PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Jl. Sultan Agung No. 13 Telp. (031)8961437 Fax. (031)8956819 Situs :www.bappekab.sidoarjo.go.id, email:
[email protected]/
[email protected]
S I D O A R J O - 61211
LAPORAN AKHIR Penyusunan Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kabupaten Sidoarjo TAHUN 2015
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT atas taufik dan hidayah-Nya, sehingga pelaksanaan studi EHRA Kabupaten Sidoarjo tahun 2015 serta penulisan Laporan Studi EHRA dapat kami selesaikan dengan baik. Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan atau
Environmental Health Risk
Assessment (EHRA) adalah studi untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku- perilaku yang memiliki resiko pada kesehatan warga. Fasilitas sanitasi yang diteliti mencakup : sumber air minum, layanan pembuangan sampah, jamban, saluran air limbah dan saluran lingkungan. Pada aspek perilaku, hal-hal yang terkait dengan higinitas dan sanitasi, antara lain : cuci tangan pakai sabun, buang air besar, pembuangan kotoran anak dan pemilahan sampah, serta kondisi drainase atau saluran limbah domestik. Penyusunan
Laporan
Studi
EHRA
Kabupaten
Sidoarjo
telah
mengakomodasi seluruh masukan berbagai pihak, khususnya Pokja Sanitasi dan umumnya para
Stakeholders yang ada yaitu SKPD terkait, kelompok /
masyarakat peduli sanitasi, pihak kelurahan dan kecamatan. Semoga Laporan Studi EHRA ini dapat bermanfaat dan memperkaya materi dan juga menjadi masukan utama dalam penyusunan Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kota (SSK) Kabupaten Sidoarjo tahun 2016.
Sidoarjo,
September 2015
Sekretaris Daerah Kab. Sidoarjo Selaku Ketua Pokja Sanitasi Kab. Sidoarjo
Vino Rudi Muntiawan, SH NIP.
(i)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo
2015
RINGKASAN EKSEKUTIF
Studi Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan (Envinronmental Health Risk Assessment / EHRA) adalah sebuah survey partisipatif di tingkat Kabupaten/Kota untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Dalam pelaksanaan studi EHRA menggunakan pendekatan kuantitatif dengan menerapkan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni 1) wawancara (interview) dan 2) pengamatan (observation). Pewawancara dan pelaku pengamatan dalam EHRA adalah Enumerator yang dipilih oleh lurah. Sementara Sanitarian bertugas menjadi Supervisor selama pelaksanaan survey. Unit sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah minimal 40 responden. Metoda penentuan target area survey dilakukan secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan Klastering/ Stratifikasi. Hasil klastering /Stratifikasi ini juga sekaligus bisa digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah kepadatan penduduk, angka kemiskinan, daerah/wilayah yang dialiri sungai/kali/saluran drainase/saluran irigasi, daerah terkena banjir. Hasil klastering/stratifikasi disepakati strata o sebanyak 2 kecamatan, strata 1 sebanyak 3 kecamatan, strata 2 sebanyak 7 kecamatan, strata 3 sebanyak 6 kecamatan dan strata 4 sebanyak 0 kecamatan. Sesuai kebijakan pokja sanitasi kabupaten Sidoarjo yang menetapkan jumlah 17 desa/kelurahan atau 680 responden untuk dilakukan survey yang mewakili 347 desa/kelurahan dimana dari 17 desa/kelurahan tersebut dibagi menjadi 4 kluster/strata yaitu strata 0 sebesar 5,9% (1 desa/Kelurahan), strata 1 sebesar 5,9% (1 desa/Kelurahan), strata 2 sebesar 64,7% (11 desa/Kelurahan) dan strata 3 sebesar 23,5% (4 desa/Kelurahan) Di Kabupaten Sidoarjo responden terbanyak adalah pada kelompok umur > 45 tahun sebesar 41,6%. Pendidikan terakhir responden yang paling banyak diwawancarai adalah responden dengan pendidikan SD sebanyak 32,2%. Responden yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebanyak 26,9% dan responden yang memiliki asuransi kesehatan bagi keluraga miskin sebanyak 22,8%. Responden yang diwawancarai telah memiliki anak sebanyak 93,8% responden. Status kepemilikan rumah yang ditinggali oleh responden sebanyak 82,8% adalah milik sendiri.
( ii )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo
2015
Cara pengelolaan sampah yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Sidoarjo secara berurutan adalah: a. Dibakar sebanyak 65,7% b. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 21,2% c. Lain-lain 4,7% d. Dibuang ke sungai atau kali sebanyak 3,4% e. Dikumpulkan kolektor informal yang mendaur ulang sebanyak 1,5% f. Dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk sebanyak 1,2% g. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup tanah sebanyak 1,2% h. Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 0,6% Identifikasi pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia dan lumpur tinja dimana Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 3.3 sebesar 75,7%, di MCK sebanyak 2,4%, dan responden yang masih buang air besar sembarangan (BABS) sebesar 21,9% (WC helicopter 7,4%, sungai/pantai/laut 12,6%, kebun/pekarangan 0,3%, selokan 0,1%, lubang galian 0,6% dan lainnya 0,9% ). Tempat penyaluran akhir tinja responden pada studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo disalurkan pada 6 (enam) tempat seperti yang tertera pada grafik 3.4, antara lain sebanyak 62,2% telah dibuang ke tangki septik, sebanyak 0,6% masuk ke pipa sewer, sebanyak 1,6% disalurkan ke cubluk/ lubang tanah, sebanyak 0,7% dibuang langsung ke drainase, sebanyak 9,4% dibuang ke sungai dan sebanyak 25,3% tidak mengetahui dibuang kemana. Dari 62,2% responden yang membuang tinja ke tangki septic, sebanyak 60,3% tidak pernah dilakukan pengurasan, 3,3% dilakukan pengurasan antara 5 s.d 10 tahun, 13,0% dilakukan pengurasan 1-5 tahun yang lalu dan 0,5% dilakukan 0-12 bulan yang lalu. Identifikasi drainase lingkungan dimana responden di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 51,2% tidak pernah mengalami banjir, sisanya (48,8,0%) pernah mengalami banjir sekali setahun sampai beberapa kali dalam sebulan. Sedangkan berdasarkan strata, responden yang tidak pernah mengalami banjir tertinggi pada strata 1 yaitu sebesar 97,5 disusul strata 0 sebesar 93,3%. Responden yang paling sering mengalami banjir beberapa kali dalam setahun yaitu pada strata 2 sebesar 27,9%. Responden di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami banjir rutin sebanyak 81% rumah tangga. 100% responden di strata 1 mengalami banjir secara rutin setiap tahunnya. Pengelolaan air bersih rumah tangga menunjukkan bahwa persentase penggunaan air bersih tertinggi untuk air minum dari air isi ulang sebesar 47,8%, untuk masak dari air isi ulang sebesart 32,5%, untuk mencuci piring dan gelas dari air sumur gali terlindungi sebesar 45,7%, untuk cuci pakaian dari air sumur gali terlindungi sebesar 46,9% dan untuk gosok gigi dari air sumur gali terlindungi sebesar 40,4%. Persentase sumber air untuk minum dan memasak yang digunakan oleh responden di Kabupaten Sidoarjo seperti pada Grafik 3.17, paling banyak digunakan adalah air isi ulang (minum 47,8% dan masak 32,5%). Untuk air minum yang paling banyak digunakan kedua dan ketiga yaitu air botol kemasan (28,7%) dan air ledeng dari PDAM (16,2%), sedangkan air untuk memasak yang digunakan urutan kedua dan ketiga oleh responden yaitu air ledeng dari PDAM (26,0%) dan air botol kemasan (14,9%). Persentase tertinggi praktek Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) sebanyak 17% responden melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting, dan sisanya 83% responden tidak melakukan praktek cuci tangan pakai sabun ( iii )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo
2015
di lima waktu penting. Untuk waktu melakukan cuci tangan pakai sabun seperti ditunjukkan pada grafik 3.19, sebanyak 83,7% melakukan cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, 74,6% setelah makan dan 64,6% sebelum makan. Hasil analisa indeks risiko sanitasi adalah sebagai berikut: 1. Kategori area berisiko sangat tinggi pada air limbah tidak ada. Area berisiko sangat tinggi pada persampahan adalah strata 3 sebesar 61%. Area berisiko sangat tinggi pada genangan air adalah strata 1 sebesar 70% dan strata 3 sebesar 80%. 2. Kategori area berisiko tinggi pada air limbah domestic adalah strata 1 dan 2. Area berisiko tinggi pada persampahan tidak ada. Area berisiko tinggi pada genangan air adalah strata 2 sebesar 63%. 3. Kategori area berisiko sedang pada air domestic adalah strata 3 sebesar 50%. Area berisiko sedang pada persampahan tidak ada. Area berisiko sedang pada genangan air juga tidak ada. 4. Kategori area berisiko rendah pada air limbah domestic adalah strata 0 sebesar 33%. Area berisiko rendah pada persampahan adalah strata 0 sebesar 48% dan strata 2 sebesar 46%. Area berisiko rendah pada genangan air adalah strata 0 sebesar 9%.
( iv )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................ ..........
i
RINGKASAN EKSEKUTIF .............................................................................
ii
DAFTAR ISI ..................................................................................... ............
v
DAFTAR GAMBAR................................................................................ .........
vii
DAFTAR TABEL........................................................................... ...............
vii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ......................................................................
1–1
1.2.
Tujuan.................................................................................
1–2
1.3.
Pelaksana Studi.....................................................................
1–3
1.4.
Wilayah Cakupan....................................................................
1–3
1.5.
Metodologi............................................................................
1–3
1.6.
Pembiayaan..........................................................................
1–4
BAB 2
METODOLOGI DAN LANGKAH STUDI EHRA
2.1.
Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Sidoarjo......
2–1
2.2.
Penentuan Strata Desa / Kelurahan............................................
2–2
2.3.
Penentuan Jumlah Desa / Kelurahan Target Area Studi .................
2–5
2.4.
Penentuan RW/RT dan Responden di Area Studi …………………………
2–8
2.5.
Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya……….
2–9
BAB 3
HASIL STUDI EHRA
3.1.
Informasi Responden...............................................................
3–1
3.2.
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga........................................
3–3
3.3.
Pembuangan Air Kotor/ Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja.......
3–7
3.4.
Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir................
3 – 12
(v)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.5.
Pengelolaan Air Minum Rumah....................................................
3 – 18
3.6.
Perilaku Higiene.......................................................................
3 – 22
3.7.
Kejadian Penyakit Diare.............................................................
3 – 26
3.8.
Indeks Resiko Sanitasi (IRS)......................................................
3 – 27
BAB 4
PENUTUP
4–1
( vi )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kabupaten Sidoarjo
2.7
Gambar 2.2 Enumerator Studi EHRA Kabupaten Sidoarjo
2.9
Gambar 3.1 Responden Studi EHRA Kabupaten Sidoarjo
3.2
Gambar 3.2 Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS)
3.5
Gambar 3.3 Peta Indeks Resiko Persampahan
3.6
Gambar 3.4 Pembuangan akhir tinja
3.8
Gambar 3.5 Peta Indeks Resiko Air Limbah Domestik Kabupaten Sidoarjo
3.11
Gambar 3.6. Saluran Drainase di Kabupaten Sidoarjo
3.15
Gambar 3.7 Peta Indeks Resiko Genangan Air Kabupaten Sidoarjo
3.17
Gambar 3.8 Peta Indeks Resiko Sumber Air Kabupaten Sidoarjo
3.21
Gambar 3.9 Peta Indeks Resiko Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kabupaten Sidoarjo
3.25
Gambar 3.10 Peta Indeks Resiko Sanitasi
3.33
( vii )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
DAFTAR TABEL Tabel 2.1.
Kategori Strata berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko
2-3
Tabel 2.2.
Hasil penentuan strata per kecamatan dengan 4 kriteria utama
2-3
Tabel 2.3.
Hasil rekap stratifikasi kecamatan di Kabupaten Sidoarjo
2-4
Tabel 2.4.
Jumlah desa/Kelurahan Target Area Studi EHRA……………………..
2-5
Tabel 2.5.
Desa/Kelurahan Terpilih sebagai area studi EHRA…………………….
2-6
Tabel 3.1.
Informasi Responden Kabupaten Sidoarjo………………………………….
3-2
Tabel 3.2.
Area Berisiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA..........
3-5
Tabel 3.3.
Area Berisiko Air Limbah Domestik.................................................
3-10
Tabel 3.4.
Area Berisiko Genangan Air..........................................................
3-16
Tabel 3.5.
Area Risiko Sumber Air...................................................................
3-20
Tabel 3.6.
Area Berisiko Perilaku Higiene dan Sanitasi...................................
3-24
Tabel 3.7.
Kejadian Diare pada Penduduk....................................................
3-26
Tabel 3.8.
Hasil Penghitungan Indeks Resiko Sanitasi................................
3-28
Tabel 3.9.
Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (Sumber Air)………………………….
3-28
Tabel 3.10. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (Sumber Air)
3-28
Tabel 3.11. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (Air Limbah)…………………………
3-29
Tabel 3.12. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (Air Limbah)
3-29
Tabel 3.13. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (Persampahan)…………………………. 3-29 Tabel 3.13. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (Persampahan)
3-39
Tabel 3.14. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (Genangan Air)………………………..
