PEMBERDAYAAN ANAK YATIM DAN DHUAFA BERBASIS TABUNGAN AKHIRAT DI PONDOK PESANTREN DAARU AYTAM BAITUSSALAM PENDOWOHARJO SEWON BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun oleh : Jus Amma NIM 11230042 Pembimbing : Drs.H. Afif Rifai, M.S NIP 19580807 198503 1003
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
PEMBERDAYAAN ANAK YATIM DAN DHUAFA BERBASIS TABUNGAN AKHIRAT DI PONDOK PESANTREN DAARU AYTAM BAITUSSALAM PENDOWOHARJO SEWON BANTUL YOGYAKARTA
SKRIPSI
SKRIPSI Diajukan kepada Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Disusun oleh : Jus Amma NIM 11230042 Pembimbing : Drs.H. Afif Rifai, M.S NIP 19580807 198503 1003
JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2016
i
MOTTO
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan”.1
1
Tim Penyusin Sygma Publishing, Al-Qur’an dan Terjemah Surat AlInsan (76):8. (Bandung: Sygma Publishing, 2010), hlm.579.
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN...
Skripsi ini saya tulis adalah bentuk ungkapan rasa terimakasihku kepada orang-orang yang aku cintai serta aku sayangi… Terimaksih kepada Allah SWT yang telah menitipkan perjalanan hidupku kepada kedua orang tuaku, merekalah dibalik cermin kehidupanku yang tanpa ada rasa lelah mendidik dan membesarkanku hingga sekarang.. Yang bisa aku pangil dengan sebutan Ayah dan Ibu.. Bapak Sopian beserta Ibu Julita… Merekalah seorang figur diri kehidupanku dan takan bisa aku membalas semua pengorbanan kalian selain ucapan terimaksih dan do’a sepanjang waktu disetiap solatku. Semoga Allah memberikan rahmat kepada Ayah dan Ibu dalam keadan lapangan maupun sempit… Untuk kakaku Rosadi, kempat adik-adikku, Nurul Jannah, Rahmailah, Hairo Yaroh, dan Khoiriyah, kalian semua adalah motivasi terbesarku selain itu juga saya sebagai anak yang kedua, berusaha terus untuk menjadi contoh terbaik untuk kalian semua terutama kepada kelima adik-adikku… ”dan untuk kamu yang terkasih dan tersayang
semoga kau selalu sabar menghadapiku dan menungguku hingga waktu yang akan menjawab semua impian-impian kita”. Aminnn...
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya, sehingga penulis bisa menyelesaikan proses penyusunnan skripsi ini dengan lancar. Selanjutnya solawat bertangkaikan salam tak lupa dan tak henti-hentinya penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai suri tauladan kita hingga akhir zaman. Penulis menulis skripsi yang berjudul: “Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini melihat bagaimana Pengelolaan Tabungan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Yogyakarta, dan bagaiman Pemberdayan anak Yatim dan Dhuafa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren, serta Dampak apa yang dihasilkan dari Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan di Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi ini tidak akan terselesakan jika tanpa ada dukungan dari berbagai pihak yang telah banyak memberikan saran dan masukan, dan dalam kesempatan ini penulis mengucapkan ribuan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Bapak Prof. KH. Yudian Wahyudi, MA. Ph. D. Selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
2.
Ibu Dr. Nurjanah, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komonikasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
vii
3.
Bapak Drs. H. Afif Rifai, M.S. Selaku pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan masukan selama proses pembuata skripsi penulis.
4.
Bapak Dr. Pajar Hatma Indra Jaya, S.Sos, M.Si. selaku ketua jurusan Pengembangan Masyarakat Islam terimaksih atas saran dan masukanya.
5.
Seluruh Dosen Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam yang telah memberikan ilmunya selama masa studi.
6.
Staff
karyawan TU Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam dan
Fakultas Dakwah dan Komunikasi atas bantuannya menyelesaian berbagai persyaratan yang diperlukan dalam penyelesian skripsi ini. 7.
Kepada kedua orang tuaku dan keluarga besar yang selalu memberiku dukungan dan mendo’akan segala aktivitasku hingga penulis berada di penghujung tugas akhir ini.
8.
Kempat adik-adikku dan kakakku yang menjadi motivasi terbesarku sesungguhnya agar menjadi contoh kelak yang akan datang, “aku sayang kalian semua”.
9.
Kepada Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam
Yogyakarta,dan
Pengurus Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta yang telah bersedia membantu penulis di dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 10. Anak-anak Yatim dan Dhuafa
Pondok Pesantren Darru Aytam
Baitussalam Yogyakarta, yang telah memberikan kontribusinya terhadap penulisan tugas akhir ini, sehingga penulis paham bagaimana arti sebuah perjalanan dan perjuangan hidup yang sesungguhnya.
viii
11. Temen-temen kontrakan
Wisma Catur, Dartok, Heri, Kakak Deddy,
Minardi dan Kakakku Rosadi, kalian semua luarbiasa. 12. Ucapan terimakasih kepada teman-teman IKARUS Yoyakarta (Ikatan Keluarga Alumni Raudhatul Ulum Sakatiga) yang selalu memberikan saya semangat yang tiada henti-hentinya, saya harap kalian tidak patah semangat dan tetap berjuang demi mencapai semua tujuan dan cita-cita kalian. 13. Teman-teman jurusan PMI, Flow, Icandra, Jamik, Aziz, Rodi, Rizki Angga, Minardi, Bayu, Ardian, Hasbi, Najib, dan teman-teman yang lainny yang tidak bisa saya ucapakan satu persatu. Tetap semangat buat kalian semua, semoga allah selalu bersama kita. “Sukses selalu buat kalian”. 14. Untuk orang yang terkasih dan tersayang, semoga kau selalu sabar dan setia, percayalah “semua akan baik-baik saja dan akan indah pada waktunya”.
Yogyakarta, 14 Mei 2016 Mahasiswa
Jus Amma NIM 11230042
ix
ABSTRAK Oleh: Jus Amma 11230042 PEMBERDAYAAN ANAK YATIM DAN DHUAFA BERBASIS TABUNGAN AKHIRAT DI PONDOK PESANTREN DAARU AYTAM BAITUSSALAM PENDOWOHARJO SEWON BANTUL YOGYAKARTA. Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat adalah sebuah program pemberdayaan, yang mana program tersebut bertujuan untuk membantu anak-anak Yatim dan Dhuafa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka, baik itu pangan maupun papan. Salah satu program pemberdayaan dana Zakat yang mencoba dalam mengatasi permasalahan tersebut yakni, dalam programnya adalah: “Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat” yang mana program tersebut menjadi program unggulan Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam dalam mengatsi permasalahan yang ada, hasil dari pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa tersebut sangatlah berperan penting terhadap kemajuan pola pikir anak-anak Yatim dan Dhuafa yakini mereka mampu menanamkan nilai-nilai hidup yang baik, yaitu kehidupan pribadi yang kuat maupun bermasyarakat yang baik seperti melatih mereka untuk jujur dalam pekerjaan, hemat dan kerja keras dengan cara saling mengingatkan satu sama lain dalam kebaikan serta membantu untuk membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki sesama (Santri Wati). Penelitian ini mengunakan metode penelitaian Deskriptif Kualitatif, teknik yang digunakan yaitu dengan cara Iterview, Observasi, Dokumentasi, dan Analisis Data. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji dan mendeskripsikan bagaimana cara Pengelolaan Tabungan Akhirat, Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa serta Dampak yang di hasilakan dari Pemberdayaan berbasis Tabungan Akhirat terhadap anak-anak Yatim dan Dhuafa yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. Melalui analisi diatas maka hasil penelitian ini terdapat tiga temuan penelitian: Pertama, cara pengelolaan Tabungan Akhirat untuk Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam sangat dibutuhkan pengelolaan yang baik terhdap dana yang diperoleh supaya bermanfaat. Apakah ke arah produktif atau hanya konsumtif saja.
Kedua, Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat dalam Program ini berusaha menanamkan nilai-nilai keterampilan, manajemen dan saling membantu antar sesama. Dengan harapan sudah memiliki bekal ilmu ketika hidup bermasyarakat. seperti hidup lebih jujur dalam suatu pekerjaan, dan kerja keras. Ketiga, berdampak pada pengembangan kepribadian anak Yatim dan Dhuafa seperti jiwa berwirausaha, jiwa-jiwa yang produktif, memiliki soft skill yang kuat dan membentuk karakter anak-anak Yatim dan Dhuafa yang baik. Hal itu disebabkan oleh adanya program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat dengan cara mendorong, memotivasi, serta membangkitkan kesadaran diri akan potensi yang dimiliki.
