang
mengetahui
upaya
berperan
dalam
penanganan diare di rumah. Hasil penelitian
kesehatan
masyarakat
upaya
meningkatkan
melalui
ini
orang
bertujuan tua
dalam
kegiatan
menunjukkan bahwa upaya orang tua
promosi kesehatan. Dalam penerapannya di
dalam penanganan diare di rumah meliputi
lapangan, perawat memegang peranan sebagai
pemberian oralit, larutan gula garam, teh
agen pembawa perubahan (change agent),
dan asupan makanan.
sebagai fasilitator dalam pemberdayaan, dan
3. Penelitian yang bertujuan mengevaluasi
sebagai praktisi pembuat strategi (Piper,
perilaku ibu dalam perawatan Balita Diare
2009).
di Kabupaten Ponorogo yang dilakukan oleh Rosjidi & Verawati tahun 2008
PENELITIAN TERKAIT PERILAKU
didapatkan hasil bahwa persepsi tentang
ORANG TUA DALAM
penyakit Diare dan Oralit berhubungan
dengan perilaku perawatan Balita Diare
responden tidak memakai oralit pada waktu
dimana persepsi yang negatif berpeluang
diare adalah responden tidak punya persediaan
melakukan perilaku yang salah dalam
oralit di rumah. Disamping itu, keengganan
perawatan Diare.
ibu dalam memberikan oralit kepada anaknya ketika mengalami diare oleh karena oralit
PEMBAHASAN
formula lama dapat menyebabkan mual dan
Pencegahan terjadinya dehidrasi pada anak
muntah. Artini (1987 dalam Harianto 2004)
diare dapat dilakukan mulai dari rumah tangga
menjelaskan pula bahwa meskipun masyarakat
dengan memberikan oralit osmolaritas rendah.
dapat membuat LGG/Oralit namun mereka
Oralit diberikan untuk mengganti cairan dan
tidak yakin akan khasiatnya. Hasil yang sama
elektrolit dalam tubuh yang terbuang saat
ditunjukkan
diare. Walaupun air sangat penting untuk
dilakukan
mencegah
oleh
hasil
penelitian
Askrening
yang
(2007)
di
air
minum
tidak
Kabupaten Purworejo yang menunjukkan
dan
elektrolit
yang
bahwa pengetahuan ibu tidak berpengaruh
mempertahankan
terhadap perilaku pemberian rehidrasi oral
keseimbngan elektrolit dalam tubuh sehingga
pada anak diare. Dengan demikian, beberapa
lebih diutamakan Oralit. Campuran glukosa
hasil penelitian tersebut
dan garam yang terkandung dalam Oralit
sebagai alasan yang menyebababkan mengapa
dapat diserap dengan baik oleh usus penderita
penggunaan oralit oleh masyarakat masih
Diare. Namun demikian, walaupun lebih dari
belum optimal.
90% ibu mengetahui tentang paket oralit,
Zinc merupakan salah satu mikronutrien yang
hanya 1 dari 3 (35%) anak yang menderita
penting dalam tubuh. Zinc dapat menghambat
diare diberi oralit dan hanya 22% yang diberi
enzim
LGG (SDKI, 2007). Penelitian yang dilakukan
Synthase),
oleh Sodemann (1999) menunjukkan bahwa
meningkat selama diare dan mengakibatkan
faktor yang paling berpengaruh terhadap
hipersekresi epitel usus.
