PEMETAAN RUTE DAN DEMAND ANGKUTAN UMUM KAMPUS UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR BERBASIS QUANTUM GIS OPEN SOURCE Syafruddin Rauf Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Makassar 90245, Sul-Sel Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 e-mail:
[email protected] Andi Faisal Aboe Lawalenna Samang Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Universitas Hasanuddin Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Jln. Perintis Kemerdekaan Km. 10 KampusTamalanrea, Makassar 90245, Sul-Sel Makassar 90245, Sul-Sel Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 Tel: (0411)-587636 dan Fax: (0411)-580505 e-mail: Andi_Faisal @yahoo.co.id e-mail:
[email protected]
ABSTRACT Makassar is the largest city education in eastern Indonesia. It is marked by many colleges and established, such as state universities and private colleges. And the biggest universities in Makassar is Hasanuddin University. Perhubungngan Agency has provided public transportation facilities that serve microlet students to travel to campus for easier Hasanuddin University lecture activity. Public transport routes existing campus today did not reach all areas of the city of Makassar. The purpose of this research is to Map the existing routes of public transport Makassar-based Hasanuddin University campus Quantum GIS Open Source and analyze the existing public transport demand Hasanuddin University campus with the buffer method. Mapping and analysis of the results it can be concluded that there are four existing routes of public transport Hasanuddin University Campus, which is the route BI, CI routes, routes and route F1 R. Public transportation service campus Unhas not reach all areas of districts in the city of Makassar based mapping with Buffer method, namely Edge Land District, Sub-district and District Manggala Biringkanayya. Accessibility of public transport passengers easiest Unhas campus by the service area is the District Bontoala (100%), District Ujng Perspective (100%) and the District of Makassar (100%), and Sub Wajo (93%). While the medium is the District akssebilitas Mamajang (74%), Mariso District (74.3%). Keywords: Mapping; Demand, Public Transport Campus; qgis;, Makassar A. Pendahuluan Kota Makassar merupakan kota Pendidikan yang terbesar di Indonesia bagian Timur. Hal tersebut ditandai dengan banyaknya Perguruan tinggi dan akademi didirikan, seperti perguruan tinggi negeri maupun Perguruan tinggi swasta. Dan perguruan tinggi terbesar di Kota Makassar Adalah Universitas Hasanuddin. 1
Lokasi zona pendidikan di Kota Makassar terkonsentrasi pada ruas jalan arteri khususnya pada Jalan Urip Sumoharjo dan Jalan Perintis Kemerdekaan. Hal tersebut menyebabkan kemacetan pada saat jam-jam sibuk di ruas jalan tersebut. Berkaitan dengan pelayanan transportasi bagi mahasiswa, pihak Dinas Perhubungngan Kota Makassar telah menyediakan fasilitas angkutan umum microlet yang melayani mahasiswa dalam melakukan perjalanan ke Kampus Universitas hasanuddin untuk lebih memudahkan aktivitas perkuliahan. Trayek angkutan umum kampus yang ada sekarang ini belum menjangkau seluruh wilayah kota Makassar. Terdapat empat trayek yang melayani mahasiswa Unhas, dan belum terintegrasi dengan angkutan umum perkotaan lainnya, sehingga banyak yang menggunakan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor dalam melakukan perjalan ke kampus. Salah satu akibat dari buruknya keterpaduan pelayanan transportasi umum di kota Makassar adalah waktu dan biaya perjalanan makin tinggi, dan dampaknya adalah perjalanan menjadi melelahkan bagi pengguna angkutan umum. Minimnya fasilitas perpindahan dan rendahnya tingkat pelayanan keterpaduan antar moda transportasi perkotaan mengakibatkan pelaku perjalalanan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi, sehingga meningkatkan volume lalulintas di perkotaan, menurunnya keselamatan lalulintas, dan pemborosan penggunaan bahan bakar serta meningkatkan polusi udara dan suara. Sistem angkutan umum adalah bagian penting dari kehidupan perkotaan modern. Di beberapa Negara maju, Angkutan umum sudah menjadi pilihan utama dalam melakukan aktivitas perjalanan., karena telah dirancang dengan baik sehingga system transportasi telah terintegrasi dengan moda transportasi lain. Hal tersebut memudahkan masyarakat untuk melakukan perjalanan untuk aktivitas sehari-hari. Hal lainnya adalah berkurangnya dampak penggunaan kendaraan pribadi karena lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan menggunakan kendaraan pribadi.