Kata kunci: Santri, Tabungan Akhirat dan Pondok Pesantren.
x
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ ii SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI ................................................................. iii SURAT PERNYATAAN KEASLIAN .............................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v MOTTO .............................................................................................................. vi PERSEMBAHAN ................................................................................................ vii KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii ABSTRAK ........................................................................................................... x BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Penegasan Judul ............................................................................... 1 B. Latar Belakang Masalah ................................................................. 5 C. Rumusan Masalah ........................................................................... 10 D. Tujuan Penelitian ............................................................................ 10 E. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11 F. Kajian Pustaka ................................................................................. 12 G. Kerangka Teori ............................................................................... 16 H. Metode Penelitian ........................................................................... 28 I. Sistematika Pembahasan .................................................................. 35 BAB II: GAMBARAN
UMUM
PONDOK
PESANTREN
DAARUT
AYTAM BAITUSSALAM YOGYAKARTA .................................. 37 A. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren .............................................. 37 B. Visi dan Misi .................................................................................... 38 C. Susunan Pengurus . .......................................................................... 38 D. Program-program Pondok Posantren ............................................... 39 E. Gambaran Umum Tabungan Akhirat ............................................... 45 1. Deskripsi Singkat Tabugan Akhirat ........................................... 45
xi
2. Visi dan Misi Tabungan Akhirat ............................................... 46 3. Struktur Pengurus Tabungan Akhirat ........................................ 46 4. Program Tabugan Akhirat ......................................................... 46 5. Keunggulan Tabungan Akhirat .................................................. 47 BAB III: PEMBERDAYAAN ANAK YATIM DAN DHUAFA BERBASIS TABUNGAN AKHIRAT ........................................ 49 A. Pengelolaan Tabungan Akirat untuk Pemberdayaan Anak Yatim
dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat ........................................ 49 1. Cara Pengelolaan Tabungan Akhirat ....................................... 51 2. Pendistribusian Tabungan Akhirat .......................................... 56 3. Pendayagunaan Tabungan Akhirat .......................................... 59 B. Pemberdayaan
anak Yatim dan Dhuafa di Pondok Pesantren
Daaru Aytam Baitussalam berbasis Tabungan Akhirat .................. 64 1. Proses Pemberdayaan Tabungan Akhirat ................................. 65 2. Bentuk Realisasi Pemberdayaan Tabungan Akhirat................ 81 C. Dampak Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan
Akhirat
di
Pondok
Pesantren
Daaru
Aytam
Baitussalam
Terhadapaa Anak-anak Yatim dan Dhuafa ................................... 89 1. Meningkatkan Keterampilan Berwirausaha ........................... 90 2. Anak Yatim dan Dhuafa Menjdi Lebih Produktif .................. 92 3. Meningkatkan Partisipan anak Yatim dan Dhuafa ................. 93 4. Mengupayakan Membentuk Karakter Santri yang Baik ........ 94
xii
BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 97 B. Saran-saran .................................................................................. 99 C. Penutup ..................................................................................... 101 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................
xiii
1
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul Untuk menghindari adanya kesalahan pengertian dalam memahami maksud judul proposal skripsi ini yaitu: Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan
Akhirat
Di
Pondok
Pesantren
Daaru
Aytam
Baitussalam
Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta, maka dipandang perlu adanya penegasan beberapa istilah mengenai beberapa istilah dalam judul skripsi tersebut. 1.
Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat a. Pemberdayaan Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individuindividu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan,maka pemberdayaan menunjukan pada keadaan atau hasil yang ingin di capai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu: masyarakat yang berdaya memmiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai matapencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupanya. Pengertian
2
pemberdayaan sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.1 b. Anak Yatim dan Dhuafa Pengertian
anak Yatim adalah anak yang ditinggal mati oleh
ayahnya sebelum dia baligh atau dewasa. Anak Yatim memberi maksud kanak-kanak yang masih belum baligh dan kemudiannya kehilangan atau kematian salah satu dari ibu atau bapanya.2 Sedikit berbeda dengan yatim piatu yang bermaksud kanak-kanak yang masih belum baligh dan kemudiannya kehilangan atau kematian kedua ibu dan bapanya, sedangkan di dalam Ensiklopedi Islam dijelaskan bahwa yang dinamakan anak Yatim itu adalah anak yang bapaknya telah meninggal dunia sebelum dia baligh (Dewasa), baik dia kaya ataupun miskin, laki-laki atau perempuan.3 Adapun kaum Dhuafa diartikan adalah sekelompok manusia yang dianggap lemah (iman,ekonomi dan fisik) atau mereka yang tertindas. Adalah mereka yang tak bisa hijrah karena terhalang baik sosial maupun ekonomi fakir dan miskin tertekan keadaan bukan karena malas, mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas), mereka yang kurang kemampuan akalnya (bukan karena malas) dan atau mereka yang
1
Edi Suharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,” (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), hlm. 56-60. 2 Dikutip dari https://rumahanakyatim.wordpress.com/about/, pada tanggal 27 Juni 2016, pukul 10:18 WIB. 3 Tim Penyusun Ensiklopedia Islam, Ensiklopedia Islam, PT. Inctiar Baru Van Hoeve, (Jakarta, 1997), hlm. 206.
3
terbelakang pendidikannya.4 Fokus penelitian ini adalah pada program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat yang memukim di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta, dengan jumlah anak-anak Yatim dan Dhuafa yang mukim di Pondok ada 15 orang anak , 8 (delapan) anak-anak Yatim dan 7 (Tuju) anak-anak Dhuafa. c. Tabungan Akhirat Tabungan
Akhirat
atau
TABAH
adalah
sebuah
kegiatan
pengumpulan dana dari dana nominal kecil hingga tak terhingga. Tabungan Akhirat merupakan salah satu program pemberdayaan yang dibuat oleh
Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam yang mana
Tabungan Akhirat tersebut didesain dan dibuat semenarik mungkin oleh pengurus Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta. Konsepnya sama dengan tromol kotak amal di Masjid atau di Mushola, bedanya TABAH ini dikemas seperti celengan semenarik mungkin sehiingga lebih dekat dengan masyarakat yang ingin ikut berpartisiapasi dalam pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang berbasis Tabungan Akhirat.5
4
Dikutip dari http://endyeskm.blogspot.co.id/2013/09/v-behaviorurldefaultvmlo.html, pada tanggal 25 Juni 2016, pukul 9:20 WIB. 5
Dikutip dari Majalah Pondok Pesantrean “CAPRES (Cari Pahala Rebut Surga) Ramadha”, Pimpinan Redaksi Faizalluddin dkk, (Penerbit: Yayasan Portalinfaq, Jakarta 2013).
4
2. Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta adalah sebuah Pondok anak Yatim dan Dhuafa untuk menampung anak-anak yang kehilangan kedua orang tuanya atau salah satu dari orang tuanya. Pada mulanya Pondok Yatim yang diberi nama “Pondok Yatim” ini fokus pada pemulihan kondisi fiskologis anak-anak yang hampir semuanya mengalami trauma. Kemudian di lanjutkan dengan program yang difokuskan kepada pendidikan sebagai bekal kehidupan mereka kelak di masa depan. Selain itu juga Pondok Pesantren Daaru Aytama Bitussalam Yogyakarta menghadirkan sebuah program yakni: Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirta yang mana fokus programnya adalah kepada anak-anak Yatim dan Dhuafa yang ada di Pondok Pesantren tersebut. 3.
Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta adalah sebuah wilayah yang merupakan bagian integral dari wilayah Kabupaten Bantul yang terdiri dari 75 (tujuh puluh lima) desa Kecamatan Sewon berada di dataran rendah. Ibukota Kecamatannya berada pada ketinggian 53 meter diatas permukaan laut. Jarak Ibukota Kecamatan ke Pusat Pemerintahan (Ibu kota) Kabupaten Bantul adalah 8 Km. Desa Pendowoharjo memiliki luas wilayah 6.980,170 yang secara administratif Pemerintahan terbagi dalam 16 (enam belas) Pedukuhan dan 94 RT.
5
Berdasarkan penjelasan istila-istilah diatas, maka maksud dari judul Skripsi ini adalah “Pemberdayaan Anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat Di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta” yaitu penelitian terhadap suatu proses pemberdayaan terhadap anak Yatim dan Dhuafa dalam meningkatkan kesadaran tentang potensi yang dimiliki oleh seseorang yang tinggal di Pondok Pesantren, supaya menjadi berdaya melalui pendampingan untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan berdasarkan pada pemberdayaan yang
dimiliki
oleh
Pondok
Pesantren
Daaru
Aytam
Baitussalam
Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta, yang dalam programnya yaitu, Pemebrssdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat. B. Latar Belakang Masalah Kesadaran mengeluarkan zakat mulai terasa saat umat Islam mempunyai gagasan mendirikan sebuah lembaga Amil Zakat yang independen , yaitu lembaga zakat yang berada di luar struktur kemasjidan. Lembaga ini bergerak sesuai dengan tujuan yang disyaratkannya Zakat, yaitu mengangkat harkat golongan penerima zakat (mustahik), untuk mewujudkan tujuan itu lembaga Zakat membuat program-program yang memiliki manfaat ganda dan manfaat lebih bagi mustahik maupun muzakki.6 Zakat memiliki dua dimensi pribadatan, yaitu dimensi vertical yang hubungannya antara kaum muslim dengan Allah SWT, dan dimensi horizontal dimana seorang muslim itu akan selalu berhubungan dengan muslim yang lain. 6
Kuntaro Noor Aflah dkk, “Zakat dan Peran Negara”, (Jakarta: Forum Zakat FOZ 2006), hlm. 1-2.
