PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK KAJIAN SIKLUS HIDUP BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT
WELL COUNTRYSON
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
2
3
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemrograman Komputer untuk Kajian Siklus Hidup Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Agustus 2014 Well Countryson F14100111
4
ABSTRAK WELL COUNTRYSON. Pemrograman Komputer untuk Kajian Siklus Hidup Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit. Dibimbing oleh ARMANSYAH H TAMBUNAN. Saat ini teknologi produksi minyak dari tanaman sebagai salah satu sumber energi terbarukan sudah mulai dikembangkan. Kelapa sawit merupakan salah satu sumber tanaman yang dapat menghasilkan minyak yang dapat diolah menjadi biodiesel sebagai bahan bakar. Biodiesel merupakan bahan bakar alami (biofuel) yang saat ini mulai dikembangkan di Indonesia. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar alami semakin meningkat, hal ini disebabkan oleh semakin besarnya pengaruh penggunaan bahan bakar fosil terhadap kerusakan lingkungan alam. Saat ini pertimbangan lingkungan menjadi isu yang paling penting dalam proses produksi bahan bakar fosil maupun bahan bakar alami khususnya biodiesel. Oleh karenanya perlu dilakukan pengkajian secara khusus terhadap siklus hidup produksi biodiesel untuk mengetahui dampak produksinya terhadap lingkungan alam. Proses pengkajian ini dilakukan dengan menggunakan metode Life Cycle Assessment (LCA). LCA bertujuan mengukur dampak lingkungan dari suatu produk secara menyeluruh dalam rangka mengidentifikasi peluang pengembangannya. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat program komputer kajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit yang didasari dengan metode Life Cycle Assessment dengan menggunakan basis data yang ada di Indonesia. Kata kunci: biodiesel, kelapa sawit, life cycle assessment, pemrograman, lingkungan
ABSTRACT WELL COUNTRYSON. Computer programming for Life Cycle Assessment of Biodiesel from Palm Oil. Supervised by ARMANSYAH H TAMBUNAN. Currently, technology of oil production from plant as one of renewable energy resource has been started. Oil palm is one of plant resource that produce crude palm oil that can be processed into biodiesel as fuel. Biodiesel is a biofuel that currently produced in Indonesia. The increasing of biodiesel use as biofuel caused by the effect of using fossil fuel that damage a natural environment. Currently, environmental considerations become the most important issue in the fossil fuel and biofuel production process, especially for biodiesel. The assessment needs to be specifically implemented to the life cycle of biodiesel production to know the impact of the production on the natural environment. The assessment process is performed using the Life Cycle Assessment method. LCA is aim to calculate the overall impact assessment of one product in order to identify the development opportunities. This research is aim to build the computer program for Life Cycle Assessement of biodiesel from palm oil with database in Indonesia. Keywords: biodiesel, palm oil, life cycle assessment, programming, environment
5
PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK KAJIAN SIKLUS HIDUP BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT
WELL COUNTRYSON
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik pada Departemen Teknik Mesin dan Biosistem
DEPARTEMEN TEKNIK MESIN DAN BIOSISTEM FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014
6
7 Judul Skripsi : Pemrograman Komputer untuk Kajian Siklus Hidup Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit Nama : Well Countryson NIM : F14100111
Disetujui oleh
Prof Dr Ir Armansyah H. Tambunan Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Desrial, M. Eng Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
8
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Keberhasilan yang penulis dapatkan merupakan suatu anugerah terbesar yang telah diberikan olehNya sampai saat ini. Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah penghitungan dampak emisi terhadap lingkungan, dengan judul Pemrograman Komputer untuk Kajian Siklus Hidup Biodiesel dari Minyak Kelapa Sawit. Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. Dr. Ir. Armansyah H. Tambunan, M. Agr selaku pembimbing yang telah banyak memberi saran dan juga masukan. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Dr. Ir. Edy Hartulistiyoso, M.Sc dan Dr. Liyantono, S. TP, M. Agr sebagai dosen penguji. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan sebesar-besarnya kepada Lamdor L. Tobing dan Rosmalina Sihaloho selaku kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan, doa, kasih sayangnya kepada penulis selama proses perkuliahan dan penelitian di kampus ini. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada temanteman seperjuangan angkatan 47, 48, 49, dan 50 di dalam komunitas gereja (Helena APH, Ovie, Devi, Karina, Putri, Utet, Mastha, Versi, Aftian, Andreas, Gloria, Iin, Bryani, dll), kontrakan (Andreas, Yuda, Billy, Edy), laboratorium (Haga, Sigit, Ilham, Bang Agus, Bang Christian, Bang Raju, Bang Irfan, Kak Sari, Pak Ali, Pak John, Bu Inge, Bu Rosmeika, Pak Kiman, Danu, Mas Firman), komisi literatur, PMK, dan departemen atas segala dukungan moral, doa, dan semangatnya yang selalu diberikan kepada penulis. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi para pembacanya. Terima kasih. Tuhan Memberkati.
Bogor, Agustus 2014 Well Countryson
9
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL
viii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
2
Tujuan Penelitian
2
Manfaat Penelitian
2
Ruang Lingkup Penelitian
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Kelapa Sawit
3
Life Cycle Assessment (LCA)
3
METODE
7
Tempat dan Waktu Penelitian
7
Alat dan Bahan
7
Metode Penelitian
8
HASIL DAN PEMBAHASAN
10
Perancangan Diagram Alur Proses Produksi Biodiesel
10
Perancangan Sistem Pangkalan Data
13
Program Kajian Siklus Hidup
20
Pengujian Kinerja Program
26
SIMPULAN DAN SARAN
33
Simpulan
33
Saran
33
DAFTAR PUSTAKA
33
LAMPIRAN
32
RIWAYAT HIDUP
61
10
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Tahapan proses produksi biodiesel Faktor karakterisasi gas emisi efek rumah kaca Nilai kalor energi yang digunakan sebagai data masukan Tabulasi database untuk jenis lahan Tabulasi database untuk materi Tabulasi database untuk energi Tabulasi database untuk alat transportasi Tabel-tabel tahapan proses input data pada menu LCA Tabulasi database untuk tahap land use change Tabulasi database untuk tahap pengolahan lahan (materi) Tabulasi database untuk tahap pengolahan lahan (energi) Tabulasi database untuk tahap transportasi di lapangan Input materi dan energi dalam pengujian kinerja program Input Luas lahan TBS, CPO, dan biodiesel dalam pengujian kinerja program Perbandingan hasil perhitungan total emisi CO2eq Input data 1 simulasi program Input data 2 simulasi program Total emisi CO2eq pada simulasi program Total konsumsi energi pada simulasi program
10 12 12 15 15 15 16 17 17 18 18 19 27 28 29 30 30 32 32
DAFTAR GAMBAR 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Tahapan-tahapan Life Cycle Assessment dalam ISO 14040-14043 Diagram alur pelaksanaan penelitian Flowchart Algoritma Program Kajian Siklus Hidup Biodiesel Tampilan Awal Program Kajian Siklus Hidup Tampilan data masukan 1 pada program Tampilan data masukan 2 pada land use change Tampilan data masukan 2 pada pengolahan lahan Tampilan data masukan 2 pada transportasi di lapangan Tampilan hasil pada land use change Tampilan hasil pada pengolahan lahan Tampilan hasil pada transportasi di lapangan Tampilan hasil jumlah emisi CO2eq pada setiap tahapan proses Tampilan hasil total emisi CO2eq dan konsumsi energi Tampilan grafik hasil emisi pada land use change Tampilan grafik hasil emisi pada pengolahan lahan Tampilan grafik hasil emisi pada transportasi di lapangan Tampilan grafik hasil emisi dan konsumsi energi pada setiap tahapan Tampilan grafik total emisi dan konsumsi energi Total emisi CO2eq dari program kajian siklus hidup Total emisi CO2eq dari program MiLCA Grafik perbandingan emisi CO2eq dan konsumsi energi
4 9 14 20 21 21 22 22 23 23 23 24 24 25 25 25 26 26 28 28 31
11
DAFTAR LAMPIRAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Diagram Alur Proses Kajian Siklus Hidup Produksi Biodiesel Data masukan jenis-jenis lahan yang terdapat pada land use change Data-data masukan pada bagian materi Data-data masukan pada bagian energi Data-data masukan pada bagian alat transportasi Rancangan tabulasi untuk tahapan proses pada menu LCA Relasi antara tabel tahapan proses (energi) Relasi antara tabel tahapan proses (materi) Relasi antara tabel tahapan proses (alat transportasi) Relasi tabel tahapan proses (jenis lahan) View hasil perhitungan total emisi CO2eq View hasil perhitungan konsumsi energi Query pada view Total_CO2_OK (total emisi CO2eq) Query pada view Total_KonsumsiEnergi_OK (konsumsi energi) Diagram Alur Proses Pengujian pada MiLCA
35 36 37 40 41 41 48 49 50 51 52 53 54 56 57
12
PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan manusia akan energi semakin meningkat khususnya pada bahan bakar fosil berupa minyak bumi. Hal ini mengakibatkan persediaan minyak dalam perut bumi semakin berkurang. Seluruh dunia saat ini masih sangat bergantung dengan energi berbasis fosil tersebut termasuk Indonesia. Indonesia saat ini masih sangat bergatung pada energi berbasis fosil yang menyumbang lebih dari 90% campuran energinya (termasuk minyak, gas dan batubara). Sumber pemakaian bahan bakar fosil sebenarnya berefek negatif terhadap lingkungan karena mempercepat terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu teknologi produksi minyak dari tanaman sebagai salah satu sumber energi terbarukan mulai dikembangkan. Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak adalah kelapa sawit dan minyak yang dihasilkan dari kelapa sawit tersebut dapat dijadikan bahan bakar yang disebut dengan biodiesel. Biodiesel adalah salah satu dari biofuel yang dikembangkan dan digunakan di Indonesia dan dapat dihasilkan dari berbagai minyak tanaman seperti minyak kelapa sawit, jarak pagar, kacang kedelai, dan lain-lain. Kelapa sawit merupakan bahan utama pembuatan biodiesel di Indonesia. Produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada tahun 2009 mencapai sekitar 21.511 juta ton. Kebutuhan domestik minyak kelapa sawit Indonesia untuk produksi minyak goreng, oleokimia dan industri hilir lainnya sekitar 6.2 juta ton sementara sisanya diekspor dalam bentuk minyak kelapa sawit curah (TAMSIDMSI 2010). Saat ini pertimbangan lingkungan menjadi isu yang paling penting dalam produksi biodiesel. Meskipun sumber energi ini dianggap sebagai karbon netral, jalur produksinya dapat melepaskan berbagai gas yang berbahaya ke lingkungan (Siregar 2013). Berbagai hal yang perlu dikaji dalam produksi minyak kelapa sawit adalah prospek ekonominya, pengaruhnya terhadap lingkungan sosial masyarakat, dan dampaknya terhadap lingkungan alam. Kajian dampak-dampak tersebut dilakukan pada setiap tahapan produksi mulai dari awal munculnya tanaman kelapa sawit sampai dengan habisnya minyak kelapa sawit tersebut apabila dikonsumsi ataupun digunakan untuk hal yang lain. Kajian dampakdampak tersebut hanya dapat diketahui melalui jumlah energi yang diperlukan dan emisi yang dihasilkan dari setiap tahapan proses produksi minyak kelapa sawit tersebut. Semua proses pengkajian dan proses evaluasi ini dapat dilakukan dengan menggunakan Life Cycle Assessment (LCA). LCA merupakan suatu metodologi analisis lingkungan yang dapat mengidentifikasi dan mengkuantifikasi potensi pengaruh-pengaruh lingkungan dalam daur suatu produk, mulai dari bahan mentahnya, proses produksi, penggunaan, hingga waste disposal (from cradle to grave). Life Cycle Assessment bertujuan mengukur dampak lingkungan dari suatu produk secara menyeluruh dalam rangka mengidentifikasi peluang pengembangannya (Capozucca et al 2009). LCA biasanya digunakan untuk menganalisis beberapa kategori efek ke lingkungan, seperti gas rumah kaca dan kontribusinya ke pemanasan global. Nilai emisi gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4, dan N2O dikonversi ke nilai emisi CO2 berdasarkan nilai Global Warming Potensial (GWP) dalam assessment report yang dikeluarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (Foster et al
2 2007). LCA terdiri atas 4 tahap, tahap pertama merupakan pendefinisian tujuan dan batasan LCA, tahap kedua adalah pembuatan Life Cycle Inventory (LCI), tahap ketiga adalah evaluasi dampak lingkungannya dan tahap terakhir adalah interpretasi hasil analisisnya (Ndong 2009). Semua tahapan ini akan sangat baik jika dilakukan dengan bantuan perangkat lunak atau program komputer yang dapat secara langsung menghitung nilai konsumsi penggunaan energi dan emisi yang dihasilkan serta dapat memberikan hasil berupa dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan dari daur produksi suatu produk.
