E =
PEMULIAAN TEMBAKAU MADURA Suwa.so*), Anik Herwati**), Abdul Rachman SK**), dan Slamet***)
PENDAHULUAN MenurutGAPPRI(1997),produksirokok Indonesiaantaratahun1986-1996nra-rataI'll,757 milyar batangper tahu4 86% adalahrokok keretek.Dalam racikan(blend)untuk rokok keretek, komposisitembakaumaduracukupdomina4 proponinyamencapail4-22yo.Sejalandenganmeningkatnyaproduksi rokok keretek,kebutuhantembakaumadurasebagaibahanbaku juga meningkat Tembakaumadurasangatdibutuhkanoleh industrirokok keretekkarenamutunyayangkhas, yaitu aroma dan rasanyagunh Hal yang memprihatinkanadalahkebutr*ranuntuk pabrik rokok (1995) menyatakanpadatahun 1995kebutuhantembelum dapatdipenuhiseluruhnya.Sialr:aan bakaumadurasebanyak23.085torl sedangkan yang tenediadari panentahun 1994hanya15.939 ton karenaproduktivitastembakaumadurarendah.Sampaidengantahun 1989produktivitasratar.a;ta 2404fi kgAn (Suwano dan Mukani, 1989),beberapatahunberikutnyameningkatmenjadi 400-550kgAu. Beberapa kendalayangdihadapiantaralain: yangdiusahakan petanimasihheterogen l. Thnaman 2. Sistempenangkaran benihbelumstandardanterkoordinasi 3. Perdagangan bibit yang belum dibina,benih diproduksioleh masing-masing Whgzng bibit 4. Tidakadapengawasan terhadapbenihataubibit yangdibawamasukdari luar Madura. Untuk meningka&anproduksitembakaumaduraselamaini dilalcukandenganperluasan areal. Salahsatu dampakyang terjadi adalahpenurunanmutu tembakaurajanganyang dihasilkandari daerahyang sebenarnya tidak sesuaiuntuk tembakau.Caralain yang perlu ditempuhadalahperbaikanvarietas.
ASAL.USULTEMBAKAU MADURA Tembakaupertamakali dirarnm di daerahpantaiP. Jarvapadaakhir abad l6 oleh orhng-orang Portugis kemudian menyebarke Kedu, Bagelen"Banyumas,Malang, dan Priangan.Menurut de Jonge (1989), percobaanpenaftrlrnn tembakau di Madura dimulai pada tahun i830, keahlian merrarulmtembakau diperoleh dari pengalamar beke{a di perkebunantembakau di Jawa. Pada tahun 186l terdapat tiga orang swasta Eropa yang menanam tembakau di Pamekasandan berhasil. Sejak tahun 1900 permintaan akan tembakau madura menjadi lebih konstan. Sekitar tahun 1920 p€mrurman tembakau di Jawa Timur meningkat pesat,terutarnaoleh BAT dan Faroka. Kareru keteganganpoiitik di Jawa sekitar tahun 1950, BAT mengalihkan perunaman tembakau virginia ke Madura. Tidak ada penjelasansecararinci apakah tembakau tersebut diolah *') *rr) TeknisipadaBalaiPeneiitian Masing-masing ') KepalaBalittas, StafPeneliti,dan Tembakaudan TanamanSerat.Malane
menjadikercsokfc. ataulainnya.Hanyadijelaskansetelahsituasipolitik mulai tenang,tembakau di KabupatenPamemaduratelahmerebutposisiyangbaik di pasann Daerahpengembangannya pabrik keretek rokok di Jawa Timur korsumennya dan adalah JawaTengah kasandan Sumenep, Sejaktembakaupertarrrakali masuksampaidenganterjadirryatembakaumadurayangdikenal saat ini telah melalui prosespanjang.Tembakaupertamakali masukMadurapada tahun 1830, keduaterjadipadatahun 1861,danketigaterjadisekitar100tahunkemudianberupapenanaman tembakauvirginia oleh BAT. Adanyavariasifenotipetembakaumadurayang adapadasaatini memperkuatdugaanbahwaselamawaktuyangpanjangtersebuttelahtef adi interuossingataupersilanganantartanamanataupopulasi,kemudiandiikuti