PEMIKIRAN ABUDDIN NATA TENTANG KONSEP PENDIDIKAN ISLAM OLEH SAHRODIN (Dosen STAI An-Nur Lampung)
ABSTRACT Islamic education can be defined as education that is based on the moral values of Islam as contained in the Quran and AlHadith and the scholars in the thinking and the practice of Muslim history. Islamic educational components that include goals, curriculum, teachers, students, methods, evaluation, infrastructure and the environment should be based on Islamic values, then if the components are interconnected to form into a system then became an Islamic education system. Abbuddinata revealed that the ideals of Islamic education is directed to achieve the goal of Islamic education to produce graduates who have a broad view of the teachings of Islam, thorough and holistic. Key Words: Pendidikan, Islam, dan Tujuan.
A PENDAHULUAN Perkembangan peradaban dan kebudayaan umat manusiasemakin menunjukkan kemajuan yang signifikan, dari masyarakat tradisional kemudian muncul masyarakat modern 1 selanjutnya mau tidak mau akan menuju kepada masyarakat informasi (informatical society) 2 Kemudian berangkar dari sebuah fungsi pendidikan yaitu sebagai pemandu perjalanan umat manusia. Dunia pendidikan di masa sekarang benar-benar dihadapkan pada tantangan yang cukup berat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan antara lain tujuan pendidikan di masa sekarang tidak cukup hanya dengan memberikan bekal pengetahuan, ketrampilan, keimanan dan ketakwaan saja, tetapi juga harus diarahkan pada upaya melahirkan manusia yang kreatif, inovatif, mandiri dan produktif, mengingat dunia yang akan datang adalah dunia yang kompetitif. 3 Sekelumit pemikiran diatas merupakan sumbangan pemikiran oleh tokoh pendidikan Islam kontemporer, tokoh pendidikan Islam yang muda, produktif dan kritis, beliau adalah Abuddin Nata. Ketua yayasan Syarif Hidayatullah Jakarta ini pernah mengikuti Visting Post Doctorate Program di Institue of 1Masyarakat
Modern adalah suatu masyarakat yang memiliki ciri-ciri berfikir rasional, berorientasi kedepan, bersikap terbuka, menghargai waktu, kreaktif, mandiri dan inovatif. Modernisasi dimulai dari belahan dunia Barat ditandai dengan munculnya industrialisasi di segala bidang. Lihat Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, hal.81. 2Masyarakat Informasi memiliki ciri-ciri yaitu mampu mendayagunakan arus informasi, mampu bersaing, terus menerus belajar dan ingin tahu, mampu menjelaskan dan imajinatif, mampu mengubah tantangan menjadi peluang, lihat Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, 3 Abuddin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Grasindo, Jakarta, 2001, hal. 97.
Islamic Studies, McGill University, Montreal Canada atas biaya Canadian Internasional Development Agency (CIDA) dengan fokus kajian pada pemikiran Pendidikan Imam al-Ghazali pada tahun 2000 4 . Beliau merupakan penulis yang produktif, di tengah-tengah kesibukannya sebagai dosen banyak sekali karya-karya beliau yang telah di terbitkan baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus yaitu tentang pendidikan Islam, diantaranya adalah : Ilmu Pendidikan Islam dengan pendekatan Multidisipliner (2009, Manajemen Pendidikan (2003), Paradigma Pendidikan Islam (2001), Tafsir Ayat-Ayat Pendidikan (2008), Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia (2005), Kapita Selekta Pendidikan Islam (2003), Filsafat Pendidikan Islam (2001) dan masih banyak lagi yang lainnya. Kegiatan yang beliau lakukan hingga saat ini adalah mengisi majlis ta’lim di masjid-masjid ibukota, menulis opini diberbagai Surat kabar serta menjadi dosen tamu di berbagai Universitas Islam dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri. Keprihatinan beliau terhadap berbagai tragedi yang terjadi dan menyayat hati bangsa Indonesia akhir-akhir ini cukup memilukan dan menyayat hati bangsa Indonesia. Pelanggaran terhadap hak asasi manusia seperti pembakaran, tawuran, keributan, teror, provokasi, pelanggaran hukum dan berbagai kerawanan dan kesenjangan lainnya. Keadaan ini sebagian disebabkan oleh adanya suatu yang kurang dalam pelaksanaan pendidikan. Semua perbuatan yang mengerikan itu dilakukan oleh manusia-manusia Indonesia yang paling kurang pernah mendapatkan pendidikan tingkat dasar. Dengan kenyataan yang ada bahwa masyarakat Indonesia dalam 4 Abuddin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Dengan Pendekatan Multi Disipliner, Ed. I, Rajawali Press, Jakarta, 2009, hal. 411.