Disamping
penggunaan Oral Rehiration Salt (ORS) atau
mikronutrien
berperan dalam
yang dikenal dengan sebutan Oralit adalah
epitelisasi dinding usus yang mengalami
ketersediaan ORS di rumah tangga. Hal ini
kerusakan morfologi dan fungsi
senada dengan Green (1986 dalam Harianto,
kejadian diare. Pemberian Zinc selama diare
2004) yang mengatakan bahwa alasan terbesar
terbukti mampu mengurangi lama dan tingkat
mengandung diperlukan
dehidrasi,
oleh
garam untuk
INOS
(Inducible
dimana
Zinc
dapat
Nitric
ekskresi
juga
dipahami
Oxide
enzim
ini
itu,
selama
keparahan diare, mengurangi frekuensi buang
2011 dalam buletin jendela data dan iformasi
air besar, mengurangi volume tinja serta
Kementerian Kesehatan RI, 2011). Disamping
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada
itu, pengetahuan mengenai perilaku benar dan
3 bulan berikutnya (Black, 2003). Hal ini
sehat serta perhatian masyarakat terhadap
sesuai dengan penelitian oleh Hidayat (1998)
kesehatan juga masih kurang. Hal ini dapat
dan Soenarto (2007) yang dilakukan di
menjadi salah satu alasan masih kurangnya
Indonesia
penggunaan suplemen Zinc oleh masyarakat.
menunjukkan
bahwa
Zinc
mempunyai efek protektif terhadap diare sebanyak 11% dan menurut hasil pilot study
Perawat sebagai salah satu tenaga profesional
menunjukkan bahwa Zinc mempunyai tingkat
kesehatan memiliki peran dan tanggung jawab
hasil guna sebesar 67%. Meskipun demikian,
terhadap peningkatan kesehatan masyarakat.
penggunaan Zinc dalam penanganan diare
Pelayanan keperawatan di masyarakat saat ini
pada balita oleh masyarakat masih belum
dikenal
optimal. Hal ini dapat dilihat pada hasil
didefinisikan oleh WHO sebagai lapangan
penelitian yang dilakukan oleh Namuwali
perawatan khusus yang merupakan gabungan
(2009) mengenai upaya orang tua dalam
keterampilan
penanganan diare di rumah yang menunjukkan
kesehatan masyarakat dan bantuan sosial
bahwa upaya yang dilakukan oleh orang tua
sebagai
meliputi pemberian oralit, larutan gula garam,
masyarakat
teh dan asupan makanan sedangkan pemberian
meningkatkan kesehatan masyarakat. Salah
Zinc belum nampak dilakukan, sementara
satu
sosialisasi penggunaan Zinc sebagai upaya
memiliki Balita. Adapun bentuk kegiatan dari
penanganan diare telah digalakkan oleh
perkesmas ini adalah Home visit/Home care
Departemen (Kementerian) Kesehatan RI
(Kunjungan rumah/Perawatan di rumah) yang
sejak tahun 2004. Suplemen Zinc dapat
bertujuan
diperoleh di apotik maupun di pusat pelayanan
lingkup dari
kesehatan seperti Puskesmas dan rumah sakit.
mencakup adalah pendidikan kesehatan dan
Pemanfaatan
mengembangkan pemberdayaan pasien dan
sarana
kesehatan
oleh
masyarakat masih kurang, hal ini terjadi
dengan
ilmu
bagian
dari
secara
sasarannya
program
keluarga.
SIMPULAN
yang
ilmu
kesehatan
keseluruhan
adalah
home
Perkesmas
keperawatan,
memandirikan
karena jarak pusat pelayanan kesehatan yang jauh dan waktu tempuh yang lama (Agtini,
istilah
guna
keluarga
keluarga.
yang
ruang
visit/home care
ini
Peran obat-obatan tidak begitu penting dalam menangani anak dengan diare. Departemen
WHO dan telah
dalam rangka menekan angka kematian anak
menggalakkan penggunaan oralit formula baru
membutuhkan perhatian dari pemerintah dan
dan suplemen Zinc dalam tata laksana diare
tenaga
sejak
demikian,
Sebagaimana diamanatkan oleh PBB dalam
berdasarkan hasil survey morbiditas dan tata
MDG’s 2015 yaitu telah ditetapkan beberapa
laksana diare yang dilakukan oleh Departemen
strategi untuk menekan angka kematian anak
Kesehatan menunjukkan bahwa hanya 35%
yang diantaranya adalah meningkatkan peran
anak yang menderita diare diberi oralit, 22%
pemerintah dan tenaga kesehatan dalam
yang diberi Larutan Gula Garam (LGG). Data
memberdayakan keluarga dengan membantu
juga menunjukkan bahwa penatalaksanaan
keluarga
diare dengan cairan rumah tangga mengalami
keterampilan dasar dalam meningkatkan status
penurunan dari 50% pada tahun 2006 menjadi
kesehatannya. Pencegahan dan pengobatan
27% pada tahun 2010.
diare harus dimulai dari rumah tangga.