Perumusan Masalah Program komputer untuk membantu pelaksanaan LCA yang tersedia saat ini masih sangat sedikit, sedangkan ketergantungan pelaksanaan LCA sangat bergantung dengan basis data yang dimiliki oleh program tersebut. Saat ini pelaksanaan LCA di Indonesia masih memanfaatkan program komputer yang dibuat oleh negara lain dengan menggunakan basis data negara tersebut sehingga proses perhitungan dan pengolahan data yang dihasilkan kurang sesuai dengan apa yang diaplikasikan dan diperlukan di Indonesia.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah membuat program komputer pengkajian siklus hidup pada produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit dengan menggunakan basis data yang ada di Indonesia.
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah terciptanya program komputer pengkajian siklus hidup yang dapat memberikan penilaian secara mendalam mengenai dampak lingkungan dan konsumsi energi yang dihasilkan dari suatu proses produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit sehingga dapat diketahui dan ditetapkan proses produksi biodiesel yang lebih baik ataupun lebih sedikit pengaruhnya terhadap lingkungan yang sesuai dengan keadaan produksi biodiesel di Indonesia. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk membuat program komputer pengkajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit (from cradle to grave) dengan menggunakan basis data yang ada di Indonesia. Pengkajian yang dilakukan adalah penghitungan emisi terhadap lingkungan dan konsumsi energi yang dihasilkan pada setiap tahapan proses produksi biodiesel. Dampak lingkungan yang dikaji hanya berpusat pada Global Warming Potential (GWP) yang dinyatakan dengan satuan kg CO2 ekuivalen dan merupakan gas rumah kaca utama penyebab pemanasan global.
3
TINJAUAN PUSTAKA Kelapa Sawit Kelapa sawit merupakan tumbuhan tropis yang tergolong dalam famili Palmae dan berasal dari Afrika Barat. Penyebaran kelapa sawit di Indonesia meliputi daerah Aceh, Pantai Timur Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Kelapa sawit menjadi populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan permintaan minyak nabati untuk bahan pangan dan industri sabun menjadi tinggi. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848 sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor. Waktu tumbuh rata-rata tanaman kelapa sawit adalah 20-25 tahun dan berbuah pada usia empat sampai enam tahun. Pada usia tujuh sampai sepuluh tahun disebut periode matang, karena pada periode tersebut kelapa sawit mulai menghasilkan tandan buah segar (TBS). Tanaman kelapa sawit pada usia sebelas sampai dua puluh tahun mulai mengalami penurunan produksi TBS dan terkadang mati pada usia 20-25 tahun namun tanaman kelapa sawit yang berada diperkebunan bisa mencapai umur 100 tahun (Sastrosayono 2006). Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki prospek yang baik. Indonesia memiliki potensi lahan yang subur serta pasokan tenaga kerja yang cukup untuk menjadikan kelapa sawit sebagai andalan pertumbuhan ekonomi. Saat ini Indonesia dan Malaysia memasok 22% dari total produksi minyak nabati dan lemak dunia. Kedua negara itu menguasai 85% produksi minyak kelapa sawit mentah dengan volume mencapai 49% dari total perdagangan minyak nabati dan lemak dunia (Chandra 2005). Penelitian biodiesel dilakukan pada berbagai kondisi proses, jenis proses, bahan baku, dan bahan pendukung. Bahan baku biodiesel yang diteliti semuanya berasal dari produk sawit, seperti CPO (crude palm oil), RBDPO (refined bleached deodorized palm oil), olein, stearin, dan PFAD (palm fatty acid destilated) dalam berbagai kondisi dan kualitas. Bahan baku utama lainnya adalah alkohol yaitu metanol dan etanol. Bahan pendukung yang digunakan meliputi katalis asam, katalis basa atau tanpa katalis. Kondisi proses yang diteliti meliputi variasi suhu, waktu, dan tekanan. Jenis proses yang dilakukan meliputi proses batch dan kontinu. Pilot plant untuk proses batch memiliki kapasitas 1 ton/hari, sedangkan untuk proses kontinu 30 liter/jam (Harpini et al 2006). Life Cycle Assessment (LCA) Life Cycle Assessment (LCA) adalah suatu metodologi analisis lingkungan yang sebagaimana didefinisikan dalam perangkat ISO 14040-14044, dapat mengidentifikasi dan mengkuantifikasi potensi pengaruh-pengaruh lingkungan dalam daur suatu produk, mulai dari bahan mentahnya, proses produksi, penggunaan, hingga waste disposal (from cradle to grave). Perkiraan dampak lingkungan ini dapat dilakukan untuk skala global maupun lokal. Dengan LCA, dapat ditentukan tahapan kunci dari suatu proses, dampak yang paling signifikan, kontributor utama, dan metode ilmiah yang paling tepat untuk menkomparasi berbagai alternatif produk atau proses, yang paling ramah lingkungan.
4 LCA biasanya digunakan untuk menganalisis beberapa kategori efek ke lingkungan, seperti emisi gas rumah kaca dan kontribusinya ke pemanasan global. Nilai emisi gas-gas rumah kaca seperti CO2, CH4 and N2O dikonversi ke nilai emisi CO2 berdasarkan nilai Global Warming Potentials (GWP) dalam assessment report yang dikeluarkan Intergovernmental Panel on Climate Change (Forster et al 2007). LCA terdiri atas 4 tahap. Tahap pertama adalah pendefinisian tujuan dan batasan LCA. Penentuan cakupan LCA bertujuan memfokuskan studi dan memperdalam analisis. Tahap ke-2 adalah pembuatan Life Cycle Inventory (LCI), dimana variabel-variabel input-output energi, materi, dan kontaminan sistem ditentukan nilainya dan hubungannya dibuat dalam skema. Tahap ke-3 adalah evaluasi dampak lingkungannya, yaitu penentuan dampak spesifik apa yang hendak dicari dan dianalisis. Tahap terakhir adalah interpretasi hasil analisisnya (Ndong et al 2009). Proses yang dikerjakan dan hasil dari suatu LCA sangat ditentukan oleh objek dan jangkauan LCA tersebut (Azapagic 2006). Evaluasi from cradle to grave pada kenyataannya sulit dilakukan dalam satu studi sehingga yang lebih mungkin adalah memilih bagian dari proses keseluruhan, dari dan sampai mana proses tersebut akan dievaluasi.
Gambar 1 Tahapan-tahapan Life Cycle Assessment dalam ISO 14040-14043 Evaluasi dampak lingkungan atau Life Cycle Impact Assessment (LCIA) bertujuan untuk mengkonversi beban lingkungan yang dihitung di LCI menjadi potensi dampak lingkungan berdasarkan kategori-kategori. Ada 3 tahap dalam LCIA, yaitu : 1. pemilihan kategori dampak, indikator kategori dan modelnya 2. klasifikasi beban lingkungan ke dalam beberapa kategori dampak lingkungan yang berpengaruh para kesehatan manusia, ekologi, dan penurunan sumber daya alam 3. karakterisasi, dimana dilakukan kuantifikasi dari dampak yang telah diidentifikasi.
5 Pada tahap terakhir LCA yaitu interpretasi, hasil pengolahan data dianalisis, diambil kesimpulan, dijelaskan batasannya, dan kemudian dijadikan dasar rekomendasi untuk evaluasi ulang sistem, pengembangan sistem, dan inovasi. Ketergantungan LCA terhadap ketersediaan dan reliabilitas data mengharuskan dilakukannya analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas dapat mengidentifikasi efek dari keragaman data, ketidakpastian, dan selisih data hasil akhir, dan kemudian menentukan reliabilitas hasil akhir dari studi yang dilakukan. Life Cycle Inventory (LCI) Life Cycle Inventory (LCI) adalah tahapan dalam LCA yang mencakup pengumpulan data beban lingkungan yang diperlukan untuk keperluan studi. LCI secara rinci dijelaskan dan diatur dalam ISO 14041. Beban lingkungan yang dimaksud adalah materi dan energi yang digunakan dalam sistem, emisi ke udara, dan limbah cair maupun padat yang dilepaskan ke lingkungan. Sistem disini didefinisikan sebagai suatu rangkaian operasi atau subproses yang secara materi dan energi terhubung dan memiliki suatu fungsi yang jelas. Karakterisasi sistem secara lebih detail dilakukan dengan membagi sistem tersebut ke dalam subsistem yang saling terhubung. Hal ini sangat penting dalam proses kuantifikasi setiap variabel data yang hendak dicari (Azapagic 2006). Secara umum, kuantifikasi beban lingkungan dilakukan dengan cara menghitung total nilai variabel-variabel beban yang diperoleh dari setiap subsistemnya. Hal ini dinyatakan dalam Persamaan 1 ∑ ............................. (1) dengan Bj adalah nilai beban total sistem, bj,i nilai variabel beban j dari subsistem i, dan xi aliran massa atau energi yang berhubungan dengan subsistem i. Jika sistem yang dikaji menghasilkan lebih dari satu output fungsional, beban lingkungan dari sistem harus dialokasikan ke dalam keluaran-keluaran tersebut. Sebagai contoh, emisi CH4 ternyata memberi dampak kepada beberapa hal seperti kesehatan manusia, pemanasan global, dan pencemaran air. Banyak CH4 yang menyebabkan tiap dampak tersebut harus dikuantifikasi dengan cara pengalokasian jumlah CH4 dari total emisi CH4 sistem ke dalam tiap kategori dampak berdasarkan nilai ekuivalennya. Misalnya, emisi 1 kg CH4 setara dengan emisi 25 kg CO2 dalam hubungannya dengan pemanasan global. Dampak-dampak lingkungan akibat emisi a) Global warming potential, 100-year based (GWP100) GWP100 menyatakan nilai potensi pemanasan global yang disebabkan emisi, dalam jangka waktu 100 tahun. GWP100 dinyatakan dalam satuan kg CO2 ekuivalen, yang merupakan gas rumah kaca utama penyebab pemanasan global. Nilai ekuivalensinya dikeluarkan secara berkala oleh International Panel on Climate Change (IPCC). b) Environmental Load Unit (ELU) Environmental Load Unit adalah satuan ukur yang menunjukkan kuantitas beban lingkungan dalam hal kerugian yang ditimbulkannya (Rockleigh 2001 dan Steen 1999). Nilai ekuivalensi ELU dari bahanbahan emisi dikeluarkan oleh Centre for Environmental Assessment of Products and Material Systems Swedia dalam EPS-2000 (Steen, 1999). c) Ozone Depletion Potential (ODP)
6
d)
e)
f)
g)
Potensi penurunan jumlah ozon di atmosfer akibat emisi dinyatakan dalam kg CFC-11 ekuivalen. Nilai ekuivalensinya dikeluarkan oleh World Meteorological Organization (CML 2010). Toxicity Potential Huijbregts (2000b) mendefinisikan toxicity potentials sebagai ukuran kuantitatif dampak beracun (toxic) dari suatu kuantitas zat emisi tertentu. Toxicity potential dibagi menjadi beberapa kategori berdasarkan objek dampak beracunnya, yaitu human toxicity (manusia), freshwater aquatic ecotoxicity (air tawar), marine aquatic ecotoxicity (air laut), dan terrestrial ecotoxicity (daratan). Besar toxicity potential dinyatakan dalam kg 1,4-dichlorobenzene ekuivalen. Photochemical Oxidation Photochemical oxidation adalah oksidasi yang disebabkan oleh radiasi ultraviolet di atmosfer (United States Environmental Protection Agency 1998). Oksidasi adalah proses pengikatan oksigen dengan substansi lain secara kimia yang disertai pelepasan elektron oleh salah satu atom. Photochemical oxidation menghasilkan radikal bebas berupa hidroksil (OH-). Energi tinggi dari radiasi UV memecah ikatan kimia air, menjadi OH- dan H+. Besarnya peningkatan photochemical oxidation dinyatakan dalam satuan kg etilen ekuivalen. Acidification Acidification adalah proses alami yang digunakan untuk menggambarkan hilangnya basis nutrisi (kalsium, magnesium dan kalium) melalui proses pelepasan dan penggantian dengan unsur-unsur asam (hidrogen dan alumunium). Pengasaman umumnya terkait dengan polusi udara yang timbul dari anthropogenic yang berasal dari sulfur (S) dan nitrogen (N) sebagai NOx atau amonia (APIS 2011). Potensi acidification dinyatakan dalam satuan kg SO2 ekuivalen. Eutrophication Eutrophication adalah kenaikan jumlah spesies tertentu yang diikuti penurunan jumlah spesies lain akibat adanya peningkatan senyawasenyawa nitrat dan fosfat. Eutrophication di perairan menyebabkan terjadinya penurunan jumlah spesies air tertentu akibat meningkatnya jumlah fitoplankton sehingga terjadi peningkatan persaingan untuk memperoleh nutrisi dan kesulitan memperoleh oksigen (hipoksia). Potensi eutrophication akibat emisi dinyatakan dalam satuan kg PO43ekuivalen.