3-30
Tabel 3.15. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (Genangan Air)
3-30
Tabel 3.16. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (PHBS)…………………………………
3-30
Tabel 3.17. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (PHBS)………
3-30
Tabel 3.18. Katagori Daerah Berisiko Sanitasi (total)……………………………………
3-31
Tabel 3.19. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko (Total)………….
3-31
Tabel 3.20. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Risiko Semua kecamatan………………………………………………….
3-31
( viii )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
DAFTAR GRAFIK
Grafik 3.1
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga.......................................
3-4
Grafik 3.2
Perilaku Praktik Pemilahan Sampah Rumah Tangga..................
3-4
Grafik 3.3
Persentase Tempat Buang Air Besar................................
3-7
Grafik 3.4
Tempat Penyaluran Akhir Tinja................................
3-8
Grafik 3.5
Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik................................
3-9
Grafik 3.6
Praktik Pengurasan Tanki Septik............................
3-9
Grafik 3.7
Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman...........
3-10
Grafik 3.8
Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir ......
3-12
Grafik 3.9
Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin ...........
3-12
Grafik 3.10
Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir ................................
3-13
Grafik 3.11
Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah.........................................
3-13
Grafik 3.12
Persentase Kepemilikan SPAL..................................................
3-14
Grafik 3.13
Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga................................
3-14
Grafik 3.14
SPAL yang Berfungsi Berdasarkan Strata ……………………………….
3-15
Grafik 3.15
Pencemaran SPAL Berdasarkan Strata………………………………….
3-16
Grafik 3.16
Akses Terhadap Air Bersih....................................................
3-18
Grafik 3.17
Sumber Air Minum dan Memasak...........................................
3-19
Grafik 3.18
CTPS di Lima Waktu Penting..................................................
3-22
Grafik 3.19
Waktu Melakukan CTPS ........................................................
3-23
Grafik 3.20
Prilaku Buang Air Besar .........................................................
3-23
Grafik 3.21
Persentase Kejadian Diare.......................................................
3-26
Grafik 3.22
Indeks Resiko Sanitasi (IRS) ..............................................
3-27
( ix )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
1.1 Latar Belakang Mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015 – 2019, yang mengamanatkan pencapaian 100 persen akses (Universal Access) air minum dan sanitasi. Oleh sebab itu, dalam rangka memperkuat
upaya
penyebaran
penyakit
masyarakat,
serta
pembudayaan berbasis
hidup
bersih
lingkungan,
mengimplementasikan
dan
sehat,
meningkatkan
komitmen
mencegah
kemampuan
Pemerintah
untuk
meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar yang berkesinambungan, maka pemerintah segera melakukan upaya percepatan pembangunan sanitasi permukiman secara menyeluruh, berkelanjutan dan terpadu di daerah dengan mengacu
pada
pengelolaan
Program
Percepatan
Pembangunan
Sanitasi
Permukiman. Kabupaten Sidoarjo sebagai salah satu peserta Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) Tahun 2016 second cycle (putaran kedua) yang ditunjuk oleh Pemerintah Pusat, diwajibkan untuk melaksanakan penyusunan Dokumen Perencanaan Sanitasi yaitu dokumen Pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK), dalam penyusunan dokumen tersebut terdapat kajian berupa Studi Environmental Health Risk Assesment (Studi EHRA) yang harus disusun satu tahun sebelumnya. Studi Environmental Health Risk Assessment (Penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan) atau umumnya disebut Studi EHRA adalah sebuah survei partisipatif di Kabupaten Sidoarjo untuk memahami kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat pada skala rumah tangga. Data yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk advokasi di tingkat kota, kecamatan hingga kelurahan. Data yang dikumpulkan dari studi EHRA tahun 2015 akan digunakan Kelompok Kerja Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (POKJA Sanitasi) Kabupaten (1-1)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Sidoarjo sebagai salah satu bahan untuk menyusun pemutakhiran Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) Kabupaten Sidoarjo tahun 2016. Kabupaten/Kota dipandang perlu melakukan Studi EHRA karena: 1. Pembangunan sanitasi membutuhkan pemahaman kondisi wilayah yang akurat. 2. Data terkait dengan sanitasi terbatas di mana data umumnya tidak bisa dipecah sampai tingkat kelurahan dan data tidak terpusat melainkan berada di berbagai kantor yang berbeda. 3. Isu sanitasi dan higiene masih dipandang kurang penting sebagaimana terlihat dalam prioritas usulan melalui Musrenbang. 4. Terbatasnya kesempatan untuk dialog antara masyarakat dan pihak pengambil keputusan. 5. EHRA menggabungkan informasi yang selama ini menjadi indikator sektorsektor pemerintahan secara eksklusif. 6. EHRA secara tidak langsung memberi ”amunisi” bagi stakeholders dan warga di tingkat kelurahan untuk melakukan kegiatan advokasi ke tingkat yang lebih tinggi maupun advokasi secara horizontal ke sesama warga atau stakeholders kelurahan 7. EHRA adalah studi yang menghasilkan data yang representatif di tingkat kota dan kecamatan dan dapat dijadikan panduan dasar di tingkat kelurahan.
1.2 Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dibagi dalam dua tujuan yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dari studi ini yaitu mendapatkan gambaran jelas tentang sarana dan prasarana sanitasi dan perilaku masyarakat yang berisiko terhadap kesehatan berdasarkan data primer. Sedangkan tujuan khususnya yaitu: 1. Mendapatkan gambaran kondisi fasilitas sanitasi dan perilaku yang beresiko terhadap kesehatan lingkungan. 2. Memberikan advokasi kepada masyarakat akan pentingnya layanan sanitasi. 3. Menyediakan informasi dasar yang akurat dalam penilaian Risiko Kesehatan Lingkungan.
(1-2)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
1.3 Pelaksana Studi Dalam rangka melaksanakan Studi EHRA, Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sidoarjo mengeluarkan Surat Keputusan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sidoarjo tentang Pembentukan Tim Studi EHRA (Environmental Health Risk Asessment)/ Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan Program Percepatan Pembangunan Sanitasi Pemukiman (PPSP) Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 yang melibatkan petugas kesehatan dan masyarakat. Tim Studi EHRA terdiri dari Panitia Pelaksana Kegiatan Studi EHRA dan Tim Pengelola Kegiatan dan Data Studi EHRA. Tim Pengelola Kegiatan terdiri dari tim analisa dan pelaporan, tim logistik dan perlengkapan, supervisor lapangan, tim entri data dan tim enumerator. Pelaksana supervisor lapangan untuk studi EHRA dilaksanakan oleh petugas sanitarian/ kesehatan lingkungan. Sedangkan pelaksana untuk tim enumerator dilaksanakan oleh kader/ masyarakat dari 17 desa/kelurahan, sebanyak 1 orang setiap kelurahan (17 enumerator).
1.4 Wilayah Cakupan Wilayah cakupan studi EHRA adalah 17 desa/kelurahan yang mewakili kecamatan (18 kecamatan) dan seluruh kelurahan/desa (353 desa/kelurahan) di Kabupaten Sidoarjo dengan rumah tangga sebagai responden.
1.5 Metodologi Pelaksanaan Studi EHRA dilaksanakan menggunakan metode penentuan target area survei secara geografi dan demografi melalui proses yang dinamakan clustering/stratifikasi. Hasil clustering/stratifikasi digunakan sebagai indikasi awal lingkungan berisiko. Teknik pengambilan sampel menggunakan probablility random sampling (peluang yang sama pada semua populasi). Metoda sampling yang digunakan adalah cluster random sampling. Kriteria cluster/strata dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, angka kemiskinan, Daerah/wilayah yang dialiri sungai/ kali/ saluran drainase/ saluran irigasi dengan potensi digunakan sebagai MCK & pembuangan sampah, daerah yang sering terkena banjir. Unit
(1-3)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
sampling utama (Primary Sampling) adalah RT (Rukun Tetangga). Unit sampling ini dipilih secara proporsional dan random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap Desa/Kelurahan yang telah ditentukan menjadi area survey. Jumlah sampel RT per Desa/Kelurahan minimal 8 RT dan jumlah sampel per RT sebanyak 5 responden. Dengan demikian jumlah sampel per desa/kelurahan adalah 40 responden. Dengan metode ini terpilih 17 desa/kelurahan dan 680 responden sebagai sampel. Yang menjadi responden adalah Ibu atau anak prempuan yang sudah menikah, dan berumur antara 18 s/d 60 tahun.
1.6 Pembiayaan Pembiayaan studi EHRA ini dianggarkan dari APBD Kabupaten Sidoarjo Tahun 2015 melalui DPA Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Sidoarjo.
(1-4)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
2.1. Penentuan Kebijakan Sampel Pokja Sanitasi Kabupaten Sidoarjo Sesuai dengan kebijakan Pokja Sanitasi Kabupaten Sidoarjo dalam menentukan jumlah responden adalah sebanyak 680 responden atau 17 desa/kelurahan sebagai sampel dari 18 kecamatan dan 353 desa/kelurahan, hal ini disesuaikan dengan jumlah anggaran untuk pelaksanaan EHRA yang terbatas. Berdasarkan
kaidah
statistik,
untuk
menentukan
jumlah
sampel
minimum dalam skala kabupaten/kota dapat menggunakan “Rumus Slovin” sebagai berikut:
Dimana: n adalah jumlah sampel N adalah jumlah populasi d adalah persentase toleransi ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir 5% (d = 0,05) Asumsi tingkat kepercayaan 95%, karena menggunakan α=0,05, sehingga diperoleh nilai Z=1,96 yang kemudian dibulatkan menjadi Z=2. Dimana dari rumus tersebut didapatkan minimal jumlah responden adalah 399 atau dibulatkan menjadi 400 responden, tiap desa minimal 40 responden
(2-1)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
sehingga total minimal 10 desa/kelurahan, sehingga kebijakan pokja sanitasi kabupaten Sidoarjo dengan menentukan sebanyak 680 responden atau 17 desa/kelurahan sudah memenuhi syarat minimal Rumus Slovin.
2.2. Penentuan Strata Desa / Kelurahan Metode penentuan target area survei studi EHRA secara geografi dan demografi
melalui
proses
yang
dinamakan
Klastering/stratifikasi.
Proses
pengambilan sampel dilakukan secara random sehingga memenuhi kaidah ”Probability Sampling” . Berdasarkan kaidah ini setiap anggota populasi memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dengan demikian metoda sampling yang digunakan adalah “Cluster Random Sampling”. Teknik ini sangat cocok digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika area sumber data yang akan diteliti sangat luas. Pengambilan sampel dilakukan di daerah populasi yang telah ditetapkan sebagai target area survei. Kriteria utama penetapan strata tersebut adalah sebagai berikut: a)
Kepadatan penduduk, yaitu jumlah penduduk per luas wilayah. Pada umumnya tiap kabupaten/ kota telah mempunyai data kepadatan penduduk sampai dengan tingkat kecamatan dan kelurahan/ desa.
b)
Angka kemiskinan, dengan indikator yang datanya mudah diperoleh tapi cukup representatif menunjukkan kondisi sosial ekonomi setiap kecamatan dan/atau kelurahan/ desa. Sebagai contoh ukuran angka kemiskinan bisa dihitung berdasarkan proporsi jumlah Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera 1.
c)
Daerah/wilayah yang dialiri sungai/ saluran drainase/ saluran irigasi, dengan potensi digunakan sebagai MCK dan pembuangan sampah oleh masyarakat setempat
d)
Daerah terkena banjir dan dinilai mengangggu ketentraman masyarakat, dengan parameter ketinggian air, luas daerah banjir/genangan, lamanya surut. Berdasarkan kriteria di atas, klastering wilayah Kabupaten Sidoarjo
menghasilkan katagori klaster sebagaimana dipelihatkan pada tabel 2.1. Wilayah (kecamatan atau desa/kelurahan) yang terdapat pada klaster tertentu dianggap memiliki karakteristik yang identik/homogen dalam hal tingkat risiko kesehatannya. Dengan demikian, kecamatan/desa/kelurahan yang menjadi area
(2-2)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
survey pada suatu klaster akan mewakili kecamatan/desa/kelurahan lainnya yang bukan merupakan area survey pada klaster yang sama. Berdasarkan asumsi ini maka hasil studi EHRA ini bisa memberikan peta area berisiko Kabupaten Sidoarjo. Tabel 2.1. Kategori Strata berdasarkan kriteria indikasi lingkungan berisiko Katagori Strata
Kriteria
Strata 0
Wilayah desa/kelurahan yang tidak memenuhi sama sekali kriteria indikasi lingkungan berisiko.
