PEMBERDAYAAN SUMBER PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI RAWAT INAP PUSKESMAS DI KABUPATEN TRENGGALEK RINGKASAN Oleh : Sinollah Tujuan penelitian adalah : (1) Untuk mengetahui pengaruh motivasi (MBO, program penghargaan karyawan, program keterlibatan karyawan, program imbalan bervariasi, program imbalan berdasarkan ketrampilan dan manfaat yang fleksibel) terhadap kinerja pegawai rawat inap Puskemas Kabupaten Trenggalek, (2) Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai rawat inap Puskesmas Kabupaten Trenggalek. Penelitian dilaksanakan di 14 Puskesmas Unit rawat inap yang ada di Kabupaten Trenggalek dimulai pada bulan September 2005 sampai Nopember 2005. Jenis penelitian sesaat (Cross Sectional). Populasi dalam penelitian ini adalah wilayah generalisasi yang terdiri tas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan. Sampel diambil menggunakan teknik Pourposive Random Sampling. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Hasil uji F sebesar 44,565 artinya secara bersama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), tehadap kinerja (Y). Dan angka R Square sebesar 0,707 artinya bahwa variabel Y sebesar 70,7% dipengaruhi oleh variabel : MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), manfaat yang fleksibel (X6), dan var7 (X7), Sedangkan sisanya 29,3 % dipengaruhi variabel lain. 2)Besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara berurutan mulai yang paling besar adalah sebagai berikut : (1) program imbalan berdasar keterampilan (X5) sebesar 6.00 %, (2) manfaat yang fleksibel (X6) sebesar 5.57 %, (3) program keterlibatan karyawan (X3) sebesar 5.34 %, (4) program imbalan bervariasi (X4) sebesar 4.37 %, (5) MBO (X1) sebesar 3.72 %, dan (6) program penghargaan karyawan (X2) sebesar 2.79 %. Dari keadaan tersebut kontribusi variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) sebesar 6.00 % adalah paling dominan
PENDAHULUAN Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajad kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum demi Tujuan Nasional (Broto, 1991). Untuk mewujudkan derajad kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan (Anonymous, 1992). Puskesmas sebagai unit pelaksana pembangunan kesehatan terdepan di tuntut untuk mampu menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bermutu, terjangkau, adil dan merata. Pelayanan kesehatan yang diselenggarakan adalah pelayanan kesehatan dasar yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat dan sangat strategis dalam upaya meningkatkan status kesehatan masyarakat umum. Bentuk upaya pelayanan yang diselenggaakan meliputi pelayanan kesehatan masyarakat yang mengutamakan pelayanan promotif dan preventif serta pelayanan medik dasar yang mngutamakan pada pelayanan 86
penyembuhan penyakit (kuratif) dan rehabilitatif dengan pendekatan individu melalui upaya rawat jalan dan rawat inap sebagai rujukan sementara sebelum di rujuk ke RS. Tujuan umum rawat inap Puskesmas ialah meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan sumber daya rawat inap Puskesmas (tenaga, sarana) serta meningkatkan mutu pelayanan medis yang diberikan kepada masyarakat dengan tetap mengutamakan pelayanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah dan tidak mampu. Pelayanan rawat inap di Puskesmas (Pusat Kesahatan Masyarakat) Kabupaten Trenggalek menghasilkan produk jasa pelayanan rawat inap sementara, apabila hasil diagnosa penyakitnya berat maka pasien dirujuk ke rumah sakit. Hal ini dilakukan karena di rawat inap Puskesmas peralatan dan tenaga medis sangat terbatas. Dengan terbatasnya jumlah pegawai yang ada di rawat inap Puskesmas Kabupaten Trenggalek, dibanding dengan standart pekerjaan yang ada yaitu jumlah pekerjaan terkadang datang pasien yang bersamaan dalam jumlah banyak, perlu kualitas pelayanan yang baik, dan dituntut menggunakan waktu dengan cepat, menjadikan pegawai rawat inap Puskesmas kecapian dan menurun kinerjanya. Untuk itu diperlukan motivasi dari pimpinan, agar para karyawan punya semangat kerja yang tinggi yang pada akhirnya akan dihasilkan kinerja yang tinggi pula. Berdasarkan hasil penilaian kinerja Puskesmas terhadap 22 