hal ini disebabkan adanya kesalahan dalam berbagai aspek dalam pendidikan. 5 Secara sederhana, pendidikan dapat diartikan sebagai bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan batasan ini, pendidikan sekurangkurangnya mengandung lima unsur penting, yaitu usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan (pimpinan atau pertolongan) dan dilakukan secara dasar, kedua pendidik atau pembimbing atau penolong, ketiga ada yang didik atau si terdidik, keempat bimbingan yang memilikidasar dan tujuan, kelima dalam usaha itu terdapat alat-alat yang dipergunakan. 6 Berdasaran pengamatan yang agak mendalam, terutama didaerah Jawa Barat, dapat disimpulkan bahwa banyak lembaga pendidikan (sekolah) yang memang berjalan tanpa pegangan teori yang jelas. Riwayat berdirinya sekolah, ataupun pesantren dan jenisnya, biasanya mengikuti pola sebagaimana dijelaskan berikut ini. Dimulai dengan omng-omong antara sesama anggota masyarakat yang menggambarkan bahwa mereka memerlukan sekolah. 7 Ummat Islam adalah mayoritas penduduk Indonesia,d an berbagai lembaga pendidikan Islam yang didirikan dan dikelola oleh mereka, seperti pesantren, madrasah, dan lain yang juga termasuk yang paling banyak jumlahnya dibandingkan dengan lembaga pendidikan yang dikelola oleh pemerintah, melalui departemen pendidikan Nasional. Abudin Nata, Paradigma Pendidikan Islam, cet. I, Grasindo, Jakarta, hal. 5. 6Ibid, hal.1 7 Abuddin Nata, hal.7 5
Kekurangan pendidikan agama Islam di pesantren sering ditunjukkan oleh tidak adanya perencanaan tertulis, belum mengaplikasikan manajemen yang berbasis sistem yang modern, sebagaian kurikulumnya berorientasi pada agama semata mata. Serta lingkungan yang tertata. Namun semua hal yang tergolong sebagai kekurangan pesantren ini bukan maslah yang bersifat substansial, melainkan merupakan 8 maslah yang bersifat instrumental. Namun fakta menunjukkan bahwa mutu pendidikan yang dikelola oleh umat Islam tersebut masih di bawah rata-rata sehingga para lulusannya belum memiliki kemampuan untuk merebut berbagai kesempatan dan peluang yang tersedia. Keadaan ini harus diatasi dengan cara meningkatkan mutu pendidikan Islam yang berlandaskan pada keunggulan konsep yang mendasarinya. 9 Dalam menatap, merancang dan menyiapkan visi, misi dan strategi pendidikan Islam di era globalisasi yang penuh tantangan ini, umat Islam di tantang untuk berpikir dan bekerja lebih keras lagi. Umat Islam harus mampu merumuskan konsep pendidikan yang sesuai dengan zamannya. Upaya ini menuntut adanya pemikiran, gagasan dan saran-saran yang konstruktif. 10 Dari beberapa uraian di atas, maka pendidikan Islam seringkali berhadapan dengan berbagai problematika yang tidak ringan. Diketahui bahwa sebagai sebuah sistem pendidikan Islam mengandung berbagai komponen yang antara satu dan lainnya saling berkaiatan. Komponen pendidikan tersebut meliputi landasan, tujuan, kurikulum, kompetensi dan 8http://www.ahmadheryawan.com/opini
Abuddin nata,Op.Cit, hal.8 Abuddin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia,Ed.1, Rajawali Press, Jakarta, 2005, hal. 5 9
10
profesionalisme guru, pola hubungan guru dengan murid, metodologi pembelajaran, sarana prasarana, evaluasi, pembiayan dan lain sebagainya. 11 B PEMBAHASAN 1.Biography Abuddin Nata Lahir pada tanggal 2 Agustus 1954 desa tempat kelahiran beliau adalah Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Bogor Jawa Barat. “Bapak saya Nata namanya kan Abuddin Nata lbu saya Siti Aisyah” Putra pasangan bapak Nata dan ibu Siti Aisyah ini memulai pendidikannya di Madrasah Wajib Belajar (MWB) di Nagrong, Cimpea, Bogor pada tahun 1968, kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di Pendidikan Guru Agama (PGA) selama 4 Tahun, selama itu pula beliau sambil menuntut ilmu di sebauah lembaga pesantren Nurul Ummah. Sebuah perpaduan yang baik dalam pendidikan beliau dimana selain mendapatkan pengetahuan umum yang diperolehnya di sekolah beliau juga memiliki wawasan dan pengetahuan tentang agama yang baik melalui ngaji di sebuah lembaga pesantren. