PEMERIKSAAN PERTUMBUHAN DAN PERSONAL HYGIENE ANAK PRA SEKOLAH DI RA PESANTREN AL MADANIYAH
Ronasari Mahaji Putri 1, Neni Maemunah2,Wahidyanti Rahayu3 1,2,3) Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Masa balita merupakan masa penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada masa ini pertumbuhan dasar akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Penilaian pertumbuhan dan perkembangan dapat dilakukan sedini mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi dini melalui pemeriksaan kesehatan merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara komprehensif untuk menemukan adanya penyimpangan tumbuh kembang dan mengenal faktor resiko pada.Personal hygiene
adalah upaya yang dilakukan oleh individu untuk menjaga
kebersihan pribadinya agar terhindar dari penyakit. Masih rendahnya daya tahan tubuh anak di usia ini memungkinkan banyaknya penyakit yang akan diderita jika personal hygine anak tidak diperhatikan. Pengabdian masyarakat berupa pemeriksaan pertumbuhan dan personal hygiene anak dilakukan terhadap 42 anak pra sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah.Pemeriksaan pertumbuhan meliputi pengukuran berat badan,tinggi badan,lingkar lengan atas dan lingkar kepala.Sedangkan personal hygiene dilakukan melalui pemeriksaan kebersihan rambut,telinga,gigi dan kulit. Hasil didapatkan sebagian besar anak mempunyai berat badan dan tinggi badan yang seimbang, kebersihan rambut dan kulit yang baik. Sedangkan kebersihan telinga masih kurang dan banyak anak yang mengalami karies gigi.
Kata kunci : Pertumbuhan,Personal Hygiene,Anak Pra Sekolah
43
PENDAHULUAN
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari
Anak usia prasekolah adalah
proses
anak berusia tiga sampai dengan lima biologis,
spiritual
Berbagai
dan
banyak
ini.Banyak faktor yang mempengaruhi
permasalahan
penyakit, kesehatan gigi, masalah tidur,
2010. Prevalensi balita pendek juga
anak
terjadi penurunan sebanyak 1,2 %
(Soetjiningsih, tua
dalam
pertumbuhan
dan
mengikuti
dalam
perubahan
penurunan prevalensi gizi kurang pada balita
balita
keseimbangan
(Supariasa
Perkembangan
(development) adalah
18,4% penelitian
menjadi yang
dilakukan Ariyani ( 2014 ) terhadap
kilogram), ukuran panjang (cm, meter), metabolik
dari
15%.Berdasarkan
dengan ukuran berat (gram, pound, dan
dan
RI(2002) bahwa pada tahun 2012 terjadi
besar,
organ maupun individu yang diukur
tulang
(2007-2010)
di tahun 2010. Didukung data Depkes
jumlah, ukuran dan fungsi tingkat sel,
umur
tahun
dari 13,6% tahun 2007 menjadi 13,3%
Pertumbuhan (Growth) adalah dengan
3
penurunan prevalensi balita yang kurus
perkembangan anaknya. berkaitan
diiringi upaya
tahun 2007 menjadi 17,9% di tahun
dan
orang
tetap
penurunan persen yaitu dari 18,4%
karena pada masa ini pertumbuhan
peran
akan
prevalensi balita gizi buruk mengalami
pertumbuhan dan perkembangan anak,
1995).Pentingnya
tersebut
Riskesdas (2010) menyatakan bahwa
balita merupakan masa penting dalam
selanjutnya
namun
pencegahan dan pengobatannya. Data
anak yang sakit (Wong, 2004). Masa
perkembangan
sedikit
balita,
bertahan jika tidak
serta cara orang tua dalam merawat
menentukan
perkembangan
ditemukan.Walaupun
pertumbuhan
usia pra sekolah yakni faktor gizi,
mempengaruhi
dan
mengalami penurunan prevalensi dalam
pertumbuhan dan perkembangan anak
akan
penyimpangan
pertumbuhan
psikososial terjadi pesat pada usia
dasar
(Soetjiningsih
1995).
tahun. Pertumbuhan dan perkembangan kognitif,
pematangan
Bawah
Garis
Merah(BGM)
disampaikan bahwa pengukuran Berat
2001).