Strata 1
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi kriteria indikasi lingkungan berisiko
minimal
1
Strata 2
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi kriteria indikasi lingkungan berisiko
minimal
2
Strata 3
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi kriteria indikasi lingkungan berisiko
minimal
3
Strata 4
Wilayah desa/kelurahan yang memenuhi kriteria indikasi lingkungan berisiko
minimal
4
Klastering/stratifikasi wilayah di Kabupaten Sidoarjo menggunakan pendekatan kecamatan, dimana dari 18 kecamatan tersebut ditentukan dengan menggunakan 4 kriteria utama strata seperti terlihat pada tabel 2.2. Tabel 2.2 Hasil penentuan strata per kecamatan dengan 4 kriteria utama No 1
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
Banjir
Strata
Tarik 1 Miriprowo
+
2 Kedungbocok
1 0
3 Singogalih
+
1
4 Tarik
+
1
5 Mergobener
0
6 Mergosari
0
7 Kendalsewu
0
8 Klantingsari
0
9 Kalimati
0
(2-3)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
Banjir
Strata
10 Gempolklutuk
0
11 Banjarwungu
0
12 Balongmacekan
0
13 Gampingrowo
0
14 Sebani
+
1
15 Kramattemanggung
0
16 Mindugading
0
17 Kemuning
0
18 Janti
0
19 Segodobancang
+
1
20 Kedinding
+
1
2
Prambon 1 Prambon
0
2 Kajartengguli
+
1
3 Gedangrowo
0
4 Wirobiting
0
5 Simpang
0
6 Bulang
+
1
7 Gampang
0
8 Jatikalang
0
9 Jatialun-alun
0
10 Pejangkungan
0
11 Kedungsugo
+
+
12 Kedungwonokerto
2 0
13 Bendotretek
+
1
14 Wonoplintahan
+
1
15 Kedungkembar
+
1
16 Jedongcangkring
+
1
17 Cangkringturi
+
1
18 Simogirang
+
1
19 Temu
+
+
2
20 Watutulis
+
+
2
3
Krembung (2-4)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
1 Tambakrejo
DAS
Banjir
+
1
2 Keper 3 Kedungsumur
Strata
0 +
1
4 Kedungrawan
0
5 Tanjekwagir
0
6 Mojoruntut
+
1
7 Gading
0
8 Wangkal
0
9 Jenggot
+
1
10 Waung
0
11 Ploso
+
1
12 Rejeni
0
13 Kandangan
0
14 Krembung
+
+
2
15 Lemujut
+
1
16 Cangkring
+
1
17 Keret
+
1
18 Wonomlati
+
+
2
19 Balonggarut
+
+
2
1 Kebonagung
+
1
2 Kedungsolo
+
1
+
2
+
1
4
Porong
3 Porong
+
4 Juwetkenongo 5 Mindi
+
1
6 Gedang
+
+
2
7 Kesambi
+
+
2
8 Kebakalan
0
9 Lajuk
+
1
10 Kedungboto
+
1
11 Candipari
+
12 Pamotan
+
13 Jatirejo
+ (2-5)
+
2 1
+
2
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
Banjir
Strata
14 Renokenongo
+
1
15 Glagahharum
+
1
16 Plumbon 17 Siring
+ +
18 Wunut
+ +
+
19 Pesawahan 5
1 +
3
+
3
+
1
Jabon 1 Panggreh
+
2 Trompoasri
+
2
+
1
3 Kedungrejo
+
1
4 Semambung
+
+
+
3
5 Kedungpandan
+
+
+
3
6 Kupang
+
+
7 Tambakkalisongo
+
+
2 +
3
8 Balongtani
+
1
9 Jemirahan
+
1
10 Dukuhsari
+
1
11 Kedungcangkring
+
1
12 Pejarakan
+
1
13 Besuki 14 Keboguyang
+
15 Permisan 6
+
1
+
+
3
+
+
+
3
Tanggulangin 1 Kalisampurno
+
+
2 Ketapang
+
+
3 Kedungbendo
+
4 Kalitengah
+
2 +
3 1
+
2
5 Gempolsari
+
1
6 Sentul
+
1
7 Penatarsewu
+
1
8 Banjarsari
0
9 Banjarpanji 10 Kedungbanteng (2-6)
+
1
+
1
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
11 Kalidawir
DAS
Banjir
+
Strata 1
12 Putat
+
13 Ngaban
+
+
2
14 Kludan
+
+
2
15 Boro
+
+
3
16 Kedensari
+
+
2
17 Ketegan
+
1
18 Ganggangpanjang
+
+
2
19 Randegan
+
+
2
7
1
+
Candi 1 Karangtanjung
+
1
2 Sumorame
0
3 Ngampelsari
0
4 Balonggabus
0
5 Balongdowo 6 Kendalpecabean
+
+
+
2
+
+
3
+
1
+
2
+
1
7 Kedungpeluk 8 Kalipecabean
+
9 Klurak 10 Kebonsari
+
1
11 Gelam
+
1
12 Candi
+
1
13 Sugihwaras
+
1
14 Kedungkendo
+
1
15 Durungbanjar
+
16 Durungbedug
1 +
+
2
17 Jambangan
0
18 Sidodadi
0
19 Sepande
+
+
2
20 Sumokali
0
21 Tenggulunan
0
22 Bligo
0
23 Wedoroklurak
+ (2-7)
+
2
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
24 Larangan 8
DAS
Banjir
Strata
+
1
Sidoarjo 1 Lebo
+
+
2
2 Suko
+
+
2
3 Banjarbendo
+
4 Sidokare
+
+
5 Celep
+
+
2
+
1
6 Sekardangan
1 +
3
7 Gebang
0
8 Rangkahkidul
0
9 Bulusidokare
+
1
10 Pucanganom
+
1
11 Pekauman
+
+
2
12 Lemahputro
+
+
2
13 Sidokumpul
+
14 Sidoklumpuk
+
1 +
2
15 Blurukidul
+
+
2
16 Kemiri
+
1
17 Pucang
+
1
18 Magersari
+
1
19 Jati
+
1
20 Cemenkalang
0
21 Cemengbangkalan
+
22 Urangagung
+
+
2
23 Sarirogo
+
+
2
24 Sumput
+
+
2
9
1
Tulangan 1 Janti
0
2 Kebaron
0
3 Kenongo
+
+
+
3
4 Gelang
+
1
5 Jiken
+
1
6 Pangkemiri
+ (2-8)
1
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
7 Kepatihan
+
8 Tulangan
+
+
9 Kepadangan
+
+
Banjir +
Strata 2 2
+
3
10 Tlasih
0
11 Kajeksan
0
12 Singopadu
+
13 Kemantren
+
14 Kepunten
+
+
3 1
+
1
15 Kepuhkemiri
0
16 Grinting
0
17 Modong
+
1
18 Grogol
0
19 Medalem
+
20 Sudimoro
+
+
+ +
21 Kedondong 10
2 +
22 Grabagan
+
3 1 1
Wonoayu 1 Tanggul
0
2 Simoketawang
+
1
3 Popoh
+
1
4 Jimbarankulon
+
1
5 Jimbaranwetan
+
1
6 Ketimang
+
1
7 Pilang
+
1
8 Sumberrejo
+
1
9 Mojorangagung
+
1
10 Wonokasian
+
1
11 Ploso
+
1
12 Mulyodadi
+
1
13 Wonoayu
0
14 Semambung
+
1
15 Simoangin-angin
0
16 Wonokalang
0 (2-9)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
17 Pagerngumbuk
DAS +
18 Plaosan
Banjir
Strata 1 0
19 Lambangan
+
20 Sawocangkring
1 0
21 Becirongengor
+
1
22 Karangpuri
+
1
23 Candinegoro 11
0
Krian 1 Tropodo
+
2 Sadenganmijen
1 0
3 Katerungan
+
1
4 Jerukgamping
+
1
5 Gamping
0
6 Terik
+
1
7 Junwangi
0
8 Terungkulon
0
9 Terungwetan 10 Jatikalang
+
1
+
1
11 Keboharan
0
12 Ponokawan
+
1
13 Kemasan
+
1
14 Sidomojo
+
15 Tambakkemerakan
+
16 Krian
+
+
2 1 +
17 Kraton
0
18 Sidomulyo
+
19 Tempel
1 0
20 Watugolong
+
21 Barengkrajan
+
22 Sidorejo
+
12
2
+
2 1
+
2
1 Wonokupang
+
1
2 Sumokembangsri
+
1
Balongbendo
( 2 - 10 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
Banjir
Strata
3 Singkalan
0
4 Bakungpringgondani
0
5 Wonokarang
0
6 Seduri
0
7 Bakalanwringinpitu
0
8 Gagangkepuhsari
0
9 Suwaluh
+
10 Watesari 11 Seketi 12 Kemangsen
+ +
+
2
+
1
+
2
+
2
13 Jabaran 14 Balongbendo
0 +
1
15 Jeruklegi
0
16 Penambangan
+
1
17 Waruberon
0
18 Bogempinggir
+
1
19 Kedungsukodani
0
20 Bakungtemenggungan
0
21 Wonokupang
+
1
22 Sumokembangsri
+
1
23 Singkalan
0
24 Bakungpringgondani
0
13
Taman 1 Bohar
0
2 Wage
+
1
3 Kedungturi
0
4 Jemundo
+
1
5 Taman
0
6 Sadang
+
7 Sambibulu
+
8 Bringinbendo
+
9 Sidodadi 10 Kramatjegu
+
2 1
+
2
+
1 0
( 2 - 11 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
11 Trosobo 12 Pertapanmaduretno
+
13 Tawangsari
DAS
Banjir
Strata
+
1
+
2
+
1
14 Gilang
0
15 Geluran
+
1
16 Kletek
0
17 Kalijaten
+
1
18 Ketegan
+
1
19 Sepanjang
+
1
20 Bebekan
0
21 Wonocolo
0
22 Ngelom
+
+
2
23 Tanjungsari
0
24 Krembangan
0
14
Sukodono 1 Wilayut 2 Kebonagung
+
+
1
+
2
3 Anggaswangi
0
4 Jumputrejo
+
1
5 Suruh
0
6 Pekarungan
+
+
2
7 Pademonegoro
+
+
2
8 Cangkringsari
+
+
2
9 Jogosatru
0
10 Ngaresrejo
0
11 Sambungrejo
+
1
12 Plumbungan
0
13 Sukodono
0
14 Kloposepuluh
0
15 Masanganwetan
+
1
16 Suko
+
1
+
2
17 Masangankulon
+
18 Panjunan
0 ( 2 - 12 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
19 Bangsri 15
Banjir
Strata 0
Buduran 1 Entalsewu
+
+
2
+
1
+
2
+
1
+
2
6 Sidomulyo
+
1
7 Prasung
+
1
8 Sawohan
+
1
2 Pagerwojo 3 Sidokerto
+
4 Buduran 5 Siwalanpanji
+
9 Damarsi
0
10 Dukuhtengah
+
11 Banjarsari
1 0
12 Wadungasih
+
+
2
13 Banjarkemantren
+
+
2
14 Sukorejo
+
15 Sidokepung 16
1 +
1
Gedangan 1 Ganting
+
2 Karangbong
+
3 Tebel
+
1 +
2 1
4 Kragan
+
1
5 Gemurung
+
1
+
2
6 Punggul
+
7 Wedi
+
1
8 Ketajen
+
1
9 Gedangan
+
+
2
10 Sruni
+
+
2
11 Keboansikep
+
+
2
12 Keboananom
+
13 Bangah
+
+
2
14 Sawotratap
+
+
2
15 Semambung
+ ( 2 - 13 )
1
1
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No 17
Kecamatan
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
Banjir
Strata
Sedati 1 Kwangsan
+
1
2 Pepe
+
1
3 Buncitan
0
4 Kalanganyar
+
1
5 Tambakcemandi
0
6 Gisik Cemandi
+
1
7 Cemandi
0
8 Pulungan
+
9 Betro
+
+
2 +
2
10 Sedatiagung
+
1
11 Sedatigede
+
+
2
12 Pabean
+
+
2
+
1
+
2
13 Semampir 14 Pranti
+
15 Segorotambak
0
16 Banjarkemuning 18
+
1
Waru 1 Pepelegi
+
2 Waru
+
3 Kureksari
+
1
4 Ngingas
+
1
5 Tropodo
+
1
6 Tambaksawah
+
+
7 Tambakrejo
+
+
2
8 Tambakoso
+
1
9 Tambaksumur
+
+
2
+
+
2
10 Wadungasri
+
+
2
+
3
+
3
11 Kepuhkiriman
+
12 Berbek
+
+
2
13 Wedoro
+
+
2
14 Janti
+
15 Kedungrejo
+ ( 2 - 14 )
1
1 +
2
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
No
Kecamatan
16 Medaeng
Kriteria Strata Padat Miskin
DAS
+
Banjir
+
17 Bungurasih + + Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Sidoarjo
Strata 2 2
Dari hasil penentuan strata dengan menggunakan 4 kriteria utama seperti tabel 2.2, kemudian dilakukan rekap /pengelompokan kecamatan sesuai dengan strata masing-masing sehingga bisa diketahui jumlah kecamatan tiap strata, seperti terlihat pada tabel 2.3.
Tabel 2.3. Hasil rekap stratifikasi desa di Kabupaten Sidoarjo Strata
Jumlah desa
0
101
1
155
2
80
3
17
4
0
Jumlah
353
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Sidoarjo
Dari table 2.3 diatas dapat diketahui jumlah desa strata 0 ada 101 desa, strata 1 ada 155 desa, strata 2 ada 80 desa, strata 3 ada 17 desa sedangkan strata 4 tidak ada.