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di PGA selama Enam Tahun, tepatnya di Cilegon Serang, Banten. Seperti pendidikan yang di tempuh sebelumnya beliau juga selama menempuh PGA juga di jalaninya sambil mondok di lembaga pesantren yaitu Jauharotun Naqiyah, Cibeber Cilegon, Serang Banten., dan selesai pada tahun 1974. Selanjutnya tahun 1978 beliau memperoleh gelar BA, dan pada pada tahun 1981 memperoleh gelar Doktorandus (Drs.) pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI), masing-masing dari fakultas Tarbiyah IMN Syarif Hidayatullah Jakarta. 11 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan, Menatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia,Cet.1, Kencana, Jakarta, 2002 hal.2
Pedalanan pendidikan beliau terus berlanjut, tepatnya pada tahun 1991 beliau memeperoleh gelar Magister (MA) dan pada. tahun 1997 beliau memperoleh gelar Doktor (DR.) dalam bidang Ilmu Agama Islam dengan judul disertasi “Konsep Pendidikan Ibn Sina”, masing-masing dari Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Semasa menjadi mahasiswa beliau juga aktif di berbagai organisasi baik intra maupun ektra kampus, diantaranya sebagai Ketua Komisariat Fakultas Tarbiyah, Ketua badan Pembinaan Kegiatan Mahasiswa; Anggota Majlis Pembinaan Kegiatan Mahasiswa. Pada ektra universitas, beliau aktif di HMI Cabang Ciputat, beliau juga pernah menjadi pengurus ICMI se-Indonesia. Awal karir beliau dimulai pada tahun 1982-1983 sebagai tenaga peneliti lepas pada Lembaga Studi Pembangunan (LSP) Jakarta. Selanjutnya pada tahun 1984-1985 sebagai instruktur pada lembaga Bahasa dan Ilmu Al-Qur'an (LBIQ) DKI Jakarta. Beliau juga memiliki pengalaman mengajar yang banyak di berbagai universitas, dan pada tahun 1986 Abuddin Nata mulai bergabung sebagai tenaga dosen tetap pada fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga sekarang. Jabatan yang pernah beliau emban antara lain, Sebagai Ketua Jurusan Kependidikan Islam Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah (1997-1998), Pembantu Dekan 11 Fakultas Tarbiyah IAIN Syarif Hidayatullah (1998-1999), Pembantu Rektor Bidang Administrasi Umum UIN Syarif Hidayatullah (19992007), dan Dekan Fakultas Dirasah Islamiyah UIN Jakarta (2008-sekarang), beliau juga sebagai Ketua Yayasan Syarif Hidayatullah 2007 sampai sekarang. Kegiatan yang beliau lakukan selain sebagai dosen hingga saat ini di antaranya, mengisi Majlis Ta’lim di Masjid-masjid Ibu kota, menulis buku, menulis opini di
berbagai Surat kabar serta melakukan kunjungan ke berbagai negara. Beliau mempunyai seorang Istri, Elisah Anggraeni, dengan dua putera, beliau tinggal di Blok A51/8 Komplek Perumahan Pamulung Permai Tanggerang, Banten. 2.Pendidikan dan Karya-karyanya Secara sistematis riwayat pendidikan yang telah di tempuh oleh Abuddin Nata adalah sebagai berikut: 1. Madrasah Ibtidaiyah Wajib Belajar (MWB) selesai pada tahun 1968 2. Pendidikan Guru Agama (PGA) selesai pada tahun 1972. 3. Pendidikan Guru Agama tingkat Atas (PGAA) sambil mengaji di pondok pesantren Jauharotun Naqiyah selesai pada tahun 1974. 4. Meraih gelar sarjana muda (BA) pada tahun 1978. 5. Meraih Sarjana lengkap (Drs) jurusan pendidikan Islam (PAI) pada tahun 1981. 6. Meraih gelar Magister (MA) dalam bidang ilmu agama Islam diraih pada tahun 1991. 7. Meraih gelar Doktor dalam bidang ilmu agama Islam diperoleh pada tahun 1997. 8. Mengikuti Program Post Doctorate pada Institute of Islamic Studies, Mac Gill University, Montreal, Canada sekaligus studi banding ke New York University, pada tahun 1999-2000. 3. Karya-Karya Abuddin Nata Banyak sekali karya-karya yang telah di terbitkan baik buku yang bertemakan Pendidikan Islam maupun buku-buku umum di antanya adalah: 1. AI-Qur'an, Filsafat, dan Tasawuf, Cet. II, diterbitkan oleh PT Raja Grafindo, Jakarta tahun 1993.
