PEMERINTAH KABUPATEN PATI
INSPEKTORAT Jalan setyabudi No. 34 A Telp. (029s) 391842 pati - Kode pos 59115
PERNYATAAN TELAH DIREVIU LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 201 5
Kami telah mereviu Laporan Kinerja lnstansi Pemerintah Kabupaten Pati untuk Tahun
Anggaran 2015 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen pemerintah Kabupaten Pati. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas laporan kinerja telah disajikan secara akurat, andal, dan valid.
Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam laporan kinerja ini.
Maret 2016
upaten Pati
O HADI, M.M tama Muda NrP 19610109 198403 1 006
KATA PENGANTAR Assalamu'alaikurn Wr Wb.
Alhamdullilahi robbil'alamin, karni panjatkan segala puji syukur kehadirat Allah SWI, karena atas rahmat dan hidayahltlya
Pemerintah Kabupaten
Pati telah dapat
menyelesaikan
penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Tahun 2015
sebagai bentuk akuntabifitas penyelenggaraan pemerintahan sefama Tahun 2Ol5 dan sebagai media permnggungjawaban serta
sarana informasi Pemerintah Kabupaten Pati dalarn memberikan pelayanan prima kepada masyarakat pada umumnya.
Secara garis besar Laporan Kinery'a Instansi Pemerintah Tahun 20 | 5
ini
berisi
informasi tentang perencanaan dan capaian kineq'a tahun ke-empat periode ZAl2-2017 Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah {RPJMDI, baik keberhasifan rnaupun
kegagalan dalam mencapai tujuan dan sasaran strategis juga memuat aspek keuangan
yang secetra langsung mengaitkan hubungan antara dana masyarakat yang dibelanjakan dengan hasil atau manfaat yang diterima maqrarakat. Secara keseluruhan penyelenggaraan pemerintahan daerah Tahun 2015 tetah
banyak nrembuahkan hasil pembangunan. Dari 48 Indikator Kine{a Sasaran yang rnerupakatn Indikator Kinerja Utama (lKUf Pemerintah Kabupaten PatiTahun 2A15, kinerja
yang dic;lpai rnenunjukkan bahwa 35 indikator telah rnemenuhi kriteria sangat tinggi (730/61, 7 indikator memenuhi kriteria tingg|2 indikator memenuhi kriteria sedang, 2 indikator rnemehuhi kriteria rendah; dan 2 indikator memenuhi criteria sangat rendah. sejurnfah outcomeyang masuk kategori tinggi atau sangat tinggi tersebut, tidak tertepas
dari orientasi atas pelaKanaan program kegiatan yang dilakukan secara terpadu, fokus,
dan berkrelanjutan. Namun disadari, masih terdapat beberapa indikator kinerja yang belum ter,c?pai. Analisa dan evaluasi atas capaian kinerJ'a secara komprehensif digunakan
sebagai pil'akan untuk melakukan perbaikan pelayanan publik dan mendukung tercapain5/a good governance pada masa mendatang. Berkenaan dengan itu, Lt(itP Pemerintarh Kabupaen Pati Tahun 2015 ini, dapat menjadi masukan dan saran evaluasi
agar kine4'a kedepan menjadi lebih produktif, efektif dan efisien, baik dari aspek perencanaan, pengorganisasian, manajemen keuangan maupun koordinasi pelaKanaannya. W,?ssa la mu 2 la ik um
Wr Wb.
ANTO, S.H., M.M.. M.Si.
DAFTAR ISI
Halaman: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI .................................................................................................................................................. i DAFTAR TABEL .......................................................................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................................... vi DAFTAR GRAFIK........................................................................................................................................ vii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................................. viii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 1 1.1 Pemerintahan ................................................................................................................... 1 1.2 Kepegawaian .................................................................................................................... 2 1.3 Kondisi Geografis Daerah ............................................................................................. 3 1.3.1 Batas Administrasi ................................................................................................ 3 1.3.2 Luas Wilayah.......................................................................................................... 4 1.3.3 Topografi dan Morfologi .................................................................................... 4 1.3.4 Iklim .......................................................................................................................... 6 1.4 Gambaran Umum Demografi ...................................................................................... 6 1.5 Sistematika ......................................................................................................................... 8 PERENCANAAN KINERJA ..................................................................................................... 11 2.1 Indikator Kinerja ............................................................................................................... 11 2.2 Perjanjian Kinerja ............................................................................................................. 12 2.3 Rencana Anggaran Tahun 2015 ................................................................................ 19
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ..................................................................................................... 22 3.1 Capaian Kinerja ................................................................................................................ 22 3.2 Evaluasi dan Analisis Capaian Kinerja ....................................................................... 25 3.3 Realisasi Anggaran .......................................................................................................... 82 BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................... 84 LAMPIRAN...................................................................................................................................................
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | i
DAFTAR TABEL Tabel
Judul
Halaman:
1.1
Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan
1
1.2
Luas Tanah Menurut Penggunaannya
4
1.3
Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati
5
1.4
Type Iklim ( oldeman )
6
1.5
Indikator Kependudukan Kabupaten Pati
7
2.1
Target Kinerja Tercukupinya Daya Tampung Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
12
2.2
Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Relevansi Pendidikan di Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah termasuk Kualitas Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
13
2.3
Target Kinerja Meningkatnya Budaya Baca Masyarakat
13
2.4
Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk
13
2.5
Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan
14
2.6
Target Kinerja Meningkatnya Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Penduduk Miskin
14
2.7
Target Kinerja Peningkatan Kesadaran Pola Hidup Sehat Masyarakat
15
2.8
Target Kinerja Masyarakat
Kesejahteraan
16
2.9
Target Kinerja Peningkatan Produksi dan Daya Saing Produk Pertanian, Perkebunan, Peternakan dan Perikanan
17
2.10
Target Kinerja Meningkatnya Minat Pengusaha dan Nilai Investasi
18
2.11
Target Kinerja Meningkatnya Fasilitasi dan Penguatan Kelembagaan Koperasi, LKM dan UMKM
18
2.12
Target Kinerja Meningkatnya Produktifitas Tenaga Penempatan Tenaga Kerja dan Sarana Informasi Bursa Kerja
Kerja,
19
2.13
Target Kinerja Meningkatnya Kualitas dan Kuantitas Infrastruktur Jalan dan Jembatan serta Sarana Penunjang Lainnya
19
2.14
Target Belanja Daerah
20
2.15
Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015
21
3.1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
23
3.2
Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015
23
3.3
Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2015
26
Peningkatan
Keberdayaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
dan
Halaman | ii
Tabel
Judul
Halaman:
3.4
Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati
27
3.5
Angka APM dan APK
27
3.6
Rasio Jumlah Guru dan Murid
28
3.7
Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD
28
3.8
Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun 2015
30
3.9
Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV
32
3.10
Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD
32
3.11
Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun 2015
33
3.12
Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD
34
3.13
Jumlah Perpustakaan di Wilayah Kabupaten Pati 2015
35
3.14
Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah
36
3.15
Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun 2015
37
3.16
Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD
38
3.17
Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun 2015
40
3.18
Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD
41
3.19
Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun 2015
42
3.20
Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2015
43
3.21
Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD
43
3.22
Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun 2015
45
3.23
Tingkat Perkembangan Posyandu
44
3.24
Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD
47
3.25
Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun 2013-2015
47
3.26
Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun 2015
49
3.27
Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD
50
3.28
Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun 2015
52
3.29
Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati Triwulan IV Tahun 2015
53
3.30
Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD
54
3.31
Data Perkoperasian Kabupaten Pati
55
3.32
Data UMKM Kabupaten Pati
55
3.33
Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun 2015
57
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | iii
Tabel
Judul
Halaman:
3.34
Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati
57
3.35
Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD
58
3.36
Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun 2015
60
3.37
Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten Pati Tahun 20132015
61
3.38
Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD
61
3.39
Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun 2015
63
3.40
Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun 2015
64
3.41
Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD
65
3.42
Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun 2015
66
3.43
Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut
68
3.44
Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun 2015
69
3.45
Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati
70
3.46
Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD
70
3.47
Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun 2015
71
3.48
Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupatan Pati
71
3.49
Cakupan Ketersedian Rumah Layak Huni Tahun 2015
72
3.50
Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD
72
3.51
Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Tahun 2015
74
3.52
Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun 2015
74
3.53
Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD
77
3.54
Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Tahun 2015
76
3.55
Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD
77
3.56
TPT dan TPAK Kabupaten pati 2012-2015
77
3.57
Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Tahun 2015
78
3.58
Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD
79
3.59
Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Tahun 2015
80
3.60
Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD
81
3.61
Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2015
82
3.62
Target Belanja Daerah APBD Perubahan
82
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | iv
Tabel
Judul
Halaman:
3.63
Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran Per Sasaran Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2014
83
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | v
DAFTAR GAMBAR Gambar
Judul
Halaman:
1.1
Peta Kabupaten Pati
3
1.2
Pegunungan Kendeng Utara
6
1.3
Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
7
1.4
Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja
8
3.1
Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
52
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | vi
DAFTAR GRAFIK Grafik
Judul
Halaman:
1.1
Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan
2
3.1
Capaian Kinerja Kabupaten Pati 2015
25
3.2
Jumlah Pengunjung Perpustakaan
35
3.3
Trend Kasus Gizi Buruk Th 2009-2016 Kabupaen Pati
39
3.4
Strata Desa Siaga TA 2015
45
3.5
Strata Posyandu TA 2015
46
3.6
Posyandu Purnama dan Mandiri TA 2013-2015
48
3.7
Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun 2015
67
3.8
Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana
68
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | vii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Judul
Halaman:
I
Penetapan Kinerja 2015
86
2
Tabel Relasi Program Dengan Sasaran Strategis Perjanjian Kinerja Tahun 2015
92
3
Piagam Penghargaan UPSUS Swasembada Pangan
94
4
Piagam Penghargaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Atas prestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Pati
95
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | viii
BAB I PENDAHULUAN Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Pati tahun 2015 dilaksanakan berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 Tentang
Sistem
Akuntabilitas
Kinerja
Instansi
Pemerintah
dan
Peraturan
Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.
1.1 PEMERINTAHAN Pemerintah Kabupaten Pati dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi Jawa Tengah. Sejak otonomi daerah pada tahun 2001, jumlah kecamatan di Kabupaten Pati tidak mengalami perubahan yaitu 21 kecamatan. Pada tahun 2006 jumlah desa/kelurahan bertambah menjadi 406 desa/kelurahan dari 405 desa/kelurahan, karena ada pemekaran desa di Kecamatan Gabus yaitu Desa Pantirejo, yang dipecah menjadi dua desa yaitu Desa Pantirejo dan Desa Kosekan. Tahun 2012 ada penggabungan RT menjadi 7.518 RT dari 7.551 pada tahun 2011 dan di Tahun 2013 berkurang lagi menjadi 7.518 RT. Tabel 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Nama Kecamatan Sukolilo Kayen Tambakromo Winong Pucakwangi Jaken Batangan Juwana Jakenan Pati Gabus Margorejo Gembong Tlogowungu Wedarijaksa Trangkil Margoyoso Gunungwungkal Cluwak Tayu Dukuhseti Jumlah
Jumlah Luas Wilayah Kelurahan/Desa 16 17 18 30 20 21 18 29 23 5/24 23 18 11 15 18 16 22 15 13 21 12 5/401
(Ha)
% thd total
15.874 9.603 7.247 9.994 12.283 6.852 5.066 5.593 5.304 4.249 5.551 6.181 6.730 9.446 4.085 4.284 5.997 6.180 6.931 4.759 8.159 150.368
10,56 % 6,39 % 4,82 % 6,65 % 8,17 % 4,56 % 3,37 % 3,72 % 5,01 % 2,83 % 3,69 % 4,11 % 4,48 % 6,28 % 2,72 % 2,85 % 3,99 % 4,11 % 4,61 % 3,16 % 5,43 % 100 %
Sumber: Pati Dalam Angka, 2015
Dalam menjalankan tugas dan kewenangan, Pemerintah Kabupaten Pati telah membentuk organisasi perangkat daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 1
Kabupaten Pati, Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Pati disusun berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 10 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 11 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2013 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah (SKPD di DPPKAD), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 12 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja telah diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah dan Satuan Polisi Pamong Praja (SKPD di Kesbangpol, Satpol, Inspektorat), Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 13 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 14 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan, dan Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 4 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pati terdiri dari: Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, 13 Dinas Daerah, 13 Lembaga Teknis Daerah, Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), 21 Kecamatan dan 5 Kelurahan yang bertanggung jawab kepada Bupati Pati melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Pati. Pemilu legislatif tahun 2014 menghasilkan Anggota DPRD Kabupaten Pati 20142019 menurut keanggotaan Partai Politik sebanyak 50 orang. Didominasi oleh PDI-P dan Partai Gerindra yang menyumbangkan anggotanya sebanyak 8 orang atau 16 persen dari total anggota DPRD Kabupaten Pati. Jumlah terbanyak kedua ditempati oleh Partai Demokrat, Partai Golkar dan PKB dengan jumlah anggotanya 6 orang. Sedangkan urutan ke tiga ditempati oleh PKS dengan jumlah anggota 5 orang. 1.2 KEPEGAWAIAN Pegawai sebagai aset dan unsur
utama
memegang
peranan
menentukan tujuan
dalam
yang
dalam
organisasi.
Grafik 1.1 Jumlah PNS Daerah Menurut Tingkat Pendidikan
organisasi sangat
pencapaian Semua
unsur
sumber daya organisasi tidak akan berfungsi manusia penggerak
tanpa
ditangani
yang
oleh
merupakan
utama
jalannya
organisasi. Tanpa didukung dengan kinerja yang baik atau tinggi dari aparatur,
suatu
organisasi
akan
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015
mengalami kesulitan dalam proses pencapaian tujuannya. Peningkatan profesionalisme pegawai dimaksudkan untuk mewujudkan sumber daya aparatur yang handal dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 2
berkompeten dengan bidang tugasnya. Jumlah Pegawai Negeri Sipil dan Calon PNS Daerah di Kabupaten Pati pada tahun 2014 adalah 12.286 orang, menurun bila dibandingkan dengan tahun 2013 sebanyak 12.514 orang. Di lihat dari komposisi pegawai menurut jenis kelamin, jumlah pegawai lakilaki sebanyak 6.371 orang, lebih besar bila dibandingkan dengan jumlah pegawai perempuan sebanyak 5.915 orang. Persentase jumlah PNS dan CPNS Daerah Kabupaten Pati menurut pendidikan pada tahun 2014 yaitu SD sebanyak 1,07%, SLTP sebanyak 2,61%, SLTA sebanyak 17,39%, D3 sebanyak 14,32%, S1 sebanyak 56,96% dan S2 sebanyak 7,65%.
1.3 1.3.1
KONDISI GEOGRAFIS DAERAH BATAS ADMINIST RASI Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten/kota di Jawa
Tengah bagian timur yang berbatasan dengan: Gambar 1.1 Peta Kabupaten Pati
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Pati 2010-2030
Sebelah utara
:
dibatasi wilayah Kab. Jepara dan Laut Jawa;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 3
Sebelah barat
:
dibatasi wilayah Kab. Kudus dan Kab. Jepara;
Sebelah selatan :
dibatasi wilayah Kab. Grobogan dan Kab. Blora;
Sebelah timur
dibatasi wilayah Kab. Rembang dan Laut Jawa.
1.3.2
:
LUAS WILAYAH Kabupaten Pati terletak di pantai utara bagian timur, berbatasan dengan Kabupaten
Kudus dan Kabupaten Jepara di bagian barat, Laut Jawa di bagian utara, Kabupaten Rembang di bagian timur, dan Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Blora di bagian selatan. Letak astronominya antara 110˚,50’ dan 111˚,15’ bujur timur dan 6˚,25’ dan 7˚,00 lintang selatan. Luas wilayah Kabupaten Pati adalah 150.368 Ha Kabupaten Pati merupakan salah satu dari 35 daerah kabupaten / kota di Jawa Tengah bagian timur. Kabupaten Pati mempunyai luas wilayah 150.368 Ha yang terdiri dari 58.448 Ha lahan sawah dan 91.920 Ha lahan bukan sawah. Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel luas tanah menurut penggunaannya, tabel berikut 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Luas Tanah Menurut Penggunaannya Kecamatan
Lahan Sawah
010. Sukolilo 020. Kayen 030. Tambakromo 040. Winong 050. Pucakwangi 060. Jaken 070. Batangan 080. Juwana 090. Jakenan 100. Pati 110. Gabus 120. Margorejo 130. Gembong 140. Tlogowungu 150. Wedarijaksa 160. Trangkil 170. Margoyoso 180. Gunungwungkal 190. Cluwak 200. Tayu 210. Dukuhseti Jumlah/ Total
7.253 4.937 2.947 4.202 5.023 3.595 2.082 1.165 3.871 2.558 4.075 2.708 823 1.829 1.967 1.034 1.210 1.624 1.344 2.138 2.063 58.448
Lahan Bukan Sawah 8.621 4.666 4.300 5.792 7.260 3.257 2.984 4.428 1.433 1.691 1.476 3.473 5.907 7.617 2.118 3.250 4.787 4.556 5.587 2.621 6.096 91.920
Jumlah/ Total
Persentase (%)
15.874 9.603 7.247 9.994 12.283 6.852 5.066 5.593 5.304 4.249 5.551 6.181 6.730 9.446 4.085 4.284 5.997 6.180 6.931 4.759 8.159 150.368
10,56 6,39 4,82 6,65 8,17 4,56 3,37 3,72 3,53 2,83 3,69 4,11 4,48 6,28 2,72 2,85 3,99 4,11 4,61 3,16 5,43 100,00
Sumber: Wikipedia, 2014 1.3.3
TOPOGRAFI DAN MORFOLOGI Wilayah Kabupaten Pati terletak pada ketinggian antara 0 -1.000 m di atas
permukaan air laut rata-rata dan terbagi atas 3 relief daratan, yaitu: a.
Lereng Gunung Muria, yang membentang sebelah barat bagian utara Laut Jawa dan meliputi wilayah Kecamatan Gembong, Kecamatan Tlogowungu, Kecamatan Gunungwungkal, dan Kecamatan Cluwak.
b.
Pegunungan Kapur yang membujur di sebelah selatan meliputi sebagian kecil wilayah Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, dan Pucakwangi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 4
Gambar 1.2 Pegunungan Kendeng Utara
c.
Dataran rendah membujur di tengah sampai utara Laut Jawa, meliputi sebagian Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Wedarijaksa, Juwana, Winong, Gabus, Kayen bagian Utara, Sukolilo bagian utara, dan Tambakromo bagian utara. Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, wilayah dengan ketinggian
0 - 100 m dpl merupakan wilayah yang terbesar yaitu meliputi wilayah seluas 100.769 Ha atau dapat dikatakan bahwa topografi wilayah Kabupaten Pati sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Tabel 1.3 Ketinggian dari Permukaan Air Laut Dirinci Tiap Kecamatan di Kabupaten Pati
1
(meter dari permukaan laut / m dpl) 0-7
2
7 - 100
3
100 - 500
4 5
500 - 1000 > 1000
No.
Wilayah Kecamatan Dukuhseti, Tayu, Margoyoso, Trangkil, Wedarijaksa, Pati, Juwana, Margorejo, Jakenan, Batangan, Jaken, Gabus, sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Winong, dan Pucakwangi, serta sebagain kecil Kecamatan Tlogowungu dan Gunungwungkal. Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Pucakwangi, Margorejo, Tlogowungu, Gunungwungkal, Cluwak, sebagian kecil Kecamatan Margoyoso dan Dukuhseti. Sebagian Kecamatan Sukolilo, Kayen, Tambakromo, Winong, Cluwak, Gunungwungkal, Tlogowungu, Gembong dan sebagian kecil Kecamatan Pucakwangi dan Margorejo. Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. Sebagian kecil Kecamatan Gembong, Tlogowungu. Sumber: Kabupaten Pati Dalam Angka, 2006
Ketinggian wilayah yang terendah di Kabupaten Pati berada di Kecamatan Tayu dengan ketinggian 1 m di atas permukaan laut dan tertinggi berada di Kecamatan Tlogowungu dengan ketinggian 624 m di atas permukaan laut. Menurut hasil pendataan potensi desa (PODES) tahun 2011, sebagian besar desa di Kabupaten Pati merupakan desa bukan pesisir yang jumlahnya mencapai 354 desa dengan topografi wilayah sebagian besar berada di dataran yaitu sebanyak 339 desa.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 5
Jenis tanah di Kabupaten Pati terbagi menjadi dua bagian yaitu daerah bagian utara dan daerah bagian selatan. Jenis tanah di daerah bagian utara meliputi tanah red yellow, latosol, aluvial, hidromer, dan regosol. Sedangkan di bagian selatan terdiri dari tanah aluvial, hidromer, dan gromosol, Rincian menurut kecamatan sebagai berikut: 1.
Batangan, Sukolilo, Gabus dan Jakenan merupakan tanah Aluvial;
2.
Cluwak, Gunungwungkal dan Gembong merupakan tanah Latosol;
3.
Juwana dan Margoyoso merupakan tanah Aluvial dan Red Yellow mediteran;
4.
Pati dan Margorejo merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol, Aluvial dan Hidromer;
5.
Kayen dan Tambakromo merupakan tanah Aluvial dan Hidromer;
6.
Pucakwangi dan Winong merupakan tanah Gromosol dan Hidromer;
7.
Wedarijaksa merupakan tanah Red Yellow mediteran, Latosol dan Regosol;
8.
Tayu merupakan tanah Aluvial, Red Yellow dan regosol; dan
9.
Tlogowungu merupakan tanah Latosol dan Red Yellow mediteran.
1.3.4
IKLIM Tahun 2014 rata-rata curah hujan di
Kabupaten Pati sebanyak 2.428 mm dengan 107 hari hujan selama setahun. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan januari dengan curah hujan sebesar 883 mm dengan hari hujan 21 hari. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan oktober dengan curah hujan sebesar 11 mm dengan hari hujan sebanyak 1 hari. Berdasarkan curah hujan wilayah di Kabupaten Pati terbagi atas berbagai tipe iklim (oldeman) tersebut adalah sebagai berikut (Tabel 1.4).
