Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
PEMILIHAN MEDIA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN Bambang Srigati ABSTRAK Perilaku penarian informasi merupakan aktivitas pemakai informasi untuk mencari, mengumpulkan dan kemudian memakai informasi yang mereka butuhkan, penari informasi tersebut sebagai pengguna media maupun non media, memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut untuk memuaskan kebutuhannya.Sehingga muncul adanya seleksi penggunaan media dari audience. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) bagimana pencarian informasi calon mahasiswa tentang UNRIYO, 2) untuk mengetahui jenis media atau non media yang digunakan oleh calon mahasiswa dalam mencari informasi tentang UNRIYO, 3) ingin mengetahui factor-faktor apa yang mempengaruhi pemilihan media bagi calon mahasiswa UNRIYO, 4)untuk mengetahui pengaruh kelompok rujukan terhadap pengambilan keputusan calon mahasiswa dalam memilih UNRIYO. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan studi kasus, teori komunikasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah teori perilaku pencarian informasi dan teori Uses and Gratifications. Obyek penelitiannya adalah mahasiswa dan petugas marketing UNRIYO, serta orang tua mahasiswa. Berdasar hasil analisa data dalam penelitian ini dapat diambil suatu kesimpulan bahwa ternyata pencarian informasi tentang UNRIYO hanya menggunakan sebagian saja dari media yang dipergunakan dalam promosi pemasaran UNRIYO. Bahkan sebagian besar dari informan, melakukan pencarian informasi melalui sumber komunikasi non media yakni dengan menggunakan komunikasi Words of Mouth. Kata kunci: Calon mahasiswa, Pencarian informasi, Pilihan media
96
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
97
A. PENDAHULUAN. Begitu banyaknya lembaga perguruan tinggi yang berdiri di Yogyakarta, , membuat kota Yogyakarta ini berpredikat sebagai kota pelajar bagi Indonesia. Berdasarkan data dari KOPERTIS Wilayah V tercatat sebanyak 106 Perguruan Tinggi Swasta dan 5 Perguran Tinggi Negeri berdiri di Yogyakarta.
Dengan begitu
banyaknya Perguruan Tinggi tersebut, calon mahasiswa bisa memilih program studi apa yang akan menjadi pilihannya. Sehingga hal ini akan menjadi daya tarik sendiri bagi kota Yogyakarta, karena dengan banyaknya Perguruan Tinggi tersebut juga menyediakan berbagai macam program studi yang mampu melengkapi apa yang menjadi minat dari calon mahasiswa dalam melanjutkan studinya. Universitas Respati Yogyakarta merupakan salah satu Perguruan Tinggi yang berdiri pada tahun 2008 berdasarkan SK pendirian PS 233/D/0/2008 (Buku Panduan Universitas Respati Yogyakarta). Pada awalnya
Universitas Respati Yogyakarta,
adalah lembaga pendidikan yang berbentuk Sekolah Tinggi Kesehatan, yang berdiri tahun 2002.Dalam usianya yang masih sangat muda, tentu saja tidak mudah untuk bisa langsung bersaing dengan perguruan tinggi lain baik Negeri ataupun Swasta di kota Jogjakarta. Untuk dapat bersaing dengan berbagai lembaga perguruan tinggi yang sudah ada, Universitas Respati Jogjakarta harus mampu menumbuhkan kepercayaan dari masyarakat pada umumnya dan calon mahasiswa baru pada khususnya. Sehubungan dengan hal tersebut, Universitas Respati Yogyakarta selalu mengadakan sosialisasi ataupun promosi pemasaran yang terkait dengan produk yang dihasilkan. Dalam upaya melakukan promosi pemasaran Universitas Respati Yogyakarta, menggunakan berbagai cara yaitu dengan media dan non media, penggunaan media dibagi dua, yaitu above the line atau bellow the line. Penggunaan media yang Above the line yaitu melalui media elektronik dan media cetak seperti Siaran melalui Radio dan Televisi dan Surat Kabar, agar bisa mencapai audience yang lebih luas.