Badan (BB) dan status gizi balita didapatkan sebanyak 17 orang (100%)
bertambahnya kemampuan (skill) dalam
dalam kategori tidak normal sedangkan
struktur dan fungsi tubuh yang lebih
44
tinggi badan(TB) dalam kategori normal
gangguan
sebanyak 11 orang (64,71%).
mempertahankan
Penilaian
darah,
mampu
integritas
pada
dan
jaringan serta kesejahteraan fisik dan
perkembangan dapat dilakukan sedini
psikis. Karena bersifat pribadi,maka
mungkin sejak anak dilahirkan. Deteksi
dalam pemenuhan personal hygiene
dini melalaui pemeriksaan kesehatan
tersebut berbeda antara individu satu
merupakan upaya penjaringan yang
dengan
dilaksanakan
komprehensif
Pemenuhan
adanya
dipengaruhi
untuk
pertumbuhan
sirkulasi
secara menemukan
yang
lain(Alimul, personal
bebagai
2006). hygiene
faktor
seperti
penyimpangan tumbuh kembang dan
faktor budaya, nilai sosial individu atau
mengenal faktor resiko pada balita,
keluarga, pengetahuan tentang personal
yang disebut juga anak usia dini.
hygiene
Melalui deteksi dini dapat diketahui
perawatan diri (Alimul, 2006).Dikaitkan
penyimpangan tumbuh kembang anak
dengan anak usia pra sekolah, personal
secara dini, sehingga upaya pencegahan
hygine memegang peranan penting.
penyakit, stimulasi , penyembuhan serta
Masih rendahnya daya tahan tubuh anak
pemulihan
di usia ini memungkinkan banyaknya
dapat
diberikan
dengan
serta
penyakit
kritis proses tumbuh kembang. Upaya-
personal
upaya tersebut di atas diberikan sesuai
diperhatikan. Orang tua memegang
dengan
peranan
perkembangan
anak,
sehingga diharapkan dapat tercapai
akan
terhadap
indikasi yang jelas pada masa-masa
umur
yang
persepsi
hygine
diderita anak
penting
dalam
jika tidak
membantu
personal hygiene anak usia pra sekolah.
kondisi tumbuh kembang yang optimal
Gangguan
(Tim Dirjen Pembinaan Kesmas, 1997).
perkembangan
Personal hygiene adalah upaya
pertumbuhan merupakan
dan
masalah
yang banyak dijumpai di masyarakat,
yang dilakukan oleh individu untuk
sehingga
menjaga kebersihan pribadinya agar
semua komponen yang terlibat dalam
terhindar dari penyakit. Bertujuan untuk
tumbuh kembang anak, yaitu orang tua,
dapat mempertahankan perawatan diri,
guru, dan masyarakat dapat bekerja
meingkatkan rasa aman dan relaksasi
sama dalam melakukan pemantauan
diri, dapat menghilangkan kelelahan,
sejak dini (Chamidah,2009).Program
mencegah
pengabdian masyarakat yang dilakukan
terjadinya
infeksi,
dan
45
sangatlah
penting
apabila
di RA Pesantren Al Madaniyah ini
Pengumpulan data
pertumbuhan fisik
merupakan bentuk nyata deteksi dini
yakni berat badan dengan instrumen
melalui pemeriksaan kesehatan rutin
timbangan berat badan, tinggi badan
pertumbuhan fisik dan pemeriksaan
dengan microtoice, dan LILA maupun
personal hygiene anak usia pra sekolah.
lingkar kepala dengan menggunakan metline. Hasil pengukuran pertumbuhan fisik dicatat dalam lembar observasi.
METODE PELAKSANAAN
Dan data personal hygine diperoleh
Program pengabdian masyarakat ini
dengan
laksanakan
Jumat,
pemeriksaan pada gigi, rambut, telinga
18 November 2016 terhadap 42 anak
dan gigi, dan di catat dalam lembar
pra sekolah di RA Pesantren Al
observasi pula.
pada
Hari
Madaniyah. Pengabdian masyarakat ini
Pengolahan
dilakukan dengan mengikuti program
melakukan
data
observasi
dilakukan
menggunakan SPSS Versi 17, dengan
yang telah diadakan sebelumnya oleh
uji statistik deskriptif. Hasil analisa data
RA Pesantren Al Madaniyah, yakni
ditampilkan
pendampingan pemeriksaan kesehatan.