6
Zakat di Indonesia terbilang cukup besar. Dalam laporan hasil penelitian Center For The Study Of Religion and Culture (CSRC) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Ford Foundation, disebutkan bahwa dana Zakat, Infaq, Sodaqah mencapai sekitar 19,3 triliun rupiah per tahunnya. Sementara menurut Habib Ahmed, potensi Zakat, Infaq, Sodaqah diperkirakan mencapai sekitar 100 triliun. Besarnya potensi Zakat tersebut tentu saja diharapkan dapat diberdayakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, agar Zakat, Infaq, dan Sodaqah dapat di optimalkan sebagai aspek yang menujang pembangunan masyarakat, maka di perlukan pengelolaan yang tertata secara professional.7 Zakat mampu memberi pengaruh signifikan terhadap pemberdayaan masyarakat, maka potensi Zakat harus di optimalkan. Lebih lanjut Didin Hafidhuddin mengatakan bahwa Zakat yang dikelola dengan baik akan mampu membuka lapangan pekerjaan sekaligus penguasaan aset-aset umat Islam.8 Dengan kata lain pemberdayaan Zakat haruslah direkonstruksi dari pola konsumtif menuju pola yang sangat berdaya. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fakir miskin dalam menciptakan pendapatan dan mengeluarkan dirinya sendiri dari perangkap kemiskinan. Sehingga, Zakat dapat di gunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan pemberdayaan yang akan di lakukannya. Kalau tidak, maka peneriama Zakat akan bersikap pasif, sehingga sulit diharapkan terjadi perubahan-perubahan mendasar dikalangan mereka baik dalam usaha-usaha mandiri ataupun kegiatan yang ada di sekitarnya.
7
Kementrian Agama RI,” Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut UUD Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Zakat”, hlm 1. 8 Didin Hafidhuddin, “Zakat dalam Perekonomian Moderen,” (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), hlm. 15.
7
Menurut UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolan Zakat, menyempurnakan UU sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999, dijelaskan mengenai kelembagaan amil Zakat, fungsi, wewenang dan tugas serta sistem pengawasanya. Ada dua jenis lembaga Amil Zakat yang tertulis dalam UU tersebut yaitu: lembaga pertama, adalah Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) beserta unitnya (Unit Pengumpulan Zakat/UPZ), dan yang kedua, yaitu lembaga amil yang dibentuk secara swadaya oleh masyarakat (Lembga Amil Zakat/LAZ). 9 Terlepas dari dinamika kesejaraan lahirnya UU tentang pengelolaan Zakat tersebut perlu mendapat apresiasi yang semestinya. Hal tersebut bukan hanya menandai adanya (Political Will) dari pemerrintah untuk meneruskan keinginan umat Islam, melainkan juga adanya kejelian pemerintah dalam melihat potensi yang luar biasa dalam Zakat itu sendiri. Potensi tersebut terdapat pada spirit yang dibangun Zakat, yaitu sebagai pendorong pemberdayaan masyarakat, baik secara ekonomi maupun sosial. Secara ekonomi, baik muzakki (pihak yang menunaikan Zakat) dan mustahik (pihak yang menerima Zakat) sama-sama mendapatkan keuntungan dan manfaat. Bagi muzakki, selain telah menunjukan komitmen keberimananya melalui penunaian Zakat sebagai ajaran Islam yang prinsipil, Zakat juga akan membantu upaya pemberdayan ekonomi masyarakat. Bagi mustahik, Zakat yang diterimanya dapat mendorongnya hidup secara secara mandiri dan layak. Sedangkan secara sosial, karena kepedulian yang di tampilkanya, muzakki akan memperoleh prestasi
9
Kementrian Agama RI, ”Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut UUD Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Zakat,” hlm 2-3 .
8
tertentu serta dimuliakan oleh lingkungan sekitarnya. Di sisi lain, mustahik dapat hidup secara dengan kelompok sosial lainya.10 Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam merupakan salah satu Pondok Pesantren yang menerapkan program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang berbasiskan Tabungan Akhirat. Pembinaan dan pendidikan di Pondok Pesantren ini meliputi tentang pendidikan agama serta pembekalan keterampilan, baik itu keterampilan berusaha maupun keterampilan membuat kerajinan tangan, beberapa pendidikan ataupun keterampilan tersebut sesuai dengan minat dan bakat anak-anak Yatim dan Dhuafa yang berkebutuhan khusus sebagai bekal hidup di masyarakat yang akan mendatang.11 Oleh sebabnya peneliti tertarik untuk meneliti di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta, Pondok Pesantren tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam memberdayakan anak-anak Yatim dan Dhuafa yaitu melalui program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat, yang mana program tersebut mempunyai keunikan tersendiri dan belum ada yang menelitinya. Karena Pondok Pesantren ini mempunyai misi tertentu, salah satunya memberdayakan anak Yatim dan Dhuafa melalui program pemberdayaan yang berbasiskan Tabungan Akhirat yang bertujuan agar anak-anak Yatim dan Dhuafa mampu mandiri dan terpenuhi semua kebutuhanya baik yang bersifat pangan mau
10
Kementrian Agama RI, “Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut UUD Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Zakat,” hlm 26-27 . 11
Observasi di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam, pada tanggal 23 Juni 2016, pukul 11: 20 WIB.
9
pun papan. Hal tersebut tergambarkan pada program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa, baik dalam program kewirausahaan maupun berbagai keterampian.12 Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam menyadari bahwa program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa adalah cara yang sangat tepat untuk mengatasi permasalahan yang ada yakni permasalahan kebutuhan anak-anak Yatim dan Dhuafa baik yang bersifak konsumtif maupun produktif. Berbicara mengenai permasalahan yang telah di jelaskan di atas, Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta mempunyai program yaitu berupa pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat. Program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasisi Tabungan Akhirat ini adalah salah satu program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa dalam bentuk pemberdayaan masyarakat yang dikelola secara sistematis, intensif dan berkesinambungan. Dalam program ini, anggota anak Yatim dan Dhuafa akan mendapatkan pembiayaan, ketrampilan berusaha, pembinaan mental dan karakter, hingga mereka menjadi mandiri. Program yang dilakukan Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta diantaranya adalah mengumpulkan dan mengalokasikan dana tabungan akhirat tersebut yang terhimpun untuk disalurkan dalam bentuk modal usaha, santunan Dhuafa seperti santunan benccana alam, layanan kesehatan, rumah belajar anak Yatim piatu dan Dhuafa. Dengan adanya program-program tersebut pemberdayaan yang ada di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baiussalam diharapkan mampu membantu perekonomian dan usaha-usaha pemberdayaan yang ada di Pondok Pesantren itu sendiri. 12
Dikutip dokumen Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam, pada tanggal 14 Maret, pukul 14: 15 WIB.
10
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka peneliti terterik untuk melakukan penelitian di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta, dengan judul,” Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta”. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana cara pengelolaan Tabungan Akhirat yang dilakukan di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta ?
2.
Bagaimana bentuk pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat yang di lakukan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta terhadap anak Yatim dan Dhuafa ?
3.
Dampak apa yang dihasilkan dari Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa Berbasis Tabungan Akhirat di Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Yogyakarta terhadap anak Yatim dan Dhuafa ?
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan pemelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui cara pengelolaan Tabungan Akhirat yang dilakukan di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
11
2. Untuk mengetahui bentuk pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa melalui Tabugan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. 3. Untuk mengetahui sejauh mana dampak yang dihasilkan setelah adanya pemebrdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang telah di laksanakan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam terhadap anak-anak Yatim dan Dhuafa. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik secara teorotis maupun secara praktis.
1. Manfaat secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan ilmiah bagi akademisi tentang pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang berbasis Tabungan Akhirat, sehingga nantinya penelitian ini memberikan kontribusi positif terhadap jurusan Pengembangan Masyarakat Islam. 2. Manfaat secara Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai masukan dan informasi untuk Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta, guna memberikan pemahaman yang baik tentang pemberdayaan. b. Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat pemikiran dalam bentuk dokumen yang kaitanya dengan penelitian bagi mahasiswa maupun pembaca untuk mendaptkan data-data yang lebih komperhensif.
12
F. Kajian Pustaka Untuk mengetahui keaslian yang akan dihasilkan penelitian ini, maka perlu dijelaskan beberapa hasil kajian atau penelitian terdahulu yang fokus perhatiaya berkaitan dengan penelitian ini, beberapa penelitian itu adalah: Skripsi Arif Budiyanto, mahasiswa Fakultas Dakwah Tahun 2006 yang berjudul “Pendampingan anak yatim oleh Panti Asuhan Zuhriyah Rejodin, Ngaklik, Sleman, Yogyakarta”.13 Menerangkan bahwa pendampingan anak Yatim harus dilakukan secara kontinyu dan dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab dengan menanamkan fungsi sosial anak dengan memberikan berbagai keahlian, teknik dan fasilitasi yang ditujukan untuk tercapainya pemeliharan fisik dan mental. Skripsi Haifa Najah tahun 2015, yang berjudul tentang “Metode Pembinaan Anak Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja Yogyakarta”.14 Adapun hasil yang didapat dari penelitian tersebut
adalah lebih ke bembingan
mental agama dan penerapan ajaran agama sebagai dasar meningkatkan kreatifitas dan keterampilan anak asuh (anak putus sekolah). Skripsi Nur Hayati, mahasiswa Fakultas Dakwah tahun 2005 yang berjudul “Peranan Panti Asuhan Sosial Bina Karya dalam Membentuk Manusia Produktif bagi Binaan Warga Sosial”.15 Menerangkan bahwa peranan dalam
13
Arif Budiyanto, “Pendampingan anak yatim oleh Panti Asuhan Zuhriyah Rejodin, Ngaklik, Sleman, Yogyakarta” Skripsi (UIN SUKA: Yogyakarta, 2006), hlm. 17. 14 Haifa Najah, “Metode Pembinaan Nak Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja, Skripsi,” (UIN SUKA Yogyakarta: BPI,2005), hlm. 12. 15 Nur Hayati “Peranan Panti Sosial Bina Karya dalam Membentuk Manusia Produktif bagi Binaan Warga Sosial” Skripsi, (UIN SUKA: Yogyakarta, 2015), hlm. 25.
