PENALARAN Nurul Bahiyah, M.Kom. 1
PENALARAN Penalaran adalah suatu proses berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada suatu simpulan. Fakta atau data yang akan dinalar itu boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan sebagai data itu disebut Proposisi. 2
Proposisi berbentuk kalimat berita netral. Kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat harapan, dan kalimat inversi tidak disebut proposisi.
Contoh proposisi : 1. Ayam adalah burung 2. Indonesia menjadi negara makmur. 3
Berdasarkan jenis dibedakan dengan lingkaran yang disebut lingkaran Euler. 1.
Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek sama dengan perangkat yang terdapat dalam predikat.
Semua S adalah semua P Semua sehat adalah semua tidak sakit.
S=P
4
2. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek menjadi bagian dari perangkat predikat.
Semua S adalah P Semua sepeda beroda.
S
P
Sebaliknya, suatu perangkat predikat merupakan bagian dari peringkat subjek
Sebagian S adalah P Sebagian binatang adalah kera
S
PP
5
3. Suatu perangkat yang tercakup dalam subjek berada diluar perangkat predikat. Dengan kata lain, antara subjek dan predikat tidak terdapat relasi.
Tidak satu pun S adalah P Tidak seorang pun manusia adalah binatang
S
P
6
4. Sebagian perangkat yang tercakup dalam subjek berada di luar perangkat predikat.
Sebagian S tidaklah P Sebagian kaca tidaklah bening
S
P
7
Macam Penalaran 1. Penalaran Deduktif 2. Penalaran Induktif
8
1. PENALARAN DEDUKTIF Penalaran yang bertolak dari sebuah konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang lebih umum. Dalam penalaran deduktif terdapat premis. Yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan.
9
Penarikan kesimpulan secara deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara langsung ditarik dari satu premis. Contoh : – Semua ikan bernafas melalui insang. (premis ) – Semua yang bernafas melalui insang adalah ikan. ( simpulan )
10
Penarikan tidak langsung ditarik dari dua premis.
Premis pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang bersifat khusus. Jenis penalaran deduksi yang menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu a. Silogisme Kategorial; b. Silogisme Hipotesis; c. Silogisme Alternatif; d. Entimen. 11
Rumus Silogisme PU : Semua A=B PK : Semua C=A S : Semua C=B Contoh PU : Semua makhluk hidup memiliki mata PK : si Polan adalah makhluk hidup S : maka si Polan mempunyai mata 12
a. Silogisme Kategorial : Silogisme yang
terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum : Premis Mayor (My/PU) Premis khusus :Premis Minor (Mn/PK) Premis simpulan : Premis Kesimpulan (K/S) Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat. Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor. 13
Contoh silogisme Kategorial: My : Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA Mn : Badu adalah mahasiswa K : Badu lulusan SLTA
My : Tidak ada manusia yang kekal Mn : Socrates adalah manusia K : Socrates tidak kekal My : Semua mahasiswa memiliki ijazah SLTA. Mn : Amir tidak memiliki ijazah SLTA K : Amir bukan mahasiswa
14
b. Silogisme Hipotesis: Silogisme yang terdiri atas premis mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional hipotesis yaitu : bila premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen. Contoh : o My : Jika tidak ada air, manusia akan kehausan. Mn : Air tidak ada. K : Jadi, Manusia akan kehausan. o
My : Jika tidak ada udara, makhluk hidup akan mati. Mn : Makhluk hidup itu mati. K : Makhluk hidup itu tidak mendapat udara. 15
c. Silogisme Alternatif : Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang lain. Contoh My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. Mn : Nenek Sumi berada di Bandung. K : Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
My : Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor. Mn : Nenek Sumi tidak berada di Bogor. K : Jadi, Nenek Sumi berada di Bandung. 16
d. Entimen Entimen adalah silogisme yang diperpendek. Entimen tidak peerlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya. Rumus entimem : C = B, Karena C = A
17
Contoh : Silogisme : PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap. PK : Ali pegawai yang baik. S : Ali tidak mau menerima suap. Entimen Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik. Penjelasan: C = Ali ;ia B = tidak mau menerima suap A = pegawai yang baik C = B, karena C = A 18
Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme Contoh : Entimen : Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses. C : Badu B : harus bekerja keras A : orang yang ingin sukses Silogisme : PU : Semua orang yang ingin sukses harus bekerja keras. PK : Badu orang yang ingin sukses. S : Maka, Badu harus bekerja keras. 19
2.PENALARAN INDUKTIF Penalaran yang bertolak dari penyataanpernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Bentuk-bentuk Penalaran Induktif a. Generalisasi : Proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. 20
Contoh generalisasi : 1)Jika dipanaskan, besi memuai. Jika dipanaskan, tembaga memuai. Jika dipanaskan, emas memuai. Jika dipanaskan, platina memuai Jadi, jika dipanaskan, logam memuai. 2)Jika ada udara, manusia akan hidup. Jika ada udara, hewan akan hidup. Jika ada udara, tumbuhan akan hidup. Jadi, jika ada udara mahkluk hidup akan hidup. 21
b) Analogi : Cara penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama. Contoh analogi Nina adalah lulusan Akademi Amanah. Nina dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Ali adalah lulusan Akademi Amanah. Oleh Sebab itu, Ali dapat menjalankan tugasnya dengan baik. 22
c. Hubungan kausal : penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Macam hubungan kausal : 1) Sebab- akibat. Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir. 2) Akibat – Sebab. Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik. 3) Akibat – Akibat. Ibu mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di rumah basah. 23
Soal Penalaran Deduktif 1.