Tabel 1.4 Type Iklim (oldeman) Kecamatan District 010. Sukolilo 020. Kayen 030. Tambakromo 040. Winong 050. Pucakwangi 060. Jaken 070. Batangan 080. Juwana 090. Jakenan 100. Pati 110. Gabus 120. Margorejo 130. Gembong 140. Tlogowungu 150. Wedarijaksa 160. Trangkil 170. Margoyoso 180. Gunungwungkal 190. Cluwak 200. Tayu 210. Dukuhseti
Oldeman Climate Type D2 D2 D2 E2 E2 E3 E3 E4 E3 D2 D2 D2 D2 D2 E1 E1 D2 D2 C2 D2 D2 Sumber: Wikipedia, 2014
1 . 4 G AM BA RA N UM UM D EM OG R AF I Komposisi penduduk di Kabupaten Pati bila diamati dari piramida penduduk pada tahun 2014 menuju ke arah yang lebih baik, ditunjukkan dengan adanya arah perkembangan penduduk yang hampir sama dari penduduk usia 0-4 tahun sampai dengan penduduk usia 45-49 tahun. Komposisi penduduk juga dapat dihubungkan dengan Dependency Ratio (DR) /Angka Ketergantungan, yang menggambarkan beban tanggungan ekonomi kelompok umur produktif (15-64 tahun) terhadap kelompok umur tidak produktif (0-14 tahun) dan (65+). Angka ketergantungan tahun 2014 sebesar 48,08 persen, berarti setiap 100 penduduk yang produktif menanggung sekitar 48 penduduk yang tidak produktif.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 6
Gambar 1.3 Piramida Penduduk Kabupaten Pati Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2015
Jumlah
penduduk
Kabupaten Pati dari tahun ke tahun selalu mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat pada tabel indikator kependudukan Kab. Pati, namun
tingkat
penduduk
pertumbuhan
pada
tahun
2014
sebesar 0,62 persen lebih rendah dibanding tahun 2013 dengan pertumbuhan Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2015
persen.
sebesar
Dengan
luas
0,66 wilayah
sekitar 1.503 Km², rata-rata setiap Km² ditempati penduduk sebanyak 815 jiwa/km2 pada tahun 2014, meningkat bila dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 810 jiwa/km2. Jumlah penduduk perempuan di Kabupaten Pati lebih banyak di banding dengan jumlah penduduk laki-laki. Sex ratio tahun 2014 nilainya lebih kecil dari 100 yaitu sebesar 94 persen berarti setiap 100 penduduk perempuan terdapat 94 penduduk laki-laki. Tabel 1.5 Indikator Kependudukan Kabupaten Pati
Sumber: Statistik Daerah Kabupaten Pati, 2014
Menurut data Sakernas 2014, status pekerjaan utama penduduk yang bekerja sebagian besar adalah sebagai buruh/karyawan/pegawai, yaitu sebesar 25,28 persen. Selanjutnya adalah berusaha dibantu buruh tidak tetap sebanyak 20,26 persen dan berusaha sendiri yaitu 16,05 persen Sebaliknya yang berusaha dibantu buruh tetap/buruh dibayar hanya 5,14 persen. Status penduduk sebagai pekerja keluarga/tidak dibayar lebih banyak dibandingkan bekerja bebas di non pertanian dan pekerja bebas dipertanian. Berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional Bulan Agustus 2014, pada tahun 2014 kesempatan bekerja di sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja di Kabupaten Pati dengan persentase sebesar 39,13%, kemudian disusul oleh sektor perdagangan 21,63%, lainnya 13,89%, jasa 12,80%, dan industri 12,55%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 7
Gambar 1.4 Sektor pertanian masih mendominasi pasar kerja
Ditinjau dari pendidikan tertinggi yang ditamatkan, penduduk yang bekerja di Kabupaten Pati dari tahun 2012-2014 mayoritas mempunyai latar belakang pendidikan SD ke bawah, yaitu masing-masing tercatat sebesar 57,47 persen, 50,98 persen dan 51,17 persen. Pendidikan tinggi (Diploma/Universitas ke atas) masih merupakan bagian terkecil dari penduduk yang bekerja, yakni sebesar 7,18 persen di tahun 2014. Sedangkan yang berpendidikan SLTP tahun 2014 turun menjadi 19,54 persen bila dibandingkan tahun 2013 sebesar 19,95 persen dan 2012 sebesar 20,38 persen. Penduduk bekerja yang berpendidikan SLTA tahun 2014 sebanyak 22,11 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yakni sebanyak 21,46 persen.
1.5 SISTEMATIKA Penyusunan LKjIP Kabupaten Pati Tahun 2015 mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka sistematika penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKj IP) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah sebagai berikut: BAB I
:
PENDAHULUAN Pada bab ini disajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi.
BAB II
:
PERENCANAAN KINERJA Pada bab ini diuraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun 2015.
BAB III
:
AKUNTABILITAS KINERJA A.
Capaian Kinerja Organisasi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 8
Pada sub bab ini disajikan capaian kinerja untuk setiap pernyataan kinerja sasaran strategis sesuai dengan hasil pengukuran, serta analisis capaian kinerja. B.
Realisasi Anggaran Pada sub bab ini diuraikan realisasi anggaran yang digunakan dan yang telah digunakan untuk mewujudkan kinerja sesuai dengan dokumen Perjanjian Kinerja.
BAB IV
:
PENUTUP Pada bab ini diuraikan simpulan umum atas capaian kinerja serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan untuk meningkatkan kinerja.
LAMPIRAN
:
1)
Penetapan Kinerja Tahun 2015.
2)
Lain-lain.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan pembangunan Kabupaten Pati tidak terlepas dari hirarki perencanaan pembangunan nasional, dengan merujuk pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam undang-undang tersebut pemerintah daerah baik Provinsi maupun Kabupaten atau Kota diamanatkan untuk menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang merupakan dokumen perencanaan pembangunan untuk kurun waktu 5 (lima) tahun. Dalam rangka pengintegrasian perencanaan pembangunan tersebut, maka penyusunan RPJM Daerah Kabupaten Pati Tahun 2012-2017 mengacu pada RPJP Daerah Kabupaten Pati Tahun 20052025, arah pembangunan RPJM Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2013-2018 dan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2017. Visi jangka panjang Kabupaten Pati seperti yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nomor 8 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Pati Tahun 2005-2025. ”PATI BUMI MINA TANI SEJAHTERA” Berdasarkan visi jangka panjang tersebut, serta sejalan dengan gerakan pembangunan dan strategi Bupati dan Wakil Bupati yaitu NOTO PROJO MBANGUN DESO serta kondisi umum Kabupaten Pati saat ini, tantangan yang dihadapi dalam 5 (lima) tahunan mendatang dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki dalam konstelasi lokal regional maupun nasional serta memperhatikan RPJPD Kabupaten Pati Tahun 20052025 tahap kedua tahun ketiga sampai dengan tahap ketiga tahun ketiga dengan fokus pada
peningkatan
kualitas
pembangunan
dan
penguatan
pembangunan
secara
menyeluruh di berbagai bidang. Tahun 2014 merupakan tahun ke-3 dari pelaksanaan RPJMD Kabupaten Pati 20122017. Pada tahap ini prioritas pembangunan diarahkan pada upaya pencapaian visi Kabupaten Pati Meningkatnya Kesejahteraan Masyarakat dan Pelayanan Publik dengan fokus pada urusan-urusan yang langsung berhubungan dengan pencapaian misi dalam bidang-bidang
antara
lain:
pendidikan,
kesehatan,
pertanian,
pekerjaan
umum,
ketenagakerjaan, penanaman modal, perikanan, serta industri kecil. Prioritas yang hendak dicapai pada tahun 2015 sesuai dengan Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 meliputi, Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat,
Peningkatan
Peningkatan
pelayanan
pemberdayaan
UMKM,
pendidikan masyarakat,
Peningkatan Peningkatan
mutu
pendidikan,
pelayanan
kesehatan
masyarakat, Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, Peningkatan promosi dan kerjasama investasi, Peningkatan kapasitas
industri
dan
perdagangan,
serta
Peningkatan
infrastruktur
pendukung
perekonomian daerah dan pengembangan wilayah.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 10
2.1
INDIKATOR KINERJA Sebagian besar indikator yang digunakan dalam pelaporan ini diambil dari indikator
kinerja daerah yang yang tertera dalam RPJMD 2012-2017 beserta dengan proyeksi target tahun 2015 dan target akhir RPJMD 2017, yang dikelompokan dalam aspek dan fokus Pembangunan Daerah Kabupaten Pati. Didalam mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 dipergunakan 48 indikator kinerja utama dari 19 sasaran. Indikator Kinerja Utama (IKU) dipilih dari indikator kinerja daerah yang berhasil diidentifikasi dengan memperhatikan proses pengelolaan pemerintahan daerah yang keluarannya berupa hasil (outcome) dengan penghitungan yang mengacu pada Peraturan Bupati Pati Nomor 10 Tahun 2013. Perincian pengunaan 48 indikator kinerja dari 19 sasaran sesuai dengan Prioritas Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD 2015 Kabupaten Pati adalah sebagai berikut; Perioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, Diukur dengan 5 indikator; Sasaran
Meningkatnya kualitas dan
relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator; Sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasaran Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur dengan 2 indikator; dan Sasaran Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan
kesadaran
pola
hidup
sehat
masyarakat
ada
tiga
Sasaran
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat dengan Sasaran Meningkatnya
kesetaraan
gender,
pemberdayaan
perempuan
dan
anak,
diukur
menggunakan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator; Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator. Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator; Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator. Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 11
Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan
kapasitas
industri
dan
perdagangan,
Sasaran
Meningkatnya
produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, diukur dengan 2 indikator. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator. 2.2
PERJANJIAN KINERJA Rencana Kerja Pemerintah Daerah RKPD Kabupaten Pati 2015 mengalami proses
pembahasan dalam menentukan APBD Kabupaten Pati 2015 yang memuat program dan kegiatan yang disetujui untuk dilaksanakan pada tahun 2015 ini. Pemerintah Kabupaten Pati akan melaksanakan APBD untuk mewujudkan komitmen yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja 2015 (lampiran I), Pemerintah Kabupaten Pati berjanji akan mewujudkan target kinerja yang telah ditetapkan hingga pada gilirannya mencapai target kinerja jangka menengah seperti yang telah ditetapkan dalam dokumen RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati. Keberhasilan dan kegagalan pencapaian target kinerja tersebut menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Pati. Di bidang Pendidikan, Prioritas Peningkatan mutu pendidikan dan Peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat dengan sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah, target dari 5 indikator target yang hendak dicapai pada tahun 2015 adalah sebagai berikut; Tabel 2.1 Target Kinerja Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Bangunan sekolah yang berkondisi baik
70
2.
Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A
99,02
3.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B
80,35
4.
Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C
38,30
5.
Rasio guru terhadap murid
1:9 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
Upaya untuk mencapainya Program kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2015 ini adalah Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, Program Pendidikan Anak Usia Dini, Program Pendidikan Menengah dan Program Pendidikan Non Formal. Selanjutnya Sasaran Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan, diukur dengan 6 indikator dengan target sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 12
Tabel 2.2 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Angka kelulusan SD/MI
2.
Angka kelulusan SMP/MTs
98,93
3.
Angka kelulusan SMA/MA/SMK
98,65
4.
Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs
99,81
5.
Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke 82,61 SMA/SMK/MA Prosentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV 74,73 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
6.
99,3
Didukung dengan pelaksanaan Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan.
Kemudian sasaran
Meningkatnya budaya baca masyarakat, diukur dengan 3 indikator yang ditarget seperti terlihat dalam tabel berikut. Tabel 2.3 Target Kinerja Meningkatnya budaya baca masyarakat INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Jumlah Perpustakaan
2.
Jumlah Pengunjung perpustakaan
1.426
3.
Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan 41.098 daerah Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
28.000
Pemerintah Kabupaten Pati berkomitmen bahwa pada tahun 2015 jumlah perpustakaan sebanyak 1.426 unit, jumlah pengunjung perpustakaan 28.000 orang, dan koleksi buku di perpustakaan daerah sebanyak 41.098 buku. Untuk mewujudkanya dengan melaksanakan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan. Prioritas Peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat Sasarannya pertama adalah Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk diukur dengan 3 indikator yaitu: Tabel 2.4 Target Kinerja Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Kematian Ibu (kasus)
18
2.
Kematian Bayi (kasus)
170
3.
Persentase balita gizi buruk
0,02
Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
Dicapai dengan melaksanakan, Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, Program Perbaikan Gizi Masyarakat, Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita dan Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak. Sedangkan sasaran kedua Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, diukur 2 indikator dengan target sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 13
Tabel 2.5 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan INDIKATOR KINERJA
TERGET
1.
Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%)
100
2.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100 masyarakat miskin (%) Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
Program Pemerintah Kabupaten Pati yang terkait untuk pencapain target kinerja meningkatanya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan adalah; 1.
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan;
2.
Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan;
3.
Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata;
4.
Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/rumah sakit jiwa/rumah sakit paru-paru/rumah sakit mata;
5.
Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo".
Pada Sasaran ketiga Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin, diukur dengan 2 indikator dengan target masing-masing adalah: Tabel 2.6 Target Kinerja Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin INDIKATOR KINERJA
TARGET
1.
Cakupan puskesmas (%)
2.
Cakupan pembantu puskesmas (%) 5 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
15
Program yang dilaksanakan untuk mencapainya adalah; Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, serta Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya. Dalam upaya peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat ada tiga Sasaran yaitu Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat, diukur dengan 2 indikator; Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, diukur dengan 3 indikator; dan Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman, diukur dengan 2 indikator, Berikut ini adalah indikator dan target yang hendak dicapai di tahun 2015.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 14
Tabel 2.7 Target Kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat SASARAN
INDIKATOR
TARGET
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
1.
Cakupan desa siaga aktif (%)
100
2.
Persentase posyandu aktif
100
Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi
3.
Rumah tangga bersanitasi (%)
83
4.
Rumah tangga pengguna air bersih (%)
75
5.
Persentase penduduk berakses air minum
75
6.
Rumah tangga pengguna listrik (%)
90
7.
Rumah layak huni (%) 92 Sumber: PK Kabupaten Pati 2015
Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman
Program kegiatan yang dilakukan Pemerintah Kabupaten Pati untuk memenuhi target kinerja peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat pada tahun 2015 ini adalah; 1.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan
2.
Program Upaya Kesehatan Masyarakat
3.
Program Pengawasan Obat dan Makanan
4.
Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular
5.
Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga
6.
Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
7.
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah
9.
Program Pengembangan Perumahan
10. Program Lingkungan Sehat Perumahan 11. Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong 12. Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar 13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat Prioritas Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat meliputi Sasaran sebagai berikut Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, diukur menggunakan 3 indikator, Sasaran Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS, diukur dengan 1 indikator dan Sasaran Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja, diukur dengan 2 indikator, target kinerja pada tahun 2015 ditetapkan seperti dalam tabel berikut ini:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 15
Tabel 2.8 Target Kinerja Peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat SASARAN 6.
Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak
INDIKATOR KINERJA
TARGET
7.
Angka melek huruf perempuann usia 15 tahun keatas(%)
100
8.
Partisipasi angkatan kerja perempuan (%)
9.
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%)
100
10. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS
11. PMKS yang memperoleh bantuan sosial (%)
0,09
12. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
13. Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja (%)
51,31
79
14. Prosentase UMK terhadap KHL 100 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujutkannya adalah: 1.
Program Keluarga Berencana
2.
Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan
3.
Program Kesehatan Reproduksi Remaja
4.
Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak
5.
Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan
6.
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
7.
Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan
8.
Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
9.
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya
10. Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial 11. Program pembinaan anak terlantar 12. Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma 13. Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan 14. Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) 15. Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa 16. Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR 17. Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial 18. Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS 19. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan meliputi Sasaran Meningkatnya produksi pertanian, diukur dengan 3 indikator; Sasaran Meningkatnya produksi Perikanan, diukur dengan 2 indikator, serta Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, diukur dengan 1 indikator.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 16
Tabel 2.9 Target Kinerja Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan Sasaran Meningkatnya produksi pertanian
Indikator
Target
15. Produksi tanaman pangan Padi sawah
554.277
16. Produksi tanaman pangan Jagung
123.635
17. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
59,24
Meningkatnya produksi Perikanan
18. Perikanan tangkap
42.904
19. Perikanan budidaya
42.250
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air
20. Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik
77
Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
Meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, karena wilayah Pati yang mempunyai daerah pertanian yang subur dan garis pantai yang panjang hal ini menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Pati dengan upaya meningkatkan produksi pertanian. Wilayah Pati yang berbatasan dengan laut, sudah tentu mengandalkan perikanan budidaya maupun perikanan tangkap. Di sektor pertanian dan perikanan program-program kegiatan utama yang dilaksanakan tahun 2015 adalah sebagai berikut: 1.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
2.
Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan)
3.
Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan
4.
Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan
5.
Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan
6.
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
7.
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
8.
Program peningkatan produksi hasil peternakan
9.
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
10. Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11. Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir 12. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan 13. Program pengembangan budidaya perikanan 14. Program pengembangan perikanan tangkap 15. Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan 16. Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan 17. Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar 18. Program pembangunan turap/talud/bronjong 19. Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 17
20. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya 21. Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Prioritas Peningkatan promosi dan kerjasama investasi Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi, diukur dengan 2 indikator yang akan dicapai dengan Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi, Program pengembangan Kemitraan, Program penataan struktur industri, Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri dan Program pengembangan sentra-sentra industri potensial. Tabel 2.10 Target Kinerja Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi INDIKATOR
TARGET
1.
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA)
14
2.
Jumlah nilai investasi berskala nasional 1.043 (M.rupiah) Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
Prioritas Peningkatan pemberdayaan UMKM Sasaran yang akan dicapai adalah Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM, diukur dengan 2 indikator masing-masing adalah. Tabel 2.11 Target Kinerja Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM INDIKATOR
TARGET
1.
Persentase koperasi aktif
2.
Persentase usaha mikro dan kecil 20 terhadap jumlah UKM Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
100
Pemerintah Kabupaten Pati terus mendorong berkembangnya usaha kecil menengah yang tangguh dengan upaya fasilitasi dan penguatan kelembagaan bagi koperasi dan pelaku usaha mikro. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM dapat dilihat kinerjanya dengan indikator utama prosentase koperasi aktif, ditargetkan sebesar 100% dan prosentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM dengan target sebesar 20% yang akan dicapai dengan Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif, Program pengembangan industri kecil dan menengah, Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah,
Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan,
Program
Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah, Program peningkatan dan pengembangan ekspor, Program peningkatan kemampuan teknologi industri, Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM).
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 18
Peningkatan kapasitas industri dan perdagangan dengan Sasaran Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja, target yang ditetapkan dari masing-masing indikatornya adalah; Tabel 2.12 Target Kinerja Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja INDIKATOR
TARGER
3.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (%)
4.
Tingkat pengangguran terbuka (%) 6,77 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
73,01
Program kegiatan yang dilaksanakan untuk Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja adalah dengan Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi, Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, Program Peningkatan Kesempatan Kerja dan Program peningkatan upaya penumbuhan
kewirausahaan
dan
kecakapan
hidup
pemuda
diharapkan
dapat
meningkatkan partisipasi angkatan kerja dan mengurangi tingkat pengangguran terbuka hingga target yang telah ditetapkan. Peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah, Sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, diukur dengan 2 indikator utama yaitu; Tabel 2.13 Target Kinerja Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya INDIKATOR
TARGET
1.
Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (%)
2.
Panjang jalan dilalui roda 4
57
780,5 Sumber: Perjanjian Kinerja 2015
Program kegiatan yang dilaksanakan untuk mewujudkannya adalah Program Peningkatan Jalan
dan
Jembatan,
Program
pembangunan
jalan
dan
jembatan,
Program
rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan, Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan dan Program pembangunan infrastruktur perdesaan
2.3
RENCANA ANGGARAN TAHUN 2015 Sebagaimana yang telah dituangkan dalam dokumen Kebijakan Umum APBD
Tahun 2015, belanja daerah diprioritaskan untuk mendukung pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan dasar yang sesuai dengan kewenangan, baik urusan wajib maupun urusan pilihan. Mengingat kondisi kemampuan keuangan daerah yang sangat terbatas,
jumlah
anggaran Kabupaten Pati Tahun 2015
ditetapkan sebesar
Rp
2.054.784.084.000,00 terdiri atas Belanja Tidak Langsung sebesar Rp. 1.431.264.411.000,-
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 19
(atau
69,66%
dari
total
anggaran
Belanja)
dan
Belanja
Langsung
sebesar
Rp. 623.519.673.000,- (atau 30,34% dari total anggaran Belanja 2014). Tabel 2.14 Target Belanja Daerah Uraian
Target (Rp)
%
Belanja Tidak langsung
1.431.264.411.000
69,66%
Belanja Langsung
623.519.673.000
30,34%
Total belanja
2.054.784.084.000
100%
Sumber: APBD Kab. Pati, 2015
Alokasi anggaran belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program-program prioritas yang utama pencapaian sasaran-sasaran pembangunan, dan program-program pendukung, pada pos belanja langsung dibagi menjadi anggaran yang digunakan untuk penyelenggaraan program/kegiatan yang utama dan anggaran untuk belanja
langsung
program/kegiatan
pendukung.
Jumlah
anggaran
program/kegiatan utama sebesar Rp. 425.622.322.775,00 atau sebesar 68%
untuk
dari total
belanja langsung, sedangkan anggaran untuk program/kegiatan pendukung sebesar Rp. 197.897.350.225,00 atau 32% dari total anggaran belanja langsung. Pada anggaran untuk program/kegiatan utama, sasaran pembangunan dengan anggaran paling besar adalah sasaran meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan dengan besaran anggaran 30,25% dari total belanja Utama. Sasaran lain dengan anggaran yang relatif besar adalah sasaran Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya sebesar 19,75% serta sasaran Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari total anggaran belanja Utama. Sementara itu, sasaran dengan anggaran yang relatif sedikit adalah sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat. serta Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. masing-masing hanya sebesar 0,10% dari total anggaran belanja langsung utama yang berkaitan langsung dengan indikator kinerja. Tabel bawah;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 20
Tabel 2.15 Alokasi Anggaran per Sasaran Pembangunan Tahun Anggaran 2015 SASARAN
ANGGARAN
%
1.
Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
57.511.539.000
13,51%
2.
Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan.
12.459.081.000
2,93%
3.
Meningkatnya budaya baca masyarakat.
406.551.000
0,10%
4.
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk.
427.394.000
0,10%
5.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan.
6.
128.770.052.000
30,25%
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin.
16.373.405.000
3,85%
7.
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
48.395.433.000
11,37%
8.
Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak
2.678.557.700
0,63%
9.
Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM.
2.505.807.000
0,59%
10. Meningkatnya produksi pertanian.
10.624.601.000
2,50%
11. Meningkatnya produksi Perikanan
11.965.597.000
2,81%
12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya.
84.068.863.925
19,75%
13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi.
929.000.000
0,22%
14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air.
21.224.505.500
4,99%
15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman
14.317.699.850
3,36%
16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi.
6.741.448.000
1,58%
17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja.
3.326.462.000
0,78%
18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS.
2.400.975.300
0,56%
19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja.
495.350.500
0,12%
Jumlah Utama Jumlah Pendukung Total Belanja Langsung
425.622.322.775
100%
197.897.350.225 623.519.673.000 Sumber: DPPKAD Kab. Pati, 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 21
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Perbaikan pemerintahan dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi birokrasi yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Sistem manajemen pemerintahan diharapkan berfokus pada peningkatan akuntabilitas serta sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome). Maka pemerintah telah menetapkan kebijakan untuk penerapan sistem pertanggungjawaban yang jelas, teratur dan efektif yang disebut dengan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Akuntabilitas merupakan kata kunci dari SAKIP itu sendiri, yang dapat diartikan sebagai perwujudan dari kewajiban instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui media pertanggungjawaban dan berupa laporan akuntabilitas yang disusun secara periodik. Jadi, akuntabilitas bukanlah sekedar kemampuan menunjukkan bagaimana uang publik dibelanjakan, akan tetapi meliputi apakah uang tersebut dibelanjakan secara ekonomis, efektif, dan efisien. 3.1
CAPAIAN KINERJA Kinerja
atau
juga
disebut
Pengukuran
kinerja
dilakukan
performance dapat didefinisikan sebagai
dengan membandingkan antara kinerja
pencapaian hasil atau the degree of
yang (seharusnya) terjadi dengan kinerja
accomplishment.
yang
Penilaian
terhadap
diharapkan.
Dalam
melakukan
kinerja dapat dijadikan sebagai ukuran
pengukuran capaian kinerja Pemerintah
keberhasilan suatu organisasi dalam kurun
Kabupaten
waktu tertentu. Penilaian tersebut dapat
masihdilakukan
dijadikan
tahunansertasudah
input
peningkatan
bagi
atau
pada
tahun
2015
triwulan
dan
mendasarkan
pada
secara
organisasi/instansi
format pengukuran kinerja sebagaimana
selanjutnya. Dalam institusi pemerintah
yang termuat dalam Peraturan Menteri
khususnya,
sangat
Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
berguna untuk menilai kuantitas, kualitas,
dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun
dan efisiensi pelayanan, memotivasi para
2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
birokrat
Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara
penyesuaian
kinerja
perbaikan
Pati
penilaian
kinerja
pelaksana, anggaran,
melakukan mendorong
Reviu
atas
Laporan
KinerjaInstansi
pemerintah agar lebih memperhatikan
Pemerintah.Sedangkan
untuk
skala
kebutuhan masyarakat yang dilayani dan
penilaian terhadap kinerja pemerintah,
menuntun perbaikan dalam pelayanan
menggunakanpijakan Peraturan Menteri
publik.
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 sebagaiberikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |22
Tabel 3.1 Skala Nilai Peringkat Kinerja INTERVAL NILAI KRITERIA PENILAIAN REALISASI KINERJA REALISASI KINERJA
No. 1.
91% ≤ 100%
Sangat Tinggi
2.
76% ≤ 90%
Tinggi
3.
66% ≤ 75%
Sedang
4.
51% ≤ 65%
Rendah
≤ 50%
Sangat Rendah
5.