berupa
prosentase
HASIL
dan personal hygiene akan menjadi
Gambaran Lokasi Pengabdian
masukan
Masyarakat
Madaniyah,
RA
untuk
Pesantren seterusnya
Al akan
RA Pesantren Al Madaniyah merupakan
disampaikan kepada orang tua anak pra
salah satu lembaga pendidikan anak
sekolah. Luaran
usia dini terakreditasi A dan berbasic yang
diharapkan
pendidikan Islam, terletak di Jalan Tirto
adalah
Moyo No 9 Landungsari. RA Pesantren
tergalinya pertumbuhan fisik anak pra
ini merupakan lembaga pendidikan
sekolah yang normal dan menyimpang, serta
dan
dinarasikan dalam kalimat
Hasil pemeriksaan pertumbuhan fisik bagi
dengan
personal hygiene anak,guna
meningkatkan status kesehatan anak
keagamaan
dengan
pembelajaran
yang
2 berbeda
sistem dalam
waktu pelaksanaan. Pada pagi hari,
usia pra sekolah
lembaga ini mendidik anak usia pra sekolah yakni Playggroup, TK A dan 46
TK B. Sedangkan sore harinya lembaga
Karakteristik Responden Berdasarkan
ini mendidik para santri santriawan
Status Gizi Anak Pra Sekolah
yang
ingin
memperdalam
agama
Hasil diketahui bahwa sebanyak 39
Islam.RA Pesantren Al Madaniyah
anak(92,9%) mempunyai status gizi
mempunyai 6 guru (ustadz/ustadzah)
normal.Distribusi frekuensi berdasarkan
untuk membantu pembelajaran di pagi
status gizi anak pra sekolah dapat
hari, dengan jumlah anak kurang lebih 55
anak.
Pada
saat
diketahui pada Tabel 2 di bawah ini.
pengabdian
Tabel
masyarakat dilakukan, sekitar 42 anak pra
sekolah
telah
2. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Status Gizi Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang
melaksanakan
pemeriksaan pertumbuhan dan personal hygiene. No Karakteristik Responden Berdasarkan
1 2
Umur Anak Pra Sekolah Tabel
N o 1 2 3 4 5 6
1.Distribusi Frekuensi Berdasarkan Umur Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang Umur Jumlah (bulan) 48-54 3 55-60 9 61-66 6 67-72 15 73-78 8 79-84 1 Total 42 Sumber: Primer (2016)
Status Gizi
Jumlah
(%)
Normal 39 92,9 Obesitas 3 7,1 Total 42 100 Sumber : Primer (2016)
Karakteristik Responden Berdasarkan Lingkar Lengan Atas(LILA) Anak Pra Sekolah
(%)
Hasil diketahui bahwa sebanyak 23
7,1 21,4 14,3 35,7 19 2,4 100
anak(54,8%) mempunyai lingkar lengan atas yang kurang sesuai. Distribusi frekuensi berdasarkan lingkar lengan atas anak pra sekolah dapat diketahui pada Tabel 3 di bawah ini.
Hasil diketahui bahwa sebanyak 15 anak (35,7%) berada di rentang usia 6772
bulan.Distribusi
frekuensi
Tabel
berdasarkan umur anak pra sekolah dapat diketahui pada Tabel 1 di bawah ini.
47
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Lingkar Lengan Atas Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al
Madaniyah Malang
Landungsari
Hasil diketahui bahwa sebanyak 27 anak(64,3%) mengalami karies gigi.
No 1
LILA Jumlah (%) Kurang 23 54,8 sesuai 2 Sesuai 19 45,2 Total 42 100 Sumber : Primer (2016)
Distribusi
frekuensi
kebersihan gigi anak pra sekolah dapat diketahui pada Tabel 5di bawah ini. Tabel
5
Karakteristik Responden Berdasarkan Status Buta Warna Anak Pra Sekolah Hasil diketahui bahwa sebanyak 42 anak(100%)
tidak
mengalami
buta
No
warna.
1 2 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Rambut Anak Pra Sekolah Tabel
No 1 2 3
4
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Rambut Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang
Kebersihan Jumlah Rambut Bersih 39 Kotor 1 Kurang 2 Bersih Total 42 Sumber : Primer ( 2016)
berdasarkan
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Gigi Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang
Kebersihan Jumlah (%) Gigi Bersih 11 26,2 Karies 27 64,3 Kurang 3 7,1 Bersih Total 42 100
Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Kuku Anak Pra Sekolah
(%)
Tabel
92,9 2,4 4,8 100
6
Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Kuku Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang
No Kebersihan Jumlah (%) Kuku 1 Bersih 36 85,7 2 Kotor 6 14,3 Total 42 100
Hasil diketahui bahwa sebanyak 39 anak(92,9%) mempunyai rambut yang bersih. Distribusi frekuensi berdasarkan kebersihan rambut anak pra sekolah
Hasil diketahui bahwa sebanyak 36
dapat diketahui pada Tabel 4.
