Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimahtemuroso Guntur Demak Ainul Huri (09110003) Mahasiswa PPKN IKIP Veteran Semarang ABSTRAK Latar belakang masalah yaitu berkurangnya sikap nasionalisme anak remaja saat ini sangat memperhatinkan terlebih jika dikaitkan dengan kemajuan dibidang IPTEK yang sedemikian pesat dan modren. Berdasarkan kenyataan tersebut maka perlu adanya pembudayaan nasionalisme yang dilaksanakan secara terarah dan terencana yang melibatkan peran wali murid, peran guru, dan peran pendidik kwarganegaraan. Rumusan masalah dalam penulisan skripsi ini adalah : 1) Bagaimana Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Bagaimana Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013? 3) Bagaimana Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-KarimahTemuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan: 1) Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-KarimahTemurosoGunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 3) Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?. Metode penelitian ini, dalam teknik pengumpulan data yang digunakan ada tiga, yakni; (1) observasi, (2) wawancara mendalam, (3) dokumentasi. Observasi digunakan untuk melihat kondisi nyata di lapangan berkaitan dengan permasalahan penelitian, wawancara mendalam yaitu wawancara yang digunakan untuk mencari data yang lebih rinci kepada subyek atau informan mengenai permasalahan yang dimunculkan dan peneliti tidak terfokus dalam pedoman wawancara, dan dokumentasi digunakan sebagai data pendukung pelaksanaan penelitian. Adapun informan dalam penelitian ini adalah; Kepala Sekolah, guru, perwakilan wali murid, dan perwakilan siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah model interaktif dari Milles dan Huberman, meliputi empat komponen, yaitu; pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan verifikasi atau penarikan simpulan. Berdasarkan hasil sajian dan analisis data serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa SMP Islam Al-Karimah dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme belum bisa berjalan secara maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa kendala baik dari lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah. Yang nantinya akan dijelaskan sebagai berikut : 1) Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, belum bisa berjalan dengan maksimal karena ditemukan bebagai kendala. Proses Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah dilakukan melalui proses enkulturasi dan penerapannya melaluiPembelaan Negara, Kegiatan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air, Mata pelajaran PKN, Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Upacara Bendera, Ekstrakurikuler pramuka. 2)Kendala-kendala yang dihadapi SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dari lingkungan keluarga ada beberapa wali murid yang tidak setuju dengan diadakannya ekstrakurikuler pramuka sedangkan dari lingkungan sekolah, terdapat pada kurangnya sarana dan prasarananya misalnya kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan kurangnya tenda untuk kegiatan persami serta alat pengaras suara yang jumlahnya sangat terbatas pada saat diadakan Upacara Bendera. 3) Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam AlKarimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dari pihak sekolah bersepakat untuk mengadakan sosialisasi kepada wali murid di lingkungan sekolah agar diberikan pengetahuan tentang arti penting dari Pembudayaan Nasionalisme melalui ekstrakurikuler pramuka dan mengenai kurangnya tenda pada saat diadakan persami para siswa diperkenankan untuk meminjam tenda di sekolah lain dengan dana akomodasi dari sekolah, sedangkan kurangnya sarana dan prasarananya pada saat melaksanakan Upacara Bendera, kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semua dewan guru juga bersepakat untuk melengkapi
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
8
perlengkapan tersebut secara bertahap. Sarannya; (1) Bagi Pendidik. Hendaknya mengikuti kegiatan dalam bentuk peningkatan kompetensi pendidik dengan wawasan kebangsaan dan nasionalisme di LPMP Jawa Tengah yang nantinya dapat di terapkan kepada anak didik serta lebih meningkatkan mutu, kuwalitas dan kinerja untuk dapat mendidik anak supaya menjadi generasi yang lebih baik. (2)Bagi Lembaga. Hendaknya segera melengkapi kurangnya sarana dan prasarananya guna menunjang terlaksananya Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah. (3) Bagi Wali Murid. Hendaknya wali murid mendukung segala aktivitas anak di sekolah yang berhubungan dengan Pembudayaan Nasionalisme misalnya ekstrakurikuler pramuka, serta memberikan pengetahuan kepada anak tentang arti pentingnnya Pembudayaan Nasionalisme. (4)Bagi Siswa. Hendaknya siswa rajin mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka di sekolah serta lebih mengontrol prilaku yang menyimpang yang dapat merusak jiwa nasionalisme mereka.