Sumber: Permendagri Nomor 54 Tahun 2010
Kriteria penilaian yang diuraikan dalam tabel 3.1 selanjutnya akan dipergunakan untuk mengukur kinerja Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015. Adapun hasil pengukuran target dengan realisasi untuk masing-masing indikator sesuai dengan sasaran dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.2 Pengukuran Capaian Penetapan Kinerja Tahun 2015 No
Sasaran Strategis
1.
Tercukupinya data tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah
Indikator Kinerja 1.
20. 21.
Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Rasio guru terhadap murid Angka Kelulusan (AK) SD/MI Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs Angka Kelulusan (AK) SMA/MA/SMK Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/SMK/MA Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kematian ibu (kasus) Kematian bayi (kasus) Persentase balita gizi buruk Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan puskesmas Cakupan pembantu puskesmas
22. 23.
Cakupan desa siaga aktif Persentase posyandu aktif
24.
Angka melek huruf perempuan usia 15 tahun keatas
2. 3. 4.
2.
Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan
5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
3.
Meningkatnya budaya baca masyarakat
12. 13. 14.
4.
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk
5.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
15. 16. 17. 18.
19.
6.
7.
8.
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat Meningkatnya kesetaraan gender,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
70
61,62
88%
Kriteria Penilaian Tinggi
99,02
99,90
101%
Sangat Tinggi
80,35
80,84
103%
Sangat Tinggi
38,30
42,11
109%
Sangat Tinggi
1:9 99,3 98,93
1:11 100 99,67
97% 101% 101%
Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
98,65
99,93
101%
Sangat Tinggi
99,81
123,90
124%
Sangat Tinggi
82,61
114,95
139%
Sangat Tinggi
74,73
85,95
115%
Sangat Tinggi
1.426 28.000
1.204 30.025
84% 107%
Tinggi Sangat Tinggi
41.098
47.687
116%
Sangat Tinggi
18 170 0,02 100
21 167 0,09 100
83% 102% -200% 100%
Tinggi Sangat Tinggi Sangat Rendah Sangat Tinggi
100
100
100%
Sangat Tinggi
30.000 10.000
41.638 24.200
73% 41%
Sedang Sangat Rendah
100 100
100 61
100% 61%
Sangat Tinggi Rendah
98,37
99,98
102%
Sangat Tinggi
Target
Realisasi
Capaian
Halaman |23
No
Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Persentase koperasi aktif Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM
51,31
90,97
177%
Kriteria Penilaian Sangat Tinggi
100
100
100%
Sangat Tinggi
100 20
74,64 44
75% 220%
Sedang Sangat Tinggi
Produksi tanaman pangan Padi sawah Produksi tanaman pangan Jagung Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar Perikanan tangkap Perikanan budidaya Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan dilalui roda 4
554.277
615.884
111%
Sangat Tinggi
123.635
127.179
103%
Sangat Tinggi
59,24
58,64
99%
Sangat Tinggi
42.904 42.250 57
26.710 39.207 47
62% 93% 82%
Rendah Sangat Tinggi Tinggi
780,5
818,1
105%
Sangat Tinggi
Rumah tangga bersanitasi Rumah tangga pengguna air bersih Persentase penduduk berakses air minum Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik
83 75
90 76
108% 102%
Sangat Tinggi Sangat Tinggi
75
76
102%
Sangat Tinggi
77
78
101%
Sangat Tinggi
40. 41.
Rumah tangga pengguna listrik Rumah layak huni
90 92
99,68 74
111% 80%
Sangat Tinggi Tinggi
42.
Jumlah investor berskala nasional(PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional(Milyar rupiah) Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka
14
17
121%
Sangat Tinggi
1.043
4.866
467%
Sangat Tinggi
73,01
67,85
93%
Sangat Tinggi
6,77
6,08
90%
Tinggi
0,09
0,17
189%
Sangat Tinggi
79
72,73
92%
Sangat Tinggi
100
90
90%
Tinggi
Sasaran Strategis pemberdayaan perempuan dan anak
Indikator Kinerja 25. 26.
9.
10.
Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM Meningkatnya produksi pertanian
27. 28.
29. 30. 31.
11. 12.
13.
Meningkatnya produksi Perikanan Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi
32. 33. 34. 35.
36. 37. 38.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi
39.
Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
44.
43.
45.
46.
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
47.
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Persentase UMK terhadap KHL
48.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Target
Realisasi
Capaian
Halaman |24
Dari 48 Indikator Kinerja Sasaran yang merupakan Indikator Kinerja Utama (IKU) Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015, kinerja yang dicapai menunjukkan bahwa 35 IKU telah memenuhi kriteria sangat tinggi (73%), 7 IKU memenuhi kriteria tinggi, 2 IKU memenuhi kriteria sedang, 2 IKU memehuhi kriteria rendah; dan 2 IKU memenuhi criteria sangat rendah. Grafik 3.1 Capaian Kinerja Kabupaten Pati Tahun 2015
Capaian Kinerja Kabupaten Pati TAHUN 2015 4%
4%
4% 15%
73%
SANGAT RENDAH RENDAH SEDANG TINGGI SANGAT TINGGI
Mayoritas IKU Bupati Pati tahun 2015 telah berhasil mencapai target yang ditetapkan dengan kriteria sangat tinggi (73%) dan tinggi (15%). 3.2
EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Hasil pengukuran capaian kinerja diperoleh dengan membandingkan antara
target kinerja dengan realisasi kinerja Indikator Kinerja Utama sebagai ukuran keberhasilan sesuai dengan tujuan serta sasaran strategis Pemerintah Kabupaten Pati beserta target dan capaian realisasinya. Selanjutnya berdasarkan hasil pengukuran capaian kinerja tersebut dilakukan evaluasi dan analisis capaian kinerja guna memberikan informasi yang lebih transparan mengenai penyebab tercapai atau tidaknya kinerja yang telah ditargetkan. Hingga akhir tahun 2015 yang merupakan tahun ketiga RPJMD 2012-2017, Pemerintah Kabupaten Pati secara bertahap telah berupaya untuk mewujudkan misi dan tujuannya melalui 19 (sembilan belas) sasaran strategis dan 48 (empat puluh delapan) indikator kinerja sasaran yang telah ditetapkan dalam IKU maupun Penetapan Kinerja Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati. Berikut inihasil evaluasi dan analisis tingkat capaian kinerja dari 19 (sembilan belas) sasaran strategis Pemerintah Kabupatan Pati pada tahun 2015.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |25
3.2.1 Tujuan:
“Meningkatnya kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata”
Dalam upaya meningkatkan kesempatan masyarakat memperoleh pendidikan dan meningkatnya kualitas pendidikan secara merata, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi mencukupi daya tampung dan meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar/menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah
1
Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 5 (lima) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.3 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2.
Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Rasio guru terhadap murid
Persen Persen
70 99,25
61,62 99,90
88% 101%
Persen
78,60
80,84
103%
Persen
38,80
42,11
109%
1:9 1:11 Rata-Rata Capaian
97% 99,60%
3. 4. 5.
Rasio
Target
Realisasi
Capaian
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bagian penting dari tercukupinya data tampung pendidikan di jenjang
pendidikan dasar dan menengah adalah ketersediaan saranapendidikan yang memadai, seperti gedung sekolah yang layak bagi penyelenggaraan kegiatan pendidikan. Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun 2015 target yang ditetapkan sebesar 70% terealisasi sebesar 61,62%. Ini berarti capaian indikatornya sebesar 88%.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |26
Tabel 3.4 Kondisi Sekolah di Kabupaten Pati No
.
Sekolah /Madrasah
Kondisi Baik
Jumlah Ruang Kelas
Jumlah
%
1.
SD/MI
5.504
3.434
62,39
2.
SMP/MTs
3.065
1.537
50,14
1.115
85,30
3. SMA/SMK/MA 1.307 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015
Dari 5.504 gedung SD/MI yang ada di wilayah Kabupaten Pati terdapat 3.434 gedung SD/MI dalam kondisi baik atau sebesar 62,39%. Gedung SMP/MTs dari total 3.065 gedung terdapat 1.537 gedung atau 50,14% yang berkondisi baik. Sedangkan gedung SMA/SMK/MA yang berkondisi baik sebanyak 1.115 gedung atau sebesar 85,30% dari total 1.307 gedung. Tingkat capaian yang tidak bisa memenuhi target ini disebabkan oleh tingkat kerusakan gedung yang ada, baik yang disebabkan oleh usia bangunan maupun sebab lain seperti bencana alam yang tidak sebanding dengan alokasi anggaran yang ada untuk merehabilitasi gedung tersebut. Hal ini selain disebabkan oleh keterbatasan anggaran yang ada, juga disebabkan oleh kriteria dan peruntukan bantuan rehabilitasi yang dikeluarkan Kementerian tidak sesuai dengan jenis kerusakan yang ada di sekolah. 2.
Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni merupakan rasio jumlah siswa kelompok usia yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.
Tabel 3.5 Angka APM dan APK JENJANG
APK
APM
PAUD 26,43 SD/MI 112,16 99,46 SMP/MTs 99,38 78,83 SMA/MA/SMK 55,37 39,91 Sumber: Dinas Pendidikan Kab. Pati, 2014
Angka Partisipasi Murni SD/MI/Paket A pada tahun 2015 kinerjanya tercapai 101% dari target yang telah ditetapkan 99,25% terealisasi sebesar 99,90%. Artinya ada103.478 siswa usia 7-12 tahun masuk dijenjang SD/MI/Paket A di Kabupaten Pati dari 103.582 orang jumlah penduduk kelompok usia 7-12 tahun. Sesuai indikator Angka Partisipasi Murni SMP/MTs/Paket B kinerja tahun 2015 masuk dalam kategori tinggi yaitu 103% dari target yang ditetapkan sebesar 78,60 terealisasi sebesar 80,84. jumlah siswa usia 13-15 tahun yang berjumlah 49.509 orang mengikuti pendidikan dijenjang SMP/MTs/Paket B dari jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun Kabupaten Pati yang berjumlah 61.245 orang. Angka Partisipasi Murni SMA/SMK/MA/Paket C tahun 2015 kinerjanya tercapai sebesar 109% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. target yang ditetapkan sebesar Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |27
38,80 dapat terealisasi sebesar 42,11. Angka tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah siswa usia 16-18 tahun dijenjang SMA/SMK/MA/Paket C sebanyak 32.042 orang terhadap jumlah penduduk kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 76.095 orang. 3.
Rasio guru terhadap murid. Selain keberadaan gedung sekolah yang memadai, ketersediaan guru juga
menjadi salah satu faktor penting dalam perluasan akses pendidikan. Rasio guru terhadap murid akan berkorelasi terhadap peningkatan akses dan pemenuhan hak warga atas pendidikan yang layak dan memadai. Tabel berikut menunjukkan rasio jumlah guru terhadap murid tahun 2015. Tabel 3.6 Rasio Jumlah Guru dan Murid No.
Tingkat Pendidikan
Sekolah 1. SD/MI 877 2. SMP/MTs 217 3. SMA/SMK/MA 127 1.221 Total Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015
Jumlah Murid 116.764 60.812 44.615 222.191
Guru 10.976 5.697 4.360 21.033
Perbandingan jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA di Kabupaten Pati 21.033 orang terhadap jumlah murid SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati 222.191 orang. Target yang ditetapkan seorang guru mengampu 9 murid namun yang dapat direalisasikan sampai tahun 2015 seorang guru masih mengampu 11 orang siswa ataun1:11 atau 97% dari target yang ditetapkan. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.7 Capaian Indikator Sasaran Strategis 1 Terhadap Target Akhir RPJMD No. 1. 2. 3. 4.
5.
1.
Indikator Kinerja Bangunan sekolah yang berkondisi baik Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/Paket A Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs/Paket B Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/SMK/MA/Paket C Rasio guru terhadap murid
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
T
R
T
R
60%
70%
65%
65,9%
70%
61,62%
88%
Target Akhir RPJMD (2017) 80%
99,06%
98,93%
99,15%
99,46%
99,25%
99,90%
101%
99,50%
100%
78,07%
78,08%
78,35%
78,83%
78,60%
80,84%
103%
79,25%
102%
38,30%
39,79%
38,55%
39,91%
38,80%
42,11%
109%
39,50%
107%
1:10
1:12
1:10
1:12
1:9
1:11
97
1:9
97%
T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 77%
Bangunan sekolah yang berkondisi baik Bangunan sekolah yang berkondisi baik pada tahun 2012-2015 target yang
ditetapkan selalu meningkat dengan harapan pada akhir RPJMD tercapai 80% bangunan sekolah di Kabupaen Pati dalam kondisi baik.Namun pada kenyataanya data menunjukkan bahwa terjadi penurunan setiap tahunnya dimulai dari tahun 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |28
bangunan sekolah dalam kondisi baik turun 4,1% dari kondisi tahun sebelumnya yaitu dari 70% menjadi 65,9%. Ditahun 2015 ini juga terjadi penurunan dari 65.9% menjadi 61,62% bangunan sekolah dalam kondisi baik, meskipun jika dikategorikan capaian kinerja masih dalam kategori tinggi namun trend penurunan ini sangat mengkhawatirkan. 2.
Angka Partisipasi Murni (APM) Angka Partisipasi Murni baik untuk kelompok SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B,
SMA/SMK/MA/Paket C selalu menunjukkan kinerja yang tinggi rata-rata sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD.Untuk tahun 2015, Angka Partisipasi Murnikelompok SD/MI/Paket A sudah melebihi 0,4% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD.Sedangkan kelompok SMP/MTs/Paket B dan SMA/SMK/MA/Paket C masing-masing lebih 1,59% dan 2,62% dari target akhir RPJMD.Diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan akhir tahun 2017. 3.
Rasio guru terhadap murid Selama 2013-2015 rasio guru terhadap murid cenderung menurun, tahun 2013
tercapai kinerja 80% demikian juga di tahun 2014 tercapai 80%.Di tahun 2015 kinerjanya lebih menurun lagi yaitu 78%. Rasio guru terhadap murid ditahun 2017 diharapkan mampu mencapai satu guru mengampu 9 orang siswa, namun jika dilihat dari data tahun-tahun terakhir maka masih terdapat selisih cukup besar. Permasalahanini disebabkan oleh distribusi guru yang belum merata. Disamping itu dengan adanya kebijakan moratorium pengangkatan PNS oleh pemerintah sehingga tidak ada guru baru yang mengajar di sekolah pinggiran.Solusi untuk mengatasi permasalahan ini adalah dengan pengangkatan guru PNS baru, terutama untuk daerahdaerah terpencil dan pinggiran. Penggunaan anggaran untuk mencapai sasaran tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah sebesar 13,51% dari anggaran belanja langsung yang
terkait dengan pencapaian sasaran kinerja, yaitu Rp.
57.511.539.000,00 dan tambahan pada APBD Perubahan hingga mencapai Rp. 72.359.696.000,00 mampu terserap 90% atau Rp. 65.413.477,00. Bila dilihat dari capaian kinerjanya yang rata-rata tercapai 93%, penggunaan anggaran untuk melaksanaan program kegiatannya cukup efektif. Keberhasilan capaian kinerja indikator sasaran meningkatkan daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yaitu: a) Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun b) Program Pendidikan Anak Usia Dini c) Program Pendidikan Menengah d) Program Pendidikan Non Formal Permasalahan Yang Dihadapi:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |29
Dalam pelaksanaan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang pendidikan seringkali kegiatan yang direncanakan ada yang tidak dapat dilaksanakan pada tahun berjalan. Hal ini dikarenakan keterlambatan Petunjuk Teknis yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sehingga Program DAK bidang pendidikan baru dapat dilaksanakan setelah Perubahan Anggaran.Oleh karena dalam pelaksanaan pengadaan barang harus melalui proses lelang sehingga waktu yang dibutuhkan kurang tercukupi (terbatas).
Petunjuk Teknis yang diterbitkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mengatur tentang peruntukan bantuan seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan yang ada di daerah, sehingga ada beberapa kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Upaya Pemecahan Masalah:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan agar lebih awal dalam menetapkan Petunjuk Teknis DAK bidang pendidikan sehingga masih ada waktu yang memadai untuk melaksanakan kegiatan sesuai yang telah direncanakan.
Daerah diberikan wewenang/kebebasan dalam menentukan penggunaan DAK bidang pendidikan sehingga lebih bermanfaat bagi pembangunan pendidikan.
2
Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan
Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat, ada 6(enam) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.8 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2.
Angka Kelulusan (AK) SD/MI Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs Angka Kelulusan (AK) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Persen Persen
99,30 98,93
100 99,67
101 101
Persen
98,65
99,93
101
Persen
99,81
123,90
124
Persen
82,61
114,95
139
Persen
74,73
85,95
115
Rata-Rata Capaian
113,5
3. 4. 5. 6.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Target
Realisasi
Capaian
Halaman |30
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Angka Kelulusan (AK) Angka Kelulusan merupakan rasio jumlah lulusan yang berkaitan dengan jenjang
pendidikan tertentu terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi jenjang pendidikan tertentu pada tahun ajaran sebelumnya. Angka kelulusan SD/MI pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 99,30% terealisasi sebesar 100%. Angka realisasi sebesar 100% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SD/MI sebanyak 16.217 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SD/MI pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 16.217 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMP/MTs tahun 2015 dari target yang telah ditetapkan sebesar 98,93% terealisasi sebesar 99,67%. Realisasi sebesar 99,67% diperoleh dari hasil perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs sebanyak 17.642 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMP/MTs pada tahun ajaran sebelumnya sebanyak 17.701 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% sehingga masuk dalam kategori sangat tinggi. Angka Kelulusan SMA/SMK/MA tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 98,65% terealisasi sebesar 99,93%. Realisasi sebesar 99,93% tersebut diperoleh dari perbandingan antara jumlah lulusan pada jenjang SMA/SMK/MA berjumlah 14.093 orang terhadap jumlah siswa tingkat tertinggi pada jenjang SMA/SMK/MA pada tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 14.102 orang. Ini berarti persentase capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. 2.
Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan merupakan rasio jumlah siswa tingkat baru tingkat I pada
jenjang pendidikan tertentu terhadap jumlah lulusan pada jenjang pendidikan tertentu tahun ajaran sebelumnya. Angka Melanjutkan SD/MI ke SMP/MTs tahun 2015 kinerjanya mencapai 124% dari target yang ditetapkan sebesar 99,81 terealisasi sebesar 123,90 yaitu perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMP/MTs yang berjumlah 20.093 orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SD/MI tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 16.217 orang. Sedangkan AM SMP/MTs ke SMA/SMK/MA tahun 2015 kinerjanya tercapai 139% dari target yang ditetapkan sebesar 82,61% terealisasi sebesar 114,95%. Artinya perbandingan antara jumlah siswa baru tingkat I pada jenjang SMA/SMK/MA yang berjumlah 16.201 orang terhadap jumlah lulusan pada jenjang SMP/MTs tahun ajaran sebelumnya yang berjumlah 14.093 orang. Angka Melanjutkan yang besar ini menunjukan bahwa mutu pendidikan di Kabupaten Pati relatif lebih baik dari daerah atau kabupaten sekitarnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan tingginya angka kelulusan dan capaian nilai yang tinggi dalam setiap Ujian Nasional maupun Ujian Sekolah. Selain itu keberhasilan kontingen Kabupaten Pati dalam menjuarai berbagai lomba baik yang di selenggarakan di tingkat Provinsi, Nasional maupun Internasional juga menjadi salah satu daya tarik banyaknya siswa dari kabupaten
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |31
tetangga yang bersekolah di Kabupaten Pati, terutama terjadi pada kecamatan atau sekolah yang berbatasan langsung dengan kabupaten lain. 3.
Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV tahun 2015 persentase
capaian indikatornya tercapai 115% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Dari target yang ditetapkan sebesar 74,73% terealisasi sebesar 85,95%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah guru berijasah kualifikasi S1/D-IV sebanyak 18.078 orang terhadap jumlah guru SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA yang ada di Kabupaten Pati sebanyak 21.033 orang.
Tabel 3.9 Guru Yang Memenuhi Kualifikasi S1/D-IV Satuan Pendidika n SD MI SMP MTs SMA MA SMK Jumlah
Jumlah Guru
Berkualifikasi S1 / D4 Jumlah %
8.266 2.710 2.618 3.079 1.053 1.723 1.584 21.033
Guru Bersertifikasi Jumlah %
7.141 86,39 4.625 55,95 1.969 72,66 779 28,75 2.515 96,07 1.546 59,05 2.468 80,16 1.051 34,13 1.003 95,25 595 56,51 1.478 85,78 529 30,70 1.504 94,95 497 31,38 18.078 85,95 9.622 45,75 Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, 2015
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.10 Capaian Indikator Sasaran Strategis 2 Terhadap Target Akhir RPJMD No. 1. 2. 3. 4.
5.
6.
1.
Indikator Kinerja Angka Kelulusan (AK) SD/MI Angka Kelulusan (AK) SMP/MTs Angka Kelulusan (AK) SMA/SMK/MA Angka Melanjutkan (AM) SD/MI ke SMP/MTs Angka Melanjutkan (AM) SMP/MTs ke SMA/ SMK/MA Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
Tahun 2013
Tahun 2014
T
T
99,02
99,58
99,32
99,99
99,30
100
101%
Target Akhir RPJMD 99,5
98,75
99,61
98,83
99,85
98,93
99,67
101%
99,04
101%
98,56
99,77
98,59
99,96
98,65
99,93
101%
98,80
101%
99,77
108,22
99,79
100,89
99,81
123,90
124%
99,85
124%
79,61
84,97
81,11
84,76
82,61
114,95
139%
85
135%
70,73
76,22
72,73
77,77
74,73
85,95
115%
80
107%
R
Tahun 2015
R
T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 101%
Angka Kelulusan (AK) Angka
Kelulusan
baik
untuk
tingkat
pendidikan
SD/MI,
SMP/MTs
danSMA/SMK/MAtelah menunjukkan kinerja yang tinggi dengan rata-rata capain diatas 100% setiap tahunnya dan sudah mencapai harapan yang hendak dicapai di akhir RPJMD. Pada tahun 2015, untuk tingkat pendidikan SD/MI sudah melebihi 0,5% dari kondisi yang seharusnya dicapai pada akhir RPJMD, kelompok SMP/MTs dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |32
SMA/SMK/MA masing-masing lebih 0,63% dan 1,13%dari target akhir RPJMD diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai dengan tahun 2017. 2.
Angka Melanjutkan (AM) Angka Melanjutkan baik untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTs maupun
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA telah menunjukkan kinerja yang sangat baik terlihat dari capaian kinerja setiap tahunnya yang sudah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD. Untuk jenjang pendidikan SD/MI ke SMP/MTssudah melebihi 24,05% dari target akhir RPJMD. Sedangkan untuk jenjang pendidikan SMP/MTske SMA/SMK/MA telah melebihi 29,95% dari target akhir RPJMD. Sehingga diharapkan Kabupaten Pati mampu mempertahankan kondisi ini sampai akhir tahun 2017. 3.
Persentase guru yang menenuhi kualifikasi S1/D-IV Berbanding lurus dengan angka kelulusan maupun angka melanjutkan,
persentase guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV juga telah mampu menunjukkan kinerja yang baik, terlihat dari kinerja setiap tahunnya yang telah melampui target yang ditetapkan bahkan pada tahun 2015 telah melampaui harapan yang ingin dicapai pada akhir RPJMD sebesar 5,95%. Hasil ini diharapkan mampu dipertahankan oleh Kabupaten tidak hanya sampai akhir RPJMD akan tetapi sampai tahun-tahun yang akan datang. Keberhasilan capaian indikator kinerja sasaran meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan di Kabupaten Pati didukung Program Peningkatan Mutu
Pendidik
dan
16.329.856.000,00
Tenaga
Kependidikan
dengan
terserap Rp. 15.926.795.461,00
anggaran
sebesar
Rp
serta dengan adanya bantuan
pendidikan bagi pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi standar kompetensi pendidikan; dan kesadaran pendidik dan tenaga kependidikan untuk memenuhi kualifikasi pendidikan S1/D-IV.
Meningkatnya budaya baca masyarakat
3
Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas mutu pendidikan dan peningkatan pelayanan pendidikan masyarakat,
ada
3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.11 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2. 3.
Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Unit Orang Eksemplar
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Target 1.426 28.000 41.098
Realisasi
Capaian
1.206 30.025 47.687
84% 107% 116%
Rata-Rata Capaian
102,3%
Halaman |33
Uraian Pencapaian Indikator: Kriteria perpustakaan yang layak untuk sekolah dan desa, apabila perpustakaan tersebut dinilai memenuhi standar yang ditetapkan di buku pedoman penyelenggaraan perpustakaan sekolah dan perpustakaan desa yang disusun oleh Perpusnas RI dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah yangberupa payung hukum dan petunjuk teknis penyelenggaraan perpustakaan. Jumlah perpustakaan di Kabupaten Pati yang sesuai dengan kriteria tersebut pada tahun 2015 ada 1.204. sebesar 84%. Dari yang ditargetkan 1.426 perpustakaan. Jumlah pengunjung perpustakaan pada tahun 2015, dari target sebesar 28.000 diperoleh realisasi sebesar 30.025. tercapai 107% dan masuk kategori sangat tinggi. Sementara jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah tahun 2015 dari target
yang
ditetapkansebesar
41.098
eksemplardapat
terealisasi
sebesar47.687
eksemplar. Ini berarti bahwa nilai persentase capaian indikatornya sebesar 116% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Bertambahnya koleksi jumlah buku perpustakaan daerah diperoleh dari pengadaan sebanyak 2.465 eksemplar, hibah dari pribadi sebanyak 13 eksemplar, lembaga pendidikan 1 eksemplar, Kantor Litbang 8 eksemplar dan dari PT. Gramedia Pustaka Utama 1.310 eksemplar sehingga total penambahan koleksi buku sebanyak 3.797 eksemplar Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013 – 2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.12 Capaian Indikator Sasaran Strategis 3 Terhadap Target Akhir RPJMD No. 1. 2. 3.
Indikator Kinerja Jumlah perpustakaan Jumlah pengunjung perpustakaan Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
T
R
T
R
T
R
1.125 26.000
1.130 17.366
1.326 27.000
1.137 20.593
1.426 28.000
1.206 30.025
36.098
38.982
38.598
43.890
41.098
47.687
84% 107%
Target Akhir RPJMD 1.626 30.000
Capaian s/d 2015 thd 2017 74% 100%
116%
46.098
103%
C
Jumlah perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir tren persentase capaian jumlah perpustakaanyang ada di Kabupaten Pati menurun dari tahun ke tahun. Dari tahun 2013 tercapai 100%, tahun 2014 turun menjadi 86% dan pada tahun 2015 turun lagi menjadi 84%. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan perpustakaan belum berhasil, meskipun secara kuantitas jumlah perpustakaan yang ada semakin meningkat dari tahun ke tahun. Melihat perbandingan realisasi tahun 2015 sebesar 1.204 unit dengan target akhir RPJMD sebesar 1.624 unit dimana terdapat selisih 418 unit, maka diperlukan usaha yang sangat keras dari pemerintah daerah untuk dapat menenuhi target akhir RPJMD.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |34
Tabel 3.13 Jumlah Perpustakaan di WilayahKabupaten Pati 2015 JENIS
2013
2014
2015
SD 385 385 435 SMP 198 198 208 SMA/SMK 160 160 165 UNIVERSITAS 6 6 6 PERPUS DESA 339 344 347 PERPUS TEMPAT IBADAH 25 25 25 TAMAN BACAAN MASYARAKAT 7 7 7 PERPUSTAKAAN KHUSUS 10 12 13 1.130 1.137 1.206 Jumlah Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015
Perpustakaan SD meningkat jumlahnya karena setiap tahun perpustakaan SD secara bergantian mendapatkan DAK (Dana Alokasi Khusus) dari Dinas Pendidikan untuk pembangunan gedung dan pengadaan sarana prasarana termasuk buku-buku koleksi perpustakaan. Sehingga bisa menyelenggarakan perpustakaan yang layak sesuai kriteria yang ditetapkan oleh Perpusnas dan Perpustakaan Provinsi Jateng. Sedangkan peningkatan jumlah perpustakaan SMP dan SMAdisebabkan adanya himbauan/keharusan bagi sekolah untuk menyediakan perpustakaan guna menunjang kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan Desa juga
meningkat
jumlahnya karena adanya rintisan
perpustakaan desa (sudah tersedianya dokumen/buku/majalah yang dimiliki tetapi belum dikelola secara benar sesuai peraturan yang berlaku). Jumlah pengunjung perpustakaanselama 3 (tiga) tahun terakhir capaiannya mengalami peningkatan setiap tahunnya, dan ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya mengembangkan budaya baca dan perpustakaan telah berhasil dengan baik. Terlebih dengan melihat target akhir RPJMD yang sebesar 30.000 orang pengunjung yang sudah terlampaui pada capaian tahun 2015 ini. Grafik 3.2 Jumlah Pengunjung Perpustakaan
Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015
Grafik 3.2 di atas menunjukkan bahwa jumlah pengunjung perpustakaan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Peningkatan yang signifikan terjadi pada tahun 2015 sebesar 30.025 orang dan ini melebihi dari target yang ditentukan sebesar 28.000 orang. Hal ini mengindikasikan bahwa budaya baca yang ada di masyarakat Kabupaten Pati
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |35
semakin
membaik
seiring
dengan
meningkatnya
kesadaran
masyarakat
untuk
mengunjungi perpustakaan. Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerahselama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah Kabupaten Pati selalu mencapai target yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan minat masyarakat terhadap perpustakaan sebagai sumber informasi telah berhasil dengan sangat baik. Terlebih melihat hasil realisasi tahun 2015 sebesar 47.687 eksemplar dibandingkan dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 46.098, dimana terdapat selisih lebih buku sebesar 1.589 eksemplar. Tabel 3.14 Jenis Koleksi Buku di Perpustakaan Daerah Tahun No. Jenis 2013 2014 2015 1. Fiksi 5.775 5.836 5.945 2. Non 33.207 38.054 41.742 Fiksi Jumlah 38.982 43.890 47.687 Sumber: Buku Pintar Arpusda Pati, 2015
Dari tabel 3.14di atas dapat diketahui bahwa jumlah koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini mengindikasikan adanya dukungan yang besar dari pemerintah daerah dalam meningkatkan jumlah buku baik yang berasal dari pengadaan sendiri maupun hibah dari pihak-pihak lain. Pencapaian sasaran Meningkatnya budaya baca masyarakat merupakan sasaran strategis dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yang sangat berhasil adalah hasil dari pelaksanaan program Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan dengan anggaran sebesar Rp. 406.551.000,00 terserap hingga RP. 406.112.000,00.
3.2.2 Tujuan:
“Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas”
Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan oleh Pemerintah Kabupaten Pati meliputi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), penurunan balita gizi buruk, meningkatkan kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin dan meningkatkan kesehatan lingkungan serta perilaku hidup Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |36
bersih dan sehat di masyarakat. Adapun uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk
4
Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, ada 3(tiga) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.15 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Tahun 2015 No. 1. 2. 3.
Indikator Kematian ibu(kasus) Kematian bayi (kasus) Persentase balita gizi buruk
Satuan Kasus Kasus Persen
Target
Realisasi
18 21 170 167 0,02 0,08 Rata-Rata Capaian
Capaian 83% 102% -200% -4,89%
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Kematian Ibu Kematian ibu adalah kematian perempuan yang diakibatkan oleh proses yg
berhubungan dengan proses kehamilan, persalinan, abortus dan masa kurun waktu 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa melihat usia gestasi, tidak termasuk kecelakaan/kejadian insidental. Penyebab kematian Ibu sebagian besar penyebab kematian ibu adalah eklampsia (41%) yaitu kelainan pada masa kehamilan, dalam persalinan, atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang (bukan timbul akibat kelainan saraf) dan/atau koma dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre-
eklampsia akibat hipertensi yang disebabkan kehamilan (hipertensi gestasional), sebuah penyebab signifikan kematian ibu melahirkan.
Sedangkan penyebab lain-lain yaitu:
jantung, syok hipovolemik, keracunan kehamilan, bronchopneumonia dan epilepsi. Kematian Ibu pada tahun 2015 terjadi sebanyak 21 kasus dengan jumlah kematian tertinggi disebabkan oleh kematian ibu nifas sebanyak 12 kasus, kemudian kematian ibu hamil 7 kasus dan 2 kasus kematian ibu melahirkan. 2.
Kematian Bayi Kematian bayi merupakan kematian umur janin > 22 minggu yang lahir dalam
keadaan meninggal/bayi lahir hidup namun kemudian meninggal dalam masa 0-11 bulan. Tahun 2015 terdapat 167 kasus. Penyebab kematian terbesar pada bayi karena faktor lain-lain (85%) yaitu: hipothermi, dermatitis, aspirasi, hidrofoetalis, imatur,
premature, Perdarahan Lambung dan Kanker Otak. Sedangkan penyebab lainnya (15%) yaitu: pneumonia dan diare. 3.
Balita Gizi Buruk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |37
Persentase Balita Gizi Buruk diperoleh dari kasus yang ditemukan sesuai gejala umum gizi buruk di bagi jumlah sasaran estimasi balita.Di tahun 2015terdapat 71 kasus balita gizi buruk yang ditemukan dari 91.484balita yang ditimbang atau sebesar 0.08% dimana tertinggi dilaporkan terjadi di wilayah kerja Puskesmas Wedarijaksa I sebanyak 10 kasus. Bila dihitung capaian kinerjanya Kabupaten Pati masuk dalam kategorisangat tidak
berhasil(-200%). Penyebab langsung gizi buruk bukan hanya asupan makanan yang kurang, akan tetapi juga disebabkan oleh penyakitdan keterlambatan deteksi dini terhadap penanganan kasus gizi buruk. Sedangkan penyebab tidak langsung yang menyebabkan masalah gizi yaitu ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, pola pengasuhan anak kurang memadai dan pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai. Dari 71 kasus balita gizi buruk yang terjadi, 100% telah mendapat penanganan dengan program kegiatan Penanggulangan KEP, anemia,GAKY, kurang vitamin A, kurang zat gizi mikro lainnya. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.16 Capaian Indikator Sasaran Strategis 4 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2014 No. 1. 2. 3.
1.
Indikator Kinerja Kematian ibu (kasus) Kematian bayi (kasus) Persentase balita gizi buruk
T 18 172 0,03
R 17 172 0,1
Tahun 2015 T
R
18 170 0,02
21 167 0,08
C 83% 102% -200%
Target Akhir RPJMD 16 165 0
Capaian s/d 2015 thd 2017 131% 101% -200%
Kematian ibu Kasus kematian ibu tahun 2015 lebih banyak dari tahun sebelumnya yaitu 21
kasus dibandingkan dengan tahun 2014 sebanyak 17 kasus. Angka kematian ibu diharapkan dapat ditekan hingga 16 kasus di tahun 2017. 2.
Kematian bayi Kasus kematian bayi di Kabupaten Pati pada tahun2014 dari diperkirakan sebesar
172sesuai dengan perkiraan yaitu 172 kasus.Sedangkan pada tahun 2015 ini kasus kematian ibu diupayakan dapat ditekan menjadi 170 kasus realisasinya cukup menggembirakan karena dapat ditekan sehingga hanya terjadi 167 kasus. 3.
Persentase balita gizi buruk Pada tahun 2015 jumlah balita mengalami gizi buruk mengalami penurunan, dari
dari 85 kasus menjadi 71 kasus dan 100% cakupan balita gizi buruk tertangani.Hal ini menunjukkan bahwa dengan tersedianya dana untuk PMT pemulihan, dimulai dari PMT gizi kurang, mampu menurunkan kasus menjadi Gizi Buruk. Penyebab dari Gizi Buruk secara tidak langsung dapat disebabkan karena karena faktor ekonomi keluarga,meskipun sering juga didapatkan kasus gizi buruk pada anak-anak yang berasal dari keluarga
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |38
menengah keatas karena akibat kurangnya pemahaman keluarga terhadap jenis-jenis makanan yang baik dan mengandung gizi seimbang yang harus dikonsumsi oleh anak (tingkat kesadaran masyarakat tentang gizi masih rendah). Berikut ini trend kasus gizi buruk dari tahun 2009-2015
Grafik 3.3 Trend Kasus Gizi Buruk th 2009-2016 Kabupaten Pati 0,25 0,2 0,15 0,1 0,05 0 Trend Kasus Gizi Buruk th 2009-2016 Kabupaten Pati
2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 0,2
0,21 0,21
0,2
0,11
0,1
0,08
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati 2015
Bila dilihat dari trand Kabupaten Pati selama 5 tahun terakhir mampu menurunkan munculnya kasus gizi buruk meskipun jauh dari target.
Target RPJMD
sebesar 0,02 persen dinilai terlalu over optimis bila dilihat dari posisi awal periode RPJMD 2012-2017 yaitu 0,2. Apalagi bila diminta menjadi 0 pada tahun 2017. Dalam upaya Menurunkan AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk Kabupaten Pati melaksanakan program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat, program perbaikan gizi masyarakat, program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak, program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita, program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak dengan nilai anggaran Rp. 317.394.000,-terserap Rp. 266.184.800,atau 84%.
5
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan
Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis yang masuk prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015, dari 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya, Kabupaten Pati termasuk berkinerja sangat tinggi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |39
Tabel 3.17 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)
Persen
100
100
100
Persen
100
100
100
Rata-Rata Capaian
100
2.
Target
Realisasi
Capaian
Uraian Pengukuran Kinerja: 1.
Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Cakupan pelayanan gawat darurat level 1adalahpelayanan gawat darurat level 1
yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) Kabupaten/Kota. Sedangkan gawat darurat level 1 itu sendiri merupakan tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki dokter umum on site 24 jam dengan kualifikasi GELS (General Emergency Life
Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS (Advance Cardiac Life Support), serta memiliki alat transportasi dan komunikasi. Pada tahun 2015, cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) di Kabupaten Pati dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat terealisi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari perbandingan pelayanan gawat darurat level 1 terhadap jumlah rumah sakit Kabupaten/Kota, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini berarti seluruh sarana kesehatan baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah semuanya mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. 2.
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Cakupan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah kunjungan pasien
masyarakat miskin di sarana kesehatan strata dua dan strata tiga pada kurun waktu tertentu (lama dan baru).Adapun yang dimaksud dengan sarana kesehatan strata dua dan strata tiga adalah balai kesehatan mata masyarakat, balai pengobatan penyakit paru, balai kesehatan indera masyarakat, balai besar kesehatan paru masyarakat, rumah sakit baik milik pemerintah maupun swasta. Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% hanya terealisasi sebesar 4,3%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 sebesar 28.670 orang terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang ada di Kabupaten Pati sebesar 666.025 orang, sehingga diperoleh persentase capaian sebesar 4,3. Cara penghitungan indikator ini diadopsi dari SPM Bidang Kesehatan yang berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 741/Menkes/Per/VII/2008. Kelemahan dari penghitungan indikator ini terletak pada perbandingan antara jumlah pasien miskin di sarana kesehatan strata 2 dan strata 3 terhadap jumlah seluruh masyarakat miskin yang adadi kabupaten/kota, sehingga tidak mungkin capaiannya akan mencapai 100%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |40
Seharusnya cakupannya didasarkan pada jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan dan 100% tertangani. Dengan demikian pada tahun 2015 cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin di Kabupaten Pati dari target 100% dapat terealisasi 100%. Realisasi tersebut diperoleh dari jumlah pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan sebesar 4,3% terhadap jumlah pasien yang tertangani sebesar 4,3%, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.18 Capaian Indikator Sasaran Strategis 5 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja
1.
Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) (%) Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)
2.
1
Tahun 2014
T
R
100
95,94
100
110,40
100
100
100
Target Akhir RPJMD 100%
100
100
100
100
100
100
100
100%
T
Tahun 2015
R
T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 100%
100%
Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah). Cakupan pelayanan gawat darurat kesehatan dasar di puskesmas yang harus
diberikan oleh sarana kesehatan (RS Daerah) tahun 2013-2015 target yang ditetapkan selalu 100%sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa seluruh sarana kesehatan yang ada di Kabupaten Pati baik puskesmas dan rumah sakit baik yang dikelola pemerintah daerah maupun swasta telah mampu untuk memberikan pelayanan gawat darurat level 1. Dan kenyataannya menunjukkan bahwa pada tahun 2014 realisasi mencapai 110,40% yang berarti telah terjadi peningkatan sebesar 14,46% dari tahun 2013, sementara pada tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 10,40% menjadi 100%. Meskipun terjadi penurunan akan tetapi masuk kategori sangat tinggi sehingga masih dianggap berhasil. 2
Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin Target indikator cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
setiap tahunnya relatif sama yaitu 100% sampai akhir RPJMD dengan harapan bahwa pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dapat terpenuhi dengan baik. Selama 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin selalu mencapai target yang diinginkan yakni sebesar 100% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan kualitas layanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin telah berhasil sehingga optimis dapat mencapai target akhir RPJMD 2017.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |41
Program Pelayanan Kesehatan Masyarakat Miskin melalui Jamkesda dan Jaminan Kesehatan Nasional meningkatkan pemanfaatan pelayanan kesehatan di tingkat rujukan. Hal ini berarti terjadi peningkatan pemanfaatan di sarana rujukan dan sistem rujukan telah berjalan optimal dengan adanya kebijakan Jaminan Kesehatan Nasional dimana dalam kondisi gawat darurat dapat langsung dirujuk ke PPK II (RS) TA 2015. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan merupakan sasaran strategis Kabupaten Pati tahun 2015, termasuk berkinerja sangat tinggi dicapai dengan program-program sebagai berikut a) Program Obat dan Perbekalan Kesehatan b) Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan c) Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata d) Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata e) Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo" Total dana yang digunakan untuk melaksanakan program-program tersebut sebesar Rp. 177.144.543.000,00 yang terserap sebesar Rp. 150.327.513.850,00 dilihat dari capaian kenerjanya maka dapat diartikan efektif dan efisien.
6
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin
Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, karena dari dua indikator untuk mengukur keberhasilannya hanya tercapai 72% dan 41% atau rata-rata 56,91%. Tabel 3.19 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Tahun 2015 No. 1. 2.
Indikator Cakupan puskesmas Cakupan puskesmas pembantu
Satuan /pend /pend
Target 30.000 10.000
Realisasi 41.638 24.200 Rata-Rata Capaian
Capaian 73 41 57
Uraian PencapaianIndikator: 1.
Cakupan puskesmas Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah jumlah
kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu. Sarana kesehatan strata pertama adalah tempat pelayanan kesehatan meliputi antara lain: puskesmas, balai pengobatan pemerintah dan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |42
swasta, praktek bersama dan perorangan.Adapun rumus yang digunakan untuk mengukur pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat miskin adalah rasio dari sarana kesehasan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah yaitu puskesmas dan puskemas pembantu. Data menunjukkan bahwa rasio cakupan puskesmas di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 30.000 dapat terealisasi 41.638, sehingga diperoleh capaian kinerja sebesar 73%. 2.
Cakupan pembantu puskesmas Serupa dengan cakupan puskesmas, cakupan pembantu puskesmas dihitung
berdasarkan rasio dari sarana kesehatan dasar yang dikelola oleh pemerintah daerah. Jumlah pustu sampai dengan tahun 2015 masih tetap sama sebanyak 50 buah, belum ada penambahan hanya dilakukan perbaikan dan rehab dari sumber dana Kabupaten maupun Dana Alokasi Khusus (DAK).Keadaan ini masih jauh dari target akhir Renstra yang seharusnya terdapat sekitar 40 puskesmas dan 125 pustu untuk melayani penduduk. Begitu juga untuk capaian kinerja 2015, dari target yang ditetapkan sebesar 10.000 terealisasi 24.200 sehingga diperoleh rasio sebesar 41%. Tabel 3.20 Jumlah Puskesmas Menurut Kecamatan Tahun 2015 KECAMATAN
PUSKESMAS PEMBANTU
PUSKESMAS
010. Sukolilo 020. Kayen 030.Tambakromo 040.Winong 050.Pucakwangi 060.Jaken 070.Batangan 080.Juwana 090.Jakenan 100.Pati 110.Gabus 120.Margorejo 130.Gembong 140.Tlogowungu 150.Wedarijaksa 160.Trangkil 170.Margoyoso 180.Gunungwungkal 190.Cluwak 200.Tayu 210.Dukuhseti Jumlah
PUSKESMAS KELILING
POLINDES
2 3 2 1 3 1 1 3 1 2 2 2 2 3 2 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2 3 2 2 3 2 1 3 1 1 2 1 1 3 1 2 1 2 1 3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 1 2 1 29 50 29 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015
9 1 17 8 14 12 12 8 15 8 19 13 12 12 11 11 7 10 12 5 9 16
Evaluasi dan Analisis Kinerja Capaian masing-masing indikator kinerja perkembangannya dari tahun 20132015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.21 Capaian Indikator Sasaran Strategis 6 Terhadap Target Akhir RPJMD No . 1. 2.
Indikator Kinerja Cakupan puskesmas Cakupan puskesmas pembantu
Tahun 2013
Tahun 2014
T
T
R 15 5
10,95 2,05
R 15 5
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
10,95 2,05
Tahun 2015 T
R 15 5
10,95 2,05
C 73% 41%
Target Akhir RPJMD 15 5
Capaian s/d 2015 thd 2017 73% 41%
Halaman |43
Dalam kurun waktu antara 2013-2015 tidak terdapat penambahan yang berarti di sarana kesehatan strata tingkat pertama, sementara terdapat penambahan jumlah penduduk setiap tahunnya.
Hal ini menyebabkan rasio puskesmas dan puskesmas
pembantu semakin besar, terlebih jumlah puskesmas dan puskesmas pembantu tahun 2015di Kabupaten Pati tidak berubah atau masih sama dengan tahun sebelumnya. Sesuai dengan standar pelayanan bidang kesehatan rasio ideal puskesmas adalah 1 untuk melayani 30.000 penduduk sedangkan rasio ideal puskesmas pembantu adalah 1 untuk melayani 10.000 penduduk. Hal ini juga yang hendak dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Pati pada akhir masa Rencana Jangka Menengah Daerah. Salah satu bagian penting pembangunan bidang kesehatan adalah ketersediaan fasilitas kesehatan. Pada tahun 2014, seperti juga dua tahun sebelumnya, fasilitas kesehatan yang menjadi rujukan utama penduduk Kabupaten Pati untuk berobat dengan persentase tertinggi adalah petugas kesehatan. Pada tahun 2014 penduduk berobat ke petugas kesehatan sebesar 54,60 persen dimana angka ini cenderung sama dengan tahun 2013 sebesar 54,60 persen. Dari hasil survei sosial ekonomi nasional pada tiga tahun terakhir, bisa dilihat bahwa masyarakat pada umumnya lebih senang memilih berobat ke petugas kesehatan , hal ini dikarenakan praktek petugas kesehatan saat ini merupakan fasilitas yang terdekat dengan penduduk. Selain berobat ke petugas kesehatan dan ke puskesmas, hampir sepertiga penduduk sudah berobat ke praktek dokter, du tahun terakhir persentasenya perentasenya tidak mengalami perubahan. Penduduk yang berobat ke praktek dokter pada tahun 2013 dan tahun 2014 sebesar 29,67 persen. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin adalah sasaran yang kurang berhasil di capai oleh Pemerintah Kabupaten Pati, yang dilaksanakan dalam mendukungnya adalah Program pelayanan kesehatan penduduk miskin, dan Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya mengunakan anggran sebesar Rp. 39.281.451.300, terserap Rp. 18.706.182.255, seharusnya sisa dana dapat dimaksimalkan untuk mendukung capaian kinerja.
7
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat
Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakatmerupakan sasaran strategis yang masuk dalam Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Patitahun 2015 sebagai prioritas peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat, 2 (dua) indikator dicapai rata-rata dalam kategori berhasil.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |44
Tabel 3.22 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Tahun 2015 No. 1. 2.
