TUGAS AKHIR – CF 1380
PEMILIHAN SOFTWARE ERP UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. SURABAYA WIRE) DIFY MARTUA TOGI PURBA NRP 5204 100 012 Dosen Pembimbing Mudjahidin, S.T, M.T Mahendrawathi ER, S.T, M.Sc, Ph.D JURUSAN SISTEM INFORMASI Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2009
FINAL PROJECT – CF 1380
SELECTING ERP SOFTWARE FOR THE MANUFACTURING COMPANY BASED ON ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS APPROACH (Case Study: PT. SURABAYA WIRE) DIFY MARTUA TOGI PURBA NRP 5204 100 012 SUPERVISOR Mudjahidin, S.T, M.T Mahendrawathi ER, S.T, M.Sc, Ph.D INFORMATION SYSTEM DEPARTMENT Information Technology Faculty Sepuluh Nopember Institute of Technology Surabaya 2009
PEMILIHAN SOFTWARE ERP UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. SURABAYA WIRE) TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh :
DIFY MARTUA TOGI PURBA 5204 100 012
Surabaya, 18 Februari 2009
KETUA JURUSAN SISTEM INFORMASI
Ir. A. HOLIL NOOR ALI M.KOM NIP 131 996 150
iii
PEMILIHAN SOFTWARE ERP UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. SURABAYA WIRE) TUGAS AKHIR Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer pada Jurusan Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh :
DIFY MARTUA TOGI PURBA 5204 100 012 Disetujui Tim Penguji :
Tanggal Ujian
: 13 Februari 2009
Periode Wisuda : Maret 2009
Mudjahidin, S.T, M.T
(Pembimbing I)
Mahendrawathi ER, S.T, M.Sc, Ph.D
(Pembimbing II)
Bambang Setiawan, S.Kom, M.T
(Penguji I)
Bekti Cahyo, S.Si, M.Kom
(Penguji II)
iv
PEMILIHAN SOFTWARE ERP UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. SURABAYA WIRE) Nama Mahasiswa NRP JurusaN Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
: DIFY MARTUA TOGI PURBA : 5204 100 012 : SISTEM INFORMASI FTIF-ITS : MUDJAHIDIN, S.T, M.T : MAHENDRAWATHI ER, Ph.D
Abstrak PT. Surabaya Wire adalah perusahan manufaktur dalam pembuatan paku, bendrad dan besi potong. Seiring berjalannya waktu, kompetitor bermunculan. Perusahaan harus membuat perencanaan produksi agar dapat menyeimbangkan permintaan dengan persediaan. Perusahaan juga dihadapkan pada penggunaan aplikasi dengan format data yang berbeda di tiap divisi. Oleh sebab itu perusahaan membutuhkan software ERP untuk mengintegrasikan data dan membantu perencanaan sumber daya. Dalam penentuan software Enterprise Resource Planning (ERP) yang tepat untuk sebuah perusahaan, terdapat beberapa kriteria, antara lain harga software dan reliability. Demi efisiensi dan efektifitas PT. Surabaya Wire, maka pengambilan keputusan yang tepat sangat diperlukan. Tugas akhir ini bertujuan memilih software yang tepat untuk perusahaan dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process, dimana masing-masing kriteria dan alternatif dalam hal ini software ERP dibandingkan satu dengan yang lainnya sehingga memberikan output nilai. Kata kunci : Enterprise Resource Planning, Analytic Hierarchy Process.
v
SELECTING ERP SOFTWARE FOR THE MANUFACTURING COMPANY BASED ON ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS APPROACH (Case Study: PT. SURABAYA WIRE) Name : NRP : Departement : Supervisor I : Supervisor II :
DIFY MARTUA TOGI PURBA 5204 100 012 INFORMATION SYSTEM FTIF-ITS MUDJAHIDIN, S.T, M.T MAHENDRAWATHI ER, Ph.D
Abstract Surabaya Wire Ltd. is a manufacturing company in producing nails, bendrad and wire. As the time goes by, many competitors come along. The company has to establish a production strategy in order to balance demand and supply. The company is also faced to the use of application with varied data format in every division. Therefore, the company needs Enterprise Resource Planning software to integrate the data and assist the sources planning. In determining appropriate ERP software for a company, there are several criterias to think about, such as the software price and reliability. For achieving efficiency and effectiveness in Surabaya Wire Ltd., then making an appropriate decision is really needed. This final project is aimed to decide the best software for the company by using Analytical Process Hierarchy approach, which each criteria and the alternative (in this case is ERP software) are compared one to another so that it can give us an output value. Keyword: Enterprise Resource Planning, Analytic Hierarchy Process.
vi
KATA PENGANTAR Puji Tuhan, atas kehendak-Nya lah penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan judul PEMILIHAN SOFTWARE ERP UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (Studi Kasus: PT. Surabaya Wire) Yang merupakan salah satu syarat kelulusan pada Jurusan Sistem Informasi, Fakutas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya. Tugas Akhir ini takkan pernah terwujud tanpa dukungan, saran, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik dalam pelaksanaan Tugas Akhir hingga selesainya penyusunan laporan Tugas Akhir ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: • Yesus Kristus, Bapa, Tuhan dan Juru Selamatku. Terima kasih untuk iman, pengharapan, dan kasih yang tak pernah berhenti ini. I owe YOU everything. • Bapak Mudjahidin dan Ibu Mahendrawathi, selaku dosen pembimbing. Terima kasih sudah dengan begitu sabar membimbing saya, memberi saya masukan dan saran, memberi saya referensi perusahaan. Terima kasih untuk semua dukungan, koreksi dan saran yang telah diberikan. • Semua Bapak dan Ibu Dosen Pengajar beserta staf dan karyawan di Jurusan Sistem Informasi, FTIf - ITS Surabaya yang telah memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis selama ini. • Bapak dan Mamak, untuk setiap doa yang selalu sertai aku, untuk semua teladan yang sudah Bapak
vii
dan Mamak lakukan, untuk semua dukungan yang telah diberikan. • Untuk adek-adekku Dominiq, Tigor dan Io terima kasih sudah dianterin waktu sidang dan ditemenin saat lagi sidang ☺. • Untuk Paulina Angelita Simanjuntak yang selalu menemani, memberi perhatian dan semangat serta motivasi setiap saat ☺. • Untuk Mas Deptha, selaku konsultan SAP, Bang Alex, selaku implementator SAP dan Bapak Tanu dari PT. Surabaya Wire terima kasih atas informasi yang diberikan. • Untuk Bapak Zeplin Tarigan, selaku dosen Teknik Industri Universitas Petra, terima kasih atas data-data dan informasi yang berkaitan dengan ERP. • Untuk teman-teman yang ada di Lab TA, Wah, Ali, Izdan, Gita, Boim, Dipta, Oon, Dhika, Ndun, Andi, Vivin dan khususnya Denny yang selalu jadi teman sharing dan memberikan semangat dan selalu menemani di lab TA :D . • Narsiis 2004, untuk persahabatan dan persaudaraan selama ini. Sukses buat kita semua! Teman-teman di Jurusan Sistem Informasi, terima kasih telah menjadi teman seperjuangan di kampus. • Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah ikut membantu baik secara langsung maupun tidak langsung selama penulisan Tugas Akhir ini. Akhirnya penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam Tugas Akhir ini. Untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang dapat menyempurnakan Tugas Akhir ini. Surabaya, Februari 2009 Penulis
viii
DAFTAR ISI ABSTRAK .............................................................................................V KATA PENGANTAR........................................................................VII DAFTAR ISI........................................................................................ IX DAFTAR GAMBAR..........................................................................XII DAFTAR TABEL............................................................................. XIV BAB I PENDAHULUAN ......................................................................1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6
LATAR BELAKANG.................................................................1 PERMASALAHAN ....................................................................3 MANFAAT ..............................................................................3 TUJUAN ..................................................................................4 BATASAN MASALAH ..............................................................4 SISTEMATIKA PENULISAN ......................................................5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................7 2.1 ENTERPRISE RESOURCE PLANNING ........................................7 2.1.1 Modul Software ERP ......................................................16 2.2 ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) .........................20 2.2.1 Pengertian Analytical Hierarchy Process......................20 2.2.2 Metode Exponential Smoothing......................................24 2.2.3 Perhitungan Konsistensi.................................................26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................29 3.1 3.2 3.3 3.4 3.5 3.6 3.7 3.7.1 3.7.2
IDENTIFIKASI MASALAH ......................................................31 MENETAPKAN TUJUAN PENELITIAN.....................................31 STUDI LITERATUR ................................................................31 STUDI PENDAHULUAN .........................................................32 IDENTIFIKASI ALTERNATIF ..................................................32 IDENTIFIKASI KRITERIA TERKAIT ........................................32 TAHAPAN PENELITIAN .........................................................32 Jenis Data.......................................................................32 Sumber Data...................................................................33
ix
3.7.3 Teknik Pengumpulan Data.............................................33 3.8 TAHAP PENGOLAHAN DATA ................................................34 3.9 MEMBUAT KESIMPULAN DAN SARAN ..................................35 BAB IV PENGUMPULAN DATA ....................................................37 4.1 PROFIL PERUSAHAAN ..........................................................37 4.2 UNIT BISNIS PADA PT. SURABAYA WIRE ............................37 4.2.1 President Director..........................................................38 4.2.2 Human Resource Manager ............................................39 4.2.3 Marketing Manager .......................................................39 4.2.4 Finance dan Accounting Manager.................................40 4.2.5 Production Manager ......................................................41 4.2.6 Divisi Information Technology ......................................42 4.3 PROSES BISNIS PERUSAHAAN ..............................................42 4.4 DATA SOFTWARE ERP ........................................................44 4.5 MODUL SOFTWARE ERP YANG DIPAKAI SEBAGAI ALTERNATIF ......................................................................................46 4.5.1 Modul SAP .....................................................................46 4.5.2 Modul ORACLE Finance ...............................................48 4.5.3 Modul AXAPTA..............................................................48 BAB V ANALISIS DAN EVALUASI ...............................................51 5.1 PROSEDUR MEMILIH SOFTWARE ERP .................................51 5.1.1 Membentuk Tim untuk Mengumpulkan Informasi yang Berkaitan dengan Software ERP ..................................................53 5.1.2 Identifikasi Kriteria Faktor Software ERP.....................54 5.1.3 Buat Sebuah Struktur Kriteria dari Identifikasi Kriteria Software ERP ...............................................................................54 5.1.4 Extract Kriteria Faktor Sistem dan Faktor Vendor .......55 5.1.5 Penyaringan Vendor Software ERP...............................60 5.1.6 Evaluasi Sistem ERP Menggunakan Metode AHP.........60 5.1.7 Pembahasan...................................................................62 5.2 UJI COBA DATA ...................................................................64 5.2.1 Data Dari Manager Keuangan ......................................64 5.2.2 Data dari Manager Produksi .........................................65 5.2.3 Data dari Manager Human Resource............................67 5.2.4 Uji Coba Data................................................................68 5.2.5 Hasil Akhir Uji Coba Data ............................................73 5.3 HASIL UJI COBA DATA ........................................................76
x
5.4
HASIL DISKUSI KEPUTUSAN ................................................77
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN.............................................79 6.1 6.2
KESIMPULAN .......................................................................79 SARAN .................................................................................80
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................81 LAMPIRAN A STRUKTUR HIRARKI ...........................................83 LAMPIRAN B LEMBAR KUISIONER...........................................85 LAMPIRAN C KUISIONER .............................................................93 LAMPIRAN D....................................................................................113 REFERENSI PENILAIAN SAP DAN ORACLE ...........................113 TENTANG PENULIS........................................................................131
xi
Halaman ini sengaja dikosongkan
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Langkah-Langkah Metodologi Pemecahan Masalah..........30 Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Surabaya Wire .............................38 Gambar 4.2 Tugas-Tugas President Director .........................................39 Gambar 4.3 Tugas Marketing Manager .................................................40 Gambar 4.4 Tugas Finance dan Accounting Manager ...........................41 Gambar 4.5 Tugas-Tugas Production Manager......................................41 Gambar 4.6 Tugas-Tugas IT Manager ...................................................42 Gambar 4.7 Aliran Pemesanan Produk Hingga Pengiriman ..................43 Gambar 5.1 Diagram Prosedur Memilih Software ERP.........................52 Gambar 5.2 Kriteria dari Faktor Sistem Secara Umum..........................56 Gambar 5.3 Kriteria dari Faktor Sistem Secara Umum..........................57 Gambar 5.4 Kriteria dari Faktor Sistem .................................................58 Gambar 5.5 Kriteria dari Faktor Vendor ................................................59 Gambar 5.6 Hirarki AHP .......................................................................61 Gambar 5.7 Implementasi Data Divisi Keuangan Dengan Software Expert Choice ..........................................................................69 Gambar 5.8 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Keuangan .................................................................................70 Gambar 5.9 Implementasi Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice ......................................................................................71 Gambar 5.10 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Produksi ...................................................................................71 Gambar 5.11 Implementasi Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice ..........................................................................72 Gambar 5.12 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Human Resource ..................................................................................73 Gambar 5.13 Hasil Akhir Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice ......................................................................................74 Gambar 5.14 Hasil Akhir Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice ......................................................................................75 Gambar 5.15 Hasil Akhir Data Divisi Human Resource Dengan Software Expert Choice ...........................................................76 Gambar A. 1 Struktur Hirarki AHP Software ERP ................................83
xiii
Halaman ini sengaja dikosongkan
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel penilaian AHP ..............................................................23 Tabel 2.2 Tabel Matriks Berpasangan....................................................24 Tabel 2.3 Nilai Rasio Inkonsistensi........................................................27 Tabel 5.1 Hasil Kuisioner Manager Keuangan. .....................................64 Tabel 5.2 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Keuangan......................................................................................65 Tabel 5.3 Hasil Kuisioner Manager Produksi. .......................................66 Tabel 5.4 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Produksi ......................................................................................................66 Tabel 5.5 Hasil Kuisioner Manager Human Resource ...........................67 Tabel 5.6 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Human Resource .......................................................................................68 Tabel 5.7 Hasil Olah Data Expert Choice ............................................. 77 Tabel B. 1 Nilai Perbandingan ...............................................................89 Tabel B. 2 Contoh Pengisian Kuisioner A .............................................90 Tabel B. 3 Contoh Pengisian Kuisioner B .............................................91 Tabel C. 1 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Biaya ......................................................................................................95 Tabel C. 2 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Waktu yang Diimplementasikan ..............................................................96 Tabel C. 3 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas...............................................................................96 Tabel C. 4 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian ...............................................97 Tabel C. 5 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas...................................................................................97 Tabel C. 6 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Reputasi Software.........................................................................97 Tabel C. 7 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria kemampuan Secara Teknis ...........................................................98 Tabel C. 8 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan ............98 Tabel C. 9 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemampuan Software Secara Teknis ................................................................98 Tabel C. 10 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi.............98 Tabel C. 11 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software........................................................................................99
xv
Tabel C. 12 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas .......99 Tabel C. 13 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan dalam Pengoperasian...............................................................................99 Tabel C. 14 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas ...99 Tabel C. 15 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi ..............................................................................100 Tabel C. 16 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya ...............100 Tabel C. 17 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Biaya ....................................................................................................101 Tabel C. 18 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Waktu yang Diimplementasikan.....................................................................102 Tabel C. 19 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas.............................................................................102 Tabel C. 20 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian.............................................103 Tabel C. 21 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas ................................................................................103 Tabel C. 22 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Reputasi Software.......................................................................103 Tabel C. 23 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis ........................................................104 Tabel C. 24 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya ...............104 Tabel C. 25 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi ..............................................................................104 Tabel C. 26 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas .104 Tabel C. 27 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian.............................................................................105 Tabel C. 28 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas .....105 Tabel C. 29 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software .....................................................................................105 Tabel C. 30 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi ..........105 Tabel C. 31 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi ..........106 Tabel C. 32 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan ........106 Tabel C. 33 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Biaya .............................................................................107 Tabel C. 34 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Waktu Yang Diimplementasikan ..................................108 Tabel C. 35 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas ...............................................................108
xvi
Tabel C. 36 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian................................109 Tabel C. 37 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas ...................................................................109 Tabel C. 38 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Reputasi Software .........................................................109 Tabel C. 39 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis ...........................................110 Tabel C. 40 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya ...............110 Tabel C. 41 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi ..............................................................................110 Tabel C. 42 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas .110 Tabel C. 43 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian.............................................................................111 Tabel C. 44 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Flexibilitas.......111 Tabel C. 45 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software......................................................................................111 Tabel C. 46 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi...........111 Tabel C. 47 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis..............................................................................112 Tabel C. 48 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan ........112
xvii
xviii
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dijelaskan beberapa hal dasar yang meliputi latar belakang, permasalahan, batasan masalah, tujuan, manfaat, dan sistematika pembahasan buku tugas akhir ini. Dari uraian ini diharapkan gambaran umum permasalahan dan pemecahan tugas akhir ini dapat dipahami.
