Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67 ISSN Print 2477-2836/ISSN Online 2528-6692
PEMBERDAYAAN BURUH TANI MENJADI PENGUSAHA MIKRO: PEMBESARAN LELE DENGAN SAPTA USAHA, PENJUALAN DENGAN ORIENTASI STRATEGI Darmanto1* Kuntono1 STIE.St. Pignatelli Surakarta
1
Email:
[email protected]
*
Abstract This study aims to make public the District Mojolaban into productive society. People who produce catfish and sold to the public in Surakarta. Catfish production in Surakarta it is still very lacking. Catfish is a fish that is consumable by the public good lower class, middle and upper. The method used in this study are lectures, training and assistance. Lecture method is used to understand the theory of catfish and catfish selling strategy. Training used to practice the theory they have to understand that they are actually able to perform these activities. Method of assistance was done to guide and direct when they are already doing business cultivation cultivation of catfish and sell it. The results of these activities in the district communities Mojolaban become micro-entrepreneurs: raising catfish with seven attempts and sell it orietasi strategy. Empowerment group catfish four people and groups penjualanya one person. Keywords: Catfish, seven attempts, orientation strategy PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
baik sebagai peternak ikan lele maupun sebagai penjual hasil produksinya. Sebagai peternak mereka memiliki lahan kosong yang cukup luas, waktu luang yang banyak dan motivasi berusaha yang tinggi. Se bagai penjual ikan lele peralatan yang diperlukan dan semanga kerja yang tinggi.
Sektor industri merupakan sektor yang paling me nentukan besarnya Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), terutama usaha mikro. Perkembangan usaha mikro dari segi kuanitiasnya sangat pesat tetapi dari segi kualitas belum, sehingga memerlukan manajemen yang baik (Darmanto, et al., 2014). Manajemen usaha mitra dalam mengelola usaha masih sangat sederhana yaitu belum mnggunakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan mau pun pengawasan yang baik. Mereka menjalankan usahanya dengan prinsip yang penting dapat jalan dan memperoleh keuntungan walaupun keuntungang yang diperoleh tidak opimal. Persoalan yang dihadapi pengusaha mitra yaitu dalam bidang prodksi hasilnya masih sangat rendah yang disebabkan proses pemeliharaan yang masih tradisional. Persoalan lain yang tidak kalah penting yaitu bidang penjualan. Persoalannya yaitu harga jual yang sangat rendah. Hal ini di sebabkan mereka menjual ikan lelenya pada pedagang besar.
Ikan lele merupakan ikan yang digemari oleh masyarakat di kabupan Sukoharjo, kota Solo mau pun masyarakat sekitarnya. Disukai masyarakat ekonomi kelas atas, menengah maupun kelas bawah. Ikan lele harganya murah dan rasanya nikmat. Ka bupaten Sukoharjo merupakan kabupaten yang dekat dengan kota Solo. Permintaan ikan Lele di kabu paten Sukoharjo maupun kota Solo masih sangat kurang, baik untuk konsumsi harian, rumah makan, pancingan maupun diproses untuk dimasak steak ataupun dibuat abon. Jadi peluang untuk budidaya ia ikan Lele ini masikan Lele ini masih sangat terbuka.
Produksi ikan lele tidak sulit. Setiap orang yang ada niat untuk memproduksi atau beternak lele pasti dapat. Kepeluan modal relatif kecil. Kolam dapat Masyarakat kecamatan Mojolaban memiliki dibuat dari terpal. Tingkat perputaran modal sangat potensi yang besar untuk menjadi pengusaha mikro cepat karena dalam waktu dua bulan ikan lele sudah 59
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 59
12/14/16 9:53:17 AM
60
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
dapat dipanen dan hasilnya sudah dapat menutup semua biaya bahkan sudah memberikan keuntungan.