2. Ilmu Kalam, Filsafat, dan Tasawu, f Cet. III, (Dirasoh Islamiah IV) diterbitkan oleh PT Raja Grafindo, Jakarta, tahun 1993. 3. Akhlak Tasawuf, Cet.IV, di terbitkan oleh PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, tahun 1996. 4. Filsafat pendidikan Alam, Cet. IV, diterbitkan oleh Logos Wacana Ilmu, Ciputat, tahun 1997. Merupakan buah pemikiran mendalam beliau tentang pendidikan Islam dan komponenkomponen dalam pendidikan Islam, serta kajian tokoh-tokoh pendidikan Islam klasik. 5. Perspektif Islam slam Tentang Pola Hubungan Guru dan Murid, Ed.I diterbitkan oleh Raja Grafindo Persada, 2000. Buku yang beliau tulis di Montreal Canada ini mengkaji tentang pandangan Islam mengenai hakekat hubungan guru dengan murid, melalui study pemikiran Tasawuf Al-Ghazaly. 6. Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembagalembaga Pendidikan Islam Di Indonesia, Cet. I, Grasindo, Jakarta, 2001. Membahas tentang slur sejarah pertumbuhan pendidikan Islam di Indonesia mulai dari lembaga-lembaga klasik seperti pesantren sampai pada lembaga pendidikan Islam kontemporer. 7. Paradigma Pendidikan Islam, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, diterbitkan oleh Grasindo, Jakarta, tahun 2001. 8. Mengkaji tentang berbagai paradigma dalam pendidikan Islam, baik paradigma guru dalam pendidikan Islam, Paradigms metode pendidikan Islam dan tantangan yang harus di hadapi oleh pendidikan Islam. 9. Peta Keragaman Pemikiran Islam Idonesia, Ed.1, diterbitkan PT Raja Grafindo, Jakarta, tahun 2001. Membahas tentang berbagai paham keislam yang
berkembang saat ini mulai Islam fundamentalis sampai Islam pluralis sejarah, perkembangan dan cara-cara menyikapinya. 10. Tafsir Ayat-ayat Pendidikan; al tarbawiy, Ed.I, PT Raja Grafindo Persada, tahun 2002. Buku ini mengkaji tentang ayat-ayat Al-Qur’an yang memiliki korelasi dengan konteks pendidikan, ilmu pengetahun, pembinaan generasi muda, kerukunan hidup antar agama dan masalahmasalah sosial keagamaan. 11. Membangun Pusat Keunggulan studi Islam: Sejarah dan profil pimpinan IAIN Syarif Hidayatulah, Cet.I, diterbitkan oleh Jakarta Press, Jakarta, tahun 2002. 12. Metodologi Studi Islam, Ed.Revisi, di terbitkan. oleh PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, tahun 2002. Membahas tentang, berbagai pendekatan dalam memahami agama Islam, metodologi yang harus, di tempuh dalam melakukan penelitian-penelitian keagamaan. 13. Problematikan politik Islam di Indonesia/editor, Cet. IV, diterbitkan oleh Grasindo, tahun 2002. 14. Masail Al-fiqhiyah, Cet. 2 diterbitkan oleh kencana, Tahun 2003 15. Manajemen pendidikan, mengatasi kelemahan pendidikan Islam, Cet. II, diterbitkan oleh Kencna, Jakarta, tahun 2003. 16. Mengkaji kelemahan dan kekurangan pendidikan Islam Indonesia serta menawarkan rumusan pendidikan Islam yang baik. 17. Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet. I, diterbitkan oleh Angkasa Bandung, Bandung, tahun 2003. 18. Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam : Seri Kajian Filsafat Pendidikan Islam, Cet.II, diterbitkan PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, tahun 2003.