2.
3.
My : Penyakit yang disebabkan oleh virus sulit diobati. Mn : Deman berdarah disebabkan oleh virus. K : E : My : Semua petani yang baik adalah petani yang menggarap sawahnya setiap tahun. Mn : Paijo menggarap tanah pertaniannya setiap tahun. K : E : My : Tidak satu pun prajurit TNI menjadi komandan pasukan asing. Mn : Piere prajurit TNI K : E : 24
4. My : Manusia bersifat selalu ingin tahu. Mn : Mahasiswa adalah manusia K : E : 5.
My : Tidak ada benda cair yang mengalir ke tempat yang lebih tinggi. Mn : Batu bukan benda cair. K : E : 25
Ubahlah entimen di bawah ini menjadi silogisme. 1.
2. 3. 4. 5.
Ia seorang warga negara yang baik, sebab setiap ada aksi-aksi sosial untuk kepentingan bangsa ia selalu ikut. Ia pasti seorang ahli dalam bidang matematika, karena ia mengajar matematika di fakultas tersebut. Ia pasti berhasil dalam dunia usaha internasional, karena ia menguasai lia bahasa dunia. Ia harus memasuki perguruan tinggi, karena ia berbakat. Mereka menerima syarat kerja itu, karena mengandung pasal-pasal yang memberikan harapan untuk perbaikan nasibnya.
26
SALAH NALAR : Gagasan, pikiran, kepercayaan, atau simpulan yang salah, keliru, atau cacat. Jenis-jenis salah nalar a. Deduksi yang salah : Simpulan dari suatu silogisme dengan diawali premis yang salah atau tidak memenuhi persyaratan. contoh :
Kalau listrik masuk desa, rakyat di daerah itu menjadi cerdas. Semua gelas akan pecah bila dipukul dengan batu.
27
b. Generalisasi terlalu luas Salah nalar ini disebabkan oleh jumlah premis yang mendukung generalisasi tidak seimbang dengan besarnya generalisasi itu sehingga simpulan yang diambil menjadi salah.
Contoh : Setiap orang yang telah mengikuti Penataran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati. Anak-anak tidak boleh memegang barang porselen karena barang itu cepat pecah.
28
c. Pemilihan terbatas pada dua alternatif Salah nalar ini dilandasi oleh penalaran alternatif yang tidak tepat dengan pemilihan jawaban yang ada.
Contoh Orang itu membakar rumahnya agar kejahatan yang dilakukan tidak diketahui orang lain.
29
d. Penyebab Salah Nalar Salah nalar ini disebabkan oleh kesalahan menilai sesuatu sehingga mengakibatkan terjadinya pergeseran maksud. Contoh: Broto mendapat kenaikan jabatan setelah ia memperhatikan dan mengurusi makam leluhurnya. Anak wanita dilarang duduk di depan pintu agar tidak susah jodohnya. 30
e. Analogi yang Salah Salah nalar ini dapat terjadi bila orang menganalogikan sesuatu dengan yang lain dengan anggapan persamaan salah satu segi akan memberikan kepastian persamaan pada segi yang lain. Contoh: Anto walaupun lulusan Akademi Amanah tidak dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. 31
f. Argumentasi Bidik Orang Salah nalar jenis ini disebabkan oleh sikap menghubungkan sifat seseorang dengan tugas yang diembannya. Contoh: Program keluarga berencana tidak dapat berjalan di desa kami karena petugas penyuluhannya memiliki enam orang anak. 32
g. Meniru-niru yang sudah ada Salah nalar jenis ini berhubungan dengan anggapan bahwa sesuatu itu dapat kita lakukan kalau orang lain melakukan hal itu. Contoh: Kita bisa melakukan korupsi karena pejabat pemerintah melakukannya.
Anak SLTA saat mengerjakan ujian matematika dapat menggunakan kalkulator karena para profesor menggunakan kalkulator saat menjawab ujian matematika. 33
Jenis salah nalar yang manakah soal-soal di bawah ini. 1.
2. 3. 4. 5.
6.
Karena Wayan dilahirkan di Bali pasti dia pandai menari. Bumi Indonesia sangat subur. Oleh sebab itu, rakyat Indonesia pasti kaya raya. Setiap orang yang telah mengikuti penalaran P4 akan menjadi manusia Pancasilais sejati. Kamu tidak boleh kawin dengan Verdo karena orang tua Verdo itu bekas penjahat. Peserta penataran boleh pulang sebelum waktunya karena para undangan yang menghadiri acara pembukaan pun sudah pulang semua. Jika Anda menyetorkan ONH di bank kami, Insya Allah Anda akan menjadi haji mabrur. 34
Sumber
sepitri.staff.gunadarma.ac.id/Downloads /files/14524/slide+penalaran.ppt
35