13
membetuk manusia produktif bagi warga binaan sosial (gelandangan, pengemis, pengamen, pemulung) dan hasil usaha panti sosial bina karya dalam membentuk manusia produktif bagi gelandangan, pengemis, pengamen, pemulung. Skripsi Hendra Istanto Fakultas Dakwah Tahun 2005, yang berjudul tentang “Pengembagan Sumber Daya Manusia oleh Panti Asuhan Du’afa Diponegoro”.16 Adapun hasil dari penelitianya adalah pengembangan kreatifitas dan ketrampilan pada anak-anak terlantar dan anak-anak tidak mampu. Dengan mengunakan metode bimbingan dan pelatiahan keterampilan praktis atau keterempilan yang sederhana tetapi banyak dibutuhkan di kalangan masyarakat umum, seperti memasak, menjahit, teknik sablon dan lain-lain. Skripsi Abirotul Najla dengan judul “Dampak Pemberian Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Ummat Studi Kasus Bantul Malmuamalat Yogyakarta” Fakultas Syariah UIN Sunan Kalijaga.17Skripsi ini disimpulkan bahwa dana untuk egitan produktif yang disalaurkan dalam bentuk modal usaha bagi masyarakat ekonomi lemah, dan bantuan itu tidak diberikan secara individual melainkan kepada kelompok-kelompok usaha, dan hasil dari penelitain terhadap perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah mendapatkan bantuan dana dari BBM Yogyakarta. Skripsi Abirotul Najla memeliki kesamaan dengan skripsi ini yaitu Dampak yang dihasilkan dari pemeberdayaan anak Yatim dan Dhuafa
16
Hendra Istanto, “Pengembangan Sumber Daya Manusia oleh Panti Asuhan Du’afa Diponegoro , Skripsi,”( UIN SUKA Yogyakarta: PMI, 2005), hlm. 23. 17 Abirotul Najla,”Dampak Pemberian Zakat Produktif Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Ummat Studi Kasus Bantul Malmuamalat”, Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2011.
14
terhadap santri dan santriwan di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao Sewon Bantul Yogyakarta. Skripsi Minardi dengan judul “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Kesejahteran Masyarakat di Desa Dlingo Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta” Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta.18 Skripsi ini disimpulkan bahwa dampak yang dihasilkan dari peran Pemerintah Desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat ada beberapa hal yang harus dilakukan adalah: Pertama fasilitator, peren pemerintah desa sebagai fasilitator bagi masyarakat Desa Dlingo adalah meliputi pemeberian fasilitas berupa subsidi dana kepada setiap dusun alam pelaksanaan beragai kegiatan yang ada di desa tersebut. Kedua broker atau penghubung bagi msyarkat yang belum bahkan tidak mempunyai pekejaan tetap dan belum mempunyai sumber pecaharian untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari. Ketiga peran pemerintah desa sebagai mediator atau yang membntu masyarakatnya dalam hal permasalahan ke ranah hukum yaitu dengan bernegosisasi, meringankan hukuman yang diberikan peh pihak pengadilan hukum kepada masyarakat.
18
Minardi, “Peran Pemerintah Desa dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Desa Dlingo Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul D.I. Yogyakarta”,Skripsi, Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Kalijga Yogyakarta 2015.
15
Keempat peran pemerintah desa sebagai motivator atau pemberi dorongan kepada warga yang belum bahkan tidak mempunyai pekerjan tetap sama sekali, supaya mereka mendapatkan pekerjaan yang dengan berternak kambing tersebut bukan merugika mereka, akan tetapi dapat menguntungkan
bahkan dapat
menjadikan sumber mata pencaharian tetap mereka sehingga kedepanya mereka menjadi lebih produktif lagi dari sebelumnya. Skripsi Minardi memiliki kesamaan dengan skripsi ini yaitu dampak yang dihasilan dari pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat terhadap santri dan santriwan Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta. Adapun dalam penelitian ini berusaha untuk menunjukan agar permasalah mengenai bagimana anak Yatim dan Dhuafa merupakan kader agama dan masyarakat
serta
institusi
pesantern
dalam
menyikapi
atau
merespon
permasalahan pemberdayan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat dalam kehidupan sosialnya sehingga diharapakan institusi anak Yatim dan Dhuafa dapat merespon perkembangan zaman dan mengentisipasi dampak-dampak yang kurang diharapkan bagi perkembagana sosial kedepan. Dengan demikian maka akan dapat diharapkan menjadi anak Yatim dan Dhuafa yang mandiri, berintelektual dan beragama yang baik dan benar. Menurut penelitian-penelitian diatas, terlihat jelas bahwa penelitian tentang Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta masih layak untuk diteliti, karena sejauh penelusuran penulis belum ditemukan hasil penelitian yang membahas tentang permasalahan tersebut.
16
G. Kerangka Teori 1. Tinjauan tentang Zakat, Infaq, dan Sodaqoh a. Pengertian ZIS Zakat, infaq, dan sodaqoh adalah sesuatu yang diberikan orang kepada yang berhak menerimanya. Menurut A: Asqar dalam menunaikan ibadah Zakat dan infaq, harta yang dikeluarkan untuk berZakat dan berinfaq harus harta yang terpilih dan tertentu. Khususnya untuk ketentuan Zakat sudah ditentukan kepada kategori delapan asnaf sebagaimana dalam firma-Nya: Artinya:“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orangorang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak dan orang-orang beruntung, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalm perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang dijawibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui Lagi Mahabijaksana”.19 Secara bahasa, Zakat mempunyai arti pertumbuhan dan penyucian. Menurut syari’at, Zakat merujuk kepada pengambilan sejumlah uang atau barang dari beberapa jenis kekayaan tertentu yang mencapai jumlah yang ditentukan pada suatu rentang masa, kemudian dibagikan kepada beberapa golongan umat yang masuk ke dalam kriteria penerima Zakat. Ibadah ini dinamakan Zakat dikarenakan harta yang dimiliki orang yang membayar Zakat disucikan dan derajatnya ditinggikan oleh Allah SWT sehingga kedudukannya di mata allah pun terangkat.20
19
Q.S. At- Taubah 60. Muhammad Thoha, APU. “Paradigma Baru Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora,” (Traju Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm. 170. 20
17
Zakat juga bisa didefenisisikan sebagai harta,benda dan kekayaan yang bernilai ekonomi baik tetap atau bergerak seseorang atau badan usaha yang beragama Islam yang wajib dikeluarkan apabila telah mencapai nisab dan haulnya untuk kemaslahatan masyarakat.21 Jadi secara ringkasi yang dimaksud Zakat adalah Zakat yang diberikan kepada kelompok atau masyarakat yang menerimanya atau para mustahik yang mana Zakat tersebut tidak habis sekali melainkan digunakan untuk menegmbangkan usaha mereka sehingga pada akhirnya mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri tanpa bergantung kepada bantuan orang lain. Sedangkan untuk Infaq dan Sodaqoh mempunyai arti pemahaman yang sedikit berbeda dengan Zakat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Didin Hafidhuddin, infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti mengeluarkan harta untuk kepentingan sesuatu sedangkan sodaqoh berasal dari kata shadaqah yang artinya benar. Dalam termenologi syariah pengertian Infaq dan Sodaqoh berati mengeluarkan harta/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan ajaran Islam. b. UU Tentang Pengelolaan Zakat Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Undang-Undang ini terdiri dari 10 bab dan 25 pasal yang secara umum menguraikan ketentuan-ketentuan mengenai cara-cara pengelolan Zakat, pihak yang diberi wewenang untuk mengelolanya hingga 21
Asnaini. “Zakat Produktif dalam Hukum Islam” (Bengkulu: Pustaka Pelajar Offset, 2008) hlm.63.
18
pemberian sanksi bagi pihak-pihak yang menyelewengkannya. Mengingat dan menimbang Undang-Undang ini terdapat beberapa alasan yang sangat mendasar mengapa peraturan hukum tentang pengelolaan Zakat iu perlu dibuat. Pertama, Zakat merupakan sumber dana yang potensial untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Kedua, Zakat merupaka pedoman keagamaan untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia dengan memperhatikan masyarakat yang kurang mampu. 22 Penyebutan kata “Pengelolaan” dalam Undang-Undang ini memiliki makna sebagai suatu skema konseptual yang tidak sederhana. Istilah itu mengarah kepada fokus terhadap proses pemanfaatan seluruh sumberdaya yang ada untuk mencapai tujuan Zakat. Fokus itu kemudian dirumuskan
dalam
Undang-Undang
ini
dengan
mendefenisikan
pengelolaan Zakat sebagai kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasaan terhadap pengumpulan, pendistribusian dan pendayagunaan Zakat. Dan disisi lain juga upaya pengelolaan itu memiliki tujuan agar potensi Zakat yang luar biasa itu dapat dilakukan secara propesional.23 c. Pengelolaan Tentang Zakat, Infaq, dan Sodaqoh Pengelolaan
didefinisikan
sebagai
kegiatan
perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan terhadap pendistribusian pendayagunaan dana untuk Zakat.24 Sedangkan secara termenologi pengelolaan di artikan James Stoner yang dikutip oleh Eri Sudewo,
22
Kementrian Agama RI, “Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut UUD Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Zakat”, hlm 27 . 23 Ibid. hlm 27. 24 Sudirman, “Zakat Dalam Arus Moderenisasi,”(Malang: UIN Malang Pres, 2007), hlm. 95.