denganterjadinyaseleksialam,seleksiartifisial,danprosesadaptasi. Tembakaudi Maduraberkembangdi wilayah dengangeografiberupabukit-bukitcadasyang Puncaktertinggi terdapatdi bagiantimur tinggi diselang-selingbukit-bukit yang bergelombang. MadurAyaitu G. Tembuku(4?I m), G. Merangan(398m), danG. Gadu(341m). Di sebelahselatan bukit-bukit kapuryang telah mengalamipelapukankarenacuacatendapat tandl liat bercampur kapur.Di beberapatempatsepanjangpantaiterdapatendapanaluvial.ftlim di Maduraterdiri atas duamusim,yaitu "nrusimbarat"ataumusimhujanantarabulanOhobersampaiApril, dan"musim timur" ataumusim kemarauantaraApril sarnpaiOhober. Di lereng-lereng bukit hujantidak lebih tidaklebihdari 200mm. Suhupadamusim dari 3-4bularl selamamusimhujantiapbulanrata-rata hujanrau-rata28oCdanpadamusimkemaraurata-rata 35oC(Oldema&l9?5). Kondisilingkungandi Maduratenebutmirip denganlingkunganturnbuhuntuktembakau oriental.MenunrtSficas(1985),tembakauorientalpalingbaik bila ditarumdi tanahliat berkapur yang mengandung pasirdanberbatu.terhampardi lerenggunung.Penanaman dilalrukanpadaakhir musim hujanselunggawaktu p€rtumbuhan tanamansampaimasakberlangsungpadaiklim kering, panas.danmendapatpenyinaranmataharipenuh.Tembakauorientalyangdihasilkanberdaunkecil, berkisar axtara7-15 cm d.rn sangatarorrultik.Tembakaudengandaun berukuransampai25 cm digolongkandalamkelompoksemioriental karenaaromanyalrurangbila dibandingdenganyang berdaunkecil (Psareva"1966).Menurut industri rokok keretek.tembakaumaduramempunyai arornayang harumdan gurih. sedangkan ukurandaunnya25 cm ataulebih, Karenaaromanyabaik danditanamdi lingkunganyangmirip denganpers),aratan tumbuhuntuktembakauoriental,maka Akehurst(1981)memasukkan kelompok tembakau maduradalam tembakau semionental.
KEKAYAAN PLA SMA I.{UTFAII Interffossingyang teryadiantiarlanamandalam populasiatau antar populasimenghasilkan keturunanyang sangatbervariasi.Populasi)'angmempunyaisusunangenetikbervariasitersebut tersebar ke berbagaiwilai'ahpengernbangan di Madurayangberagampula.Intererossing berlanjut di seuaprvilayahdandiikutrdenganterjadinl,a prosesseleksidanadaptasi. Prosestersebut berlanggenerasisehingga padaakhirnyaterbentukberbagai sungselamaberpuluh-puluh fenotipe.Padaakhimvapertedaanantarkelompokfenotipemenjadisenukinjelas,Walaupun demikiandalamsetiap kelompokmasihterdapatheterogerutas Populasiyangbenrpakelompok-kelompok tarulman. fenotipe dengansifat-sifatvangmirip diberinarnasesuaideqganciri-ciriyangmenonjol.Populasitenebut oleh petanidikembangkan menjadivarietaslokal,Beberapa contohvarietaslokal dengancirinyayangmenonjolantaralain:
Jeponraje dan Jeponkole' Varietasini mempunyaidaunbesar,befuentukbulat telur, jumlah daururyabanyalqumumya panjang(100-120hari), lebih tahanterhadaphujan,dan biasanyaditanamdi sawah.Produksinya agakgelapdanrasanyaberat. tingg, wamatembakaurajangannya Jeponkene' Sesuai dengannamany4 daunnyalebih kecil, sesuaiunnrk datarantinggi atau tegal. Produksinyatidak setinggrJeponraj4 tetapimutunyapalingbaik. Jepondhanangan Daunnyabesar,berbentukjantung,tebal, dan bertangkai.Tembakauini tidak sesuaiunhrk pabrikrokok,tetapidijadikantembakaususurataurokokklobot. Selainitu juga terdapatbeberapavarielaslain yang tidak barryakdiusahakanoleh petani,di antaranyaadalahJepon lancor, benhrkdaunnyaelips dan melengkungsehinggamirip ekor ayam jago (lancor).Jepon kobis mempunyaidaun agakbulat dan internodianyarapat.Jepon koneng mirip Jeponraj4 tetapidaunnyaberwarnakuningkehijauan.