puskesmas yang ada di Kabupaten Trnggalek pada tahun 2004 menunjukkan bahwa hanya ada 2 puskesmas (9%) yang memiliki kinerja dengan kategori baik, sebanyak 15 puskesmas (68%) dengan kategori cukup dan 5 puskesmas (23%) dengan kategori kurang. Hal tesebut berarti bahwa kinerja puskesmas yang ada di Kabupaten Trenggalek belum memadai. Salah satu faktor yang bepengaruh terhadap kinerja puskesmas tersebut adalah petugas itu sendiri. Mali (1986) menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan kerja adalah motivasi kerja karyawan itu sendiri. Jika ingin meningkatkan keberhasilan kerja karyawan perlu dipahami dan diperhatikan faktorfaktor yang bisa meningkatkan motivasi Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
karyawan yang menimbulkan rasa senang untuk meningkatkan kinerja. Motivasi dari pimpinan akan bisa merubah perilaku agar bawahan meningkatkan kinerja, asalkan menggunakan tehnik aplikasi motivasi yang fokus pada : tujuan, harapan, cita-cita, keinginan dan kebutuhan bawahan secara individual. Menyadari akan kebutuhannya, manusia termotivasi untuk bekerja lebih baik guna memenuhi kebutuhannya. Atas dasar uraian di atas timbul pertanyaan : mengapa kinerja puskesmas di Kabupaten Trenggalek masih belum memadai (belum baik)? Apakah ada pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas? Faktor motivasi mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja petugas puskesmas rawat inap? Untuk menjawab pertanyaan tersebut peneliti mencoba ingin mengetahui pengaruh motivasi terhadap kinerja petugas puskesmas serta faktor motivasi yang mana yang paling berpengaruh terhadap kinerja petugas puskesmas rawat inap melalui suatu penelitian yang dilakukan di puskesmas rawat inap yang ada di Kabupaten Trenggalek. Berdasarkan perumusan masalah tersebut di atas, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui pengaruh motivasi (MBO, program penghargaan karyawan, program keterlibatan karyawan, program imbalan bervariasi, program imbalan berdasarkan keterampilan, dan manfaat yang fleksibel) terhadap kinerja pegawai rawat inap Puskesmas Kabupaten Trenggalek. b. Untuk mengetahui variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja pegawai rawat inap Puskesmas Kabupaten Trenggalek.
METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di 14 Puskesmas unit rawat inap yang ada di Kabupaten Trenggalek. Waktu penelitian dilaksanakan selama 3 bulan, dimulai pada bulan September 2005 sampai dengan Nopember 2005. 87
Teknik Pengambilan Sampel Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998). Sedangkan Sugiyono (2001) menyebutkan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya. Berdasarkan pengertian diatas, maka populasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keseluruhan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di 15 Puskesmas rawat inap yang ada di Kabupaten Trenggalek. Selanjutnya, agar hasil penelitian dapat menggambarkan sifat populasi yang dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti, maka dilakukan pengambilan sampel. Sampel adalah bagian dari populasi yang diselidiki sebagai sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian (Nawawi, 1997). Sedangkan Sugiyono (2001) menyebutkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka sampel dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Proporsive Random Sampling, yaitu mengambil 50 % dari petugas masing-masing Puskesmas rawat inap (15 Puskesmas Rawat Inap) yang ada di Kabupaten Trenggalek. Analisis Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini dikelompokkan menjadi dua yaitu teknik analisis deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial. Analisis Deskriptif
Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