2.3.
Penentuan Jumlah Desa / Kelurahan Target Area Studi Setelah ditentukan jumlah desa sesuai strata maka bisa ditentukan desa
terpilih untuk dilakukan studi / survey. Sesuai kebijakan pokja sanitasi kabupaten Sidoarjo yang menetapkan jumlah 17 desa/kelurahan atau 680 responden untuk dilakukan survey, maka dapat ditentukan jumlah desa terpilih yang mewakili strata masing-masing sesuai tabel berikut :
( 2 - 15 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Tabel 2.4. Jumlah desa/Kelurahan Target Area Studi EHRA Desa per strata
Strata
Desa Area Studi per Strata
%
Jumlah
0
Jumlah 101
28,61
1
% 5,9
1
155
43,91
1
5,9
2
80
22,66
11
64,7
3
17
4,82
4
23,5
4
0
0
0
0
Jumlah 353 100 17 Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Sidoarjo
100
Dari hasil penentuan jumlah desa/kelurahan area studi, maka dengan cara random ditentukan desa / kelurahan sebagai area studi/survey, sesuai tabel berikut : Tabel 2.5. Desa/Kelurahan Terpilih sebagai area studi EHRA Strata
Jumlah Desa/Kel Terpilih
Nama Desa Terpilih
0
1
Tambak Cemandi
1
1
2
11
Kecamatan Sedati
Mojoruntut
Krembung
Ngelom
Taman
Bringinbendo
Taman
Wadungasri
Waru
Tambaksumur
Waru
Pademonegoro
Sukodono
Cangkringsari
Sukodono
Pekarungan
Sukodono
Balongdowo
Candi
Bluru
Sidoarjo
( 2 - 16 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Strata
Jumlah Desa/Kel Terpilih
3
4
4
0
Jumlah
17
Nama Desa Terpilih
Kecamatan
Tambakkalisogo
Jabon
Kedungpandan
Jabon
Semambung
Jabon
Permisan
Jabon
Sumber : Hasil Analisa Pokja Sanitasi Kab. Sidoarjo
( 2 - 17 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 2.1. Peta Wilayah Kabupaten Sidoarjo
( 2 - 18 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
2.4.
Penentuan RW/RT dan Responden di Area Studi Unit sampling primer (PSU = Primary Sampling Unit) dalam EHRA adalah
RT. Karena itu, data RT per RW per kelurahan mestilah dikumpulkan sebelum memilih RT. Jumlah RT per kelurahan minimal adalah 8 (delapan) RT. Untuk menentukan RT terpilih, silahkan ikuti panduan berikut : a. Urutkan RT per RW per kelurahan. b. Tentukan Angka Interval (AI). Untuk menentukan AI, perlu diketahui jumlah total RT total dan jumlah yang akan diambil.
Jumlah total RT kelurahan : X
Jumlah RT yang akan diambil : Y
Maka angka interval (AI) = jumlah total RT kelurahan / jumlah RT yang diambil. AI = X/Y (dibulatkan) misal pembulatan ke atas menghasilkan Z, maka AI = Z
c. Untuk menentukan RT pertama, kocoklah atau ambillah secara acak angka antara 1 – Z (angka random). Sebagai contoh, angka random (R#1) yang diperoleh adalah 3. d. Untuk memilih RT berikutnya adalah 3 + Z= ... dst. Rumah tangga responden dipilih dengan menggunakan cara acak (random sampling). Hal ini bertujuan agar seluruh rumah tangga memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Artinya, penentuan rumah tangga responden bukan bersumber dari preferensi enumerator/ supervisor ataupun keinginan responden itu sendiri. Tahapannya sebagai berikut : a) Pergi ke RT terpilih. Minta daftar rumah tangga atau bila tidak tersedia, buat
daftar
rumah
tangga
berdasarkan
pengamatan
keliling
dan
wawancara dengan penduduk langsung. b) Bagi jumlah rumah tangga (misal 25) dengan jumlah sampel minimal yang akan diambil, misal 5 (lima) diperoleh Angka Interval (AI) = 25/5 = 5 c) Ambil/kocok angka secara random antara 1 – AI untuk menentukan Angka Mulai (AM), contoh dibawah misal angka mulai 2 d) Menentukan rumah selanjutnya adalah 2 + AI, 2 + 5 = 7 dst.
( 2 - 19 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
2.5.
Karakteristik Enumerator dan Supervisor serta Wilayah Tugasnya Lokasi pelaksanaan survei studi EHRA 2015 di Kabupaten Sidoarjo
terdapat di 17 desa/kelurahan yang tersebar di 8 kecamatan dari 18 kecamatan di kabupaten Sidoarjo dengan jumlah responden sebesar 680 responden. Oleh Tim EHRA Pokja sanitasi Kabupaten Sidoarjo, menggunakan enumerator sejumlah 17 enumerator dengan rincian setiap kelurahan ditugaskan 1 enumerator yang berasal dari kader posyandu di setiap desa/kelurahan. Adapun untuk supervisor, diambilkan dari sanitarian puskesmas di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Wilayah tugas masing-masing supervisor juga didasarkan dari wilayah tugas masing-masing puskesmas.
Gambar 2.2 Enumerator Studi EHRA Kabupaten Sidoarjo
( 2 - 20 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.1. Informasi Responden Sampel adalah bagian dari populasi, dimana anggotanya merupakan anggota yang dipilih dari populasi. Kelurahan, RT ( Rukun Tetangga ) Area Studi maupun Responden/ Sampel Studi EHRA diharapkan dapat merepresentasikan/ mewakili sifat dari populasi yang diwakilinya. Dalam Studi EHRA tahun 2015, Kabupaten Sidoarjo menggunakan metode clastering atau stratifikasi dan menentukan 17 desa/kelurahan atau 680 responden sebagai area studi. Unit sampling utama (Primary Sampling) pada Studi EHRA adalah RT (Rukun Tetangga) dan dipilih secara random berdasarkan total RT di semua RW dalam setiap desa/kelurahan terpilih sebagai area strudi di Kabupaten Sidoarjo. Jumlah sampel RT per kelurahan dipilih berdasarkan jumlah minimal responden per kelurahan yaitu sejumlah 40 responden. Sehingga total jumlah responden di Kabupaten Sidoarjo yaitu 40 responden dikalikan dengan 17 desa/kelurahan menjadi 680 responden. Responden dalam studi EHRA adalah ibu atau anak perempuan yang sudah menikah dan berumur antara 18 s/d 60 tahun. Responden terbanyak adalah pada kelompok umur > 45 tahun sebesar 41,6%. Pendidikan terakhir responden yang paling banyak diwawancarai adalah responden dengan pendidikan SD sebanyak 32,2%. Responden yang memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) sebanyak 26,9% dan responden yang memiliki asuransi kesehatan bagi keluraga miskin sebanyak 22,8%. Responden yang diwawancarai telah memiliki anak sebanyak 93,8% responden. Status kepemilikan rumah yang ditinggali oleh responden sebanyak 82,8% adalah milik sendiri.
(3-1)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.1 Responden Studi EHRA Kabupaten Sidoarjo Informasi lengkap responden EHRA di Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Informasi Responden Kabupaten Sidoarjo Strata Desa/Kelurahan 0
Kelompok Umur Responden
Apa status dari rumah yang anda tempati saat ini?
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
<= 20 tahun
0
,0
0
,0
3
,7
3
1,9
6
,9
21 - 25 tahun
1
2,2
1
2,5
12
2,7
9
5,7
23
3,4
26 - 30 tahun
2
4,4
5
12,5
33
7,5
26
16,6
66
9,7
31 - 35 tahun
2
4,4
9
22,5
56
12,8
33
21,0
100
14,7
36 - 40 tahun
6
13,3
2
5,0
54
12,3
31
19,7
93
13,7
41 - 45 tahun
10
22,2
12
30,0
66
15,1
21
13,4
109
16,0
> 45 tahun
24
53,3
11
27,5
214
48,9
34
21,7
283
41,6
Milik sendiri
43
95,6
34
85,0
370
84,5
116
73,9
563
82,8
Berbagi dengan keluarga lain
0
,0
0
,0
4
,9
1
,6
5
,7
Sewa
0
,0
0
,0
13
3,0
0
,0
13
1,9
Kontrak
1
2,2
1
2,5
6
1,4
0
,0
8
1,2
Milik orang tua
1
2,2
5
12,5
24
5,5
30
19,1
60
8,8
(3-2)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015 Strata Desa/Kelurahan 0
Apa pendidikan terakhir anda?
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Lainnya
0
,0
0
,0
21
4,8
10
6,4
31
4,6
Tidak sekolah formal
7
15,6
1
2,5
15
3,4
21
13,4
44
6,5
SD
8
17,8
3
7,5
141
32,2
67
42,7
219
32,2
SMP
24
53,3
13
32,5
139
31,7
33
21,0
209
30,7
SMA
5
11,1
15
37,5
120
27,4
25
15,9
165
24,3
SMK
1
2,2
5
12,5
16
3,7
5
3,2
27
4,0
Universitas/Akademi
0
,0
3
7,5
7
1,6
6
3,8
16
2,4
Apakah ibu mempunyai Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari desa/ kelurahan? Apakah ibu mempunyai Kartu Asuransi Kesehatan bagi Keluarga Miskin (ASKESKIN)?
Ya
28
62,2
7
17,5
65
14,8
83
52,9
183
26,9
Tidak
17
37,8
33
82,5
373
85,2
74
47,1
497
73,1
Ya
27
60,0
8
20,0
71
16,2
49
31,2
155
22,8
Tidak
18
40,0
32
80,0
367
83,8
108
68,8
525
77,2
Apakah ibu mempunyai anak?
Ya
37
82,2
38
95,0
411
93,8
152
96,8
638
93,8
8
17,8
2
5,0
27
6,2
5
3,2
42
6,2
Tidak
3.2. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Identifikasi pengelolaan sampah rumah tangga dalam studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo dibedakan berdasarkan cara pembuangan dan perilaku pemilahan sampah. Pada Grafik 3.1 disajikan pengelolaan sampah rumah tangga Kabupaten Sidoarjo menurut strata. Berdasarkan grafik tersebut cara pengelolaan sampah yang lebih banyak dilakukan di Kabupaten Sidoarjo secara berurutan adalah:
a. Dibakar sebanyak 65,7% b. Dikumpulkan dan dibuang ke TPS sebanyak 21,2% c. Lain-lain 4,7% d. Dibuang ke sungai atau kali sebanyak 3,4% e. Dikumpulkan kolektor informal yang mendaur ulang sebanyak 1,5% f.
Dibuang ke lahan kosong dan dibiarkan membusuk sebanyak 1,2%
g. Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup tanah sebanyak 1,2% h. Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah 0,6%
(3-3)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Grafik 3.1 Pengelolaan Sampah Rumah Tangga 100%
0.0%
2.5% 0.0%
5% 4%
4% 3%
4.7% 3.4%
80%
Dikumpulkan oleh kolektor informal yang mendaur ulang Dikumpulkan dan dibuang ke TPS Dibakar
60%
56% 97.8%
65.7% 76%
97.5%
40%
20%
29% 2.2% 0.0%
0%
0.0%
1%
21.2%
9% 3%
Dibuang ke dalam lubang dan ditutup dengan tanah Dibuang ke dalam lubang tetapi tidak ditutup dengan tanah Dibuang ke sungai/kali/laut/danau Dibuang ke lahan kosong/kebun/hutan dan dibiarkan membusuk Lain-lain
1.5%
Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
TOTAL
Perilaku pemilahan sampah oleh rumah tangga di Kabupaten Sidoarjo ditunjukan pada Grafik 3.2, sebanyak 15,4% melakukan pemilahan sampah sedangkan 84,6% tidak melakukan pemilahan sampah sebelum dilakukan pengolahan lebih lanjut. Grafik 3.2 Perilaku Praktik Pemilahan Sampah Rumah Tangga 100%
0.0%
90% 32%
80% 70% 60% 50%
100.0%
100.0%
84.6%
93%
Tidak Dipilah/ dipisah
40%
Dipilah/ dipisah
68%
30% 20% 10% 0%
0.0% Strata 0
Strata 1
15.4%
7% Strata 2
Strata 3
TOTAL
Hasil studi EHRA seperti pada tabel 3.2, area beresiko persampahan di Kabupaten Sidoarjo dari segi pengelolaan sampah tidak memadai sebesar 77,4%, frekuensi
pengangkutan
sampah
tidak
(3-4)
memadai
sebesar
30,0%,
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
ketidaktepatan waktu pengangkutan sampah sebesar 40,0%, dan 83,5% tidak dilakukan pengolahan sampah setempat. Sedangkan pada level strata pengelolaan sampah yang memadai pada strata 0 sebesar 2,2%, strata 1 sebesar 0%, strata 2 sebesar 30,6% dan pada strata 3 sebesar 12,1%. Tabel 3.2 Area Beresiko Persampahan Berdasarkan Hasil Studi EHRA Strata Desa/Kelurahan 0
Pengelolaan sampah Frekuensi pengangkutan sampah Ketepatan waktu pengangkutan sampah Pengolahan sampah setempat
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Tidak memadai
44
97,8
40
100,0
304
69,4
138
87,9
526
77,4
Ya, memadai
1
2,2
0
,0
134
30,6
19
12,1
154
22,6
Tidak memadai
0
,0
0
,0
1
20,0
2
40,0
3
30,0
Ya, memadai Tidak tepat waktu Ya, tepat waktu
0
,0
0
,0
4
80,0
3
60,0
7
70,0
0
,0
0
,0
1
20,0
3
60,0
4
40,0
0
,0
0
,0
4
80,0
2
40,0
6
60,0
Tidak diolah
43
95,6
34
85,0
406
92,7
85
54,1
568
83,5
Ya, diolah
2
4,4
6
15,0
32
7,3
72
45,9
112
16,5
Gambar 3.2 Tempat pengumpulan sampah sementara (TPS)
(3-5)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.3 Peta Indeks Resiko Persampahan
(3-6)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.3. Pembuangan Air Kotor/ Limbah Tinja Manusia dan Lumpur Tinja Identifikasi pembuangan air kotor/ limbah tinja manusia dan lumpur tinja pada studi EHRA ini di dilihat berdasarkan keluarga yang memilliki jamban, saluran akhir pembuangan isi tinja, kualitas tangki septik yang dimiliki (suspek aman dan tidak aman), praktek pembuangan kotoran anak balita di rumah responden yang di rumahnya ada balita, dan jumlah KK yang memiliki saluran pengelolaan air limbah. Grafik 3.3 Persentase Tempat Buang Air Besar 0.9% 0.1% Jamban pribadi 12.6%
MCK/WC Umum Ke WC helikopter
7.4%
Ke sungai/pantai/laut Ke kebun/pekarangan
2.4%
Ke selokan/parit/got Ke lubang galian Lainnya, 75.7%
Tidak tahu
Responden yang buang air besar ke jamban pribadi sesuai grafik 3.3 sebesar 75,7%, di MCK sebanyak 2,4%, dan responden yang masih buang air besar sembarangan (BABS) sebesar 21,9% (WC helicopter 7,4%, sungai/pantai/laut 12,6%, kebun/pekarangan 0,3%, selokan 0,1%, lubang galian 0,6% dan lainnya 0,9% .