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
Sedangkan penggunaan media Bellow the Line, atau yang disebut dengan media Lini Bawah merupakan bentuk dari promosi yang dilakukan lembaga yang salah satu tujuannya adalah merangkul konsumen supaya aware dengan produk yang disampaikanya, karena penggunaan media ini terjadi interaksi secara langsung dengan calon mahasiswanya. Smith (2001:23) dalam bukunya Marketing Communication mengemukakan bahwa Bellow The Line pada dasarnya sebagai alternatif lain selain penjualan langsung, bellow the line berguna untuk promosi penjualan dan hubungan masyarakat. Untuk yang non media Universitas Respati menggunakan Word Of Mouth (WOM), yaitu melalui petugas marketing yang mendatangi sekolah untuk mengadakan presentasi, pameran melalui event marketing, maupun melalui Jejak Alumni dan Guru Bimbingan Konseling. Penggunaan Word of Mouth Communication yang dilakukan Universitas Respati Yogyakarta, yaitu melalui kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berbagai program studi. Untuk yang non media Universitas Respati menggunakan Word Of Mouth (WOM), yaitu melalui petugas marketing yang mendatangi sekolah untuk mengadakan presentasi, pameran melalui event marketing, maupun melalui Jejak Alumni dan Guru Bimbingan Konseling. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Terence Shimp dalam Periklanan Promosi (2003: 4), bahwa semua organisasi modern baik perusahaan bisnis dan sebagainya, menggunakan berbagai bentuk komunikasi pemasaran untuk mempromosikan apa yang mereka tawarkan. Bentuk komunikasi pemasaran meliputi iklan, tenaga penjualan, papan nama, publisitas dan alat-alat komunikasi lainya. Dalam penelitian ini yang menjadi pertanyaan adalah: dari berbagai bentuk model komunikasi yang dipergunakan, komunikasi apakah yang paling banyak mempunyai mempengaruhi calon mahasiswa untuk melanjutkan kuliahnya di UNRIYO. B. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Definisi Komunikasi. Istilah Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin, yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Menurut Sarah Trenholm dan Arthur Jensen (1996):4) mendefinisikan komunikasi adalah sebagai berikut. “ A
98
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
process by which a source transmits a message to a reciever through some channel” ( Komunikasi adalah suatu proses dimana sumber mentransmisikan pesan kepada penerima melalui beragam saluran.). Sedangkan menurut Hoveland (1948:371)dalam Wiryanto (Pengantar Ilmu Komunikasi), mendefinisikan komunikasi “ The process by which and individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behaviour of other individu”. Komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain.). Hampir sama dengan pendapat diatas. Bernard Berelson dan Gary A. Steiner (1964:527) mendefinisikan komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan dan sebagainya. Lebih lanjut Lasswell dalam karyanya The Structure and Function of Communication in Society (Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Prof. Drs.Onong Uchjana Effendy, M.A) , mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Paradikma Lasswell menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni: Komunikator , Pesan, Media, Komunikan, Effek. Jadi berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Terkait dengan penjelasan tersebut Universitas Respati Yogyakarta, dalam menjalankan promosinya juga menggunakan berbagai macam media. dengan tujuan yang sama yaitu untuk mempengaruhi konsumen atau calon mahasiswa baru agar mau memutuskan pilihannya untuk kuliah di Universitas Respati Yogyakarta. Untuk itu, perlu juga adanya perhatian terhadap informasi yang disampaikan lewat berbagai macam media tersebut, antara lain menyangkut dengan adanya 2 model pencarian informasi yang dilakukan konsumen, yaitu: Pre purchase search dan ongoing search. Pre purchase adalah proses dimana konsumen mengenali kebutuhan kemudian melakukan pencarian informasi. Apabila teori ini kita kaitkan dengan para informan yang menjadi obyek penelitian kami, maka akan sangat sesuai, karena para informan sebelum mengambil suatu keputusan mau melanjutkan kuliah dimana, tentu menyadari bahwa mereka harus mencari informasi yang sebanyak banyaknya tentang Perguruan Tinggi yang akan menjadi pilihannya.
99
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
100
Sedangkan ongoing search merupakan proses dimana konsumen menikmati pencarian informasi untuk kesenangan karena mereka ingin tetap up to date pada apa yang terjadi di pasaran. 2. Pencarian Informasi Kebutuhan informasi merupakan salah satu dari berbagai macam kebutuhan hidup manusia, demikian pula yang terjadi pada calon mahasiswa dari Universitas Respati Yogyakarta, sebelum mereka menentukan Perguruan Tinggi mana yang akan menjadi pilihannya, mereka tentu berusaha mencari informasi melalui berbagai macam media dan non media sebagai upaya memenuhi informasi tentang Perguruan Tinggi yang sesuai dengan kebutuhannya. Ada beberapa pendapat dari para ahli tentang kebutuhan informasi. 2.1.