Penggunaan analisis ini bertujuan untuk mendeskriptifkan karakteristik lokasi penelitian, responden yang diteliti, serta distribusi item dari masing-masing variabel, dengan ukuran deskriptifnya adalah pemberian angka, baik dalam jumlah responden maupun dalam angka persentase. Analisis Statistik Inferensial Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis inferensial yang digunakan untuk melihat pengaruh vaiabelvariabel bebas dengan variabel terikat dan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pada analisis ini dipakai tingkat signifikasi () sebesar 0,05 atau sama dengan tingkat kepercayaan sebasar 95%. Dalam hal ini digunakan alat analisis berupa model regresi linier berganda. Analisis ini digunakan untuk menguji arah dan kuatnya pengaruh beberapa variabel bebas dengan satu vaiabel terikat. Formasi tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut : Y = a + b1x1 + . . . + bnxn Keterangan : y
= variabel terikat;
a
= Konstanta
b1,...bn = koefisien regresi x1,...xn = variabel bebas HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Keadaan Puskesmas dan Rawat Inap Jumlah Puskesmas di Kabuaten Trenggalek tahun 2004 semuanya ada 22 buah, yang dilengkapi dengan fasilitas rawat inap ada 15 buah. Jumlah penderita rawat inap di 15 Puskesmas sebanyak 10.722 orang dimana jumlah penderita rawat inap tertinggi di Puskesmas Baruharjo sebanyak 1.676 orang dan yang terendah di Puskesmas Karanganyar sebanyak 139 orang. Secara terinci diuraikan pada tabel berikut.
88
Tabel 1 : Jumlah Puskesmas Rawat Inap dan Penderita Tahun 2004 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 Jml
Kecamatan Bendungan Dongko Durenan Gandusari Kampak Karangan Suruh Munjungan Panggul Pogalan Pule Trenggalek Tugu Watulimo 14 Kecamatan
Lokasi Puskesmas Tanpa Rawat Inap Rawat Inap Bendungan Dongko Pandean Durenan Baruharjo Gandusari Karanganyar Kampak Karangan Suruh Munjungan Panggul Bodag Pogalan Ngulankulon Pule Trenggalek Rejowinangun Tugu Pucanganak Watulimo Slawe 7 15
Hasil pengambilan data primer Pengambilan data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian maliputi tanggapan responden tentang variabel-variabel yang telah ditetapkan, menggunakan alat kuesioner. Responden Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di 15 Puskesmas rawat inap yang ada di Kabupaten Trenggalek sejumlah 235 orang Pegawai Negeri Sipil. Sampel dari penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik Proporsive Random Sampling, yaitu mengambil 50 % dari petugas masingmasing Puskesmas rawat inap (15 Puskesmas Rawat Inap) yang ada di Kabupaten Trenggalek adalah 118 orang, yang selanjutnya dijadikan responden. Validitas dan Reliabilitas. Untuk meyakinkan bahwa instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini benar-benar mengukur variabel yang akan diukur dengan cukup baik dan diterima,
Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
maka perlu reliabilitasnya.
diuji
Jumlah Penderita 388 1.676 267 139 748 658 1.093 680 537 530 606 535 463 1.162 1.240 10.722
validitas
dan
Uji Validitas Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur untuk mengukur apa yang di ukur (Ancok 1995 dalam Singarimbun dan Efendi 1995). Sedangkan menurut Sugiono (2001), hasil penelitian yang valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti. Valid tidaknya suatu item instrumen dapat diketahui dengan membandingkan indeks korelasi product momen Pearson dengan level signifikasi 5 %, dicari dengan bantuan alat komputer program SPSS 10.01 for Wondows. Suatu instrumen baru dapat dikatakan valid bila memiliki koefisien korelasi dari masing-masing item memiliki nilai 0,3 pada - 0,05 (Sugiono, 2001). Hasil perhitungan korelasi dengan menggunakan alat komputer program SPSS 10.01 for Wondows pada lampiran 2 , dan diolah ditampilkan pada tabel berikut : 89
Tabel 2 . Hasil Uji Validitas Variabel Item Y Y1 Y2 Y3 X1 X1.1 X1.2 X1.3 X2 X2.1 X2.2 X2.3 X3 X3.1 X3.2 X3.3 X4 X4.1 X4.2 X4.3 X5 X5.1 X5.2 X5.3 X6 X6.1 X6.2 X6.3
r 0.663 0.855 0.830 0.752 0.700 0.809 0.643 0.762 0.835 0.652 0.739 0.714 0.584 0.602 0.779 0.849 0.550 0.740 0.617 0.772 0.756
Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah indek yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Untuk menguji digunakan Alpha Cronbach dengan bantuan alat
Sig 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
komputer program SPSS 10.01 for Wondows. Instrumen dapat dikatakan andal (reliabel bila memiliki koefisien sebesar 0,6 atau lebih (Arikunto 1998). Kriteria indeks reliabilitas adalah sebagai berikut :
Tabel 3 Kriteria Indeks Koefisien Reliabilitas No.