19. Membahas tentang pemikiran para tokoh pendidikan Islam klasik dan modern dalam kajian filsafat pendidikan Islam. 20. Pendidikan Spiritual dalam Tradisi Keislaman, Cet.I, diterbitkan oleh Angkasa Bandung, Bandung, 2003. Mengkaji tentang hikmah dan faedah di balik ritual-ritual keislaman yang kerap dilakukan di setiap tahunnya, seperti Idul Fitri, Idul Adha, Haji, Maulid Nabi dan lain-lain. 21. Pendidikan Islam di Indonesia : Tantangan dan Peluang, Cet. I, diterbitkan oleh UIN tahun 2004. Mengkaji tentang fenomena pendidikan Islam di Indonesia dan tantangan yang hares di hadapi serta peluang-peluang yang dapat di peroleh. 22. Sejarah Pendidikan Islam : Pada Periode Klasik dan Pertengahan, Cet.II, diterbitkan oleh PT Raja Grafindo Persada, tahun 2004. Mengkaji tentang alur sejarah pendidikan Islam pada peride klasik di mulai dari lahimya Madrasah di berbagai negara di belahan dunia Timor sampai munculnya modernisasi di berbagai sistem pendidikan Islam. 23. Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam Indonesia, Ed.I, diterbitkan oleh PT Raja Grafindo, tahun 2005. Mengkaji tentang Riwayat Hidup, gagasan dan pemikiran Berta usaha-usaha yang telah di lakukan oleh tokoh pendidikan Islam Indonesia. 24. Pendidikan Islam di Era Global : Pendidikan Multikultural, Pendidikan Multi Iman, Pendidiakn Agama, Moral dan Etika, Cet. I, diterbitkan oleh UIN tahun 2005. Mengkaji tentang pendidikan Islam di era global di tengah-tengah masyarakat yang multikultural dan multi Iman, cara bersikap dan beitnua'malah dengan agama lain. 25. Pendidikan dalam Persepektif Al-Quran, Cet. I, diterbitkan oleh UIN tahun 2005. Mengkaji
tentang pandangan Al-Qur’an mengenai pendidikan. 26. Integrasi Ilmu Agama dan Ilmu Umum, Cet. III, diterbitkan oleh PT Raja Grafindo, Tahun 2005. 27. Membuka wacana penyatuan antara ilmu agama dan ilmu umum sebagai langkah islamisasi ilmu pengetahuan. 28. Modernisasi Pendidikan Islam di Indonesia, Cet.II, diterbitkan UIN Jakarta Press, tahun 2006. Membahas langkah-langkah modernisasi pendidikan Islam di Indonesia. 29. Perspektif Hadist Tentang Pendidikan, Cet. I, diterbitkan oleh UIN tahun 2006. 30. Mengkaji tentang pandangan al hadits mengenai pendidikan 31. Sejarah Pendidikan Islam, Cet. I, diterbitkan oleh UIN tahun 2006. 32. Konsep Pendidikan Ibn Sina, Cet.II, diterbitkan oleh UIN, tahun 2006. 33. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Mullidisipliner, Ed.I, Rajawali Press, Jakarta, 2009. Buku yang diterbitkan di tahun 2009 ini merupakan karya beliau yang baru diselesaikan dan diterbitkan oleh Rajawali press, mengkaji tentang Ilmu Pendidikan Islam dengan berbagai pendekatan disiplin ilmu baik normatif perenialis, pendekatan sejarah, pendekatan filsafat, psikologi, sosiologi, manajemen, kebudayaan, politik dan hukum. 34. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Cet. I, diterbitkan oleh Kencana tahun 2009. 35. Membahas tentang pandangan Islam mengenai berbagai strategi pembelajaran dalam Pendidikan Islam.