1.1
Latar Belakang
PT. Surabaya Wire merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi bahan bangunan berupa paku, kawat paku, bendrad dan besi potong, perusahaan ini ingin menerapkan ERP kedalam perusahaan, karena perusahaan ini ingin mengintegrasikan semua divisi dan fungsi suatu perusahaan ke dalam satu sistem informasi yang dapat melayani semua kebutuhan perusahaan, baik dari divisi penjualan, HRD, produksi dan keuangan. Meski kebutuhannya berbeda, ERP harus mampu memenuhinya. Satu syarat yang tidak boleh ditawar-tawar lagi adalah terintegrasi, yang menggabungkan berbagai kebutuhan pada satu software dalam satu logical database, sehingga memudahkan semua divisi berbagi informasi dan berkomunikasi. Kompetisi pasar yang semakin ketat telah memunculkan lingkungan bisnis yang membuat perusahaan harus mampu mengambil keputusan secara cepat dan tepat, oleh karena itu dibutuhkan integrasi data kedalam perusahaan. Pada akhirnya penggunaan Enterprise Resource Planning (ERP) di bisnis modern terus meningkat dikarenakan kemampuannya untuk mengintegrasikan alur material, keuangan, dan informasi dan mendukung fungsi bisnis. Suatu proyek ERP yang sukses melibatkan pengaturan perubahan proses bisnis, pemilihan aplikasi ERP dari vendor yang kooperatif, serta implementasi dan pengujian terhadap sistem baru tersebut.
1
2 Di sisi lain, kompleksitas lingkungan bisnis, terbatasnya ketersediaan sumber daya, dan keanekaragaman aplikasi ERP, membuat pemilihan sistem ERP menjadi sesuatu yang melelahkan dan menghabiskan waktu. Bila perusahaan ingin melakukan implementasi ERP dalam perusahaan, tentu saja perusahaan harus melakukan investasi, dan tentunya sangat mahal dan pilihan software ERP yang salah akan sangat merugikan perusahaan, ERP yang berhasil digunakan oleh sebuah perusahaan tidak menjadi jaminan berhasil di perusahaan yang lain. Dibutuhkan Perencanaan yang baik untuk menyeleksi software ERP yg tepat, bahkan dalam beberapa kasus yang ekstrim, evaluasi dalam memilih software ERP menghasilkan rekomendasi untuk tidak membeli software ERP, tetapi memperbaiki Business Process yang ada. Tidak ada ‘keajaiban’ dalam software ERP. Keuntungan yang didapat dari ERP adalah hasil dari persiapan dan implementasi yang efektif. Selain itu, paket ERP komersial yang ada tidak dapat menyediakan suatu model bisnis yang cocok untuk tiap-tiap proses pada semua industri. Sehingga tidak ada perangkat lunak ERP tunggal yang dapat memenuhi semua kebutuhan perusahaan atau semua fungsi bisnis yang khusus ( Sarkis dan Sundarraj, 2000; Teltumbde, 2000; Hong dan Kim, 2002). Oleh karena itu, perusahaan harus memilih suatu sistem ERP yang fleksibel dari suatu vendor yang kooperatif dan tanggap untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Sayangnya, banyak perusahaan yang cenderung terburuburu mengimplementasikan ERP tanpa sepenuhnya memahami implikasi hal tersebut pada proses bisnis dan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan. Permasalahan menjadi semakin rumit karena belum banyak digunakan metode pemilihan ERP yang komprehensif. Oleh karena itu berdasarkan jurnal yang dipublikasikan oleh Chun-Chin Wei, Chen-Fu Chien, Mao-Jiun J. Wang yang berjudul “An AHP-based approach to ERP system selection”, ditawarkan suatu kerangka pemilihan sistem ERP yang
3 komprehensif, dimana sebuah tingkatan tujuan dibuat dan beberapa atribut khusus dipilih sebagai panduan evaluasi implementasi. Metode ini juga menjamin proses evaluasi yang berjalan sesuai dengan tujuan dan strategi daya saing perusahaan. Metode ini bernama Analytic Hierarchy Process atau yang lebih dikenal dengan nama AHP. Tugas akhir ini mengusulkan topik tentang “Pemilihan Software ERP untuk sebuah Perusahaan Manufaktur berdasarkan Pendekatan AHP”
1.2
Permasalahan
Masalah-masalah utama yang akan diangkat dalam tugas akhir ini adalah sebagai berikut Adapun tujuan dari tugas akhir ini antara lain: 1. Mengetahui proses bisnis yang ada di PT. Surabaya Wire. 2. Mengetahui software ERP yang akan dievaluasi. 3. Bagaimana menerapkan AHP serta modul-modul yang terkait dengan software ERP untuk memilih sistem ERP yang sesuai untuk PT. Surabaya Wire?
1.3
Manfaat
Relevansi dan Manfaat yang diberikan oleh tugas akhir ini adalah: 1. Terpilihnya software ERP yang tepat untuk PT. Surabaya Wire.e 2. Dengan terpilihnya software ERP yang tepat untuk PT. Surabaya Wire, diharapkan perusahaan tidak salah dalam menentukan software ERP yang akan diterapkan dan PT. Surabaya Wire diharapkan akan lebih cepat dalam membuat keputusan bisnis dan akurat dengan adanya pembuatan laporan dari bagian pembelian, penjualan, produksi, dan sumber daya manusia yang dilakukan secara otomatis oleh sistem.
4 1.4
Tujuan Adapun tujuan dari tugas akhir ini antara lain: 1. Mengetahui proses bisnis yang berjalan di perusahaan. 2. Melakukan survey terhadap setiap divisi fungsional dari PT. Surabaya Wire yang akan diintegrasikan software ERP. 3. Menerapkan sistem AHP untuk memilih aplikasi
ERP yang sesuai untuk perusahaan. 1.5
Batasan Masalah
Implementasi penggunaan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) untuk memilih aplikasi sistem ERP yang sesuai untuk PT. Surabaya Wire ini memiliki batasan masalah sebagai berikut: 1. Perusahaan yang dijadikan studi kasus pada tugas akhir ini adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur. 2. Dalam proses memilih software ERP yang tepat
untuk PT. Surabaya Wire, survey hanya dilakukan pada tiga divisi, yaitu divisi keuangan, divisi produksi dan divisi human resource.
5 1.6
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Laporan Tugas Akhir dibagi menjadi enam bab sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bagian ini berisi latar belakang, permasalahan, tujuan, batasan masalah, metodologi yang digunakan, serta sistematika pembahasan yang diterapkan dalam memaparkan Tugas Akhir ini. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan mengenai teori-teori yang digunakan dalam pengerjaan Tugas Akhir ini, meliputi teori-teori tentang manajemen data produk dan teknologi-teknologi yang terlibat. BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan mengenai metodologi penelitian yang dilakukan secara mendetail BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada bab ini akan dijelaskan mengenai bagaimana pegumpulan data dilakukan dan langkah-langkah pengumpulan data. BAB V ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil uji coba data, dan kemudian dilakukan evaluasi terhadap hasil uji coba tersebut. Uji coba dilakukan dengan menggunakan analisis dan desain yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. BAB VI PENUTUP Bagian ini berisi kesimpulan dari seluruh proses pengerjaaan Tugas Akhir beserta saran untuk proses pengembangan selanjutnya.
6 Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan beberapa hal yang mendasari teori dari permasalahan yang diangkat yang meliputi Enterprise Resource Planning dan Analytical Hierarchy Process. Dari uraian ini diharapkan gambaran umum dari penjelasan tugas akhir ini dapat dipahami.
2.1
Enterprise Resource Planning
Teknologi ERP dapat muncul setelah adanya perkembangan sistem dan teknologi terutama adanya perkembangan teknologi komputer yang pesat. Berikut merupakan tahap-tahap sampai terciptanya teknologi ERP (Sumner, 2005). a) Tahun 1960an—komputer generasi awal, sistem titik pemesanan ulang dan perencanaan kebutuhan bahan awal. Pada tahun 1960an persaingan yang utama adalah biaya. Persaingan tersebut lebih ditekankan pada sebuah proses yang menghasilkan strategi produksi yang berfokus pada produk dengan volume yang tinggi, pengurangan biaya, dan mengasumsikan kondisi ekonomi yang stabil. Pengenalan sistem titik pemesanan ulang (ReOrder Point) yang terkomputerisasi meliputi kuantitas pesanan ekonomis dan titik pemesanan ulang ekonomis, kebutuhan perencanaaan produksi dasar dan kontrol yang memuaskan dari perusahaan-perusahaan tersebut. MRP (Material Requirment Planning) menjadi pendahulu dan tulang punggung dari MRP II (Leopairote, 2006) dan ERP yang muncul pada akhir 1960an. Program ini merupakan hasil kerjasama antara J.I Case, sebuah pabrikan traktor dan mesin-mesin konstruksi lainnya,
7
8 dengan IBM. Pada saat itu, software aplikasi MRP awal ini menjadi metode yang paling modern guna merencanakan dan menjadwalkan bahan yang diperlukan untuk produk yang dihasilkan melalui proses produksi yang kompleks. Versi yang lebih awal dari sistem MPC (Manufacturing Planning and Control) yang terkomputerisasi (seperti misalnya, PICS (Production and Inventory Control System) dari IBM. File master item inventori disimpan pada disket, disket transaksi yang diciptakan selama seminggu, dan melalui disket tersebut menciptakan disket master baru ditambah daftar-daftar pesanan yang didasarkan pada jumlah pesanan yang terhitung, stok pengaman dan sisa stok yang dimiliki. Dalam konteks ini, kuantitas pesanan ekonomis dihitung secara manual. b) Tahun 1970an—MRP serta perkembangan hardware dan software. Solusi MRP awal adalah besar dan mahal. Solusisolusi tersebut membutuhkan staf teknis yang banyak untuk menunjang komputer mainframe pada awalnya misalnya generasi IBM7094, dan kemudian generasi 360s dan 370s dari IBM. Perkembangan kapasitas daya tampung disket yang terus lebih cepat dan lebih tinggi merupakan teknologi besar yang memungkinkan perkembangan sistem informasi bisnis yang lebih terintegrasi. Pada akhir 1970an persaingan utama beralih dari biaya ke pemasaran. Pergeseran ini mengakibatkan penerapan strategi target pasar dengan penekanan pada perencanaan dan integrasi produksi yang lebih besar. Sistem MRP untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan baik karena adanya integrasi antara forecasting (peramalan), penjadwalan utama, pembelian, ditambah pengontrolan di lantai produksi. Perkembagan MRP
9 cukup cepat dan menjadi bagian yang fundamental dan konsep perencanaan bahan digunakan dalam manajemen produksi dan pengendalian. Masa ini juga mengalami pengenalan COPIC (Computer Based Manufacturing Control System) dari IBM. Software COPICS didesain untuk beroperasi pada komputer mainframe IBM model 360. Kemajuan ini disebut dengan MRP II (Manufacturing Resource Planning). Pada pertengahan 1970an mengalami kelahiran perusahaan software utama yang nantinya akan menjadi pabrikan ERP utama. Pada tahun 1972, sebanyak lima (5) insinyur di Manheim, Jerman, menciptakan SAP (system analyse und Programmentwicklung). Tujuan perusahaan adalah untuk menghasilkan dan memasarkan software standar bagi solusi-solusi bisnis yang terintegrasi. Lawson Software didirikan pada tahun 1975 ketika Richard Lawson, Bill Lawson, dan rekan bisnisnya John Cerullo melihat kebutuhan untuk solusi teknologi perushaan sebagai sebuah alternatif untuk menyesuaikan aplikasi software bisnis. J.D. Edwards (yang didirikan oleh Jack Thompson, Dan Gregory serta Ed McVaney) dan Oracle Corporation (oleh Larry Ellison) didirikan pada tahun 1977. Sebagaimana diketahui, Oracle menawarkan SQL (Structure Query Language) sistem manajemen data base. Pada tahun 1998 Jam Baan menggagas The Baan Corporation di Belanda untuk menyediakan layanan konsultasi keuangan dan administrasi. Pada tahun 1975 IBM menawarkan sistem manajemen dan akuntansi pabrik yang oleh Bill Robinson dari IBM dianggap sebagai pelopor ERP yang sesungguhnya. Sistem ini menciptakan pos general ledger (buku besar) dan penentuan biaya pekerjaan ditambah update peramalan (forecasting) yang keluar masuk dari inventori maupun transaksi produksi dan bisa
10 menghasilkan pesanan-pesanan produksi dari pesanan pelanggan yang menggunakan bill of material standar atau bill of material yang disertakan pada pesanan pelanggan. Aplikasi yang terintegrasi ini menempatkan MMAS (Manufacturing Management and Account System) ke level yang lebih baik karena dapat mengakomodasi buku besar, account payable, pesanan masuk dan tagihan, account receivable, analisis penjualan, penggajian, penunjang sistem pengumpulan data, penentuan produk dan produksi, kemampuan kontrol dan monitoring produksi. Pada tahap yang kedua, IBM menambahkan forecasting (peramalan), perencanaan kebutuhan kapasitas, pembelian, dan modul-modul perencanaan jadwal produksi berskala besar pada aplikasinya (Robinson, 2006). Perkembangan hardware dan software membuat sistem MRP yang sebelumnya terlihat sederhana menjadi lebih canggih. Dengan adanya perkembangan hardware yang bersifat konstan dengan harga yang sesuai, dan perkembangan software yang terus cepat, dan dimungkinkan untuk menambah fungsi-fungsi yang bisa mengakses data base terpusat. Teknologi baru memungkinkan untuk perluasan sistem untuk mendukung peningkatan jumlah fungsi dengan menawarkan keunggulan integrasi. Pada tahun 1978 SAP merilis versi software-nya yang semakin lebih terintegrasi, yang disebut sistem SAP R/2. Sistem R/2 memanfaatkan secara penuh teknologi komputer mainframe saat itu, yang memungkinkan untuk interaktivitas antara modul-modul juga kemampuan tambahan seperti misalnya penelusuran pesanan.
11 c) Tahun 1980an—MRP II JD Edwards mulai berfokus pada software yang bisa digunakan untuk menulis untuk sistem /38 IBM pada awal 1980an. Sistem ini menjadi alternatif yang jauh lebih murah dibandingkan komputer mainframe. Sistem ini menyediakan disk drive yang fleksibel dengan kapasitas yang berguna untuk bisnis yang berskala kecil dan sedang. Istilah MRP mulai diterapkan pada fungsifungsi yang mencakup fungsi yang lebih mengarah pada penggunaan perencanaan sumberdaya manufaktur daripada perencanaan kebutuhan bahan. Akhirnya MRP II digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki sistem yang lebih baru. Sejalan dengan perubahan dalam ruang lingkup software aplikasi ini, persaingan manufaktur pada tahun 1980an berubah ke kualitas dengan munculnya ”guruguru” dibidang mutu seperti; Deming, Juran, Crosby, Ishikawa, dan yang lainnya. Strategi manufaktur menekankan kontrol proses yang lebih besar, manufaktur kelas dunia, dan terfokus pada penurunan biaya overhead. Penjadwalan closed loop, pelaporan lantai produksi yang lebih tepat, dan hubungan yang saat bersamaan (due date) antara penjadwalan dengan pembelian, ditambah sifat pelaporan biaya secara terinci dari sistem MRP II yang berkembang terus, yang ditujukan untuk menunjang inovasi-inovasi baru. Pada awal 1980an, Ollie Wight menyebut sistem baru ini dengan nama ”perencanaan kebutuhan bisnis”, hanya saja nama ini telah didaftarkan sebagai sebuah merek lebih dahulu oleh sebuah perusahaan. Hal ini membuatnya menyebut sistem-sistem itu sebagai sistem ”MRP II”, yang sejak akhir 1980an diterjemahkan sebagai ”Manufacturing Resources Planning”.