Kata Kunci : nasionalisme, PKN, pembudayaan PENDAHULUAN Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 dijelaska bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Ini merupakan salah satu dasar dan tujuan daripendidikan nasional yang seharusnya menjadi acuan bangsa Indonesia. Fenomena yang kita saksikan bersama, pendidikan hingga kini masih belum menunjukkan hasil yang diharapkan sesuai dengan landasan dan tujuandari pendidikan itu. Membentuk manusia yang cerdas yang diimbangi dengan nilai keimanan, ketaqwaan dan berbudi pekerti luhur, belum dapat terwujud. Gejala kemerosotan nilai-nilai akhlak dan moral dikalangan masyarakat sudah mulai luntur dan meresahkan. Sikap saling tolong-menolong, kejujuran, keadilan dan kasih sayang tinggal slogan belaka. Krisis akhlak pada elite politik terlihat dengan adanya penyelewengan, penindasan, saling menjegal atau adu domba, fitnah dan perbuatan maksiat lainnya. Pada lapisan masyarakat, krisis akhlak juga terlihat pada sebagian sikap mereka yang sangat mudah merampas hak orang lain, misalnya menjarah. Di sinilah letak penting dan sentralnya peran dunia pendidikan dalam membawa para peserta didik khususnya dan generasi muda pada umumnya untuk menuju ke arah perubahan sosial yang sekaligus bermakna kemajuan sosial dan kemajuan bangsa. Perubahan sikap dan prilaku para remaja saat ini sangat menghawatirkan lebih-lebih jika dikaitkan dengan dengan kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknoligi (IPTEK) yang memungkinkan terjadinya perubahan lingkungan strategi yang berdampak luas terhadap eksistensi dan kelangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dari aspek eksternal, globalisasi menimbulkan pertemuan antar budaya (culture ecounter) bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Dengan kata lain, globalisasi berdampak pada terjadinya perubahan sosial (social change) besar-besaran yang belum tentu semua perubahan itu kongruen dengan kemajuan sosial (sosial progress). Dari aspek internal, kondisi objektif bangsa Indonesia yang memang sejak diproklamasikan
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
9
pada tanggal 17 Agustus 1945 merupakan negara dengan bangsa yang dibangun di atas keragaman dan perbedaan, yakni perbedaan suku, agama, ras, etnis, budaya dan lain-lain. Di satu sisi, jika mampu mengelolanya dengan baik, maka keragaman akan menimbulkan keindahan dan harmoni, sebaliknya jika tidak mampu mengelolanya keragaman ini akan memiliki potensi yang memunculkan perselisihan dan sengketa yang mengarah ke perpecahan dan disintegrasi bangsa. Arus globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat terutama di kalangan peserta didik. Pengaruh globalisasi terhadap peserta didik juga begitu kuat. Pengaruh globalisasi tersebut telah membuat banyak peserta didik kita yang kehilangan kepribadian diri sebagai bangsa Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan sehari-hari peserta didik sekarang. Sehubungan dengan globalisasi dan berkembangnya teknologi informasi telah mengakibatkan kaburnya batas-batas antar negara (baik secara politik, ekonomi, maupun sosial), masalah nasionalisme tidak lagi dapat dilihat sebagai masalah sederhana yang dapat dilihat dari satu perspektif saja. Sehingga sikap nasionalisme perlu dipupuk sejak dini agar tercipta generasi muda yang memiliki sifat cinta tanah air dan memiliki rasa persatuan dan kesatuan. Menurut Racmat (2010) Nasionalisme