Indikator Cakupan desa siaga aktif (%) Persentase posyandu aktif
Satuan
Target
Realisasi
Persen Persen
100 100
Capaian
100 61 Rata-Rata Capaian
100 61
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Desa Siaga Aktif Desa dan Kelurahan Siaga Aktif adalah bentuk pengembangan dari desa siaga
yang telah dimulai sejak tahun 2006. Adapun Desa atau Kelurahan Siaga Aktif adalah desa atau yang disebut dengan nama lain atau kelurahan, dengan ciri: a)
Penduduknya dapat mengakses dengan mudah pelayanan kesehatan dasar yang memberikan pelayanan setiap hari melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau sarana kesehatan yang ada di wilayah tersebut seperti, Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Pustu), Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) atau sarana kesehatan lainnya;
b)
Penduduknya mengembangkan Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) dan melaksanakan survailans berbasis masyarakat (meliputi pemantauan penyakit, kesehatan ibu dan anak, gizi, lingkungan dan perilaku), kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana, serta penyehatan lingkungan sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Berdasarkan pengertian tersebut di atas maka Desa atau Kelurahan Siaga Aktif
memiliki komponen: (1) Pelayanan kesehatan dasar; (2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan UKBM dan mendorong upaya survailans berbasis masyarakat, kedaruratan kesehatan dan penanggulangan bencana serta penyehatan lingkungan;dan (3) Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Di Kabupaten Pati dari seluruh total 406 desa terdapat 68 Siaga Aktif Mandiri, 122 desa aktif kategori Purnama, 158 desa kategori Madya dan 64 desa kategori Pratama. Hal ini menunjukkan bahwa cakupan desa siaga aktif mencapai 100%, namun masih perlu peningkatan kategori menjadi Desa Siaga Aktif Mandiri. Grafik 3.4Strata Desa Siaga TA 2015
JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KABUPATEN PATI 2015 PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
16% 17% 30%
37%
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |45
2.
Posyandu Aktif Posyandu
merupakan
salah
satu
bentuk
UKBM
yang
dikelola
dan
diselenggarakan dari, oleh, untukdan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, gunamemberdayakan dan memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar sehingga mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi yang merupakan tujuan utama dari posyandu. Sedangkan tujuan khusus posyandu yaitu meningkatkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan upaya kesehatan mendasar (primary health care), meningkatkan peran lintas sektor, danmeningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan mendasar. Indikator yang digunakan dalam pengukuran pelaksanaan posyandu iniantara lain frekuensi kunjungan (penimbangan) setiap bulan, namun tidak semuaposyandu dapat berfungsi setiap bulan sehingga frekuensinya kurang dari 12 kali setahun. Posyandu dikatakan aktif, apabila frekuensi penimbangan di atas 8 kali setahun. Posyandu yang terbentuk di Kabupaten Pati sampai tahun 2015 total adalah 1.604 terdiri dari Posyandu Pratama 77,Posyandu Madya 557, Posyandu Purnama 747 dan 223 Posyandu Mandiri. Namun yang aktif hanya 60.47% saja yaitu posyandu yang tergolong purnama dan mandiri dengan total 970 posyandu.
Hal ini menunjukkan
bahwa persentase posyandu aktif di Kabupaten Pati sebesar 61% dan masuk dalam kategori rendah. Grafik 3.5Strata Posyandu TA 2015
JUMLAH STRATA POSYANDU KABUPATEN PATI 2015 5% 14% 35%
PRATAMA MADYA
46%
PURNAMA MANDIRI
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015
Desa yang dapat mengakses pelayanan kesehatan dasar dan mengembangkan UKBM yang memiliki forum desa/kelurahan berjalan setiap bulan, memiliki 9 orang atau lebih kader pemberdayaan masyarakat/teknis, memiliki kemudahan akses pelayanan kesehatan dasar, memiliki posyandu dan 4 UKBM yang lain, dukungan dana untuk kegiatan kesehatan dari pemerintah desa/kelurahan masyarakat dan dunia, ada peran aktif masyarakat dan peran lebih dari 2 ormas, memiliki peraturan Kades/Kalur tentang desa siaga aktif dan sudah direalisasikan serta melakukan pembinaan PHBS minimal kurang dari 70% rumah tangga yang ada. Pelaksanaan desa siaga aktif telah membentuk
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |46
406 forum kesehatan desa, telah melatih 2.932 dari 6.358 kader kesahatan desa, juga melibatkan 1.267 tokoh masyarakat dan tokoh agama.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari capaian masing-masing indikator kinerja sasaran selama kurun waktu antara tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD adalah sebagai berikut: Tabel 3.24 Capaian Indikator Sasaran Strategis 7 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013
No . 1. 2.
Indikator Kinerja Cakupan desa siaga aktif (%) Persentase posyandu aktif
Tahun 2014
T
R
T
R
58
63
100
100
12
100
Tahun 2015 T
R
100
100
100
48
100
61
100%
Target Akhir RPJMD 100%
Capaian s/d 2015 thd 2017 100%
61%
100%
61%
C
Capaian Desa Siaga Aktif Mandiri sampai dengan tahun kedua ini baru mencapai 17% atau 68 desa meningkat dari tahun lalu 63 desa. Tahun 2015 terjadi peningkatan capain kinerja Desa Siaga Aktif Mandiri dan Posyandu Mandiri karena peningkatan target tanpa didukung pembiayaaan untuk Desa Siaga Aktif dan Posyandu Mandiri dan pemberdayaan masyarakat.
Padahal pembentukan dan kelangsungan kelembagaan
Desa Siaga Aktif Mandiri merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat desa sendiri. Hal inilah yang belum dirasakan sebagai kebutuhan dan dukungan pemerintah desa dan masyarakat.
Tabel 3.25 Perkembangan Posyandu Kabupaten Pati Tahun 2013-2015 PRATAMA TAHUN
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
AKTIF JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
2013
1.603
55
3,00
672
42
691
43
181
12
877
2014
1.604
55
3,43
672
41,9
692
43
185
12
877
2015
1.604
77
4,80
557
34,73
747
46,57
223
13,90
970
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015
Pada tahun 2015 masih terdapat 635 posyandu dalam kategori pratama dan madya, sehingga tidak digolongkan dalam posyandu aktif. Yang digolongkan dalam posyandu aktif adalah yang masuk kategori purnama dan mandiri, sedangkan Posyandu Mandiri sendiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader sebanyak 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatannya lebih dari 50% mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang kepesertaannya lebih dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |47
Grafik 3.6Tren Posyandu Purnama dan Mandiri TA 2013-2015
Posyandu Purnama dan Mandiri Tahun 2013-2015 800 700
Jumlah
600 500 400
PURNAMA
300
MANDIRI
200 100 0 2013
2014
2015 Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Pati, 2015
Keberhasilan pencapaian kinerja sasaran Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat dilakukan dengan pelaksanaan; a) Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan b) Program Upaya Kesehatan Masyarakat c) Program Pengawasan Obat dan Makanan d) Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular e) Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga f)
Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU
g) Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Angaran yang digunakan untuk program-program tersebut total sebesar 48.395.433.000,00
namun
mengalami
perubahan
di
APBD-P
menjadi
Rp.
11.864.955.000,00 terserap Rp. 10.861.931.211 atau 92%.
3.2.3 Tujuan:
“Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak”
Dalam upaya meningkatkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati adalah meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak. Uraian dari pencapaian kinerja sasaran adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |48
Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak
8
Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak menjadi prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 dalam prioritas peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, dari 3 (tiga) indikator pengukuranya menunjukan bahawa pemerintah Kabupaten Pati berkinerja sangat tinggi dengan rata-rata capaian 126,33%. Tabel 3.26 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Angka melek huruf perempuan usia diatas 15 tahun Partisipasi angkatan kerja perempuan Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan
Persen
98,37
99,98
102
Persen
51,31
90,97
177
Persen
100
100
100
Rata-Rata Capaian
126,33
2. 3.
Target
Realisasi
Capaian
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Angka melek huruf perempuan Indikator kinerja persentase jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang
melek huruf, pada tahun 2015 dari target 98,37% persentase pencapaian 102%).
telah terealisasi 99,98% (nilai
Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari
pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2015 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. 2.
Partisipasi angkatan kerja perempuan Indikator kinerja persentase jumlah angkatan kerja perempuan pada tahun 2015
dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai persentase target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2015 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. 3.
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan Untuk tahun 2015 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang
melapor. Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari tindakan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |49
kekerasan. Pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%).
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.27 Capaian Indikator Sasaran Strategis 8 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 No.
Indikator Kinerja
1.
Angka melek huruf perempuan usia diatas 15 tahun(%) Partisipasi angkatan kerja perempuan (%) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan (%)
2. 3.
1.
Tahun 2014
T
R
T
R
98,37
85,70
99,50
99,98
51,31
88,56
51,31
100
100
100
Tahun 2015 T
100%
Target Akhir RPJMD 100%
Capaian s/d 2015 thd 2017 100%
90,97
177%
51,31%
177%
100
100%
100%
100%
R
C
100
99,98
90,97
51,31
100
100
Angka Melek Huruf Selama 3 (tiga) tahun angka melek huruf anak perempuan usia diatas 15 tahun
trennya naik. Pada tahun 2013 dari target 98,37% telah terealisasi 85,70% (nilai persentase pencapaian 87,12%). Pada tahun 2014 dari target 99,50% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 100%). Sedangkan pada tahun 2015 dari target 98,37% telah terealisasi 99,98% (nilai persentase pencapaian 102%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari pengukuran perbandingan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf dengan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun. Pada tahun 2013 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 79.006 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.193. Pada tahun 2014 jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. Sedangkan pada tahun 2015jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun yang melek huruf adalah 92.176 dan jumlah anak perempuan usia diatas 15 tahun adalah 92.191. Pencapaian sebesar 99,98% pada tahun 2015 telah menunjukkan keberhasilan kinerja Kabupaten Pati, meskipun tidak ada peningkatan dari tahun 2014 dan masih terdapat selisih sebesar 0,02% dari target akhir RPJMD. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kemiskinan. Meskipun demikian memperhatikan persentase pencapaian yang cukup signifikan memperlihatkan bahwa hambatan tersebut mampu diatasi. Solusi yang ada dalam mengatasi hambatan tersebut adalah dengan peningkatan informasi dan edukasi ke masyarakat yang kurang mampu, melalui sosialisasi tentang pentingnya pendidikan baik formal maupun non formal. 2.
Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |50
Pada tahun 2013 dari target 51,31 telah terealisasi 88,56% (nilai persentase pencapaian 172,60%). Pada tahun 2014 dari target 51,31 telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177,29%). Pada tahun 2015 dari target 51,31% telah terealisasi 90,97% (nilai persentase pencapaian 177%). Nilai prosentase Partisipasi Angkatan Kerja Perempuan target dan realisasi diperoleh dari perbandingan antara jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan dibandingkan dengan jumlah partisipasi jumlah angkatan kerja keseluruhan. Pada tahun 2014 partisipasi angkatan kerja perempuan.Pada tahun 2013 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 233.429 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 263.570. Pada tahun 2014 terealisasi jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. Sedangkan pada tahun 2015 jumlah partisipasi angkatan kerja perempuan 261.888 dan angka angkatan kerja perempuan adalah 287.888. Selama 3 (tiga) tahun terakhir tren capaian kinerja partisipasi angkatan kerja perempuan
cenderung
mengalami
peningkatan.
Pencapaian
ini
menunjukkan
keberhasilan kinerja Kabupaten Pati pada tahun 2015, dimana terdapat selisih lebih sebesar 39,66% dari target akhir RPJMD. Meskipun telah menunjukkan keberhasilan, namun masih ditemui hambatan dalam pencapaian kinerja ini yaitu belum optimalnya ketersediaan lapangan pekerjaan bagi perempuan. Solusinya adalah peningkatan advokasi yang terus-menerus di kalangan stakeholder yang terkait dengan pembukaan lapangan pekerjaan baru. Di sisi sasarannya yaitu kaum perempuan juga perlu mendapat pemahaman tentang peningkatan peran perempuan di dunia kerja. 3.
Penyelesaian Pengaduan Perlindungan Perempuan dan Anak dari Tindakan Kekerasan Pada tahun 2013 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase
pencapaian 100%). Pada tahun 2014 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Dan pada tahun 2015 dari target 100% telah terealisasi 100% (nilai prosentase pencapaian 100%). Nilai prosentase target dan realisasi diperoleh dari data pencapaian jumlah korban yang korban yang ditangani dan dari jumlah korban yang melapor. Pada tahun 2013 terdapat data 43 korban yang ditangani dari 43 korban yang melapor. Untuk tahun 2014 terdapat 24 orang korban yang ditangani dari 24 orang yang melapor. Sedangkan pada tahun 2015 dari 24 korban yang melapor semua dapat tertangani dengan baik. Hal ini menunjukkan pelayanan atau kinerja yang baik Kabupaten Pati dalam hal perlindungan perempuan dan anak terhadap korban kekerasan. Hambatan utama yang ada dalam pencapaian kinerja ini adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat untuk melaporkan kasus-kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak. Solusinya adalah dengan memberikan edukasi dan informasi serta memberi ruang bagi pengaduan terhadap kasus-kasus kekerasan termasuk penyelesaian kasusnya terutama melalui jalur hukum.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |51
Keberhasilan
kinerja
dalam
sasaran
Meningkatnya
kesetaraan
gender,
pemberdayaan perempuan dan anak ini didukung oleh adanya program dan kegiatan yang ada pada APBD Kabupaten Pati sebesar Rp. 2.678.557.700,00 dan diubah dalam APBD-P Rp. 2.803.616.700,00 dengan serapan 98% atau terserap sebesar Rp. 2.743.281.926, Ada pun program dan kegiatan yang mendukung indikator tersebut adalah program peningkatan kualitas hidup dan perlindungan perempuandengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : a) Program Keluarga Berencana b) Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan c) Program Kesehatan Reproduksi Remaja d) Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak e) Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan f)
Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
g) Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan h) Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
3.2.4 Tujuan:
“Meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM untuk mendorong daya saing daerah”
Dengan menguatnya kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM di Kabupaten Pati diharapkan menjadi daya dorongan bagi Kabupaten Pati untuk bersaing dengan daerahdaerah lain.
Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM
9
Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Ada 2 Indikator kinerja utama yang digunakan prosentase koperasi aktif di Kabupaten Pati, tercapai 75% dan indikator persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UMKM terealisasi 220%. Tabel 3.28 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2.
Persentase koperasi aktif Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM
Persen Persen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Target 100 20
Realisasi
Capaian
74,64 44
75 220
Rata-Rata Capaian
148
Halaman |52
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Persentase Koperasi Aktif Koperasi aktif adalah koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT
(Rapat Anggota Tahunan) atau koperasi yang dalam tahun terakhir melakukan kegiatan usaha. Di Kabupaten Pati pada tahun 2015 persentase koperasi aktif sebesar 74,64%, dari total jumlah koperasi sebesar 1.100 unit hanya 821 unit yang bisa dikategorikan koperasi aktif. Persentase koperasi aktif mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2014 persentase koperasi aktif mencapai 75%. Tabel 3.29 Rekapitulasi Data Koperasi Berdasarkan Kelompok Usaha Yang Dikelola Kabupaten Pati TriWulan IV Tahun 2015 NO
JENIS KOPERASI
TOTAL
AKTIF
KOPERASI 24
(Unit) 21
TIDAK AKTIF (Unit) 3
M. SENDIRI
M. LUAR
(Rp. 000 ) 28.024.314
VOL. USAHA
(Rp. 000 ) 55.350.891
(Rp. 000 ) 80.375.206
1
KUD
6
Kop.Kehutanan
4
-
4
-
-
-
7
KOPTI
1
1
-
576.009
548.408
1.236.859
8
Kop. Pramuka
1
-
1
-
-
-
9
Kopinkra
27
-
27
-
-
-
10
Koppontren
51
27
24
6.049.786
42.644.459
63.686.235
11
Kop.Karyawan
36
15
22
12.999.522
22.076.604
142.547.296
12
Kop.Angkatan Darat
1
1
-
10.245.123
722.638
20.981
15
Primkopol/Kepolisian
3
2
1
9.802.828
2.878.116
11.709.065
16
Kop.Serba Usaha
541
422
121
1.274.610.900
3.115.620.927
1.585.909.492
17
Koperasi Pasar
11
-
11
-
-
-
18
140
132
2
156.927.069
844.104.503
1.145.489.566
19 27
Koperasi Simpan Pinjam (KSP ) Kop.Angkutan Darat Kop.BPR
3 1
2 1
1 -
89.000 25.233.025
106.522.100
54.098.787
28
KPRI
74
65
8
84.053.998
44.403.765
104.219.997
31
Kop.Wanita
21
12
10
2.064.524
3.283.384
7.945.551
33
Kop.Veteran
1
34
Kop.Wredatama
1
1
-
53.839
9.765
69.964
35
Kop.Pepabri
1
1
-
348.006
315.142
887.900
37
Kop.Pemuda
1
-
1
-
-
-
39
5
5
3
7.961.183
31.755.385
21.789.814
41
Kop.Pedagang Kaki Lima Kop.Lainnya
132
94
38
15.857.218
42.311.834
56.154.182
42
KJKS
19
17
2
42.733.891
345.690.399
418.800.466
1.099
819
280
1.677.630.235
4.658.238.320
3.694.941.361
2
2
3.549.198
1.872.460
4.006.540
1.681.179.433
4.660.110.780
3.698.947.901
Sub Total 1
Kop Sekunder Tk II
1
Grand Total 1.101 821 Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015
280
Kondisi ini berbanding lurus dengan peningkatan jumlah koperasi dan peningkatan jumlah koperasi aktif, tetapi persentase kenaikan jumlah koperasi sebesar 2,04% lebih besar dibanding persentase kenaikan koperasi aktif yang hanya sebesar 1,48%. 2.
Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Di Kabupaten Pati tahun 2015 terdapat 41.437 perusahaan yang sesuai dengan
kriteria UU No. 20 Tahun 2008, yang terdiri dari usaha mikro atau omzet per tahun kurang dari 300 jt rupiah dengan aset sampai dengan 50 jt rupiah terdapat 23.111 unit usaha, usaha kecil dengan omset 300 jt sampai dengan 2.5 M rupiah dengan aset sampai
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |53
dengan 500 jt rupiah terdapat 11.408 unit usaha, dan usaha menengah/besar masingmasing 8.536 dan 500 unit usaha. Target persentase usaha kecil Kabupaten Pati terlalu kecil dibanding dengan potensi pengembangan usaha kecil di Kabupaten Pati yang sangat besar, dari data potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil. Gambar 3.1 Kriteria Usaha Mikro Kecil dan Menengah
Sumber: Dinas Koperasidan UMKM Kabupaten Pati, 2015
Penyerapan tenaga kerja tertinggi pada usaha kecil, dengan unit sebanyak 11.408 mampu menampung tenaga kerja sebanyak 67.792, sedangkan usaha mikro meskipun jumlahnya banyak yaitu 23.111 unit namun tenaga yang terlibat didalamnya hanya 45.631 pekerja. Pemerintah Kabupaten Pati dianggap berprestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan izin usaha mikro dan kecil (IUMK) hal ini ditandai dengan diperolehnya Piagam Penghargaan oleh Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia yang diserahkan kepada Bupati Pati (piagam terlampir). Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.30 Capaian Indikator Sasaran Strategis 9 Terhadap Target Akhir RPJMD No. 1. 2.
Indikator Kinerja Persentase koperasi aktif Persentase usaha mikro dan kecil terhadap jumlah UKM
Tahun 2013 T R
T
R
75
40
100
41
T 100
R 74,64
C 75%
Target Akhir RPJMD 100
10
30
15
41
20
44
220%
50
Tahun 2014
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Tahun 2015
Capaian s/d 2015 thd 2017 75% 88%
Halaman |54
1.
Persentase Koperasi Aktif Fasilitasi koperasi dan LKM dan UMKM di Kabupaten Pati 3 (tiga) tahun terakhir
tidak menunjukkan hasil yang menggembirakan. Persentase koperasi aktif di Kabupaten Pati meningkatsetiap tahunnya meskipun relatif kecil.Tahun 2013 terdapat 40% koperasi yang terdaftar aktif melakukan kegiatannya sedangkan pada tahun 2014meningkat menjadi hanya 41% koperasi yang masih aktif. Target 100% di tahun 2015 ini masih juga belum terwujud, kinerja perkoperasian hanya mampu mencapai 75%. Kondisi yang terus membaik dari tahun-tahun membuatKabupaten Pati optimis target RPJMD akan mampu dicapai. gambaran tentang perkembangan Koperasi di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.31 Data Perkoperasian Kabupaten Pati Tahun DATA PERKOPERASIAN KABUPATEN PATI 2013 2014 2015 Pertumbuhan jumlah anggota koperasi Persentase pertumbuhan jumlah anggota koperasi (%) Pertumbuhan koperasi aktif Persentase pertumbuhan koperasi aktif (%) Persentase koperasi aktif (%)
393.987
838.873
904.610
-
112,92
7,84
740
809 9,32
821 1,48
70,21
75,05
74,64
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015:
Kendala yang dihadapi dalam fasilitasi dan penguatan kelembagaan Koperasi dan LKM dan UMKM adalah minimnya sumberdaya manusia di SKPD yang membidangi, dalam hal ini kurangnya penyuluh perkoperasian. 2.
Persentase Usaha Mikro dan Kecil Terhadap Jumlah UKM Potensi Pengembangan Usaha Kecil di Kabupaten Pati sangat besar dari data
potensi dapat dilihat macam-macam usaha yang dapat digarap dalam skala usaha kecil merata di seluruh kecamatan. Setiap tahun realisasi capaian indikator selalu melebihi target, sampai tahun ke-3 target akhir RPJMD 2017 telah terlampaui. Gambaran tentang perkembangan usaha mikro dan unit usaha kecil di Kabupaten Pati dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.32 Data UMKM Kabupaten Pati
DATA UMKM KABUPATEN PATI Pertumbuhan usaha mikro Persentase pertumbuhan usaha mikro Pertumbuhan usaha kecil Persentase pertumbuhan usaha kecil
2013 21.493
2014 22.717 5,69
2015 23.111 1,73
11.408
11.408 0
11.408 0
Sumber: Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pati, 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |55
Kabupaten pati telah memiliki data potensi kelompok dan sentra sehingga potensi usaha di Kabupaten Pati dapat tergarap dengan maksimal.Program-program dinas terkait dalam promosi UMKM, gelar UMKM dapat lebih meningkatkan gairah usaha di Kabupaten
Pati.
Sistem
kluster
atau
sentra
usaha
akan
lebih
memudahkan
pengembangan usaha sehingga dalam memberikan fasilitasi, monitoring dan inventarisasi data UMKM lebih fokus. Pemerintah Kabupaten Pati sangat berhasil dalam meningkatkan fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Mengunakan anggaran sebesar. Rp. 2.505.807.000 dan mengalami penambahan di APBD-P hingga
Rp. 3.253.624.000
namun serapanya hanya 55% atau Rp. 1.779.355.606 dengan program-program sebagai berikut: a) Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif b) Program pengembangan industri kecil dan menengah c) Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah d) Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan e) Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah f)
Program peningkatan dan pengembangan ekspor
g) Program peningkatan kemampuan teknologi industri h) Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi i)
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
3.2.5Tujuan: “Meningkatnya pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah”
Dengan melihat peta topografi wilayah Kabupaten Pati, sebagian besar merupakan dataran rendah sehingga wilayah ini potensial untuk menjadi lahan pertanian. Dalam rangka meningkatkan pemanfaatan potensi pertanian dan perikanan untuk mendukung ketahanan pangan daerah, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya produksi pertanian dan perikanan. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
10
Meningkatnya produksi pertanian
Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |56
perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Tabel 3.33 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Produksi tanaman pangan padi sawah Produksi tanaman pangan jagung Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
Ton
554.277
615.884
111%
Ton Persen
123.635 59,24
127.179 58,64
103% 99%
Rata-Rata Capaian
104%
2. 3.
