Komunitas Pers Intern (KOPI) FEB Unpad
Edisi #03 - Nov 2013
Pemuda, Mahasiswa, & Kita Sosok Pak Dadang
tidak pernah absen sama sekali
Redaksi Pemred Iqbal D. Wibisono Redaksi Pelaksana Ariel Ehsan | Rahma Abdullah Mujahid Yasar Firdaus Githa Sri N. H. Kemal Yudha P. M. Aldi | Nurfadhisa M. Hilman | Difa Askarina Rahmat Hidayat Agung Asyhari Rizky Qomaruzaman Rafika Mardiani Nadia Anindita | Agung Triyono Asyila Syafawani Farhan Fadhilah Fitriana | Gani Nugrahanto Fauzan Arya D. M. Rhazack | Naomi Clarissa Putry Kusumawardani Ratnasari | Syakir M. Layouter Farha R. F. Ananda F. N. Fergie Meilanie Fotografer Adibwafi Ilustrator Samuel Arijan | Sarah Khairuzan Editor Abdul Afif | Harinto A.
“Persoalan para mahasiswa kita sekarang ialah karena mereka mau terus-menerus memperpanjang jabatan pahlawan mereka. Kalau saja mereka mau berendah hati dan menerima kenyataan bahwa mereka adalah mahasiswa, saya kira persoalannya tidak akan seruwet seperti sekarang ini.” Begitu tulis Arief Budiman di koran Sinar Harapan yang terbit pada 20 Februari 1969. Menurutnya, setelah mahasiswa berhasil menumbangkan Soekarno, mahasiswa terkena penyakit yang dinamakan “penyakit pahlawan”. Apakah kecenderungan mahasiswa sekarang seperti itu? Sejarah berulang. Saat ini, setelah para mahasiswa berhasil menjatuhkan rezim Soeharto pada 1998, mahasiswa jadi ketagihan aksi. Entahlah, saya tidak tau hal ini (aksi-aksi yang dilakukan mahasiswa sekarang) tepat atau tidak. Yang pasti, ketika negara berada pada kondisi kritis, mahasiswa akan berhenti menjadi mahasiswa dan datang sebagai warga Indonesia untuk menyelamatkan negaranya.
Mungkin mahasiswa lebih baik menjadi seperti seorang cowboy, yang datang ketika suatu kota berada dalam bahaya, dan pergi ketika kota itu sudah aman.
2
Iqbal D. W. - Pemred
dAFTAR iSI 4
Event
OOtrad
Artikel Utama
5
Hari Pahlawan: Pemuda, Pahlawan, dan Kita
8
Wawancara
Pahlawan Perempuan
11
Sosok
Pak Dadang
13
Profil
Andre Febrina Spot Khusus
Ekspedisi Halilintar!
17
Renungan
Vibrasi, Move On, & Jodoh Resensi Buku
Till We Meet Again
21
15
Resensi Film
Battle of Surabaya
20
Event
OOtrad masukin foto2 ootrad
Untuk merayakan Dies ke-56, Universitas Padjadjaran menyelenggarakan Olimpade Olahraga Tradisional atau biasa disingkat OOTrad yang ke-6. Acara ini dilaksanakan pada hari Minggu (3/10) pukul 07.00 – 17.00 di Kampus Iwa Koeseomaseomatri, Jalan Dipati Ukur no 35 Bandung.
Setelah Pawai Alegoris, olimpiade pun dibuka oleh Rektor Unpad dengan menyalakan Obor besar di lapangan parkir selatan. Olahraga tradisional pun diadakan secara parallel. Tidak hanya olimpiade olahraga tradisional, Unpad juga menyediakan stand-stand makanan dari berbagai fakultas dan dapat dinikmati secara gratis.
OOTrad sendiri sebagai wadah silaturahmi antar bagian di Unpad juga upaya Unpad untuk mengembangkan tradisi sunda melalui seni dan olahraga.
Setelah acara berakhir, saat itu juga diumumkan para pemenang. Pawai Alegoris serta piala bergilir “Kujang Padjadjaran” dimenangkan oleh Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Adapun juara lain dalam OOTrad kali ini adalah: Fakultas Ilmu Keperawatan (Juara Harapan III), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (Juara Harapan II), Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (Juara Harapan I), Fakultas Peternakan (Juara III), dan Fakultas Teknik Geologi (Juara II). (Asyila)
OOTrad dibuka dengan Pawai Alegoris yang diikuti 14 fakultas di Unpad. Pawai ini dimulai dari kampus, melewati Car Free Day (CFD) lalu kembali lagi ke kampus. Pawai Alegoris sendiri adalah acara yang paling ditunggu oleh para mahasiswa dan dosen, karena ini menunjukkan mana Fakultas yang paling kompak dan memperebutkan piala bergilir “Kujang Padjadjaran” sebagai penganugrahan tertinggi pagi rombongan pemilik medali terbanyak.
4
Artikel Utama
Hari Pahlawan: Pemuda, Mahasiswa, dan Kita PIC: rieshi.wordpress.com
51
Setelah Indonesia mendeklarasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, Belanda masih ingin kembali menjajah Indonesia. Rakyat Indonesia, tentu saja tidak akan tinggal diam karena sudah susah payah berjuang untuk kemerdekaan. Pada tanggal 10 November 1945, terjadilah salah satu perang terbesar yang pernah terjadi di Indonesia. Dalam perang ini, banyak pejuang kemerdekaan yang gugur. Oleh karena itu, peristiwa 10 November diperingati sebagai hari pahlawan.
tara kekuatan-kekuatan sosial lainnya, seperti partai-partai politik (Budiman, 1969). Fungsi primer mahasiswa adalah belajar di perguruan tinggi. Fungsi sekundernya bisa menjadi seniman, olahragawan, ataupun aktivis pergerakan di bidang politik.