12 JD Edwards dan IBM memperkenalkan sistem 32 IBM dan yang lebih baru IBM AS400 sebagai sistem komputer pilihan. Dengan sistem-sistem ini, cara operasi yang normal adalah operasi batch dimana secara periodik tugas-tugas akan dijalankan dan print out yang banyak menghasilkan pendokumentasian keadaan perusahaan saat itu. Komputer IBM yang ukurannya lebih kecil ini diprogram dalam RPG2, bahasa pemrograman yang berorientasi pada transaksi yang dikembangkan oleh IBM dan disesuaikan secara tepat dengan pemrosesan batch. Sebagai sebuah alternatif, digital equipment coorporation (DEC) selama masa ini mengembangkan sistem komputer mini yang menjalankan sistem operasi UNIX multiuser. Kondisi ini memberikan kemungkinan untuk penangkapan transaksi pada saat itu juga dan pendukung keputusan yang lebih baik karena laporan-laporan bisa tersedia saat dibutuhkan. Pada tahun 1981 perusahaan software yang masih baru Baan telah mulai menggunakan UNIX sebagai sistem operasi mereka yang utama pada komputer DEC generasi awal. Baan mengeluarkan product software utamanya yang pertama pada tahun 1982 dan sejak 1984 berfokus mengembangkan software untuk manufaktur. Pada tahun 1983, DEC mengeluarkan komputer VAXnya, sebuah upgrade besar-besaran melebihi komputerkomputer multiuser sebelumnya. Selain itu, sistem data base SQL ditulis dengan bahasa pemrograman C yang bisa dipindah-pindahkan dan dikembangkan oleh Oracle pada akhir tahun 1970an yang dibuat secara luas. Keadaan tersebut menawarkan fleksibilitas dalam kemampuan untuk menulis software yang bisa dijalankan pada komputer-komputer dari manufaktur yang berbeda. Perusahaan software PeopleSoft didirikan oleh Dave Duffield dan Ken Morris pada tahun 1987 yang menawarkan Human Resource Management System
13 (HRMS) yang inovatif pada tahun 1988, dan dengan penambahan PeopleSoft, semua perusahaan software ERP utama kini semakin kokoh. Terdapat banyak perusahaan lain yang menawarkan software bisnis, SAP, IBM, JD Edwards, BAN, PeopleSoft dan Oracle bisa membuktikan memiliki dampak yang paling besar pada perkembangan software MRP di masa datang. Pada akhir tahun 1980an IBM keluar dengan update software COPICS mereka yang baru, yang memperkenalkan singkatan kata CIM (Computer Integrated Manufacturing). Kerangka CIM yang lebih baru ini menawarkan strategi yang lengkap untuk membantu mengintegrasikan informasi secara konsisten dan efektif pada seluruh perusahaan. Kerangka ini memiliki tiga tingkat pendukung, pada level tertinggi yang mendukung bagian-bagian fungsional dan meliputi Pemasaran, Operasi Pabrik, Distribusi Fisik, dan Manajemen Bisnis. Struktur CIM memiliki lapisan pendukung, yang meliputi administratif, pengembangan aplikasi dan keputusan. Lapisan paling bawah merupakan serangkaian aplikasi inti yang meliputi: database, tools, komunikasi dan presentasi. Acuan ini terjadi pada ”seluruh perusahaan”, perpindahan dari MRP awal ke MRP II ke CIM ke ERP (IBM, 1989; Robinson, 2006). d) Tahun 1990an—MRP II dan Sistem ERP awal Istilah ERP ditemukan pada awal 1990an oleh Gartner Group (Wylie, 1990) dimana ERP didefinisikan meliputi kriteria evaluasi tingkatan yang software-nya benar-benar terintegrasi baik di seluruh maupun di dalam berbagai bagian fungsional. Sebagai contoh, Bill Robinson dari IBM merasa bahwa MAPICS kekurangan kriteria, karena program ini dianggap kekurangan integrasi secara otomatis antara aktivitas operasional dan transaksi akuntansi yang sama. Dengan kata lain,
14 implikasi akuntansi dari pergerakan inventori di dalam perusahaan dan di luar perusahaan, produksi dari bahan baku ke work-in-process (WIP) ke inventori barang jadi, ditambah transaksi pengiriman dan penerimaan, yang tidak secara langsung terlihat di dalam buku besar (general ledger) dalam arti masih terdapat selang waktu. Mengikuti tren globalisasi, software Baan tersebar ke 35 negara melalui saluran pemasaran tidak langsung. Sejak tahun 1995 Baan telah mengembangkan hingga lebih dari 1800 pelanggan di seluruh dunia dengan lebih dari 1000 karyawan. Mengikuti tema globalisasi, PeopleSoft mendirikan kantor-kantor di Kanada, Eropa, Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Selatan, serta Lingkar Pasifik pada tahun 1991. Pada tahun 1992 ditandai dengan rilis product R/3 dari perusahaan SAP. Ciri utama yang membedakan R/3 dengan sistem ERP sebelumnya adalah penggunaan arsitektur hardware client-server. Susunan ini memungkinkan sistem berjalan pada berbagai platform komputer seperti misalnya UNIX dan Windows NT. R/3 juga didesain dengan pendekatan arsitektur terbuka, memungkinkan perusahaan pihak ketiga untuk mengembangkan software yang bisa berintegrasi dengan SAP R/3. Arsitektur baru ini merupakan kemunculan yang signifikan dari platform komputer mini komputer tunggal (Digital Equipment VAX dan IBM AS400) dan mainframe (IBM 370) dari generasi masa lalu. Kemampuan untuk mendistribusikan muatan komputer ke berbagai komputer kecil secara khusus menarik karena biaya penggunaan hardware yang relatif rendah. Sejak tahun 1999 dominasi IBM pada tahun 1980an telah menurun ketika JD Edwards, Oracle, PeopleSoft, Baan dan SAP semakin mengendalikan pasar software ERP. Berikut ini statistik industri dari tahun 1999:
15 •
JD Edwards memiliki lebih dari 4700 pelanggan dengan lokasi lebih dari 100 negara. • Oracle memiliki 41.000 pelanggan di seluruh dunia, dengan 16.000 di Amerika Serikat. • Software PeopleSoft digunakan oleh lebih dari 50% pada pasar human resources. • SAP adalah perusahaan software antar perusahaan yang terbesar di dunia dan secara keseluruhan pemasok software independen terbesar keempat di dunia. SAP mempekerjakan lebih dari 20.000 orang di lebih dari 50 negara. • Lebih dari 2800 dari sistem perusahaan dari Baan telah diimplementasikan pada kira-kira 4800 lokasi di seluruh dunia. Pada dasarnya faktor utama dalam perkembangan sistem dan software ERP selama masa ini adalah permasalahan tahun 2000 (Y2K) diantisipasi sebagai persoalan utama dalam pergantian abad. Perusahaan yang terdaftar dalam Majalah Fortune 1000 juga perusahaanperusahaan skala kecil maupun menengah (SMEs) cepatcepat menerapkan ERP yang baru sebagai suatu cara untuk mengatasi kesesuaian yang diperlukan untuk menerima software sistem yang tidak memenuhi Y2K. Banyak anggapan, keberhasilan melewati persoalan Y2K, dibarengi dengan peningkatan teknologi, mengisyaratkan pada konsolidasi industri yang harus segera dimulai. e) Tahun 2000an—konsolidasi pabrikan software Y2K merupakan peristiwa tunggal yang menandakan terciptanya kematangan industri ERP maupun konsolidasi para pabrikan ERP kecil dan besar. Tahun 2002, yang beriringan dengan meledaknya teknologi internet, perusahaan software sedang berupaya mencari cara untuk meningkatkan penawaran dan meningkatkan pangsa pasar. Antara tahun 2000 dan 2002
16 perusahaan software menghadapi tekanan untuk memperkecil ukuran software yang menyusul pada perkembangan yang pesat. Allen melaporkan bahwa merger terlihat menarik dari berbagai sudut pandang. Pertama, product software sifatnya saling melengkapi; product JD Edwards lebih kuat dalam bidang pabrikasi, akuntansi dan keuangan sedangkan PeopleSoft sangat kuat dalam hal produk bidang sumber daya manusia. Kedua, terdapat tumpang tindih pada product yang mereka tawarkan. Selanjutnya, perusahaan hasil merger bisa menawarkan portofolio software yang jauh lebih lengkap kepada kelompok pelanggan yang tergabung. Yang terakhir, kedua perusahaan bisa melihat bahwa merger akan menghasilkan suatu perusahaan yang lebih besar dibandingkan Oracle, pesaing utama mereka bersama SAP.
2.1.1
Modul Software ERP
Secara modular, software ERP biasanya terbagi atas modul utama yakni Operasi serta modul pendukung yakni Finansial, Distribusi&Manufakturing serta Human resource serta Sumber Daya Manusia (Zeplin, 2007), antara lain: A. Financial 1. FI - Financial Accounting Ditujukan untuk menyediakan pengukuran berkelanjutan terhadap keuntungan perusahaan. Modul FI juga mengukur kinerja keuangan perusahaan, berdasarkan pada data transaksi intenal maupun eksternal. Modul FI menyediakan dokumen keuangan yang mampu melacak (mengaudit) setiap angka yang terdapat dalam suatu laporan keuangan hingga ke data transaksi awalnya.
17 2. CO-Controlling Fungsi dari modul CO adalah untuk mendukung empat kegiatan operasional: • Pengendalian capital investment. • Pengendalian aktivitas keuangan perusahaan, memonitor dan merencanakan pembayaran. • Pengendalian pendanaan terhadap pembelian, pengadaan dan penggunaan dana di setiap area. • Pengendalian biaya dan profit berdasarkan semua aktivitas perusahaan. 3. IM - Investment Management Fungsi dari modul IM ini saling melengkapi dengan fungsi yang dijalankan oleh modul TR, namun modul IM lebih spesifik ditujukan untuk menganalisis kebijakan investasi jangka panjang dan fixed assets dari perusahaan dan membantu manajemen dalam membuat keputusan. 4. EC - Enterprise Controlling Tujuan dari modul EC adalah untuk memberikan akses bagi Enterprise Controller mengenai hal-hal berikut: • Kondisi keuangan perusahaan. • Hasil dari perencanaan dan pengendalian perusahaan. • Investasi. • Maintenance dari aset perusahaan. • Akuisisi dan pengembangan SDM perusahaan. • Kondisi pasar yang berkaitan dengan pengambilan keputusan, seperti ukuran pasar, market share, competitor performance. • Faktor-faktor struktural dari proses bisnis, seperti struktur produksi, struktur biaya, neraca dan laporan rugi laba.
18 5. TR – Treasury Modul TR berfungsi untuk mengintegrasikan antara cash management dan cash forecasting dengan aktivitas logistik dan transaksi keuangan. B. Distribution dan Manufacturing 1. LE - Logistics Execution Modul LO juga merupakan modul yang terintegrasi dengan modul yang lainnya, yaitu modul PP, EC, SD, MM, PM dan QM. Pada intinya, modul ini fokus pada pengaturan logistik dari masa purchasing hingga distribusi. Dari purchase requisition, good receipt hingga delivery. 2. SD - Sales Distribution Desain dari modul SD ditekankan kepada penggunaan strategi penjualan yang sensitif terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Prioritas utama dari penggunaan modul ini adalah untuk membuat struktur data yang mampu merekam, menganalisis, dan mengontrol aktivitas untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan dan menghasilkan profit yang layak dalam periode akuntansi yang akan datang. 3. MM - Materials Management Fungsi utama dari modul MM adalah untuk membantu manajemen dalam aktivitas sehari-hari dalam tipe bisnis
apapun yang memerlukan termasuk energi dan servis.
konsumsi
material,
4. PP - Production Planning Modul PP ini berfungsi dalam merencanakan dan mengendalikan jalannya material sampai kepada proses pengiriman produk.
19
5. PM - Plant Maintenance Modul PM berfungsi untuk mendukung dan mengontrol pemeliharaan peralatan dan bangunan secara efektif, mengatur data perawatan, dan mengintegrasikan data komponen peralatan dengan aktivitas operasional yang sedang berjalan. 6. QM - Quality Management Modul QM terintegrasi dengan modul PP-PI Production. Salah satu fungsi dari modul QM adalah untuk menyediakan master data yang dibutuhkan berdasarkan rekomendasi dari ISO-9000 series. 7. PS - Project System Modul PS dikonsentrasikan untuk mendukung kegiatankegiatan berikut ini: • Perencanaan terhadap waktu dan nilai. • Perencanaan detail dengan menggunakan perencanaan cost element atau unit cost dan menetapkan waktu kritis, pendeskripsian aktivitas dan penjadwalan. • Koordinasi dari sumber daya melalui otomasi permintaan material, manajemen dan kapasitas material, serta sumber daya manusia. • Monitoring terhadap material, kapasitas dan dana selama proyek berjalan. • Penutupan proyek dengan analisis hasil dan perbaikan C. Human Resources • •
Memudahkan melaksanakan manajemen yang efektif dan tepat waktu terhadap gaji, benefit dan biaya yang berkaitan dengan SDM perusahaan. Melindungi data personalia dari pihak luar.
20 •
2.2
Membangun sistem rekruitmen dan pembangunan SDM yang efisien melalui manajemen karir
Analytical Hierarchy Process (AHP)
2.2.1
Pengertian Analytical Hierarchy Process
Proses pengambilan keputusan pada dasarnya adalah memilih suatu alternatif. Peralatan utama Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah suatu hirarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. Dengan hirarki, suatu masalah kompleks dan tidak berstruktur dipecahkan ke dalam kelompokkelompoknya. Kemudian kelompok-kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hirarki. Beberapa hal yang perlu diperhatikan didalam melakukan proses penjabaran hirarki tujuan, yaitu: •
Pada saat penjabaran tujuan ke dalam sub tujuan, harus diperhatikan apakah setiap aspek dari tujuan yang lebih tinggi tercakup dalam sub tujuan tersebut.
•
Meskipun hal tersebut terpenuhi, perlu menghindari terjadinya pembagian yang terlampau banyak, baik dalam arah horisontal maupun vertikal.
•
Untuk itu, sebelum menetapkan suatu tujuan untuk menjabarkan hirarki tujuan yang lebih rendah, maka dilakukan tes kepentingan, ”apakah suatu tindakan/hasil yang terbaik akan diperoleh bila tujuan tersebut tidak dilibatkan dalam proses evaluasi?”
Model AHP pendekatannya hampir identik dengan model perilaku politis, yaitu merupakan model keputusan (individual) dengan menggunakan pendekatan kolektif dari proses pengambilan keputusannya. AHP yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak. Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas, ketidakpastian persepsi pengambil keputusan serta
21 ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat atau bahkan tidak ada sama sekali. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga data tidak mungkin dapat dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan persepsi pengalaman dan intuisi. Namun tidak menutup kemungkinan bahwa model-model lainnya ikut dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam memahami para pengambil keputusan individual pada saat proses penerapan pemahaman ini. Kelebihan AHP dibandingkan dengan yang lainnya adalah: 1. Struktur yang berhirarki, sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih, sampai pada sub-sub kriteria yang paling dalam. 2. memperhitungkan validitas sampai dengan batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang dipilih oleh para pengambil keputusan. 3. Memperhitungkan daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas pengambil keputusan. Selain itu, AHP mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi-obyektif dan multi kriteria yang berdasar pada perbandingan preferensi dari setiap elemen dalam hirarki. Jadi, model ini merupakan suatu model pengambilan keputusan yang komprehensif. Pada dasarnya langkah-langakah dalam metode AHP meliputi: 1. Mendefinisikan diinginkan.
masalah
dan
menetukan
solusi
yang
2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan sub tujuan-sub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.
22 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat diatasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. 4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan. 5. Menghitung nilai eigen dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi. 6. Mengulang langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki. 7. Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor eigen merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan. 8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 persen maka penilaian data judgement harus diperbaiki. Secara naluri, manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Proses yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu (Saaty, T. L 1990) menetapkan skala kuantitatif 1 sampai dengan 9 untuk menilai perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen terhadap elemen lain, dapat dilihat pada tabel 2.1.
23 Tabel 2.1 Tabel penilaian AHP Intensitas kepentingan
Keterangan
Penjelasan
1
Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
Pengalaman dan penilaian sangat kuat meyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya
7
Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya
Satu elemen yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan Nilai ini dierikan bila ada dua kompromi diantara dua pilihan
24 2.2.2
Metode Exponential Smoothing
Pada dasarnya formulasi matematis pada model AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu sub sistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemenelemen operasi A1, A2, ..., An, maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matriks perbandingan. Perbandingan berpasangan dimulai dari tingkat hirarki yang paling tinggi, dimana suatu kriteria digunakan sebagai dasar pembuatan perbandingan. Selanjutnya perhatikan elemen yang akan diperbandingkan. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.2 berikut. Tabel 2.2 Tabel Matriks Berpasangan
A1
A2
...
An
A1
A11
A12
...
A1n
A2
A21
A22
...
A2n
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
An
An1
An2
...
Ann
Matriks An x n merupakan matriks resiprokal. Dan diasumsikan terdapat n elemen, yaitu w1, w2, ..., wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai (judgement) perbandingan secara berpasangan antara (w1, w2) dapat dipresentasikan sebagai matriks tersebut.