Gambar 1 : Aplikasi Quantum GIS 2
Dari uraian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk: Melakukan pemetaan trayek eksisting angkutan umum kampus Universitas Hasanuddin Makassar berbasis Quantum GIS Open Source. Mengnalisis demand eksisting angkutan umum kampus Universitas Hasanuddin dengan metode buffer Quantum GIS Open Source B. Telaah Literatur 1. Standar Desain Rute Untuk merencanakan rute angkutan umum, terdapat beberapa 3criteria perencanaan yang digunakan dalam merancang atau mendesain ulang sebuah rute angkutan umum kampus. Kriteria ini, yang membantu menentukan dan menetapkan jalur angkutan umum adalah sebagai berikut (Bus Route Evaluation Standards, 1995.TRB) : Kepadatan penduduk/Mahasiswa Jarak antara rute angkutan umum dan koridor Keterbatasan pada jumlah Persimpangan atau cabang Pertimbangan desain seperti peningkatan waktu transfer Pengurangan duplikasi rute Konektivitas jaringan Ekuitas Layanan Kedekatan dengan tempat tinggal Pembatasan jumlah transfer yang dibutuhkan penumpang Ketersedian halte angkutan umum Jarak antar halte.
Gambar 2: Perencanaan Halte Amgkutan Umum Berdasarkan Metode Buffer GIS. (Sumber : Transit-Supportive Guidelines.,Ontario Ministry Transportation) Layanan angkutan umum kampus harus beroperasi secara efisien dan efektif, baik ditinjau dari perspektif permintaan maupun pasokan. Adapun efektivitas, adalah pengguna merasa bahwa ketersediaan angkutan umum dapat memenuhi kebutuhan akan perjalanan untuk aktivitas seharihari dengan biaya yang lebih murah. Dengan demikian, efektivitas dapat diukur dengan pemanfaatan layanan dengan kualitas pelayanan,yang baik dan aksesibilitas yang lebih mudah. 3
Adapun efisiensi,bertujuan untuk meminmalkan biaya operasional tanpa mengurangi kenyamanan pengguna angkutan umum.
Gambar 3: Penentuan Lokasi Halte Pada Daerah Persimpangan (Sumber :criteria Transit-Supportive Guidelines.,Ontario Ministry Transportation)
Gambar 4: Penentuan Trayek Berdasarkan Demand (Jarak Berjalan 500 – 600 meter) (Sumber :Transit-Supportive Guidelines.,Ontario Ministry Transportation) 2. Peningkatan Mutu Pelayanan Angkutan Umum Kampus. Peningkatan mutu angkutan kampus diharapkan dapat menciptakan dan meningkatkan standar pelayanan transportasi kampus dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi dan informasi serta peningkatan sumber pendapatan melalui pemerdayaan potensi yang ada, serta tetap memperhatikan keselamatan transportasi serta dampak lingkungan Perencanaan terpadu trayek angkutan umum dapat dilakukan dengan mengapilasikan program Sistem Informasi Geograpic (SIG/GIS) yang perkembangannya saat ini yang sangat pesat dan makin mudahnya mengakses jaringan internet. Kendala perencanaan transportasi dengan GIS saat ini terkendala dengan Software yang berlisensi yang harganya cukup mahal.Perencanaan 4