Mahasiswa, menurutnya sejak penumbangan Soekarno pada 1966, dihinggapi semacam penyakit yang dia namakan “penyakit pahlawan”.
Pemuda, punya peran yang besar dalam perjalanan sejarah Indonesia. Kita kenal Chaerul Saleh, Wikana, Soekarni, dan pemuda-pemuda lainnya. Mereka mendesak Soekarno dan Hatta untuk membacakan Proklamasi Kemerdekaan. Begitu juga dengan mahasiswa, tahun 1995-1996 mahasiswa punya peran yang penting dalam penurunan rezim Soekarno. Rezim Soeharto pun, ketika sudah begitu korup, tahun 1998 rezimnya bisa diturunkan oleh aksi mahasiswa. Ketika keadaan negara sudah begitu kacau, mahasiswa akan selalu datang membawa perubahan.
Berikut hasil wawancara reporter dari Kopi dengan dua mahasiswa tentang hari pahlawan: • Bagaimana cara kita (sebagai mahasiswa) memaknai hari pahlawan? • Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa pernah menjadi pahlawan. Apakah saat ini mahasiswa masih berstatus sebagai pahlawan? • Banyak mahasiswa yang mengartikan, pergerakan mahasiswa saat ini adalah turun ke jalan. Haruskah seperti itu? Lalu apa tugas mahasiswa saat ini?
Pergerakan Mahasiswa Ada yang menarik dari artikel Arief Budiman, seorang aktivis demonstran pada tahun 1996. Artikel yang berjudul Mahasiswa Indonesia dan Ilusi-Ilusinya ini dimuat di koran Sinar Harapan pada tahun 1969. Mahasiswa, menurutnya sejak penumbangan Soekarno pada 1966, dihinggapi semacam penyakit yang dia namakan “penyakit pahlawan”. Mahasiswa selalu ingin ikut campur dalam segala bidang, terutama bidang politik, dan berpretensi menjadi juru selamat (Budiman, 1969). Mahasiswa, pada saat itu, terkena ilusi sebagai “juru selamat” sepanjang masa.
Arief Budiman juga menjelaskan, pada saat itu mahasiswa membalikkan fungsi sekundernya menjadi fungsi primer. Mahasiswa mau menjadi kekuatan sosial di an-
Menurut Adelia (Mahasiswa FEB Unpad) mahasiswa harus menjadi tumpuan bagi masa depan suatu bangsa, dia menilai seorang mahasiswa tidak boleh melupakan nilai-nilai kepahlawanan hal itu merupakan suatu cara bagi seorang mahasiswa untuk memaknai hari pahlawan. Menurutnya, mahasiswa merupakan pahlawan pada saat ini. Mengapa? karena mahasiswa merupakan tumpuan utama bagi bangsa dalam menyampaikan aspirasi rakyat. Lalu, tugas mahasiswa itu apa? Belajar! sehingga mahasiswa dapat melakukan aksi dalam memperjuangkan aspirasi masyarakat. Karena pemuda merupakan tumpuan sebuah bangsa.
6
penghambat di jalanan banjir juga bisa menjadi sumber penyakit dan sumber masalah panen. Pertanyaannya adalah, apakah kita bagian dari solusi atau bagian dari masalah ini? Jawabannya ada pada diri kita sendiri. Pernahkah kita membuang sampah sembarangan? Kalau pernah berarti kita termasuk orang yang berkontribusi dalam masalah ini.
Tidak perlu jauh-jauh berbicara tentang pahlawan yang gagah berani membela negara, perubahan bisa kita lakukan dari hal-hal kecil di sekitar kita.
Siapa yang tidak kesal dengan para koruptor yang menggunakan hak-hak rakyat kecil untuk kepentingan dirinya? Pertanyaannya kembali lagi pada diri kita, apakah kita juga melakukan “korupsi” di kampus? Contohnya kita sering menitip absen dengan teman ketika kita tidak bisa hadir kuliah. Ketika ujian kita juga mencontek jawaban milik teman. Korupsi selalu dimulai dari hal-hal kecil, termasuk di kampus. Begitu juga ketika kita melanggar peraturan lalulintas, apakah kita menyogok polisi yang menilang dengan memberi “uang damai”? Kalau kita kesal dengan banyaknya konten negatif di internet, mulailah dengan mengisi akun sosial media kita dengan hal-hal yang positif. Bisa juga dengan membuat blog dan menulis postingan yang bermanfaat.
Sulthon (Presiden BEM Kema FEB Unpad) berpendapat bahwa cara memaknai hari pahlawan adalah dengan turut merawat Indonesia dan ikut serta dalam gerakangerakan komunitas, organisasi kampus, ormas, sehingga dapat membumikan ilmu yang didapat, dan kebermanfaatannya dapat dirasakan oleh masyarakat. Jika perjuangan dahulu adalah menentang rezim politik, maka perjuangan mahasiswa saat ini adalah kesejahteraan rakyat.
Menurutnya juga aksi turun kejalan bukanlah satu-satunya definisi pergerakan mahasiswa, tapi bisa setuju apabila dikonsep dengan teknis dan tujuan yang baik. Peran dan tugas mahasiswa adalah menjadikan dimensi keilmuan yang dipelajari sebagai landasan pergerakan untuk mengabdi.