25 wi = a (i, j ) wj
(1)
Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan unsur-unsurnya adalah aij, dengan i, j = 1,2, ..., n. Jadi
⎛ w1 / w1 ⎜ ⎜w / w A =⎜ 2 1 ... ⎜ ⎜w / w ⎝ n 1
w1 / w2 w2 / w2 ... wn / w2
... w1 / wn ⎞ ⎟ ... w2 / wn ⎟ ⎟ ... ⎟ ... wn / wn ⎟⎠
(2)
Kemudian dilihat dari baris ke-I pada matriks A diatas :
a (i,1), a (i, 2 ), ... a(i, j ),
... a (i, n ),
(3)
Atau
wi , w1
wi wi wi , ... , ... w2 wj wn
(4)
Jika dikalikan elemen pertama dengan w1, kedua dengan w2 dan seterusnya, maka akan diperoleh barisan yang identik dengan wI, wI, wI, …, wI. Jadi diperoleh:
wI =
1 n ∑ a(i, j )wI n j =1
; (i, j = 1, 2, ..., n)
(5)
Yang ekuivalen, adalah: n
∑ a(i, j )w j =1
I
= n wI
; (i, j =1, 2, ..., n)
(6)
26 Atau Aw=nw Dalam penentuan nilai eigen dan vector eigen haruslah dipilih satu yang sesuai dengan tujuan yaitu kriteria maksimum, pemilihan ini berguna untuk mengurangi inkonsistensi, atau dengan kata lain Aw = λmax w dengan λmax = nilai eigen yang maksimum. Salah satu keuntungan AHP dibandingkan dengan model-model pengambilan keputusan yang lain adalah tidak adanya syarat konsistensi mutlak 100%.
2.2.3
Perhitungan Konsistensi
Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut, harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal, sebagai berikut: • •
Hubungan kardinal : aij.ajk = aik Hubungan ordinal : Ai > Aj , Aj>Ak , maka Ai > Ak
Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut: a) Dengan melihat peferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak 4 kali dari mangga, dan mangga lebih enak 2 kali dari pisang, maka anggur lebih enak 8 kali dari pisang. b) Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga, dan mangga lebih enak dari pisang, maka anggur lebih enak dari pisang. Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang. Dalam teori matriks diketahui bahwa kesalahan kecil pada koefisien akan menyebabkan penyimpangan kecil pula pada eigen value. Dengan mengkombinasikan apa yang telah diuraikan sebelumnya, jika diagonal utama dari matriks A bernilai satu dan jika A konsisten, maka penyimpangan kecil dari aij akan tetap
27 menunjukkan eigen value terbesar, λmaks, nilainya akan mendekati n dan eigen value sisanya akan mendekati nol. Penyimpangan dari konsistensi dinyatakan dengan Consistency Index (CI), dengan persamaan:
CI =
λ −n
(7)
n −1
Dimana:
λ = λmaks (eigen value maksimum) n = ukuran matriks Consistency Index (CI); matriks random dengan skala penilaian 9 (1 sampai dengan 9) beserta kebalikannya sebagai Random Index (RI). Berdasarkan perhitungan (Saaty, T. L 1990) dengan menggunakan 500 sampel, jika judgement numerik diambil secara acak dari skala 1/9, 1/8, ..., 1, 2, ..., 9 akan diperoleh rata-rata konsistensi untuk matriks dengan ukuran yang berbeda sebagai berikut: Tabel 2.3 Nilai Rasio Inkonsistensi
Ukuran Matriks
Nilai RI
1,2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 1,57 1,59
28 Perbandingan antara CI dan RI untuk matriks didefinisikan sebagai Consistency Ratio (CR).
CI (8) RI Untuk model AHP, matriks perbandingan dapat diterima jika nilai Consistency Ratio ≤ 0,1 CR =
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini akan diuraikan tentang kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini dari awal (Identifikasi masalah) sampai akhir pembahasan dengan didapatkannya kesimpulan beserta metode pemecahan yang dipakai dalam Tugas Akhir ini. Berikut langkah-langkah terlihat pada Gambar 3.1.
29
30 Otomatisasi Software Expert Chioce 1
Mengembangkan matriks perbanigan untuk masing-masing kriteria/alternatif dengan objektif pencapaian masing-masing kriteria/alternatif
Menghitung bobot relatif masing-masing alternatif
Tidak
Menghitung Indeks konsistensi (CI)
0 ≤ CI ≤ 0,1
Ya Pilih Alternatif yang menentukan tingkat kepentingan relatif besar
Kesimpulan dan Saran
Gambar 3.1 Langkah-Langkah Pemecahan Masalah
Tahapan penyelesaian permasalahan yang terstruktur secara metodologis akan lebih membantu dalam mengarahkan proses evaluasi sehingga bisa didapatkan hasil penelitian yang lebih komprehensif dan optimal. Berikut uraian tentang tahapantahapan analisa yang akan dilakukan dalam penyusunan tugas akhir ini.
31 3.1
Identifikasi Masalah
Agar pengerjaan tugas akhir ini lebih terarah, maka perlu direncanakan langkah-langkah yang akan dilakukan secara berurutan sehingga dapat dicapai hasil seperti yang diharapkan dalam tujuan pembuatan tugas akhir ini. Permasalahan pada tugas akhir ini adalah melakukan pemilihan software ERP untuk perusahaan manufaktur.
3.2
Menetapkan Tujuan Penelitian
Mengacu pada uraian yang telah diberikan diatas maka tujuan dari Tugas Akhir ini yaitu mendapatkan prioritas software ERP yang tepat untuk perusahaan manufaktur dengan pendekatan Analytical Hierarchy Process, diharapkan kinerja perusahaan dapat lebih optimal setelah diberikan masukan software ERP yang tepat bagi perusahaan.
3.3
Studi Literatur
Studi Literatur adalah tahapan sebagai upaya identifikasi model penyelesaian yang dapat digunakan untuk menganalisa permasalahan yang diamati. Studi ini dilakukan dengan mempelajari berbagai referensi yang berhubungan dengan proses analisa manajerial, baik yang terdapat di dalam referensi maupun di dalam hasil penelitian hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan untuk kemudian dilakukan penyesuaian dengan karakteristik permasalahan yang dievaluasi. Teori yang digunakan sebagai penunjang penelitian ini adalah metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
32 3.4
Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan dilakukan sebagai upaya untuk mengenali permasalahan yang lebih jauh sehingga nantinya evaluasi yang dilakukan dapat benar-benar disesuaikan dengan kondisi yang sebenarnya. Survey di lapangan digunakan untuk melihat bagaimana objek yang akan diteliti, sebelum dilakukan penelitian secara mendalam. Sebelum dilakukan penelitian, sangat penting untuk dapat memahami objek yang akan diteliti, sehingga perlu dilakukan survey pendahuluan pada perusahaan yang telah melakukan integrasi terhadap software ERP , yaitu PT. Telkom, PT. Johnson&Johnson dan PT. Bumitama Gunajaya Agro.
3.5
Identifikasi Alternatif
Identifikasi alternatif penelitian ini dilakukan untuk menentukan alternatif-alternatif yang akan diukur dalam penelitian ini. Alternatif yang telah ditentukan disini (Wei, et. al, 2004) selanjutnya akan digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kuisioner yang akan diisi oleh responden yang terdiri dari Manajer setiap Divisi Fungsional dari perusahaan manufaktur.
3.6
Identifikasi Kriteria Terkait
Identifikasi kriteria yang terkait pada penelitian ini (Wei, et. al, 2004) adalah untuk menentukan kriteria yang dapat mewakili setiap alternatif, sehingga kriteria tersebut dapat mendekati dari tujuan penelitian ini.
3.7 3.7.1
Tahapan Penelitian Jenis Data
Data adalah suatu bahan mentah dalam penelitian yang dikumpulkan melalui prosedur yang sistematik dan standar, untuk diolah agar dapat memberikan informasi yang diinginkan dan membantu dalam pengambilan keputusan. Menurut Usman dan
33 Akbar (1995), secara garis besar data terdiri dari : data nominal (N), data ordinal (O), data interval (I), dan data rasio (R). Jenis data tersebut dapat dipakai sebagai tingkat pengukuran dengan memberikan angka-angka pada suatu variabel menurut aturan yang ditentukan. Kuisioner yang dibagikan kepada konsumen pada penelitian ini menggunakan data nominal (N) dan data interval (I), sehingga analisa yang dapat dilakukan adalah analisa deskriptif. Kuisioner tersebut diolah dengan menggunakan program Expert Choice 2000 (analisa AHP). Kuisioner yang dibagikan kepada pihak manajemen fungsional perusahaan menggunakan konsep perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dan data yang didapatkan diolah dengan menggunakan program Expert
Choice 2000. 3.7.2
Sumber Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berasal dari data primer, data yang langsung didapat dari responden dan data sekunder, data yang didapat dari instansi lain, dari PT. Telkom berupa data seperti modul-modul software ERP, dari PT. Johnson&Johnson berupa data kelebihan dan kekuranga software ERP dan dari PT. Bumitama Gunajaya Agro berupa data requirement hardware untuk melakukan implementasi ERP, serta data yang didapat dari konsultan ERP.
3.7.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui angket atau kuisioner (questionnaire), wawancara (interview) dan pengamatan (observation). Kuisioner disebar kepada pihak manager dari setiap divisi PT. Surabaya Wire yang akan dijadikan sample. Wawancara dilakukan terhadap pihak konsultan ERP.
34 3.8
Tahap Pengolahan Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah dengan menggunakan metode AHP (Analytical Hierarchy Process). Dimana di dalamnya terdapat nilai dari indeks pada pendapat acak yang disebut Random Index, yang dipakai untuk menghitung inkonsistensi pendapat. Jika rasio indeks inkonsistensi dari keputusan terhadap indeks acak, yang disebut dengan Inconsistency Ratio menunjukkan lebih besar dari 10%, maka pendapat dianggap inkonsisten. Kemudian dengan mengembangkan perbandingan matriks berpasangan untuk masing-masing kriteria/alternative. Setelah itu dihitung bobot relatif masing-masing alternative. Dan bila Inconsistency Ratio menunjukkan lebih lecil dari 10%, maka diteruskan dengan menghitung Global Score untuk setiap alternatif. Setelah itu dipilih alternatif yang menentukan tingkat kepentingan relatif besar. Yang perlu dilakukan sebelum melakukan analisa AHP (Saaty, T. L. 1990), yaitu: 1. Menentukan tujuan AHP secara keseluruhan. Tujuan AHP penelitian ini adalah melakukan pemilihan software ERP yang tepat untuk perusahaan manufaktur. 2. Menentukan aktor yang berperan dalam pengambilan keputusan (decision making). Aktor yang berperan dalam penelitian ini adalah Manajer dari setiap divisi fungsional. 3. Menentukan kriteria yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai tujuan (goal). Kriteria yang dipertimbangkan oleh para manajer adalah faktor sistem dan faktor vendor. 4. Menentukan subkriteria yang berada di tingkat bawah setelah kriteria. Subkriteria dipertimbangkan oleh pihak tim penelitian. 5. Menentukan alternatif yang digunakan untuk mencapai tujuan (goal). Dalam tugas akhir ini proses penghitungan AHP secara manual tidak dilakukan, tetapi dengan menggunakan software
35 expert choice, dimana software ini merupakan sebuah solver untuk menyelesaikan permasalahan AHP. Sofware expert choice mempersingkat perhitungan manual AHP. Penggunaan software expert choice perlu dilakukan untuk memudahkan dalam menentukan proses normalisasi, mengetahui konsistensi dan pembobotan dari setiap kriteria.
3.9
Membuat Kesimpulan dan Saran
Langkah terakhir dari tugas akhir ini adalah membuat kesimpulan dari pembahasan masalah yang telah dilakukan sebelumnya serta membuat saran-saran yang dapat digunakan khususnya PT. Surabaya Wire dalam menggunakan software ERP yang diterapkan dalam manajemennya.
36
Halaman ini sengaja dikosongkan.
BAB IV PENGUMPULAN DATA Pada bab ini dilakukan pengumpulan data yang berhubungan dengan penelitian dan juga proses bisnis di PT. Surabaya Wire yang dilakukan dengan cara survei dan wawancara, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut.
4.1
Profil Perusahaan
PT. Surabaya Wire adalah sebuah perusahaan manufaktur pembuatan paku, kawat paku, bendrad dan besi potong. Perusahaan tersebut memiliki 179 karyawan yang berpengalaman, didalam bidangnya keahlian masing-masing. PT. Surabaya Wire merupakan perusahaan manufaktur industri olahan kawat dengan Merk Dagang Super Quat, Super Pro dan Super Grade. Hasil produksinya dipasarkan di dalam maupun di luar negeri, perusahaan tersebut melakukan ekspor hasil olahan kawat ke Amerika dan Australia, untuk pasar lokal di daerah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Sebagai perusahaan manufaktur, PT. Surabaya Wire menjual produknya langsung kepada konsumen, tidak melalui distributor.
4.2
Unit Bisnis pada PT. Surabaya Wire
Seperti tampak pada Gambar 4.1, PT. Surabaya Wire memiliki lima divisi, yaitu Divisi Pemasaran, Divisi Human Resource, Divisi Information Technology, Divisi Produksi dan Divisi Finance&Accounting. Para Manager pada setiap divisi bertanggung jawab langsung pada President Director.
37
38 PRESIDENT DIRECTOR
MARKETING MANAGER
PURCHASING
HUMAN RESOURCE MANAGER
QUALITY ASSURANCE
TRADE & SALES
FINANCE & ACCOUNTING MANAGER
FINANCE
PRODUCTION MANAGER
INFORMATION TECHNOLOGY MANAGER
DRAWING CUTTING
ACCOUNTING NAIL & PACKAGING
PPIC & WAREHOUSE
QUALITY CONTROL
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Surabaya Wire
4.2.1
President Director
President Director merupakan pimpinan perusahaan yang bertugas untuk membuat perencanaan strategis untuk perusahaan. President Director tidak turut serta dalam kegiatan operasional dan termasuk jajaran top management yang berkaitan dengan manajemen strategis jangka panjang perusahaan. Untuk membantu tugasnya, President Director memerlukan berbagai laporan seperti laporan produksi, laporan penjualan, laporan pembelian, laporan mengenai kondisi keuangan perusahaan, laporan persediaan barang, laporan kepegawaian, dan juga informasi mengenai produk yang dihasilkan perusahaan. Gambar 4.2 berikut menunjukkan berbagai laporan yang diperlukan oleh President Director.
39
Gambar 4.2 Tugas-Tugas President Director
4.2.2
Human Resource Manager
Tugas dari Human Resource Manager adalah bertanggung jawab terhadap masalah sumber daya manusia, kepegawaian dan administrasi perusahaan seperti mengelola datadata pegawai. Divisi Human Resource bertanggung jawab langsung dengan presiden director merupakan pimpinan dari PT. Surabaya Wire.
4.2.3
Marketing Manager
Divisi Marketing sebagai divisi untuk permasalahan penjualan dan pemasaran di PT. SURABAYA WIRE. Untuk membantu tugasnya, Divisi Marketing memiliki wewenang untuk melihat laporan penjualan. Tugas Divisi Marketing terlihat pada Gambar 4.3.
40
Gambar 4.3 Tugas Marketing Manager
4.2.4
Finance dan Accounting Manager
Manager Finance dan Accounting memimpin Finance&Accounting Division dan bertugas membuat kebijakan finansial dan bertugas mempersiapkan proyeksi keuangan perusahaan jangka pendek maupun jangka panjang, memonitor budget, aliran kas, serta kebijakan keuangan perusahaan. Mengatur prosedur kontrol budget, pinjaman & piutang serta membuat laporan rugi/laba/neraca. Finance dan Accounting Manager juga bertugas membina hubungan baik dengan bank dan membuat laporan yang diperlukan. Pada Gambar 4.4 berikut menunjukkan mengenai tugas Finance dan Accounting Manager.
41
Gambar 4.4 Tugas Finance dan Accounting Manager
4.2.5
Production Manager
Production Manager terdiri dari Drawing Cutting, Nail&Packaging, Engineering, PPIC&Warehouse dan Quality Control. Manager Operasional Bertugas membuat perencanaan/persiapan produksi, impor material, membuat spesifikasi produk, serta memeriksa hasil akhir—baik kualitas dan kuantitas dan memberikan training kepada para staf yang akan menggantikannya. Pada Gambar 4.5 dapat dilihat tugas-tugas dari Production Manager.
Gambar 4.5 Tugas-Tugas Production Manager
42 4.2.6
Divisi Information Technology
Divisi Information Technology bertugas mengelola infrastruktur sistem di P.T. SURABAYA WIRE. Termasuk diantaranya mengelola hak akses pengguna sistem dan merawat sistem yang digunakan. Tugas-tugas IT Manager dapat dilihat pada Gambar 4.6 di bawah ini.