adalah sikap mencintai bangsa dan negara sendiri. Sedangkan menurut Nusa Prakarsa (2010) nasionalisme adalah diartikan sebagai paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitasbersamauntuk sekelompok manusia.Sedangkan menurut Ensiklopedi Indonesia Nasionalisme adalah sikap politik dan sosial dari sekelompok bangsa yang mempunyai kesamaan kebudayaan, bahasa dan wilayah serta kesamaan cita-cita dan tujuan dengan meletakkan kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsanya. Nasionalisme Indonesia pada awalnya muncul sebagai jawaban atas kolonialisme.Pengalaman penderitaan bersama sebagai kaum terjajah melahirkan semangat solidaritas sebagai satu komunitas yang mesti bangkit dan hidup menjadi bangsa merdeka.Semangat tersebut oleh para pejuang kemerdekaan dihidupi tidak hanya dalam batas waktu tertentu, tetapi terus-menerus hingga kini dan masa mendatang. Sekarang banyak sekali ditemukan anak-anak yang berdandan seperti selebritis yang cenderung ke budaya Barat. Mereka menggunakan pakaian yang minim bahan yang memperlihatkan bagian tubuh yang seharusnya tidak kelihatan. Padahal cara berpakaian tersebut jelas-jelas tidak sesuai dengan kebudayaan kita. Tak ketinggalan gaya rambut mereka dicat beraneka warna. Pendapat mereka kata orang lebih suka jika menjadi orang lain dengan cara menutupi identitasnya. Tidak banyak peserta didik yang mau melestarikan budaya bangsa dengan mengenakan pakaian yang sopan sesuai dengan kepribadian bangsa. Secara sosiologis dan psikologis, selain masyarakat luas, komunitas yang paling mudah terkena pengaruh fenomena global itu adalah kalangan generasi muda, khususnya peserta didik, yang berada dalam fase kehidupan pancaroba yang labil dan fase pencarian identitas diri. Fenomena ini sesungguhnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia. Apakah globalisasi akan berakibat pada
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
10
kemerosotan atau sebaliknya. Jika pengaruh-pengaruh di atas dibiarkan, maka moral generasi bangsa menjadi rusak dan akan timbul tindakan anarkis antara golongan muda. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap masyarakat. Dalam realita sikap nasionalisme peserta didik sekarang semakin menurun sebagai bukti yaitu pada saat upacara hari senin di sekolah, pada saat upacara peringatan hari besar seperti HUT RI dan Hari Pendidikan Nasional mereka mengikuti upacara sambil bergurau dengan teman sebelahnya dan mereka tidak mengikuti jalannya upacara secara hikmat. Sedangkan dalam kehidupan sehari-hari pemakaian produk dalam negeri semakin menurun sedangkan produk luar negeri semakin meningkat. Dari hal yang demikian maka terlihat sekali bahwa anak masih kurang mendapat pengetahuan tentang pentingnya sikap nasionalisme, maka melalui mata pelajaran PKN, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, Ekstrakurikuler pramuka diharapkan peserta didik mempunyai jiwa nasionalisme agar mereka memiliki rasa cinta terhadap tanah air, rela berkorban demi bangsanya sendiri dan juga dapat lebih mencintai produk dalam negeri. Untuk itu perlu adanya suatu pembudayaan nasionalisme dikalangan peserta didik khususnya dikalangan SMP agar mereka tahu arti penting nasionalisme dan memiliki jiwa nasionalisme sehingga bangsa kita tetap aman, nyaman, damai. Berdasarkan pada pemikiran inilah kiranya perlu dilakukan penelitian tentang Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013.