7
METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan dari bulan Maret 2014 sampai dengan bulan Juli 2014 di Laboratorium Pindah Panas dan Massa, Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Alat dan Bahan Alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1. Komputer desktop dengan spesifikasi sebagai berikut: a. Processor Intel Core i5 b. Ram 8Gb c. Hardisk 1000Gb d. Graphic card intel 512MB 2. Sistem operasi Windows Seven Ultimate 3. Microsoft Office Excel 2010 dan Microsoft Office Word 2010 4. Microsoft Visual Basic 2010 Express Visual BASIC (Beginners All-Purpose Symbolic Instruction Code) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi dalam Microsoft Windows. Visual BASIC menggunakan metode Graphical User Interface (GUI) dalam pembuatan program aplikasi (project). Istilah visual mengacu pada metode pembuatan tampilan program (interface) atau objek pemrograman yang biasa dilakukan secara langsung terlihat oleh programmer. Dalam Visual BASIC, pembuatan program aplikasi harus dikerjakan dalam sebuah project. Sebuah project dapat terdiri dari file project (.vbp), file form (.frm), file data binary (.frx), modul class (.cls), modul standar (.bas), dan file resource tunggal (.res). Bahasa yang digunakan adalah bahasa BASIC yang sangat populer pada era sistem operasi DOS (Pangestu 2009). 5. Microsoft SQL Server 2008. Microsoft SQL Server 2008 digunakan untuk menyimpan database yang berisi data-data kajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit. Database ini akan dihubungkan pada Microsoft Visual Basic 2010 Express. 6. MiLCA MiLCA merupakan sebuah sistem pendukung kajian siklus hidup (life cycle assessment) yang dibuat dan dikembangkan di Jepang. MiLCA berfungsi untuk melakukan perhitungan dasar yang dibutuhkan di dalam LCA, termasuk analisis inventori dan perhitungan dampak (impact assessment). Konsep pengembangan MiLCA ditetapkan dalam bentuk visualisasi dampak lingkungan sepanjang siklus hidup produk pada suatu produk.
8 Metode Penelitian Penelitian mengenai pembuatan program komputer pengolah data LCA ini dilakukan dengan tahapan berupa perancangan diagram alur proses, perancangan sistem pangkalan data, pengumpulan dan penyeleksian data dari penelitian sebelumnya, pembuatan program dengan menggunakan Visual Basic 2010 Express, pengujian kinerja program dan perbaikan tampilan layout. Tahapan penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Perancangan diagram alur proses Perancangan diagram alur proses merupakan kegiatan pendefinisian diagram aliran yang menggambarkan garis besar dari semua proses unit utama (cradle to grave) yang dimodelkan termasuk hubungannya. Perancangan alur proses ini sangat membantu dalam memahami dan menyelesaikan sebuah sistem untuk mendeskripsikan sistem dengan menggunakan diagram alur proses (Siregar 2013). Perancangan diagram alur proses akan meliputi aktivitas-aktivitas seperti land use change, pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, proteksi, pemanenan, ekstraksi minyak kelapa sawit menjadi CPO, dan produksi biodiesel. 2. Perancangan sistem pangkalan data Perancangan sistem pangkalan data dilakukan dengan menentukan format data standar yang akan digunakan untuk menentukan karakteristik data yang dibutuhkan sebelum data tersebut dikumpulkan. Sistem pangkalan data yang dibuat meliputi jenis aktivitas, input energi atau materi, jumlah (kuantitas), satuan, faktor emisi, dan referensi. 3. Pengumpulan dan penyeleksian data Data yang diperlukan dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah disebutkan sebelumnya. Data yang diperoleh kemudian diseleksi berdasarkan reliability dan kesesuaiannya dengan topik. Variabel data yang sama namun dengan nilai yang berbeda (dari sumber yang berbeda) akan dibandingkan dan diseleksi berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu. 4. Pembuatan program pengolahan data Program pengolahan data dibuat dengan menggunakan Visual Basic 2010 Express dengan beberapa tahapan sebagai berikut: a. Pembuatan tampilan program sederhana (design layout) Pembuatan tampilan program akan dibuat dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada Visual Basic 2010 Express untuk menggambarkan cara kerja program secara garis besar. b. Pembuatan dan penulisan bahasa pemograman (coding) Pembuatan dan penulisan bahasa pemograman (coding) dilakukan untuk memberikan perintah, mengatur property, metode, event kepada setiap komponen-komponen yang terdapat pada program agar komponen tersebut dapat berjalan sesuai dengan fungsinya masingmasing. Perintah yang diberikan berupa proses perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus yang telah diperoleh dari penelitian sebelumnya dan dari literatur. Semua pengerjaan ini dilakukan langsung dengan menggunakan program Visual Basic 2010 Express. 5. Pengujian kinerja program pengolahan data
9 Pada tahap ini program diuji dengan cara memasukkan data-data (data input) yang telah diperoleh dari tahap sebelumnya untuk dilakukan proses analisis dan penghitungan. Hasil pengolahan data tersebut akan dibandingkan dengan hasil kinerja dari program pengolah data LCA yang telah ada sebelumnya seperti MiLCA (Jepang) agar dapat diketahui ketelitian yang dapat dihasilkan oleh program yang telah dibuat. 6. Perbaikan tampilan layout program. Pada tahap ini layout dari program akan diperbaharui dan dimodifikasi dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada Visual Basic 2010 Express. Tampilan layout yang menarik dapat memudahkan user (pengguna) dalam mengoperasikan program ini.
Data produksi biodiesel kelapa sawit dari penelitian sebelumnya
MULAI Data literatur LCA
Mengumpulkan data Menyeleksi data Membuat program pengolahan data LCA Menguji program dengan menginput data Uji kinerja dengan program pengolah data LCA yang telah ada sebelumnya
Apakah hasil pengolahan data ekuivalen? ya Memperbaiki design layout
SELESAI Gambar 2 Diagram alur pelaksanaan penelitian
Perbaikan Program Komputer
tidak
10
HASIL DAN PEMBAHASAN Perancangan Diagram Alur Proses Produksi Biodiesel Perancangan diagram alur proses program dilakukan secara bertahap mulai dari land use change sampai dengan produksi biodiesel (Lampiran 1). Setiap tahapan proses dari produksi biodiesel masing-masing memiliki input yang berbeda-beda namun memiliki output yang sama yaitu beban lingkungan (Global Warming Potential) dan konsumsi energi yang ditimbulkan dari setiap pemakaian input yang diberikan. Berikut merupakan deskripsi keseluruhan tahap kajian siklus hidup produksi biodiesel yang disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Tahapan proses produksi biodiesel No.
Tahapan Proses
Masukan (Input) Jenis lahan sebelum diolah
1
Land Use Change
2
Pengolahan Lahan
Materi dan Energi
3
Pembibitan
Materi dan Energi
4
Penanaman
Materi dan Energi
5
Pemupukan
Materi dan Energi
6
Proteksi
Materi dan Energi
7
Pemanenan
Materi dan Energi
8 9
Transportasi di Lapangan Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit
Alat Transportasi Materi dan Energi
10
Transportasi CPO
Alat Transportasi
11
Produksi Biodiesel
Materi dan Energi
a
Keluaran (Output) - GWPa - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib - GWPa - Konsumsi Energib
Global Warming Potential (kg CO2eq / ton biodiesel) Konsumsi Energi (kJ / ton biodiesel)
b
Tahapan Proses Tahapan proses yang terdapat pada Tabel 1 ditentukan dengan melihat proses produksi secara keseluruhan yang secara umum terjadi pada siklus hidup produksi biodiesel mulai dari land use change sampai dengan tahap akhir yaitu produksi biodiesel. Setiap tahapan proses ini memiliki fungsi dan kebutuhan masukan yang berbeda-beda sehingga setiap tahapan proses ini tidak bisa disatukan dengan tahapan proses yang lainnya. Berikut merupakan deskripsi dari setiap tahapan yang terdapat pada siklus hidup produksi biodiesel:
11
Land use change merupakan tahap awal yang digunakan untuk mengetahui jumlah emisi yang dihasilkan dari proses konversi lahan dari lahan yang mungkin sebelumnya bukan merupakan perkebunan kelapa sawit. Lahan-lahan tersebut dapat berupa hutan produksi, hutan lindung, padang rumput, kebun karet, kebun kelapa, kebun kakao, tanaman pangan, dan dapat juga lahan bukaan ulang dari kebun kelapa sawit itu sendiri. Pengolahan lahan merupakan kegiatan pengolahan yang bertujuan untuk membuat lahan yang akan digunakan sesuai dengan kondisi lahan yang diperlukan untuk budi daya kelapa sawit sehingga diperlukan beberapa materi maupun energi dalam mendukung kegiatan ini. Pembibitan merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan bibit kelapa sawit siap tanam. Proses pembibitan ini dipersiapkan selama satu tahun. Penanaman merupakan kegiatan pemindahan bibit ke lahan kebun untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang lebih baik dengan menggunakan media tanam yang lebih besar. Pemupukan merupakan kegiatan pemberian pupuk terhadap tanaman dengan cara menyebar pupuk di sekitar tanaman. Pemupukan bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif. Proteksi merupakan kegiatan pemeliharaan tanaman yang dapat meliputi proses pengendalian gulma, hama, penyakit, penyiraman, dan beberapa proses yang telah dilakukan sebelumnya. Pemanenan merupakan kegiatan pengambilan tandan buah segar (TBS) yang merupakan produk yang dihasilkan secara langsung oleh tanaman kelapa sawit setelah berumur 3-4 tahun. Transportasi di lapangan merupakan cakupan keseluruhan proses transportasi yang terjadi dari setiap tahapan proses sebelumnya (pengolahan lahan, pembibitan, dan pemupukan). Kegiatan transportasi ini menggunakan alat transportasi seperti truk, traktor, dan minibus. Ekstraksi minyak kelapa sawit merupakan kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh kandungan minyak yang terkandung di dalam tandan buah segar dengan proses ekstraksi. Transportasi CPO (crude palm oil) merupakan kegiatan pengiriman produk hasil ekstraksi (CPO) dari pabrik pengolahan menuju tempat pembuatan biodiesel. Produksi biodiesel merupakan kegiatan untuk memproduksi biodiesel dengan bahan baku CPO hasil olahan pabrik dan campuran methanol.