\hrietas lain adayangdinamakanJe' pon darigo,Jeponpotreh,danlain-lain Sampaidengantahun 1990-ankoleksiplasmanufah tembakaumaduradi Balittassekitar100 aksesi,sebagiandiperolehdari eksplorasidan sebagianlainnyaditerimadari irutansipemerintah temyatabanyakterdapatduplikasi.Beberapa atauswasta.Padatahun1993dilalcukankarakterisasi, fenotipenya yang sama, tetapi berbeda.Aksesilainnyarnempunyaifenonama aksesimempunyai plasmanutfa\ telah meningkatkan befteda. Unnlk efisiensipengelolaan tipe sam4 tetapinamarya yang sama.Setelah aksesi dengan menggabungkan aksesi cara dilakukanpenyederhanaanjumlah plasma nutfah yang ini tembakau adasaat tinggalsekitar20 aktersebut, dilakukanpenyederhanaan sesi. tanarnandalamsuatupopulasi Ditinjau dari aspekpemuliaantanarna&adanyaheterogenitas maupunantarpopulasimerupakanbahandasaryang baik. Sebaliknyasebagaitarnmankomersial karenaproduktivitasdan mufu yang dicapaitidak dapatoptihal tersebutkurangmenguntungkan yang menimbulkanmasalahbagi industrirokok. besar seringkali mal. Variasimutu cukup
PEMULIAAN TEMBAKAU MADURA Tembakau madura termasuk spesiesNicotiana tabacam L.; seperti anggota lain dari spesies tersebut, tembakau madura melakukan penyerbukan sendiri (self pollination). Metode pemuliaan tanarnan yang dapat digunakar adalah yang sesuai untuk tan:amanmenyerbuk sendiri @behlman dan Borthakur, 1977). Mengingat tanaman yang ada di petani sangat heterogeq maka pemuhaan tanarnan tembakau madura disusun bertahap. Tahap pertama dimulai dengan peftaikan populasi tanarnan petani sehingga diperoleh bahar genetik yang sengam. Tahap berikutnya memanfaatkan balnn genetik tersebutuntuk penilangan gura mendepatkankombinasi sifat yang baik.
Arah pemuliaantembakaumadura pentingurfukmengetahui yang danmengukur keberhasilan sangat Perrcntuan arahpemuliaan dicapai. Beberapa sifat yang penting diperhatikan adalah:
1. hodalesi: Kebuhrhanten$akau rnadurauntuk irdustri rokok keretek sangattingg dan terusmeningkal Unnrk rernenuhi kebu[rhanters€br4peningkatanprodul$i sangatpenting. 2. Mutu: Sepertitembakaulainnyq mutu tembakaunudura sangatpenting. Pmduksi yang tinggi tetapi mutunyarendahmenyebabkantembakausulit dipasarkan 3. Umur ga$ah: Sifat ini penting untuk pergiliran tanamankarenaketerbatasanair di ldaduraSelain itu makin panjang umur tanamanakan npmbutuhkan air lebih banyak unnrk mendukung perhmbuhantanarna[ 4. Kdahanon tahadq kekaingan: Mengingat sebagtanbesarMadura iklimnya kering dan sumber airnya te6atas, maka pemuliaantananan hanrs memperhatikanketaharun tanamanterhadapkordisi kering. 5. Ketahanan terhadappatyakit: Varietastahandapatmenghindarkankerugianturururyahasil dan mutu karenapenyakit sertamengtrematbiaya pengendalian Metode pemuliaan Semuametodepemuliaanunfuk tanamanmenyerbuksendiri dapatdigunakanpadatembakau madur4 yaitu: l. 2.
Seleksigalurmurni Seleksimassa
3.
Hibridisasi
4.