Sebenarnya banyak hal-hal positif yang bisa kita lakukan. Dimulai dengan melakukannya untuk diri sendiri, lalu menyebarkannya kepada keluarga, teman-teman terdekat, dan seterusnya. Dalam jangka pendek, mungkin tidak akan terlihat signifikan. Bukankah perubahan-perubahan besar selalu dimulai dari satu langkah kecil? (Iqbal & Rafika)
Mahasiswa, memang pernah jadi pahlawan dalam masyarakat Indonesia. Mungkin Arief Budiman benar, mahasiswa masih harus lebih rajin menghadiri kuliah-kuliah para profesornya. Cara yang pada masa lalu bisa tepat, belum tentu saat ini juga bisa tepat. Yang terpenting adalah, sebagai mahasiswa, penting untuk mengingat dan merenungkan kembali apa fungsi utamanya. Lakukan apa yang kita yakini benar.
Aplikasi Dalam Kehidupan Sehari-Hari Tidak perlu jauh-jauh berbicara tentang pahlawan yang gagah berani membela negara, perubahan bisa kita lakukan dari hal-hal kecil di sekitar kita. Siapa yang tidak suka dengan jalanan banjir? Selain menjadi
Referensi
Budiman, Arief. Kebebasan, Negara, Pembangunan. 2006. Jakarta: Alvabet. Akbar, Ilman. 2011. Apa Tindakan Kecilmu untuk Membuat Dunia Lebih Baik?, 8 Desember 2011. Diakses pada 20 November 2013. http://ilmanakbar.web. id/2011/12/08/apa-tindakan-kecilmu-untuk-membuat-dunia-lebih-baik/
7
Wawancara Perspektif mengenai pahlawan itu seperti apa? Pahlawan dari arti katanya sendiri berasal dari bahasa sangsekerta, berasal dari kata pahla artinya buah dan wan adalah orang yang bersangkutan. Jadi, dapat dikatakan buah dari usahanya dengan segenap jiwa dan raganya dalam membela negaranya dalam konteks berperang. Dalam perspektif Islam, pahlawan adalah orang yang dapat menebarkan khoirot atau kebaikan dan juga dapat menjadi rihlah atau menjadi problem solver terhadap lingkungannya hanya untuk kepentingkan bersama hanya karena Allah.
Selanjutnya, menjadi pahlawan untuk lingkungan sekitar dan kita kerucutkan khususnya mahasiswa sebenarnya bukan perihal yang sulit. Kalau kita perhatikan, sudah banyak mahasiswa yang sudah bisa mencapai IPK yang tinggi namun mereka terbaik hanya untuk dirinya sendiri. Padahal, kalau mereka mau sedikit peduli sebenarnya banyak juga teman – teman di sekitarnya yang kesulitan dalam belajar. Nah, menjadi pahlawan adalah bagaimana dia bisa berpikir sampai ke titik tersebut. Seperti yang dijabarkan dalam hadist bahwa siapa saja yang tidak memperhatikan kondisi sekelilingnya itu bukanlah seorang Muslim kalau tetangganya itu masih dilingkupi kemiskinan, kelaparan, serba kekurangan dan ketidakmampuan.
Untuk mengaplikasikan hal tersebut hal yang harus dilakukan dia harus memahami tugas yang diberikan pada dirinya, yaitu sebagai seorang khalifah. Dalam konteks seorang anak misalnya, seorang anak seharusnya berbakti kepada orang tuanya dengan catatan orang tuanya menjabarkan apa sebenarnya definisi berbakti itu sendiri agar anak itu tidak hanya tahu mengenai frase berbakti.
Jadi, sebenarnya untuk menjadi seorang pahlawan harus melulu berpikir terlalu jauh tapi utamakan kesejahteraan lingkungan sekitar kita terlebih dahulu.
8
Sebelum menjelaskan lebih lanjut mengenai perempuan sebagai seorang pahlawan, saya ingin meluruskan terlebih dahulu perspektif yang salah mengenai konsep emansipasi ketika seorang wanita menuntut kedudukan yang sejajar dengan definisi yang berbeda.
gapan bahwa suatu negara akan maju kalau keterwakilan wanita hingga 30% untuk masuk ke dalam pemerintah atau organisasi pembangunan lainnya. Tapi lain halnya di Jepang, di sana terdapat sekolah khusus wanita yang muridnya mencapai 6000 siswa di 200 fakultas tapi yang mereka ajarkan bagaimana caranya melayani suami dengan baik. Benar – benar seperti yang diajarkan dalam Islam.
Kalau kita melihat pada sejarah, sebenarnya pada zaman Rosulullah saw ada seorang perempuan, Musaibah, ahli pedang yang ikut serta dalam Perang Uhud dan berperang bersama 70 lelaki untuk melindungi Beliau saw meskipun dia harus tersayat hingga 12 kali tebasan pedang tapi tetap tidak gentar untuk melakukan hal itu. Begitu juga dengan para pahlawan wanita di Aceh sana, mereka memimpin laskar – laskar pejuang di hutan dan di gunung bahkan mereka tidak segan menggugat suaminya apabila suaminya tidak mau melawan Belanda saat itu. Kita bisa melihat bahwa kesejajaran perempuan itu sudah ada sejak dulu.
Di Amerika sendiri, sudah dilakukan peneliti bahwa saat seorang ibu memilih bekerja lebih lama di rumah memiliki dampak kerusakan generasi lebih besar biaya dibandingkan saat dia melakukan organisasi yang dilakukan di rumah, homebased industry, dan yang menarik adalah dengan melakukan homebased industry penghasilan yang didapat akan jauh lebih besar serta sekaligus mendidik langsung perkembangan generasi – generasi bangsanya. Menurut saya, itulah definisi emansipasi sebenarnya dan perempuan dapat menjadi pahlawan di dalamnya.