Masukan (input) Setiap tahapan proses memiliki data masukan (input) yang berbeda-beda. Data-data yang menjadi masukan dalam tahapan proses siklus hidup produksi biodiesel ini dapat berupa materi, energi, jenis lahan, dan alat transportasi. Data masukan tersebut diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan di Indonesia maupun di negara lain. Beberapa data tambahan dari
12 software MiLCA juga dimasukkan untuk mendukung kelengkapan data yang dimiliki. Faktor emisi merupakan data yang paling penting dalam melakukan penghitungan jumlah emisi yang dihasilkan dari setiap input yang diberikan. Oleh karena itu dalam setiap data masukan materi, energi, jenis lahan, dan alat transportasi haruslah memiliki faktor emisi yang tersedia untuk melakukan penghitungan tersebut. Ketersediaan faktor emisi dalam suatu data masukan menjadi faktor utama terhadap kelengkapan data yang dimiliki oleh program ini. Faktor emisi yang diperlukan untuk penghitungan emisi adalah faktor emisi CO2, CH4, dan N2O. Data masukan (input) yang sudah terkumpul dan terdapat pada program ini dapat dilihat pada Lampiran 2,3,4, dan 5. Keluaran (output) Keluaran (output) yang dihasilkan dari setiap tahapan proses ini adalah beban lingkungan dan konsumsi energi. Beban lingkungan yang timbul dari setiap proses produksi biodiesel ini adalah emisi udara yang berpotensi terhadap pemanasan global (efek rumah kaca) yang sering disebut dengan Global Warming Potential 100year-based (GWP100). GWP100 menyatakan nilai potensi pemanasan global yang disebabkan emisi dalam jangka waktu 100 tahun. GWP100 memiliki satuan kg CO2 ekuivalen dan merupakan gas rumah kaca utama penyebab pemanasan global. Gas-gas efek rumah kaca yang dihasilkan pada setiap prosesnya yaitu gas CO2, CH4, dan N2O. Setiap gas emisi ini memiliki faktor karakterisasi yang mengacu kepada gas emisi CO2eq (ekuivalen). Tabel 2 Faktor karakterisasi gas emisi efek rumah kaca Faktor karakterisasia CO2 ekuivalen 1 21 310
Gas Emisi CO2 CH4 N2O a
IPCC 2007
Konsumsi energi merupakan keluaran (output) yang dihasilkan dari seluruh tahapan proses siklus hidup produksi biodiesel, kecuali land use change karena di tahap ini tidak ada masukan energi yang diberikan. Perhitungan konsumsi energi diperoleh dari hasil penggunaan energi yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan tersebut. Besarnya konsumsi energi yang diperlukan bergantung kepada jumlah energi (massa bahan bakar) yang dipakai dan nilai kalor yang dimiliki oleh energi tersebut. Konsumsi energi dihitung dengan menggunakan persamaan 2 dan nilai kalor dari setiap energi terdapat pada Tabel 3. ( ) ....... (2) Tabel 3 Nilai kalor energi yang digunakan sebagai data masukan Energi Fossil fuel - HSDa Coalb Natural Gasb a
Convertin UJ
b
Nilai Kalor 45537.1 29307.6 52923.0
Satuan kJ / kg kJ / kg kJ / kg
13 Perancangan Sistem Pangkalan Data Perancangan sistem pangkalan data (database) dalam pembuatan program ini dibangun dengan menggunakan Microsoft SQL Server 2008 yang terintegrasi langsung dengan Microsoft Visual Basic 2010 Express. Perancangan sistem pangkalan data ini diawali dengan perancangan diagram alur program dan dilanjutkan dengan perancangan tabulasi database faktor emisi, tabulasi proses input data, dan tabulasi hasil perhitungan yang nantinya juga disajikan dalam bentuk grafik. Rancangan Algoritma Program Pembuatan program kajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit ini dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun diagram alur (flowchart) program secara sistematis dan sesuai dengan tujuan yang ingin diharapkan. Penyusunan diagram alur yang sistematis dapat mempermudah perancangan program yang ingin dilakukan selanjutnya. Kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada program ini dapat secara langsung dikaji dengan adanya diagram alur program ini. Diagram alur (flowchart) dari program kajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit ini dapat dilihat pada Gambar 3. Program kajian siklus hidup biodiesel ini memiliki menu utama yang akan menghantarkan pengguna (user) kepada dua menu pilihan yaitu menu LCA dan menu database faktor emisi. Kedua menu pilihan ini memiliki fungsi dan tujuan yang berbeda-beda. Menu LCA merupakan menu yang paling penting dalam program ini karena di dalam menu ini dilakukan perhitungan emisi dan konsumsi energi yang dihasilkan dari keseluruhan tahapan proses produksi biodiesel dari awal sampai dengan akhir (from cradle to grave). Menu database faktor emisi merupakan menu pendukung sistem pemeliharaan dan penyempurnaan database yang dibangun untuk menyimpan data masukan (input) yang diperlukan pada proses penghitungan emisi dan konsumsi energi pada menu LCA. Menu LCA memiliki dua tahap penginputan data. Input data 1 (pertama) merupakan proses penginputan luas lahan, jumlah (kuantitas) dari TBS, CPO, dan biodiesel yang dihasilkan dalam satu siklus produksi biodiesel sedangkan input data 2 (kedua) merupakan proses penginputan data masukan berupa jenis lahan, materi, energi, dan alat transportasi pada setiap tahapan proses siklus hidup produksi biodiesel. Setelah input data 1 dan input data 2 dilakukan, program akan langsung melakukan penghitungan dengan menggunakan data masukan yang telah diberikan. Proses penghitungan ini akan melibatkan data yang terdapat pada database faktor emisi yang terdapat pada menu database faktor emisi. Keluaran (output) dari hasil perhitungan ini adalah jumlah emisi gas rumah kaca (GRK) dan konsumsi energi yang ditimbulkan dan digunakan dalam proses produksi biodiesel dari awal sampai akhir (from cradle to grave). Keluaran ini nantinya akan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian hasil perhitungan dalam bentuk tabel dan grafik akan mempermudah pengguna untuk mengkaji dan melakukan pengamatan terhadap setiap tahapan proses yang memiliki jumlah emisi dan konsumsi energi yang lebih besar diantara tahapan proses yang lainnya.
14
Gambar 3 Flowchart Algoritma Program Kajian Siklus Hidup Biodiesel Rancangan Tabulasi Database Faktor Emisi Pada menu database faktor emisi tersedia data masukan (input) berupa jenis lahan, materi, energi, dan alat transportasi yang nantinya akan digunakan pada proses perhitungan emisi dan konsumsi energi. Rancangan tabulasi database faktor emisi dibuat dengan tujuan untuk mempermudah penyimpanan, pemeliharaan, dan pembaharuan data masukan (input) agar program kajian siklus hidup ini nantinya bisa memiliki database yang selalu dapat diperbaharui sesuai dengan ketersediaan data yang ada. Berikut merupakan sistem tabulasi database jenis lahan, materi, energi, dan alat transportasi pada tahapan produksi biodiesel yang disajikan dalam Tabel 4, 5, 6, dan 7.
15 Tabel 4 Tabulasi database untuk jenis lahan Table Name
TL_0LUC a
Coloumn Name ID_LandUseChangea Jenis_Lahan Keterangan Faktor_Emisi_CO2 Sumber_Emisi_CO2
Data Type (length) nchar(10) Text Text Float Text
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked
Primary key
Tabel 5 Tabulasi database untuk materi Table Name
TM_0UTAMA
a
Coloumn Name ID_Materia Materi Keterangan Faktor_Emisi_CO2 Sumber_FE_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Sumber_FE_CH4 Faktor_Emisi_N2O Sumber_FE_N2O
Data Type (length) nchar(10) Text Text float Text float Text float Text
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Primary key
Tabel 6 Tabulasi database untuk energi Table Name
TE_0UTAMA
a
Primary key
Coloumn Name ID_Energia Energi Keterangan Faktor_Kandungan_Energi Sumber_FKE Faktor_Emisi_CO2 Sumber_FE_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Sumber_FE_CH4 Faktor_Emisi_N2O Sumber_FE_N2O Konversi ke Kilojoule Sumber_KE
Data Type (length) nchar(10) text text float text float text float text float text float text
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
16 Tabel 7 Tabulasi database untuk alat transportasi Table Name
TA_0UTAMA
a
Coloumn Name ID_Atransportasia Alat_Transportasi Keterangan Konsumsi_Bahan_Bakar_Spesifik Faktor_Emisi_CO2 Sumber_FE_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Sumber_FE_CH4 Faktor_Emisi_N2O Sumber_FE_N2O
Data Type (length) nchar(10) text text float float text float text float text
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Primary key
Perancangan tabulasi database yang dilakukan disesuaikan dengan kebutuhan untuk melakukan penghitungan emisi dan konsumsi energi. Setiap tabulasi database memiliki primary key yang berfungsi untuk mendukung pemanggilan data yang tersimpan agar lebih cepat untuk diakses. Primary key di dalam setiap tabulasi menggunakan tipe data nchar. Nchar merupakan tipe data yang menyimpan data dalam bentuk karakter 16 bit. Nchar merupakan tipe data yang sama dengan char, namun nilai jangkauan nchar lebih kecil dari pada char. Tipe data yang digunakan untuk penulisan angka pada tabulasi adalah float. Float merupakan bentuk penyimpanan data bilangan dengan nilai jangkauan dari 4.94×10324 sampai 1.79×10308. Float biasanya digunakan untuk menyimpan bilangan angka dengan tipe data single, double, dan decimal. Sedangkan tipe data yang digunakan untuk huruf ataupun tulisan adalah tipe data text. Rancangan Tabulasi Tahapan Proses Input Data Pada bagian sebelumnya telah ditentukan tahapan proses yang dilalui dalam proses produksi biodiesel dari awal sampai akhir dan pada bagian ini tahapan proses tersebut dibangun menjadi suatu tabulasi data yang nantinya akan menjadi tempat untuk memasukan data masukan (input) yang diperlukan pada setiap tahapan prosesnya. Susunan tabulasi data disusun berdasarkan kebutuhan data yang diolah. Dalam satu proses dapat berisi satu atau dua macam data masukan. Pada tahapan pengolahan lahan misalnya, terdapat dua data masukan yaitu data masukan materi dan data masukan energi.