TINJAUAN PUSTAKA Pembudayaan Pembudayaan dalam pendidikan merupakan sebuah penanaman pendidikan yang mampu merefleksikan nilai baik local maupun nasional kepada peserta didik dengan tujuan untuk menumbuh kembangkan rasa bangga terhadap tanah airnya dan menumbuhkan rasa tanggung jawab atau proteksi terhadap kebudayaan asli Negara. Nilai-nilai budaya lokal dan nasional yang ditanamkan secara mengakar merupakan ilmu pengetahuan yang disampaikan dalam proses pendidikan mengenai adat istiadat lokal yang ada didaerah tersebut dan adat istiadat yang diakui dan dijadikan identitas bangsa. Mengingat Indonesia adalah negara yang multi-budaya maka muatan pendidikan budaya lokal yang terimplementasi dalam bentuk kurikulum budaya lokal akan berbeda antara satu daerah dengan daerah lainnya dalam model pendidikan ini. Sedangkan kurikulum yang bermuatan budaya nasional akan sama antara satu daerah yang satu dengan daerah yang lain. Dalam hal ini budaya nasional merupakan semua nilai-nilai budaya bersama yang sudah melebur dalam budaya nasional. Pendidikan merupakan upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal. Usaha tersebut tidak boleh dilepaskan dari lingkungan peserta didik berada, terutama dari lingkungan budayanya, karena peserta didik hidup tak terpisahkan dengan lingkungannya.Dan
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
11
bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah budayanya. Ketika hal ini tarjadi, maka mereka tidak akan mengenal budayanya dengan baik dan akan menjadi orang asing dalam lingkungan budayanya selain menjadi orang asing, yang lebih mengkhawatirkan adalah mereka tidak mengenal dan mengetahui budayanya. Budaya yang menyebabkan peserta didik tumbuh dan berkembang, dimulai dari lingkungan terdekatnya berkembang ke lingkungan yang lebih luas, yaitu budaya nasional bangsa dan budaya universal yang dianut oleh setiap manusia. Apabila peserta didik asing dengan budaya terdekat maka dia tidak mengenal dengan baik budaya bangsa dan tidak mengenal dirinya sebagai anggota budaya bangsa. Dalam situasi demikian mereka sangat rentan terhadap pengaruh budaya luar dan bahkan cenderung untuk menerima budaya luar tanpa proses pertimbangan. Kecenderungan itu terjadi karena dia tidak memiliki norma dan nilai budaya nasionalnya yang dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan pertimbangan. Pengertia Sikap Sikap merupakan suatu bentuk kesiapan untuk beraksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu dan juga sebagai bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap ( afektif ) erat kaitannya dengan nilai yang dimiliki seseorang. Sikap merupakan refleksi dari nilai yang dimiliki. Nilai adalah suatu konsep yang berada dalam pikiran manusia yang bersifat tersembunyi, tidak berada dalam dunia empiris. Nilai berhubungan dengan pandanganseseorang tentang baik dan buruk, indah dan tidak indah, layak dan tidak layak, adil dan tidak adil, dan lain sebagainya. Pandangan seseorang tentang semua itutidak bisa diraba, kita hanya mungkin dapat mengetahuinya dari prilaku yang bersangkutan. pendidikan sikap dan nilai pada dasarnya proses penanaman sikap dan nilai kepada peserta didik yang diharapkan oleh karenanya siswa dapat berprilaku sesuai dengan pandangan yang dianggapnya baik dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
Pengertian Nasionalisme Nasionalisme juga diartikan sebagai suatu ikatan antar manusia yang didasarkan atas ikatan kekeluargaan dan kesukuan.Bertolak dari pengertian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa nasionalisme adalah paham yang meletakkan kesetiaan tertinggi individu yang harus diberikan kepada negara dan bangsanya, dengan maksud bahwa individu sebagai warganegara memiliki suatu sikap atau perbuatan untuk mencurahkan segala tenaga dan pikirannya demi kemajuan, kehormatan dan tegaknya kedaulatan negara dan bangsa. Nasionalisme adalah sikap atau perilaku yang diwujudkan atau diaktualisasikan dalam bentuk tindakan untuk memelihara dan melestarikan identitas untuk memajukan bangsa dan negara, dengan mengatasi setiap masalah yang menghalangi kemajuan sebuah bangsa. Nasionalisme adalah rasa cinta setiap elemen bangsa kepada tanah air yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari. Semakin nasionalis, seseorang akan semakin mengutamakan kepentingan bangsa dibandingkan kepentingan kelompok atau pribadi.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
12
Negara kebangsaan dibangun atas dasar nasionalisme. Selanjutnya, nasionalisme yang tertanam dalam setiap warganegara akan memperkuat tegaknya negara kebangsaan. Gerakan untuk senantiasa mencintai dan membela bangsanya dari ancaman negara lain atau ancaman kehancuran melahirkan patriotisme.