Pendapat dari James Krikelas (1983), perilaku pencarian informasi adalah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan informasi. Manusia akan menunjukkan perilaku pencarian informasi untuk memenuhi kebutuhannya. Perilaku pencarian informasi dimulai ketika seseorang merasa bahwa pengetahuan yang dimilikinya saat itu kurang dari pengetahuan yang dibutuhkannya.
2.2.
Sedangkan menurut Josef Trna (2004) berpendapat bahwa pemenuhan kebutuhan informasi tersebut termasuk dalam kebutuhan aktualisasi diri. Karena ilmu pengetahuan terus berkembang, maka seseorang akan terus membutuhkan informasi baru. Pada saat seseorang membutuhkan informasi baru untuk memperkaya pengetahuan yang dimilikinya, terjadilah kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki dengan yang seharusnya dimiliki. Untuk menjembatani kesenjangan itu menurut Fourie (2006) manusia membutuhkan informasi.
3. Media. Universitas
Respati
Yogyakarta
dalam
menjalankan
pemasarannya
menggunakan berbagai macam media dan non media. Pengertian media menurut Purnamawati dan Eldarni (2001 : Media merupakan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
101
merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”.
4. Perilaku Konsumen. Menurut Engel Blackwell & Miniard (1990), perilaku konsumen diartikan “Those actions directly involved in obtaining, consuming, and disposing of products and services, including the decision processes that precede and follow this action” Perilaku konsumen merupakan tindakan–tindakan yang terlibat secara langsung dalam memperoleh, mengkonsumsi, dan membuang suatu produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan – tindakan tersebut. Sedangkan menurut Gerald Zaldman dan Melanie Wallendorf (1979 : 6) menjelaskan bahwa : “Consumer behavior are acts, process and sosial relationship exhibited by individuals, groups and organizations in the obtainment, use of, and consequent experience with products, services and other resources”. Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainya. 5.
Pengambilan Keputusan.
Menurut James A.F. Stoner, keputusan adalah pemilihan diantara berbagai alternatif. Definisi ini mengandung tiga pengertian: 1. Adanya pilihan atas dasar logika atau pertimbangan. 2. Ada beberapa alternatif yang harus dipilih salah satu yang terbaik. 3. Adanya tujuan yang ingin dicapai dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut. Pengertian keputusan yang lain dikemukakan oleh Prajudi Atmosudirjo bahwa keputusan adalah suatu pengakhiran dari pada proses pemikiran tentang suatu masalah dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
C. METODOLOGI
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
102
Penelitian mengenai Pilihan media Dalam Pengambilan Keputusan ini merupakan studi yang menggunakan metodologi kualitatif.Dalam tataran teoritik, ada beberapa asumsi yang menjadi landasan dalam penelitian kualitatif sebagaimana yang dikatakan Merriam (dalam Creswell, 1994:145). Asumsi-asumsi tersebut adalah: 1. Peneliti kualitatif lebih memiliki perhatian pada proses daripada hasil atau produk 2. Peneliti kualitatif tertarik pada makna, yaitu bagaimana berusaha memahami perilaku konsumen dalam mengambil keputusan untuk kuliah di Universitas Respati Yogyakarta . 3. Peneliti kualitatif merupakan instrumen utama dalam pengumpulan dan analisis data. Data diperoleh melalui instrumen manusia daripada melalui inventarisasi (inventories), kuesioner, atau pun melalui mesin. 4. Penelitian kualitatif sangat berkaitan dengan fieldwork. Artinya, peneliti secara fisik terlibat langsung dengan orang, latar (setting), tempat, atau institusi untuk mengamati atau mencatat perilaku dalam latar belakang alamiahnya. 5. Penelitian kualitatif bersifat deskriptif, dalam arti peneliti tertarik pada proses, makna, dan pemahaman yang diperoleh melalui kata-kata atau gambar-gambar. Penelitian
kualitatif
lebih
menekan
pada
persoalan
kedalaman
(kualitas)
data.Peneitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalamdalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.Penelitian kualitatif lebih menekan pada persoalan kedalaman (kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data. (Kriyantono, 2009:56). Sehubungan dengan tersebut, penulis memilih pendekatan kualitatif sebagai metode penelitiannya, agar penulis memperoleh gambaran yang lebih terperinci dan lebih mendalam tentang pilihan media dalam pengambilan keputusan bsgi calon mahasiswa baru di Universitas Respati Yogyakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus, menurut Arikunto (1980:215).Ditinjau dari lingkup wilayahnya, maka penelitian kasus hanya meliputi daerah atau subyek yang sangat sempit, tetapi ditinjau dari sifat penelitian, penelitian kasus lebih mendalam dan membicarakan kemungkinan untuk memecahkan masalah yang aktual dengan mengumpulkan data, menyusun dan mengaplikasikannya serta menginterpretasikannya.