Target
Realisasi
Capaian
Uraian Pencapaian Indikator Target produksi tanaman pangan padi sawah adalah sebesar 554.277 ton Gabah Kering Giling (GKG). Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi padi sawah adalah sebesar 631.884 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau terjadi surplus sebesar 77.607 ton Gabah Kering Giling (GKG). Dengan demikian capaian produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Adapun target produksi tanaman pangan jagung adalah sebesar 123.635 ton Biji Kering. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produksi jagung adalah sebesar 138.075 ton Biji Kering atau terjadi surplus sebesar 14.440 ton Biji Kering. Hal ini menunjukkan capaian produksi tanaman jagung pada tahun 2015 adalah sebesar 114,00% dari target. Sedangkan target produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,24 kw/ha GKG. Berdasarkan data Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 yang ditandantangani oleh Kepala BPS Kab. Pati dan Kepala Dispertannak Kab. Pati pada tanggal 15 Januari 2015, diketahui bahwa realisasi produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar adalah sebesar 59,58 kw/ha GKG. Hal ini menunjukkan capaian produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2015 lebih besar 0,34 kw/ha GKG dari target. Tabel 3.34 Statistik Tanaman Pangan Kabupaten Pati TAHUN
2013
2014
2015
KOMONDITAS
PADI
JAGUNG
PADI
JAGUNG
PADI
JAGUNG
Luas panen (Ha) Produktivitas Ku/Ha Produksi (Ton)
103.800
17.722
92.651
21.088
105.020
19.061
57,5
54,19
53,8
56,73
58,64
66,72
582.176
96.028
498.488
119.632
615.884
127.179
Sumber: Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati, 2015
Realisasi tanam padi tahun 2015 di Kabupaten Pati terjadi peningkatan luas areal tanam padi 1.03%, sedangkan areal luas panen yang belum mencapa target disebabkan karena mundurnya musim tanam padi yang mengakibatkan tanaman dipanen mundur, biasanya bulan Desember sudah ada panen raya, diperkirakan mundur di bulan Januari Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |57
2016. Hal ini disebabkan karena dampak dari perubahan iklim global dan el nino yaitu kekeringan yang panjang. Hal ini berdampak juga terhadap produksi padi. Tetapi apabila dibandingkan dengan realisasi produksi Tahun 2014, produksi padi tahun 2015 berdasarkan angak ARAM II sebesar 615.884 ton terjadi peningkatan 19,06% (117.396 ton). Kabupaten Pati memperoleh penghargaan dari kementerian Pertanian Republik Indonesia yang diterima kepada Dinas Pertanian Pertanian Pangan dan Peternakan Kabupaten Pati sebagai unit kerja (institusi) berprestasi dalam pencapaian target produksi periode Oktober 2014-maret 2015 (Piagam terlampir), Keberhasilan ini didukung dengan kesuksesan yang dicapai program PAJALE (Padi, Jagung, Kedelai) dari pemerintah yang mendukung program di sektor pertanian baik bantuan benih, pupuk dan pestisida, sarana dan prasarana pertanian maupun pendampingan dan pengawalan kegiatan oleh petugas serta Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GP-PTT) dan PAT-PIP Padi, Jagung dan Kedelai, perbaikan jaringan irigasi, optimasi lahan dan alat pra panen (traktor, transplanter, pompa air) dan alat pasca panen (combine harvester, power threser multiguna, corn sheller) secara besar-besaran dari Pemerintah untuk mendukung program UPSUS PAJALE.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.35 Capaian Indikator Sasaran Strategis 10 Terhadap Target Akhir RPJMD No. Indikator Kinerja 1. Produksi tanaman pangan padi sawah 2. Produksi tanaman pangan jagung 3. Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
Tahun 2013 T R
532.753 576.909 543.409 484.466 554.277
631.884
Target Capaian Akhir s/d 2015 RPJMD thd 2017 111% 576.669 107%
118.834
138.075
103%
128.630
99%
59,58
99%
62,36
94%
57,11
Tahun 2014 T R
T
Tahun 2015 R
96.028 121.211 126.410 123.635 56,56
57,68
54,31
59,24
C
Berdasarkan data Angka Tetap (ATAP) tahun 2013 dan 2014 serta Angka Sementara (ASEM) tahun 2015 diketahui bahwa produksi tanaman pangan padi sawah pada tahun 2013 terjadi surplus 44.156 ton GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus 58.943 ton GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus 77.607 ton GKG. Surplus produksi pada tahun 2013 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan luas panen dan produktivitas. Sedangkan minus pada tahun 2014 diakibatkan oleh kerusakan yang menyebabkan puso akibat bencana banjir. Adapun produksi tanaman pangan jagung pada tahun 2013 terjadi minus 22.806 ton biji kering, dan pada tahun 2014 terjadi surplus 5.199 ton biji kering serta pada tahun 2015 terjadi surplus 14.440 ton biji kering. Minus produksi pada tahun 2013 diakibatkan oleh faktor alih fungsi komoditas dari jagung ke tebu. Sedangkan surplus Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |58
pada tahun 2014 dan 2015 merupakan dampak dari peningkatan produktivitas dengan penggunaan benih hibrida. Keadaan prduktivitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar pada tahun 2013 minus 0,55 kw/ha GKG, dan pada tahun 2014 terjadi minus 3,37 kw/ha GKG serta pada tahun 2015 terjadi surplus 0,34 kw/ha GKG. Minus pada tahun 2013 dan 2014 selain belum optimalnya penerapan budidaya padi sistem Jajar Legowo (Jarwo) juga karena terendamnya tanaman akibat bencana banjir. Sedangkan surplus pada tahun 2015 merupakan dampak dari adanya program dan kegiatan yang dapat meningkatkan Indeks Pertanaman (IP) maupun produktivitas. Kondisi kinerja akhir periode RPJMD (2017) produksi padi sawah ditarget sebesar 576.669 ton GKG dan produksi jagung sebesar 128.630 ton biji kering. Berdasarkan data trend
produksi
sejak
tahun
2013
maka
apabila
tidak terjadi
bencana
alam
banjir/kekeringan ataupun eksplosif serangan OPT, target dapat dipenuhi bahkan terlampaui. Target Produktivitas Padi Kab. Pati berdasarkan RPJMD sebesar 62,36 kw/ha GKG, akan dicapai dengan melakukan beberapa upaya meliputi, kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka meningkatkan produksi padi dan jagung antara lain: 1.
Rehabilitasi Jaringan Irigrasi Tersier (RJIT);
2.
Optimasi Lahan (OPLAH);
3.
Perluasan Area Tanam (PAT);
4.
Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT);
5.
Fasilitasi Alat Mesin Pertanian (Alsintan) budidaya dan pasca panen;
6.
Fasilitasi benih dan pupuk bersubsidi;
7.
Pendampingan dan pengawalan yang melibatkan petugas Dispertannak dengan dukungan Kodim.
8.
Strategi Peningkatan Produksi
Strategi yang ditempuh dalam rangka meningkatkan produksi dilakukan melalui: 1.
Peningkatan produktivitas, Peningkatan produktivitas tersebut terkait dengan pengembangan varietas padi dan jagung, peningkatan intensitas pertanaman, dan penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). PTT adalah model atau pendekatan dalam budidaya yang mengutamakan pengelolaan tanaman, air, lahan serta OPT secara terpadu dan spesifik lokalita.
2.
Perluasan areal tanam, Perluasan areal tanam diutamakan melalui optimalisasi pemanfaatan lahan di samping pembukaan lahan baru, pemanfaatan lahan perkebunan dan kehutanan, lahan-lahan yang belum dimanfaatkan atau lahan tidur. Perbaikan lahan irigasi, pembuatan embung, sumur resapan, dan pompanisasi diperlukan pula dalam kaitannya dengan perluasan areal tanam.
3.
Pemangamanan
Produksi,
Pengamanan
produksi
diupayakan
melalui
pengendalian OPT, dampak perubahan iklim, pengurangan kehilangan hasil, dan peningkatan mutu melalui perbaikan teknologi panen dan pasca panen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |59
4.
Kelembagaan
dan
pembiayaan,
Kelembagaan
petani
dibina
dan
dikembangkan berdasarkan kepentingan masyarakat dan harus tumbuh dan berkembang di masyarakat itu sendiri. Pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dalam menggerakkan dan mendorong untuk tumbuh dan berkembang melalui program yang telah dirancang. Sebagai prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah 2015 yaitu Prioritas Peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan. Meningkatnya produksi pertanian dapat dikategorikan sangat sangat berhasil, dari tiga indikator yang digunakan untuk mengukurnya semua dalam kategori berhasil 2 dicapai dengan nilai capaian diatas 100% dan satu indikator tercapai 99%. Dari hasil yang dicapai serapan anggaran sebesar
21% atau Rp. 7.964.042.180 dari
Rp.
38.151.026.000 sangat efektif untuk mendukung capaian kinerja, program yang mendukungnya antara lain; a) Program Peningkatan Kesejahteraan Petani b) Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) c) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan d) Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan e) Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan f)
Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
g) Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak h) Program peningkatan produksi hasil peternakan i)
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
j)
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Meningkatnya produksi perikanan
11
Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan DaerahKabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan produksi dan daya saing produk pertanian, perkebunan, peternakan dan perikanan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.36 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Tahun 2015 No. 1. 2.
Indikator
Satuan
Perikanan tangkap Perikanan budidaya
Ton Ton
Target 42.904 42.250
Realisasi
26.710 39.217 Rata-Rata Capaian
Capaian 62% 93% 78%
Uraian Pencapaian Indikator: Produksi perikanan khususnya iklan laut segar tidak dapat memenuhi target, total hasil tangkap adalah 26.710.118 dengan nilai 229.926.048.700. Ada dua jenis perikanan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |60
budiaya di Kabupaten Pati, yaitu budidaya tambak dan budiaya kolam.Pada budidaya ikan tambak
tahun 2015 berhasil memproduksi sebesar 30.045.405 dengan nilai
526.233.092.000 rupiah sedangkan budidaya ikan kolam mencapai 9.145.376 dengan nilai 155.818.060.000 rupiah, tercatat bahwa perikanan budidaya mampu memenuhi target, bahwa dari 30.110ton ikan yang ditargetkan mampu terpenuhi 39.217 ton ikan segar. Selengkapnya data produksi ikan di Kabupaten Pati, volume dan nilai produksinya dapat dilihat dalam tabel berikut ini: Tabel 3.37 Volume dan Nilai Produksi Perikanan Kabupaten PatiTahun 2013–2015 NO. 1
2 a.
ASAL PRODUKSI Perikanan Laut -
Produksi (kg)
-
Nilai (Rp.)
28.953.723
16.143.036
26.710.118
65,46
94.149.676.100
229.926.048.700
244,21
Budidaya Tambak
- Nilai (Rp.)
3 a.
b.
PENINGKATAN (%)
2015
175.677.523.400
- Produksi (kg)
b.
TAHUN 2014
2013
34.060.498
28.597.267
30.045.405
6,18
470.728.045.500
477.551.738.000
526.233.092.000
10,19
4.509.409
7.909.623
9.145.376
15,62
53.846.302.400
110.170.174.000
155.818.060.000
41,43
20.873
23.253
19.469
(0,84)
Kolam -
Produksi (kg)
-
Nilai (Rp.)
Perairan Umum Waduk -
Produksi ( kg )
-
Nilai (Rp.)
202.616.500
202.616.500
208.284.000
(0,84)
Sungai - Produksi ( kg )
96.143
98.745
107.260
8,62
823.412.000
900.560.000
978.214.000
8,62
67.640.646
52.771.924
66.027.628
25,12
701.277.899.800
683.020.950.100
913.163.698.700
33,69
- Nilai (Rp.) Total ) -
Produksi ( kg Nilai (Rp. )
Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Pati, 2015
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.38 Capaian Indikator Sasaran Strategis 11 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013
1.
No.
Indikator Kinerja
1. 2.
Perikanan tangkap Perikanan budidaya
Tahun 2014
Tahun 2015
T
R
T
R
T
R
41.239 37.035
28.954
42.064 40.739
16.143 36.506
42.904 42.250
26.710 39.217
38.687
C 62% 93%
Target Akhir RPJMD 44.637 43.350
Capaian s/d 2015 thd 2017 60% 90%
Perikanan tangkap Tahun 2015 ini terjadi kenaikan porduksi perikanan tangkap, dari 16.143
kilogram di tahun 2014 menjadi 26.710 kilogram walaupun hal ini tidak mampu memenuhi target tahun 2015 sebesar 42.904.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |61
Kegagalan capaian kinerja produksi perikanan tangkap dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: (1)kelangsungan pengelolaan perikanan di laut pada tingkat eksplotasi tinggi (fully exploited); (2)faktor alam yang tidak dapat diprediksi, diantaranya: ketidakpastian cuaca, gelombang tinggi, kenaikan suhu permukaan laut (sea surface
temperature-SST) dan perubahan arah angin; (3) naik turunnya harga bahan bakar yang akan
mempengaruhi
kesempatan
nelayan
untuk
menangkap
ikan;
dan
(4)keluarnyaPeraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pelarangan Penggunaan Pukat Hela (Trawls) dan Pukat Tarik (Seine Nets) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia, juga mengakibatkan sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati tidak dapat melakukan kegiatan penangkapan karena sebagian besar nelayan di Kabupaten Pati masih menggunakan alat tangkap yang dilarang tersebut. Upaya/strategi yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi perikanan tangkap diantaranya dengan: (1)mengganti kapal motor berskala kecil dan motor tempel dengan kapal motor besar yang berukuran > 30 GT sehingga operasi penangkapannya lebih luas, tidak terbatas pada perairan pantai saja akan tetapi bisa sampai di perairan lepas. Dengan area penangkapan yang lebih luas diharapkan hasil penangkapan ikan pun dapat meningkat;(2)sosialisasi yang lebih intensif atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 2 Tahun 2015 sehingga nelayan bisa memahami maksud dan tujuan dikeluarkannya peraturan tersebut. 2.
Perikanan budidaya Tahun 2014 produksi perikanan tambak mengalami penurunan sebesar 16,04%,
perikanan kolam mengalami kenaikan sebesar 75,4% dan produksi perikanan umum mengalami kenaikan sebesar 4,26%. Secara total, produksi perikanan mengalami penurunan sebesar 21,98%. Produksi perikanan tambak yang mengalami penurunan sebesar 16,04% disebabkan adanya bencana banjir yang melanda 7 kecamatan di wilayah pesisir Kabupaten Pati meliputi Kecamatan Batangan, Kecamatan Juwana, Kecamatan Wedarijaksa, Kecamatan Trangkil, Kecamatan Margoyoso, Kecamatan Tayu, dan Kecamatan Dukuhseti. Bencana banjir tersebut mengakibatkan hancurnya sarana dan prasarana tambak dan gagal panen. Tahun 2015 terjadi peningkatan meskipun belum mampu mencapai target, hal ini didukung oleh kondisi alam dimana tidak terjadi banjir besar seperti tahun sebelumnya. Naik turunnya produksi perikanan di Kabupaten Pati, menandakan bahwa ketergantungan pada kondisi alam masih tinggi, sehingga perlu pengembangan teknologi yang bisa memberikan jalan keluar agar ketergantungan kepada kondisi alam dapat teratasi.
Adapun usaha yang dapat dilakukan guna meningkatkan produksi
perikanan budidaya yaitu dengan mengembangkan perikanan laut budidaya, mengingat Kabupaten Pati memiliki potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar dengan memiliki wilayah laut 4 mil dari garis pantai dan panjang garis pantai sepanjang +60 km yang belum dimanfaatkan dengan baik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |62
Meningkatnya produksi perikanan merupakan sasaran strategis yang didukung dengan angaran Rp. 21.360.446.000,00 dengan serapan sebesar 94%. Atau Rp. 20.146.843.307,00 dengan melaksanakan program-program sebagai berikut; a) Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir; b) Program
pemberdayaan
masyarakat
dalam
pengawasan
dan
pengendalian
sumberdaya kelautan; c) Program pengembangan budidaya perikanan; d) Program pengembangan perikanan tangkap; e) Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan; f)
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan;
g) Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar.
3.2.6 Tujuan:
“Meningkatnya ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pertumbuhan wilayah”
Infrastruktur yang memadai akan menarik pelaku usaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan petumbuhan wilayah Kabupaten Pati. Dalam upaya meningkatkan ketersediaan infrastruktur wilayah yang berkualitas, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati yaitu meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya, meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi, meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya airsertameningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasarannya adalah sebagai berikut:
12
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya
Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan infrastruktur pendukung perekonomian daerah dan pengembangan wilayah. Ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |63
Tabel 3.39 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan dilalui roda 4
Persen
2.
Km
Target
Realisasi 57
Capaian
42
82
780,5 818,1 Rata-Rata Capaian
105 93,5
Uraian Pencapaian Indikator: Jalan adalah prasarana transportasi daerah yang meliputi segala bagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas. Jalan juga merupakan infrastruktur yang mempunyai peran yang sangat strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Jalan dikatakan dalam kondisi baik jika semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi baik menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan ≤ 6%), sehingga arus lalu lintas dapat berjalan lancar sesuai dengan kecepatan desain dan tidak ada hambatan yang disebabkan oleh kondisi jalan. Dikatakan dalam kondisi sedang apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi sedang menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 61%) sehingga kerusakan yang ada belum menimbulkan gangguan terhadap kelancaran arus pergerakan lalu lintas. Sedangkan jalan dikatakan dalam kondisi rusak apabila semua ruas jalan dimana permukaan perkerasan, bahu jalan dan saluran samping dalam kondisi rusak menurut kriteria teknis (tingkat kerusakan 10-20%), sehingga kerusakan yang ada sudah sangat menghambat kelancaran arus pergerakan lalu lintas, menyebabkan kendaraan harus berjalan secara perlahan lahan, mengurangi kecepatan, kadangkala harus berhenti akibat adanya kerusakan atau hambatan pada permukaan perkerasan. Sampai tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Pati telah membangun jalan sepanjang 825,327 Km, yang terdiri dari jalan Kabupaten sepanjang 825.327 Km dengan kondisi jalan beraspal baik sepanjang 390.240 m atau 47,28% dari panjang jalan keseluruhan, jalan beraspal rusak sedang sepanjang 178.899 m atau 21,68%, jalan beraspal rusak ringan sepanjang 108.383 m atau 13,13%, jalan beraspal rusak berat sepanjang 147.805 m atau 17,91% yang terdiri dari: jalan beraspal rusak 140.605 m, jalan berbatu 3.050 m dan jalan tanah 4.150 m. Secara lebih lengkap kondisi jalan Kabupaten Pati pada tahun 2015 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.40 Kondisi Jalan Kabupaten Pati Tahun 2015
Kondisi Jalan Jalan beraspal baik Jalan beraspal sedang Jalan beraspal rusak ringan Jalan beraspal rusak berat Jalan beraspal a. rusak Jalan berbatu b. Jalan tanah c.
Panjang Persentase Jalan(m) 390.240 47,28 178.899 21,68 108.383 13,13 147.805 17,91 140.605 3.050 4.150
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |64
Jaringan jalan dapat diandalkan untuk dilalui kendaraan roda 4 sepanjang tahun apabila jaringan jalan tersebut masuk dalam kategori jalan mantap, yaitu jalan yang masuk dalam kriteria jalan kondisi baik/sedang. Di Kabupaten Pati, panjang jalan yang dilalui roda 4 pada tahun 2015daritarget yang ditetapkan sebesar 780,5 Km realisasinya mencapai818,1Km. Ini berartipersentase capaiannya padatahun 2015sebesar 105% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013–2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.41 Capaian Indikator Sasaran Strategis 12 Terhadap Target Akhir RPJMD No.
Indikator
1.
Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Panjang jalan dilalui roda 4
2.
1.
Tahun 2013
Tahun 2014
T 45
44
50
47
57
42
82%
Target Akhir RPJMD 65%
T
755,6
747,3
769,7
781,2
780,5
818,1
105%
812,7
R
Tahun 2015
R
T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 72%
101%
Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2013 dari
target yang ditetapkan sebesar 45%, tercapai sebesar 44%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 50% hanya tercapai 47%. Mengalami peningkatan meskipun belum memenuhi targer, tapi pada tahun 2015 kondisi jalan dalam kondisi baik lebih buruk dari tahun 2013 yaitu turun menjadi 42% Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik mengalami penurunan setiap tahunnya dengan rata-rata capaian sebesar 91,33%, dari kondisi yang diharapkan diakhri RPJMD 2017 masih terpaut 23% meskipun masuk dalam kategori kinerja tinggi, tren yang menurun akan menyulitkan pencapaian target tersebut. 2.
Panjang jalan dilalui roda 4 Panjang jalan dilalui roda 4 pada selalu bertambah tiap tahunnya, dari tahun
2013 sampai dengan 2015 telah bertambah 70 kilometer yaitu dari 747,3 hingga sekarang mencapai 818,1. Tareget RPJMD panjang jalan yang dilalui roda 4 pada 2017 adalah 812,7 sudah terlampaui ditahun ini. Selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator panjang jalan dilalui roda 4cenderung mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dengan rata-rata capaiannya sebesar 101,76% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Pati
dalam
upaya
mewujudkan
pembangunan,
peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum telah berhasil dengan baik.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |65
Untuk mewujudkan meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya dana yang dianggarkan pada APBD 2015 sebesar19,75%
dari
belanja
langsung
yang
terkait
pencapaian
sarasara
atau.
Rp.84.068.863.925,00 dan mendapat penambahan di APBDP hingga mencapai
Rp.
164.035.248.425,00 dengan serapannya 83% atau Rp. 136.440.077.630,00. Keberhasilan pencapaian indikator kinerja sasaran persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik dan panjang jalan dilalui roda 4 tersebut di atas tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati yang mendukung terwujudnya pembangunan, peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana bidang pekerjaan umum yang baik secara kualitas dan kuantitas serta berwawasan lingkungan, yaitu: a) Program Peningkatan Jalan & Jembatan; b) Program pembangunan jalan dan jembatan; c) Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan; d) Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan; e) Program pembangunan infrastruktur perdesaan.
13
Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi
Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kesadaran pola hidup sehat masyarakat, ada 3 (tiga) indikator untuk menilai kinerjanya,
Yaitu Rumah tangga bersanitasi capaian
kinerjanya 108 persen, rumah tangga pengguna air bersih dicapai 102 dan persentase penduduk berakses air minum dicapai 102 persen. Dilihat dari capaian masing-masing indikator rata-rata tercapai 104 persen menunjukan bahwa kinerja kabupaten pati dalam meningkatkan ketersedian jaringan air bersih dan sanitasi sangat berhasil. Tabel 3.42 Capaian Indikator Sasaran Strategis 13 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2. 3.