Beberapa masalah yang menyebabkan masih
Promosi kesehatan
belum optimalnya penggunaan oralit dan
pengetahuan dan keterampilan keluarga dalam
suplemen Zinc di tingkat rumah tangga
tata laksana diare secara komprehensif dan
diantaranya adalah keterjangkauan masyarakat
rasional di tingkat rumah tangga merupakan
terhadap Oralit dan Zinc yang masih sulit
salah satu intervensi keperawatan yang perlu
karena jarak untuk mencapai pusat pelayanan
dilakukan dalam rangka menekan angka
kesehatan yang jauh sehingga tidak semua
kesakitan
rumah mempunyai persediaan Oralit dan Zinc.
khususnya pada anak Balita. Kegiatan promosi
Tidak adanya keyakinan masyarakat akan
kesehatan hendaknya tidak hanya ditujukan
khasiat
tahun
dari
Kesehatan
2004.
RI
Upaya peningkatan kesehatan ibu dan anak
Namun
penggunaan
kesehatan
khususnya
belajar
dan
perawat.
pengetahuan
dan
untuk meningkatkan
kematian
karena
diare
Oralit
juga
untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat
merupakan alasan mengapa Oralit
tidak
mengenai penanganan Diare di tingkat rumah
digunakan. Hal ini berkaitan dengan persepsi
tangga.
masyarakat yang berkorelasi dengan perilaku
ketersediaan dan terjangkaunya Oralit dan
mereka.
Zinc di rumah tangga.
DAFTAR PUSTAKA
tetapi
juga
harus
menjamin
Askrening. (2007). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu dalam pemberian rehidrasi oral pada Balita Diare di Kabupaten Purworejo. Library-ump.org/index.php Kementerian Kesehatan RI (2011). Situasi Diare di Indonesia. Buletin jendela data dan informasi kesehatan, Vol. II Triwulan II. Departemen Kesehatan RI Direktorat jenderal pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan. (2011).Lintas Diare lima langkah tuntaskan Diare. Buku saku petugas kesehatan. Peran perawat dalam kesehatan masyarakat. (2009). http://maydwiyurisantoso.wordpress.com. Diunduh tanggal 13 September 2012 Subargus, A. (2009). Promosi kesehatan dalam keperawatan. http://hidayat2.wordpress.com. Diunduh pada tanggal 13 September 2012 Rosjidi, C.H dan Verawati, M. (2008). Evaluasi perilaku Ibu dalam perawatan balita Diare di Kabupaten Ponorogo. Libraryump.org/index.php Aaby, P., Jakobsen, M.S., Molbak, K., Sodemann, M. (1999). Management of
childhood Diarhea and Use ORS in a suburban west African community. Am J. Trop 60: 167171 Harianto. (2004). Penyuluhan penggunaan Oralit untuk menanggulangi Diare di masyarakat. Departemen Farmasi FMIPA Universitas Indonesia. Majalah ilmu kefarmasian, vol. I, No. 1. jurnal farmasi.ui.ac.id/pdf. Black, R.E., Bryce, Morris, S.S. (2003). Where and why are 10 million children dying every year?. Lancet 361: 2226-2234. Notoatmodjo,S., (2010). Promosi kesehatan: teori dan aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta Namuwali, D. (2009). Upaya orang tua dalam penanganan Diare di rumah. Eprints.undip.ac.id Piper,S. (2009). Health promotion for nurse: theory and practice. Oxon: Routledge United Nation. Milenium Development Goal A gate way to the UN system’s work on the MDGs. http://www.un.org/millenniumgoals/childhealt h.shtml