17 Tabel 8 Tabel-tabel tahapan proses input data pada menu LCA Nama Tabel TL_1LUC TM_2PL TE_2PL TM_3PBB TE_3PBB TM_4PNNM TE_4PNNM TM_5PMPKN TE_5PMPKN TM_6PRTKSI TE_6PRTKSI TM_7PMNN TE_7PMNN TA_1ATRANS TM_8EMS TE_8EMS TA_2ATRANS TM_9PBDSL TE_9PBDSL
Keterangan Tabel proses jenis lahan untuk tahap land use change Tabel proses materi untuk tahap pengolahan lahan Tabel proses energi untuk tahap pengolahan lahan Tabel proses materi untuk tahap pembibitan Tabel proses energi untuk tahap pembibitan Tabel proses materi untuk tahap penanaman Tabel proses energi untuk tahap penanaman Tabel proses materi untuk tahap pemupukan Tabel proses energi untuk tahap pemupukan Tabel proses materi untuk tahap proteksi Tabel proses energi untuk tahap proteksi Tabel proses materi untuk tahap pemanenan Tabel proses energi untuk tahap pemanenan Tabel proses alat transportasi untuk tahap transportasi di lapangan Tabel proses materi untuk tahap ekstraksi minyak kelapa sawit Tabel proses energi untuk tahap ekstraksi minyak kelapa sawit Tabel proses alat transportasi untuk tahap transportasi CPO Tabel proses materi untuk tahap produksi biodiesel Tabel proses energi untuk tahap produksi biodiesel
Tabel 8 menunjukkan tabel-tabel tahapan proses yang digunakan pada rancangan ini. Bentuk tabulasi dalam setiap tabel itu sendiri beberapa ditunjukkan dalam Tabel 9, 10, 11, dan 12. Rincian tabulasi dari seluruh tabel yang digunakan pada proses ini bisa dilihat dalam Lampiran 6. Setiap tabel tahapan proses ini memiliki relasi satu dengan yang lainya dan relasi setiap tabel ini dapat dilihat pada Lampiran 7. Tabel 9 Tabulasi database untuk tahap land use change Table Name
Coloumn Name a
TL_1LUC
a
Primary key
ID Lahan_Sebelumnya ID_Lahan Luas Satuan_Luas Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
18 Tabel 10 Tabulasi database untuk tahap pengolahan lahan (materi) Table Name
TM_2PL
a
Coloumn Name IDa Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Primary key
Tabel 11 Tabulasi database untuk tahap pengolahan lahan (energi) Table Name
TE_2PL
a
Primary key
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
19 Tabel 12 Tabulasi database untuk tahap transportasi di lapangan Table Name
Coloumn Name
IDa Jenis_Alat_Transportasi ID_Alat_Transportasi Jarak Satuan Konsumsi_Bahan_Bakar_Spesifik Faktor_Emisi_CO2 TA_1ATRANS Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi a
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Primary key
Rancangan Tabulasi Hasil Perhitungan Dalam proses perhitungan akan ada hasil yang diperoleh, dan hasil tersebut perlu disajikan dalam bentuk tabel dan grafik supaya pengguna (user) dapat lebih mudah memahami hasil dari proses penghitungan tersebut. Penyajian hasil perhitungan dalam bentuk tabulasi disajikan dalam bentuk view. View merupakan bentuk penyajian hasil perhitungan (tabulasi) yang berisikan query. Query berfungsi untuk mengambil hasil perhitungan dalam tabel lain dan kemudian disatukan dalam satu bentuk tabel. Query juga berfungsi untuk mengkalkulasi hasil perhitungan dari satu tabel dengan tabel lainnya sehingga hasil perhitungan dari seluruh tabel dapat disatukan. Sistem penyajian dengan menggunakan view berguna untuk melihat hasil perhitungan dari seluruh tahapan proses dan perbandingan antara satu tahapan proses dengan tahapan proses lainnya. Penyajian hasil perhitungan dengan menggunakan view hanya digunakan untuk melihat hasil secara keseluruhan, sedangkan hasil perhitungan dari masing-masing tahapan proses akan tetap menggunakan tabulasi yang telah ada sebelumnya. Susunan tabulasi (view) untuk menampilkan hasil perhitungan total emisi CO2eq dan konsumsi energi dapat dilihat pada Lampiran 11 dan Lampiran 12, sedangkan untuk isi query yang terdapat pada view tersebut bisa dapat dilihat pada Lampiran 13 dan Lampiran 14. View ini nantinya juga akan digunakan untuk menyajikan hasil perhitungan dalam bentuk grafik. Sistem Perhitungan Program Program pengkajian siklus hidup biodiesel ini memiliki sistem perhitungan yang cukup sederhana. Pada bagian awal dilakukan penginputan data yaitu input data 1 dan pada setiap tahapan proses dilakukan proses pemasukan data-data yang dibutuhkan yaitu input data 2. Seluruh data yang dimasukkan pada input data 2 nantinya akan dikalikan dengan faktor emisi yang dimiliki oleh setiap materi ataupun energi yang dijadikan data input, kemudian seluruh hasil perhitungan
20 tersebut akan dikonversi ke dalam satuan CO2eq dengan menggunakan faktor karakterisasi yang terdapat pada Tabel 2. Setelah dikonversi maka seluruh hasil perhitungan tersebut akan dijumlahkan pada setiap tahapan proses produksi dan dibagi dengan data yang telah dimasukkan pada input data 1. Proses pembagian ini bertujuan untuk memperoleh hasil perhitungan dengan satuan kg CO2eq / ton biodiesel. Program Kajian Siklus Hidup Program kajian siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit ini dibuat dengan menggunakan Visual Basic 2010 Express. Pemilihan untuk menggunakan Visual Basic 2010 Express ini ditetapkan karena keunggulan dan kemudahannya dalam membuat suatu program yang dapat secara mudah dimengerti oleh programmer. Bahasa pemograman visual basic yang lebih banyak dimengerti dan dipahami oleh orang lain menjadi alasan digunakannya Visual Basic 2010 Express, sehingga harapan kedepannya program ini dapat dengan mudah ditingkatkan dan diperbaharui oleh orang lain yang juga memahami bahasa pemograman visual basic. Program kajian siklus hidup ini memiliki tampilan awal seperti yang terdapat pada Gambar 4. Di dalam tampilan tersebut terdapap menu LCA dan menu database faktor emisi. Tiga button yang berwarna merah tersebut (input data, hasil, grafik) merupakan menu LCA sedangkan menustrip (berwarna abu-abu) yang berada disebelah kiri atas merupakan menu database faktor emisi. Menu LCA diawali dengan proses pemasukan data masukan (input) 1 dan data masukan (input) 2. Sebelum memasukkan data input 1, program akan menampilkan terlebih dahulu diagram alur proses yang terdapat pada Lampiran 1. Diagram ini berfungsi untuk memberikan gambaran kepada pengguna tentang rancangan tahapan proses produksi biodiesel yang diterapkan dalam program ini supaya pengguna benar-benar dapat memahami bagaimana cara melakukan
Gambar 4 Tampilan Awal Program Kajian Siklus Hidup
21 penghitungan emisi dan konsumsi energi yang tepat dengan menggunakan program ini. Setelah memasukkan data pada proses input data 1, maka pengguna akan diminta untuk memasukkan data pada proses input data 2. Proses input data 2 akan menampilkan form-form untuk memasukkan input jenis lahan, materi, energi, dan alat transportasi pada setiap tahapan prosesnya. Beberapa tampilan program untuk proses data masukan 1 dan data masukan 2 dapat dilihat pada Gambar 5, 6, 7, dan 8.
Gambar 5 Tampilan data masukan 1 pada program
Gambar 6 Tampilan data masukan 2 pada land use change
22
Gambar 7 Tampilan data masukan 2 pada pengolahan lahan
Gambar 8 Tampilan data masukan 2 pada transportasi di lapangan Setelah seluruh data masukan dimasukkan kedalam setiap tahapan proses maka program akan menampilkan hasil perhitungan emisi dan konsumsi energi yang ditimbulkan dengan cara memilih button hasil pada tampilan awal program. Hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel dan dipisah-pisah berdasarkan jenis data masukannya. Pada bagian akhir, hasil perhitungan total emisi CO2eq pada setiap proses dan total konsumsi energi disajikan untuk melihat perbandingan hasil yang diperoleh dari tahapan proses yang ada. Semua hasil perhitungan total emisi yang terdapat pada tabel ini disajikan dengan satuan kg CO2eq/ton biodiesel sedangkan perhitungan konsumsi energi disajikan dengan satuan kJ/ton biodiesel. Beberapa tampilan program untuk menampilkan hasil perhitungan dapat dilihat pada Gambar 9, 10, 11, 12, dan 13.
23
Gambar 9 Tampilan hasil pada land use change
Gambar 10 Tampilan hasil pada pengolahan lahan
Gambar 11 Tampilan hasil pada transportasi di lapangan
24
Gambar 12 Tampilan hasil jumlah emisi CO2eq pada setiap tahapan proses
Gambar 13 Tampilan hasil total emisi CO2eq dan konsumsi energi Setelah hasil perhitungan ditampilkan dalam bentuk tabel maka selanjutnya program akan menampilkan hasil perhitungan dalam bentuk grafik. Bentuk grafik yang digunakan adalah grafik batang. Beberapa grafik menggunakan dua sumbu-y untuk melihat perbandingan total emisi CO2eq dengan konsumsi energi yang ditimbulkan (Gambar 15). Pada bagian ini ditampilkan grafik yang menampilkan perbandingan total emisi CO2eq antara materi dengan energi dan grafik yang berfungsi untuk menampilkan perbandingan jumlah konsumsi energi pada setiap tahapan prosesnya (Gambar 17). Pada bagian akhir, disajikan juga grafik total emisi dan konsumsi energi yang dihasilkan pada setiap tahapan proses sehingga diharapkan pada bagian ini pengguna bisa melakukan pengkajian lebih lanjut terhadap seluruh hasil perhitungan yang telah disajikan (Gambar 18).
25
Gambar 14 Tampilan grafik hasil emisi pada land use change
Gambar 15 Tampilan grafik hasil emisi pada pengolahan lahan
Gambar 16 Tampilan grafik hasil emisi pada transportasi di lapangan
26
Gambar 17 Tampilan grafik hasil emisi dan konsumsi energi pada setiap tahapan
Gambar 18 Tampilan grafik total emisi dan konsumsi energi Pengujian Kinerja Program Pengujian kinerja program kajian siklus hidup ini dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan program dengan hasil perhitungan software MiLCA (Jepang). Pengujian kinerja program ini dilakukan dengan beberapa kondisi. Tujuannya adalah agar proses pengujian atau verifikasi tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diinginkan. Beberapa kondisi yang ditetapkan adalah sebagai berikut: 1. diagram proses yang digunakan pada kedua program harus sama 2. data masukan (input) yang diberikan harus sama 3. setiap perbedaan dari kedua program harus dihilangkan. Pengujian kinerja dari program ini dilakukan dengan menggunakan data masukkan (faktor emisi) yang terdapat pada MiLCA, sehingga setiap jenis data masukan yaitu materi dan energi harus sesuai dengan data yang telah tersedia di
27 dalam MiLCA. Tahapan proses land use change, transportasi di lapangan, dan transportasi CPO tidak dimasukkan di dalam pengujian ini karena perbedaan data yang tersedia pada MiLCA dan program kajian ini. Tahapan proses yang digunakan adalah tahapan proses pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, proteksi, pemanenan, ekstraksi minyak kelapa sawit, dan produksi biodiesel (Lampiran 15). Data-data masukan yang digunakan dalam pengujian kinerja program ini dapat dilihat pada Tabel 13 dan Tabel 14. Data masukkan ini diperoleh dari hasil penelitian sebelumnya dan sebagian besar diperoleh dari Siregar 2013 dan Rosmeika 2014. Tabel 13 Input materi dan energi dalam pengujian kinerja program No Tahap 1. Pengolahan Lahan
Input Herbisida Heavy fuel oil C Insektisida Fungisida Pupuk Campuran Herbisida Pestisida Heavy fuel oil C Pupuk Organik Magnesium Urea Dolomit Pupuk Fosfat Pupuk Kimia Heavy fuel oil C Pupuk Campuran Pupuk Fosfat Heavy fuel oil C Pestisida Herbisida Insektisida Heavy fuel oil C Insektisida Heavy fuel oil C
2.