Rumah tangga bersanitasi Rumah tangga pengguna air bersih Persentase penduduk berakses air minum
Persen Persen Persen
Target 83 75 75
Realisasi
Capaian
90 76 76
108 102 102
Rata-Rata Capaian
104
Uraian Pencapaian Indikator: Status capaian kinerja penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 dengan menggunakan indikator target Proporsi penduduk dengan akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) di wilayah dan pada periode
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |66
waktu tertentu adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga yang memiliki akses terhadap fasilitas sanitasi yang layak (jamban sehat) dengan penduduk seluruhnya dinyatakan dalam prosentase Prosentase penduduk akses Sanitasi Layak (Jamban Sehat) Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 89,58% atau 1.152.052 jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak 1.286.051 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 83 %. Jumlah Sarana Jamban yang dimiliki Tahun 2015 adalah 341.550 Sarana dengan rincian jamban komunal 41 Sarana (0.01%), Jamban leher angsa 210.250 Sarana (61,56%), jamban plengsengan 2.888 Sarana (0.85%), Jamban cemplung 128.371 Sarana (37,58%) Jumlah penduduk akses terhadap sarana jamban sehat Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 1.152.052 Jiwa dengan rincian akses jamban komunal 1.739 Jiwa (0.14%), Akses jamban leher angsa 751.811 Jiwa (58.46%), Akses jamban plengsengan 8.463 Jiwa (0.66%), Akses jamban cemplung 390.039 Jiwa (30.33%). Grafik 3.7 Akses Penduduk Jamban Sehat Tahun 2015
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
Status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Pati
dengan
menggunakan indikator target Proporsi Penduduk atau rumah tangga dengan akses berkelanjutan terhadap air minum layak adalah perbandingan antara penduduk atau rumah tangga dengan akses terhadap sumber air minum berkualitas (layak) diwilayah tertentu pada periode waktu tertentu dibagi dengan jumlah penduduk atau rumah tangga seluruhnya pada wilayah dan periode yang sama dan dinyatakan dalam persentase. Hal yang sama juga untuk indikator rumah tangga pengguna air bersih Prosentase penduduk akses air minum Kabupaten Pati Tahun 2015 adalah 76,34% atau 981.833 jiwa dari total penduduk kabupaten Pati sebanyak 1.286.051 jiwa dari target yang ditetapkan sebesar 75 %. Jumlah penduduk akses air minum atau penguna air bersih di Kabupaten Pati tahun 2015 adalah 981.833 jiwa (76,34%) dengan rincian akses terhadap sarana air
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |67
minum adalah Sumur Gali Terlindungi 469.630 Jiwa (36,52%), Sumur gali dengan pompa 229.007 Jiwa (17,81%), Sumur bor dengan pompa 145.489 Jiwa (11,31%), mata air terlindungi 6.832 Jiwa(0,53), Penampungan air hujan 6.846 Jiwa (0,53%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) 124.029 Jiwa (9,64%)
Grafik 3.8 Akses Penduduk terhadap air minum menurut sarana
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Pati
Jumlah Sarana air minum yang dimiliki Tahun 2015 adalah 287,795 Sarana dengan rincian akses terhadap sarana air minum adalah Sumur Gali Terlindungi 133.526 Sarana (46,40%), Sumur gali dengan pompa 66.346 Sarana (23,05%), Sumur bor dengan pompa 41,620 Sarana (14,46%), mata air terlindungi 2.610 Sarana (0,91), Penampungan air hujan 2.282 (0,79%) dan Perpipaan (PDAM,BPSPAM DLL) 41.411 Sarana/Sambungan Rumah (14,39%) Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.43 Capaian Indikator Sasaran dengan angka absolut
2 3
TAHUN 2014
TAHUN 2015
59,62
64
% 61
64,29
ABSOLUT PENYEBUT /PEMBILA NG
HASIL CAPAIA N 23.795 778.678
61
295.007 978.397
58,57
59,62
64
387.771 1.286.051
62
76
63
387.771
62
76
63
1.286.051
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
ABSOLUT PENYEBUT/ PEMBILAN G
HASIL CAPAIAN
Target Akhir RPJMD
Capaia n s/d 2015 thd 2017
%
CAPAIAN
58,57
REALISASI TARGET
REALISASI TARGET
Rumah tangga Sanitasi Proporsi Penduduk Akses Sanitasi Rumah tangga Air bersih Proporsi penduduk askes air bersih/minum
TAHUN 2013 REALISASI
1
INDIKATOR
TARGET
No
90
108%
95%
95%
64,29
387.771 1.286.051
384.335 1.155.260
90
76
75
387.335
296.024
76
102%
85%
89%
76
75
1.286.051
981.833
76
102%
85%
89%
Halaman |68
Dari tabel di atas dapat dianalisa bahwa dari Jumlah penduduk Kabupaten Pati pada akhir tahun 2015 sebesar 1.286.051 jiwa atau 387.771 KK, baru 76,34 % (981.833 jiwa atau 296.024 KK) yang sudah mempunyai akses air minum layak mengalami kenaikan 0,31 % bila dibandingkan dengan capaian Tahun 2014 yaitu sebesar 76,03% dan capaian tahun 2013 76%. Untuk kondisi sanitasi sampai dengan akhir Tahun 2015 adalah sebanyak 89,83% (1.155.260) jiwa atau 348.335 KK) yang sudah mempunyai akses sanitasi yang layak mengalami kenaikan yang yang signifikan bila dibandingkan dengan capaian tahun 2014 sebesar 60,55% (778.678 jiwa atau 234.795 KK) Program atau kegiatan yang dilakukan pada tahun 2015 adalah yang mendukung pembangunan sanitasia adalah Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah dengan angaran Rp. 929.000.000,00 menerima tambahan dalam APBD-P Rp. 1.380.931.000,00 terealisasi sebesar Rp. 1.256.445.075 atau 91%.
14
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air
Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air, merupakan sasaran strategis yang masuk dalam prioritas Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kabupaten
Pati
tahun
2015
yaitu
prioritas
peningkatan
infrastruktur
pendukungperekonomian daerah dan pengembangan wilayah,ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.44 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Tahun 2015 No. 1.
Indikator Luas irigasi kondisi baik
kabupaten
dalam
Satuan
Target
Realisasi
Capaian
Persen
77
78
101
Uraian Pencapaian Indikator: Tahun 2015 total luas saluran irigasi di Kabupaten Pati sebesar 1.852,782 Km, yang ada dalam kondisi baik seluas 1.445,168 Km(78%). Dilihat dari target dalam Penetapan Kinerja (77%) berarti kinerja Kabupaten Pati dalam meningkatkan kualitas dan jaringan irigasi dapat dikategorikan berhasil (101%). Jaringan irigasi merupakan keseluruhan saluran yang terdiri dari saluran primer, saluran sekunder dan saluran tersier yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah (subak), dengan kondisi baik yang dimaksud adalah jaringan irigasi memiliki kerusakan saluran irigasi < 10 % dari total panjang saluran irigasi. Berikut data realisasi luas irigasi kabupaten
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |69
dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km. Hal ini dapat dilihat dari keterangan yang ada dibawah ini.
Tabel 3.45 Luas Saluran Irigasi Yang Ada di Kabupaten Pati No.
Nama
Luas Baku
Kondisi Baik
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Induk 59,703 Km Sekunder 558,202 Km Pembuang 141,943 Km Suplesi 6,654 Km Gendong 7,840 Km Tersier 1.078,440 Km Jumlah 1.852,782 Km Saluran Irigasi Dalam Kondisi Baik : 78%
Kondisi Sedang
46,568 Km 435,397 Km 110,715 Km 5,190 Km 6,115 Km 841,183 Km 1.445,168 Km
Kondisi Rusak
2,985 Km 27,910 Km 7,097 Km 0,333 Km 0,392 Km 53,922 Km 92,639 Km
10,150 Km 94, 895 Km 24,131 Km 1,131 Km 1,333 Km 183,335 Km 314,975 Km
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015
Dari tabel 3.47 di atas dapat diketahui bahwa luas irigasi Kabupaten Pati dalam kondisi baik sepanjang 1.445,168 Km dari luas baku sepanjang 1.852,782 Km sebesar 78%, melebihi dari target yang ditetapkan sebesar 77%. Dan ini berartipersentase capaian indikatornyasebesar 101% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun 20132015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.46 Capaian Indikator Sasaran Strategis 14 Terhadap Target Akhir RPJMD No. 1.
Indikator Luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik
Tahun 2013 T 74
R 70
Tahun 2014 T R 75 57
Tahun 2015 T 77
R 78
C 101%
Target Akhir RPJMD 85%
Capaian s/d 2015 thd 2017 92%
Persentase luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik tahun 2013 dari target yang telah ditetapkan sebesar 74% dapat terealisasi sebesar 70%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 95% dan masuk dalam kategori sangat tinggi. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 75% dapat terealisasi sebesar 57%. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2014 turun dari tahun sebelumnya menjadi 76% dan masuk dalam kategori tinggi. Sementara pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 77% dapat terealisasi lebih tinggi yaitu 78%, yang berarti capaian indikatornya sebesar 101% dan masuk kategori sangat tinggi. Pencapaian kinerja tahun 2014 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, kondisi saluran irigasi dalam kondisi baik tahun 2014 hanya 57% sedangkan tahun 2013 mencapai 70%. Penurunan ini disebabkan oleh banjir yang terjadi di Kabupaten Pati awal tahun 2014 yang memberikan kontribusi pada kerusakan saluran irigasi di kabupaten Pati. Berdasarkan tabel 3.48 diatas dapat kita ketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator luas irigasi kabupaten dalam kondisi baik mengalami peningkatan dengan rata-rata capaiannya sebesar 91% dan termasuk dalam kategori
sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pelayanan kesehatan lingkungan, sarana dan prasarana air bersih serta permukiman layak huni,
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |70
sehat dan berwawasan lingkungan melalui pembinaan dan fasilitasi pengembangan infrastruktur permukiman telah berhasil dengan baik, terlebih dengan melihat perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar 101% terhadap target akhir RPJMD yang hanya sebesar 85% sehingga terdapat surplus sebesar 16%. Keberhasilan capaian kinerja tersebut tidak terlepas dari dukungan program dan kegiatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah dengan anggaran Rp. 44.968.810.874,00 yang terserap 85%, atau 52.690.302.000,00 meliputi: (a)
Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong;
(b)
Program peningkatan partisipasi masyarakat dalam membangun desa;
(c)
Program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air limbah;
(d)
Program pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh; dan
(e)
Program pengembangan kinerja pengelolaan persampahan.
Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman
15
Indikator dari perumahan dan kawasan pemukiman yang berkualitas dapat dilihat dari penggunaan listrik oleh rumah tangga dan rumah yang layak huni, dari dua indikator ini Kinerja Kabupaten pati dalam meningkatkan kualitas perumahan dan kawasan permukiman sangat tinggi. Tabel 3.47 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Tahun 2015 No. 1. 2.
Indikator
Satuan
Rumah tangga pengguna listrik Rumah layak huni
Target
Persen Persen
Realisasi 90 99,68 92 74 Rata-Rata Capaian
Capaian 111 80 95,5
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Rumah tangga pengguna listrik. Realisasi kinerja dari indikator rumah tangga pengguna listrik dapat dilihat dari
rasio elektrifikasi kabupaten/kota di Kabupaten Pati, yang dapat dilihat dari tabel 3.50 berikut ini. Tabel 3.48 Rumah Tangga Pengguna Listrik di Kabupaten Pati No. 1.
Kab./Kota
Jml KK
Jml KK Berlistrik
Pati
470.014
468.499
Rasio Elektrifikasi Kab./Kota 99,68
Jml Dusun 1.106
Jml Dusun Belum Berlistrik 53
Jml Desa 401
Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Pati, 2015
Persentase rumah tangga pengguna listrik pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 90% terealisasi 99,68%. Atau tercapai 111% Rumah layak huni
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |71
Bahwa kewajiban pemerintah untuk menyediakan kebutuhan dasar oleh warganya seperti papan/ tempat tinggal. Sesuai indikator SPM bidan perumahan rakyat tahun 2015 jumlah penduduk di kabupaten Pati ada 1.207.399, dengan jumlah rumah 355.584, dengan jumlah rumah tidak layak huni mencapai 94.941 atau73%. rumah layak huni 260.643 rumah.
Cakupan ketersediaan rumah layak huni adalah cakupan pemenuhan
kebutuhan rumah yang memenuhi persyaratan keselamatan bangunan dan kecukupan minimum luas bangunan serta kesehatan penghuninya. Persentase rumah layak huni di Kabupaten Pati hingga tahun 2015 tercapai 74%. dari target yang ditetapkan sebesar 92% atau tercapaian 80% . Realisasi kinerja indikator rumah layak huni ini dapat dilihat dari Cakupan ketersediaan rumah layak huni Kabupaten Pati tahun 2015 berikut ini.
1 2 3 4 5
Tabel INDIKATOR SPM Cakupan Ketersediaan rumah layak huni TAHUN 2015 Jumlah penduduk Kabupaten Pati Berdasarkan data dari Dinas 1.207.399 Duk Capil Pati (penduduk tahun 2013) Jumlah Rumah di Kabupaten (bidang Cipta Karya) 355.584 Jumlah Rumah Tidak layak (Bidang Cipta Karya) 94.941 BackLOG (Database Perumahan DPU Kab. Pati) Jumlah Rumah Layak Huni 260.643 Sumber: Laporan SPM Dinas Pekerjaan UMUM Kab. Pati 2015
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian indikator kinerja sasaran dari tahun 20132015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.50 Capaian Indikator Sasaran Strategis 15 Terhadap Target Akhir RPJMD No.
Indikator
1.
Rumah tangga pengguna listrik (%) Rumah layak huni (%)
2.
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
T
R
T
88,5
23,1
89
99,68
90
99,68
88
25
90
71
92
74
R
T
R
111%
Target Akhir RPJMD 92%
Capaian s/d 2015 thd 2017 108%
80%
96%
77%
C
Untuk mencapai target sasaran meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman program kegiatan yang telah dilakukan adalah: program pengembangan perumahan, program lingkungan sehat perumahan, kegiatan penyuluhan dan pengawasan kualitas lingkungan sehat perumahan dan kegiatan pelaksanaan kegiatan pemugaran rumah tidak layak huni dan penataan permukiman.
Sejalan dengan meningkatnya roda perekonomian, menjadikan kebutuhan energi listrik juga semakin meningkat. Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten Pati tahun 2013 sebanyak 281.336 pelanggan naik menjadi 305.103 pelanggan pada tahun 2014. Jumlah energi listrik yang didistribusikan di Kabupaten Pati pada tahun 2013 tercatat sebesar 526.976.532 KWh. Angka ini turun menjadi 358.760.316 KWh pada tahun 2014. Penyaluran energi listrik di Kabupaten Pati dilaksanakan oleh 3 Unit Pelayanan Pelanggan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |72
dan Jaringan (UPJ) yaitu UPJ Pati, UPJ Juwana, dan sebagian UPJ Bangsri untuk wilayah Pati utara. Jika dilihat dari daya yang terpasang, sebagian besar pelanggan listrik dengan daya terpasang 450 watt sebanyak 241.197 pelanggan dari total 305.103 pelanggan pada tahun 2014. Sedangkan pelanggan dengan daya terpasang 900 watt sebanyak 49.618, daya terpasang 1300 watt sebanyak 7.291, dan 6.997 pelanggan dengan daya terpasang diatas 1300 watt. Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati rumah tangga Rumah tangga pengguna listrik sebanyak 468.499 Rumah Tangga atau sebesar 99.68%, bila dibanding dengan target yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka sudah mengalami surplus 2.76%. Prosentase Rumah layak huni Sampai dengan tahun ke-3 RPJMD 2012-2017 Kabupaten Pati 261.626 unit rumah atau sebesar 73%, bila dibanding dengan target 96% yang harus terpenuhi di tahun 2017 maka kekurangannya sebesar (26,04%), bila dilihat dengan waktu yang tersisa maka cukup membutuhkan kerja keras kemungkinan target 85% di akhir masa RPJMD 2012-2017 untuk memenuhinya. Tahun 2015 untuk mencapai sasaran Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Pemerintah Kabupaten Pati menganggarkan dana sebesar Rp. 20.091.886.850,00
terserap 84% atau Rp. 16.798.669.052,00 untuk melaksanakan
program-program; a) Program Pengembangan Perumahan; b) Program Lingkungan Sehat Perumahan; c) Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong; d) Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar; e) Program Pengembangan Lingkungan Sehat.
3.2.7 Tujuan:
“Meningkatnya peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi”
Dalam upaya meningkatkan peran pengusaha dan investor dalam kerjasama investasi, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |73
Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi
16
Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan promosi dan kerjasama investasi, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya. Tabel 3.51 Capaian Sasaran Strategis 16 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Jumlah investor berskala nasional (PMDN/PMA) Jumlah nilai investasi berskala nasional
Unit
2.
Target
Realisasi
Capaian
14
19
136%
1.043
4.866
467%
Rata-Rata Capaian
294%
Milyar
Uraian Pencapaian Indikator: Tahun 2015 minat pengusaha untuk berinvestasi di Kabupaten Pati cukup besar, harapan masuknya 14 unit investor tercapai 19 unit investor 136%, terdiri dari 2 unit 4 PMA dan 17 unit PMDN. Namun nilai investasi yang masuk totalnya belum memenuhi target, hanya 467% dari target yang ditetapkan yaitu 1.043 M 389,26 milyard tercapai 4.866 M masuk tahun ini. Tabel 3.52 Data PMDN dan PMA Kabupaten Pati Tahun 2015 No.
Nama Perusahaan
1 2
PT. KELUARGA SEHAT SEJAHTERA PT. DEWI PENGAYOM BANGSA
3 4
UD. HARTATIK - JUWANA WATER FANTASY (JWF) CV. KARYA INDUSTRI NUSANTARA
5 6 7
PT. KEBON AGUNG PT. NEW RATNA MOTOR PT. MULTI BETON KARYA MANDIRI
8 9
PT. GARUDAFOOD PUTRA PUTRI JAYA PT. DUA KELINCI
10
PT. TRI JAYA TISSUE
11 12
CV. RAJAWALI PERKASA FURNITURE PT. INDOCITRA PUTERA SAMUDERA
13
17
YAYASAN BUMI WALI SONGO - RSU. MITRA BANGSA PT. KELOLA LAUT NUSANTARA PT. SAHABAT MULIA SAKTI YAYASAN KESEJAHTERAAN MUSLIMAT NAHDLATUL ULAMA PATI - RUMAH SAKIT ISLAM PATI PT. LAYANTARA UTAMA
18 19
PT. FARMER SUKSES MAKMUR PT. BULAN BARU INDONESIA
14 15 16
Jenis Permohonan
Investasi (Dalam Rp. Juta)
Bidang Usaha
Negara
Jasa Rumah Sakit Swasta Jasa Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Luar Negeri Kegiatan Taman Bertema Atau Taman Hiburan Pengelolaan Dan Pembuangan Sampah Yang Tidak Berbahaya Industri Gula Perdagangan Eceran Mobil Baru Industri Barang Dari Semen dan Kapur Untuk Konstruksi Industri Makanan dari Cokelat dan Kembang Gula Industri Makanan Dari Kedelai Dan KacangKacangan Lainnya Bukan Kecap, Tempe dan Tahu, Industri Produk Roti Dan Kue dan Industri Minuman Lainnya Industri Barang Dari Kertas Dan Papan Kertas Lainnya Industri Furnitur Industri Pengolahan dan Pengawetan Lainnya Untuk Ikan Jasa Rumah Sakit Swasta
Indonesia Indonesia
PMDN PMDN
85.000 4.000
Indonesia Indonesia
PMDN PMDN
5.000 3.650
Indonesia Indonesia Indonesia
PMDN PMDN PMDN
54.630 23.500 3.000
Indonesia Indonesia
PMDN PMDN
144.652,2 470.981,6
Indonesia
PMDN
6.434,9
Indonesia Indonesia
PMDN PMDN
5.820 5.000
Indonesia
PMDN
37.617,7
Industri Berbasis Daging Lumatan dan Surimi Industri semen Jasa Rumah Sakit Swasta
Indonesia Indonesia Indonesia
PMDN PMDN PMDN
2.375 3.967.000 20.438,7
Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Nelayan (SPDN) dan Perdagangan Eceran Bahan Bakar Solar Khusus Nelayan (SPDN) Perdagangan besar Wisata tirta
Indonesia
PMDN
3.400
Singapura Inggris
PMA PMA Total
13.600 10.880 4.866.980,1
Sumber: KPPT Kabupaten Pati, 2015
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |74
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.53 Capaian Indikator Sasaran Strategis 16 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 No.
Indikator
1.
Jumlah investor berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional
2.
1.
12
16
13
21
14
19
136%
Target Akhir RPJMD 17
863
199
1.025
317,03
1.043
4.866
467%
1.600
T
Tahun 2014
R
T
Tahun 2015
R
T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 100% 304%
Jumlah investor berskala nasional Jumlah investor berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan
sebesar 12 unit hanya dapat tercapai sebesar 16 unit. Ini berarti capaian indikator pada tahun 2013 sebesar 144%.Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang telah ditetapkan sebesar 13 unit dapat tercapai 21 unit. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sebesar 162% atau naik sebesar 28,7%.Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar 14 unit realisasinya mencapai19 unit. Ini berarti persentase capaiannya sebesar 136%, turun 26% dari tahun sebelumnya. Jumlah investor berskala nasional yang berinvestasi di Kabupaten Pati selama 3 tahun terakhir melebihi target yang ditentukan dengan rata-rata capaian sebesar 138,76% da.
Hal
ini
menunjukkan
bahwa
kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Pati
dalam
rangkameningkatkan minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil dengan baik, terlebih lagi melihat perbandingan antara realisasi tahun 2015yang sebesar 19 unit dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 17 unit juga, sehingga telah melebihi dari 2 unit. 2.
Jumlah nilai investasi berskala nasional Jumlah nilai investasi berskala nasional tahun 2013 dari target yang ditetapkan
sebesar 863 M, hanya tercapai sebesar 199 M. Ini berarti capaian pada tahun 2013 hanya sebesar 23,06%. Sedangkan pada tahun 2014 dari target yang ditetapkan sebesar 1.025 M hanya tercapai 317,03 M. Ini berarti capaian pada tahun 2014 sedikit mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu sebesar 30,93%. Dan pada tahun 2015 daritarget yang ditetapkan sebesar 1.043 M realisasinya dapat mencapai4.866 M. Ini berarti persentase capaian tahun 2015mengalami peningkatan yang sangat signifikan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu sebesar 467%. Dari tabel 3.55 diatas dapat diketahui bahwa selama 3 (tiga) tahun terakhir capaian indikator jumlah nilai investasi berskala nasional cenderung mengalami kenaikan dengan rata-rata capaiannya sebesar 174% dan termasuk dalam kategori sangat tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam upaya meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi telah berhasil, terlebih melihat
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |75
perbandingan realisasi tahun 2015 yang sebesar 4.866 M jauh lebih tinggi dari target akhir RPJMD yang hanya sebesar 1.600 M. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi dibiayai dengan anggaran sebesar Rp. 9.413.806.000,00 dengan serapan anggaran 86% atau Rp. 8.125.586.919,00. Program kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi; b) Program pengembangan Kemitraan; c) Program penataan struktur industri; d) Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri; e) Program pengembangan sentra-sentra industri potensial.
3.2.8 Tujuan:
“Meningkatnya kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan”
Dalam upaya meningkatkan kreatifitas, ketrampilan, kewirausahaan pemuda, perlindungan sosial, tenaga kerja dan lembaga ketenagakerjaan serta penanggulangan kemiskinan, sasaran yang hendak diwujudkan Pemerintah Kabupaten Pati meliputi meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja, meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS serta meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Uraian dari pencapaian kinerja tiap sasaran adalah sebagai berikut:
Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja
17
Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 yaitu prioritas peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, realisasi dari 2 indikator yang digunakan untuk mengukur kinerjanya rata-rata tercapai dalam kategori tinggi, Tabel 3.54 Capaian Sasaran Strategis 17 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1. 2.
Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka
Persen Persen
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Target 73,01 6,77
Realisasi 67,85 6,08
Capaian 93 90
Halaman |76
Uraian Pencapaian Indikator Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
merupakan
ukuran
yang
menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). TPT adalah angka yang menunjukkan banyaknya pengangguran, terhadap 100 penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. Tingkat
Partisipasi
Angkatan
Kerja
(TPAK)
merupakan
ukuran
yang
menggambarkan perbandingan jumlah angkatan kerja terhadap penduduk usia kerja (usia 15+). Tingkat partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Pati tahun 2015,
sebesar
67,85%, yang diperoleh dari perbandingan jumlah angkatan kerja sebesar 651.635 orang terhadap jumlah penduduk usia kerja sebesar 960.469 orang. artinya dari total jumlah penduduk yang termasuk usia kerja atau tenaga kerja, sebesar 67,85%, masuk sebagai angkatan kerja yang terlibat aktif dalam kegiatan perekonomian. Jadi hanya sekitar sepertiga dari penduduk usia kerja yang bukan angkatan kerja. Tingkat
Pengangguran
Terbuka(TPT)
adalah
angka
yang
menunjukkan
banyaknya pengangguran, terhadap 100penduduk yang masuk kategori angkatan kerja. TPT ini memberikan indikasi tentang penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati pada tahun 2015 sebesar 6,08%, yang diperoleh dari perbandingan antara jumlah pengangguran sebesar 39.607 orang terhadap jumlah angkatan kerja sebesar 651.635 orang. Hasil ini berarti capaian indikator tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati tinggi.TPT Kabupaten Pati sebesar 6,08 artinya dari setiap 100 orang angkatan kerja yang ada di Kabupaten Pati terdapat 6-7 orang yang menganggur atau sedang mencari pekerjaan.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.55 Capaian Indikator Sasaran Strategis 17 Terhadap Target Akhir RPJMD No.
Indikator
1.
Tingkat partisipasi angkatan kerja Tingkat pengangguran terbuka
2.
1.