19
sebagai proses perencanaan, pengorganisasian dengan mengunakan sumberdaya yang ada agar mencapai tujuan yang ada supaya tercapai tujuan yang suda ditetapkan.25 Pengelolaan Zakat dapat dilakukan melalui pemberian pembiayaan yang bersifa pemberdayaan, yaitu pembiayan uamg ditujukan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara produksi dalam arti luas, yaitu untuk meningkatkan usaha, baik usaha produksi, perdagangan, maupun investasi berdasarkan jenis keperluanya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu:26 a.
Pembiayaan modal kerja, pembiyaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif dan kualitatif, serta untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utilitiy of place dari suatu barang.
b. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal/capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitanya dengan investasi. 2. Tinjauan tentang Pemberdayaan Anak Yatim dan Dhuafa a. Pengertian Pemberdayaan Pemberdayaan terkenal dengan empowerment yang mempunyai kata dasar yaitu daya (power), daya merupakan potensi sumber daya yang dimiliki sesseorang supaya dirinya mampu membela dan mengembangkan diri sendiri. Unsur terpenting dalam pemberdayaan adalah peningkatan 25
Eri Sudewo, “Manajemen Zakat,” (Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004) hlm. 63 “Zakat dan Enpewering,” Jurnal pemikiran dan gagasan, Volume 3, (Jakarta Pustaka Pelajar, 2010) hlm. 72. 26
20
kesadaran. Manusia yang sadar apabila mereka memahami hal-hal dan tanggung jawabanya sebagai seorang manusia merdeka yang bermasyarakat dan beragam yang mengembangkan misi sebagai insan individu, insan sosial dan menjadi khalifa di bumi. Sehingga sanggup membela dirinya dan menetang ketidakadilan yang terjadi padanya.27 Menurut Edi Suharto, program pemberdayaan masyarakat adalah meliputi pemberian modal usaha, pelatihan usaha konomi produktif, pembentukan pasar sosisal dan koperasi, pelatihan dan pembinaan keluarga muda mandiri, pembinaan partisipasi masyarakat serta pembinaan anak dan remaja.28 Dalam hal ini ada beberapa hal yang dapat dihasilkan dari pemberdayaan tersebut yaitu: 1. Pembiayaan Modal Kerja, pembiyaan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan produksi secara kuantitatif dan kualitatif, serta untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utilitiy of place dari suatu barang 2. Pembiayaan investasi, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan barang-barang modal/capital goods serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitanya dengan investasi
27
Esron Aritonang, Dkk; “Pendampingan Komunikasi Perdesaan”, (Jakarta: Sekretariiat Bina Desa, 2001), hlm. 8. 28 Edi Syharto, “Membagun Maysarakat Memberdayakan Rakyat”, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2005), hlm. 151.
21
Menurut Moleijarto bahwa setiap manusia dan masyarakat memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pemberdayaan merupakan upaya untuk membangun potensi, memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran
akan
potensi
yang
dimiliki
serta
berupaya
untuk
mengembangkanya.29 Pemberdayaan pada dasarnya berusaha untuk membangun potensi yang ada pada diri sesorang dengan memberikan motivasi, membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimilki dan berupaya untuk mengembangkan potensi yang ada sperti pertama, pemberdayaan merupakan proses perubahan pribadi karena masing-masing pribadi mengambil tidakan atas nama diri mereka sendiri dan kemudian mempertegas kembali pemahaman terhadap dunia tempat mereka tinggal. Kedua, pemeberdayaan diartikan sebagai proses belajar mengajar yang merupakan suatu yang terencana dan sitematis. Dilaksanakan secara berkesinambungan baik itu individu maupun kolektif guna mengembangkan potensi dan kemampuan yang terdapat dari dalam individu dan kelompok masyarakat, sehingga mampu melakukan transformasi sosial. Kehidupan masyarakat perlu dikondisikan sebagi sebuah wadah, dimana setiap anggotanya melalui aktivitas sehari-hari saling belajar dan mengajar.
29
Moleijarto, “Pemberdayaan Kelompok Miskin Melalui Program IDT”. (Jakarta CSIS, 1996), hlm. 140.
22
Dengan demikian dapat diharapkan akan terjadi proses interaksi dalam wujud dialog dan komonukasi informasi antar sesame anggota masyarakat yang saling mendorong guna mencapai pemenuhan kehidupan manusia dan masyarakat yang memiliki potensi yang dapat dikembangkan. Sehingga pemberdayaan dapat diartikan sebagai upaya untuk membangun potensi dengan memberikan motivasi dan membangkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki serta upaya untuk mengembangkanya.30 b. Proses Pemberdayaan Dalam teorinya Jim Ife mengatakan bahwa dalam proses pemberdayaan perlu adanya kesadaran seseorang terhadap apa yang sedang terjadi di luar, karena hal tersebut sama pentingnya dengan kesadaran diri. Seseorang dituntut untuk menjadi sensitif terhadap perkataan orang lain. Sehingga dalam proses pemberdayaan perlu dilakukannya proses penyadaran melalui sebuah percakapan yang bisa mempengaruhi masyarakat. Dengan proses penyadaran tersebut maka masyarakat akan mulai berfikir dan sadar bahwa program pemberdayaan yang ditawarkan itu penting untuk mereka.31 Dari teori-teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pemberdayaan paling tidak ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu sebagi berikut:
30
Ibid, hlm. 140. Jim Ife, Frank Tesoriero, “Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 622. 31
23
1. Proses Penyadaran Proses Penyadaran dapat dilakukan dengan cara bermusyawarah dengan masyarakat. Musyawarah tersebut bertujuan untuk mengetahui dan menyadari masyarakat tentang program yang akan dilaksanakan. Dengan adanya musyawarah, masyarakat mulai tergerak untuk ikut serta dalam berpendapat tentang rencana program yang akan dilaksanakan. Karena melalui musyawarah akan mendapat kesempatan bersama msyarakat, sehingga dari kesepakatan tersebut masyarakat akan merasa memilki dan bertanggung jawab atas berjalannya proses pembangunan. Selain itu proses penyadaran yang melalui musyawarah bersama bermanfaat untuk menyadarkan masyarakat tentang kebutuhan dan potensi yang di milikinya. 2. Pembekalan Keterampilan Pembekalan
keterampilan
merupakan
merupakan
proses
pemberdayaan yang melalui pembekalan dengan memerlukan adanya pelatihan usaha ekonomi produktif untuk memperkuat pengetahuan dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh masyarakat tersebut. Sehingga dengan adanya pembekalan keterampilan akan membantu masyarakat untuk memilki skill dalam bersaing dengan dunia usaha untuk memenuhi kebutuhan hidupanya. Sehingga dalam pemberdayaan harus mampu menumbuhkankembangkan kemampuan serta dapat memotivasi masyarakat untuk menjadi lebih mandiri dalam menghadapi dunia usaha.
24
3. Partisipasi Masyarakat Partisipasi mayarakat merupakan keikutsertaan masyarakat untuk terlibat dalam proses pemberdayaan yang sedang berlangsung. Tanpa adanya partisipasi masyarakat tidak aka ada pemberdayaan, karena pemberdayaan tersebut ditunjuk untuk mereka. Sehingga partisipasi masyarakat sangat penting untuk mendukung jalannya pemberdayaan yang dilakukan. a. Pendekatan Pemberdayaan Menurut Edi Suharto, dalam penerapan pendekatan pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan melalui 5P yaitu Pertama, menciptakan suasana yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Jadi, Pemberdayaan harus dapat membebaskan masyarakat dari sekat kultural dan structural yang menghambat. Kedua, penguatan yaitu memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. Sehingga dalam pemberdayaan harus mampu menumbuhkembangkan segenap kemampuan serta kepercayan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka. Ketiga, perlindungan yaitu melindungi masyarakat terutama kelompok lemah supaya tidak tertindas oleh kelompok yang kuat untuk menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antara yang kuat dan yan lemah dan mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat terhadap kelompok lemah. Keempat, penyokongan yaitu member bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas kehidupanya. Jadi, pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat
25
supaya tidak terjatuh kedalam keadaan yang semakin lemah dan terpinggirkan. Kelima, pemeliharan yaitu memelihara kondusi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan
distribusi
kekuasan
antara
berbagai
kelompok
dalam
masyarakat. Jadi, pemberdayaan harus bisa menjamin keselarasan dan keseimbangan yang mungkin setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.32 Istilah pemberdayaan sering dipakai untuk menggambarkan keadaan individu seperti yang diharapkan. Dalam keadaan tersebut setiapa individu mempunyai pilihan-pilihan dan control disemua aspek kehidupan sehari-hari seperti pekerjaan mereka, akses terhadap sumber daya, partisipasi terhadapa proses sosial sebagai bukti keberadaan dan keberdayaan.33 b. Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat merupakan pemberdayaan yang mengalokasikan dana Tabungan Akirat kepada sekelompok masyarakat yang bertujuan, untuk memberdayakan masyarkat yang lemah dalam permasalahan ekonomi yakni, dalm rangka memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti sandang, pangan, maupun papan, sehingga sekelompok
masyarakat
sanggup
meningkatkan
pendapatanya
melalui
pemberdayaan yang degelutinya dan tidak hanya saja sekelompok masyarakat juga dapat membayar kewajibanya (Zakat) dari hasil pemberdayaan yang di lakukanya. Didin Hafidhuddin berpendapat bahwa Zakat lebih baik diberikan dalam bentuk pemberdayaan masyarakat, pendapatan ini diperkuat oleh Didin Hafidhuddin yaitu diperbolehkannya dari dana Zakat dipergunakan untuk 32
Edi Suharto,”Membagun Masyarakat Memberdayakan Rakyat”, hlm 67. Onny S. Prijono dan Pranaka.“Pemberdayaan Konsep, Pemberdayaan dan Implementasi” (Jakarta: CSIS, 1996), hlm. 62. 33
26
membangun pabrik dan perusahan-perusahan dan kemudian keuntunganya untuk kepentingan fakir miskin.34 Berikut
beberapa
bentuk
pendayagunaan
untuk
pemberdayaan
masyarakat apabila dikelola dengan baik antara lain sebagai berikut: 1. Pendayagunaan
dalam bentuk pemberian bantuan uang sebagai modal
kerja usaha mikro dalam meningkatkan kapasitas dan mutu prodiksi usahanya. 2. Pendayagunaaan yang kreatif, maksudnya penyaluran dalam bentuk alatalat sekolah dan beasiswa dan lain-lain. 3. Dukungan kepada mitra binaan untuk berperan serta dalam berbagi upaya untuk pemberdayaan usaha mikro dan pembangunan sebuah proyek. 4. Penyediaan pedampingan lapangan untuk menjamin keberlanjutan usaha misalnya pendampingan usaha yang mengembangkan usaha mikro dalam bentuk alih pengetahuan, keterampilan dan informasi. 5. Pembagunan industri untuk pemberdayaan yang ditujukan bagi masyarakat melalui program-program yang bertujuan yakni penciptaan lapangan kerja, peningkatan usaha, pelatihan, pembetukan organisasi, unit pengelola zakat dan unit jasa keuangan syariah.