Pemuliaannonkonvensional Dalam pemuliaantembakaumadura metode I sampai3 telah dilaksanakaq sedangkanmetode4 akandilaksarukanpadatahapberikutnya1. Seleksigalur nurni Tahapanyang dilakukan pada seleksigalur murni sebagaiberikut: (a) Menennrkanpopulasi dasarunhrk seleksi,@) Memilih sejumlahbesarird.ividu dari populasidasartersebut,(c) Keturunan dari individu-individuterpilih diperbanyaksecaraterpisa\ masing-masingditanamdalam barisanataupetaka4(d) DilalCIkanp€ngamatan keseragaman masing-masing galur,(e) Memilih sifat-sifat tertentuyang teftaik padagaturyang s€ragam,(f) Galur-galuryang terpilih dipeftanyak, (g) Dilakukan penyaringan(scrcening)untuk memilih galur-galur denganpotensi hasil dan mutu tinggt dan (h) Menguji daya hasil dan mutu dalam percobaanberulangdi beberapalokasi selama beberapamusim. Sebagaipopulasi dasar adalah 29 varietas lokal tembakaumadura yang diperoleh dari eksplorasipadatahun1984.Seleksidimulaipadatahun1985di DesaGuluk-guluk,KecamatanGuluk-guluk, KabupatenSumenep.Setiapvarietaslokal ditarnm dalam satu petak,masing-masing berisi 400-500tanarnarlPengamatan meliputikeseragaman taramandan morfologi tanaman.Untuk menghindarikesalahanmemilitL tokoh-tokohpetanidari berbagaitempatdi Maduradiundang untuk mengamatidanmemilihbersarn-sanu.Berdasarkan p€ngamatan parapetanidapatdiketahui bahwa24 varietaslokal tergolongJeponkene' (berdaunkecil) dan 5 lainrya Jeponraja (berdaun besar). Varietaslokal tembakaumaduramenrpakanpopulasiyangteftentuk setelahmelaluibeberapa generasisilangdalamsehingga jumlah individu homosigotmeningkatdari waktu ke waktu.Menurut Kasm (1992),prcses tenebut menghasilkanpopulasiyang tenusun oleh famili-famili ho-
10
mosigot,dan menunrtBari et al. (1974)dan Sumamo(1985)seleksigalur murni cukupdilakgkan satugenerasi.Seleksidilahrkanpadatahun1985menghasilkan 16individutanarnan yangteftaik. Padatahun 1986terdapat16 galur yarg berasalda.ri16 individu terpilih dimasukkandalam dengantiga ulangan-Berdasarkan pengujianpendahuluan potensihasil dan mutunyatelahterpilih yaitu galur'7lll30llA37, galur L3l2/I09lA37,dan gatur 92618.Ketigagalur tiga galur harapan, tersebutdipe6anyakbenihnyauntuk pengujianselanjutrrya. Secaraskematisseleksigalur murni yangtelahdilakukanditunjukkanpadaGambarl.
Tahun
Kegiatan
Hasil yang diperoleh
1984
Eksplorasi
29 varietas lokal
1985
Seleksiindividu
*-*: ..,t.* .:*
'l*
::{::::: *....*.*
1986
;-
Seleksigalur
I t:::
.
,:t.
7/r/301/A37
13t2/t09/1.37
:'. : *92618 Keterangan:' adalahindividuataugaluryangterpilih Gambar 1. Skema seleksigalur murni tcmbakau madura 2. Seleksi massa
.:,
Kasno (1992) menyatakanbahwa seleksi massapada taraman menyertruksendin dapat dilakukan untuk memperbaiki penampilanumum varietaslokal. Seleksidilakukan dengancara me- r nyingkirkan individu-individu yang tidak disukai(seleksimassanegatif) ataudengancaramemilih individu-irdividu terbarkuntuk dikembangkansebagaipopulasibam (setcksimassa positifl. Perbedaan antara seleksi massa dengan seleksi galur terletak pada jumlah genotipe varietas baru yang dihasilkan Padaseleksimassa,varietasbaru tersusundari ca:npuran berbagaigenotipe unggul yang terpilih berdasarkanpenampilan fenotipenya.Pengulian dilakukan unuk menilai apakahvarietasbam tersebutlebih baik dari populasiawalnya.Pada seleksi galur murni, seleksi antar galur dilakukan dari generasike generasi.Masing-masing galur ditanam secaraterpisah dan
1l
dilakukan penilaian derajat homosigositas dalam galur. Galur yang paling unggul dipilih dan dikembanglon npqiadi varietas baru yang terdiri dari satu genotipe. Seleksi massa untuk menghasilkan varietas bergalur banyak mempunyai beberapa keuntunga& antiaraliain: ab. c.
Daya adaptasinya luas sehingga dapat menyesuaikan terhadap lingkungan yang bewariasi; Hasilnya lebih stabil walaupun kondisi lingkungaruryabenrariasi; Lebih uhan terhadapkehancuransecaramenyeluruh oleh seranganpatogerl Kelemahan varietas bergalur banyak antara lain:
a-
Seringkali kurang menarik dibanding varielas yang seragam;
b.