METODE PENELITIAN Waktu Penelitian Pada penelitian tentang, Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, waktu yang digunakan oleh peneliti untuk melaksanakan penelitian ini adalah : mulai bulan Juni 2013 sampai dengan Juli 2013. Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah di SMP Islam AlKarimah Temuroso Guntur Demak Povinsi Jawa Tengah. Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis, pendekatan penelitian yang dipakai adalah dengan pendekatan kualitatif.
Pendekatan kualitatif adalah prosedur penulis yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati. Pendekatan kualitatif ini dimanfaatkan peneliti untuk mencari data tentang Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. Fokus Penelitian Pada penelitian ini fokus penelitian yang akan dikaji, dibahas dan dianalisis adalah Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2013/2013. Upaya yang dilakuakan peneliti untuk memperoleh data tentang pembudayaan nasionalisme tersebut diperoleh dengan mengadakan wawancara kepada responden penelitian. Selanjutnya data yang diperolehdari wawancara tersebut, akan dikaji, dibahas, dan dianalisis sebagai data primer dalam penelitian ini, sehingga nantinya dapat diketahui dan dikonklusikan tentang : 1. Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Upaya-upaya untuk mengatasi Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam AlKarimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. Sumber Data Mengingat penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian kualitatif, maka lingkungan alamiah adalah sebagai sumber data langsung, dengan persepektif peristiwa pendidikan ( khususnya yang menyangkut tentang Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
13
Demak Tahun Pelajaran 2012/2013). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder. 1. Sumber Data Primer Sumber data primer yang dimaksudkan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah sumber data utama yang dicari oleh peneliti secara langsung dari hasil wawancara dengan informan penelitian. Informan ialah subyek yang diminati untuk ikut berpartisipasi dalam suatu penelitian. 2. Sumber Data Sekunder, yang secara klasifikatif terdiri dari : a. Data-data tertulis dan fakta-fakta yang diperoleh peneliti mengenai Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Dokumentasi dan kepustakaan, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan oleh peneliti yaitu yang membahas tentang pembudayaan nasionalisme di sekolah menengah pertama (SMP). Metode Pengumpulan Data a. Metode in dept intervew (wawancara mendalam) Wawancara mendalam yaitu wawancara yang digunakan untuk mencari datayang lebih rinci kepada subyek atau informan mengenai permasalahan yang dimunculkan dan peneliti tidak terfokus dalam pedoman wawancara.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka wawancara ini
ditujukan kepada : 1. Kepala Sekolah SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. 2. Guru SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. 3. Siswa SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. 4. Wali Murid SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. b. Metode Observasi Metode observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada obyek penulisan. Metode ini digunakan penulis untuk mendapatkan data tentang Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dengan cara penulis ikut berpartisipasi langsung dalam mengamati dan mencatat materi yang diteliti di tempet penulisan tersebut. c. Metode Dokumentasi Metode dokumentasi ialah metode yang digunakan penulis untuk“ menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peratiran, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya ”. Metode dokumen ini digunakan penulis untuk memperoleh data-data dan informasi serta pengetahuan kepustakaan yang berkaitan dengan materi penelitian dalam penyusunan skripsi ini.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
14
HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil wawancara dan dilakukan analisis sederhana, maka permasalahan yang dimunculkan dari Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013 yang dirinci dalam sub permasalahan; 1) Bagaimana Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 2) Bagaimana Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013?; 3) Bagaimana Upaya-upaya untuk mengatasi kendalakendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-KarimahTemuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013?, maka dapat diberikan pembahasan seperti berikut : 1. Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013? Pelaksanaan Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Kepala Sekolah selaku penanggung jawab dari seluruh rangkaian kegiatan yang ada di SMP Islam Al-Karimah Temuroso menanggapi dengan positif, hal ini didukung oleh Waka Kesiswaan, beberapa guru, siswa dan bahkan dari beberapa wali murid. Mereka beranggapan bahwa Pembudayaan Nasionalisme itu harus terus dijalankan dimulai dari usia dini yaitu dari lingkungan keluarga terlebih dahulu dilanjutkan di lingkungan sekolah. Pendapat tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pembudayaan nasionalsime di SMP Islam Al-Karimah dilaksanakan melalui proses enkulturasi. Hal tersebut sesuai yang dikemukakan oleh Budiyanta (2010) yang menyatakan proses pembudayaan dapat dilakukan melalui proses enkulturasi yang mana proses tersebut sudah tertanam pada warga di suatu masyarakat, yang mula-mula dari lingkungan keluarga dan kemudian dari teman-temannya. Sehingga proses pembudayaan nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah dilakukan melaui proses enkulturasi yang diterapkan melalui Pembelaan Negara, kegiatan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air, mata pelajaran PKN, mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, Upacara Bendera serta melalui kegiatan ekstrakurikuler pramuka. Penerapan Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah melalui Pembelaan Negara yaitu dengan cara mengajarkan kepada siswa untuk selalu menjaga keamanan dan kebersihan di lingkungan sekolah khususnya dilingkungan SMP Islam Al-Karimah. Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah selain diterapkan melalui Pembelaan Negara juga diterapkan melalui kegiatan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air yaitu dengan cara menggunakan produk dalam negeri, serta mempringati hari Besar Nasional di lingkungan sekolah yaitu dengan mengadakan lomba-lomba. Pembudayaan Nasionalisme yang diterapkan melalui mata pelajaran PKN, di SMP Islam Al-Karimah menggunakan carayaitu di setiap materi disisipkan bentuk-bentuk dan contoh-contoh penanaman nilai karakteristik bangsa misalnya rasa tanggung jawab, kedisiplinan, keberanian, diharapkan agar siswa dapat berfikir secara kritis, kreatif dan rasional. Dan penerapan melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, di SMP Islam AlKarimah melakukanya dengan cara membiasakan pada siswa untuk mengawali dengan do’a
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
15
sebelum dan sesudah pelajaran itu dimulai, selain itu mengajarkan agar selalu menghormati orang tua, dan mengajarkan agar saling mengingatkan jika ada teman yang berkelakuan tidak baik. Di SMP Islam Al-Karimah juga menerapkan Pembudayaan Nasionalisme melalui Upacara Bendera yaitu dengan carasiswa diikut sertakan untuk menjadi petugas Upacara Bendera dan diharapkan siswa memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas yang diberikan untuk menjadi petugas upacara. Selain itu diSMP Islam Al-Karimah juga menerapkan Pembudayaan Nasionalisme melalui ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan cara siswa diajak untuk mengikuti kegiatan bakti sosial di lingkungan masyarakat sebagai wujud dari kepedulian siswa terhadap lingkungan. Melalui penerapan-penerapan yang dikemukakan seperti diatas, SMP Islam Al-Karimah melakukan Pembudayaan Nasionalisme
agar para siswa mengerti akan pentingnya sikap