trayek angkutan umum dapat dilakukan dengan program Quantum GIS Open Source yang tak berbayar. 3. Zona Buffer Buffering pada umumnya mengacu pada penciptaan zona dengan lebar tertentu di sekitar titik atau garis ataupun area. Juga disebut sebagai zona jarak tertentu di sekitar fitur cakupan. Secara umum ada dua jenis buffer, yaitu buffer lebar konstan dan lebar penyangga. Kedua jenis dapat dihasilkan untuk satu set fitur cakupan berdasarkan setiap nilai atribut fitur Zona atau buffer dapat digunakan dalam query untuk menentukan entitas yang terjadi baik di dalam ataupun di luar zona penyangga yang ditetapkan. Analog dengan zona penyangga di raster GIS adalah analisis jarak. Data Buffer titik adalah bentuk sederhana dari zona penyangga yang melibatkan penciptaan zona melingkar dengan jarak dari titik dengan radius sama. Dalam skema ini jarak penyangga atau jari-jari lingkaran dapat ditentukan Buffering garis berbeda dengan dengan data titik. Hal ini bahkan lebih rumit karena kenyataan bahwa garis dapat terdiri dari beberapa segmen. Segmen garis ditangani secara independen satu sama lain. Untuk setiap segmen garis, dx dan dy antara titik akhir yang dihitung. Dengan ini penyangga diidentifikasi. Setelah garis-garis zona penyangga telah diidentifikasi untuk segmen berikutnya Sebuah Buffer GIS adalah analisis kedekatan digunakan untuk membuat berdasarkan jarak tertentu dari fitur geometris asli. Outputnya adalah zona yang lebih besar atau wilayah yang mengelilingi dan mencakup fitur/layer tersebut. Output dari buffer ini sering digunakan untuk mendefinisikan atau menentukan semua fitur yang berada dalam jarak tertentu dari garis, titik atau 5ook5on. Sebagai contoh, Anda mungkin menggunakan penyangga untuk membuat area melingkar meliputi sekitar 1km sebuah minimarket untuk mendefinisikan wilayah ini sebagai pelanggan 5ook5. Banyak aplikasi GIS memungkinkan jarak buffer untuk bervariasi menurut fitur. Praktek yang umum adalah untuk buffer data GIS Anda berdasarkan nilai 5ook5on yang disimpan dalam kolom atribut fitur. Contoh berikut menggambarkan bagaimana Buffer dapat diterapkan untuk titik, garis dan 5ook5on. 4. Penentun Demand dengan Metode Buffer QGIS Buffer atau pelebaran /penyangga adalah daerah yang meliputi fitur (titik, garis, atau 5ook5on) ai dengan jarak tertentu. Operasi Buffer sangat penting untuk menentukan area pengaruh dari fitur tersebut. Buffer akan menggambarkan wilayah melingkar sekitar titik atau koridor sekitar garis dan wilayah lebih luas di sekitar 5ook5on. Transformasi Buffer GIS dapat diaplikasikan untuk menganalisis suatu permasalahan, misalnya:
Aplikasi untuk buffer ruas jalan, dapat digunakan untuk menentukan daerah Damija maupun damaja pada perencanaan ruas jalan baru ataupun pelebaran jaringan jalan. Aplikasi untuk menentukan zona buffer untuk tujuan pembebasan tanah untuk pembangunan alan baru ataupun pelebaran jalan. Aplikasi Untuk Buffer Titik, dapat menentukan wilayah pelanggan pada pada suatu 5ook minimarket misalnya berjarak 1km, 1.5 km dan 2km dari lokasi minmarket. 5
Penentuan lokasi halte dari angkutan umum berdasarkan jarak berjalan dari penumpang misalnya buffer 500 – 600 meter dari lokasi halte. Penentuan wilayah pelayanan dari satu Hidran air untuk memudahkan kendaraan pemadam kebakaran untuk dapat mengambil air bila terjadi kebakaran. Aplikasi untuk buffer polygon dapat menentukan daerah yang rawan banjir pada suatu badan air ataupun sungai, sehingga dapat memudahkan dalam operasitanggap darurat banjir.