Terakhir di Bandung sendiri di bangun Internasional Women University di jalan Kartini 10. Hal ini dilakukan karena ang-
Menjadi dosen yang tidak memiliki jabatan struktural itu memiliki jam kerja yang fleksibel dan kita tetap bisa fokus mengurus keluarga. Apalagi dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak hal yang bisa dilakukan tanpa harus tatap muka asalkan ada laptop.... hahahaha. Selain itu, saya memilih profesi ini karena saya saat menjadi seorang guru membuat membuat ilmu itu semakin berkembang. Semakin banyak saya mengajar maka semakin saya belajar.
9
Di Jakarta pada moment hari pahlawan siswa SMP dan SMA itu mengunjungi museum, menurut saya itu hal yang bagus karena selama saya di German ada 1000 museum disana dan disana kita bisa belajar sejarahnya dengan detail untuk meneliti berbagai hal. Jadi, menurut saya mempelajari sejarah itu penting karena kenyataan saat ini banyak hal – hal yang kurang tepat dan bukan sejarah yang sebenarnya yang ditulis.
Jadi, sebenarnya menjadi seorang pahlawan itu tidak hanya saat di medan perang tapi yang sebenarnya adalah pahlawan untuk diri kita sendiri untuk melawan hawa napsu agar kendala dalam diri kita bisa diatasi seperti rasa malas untuk maju dan berubah ke jalan yang lebih baik serta mendefinisikan segala aktivitas kita sebagai suatu ibadah. Untuk mahasiswa, jangan cuma memikirkan IPK karena kenyataan kebutuhan yang diperlukan seorang mahasiswa adalah skill, knowledge, dan attitude. Sayangnya, di kampus ini dengan sistem SKS sebagian besar pembelajaran yang didapat hanya knowledge padahal perusahaan membutuhkan seseorang yang memiliki attitude yang kuat seperti bagaimana mereka bekerja sama dengan orang lain, bagaimana mereka menerima kritikan membangun dari orang lain, dan menjadi problem solver itu sendiri. Makanya, saya harap mahasiswa dibiasakan mengikuti organisasi yang bisa membangun jiwa kepemimpinan terutama untuk diri sendiri dan lingkungannya.
10
Sosok
Pak Dadang: Tidak Pernah Absen Sama Sekali
Dosen tidak hadir, kelas bentrok, lupa absen, dan pindah kelas mendadak, itulah masalah kampus yang dihadapi Dadang Rochmat atau akrab dipanggil Pak Dadang. Pak Dadang adalah pegawai Universitas Padjadjaran yang bekerja pada bagian akademik FEB Unpad. Kemeja gelap garis-garis, celana hitam, dan kumis tebal adalah ciri khas Pak Dadang di mata masyarakat FEB. Pak Dadang memulai karirnya di Unpad pada bulan April tahun 1997. Dari bagian kebersihan kampus, Sub Bagian Akademik (SBA), sampai bagian akademik perkuliahan adalah karir yang dilalui Pak Dadang sampai sekarang.
Saat menjadi OB, Pak Dadang dikenal disiplin dengan tingkat kehadiran sangat tinggi. Kedisiplinan Pak Dadang dan bagian SBA yang saat itu kurang aktif, membuat Pak Dadang meluncur naik menjadi pegawai honorer di SBA, bagian perkuliahan, pada tahun 2002. Pak Dadang selalu masuk dan tidak pernah absen. Seakan menua di kampus Unpad, Pak Dadang selalu datang ke kampus saat libur maupun ada perkuliahan. Segala suka duka kehidupan Pak Dadang seakan berada di Universitas Padjadjaran ini.
11
Hidup manusia selalu berada pada suka atau duka, begitu pula Pak Dadang. Dia menikmati pekerjaannya sebagai pegawai bukan karena berada pada ruangan ber-AC, tetapi lingkungan kampus yang sehari-harinya Ia temui. Pendekatan mahasiswa, khususnya mahasiswa pada program studi Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan (IESP) dikenal interaktif dengan Pak Dadang. Melihat mahasiswa dapat menjalankan studinya adalah kesukaan Pak Dadang dalam pekerjaannya.
juga menguji kejujuran mahasiswa terhadap absensi dengan mengajukan beberapa pertanyaan untuk memverifikasinya. Menjadi Pegawai Terfavorit 2012 versi mahasiswa adalah pengalaman paling berkesan selama bekerja lebih dari 16 tahun di FEB Unpad. Pak Dadang sangat memberi kesan padanya, karena Dia merasa dihargai dan dianggap sebagai bagian keluarga FEB. Pak Dadang hanya berharap 2 hal untuk saat ini. Harapannya bagi mahasiswa untuk tidak melupakan kampusnya saat lulus dari jenjang pendidikannya, dan harapannya bagi universitas adalah untuk mendapatkan perhatian. “Perhatian” adalah one-last-word Pak Dadang pada wawancara kali ini.
Wawancara dengan Pak Dadang semakin seru saat kehidupan sisi lainnya juga terjadi pada hidup Pak Dadang. Pertanyaan membuat kesal berulang-ulang yang bisa dijawab dengan melihat data online, mahasiswa yang tidak jujur dalam absensi, kehilanggan proyektor, sampai mahasiswa yang memancing perkelahian adalah bagian yang tidak menyenangkan dari pekerjaannya. Namun, Pak Dadang selalu menjaga sikapnya. Pak Dadang lebih memilih untuk berpikir panjang terhadap mahasiswa yang memancing perkelahian. Pak Dadang
Kejujuran, kedisiplinan, pemahaman emosional, dan jiwa kepahlawanan adalah hal-hal yang dapat kita ambil untuk perbaikan kehidupan dari pria tua di bagian perkuliahan sekalipun.