nasionalisme. sehingga para siswa dapat menghargai perjuangan para pahlawan yang telah gugur dimedan laga. 2. Kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013 ? Dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme, SMP Islam Al-Karimah mengalami berbagai macam kendala yang pastinya menghambat jalannya Pembudayaan Nasionalisme. Pelaksanaan Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, dapat terlaksana dengan baik jika sarana dan prasarananya memadai. Serta mendapat dukungan dari pihak Kepala Sekolah, para dewan guru maupun wali murid. Akan tetapi Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak mengalami berbagai kendala baik dari wali murid maupun dari sarana dan prasarananya. Memang ada beberapa dari wali murid yang menyatakan kurang setuju jika dilaksanakan Pembudayaan Nasionalisme melalui ekstrakurikuler pramuka, dikarenakan setiap mengikuti kegiatan ekstrakurikuler pramuka para siswa dimintai untuk membayar uang kas. Sehingga ada wali murid yang merasa keberatan akan hal itu, dan melarang anak untuk dapat mengikuti ekstrakurikuler pramuka. Hal ini termasuk salah satu bentuk kendala dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme. Selain itu ada juga kendala yang menjadi penghambat dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme yaitu dari segi sarana dan prasaranannya yang kurang memadai. misalnya saja pada saat melaksanakan Upacara Bendera, di SMP Islam Al-Karimah membutuhkan lebih dari satu pengeras suara agar disetiap petugas ada satu alat pengeras suara. ini dikarenakan agar peserta upacara baik siswa atau guru tidak ngobrol sendiri, apa lagi pada saat Kepala Sekolah memberikan sambutan. Mengenai sarana dan prasarana yang lain pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka SMPIslam Al-Karimah khususnya pada saat persami tenda yang disediakan kurang mencukupi sehingga kegiatan persami belum bisa berjalan dengan maksimal dikarenakan adanya kendala tersebut. Kendala yang lain juga dialami pada saat proses belajar mengajar hal itu disebabkan karena
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
16
terbatasnya jumlah buku paket untuk mata pelajaran PKN, dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga proses belajar mengajar belum bisa dilakukan dengan maksimal. 3. Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam AlKarimahTemuroso GunturDemak Tahun Pelajaran 2012/2013. Upaya-upaya untuk mengatasi Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah TemurosoGuntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, agar Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah dapat terlaksana dengan baik yaitu terutama dalam bidang sarana dan prasarananya harus memadai serta mendapat dukungan dan kerja sama dari pihak sekolah maupun wali murid sangat diperlukan. Upaya untuk mengatasi kendala yang ada dibidang sarana dan prasarananya dari pihak sekolah bersepakat untuk melengkapi kekurangan tersebut, terutama pada alat pengeras suara yang jumlahnya sangat terbatas. Mengenai kurangnya masalah tenda, siswa diperkenankan meminjam di sekolah lain dengan catatan mereka mendapat dana akomodasi dari sekolah. Dan upaya untuk mengatasi kurangnya jumlah buku paket untuk siswa pada mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yaitu dengan menambah jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam secara bertahap. Sedangkan kendala dari wali murid, pihak sekolah mengupayakan akan mengadakan sosialisasi kepada wali murid untuk diberikan pengetahuan tentang arti pentingnya Pembudayaan Nasionalisme di sekolah sehingga Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah TemurosoGuntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013 dapat berjalan dengan baik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil sajian dan analisis data serta pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa SMP Islam Al-Karimah dalam melaksanakan Pembudayaan Nasionalisme belum bisa berjalan secara maksimal karena dipengaruhi oleh beberapa kendala baik dari
lingkungan keluarga maupun di