Gambar 5 : Aplikasi Zona Buffer untuk Layer Poligon (Buffer drainase)
Gambar 6: Aplikasi Zona Buffer untuk Layer Garis (Demand Angkutan Umum, Pelebaran Jalan)
6
Gambar 7 : Aplikasi Zona Buffer untuk Layer fitur Titik (Contoh Aplikasi: Lokasi Halte/Minimarket/Hidran)
C. METODOLOGI Metodologi dalam penelitian ini mencakup tahapan survey data, input data dan output, dijelaskan pada gambar
Gambar 8 : Metodologi Penelitian)
D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pemetaan dengan Program Quantum GIS open Source dengan metode Buffer, maka diperoleh prosentase luas wilayah yang dapat dilayani Angkutan Umum Kampus Universitas Hasanddin dengan jarak berjalan bagi penumpang sekitar 400 - 500 meter dari jalur angkutan umum Kampus Unhas. Terdapat 3 (tiga) kecamatan yang belum dilayani oleh angkutan umum yaitu Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Manggala. Dan Kecamatan Biringkanayya. Sedangkan Kecamatan yang terjangkau angkutan Umum Kampus Unhas yang tertinggi (100%) adalah Kecamatan Bontoala, Kecamatan Ujung Pandang dan Kecamatan Makassar. Prosentase Wilayah Demand Angkutan Umum Unhas disajikan pada tabel 1 dan Pemetaan trayek eksisting
7
angkutan umum kampus Unhas disajikan pada gambar 5, dan analisa zona buffer demand eksisting angkutan umum diperlihatkan pada gambar 7 dan gambar 8 Tabel 1 : Prosentase Tingkat Pelayanan Angkutan Umum Kampus Unhas
Gambar 9: Peta Rute Angkutan Umum Kampus Unhas
8
Gambar 10: Peta Kawasan Pendidikan Pada Jalan Arteri Kota Makassar
Gambar 11: Aplikasi Quantum GIS Open Source dengan Metode Buffer
Gambar 12: Peta Koridor dan Zona Buffer Angkutan Umum Kampus Unhas dengan Program Qantum GIS Open Source
9
E. KESIMPULAN Dari hasil pemetaan dan analisa yang telah dilakukan dengan program Quantum GIS Open Source dengan metode Buffer, maka dapat disimpulkan bahwa :
Terdapat empat rute angkutan umum Kampus Universitas Hasanuddin , yaitu rute BI, rute CI, rute F1 dan rute R. Pelayanan angkutan umum kampus Unhas belum menjangkau seluruh wilayah kecamatan yang ada di Kota Makassar berdasarkan pemetaan dengan metode Buffer, yaitu Kecamatan Ujung Tanah, Kecamatan Manggala dan Kecamatan Biringkanayya. Aksesibilitas termudah penumpang angkutan umum kampus Unhas berdasarkan wilayah pelayanan adalah Kecamatan Bontoalah (100%), Kecamatan Ujng Pandang(100%) dan Kecamatan Makassar (100%) serta Kecamatan Wajo (93 %). Sedangkan akssebilitas sedang adalah Kecamatan Mamajang (74%), Kecamatan Mariso (74,3%). Aplikasi Program Quantum GIS Open Source dapat dugunakan untuk proses perencanaan dan evaluasi dalam bidang transportsi khususnya dalam dalam pemetaan rute angkutan umum kondisi eksisting mapupun dalam perencanaan rute baru.
DAFTAR PUSTAKA Abraham, J. K. 1990. Congestion Management Using GIS. Wayne State University, Detroit, Michigan, USA. GIZ. Kementrian Perhubungan. Komponen Transportasi Perkotaan Angkutan Umum Urban Mobility for Indonesia Kementrian Perhubungan. (2010). Informasi Geo-Spatial Transportasi. Laporan Buku I .Kementrian Perhubungan Kelly, Thomas M.(2012), Development of a Regional Public Transportation GIS Architecture and Data Model. Research Center Florida Department of Transportation Millar, Willam W.(1995). TCRP Synthesis 10. Bus Route Evaluation Standards. A Synthesis of Transit Practice.Transportation Research. TRANSIT COOPERATIVE RESEARCH PROGRAM .NATIONAL ACADEMY PRESS Washington, D.C. Shekhar, Shashi. Xiong,Hui.(2008). Encyclopedia Of GIS. Springer Science+Buisseness Media. Springer.com. Paul, Jean. 2010. The geography Of Transportation System. Quantum GIS (QGIS) [http://www.qgis.org/] Santitamnont P, Raghavan V, Honda K: (2002). Open Source Software Solutions and their Potential for Spatial Data Infrastructure Development. Proceedings of the 23rd Asian conference on Remote Sensing: Kathmandu, Nepal [http://www.gisde velopment.net/aars/acrs/2002/sps/303.pdf]. Harvey, Francis. (2008). A primer of GIS : fundamental geographic and cartographic Concepts. The Guilford Press, New York. Transit-Supportive Guidelines.,Ontario Ministry Transportation
10