Gambar 4.6 Tugas-Tugas IT Manager
4.3
Proses Bisnis Perusahaan
Pada Gambar 4.7 di bawah ini dapat dilihat aliran pemesanan produk hingga pengiriman kembali produk yang dipesan. Pada gambar tersebut nampak bahwa proses produksi berjalan bila ada pemesanan produk dari agen. Proses produksi semacam ini disebut make-to-order.
43
Gambar 4.7 Aliran Pemesanan Produk Hingga Pengiriman
• • •
•
•
Gambar 4.7 dapat dijelaskan sebagai berikut. Agen memesan produk—Kawat (sesuai dengan pesanan)—ke Marketing Division melalui telepon, fax, atau email. Marketing Division melakukan cek persediaan produk jadi. Jika tersedia maka produk langsung dikirim ke agen. Jika tidak maka Marketing Divisiont membuat permintaan produksi ke Production Division. Marketing Division membuat laporan penjualan ke Financial Division.
44 •
• • • • • • • •
Permintaan produksi membuat Production Division memeriksa persediaan bahan baku dan bahan penolong yang dibutuhkan untuk menjalankan proses produksi. Bila bahan baku dan bahan pendukung yang dibutuhkan tidak tersedia, Production Division akan membuat order pembelian ke Commercial Division. Commercial Division melakukan pemesanan ke Supplier dan membuat laporan pembelian ke Financial Division. Supplier mengirimkan bahan baku dan bahan penolong ke perusahaan yang kemudian disimpan di gudang. Setelah bahan baku dan bahan penolong tersedia, Production Division membuat perintah produksi. Proses produksi berjalan dengan menghasilkan produk jadi berupa olahan kawat (sesuai dengan pesanan pelanggan). Produk jadi dikemas dalam bentuk kotak/pak. Setiap pak berisi beberapa lusin produk. Kotak/pak ini kemudian disimpan di gudang produk jadi. Setelah produk yang disimpan mencukupi jumlah produk yang dipesan, maka pak tersebut kemudian dikirim ke agen yang telah melakukan pemesanan sebelumnya.
•
4.4
Data Software ERP
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari lapangan sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan terkait yang telah mengimplementasikan software ERP (SAP dan ORACLE) dan referensi yang menunjang penelitian ini.
45 Tahap awal untuk kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara kepada perusahaan yang telah mengimplementasikan software ERP dan juga konsultan software ERP (SAP dan ORACLE) untuk mengetahui kriteria tentang software ERP dari biaya sampai dengan pelayanan yang diberikan. Kemudian dilakukan wawancara terhadap pihak PT. Surabaya Wire dan penyebaran kuisioner untuk mendapatkan data dari responden, kuisioner dibagikan kepada orang yang benar-benar berkompeten pada bidangnya (hasil dari kuisioner terlampir pada lampiran kuisioner). Sebelum dilakukan penyebaran kuisioner yang ditujukan kepada PT. Surabaya Wire, diperlukan adanya suatu dokumentasi dan juga tabel perbandingan antar Software ERP yang diajukan sebagai alternatif, yaitu SAP, ORACLE. Pengambilan data diambil dari perusahaan yang telah menerapkan SAP dan ORACLE dan juga diambil dari konsultan yang berkaitan. Data diambil dari PT. Telkom, PT. Johnson&Johnson dan PT. Bumitama Gunajaya Agro serta konsultan SAP dan ORACLE serta implementator SAP dan ORACLE. Data yang berkaitan dengan SAP dan ORACLE dapat dilihat di bagian lampiran, pada tabel dibawah ini menampilkan beberapa data yang berkaitan dengan SAP dan ORACLE dari segi biaya. SAP Evaluation items Price
Maintenance Cost
Explanation Harga untuk SAP R/3 / MySAP professional user EUR 5000, untuk limited (FI, MM, WM, SD) EUR 2000 Maintenance cost 19% dari licence yg dibeli saat implementasi per Tahun (harga bervariasi tergantung negoisasi antara pihak SAP dan Perusahaan)
46
ORACLE Finance Evaluation items Price
Maintenance Cost
4.5
Explanation Harga untuk Oracle Finance (ORAFIN) profesional user EUR 3000, untuk limited (FI, MM, WM, SD) EUR 1000-1500 Maintenance cost 15% dari licence yg dibeli saat implementasi per Tahun (harga bervariasi tergantung negoisasi antara pihak ORACLE dan Perusahaan)
Modul Software ERP yang Dipakai Sebagai Alternatif
Dalam tugas akhir ini, ada tiga software yang diajukan sebagai alternatif pemilihan untuk PT. Surabaya Wire, yaitu: • SAP • ORACLE Finance • AXAPTA • J.D Edwards Setiap modul yang ada dari ketiga software tersebut mempunyai banyak kesamaan dari segi modul untuk keuangan, karena hampir semua perusahaan menerapkan ERP dalam divisi keuangan.
4.5.1
Modul SAP
SAP mempunyai banyak modul yang bisa meng-handle kebutuhan bisnis perusahaan, karena SAP telah menerapkan ERP ke banyak perusahaan industri sehingga mengetahui jenis kustomisasi yang diinginkan perusahaan. Dibawah ini beberapa modul yang dimiliki oleh SAP, antara lain:
47
Financials Families • Financials • Advanced Collections • Treasury • Financial Consolidation Hub • Financial Services Accounting Hub • Business Approvals Connector for Managers Human Resources Family • Human Resources • Self-Service Human Resources • Advanced Benefits • Compensation Workbench • iRecruitment • Payroll • Performance Management • Time and Labor • Workforce Scheduling • HR Intelligence • Business Approvals Connector for Managers Marketing & Sales • Marketing • Trade Management • TeleSales • Field Sales • Sales for Handhelds • Partner Management • Proposals • Incentive Compensation Logistics • Inventory Management • Transportation Management
48 4.5.2
Modul ORACLE Finance
ORACLE Finance merupakan “pemain” baru dalam dunia ERP, secara keseluruhan ORACLE dapat meng-handle proses bisnis perusahaan, tapi tidak selengkap SAP, karena kurangnya pengalaman dalam menerapkan ke dalam perusahaan, sehingga permintaan kustomisasi belum banyak bisa dilakukan, dibawah ini beberapa modul ORACLE Finance, antara lain: Financial Families • Financials Suply Chain Management • Financial Accounting • Management Accounting • Corporate Governance Procurement and Logistics Execution • Procurement • Inventory and Warehouse management • Inbound and Outbound Logistics • Transportation Management Human Capital Management • Talent Management • Workforcee Process Management • Workforce Deployment Sales and Service • Sales Order Management • Aftermarket Sales and Service • Profesional-Service Delivery
4.5.3
Modul AXAPTA
AXAPTA merupakan software ERP yang dikeluarkan oleh Microsoft, seperti yang diketahui, Microsoft merupakan penguasa sistem operasi terbesar di dunia, tetatpi tidak sama halnya untuk ERP, sama seperti ORACLE Finance, AXAPTA belum banyak dipakai oleh banyak perusahaan dikarenakan
49 banyak perusahaan lebih memilih SAP disamping karena kelengkapan modul dan juga konsultan SAP yang benar- benar menguasai SAP, secara modular AXAPTA memenuhi kebutuhan bisnis, akan tetapi tidak secara spesifik, dibawah ini beberapa modul ERP AXAPTA, antara lain:
• • • • • • • • • • • • •
General Ledger Accounts Payable Accounts Receivable Sales Orders Inventory Management Human Resources Projects Production Orders Master Planning Shop Floor Control Questionnaire Cost Accounting Knowledge Management
4.5.4
Modul J.D Edwards
J.D Edwards merupakan software ERP yang diakuisisi oleh ORACLE, J.D Edwards berfokus pada Production Scheduling dan Distribution Planning, modul lengkap J.D Edwards antara lain: • • • • • • • • •
Analytics Capital Asset Management Customer Relationship Management (CRM) Financial Management Food and Beverage Producers Human Capital Management (HCM) Manufacturing Order Management Project Management
50 Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB V ANALISIS DAN EVALUASI Pada bab ini dilakukan analisa data yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan cara survei dan wawancara, kemudian dilakukan pengolahan data tersebut, kemudian setelah data diolah, dilakukan evaluasi dari hasil uji coba data.
5.1
Prosedur Memilih Software ERP
Dalam memilih sotware ERP yang tepat berdasarkan metode Analytical Hierarchy Process, diperlukan suatu langkahlangkah yang tepat sehingga akan terpilih software yang benarbenar mempunyai value bagi perusahaan, berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan: 1) Membentuk sebuah tim yang terdiri dari Manager dari PT. Surabaya Wire dan tim peneliti yang mencari informasi yang berkaitan dengan Software ERP. 2) Identifikasi kriteria faktor software ERP (Wei, et. al, 2004) dari informasi yang didapatkan dari point nomor satu. 3) Buat sebuah struktur kriteria dari identifikasi kriteria software ERP (Wei, et. al, 2004) point nomor dua. 4) Extract kriteria-kriteria yang didapat dari point nomor tiga, sehingga didapat kriteria yang mewakili masing-masing fungsi (Wei, et. al, 2004). 5) Lakukan penyaringan terhadap vendor Software ERP dengan melakukan wawancara terhadap Manager dari PT. Surabaya Wire. 6) Setelah point satu sampai point lima dilakukan, kemudian evaluasi sistem ERP dengan menggunakan metode AHP menggunakan software expert choice yang didapat dari hasil survey dan wawancara.
51
52 7) Setelah sistem ERP dievaluasi dengan menggunakan metode AHP, hasil software ERP yang dipilih dari tiap bagian diberikan kepada setiap Manager dari PT. Surabaya Wire.
Gambar 5.1 Diagram Prosedur Memilih Software ERP
53 5.1.1
Membentuk Tim untuk Mengumpulkan Informasi yang Berkaitan dengan Software ERP
Langkah pertama adalah dengan membuat sebuah tim yang terdiri dari Manager dari PT. Surabaya Wire dan tim peneliti yang mencari informasi mengenai software ERP, tim tersebut dibentuk dari diskusi denga perusahaan. Tim yang terbentuk antara lain: Tabel 5.1 Tim Peneliti PT. Surabaya Wire
No Tim 1 Finance Manager
2
Production Manager
3
Human Resource Manager
4
Surveyor Data
Alasan Finance manager merupakan key user dari divisi keuangan dan merupakan divisi yang penting pada PT. Surabaya Wire. Production manager merupakan key user dari divisi produksi, yang mempunyai jobdesk melakukan proses produksi pada PT. Surabaya Wire, dimana divisi ini sangat diperlukan untuk dilakukannya integrasi data. Human resource manager merupakan key user dari divisi human resource, yang mempunyai jobdesk dalam perekrutan pekerja dan urusan personalia PT. Surabaya Wire, dimana divisi ini sangat diperlukan untuk dilakukannya integrasi data. Melakukan pencarian data untuk software ERP sebagai referensi penilaian.
54
Untuk informasi mengenai software ERP didapatkan dari sumber yang terpercaya yaitu dari perusahaan yang telah melakukan implementasi software ERP, konsultan software ERP dan juga implementator software ERP. Tugas dari Manager PT. Surabaya Wire adalah mengisi dan menjawab kuisioner serta wawancara dari tim peneliti software ERP.
5.1.2
Identifikasi Kriteria Faktor Software ERP
Setiap perusahaan mempunyai kriteria tersendiri dalam memilih sebuah software ERP, yang disebabkan karena proses bisnis perusahaan dari setiap perusahaan yang berbeda. Setelah mengumpulkan data-data tentang vendor software ERP, hal berikutnya yang dilakukan adalah melakukan identifikasi kriteria faktor software ERP (Wei, et. al, 2004) yang ingin diadopsi oleh PT. Surabaya Wire, setelah dilakukan wawancara dengan Manager dari PT. Surabaya Wire, faktor yang didapat dari wawancara antara lain: 1. Faktor Sistem Faktor Sistem merupakan faktor yang berhubungan dengan sistem software ERP seperti fungsionalitas, fleksibilitas dan juga kehandalan software. 2. Faktor Vendor Faktor Vendor merupakan faktor yang berhubungan dengan vendor dari software dilihat dari segi reputasi software di dalam dunia industri.
5.1.3
Buat Sebuah Struktur Kriteria dari Identifikasi Kriteria Software ERP
Menstrukturisasi kriteria sehingga tim proyek dapat mendeskripsikan secara mendetail kriteria dari software ERP, dan kemudian meng-extract kriteria tersebut (Wei, 2004), sehingga didapat kriteria secara umum. Penjabaran kriteria berdasarkan dari faktor sistem dan faktor vendor. Gambar 5.2 memperlihatkan
55 kriteria dari faktor sistem dan Gambar 5.3 memperlihatkan kriteria dari faktor vendor software ERP.
5.1.4
Extract Kriteria Faktor Sistem dan Faktor Vendor
Setelah kriteria faktor sistem dan faktor vendor didapat, kemudian dilakukan extract dari kriteria faktor sistem dan faktor vendor (Wei, et. al, 2004), karena dalam metode AHP, pengambilan keputusan lebih dari sembilan kriteria akan menghasilkan keputusan yang tidak relevan (Saaty,T. L. 1990). Oleh karena itu dilakukan ekstraksi dari kriteria faktor sistem dan faktor vendor sehingga didapat faktor yang mewakili dari semua kriteria tersebut. Untuk kriteria faktor sistem didapat enam kriteria yang mewakili faktor sistem secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Implementation time 2. Total biaya 3. Functionality 4. User Friendliness 5. Flexibility 6. Reliability Untuk faktor vendor didapat tiga kriteria yang mewakili faktor vendor secara keseluruhan, faktor-faktor tersebut antara lain: 1. Reputation 2. Technical Capability 3. Service Gambar 5.4 dan gambar 5.5 menampilkan kriteria yang mewakili dari faktor sistem dan faktor vendor.
56
Gambar 5.2 Kriteria dari Faktor Sistem Secara Umum
57
Gambar 5.3 Kriteria dari Faktor Sistem Secara Umum
58
Gambar 5.4 Kriteria dari Faktor Sistem
59
Gambar 5.5 Kriteria dari Faktor Vendor
60 5.1.5
Penyaringan Vendor Software ERP
Setelah kriteria faktor sistem dan faktor vendor didapatkan, langkah berikutnya adalah melakukan penyaringan terhadap software ERP, pada awal penelitian diajukan tiga software ERP, yaitu SAP, ORACLE Finance dan AXAPTA. Ketiga software ERP tersebut diajukan berdasarkan permintaan dari divisi Information Technology PT. Surabaya Wire. Dalam proses penyaringan dilakukan wawancara kepada Manager dari PT. Surabaya Wire, berdasarkan dari informasi tentang ketiga Software ERP tersebut, dari hasil wawancara memperlihatkan bahwa Manager dari PT. Surabaya Wire mengeliminasi AXAPTA, karena kurangnya informasi akan software ERP tersebut, sehingga Manager PT. Surabaya Wire lebih condong memilih SAP dan ORACLE Finance atas dasar informasi yang lebih lengkap daripada AXAPTA, dan juga Manager PT. Surabaya Wire melihat dari banyaknya konsultan dan juga perusahaan yang menerapkan SAP dan ORACLE Finance. Tabel 5.2 Hasil Penyaringan Vendor Software ERP
No. 1 2 3
5.1.6
Software ERP SAP ORACLE AXAPTA
Status Diterima Diterima Ditolak
Evaluasi Sistem ERP Menggunakan Metode AHP
Sebelum menyebarkan kuisioner, disusun perangkat pengumpulan data, membuat hirarki keputusan pemilihan jaringan akses, dari kriteria/subkriteria yang telah ditetapkan, dibuat hirarki keputusan pemilihan software ERP yang tepat. Struktur keputusannya dapat dilihat pada gambar 5.6. Dari hirarki tersebut dibuat suatu kuisioner yang komprehensif yang akan disebarkan ke tiga bagian manajemen fungsional di PT. Surabaya Wire, tiga orang dari ketiga manajemen fungsional
61 tersebut haruslah orang yang benar-benar berkompeten di bidangnya, oleh karena itu diambil sampel yaitu Manager setiap manajemen fungsional untuk mengisi kuisioner tersebut. Data ini diperoleh melalui penyebaran kuisioner kepada pihak atau tenaga ahli. Dimana menggunakan kuisioner yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan atau tujuan penelitian. Dalam penyusunan kuisioner ini digunakan metode penilaian perbandingan berpasangan dengan skala satu sampai sembilan, dimana pertanyaan pada kuisioner ini dibuat sedemikian rupa sehingga pihak pengambil keputusan dapat menilai kepentingan relatif dan mengkuantitatifkan penilaian mereka dengan mengisi kuisioner. Kuisioner disusun berdasarkan hirarki keputusan dengan mengacu pada kuisioner pembobotan standar yang telah dibuat. Kuisioner disusun berdasarkan hirarki keputusan dengan mengacu pada kuisioner pembobotan standar yang dibuat oleh Thomas L. Saaty.