(3-7)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.4 Pembuangan akhir tinja
Tempat penyaluran akhir tinja responden pada studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo disalurkan pada 6 (enam) tempat seperti yang tertera pada grafik 3.4, antara lain sebanyak 62,2% telah dibuang ke tangki septik, sebanyak 0,6% masuk ke pipa sewer, sebanyak 1,6% disalurkan ke cubluk/ lubang tanah, sebanyak 0,7% dibuang langsung ke drainase, sebanyak 9,4% dibuang ke sungai dan sebanyak 25,3% tidak mengetahui dibuang kemana.
Grafik 3.4 Tempat Penyaluran Akhir Tinja
Tangki septik
25.3%
Pipa sewer 0.1% 9.4%
Cubluk/lobang tanah
62.2%
Langsung ke drainase Sungai/danau/pantai
0.7%
Kebun/tanah lapang
1.6%
Tidak tahu
0.6%
(3-8)
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Grafik 3.5 Waktu Terakhir Pengurasan Tanki Septik 100%
0.0%
7.4%
90% 80%
22.5%
25.3%
33.3%
22.0%
Tidak pernah
70% 60% 50%
33.3%
77.8%
Lebih dari 10 tahun 57.5% 63.2%
40%
60.3% Lebih dari 5-10 tahun yang lalu
30%
20%
Tidak tahu
33.3%
10% 0%
0.0% 7.4% 7.4%
1-5 tahun yang lalu
1.3% 3.3% 0.0% 2.3% 8.0%
15.0%
Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
0.9% 3.3% 13.0%
0-12 bulan yang lalu
TOTAL
Berdasarkan Grafik 3.4 dan 3.5 dijelaskan bahwa dari 62,2% responden yang membuang tinja ke tangki septic, sebanyak 60,3% tidak pernah dilakukan pengurasan, 3,3% dilakukan pengurasan antara 5 s.d 10 tahun, 13,0% dilakukan pengurasan 1-5 tahun yang lalu dan 0,5% dilakukan 0-12 bulan yang lalu. Sedangkan berdasarkan strata, rumah tangga yang tidak pernah melakukan pengurasan tanki septic pada strata 0 sebesar 0%, strata 1 sebesar 77,8%, strata 2 sebesar 57,5%, strata 3 sebesar 63,2%.
Grafik 3.6 Praktik Pengurasan Tangki Septik 100% 90% 80%
50.0%
70%
52.3%
56.3%
53.0% Tidak tahu
60% 50%
0.0%
40% 30%
4.6% 8.5%
0.0%
34.6%
43.8%
35.1%
10% 0%
0.0%
0.0%
Strata 0
Strata 1
Dikosongkan sendiri Membayar tukang Layanan sedot tinja
50.0%
20%
3.6% 8.3%
Strata 2
Strata 3
(3-9)
TOTAL
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Pada grafik 3.6, responden yang melakukan pengurasan tangki septik di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 35,1% dikuras dengan layanan sedot tinja, sisanya
dilakukan
pengurasan
dengan
membayar
tukang
sebesar
8,3%,
dikosongkan sendiri 3,6% dan 53% tidak tahu. Sedangkan berdasarkan strata yang melakukan layanan sedot tinja pada strata 0 sebesar 0%, strata 1 sebesar 0%, strata 2 sebesar 34,6%, strata 3 sebesar 43,8%. Grafik 3.7 Persentase Tanki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman 100% 90% 80% 70%
59.8%
60.0%
68.2%
60%
64.1%
95.6%
50%
Suspek aman
40%
Tidak aman
30% 20%
40.0%
40.2%
Strata 1
Strata 2
31.8%
35.9%
Strata 3
TOTAL
10% 4.4%
0%
Strata 0
Berdasarkan Grafik 3.7 di Kabupaten Sidoarjo persentase tangki septik yang aman adalah 64,1% sedangkan sisanya tangki septik tidak aman sebesar 35,9%. Sedangkan berdasarkan strata, tangki septik yang tidak aman tertinggi berada pada strata 2 yaitu sebesar 40,2%. Tabel 3.3 Area Beresiko Air Limbah Domestik Kabupaten Sidoarjo Strata Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Tangki septik suspek aman
Tidak aman
2
4,4
16
40,0
176
40,2
50
31,8
244
35,9
Suspek aman
43
95,6
24
60,0
262
59,8
107
68,2
436
64,1
Pencemaran karena pembuangan isi tangki septik
Tidak, aman
0
,0
6
100,0
85
65,4
18
56,3
109
64,9
Ya, aman
0
,0
0
,0
45
34,6
14
43,8
59
35,1
Pencemaran karena SPAL
Tidak aman
42
93,3
25
62,5
311
71,0
97
61,8
475
69,9
Ya, aman
3
6,7
15
37,5
127
29,0
60
38,2
205
30,1
( 3 - 10 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.5 Peta Indeks Resiko Air Limbah Domestik Kabupaten Sidoarjo
( 3 - 11 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.4. Drainase Lingkungan/ Selokan Sekitar Rumah dan Banjir Identifikasi drainase lingkungan pada studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo adalah mengenai lokasi genangan, topografi wilayah genangan air, keberadaan saluran drainase lingkungan, dan mengenai kondisi drainase lingkungan. Grafik 3.8 Persentase Rumah Tangga yang Pernah Mengalami Banjir 100% 90%
0.0% 2.5%
0.0% 2.2% 2.2%
3.2%
6.6%
22.3%
80%
27.9%
5.0% 23.2%
Tidak tahu
18.4%
Sekali atau beberapa dalam sebulan
70% 24.8%
60% 50%
19.2%
97.5%
93.3%
Beberapa kali dalam setahun
40% 30% 48.4%
43.6%
20%
51.2%
Sekali dalam setahun Tidak pernah
10% 0% Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
TOTAL
Pada grafik 3.8 responden di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 51,2% tidak pernah mengalami banjir, sisanya (48,8,0%) pernah mengalami banjir sekali setahun sampai beberapa kali dalam sebulan. Sedangkan berdasarkan strata, responden
yang tidak pernah mengalami banjir tertinggi pada strata 1 yaitu
sebesar 97,5 disusul strata 0 sebesar 93,3%. Responden yang paling sering mengalami banjir beberapa kali dalam setahun yaitu pada strata 2 sebesar 27,9%. Grafik 3.9 Persentase Rumah Tangga yang Mengalami Banjir Rutin 100%
0.0%
90% 80%
21.9%
33.3%
9.9%
19.0%
70% 60% 50%
100.0%
40% 30%
78.1%
66.7%
90.1%
Tidak 81.0%
20% 10% 0% Strata 0
Strata 1
Strata 2
( 3 - 12 )
Strata 3
TOTAL
Ya
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Pada grafik 3.9, responden di Kabupaten Sidoarjo yang mengalami banjir rutin sebanyak 81% rumah tangga. 100% responden di strata 1 mengalami banjir secara rutin setiap tahunnya. Grafik 3.10 Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir Grafik Lama Air Menggenang Jika Terjadi Banjir 100% 90% 80% 70% 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0%
3.5% 17.6% 55.3%
6.3%
53.1% 44.1%
Tidak tahu Lebih dari 1 hari Satu hari
21.3%
14.7%
20.0%
Setengah hari
8.8% 8.8% 5.9%
8.0% 9.7% 2.9%
Antara 1 - 3 jam
Strata 3
TOTAL
0.0%
0.0%
7.8% 9.9% 2.1%
Strata 0
Strata 1
Strata 2
Kurang dari 1 jam
Dari lokasi di Kabupaten Sidoarjo yang rutin mengalami banjir, lama genangan air jika banjir seperti yang terdapat pada Grafik 3.10. Pada grafik tersebut sebanyak 53,1% responden mengalami banjir lebih dari 1 hari, 20,0% selama satu hari, 2,9% responden mengalami banjir kurang dari 1 jam, 9,7% responden mengalami banjir 1 – 3 jam. Sedangkan berdasarkan strata, sebanyak 55,3% responden mengalami lamanya air tergenang selama lebih dari 1 hari di strata 2, strata 3 sebesar 44,1%, strata 0 dan strata 1 tidak ada genangan. Grafik 3.11 Grafik Lokasi Genangan Di Sekitar Rumah
10.5%
Di halaman rumah
13.9%
Di dekat dapur 56.5%
21.5%
Di dekat kamar mandi Di dekat bak penampungan Lainnya
16.3%
( 3 - 13 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Pada grafik 3.11, lokasi genangan di sekitar rumah di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 56,5% menggenangi halaman rumah, sebanyak 21,5% lokasi genangan di dekat kamar mandi, sisanya menggenangi di dekat dapur, dekat bak penampungan dan lainnya. Grafik 3.12 Persentase Kepemilikan SPAL
100%
0.0%
0.0% 3.8%
98%
5.6% 7.3%
96% 94%
100.0%
Tidak ada
100.0%
Ya
96.2%
92%
94.4% 92.7%
90% 88% Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
TOTAL
Sedangkan untuk kepemilikan Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 5,6% responden tidak memilik SPAL, dan yang memiliki SPAL sebanyak 94,4% responden. Grafik 3.13 Akibat Tidak Memiliki SPAL Rumah Tangga
100% 90%
30.0%
80%
20.4% 36.6%
37.4%
70% 60%
91.1%
50%
40%
70.0%
30%
Tidak ada genangan air
79.6% 62.6%
63.4% Ada genangan air (banjir)
20% 10%
8.9%
0% Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
TOTAL
Persentase responden akibat tidak memiliki SPAL rumah tangga di Kabupaten Sidoarjo seperti pada grafik 3.13, sebanyak 63,4% terdapat genangan air dan
( 3 - 14 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
sebanyak 36,6% tidak terdapat genangan air. Berdasarkan strata prosentase tertinggi terdapat genangan air pada strata 3 sebesar 79,6%.
Gambar 3.6. Saluran Drainase di Kabupaten Sidoarjo
Grafik 3.14 SPAL yang Berfungsi Berdasarkan Strata 100% 90% 80%
8.9% 6.7% 8.9%
70%
15.0% 0.0% 20.0%
10.0% 19.9% 9.8%
60%
14.4% 28.0% 14.0% 3.2% 7.0%
9.7%
Tidak dapat dipakai, saluran kering
50% 40% 30%
Tidak ada saluran
75.6%
65.0%
Tidak 60.3%
61.8%
61.9% Ya
20% 10% 0% Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
TOTAL
Persentase responden yang mempunyai SPAL yang berfungsi dengan baik di Kabupaten Sidoarjo seperti pada grafik 3.14, sebanyak 61,9%, tidak berfungsi 9,7%, tidak dapat dipakai selalu kering 14,0% dan tidak ada saluran 14,4%. Berdasarkan strata prosentase tertinggi responden yang mempunyai SPAL yang berfungsi pada strata 0 sebesar 75,6% dan terendah pada strata 2 sebesar 60,3%.
( 3 - 15 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Persentase responden yang mempunyai SPAL yang tercemar (tidak aman) di Kabupaten Sidoarjo seperti pada grafik 3.15 sebanyak 69,9%, tidak tercemar (aman) 30,1%.