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
103
D. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini, penulis mewawancarai 15 (lima belas) orang Mahasiswa baru angkatan 2012/2103 yang kuliah di Unversitas Respati Yogyakarta sebagai informan, disamping itu juga kepala bagian marketing dan seorang anggotanya serta lima orang tua mahasiswa sebagai sumber informasi dalam penelitian ini. Dengan mewawancarai ketiga sumber informasi tersebut, penulis berharap mendapatkan data yang saling melengkapi dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Pencarian informasi yang dilakukan para informan tentang perguruan tinggi yang akan dipilihnya, bermula dari adanya kebutuhan untuk melanjutkan pendidikan bagi dirinya. Setelah menentukan apa yang akan menjadi prodi pilihannya, maka para informan tersebut berusaha mencari informasi tentang Perguruan Tinggi melalui berbagai media yang bisa diperolehnya. Dalam pencarian informasi yang berkaitan dengan perguruan tinggi, informan akan mencermati setiap informasi yang dia peroleh khususnya informasi yang terkait dengan perguruan tinggi, kemudian mendiskusikan dengan keluarga dan selanjutnya baru menentukan perguruan tinggi mana yang akan menjadi pilihan dalam melanjutkan studinya. Kondisi semacam ini sesuai dengan pendapat, Krikelas (dalam Rosita, 2006: 16) berpendapat bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan
pesan
untuk
memuaskan
kebutuhan
informasi
yang
dirasakan. Sedangkan pendapat lain yang lebih rinci dikemukakan oleh Drao yang dikutip oleh Luki Wijayanti (dalam Rosita, 2006: 17) yang mengatakan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan aktivitas pemakai untuk mencari, mengumpulkan, dan kemudian memakai informasi yang mereka butuhkan. Seperti apa yang disampaikan Drao tersebut, berdasarkan hasil wawancara kami dengan beberapa informan dalam penelitian ini, mereka mencari informasi tentang Perguruan tinggi melalui saudara dan temanya yang tinggal di Yogyakarta, melalui brosur, spanduk dan baliho atau internet. .Dari berbagai informasi yang mereka dapatkan, lalu dikumpulkan dan di evaluasi, informasi mana yang sekiranya akan dipergunakan.Kondisi semacam ini sesuai dengan pendapat, Krikelas (dalam Rosita, 2006: 16) berpendapat bahwa perilaku pencarian informasi adalah kegiatan dalam menentukan dan mengidentifikasikan pesan untuk
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
104
memuaskan kebutuhan informasi yang dirasakan. Sedangkan pendapat lain yang lebih rinci dikemukakan oleh Drao yang dikutip oleh Luki Wijayanti (dalam Rosita, 2006: 17) yang mengatakan bahwa perilaku pencarian informasi merupakan aktivitas pemakai untuk mencari, mengumpulkan, dan kemudian memakai informasi yang mereka butuhkan. Seperti apa yang disampaikan Drao tersebut, berdasarkan hasil wawancara kami dengan beberapa informan dalam penelitian ini, mereka mencari informasi tentang Perguruan tinggi melalui saudara dan temanya yang tinggal di Yogyakarta, melalui brosur, spanduk dan baliho atau internet. .Dari berbagai informasi yang mereka dapatkan, lalu dikumpulkan dan di evaluasi, informasi mana yang sekiranya akan dipergunakan. Berikut hasil wawancara informan yang mencari berbagai sumber informasi, yakni informan no 5 dan 6. “ Saya mencari informasi tentang Perguruan tinggi melalui berbagai macam media, yakni internet dan juga melalui saudara yang ada di Yogyakarta, karena dengan mencari informasi melalui dua media tersebut, saya lebih merasa percaya terhadap informasi yang saya peroleh.” “ Saya mencari informasi tentang perguruan tinggi, melalui berbagai media yakni , teman yang kuliah di Yogya, melalui internet dan juga melalui brosur yang saya peroleh dari teman tersebut. Dari ketiga sumber informasi tersebut, saya memperoleh informasi yang banyak sehingga bisa saya pergunakan sebagai bahan diskusi dengan orang tua sebelum memutuskan kuliah dimana nantinya”.