Gambar 5.6 Hirarki AHP Pemilihan Software ERP
Setelah kriteria dari faktor sistem dan faktor vendor didapat, kemudian langkah selanjutnya adalah melakukan survey dengan cara memberikan kuisioner kepada Manager PT. Surabaya
62 Wire, dari setiap Manager memberikan pembobotan untuk setiap kriteria, kemudian diolah dengan memakai expert choice. Expert Choice merupakan software pengolah data khusus untuk AHP.
5.1.7
Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap perusahaan yang telah mengimplementasikan ERP kedalam perusahaan, maka didapat dua faktor penting yang menjadi penilaian dari perusahaan yang telah mengimplementasikan ERP, yaitu faktor sistem dan faktor vendor. Dari faktor vendor dan faktor sistem didapat banyak kriteria dalam pemilihan suatu software ERP, kriteria tersebut ditampikan di bagian lampiran. AHP merupakan suatu proses untuk mengambil keputusan dengan multi kriteria, dimana dalam AHP jika kriteria lebih dari sembilan, maka keputusan yang akan dihasilkan nilai kebenarannya akan dipertanyakan (Thomas L. Saaty, 1990). Maka dari itu disaring kriteria-kriteria penting. Dari faktor sistem didapat enam kriteria yaitu biaya, waktu yang diperlukan untuk implementasi, fungsionalitas, kemudahan dalam penggunaan, flexibility, dan kehandalan software. Dari faktor vendor didapat 3 kriteria yaitu reputasi, kemampuan secara teknis dan layanan servis. Adapun keterangan dari masing-masing kriteria adalah sebagai berikut: Faktor Sistem • Biaya Biaya merupakan komponen utama dalam penilaian, karena setiap perusahaan yang akan mengimplementasikan ERP akan melihat harga dari suatu software tersebut, biaya didapat dari hasil pengumpulan data dengan pihak perusahaan yang sudah mengimplementasikan ERP. • Waktu yang diperlukan untuk implementasi Harga merupakan komponen utama, akan tetapi waktu untuk implementasi juga merupakan salah satu komponen
63
•
•
•
•
penting, waktu implementasi adalah waktu yang diperlukan untuk mengimplementasikan software ke dalam perusahaan. Fungsionalitas Fungsionalitas dari software ERP adalah hal yang penting untuk divisi yang akan diimplementasikan, fungsionalitas disini adalah modul-modul apa saja yang terdapat dalam software ERP. Kemudahan dalam penggunaan Untuk end-user dari sistem ERP kebanyakan bukan orang-orang yang ahli di bidang computer, sehingga software ERP yang nantinya akan dipilih merupakan software yang disukai pengguna dan nyaman digunakan, dan interaksi antara pemakainya (manusia) dengan program itu sendiri cepat dipahami. Flexibility Flexibility menunjukkan kemampuan dari pada system untuk mendukung kebutuhan dari proses bisnis yang berjalan di perusahaan. Sehingga pada saat proses bisnis di dalam perusahaan mengalami perubahan, software ERP tersebut dapat menambahkan modul yang baru yang menyesuaikan dengan perubahan proses bisnis tersebut. Kehandalan Software Kehandalan merupakan suatu hal kualitatif dari software yang ditunjukkan dengan indikator stability dan recovery ability.
Faktor Vendor • Reputasi Reputasi dinilai dari scale of vendor, financial condition dan market share. • Kemampuan secara teknis Kemampuan secara teknis adalah hal yang diberikan oleh pihak vendor software, yaitu R&D ability, Technical support capability dan Implementation ability.
64 •
5.2
Layanan Servis Layanan servis merupakan komponen penting, karena setelah perusahaan mengimplementasikan software, diperlukan adanya layanan konsultan yang diperlukan jika terjadi permasalahan dalam mengoperasikan software dan juga pelatihan dalam menggunakan software ERP tersebut, karena menggunakan software ERP tidak mudah.
Uji Coba Data
Data kuisioner yang telah disebar ke tiga pihak manajemen fungsional, kemudian data yang telah didapat dari hasil kuisioner diuji coba dengan memasukkan data tersebut kedalam software expert choice.
5.2.1
Data Dari Manager Keuangan
Data yang didapat dari Manager keuangan merupakan data dalam bentuk kuisioner yang mana dalam mengisi kuisioner digunakan metode penilaian perbandingan berpasangan dengan skala satu sampai sembilan, dimana pertanyaan pada kuisioner ini dibuat sedemikian rupa sehingga pihak pengambil keputusan dapat menilai kepentingan relatif dan mengkuantitatifkan penilaian. Data yang diisi oleh Manager produksi harus relevan dengan kebutuhan dari divisi produksi. Tabel 5.1 hasil kuisioner yang dilakukan oleh Manager keuangan. Tabel 5.3 Hasil Kuisioner Manager Keuangan.
65 Dari tabel 5.1 dapat dilihat bahwa divisi keuangan dengan intensitas kepentingan dua (2) untuk kriteria biaya yang berarti Manager keuangan memberikan penilaian bahwa kriteria biaya sama pentingnya atau sedikit lebih penting daripada waktu yang perlu diimplementasikan, untuk penilaian intensitas kepentingan antara kriteria biaya dan kriteria fungsionalitas, Manager keuangan menilai intensitas kepentingan sebesar tiga yang berarti kriteria biaya sedikit lebih penting daripada kriteria fungsionalitas. Data penjelasan dari nilai setiap intensitas kepentingan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 5.4 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Keuangan
Dari tabel 5.2 dapat dilihat bahwa manager divisi keuangan dari sisi kehandalan memilih SAP dengan intensitas kepentingan enam (6), yang berarti manager divisi keuangan menilai SAP lebih penting atau lebih mutlak penting daripada ORACLE dinilai dari sisi kehandalan, nilai perbandingan SAP dan ORACLE secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 3 kuisioner dan dasar penilaian dari setiap manager terhadap SAP dan ORACLE dapat dilihat pada lampiran 4. Untuk Kuisioner yang lebih lengkap terdapat pada bagian lampiran 3 kuisioner.
5.2.2
Data dari Manager Produksi
Data yang didapat dari Manager produksi merupakan data dalam bentuk kuisioner yang mana dalam mengisi kuisioner digunakan metode penilaian perbandingan berpasangan dengan skala satu sampai sembilan, dimana pertanyaan pada kuisioner ini dibuat sedemikian rupa sehingga pihak pengambil keputusan dapat menilai kepentingan relatif dan mengkuantitatifkan penilaian. Data yang diisi oleh Manager produksi harus relevan
66 dengan kebutuhan dari divisi produksi. Tabel 5.3 hasil kuisioner yang dilakukan oleh Manager Produksi. Tabel 5.5 Hasil Kuisioner Manager Produksi.
Dari tabel 5.3 dapat dilihat bahwa divisi produksi memilih intensitas kepentingan dua (2) untuk kriteria waktu yang diimplementasikan yang berarti Manager produksi memberikan penilaian bahwa kriteria waktu yang diimplementasikan sama pentingnya atau sedikit lebih penting daripada biaya, dan untuk penilaian intensitas kepentingan antara kriteria biaya dan kriteria fungsionalitas, Manager produksi menilai intensitas kepentingan sebesar tiga yang berarti kriteria fungsionalitas sedikit lebih penting daripada kriteria biaya. Data penjelasan dari nilai setiap intensitas kepentingan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 5.6 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Produksi
Dari tabel 5.4 dapat dilihat bahwa manager divisi Produksi dari sisi kehandalan memilih SAP dengan intensitas kepentingan lima, yang berarti manager divisi produksi menilai SAP lebih penting daripada ORACLE dinilai dari sisi kehandalan, nilai perbandingan SAP dan ORACLE secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 3 kuisioner dan dasar penilaian dari setiap
67 manager terhadap SAP dan ORACLE dapat dilihat pada lampiran 4. Untuk Kuisioner yang lebih lengkap terdapat pada bagian lampiran 3 kuisioner.
5.2.3
Data dari Manager Human Resource
Data yang didapat dari Manager human resource merupakan data dalam bentuk kuisioner yang mana dalam mengisi kuisioner digunakan metode penilaian perbandingan berpasangan dengan skala satu sampai sembilan, dimana pertanyaan pada kuisioner ini dibuat sedemikian rupa sehingga pihak pengambil keputusan dapat menilai kepentingan relatif dan mengkuantitatifkan penilaian. Data yang diisi oleh Manager human resource harus relevan dengan kebutuhan dari divisi human resource. Tabel 5.5 hasil kuisioner yang dilakukan oleh Manager human resorce Tabel 5.7 Hasil Kuisioner Manager Human Resource
Dari tabel 5.5 apat dilihat bahwa divisi human resource memilih intensitas kepentingan dua”untuk kriteria waktu yang diimplementasikan yang berarti Manager human resource memberikan penilaian bahwa kriteria waktu yang diimplementasikan sama pentingnya atau sedikit lebih penting daripada biaya, dan untuk penilaian intensitas kepentingan antara kriteria biaya dan kriteria fungsionalitas, Manager human resource menilai intensitas kepentingan sebesar tiga yang berarti kriteria fungsionalitas sedikit lebih penting daripada kriteria
68 biaya. Data penjelasan dari nilai setiap intensitas kepentingan dapat dilihat pada tabel 2.1. Tabel 5.8 Nilai Perbandingan SAP dan ORACLE dari Manager Human Resource
Dari tabel 5.6 dapat dilihat bahwa manager divisi human resource dari sisi kehandalan memilih SAP dengan intensitas kepentingan dua, yang berarti manager divisi human resource menilai SAP sama pentingnya atau sedikit lebih penting daripada ORACLE dinilai dari sisi kehandalan, nilai perbandingan SAP dan ORACLE secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 3 kuisioner dan dasar penilaian dari setiap manager terhadap SAP dan ORACLE dapat dilihat pada lampiran 4. Untuk Kuisioner yang lebih lengkap terdapat pada bagian lampiran 3 kuisioner.
5.2.4
Uji Coba Data
Data yang telah didapat dari setiap divisi diuji coba ke dalam software expert choice, dan nilai rasio inkonsistensi harus dibawah 0,1. Jika rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka harus dilakukan survey ulang (Thomas L. Saaty, 1990).
5.2.4.1 Uji Coba Data Divisi Keuangan Data dari hasil kuisioner dari Manager keuangan dimasukkan kedalam expert choice, dengan cara memasukkan nilainya ke tiap tabel matriks berpasangan. Gambar 5.7 implementasi data dari kuisioner dengan software expert choice (Forman et. al, 1986), Gambar 5.8 grafik performance sensitivity goal software ERP divisi keuangan, Analisis Sensitivitas digunakan untuk melihat tingkat sensitivitas dari alternatifalternatif yang ada terhadap perubahan yang terjadi pada nilai prioritas suatu criteria yang ada, analisis sensitivitas dari suatu node pada suatu hirarki yang ada, akan menunjukkan tingkat
69 sensitivitas dari alternatif-alternatif yang ada yang berkaitan dengan kriteria-kriteria yang ada dibawah node tersebut. Dalam program expert choice, terdapat jenis analisis sensitivitas. Dalam penelitian ini ditampilkan keempatnya dalam lamiran, tetapi dalam penelitian ini hanya satu yang akan dijelaskan yaitu performance sensitivity. Dipilih performance sensitivity ini karena jenis ini lebih mudah dimengerti. Pada analisis jenis ini dpat diperoleh informasi tentang tingkat prioritas pada masing-masing kriteria yang ada dan juga dapat diperoleh gambaran tentang perilaku alternatifalternatif yang ada jika terjadi suatu perubahan pada kriteria yang ada.
Gambar 5.7 Implementasi Data Divisi Keuangan Dengan Software Expert Choice
Gambar diatas merupakan contoh hasil input data yang didapat dari kuisioner, angka dimasukkan berdasarkan bobot yang diberikan dari PT. Surabaya Wire, dari gambar 5.7 memperlihatkan bahwa divisi keuangan lebih mementingkan biaya dalam melakukan pemilihan software ERP, biaya yang dimaksud adalah biaya yang lebih rendah daripada SAP.
70
Gambar 5.8 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Keuangan
Pada grafik yang ada pada gambar 5.8, kriteria digambarkan sebagai vertical bar dengan nilai prioritas pada sumbu vertikal disisi kiri grafikdengan label Crit% dan nilai prioritas alternatif untuk masing-masing kriteria tampak sebagai garis yang memotong vertikal bar chart yang ada, dengan nilai prioritas alternatif pada sumbu vertikal disisi kanan grafik dengan label Alt%.
5.2.4.2 Uji Coba Data Divisi Produksi Data dari hasil kuisioner dari Manager Produksi dimasukkan kedalam expert choice, dengan cara memasukkan nilainya ke tiap tabel matriks berpasangan. Gambar 5.9 implementasi data dari kuisioner dengan software expert choice, Gambar 5.10 grafik performance sensitivity goal software ERP divisi Produksi.
71
Gambar 5.9 Implementasi Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice
Gambar diatas merupakan contoh hasil input data yang didapat dari kuisioner, angka dimasukkan berdasarkan bobot yang diberikan dari PT. Surabaya Wire, dari gambar 5.9 memperlihatkan bahwa divisi produksi lebih mementingkan fungsionalitas dan fleksibilitas, karena divisi produksi memlilih software ERP dengan orientasi mengoptimalkan produktifitas perusahaan.
Gambar 5.10 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Produksi
Pada grafik yang ada pada gambar 5.10, kriteria digambarkan sebagai vertical bar dengan nilai prioritas pada sumbu vertikal disisi kiri grafikdengan label Crit% dan nilai prioritas alternatif untuk masing-masing kriteria tampak sebagai
72 garis yang memotong vertikal bar chart yang ada, dengan nilai prioritas alternatif pada sumbu vertikal disisi kanan grafik dengan label Alt%.
5.2.4.3 Uji Coba Data Divisi Human Resource Data dari hasil kuisioner dari Manager Human Resource dimasukkan kedalam expert choice, dengan cara memasukkan nilainya ke tiap tabel matriks berpasangan. Gambar 5.5 implementasi data dari kuisioner dengan software expert choice, Gambar 5.6 grafik performance sensitivity goal software ERP divisi human resource.
Gambar 5.11 Implementasi Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice
Gambar diatas merupakan contoh hasil input data yang didapat dari kuisioner, angka dimasukkan berdasarkan bobot yang diberikan dari PT. Surabaya Wire, dari gambar 5.11 memperlihatkan bahwa divisi human resource lebih mementingkan fungsionalitas dan kemudahan dalam penggunaan software, karena divisi produksi memlilih software ERP dengan orientasi mengoptimalkan produktifitas perusahaan dan juga efisiensi dalam melakukan pekerjaan.
73
Gambar 5.12 Performance Sensitivity Goal Software ERP Divisi Human Resource
Pada grafik yang ada pada gambar 5.12, kriteria digambarkan sebagai vertical bar dengan nilai prioritas pada sumbu vertikal disisi kiri grafik dengan label Crit% dan nilai prioritas alternatif untuk masing-masing kriteria tampak sebagai garis yang memotong vertikal bar chart yang ada, dengan nilai prioritas alternatif pada sumbu vertikal disisi kanan grafik dengan label Alt%.
5.2.5
Hasil Akhir Uji Coba Data
Data yang telah diimplementasikan dengan expert choice kemudian di-running dan menampilkan software ERP (SAP dan ORACLE) mana yang lebih dipilih dari setiap divisi.
5.2.5.1 Hasil Akhir Uji Coba Data Dari Divisi Keuangan Data dari Manager Keuangan yang diolah dengan expert choice menghasilkan hasil akhir berupa software ERP mana yang nantinya dipilih oleh divisi keuangan.
74
Gambar 5.13 Hasil Akhir Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice
Dari gambar 5.13 didapat bahwa Divisi Keuangan memilih software Oracle dengan bobot sebesar 0,528, karena biayanya lebih rendah dan juga mampu memenuhi kebutuhan perusahaan.
5.2.5.2 Hasil Akhir Uji Coba Data Dari Divisi Produksi Data dari Manager Produksi yang diolah dengan expert choice menghasilkan hasil akhir berupa software ERP mana yang nantinya dipilih oleh divisi Produksi.
75
Gambar 5.14 Hasil Akhir Data Divisi Produksi Dengan Software Expert Choice
Dari gambar 5.14 didapat bahwa Divisi Produksi memilih SAP dengan bobot sebesar 0,736, karena SAP sesuai dengan kebutuhan Divisi Produksi dilihat dari segi untuk mengoptimalkan produktifitas PT. Surabaya Wire.
5.2.5.3 Hasil Akhir Uji Coba Data Dari Divisi Human Resource Data dari Manager Human Resource yang diolah dengan expert choice menghasilkan hasil akhir berupa software ERP mana yang nantinya dipilih oleh divisi Human Resource.