Berdasarkan strata prosentase tertinggi responden yang
mempunyai SPAL yang tercemar (tidak aman) pada strata 0 sebesar 93,3%. Grafik 3.15 Pencemaran SPAL Berdasarkan Strata 100%
6.7%
90% 37.5%
80%
29.0%
30.1%
38.2%
70% 60%
50%
Aman
93.3%
40% 62.5%
30%
71.0%
Tidak aman
69.9%
61.8%
20%
10% 0% Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
TOTAL
Sedangkan untuk area beresiko genangan air berdasarkan hasil studi EHRA dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut ini: Tabel 3.4 Area Beresiko Genangan Air Kabupaten Sidoarjo Strata Desa/Kelurahan 0
Adanya genangan air
Ada genangan air (banjir) Tidak ada genangan air
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
4
8,9
28
70,0
274
62,6
125
79,6
431
63,4
41
91,1
12
30,0
164
37,4
32
20,4
249
36,6
( 3 - 16 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.7 Peta Indeks Resiko Genangan Air Kabupaten Sidoarjo ( 3 - 17 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.5.
Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga Identifikasi pengelolaan air minum rumah tangga pada studi EHRA di
Kabupaten Sidoarjo berdasarkan pemakaian sumber air bersih rumah tangga, tata cara penanganannya di rumah dan sumber air untuk minum dan untuk memasak. Grafik 3.16 Akses Terhadap Air Bersih 100% 90%
.0% .1% .3% .9% .4% .0% 9.6% .9% .4%
14.9% 80% 32.5%11.0%1.2% .6% 70% 60%
1.2%
50%
.0%
2.2% .9% .3%
.4%
2.1% 1.8%
1.2% .4%
1.0%33.8%46.9%6.5%12.5%
10.6%
26.0%
40% 30%
1.5% 1.8% 32.5%40.4%5.0% 1.9%
28.7% 47.8%
Gosok gigi
1.6% .7%
20% 10% 0%
16.2%1.3% .6%
.3% 1.2% 34.0%45.7%5.7%
.6% 7.6%
8.1% 6.0% .9% 2.2% 2.6% .7%
Cuci pakaian
.1% .0%
8.4%
.4% .3%
Mencuci piring & gelas Masak
.0% .0%
Pada grafik 3.16, digambarkan mengenai akses responden terhadap air bersih dalam hal ini adalah sumber air yang digunakan dan penggunaan air tersebut oleh responden. Dari grafik tersebut dapat diketahui penggunaan air bersih tertinggi untuk air minum dari air isi ulang sebesar 47,8%, untuk masak dari air isi ulang sebesart 32,5%, untuk mencuci piring dan gelas dari air sumur gali terlindungi sebesar 45,7%, untuk cuci pakaian dari air sumur gali terlindungi sebesar 46,9% dan untuk gosok gigi dari air sumur gali terlindungi sebesar 40,4%. Persentase sumber air untuk minum dan memasak yang digunakan oleh responden di Kabupaten Sidoarjo seperti pada Grafik 3.17, paling banyak digunakan adalah air isi ulang (minum 47,8% dan masak 32,5%). Untuk air minum yang paling banyak digunakan kedua dan ketiga yaitu air botol kemasan ( 3 - 18 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
(28,7%) dan air ledeng dari PDAM (16,2%), sedangkan air untuk memasak yang digunakan urutan kedua dan ketiga oleh responden yaitu air ledeng dari PDAM (26,0%) dan air botol kemasan (14,9%). Grafik 3.17 Sumber Air Minum dan Memasak
10.6% 8.4%
Lainnya Air dari waduk/danau
.0% .0%
Air dari sungai
.0% .0%
Air hujan
.4% .3%
Mata air tdk terlindungi
.1% .0%
Mata air terlindungi
7.6%
12.5%
.9% .7%
Air sumur gali tdk terlindungi Air sumur gali terlindungi
6.0% 2.6%
Air sumur pompa tangan
2.2%
Masak Minum
8.1%
.7% .6%
Air kran umum-PDAM/Proyek
1.6% 1.3%
Air hidran umum-PDAM Air ledeng dari PDAM
16.2%
26.0% 32.5%
Air isi ulang 14.9%
Air botol Kemasan 0%
10%
20%
( 3 - 19 )
47.8%
28.7% 30%
40%
50%
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Berikut ini disajikan tabel area resiko sumber air berdasarkan hasil studi EHRA yang disampaikan menurut strata. Tabel 3.5 Area Resiko Sumber Air Berdasarkan Hasil Studi EHRA Strata Desa/Kelurahan 0
Sumber air terlindungi
Penggunaan sumber air tidak terlindungi.
Kelangkaan air
Tidak, sumber air beresiko tercemar Ya, sumber air terlindungi Tidak Aman Ya, Aman Mengalami kelangkaan air Tidak pernah mengalami
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
14
31,1
28
70,0
319
72,8
94
59,9
455
66,9
31
68,9
12
30,0
119
27,2
63
40,1
225
33,1
20
44,4
27
67,5
235
53,7
121
77,1
403
59,3
25
55,6
13
32,5
203
46,3
36
22,9
277
40,7
21
46,7
0
,0
26
5,9
24
15,3
71
10,4
24
53,3
40
100,0
412
94,1
133
84,7
609
89,6
Dari data diatas dapat disimpulkan resiko tertinggi untuk sumber air terlindungi pada strata 2 dimana 72,8% sumber air beresiko tercemar dan tidak terlindungi. Untuk penggunaan sumber air tidak terlindungi yang mempunyai resiko tertinggi pada strata 3 sebesar 77,1% tidak aman. Dan untuk kelangkaan air yang mempunyai resiko tertinggi pada strata 0 sebesar 46,7% mengalami kelangkaan air.
( 3 - 20 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.8 Peta Indeks Resiko Sumber Air Kabupaten Sidoarjo ( 3 - 21 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.6. Perilaku Higiene Identifikasi perilaku higiene dan sanitasi pada studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo meliputi praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) pada 5 waktu penting, ketersediaan sarana CTPS di jamban, pola pemanfaatan sabun dalam kehidupan sehari-hari, kebiasaan masyarakat membuang sampah, masalah sampah di lingkungan rumah dan praktek BABS. Grafik 3.18 CTPS di Lima Waktu Penting
Ya, 17%
Tidak, 83%
Praktek cuci tangan pakai sabun (CTPS) di 5 waktu penting seperti pada grafik 3.18. Di Kabupaten Sidoarjo sebanyak 17% responden melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di 5 waktu penting, dan sisanya 83% responden tidak melakukan praktek cuci tangan pakai sabun di lima waktu penting. Untuk waktu melakukan cuci tangan pakai sabun seperti ditunjukkan pada grafik 3.19, sebanyak 83,7% melakukan cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar, 74,6% setelah makan dan 64,6% sebelum makan.
( 3 - 22 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Grafik 3.19 Waktu Melakukan CTPS
Lainnya 2.1% 22.1%
Sebelum sholat
39.9%
Setelah memegang hewan Sebelum menyiapkan masakan
29.7%
Sebelum memberi menyuapi anak
30.7% 74.6%
Setelah makan
64.6%
Sebelum makan
83.7%
Setelah dari buang air besar 48.2%
Setelah menceboki bayi/anak Sebelum ke toilet
9.6% 0%
50%
100%
Perilaku buang air besar sembarangan (BABS) di Kabupaten Sidoarjo seperti pada grafik 3.20 di bawah ini. Sebanyak 52,8% responden di Kabupaten Sidoarjo masih melakuka praktek buang air besar sembarangan (BABS). Sedangkan berdasarkan strata prosentase tertinggi responden yang melakukan BABS pada strata 0 sebesar 93,3% terendah pada strata 1 sebesar 30,0%. Grafik 3.20 Prilaku Buang Air Besar
100%
6.7%
90% 37.6%
80%
52.7%
70%
47.2%
70.0%
60% 50%
Tidak
93.3%
Ya, BABS
40% 62.4%
30%
47.3%
20%
52.8%
30.0%
10% 0% Strata 0
Strata 1
Strata 2
Strata 3
( 3 - 23 )
TOTAL
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Dari data diatas, maka disimpulkan area beresiko perilaku higiene sanitasi seperti yang ditera pada tabel 3.6 berikut ini: Tabel 3.6 Area Beresiko Perilaku Higiene dan Sanitasi Strata Desa/Kelurahan 0
1
Total
2
3
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
1. CTPS di lima waktu penting
Tidak
43
95,6
33
82,5
419
95,7
67
42,7
562
82,6
Ya
2
4,4
7
17,5
19
4,3
90
57,3
118
17,4
2.a. Apakah lantai dan dinding jamban bebas dari tinja?
Tidak
43
95,6
8
20,0
145
33,1
83
52,9
279
41,0
Ya
2
4,4
32
80,0
293
66,9
74
47,1
401
59,0
2.b. Apakah jamban bebas dari kecoa dan lalat?
Tidak
39
86,7
8
20,0
145
33,1
73
46,5
265
39,0
Ya
6
13,3
32
80,0
293
66,9
84
53,5
415
61,0
2.c. Keberfungsian penggelontor.
Tidak
42
93,3
5
12,5
72
16,4
67
42,7
186
27,4
Ya, berfungsi
3
6,7
35
87,5
366
83,6
90
57,3
494
72,6
2.d. Apakah terlihat ada sabun di dalam atau di dekat jamban? 3. Pencemaran pada wadah penyimpanan dan penanganan air
Tidak
42
93,3
10
25,0
85
19,4
54
34,4
191
28,1
Ya
3
6,7
30
75,0
353
80,6
103
65,6
489
71,9
Ya, tercemar
1
2,2
15
37,5
75
17,1
6
3,8
97
14,3
Tidak tercemar
44
97,8
25
62,5
363
82,9
151
96,2
583
85,7
Ya, BABS
42
93,3
12
30,0
207
47,3
98
62,4
359
52,8
Tidak
3
6,7
28
70,0
231
52,7
59
37,6
321
47,2
4. Perilaku BABS
( 3 - 24 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.9 Peta Indeks Resiko Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Kabupaten Sidoarjo ( 3 - 25 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
3.7.
Kejadian Penyakit Diare Pada studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo, kejadian penyakit diare menjadi
objek yang ditanyakan. Sebanyak 5,6% responden pernah mengalami penyakit diare pada saat kurang dari 6 bulan yang lalu. Grafik 3.21 Persentase Kejadian Diare Berdasarkan Strata
100%
16.1%
90%
30.0%
48.6%
54.5%
80%
47.5% Orang dewasa perempuan
70% 60%
Orang dewasa laki-laki
90.3% 51.4%
50%
70.0%
40%
4.3% 38.7%
10% 0%
Anak remaja laki-laki
45.5%
30% 20%
Anak remaja perempuan
52.5%
3.2%
0.0% 10.0%
Anak-anak non balita Anak-anak balita
10.9%
44.3%
9.1% 11.7%
19.2%
Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
TOTAL
Kejadian penyakit diare paling banyak dialami oleh laki-laki dewasa sebanyak 52,5% dan orang dewasa perempuan 47,5%. Data selengkapnya seperti pada tabel 3.7 dibawah ini. Tabel 3.7 Kejadian Diare pada Penduduk Strata Desa/Kelurahan 0
Kapan waktu paling dekat anggota keluarga ibu terkena diare
Anak-anak balita
Anak-anak non balita Anak remaja laki-laki
1
Total
2
3
9
10
n
%
n
%
n
%
n
%
n
%
Hari ini
0
,0
0
,0
4
,9
0
,0
4
,6
Kemarin 1 minggu terakhir 1 bulan terakhir
0
,0
1
2,5
7
1,6
2
1,3
10
1,5
0
,0
1
2,5
11
2,5
9
5,7
21
3,1
20
44,4
2
5,0
23
5,3
6
3,8
51
7,5
3 bulan terakhir
0
,0
0
,0
15
3,4
13
8,3
28
4,1
6 bulan yang lalu
3
6,7
0
,0
15
3,4
20
12,7
38
5,6
Lebih dari 6 bulan yang lalu
8
17,8
6
15,0
79
18,0
20
12,7
113
16,6
Tidak pernah
14
31,1
30
75,0
284
64,8
87
55,4
415
61,0
Tidak
30
96,8
9
90,0
136
88,3
39
55,7
214
80,8
Ya
1
3,2
1
10,0
18
11,7
31
44,3
51
19,2
Tidak
31
100,0
9
90,0
153
99,4
67
95,7
260
98,1
Ya
0
,0
1
10,0
1
,6
3
4,3
5
1,9
Tidak
19
61,3
10
100,0
140
90,9
67
95,7
236
89,1
( 3 - 26 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015 Strata Desa/Kelurahan 0
1
2 %
9
10
n
%
4,3
29
10,9
94,3
248
93,6
5,7
17
6,4
59
84,3
168
63,4
34,4
11
15,7
97
36,6
70
45,5
36
51,4
139
52,5
84
54,5
34
48,6
126
47,5
n
3
n
%
Ya
12
38,7
0
,0
14
9,1
3
Anak remaja perempuan
Tidak
30
96,8
10
100,0
142
92,2
66
Ya
1
3,2
0
,0
12
7,8
4
Orang dewasa lakilaki
Tidak
3
9,7
5
50,0
101
65,6
Ya
28
90,3
5
50,0
53
Orang dewasa perempuan
Tidak
26
83,9
7
70,0
Ya
5
16,1
3
30,0
3.8.
n
Total
%
n
%
Indeks Resiko Sanitasi (IRS) Resiko Sanitasi diartikan sebagai terjadinya penurunan kualitas hidup,
kesehatan, bangunan dan atau lingkungan akibat rendahnya akses terhadap layanan sektor sanitasi dan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Indeks Resiko Sanitasi (IRS) diartikan sebagai ukuran atau tingkatan resiko sanitasi, dalam hal ini adalah hasil dari analisa Studi EHRA. Manfaat penghitungan Indeks Resiko Sanitasi
(IRS)
adalah sebagai salah satu
komponen dalam menentukan area beresiko sanitasi. Indeks Resiko Sanitasi hasil studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo berdasarkan jumlah area beresiko, antara lain sumber air, air limbah domestik, persampahan, genangan air dan perilaku hidup bersih sehat. Grafik 3.22 Indeks Resiko Sanitasi (IRS) 300
250
42
38
46
200 70 71
80 63
5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT. 4. GENANGAN AIR.