Ada beberapa model perilaku pencarian informasi salah satu diantaranya adalah model Wilson (1981) (Budiyanto dalam Rosita, 2006: 20) yang disebut a model of information behavior. Model yang diperkenalkan oleh Wilson berdasarkan pada dua proposisi, yaitu: a. Bahwa kebutuhan informasi bukan kebutuhan utama atau primer, namun merupakan kebutuhan sekunder yang timbul karena keinginan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Ini sesuai dengan kondisi informan yang ada di UNRIYO, bahwa informasi yang mereka butuhkan tentang Perguruan Tinggi tersebut, disebabkan adanya keinginan untuk melanjutkan kuliah dari para informan. Berikut hasil wawancara kami dengan para responden yang melakukan pencarian informasi tentang perguruan tinggi, yakni informan nomor 5, dari Ambon. “ saya mencari informasi tentang perguruan tinggi sudah lama kami lakukan melalui berbagai media, karena ada rencana mau melanjutkan kuliah”
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
105
Sedangkan hasil wawancara lain dengan informan nomor 2 yang berasal dari Taliwang NTB “ Saya sudah lama mencari informasi Tentang Perguruan di Yogyakarta melalui kakak saya, karena saya ingin melanjutkan kuliah di Yogya” b. Bahwa dalam usahanya menemukan informasi kadang – kadang menghadapi adanya hambatan (barries), sebagai variabel perantara (intervening variable), hambatan tersebut
ada
kemungkinan
akan
mempengaruhi
perilaku
dalam
pencarian
infromasinya.Sebagai contoh yang terjadi pada informan yang ada di UNRIYO, tidak semua informan yang kami wawancarai bisa memperoleh informasi tentang Perguruan melalui berbagai macam media. Ada informan yang hanya mendapat informasi tentang Perguruan Tinggi di Yogyakarta hanya melalui satu media, sebagai contoh informan nomor 11 dari Jombang Jawa Timur. ” Saya mencari informasi tentang perguruan tinggi hanya lewat internet, karena saya tidak mendapat informasi dari media lain. Pencarian informasi ini saya lakukan karena ingin memperoleh gambaran perguruan tinggi apa yang sesuai dengan keinginan saya”
Sumber informasi tentang UNRIYO yang dipergunakan para informan sebagai sumber informasi, secara garis besar bisa dibagi menjadi 3 sumber, yakni :Non Media, Media dan New Media. Sumber informasi non media yang digunakan oleh para informan dalam penelitian ini meliputi 4 sumber yakni: a. Saudara yang tinggal di Yogyakarta, b. Teman yang tinggal di Yogyakarta, c. Guru BK disekolah. d. Petugas Marketing yang mengadakan pameran pendidikan secara rutin disekolah. Dari berbagai media yang dipergunakan UNRIYO dalam menjalankan promosinya, tidak semua media dipergunakan oleh informan sebagai sumber informasi.Berdasarkan hasil wawancara kami dengan beberapa informan, sumber informasi media yang digunakan informan sebagai sumber informasi adalah, Brosur, Spanduk dan Baliho. New Media dalam hal ini internet, juga banyak dipergunakan manusia dalam mencari berbagai macam informasi yang mereka butuhkan dalam kehidupannya. Termasuk juga
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
106
bagi para informan yang sudah biasa menggunakan internet sebagai sumber informasi, mereka berupaya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang Perguruan Tinggi yang akan menjadi pilihannya lewat internet. Karena dengan media internet ini dengan mudah mereka bisa membandingkan beberapa Perguruan Tinggi yang sejenis dan bisa menentukan mana yang memenuhi kriteria bagi dirinya.Sehingga nantinya bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan kuliah dimana yang paling baik buat dirinya. Berdasarkan wawancara kami dengan informan yang menggunakan internet dalam mencari informasi adalah sebagai berikut: “ Saya menggunakan media internet untuk mencari informasi tentang Perguruan Tinggi, dan melalui internet ini saya merasa bisa lebih leluasa melihat profil perguruan tinggi yang seperti apa yang cocok dengan kemampuan saya. Karena melalui media internet ini, saya bisa membandingkan beberapa perguruan tinggi yang sejenis tanpa harus mengunjungi secara langsung, sehingga bisa lebih hemat dan lebih efisien.”