Seringkali sulit memberi tanda pengenal diri yang sangat spesifik pada saat dilakgkan sertifikasi benitr;
c.
Varietas dengan galur banyak biasanya mempunyai hasil lebih rendah dibandins hasil dari galur terbaik yang menyusunvarietas tersebut.
Seleksi massa dilalcukan oleh Balinas bekerja sama dengan PT pR Gudang Garam Kediri. Populasi dasar untuk seleksi adalah varietas lokal yang berasal dari Desa prarrak. Kecamatan pasongsongaq Kabupaten Sumenep.Pada tahun 198? benih varietas lokal tenebut ditanam di Desa Peltong, Pamekasaq populasi tanaman lebih kurang 10.000. Seleksi massa positif dilalarkan berdasarkanfenotipe taraman dengan kriteria daun berbentuk bulat telur dan jumlahnya lg-20 lembar. Pada seleksi tersebut diperoleh sekitar 30% tarnman terpilih. Seleksi berikutnya diiakukan pada tahun 1998 di tempat yang sama sertakriteria dan ukuran populasi yang sarul Tarnman yangterpilih sekitar l0% dari populasi. Pada tahun ketiga seleksi diperketat, tanamanterbaik y*g i".pititt r"titar zYodari populasi. 3. Hibridisasi Hibridisasi dilakukan untuk menggabungkansifarsifat yang diinginkan dari tetua yang disilangkan Beberapa metode penilangan yang biasa dilakukan adalah: a' b. c. d. e
Silang tunggal (single cross): persilangananttra dua varietas, diberi tarda A/B. Silang ganda (double cross): persilanganantaradua macam Fr, diberi tanda AB/CD. Silang puncak (top cross)-.penilangan antaraFr denganvarietas laiq diberi tarda AB/C. Silang balik (back cross). penilangan antara Fr dengan salah satu tetuanva. diberi tanda AB/A arau AB/8. Penilangan dtalel (diattel aoss): merupakan persilangan untuk memperoleh semua kombirusi persilanganantarabeberapagalur mumi.
Seleksi terhadap generasi bersegregasidilakukan dengan beftagai metode sesuai dengan tujuan pemuliaan' bahan yang digunakarq jumlah gen yang mengendalikan sifat, serta dayiwaris (heritabilitas) gen yang mengendalikan sifat bersangkutan. Metode yang umum digunakan pada tanaman tembakau antara lain: a. b.
Metode silsilah Qtedegree) Metode curah (bul/c)
c.
Metode silang balik (back cross)
d.
Vigor hibrida (hybrid vigor) dan heterosis
t2
!
1 l
Hibridisasi pada tembekaumdura telah dilakukan antaravarietas Prarnak-gs deng;anbeberapavarietas tembakauoriernal. Tembakauoriental digurukan sebagaitetua donor karenaaromanya sangatbaik danjumlah daunrryabanyalq antara25-30 lembar,walaupunukurannyalebih kecil (Sficas, 1985).Persilanganantarakeduanyadiharapkanmengtusilkanketurumn denganjumlah daun lebih banyak dan aroma lebih baik sehinggaprodultivitas dan munuryalebih baik dari Prancak-g5. Metode seleksi yang digunakan didasa*an pada bany'aknyagen yang mengendalikansifat yang ingin dipe6aiki. Sifat yang dikendalikanoleh satuataubeberapagen(monogenicdan oligogenic)dapatdiseleksiindividu ataugalursejakgenensiawal.Bila sifat-sifatyangdiperbaikidikendafikanoleh banyakgenQtollgenic),padagenerasiawal dilakukanseleksicurah(62lk).Seleksiindividu ataugalur dilatilkan mulai generasiFs atauFo. a- Metode selcksicurah Pewarisangenyang mengendalikan beberapasifat padatembakaumadura@rancak-95) yang disilangkandengantembakauoriental (Ismir) telah diteliti oleh Samudin(1997). Junlal dan ukurandaun dikendalikansecarakuantitatif oleh banyakgen (Samudin,1997).Muft1 kh.ususnya arofiu tembakau,juga diwariskansecarakuantitatif.Menurut Simmonds(1979),sifat-sifatpoligeniksecaragenetikmaupunbiologisangatkompleks,biasanyamempunyaidayawarisrendah.Seleksi terhadapsifat-sifatdemikian sebaiknyadilakukanpada generasilanjut, yaitu mulai Fs-Fe (Bariet al., 1974 Simmonds,1979;Parlevliet,tth).Metodeyangsesuaiadalahseleksicunh (balk) sepertipadaGambar2. Padatahun 1994 Prancak-95disilangkandenganIsmir dan IwanovskoSeme.Seleksidilalcukandenganmetodecurah(62lt) karenasifat-sifatyangakandiperbaikidiwariskansecarapoligenik.Mulai generasiFr yangdipilih harryaindividu tanamanyang mempunyaidaunlebih dari 20 lembar.Masing-rnasingtarnman harryadipelihararata-rata5 kapsul (buah) Benih dari semua taramanterpilih dicampur.SampaidengangenerasiFs seleksialam diharapkanik-utberperansehinggagenotipe-gemtipeinferior akantersingkirsejakawal @ari et al., 1974;Simmonds,1979; Parlevliet,uh). Padatahun 1998 generasibenegregasitelah mencapaiF+, seleksigalur akan dilakukanmulai F: (Gambar2).