anak(85,7%) mempunyai kuku yang bersih. Distribusi frekuensi berdasarkan
Karakteristik Responden Berdasarkan Kebersihan Gigi Anak Pra Sekolah
48
kebersihan kuku anak pra sekolah dapat
(35,7%) berada di rentang usia 67-72
diketahui pada Tabel 6 di atas.
bulan. Usia 67-72 bulan termasuk dalam rentang umur 5-6 tahun. Anak usia pra
Karakteristik Responden Berdasarkan
sekolah dipersiapkan untuk menempuh
Kebersihan Telinga Anak Pra Sekolah Hasil
diketahui
sebanyak
berumur antara 4-6 tahun.Pada usia ini
telinga
anak dididik agar dapat berinteraksi
frekuensi
baik dengan temanya. Sesuai dengan
berdasarkan kebersihan telinga anak pra
Roshdal, Caroline Bunker(1999) yang
sekolah dapat diketahui pada Tabel 7 di
menyatakan bahwa
23anak(54,8%) yang
bahwa
jenjang pendidikan dasar , biasanya
mempunyai
bersih.Distribusi
bawah ini. Tabel
No 1 2
Anak usia prasekolah adalah anak usia 3-6 tahun yang mempunyai tanggung jawab besar dalam aktifitas mereka sehari-hari dan menunjukkan tingkat yang lebih matang untuk dapat berinteraksi dengan orang lain.
7 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kebersihan Telinga Anak Pra Sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah Landungsari Malang
Sebanyak
Kebersihan Jumlah (%) Telinga Bersih 19 45,2 Kotor 23 54,8 Total 42 100
38
anak(90,5%)
mempunyai status gizi normal.Hal ini berarti bahwa konsumsi makan anak pra sekolah di RA Pesantren Al Madaniyah tergolong
baik. 3
anak
Bahkan
ditemukan
yang
mengalami
Karakteristik Responden Berdasarkan
adanya
Kebersihan Kulit Anak Pra Sekolah
obesitas, dikarenakan konsumsi yang berlebih namun tidak diiringi dengan
Hasil diketahui bahwa sebanyak 42
pengeluaran energi yang significant.
anak(100%) mempunyai kulit yang
Status gizi merupakan suatu kondisi
bersih.
tubuh sebagai akibat dari pemenuhan asupan gizi dalam jangka waktu yang
PEMBAHASAN
lama. Menurut Supariasa, IDN. Bakri, B. &
RA Pesantren Al Madaniyah merupakan
lembaga
Fajar, I. (2002)
pendidikan Status gizi merupakan ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh yang berhubungan dengan gizi dalam bentuk variable tertentu.
berbasis Islam diperuntukkan untuk anak usia dini dan pra sekolah. Hasil diketahui bahwa sebanyak 15 anak
49
Jika pola makan anak baik, maka
kutu)
pertumbuhan
baik.
personal hygine yang baik. Orang tua
Demikian juga sebaliknya, pertumbuhan
sangat berperan dalam pemeliharaan
anak akan terhambat jika pola makannya
personal hyigiene anak,mengingat anak
tidak
teori
pra sekolah dalam umur yang relatif
Proverawati (2009) yang menyatakan
masih sangat muda. Sebagai contoh
bahwa
pembiasaan yang baik untuk mencuci
anak
juga
baik.Sesuai
akan
dengan
merupakan
salah
satu
ciri
rambut akan memberikan dampak yang
Zat gizi memiliki keterkaitan yang erat hubungan dengan kesehatan dan kecerdasan dan juga tumbuh kembang anak. Jika pola makan tidak tercapai dengan baik pada anak usia prasekolah maka masa pertumbuhan akan terganggu. Sehingga dapat menyebabkan tubuh kurus, pendek, bahkan bisa terjadi gizi buruk pada anak usia prasekolah
baik bagi perilaku bersih anak. Sebagian besar anak (64,3%) pra sekolah mengalami karies gigi. Ini berarti bahwa kebersihan gigi anak dalam
kondisi
yang
buruk.