Interval
Kriteria
1.
< 0,200
Sangat rendah
2.
0,200 – 0,399
Rendah
3.
0,400 – 0,599
Cukup
4.
0,600 – 0,799
Tinggi
5.
0,800 – 1,000
Sangat tinggi
Uji reliabilitas yang digunakan adalah Alpha Cronbach. Bila alpha lebih kecil dari 0,6 maka dinyatakan tidak reliabel dan sebaliknya apabila
Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
lebih besar dari 0,6 dinyatakan reliabel. Hasil pengujian reliabilitas terhadap semua variabel ditunjukkan tabel 4.
2
Tabel 4. Hasil Uji Reliabilitas Variabel
Alpha
Keterangan
Y
0.8467
Reliabel
X1
0.8110
Reliabel
X2
0.8060
Reliabel
X3
0.7414
Reliabel
X4
0.6671
Reliabel
X5
0.7660
Reliabel
X6
0.7441
Reliabel dikerjakan dengan bantuan alat komputer program SPSS For Windows, adalah sebagai berikut :
Pengujian Asumsi Regresi Berganda Hasil Analisis Regresi Pengaruh Variabel Bebas (X) Terhadap Variabel Terikat (Y) Tabel 5. Hasil Uji Regresi Berganda Variabel
Notasi Variabel
Konstanta MBO Program penghargaan karyawan Program keterlibatan karyawan Program imbalan bervariasi Program imbalan berdasar keterampilan Manfaat yang fleksibel
B
Beta
X1 X2 X3 X4 X5
0.505 0.109 0.127 0.160 0.182 0.146
0.127 0.142 0.163 0.225 0.183
X6
0.167
0.219
Adapun persamaan regresi sebagai berikut : Y= 0.505+ 0.109X1+0.127X2+0.160X3+0.182X4+0.146X5+0.167X6+e
Pengujian hipotesis pertama Pada pengujian hipotesis pertama digunakan dua pengujian yaitu : Uji Regresi Secara Simultan atau uji F. Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh bermakna atau tidak variabel bebas terhadap variabel tergantung dengan tingkat signifikan tertentu. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan hasil uji F dengan F tabel. Jika ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, berarti berada daerah penolakan untuk Ho atau Ha diterima demikian juga sebaliknya Hasil uji regresi ditemukan F hitung adalah sebesar 44,565 (Signifikan F 0,000) Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
jadi Fhitung > Ftabel (44,565 >3,17). Artinya secara bersama-sama variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), berpengaruh signifikan terhadap variabel kinerja (Y). Koefisien Determinasi Simultaneus (R²) Analisis dengan menggunakan koefisien Simultaneus atau R², dimana koefisien determinasi tersebut akan menunjukkan besarnya sumbangan atau kontribusi seluruh variabel bebas terhadap 91
variabel tergantung, dengan kata lain seberapa besar pengaruh dari seluruh variabel bebas secara serempak mempengaruhi variabel tergantungnya. Dengan menggunakan koefisien simultaneus atau R² maka besarnya koefisien determinasi dari hasil hitungan SPSS 10.01 for windows didapat sebesar 0,707 , hal ini berarti 70,7 % didalam variabel kinerja secara serempak dipengaruhi oleh variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), sebesar 29,3 % dipengaruhi variabel-variabel lain diluar variabel yang digunakan dalam model penelitian ini. Pengujian hipotesis kedua Dalam pengujian hipotesis kedua juga akan dilakukan dengan menggunakan dua analisis, yaitu :
a. Menggunakan Uji t. Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel tergantung. Dengan uji t akan diketahui apakah masing-masing variabel bebas secara parsial berpengaruh pada variabel tergantung. Untuk melihat apakah pengaruh tersebut bermakna atau tidak, dengan cara membandingkan antara t hitung dengan t tabel dengan tingkat signifikan tertentu. Jika t hitung lebih besar dari t tabel, berarti Ha diterima dan Ho ditolak, artinya bahwa variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh terhadap variabel tergantung. Hasil perhitungan dan analisis variabel bebas berupa variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), yang berpengaruh terhadap kinerja (Y) disajikan pada tabel berikut.