t3
Tbhun
Kegiatan
Hasil yang diperoleh
t994
Persilangan
Prancak-95x Oriental
1995
Penye6ukanserxliri (setving)
l996
Seleksicurah
Fu
t997
Seleksicurah
Fr
1998
Seleksicurah
1999
Seleksiindividu
2000
Seleki individu
2001
Seleksigalur
2002
Uji pendahuluandayahasil dan mutu
2003
Uji mulrilokasi
2004
Uji multilokasi
2005
Uji multilokasi
20%
Perbanyakan benihdanpelepasan varietas
Fr
l
I
I I Fs Fl
I
Fr
I
Fz
I
Fr
I Fg
I
Fro
I
Fu
I
Fr:
Gambar 2' Bagan seleksicurah pada persilangan antara tembakau madura dan oriental b. Seleksi vigor hibrida Pada Gambar 2 dapat dilihat untuk merdapatkan varietas yang berasa-tdari galur murni memerlukan paling tidak 12 generasi. Bila pada generasi awal terdapaiperbaikan sifat yang dapat dimanfaatkarg maka proses pemuliaan t"ttr** oap"t dipercepal tulen,.,rutparlevliet (tth), bebempa tanarnan menyerbuk sendiri s€perti tona! gandum, gandum barlei, dan sorgum terdapat vigor hibrida pada Ft' Bahkan cina telah nreng.*u"*gk* puo tiu.io, seluas.yutaan,trcktar(Ior,rcsdalam virnnni et al', 1982) serta kapas hibrida di rttoia ; oan cirn (F{asrnrn 1992).
l4
I a 1 i i t
Mgor hibrida atau lreterosis pada tembakau virginia telah diteliti di Amerika tetapi hibrida yang diperoleh tidak dapat melampaui tetua teftaiknya (l{awks, Jr. dan collins, 1gg3). .iembakau cemtu di Deli dan Klaten juga menggunakanhibrida F1, walaupun tujuannya bukan untuk nremanfaatkan vigor hibridanya tetapi unhrk mendapatkan tananum yang tahan terhadap phytophthora ni_ cotianae vat nicotianae dari salah satu tehnny4 yaitu Timor vorstenlanden. Dengan mengacu pada hasil-hasil di atas, pada tahun 1996 telah dilalrukan observasi unhrk mengetahui adanya heterosispada Fr hasil persilangan antara tembakau madura dan oriental. Berdasarkan penilaian oleh tiga perwakilan pabrik rokok pengguru tembakau madur4 mutu hibrida Fr lebih baik dibanding Prancak-95,terutama dalam hal aronunya. Salah satu tipe lreterosisyang dihitung adalah heterosis standar, yaitu p€ftaikan yang diperoleh dari Fr dibandingkan deng;antetua standar atau tetua komersial yang digunakan, yaitu Prancak-95. Heterosis standar yang diperoleh untuk indeks mutu berkisar antara L\-'l}yo (Suwarso et al., 1991), sedangkanhasil rajangannyatidak b€rbeda. Sebagaikelanjutanny4 pada tahun 1997 dilakr.rkanpengujian multilokasi beberapahibrida Fr tembakau madura- Hasil yang diperoleh sama dengar tahun sebelumnya terdapat treterosisstardar untuk indeks mutu sebesar43%. Hasil rajangannyatidak berbeda karena hibrida Fr habitusrya lebih kecil dari Prancak-95 (Suwano et al., 1998). Produktivitas hibrida Fr masih dapat ditingka&an bila kepadatanpopulasinya ditingkatkan sampai batas optimum aga.rtidak menurunkan mutunya. 4. P em uliaa nn o n k o n v e n s i o n a l Tidak jarang proses pemuliaan tanaman tembakau sulit dilakukan s€carakonvensional. Salah satu contoh adalah pada pemuliaan ketahanan terhadap penyakit, sedangkan gen tahan tidak tersedia pada spesies N. tabacam, tetapi terdapat pada genus yang berbeda. Dalam keadaan demikian gen tahan tidak akan dapat dipindahkan ke tararnan tembakau secarakonvensional, misalnya melalui persilangan. Pemecaharuryaadalah melalui cara-cara inkomrersional, trarnfer gen tahan melalui jasad perantara benrpa bakteri Agrobacterium tumefacien @evan dalam Ismayadt, 1993) . Kadang-kadang gen yang diperlukan berada dalam spesiesyang berbeda. penilangan antar spesiesmempunyai kendala sterilitas pada F1 karena ketidak cocokan pasangankromosom. Untuk