76
Gambar 5.15 Hasil Akhir Data Divisi Human Resource Dengan Software Expert Choice
Dari gambar 5.15 didapat bahwa Divisi Human Resource memilih software SAP dengan bobot sebesar 0,750, karena SAP sesuai dengan kebutuhan Divisi Human Resource dilihat dari segi Fungsionalitas dan juga kemudahan dalam menggunakan SAP.
5.3
Hasil Uji Coba Data
Setelah data diolah dengan menggunakan expert choice, kemudian dilihat apakah rasio inkonsistensi lebih kecil atau sama dengan 0,1 (RI≤0,1), jika ternyata rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka harus dilakukan survey ulang terhadap Manager, karena jika nilai rasio inkonsistensi lebih besar dari 0,1 maka hasil akhir dari pengolahan data tidak valid (Thomas L. Saaty, 1990). Setelah didapatkan hasil yang valid, kemudian hasil tersebut diserahkan kepada Manager PT. Surabaya Wire, hasil olah data berupa grafik dan juga prosentase dari software ERP yang dijadikan alternatif, prosentase yang terbesar adalah alternatif yang layak dipilih oleh PT. Surabaya Wire. Data kuisioner yang telah diolah dengan expert choice menghasilkan keluaran yang berbeda dari setiap divisi dikarenakan setiap divisi tidak sama kebutuhannya, dibawah ini tabel hasil software yang dipilih oleh tiap divisi.
77 Tabel 5.9 Hasil Olah Data Expert Choice Hasil Olah Data Expert Choice Divisi Divisi Human Divisi Produksi Keuangan Resource SAP 0,472 0,736 0,750 ORACLE Finance 0,528 0,264 0,250
Dari tabel 5.7 didapat hasil dari divisi keuangan memilih ORACLE Finance dengan nilai akhir 0,528 dilihat dari segi biaya, karena divisi keuangan berusaha menekan pengeluaran se-optimal mungkin. Dari divisi produksi memilih SAP dengan nilai 0,736, karena SAP memenuhi kebutuhan dari divisi produksi dilihat dari sisi fungsionalitas yang mana dapat mengoptimalkan produktifitas dan juga fleksibilitas dari SAP yang dapat diintegrasikan dengan berbagai macam software lainnya. Dari divisi Human Resource memilih SAP dengan nilai 0,750, karena SAP memenuhi kebutuhan divisi Human Resource dinilai dari segi fungsionalitas dan juga kemudahan dalam menggunakan SAP itu sendiri.
5.4
Hasil Diskusi Keputusan
Dari hasil olah data expert choice didapat dari divisi Keuangan bobot paling tinggi adalah ORACLE Finance, dengan bobot 0,528, dari divisi Produksi bobot yang paling tinggi adalah SAP dengan bobot 0,736 dan dari divisi Human Resource bobot yang paling tinggi adalah SAP dengan bobot 0,750. Berdasarkan diskusi dengan pihak manajemen PT. Surabaya Wire, SAP adalah software yang dipilih berdasarkan penilaian prioritas dan juga kemampuan SAP dalam memenuhi proses bisnis yang ada diperusahaan, dilihat dari kelengkapan modul dan juga banyaknya konsultan SAP yang ada di Indonesia.
78
Halaman ini sengaja dikosongkan
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisi mengenai kesimpulan yang didapatkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan. Kesimpulan ini diharapkan dapat menjawab tujuan yang telah ditetapkan diawal penelitian. Saran diberikan untuk digunakan dalam penelitian selanjutnya.
6.1
Kesimpulan
Dari hasil pengambilan data dan analisa data, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: • Penerapan metode AHP dapat digunakan untuk mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan Software ERP yang tepat untuk PT. Surabaya Wire. • Dengan menggunakan SAP dan ORACLE Finance sebagai alternatif software, SAP lebih banyak dipilih, yaitu dari divisi produksi dan divisi human resource, karena SAP dapat memenuhi kebutuhan dari dua divisi tersebut yang dinilai dari segi fungsionalitas, fleksibilitas dan kemudahan dalam mengoperasikan SAP. • Divisi Keuangan memilih ORACLE Finance karena harganya yang lebih rendah dari SAP dan juga mampu memenuhi kebutuhan bisnis dari divisi keuangan dilihat dari fungsionalitas dan kemudahan dalam pengunaan. • SAP prioritas software ERP yang dipilih dari tiga divisi pada PT. Surabaya Wire. Hasil olah data menggunakan expert choice menghasilkan bobot SAP untuk divisi keuangan sebesar 0,472, dari divisi produksi 0,736 dan dari divisi human resource 0,750.
79
80 6.2
Saran
Berdasarkan kesimpulan dari hasil penelitian, dapat diajukan saran, antara lain: •
Penelitian lebih lanjut untuk penyempurnaan tugas akhir ini adalah dengan penambahan faktor end-user, yang mana faktor end-user dapat mengoptimalkan pemilihan software ERP bagi PT. Surabaya Wire.
•
PT. Surabaya Wire sebaiknya menggunakan SAP, karena SAP memiliki bobot paling tinggi dari divisi produksi dan divisi human resource, dilihat dari penilaian pemenuhan fungsionalitas dari dua divisi tersebut.
81
DAFTAR PUSTAKA [1] Wei, C. C., Chien, C. F. dan Wang, M. J. J. 2004. “An AHPbased approach to ERP system selection”. International Journal of Production Economics 96, 47-62. [2] Leopairote, K. 2006. Material Requirement Planning. [3] Ptak C.A., dan E. Schragenheim, 2004. ERP Tools, Techniques, and Application for Integrating the Supply Chain. St. Lucie Press [4] Sumner Mary, 2005. Enterprise Resource Planning 1st Edition. Prentice-Hall. [5] Technology Group International, 2004. Software Selection Requirements.
[6] Saaty T.L. (1990), “The Analytic Hierarchy Process”, New York: McGraw Hill. [7] Saaty, T.L (1993), ”Decision Making for Leader”, The Analitical Hierarchy Process for Decision in Complex World, Prentice Hall Coy : Ltd, Pittsburgh [8] Forman, E. H., T. L. Saaty, M. A. Selly, R. Whitaker, J. Saaty dan F. Ruffing. 1986. Expert Choice; User Manual. Expert Choice, Inc., Pittsburgh [9] Tarigan, Z. 2007. Pengaruh Key User Terhadap Kinerja
Perusahaan Pada Implementasi Teknologi ERP. Universitas Petra.
82 Halaman ini sengaja dikosongkan.
LAMPIRAN A STRUKTUR HIRARKI
Gambar A. 1 Struktur Hirarki AHP Software ERP
A-83
Halaman ini sengaja dikosongkan
A-84
LAMPIRAN B LEMBAR KUISIONER
B-86
B-87 PEMILIHAN SOFTWARE ERP YANG TEPAT UNTUK PERUSAHAAN MANUFAKTUR BERDASARKAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (STUDI KASUS: PT. SURABAYA WIRE) 1. Penjelasan Umum Pada pelaksanaan analisis maupun kajian dalam meningkatkan kinerja perusahaan yaitu dengan menerapkan ERP ke dalam perusahaan, diperlukan suatu software ERP yang benar-benar sesuai dengan keinginan perusahaan. Mengingat kompleksnya permasalahan yang dihadapi dalam melakukan pemilihan software ERP yang ditinjau dari seluruh bisnis proses yang ada di PT. Surabaya Wire, maka perlu dilakukan pembatasan masalah dengan dibuat suatu bentuk hirarki. Hirarki yang telah dirancang tentu harus dapat meng-cover permsalahan pemilihan software ERP yang tepat. Tentunya hirarki ini dapat dikembangkan lebih lanjut sesuai dengan kebutuhan perusahaan kedepannya. Adapun pemilihan Software ERP ini mengingat PT. Surabaya Wire menginginkan mengintegrasikan beberapa departemennya sehingga kinerja PT. Surabaya Wire nantinya akan lebih optimal. Sehingga penelitian yang merupakan analisis kajian ini akan dapat berguna sebagai sumbang pikir dan saran sehingga keputusan nantinya ditetapkan akan dapat lebih berdaya dan berhasil guna. Model Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan sebuah model pengambilan keputusan permasalahan kompleks dengan sifat yang sangat luwes. Model ini akan dapat memberikan kesempatan bagi perorangan atatu kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan memperoleh pemecahan yang diinginkan.
B-88 2. Penjelasan Struktur Hirarki Adapun hirarki yang telah tersusun untuk permasalahan ini, maka perlu kiranya didefinisikan agar dapat menggambarkan seluruh komponen-komponen permasalahan, sehingga diharapkan responden dapat mengerti dan memahami dalam menuangkan persepsinya untuk menentukan pemilihan software ERP yang tepat bagi PT. Surabaya Wire. Susunan hirarki pada level 1 sampai level 3 adalah identik, karena criteria untuk software ERP adalah sama, adapun yang menjadi perbedaan adalah level 4 yang merupakan alternative. a. Level 1 Merupakan Fokus tujuan yang ingin dicapai, yaitu software ERP yang tepat untuk PT. Surabaya Wire. b. Level 2 Merupakan elemen-elemen kriteria yang diidentifikasi akan dapat memberi kontribusi dalam tujuan untuk melakukan pemilihan software ERP yang tepat bagi PT. Surabaya Wire. Elemen ini diambil dari Paper, dan elemen ini merupakan elemen yang penting. c. Level 3 Merupakan elemen-elemen dari sub kriteria yang diidentifikasi membentuk elemen criteria. Elemen ini juga didapat dari studi literature dari paper, dan elemen ini merupakan kriteria pemilihan yang sangat penting dalam menentukan Software ERP yang tepat bagi PT. Surabaya Wire. d. Level 4 Merupakan elemen-elemen dari alternatif-alternatif yang akan dicari prioritasnya, isi dari elemen-elemen ini adalah Software ERP yang menjadi alternatif pilihan.
B-89 3. Petunjuk Cara Pengisian a. Skala Nilai Bobot Sebelum memasukkan penilaian bobot dari suatu perbandingan antar elemen-elemen pada suatu tingkatan, maka skala nilai bobot akan menggunakan table skala dasar sebagai berikut: Tabel B. 1 Nilai Perbandingan Intensitas kepentingan
Keterangan
1
Kedua elemen sama pentingnya
3
Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yang lainnya
5
Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya
7
Satu elemen jelas sangat penting daripada elemen lainnya
9
Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya
2,4,6,8
Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan
Adapun secara keseluruhan nilai telah dituliskan, sehingga responden cukup memberikan tanda silang pada kolom yang disediakan, pemilihan jawaban sesuai dengan persepsi masingmasing.
C-90 b. Cara Pengisian Kuisioner 1) Responden cukup menuliskan identitas departemen pada kotak identitas responden. 2) Pada Kuisioner, mohon untuk memilih satu nilai jawaban saja pada tiap elemen sesuai dengan persepsi pilihan. Dimana pembacaan uraian elemen yaitu elemen yang mendahului adalah sebagai pemilik nilai, misalnya:
Contoh: Level 1: Tabel B. 2 Contoh Pengisian Kuisioner A
Kriteria 9 Faktor Sistem
8
7
6
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 Faktor Vendor
Faktor Sistem sangat penting daripada Faktor Vendor, hal ini disebabkan responden memiliki pengalaman dan pertimbangan yang dilengkapi dengan data dan informasi yang dengan kuat mendukung elemen Faktor Sistem dibanding Faktor Vendor.
B-90
Contoh:
Level 2: Tabel B. 3 Contoh Pengisian Kuisioner B
Kriteria 9 Faktor Sistem
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5 X
6
7
8
9 Faktor Vendor
Faktor Vendor sangat penting daripada Faktor Sistem, hal ini disebabkan responden memiliki pengalaman dan pertimbangan yang dilengkapi dengan data dan informasi yang dengan kuat mendukung elemen Faktor Sistem dibanding Faktor Vendor. 4.
Penutup
Demikian pengantar kuisioner dalam rangka pengumpulan data untuk Pemilihan Software ERP yang tepat untuk Perusahaan Manufaktur berdasarkan pendekatan Analytical Hierarchy Process (Studi Kasus: PT. Surabaya Wire). Saya mengucapkan banyak terima kasih atas kesediaan dan partisipasinya menjadi responden dalam pengumpulan data ini dan dengan segala rasa hormat saya yakini bahwa Bapak memiliki kompetensi kepakaran serta kepedulian yang tinggi terhadap PT. Surabaya Wire dalam menentukan Software ERP yang tepat.
B-91
C-92 Halaman ini sengaja dikosongkan
B-92
LAMPIRAN C KUISIONER
C-94
B-94
KUISIONER Petunjuk Pengisian: 1. Mohon beri tanda silang untuk satu jawaban yang dipilih. 2. Apabila ingin merubah jawaban mohon beri tanda silang pada jawaban yang telah dipilih sebelumnya dan lingkari pada satu jawaban pilihan perubahan. Divisi Keuangan Tabel C. 1 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X X X
Biaya X X
Kriteria 5
6
7
8
9 Waktu Yang perlu diimplementasikan Fungsionalitas Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
C-95
C-96 Tabel C. 2 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Waktu yang Diimplementasikan
Kriteria
Intensitas Kepentingan Kriteria 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 X Fungsionalitas X Kemudahan dalam penggunaan X Flexibility X Kehandalan Software
9 8 7
Waktu yang diimplementasikan
6
Tabel C. 3 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9
8
7
6
5
Fungsionalitas
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X X
X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
Tabel C. 4 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian
Kriteria
Intensitas Kepentingan Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemudahan X Flexibility Dalam X Kehandalan Pengoperasian Software Tabel C. 5 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas
Kriteria 9
8
7
6
5
Fleksibilitas
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kehandalan
Tabel C. 6 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria Reputasi Software
Kriteria 9
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 5
Reputasi Software X
Kriteria 6
7 X
8
9 Kemampuan Secara Teknis Pelayanan
C-97
C-98 Tabel C. 7 Hasil Kuisioner Divisi Keuangan Berdasarkan Kriteria kemampuan Secara Teknis
Kriteria 9
8
7
6
5
Kemampuan Secara Teknis
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Pelayanan
Penilaian dari Kriteria Software Tabel C. 8 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan
Kriteria 9
8
SAP
7 X
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 9 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemampuan Software Secara Teknis
Kriteria 9
8
7
6
SAP
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 10 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 11 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software
Kriteria 9
8
7
SAP
6 X
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 12 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas
Kriteria 9
8
7
6
SAP
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 13 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan dalam Pengoperasian
Kriteria 9
8
7
6
5
4
SAP
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 14 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
C-99
C-100 Tabel C. 15 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi
Kriteria 9
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
SAP
6 X
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 16 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9 SAP
8
7 X
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7 7
8
9 ORACLE
Divisi Produksi Tabel C. 17 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X X X
Biaya X X
Kriteria 5
6
7
8
9 Waktu Yang perlu diimplementasikan Fungsionalitas Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
C-101
C-102 Tabel C. 18 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Waktu yang Diimplementasikan
Kriteria 9
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X X
Waktu yang diimplementasikan
Kriteria 5
6
7
8
9 Fungsionalitas Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
X X
Tabel C. 19 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9
8
7
Fungsionalitas
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X X
X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
Tabel C. 20 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian
Kriteria 9
8
7
6
5
Kemudahan Dalam Pengoperasian
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X X
Kriteria 5
6
7
8
9 Flexibility Kehandalan Software
Tabel C. 21 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas
Kriteria 9
8
7
6
Fleksibilitas
Intensitas Kepentingan 5 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kehandalan
Tabel C. 22 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Reputasi Software
Kriteria 9 Reputasi Software
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 5
Kriteria 6
7
8 9 X
Kemampuan Secara Teknis X Pelayanan
C-103
C-104 Tabel C. 23 Hasil Kuisioner Divisi Produksi Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis
Kriteria 9
8
7
6
5
4
Kemampuan Secara Teknis
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Pelayanan
Penilaian Dari Kriteria Software Tabel C. 24 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9
8
7
6
5
4
SAP
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 25 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi
Kriteria 9
8
7
6
5
4
SAP
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 26 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 27 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian
Kriteria 9
8
7
6
SAP
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 28 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas
Kriteria 9
8
7
6
5
4
SAP
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 29 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software
Kriteria 9
8
7
6
SAP
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 30 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
C-105
C-106 Tabel C. 31 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi
Kriteria 9
8
SAP
7 X
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 32 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan
Kriteria 9 SAP
8
7 X
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Divisi Human Resources Tabel C. 33 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X X X
Biaya X
X
Kriteria 5
6
7
8
9 Waktu Yang perlu diimplementasikan Fungsionalitas Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
C-107
C-108 Tabel C. 34 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Waktu Yang Diimplementasikan
Kriteria
Intensitas Kepentingan Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 X Fungsionalitas X Kemudahan dalam Waktu yang penggunaan diimplementasikan X Flexibility X Kehandalan Software Tabel C. 35 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9
Fungsionalitas
8
7
6
5
X X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kemudahan dalam penggunaan Flexibility Kehandalan Software
Tabel C. 36 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian
Kriteria
Intensitas Kepentingan Kriteria 9 8 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Kemudahan X Flexibility Dalam X Kehandalan Pengoperasian Software Tabel C. 37 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Fleksibilitas
Kriteria 9
8
7
6
Fleksibilitas
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Kehandalan
Tabel C. 38 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Reputasi Software
Kriteria 9
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 5
Reputasi Software X
Kriteria 6
7 X
8 9 Kemampuan Secara Teknis Pelayanan
C-109
C-110 Tabel C. 39 Hasil Kuisioner Divisi Human Resource Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis
Kriteria 9
8
7
6
Kemampuan Secara Teknis
Intensitas Kepentingan 5 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 Pelayanan
Penilaian dari Kriteria Software Tabel C. 40 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Biaya
Kriteria 9
8
7
6
5
4
SAP
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 41 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Waktu Implementasi
Kriteria 9
8
7
6
5
4
Intensitas Kepentingan 3 2 1 2 3 4
SAP
Kriteria 5 X
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 42 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Fungsionalitas
Kriteria 9 SAP
8
7 X
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 43 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemudahan Dalam Pengoperasian
Kriteria 9
8
7
6
SAP
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 44 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Flexibilitas
Kriteria 9
8
7
6
5
SAP
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 45 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kehandalan Software
Kriteria 9
8
7
6
5
SAP
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 46 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Reputasi
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4 X
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
C-111
C-112 Tabel C. 47 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Kemampuan Secara Teknis
Kriteria SAP
9 X
8
7
6
5
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
Tabel C. 48 Penilaian Software Berdasarkan Kriteria Pelayanan
Kriteria 9 SAP
8
7
6
5 X
Intensitas Kepentingan 4 3 2 1 2 3 4
Kriteria 5
6
7
8
9 ORACLE
LAMPIRAN D REFERENSI PENILAIAN SAP dan ORACLE
C-114
REFERENSI PENILAIAN SAP dan ORACLE
SAP Attributes
Evaluation items
Price
Maintenance Cost System Software Factors
Total Costs
Consultant expense
Infrastructure Costs
D-115
Explanation Harga untuk SAP R/3 / MySAP profesional user EUR 5000, untuk limited (bisa FI, MM, WM, SD) EUR 2000. Maintenance cost 19% dari lisence yg dibeli saat implementasi per Tahun (harga bervariasi tergantung negoisasi antara pihak SAP dan Perusahaan) 1. Untuk standar Asia Pasifik, biaya fungsional yang berhubungan dengan proses bisnis dan system desain pada tingkat aliran (FI, MM, SD & arsip), ratarata US$ 350-400 per hari kerja. 2. Konsultan Teknis kira-kira US$ 250-300 per hari kerja. Konsultan teknis dibagi dua BASIS&ABAP. BASIS terkait dengan instalasi dan perawatan server, koneksi dan otorisasi, sedangkan ABAP terkait dengan desain teknis (sistem analis, programmer ABAP dan tester). Biaya infrastruktur tergantung pada IT itu
C-116 sendiri dan kebutuhan data dan kompleksitas company infrastructure cost jika dinominalkan antara US$ 10.000 - 100.000, tergantung kondisi & kompleksitas perusahaannya.