Tabel 6. Hasil Perhitungan t hitung Variabel Independen yang berpengaruh terhadap Variabel Dependen Nomor Variabel Independen Notasi t t Variabel Variabel hitung tabel 1 MBO X1 2.067 1.645 2 Program penghargaan karyawan X2 1.789 1.645 3 Program keterlibatan karyawan X3 2.502 1.645 4 Program imbalan bervariasi X4 2.250 1.645 5 Program imbalan berdasar X5 2.659 1.645 keterampilan 6 Manfaat yang fleksibel X6 2.556 1.645 Melihat besarnya koefisien determinasi pada masing-masing variabel bebas maka diperoleh seberapa besar sumbangan masing-masing variabel bebas yaitu variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), terhadap variabel tergantung yaitu kinerja (Y) Dari tabel diatas dapat diuraikan secara parsial pengaruh masing-masing variabel bebas secara terinci. Adapaun penjelasannya sebagai berikut : Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
1.
2.
t hitung untuk variabel MBO (X1) sebesar 2.067 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel MBO (X1) secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kinerja (Y). t hitung untuk variabel program penghargaan karyawan (X2) sebesar 1.789 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel program penghargaan karyawan (X2) secara parsial 92
3.
4.
5.
mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kinerja(Y). t hitung untuk variabel lingkungan kerja (X3) sebesar 2.502 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel program keterlibatan karyawan (X3) secara parsial mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap kinerja (Y). t hitung untuk variabel program imbalan bervariasi (X4) sebesar 2.250 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel program imbalan bervariasi (X4) secara parsial mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap kinerja (Y). t hitung untuk variabel program imbalan berdasar keterampilan (X5) sebesar 2.659 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel program imbalan berdasar keterampilan (X5) secara parsial mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap kinerja (Y).
6.
t hitung untuk variabel manfaat yang fleksibel (X6) sebesar 2.556 lebih besar dari t tabel sebesar 1,645 pada taraf signifikan tertentu yaitu 0,05, hal ini menunjukkan bahwa variabel manfaat yang fleksibel (X6) secara parsial mempunyai pengaruh yang sangat bermakna terhadap kinerja (Y).
b. Menggunakan Koefisien Determinasi Parsial (r²) Setelah melakukan uji t, analisis berikutnya adalah dengan menggunakan koefisien determinasi parsial atau r², dimana koefisien determinasi tersebut menunjukkan besarnya pengaruh masingmasing variabel bebas terhadap variabel tergantung. Analisis dengan menggunakan koefisien determinasi parsial atau r² menunjukkan besarnya pengaruh masingmasing variabel bebas yaitu MBO , program penghargaan karyawan , program keterlibatan karyawan , program imbalan bervariasi , program imbalan berdasar keterampilan , dan manfaat yang fleksibel terhadap kinerja.