mengatasi kendala tenebut dapat ditempuh antara lain dengan kultur anter yang diikuti denganduplikasi tananran haploid sehingga diperoleh tanarnan dihaploid yang fertil (Wemsmaa 1993). Teknik lain dapatjuga dilakukan, misalnya denganfusi protoplas, frni inti sel, dan lain-lain. Di antara berbagai teknik nonkonversional tersebut di atas yang akan digunakan dalam pemuliaan tembakau madura adalah kultur anter yang berasaldari tanamanFt. planlet yang {.iperoleh dipelihara sampai menghasilkantarnman haploid. Selanjutnya tanamanhaploid diinokulasi dengan biakan murni patogerL antara lun Phytophthora nicotianae var. nicotianae dan Fusarium sp. Tarwruln yarg tahan dilanjutkan dengan kultur jaringan, dan melalui teknik duplikasi akan diperoleh tanaman dihaploid yang homosigot dan tahan terhadappenyakit. Selanjutnya seleksi dilalcukanuntuk memilih tanamanyang mempunyai fenotipe baik dan sesuaidengan selerapengguna.Syanat lain adalah hasil dan mutunya tinggi. Skema proses pemuliaan menggunakan kulnrr anter seperti padaGambar3.
t5
Tembakaumadurax Tembakauoriental .Fr
I Kultur anter Planlet
I
I
Tanamarhaploid -.--.----diinokulasidenganpatogen Tanamanhaploid tahan
I
Kulturjaringan daun
duplikasi
i I
Taraman dihaploid ---l
seleksi:- fenotipe - hasil
Galurharapan pengujian: - pendahuluan - multilokasi
Gambar 3. Pemuliaannonkonvensionaldcngan menggunakan kultur anter Ft tembakau madura
HASIL-HASIL YANG DIPEROLEH Seleksi galur mumi pada varietas lokal ternbakau madura menghasilkan satu gaJur unggul, 1'attu 13/2/1091A31.Potensi hasil rajangannya66Tkgltn denganindek mutu 83,84. Bila dioandingkan dengan varietas loka,lnya. hasil rajangan tidak .meningka! sedangkaa indeks mutu merungkat l8%. Galur ini telah dilepas menjadi varietasbaru denganrnma Cangkring-9s berdasarkan Surat KeputusanMenteri PertanianNo.732lKptsm.4ZO[l l9"I
16
llt 1
Gambar4. VarietasPrancak- 95 danCangkring- 95 Seleksi massadilakukan terhadap varietas lokal dari Prancak. Galur yang diperoleh tersusun atas beberapagenotipe,potersi hasil rajangarurya813 kdha indeks mutu 83,47. Bila dibanding dengan varietas lokalnya, hasil rajangan meningkat 20o/odan indeks mutu meningkat l'lYo. Pelepasan varietas baru berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No.73lA(ptVTP.420f 197 denganrnma Prancak-95. Hibridisasi sampai saat ini telah mencapai generasi F+ sedangkan pengarnatanterhadap Ft pada tahun 1996 dapat diketahui adanya heterosis. Pengujian multilokasi dilakukan pada tahun t99l o*p"i dengan 1999. Dari hasil pengujian pada tahun 1997 diperoleh hibrida Fl te$aik berasal dari persilangan antara Prancak-95 dengan Isrnir, heterosis standar unnrk indeks mutunya mencapai 43o/odan pada tahun 199 8 sebesar407o-
DAFTAR PUSTAKA .,i
Akehurst B.C. l98l Tobacco Longnran Group, I-td , London. Bari, A , S. Musa, dan E. Samsudin 1974. Pangantarpemuliaan tanaman.Biro PenataranIPB, Bogor. de Jonge, Huub. 1989. Madura dalam empat zafilan: Pedagang,perkernbanganekohomi, dan Islam. Suatu studi antropologiekonomi.PT Gramedia,Jakarta' GAppzu 1997 Prospek kebutuhan tembaliau rakyat. Temu Wicara dalam Rangka Panantapan Mutu Tembakau Kasturi tahrur 1997. Jember,2 S€pternber1997 Hasnam. 1992.Pemuliaantanarnankapas.Prosiding Simposium PemuliaanTanaman| 27-28 Agustus 1992 di Malang. Perhunpunan Pemulia TanamanIndonesia (PP-fl) Komisariat Daerah Jawa Timur. Hawks, Jr., S.N. and W.K. Colhns. 1983. Principles of flue-c'uredtobacco production. N.C. University, Raleigh,North Carolina.