lingkungan sekolah. Yang nantinya akan dijelaskan sebagai berikut : 1. Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013. Proses Pembudayaan Nasionalisme di SMP Islam Al-Karimah dilakukan melalui proses enkulturasi dan penerapannya melaluiPembelaan Negara yaitu dengan cara mengajarkan kepada siswa untuk selalu menjaga keamanan dan kebersihan di lingkungan sekolah khususnya dilingkungan SMP Islam Al-Karimah, penerapan melalui kegiatan sebagai wujud rasa cinta terhadap tanah air yaitu dengan cara menggunakan produk dalam negeri, serta mempringati hari Besar Nasional di lingkungan sekolah yaitu dengan mengadakan lomba-lomba, penerapan melalui mata pelajaran PKN, di SMP Islam Al-Karimah menggunakan carayaitu di setiap materi disisipkan bentuk-bentuk dan contoh-contoh penanaman nilai karakteristik bangsa misalnya rasa tanggung jawab, kedisiplinan, keberanian, diharapkan agar siswa dapat berfikir secara kritis, kreatif dan rasional. Dan penerapan melalui mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, di SMP Islam AlKarimah melakukanya dengan cara membiasakan pada siswa untuk mengawali dengan do’a
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
17
sebelum dan sesudah pelajaran itu dimulai, selain itu mengajarkan agar selalu menghormati orang tua, dan mengajarkan agar saling mengingatkan jika ada teman yang berkelakuan tidak baik, penerapan melalui Upacara Bendera yaitu dengan carasiswa diikut sertakan untuk menjadi petugas Upacara Bendera dan diharapkan siswa memiliki rasa tanggung jawab dengan tugas yang diberikan untuk menjadi petugas upacara, penerapan melalui ekstrakurikuler pramuka yaitu dengan cara siswa diajak untuk mengikuti kegiatan bakti sosial di lingkungan masyarakat sebagai wujud dari kepedulian siswa terhadap lingkungan. 2. Kendala-kendala yang dihadapi SMP
Islam Al-Karimah Temuroso Guntur Demak Tahun
Pelajaran 2012/2013, yaitu dari lingkungan keluarga ada beberapa wali murid yang tidak setuju dengan diadakannya ekstrakurikuler pramuka sedangkan dari lingkungan sekolah, terdapat pada kurangnya sarana dan prasarananya misalnya kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam, dan kurangnya tenda untuk kegiatan persami serta alat pengaras suara yang jumlahnya sangat terbatas pada saat diadakan Upacara Bendera. 3. Upaya-upaya untuk mengatasi kendala-kendala Pembudayaan Nasionalisme Di SMP Islam AlKarimah Temuroso Guntur Demak Tahun Pelajaran 2012/2013, yaitu dari pihak sekolah bersepakat untuk mengadakan sosialisasi kepada wali murid di lingkungan sekolah agar diberikan pengetahuan tentang arti penting dari Pembudayaan Nasionalisme melalui ekstrakurikuler pramuka dan mengenai kurangnya tenda pada saat diadakan persami para siswa diperkenankan untuk meminjam tenda di sekolah lain dengan dana akomodasi dari sekolah, sedangkan kurangnya sarana dan prasarananya pada saat melaksanakan Upacara Bendera,kurangnya jumlah buku paket pada mata pelajaran PKN dan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam semua dewan guru juga bersepakat untuk melengkapi perlengkapan tersebut secara bertahap.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta. Daroeso,Bambang.1986. Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang : CV. Aneka Ilmu. http//nugraha danu/2012/menggugat nasionalisme dalam dunia pendidikan.html http://Ahmad
Huda/2009/proses pembudayaan melalui pendidikan.html.
http://Budiyanta/2011/proses pembudayaan melalui internalisasi, sosialisasi, enkulturasi, difusi, akulturasi, dan asimilasi.html http://Drs. H. Rachmat/2010/makna nasionalisme dan partiotisme.html http://kamaluddindonesia/2009/ciri-ciri nasionalis.html http://Luqman Karrim/07:09/NASIONALISME-Luqman’sWord.html. http://Nusaprakarsa/www.dieksjetkid.co.cc/2010/nasionalisme-dan-patriotisme.html. Huberman dan miles. 1994. Analisis data kualitatif. Jakarta : Gramedia.
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
18
Mustaqim. 2001. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta :Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang Ndraha,Taliziduduhu. 2003. Budaya Organisasi.Jakarta : Rineka Cipta Suharjo,Drajad.2003. Metodologi Penelitian Dan Penulisan Laporan Ilmiah. Yogyakarta: UII Press Suharso dan Ana Retnoningsih,2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang: Widya Karya. Suprananto,Kusaeri.2012. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta : Graha Ilmu. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3
JURNAL ILMIAH PPKN IKIP VETERAN SEMARANG
19