Tabel 7. Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Parsial Variabel Independen yang berpengaruh terhadap Variabel Dependen Nomor Variabel Independen Notasi r r² Variabel Variabel 1 MBO X1 0.193 0.0372 2
Program penghargaan karyawan
X2
0.167
0.0279
3
Program keterlibatan karyawan
X3
0.231
0.0534
4
Program imbalan bervariasi
X4
0.209
0.0437
5
Program imbalan keterampilan Manfaat yang fleksibel
X5
0.245
X6
0.236
6
Pengaruh dari masing-masing variabel bebas diuraikan seperti berikut : 1. Variabel MBO (X1) sebesar 0,0372 atau 3,72 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel MBO secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja adalah sebesar 3,72 %. 2. Variabel program penghargaan karyawan (X2) sebesar 0,0279 atau Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
berdasar
3.
0.0600 0.0557
2,79 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel program penghargaan karyawan secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja adalah sebesar 2,79 %. Variabel program keterlibatan karyawan (X3) sebesar 0,0534 atau 5,34 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel program keterlibatan 93
4.
5.
karyawan (X3) secara parsial mempunyai kontribusi terhadap program keterlibatan karyawan adalah sebesar 5,34 %. Variabel program imbalan bervariasi (X4) sebesar 0,0437 atau 4,37 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel program imbalan bervariasi (X4) secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja adalah sebesar 4,37 %. Variabel program imbalan berdasar keterampilan (X5) sebesar 0,060 atau
6.
6,00 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel program imbalan berdasar keterampilan (X5) secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja adalah sebesar 6,00 %. Variabel manfaat yang fleksibel (X6) sebesar 0,0557 atau 5,57 %. Hal ini menunjukan bahwa variabel manfaat yang fleksibel (X6) secara parsial mempunyai kontribusi terhadap kinerja adalah sebesar 5,57 %.
Tabel 8. Urutan Kontribusi Variabel Independen yang berpengaruh terhadap Variabel Dependen Tingkat Variabel independen Notasi r² % Variabel 1 Program imbalan berdasar X5 0.0600 6.00 keterampilan 2 Manfaat yang fleksibel X6 0.0557 5.57 3
Program keterlibatan karyawan
X3
0.0534
5.34
4
Program imbalan bervariasi
X4
0.0437
4.37
5
MBO
X1
0.0372
3.72
6
Program penghargaan karyawan
X2
0.0279
2.79
Berdasarkan tabel analisis diatas didapatkan nilai koefisien parsial (r²) tertinggi adalah r² pada variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) sebesar 0,600 atau 6,00 %. Jadi nilai r² pada variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) mempunyai pengaruh yang dominan terhadap kinerja sebesar 6,00 %. Pembahasan Dari hasil penelitian diketahui bahwa variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja (Y). Mengacu pada lampiran 4, uji serentak dari variabel : MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), berpengaruh signifikan Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
terhadap kinerja (Y) diperoleh nilai koefisien korelasi berganda (R) sebesar 0,841 dan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 0,707. Menyadari akan kebutuhannya, manusia termotivasi untuk bekerja lebih baik guna memenuhi kebutuhannya. Sesuai dengan pendapat Mali (1986) menjelaskan bahwa salah satu faktor utama yang menentukan keberhasilan kerja adalah motivasi kerja karyawan itu sendiri. Jika ingin meningkatkan keberhasilan kerja karyawan, perlu dipahami dan diperhatikan faktorfaktor yang bisa meningkatkan motivasi karyawan yang menimbulkan rasa senang untuk meningkatkan kinerja. Motivasi dari pimpinan akan bisa merubah perilaku agar bawahan meningkatkan kinerja, asalkan menggunakan tehnik aplikasi motivasi yang fokus pada : tujuan, harapan, cita-cita, keinginan dan kebutuhan bawahan secara individual. Berdasarkan uji parsial bahwa variabel bebas yang terdiri dari MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), 94