Tahun 2013
Tahun 2014
T
T
72,39
71,2
72,70
68,91
73,01
67,85
93
Target Akhir RPJMD 73,40
7,33
7,3
6,9
6,37
6,77
6,08
90
6,60
R
R
Tahun 2015 T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 92 92
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK
Kabupaten Pati pada
tahun2014 sebesar
68,91%
lebih
rendah
biladibandingkan dengah tahun 2013 sebesar 71,2% dan menurun kembali di tahun 2015 menjadi 67,85%. Halini menunjukkan semakin besar bagian dari penduduk usia kerja yang sesungguhnya masihberusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif. Selama kurun waktu tahun 2013-2015 TPAK di Kabupaten Pati terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Ini dapat diartikanbahwa terjadi penurunan partisipasi tenagakerja dalam pasar kerja. Keterlibatantenaga kerja secara aktif dalam perekonomian semakin
membesar.Jumlah
penduduk
usia
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
kerja
(tenaga
kerja) yang
semakin Halaman |77
meningkatakan membawa beberapa konsekuensi dalam ketenagakerjaan.Sebagian penduduk usia kerja akan masuk dalam angkatan kerja dansebagian lainnya masuk dalam kategori bukan angkatan kerja. 2.
TingkatPengangguran Terbuka (TPT) Tabel 3.56 TPT dan TPAK Kabupaten Pati 2012 – 2015 TAHUN 2012
2013
2014
2015
TPT
12,74
7,3
6,37
6,08
TPAK
70,94
71,20
68,91
67,85
Sumber: Dinsosnakertrans Kabupaten Pati, 2015
Penduduk usia kerja yang masuk ke dalam kelompok angkatan kerja apabila tidak terserap pada pasar kerja maka menjadi pengangguran. Padahal kemampuan pasar kerja dalam menyediakan lapanganpekerjaan sangat terbatas. Selama dalam kurun waktu 3 tahun terakhir terjadi penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kabupaten Pati, dimana tahun 2014 turun sebesar 2,29% dari tahun sebelumnya, begitu juga tahun 2015 yang turun kembali sebesar 1,06%. Melihat realisasi tahun 2015 yang telah melebihi target akhir RPJMDmaka dapat dikatakan bahwa program yang telah dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkat mengurangi tingkat pengangguran telah berhasil dengan baik, dan tinggi mempertahankannya sampai akhir RPJMD 2017. Pencapaian
kinerja
sasaran
meningkatnya
produktifitas
tenaga
kerja,
penempatan kerja dan sarana informasi bursa kerja dalam kategori tinggi, angaran yang digunakan sebesar
Rp. 4.589.962.000,00 dengan serapan anggaran 89% atau Rp.
4.087.284.500 ,00 untuk membiayai program-program sebagai berikut: a) Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi; b) Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja; c) Program Peningkatan Kesempatan Kerja; d) Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda.
18
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS
Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |78
dalam peningkatan keberdayaan dan kesejahteraan masyarakat, ada 1 (satu) indikator untuk menilai kinerjanya dan menunjukan kineja yang sangat tinggi. Tabel 3.57 Capaian Sasaran Strategis 18 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Persen
Target
Realisasi 0,09
Capaian
0,17
189%
Rata-Rata Capaian
189%
Uraian Pencapaian Indikator: Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) adalah seseorang atau keluarga yang karena suatu hambatan, kesulitan atau gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan karenanya tidak dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani dan sosial) secara memadai dan wajar.
Hambatan, kesulitan dan
gangguan tersebut dapat berupa kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, ketunaan sosial maupun perubahan lingkungan (secara mendadak) yang kurang mendukung atau menguntungkan. PMKS di Kabupaten Pati yang memperoleh bantuan sosial pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 0,09% realisasinya mencapai 0,17%. Ini berarti persentase capaian tahun 2015 sebesar 189% dan masuk dalam kategori sangat tinggi.. Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013-2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.58 Capaian Indikator Sasaran Strategis 18 Terhadap Target Akhir RPJMD No.
Indikator
1.
PMKS yang memperoleh bantuan sosial
Kurun waktu
Tahun 2013
Tahun 2014
Tahun 2015
T
R
T
R
T
R
C
0,09
0,17
0,09
0,16
0,09
0,17
189%
Target Akhir RPJMD 0,1
Capaian s/d 2015 thd 2017 170%
tahun terakhir capaian persentase PMKS yang memperoleh
bantuan sosial selalu melebihi target yang ditentukan.Tahun 2014 capaian realisasinya turun sebesar 0,01% dari tahun sebelumnya. Sementara pada tahun 2015 kembali meningkat sebesar 0,01% dari tahun 2014. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja Pemerintah Kabupaten Pati dalam rangkameningkatkan pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS telah berhasildengan baik, terlebih lagi melihat selisih antara realisasi tahun 2015dengan target akhir RPJMD yang hanya sebesar 0,07%. Dalam usaha mencapai sasaran meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS Pemerintah Kabupaten Pati telah menetapkan kebijakan: (a)
Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan serta bantuan bagi PMKS;
(b)
Peningkatan kualitas hidup PMKS terhadap pelayanan sosial dasar melalui peningkatan fasilitas pelayanan publik;
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |79
(c)
Peningkatan kualitas penanganan PMKS dalam melindungi dan mengembalikan fungsi sosial dalam masyarakat;
(d)
Peningkatan partisipasi masyarakat dalam penanganan PMKS;
(e)
Peningkatan kualitas penanganan PMKS;
(f)
Meningkatkan pemberdayaan kelembagaan panti sosial dan anak yatim. Agaran yang disediakan dalam APBD Kabupaen Pati sebesar Rp. 2.400.975.300,00
dan mengalami penurunan di APBD-Perubahan hingga menjadi Rp. 1.217.175.300,00 terserap sebesar 86% atau senilai Rp. 1.049.175.100,00, program yang dilaksanakan untuk mencapai kinerja sangat tinggi ini adalah: a) Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya; b) Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial; c) Program pembinaan anak terlantar; d) Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma; e) Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan; f)
Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya);
g) Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa; h) Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR; i)
Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial;
j)
Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS.
19
Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja
Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja merupakan sasaran strategis yang masuk dalam perioritas Rencana Kerja Pembangun Daerah Kabupaten Pati tahun 2015 sebagi prioritas dalam peningkatan kapasitas industri dan perdagangan, ada 2 (dua) indikator untuk menilai kinerjanya dicapai dengan kategori tinggi. Tabel 3.59 Capaian Sasaran Strategis 19 Tahun 2015 No.
Indikator
Satuan
1.
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Persentase UMK terhadap KHL
Persen
2.
Persen
Target
Realisasi
Capaian
72,73
92
100 100,44 Rata-Rata Capaian
100
79
Uraian Pencapaian Indikator: 1.
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten
Pati tahun 2015 sebanyak 17.222 orang terhadap jumlah tenaga kerja yang ada sebesar 23.680 orang atau 72,73%, dari target yang ditetapkan sebesar 79%. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |80
2.
Persentase UMK terhadap KHL Dasar penetapan UMK UMP 2015 adalah No.9 tahun 2013 tentang Kebijakan
penetapan Upah Minimum dalam Rangka Keberlangsungan Usaha dan Peningkatan Kesejahteraan Pekerjaserta Permenakertrans No. 7 tahun 2013 tentang Upah Minimum. Berdasarkan
ketentuan
Peraturan
Menteri
Tenaga
Kerjadan
Transmigrasi,
penetapan UMP oleh gubernur paling telat 60 hari sebelum 1 Januari (2015), sedangkan UMK (Kabupaten/Kota) paling telat 40 hari sebelum 1 Januari (2015). Upah Minimum Provinsi yang selanjutnya disingkat UMP adalah Upah Minimum yang berlaku untuk seluruh kabupaten/kota di satu provinsi.
Untuk masing-masing
provinsi, besaran UMP ditetapkan oleh Kepala Pemerintah daerah setempat dalam hal ini adalah Gubernur. Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) 2015 di wilayah Jawa Tengah (Jateng) telah ditetapkan Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo pada hari Kamistanggal 20 Oktober tahun 2014 Keputusan UMK pada 35 kabupaten/kota ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Jateng No.560/85/2014 teranggal 20 November 2014.
Kabupaten Pati sebesar Rp.
1.176.500 dari berdasarkan survei KHL bulan Januari-Setember 2014 dan estimasi bulan Oktober-Desember diperoleh rata-rata KHL Kabupaten Pati sebesar 1.171.391,01 dengan demikian UMK terhadap KHL di Kabupaten Pati sebesar 100,44% Persentase UMK terhadap KHL yang ada di Kabupaten Pati pada tahun 2015 dari target yang ditetapkan sebesar 100% dapat teralisasi sebesar 100%.
Evaluasi dan Analisis Kinerja Dilihat dari perkembangannya capaian masing-masing indikator kinerja sasaran dari tahun 2013 – 2015 dan target yang harus dicapai pada akhir RPJMD dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 3.60 Capaian Indikator Sasaran Strategis 19 Terhadap Target Akhir RPJMD Tahun 2013 No.
Indikator
1.
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja Persentase UMK terhadap KHL
2.
75
3
77
3
79
72,73
92
Target Akhir RPJMD 83
100
100
100
100
100
90
90
100
T
Tahun 2014
R
T
R
Tahun 2015 T
R
C
Capaian s/d 2015 thd 2017 88
90
Jumlah tenaga kerja yang memperoleh jaminan sosial tenaga kerja di Kabupaten Pati tahun 2014 mengalami peningkatan sebanyak 2.434 orang dari tahunsebelumnya yang berjumlah 17.890 orang. Sementara tahun 2015 justru mengalami penurunan sebesar 3.142 orang. Ketetapan UMK ini akan mulai diberlakukan pada 1 Januari 2015. Berdasarkan data, besaran UMK yang paling tinggi yakni di Kota Semarang dengan Rp 1.685.000. Adapun besaran UMK terendah di Jawa Tengah adalah di Kabupaten Banyumas sebesar Rp 1.100.000. Dibanding tahun 3 tahun sebelumnya, UMK 2015 Dari besarnya UMK Jawa Tengah 2015 yang sudah di jabarkan diatas, rata-rata peningkatan kenaikan UMK propinsi
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |81
jawa tengah tahun 2015 sekitar 10 %, meskipun ada beberapa kota/kabupaten yang peningkatan UMKnya masih dibawah 10%. Kabupaten Pati mengalami kenaikan sebesar 16% dibanding 2014. Keputusan tersebut juga mengatur bahwa upah minimum ini merupakan terendah, yang terdiri dari upah pokok termasuk tunjangan tetap. UMK berlaku bagi pekerja dengan tingkat paling rendah yang memiliki masa kerja kurang dari satu tahun. Pengusaha yang tidak mampu melaksanakan ketentuan UMK bisa mengajukan penangguhan kepada Gubernur ataupun pejabat yang ditunjuk sesuai perundangundangan. Penangguhan UMK dilajukan paling lama 10 hari sebelum berlakunya UMK pada 1 Januari 2015. Berikut daftar UMK Kabupaten Pati periode tahun 2010-2015: Tabel 3.61 Kebutuhan Hidup Lajang dan Upah Minimum Kabupaten Pati Menurut Kabupaten/Kota di Jawa Tengah Tahun 2010-2015
TAHUN 2011 2012 2013 2014 2015
KHL 779.590,00 7 93.351,46 850.253,88 927.600,00 1.171.391,00
UMK 769.550,00 837.500,00 927.600,00 1.013.027,00 1.176.500,00
Sumber: Diolah dari berbagai sumber, 2015
Keberhasilan capaian kinerja tinggi dalam upaya meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja kinerjanya
didukung oleh penggunaan dana senilai Rp.
463.374.750,00 daria nggaran sebesar Rp.495.350.500,00 atau terserap9 4%. Ini digunakan dalam
melaksanakan
Program
Perlindungan
dan
Pengembangan
Lembaga
Ketenagakerjaan. 3.3
REALISASI ANGGARAN Setelah
APBD
2.440.477.453.000,00
Perubahan dengan
total
perincian
anggaran belanja
belanja
tidak
berubah
langsung
menjadi
sebesar
Rp
1.525.326.552.000,00 dan belanja langsung sebesar Rp. 915.150.901.000,00 Terdapat penambahan angaraan belanja sebesar 19% dari APBD sebelum Perubahan. Tabel 3.62 Target Belanja Daerah APBD Perubahan Uraian Target % (Rp) Belanja Tidak 1.525.326.552.000 62,50% langsung Belanja Langsung 915.150.901.000 37,50% Total belanja 2.440.477.453.000 100% Sumber: Peraturan Bupati tentang Penjabaran Pertanggungjawaban Keuangan Pemda Pati, 2015
Serapan anggaran belanja pada tahun 2015 sebesar Rp. 2.417.822.908.102,00 atau 99,07% terdiri dari Rp. 1.514.318.159.173,00 (99,28%) Belanja Langsung dan Rp. 903.504.748.929,00 (98,73%) belanja tidak langsung dari tota langgaran yang dialokasikan ini meningkat dibanding tahun 2014 serapan angaran hanya 85% saja. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman |82
Belanja
langsung
yang
utama
untuk
program-program
prioritas
sebesar
Rp.
637.187.821.075,00 Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran Terserap rata-rata 82%, program/kegiatan di sasaran meningkatnya budaya baca masyarakat dan sasaran meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin tercapai (100%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran 10. Meningkatnya produksi pertanian. (21%). Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2015 yang dialokasikan untuk membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan pada tabel berikut: Tabel 3.63 RINGKASAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN PER SASARAN PEMERINTAHAN DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 SASARAN 1. 2.
3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11. 12.
13. 14.
15. 16. 17.
18. 19.
Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. Meningkatnya budaya baca masyarakat. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan dasar dan rujukan Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM. Meningkatnya produksi pertanian. Meningkatnya produksi Perikanan Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja. Jumlah
Angaran APBD APBD P 57.511.539.000 72.359.696.000
65.413.477.293
90%
12.459.081.000
16.329.856.000
15.926.795.461
98%
406.551.000 427.394.000
406.551.000 317.394.000
406.112.000 266.184.800
100% 84%
28.770.052.000
177.144.543.000
150.327.513.850
85%
16.373.405.000
39.281.451.300
18.706.182.255
48%
48.395.433.000
11.864.955.000
10.861.931.211
92%
2.678.557.700
2.803.616.700
2.743.281.926
98%
2.505.807.000
3.253.624.000
1.779.355.606
55%
10.624.601.000 11.965.597.000 84.068.863.925
38.151.026.000 21.360.446.000 164.035.248.425
7.964.042.180 20.146.843.307 136.440.077.630
21% 94% 83%
929.000.000
1.380.931.000
1.256.445.075
91%
21.224.505.500
52.690.302.000
44.968.810.874
85%
14.317.699.850
20.091.886.850
16.798.669.052
84%
6.741.448.000
9.413.806.000
8.125.586.919
86%
3.326.462.000
4.589.962.000
4.087.284.500
89%
2.400.975.300
1.217.175.300
1.049.175.100
86%
495.350.500
495.350.500
463.374.750
94%
425.622.322.775
637.187.821.075
507.731.143.789 Rata-rata realisasi
82%
Realisasi Tertinggi
100%
Realisasi Terendah
21%
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Serapan
%
Halaman |83
BAB IV PENUTUP
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati Tahun 2015 merupakan pertanggungjawaban atas kinerja instansi pemerintah dalam rangka mencapai sasaran dengan target indikator yang telah ditetapkan yang tertuang dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Pati 2015 Merujuk pada Rencana Strategis Kabupaten Pati 20122017. Dalam mengelola kepercayaan masyarakat Kabupaten. Banyak kedala yang dihadapi dalam Pencapaian Kinerja Pemerintah Kinerja Kabupaten Pati,
faktor utama adalah perencanaan yang tidak akurat untuk mencapai
target yang dicanangkan, reviu atas RPJMD 2012-2017 tidak dilaksanakan dimana targettarget yang terdapat didalamnya banyak yang tidak realistis artinya terlalu besar dibanding dengan kemampuan baik dari segi SDM maupun anggaran, ada beberapa program dan dengan anggaran yang sudah direncanakan tidak dapat teserap sehingga berdampak pada capaian kinerja yang ditargetkan, sebaliknya beberapa sasaran meskipun dari sisi anggaran tidak terserap atau serapannya kecil namun target kinerja dicapai dengan sangat berhasil ini menunjukan bahwa sisi penganggaran yang kurang tepat dimana seharusnya dapat dialokasikan pada sasaran yang memang membutuhkan anggaran yang cukup besar untuk sampai dengan outcome yang dikehendaki. Secara umum hal yang dapat dilakukan dalam rangka pencapaian kinerja yang lebih baik oleh Pemerintah Kabupaten Pati kedepan adalah sebagai berikut: a. Penegasan komitmen seluruh jajaran Pemda Kabupaten Pati dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan; b. Reviu atas dokumen perencanaan hingga sesuai dengan kondisi dan kemampuan Pemerintah Kabupaten Pati; c. Dilakukan upaya-upaya untuk peningkatan pengawasan dan monitoring secara periodik
tentang
capaian
Kinerja
Pemerintah
Kabupaten
Pati,
serta
peningkatan kemampuan teknis di jajaran Pemerintah Kabupaten Sehingga dapat secepatnya dievaluasi kemudian dilakukan rencana aksi dalam mencapai target kinerja yang telah ditetapkan; d. Membangun basis data di setiap SKPD sehingga proses perencanaan, monitoring, maupun evaluasi program kegiatan maupun kinerja lebih akurat dan berhasil guna; e. Perlu adanya kebijakan yang mewadahi penerapan SAKIP di instansi pemerintah agar tercipta kejelasan arah dalam penerapan SAKIP yang baik dan benar di Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 84
jajaran instansi pemerintah, serta meningkatkan kualitas monitoring dan evaluasicapaian Peq'anjian Kine$a
f.
pelaksanaan
{PKf;
Pembangunan E-Sakip Muttak dilakukan untuk memperoleh hasif yang maksimal, karena dengan adarrnla E-Sakip maka dapat diintegrasikan antara perencanaan, pengorgtanisasian, dan pengawasan kinerja secara periodik dan berkala dengan
datayang akurat dan upto&te.
Akhirnya laporan Kine{a Instansi Pemerintah Kabupaten Pati tahun 2015 ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan evaluasi kineq'a bagi pihak yang membutuhkan, perD/empurrEan dokumen perencanaan periode yar]q akan dEitatv,, penyempurnaan pefaKanaan program dan kegiatan wng akan datang serta penyempurnaan berbagai kebijakan )rarg diperlukan.
Rryrar <Xinqb@ntun Eawint& qdrqdat Ed20/s
Halaman 185
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 86
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 87
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 88
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 89
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 90
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 91
TABEL RELASI PROGRAM DENGAN SASARAN STRATEGIS PERJANJIAN KINERJA 2015 Sasaran Strategis 1 1. Tercukupinya daya tampung pendidikan di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Program 2 Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun Program Pendidikan Anak Usia Dini Program Pendidikan Menengah
2. Meningkatnya kualitas dan relevansi pendidikan dijenjang pendidikan dasar dan menengah termasuk kualitas pendidikan dan tenaga kependidikan. 3. Meningkatnya budaya baca masyarakat. 4. Menurunnya AKI, AKB, AKBAL dan balita gizi buruk.
Program Pendidikan Non Formal Program Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Program Manajemen Pelayanan Pendidikan Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan Perpustakaan Program promosi kesehatan ibu, bayi dan anak melalui kelompok kegiatan dimasyarakat Program Perbaikan Gizi Masyarakat Program pengembangan bahan informasi tentang pengasuhan dan pembinaan tumbuh kembang anak Program peningkatan pelayanan kesehatan anak balita Program peningkatan keselamatan ibu melahirkan dan anak
5. Meningkatnyakualitasdankuantitaspelayananke sehatandasardanrujukan
Program Obat dan Perbekalan Kesehatan Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan Program pengadaan, peningkatan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata Program pemeliharaan sarana dan prasarana rumah sakit/ rumah sakit jiwa/ rumah sakit paru-paru/ rumah sakit mata Program peningkatan pelayanan kesehatan BLUD RSUD "RAA Soewondo"
6. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan bagi penduduk miskin. 7. Meningkatnya kesehatan lingkungan serta perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat.
Program pelayanan kesehatan penduduk miskin Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/ puskemas pembantu dan jaringannya Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Program Upaya Kesehatan Masyarakat Program Pengawasan Obat dan Makanan Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Program penyiapan tenaga pedamping kelompok bina keluarga Program pengembangan model operasional BKB-Posyandu-PADU Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
8. Meningkatnya kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan anak
Program Keluarga Berencana Program keserasian Kebijakan Peningkatan Kualitas Anak dan Perempuan Program Kesehatan Reproduksi Remaja Program Penguatan Kelembagaan Pengarusutamaan Gender dan Anak Program Peningkatan Kualitas Hidup dan Perlindungan Perempuan Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri Program peningkatan peran serta dan kesetaraan jender dalam pembangunan Program peningkatan peran perempuan di perdesaan
9. Meningkatnya fasilitasi dan penguatan kelembagaan koperasi, LKM dan UMKM.
Program penciptaan iklim usaha Usaha Kecil Menengah yang konduksif Program pengembangan industri kecil dan menengah Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil Menengah Program pengembangan lembaga ekonomi pedesaan Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah Program peningkatan dan pengembangan ekspor Program peningkatan kemampuan teknologi industri Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM)
10. Meningkatnya produksi pertanian.
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Program Peningkatan Ketahan Pangan (pertanian/perkebunan) Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Program peningkatan produksi pertanian/perkebunan Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 92
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak Program peningkatan produksi hasil peternakan Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan Program Peningkatan Ketahanan Pangan 11. Meningkatnya produksi Perikanan
Program pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan Program pengembangan budidaya perikanan Program pengembangan perikanan tangkap Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan Program pengembangan kawasan budidaya laut, air payau dan air tawar
12. Meningkatnya kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan dan jembatan serta sarana penunjang lainnya.
Program Peningkatan Jalan & Jembatan Program pembangunan jalan dan jembatan Program rehabilitasi/pemeliharaan jalan dan jembatan Program peningkatan sarana dan prasarana kebinamargaan Program pembangunan infrastruktur perdesaan
13. Meningkatnya ketersediaan jaringan air bersih dan sanitasi. 14. Meningkatnya kualitas dan kuantitas jaringan irigasi dan konservasi sumber daya air.
Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah Program pembangunan turap/talud/bronjong Program rehabilitasi/pemeliharaan talud/bronjong
15. Meningkatnya kualitas perumahan dan kawasan permukiman
Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan Pengairan lainnya Program Pengembangan, Pengelolaan, dan Konservasi Sungai, Danau dan Sumber Daya Air Lainnya Program Pengembangan Perumahan Program Lingkungan Sehat Perumahan Program pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Program perencanaan pengembangan kota-kota menengah dan besar Program Pengembangan Lingkungan Sehat
16. Meningkatnya minat pengusaha dan nilai investasi.
Program Peningkatan Promosi dan Kerjasama Investasi Program pengembangan Kemitraan Program penataan struktur industri Program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri Program pengembangan sentra-sentra industri potensial
17. Meningkatnya produktifitas tenaga kerja, penempatan tenaga kerja dan sarana informasi bursa kerja.
Program peningkatan kapasitas iptek sistem produksi Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja Program Peningkatan Kesempatan Kerja
18. Meningkatnya pelayanan dan perlindungan sosial bagi PMKS dan PSKS.
Program peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan hidup pemuda Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Lainnya Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial Program pembinaan anak terlantar Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma Program pembinaan pedagang kakilima dan asongan Program pembinaan eks penyandang penyakit sosial (eks narapidana, PSK, narkoba dan penyakit sosial lainnya) Program Penanggulangan Kemiskinan Masyarakat Desa Program pengembangan pusat pelayanan informasi dan konseling KRR Program Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial Program peningkatan penanggulangan narkoba, PMS termasuk HIV/AIDS
19. Meningkatnya perlindungan dan kesejahteraan tenaga kerja.
Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 93
Piagam Penghargaan UPSUS Swasembada Pangan
Piagam Penghargaan Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia Atas prestasinya dalam mendorong percepatan penerbitan Izin Usaha Mikro dan Kecil di Kabupaten Pati
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Pati 2015
Halaman | 94