Perumusan Permasalahan
Pengusaha Mikro di kabupaten Sukoharjo perma Manajemen usaha calon pengusaha mitra dila salahan yang terjadi yaitu kulitas usahanya masih kukan dengan merencanakan pemilihan tempat sangat rendah terutama manajemen prodksi dan kolam ikan lele, perencanaan modal yang diperlukan manajemen pemasarannya, Pengusaha Mikro di dan perencanaan daerah penjualan. Pengorganisasian kabpaten Sukoharjo sebagian besar belum mene dan menggerakkan sumber daya yang dimiliki harus rapkan ilmu manajemen. dilakukan dengan baik walaupun dengan cara yang Permasalahan prioritas mitra yang dihadapi sederhana. Hal yang tidak dapat dilupakan yaitu yaitu dalam beternak lele belum menggunakan pengawasan. Pengawasan di lakukn untuk men cara yang baik dan benar sehingga hasilnya tidak jamin bahwa pelaksanaan harus sesuai dengan yang maksimal. Masalah yang tidak kalah penting yaitu direncanakan. Calon mitra mampu melakukan ini penjualan hasil produksinya kepada bakul senimgga semua. harganya sangat rendah. Sumber daya yang dimiliki calon mitra pada Produksi yang dilakukan mitra usaha masih sa saat ini untuk sumber daya manusia mampu me ngat sederhana. Mereka belum menggunakan cara lakukan kegiatan ini, sumber daya alam misalnya yang benar dalam beternak ikan lele. Hasil pro air tersedia hanya dengan kedalaman 9 meter, Suhu duksinya masih sangat rendah. Tingkat produksinya udara 28 0 C baik untuk ternak lele, Ketinggian 104 masih dibawah 50% dari hasil yang seharusnya. dqri permukaan air laut juga cocok untuk ternak lele. Manajemen yang disepakati bersama antara Sumber daya yang dirasa masih perlu tambahan yaitu pengusul pengabdian pada masyarakat demgan mitra sumber daya modal. Hal ini dapat diatasi dengan usaha yaitu penerapan Sapta usaha beternak ikan bekerja sama dengan lembaga keuangan. lele. Penerapan Sapta usaha ini dapat meningkatkan Masyaraka kec. Mojolaban, kab. Sukoharjo produksi 50% sehingga uasaha mereka dapat dilihat dari aspek sosial baik dari segi pendidkan member hasil yang optimal. maupun ekonominya tidak jauh dari daerah lannya. Kelompok calon wirausaha baru dalam ke Tingkat Pendidkan banyak yang berpendidikan giatan ini yaitu 3 orang yang akan menjual hasil menengah maupun tinggi, sudah tidak ada yang produksi ikan lele. Ikan lele ini kalau dijual kepada buta huruf. Dari segi ekonominya sudah baik yaitu Bakul atau pedagang besar hanya di beli Rp 12.000,pendapatan perkapanya sebesar Rp 11,72 juta. per kg. Harga dipasar sebesar Rp 20.000,- Jadi kalau Aspek budaya masyarakat desa Palur sebagian besar mitra usaha bekerja sama dengan calon wira usaha masih memperahankan budaya lama misalnya bersih baru harga jual ikan lelenya akan lebih tinggi. desa, menyukai wayang kulit, music campur sari Penentuan permasalahan prioritas mitra baik walaupun juga sudah memanfaatkan media-media produksi maupun manajemen yang disepakati ber social seperti face book, twiter maupun BBM. sama yaitu dalam produksi menggunakan Sapta Aspek religius sangat diperhaikan masyarakat. usaha. Dalam penjualan hasil produksinya yaitu Jumlah masjid, mushola maupun gereja cukup menjual kepada mitra usahanya yang dapat menjual banyak. Kegiatan keagamaan berjalan baik, Masya ikan lele kepada masyaraka atau konsumen. rakat sudah memperhatikan aspek kesehatan. Sudah Pelaksanaan kegiatan ini masyarakat umum memanfaatkan Pusksmas maupun rumah sakit daerah, tidak ibu melahirkan yang ditolong dukun. memperoleh layanan yang baik yaitu bila meng Kehidupan bermasyarakat masih merupakan masya inginkan membeli ikan lele tidak perlu kepasar cukup rakat paguyuban, gotong royong masih berjalan dirumah. Harga yang diawarkan sama bahkan lebih baik, misalnya orang punya hajat, mendirikan rumah rendah. Hal ini akan menghemat biaya yang cukup besar. maupun perbaikan jalan, saluran dll. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diru Persoalan yang dihadapi masyarakat saat ini muskan permasalahan sebagai berikut: yaitu pembuatan setifikat tanah jadinya terlalu lama. Jarak ke Pusat Pemerintahan kabupaten yang jauh a. Apakah Sapta Usaha ternak lele dapat dite rapkan oleh peternak lele di kecamatan Mojo yaitu lebih dari 15 km. Mengurus adminisrasi se laban Kabupaten Sukoharjo? bagian besar tidak selesai sehari. Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 60
12/14/16 9:53:17 AM
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
nan utama biasanya berupa pelet produksi pabrikan harganya mahal, maka dapat di berikan makanan utama alternative misal dari roti espayet/ kadaluwarso yang di keringkan. Makanan ini harganya 20% dari harga pelet. Makanan alternative tambahan perlu di berikan agar lebih hemat lagi dan sehat misal diberikan daun papaya.
b. Apakah Peternak ikan lele Kecamatan mojo laban dapat menjual langsung ikan lele kepada konsumen atau masyrakat? TELAAH LITERATUR Pembesaran ikan Lele dengan Sapta usaha. Pemberdayaan masyarakat dengan pembesaran ikan Lele melaluai Sapta Usaha terdiri:
b. Pemberian pakan Lele secara tepat dan benar, tepat terkait dengan jumlah, waktu dan jenis mananannya. Pada prinsipnya, terdapat cara-caranya yang disebut de ngan Tiga Tepat. Tepat Jenis,Tepat Wak tu dan Tepat Jumlah. Tepat jenis : mem berikan pakan dari pakan yang dipilih secara tepat dan benar. Tepat waktu : pem berian pakan harus sesuai dengan waktu pada saat lele seharusnya mengkonsumsi pakan. Tepat jumlah: pemberian pakan yang diberikan pada saat lele mengkonsumsi pakan harus tepat dan sesuai jumlah / takaran. Tidak boleh lebih.