program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), masing-masing berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat kinerja , hal ini ditunjukkan oleh uji t. Dan hasil analisis koefisien determinasi parsialnya (r²) ternyata variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5), mempunyai pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja (Y). Hal ini terlihat pada tabel 15 bahwa variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) mempunyai kontribusi sebesar 6,00 %. Artinya terdapat cukup bukti untuk menyimpulkan bahwa variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) berpengaruh paling dominan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terjadi karena ketrampilan para karyawan dalam organisasi berbeda dari satu orang ke orang lain. Karena itu, para karyawan yang memiliki berbagai ketrampilan, yang pada gilirannya memungkinkan mereka melakukan banyak hal dan menyelesaikannya banyak jenis pekerjaan, pantas diberikan imbalan yang lebih banyak pula. Penggunaan teknik ini dimaksudkan untuk mendorong para karyawan menjadi pekerja dengan kinerja tinggi (high achievers). Di samping itu, juga sebagai alat untuk mendorong para karyawan agar selalu menambah jenis ketrampilannya dan memutakhirkan ketrampilan tersebut. Dengan demikian, mereka mampu melakukan tugas-tugas yang beraneka ragam dan siap menghadapi tuntutan dan tugas baru, karena antara lain lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta situasi baru yang dihadapi oleh puskesmas rawat inap, misalnya adanya strategi pengobatan baru dan kondisi penyakit pasien baru.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Hasil uji F sebesar 44,565 artinya secara bersama terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), dan manfaat yang fleksibel (X6), tehadap kinerja (Y). Dan angka R Square sebesar 0,707 artinya bahwa variabel Y sebesar 70,7% dipengaruhi oleh variabel : MBO (X1), program penghargaan karyawan (X2), program keterlibatan karyawan (X3), program imbalan bervariasi (X4), program imbalan berdasar keterampilan (X5), manfaat yang fleksibel (X6), dan var7 (X7), Sedangkan sisanya 29,3 % dipengaruhi variabel lain. 2. Besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara berurutan mulai yang paling besar adalah sebagai berikut : (1) program imbalan berdasar keterampilan (X5) sebesar 6.00 %, (2) manfaat yang fleksibel (X6) sebesar 5.57 %, (3) program keterlibatan karyawan (X3) sebesar 5.34 %, (4) program imbalan bervariasi (X4) sebesar 4.37 %, (5) MBO (X1) sebesar 3.72 %, dan (6) program penghargaan karyawan (X2) sebesar 2.79 %. Dari keadaan tersebut kontribusi variabel Program imbalan berdasar ketrampilan (X5) sebesar 6.00 % adalah paling dominan
DAFTAR PUSTAKA _________, (2005) Profil Kesehatan Tahun 2005, Dinas Kesehatan Kabupaten Trenggalek. Arikunto, Suharsimi. (1998) Prosedur penelitian ; suatu pendekatan praktek, Edisi Revisi IV, Rineka Cipta, Jakarta. Dessler, G.(1995) Management Personalia. Alih Bahasa Agus Dharma, Edisi Ketiga, Erlangga. Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
95
Dharma, A. (1991) Manjemen Prestasi Kerja: Pedoman Praktis Bagi Para Penyelia Untuk Meningkatkan Prestasi Kerja. Rajawali Pess, Jakarta. Mali, Paul., MBO Updated. New York: John Wiley and Sons, 1996. McClellend, David., The Achieving Society. New York: D. Van Nostrand Company, 1961. McGregor, Douglas, The Human Side of Enterprise. New York: McGraw Hill Book Company, 1961. Rao, T.V. (1996) Penilaian Prestasi Kerja: Teori dan Praktek, Seri Manajemen No. 125, PT. Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta. Soeramto, 1989, Metodogi Penelitian Kualitatif Penerbit BPFE, UGM, Yogyakarta. Sugijono, 1998, Metodologi Penelitian Administrasi, Alfabeta, Bandung. Sugiyono (2001) Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung. Supranto J., 1992, Statistik Teori dan Aplikasi, Jilid 2. Cetakan keempat. Erlangga. Jakarta. Winarno Surakhmad, 1978 Dasar Dan Tehnik Metode Penelitian Ilmiah Penerbit CV. Tarsito, Bandung.
Jurnal OTONOMI Volume 9 No.2. Nopember 2009
96