150 9 100
50
46
51
61
2. AIR LIMBAH DOMESTIK.
48 68
59
50
42
34
35
42
STRATA 0
STRATA 1
STRATA 2
STRATA 3
33
3. PERSAMPAHAN.
0
( 3 - 27 )
1. SUMBER AIR
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Pada grafik 3.22, nilai IRS tertinggi subsector air limbah pada strata 1 sebesar 68, kemudian strata 2 sebesar 59, strata 3 sebesar 50 dan strata 0 sebesar 42. Untuk IRS sumber air pada strata 3 sebesar 42, strata 0 sebesar 42, strata 2 sebesar 35 dan strata 1 sebesar 34. Untuk IRS persampahan pada strata 3 sebesar 61, strata 2 sebesar 51, strata 0 sebesar 48 dan strata 1 sebesar 46. Untuk lebih detailnya terkait hasil penghitungan indeks resiko sanitasi maka ditampilkan tabel IRS menurut komponen penyusunnya sebagai berikut: Tabel 3.8 Hasil Penghitungan Indeks Resiko Sanitasi KOMPONEN 1. SUMBER AIR 2. AIR LIMBAH DOMESTIK 3. PERSAMPAHAN 4. GENANGAN AIR 5. PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT TOTAL IRS
STRATA 0 42 33 48 9
STRATA 1 34 68 46 70
71
42
203
260
STRATA 2 35 59 51 63
STRATA 3 42 50 61 80
STRATA 4 -
46
38
-
253
270
-
Tabel 3.9. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (Sumber Air) Batas Nilai Resiko
Keterangan
42 34 2 Batas Bawah 34 37 40 43
Batas Atas 36 39 42 45
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Tabel 3.10. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (Sumber Air) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 42 34 35 42
SKOR EHRA
( 3 - 28 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Tabel 3.11. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (Air Limbah)
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Batas Nilai Resiko
Keterangan
68 33 9 Batas Bawah 33 42 52 62
Batas Atas 41 51 61 71
Tabel 3.12. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (Air Limbah) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 33 68 59 50
SKOR EHRA
Tabel 3.13. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (Persampahan)
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Batas Nilai Resiko 61 46 4 Batas Bawah 46 51 55 60
Keterangan
Batas Atas 50 54 59 64
Tabel 3.13. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (Persampahan) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 48 46 51 61
( 3 - 29 )
SKOR EHRA
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Tabel 3.14. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (Genangan Air) Batas Nilai Resiko 80 9 18 Batas Bawah 9 28 46 65
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Keterangan
Batas Atas 27 45 64 83
Tabel 3.15. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (Genangan Air) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 9 70 63 80
SKOR EHRA
Tabel 3.16. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (PHBS)
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Batas Nilai Resiko 71 38 8 Batas Bawah 38 47 57 66
Keterangan
Batas Atas 46 56 65 74
Tabel 3.17. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (PHBS) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 71 42 46 38
( 3 - 30 )
SKOR EHRA
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Tabel 3.18. Katagori Daerah Beresiko Sanitasi (total) Batas Nilai Resiko 270 203 17 Batas Bawah 203 221 239 256
Total Indeks Resiko Max Total Indeks Resiko Min Interval Katagori Area Beresiko Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
Keterangan
Batas Atas 220 238 255 273
Tabel 3.19. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko (Total) STRATA Strata 0 Strata 1 Strata 2 Strata 3
NILAI IRS 203 260 253 270
SKOR EHRA
Tabel 3.20. Hasil Skoring Studi EHRA berdasarkan Indeks Resiko Sanitasi Semua Desa
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
TARIK 1
Miriprowo
34
68
46
70
42
260
2
Kedungbocok
42
33
48
9
71
203
3
Singogalih
34
68
46
70
42
260
4
Tarik
34
68
46
70
42
260
5
Mergobener
42
33
48
9
71
203
6
Mergosari
42
33
48
9
71
203
7
Kendalsewu
42
33
48
9
71
203
8
Klantingsari
42
33
48
9
71
203
9
Kalimati
42
33
48
9
71
203
10
Gempolklutuk
42
33
48
9
71
203
11
Banjarwungu
42
33
48
9
71
203
12
Balongmacekan
42
33
48
9
71
203
( 3 - 31 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
13
Gampingrowo
42
33
48
9
71
203
14
Sebani
34
68
46
70
42
260
15
Kramattemanggung
42
33
48
9
71
203
16
Mindugading
42
33
48
9
71
203
17
Kemuning
42
33
48
9
71
203
18
Janti
42
33
48
9
71
203
19
Segodobancang
34
68
46
70
42
260
20
Kedinding
34
68
46
70
42
260
PRAMBON 1
Prambon
42
33
48
9
71
203
2
Kajartengguli
34
68
46
70
42
260
3
Gedangrowo
42
33
48
9
71
203
4
Wirobiting
42
33
48
9
71
203
5
Simpang
42
33
48
9
71
203
6
Bulang
34
68
46
70
42
260
7
Gampang
42
33
48
9
71
203
8
Jatikalang
42
33
48
9
71
203
9
Jatialun-alun
42
33
48
9
71
203
10
Pejangkungan
42
33
48
9
71
203
11
Kedungsugo
35
59
51
63
46
253
12
Kedungwonokerto
42
33
48
9
71
203
13
Bendotretek
34
68
46
70
42
260
14
Wonoplintahan
34
68
46
70
42
260
15
Kedungkembar
34
68
46
70
42
260
16
Jedongcangkring
34
68
46
70
42
260
17
Cangkringturi
34
68
46
70
42
260
18
Simogirang
34
68
46
70
42
260
19
Temu
35
59
51
63
46
253
20
Watutulis
35
59
51
63
46
253
KREMBUNG 1
Tambakrejo
34
68
46
70
42
260
2
Keper
42
33
48
9
71
203
3
Kedungsumur
34
68
46
70
42
260
4
Kedungrawan
42
33
48
9
71
203
( 3 - 32 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
5
Tanjekwagir
42
33
48
9
71
203
6
Mojoruntut
34
68
46
70
42
260
7
Gading
42
33
48
9
71
203
8
Wangkal
42
33
48
9
71
203
9
Jenggot
34
68
46
70
42
260
10
Waung
42
33
48
9
71
203
11
Ploso
34
68
46
70
42
260
12
Rejeni
42
33
48
9
71
203
13
Kandangan
42
33
48
9
71
203
14
Krembung
35
59
51
63
46
253
15
Lemujut
34
68
46
70
42
260
16
Cangkring
34
68
46
70
42
260
17
Keret
34
68
46
70
42
260
18
Wonomlati
35
59
51
63
46
253
19
Balonggarut
35
59
51
63
46
253
PORONG 1
Kebonagung
34
68
46
70
42
260
2
Kedungsolo
34
68
46
70
42
260
3
Porong
35
59
51
63
46
253
4
Juwetkenongo
34
68
46
70
42
260
5
Mindi
34
68
46
70
42
260
6
Gedang
35
59
51
63
46
253
7
Kesambi
35
59
51
63
46
253
8
Kebakalan
42
33
48
9
71
203
9
Lajuk
34
68
46
70
42
260
10
Kedungboto
34
68
46
70
42
260
11
Candipari
35
59
51
63
46
253
12
Pamotan
34
68
46
70
42
260
13
Jatirejo
35
59
51
63
46
253
14
Renokenongo
34
68
46
70
42
260
15
Glagahharum
34
68
46
70
42
260
16
Plumbon
34
68
46
70
42
260
17
Siring
42
50
61
80
38
270
18
Wunut
42
50
61
80
38
270
( 3 - 33 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
19
Pesawahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
46
70
42
260
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
34
68
JABON 1
Panggreh
35
59
51
63
46
253
2
Trompoasri
34
68
46
70
42
260
3
Kedungrejo
34
68
46
70
42
260
4
Semambung
42
50
61
80
38
270
5
Kedungpandan
42
50
61
80
38
270
6
Kupang
35
59
51
63
46
253
7
Tambakkalisongo
42
50
61
80
38
270
8
Balongtani
34
68
46
70
42
260
9
Jemirahan
34
68
46
70
42
260
10
Dukuhsari
34
68
46
70
42
260
11
Kedungcangkring
34
68
46
70
42
260
12
Pejarakan
34
68
46
70
42
260
13
Besuki
34
68
46
70
42
260
14
Keboguyang
42
50
61
80
38
270
15
Permisan
42
50
61
80
38
270
TANGGULANGIN 1
Kalisampurno
35
59
51
63
46
253
2
Ketapang
42
50
61
80
38
270
3
Kedungbendo
34
68
46
70
42
260
4
Kalitengah
35
59
51
63
46
253
5
Gempolsari
34
68
46
70
42
260
6
Sentul
34
68
46
70
42
260
7
Penatarsewu
34
68
46
70
42
260
8
Banjarsari
42
33
48
9
71
203
9
Banjarpanji
34
68
46
70
42
260
10
Kedungbanteng
34
68
46
70
42
260
11
Kalidawir
34
68
46
70
42
260
12
Putat
34
68
46
70
42
260
13
Ngaban
35
59
51
63
46
253
14
Kludan
35
59
51
63
46
253
15
Boro
42
50
61
80
38
270
16
Kedensari
35
59
51
63
46
253
( 3 - 34 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
17
Ketegan
34
68
46
70
42
260
18
Ganggangpanjang
35
59
51
63
46
253
19
Randegan
35
59
51
63
46
253
CANDI 1
Karangtanjung
34
68
46
70
42
260
2
Sumorame
42
33
48
9
71
203
3
Ngampelsari
42
33
48
9
71
203
4
Balonggabus
42
33
48
9
71
203
5
Balongdowo
35
59
51
63
46
253
6
Kendalpecabean
42
50
61
80
38
270
7
Kedungpeluk
34
68
46
70
42
260
8
Kalipecabean
35
59
51
63
46
253
9
Klurak
34
68
46
70
42
260
10
Kebonsari
34
68
46
70
42
260
11
Gelam
34
68
46
70
42
260
12
Candi
34
68
46
70
42
260
13
Sugihwaras
34
68
46
70
42
260
14
Kedungkendo
34
68
46
70
42
260
15
Durungbanjar
34
68
46
70
42
260
16
Durungbedug
35
59
51
63
46
253
17
Jambangan
42
33
48
9
71
203
18
Sidodadi
42
33
48
9
71
203
19
Sepande
35
59
51
63
46
253
20
Sumokali
42
33
48
9
71
203
21
Tenggulunan
42
33
48
9
71
203
22
Bligo
42
33
48
9
71
203
23
Wedoroklurak
35
59
51
63
46
253
24
Larangan
34
68
46
70
42
260
SIDOARJO 1
Lebo
35
59
51
63
46
253
2
Suko
35
59
51
63
46
253
3
Banjarbendo
34
68
46
70
42
260
4
Sidokare
42
50
61
80
38
270
5
Celep
35
59
51
63
46
253
( 3 - 35 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
6
Sekardangan
34
68
46
70
42
260
7
Gebang
42
33
48
9
71
203
8
Rangkahkidul
42
33
48
9
71
203
9
Bulusidokare
34
68
46
70
42
260
10
Pucanganom
34
68
46
70
42
260
11
Pekauman
35
59
51
63
46
253
12
Lemahputro
35
59
51
63
46
253
13
Sidokumpul
34
68
46
70
42
260
14
Sidoklumpuk
35
59
51
63
46
253
15
Blurukidul
35
59
51
63
46
253
16
Kemiri
34
68
46
70
42
260
17
Pucang
34
68
46
70
42
260
18
Magersari
34
68
46
70
42
260
19
Jati
34
68
46
70
42
260
20
Cemenkalang
42
33
48
9
71
203
21
Cemengbangkalan
34
68
46
70
42
260
22
Urangagung
35
59
51
63
46
253
23
Sarirogo
35
59
51
63
46
253
24
Sumput
35
59
51
63
46
253
TULANGAN 1
Janti
42
33
48
9
71
203