12
Profil
Andre Febrima “Ayo buat prestasi besar, jangan mau kalah dengan prestasi yang telah ada.” Kecintaannya pada petualangan membuat Andre terus membuat tantangan baru pada dirinya, hingga mencapai prestasi pribadi. Salah satunya bersepeda dari Bandung ke Padang dalam waktu delapan belas hari dan juga memenangkan Seleksi Atlit Ekspedisi Halilintar 20 puncak Indonesian Mountains. Berprinsip menyukai tantangan dan menjalani kehidupan secara mengalir membuat Andre selalu mengambil kesempatan untuk terus berprestasi dibidangnya. Cita-cita
Terbukti prestasi yang ditorehkan tidak hanya di bidang naik gunung, tetapi juga di bidang akademik. Seperti saat di SMA Sumatera bukit tinggi menjuarai Antropologi dan lainnya dan saat berkuliah berhasil meraih juara pada kejuaraan Business Plan Management Competition di Universitas Atmajaya.
Segera cepat lulus dan dapat bekerja, sambil mencari pengalaman merupakan cita – citanya saat ini. Setelah itu berwirausaha di Ibukota, mencari modal dan memodali para adik kelas untuk naik gunung dan melakukan ekspedisi.
Titik awal
SaaT SMP , Andre mengikuti pramuka dan suatu ketika Andre diajak naik gunung oleh gurunya. Sangat berat kala itu, dikarenakan masih SMP dan keberangkatan dimulai sehabis magrib yang gelap. Namun saat pagi melihat matahari terbit. Kecantikan alam yang terlihat dari puncak gunung benar-benar menggantikan kelelahan semalam dan tidak bisa dibeli oleh apapun. Dan itu lah racun yang membuat Andre akhirnya terus-menerus menaiki gunung demi gunung dan mencintai alam.
Andre pun tidak keberatan jika dirinya dimintai tolong untuk menemani temanteman lainnya untuk malakukan pendakian atau hanya sekedar ditanya-tanya tentang pendakian. Himakala yang sedang dirintis oleh Unpad akan disponsorinya jika ia sukses kelak.
“Ayo buat prestasi besar, jangan mau kalah dengan prestasi yang telah ada.” Katanya sambil bersemangat mengajak.
13
Agar dapat mendaki gunung dan juga dibayar untuk itu, milikilah jam terbang pendakian yang banyak. Tips and Trick
Tokoh pendaki Gunung Favorit
Agar dapat mendaki gunung dan juga dibayar untuk itu, milikilah jam terbang pendakian yang banyak. Tentunya dibutuhkan fisik yang baik untuk menunjang hal tersebut. Jangan lupa untuk selalu berusaha dan jangan patah semangat dengan keterbatasan kita, jalani saja semua terlebih dahulu. Selain itu menulislah jika pintar menulis, memfotolah jika kita pintar dalam fotografi agar perjalanan kita bisa dinikmati oleh orang banyak. Dan terakhir, pendakian gunung tidak melulu identik dengan pria, wanita pun memiliki kesempatan yang sama.
Norman Edwin...dia merupakan salah satu pendaki gunung legendaris sekaligus penulis. Dalam pendakiannya dia selalu mereportase perjalannya, dan setiap jurnal yang dibuatnya selalu dirilis menjadi sebuah buku. Pahlawan versi Andre
Pahlawan itu adalah orang yang spontan mau membantu orang lain. Jika dulu Pahlawan identik dengan perjuangan. Kini banyak orang –orang yang bisa menjadi pahlawan.
14
Spot Khusus
Ekspedisi Halilintar! 20 gunung dalam 21 hari
(Jawa Timur , Bali , Lombok, Nusa Tenggara Barat)
Rintangan
Rintangan yang dihadapi adalah , mengikuti seleksi yang berat, pada tanggal 19 September , di Cibodas Puncak. Babak penyelisihan untuk mencari 22 orang, sebelas orang dari tim Halilintar , dan sebelas orang sisanya merupakan umum, termasuk saya. Seleksi terbagi menjadi dua, yakni Fisik dan kemampuan reportasi perjalanan. Jadi tidak hanya kemampuan naik gunung yang baik tetapi juga diperlukan kemampuan menulis dan photography agar dapat lolos pada seleksi ini.
“Dan alhambullilah saya lolos” ,Kata Andre sambil tertawa.a
Kegalauan untuk cepat lulus atau mempending kelulusan pun, menjadi beban pikiran Andre dalam mengambil keputusan saat mngtahui bahwa dirinya lolos dalam seleksi. Menyadari jarang ada kesempatan yang datang dua kali, Andre pun dengan yakin memutuskan untuk mengikuti expedisi ini.
Perjuangan negosiasi dengan orang tua pun menjadi salah satu rintangan. Tetapi dukungan teman-teman E-forest yang terus memberikan dukungan dan terus membakar semangat Andre. Pengalaman tak terlupakan
Pengalaman yang tak terlupakan adalah saat pendakian gunung yang pertama , yakni gunung Semeru. Pada tanggal 4 Oktober. Kami menggunakan jalur lama, dimana perjalanannya sangat berat menaik-turuni tujuh gunung yang memiliki ketinggian seperti gunung Himalaya. Dan cuaca yang sangat panas. Sehingga banyak yang dehidrasi.
“Itu adalah jalur yang menyedihkan, sadis.” Tambah Andre, sambil mengenang kembali masa-masa pendakian.
Teman yang pulang karena orang tuanya sakit. Mengurangi jumlah personil pendaki, menjadi dua puluh satu orang. Ditambah lagi teman-teman lain yang sakit, dikarenakan mengejar waktu dan berjalan cepat selama satu setengah jam.