34
Didin Hafidhuddin, “Zakat Dalam Perekonomian Moderen,” hlm. 133-134.
27
c. Dampak bagi Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat 1. Pengertian Dampak Istilah dampak dapat diketahui menurut kamus Bahasa Indonesia yang meberarti melangar, menubruk dan membentur.35 Sedangkan menurut Sultan Muhammad Zein memberikan makna, “dampak” adalah: bertumbuk badan (dalam gelap) menumbuhkan badan suapaya lawan mendapatkan bola.36 Kedua penegertian diatas dapat dimengerti bahwa “dampak” adalaha aktibar yang timbul baik berupa fisik maupun non fisik dari suatu keadaan/bendua yang berbeda. Akibat tersebut bisa juga diharapkan atau tidak dalam arti muncul begitu saja. 2. Dampak Kesejahteraan terhadap Perekonomian Masyarakat Dampak
dari
program
kesejahteraan
terhadap
perekonomian
masyarakat menurut Kuatan selaku fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan dalam Sarif Hidayat yaitu:37 Pertama masyarakat bisa memutar roda perekonomian dan keterampilan berwirahusaha dengan adanya bantuan pemerintah. Kedua, akses perekonomian masyarakat mejadi mudah dan produktif karena didukung dengan adanya bantuan sarana-prasarana yang baik supaya menjadi pruduktif. Ketiga mengupayakan karakter masyarakat yang baik dalam hal kebaikan antar sesama. Keempat partisipasi
35
W. J.S. Poerwadarminto, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN. Balai Pusataka. 1976) ,hlm. 225. 36 Sultan Muhammad Zein, Kamus Moderen Bahasa Indonesia, hlm. 165. 37 Sarif Hidayat, “Dampak Sosial Ekonomi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Terhadap Kehidupan Masyarakat”, (Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2013), hlm. 44.
28
Masyarakat semakin menigkat dalam hal berwirausaha dan kemampuan bersaing yang lebih baik dengan masyarakay yang lainnya. Dengan adanya sebuah fenomena inilah perlunya pengadaan beberapa tahapan atau proses pemberdayaan masyarakat yang akan berdampak pada masyarakat pula, dengan adanya proses tersebut maka perekonomian juga akan ikut naik karena jumlah pendapatan masyarakat semakin meningkat dan kebutuhan masyarakat pun ikut meningkat. H. Metode Penelitian Untuk memperoleh hasil yang sempurna dalam suatau penelitian ilmiah, diperlukan metode yang mendukung. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1.
Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam JL Parangtritis Km 8,5 Desa Pendowoharjo RT 27, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY. Yogyakarta. a.
Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Pedowoharjo Sewon, Bantul, Yogyakarta melakukan pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat dengan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup mereka dari sebelum mereka berdaya sampai mereka benar-benar berdaya dan bisah hidup lebih mandiri lagi dari sebelumnya.
b.
Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Yogyakarta, sepenuhnya melakukan pemberdayaan dan pengelolan Tabungan Akhirat dengan bertujuan memberdayakan para anak-anak Yatim dan Dhuafa yang
29
bertempat
di
Pondok
Pesantren
Daaru
Aytam
Baitussalam
Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta. 2. Jenis penelitian Dalam Penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif, sebagaimana menurut Bogdan dan Taylor dalam ukuya Lexy. J. Maloeng mendefinisikan metode penelitian kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data-data atau lisan dari otang-orang dan perilaku yang dapat diamati.38 Dengan metode ini penulis mengharapkan dapat memperoleh data-data yang akurat dan lengkap berdasarkan fakta yang ada dilapangan serta untuk mengenal secara lebih mendalam para informan (Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao Sewon Bantul Yogyakarta) berkaitan dengan pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok pesantren. Adapun yang dijadikan objek di dalam penelitian ini adalah yang memiliki data mengenai Pemberdayan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabugan Akhirat yaitu: anak-anak Yatim dan Dhuafa Pondok Pesantren Daaru Aytam Bitussalam Pendowoharjo Sewon Bantul Yogyakarta.
38
Lexsi. J. Moleong, “Penelitian Kualitatif”, (Bandung: Rosda Karya 2007), cet. 23.
30
3. Penentuan Subyek Penelitian Penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian lapangan atau Field Research yaitu penelitian yang dilakukan ditempat terjadinya gejalagejala.39 Untuk mendapatkan data objektif mengenai suatu obyek penelitian yang sedang diteliti, perlu adanya subyek penelitian. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah: a. Pengasuh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao, Sewon, Bantul, Yogyakarta. b. Pengurus Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao, Sewon, Bantul, Yogyakarta. c. Ketua Fundraising Tabungan Akhirat Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao, Sewon, Bantul, Yogyakarta. d. Anak-anak Yatim dan Dhuafa Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjao, Sewon, Bantul, Yogyakarta. 4. Penentuan Obyek Penelitian Obyek penelitian ini yaitu Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat yang dilaksanakan oleh Pondok Pesantern Daaru Aytam Baitusslam Yogyakarta yang di fokuskan pada, pertama, Pengelolan Tabungan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren untuk anak Yatim dan Dhuafa. Kedua, Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam. Ketiga, Dampak ataupun hasil yang di capai oleh Pondok Pesantren Darru Aytam 39
Sustrisno Hadi, “Metodologi Research,” (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM, 1980), hlm. 136.
31
Baitussalam Yogyakarta dengan adanya program Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Interview Iterview adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari respon.40 Dalam wawancara pertanyan dan jawaban diberikan secara verbal. Biasnya komunikasi ini dilakukan dalam keadan bertahap namun komunikasi ini dapat juga melalui telepon.41 Dalam penelitian ini harapanya mendapatkan informasi atau data untuk menjawab masalah penelitian yang tidak dapat dipraktekan dengan metode pengumpulan data yang lain.42 Teknik yang digunakan penulis dala interview ini adalah interview bebas terpimpin, dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja yang berkaitan dengan masalah yang di teliti yaitu tentang pemberdayan anak yatim dan dhuafa berbasis Tabungan Akhirat, sedangakan dalam metode interview ini, sumber interview yang di interview adalah pengasuh Pondok, ketua Fundraising Tabungan Akhirat, serta anak Yatim dan Dhuafa Pondok Pesantern Daaru Aytam Baitussalam Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
40
P. Joyo Subarjo, “Metode dalam Teori dan Praktek,” (Jakarta, Arcan, 1996), hlm. 113 Harun Nasution, “Metode Research,” (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 113. 42 Rinto ADi, Heru Prasedja, “langkah-langkah Penelitian Sosial,”(Jakarta: Arcan, 1991),. 41
hlm, 73.
32
b. Observasi Dalam menggunakan metode observasi ini penulis mengumpulkan data dari hasil interview. Observasi adalah suatu metode pengumpulan data, pencatatan secara sistematis mengenai fenomena-fenomena yang diselidiki.43 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan artinya peneliti tidak terlibat secara langsung didalam program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabugna Akhirat.44 Adapun yang di observasi dalam penelitian ini adalah pelaksan pemebrdayaan, pengelolaan Tabungan Akhirat dan Dampak yang dihasilkan dari pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berasis Tabungan Akhirat. c. Dokumentasi Metode pengumpulan data yang nyata dari obyek penelitian dengan mengambil sebagian atau yang telah tersedia. Dalam hal ini Koentjaraningrat mengatakan. “Dokumentasi” adalah sejumlah yang tersedia yaitu vareabel seperti terdapat pada surat menyurat catatan harian (jurnal), kenang-kenangan dan laporan-laporan.45 Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang bersifat tertulis struktur organisasi, AD/ART, kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan dan lain-
43
Suharsimi Arkunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,” (Jakarta: Melton Putra, 1992), hlm. 120. 44 Sustrisno Hadi, “Metodologi Research,” (Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM, 1980), hlm. 136. 45 Koentjaraningrat,“Metode-metode Penelitian Masyarakat,”(Jakarta: Gramedia, 1986), hlm. 63.