Pembibitan
3.
Penanaman
4.
Pemupukan
5.
Proteksi
6.
Pemanenan
7.
Ekstraksi Minyak Sawit
Steam
Produksi Biodiesel
Shellfishes catching and landing Heat energy Methanol Sodium Hidroksida Heat energy
8.
Jumlah 2.216 0.668 0.00017 0.774 4.584 1 0.004 0.982 8.185 1.964 6.5E-05 2.885 8.096 22.389 0.668 82.82 44.15 0.668 1.106 1 1.708 3.105 11.3 35.28
Satuan kg Liter kg kg kg kg kg Liter kg kg kg kg kg kg Liter kg kg Liter kg kg kg Liter kg Liter
1252.5 kg 126.5 6.762 0.008 20.46 6.762
kg Liter Ton kg Liter
28 Tabel 14 Input Luas lahan TBS, CPO, dan biodiesel dalam pengujian kinerja program No. 1 2 3 4
Input Luas Lahan Tandan Buah Segar (TBS) Crude Palm Oil (CPO) Biodiesel
Jumlah 2 4.759 1.046 1
Satuan Hektar Ton Ton Ton
Seluruh data pada Tabel 13 dan Tabel 14 dimasukkan ke dalam program kajian siklus hidup dan ke dalam MiLCA. Setelah seluruh data dimasukkan maka program akan melakukan proses penghitungan. Hasil dari perhitungan ini tidak melibatkan perhitungan konsumsi energi namun hanya menghitung jumlah emisi CO2eq (GWP100) yang dihasilkan dari setiap tahapan prosesnya. Hasil dari perhitungan emisi CO2eq pada kedua program ini ditampilkan pada Gambar 19 dan Gambar 20. Sedangkan perbandingan hasil perhitungan total emisi CO2eq dari kedua program tersebut dapat dilihat pada Tabel 15.
Gambar 19 Total emisi CO2eq dari program kajian siklus hidup
Gambar 20 Total emisi CO2eq dari program MiLCA
29 Tabel 15 Perbandingan hasil perhitungan total emisi CO2eq
Tahapan Proses Pengolahan Lahan Pembibitan Penanaman Pemupukan Proteksi Pemanenan Ekstraksi Minyak Kelapa Sawit Produksi Biodiesel Total
Total Emisi CO2eq Program Kajian Siklus Program Hidup MiLCA (kg CO2eq/ton biodiesel) (kg CO2eq) 1.75E+01 1.69E+01 2.05E+01 2.49E+01 5.36E+01 3.47E+01 1.52E+02 1.36E+02 4.91E+01 4.49E+01 7.02E+01 9.34E+01 6.39E+02 5.75E+02 5.12E+01 6.54E+01 1.05E+03 0.99E+03
Hasil perhitungan total emisi CO2eq dari kedua program ini menunjukkan perbedaan hasil disetiap tahapan prosesnya, namun perbedaan hasil perhitungan ini tidak terlalu signifikan. Selisih hasil perhitungan yang paling kecil antara kedua program tersebut terdapat pada tahapan proses pengolahan lahan, pembibitan, pemupukan, proteksi, dan ekstraksi minyak kelapa sawit dengan kisaran persentase selisih dibawah 20%. Sedangkan selisih hasil perhitungan yang sedikit lebih besar dari sebelumnya terdapat pada tahapan proses penanaman, pemanenan, dan produksi biodiesel dengan kisaran persentase selisih dari 20% sampai 35%. Hasil perhitungan total emisi CO2eq pada program kajian siklus hidup ini adalah 1050 kg CO2eq/ton biodiesel sedangkan hasil perhitungan pada program MiLCA adalah 991 kg CO2eq. Selisih hasil total perhitungan total emisi CO2eq tersebut yaitu sebesar 5.69%. Perbedaan satuan yang dimiliki oleh kedua program ini tidak memberikan pengaruh yang cukup besar karena data masukkan jumlah biodiesel yang diberikan sama-sama 1 ton (Tabel 14) sehingga satuan kg CO2eq/ton biodiesel yang terdapat pada program kajian siklus hidup dapat dianggap sama dengan satuan pada MiLCA yaitu kg CO2eq. Perbedaan total hasil perhitungan emisi CO2eq dari kedua program ini kemungkinan besar disebabkan oleh sistem perhitungan yang terdapat di dalam program MiLCA terhadap beberapa materi yang berbeda dengan sistem perhitungan terhadap materi yang lainnya. Perbedaan hasil perhitungan ini juga disebabkan oleh sistem perancangan diagram alur proses program MiLCA yang sedikit berbeda dengan program kajian siklus hidup yang dibuat. Jika dilihat dari diagram alur proses MiLCA maka pada setiap tahapan prosesnya selalu terdapat jenis dan jumlah produk yang dihasilkan (Lampiran 15) sedangkan pada rancangan diagram alur proses dari program kajian siklus hidup, produk yang dihasilkan hanya terdapat pada tahapan proses pemanenan, ekstraksi minyak kelapa sawit, dan produksi biodiesel. Sehingga perbedaan rancangan diagram alur proses ini dianggap memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap hasil perhitungan yang dilakukan.
30 Perhitungan Program Kajian Siklus Hidup Biodiesel Pada bagian ini program kajian siklus hidup digunakan untuk menghitung dampak seluruh tahapan proses yang ada di dalam program. Data yang digunakan pada perhitungan ini berasal dari hasil penelitian sebelumnya Siregar (2013). Tujuan dilakukannya perhitungan ini adalah untuk mengkaji pengaruh siklus hidup biodiesel terhadap lingkungan (Global Warming Potential) dan konsumsi energi. Tabel 16 Input data 1 simulasi program No 1 2 3 4
Input
Jumlah 14.58 21 4.2 3.864
Luas Lahan Tandan Buah Segar Crude Palm Oil Biodiesel
Satuan Ha Ton Ton Ton
Tabel 17 Input data 2 simulasi program No Tahapan Proses 1 Land Use Change 2
Pengolahan Lahan
3
Pembibitan
4
Penanaman
5
Pemupukan
6
Proteksi
Input Kebun Karet Hutan Produksi Fossil fuel - HSD Herbisida Urea TSP Insektisida Dolomit MOP Kieserit Fossil fuel - HSD TSP Rock phosphate Urea DAP Dolomit Fossil fuel - HSD Pupuk Organik Magnesium Urea Pupuk Potasik Pupuk Fosfat Fossil fuel - HSD Pestisida Herbisida Insektisida
Jumlah 4.58 10 0.001 0.583 331727.488 34551.229 7.676E-05 14584.369 25756.168 8750.621 3.794 168.23 620.316 219.7 0.276 5832 2.581 71.8 44.88 59.83 59.83 92.56 2.581 0.138 0.291 0.714
Satuan Ha Ha Liter kg gram gram kg gram gram gram liter kg kg kg kg kg liter kg kg kg kg kg Liter kg kg kg
31 Tabel 18 Input data 2 simulasi program (lanjutan) No
Tahapan Proses
7
Pemanenan
8
Transportasi di Lapangan
9
Ekstraksi Minyak Sawit
10 11
Transportasi CPO Produksi Biodiesel
Input Fossil fuel - HSD Fossil fuel - HSD Insektisida Truk (7-10 ton) Mini Bus (2-4 ton) Dump Truck (5-6 ton) Pupuk kimia Fossil fuel - HSD Sodium hidroksida Asam hidroklorid Listrik Mini Bus (2-4 ton) Methanol Listrik Fossil fuel - HSD
Jumlah 0.488 24.285 42.94 3 3 3 0.0002 4.5 0.0002 0.0002 2984.394 7 0.031 98.099 23.802
Satuan Liter Liter kg km km km kg Liter kg kg kWh km ton kWh Liter
Hasil dari perhitungan ini menunjukkan bahwa emisi gas rumah kaca yang ditimbulkan dari suatu proses produksi biodiesel lebih banyak dihasilkan dari tahapan proses land use change yaitu sebesar 1095027.6 kg CO2eq/ton biodiesel kemudian diikuti dengan tahap pemupukan yang menghasilkan gas rumah kaca sebesar 4571.44 kg CO2eq/ton biodiesel. Hasil ini sesuai dengan perhitungan Siregar (2013) dengan menggunakan MiLCA. Hal ini menunjukkan bahwa dalam suatu proses produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit tahapan proses land use change dan pemupukan merupakan tahapan proses yang paling banyak memberikan kontribusi emisi terhadap terjadinya pemanasan global, sehingga diperlukan pengkajian lebih lanjut terhadap tahapan proses tersebut untuk mengurangi dampak emisi yang ditimbulkan kepada lingkungan.
Gambar 21 Grafik perbandingan emisi CO2eq dan konsumsi energi
32 Tabel 19 Total emisi CO2eq pada simulasi program No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Tahapan Proses Land use change Pengolahan lahan Pembibitan Penanaman Pemupukan Proteksi Pemanenan Transportasi di lapangan Ekstraksi minyak sawit Transportasi CPO Produksi biodiesel Total
Jumlah 1095027.6 1.19 169.27 169.77 4571.44 3.09 87.05 1.03 186 0.66 37.37 1100251
Satuan kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel kg CO2eq/ton biodiesel
Konsumsi energi yang paling banyak digunakan pada proses produksi ini terdapat pada tahapan ekstraksi minyak kelapa sawit yaitu sebesar 2825568 kJ/ton biodiesel kemudian diikuti dengan tahapan proses produksi biodiesel yaitu sebesar 329828.15 kJ/ton biodiesel. Kedua tahapan proses ini merupakan tahap proses yang paling banyak menghabiskan energi pada suatu proses produksi biodiesel sehingga perlu dilakukan pengurangan pemakaian energi pada kedua tahapan proses tersebut untuk meningkatkan keseimbangan energi yang terdapat pada tahapan produksi biodiesel dari minyak kelapa sawit. Tabel 20 Total konsumsi energi pada simulasi program No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Tahapan Proses Pengolahan lahan Pembibitan Penanaman Pemupukan Proteksi Pemanenan Transportasi di lapangan Ekstraksi minyak sawit Transportasi CPO Produksi biodiesel Total
Jumlah 18.07 38009.77 25855.93 25855.93 4888.39 243267.88 12864.68 2825568 8298.27 329828.15 3514450
Satuan kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel kJ/ton biodiesel
33
SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Telah dirancang diagram alur proses produksi biodiesel yang digunakan di dalam program kajian siklus hidup. Rancangan alur proses tersebut meliputi tahapan proses land use change, pengolahan lahan, pembibitan, penanaman, pemupukan, proteksi, pemanenan, transportasi di lapangan, ekstraksi minyak kelapa sawit, transportasi CPO, dan produksi biodiesel. 2. Rancangan sistem pangkalan data telah dilakukan dengan membuat flowchart algoritma program kajian siklus hidup biodiesel dan tabulasi seluruh data masukkan (input) pada sistem database. 3. Program kajian siklus hidup telah dibangun dengan menggunakan bahasa pemograman visual basic. Program kajian siklus hidup ini memiliki dua menu pilihan (menu LCA dan database faktor emisi) yang saling beritegrasi untuk mendukung proses penghitungan. Program ini secara langsung dapat menghitung jumlah emisi CO2eq dan konsumsi energi yang dihasilkan dari suatu siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit. 4. Pengujian kinerja program dilakukan dengan membandingkan hasil perhitungan emisi CO2eq dari program kajian siklus hidup dengan program MiLCA. Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil perhitungan pada setiap tahapan proses. Perbedaan hasil perhitungan yaitu sebesar 5,69% oleh karena itu dengan hasil demikian program kajian siklus hidup ini dapat digunakan untuk melakukan pengkajian terhadap siklus hidup biodiesel dari minyak kelapa sawit.