15
Hari ke sembilan
Hari kesembilan merupakan Hari Idhul Adha. Pengalaman tak pernah hujan selama pendakian, membuat tim melakukan kesalahan , yaitu kelengahan pada evkuasi barang-bawaan, tidak diplastikan. Dan ternyata hujan. Sehingga baju dan seluruh barang bawaan basah. Alhasil, Tim pun bermalam di alam terbuka, dengan ditutup terpal ala kadarnya. Cepat dan sangat cepat
36 jam pulang-pergi berhasil ditempuh oleh tim Andre , yang normalnya ditempuh selama tiga sampai empat hari . Cepat dan sangat cepat, merupakan ciri dari kelompok Expedisi ini. “Memang gila semuanya.” Celetuk Andre sambil tertawa. Dan Andre merupakan salah satunya.
Andre berhasil menaiki 20 gunung
Panitia memberikan target, bahwa tim harus naik dua puluh. Dan Andre merupakan satu-satunya peserta umum yang berhasil menaiki kedua puluh gunung tersebut. Tim expedisi merupakan tim yang terpilih, dan Andre merupakan peserta terbaik diantara peserta terpilih ini. Dengan rendah hati, Andre pun menjelaskan. Itu semua hanya kebetulan, dikarenakan dirinya tidak sakit demam atau lain sebagainya seperti temantemannn yang lainnya. Mungkin juga karena andre benar-benar mempersiapkan fisik untuk expedisi kali ini. Disela kesibukan menyelesaikan skripsi, Andre juga harus mampu membagi waktunya untuk menulis buku tentang perjalannya menaiki gunung-gunung di Indonesia sebagai feedback.
16
Vibrasi, Move On, & Jodoh
Insight
Jodoh ditentukan Tuhan sebelum alam dunia, misal Bumian ditentukan bahwa jodohnya ialah Kashmira. Bumian & Kashmira keduanya samasama satu vibrasi, alias sesifat, yakni sama-sama “baik”. Karena orang yang baik disediakan untuk orang yang baik pula.
tan khas remaja labil, mereka pun menjalin ikatan semu alias pacaran.
Karena Bumian pada dasarnya cemburuan dan Senjani pada dasarnya keras kepala, mereka pun jadi sering bertengkar dan akhirnya putus setelah 9 bulan pacaran. Baik Bumian mau pun Senjani sama-sama galau, mereka patah hati. Selama beberapa waktu, postingan twitter keduanya banyak berisi curhat terselubung.
Bumian & Kashmira lahir ke alam dunia, kadar “baik” mereka direset ulang ke titik nol. Bumian & Kashmira saling mencari, sudah dasarnya setiap manusia memiliki naluri untuk mencari dan mencintai belahan jiwanya.
Sebenarnya, Senjani masih menyayangi Bumian, hanya saja ia tak tahan dengan sifat cemburuan Bumian yang menyebalkan. Senjani memutuskan untuk mencari pengganti Bumian secepatnya, alis move on. Di benaknya saat itu, yang ia tahu tentang move on hanyalah mencari kekasih baru secepat mungkin. Ia ‘move on’ tanpa menyadari terlebih dahulu apa kesalahankesalahan pada hubungannya dengan Bumian. Dengan kata lain, Senjani tidak belajar dari patah hatinya.
Sesuai hukum “yang baik akan bertemu dengan yang baik”, maka Bumian & Kashmira baru akan bertemu setelah keduanya sama-sama kembali satu vibrasi, yakni “baik”.
Untuk itulah alam semesta memberikan kita banyak pelajaran dalam hidup, seperti misalnya patah hati, supaya kualitas diri kita meningkat sehingga kita bisa kembali menjadi “baik” seperti sediakala. Dengan begitu, pertemuan dengan jodoh sejati akan terjadi, seperti kisah Bumian & Kashmira berikut ini. Bumian memasuki usia remaja. Di tengah perjalanan hidup dan pencarian jodohnya, Bumian mengalami cinta monyet. Ia jatuh cinta dengan Senjani. Setelah proses gombal-gembel pendekaPIC deviantart.com
17
Bumian, ia menjalani masa-masa patah hatinya dengan merenung. Ia sadar ada kehendak misterius yang sedang mengajarkannya sesuatu lewat patah hati ini. Seperti misalnya pelajaran tentang bagaimana rasa curiga ternyata tidak banyak membawa manfaat, atau pelajaran tentang menyalurkan rasa gundah di hati menjadi suatu bentuk tulisan.
Semesta memberikan Bumian kesempatan untuk berdoa ke langit malam, mengadukan sebuah nama di antara bintang-bintang. Benarlah demikian, terkadang patah hati memang
mendekatkan manusia pada Sang Mahacinta. Perlahan, vibrasi Bumian naik menjadi vibrasi yang lebih baik dari sebelumnya. Vibrasi ini menarik orang lain yang vibrasinya sama dengan vibrasi baru Bumian. Selang beberapa waktu, datanglah Dinanti.
Proses pembelajaran tersebut kembali berulang: Bumian & Dinanti berkenalan, saling jatuh cinta, lantas kemudian pacaran. Keduanya beranggapan sudah menemukan belahan jiwa dan cinta sejatinya. Tapi ternyata mereka salah. Di tengah hubungan mereka yang sudah berjalan dua tahun, Bumian jatuh cinta dengan orang lain, yaitu Parisa . Ya, Bumian dan Parisa main serong alias selingkuh. Tak butuh waktu lama untuk Dinanti mengetahui hubungan gelap Bumian dan Parisa. Kecewa dengan Bumian yang mengkhinati cintanya, Dinanti memilih untuk pergi. Maka, Bumian & Dinanti, resmi putus. Sadar akan kesalahannya, Bumian memutuskan untuk menyudahi hubungannya dengan Parisa. Saat itu, munculah pengganti Trio KwekKwek, yakni Trio Galau. Benar, Bumian, Dinanti, dan Parisa sama-sama galau, sama-sama patah hati. Semesta sedang mengajarkan mereka sesuatu yang baru lewat kedok bernama patah hati. Tinggal merekanyalah yang bisa menyadari pelajaran ini atau tidak.