1. Pemilihan lokasi
Pemilihan lokasi yang tepat, pemilihan lokasi ditentukan oleh kondisi lingkungan alam dan lingkungan msayarakat. Lingkungan alam ter utama tentang ketersediaan air, baik kualias air, jumlah air dan kontinuiasnya. Lingkungan masyarakat ditentukan oleh dukungan masya rakat setempat dan pemerintah.
2. Pemilihan Jenis Lele
Jenis ikan Lele yang baik yaitu yang cepat besar dan tahan terhadap penyakit. Pemilihan jenis lele ditenukan oleh pertumbuhan dan ketahanan Lele terhadap kemungkinan penyakit, Lele yang perumbuhannya cepat biasanya tidak tahan pada penyakit dan sebaliknya yang pertumbuhannya lamban biasanya lebih tahan terhadap penyakit.
c. Benar terkait dengan cara memberi ma kanannya yaitu dengan cara menaburkan secara merata agar ikan Lele tidak berebut makanan. d. Pada umumnya, yang sering terjadi pada dunia budidaya ikan lele, pelet adalah pili han jenis pakan yang sering dipilih. Meng apa harus pelet sih, mas? Pelet adalah pakan yang sangat praktis dan memiliki kandungan nutrisi yang cukup baik. Pelet pun memiliki variasi ukuran yang berbedabeda, Anda dapat menyesuaikan dengan ukuran ikan lele Ukuran variasi tersebut memiliki ukuran diameter : 1 milimeter, 2 milimeter, 3 milimeterdan 4 milimeter.
Hasil panen yang baik dalam budidaya ikan Lele, tentu saja kita harus memilih benih Lele dengan kualitas yang baik yang merupakan salah satu hal penting dalam keberhasilan pembesaran ikan Lele. Kualitas benih ikan lele yang akan dibudidayakan sangat menentukan kesuksesan budidaya Lele. Jika terjadi kesalahan dalam memilih benih Lele, maka usaha budidaya Lele akan mengalami kegagalan. Ada beberapa hal yang setidaknya harus kita ketahui sebelum membeli benih lele yaitu kesehatan, keseragaman ukuran, riwayat induk, riwayat penyakit.
e. Ada pun beberapa jenis pakan yang dapat Anda gunakan selain dari pelet adalah keong mas, bekicot cacing tanah dan pakan yang dapat Anda peroleh dari rumah tangga, pemotongan hewan dan peternakan ayam.
3. Pemberian pakan
Pemberian makan yang tepat meliputi tiga tepat yaitu tepat jenis, tepat waktu dan tepat jumlahnya. Makanan dapat dibedakan makanan utama dan makanan tambahan . Berikut ini di uraikan tentang pemberian makan ikan Lele: a. Pemberian makan terdiri pemberian maka nan utama dan makanan tambahan serta pemberian vitamin agar pertumbuhannya cepat dan tahan terhadap penyakit. Maka
61
4. Pengelolaan air yang baik
Pengelolaan air yang baik meliputi pemberian air, pergantian air dan kriteria air . Berikut ini dijelaskan tentang semua yang terkait dengan air. Pergantian air dilakukan bila air kotor atau berbau, biasanya disebabkan adanya sisa ma kanan menimbulkan gas amoniak. Air diganti sepertiga bagian bawah dengan air yang baru.
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 61
12/14/16 9:53:17 AM
62
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
Pernah menjumpai hal-hal berikut: Lele ber gerombol di permukaan air-lele kembung-lele berenang berputar-putar-ada bintik-bintik putih pada permukaan kulit/insang-lele kelihatan lemas-lele terlihat sering menggosok-gosokan badannya ke permukaan dinding kolamperut kembung berisi cairan getah bening-lele bengkak dan terdapat luka di sekujur tubuh, akibat dari kualitas air yang buruk, akibat dari kualitas air yang “buruk”. Air kolam dengan kualitas buruk adalahmedia yang baik untuk berkembangnya jamur (parasit) dan bakteri pathogen yang pada akhirnyamenyerang lele. 6. Air yang buruk juga menyebabkan lele merasa tidak nyaman, tidak dapat beradaptasi, stress, tidak ada napsu makan, kekurangan nutrisi dll. Hal-hal diatas pada akhirnya akan berujung pada kematian lele baik satu demi satu dan dapat jugaterjadi kematian massal. Air yang baik bagi lele harus memenuhi beberapa kreteria :-PH air pada kondisi netral, tidak berbau , bebas ammonia dan tidak berbuih/berbusa, tidak pekat-Kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen) cukup-Suhu air dalam kondisi Lele mempunyai toleransi dapat hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa lele lebih toleran basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan lele ada pada PH 7-8.