33
lain. Dokumentasi digunakan untuk melengkapi data-data yang diperoleh dari interview dan observasi. d. Teknik Validitas Data Penelitian ini supaya tidak diragukan kebenarnya, maka perlu dilakukanya pemakaian teknik triangulasi sebagai alat untuk bisa mengetahui keabsahan penelitian ini. Triangulasi merupakan proses penguatan
bukti
dari
individu-individu
yang
berbeda.
Dengan
menggunakan teknik ini akan menjamin penelitian ini lebih akurat, karena informasi berasal dari berbagai sumber informasi, individu atau proses.46 Oleh sebab itu, penulis memiliki teknik triangulasi untuk mengecak kebenaran data. Sedangkan triangulasi yang digunakan adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber mereupakan teknik pengecekan kredibilitas data yang dilakukan dengan memeriksa data yang didapat melalui sumber.47 Jadi, dari data atau informasi yang didapat dari sumber supaya dapat melihat kredibilitasnya adalah dengan mengcocokan data atau informasi tersebut ke sumber-sumber yang lainya.
46
Ezmir. “Metode Penelitian Kualitatif dala Perspektif Rancangan Penelitian” hlm. 106-
107. 47
Andi, Prastowo “Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian”, (Yogyakarta: Ar-Ruz, 2011), hlm. 269
34
6. Metode Analisis Data Analisis data adalah proses penyaderhanaan data kedalam bentuk yang agar mudah dibaca dan diinterprestasikan.48 Penelitaian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif. Maka analisa data yang digunakan penulis adalah deskriptif berupa katak-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang di amati.49 Setelah data terkumpul kemudian di kelompokan untuk selanjutnya diinterprestasikan dengan katak-kata dan kalimat dengan argumentasi logika yang sesuai dengan kerangka teoritik yang ada. adapun sitematika pembahasan anlisis dekriptif analitif menurut Lincon dan Guba ada tiga langkah dalam penulisan laporan yaitu:50 a. Menyusun data yang telah diperoleh baik yang bersumber dari wawancara, dokumentasi maupun dari observasi sehingga apabila datadata tersebut akan diperlukan maka telah tersedia dan siap digunakan. b. Menyusun kerangka laporan, hal-hal yang diperhatikan dalam menyusun laporan adalah berusaha agar seluruh data tercakup dalam kerangka ini. c. Mengadakan uji silang dilakukan dengan jalan menelaah indeks bahan data satu demi satu kemudian dipertanyan apakah hal itu sesuai dengan kerangka. Dari data-data yang diproleh mengenai pelaksanaan pemberdayaan baik berupa metode, materi maupun data-data yang lian kemudian dianalisa secara deskriptif dengan kata-kata.
48
Suharji Arikonto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,” (Jakarta: Melton Putra, 1992), hlm. 2007. 49 Lexsi J. Maelong,” Metode Penelitian Kualitatif,”(Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. Ke 17, 2002), hlm. 136. 50 Lexsi J. Maleong, “Metode Penelitan Kualitatif.” hlm. 227-228.
35
Setelah itu di lanjutkan pengujian artinya data tersebut sesuai dengan kerangka teori yang ada atau tidak. Berdasarkan langkah-langkah di atas maka apabila pekerjan tersebut telah diselesaikan laporan penelitian tersebut selalu mengikuti kerangkah yang telah dibuat dan senantiasa mengaitkanya dengan hasil penelaahan kegiatan dilapangan. I. Sistematika Pembahasan Agar mempermudah dalam memahami dan membahas permasalahan yang di teliti ini, maka penulis membuat/menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab: Bab I berisi pendahuluan yang meliputi Penegasan judul, latar belakang msalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan sistematika pembahasan. Hal ini dimaksudkan sebagai kerangka awal dalam mengantarkan isi pembahasan pada bab selanjutnya. Bab II berisi gambaran umum tentang Pondok Pesantren Daaru Aytam Batussalam Yogyakarta yang mencakup letak geografis, visi misi dan tujuan, latar belakang anak Yatim dan Dhuafa, aktifitas anak Yatim dan Dhuafa, struktur organisasi, struktur kepengurusan yayasan. Bab III mendeskripsikan hasil peneliti. Melalui bagian ini dapat dilihat bagaimana Pengelolan dan Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa melalui Tabungan
Akhirat
oleh
Pondok
Pesantren
Pendowoharjo, Sewon, Bantul, Yogyakarta.
Daaru
Aytam
Baitussalam
36
Bab IV merupakan bagian akhir dari laporan ini, yang berisi penutup, yang meliputi kesimpulan, saran, daftar pustaka serta lampiran-lampiran dan gambargambar yang berkaitan dengan kegiatan yang ada di Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta.
97
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan Setelah beberapa melakukan pembahasan dari data yang diperoleh di lapangan dengan mengkaitkan teori yang ada serta menguraikan pokok-pokok yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian yang berjudul “Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat di Pondok
Pesantren
Daruu
Aytam
Baitussalam
yang
ada
di
Desa
Pendowoharjao, Sewon, Bantul, Yogyakarta”, maka ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Pengelolaan Tabungan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam adalah salah satu usaha supaya bisa memenuhi kebutuhan anak Yatim tersebut baik kebutuhan mendasar sehari-hari ataupun kebutuhan berkelanjutan atau dikenal dengan kegiatan produktif dan konsumtif. 2. Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Daru Aytam Baitussalam khususnya kepada anak-anak Yatim dan Dhuafa yang disusun secara terstruktur dan sistematis bahwa pemberdayaan dan pengelolaan Tabungan Akhirat sangat berperan penting dalam upaya mengembangkan pengetahuan kepada anak-
98
anak Yatim dan Dhuafa yang ada di Pondok Pesantren untuk saling membantu antar sesama serta mampu menanamkan nilai-nilai hidup yang baik dalam kehidupan pribadi dan bermasyarakat seperti melatih kejujuran, hidup hemat dan kerja keras dengan cara mendorong dalam bentuk memberikan masukan satu sama lain, saling memotivasi dengan saling memberi materi-materi sesuai kebutuhan anak-anak Yatim dan Dhuafa itu sendiri, serta membentu untuk membengkitkan kesadaran akan potensi yang dimiliki para santri/wati. 3. Keberhasilan yang di capai serta dampak yang diperoleh dari program yang di buat oleh Pondok Pesantren Daru Aytam Baitussalam Yogyakarta adalah: a. Penghasilan
yang di
peroleh setiap bulannya dari program
pemberdayaan itu sendiri sudah mencukupi untuk kebtuhan anak-anak Yatim dan Dhuafa serta untuk oprasional lainya. b. Peningkatan penghasilan dari program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa adalah sebuah keberhasilan tersendiri untuk program-program yang telah dibuat oleh Pondok Pesantren terkhusunya program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang berbasis Tabungan Akhirat. c. Peningkatan keterampilan dan soff skill adalah diartikan sebagai kekreatifan anak-anak Yatim dan Dhuafa untuk memperluas jaringan
99
anatu pengetahuan lebih yang telah diperoleh mereka selama ini tanpa bergantung kepada instansi lain. d. Membentuk karakter anak-anak Yatim dan Dhuafa yang baik adalah hasil dari materi-materi yang telah diberikan oleh Pondok Pesantern kepada anak-anak itu sendiri dalam hal pengelolan dan pemberdayaan Tabungan Akhirat, hal ini agar membantu mereka untuk mampu menhadapi berbagai dimensi dengan tujuan pola piker anak-anak Yatim dan Dhuafa bisa mandiri dan tidak bergantung kepada orang lain dan berdiri sendiri tentunya. e. Membantu membuka akses jaringan keterampilan kepada anak-anak Yatim dan Dhuafa dalam hal pengelolaan dan pemberdayaan yang dilakukan secara tersetruktur dan sitematis. f. Terciptanya semangat untuk berkerja dan berkarya dengan tujuan supaya ada peningkatn penghasilan. Anak-anak Yatim dan Dhuafa, dalam hal ini yang dijadikan sebagai contoh perubahan dari tidak berdayan menjadi berdaya, dari yang terlemahkan menjadi kuat atau tidak bergantung pada orang lain. B. Saran-saran Dari beberapa kesimpulan yang telah diperoleh selama melakukan penelitian maka peneliti akan menuangkan saran yang membangun khususnya berangkat dari permasalahan informan penelitian dalam hal ini anak-anak Yatim dan Dhuafa Pondok Pesanteren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta:
100
pertama, tetap membangun hubungan antar sesama atau antar lembaga pemberdayaan dan pengelolaan Pondok Pesantren itu sendiri sebab tidak semua permasalahan yang mereka hadapi sudah mampu mereka hadapi dengan sendirinya. Kedua, membuat
kegiatan tadabur alam santri yang
dilakukan bersama sama dengan tujuan supaya terciptanya keharmonisan di dalam kekeluargaan. Kepada
pemeritah
setempat
untuk
memperhatikan
kembali
pembagunan dalam hal ini khusus pada kesejahteraan anak Yatim dan Dhuafa dalam program-program pemberdayaan yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam supaya mereka dan masyarakat yang ada dibawah garis kemiskinan khusunya kepada anak-anak Yatim dan Dhuafa tetap bisa berdiri dan bertahan dalam kondisi apapun. Khusunya kepada masyarakat kecil yang berpotesi dan pedagang kecil yang ada di Desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, DIY Yogyakarta khususnya yang mana hala ini sangat dibutuhkan dukungan dari pemerintah dan instansi sosial lainya. Kepada
para
akademisi
kampus
khususnya
para
pengerak
pemberdayaan tetaplah berkarya dimanapun berada untuk membentuk orangoramg yang terlemahkan demi menghantarkan mereka pada pemberdayaan disetiap dimenisi kehidupan bermasyarakat khususnya kepada anak-anak Yatim dan Dhuafa.