Dinanti, meski lama untuk menyadari pelajaran yang sedang diajarkan semesta padanya, pada akhirnya mengerti, bahwa hidup terlalu sengsara untuk membenci orang lain, dalam hal ini, untuk membenci Bumian. Ia akhirnya bisa memaafkan Bumian. Tepat ketika hatinya sudah menerima “pelajaran” tersebut, vibrasi Dinanti yang semula turun setelah putus dengan Bumian perlahan mulai meningkat. Dinanti sadar, move
PIC data3.whicdn.com/
18
on sejati terjadi dengan sendirinya. Tidak dipaksakan, apalagi diumbar. Ia merasa konyol dengan kicauannya beberapa waktu lalu di twitter tentang dirinya sendiri yang mengaku sudah move on padahal belum. Dengan ini, kualitas pada diri Dinanti meningkat. Vibrasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya hingga datanglah Tualang ke hidup Dinanti. Mereka pacaran.
Parisa memutuskan untuk menghibur patah hatinya dengan menggoda orang lain. Ia belum sadar akan kesalahannya, semesta sebenarnya sedang menegur Parisa tentang sifat genitnya, tetapi Parisa urung mendengarkan. Bisa ditebak, Parisa akan kembali mengulang kejadian yang sama di kemudian hari. Vibrasinya masih sama. Dan vibrasi ini akan menarik orang lain yang sejenis untuk datang ke hidupnya.
Bumian lagi-lagi cepat belajar, tentu saja ia mengerti, di balik rasa menyesalnya yang teramat, di balik rasa patah hatinya setelah tersadar bahwa dahulu ternyata Dinanti memang mencintainya dengan tulus, ada pelajaran berharga di balik semua itu. Pelajaran tentang kesetiaan, menjaga perasaan orang lain. Ia juga belajar merasakan apa yang dirasakan Dinanti, yakni rasa pahit. Semesta mengajarkannya lewat rindu yang tak tersampaikan. Setiap kali Bumian teringat Dinanti, ia diingatkan oleh kenyataan bahwa Dinanti sekarang sudah bertemu Tualang dan mereka berdua bahagia. Bumian sedang diajarkan semesta untuk menjadi lebih bijaksana dalam mengenal cinta itu sendiri. Ia menyikapi gemuruh yang sedang terjadi di hatinya sebagai “balasan” sekaligus pelajaran, tentunya agar ia menjadi orang yang lebih baik. Bumian memutuskan untuk menikmati kesendiriannya saat ini. Ia sadar, move on bukan berarti segera mencari pasangan baru, melainkan menjadi pribadi baru. Omong kosong jika move on tanpa terlebih dulu merenungi pembelajaran yang tengah diberikan semesta. Karena yang demikian bukanlah move on, melainkan pelarian belaka.
Bumian semakin matang, ia tumbuh menjadi manusia yang bijaksana. Vibrasinya sudah sangat baik sekarang. Tentu saja, vibrasi ini menarik semua benda di alam semesta yang vibrasinya sama. Bumian mendapatkan banyak teman-teman baru yang menyenangkan, lingkungan sosial baru, dikenalkan dengan kegiatan-kegiatan baru, dan tentu saja, kekasih baru. Ia belum sadar, bahwa semua itu semata-mata karena Bumian dan semua hal baru tersebut memiliki vibrasi yang sama.
Tentu saja Bumian masih mengalami pasangsurut romantika. Hanya saja, sekarang berbeda. Setiap kali ia putus cinta, ia tak lagi lama bersedih. Alih-alih galau dan kecewa, ia malah bersyukur. Ia sadar, setiap kali putus dengan seseorang, berarti jodoh sejatinya sudah semakin dekat. Ia percaya itu. Ia sadar, pertemuannya dengan berbagai manusia merupakan tempat belajar untuk kembali menjadi “baik”. Bumian sangat menyukai kata-kata yang ditemukannya di internet berikut ini: When you know how to listen, everybody is The Guru. Di lain waktu, seorang wanita yang sedang menikmati libur di Jogja, tengah berjalan riang di Alun-alun Selatan. Ia berjalan sendirian, kecuali jika menghitung awan sebagai sahabatnya, maka ia jalan berdua. “Selalu seperti ini”, pikirnya. “Jalan-jalan sendirian sambil sesekali mencuri pandang pada bentuk formasi awan memang menyenangkan”, tambahnya lagi. Ia tak ambil pusing dengan temannya yang memutuskan untuk tidur di hotel karena kelelahan. Padahal, gara-gara temannya itulah ia bisa sampai liburan berdua ke Jogja. Ia berniat menemani temannya yang hendak melampiaskan patah hati dengan liburan. Ia teringat akan nasehat yang ia katakan pada temannya itu beberapa waktu lalu “Udahlah, syukuri aja. Toh dengan
putusnya lo sama dia, berarti jodoh sejati lo makin deket, kan?”. Kemudian ia cengar-cengir sendiri. “Betapa sok tahunya gue tentang jodoh”, batinnya. Kemudian pikirannya mengembara ke masa-masa yang sudah ia lalui dulu, ia melamun tentang berbagai kisah yang sudah ia alami di usia remajanya. “Terima kasih”, katanya dalam hati. Ia berterima kasih pada hidup itu sendiri yang telah menjadikannya seperti sekarang: manusia dengan vibrasi “baik”. Ia dapat merasakannya. Saat itu ia tak sadar, seseorang yang hendak berpapasan jalan dengannya sedang memperhatikan gerak-geriknya. Kemudian.. “Kashmira?”, kata orang itu. Ragu-ragu. “Eh..”, sadar namanya dipanggil, ia menghentikan langkah persis di depan orang yang memanggilnya. “Bumi...an?”, tanyanya. Tak kalah ragu. Pertemuan yang sudah digariskan sejak lama di atas sana, sedang terjadi. “APA KABAR LO WOYYYY! Kok bisa di Jogja
juga!?”, tanya Bumian antusias setelah yakin akan identitas orang di depannya. “Baik, baik! Ya bisalah, emang gue gak boleh ke Jogja!?”, katanya tak kalah antusias. Percakapan pun mengalir.