5. Pengendalian hama dan penyakit
Hama yang paling umum adalah predaktor seperti linsang, ular, musang air, dan burung sedangkan hama sebagai pesaing antara lain ikan mujair dan katak. Untuk mencegahnya dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar disekeiling kolam. Penyakit pada budi daya ikan lele berasal dari protozoa, bakteri dan virus. Ketiga mikro organisme ini mnyebabkan pe nyakit yang mematikan. Beberapa dianaranya, bintik putih, kembung perut, luka di kepala dan ekor. Untuk mencegah dengan menjaga kualitas air, mengontrol kelebihan pakan. Menjaga ke bersihan kolam dan mmpertahankan suhu pada kisaran 28 derajat Celsius. Lele juga dapat ter serang penyakit non infeksi misalnya kuning, kurang vitamin (Astuti, Asrini Budi. 2003) Mengenal dan dapat mengatasi hama dan pe nyakit ikan lele adalah salah satu kunci jika kita ingin sukses budidaya ikan Lele. Hama pada lele
adalah binatang tingkat tinggi yang langsung mengganggu kehidupan Lele. Di alam bebas dan di kolam terbuka, hama yang sering menyerang lele antara lain: berang-berang, ular, katak, se rangga, musang air, ikan gabus dan belut. Se dangkan di pekarangan, terutama yang ada di perkotaan, hama yang sering menyerang hanya katak, tikus dan kucing. Pemeliharaan Lele secara intensif tidak banyak diserang hama. Penyakit parasit adalah penyakit yang disebabkan oleh organisme tingkat rendah seperti virus, bakteri, jamur, dan protozoa yang berukuran kecil. Pemanenan yang tepat 1. Waktu dan cara pemanenan a. Waktu pemenenan dilakukan bila ikan lele sebesar 1kg isinya 8-12 bijih. b. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeluarkan air sampai habis ke mudian ikan lele diambil dimasukkan kedalam tempat lele yang biasanya berupa tong yang terbuat dari plastik yang siap dijual c. Menangkap/memanen ikan hasil pem besaran umumnya dilakukan panen total. d. Umur ikan yang dipanen berkisar an tara 3-4 bulan dengan berat berkisar antara 400-600 gram/ekor. e. Panen total dilakukan dengan cara mengeringkan kolam, hingga keting gian air tinggal 10-20 cm. f. Petak pemanenan/petak penangkapan dibuat seluas 2 meter persegi di depan pintu pengeluaran (monnik), sehingga memudahkan dalam penangkapan ikan. Pemanenan dilakukan pagi hari saat keadaan tidak panas dengan menggunakan waring atau scoopnet yang halus. Lakukan pemanenan se cepatnya dan hati-hati untuk meng hindari lukanya ikan. 2. Proses pemanenan lele Lele dipanen setelah berumur 3-5 bulan, kecuali bila dikehendaki tetap saja dapat dipanen sewaktu-waktu. Berat rata-rata lele yang siap dipanen sekitar 150 gram per ekor. Lele dumbo dapat dipanen setelah
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 62
12/14/16 9:53:17 AM
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
berumur 3-5 bulan yang beratnya sudah mencapai 150-300 gram per ekor. Bila dibiarkan 5-6 bulan lagi, lele dumbo akan mencapai berat 1-2 kg per ekor dengan panjang 60-70 cm. Pemanenan sebaiknya pada pagi hari supaya lele tidak terlalu ke panasan. Bila ingin dipanen seluruh lele, kolam dikeringkan sebagian sebelum ikan ditangkap menggunakan seser halus, tangan, lambit, tangguh atau dengan jaring. Bila lele ingin dipancing, biarkan lele lapar lebih dahulu. Bila menggunakan jaring, pemanenan dilakukan bersamaan dengan pemberikan pakan sehingga lele mudah ditangkap.Setelah dipanen, biarkan selama 1-2 hari di dalam tong atau bak tanpa diberi makan agar bau tanah dan bau amisnya hilang Lele ditimbang dalam waktu singkat dan cukup sekali.
Pembersihan kolam selesai panen Setelah ikan lele dipanen, kolam harus dibersihkan dengan cara:-Dinding kolam disiram de ngan larutan kapur sebanyak 20-200 gram/ m2 kolam sampai rata. Lalu kolam disiram dengan larutan formalin 40% atau larutan permanganat kalikus (PK) dengan cara yang sama. Kolam dibilas dengan air bersih dan di biarkan kering terkena sinar langsung agar penyakit yang ada di kolam ter bunuh. Setelah dipanen dan sebelum di masak, lele dibersihkan dari lumpur dan isi perutnya. Sebelum dibersihkan lele dimatikan terlebih dulu dengan memukul kepalanya memakai muntu atau kayu. Saat mengeluarkan kotoran, jangan sam pai memecahkan empedu, karena dapat menyebabkan daging terasa pahit. Setelah isi perut dikeluarkan, ikan lele dapat diman faatkan untuk berbagai ragam masakan.