Terbentuknya karies gigi dikarenakan Sebanyak 100%
anak tidak
makanan dan minuman yang masih
mengalami buta warna. Ini berarti
menempel di gigi anak, dan tidak di
bahwa
lakukan
semua
responden
tidak
penggosokan
gigi
dengan
mengalami gangguan penglihatan dalam
bersih dalam jangka waktu yang lama.
membedakan jenis warna. Buta warna
Ditandai dengan munculnya plak hitam
sebagai suatu kelainan penglihatan yang
disela gigi. Pernyataan di atas sesuai
disebabkan
dengan Hiranya(2011) dan Haryani(2002)
ketidakmampuan
sel-sel
kerucut (cone cell) pada retina mata Karies adalah suatu penyakit infeksi yang dihasilkan dari interaksi bakteri. Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi dari interaksi bakteri pada permukaan gigi. Bakteri bersifat asam sehingga dalam periode waktu tertentu, asam akan merusak email gigi dan menyebabkan gigi menjadi berlubang. Faktor etiologi terjadinya karies yaitu mikroorganisme plak, diet dan waktu. Karies pada gigi sulung sering menyerang gigi molar rahang bawah, gigi molar rahang atas, dan gigi anterior rahang atas. Pada masa periode gigi bercampur karies gigi sering menyerang pada gigi molar permanen rahang bawah dibandingkan dengan gigi rahang atas.
untuk menangkap suatu spectrum warna tertentu sehingga objek yang terlihat bukan warna yang sesungguhnya. Hampir seluruh anak (92,9%) pra sekolah mempunyai rambut yang bersih.
Hasil
observasi
peneliti
disampaikan bahwa kebersihan rambut tetap
terjaga,walaupun
pemeriksaan
rambut dilakukan setalah berolahraga pagi. Kebersihan rambut (bau,bebas dari 50
Adanya kebiasaan anak pra sekolah
menjadi
menyukai makanan manis,menjadi salah
memudahkan
terjadinya
satu faktor resiko terjadinya karies gigi.
Seperti
kita
Sesuai dengan Rimm (2003) yang
kebiasaan anak pra sekolah bermain
menyatakan bahwa pada usia tersebut
dengan media apapun termasuk salah
umumnya anak menyukai makanan
satunya adalah tanah. Tanah yang penuh
manis.Dengan keterbatasan anak pra
dengan kuman, akan masuk ke dalam
sekolah dalam menggosok gigi secara
kuku yang panjang. Kebiasaan yang
bersih,maka dibutuhkan peran orang tua
mungkin masih dilakukan anak pra
dalam
mengarahkan,dan
sekolah adalah tidak mencuci tangan,
menggosok
setelah
membantu,
mengajarkan
cara
gigi
media yang
penyakit,
selesai
sehingga penyakit.
ketahui
beraktivitas.
bahwa
Anak
dengan benar. Pengajaran dari orang tua
biasanya langsung mengambil makanan
mengenai cara menggosok gigi yng baik
dan memakannya. Kuman yang berada
dan benar akan memberikan pengaruh
di kuku yang panjang, akan ikut masuk
yang baik bagi anak, dan diharapkan
bersama
terbentuk perilaku bersih dalam diri
dikonsumsinya. Pentingnya peran orang
anak. Sesuai dengan Balatif(2010)yang
tua
menyatakan bahwa
mengawasi
Sebanyak
36
(khususnya
untuk
Rendahnya pengetahuan orang tua tentang kesehatan gigi dan mulut, yang masih mengabaikan pertumbuhan dan pemeliharaan gigi anaknya pada saat pertumbuhan gigi sulung merupakan salah satu faktor predisposisi terjadinya karies, sehingga diharapkan orang tua ikut berperan mengawasi kebersihan gigi dan mulut anak mereka dengan cara mengajarkan cara perawatannya.
dengan
dan
senantiasa
makanan ibu)
untuk
yang selalu
mengarahkan
anak
membantu
dan
mengingatkan memotong kuku secara teratur serta mencuci tangan dengan baik dan benar, agar nantinya terbentuk perilaku
sehat
dalam
kehidupan
keluarga.
anak(85,7%)
Hasil diketahui bahwa sebanyak
mempunyai kuku yang bersih dan
42 anak(100%) mempunyai kulit yang
14,3% mempunyai kuku yang kotor.
bersih. Tidak ada anak pra sekolah di
Kuku merupakan salah satu bagian
RA Pesantren Am Madaniyah yang
tubuh yang secara tidak langsung
menderita penyakit kulit.Kulit anak pra
memberikan dampak bagi kesehatan. Kuku anak yang panjang dan kotor akan 51
sekolah yang bersih merupakan salah
7. Hampir
satu dampak dari terpenuhinya zat gizi.