Kemudian, beberapa bulan setelah pertemuan “tidak disengaja” antara Bumian & Kashmira yang merupakan teman satu SMA (mereka dulu hanya sebatas kenal wajah), undangan disebar. Keduanya menikah. Saya menerima undangannya persis ketika sedang menulis sebuah artikel dengan tema Move On untuk sebuah majalah. Adakah hubungannya? Entah.
19
Buku Judul: Till We Meet Again Pengarang: Yoana Dianika Penerbit: Gagas Media Tahun: 2011
Till We Meet Again Tebal: 294 Halaman Ukuran: 13x19 cm
Buku ini berkisah tentang perjalanan cinta seorang gadis bernama Elena Sebastian Atmadja—gadis belasteran Indonesia-Eropa. Berawal dari kepindahan Elena dan Ayahnya dari Wina ke Bandung untuk melupakan kesedihan atas meninggalnya sang Ibu karena kecelakaan pesawat. Di Bandung ini lah Elena menghabiskan masa remajanya.
Waktu pun berlalu, Elena sudah menjadi gadis besar. Ia ingin mewujudkan mimpinya sebagai pemain biola seperti Ibunya. Elena memutuskan untuk berkuliah di Wina. Tanpa disadari, memori-memori masa kecil Elena kembali muncul saat di Wina. Ia kembali teringat tentang Pangeran kaiserschmarrn—pahlawan masa kecilnya. Saat berkuliah di Wina, Elena bertemu dengan orang yang mirip sekali dengan Pangeran Kaiserschmarrn! Dimulailah petualangan Elena menjadi seorang pemain biola terkenal juga kisah
asam manis cinta Elena mencari Pangeran Kaiserschmarrn.
Penulis mengemas buku ini dengan rapi dan detail. Disetiap babnya, penulis banyak mendepskripsikan tempat-tempat di Wina, seakan penulis sudah pernah ke Wina. Pembaca pun jadi hanyut dalam bacaan dan dapat merasakan suasana Musim dingin di Wina. Kisah yang ditulis penulis pun ringan dan manis. Sayangnya, terlalu banyak detail tempat yang ditulis ketimbang ceritanya itu sendiri, membuat pembaca agak cepat bosan. Selain itu penulis banyak menggunakan bahasa asing, sehingga pembaca agak pusing membacanya. Secara keseluruhan, buku ini bagus untuk dibaca. Cocok dibaca saat hujan turun dengan kopi hangat. Selamat membaca!
20
Film anak Karya sa! bang
Judul: Battle of Surabaya Genre: Animasi Sutradara : Aryanto Yuniawan Naskah: M. Suyanto Studio: MSV Pictures Tayang: 2014
Satu lagi karya anak bangsa! Battle of Surabaya, sebuah film animasi buatan nasional yang mengambil latar belakang peperangan 10 November 1945 di Surabaya. Film animasi yang disutradarai oleh Aryanto Yuniawan dan naskahnya ditulis oleh M. Suyanto yang merupakan Direktur STIMIK AMIKOM Yogyajakrta, ini dibuat oleh lebih dari 50 animator dengan biaya lebih dari Rp 500.000.000. Film animasi ini menceritakan seorang pemuda bernama Musa yang menjadi kurir surat dan kode-kode rahasia untuk arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Berbagai peristiwa menyedihkan Musa lalui sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang disayangi. Selain tokoh-tokoh nyata seperti Ir. Soekarno, Bung Tomo serta tokoh-tokoh pahlawan lainnya, terdapat tokoh-tokoh fiktif yang sengaja dibuat untuk memperkuat kesan dan pesan dari animasi ini yaitu tentang semgangat, perdamaian dan cinta tanah air. Dalam keberhasilannya, Battle of Surabaya memenangkan beberapa penghargaan, diantaranya: • A winner INAICTA 2012 kategori film animasi oleh Kementrian Kominfo RI • A 1st winner INDIGO FELLOWSHIP 2012 oleh Telkom Indonesia • Nominasi terunggul kategori film animasi ajang Apresiasi Film Indonesia 2012 oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI Promosi Battle of Surabaya banyak dilakukan, salah satunya adalah mmembuka stand di acara Anime Festival Asia Indonesia 2013 (AFAID 2013) di Jakarta baru-baru ini yang pengunjungnya adalah anakanak bangsa yang menyukai animasi—dan diharapkan hal ini dapat menarik perhatian pengunjung lainnya serta untuk meningkatkan rasa bangga akan hasil kreasi dalam negeri. Rencananya film animasi ini akan ditayangkan di bioskop tahun 2014 mendatang. Jangan lupa untuk menonton film ini!
21