Hasil wawancara lain yang kami lakukan dengan informan no 10. Dari Sintang Kalimantan Barat. “Saya lebih senang bisa mencari informasi tentang UNRIYO melalui internet, karena dengan media internet tersebut biayanya sangat murah, apalagi dengan media internet tersebut, saya juga bisa membandingkan dengan perguruan tinggi lain yang sejenis, sehingga saya mempunyai banyak pilihan”. Hasil wawancara lain yang kami lakukan dengan informan no 10. Dari Sintang Kalimantan Barat. “Saya lebih senang bisa mencari informasi tentang UNRIYO melalui internet, karena dengan media internet tersebut biayanya sangat murah, apalagi dengan media internet tersebut, saya juga bisa membandingkan dengan perguruan tinggi lain yang sejenis, sehingga saya mempunyai banyak pilihan”. Berdasarkan analisa data dan hasil pembahasan yang kami lakukan bisa kami simpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Pencarian informasi yang dilakukan oleh informan, bermula adanya kebutuhan informasi tentang Perguruan Tinggi
terkait dengan keinginan
mereka untuk
melanjutkan Pendidikannya. Adapun upaya pencarian informasi yang dilakukan informan adalah dengan mencari informasi tentang Perguruan Tinggi yang ada disekolah, yakni melalui:
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
107
a. Bosur yang ada disekolah. b.
Guru BK yang ada disekolah.
c. Kemudian bagi yang mempunyai saudara dan teman yang sudah kuliah di Yogyakarta, mereka mencari informasi tentang Perguruan Tinggi melalui saudara dan teman yang tinggal di Yogyakarta. d. Kemudian ada lagi yang mencari informasi lewat new media yakni internet, karena dengan menggunakan internet mereka merasa lebih hemat dan efisien. 2. Berdasarkan hasil penelitian yang kami lakukan, ternyata pencarian informasi tentang UNRIYO, hanya menggunakan sebagian saja dari media yang dipergunakan dalam promosi pemasaran UNRIYO. Bahkan
sebagian besar dari informan melakukan
pencarian informasi melalui sumber komunikasi non media, yakni dengan menggunakan komunikasi Words Of Mouth. Dalam komunikasi words of mouth, yang dijadikan sumber informasi adalah: 1. Saudara yang tinggal di Yogyakarta 2. Teman yang tinggal di Yogyakarta 3. Guru BK disekolah. 4.
Petugas Marketing yang mengadakan kunjungan atau pameran disekolah.
Dari keempat sumber non media tersebut yang paling banyak dipergunakan sebagai sumber informasi adalah, Saudara atau teman yang tinggal di Yogyakarta, sedangkan untuk Guru BK dan petugas marketing yang mengadakan kunjungan di sekolah, hanya sebagian kecil saja yang menggunakan. Yang menjadi alasan adanya penggunaan non media atau word of mouth dalam mencari informasi tentang UNRIYO dari para informan, adalah adanya kedekatan hubungan sosial diantara informan dengan para nara sumber informasi. Sehingga dengan adanya kedekatan hubungan sosial antara informan dengan nara sumber tersebut, menumbuhkan rasa percaya pada informan tentang segala informasi yang diterima dari nara sumber tersebut. Media lain yang dipergunakan para informan adalah new media atau internet, brosur, spanduk dan baliho, namun ini hanya sebagian saja dari para informan yang menggunakan media ini. Brosur ini masih ada yang menjadikan pilihan, walaupun tidak terlalu banyak, alasan dari para informan,karena dengan media brosur ini , informan bisa lebih mudah dalam menceritakan informasi tentang UNRIYO kepada orang tuanya.Sehingga dengan brosur
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
108
ini bisa dipergunakan sebagai bahan diskusi sebelum memutuskan untuk kuliah di UNRIYO. Sedangkan untuk penggunaan media spanduk dan baliho juga dipergunakan oleh para informan namun demikian pemakaiannya masih sangat kecil, karena para informan ini kebanyakan berasal dari luar jawa, sedangkan pemasangan spanduk dan baliho banyak dilakukan diwilayah DIY dan sekitarnya. 3. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pilihan terhadap media atau non media yang dipergunakan antara lain adalah: a. Faktor internal yang mempengaruhi pilihan media dalam penelitian ini adalah kedekatan emosional dan kepercayaan antara sumber informasi dengan para informan dalam komunikasi Words Of Mouth. Dalam penggunaan new media, faktor yang mempengaruhi pilihan media adalah
kemampuan penguasaan media
internet dari para informan. b. Faktor eksternal, faktor ini berkaitan faktor diluar media yang mempengaruhi pilihan media, yakni ketersedian media baik dari segi sarana dan prasarana, maupun penyebaran berbagai media tersebut kebeberapa wilayah yang menjadi program marketingnya. c. Ada kelompok rujukan yang mempunyai pengaruh terhadap pengambilan keputusan kuliah di UNRIYO, yakni: 1. Pengaruh saudara dan teman yang tinggal di Yogyakarta atau yang sudah kuliah di UNRIYO mempunyai pengaruh yang besar sekali terhadap pengambilan keputusan untuk kuliah di UNRIYO .