7. Penjualan yang menguntungkan
Kita tidak perlu takut kalau lele hasil panen kita tidak laku, dengan begitu kita tinggal fokus saja pada ternak kita itu, tanpa perlu pusing me mikirkan kemana kita dapat menjual hasil panen kita. Kadang kala, jika kita melihat sekilas, untuk menjual panen ikan lele kita ke konsumen lang sung, terlihat lebih menguntungkan. Karena dilihat dari harga jualnya yang memang lebih tinggi, jika dibandingkan dengan menjualnya
63
ke tengkulak, tetapi untuk menjual ikan lele, langsung ke konsumen biasanya ada beberapa permintaan khusus. Kebanyakan permintaan dari konsumen adalah untuk membersihkan isi pe rut ikannya sekalian. Sebetulnya ini karena, lele segar yang dijual adalah ikan lele yang masih hidup, sehingga banyak orang yang merasa jijik dan takut untuk membunuh ikan tersebut. Selain itu biasanya, ada juga konsumen yang meminta untuk mengantarkan sekalian, ikan yang sudah dibersihkan tersebut ke rumahnya. Jika memang tidak ribet, dan juga memiliki waktu luang yang cukup banyak, maka menjual langsung ke konsumen dapat jadi alternatif yang cukup meng untungkan (Androniki K.& Anastasios K. 2011) Penjualan melalui bauran orientasi Strategi Penjualan ikan Lele dengan bauran orientasi Strategi meliputi: 1. Orientasi pelanggan merupakan komitmen UMKM dalam memuaskan pelanggan, mengumpulkan informasi kebutuhan pe langgan, mencari cara memuaskan pelang gan, memperhatikan keluhan pelanggan (Mavondo et al., 2005). 2. Orientasi pesaing, merupakan kegiatan UMKM mendiskusi informasi, keunggulan pesaing, strategi pesaing, merespon tin dakan pesaing, (Mavondo et al., 2005) 3. Orientasi Inovasi merupakan inovasi yang dilakukan UMKM berkaitan dengan pro duk baru, pelayanan baru, proses produksi baru, kualitas produk, bahan baku lebih baik (Kirca et al, 2005; Jhonson et al., 2009). 4. Orientasi kewirausahaan yaitu tingkat ke beranian pimpinan UMKM untuk menjadi yang pertama dalam inovasi produk, pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif serta kemandirian dalam menjalankan usaha. (Jandaghi G. 2011) 5. Sistem reward merupakan sitem reward yang diterapkan UMKM kepada karyawan nya. (Darmanto, Hunik S.R,S, Mugi, H. Tulus, H, 2014). 6. Orientasi pembelajaran merupakan proses UMKM yang menekankan pada penciptaan pengetahuan baru, pengetahuan yang luas mengenai teknologi dan pasar dapat digu nakan sebagai dasar untuk merencanakan
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 63
12/14/16 9:53:17 AM
64
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
operasi berbagai teknologi baru (Altindag, yaitu pengawasan. Pengawasan di lakukn untuk menjamin bahwa pelaksanaan harus sesuai dengan E. Zehir, C. & Acar, A.Z. 2010) 7. Orientasi perubahan yaitu komitmen kar yang direncanakan. Berdasarkan uraian tersebut yawan pada perubahan, komitmen pe maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: ngelola perubahan, budaya perubahan, keyakinan perubahan meningkatkan pres tasi. (Gravenhorst et al., 2009).
Hipotesis 1: Sapta Usaha ternak lele dapat diterapkan oleh peternak lele di kecamatan Mojolaban Kabupaten Sukoharjo.
8. Keunggulan bersaing yaitu unggul kualitas Hipotesis 2: Peternak ikan lele Kecamatan mojolaban produk yang dihasilkan, harga jual, biaya dapat menjual langsung ikan lele kepada kon produksi, kemampuan asset, kemampuan sumen skill dan kapasitas (Hassan G., Mohammad R., Iman H., 2014) METODE PENELITIAN HIPOTESIS
Metode pelaksanaan untuk Mitra 1:
1. Masyarakat kecamatan Mojolaban memiliki potensi yang besar untuk menjadi pengusaha mikro baik sebagai peternak ikan lele maupun sebagai penjual hasil produksinya. Sebagai peternak mereka memiliki lahan kosong yang cukup luas, waktu luang yang banyak dan motivasi berusaha yang tinggi. Sebagai penjual ikan lele peralatan yang diperlukan dan semanga kerja yang tinggi. Ikan lele merupakan ikan yang digemari oleh masyarakat di kabupan Sukoharjo, kota Solo mau 2. pun masyarakat sekitarnya. Disukai masyarakat ekonomi kelas atas, menengah maupun kelas bawah. Ikan lele harganya murah dan rasanya nikmat. Kabupaten Sukoharjo merupakan kabupaten yang dekat dengan kota Solo. Permintaan ikan Lele di kabupaten Sukoharjo maupun kota Solo masih sangat kurang, baik untuk konsumsi harian, rumah makan, pancingan maupun diproses untuk dimasak steak ataupun dibuat abon. Jadi peluang untuk budidaya ia ikan Lele ini masikan Lele ini masih sangat terbuka. 3.