Saran 1.
2.
Data masukan berupa jenis lahan, materi, energi, dan alat transportasi diharapkan dapat dilengkapi dan diperbaharui dengan menggunakan data-data yang ada di Indonesia apabila penelitian ini ingin dilanjutkan. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai rancangan alur proses produksi biodiesel yang lebih sesuai untuk melakukan pengkajian emisi dan konsumsi energi seperti proses pengurangan emisi CO2 yang dapat diserap oleh tanaman kelapa sawit itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA [APIS] Air Pollution Information System. 2011. Acidification [internet]. [diacu 2014 Februari 18]. Tersedia dari: http://www.apis.ac.uk/ overview/issues/overview_acidification.htm. Azapagic A. 2006. Life Cycle Assessmetn as an Environmental Sustainability Tool. Di dalam Renewables-Based Technology: Sustainability Assessment. West Sussex: John Wiley & Sons, Ltd.
34 Chase LDC, Henson IE, Abdul AFN, Agus F, Bessou C, Mila L, Sharma M. 2012. The Palm GHG Calculator: The RSPO greenhouse gas calculator for oil palm products, Beta-version. The Roundtable for Sustainable Palm Oil RSPO: Kuala Lumpur. CML. 2010. CML-IA Database Spreadsheet, Version 3.9. Leiden: Institute of Environmental Sciences, Leiden University (CML), Leiden, Belanda. Convertin. 2014. Gallon [U.S.] of Diesel Oil to Kilojoule Converter [internet]. [diacu 2014 Juni 26]. Tersedia dari: https://converterin.com/fueleconomy/gallon-us-of-diesel-oil-to-kilojoule.html. Forster P, Ramaswamy V, Artaxo P, et al. 2007. Changes in Atmospheric Constituents and in Radiative Forcing. In: Climate Change: The Physical Science Basis. Contribution of Working Group I to the Fourth Assessment Report of the Intergovernmental Panel on Climate Change [Solomon S, Qin D, Manning M, Chen Z, Marquis M, Averyt KB, Tignor M, Miller HL (eds.)].Cambridge University Press, Cambridge, United Kingdom and New York, NY, USA. Harpini, Banun, et al. 2006. Biodiesel Berbahan Baku Minyak Kelapa Sawit. Warta penelitian dan pengembangan: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Ndong R, et al. 2009. Life cycle assessment of biofuels from Jatropha curcas in West Africa: a field study. Global Change Biology Bioenergy Vol.1 hlm. 197-210. Blackwell Publishing Ltd. Pangestu, Danu W. 2009. Modul Pelatihan Visual Basic - Acess [internet]. [diunduh 4 Januari 2013]. Tersedia dari: http://bangdanu.files. wordpress.com /2009/02/vbasic-access.pdf Peter C, et al. 2009. Life Cycle Assessment: Where is it on your sustainability agenda? Deloitte Development LLC, USA. Rosmeika, et al. 2014. Comparison of Biodiesel Production by Conventional and Superheated Methanol Vapor Technologies Using Life Cycle Assessment Method. Environmental Engineering Science, Volume 31, Number 3, 2014. Mary Ann Liebert, Inc. Sastrosayono S. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Jakarta: Agromedika Pustaka. Siregar K. 2013. Comparison of Emission and Energy for Biodiesel Production From Oil Palm and Jatropha Curcas based on Life Cycle Assessment (LCA) in Indonesia. Dissertation. Graduate School, Bogor Agricultural University (IPB), Bogor. [TAMSI-DMSI] Tim Advokasi Minyak Sawit Indonesia – Dewan Minyak Sawit Indonesia. 2010. Fakta Kelapa Sawit Indonesia. Jakarta: TAMSI-DMSI. [UJ] Unit Juggler. 2014. Convert billions m3 natural gas to kilojoules [internet]. [diacu 2014 Juni 26]. Tersedia dari: http://www.unitjuggler.com/ convertenergy-from-GcmNG-to-kJ.html. [UJ] Unit Juggler. 2014. Convert kilograms hard coal to kilojoules [internet]. [diacu 2014 Juni 26]. Tersedia dari: http://www.unitjuggler.com/convertenergy-from-kgSKE-to-kJ.html. [USEPA] United States Environmental Protection Agency. 1998. Handbook of Advanced Photochemical Oxidation Processes. Washington: Office of Research and Development.
35 Lampiran 1 Diagram Alur Proses Kajian Siklus Hidup Produksi Biodiesel
36 Lampiran 2 Data masukan jenis-jenis lahan yang terdapat pada land use change Faktor Emisi Sumber Faktor Emisi No Jenis Lahan Keterangan CO2eqa CO2eq Hutan Primary 1 825000 Henson 2012 Lindung Forest Hutan Henson 2005, Henson 2 Logged Forest 319000 Produksi 2009 Padang 3 Grassland 18333,33333 Henson, 2009 Rumput Yew 2000, Yew and Kebun 4 Rubber 227333,3333 Nasaruddin 2002, Henson Karet 2009 Kebun European Commission 5 Coconut 275000 Kelapa 2009 Kebun Cocoa under 6 256666,6667 Lasco et al., 2001 Kakao shade Tanaman 7 Food Crops 31166,66667 Harris, pers. com. 2010 pangan Bukaan Secondary Average of logged forest 8 175083,3333 Ulang Regrwoth and food crops Lahan 9 - Gambut a
satuan: kg
37 Lampiran 3 Data-data masukan pada bagian materi No
ID Materi
Materi
Faktor Emisi CO2a 6,342341944 16,53421483 8,713630047 0,008515499 4,90319081
Sumber Faktor Emisi CO2 MILCA MILCA MILCA MILCA MILCA
1 2 3 4 5
MA1 MA2 MA3 MA4 MA5
Herbisida Pestisida Fungisida Dolomit Insektisida
6
MA6
Amonium Nitrat (AN)
2,38
Jensson T.K. and Kongshaug G. (2003)
7
MA7
Amonium Sulfat
0,34
Jensson T.K. and Kongshaug G. (2003)
8 9
MB1 MB2
10
MB3
11 12 13
MB4 MC1 MC2
14
MC3
15 16
MC4 MD1
17
MD2
18
MD3
Urea Pupuk Organik Pupuk Campuran Pupuk Fosfat Pupuk Kimia Pupuk postatik Magnesium (Mg) Methanol Pyroborate Sodium Hidroksida Asam hidroklorid
Faktor Emisi CH4a 0,006489164 0,018808181 0,0082549 7,34155E-06 0,0048433
Sumber Faktor Emisi CH4 MILCA MILCA MILCA MILCA MILCA Jensson T.K. and 0,00621118 Kongshaug G. (2003) 0 0
Faktor Emisi N2Oa 0,004577011 0,034664514 0,006426509 7,42928E-06 0,003905708 0,00680595
0,004203675
Sumber Faktor Emisi N2O MILCA MILCA MILCA MILCA MILCA Jensson T.K. and Kongshaug G. (2003) Jensson T.K. and Kongshaug G. (2003) MILCA MILCA
1,540117953 MILCA 0,078979372 MILCA
0,000249326 MILCA 6,50942E-05 MILCA
0,000930316 6,06139E-05
0,014962265 MILCA
1,16259E-05 MILCA
1,16172E-05 MILCA
2,886269164 MILCA 0,854934429 MILCA 0,533074758 MILCA
0,002163245 MILCA 0,00021868 MILCA 0,000417353 MILCA
0,001536483 MILCA 0,000974136 MILCA 0,000714694 MILCA
1,465839733 MILCA
0,000390509 MILCA
0,000479744 MILCA
1,342707072 MILCA 2,18089276 MILCA
0,002372123 MILCA 0,002256276 MILCA
0,001037049 MILCA 0,001339761 MILCA
1,438378745 MILCA
0,001008578 MILCA
0,001202361 MILCA
0,874116139 MILCA
0,000999559 MILCA
0,000712642 MILCA
38
19
MD4
Diamonium Fosfat (DAP)
20
MK1
Kieserit
21
22
MM1
MR1
0,46
Jensson T.K. and Kongshaug G. (2003)
BIOGRACE (Jensson 0,2 T.K. and Kongshaug G. (2003))
Muriate of Potash (MOP) 60%K2O
BIOGRACE. IFS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) 0,29 ,GHG emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
Rock phosphate 21%P2O5 23%SO3
BIOGRACE. Jenssen, T.K. et Kongshaug G., 2003, Energy 0,095 Consumption and Greenhouse Gas Emissions in Fertiliser
BIOGRACE. IFS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) ,GHG 0,002835539 emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use. 0 0 BIOGRACE. IFS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) ,GHG 0,000724638 emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
0 0
Jensson T.K. and 0,00360315 Kongshaug G. (2003)
0 NULL BIOGRACE. IFS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) ,GHG 0 emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
0 NULL
39 Production, Proceedings No. 509. International Fertiliser Society York, UK. www.fertilisersociety.org
23
MT1
24
MS1
25
MS2
a
Satuan: kg
Triple superphosphate (TSP)
Steam Shellfishes catching and landing
BIOGRACE. FS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) 0,708333333 ,GHG emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
BIOGRACE. FS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) ,GHG 0,000905797 emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
BIOGRACE. FS proceedings no: 639, F. Brentrup and C. Pallière (dec 2008) ,GHG 0 emissions and energy efficiency in European nitrogen fertiliser production and use.