4. Pemikiran Tentang Konsep Pendidikan Islam Konsep pendidikan Islam dapat dijumpai dari karyakaryanya yang hampir tujuh puluh lima persen mengangkat tentang tema Pendidikan Islam, ada yang mengkaji pendidikan Islam yang bercorak normatif, yaitu kajian Ilmu Pendidikan yang berbasis pada ajaran yang terkandung dalam al-Qur’an dan Hadis, ada juga yang mengkaji Ilmu Pendidikan Islam yang bercorak filosofis yaitu Ilmu Pendidikan Islam yang berbasis pada penalaran mendalam, maupun Ilmu Pendidikan Islam yang bercorak historis empiris, yaitu Ilmu Pendidikan Islam yang bertumpu pada informasi yang tercatat dalam sejarah dan dapat dilacak akar-akarnya. Ungkapan beliau di atas menggambarkan konsep pendidikan Islam yang, beliau inginkan, dan dalam merumuskan konsep pendidikan Islam beliau memangdang dari sudut Islam itu sendiri, yang mana konsep itu harus sesuai dengan ajaran Islam, ajaran Islam yang seimbang antara dunia dan akhirat, dan ajaran Islam yang memperhatikan fitrah manusia, ajaran islam yang kafah totalitas dan menyeluruh ke semua ini kehidupan manusia, dan ajaran Islam yang sesuai dengan keadaan zaman saat ini dan yang akan datang dan di semua tempat di belahan dunia ini. Ajaran Islam yang berorentasi pada mutu pendidikan Islam, serta memiliki orentasi ke masa depan, ajaran Islam juga harus mampu memecahkan problema-problema yang timbal akibat kemajuan zaman yang terus berkembang, baik yang terkait dengan agama itu sendiri maupun problema yang di timbulkan oleh sains dan teknologi, ajaran islam juga harus menghargai pemikiran-pemikiran yang berkembang selagi tidak merusak aqidah islamiyah yang ada. Kemudian beliau memperioritaskan kegiatan pendidikan Islam kepada lima hal sebagai berikut :
1. Pendidikan Islam bukanlah hanya untuk mewariskan paham atau pola keagamaan hasil internlisasi generasi tertentu kepada anak didik. 2. Pendidikan hendaknya menghindari kebiasaan menggunkan andaian-andaian model yang diiedealisir yang sering kali membuat kita terjebak dalam romantisme yang berlebihan. 3. Bahan-bahan pengajaran agama hendaknya selalu dapat mengintegrasikan problematik empirik di sekitarnya, agar anak didik tidak memperoleh bentuk pemahaman keagamaan yang bersifat parsial dan segmentatif. 4. Perlunya dikembangkan wawasan emansipatoris dalam proses belajar mengajar agama. C . KESIMPULAN Dari beberapa uraian di atas maka dapat diambil beberapa kesimpulan, sebagai berikut: 1. Pendidikan, Islam adalah pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana tercantum dalam al-Qur’an dan al Hadits serta dalam pemikiran para ulania dan dalam praktek sejarah umat Islam 2. Tujuan pendidikan Islam adalah sesuai dengan tujuan ajaran Islam di antaranya adalah menjadikan manusia sebagai kholifah, berbakti kepada Allah dan berakhlak mulia. 3. Metode adalah langkah-langkah yang sistematis yang terukur dalam bentuk mentransformasikan nilai-nilai atau pengajaran kepada murid, dalam pendidikan Islam ada beberapa metode yang bisa digunakan dan metode-metode tersebut digali dari al-Qur’an dan as- Sunnah, di antaranya adalah : metode teladan, metode kisah-kisah, metode nasehat, metode pembiasaan, metode
hukuman dan ganjaran, metode ceramah dan metode diskusi. DAFTAR PUSTAKA Abuddin Nata, Filsafat Pendidikan Islam, Cet. 1, Jakarta, Logos Wacana Ilmu, 1997 -------,Peta keragaman Pemikiran Islam Di Indonesia, Cet. 2, Raja Grafindo, Pustaka, Jakarta, 2001. -------, Paradigma Pendidikan Islam, Cet.1, Grasindo, Jakarta, 2001 -------,Manajemen Pendidikan, Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam Indonesia, , Cet. 1, Jakarta, Preda Media 2003 -------, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Cet. 1, Angkasa, Bandung, 2003 -------, Metodologi Studi Islam, Cet. 4, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2004 -------, Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner, Cet. 1,Rajawali Press, Jakarta, 2009 -------, Tafsir Ayat-ayat Pendidikan, Cet. 1, Rajawali Press, Jakarta, 2008 -------, Perspektif Islam Tentang Pola Hubungan GuruMurid, Cet.1, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2000 Anton Beker, Ahmad Chariss Zubair, Metodologi Filsafat, Cet.14, Kanisius, Yogyakarta, 199 Lexi J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Cet.16, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009.