2
Kebaron
42
33
48
9
71
203
3
Kenongo
42
50
61
80
38
270
4
Gelang
34
68
46
70
42
260
5
Jiken
34
68
46
70
42
260
6
Pangkemiri
34
68
46
70
42
260
7
Kepatihan
35
59
51
63
46
253
8
Tulangan
35
59
51
63
46
253
9
Kepadangan
42
50
61
80
38
270
10
Tlasih
42
33
48
9
71
203
11
Kajeksan
42
33
48
9
71
203
12
Singopadu
42
50
61
80
38
270
13
Kemantren
34
68
46
70
42
260
14
Kepunten
34
68
46
70
42
260
( 3 - 36 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
15
Kepuhkemiri
42
33
48
9
71
203
16
Grinting
42
33
48
9
71
203
17
Modong
34
68
46
70
42
260
18
Grogol
42
33
48
9
71
203
19
Medalem
42
50
61
80
38
270
20
Sudimoro
35
59
51
63
46
253
21
Kedondong
34
68
46
70
42
260
22
Grabagan
34
68
46
70
42
260
WONOAYU 1
Tanggul
42
33
48
9
71
203
2
Simoketawang
34
68
46
70
42
260
3
Popoh
34
68
46
70
42
260
4
Jimbarankulon
34
68
46
70
42
260
5
Jimbaranwetan
34
68
46
70
42
260
6
Ketimang
34
68
46
70
42
260
7
Pilang
34
68
46
70
42
260
8
Sumberrejo
34
68
46
70
42
260
9
Mojorangagung
34
68
46
70
42
260
10
Wonokasian
34
68
46
70
42
260
11
Ploso
34
68
46
70
42
260
12
Mulyodadi
34
68
46
70
42
260
13
Wonoayu
42
33
48
9
71
203
14
Semambung
34
68
46
70
42
260
15
Simoangin-angin
42
33
48
9
71
203
16
Wonokalang
42
33
48
9
71
203
17
Pagerngumbuk
34
68
46
70
42
260
18
Plaosan
42
33
48
9
71
203
19
Lambangan
34
68
46
70
42
260
20
Sawocangkring
42
33
48
9
71
203
21
Becirongengor
34
68
46
70
42
260
22
Karangpuri
34
68
46
70
42
260
23
Candinegoro
42
33
48
9
71
203
34
68
46
70
42
260
KRIAN 1
Tropodo
( 3 - 37 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
2
Sadenganmijen
42
33
48
9
71
203
3
Katerungan
34
68
46
70
42
260
4
Jerukgamping
34
68
46
70
42
260
5
Gamping
42
33
48
9
71
203
6
Terik
34
68
46
70
42
260
7
Junwangi
42
33
48
9
71
203
8
Terungkulon
42
33
48
9
71
203
9
Terungwetan
34
68
46
70
42
260
10
Jatikalang
34
68
46
70
42
260
11
Keboharan
42
33
48
9
71
203
12
Ponokawan
34
68
46
70
42
260
13
Kemasan
34
68
46
70
42
260
14
Sidomojo
35
59
51
63
46
253
15
Tambakkemerakan
34
68
46
70
42
260
16
Krian
35
59
51
63
46
253
17
Kraton
42
33
48
9
71
203
18
Sidomulyo
34
68
46
70
42
260
19
Tempel
42
33
48
9
71
203
20
Watugolong
35
59
51
63
46
253
21
Barengkrajan
34
68
46
70
42
260
22
Sidorejo
35
59
51
63
46
253
BALONGBENDO 1
Wonokupang
34
68
46
70
42
260
2
Sumokembangsri
34
68
46
70
42
260
3
Singkalan
42
33
48
9
71
203
4
Bakungpringgondani
42
33
48
9
71
203
5
Wonokarang
42
33
48
9
71
203
6
Seduri
42
33
48
9
71
203
7
Bakalanwringinpitu
42
33
48
9
71
203
8
Gagangkepuhsari
42
33
48
9
71
203
9
Suwaluh
35
59
51
63
46
253
10
Watesari
34
68
46
70
42
260
11
Seketi
35
59
51
63
46
253
12
Kemangsen
35
59
51
63
46
253
( 3 - 38 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
13
Jabaran
42
33
48
9
71
203
14
Balongbendo
34
68
46
70
42
260
15
Jeruklegi
42
33
48
9
71
203
16
Penambangan
34
68
46
70
42
260
17
Waruberon
42
33
48
9
71
203
18
Bogempinggir
34
68
46
70
42
260
19
Kedungsukodani
42
33
48
9
71
203
20
Bakungtemenggungan
42
33
48
9
71
203
TAMAN 1
Bohar
42
33
48
9
71
203
2
Wage
34
68
46
70
42
260
3
Kedungturi
42
33
48
9
71
203
4
Jemundo
34
68
46
70
42
260
5
Taman
42
33
48
9
71
203
6
Sadang
35
59
51
63
46
253
7
Sambibulu
34
68
46
70
42
260
8
Bringinbendo
35
59
51
63
46
253
9
Sidodadi
34
68
46
70
42
260
10
Kramatjegu
42
33
48
9
71
203
11
Trosobo
34
68
46
70
42
260
12
Pertapanmaduretno
35
59
51
63
46
253
13
Tawangsari
34
68
46
70
42
260
14
Gilang
42
33
48
9
71
203
15
Geluran
34
68
46
70
42
260
16
Kletek
42
33
48
9
71
203
17
Kalijaten
34
68
46
70
42
260
18
Ketegan
34
68
46
70
42
260
19
Sepanjang
34
68
46
70
42
260
20
Bebekan
42
33
48
9
71
203
21
Wonocolo
42
33
48
9
71
203
22
Ngelom
35
59
51
63
46
253
23
Tanjungsari
42
33
48
9
71
203
24
Krembangan
42
33
48
9
71
203
SUKODONO
( 3 - 39 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
1
Wilayut
34
68
46
70
42
260
2
Kebonagung
35
59
51
63
46
253
3
Anggaswangi
42
33
48
9
71
203
4
Jumputrejo
34
68
46
70
42
260
5
Suruh
42
33
48
9
71
203
6
Pekarungan
35
59
51
63
46
253
7
Pademonegoro
35
59
51
63
46
253
8
Cangkringsari
35
59
51
63
46
253
9
Jogosatru
42
33
48
9
71
203
10
Ngaresrejo
42
33
48
9
71
203
11
Sambungrejo
34
68
46
70
42
260
12
Plumbungan
42
33
48
9
71
203
13
Sukodono
42
33
48
9
71
203
14
Kloposepuluh
42
33
48
9
71
203
15
Masanganwetan
34
68
46
70
42
260
16
Suko
34
68
46
70
42
260
17
Masangankulon
35
59
51
63
46
253
18
Panjunan
42
33
48
9
71
203
19
Bangsri
42
33
48
9
71
203
BUDURAN 1
Entalsewu
35
59
51
63
46
253
2
Pagerwojo
34
68
46
70
42
260
3
Sidokerto
35
59
51
63
46
253
4
Buduran
34
68
46
70
42
260
5
Siwalanpanji
35
59
51
63
46
253
6
Sidomulyo
34
68
46
70
42
260
7
Prasung
34
68
46
70
42
260
8
Sawohan
34
68
46
70
42
260
9
Damarsi
42
33
48
9
71
203
10
Dukuhtengah
34
68
46
70
42
260
11
Banjarsari
42
33
48
9
71
203
12
Wadungasih
35
59
51
63
46
253
13
Banjarkemantren
35
59
51
63
46
253
14
Sukorejo
34
68
46
70
42
260
( 3 - 40 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
15
Sidokepung
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
46
70
42
260
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
34
68
GEDANGAN 1
Ganting
34
68
46
70
42
260
2
Karangbong
35
59
51
63
46
253
3
Tebel
34
68
46
70
42
260
4
Kragan
34
68
46
70
42
260
5
Gemurung
34
68
46
70
42
260
6
Punggul
35
59
51
63
46
253
7
Wedi
34
68
46
70
42
260
8
Ketajen
34
68
46
70
42
260
9
Gedangan
35
59
51
63
46
253
10
Sruni
35
59
51
63
46
253
11
Keboansikep
35
59
51
63
46
253
12
Keboananom
34
68
46
70
42
260
13
Bangah
35
59
51
63
46
253
14
Sawotratap
35
59
51
63
46
253
15
Semambung
34
68
46
70
42
260
SEDATI 1
Kwangsan
34
68
46
70
42
260
2
Pepe
34
68
46
70
42
260
3
Buncitan
42
33
48
9
71
203
4
Kalanganyar
34
68
46
70
42
260
5
Tambakcemandi
42
33
48
9
71
203
6
Gisik Cemandi
34
68
46
70
42
260
7
Cemandi
42
33
48
9
71
203
8
Pulungan
35
59
51
63
46
253
9
Betro
35
59
51
63
46
253
10
Sedatiagung
34
68
46
70
42
260
11
Sedatigede
35
59
51
63
46
253
12
Pabean
35
59
51
63
46
253
13
Semampir
34
68
46
70
42
260
14
Pranti
35
59
51
63
46
253
15
Segorotambak
42
33
48
9
71
203
16
Banjarkemuning
34
68
46
70
42
260
( 3 - 41 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Nilai IRS
Nama Kecamatan
Sumber Air Rumah Tangga
Air Limbah Domesti k
Persamp ahan
Genang an Air
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Total
WARU 1
Pepelegi
35
59
51
63
46
253
2
Waru
42
50
61
80
38
270
3
Kureksari
34
68
46
70
42
260
4
Ngingas
34
68
46
70
42
260
5
Tropodo
34
68
46
70
42
260
6
Tambaksawah
42
50
61
80
38
270
7
Tambakrejo
35
59
51
63
46
253
8
Tambakoso
34
68
46
70
42
260
9
Tambaksumur
35
59
51
63
46
253
10
Wadungasri
35
59
51
63
46
253
11
Kepuhkiriman
34
68
46
70
42
260
12
Berbek
35
59
51
63
46
253
13
Wedoro
35
59
51
63
46
253
14
Janti
34
68
46
70
42
260
15
Kedungrejo
35
59
51
63
46
253
16
Medaeng
35
59
51
63
46
253
17
Bungurasih
35
59
51
63
46
253
Keterangan : Warna untuk skoring : Beresiko Rendah Beresiko Sedang Resiko Tinggi Resiko Sangat Tinggi
( 3 - 42 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo 2015
Gambar 3.10 Peta Indeks Resiko Sanitasi (Total) ( 3 - 43 )
Environmental Health Risk Assessment (EHRA) Kab. Sidoarjo
2015
Survei Penilaian Resiko Kesehatan Lingkungan atau Survei Environmental Health Risk
Assessment
(EHRA)
adalah
sebuah
survei
yang
digunakan
dalam
mengidentifikasikan kondisi sanitasi yang ada suatu wilayah penelitian. Dengan diketahuinya kondisi fasilitas sanitasi dan higinitas serta perilaku-perilaku masyarakat, akan dapat dimanfaatkan untuk pengembangan program sanitasi termasuk promosi atau advokasi kesehatan lingkungan di Kabupaten Sidoarjo hingga ke tingkat kelurahan. Studi EHRA yang dilaksanakan di Kabupaten Sidoarjo sangat bermanfaat untuk Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sidoarjo, hal ini dikarenakan dalam keterlibatan kader terbaik dari setiap kelurahan, petugas kesehatan dan aparat pemerintahan lainnya, sehingga promosi sanitasi dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Pelaksanaan survei EHRA dilaksanakan di 9 kecamatan dan 17 desa/kelurahan dengan jumlah responden sebesar 680 responden yang mewakili 18 kecamatan dan 347 desa/kelurahan di seluruh Kabupaten Sidoarjo. Dari hasil pelaksanaan studi EHRA di Kabupaten Sidoarjo, permasalahan besar yang menjadi persoalan untuk segera ditangani, yaitu untuk Air Limbah Domestik, PHBS, Persampahan, Sumber Air dan Genangan air. Hasil studi EHRA ini digunakan oleh pemerintah daerah sebagai bahan untuk advokasi dalam pengarusutamaan pembangunan sanitasi yang lebih baik lagi, sehingga pembangunan sanitasi lebih tepat sasaran. Sebagian besar isi dari studi EHRA ini digunakan
untuk
melengkapi
penyusunan
Pemutakhiran
SSK
(Strategi
Sanitasi
Kabupaten) tahun 2015, seperti praktik cuci tangan pakai sabun, perilaku BABS, dan untuk melengkapi pengisian instrument profil sanitasi yang berguna menentukan Area Beresiko Sanitasi Kabupaten Sidoarjo persubsektor sanitasi yaitu air limbah, persampahan dan drainase. Studi EHRA pada dasarnya sebagai gambaran resiko lingkungan terhadap kesehatan masyarakat dan idealnya dilakukan secara berkala, dengan studi kali ini sebagai dasar bagi studi EHRA berikutnya. Harapannya setiap 3 sampai 5 tahun sekali dilakukan studi EHRA secara berkelanjutan sehingga dapat tergambar dampak lingkungan terhadap kesehatan masyarakat pada tahun-tahun berikutnya.
(4-1)