Metode Ceramah dan Tanya Jawab Metode ini digunakan untuk menjelaskan teori dalam budi daya pembesaran ikan lele meliputi: a. Pengelolaan Kolam yang sempurna, b. Pe milihan Lele Benih unggul, c. Pemberian pakan yang tepat , d. Pengelolaan air yang baik, e. Pe ngendalian hama dan penyakit, f. Pemanenan yang tepat, g. Penjualan hasil panen yang meng untungkan Metode Pelatihan Metode ini digunakan untuk mempraktekan teori yang telah diplajari sehngga mtra 1 benarbenar dapat melakukan: Pengelolaan kolam yang sempurna. pemilihan benih unggul, pem berian pakan yang tepat, pengelolaan air yang baik, pengendalian hama dan penyakit, pe manenan yang tepat, penjualan hasil panen yang menguntungkan. Metode Pendampingan
Produksi ikan lele tidak sulit. Setiap orang yang Metode ini dilakukan semua kegiatan Sapta ada niat untuk memproduksi atau beternak lele pasti usaha dengam tujuan mitra 1 benar-benar dapat dapat. Kepeluan modal relatif kecil. Kolam dapat menerapkan Sapta usaha dengan benar. Ke dibuat dari terpal. Tingkat perputaran modal sanga giatan ini dilakukan selama dua setengah bulan. cepat karena dalam waktu dua bulan ikan lele sudah Selama persiapan sampai penjualan. dapat dipanen dan hasilnya sudah dapat menutup semua biaya bahkan sudah memberikan keuntungan. Metode pelaksanaan untuk Mitra 2 Manajemen usaha calon pengusaha mitra dila kukan dengan merencanakan pemilihan tempat Permasalahan yang dispakai antara mitra 2 dengan kolam ikan lele, perencanaan modal yang diperlukan pengusul yaitu mitra 2 menjual ikan lele dari mitra dan perencanaan daerah penjualan. Pengorganisa 1 kepada konsumen. Untuk dapat melakukan hal ini sian dan menggerakkan sumber daya yang dimiliki pengusul dengan pendekatan ceramah tentang teori harus dilakukan dengan baik walaupun dengan cara menjual dengan model orientasi strategi pada mitra yang sederhana. Hal yang tidak dapat dilupakan 2. Orienasi strategi ini meliputi: Orientasi pelang Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 64
12/14/16 9:53:17 AM
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
65
PEMBAHASAN gan, orientasi pesaing, orientasi inovasi, orientasi kewirausahaan, orientasi reward, orientasi pem belajaran, orientasi perubahan, orientasi daya saing 1. Sapta Usaha ternak lele dapat diterapkan oleh peternak lele di kecamatan Mojolaban Kabu Pendekaan lain yang dilakukan agar mitra 2 paten Sukoharjo. benar-benar berhasil yaitu pelatihan dan pendapingan. Pelatihan dilakukan supaya mitra 2 ada keberanian untuk melakukan kegiatan penjualan. Pendapingan dilakukan bila mitra 2 mengalami kesulitan segera dapat di peroleh jalan keluar dari pengusul. HASIL KEGIATAN A. Jenis luaran yang dihasilkan sesuai dengan rencana kegiatan. 1. Aspek produksi.
Masyarakat kecamatan Mojolaban memiliki potensi yang besar untuk menjadi pengusaha mikro sebagai peternak ikan lele. Sebagai peternak mereka memiliki lahan kosong yang cukup luas, waktu luang yang banyak dan moti vasi berusaha yang tinggi. Produksi ikan lele tidak sulit. Setiap orang yang ada niat untuk memproduksi atau beternak lele pasti dapat. Kepeluan modal relatif kecil. Kolam dapat di buat dari terpal, tanah atau beton. Tingkat per putaran modal sanga cepat karena dalam waktu tiga bulan ikan lele sudah dapat dipanen dan hasilnya sudah dapat menutup semua biaya bahkan sudah memberikan keuntungan.