seluruh
anak
mempunyai kuku yang bersih 8. Seluruh anak mempunyai kulit yang bersih Saran
RENCANA TAHAPAN
SARAN
BERIKUTNYA
Pentingnya peran orang tua dalam
Direncanakan
penelitian
dilaksanakan
pemeriksaan
dengan
disertai
mendampingi,mengarahkan,
mendatang
mengingatkan serta mengajarkan putra
serupa
“Pelatihan
putrinya cara menggosok gigi yang
cara
benar
Menggosok Gigi Yang Benar” sesuai
orang
1. Pelaksanaan
tentang
jajanan
anak
pemeriksaan DAFTAR PUSTAKA
kesehatan dan personal hygiene sekolah Al
di
RA
Madaniyah
Alimul,A.
berjalan dengan baik kesehatan
(2006).
Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia :
2. Sebanyak 42 anak mengikuti pemeriksaan
tua
penyebab karies gigi
KESIMPULAN
Pesantren
perilaku
Selain itu juga perlunya pemantauan
dengan karies gigi.
pra
terbentuk
menggosok gigi yang baik dan benar.
dengan hasil temuan banyaknya anak
anak
agar
Aplikasi Konsep dan Proses
dan
Keperawatan.
personal hygiene
Jakarta
:
Salemba Medika
3. Sebagian besar anak mempunyai
Ariyani,H
,Acep
Solihat.(2014).
status gizi yang normal/baik
Gambaran Tumbuh Kembang
4. Seluruh anak pra sekolah tidak
dan Status Gizi Balita Bawah
mengalami buta warna
Garis Merah. Jurnal Kesehatan
5. Sebagian besar anak mengalami
Komunitas Indonesia Vol. 10.
karies gigi
No.
6. Hampir seluruh anak pra sekolah
2
September
2014
(http://lppm.unsil.ac.id/files/20
mempunyai rambut yang bersih
15/02/01.-hana-ariyani . pdf).
52
Jaringan Pendukung gigi. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
EGC.Hal: 104.
Kementerian
Kesehatan RI. 2010. Balatif
FF,
Lesmana
Riset
D,
(2010).Gambaran
Nuita Karies
R.
Gigi
Orangtua
di
Kecamatan
dan SD
Book Of Basic Nursing Sevent Edition. USA :Lippincott
Mulut
Rymm, SB. (2003). Mendidik dan
Jayasari
Tanjung
Menerapkan Disiplin Pada Anak
Sari.
Prasekolah: Pola Asuh Anak
Bandung: Universitas Padjajaran;
Masa Kini. Jakarta:
Hal:6-7
Gramedia.Hal:175
Chamidah, Atien Nur. (2009). Deteksi
Soetjiningsih.(1995).Tumbuh Kembang
Dini Gangguan Pertumbuhan dan
Anak. Jakarta : EGC
Perkembangan Pendidikan
Supariasa, dkk. 2001. Penilaian Status
Khusus Vol 5 No 2 Nopember
Gizi. Buku Kedokteran EGC.
2009.
Jakarta
Anak.Jurnal
(http://journal.uny.ac.id/index.
Tim Dirjen Pembinaan Kesmas. 1997.
php /jpk/ article / view /
Pedoman Deteksi Dini Tumbuh
789/613)
Kembang
Haryani W, Hadi H, Hendrartini Y.(2002). Hubungan
Antara
Kerbohidrat
Wong, Donna L. (2004). Pedoman
Konsumsi
Dengan
Klinis Keperawatan Pediatrik
Tingkat
Edisi 4. Jakarta : EGC
Keparahan Karies Gigi pada Anak
Usia
Kecamatan
Prasekolah Depok,
di
Proverawati, A, Asfuah, S.(2009). Gizi
Sleman,
untuk Kebidanan. Nuha Medika,
Yogyakarta. Berita Kedokteran Masyarakat.
Yogyakarta
Yogyakarta.
XVIII(3):131-137 Hiranya
(Riskesdas)
Rosdahl, Caroline Bunker. (1999). Text
Pengetahuan
Kesehatan
Dasar
2010. Jakarta.
Gigi
Siswa Kelas I sampai Kelas III Berdasarkan
Kesehatan
M
P,
Eliza
N.(2011).Ilmu
H,
Neneng
Pencegahan
Penyakit Jaringan Keras dan
53