Implementation Time
Implementation Time tergantung kondisi & kompleksitas perusahaannya. Yang paling cepat dilakukan dalam jangka waktu 8 bulan, tapi rata-rata dalam waktu 1,5 tahun.
Functionality
Dalam kualitas bisa dianggap sangat tinggi, rata-rata 95% kebutuhan bisnis bisa diselesaikan., SAP solution hampir bisa diselesaikan semua, tapi terkadang ada yg tidak bisa, tapi mayoritas hal itu terjadi karena konsultan kurang berpengalaman. Disamping modul SAP memang cukup sulit untuk dikustomisasi. Modul-modul yang disediakan SAP secara keseluruhan dapat memenuhi proses bisnis dari perusahaan, dikarenakan SAP sudah banyak melakukan implementasi ke berbagai perusahaan industri, jasa maupun pertambangan. Sehingga bisa meminimalkan
Module Completion
Function Fitness
D-116
Security
Ease of Operation User Friendliness
Ease of Learning
kustomisasi modul. SAP dapat diterapkan dengan baik di berbagai Negara karena sudah Multi-currency, multi-language dan multi-site. SAP mempunyai tingkat keamanan yang bisa dibilang sangat baik, mempunyai tingkat keamanan yang berlapis, dari mulai user security, database security dan juga permission management. SAP Interface, hampir semua tampilan dalam SAP mudah untuk dinavigasikan, mengadaptasi dengan end user, akan tetapi dikarenakan pendiri SAP adalah orang-orang dari IBM Jerman, akibatnya aplikasi ini banyak menggunakan istilah Jerman seperti penamaan field, function dan istilah lainnya. SAP sendiri membawa karakter Jerman yang kaku dan robust (kuat) dalam hal design functional. Banyak orang yang mengeluhkan SAP tidak user friendly. SAP mempunyai banyak konsultan, dapat dikatakan SAP menguasai software ERP, sehingga konsultan SAP ada disetiap Negara, SAP sendiri tidak mudah untuk dipelajari, akan tetapi karena adanya konsultan dan juga
D-117
C-118 bantuan online dari pihak SAP, hal tersebut dapat dikurangi.
Flexibility
Upgrade ability
Ease of Integration
Reliability
D-118
Stability
1. Pada saat mengimplementasikan SAP, basic business process sebaiknya fit dengan SAP, yang berbeda dapat dikustomisasi oleh konsultan, beberapa diantaranya diajarkan ke internal IT, jika ada request baru dilakukan kustomisasi tersebut yang dimodifikasi atau membuat kustomisasi yang baru. Untuk kustomisasi sudah disediakan oleh SAP. 2. Kustomisasi untuk setiap perusahaan berbeda-beda, dikarenakan kebutuhan setiap perusahaan sangatlah kompleks. 1. SAP sudah menyediakan interfacing yang baik, untuk java ada namanya Netweaver dan yang terbaru adalah XI, SAP bisa digunakan untuk interfacing kedalam program yang berbeda. 2. SAP sendiri bisa digunakan di banyak sistem operasi, seperti Windows, Linux dan juga UNIX. SAP dalam hal stability sangat baik, SAP
Recovery Ability
Vendor Factors
Reputation
Scale of vendor
bekerja dengan baik jika hardware mendukung, semakin baik hardware, maka SAP bekerja dengan optimal dan juga tidak terjadi crash. SAP mempunyai kemampuan recovery ability, dalam hal data recovery (jika terjadi bencana seperti kebakaran) untuk itu diperlukan mirroring terhadap data di tempat (disaster recovery) sehingga disaat data loss di sebuah site maka mirror tersebut akan megembalikan data yang hilang. 1. SAP merupakan Key Player dalam Software ERP, dapat dilihat dari fakta SAP merupakan penyedia solusi ERP terbesar di dunia dengan lebih dari 40,000 customer . Dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dan network mitra yang luas (termasuk di Indonesia) 2. SAP memiliki pengalaman paling lama, serta keahlian industri paling berpengalaman dibandingkan dengan penyedia software ERP yang lain. Selain itu, SAP fokus pada penyediaan aplikasi bisnis dan digunakan oleh hampir semua
D-119
C-120
Financial condition
Market share
R&D ability
Technical capability
Technical support capability Implementation ability
D-120
perusahaan terkemuka di dunia. Kondisi keuangan SAP sangat baik, Software SAP sendiri dirancang dan diterapkan pada lebih dari 20 industri yang berbeda dan SAP sendiri menghasilkan US$ 35 juta setiap tahunnya di pasar Global. Pangsa pasar SAP kebanyakan untuk perusahaan besar., penetrasi untuk pasar mencapai 80%, tapi tidak untuk perusahaan kecil. SAP mempunyai tim tersendiri dalam Research dan Development, tim R&D berfungsi untuk mengembangkan SAP kedepan, dengan cara melihat perkembangan dunia industri. Jika ada bug atau error pada pogram SAP, bisa langsung menghubungi SAP melalui email, sapphone dan bahkan jika permasalahan yang dihadapi sangat kritis, SAP bisa datang langsung ke perusahaan. SAP penyedia solusi ERP terbesar di dunia dengan lebih dari 40,000 customer, dan juga berpengalaman lebih dari 30 tahun, dan juga telah dipakai di 20 jenis industri yang berbeda.
Warranties
Service Consultant service
Training service
Service speed
1. SAP memberikan semua codenya ke user, jadi jika user tidak mau membayar maintenance, maka tidak ada support kepada perusahaan. Biaya maintenance dibayar setiap tahun, ada SLA (Service Level Agreement) khusus untuk support. 2. Semisal ada bug atau error pada program SAP, bisa menghubungi SAP melalui email, sapphone bahkan jika critical pihak SAP bisa datang ke perusahaan, levelnya bisa dari Indonesia, Asia Pasific, atau Jerman langsung, biaya perawatan dibayar pertahun. Jika ada bug atau error pada pogram SAP, bisa SAP melalui email, sapphone bahkan jika sangat penting pihak SAP bisa datang langsung ke perusahaan. SAP memiliki konsultan yang akan melatih Key User dari setiap Perusahaan, pelatihan dilakukan sesuai perjanjian dengan perusahaan dan juga jumlah modul yang dibeli. Jika ada bug atau error pada pogram SAP, bisa menghubungi SAP melalui email, sapphone bahkan jika kritis, pihak SAP bisa
D-121
C-122 datang ke perusahaan. Pelayanan akan keluhan terhadap software dilayani as soon as possible.
D-122
ORACLE FINANCE Attributes
Evaluation items
Price
Maintenance Cost System Software Factors
Total Costs
Consultant expense
Infrastructure Costs
Explanation Price untuk Oracle Finance (ORAFIN) profesional user EUR 3000, untuk limited (FI, MM, WM, SD) EUR 10001500. Maintenance cost 15% dari lisence yg dibeli saat implementasi per Tahun (harga bervariasi tergantung negoisasi antara pihak ORACLE dan Perusahaan). 1. Untuk standar Asia Pasifik, biaya fungsional yang berhubungan dengan proses bisnis dan system desain pada tingkat aliran (FI, MM, SD & arsip) rata-rata 300-350 USD per hari kerja. 2. Untuk konsultan sekitar 150-200 USD per hari kerja (ORACLE consultant lebih sedikit daripada SAP, tapi lebih affordable). Biaya infrastruktur tergantung pada IT itu sendiri dan kebutuhan data dan kompleksitas infrastruktur perusahaan. jika dinominalkan sekitar US$ 10.000 100.000, tergantung kondisi & kompleksitas perusahaannya.
D-123
C-124
Implementation Time
Functionality
Module Completion
Function Fitness
D-124
Implementation Time tergantung kondisi dan kompleksitas perusahaannya. Yang paling cepat dilakukan dalam jangka waktu 6 bulan, tapi rata-rata dalam waktu 1,5 tahun. Module Completion ORACLE tidak begitu baik, karena ORACLE tidak memiliki modul yang lengkap seperti SAP, jika diprosentasekan sekitar 6070% business need bisa diselesaikan, ORACLE lebih lunak dalam melakukan penjualan modul, tidak seperti SAP yang harus membeli lengkap modul. Modul-modul yang disediakan ORACLE secara keseluruhan tidak bisa memenuhi proses bisnis dari perusahaan, dikarenakan ORACLE tidak memiliki modul yang kompleks dan disamping itu, konsultan ORACLE Finance tidak banyak seperti SAP. ORACLE juga sudah Multi-currency, multi-language, and multi-site, sehingga dapat diterapkan dengan baik di berbagai
Security
Ease of operation User friendliness Ease of learning
Flexibility
Upgrade ability
Negara. ORACLE mempunyai tingkat keamanan yang bisa dibilang sangat baik, mempunyai tingkat keamanan yang berlapis, dari mulai user security, database security dan juga permission management, untuk database, ORACLE merupakan yang terbaik. ORACLE Interface, hampir semua tampilan dalam ORACLE mudah untuk dinavigasikan, mengadaptasi dengan end user, berbeda dengan SAP, ORACLE lebih user friendly dilihat dari navigasi dan juga multi-language. ORACLE tidak memiliki banyak konsultan, karena yang mengusai pangsa pasar adalah SAP, oleh karena itu banyak sumber daya manusia lebih memilih untuk belajar SAP daripada ORACLE Finance. 1. Pada saat mengimplementasikan ORACLE, basic business process sebaiknya sesuai dengan ORACLE,
D-125
C-126
Ease of integration
Reliability
D-126
Stability
ORACLE dalam memasarkan modul perbagian, tidak seperti SAP yang harus membeli modul secara lengkap. 2. Kustomisasi yang dilakukan oleh ORACLE tidak begitu banyak, dikarenakan keterbatasan Konsultan, dan ini menjadi suatu “Lubang” sehingga ORACLE kebanyakan “best practice”. 1. ORACLE tidak beda jauh dengan SAP, menyediakan interface yang baik dan dapat diintegrasikan ke sistem operasi manapun dan juga mempunyai kompatibilitas dengan software lainnya. 2. ORACLE sendiri bisa digunakan di banyak system operasi, seperti Windows, Linux dan juga UNIX. ORACLE dalam hal stability sangat baik, ORACLE bekerja dengan baik jika hardware mendukung, semakin baik hardware, maka ORACLE bekerja dengan optimal dan tidak terjadi crash.
Recovery ability
Vendor Factors
Reputation
Scale of vendor
Financial condition
Market share
ORACLE mempunyai kemampuan recovery ability, dalam hal data recovery (jika terjadi bencana seperti kebakaran) untuk itu diperlukan mirror terhadap data di tempat (disaster recovery) sehingga disaat data loss di sebuah site maka mirror tersebut akan mengembalikan data tersebut, ORACLE merupakan yang terbaik dalam recovery ability, dikarena ORACLE merupakan expert dalam database. ORACLE merupakan pemain baru dalam Software ERP, pangsa pasarnya masih berbagi dengan SAP. ORACLE masih banyak bermitra di luar negeri, dan masih sedikit di Indonesia. Kondisi keuangan ORACLE baik, ORACLE sendiri menghasilkan US $ 10 juta bersama setiap tahunnya di pasar Global untuk pasar software ERP. Pangsa pasar ORACLE Finance itu untuk Medium to Big Company, penetrasi untuk pasar mancapai 60%, tapi tidak untuk Huge Company.
D-127
C-128
R&D ability
Technical capability
Technical support capability Implementation ability
Service
Warranties
Consultant service
D-128
ORACLE untuk pangsa pasar ERP masih sedikit tim untuk melakukan research dan development, lebih banyak difokuskan ke database. Jika ada bug atau error pada program ORACLE Finance, tidak bisa di-handle dengan cepat, karena keterbatasan SDM. ORACLE Finance penyedia solusi ERP yang terfokus untuk médium business, dan juga implementasi biasanya dilakukan “best practice” yaitu perusahaan menyesuaikan dengan modul yang disediakan ORACLE Finance Untuk Warranties ORACLE Finance memberikan Warranties untuk bug atau error dari program, tetapi perbaikan tidak langsung dilayani, melalui waiting list, sehingga perusahaan harus menunggu. Jika ada bug atau error pada program ORACLE Finance, Perusahaan bisa menghubungi Customer Service, dari sisi pelayanan, ORACLE tidak bisa
Training service
Service speed
memberikan layanan yang cepat. ORACLE memiliki konsultan yang akan melatih Key User dari setiap Perusahaan, training dilakukan sesuai perjanjian dengan perusahaan dan juga jumlah modul yang dibeli. Untuk Service speed, ORACLE Finance tidak begitu baik, karena jika ingin mendapatkan pelayanan dihari yang sama, perusahaan harus bayar lebih.
D-129
Halaman ini sengaja dikosongkan
D-130
131
TENTANG PENULIS •
Penulis dilahirkan di Bandung, sebuah kota yang sejuk di provinsi Jawa Barat, pada tanggal 25 Juli 1987. Penulis yang merupakan anak Pertama dari 4 bersaudara ini, telah menempuh pendidikan formal di TK Mariana Padang, SD BPPK Bandung, SD Methodist Palembang, SD Methodist Medan, SMP Methodist Medan dan SMA Cahaya Medan.. Pada tahun 2004 penulis diterima di Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi – ITS melalui jalur PMDK– Kemitraan dan terdaftar dengan NRP 5204.100.012. Di Jurusan Sistem Informasi ini, penulis mengambil tugas akhir dengan bidang minat E-Business.