Luaran aspek produksi yaitu pengusaha mikro dibidang ternak lele yang menerapkan sapta usaha ternak lele. Peternak ini mem punyai produktifitas yang tinggi. Jadi pengusaha ini merupakan pengusaha yang 2. Peternak ikan lele Kecamatan mojolaban dapat menjual langsung ikan lele kepada konsumen. mandiri secara ekonomi. Ikan lele merupakan ikan yang digemari oleh Luaran aspek prodksi yang lain yaitu masyarakat di kabupan Sukoharjo, kota Solo masyarakat yang belum berusaha menjadi maupun masyarakat sekitarnya. Disukai masya tenaga penjual ikan lele kepada masyarakat. rakat ekonomi kelas atas, menengah mau Penjualan ikan lele juga termasuk usaha pun kelas bawah. Ikan lele harganya murah yang mandiri secara ekonomi. dan rasanya nikmat. Kabupaten Sukoharjo 2. Aspek manajemen merupakan kabupaten yang dekat dengan kota Luaran dari aspek manajemen yaitu pe Solo. Permintaan ikan Lele di kabupaten Suko ternak yang memproduksi ikan lele dan harjo maupun kota Solo masih sangat kurang, penjual lele mampu memanage atau mam baik untuk konsumsi harian, rumah makan, pu melaksanakan fungsi-fungsi mana pancingan maupun diproses untuk dimasak jemen. Mampu merencanakan, mengkoor steak ataupun dibuat abon. Jadi peluang untuk dinasikan, menggerakkan maupun meng budidaya ikan Lele ini masih sangat terbuka. awasi kegiatan memproduksi dan menjual Penjualan ikan lele langsung pada masyarakat ikan lele. Peternak ikan lele ini dan tenaga berhasil bila dilakukan dengan memperhatikan penjual ini dikatakan sebagai pengusaha orientasi pelanggan meliputi komitmen UMKM mikro bila memiliki karyawan minimal satu dalam memuaskan pelanggan, mengumpulkan dan maksimal tiga. Bila karyawannya empat informasi kebutuhan pelanggan, mencari cara sampai 19 mereka sebagai pengusaha kecil. memuaskan pelanggan, memperhatikan kelu Luaran dari aspek manajemennya yaitu han pelanggan. menghasilkan pengusaha mikro didang Orientasi pesaing meliputi kegiatan UMKM produksi ikan lele dan penjual ikan lele. mendiskusi informasi, keunggulan, strategi, Keadaan selanjutnya masyarakat sekitar merespon tindakan pesaing. orientasi Inovasi nya yang mengetahui program ini akan meliputi inovasi yang berkaitan dengan produk mengikuti. Jadi dalam jangka waktu 2 atau baru, pelayanan baru, proses produksi baru, 3 tahun kedepan akan banyak bermunculan kualitas produk, bahan baku lebih baik. Orientasi pengusaha-pengusaha mikro baru baik kewirausahaan yaitu tingkat keberanian pim dibidang produksi akan lele dan dibidang pinan UMKM untuk menjadi yang pertama penjualan ikan lele. Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 65
12/14/16 9:53:17 AM
66
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
yang paling umum yaitu predaktor seperti linsang, ular, musang air. Untuk men cegahnya dengan memasang saringan pada jalan masuk dan keluar air atau memasang pagar disekeiling kolam. Penyakit pada budi daya ikan lele berasal dari protozoa, bakteri dan virus.
dalam inovasi produk, pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif serta kemandirian dalam menjalankan usaha.
Sistem reward, merupakan sitem reward yang diterapkan UMKM kepada karyawannya.
Orientasi perubahan, yaitu komitmen karyawan pada perubahan, komitmen pengelola peru bahan, budaya perubahan, keyakinan perubahan meningkatkan prestasi.
Keunggulan bersaing dapat meningkatkan pen dapatan pengusaha mikro dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Pengusaha mikro agar dapat melaksanakan Orientasi pelanggan, Orientasi pesaing, orien tasi Inovasi, Orientasi kewirausahaan, Sistem reward, Orientasi perubahan, keunggulan ber saing diperlukan kegiatam ceramah, pelatihan dan pendampingan. Dengan dilakukan hal-hal tersebut peternak ikan lele Kecamatan mojo laban dapat menjual langsung ikan lele kepada konsumen SIMPULAN
f. Pemanenan yang tepat yaitu tepat waktu dan cara pemanenan. Waktu pemenenan dila kukan bila ikan lele sebesar 1kg isinya 8-12 bijih. Cara pemanenan dilakukan dengan mengeluarkan air sampai habis kemudian ikan lele diambil dimasukkan kedalam tem pat lele yang biasanya berupa tong yang ter buat dari plastik yang siap dijual g. Penjualan hasil panen yang menguntung kan dapat meningkatkan pendapatan peng usaha mikro dan akhirnya dapat mening katkan kesejahteraannya. Menjual langsung ke konsumen merupakan alternatif yang cukup menguntungkan. 2. Peternak ikan lele Kecamatan mojolaban dapat menjual langsung ikan lele kepada konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut maka dibuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Sapta Usaha ternak lele dapat diterapkan oleh peternak lele di kecamatan Mojolaban Kabu paten Sukoharjo. Sapta usaha ini meliputi: a. Pengelolaan Kolam yang sempurna yang ditentukan oleh pemilihan lokasi yang tepat. Pemilihan lokasi ditentukan oleh kondisi lingkungan alam dan lingkugan msayarakat. b. Pekilihan Lele benih unggul yaitu cepat besar dan tahan terhadap penyakit. Pe milihan jenis lele ditenukan oleh per tumbuhan dan ketahanan Lele terhadap kemungkinan penyakit,
Pelaksanaan penjualan ikan lele dilakukan dengan: a. Orientasi pelanggan meliputi komitmen UMKM dalam memuaskan pelanggan, me ngumpulkan informasi kebutuhan pelang gan, mencari cara memuaskan pelanggan, memperhatikan keluhan pelanggan. b. Orientasi pesaing meliputi kegiatan UMKM mendiskusi informasi, keunggulan, strategi, merespon tindakan pesaing. c. orientasi Inovasi meliputi inovasi yang berkaitan dengan produk baru, pelayanan baru, proses produksi baru, kualitas produk, bahan baku lebih baik
c. Pemberian makanan yang tepat, Pemberian makanan secara tepat dan benar, tepat terkait dengan jumlah, waktu dan jenis mananannya.
d. Orientasi kewirausahaan yaitu tingkat kebe ranian pimpinan UMKM untuk menjadi yang pertama dalam inovasi produk, pasar, berani mengambil risiko dan melakukan tindakan proaktif serta kemandirian dalam menjalankan usaha.
d. Pengelolaan air yang baik, Pengelolaan air yang baik meliputi pemberian air, per gantian air dan kriteria air
e. Sistem reward, merupakan sitem reward yang diterapkan UMKM kepada karya wannya.
e. Pengendalian hama dan penyakit, Hama
f.