0,256 MiLCA
0,000274891 MiLCA
0,000142814 MiLCA
1,71102536 MiLCA
0,001906561 MiLCA
0,000877549 MiLCA
40 Lampiran 4 Data-data masukan pada bagian energi No.
1
a
ID
Energi
Listrik dari PT.PL N
EC1
Listrik (PLN)
2
EF2
Fossil fuel HSD
Diesel
3
EL1
Coal
Coking Coal
4
EM1 Heat Energy
5
EN1
Natural Gas
6
EH1
Heavy Fuel oil C
Satuan: kg KE: Kandungan Energi (Mj/m3)
b
Ket
Faktor Sumber KEb KEb
1
NGA of 38600 Australi a NGA of 30 Australi a 1
Gas alami
NGA of 39,3 Australi a 1
FE CO2a
Sumber FE Sumber FE CO2 CH4a FE CH4 22,46% HSD, 38,5% 0,065 Coal, 0 69758 22,52% Natural gas
FE N2Oa
Sumber Konversi ke FE N2O Kilojoule
0 -
0,074 IPCC 1 2006
0 -
0 -
0,094 IPCC 6 2006
0 -
0 -
0,077 MILCA 4 0,056 IPCC 1 2006 0,077 37151 MILCA 5
8,33 MILCA E-05 0 8,32 687 MILCA E-05
4,32E MILCA -05 0 4,320 06E- MILCA 05
Sumber Konversi
1 -
http://converterin.com /fuel-economy/gallon45537,046 us-of-diesel-oil-tokilojoule.html http://www.unitjuggle r.com/convert-energy29307,6 from-kgSKE-tokJ.html 0 http://www.unitjuggle r.com/convert-energy52923,0 from-GcmNG-tokJ.html 0
41 Lampiran 5 Data-data masukan pada bagian alat transportasi No ID Alat Alat Transportasi Transportasi 1 AU1 Angkutan Umum (1 ton) 2 BU1 Mini Bus (24 ton) 3 CU1 Wheel Tractor (5-6 ton) 4 DU1 Dump Truck (5-6 ton) 5 EU1 Truk (7-10 ton) a
Bahan Bakar Diesel
Konsumsi Bahan Bakar Spesifikb 16
FE Sumber CO2a FE CO2 3,12 JEC (2011)
Diesel
8,45
3,12
Diesel
9,4
3,12
Diesel
6,6
3,12
Diesel
6,32
3,12
JEC (2011) JEC (2011) JEC (2011) JEC (2011)
Satuan: kg Satuan: km/liter
b
Lampiran 6 Rancangan tabulasi untuk tahapan proses pada menu LCA Table Name
TL_1LUC
Coloumn Name IDa Lahan_Sebelumnya ID_Lahan Luas Satuan_Luas Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Table Name a
TM_2PL
ID Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq
42
Table Name
Coloumn Name
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
ID Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name
Data Type (length) nchar(10) text
Allow Nulls Unchecked Checked
a
TE_2PL
ID Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Table Name
Coloumn Name a
TM_3PBB
Table Name
TE_3PBB
Table Name a
TM_4PNNM
ID Input_Materi
43 ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Table Name
TE_4PNNM
Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Table Name a
ID Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 TM_5PMPKN Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Table Name
nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi TE_5PMPKN Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4
44 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Tota_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi Table Name
Coloumn Name a
ID Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 TM_6PRTKSI Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Table Name
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 TE_6PRTKSI Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emsi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi Table Name
TM_7PMNN
Coloumn Name IDa Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O
float float float float float float
Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
45
Table Name
TE_7PMNN
Table Name
Total_Emisi_CO2eq
float
Checked
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
Coloumn Name
IDa Jenis_Alat_Transportasi ID_Alat_Transportasi Jarak Satuan Konsumsi_Bahan_Bakar_Spesifik Faktor_Emisi_CO2 TA_1ATRANS Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi Table Name
TM_8EMS
Coloumn Name IDa Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float float
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
46 Table Name
TE_8EMS
Table Name
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Fakto_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Coloumn Name
IDa Jenis_Alat_Transportasi ID_Alat_Transportasi Jarak Satuan Konsumsi_Bahan_Bakar_Spesifik Faktor_Emisi_CO2 TA_2ATRANS Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH42 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi Table Name
TM_9PBDSL
Coloumn Name IDa Input_Materi ID_Materi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float float
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
47 Table Name
TE_9PBDSL
a
Primary key
Coloumn Name IDa Input_Energi ID_Energi Jumlah Satuan_Unit Faktor_Emisi_CO2 Faktor_Emisi_CH4 Faktor_Emisi_N2O Jumlah_Emisi_CO2 Jumlah_Emisi_CH4 Jumlah_Emisi_N2O Total_Emisi_CO2eq Konsumsi_Energi
Data Type (length) nchar(10) text nchar(10) float nchar(10) float float float float float float float float
Allow Nulls Unchecked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked Checked
48 Lampiran 7 Relasi antara tabel tahapan proses (energi)
49 Lampiran 8 Relasi antara tabel tahapan proses (materi)
50 Lampiran 9 Relasi antara tabel tahapan proses (alat transportasi)
51
Lampiran 10 Relasi tabel tahapan proses (jenis lahan)
52 Lampiran 11 View hasil perhitungan total emisi CO2eq View Name
LUC
TL_1LUC
Group By Sum
PL
TM_2PL, TE_2PL
Sum
PBB
TM_3PBB, TE_3PBB
Sum
Column
Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_2PL.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_2PL.Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_3PBB.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_3PBB.Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_4PNNM.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_4PNNM.Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_5PMPKN.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_5PMPKN.Tota_Emisi_CO2eq Total_CO2_OK dbo.TM_6PRTKSI.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_6PRTKSI.Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_7PMNN.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_7PMNN.Total_Emisi_CO2eq Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_8EMS.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_8EMS.Total_Emisi_CO2eq Total_Emisi_CO2eq dbo.TM_9PBDSL.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_9PBDSL.Total_Emisi_CO2eq
Alias
Table
TM_4PNNM, TE_4PNNM TM_5PMPKN, PMPKN TE_5PMPKN TM_6PRTKSI, PRTKSI TE_6PRTKSI TM_7PMNN, PMNN TE_7PMNN 1ATRANS TA_1ATRANS PNNM
EMS
TM_8EMS, TE_8EMS
2ATRANS TA_2ATRANS TM_9PBDSL, PBDSL TE_9PBDSL
Sum Sum Sum Sum Sum Sum Sum Sum
53 Lampiran 12 View hasil perhitungan konsumsi energi View Name
Column
Total_KonsumsiEnergi_ OK
[Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)] [Konsumsi_Ener gi (kJ / ton biodiesel)]
Alias
Table
Grou p By
PL
TE_2PL
Sum
PBB
TE_3PBB
Sum
PNNM
TE_4PNNM
Sum
PMPKN
TE_5PMPKN
Sum
PRTKSI
TE_6PRTKSI
Sum
PMNN
TE_7PMNN
Sum
1ATRAN S
TA_1ATRAN Sum S
EMS
TE_8EMS
2ATRAN S
TA_2ATRAN Sum S
PBDSL
TE_9PBDSL
Sum
Sum
54 Lampiran 13 Query pada view Total_CO2_OK (total emisi CO2eq) SELECT SUM(dbo.TL_1LUC.[Total_Emisi_CO2eq (kg CO2eq/ton biodiesel)]) AS LUC, SUM(dbo.TM_2PL.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_2PL.Total_Emisi_CO2eq) AS PL, SUM(dbo.TM_3PBB.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_3PBB.Total_Emisi_CO2eq) AS PBB, SUM(dbo.TM_4PNNM.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_4PNNM.Total_Emisi_CO2eq) AS PNNM, SUM(dbo.TM_5PMPKN.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_5PMPKN.Tota_Emisi_CO2eq) AS PMPKN, SUM(dbo.TM_6PRTKSI.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_6PRTKSI.Total_Emisi_CO2eq) AS PRTKSI, SUM(dbo.TM_7PMNN.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_7PMNN.Total_Emisi_CO2eq) AS PMNN, SUM(dbo.TA_1ATRANS.[Total_Emisi_CO2eq (kg CO2eq/ton biodiesel)]) AS [1ATRANS], SUM(dbo.TM_8EMS.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_8EMS.Total_Emisi_CO2eq) AS EMS, SUM(dbo.TA_2ATRANS.[Total_Emisi_CO2eq (kg CO2eq/ton biodiesel)]) AS [2ATRANS], SUM(dbo.TM_9PBDSL.Total_Emisi_CO2eq + dbo.TE_9PBDSL.Total_Emisi_CO2eq) AS PBDSL FROM
dbo.TL_1LUC INNER JOIN dbo.TM_2PL ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_2PL.ID INNER
JOIN dbo.TE_3PBB ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_3PBB.ID INNER JOIN dbo.TM_3PBB ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_3PBB.ID INNER JOIN dbo.TM_4PNNM ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_4PNNM.ID INNER JOIN dbo.TE_4PNNM ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_4PNNM.ID INNER JOIN dbo.TM_5PMPKN ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_5PMPKN.ID INNER JOIN dbo.TE_5PMPKN ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_5PMPKN.ID INNER JOIN
55 dbo.TM_6PRTKSI ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_6PRTKSI.ID INNER JOIN dbo.TE_6PRTKSI ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_6PRTKSI.ID INNER JOIN dbo.TM_7PMNN ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_7PMNN.ID INNER JOIN dbo.TE_7PMNN ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_7PMNN.ID INNER JOIN dbo.TA_1ATRANS ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TA_1ATRANS.ID INNER JOIN dbo.TM_8EMS ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_8EMS.ID INNER JOIN dbo.TE_8EMS ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_8EMS.ID INNER JOIN dbo.TA_2ATRANS ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TA_2ATRANS.ID INNER JOIN dbo.TM_9PBDSL ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TM_9PBDSL.ID INNER JOIN dbo.TE_9PBDSL ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_9PBDSL.ID INNER JOIN dbo.TE_2PL ON dbo.TL_1LUC.ID = dbo.TE_2PL.ID
56 Lampiran 14 Query pada view Total_KonsumsiEnergi_OK (konsumsi energi) SELECT SUM(dbo.TE_2PL.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PL, SUM(dbo.TE_3PBB.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PBB, SUM(dbo.TE_4PNNM.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PNNM, SUM(dbo.TE_5PMPKN.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PMPKN, SUM(dbo.TE_6PRTKSI.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PRTKSI, SUM(dbo.TE_7PMNN.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PMNN, SUM(dbo.TA_1ATRANS.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS [1ATRANS], SUM(dbo.TE_8EMS.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS EMS, SUM(dbo.TA_2ATRANS.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS [2ATRANS], SUM(dbo.TE_9PBDSL.[Konsumsi_Energi (kJ / ton biodiesel)]) AS PBDSL FROM
dbo.TE_2PL INNER JOIN dbo.TE_3PBB ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_3PBB.ID INNER
JOIN dbo.TE_4PNNM ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_4PNNM.ID INNER JOIN dbo.TE_5PMPKN ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_5PMPKN.ID INNER JOIN dbo.TE_6PRTKSI ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_6PRTKSI.ID INNER JOIN dbo.TE_7PMNN ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_7PMNN.ID INNER JOIN dbo.TA_1ATRANS ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TA_1ATRANS.ID INNER JOIN dbo.TE_8EMS ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_8EMS.ID INNER JOIN dbo.TA_2ATRANS ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TA_2ATRANS.ID INNER JOIN dbo.TE_9PBDSL ON dbo.TE_2PL.ID = dbo.TE_9PBDSL.ID
57 Lampiran 15 Diagram Alur Proses Pengujian pada MiLCA
Sumber: Siregar 2013
58
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 24 November 1992 sebagai anak pertama dari pasangan Lamdor L. Tobing dan Rosmalina Sihaloho. Penulis menyelesaikan jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2004 di SD Maria Mediatrix Tangerang dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP) Maria Mediatrix Tangerang hingga lulus tahun 2007. Pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan pada tahun 2010 di SMA Negeri 4 Tangerang. Pada tahun sama, penulis diterima di Departemen Teknik Mesin dan Biosistem, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur USMI. Selama mengikuti perkuliahan, penulis pernah menjadi asisten praktikum Gambar Teknik tahun pengajaran 2012/2013 dan 2013/2014. Penulis juga pernah menjadi pengurus di Engineering Design Club pada tahun 2012/2013 dan 2013/2014 sebagai koordinator divisi multimedia. Bulan Juli – Agustus 2013 penulis melaksanakan Praktik Lapangan dengan judul Mempelajari Aspek Keteknikan Stasiun Rebusan pada Pengolahan Kelapa Sawit di PT Serikat Putra, Riau. Penulis juga pernah menjadi Ketua Umum Natal Civitas Akademika (CIVA) IPB tahun 2013, Ketua Retreat Komisi Literatur tahun 2013, Wakil Ketua Kebaktian Awal Tahun Ajaran (KATA) PMK IPB tahun 2012, penanggung jawab website UKM PMK IPB tahun 2012, pencipta lagu Themesong Retreat angkatan 48 tahun 2012, Themesong KATA tahun 2012, dan Themesong Kelompok PraAlumni PMK IPB tahun 2014.