Karena
banyak
diantara
para
informan
yang
mempergunakan saudara atau teman yang tinggal di Yogyakarta atau kuliah di UNRIYO sebagai sumber informasi. Hal ini dilandasi adanya kepercayaan penuh terhadap sumber informasi dan adanya rasa senang apabila bisa kuliah bersamasama dengan beberapa saudara atau teman dari daerah yang sama. 2. Guru BK juga mempunyai pengaruh dalam pengambilan keputusan para siswanya untuk menentukan perguruan tinggi pilihannya. Karena biasanya Guru BK juga menerima berbagai macam informasi tentang Perguruan Tinggi dari para petugas marketing dari berbagai macam Lembaga Pendidikan Tinggi, sehingga informasi tersebut bisa dipergunakan sebagai sumber informasi para siswanya.
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
3. Petugas marketing
109
juga mempunyai peranan dalam mempengaruhi pengambilan
keputusan para calon mahasiswa dalam memilih kuliah di UNRIYO. Karena petugas marketing dalam melakukan kunjungan kesekolah dan pameran pendidikan disekolah juga mempunyai kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dengan para pelajar disekolah.
DAFTAR PUSTAKA 1. Cannon, J. P., W. D. Perault, dan E. J. McCarthy. 2009. Pemasaran Dasar: Pendekatan Manajerial Global. 16 ed. Jakarta: Salemba Empat 2.Stewart L Tubbs, Sylvia Moss. Human Communication 7 Edition. McGraw-Hill,1994 3. Hugo F. Reading, Dictionary Of The Social Sciences. Atlantic Publishers & Dist, 1999
4. Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (1981:18) dalam Pengantar Ilmu Komunikasi Wiryanto. Grasindo PT Gramedia Widiasarana Indonesia Jakarta 2004 5. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Mulyana, 2007 : 68 & 76
Lantip Jurnal Ilmu Sosial Dan Ekonomi Vol 05.No2 Oktober 2015
110
6. James A.F Stoner, menurut Jhon R. Schemerhorn cs.Managing Organizational Behaviour, .Widjaja, 2010 7. 8. 9. 10.
Shannon dan Weaver (1949) Pengantar Ilmu KomunikasiCangara, 2010 Carl I. Hovland, Riuhnya Persimpangan Itu. Antoni, Tiga Serangkai 2004. Judy C. Pearson dan Paul E. Nelson. (Mulyana, 2007 : 68 & 76)30 Direktorat Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, 2000
11. Ardianti, Elvinaro dan Ediyana Komala L. (2004), Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung:PT.Remaja Rosdakarya Offset. 12. Saladin Djasmin dan Oesman Yevis Marty (2003) Intisari Pemasaran & Unsur Unsur Pemasaran Bandung Penerbit Linda Karya. 13. Paul Smith , Chris Berry and Alan Pulford Strategic Marketing Communication Kogen
Page London 23 NI 9 JN UK 14. William J Stanton, Michael J Etzel, Bruce J Walker.1994. Mc Graw Hill. 15. James A.F. Stoner, Charles Wankel Management, third editionPrentice-Hall, 1986