t]
Ismayadi, C. 1993. Transformation of tobacco plants wilh gene from tomatrospotted wrlt virus MRNA. MSc. Programme Biotechnoiogy. WageningenAgriculture Univ. The Netherlands' Kasno, A. 1992. Pemuliaan tanarnan kacang-kacangan.hosiding Simposium Pemuliaan Tanaman I.27-28 Agushrs 1992 di Malang. Perhimpunan Pemulia Tanaman Indonesia (PPTI) Komisariat Daerah Jawa Timur. Oldeman, L.R. 1975. An agroclimatic map of Java. Contributions from the Cental Institute for Agriculture Bogor - IndonesiaNo. 7,1975. Parlevliel (tth). Fundamentals of plant breeding and selection methods. lntemationai Agriculhual Cente, WagerurgerqThe Netherlands, Poehlman, J.M. and D. Borthakur. 1977. Breeding Asian field crops. Odord & IBH Publishing Co, New Delhi. Psareva, E.N. 1966. New principles of Nicotiats tabacam L. classification (as applied to original material). hoc. of the 4h Intrnl. Tob. Sci. Congr. Athene. Samudin, S. 1997. Kegiatan gen, pewarisarqheritabilitas, dan korelasi beberapasifat agronomi hasil persilangan tembakau Prancali-95 dan Ismir. Tesis 52. Program Pascasaqana,Universitas Brawijaya, lvlalang. Sficas, A.G. 1985. Factors aflecting qualig of oriental leaf production. Coresta,Drama - Greece, September I 6. Siahaan,A.C. 1995. Evaluasi pelaksanaanpengembanganpertembakau,anmelalui Intensifikasi Tembakau VO tahun 1995. Pertemuan Teknis Tembakau Voor Oogst Nasional tahun 1995 di Surabay4 2-3 Oklober 1 99 5. Simmonds,N W. 1979.Principlesof crop improvement.Longman, LondonSumarno. 1985. Teknik pemuliaan kedeiai. Pusat Penelitian TanamanPangan,Bogor. Suwarso dan Mukani. 1989. Tembakau madtra dalam Isdijoso, S.H.(ed.). Survai Keragaan Tembakau di Jawa dan Madura. Laporan Kerja SamaPenelitian Balittas, Malang - PT HM Sampoema, Surabaya. Suwarso, A. Herwati, A. Rachman, dan S.H. IsCijoso. 1997. Heterosis pada persilangan antara tembakau madura dan oriental, Laporan Hasil Penelitian Balittas, Malang. 1998.Evaluasi hibrida Fr dan seleksi generasiFr hasil persilangan tembakau madura dan oriental. Laporan Hasil Penelitran Balai Penelitian Tembakau dan TanamanSerat. Virmani, S.S., R.C. Aquino, and G.S. Khush. 1982. Heterosisbreeling in nce (O. sativutL ). Theor. Appl. Genet 63:373-380 Wernsman. E.A 1993. Trar.rsformationof biotechnology harvest: A decade of tobacco research. Information Bull. Coresta.Zimbabwe. Harare.October9- 14.
r8