Orientasi perubahan, yaitu komitmen karya
Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 66
12/14/16 9:53:17 AM
Darmanto: Pemberdayaan Buruh Tani Menjadi Pengusaha Mikro
wan pada perubahan, komitmen pengelola perubahan, budaya perubahan, keyakinan perubahan meningkatkan prestasi. g. Keunggulan bersaing dapat meningkatkan pendapatan pengusaha mikro dan akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraannya. h. Pengusaha mikro agar dapat melaksanakan Orientasi pelanggan, Orientasi pesaing, orientasi Inovasi, Orientasi kewirausahaan, Sistem reward, Orientasi perubahan, ke unggulan bersaing.
67
Darmanto, Runing, H. S., Harsono, M., & Haryono, T. (2014). The relationship between strategy orientation and marketing performance: The role of organizational change capability American International Journal of Contemporary Research, 4(1), 221-229 Darmanto, (2014). Keterkaitan Orientasi Strategi dan Kinerja Pemasaran: Kemampuan Perubahan Organisasi memoderasi orientasi pasar pada Orientasi Inovasi Teknis UKM makanan di Surakarta. (Desertasi) Universitas Sebelas Maret Surakarta
Diperlukan kegiatan ceramah, pelatihan Gravenhorst,. K.M. B., Werkman, R.A. & dan pendampingan. Boonstra J.J. (2009). The Change Capacity of Keterbatasan: Organisations: General Assessment and Five Pengabdian pada nasyarakat ini dapat berjalan Configurations. University of Amsterdam, The dengan baik namun masih terjadi kekuranganNetherland kekurangan yaitu dalam pelaksanaan calon Ghorbani, H., Dalvi, M. R., Hirmanpour, I. (2014). pengusaha mikro ini waktunya masih sering Studying the effect of market orientation on bersamaan dengan pekerjan yang ditekuni marketing effectiveness case study: Hotels sekarang senhingga waktu kita harus menye in Isfahan Province, Journal of Academic suaikan waktu senggang mereka. Research in Business and Social Sciences, 4(1), 570-579 DAFTAR PUSTAKA Jandaghi, G., M., Seresht, M. N., Mokhles, A., & Kharazi, H. (2011). Market-orientation and its Altindag, E. Zehir, C. & Acar, A.Z. (2010). Strategic impact on the performance of Asia Insurance orientations and their effects on firm performance Company in Kerman Province, Journal of in Turkish family owned firms, Journal Eurasian Economics and Behavioral Studies, 3(1), 1-7 Business Review, 1(1), 18-36. Androniki K. & Anastasios K. (2011), Market orientation and regional development: Strategic and structural issues for the agribusiness sector in Balkans. Journal Scientific Bulletin Economic Sciences, 10(1), 103-113
Johnson, A. J., Dibrell, C. C., & Eric, H. (2009). Market orientation, innovativeness, and performance of Food Companies, Journal of Agribusiness, 27(1/2), 85-106. Khairuman & Amri, K., 2002. Budidaya Lele Dumbo secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Astuti, A. B. (2003). Interaksi pestisida dan infeksi Bakteri Aeromonas hydrophila pada Ikan Lele Kirca, A, H., Jayachandran, S. and Bearden, W. O Dumbo (Clarias sp.). Skripsi. Departemen (2005). Market 0rientation: A meta-analityc Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan review and assessment of its antecedents and Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor. impact on performance. Journal of Marketing, Basile, A. 2012. Entrepreneurial orientation in SMEs: 69 (April), 24 – 41. Risk-taking to entering international markets, Journal Far East Journal of Psychology and Mavondo, F. T., Chimhanzi, J., & Stewart, J. (2005). Learning orientation and market orientation: Business, 7(2), 87-103 Relationship with invitation, human resource BPS, (2013). Sukoharjo Dalam Angka, Sukoharjo: practices and performance, European Journal Biro Pusat Statistik of Marketing, 39(11/12), 1235-1263. Cristina, S. 2011. The Marketing Entrepreneurship Masterz, Seo (2014). Buku Panduan lengkap and the SMEs Competitiveness, Journal of mengenai cara budidaya atau ternak ikan Knowledge Management, Economics and Lele. Information Technology, 1(2), 84-91 Jurnal Kewirausahaan dan Usaha Kecil Menengah, 1 (2), 59-67
LO_Jurnal STIES 2016 VOL. 1 No 2.indd 67
12/14/16 9:53:17 AM