101
C. Penutup Akhirnya penulis memenjatkan puji beserta syukur kepada Allah SWT penguasa bumi yang panah ini dan langit beserta isinya yang tidak pernah putus memberikan kenikmatanya hingga pada akhirnya telah menghantarkan peneliti kepada penghujung penelitian ini. Peneliti menyadari dari setiap kekurangan serta kekuragan dan kekeliruan yang terdapat dalam penelitian ini karena hasil penelitian ini masih sangat jauh membantu keberlanjutan ilmu pengetahuan di dalam dimensi kehidupan sosial serta dapat dijadikan acuan dan pembelajaran serta bahan evaluasi bagi semua pihak terkait kebijakan yang akan di buat untuk pembenahan dan pembangunan publik tepatnya kepada masyarakat menengah keatas dan masyarakat yang menengah kebawah.
DAFTAR PUSTAKA
Arif Budiyanto, “Pendampingan anak yatim oleh Panti Asuhan Zuhriyah Rejodin, Ngaklik, Sleman, Yogyakarta” Skripsi UIN SUKA: Yogyakarta, 2006 . Abdal Haqq Bewley, Amal Abdalhakim-Douglas. “Restorasi Zakat: Menegakkan Kembali Pilar Rumah Yang Runtuh,” Depok: Pustaka Adin, 2005. Diakses dari www.portalinfaq.org, pada tanggal 12 April 2015, pukul. 21: 42 WIB. Diakses dari https://alikhlaskebonduren.wordpress.com/2010/01/13/pengertian-anakyatim-dan-kedudukannya-dalam-islam/, pada tanggal 15 September 2015, pukul. 15.32 WIB. Didin Hafidhuddin, “Zakat dalam Perekonomian Moderen,”Jakarta: Gema Insani Press, 2002. Edisuharto, “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat,” Bandung: PT. Refika Aditama, 2005. Eri Sudewo, “Manajemen Zakat,”Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2004. Esron Aritonang, Dkk; “Pendampingan Komunikasi Perdesaan”,Jakarta: Sekretariiat Bina Desa, 2001. Gazi Inayah, “Teori Komperhensif Tentang Zakat Dan Pajak,”Cet. I, Terj Zainudin Adnan dan Nainul Falah,Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya,2003. Harun Nasution, “Metode Research,”Jakarta: Bumi Aksara, 1996. Haifa Najah, “Metode Pembinaan Nak Putus Sekolah di Panti Sosial Bina Remaja, Skripsi,”UIN SUKA Yogyakarta: BPI,2005. Nur Hayati “Peranan Panti Sosial Bina Karya dalam Membentuk Manusia Produktif bagi Binaan Warga Sosial” Skripsi, UIN SUKA: Yogyakarta, 2015. Jim Ife, Frank Tesoriero, “Community Development Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi”,Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Kementrian Agama RI, Standarisasi Amil Zakat Di Indonesia Menurut UUD Nomor 23 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Zakat.
Koentjaraningrat, “Metode-metode Penelitian Masyarakat,”Jakarta: Gramedia, 1986. Lexsi J. Maleong, “Metode Penelitan Kualitatif,” Bandung: Remaja Rosdakarya, cet. Ke 17, 2002. Muhammad Thoha, APU. ”Paradigma Baru Ilmu Pengetahuan Sosial dan Humaniora,” Traju Jakarta: Pustaka Pelajar, 2004. Moelijarto, “Pemberdayaan Kelompok Miskin Melalui Program IDT”. Jakarta CSIS, 1996. Moh Soehadha, “Metode penelitian Sosial Kualitatif,” Yogyakarta,:SUKA Press UIN Sunan Kalijaga, 2012. Onny
S. Prijono dan Pranaka. “Pemberdayaan Konsep, Pemberdayaan dan Implementasi” Jakarta: CSIS, 1996.
Proyek peningkatan sarana keagamaan Islam zakat dan wakaf, “Pedoman Zakat,” Jakarta: Pusat informasi dan studi zakat, 2001. P. Joyo Subarjo, “Metode dalam Teori dan Prakte,” Jakarta, Arcan, 1996. Sustrisno Hadi, “Metodologi Research,” Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM, 1980. Suharji Arikonto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis,” Jakarta: Melton Putra, 1992. Sudirman, “Zakat Dalam Arus Moderenisasi,” Malang: UIN Malang Pres, 2007. Samdin, Motivasi Bezakat: Kajian Manfaat dan Peranan Kelembagaan, makala Disampingkan Simposium Nasional 1 Sistem Ekonimi Islam, diselengarakan oleh Pusat Pengkajian dan Pembagunan Okonomi Islam UII, Yogyakarta, 13-14 Meret 2002. Sustrisno Hadi, “Metodologi Research,”Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas UGM, 1980. Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, “Ensiklopedi Islam,” PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1997).
LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. PEDOMAN WAWANCARA PADA LEMBAGA
1. Apa yang menjadi alasan utama Pondok Pesantren untuk melakukan pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Tabungan Akhirat ? 2. Sperti apa proses penyebaran Tabungan Akhirat tersebut ? 3. Bagaimana
cara-cara
pengumpulan
tabungan
akhirat
yang
dilakukan dalam program pemberdayaan anak yatim dan dhuafa ? 4. Bagaiman pendayagunaan tabungan akhirat yang dilakukan oleh Pondok Pesantren terhadap anak-anak Yatim dan Dhuafa ? 5. Bagaimana perkembangan jumlah Mustahik dari tahun ketahun? 6. Seberapa luas jangkauan wilayah penyaluran zakat yang mampu digarap? 7. Bagaimana prosedur yang harus dipenuhi Mustahik untuk mendapatkan dana zakat tersebut untuk ? 8. Bagaimana kondisi anak Yatim dan Dhuafa sebelum adanya program pemberdayaan tersebut ? 9. Kepada siapa program pemebrdayaan tersebut diarahkan ? 10. Siapa yang menjadi pendamping dalam program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa ? 11. Materi apa saja yang diberikan kepada anak Yatim dan Dhuafa dalam program pemberdayaan tersebut ?
12. Metode apa yang digunakan yayasan Pondok Pesantren terhadap anak Yatim dan Dhuafa di dalam program pemberdayaan tersebut ? 13. Kapan program pemebrdayaan
itu diterapkan dan apa ukuran
keberhasilan dari penerapan program tersebut ? 14. Bagaimana partisipasi anak Yatim dan Dhuafa terhadap program pemberdayaan tersebut ? 15. Apakah program pemberdayaan tersebut dibutuhkan oleh anak Yatim dan Dhuafa ? 16. Bagaimana peran pendamping yang mendampingi program pembedayaan tersebut? 17. Bagaimana proses pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa yang ada di Pondok Pesantren tersebut ? 18. Bagaimana cara pengelolaan tabungan akhirat yang ada di Pondok Pesantren ? 19. Kapan anak Yatim dan Dhuafa dikatan telah berdaya? 20. Apa yang ditargetkan oleh yayasan Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta dari adanya program pemeberdayaan tersebut dan apa upaya untuk mencapainya? 21. Bagaimana pengawasan dari pihak Pondok Pesantren terhadap Pengelolaan Tabungan Akhirat tersebut ?
B. PEDOMAN WAWANCARA PADA ANAK YATIM DAN DHUAFA
1. Apa respon anda ketika mendengar kata Tabungan Akhirat yang ada di Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta ? 2. Kapan bergabung menjadi santri/wati di Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta? 3. Apa yang melatar belakangi anda bergabung menjadi santri/wati di Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta ? 4. Apakah benar tidak hanya bentuk pemberdayaan ekonomi yang didapatkan tapi bimbingan moral keagamaan pun bisa dirasakan ? 5. Apa saja yang anda dapat sebelum dan sesudah mengikuti program pemebrdayan tersebut ? 6. Selain pemberdayaan ekonomi pemberdayaan apa saja yang didapat setelah megikuti program pemeberdayaan tersebut ? 7. Siapa yang menjadi pendamping program pemberdayaan tersebut ? 8. Seperti apa ukuran
sebuah pelatihan dikatakan berhasil dalam
program pemberdayaan yang di lakukan di Pondok Pesantren tersebut ? 9. Metode apa yang digunakan oleh pendamping pada saat mendampingi program pemberdayaan tersebut ? 10. Kendala apa saja yang dialami selama menggikuti program pemberdayaan tersebut ?
11. Apakah saran yang akan anda sampaikan kepada yayasan Pondok Pesantren terhadap pendampingan program pemberdayaan tersebut.
C. PEDOMAN OBSERVASI 1. Melakukan pengamatan langsung terhadap aktivitas pemberdayaan anak Yatim Dan Dhuafa yang ada di Pondok Pesantren Baitussalam Yogyakarta. 2. Ikut serta di dalam kegiatan pengumpulan dana Tabungan Akhirat yang ada di Pondok Pesantren Baitussalam Yogyakarta. 3. Melihat usaha yang mereka geluti dari program Pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis Taungan Akhirat.
D. PEDOMAN WAWANCARA 1. Melakukan wawancara langsung kepada ketua yayasan Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussal Yogyakarta khususnya dan beberapa jajaran yang diangap perlu dengan penelitian ini: a. Metode pengumpulan dana Tabungan Akhirat yang digunakan oleh Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta dari muzakki sampai dengan disalurkan melalui program pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa berbasis tabungan akhirat. b. Bagaimana
Proses penyaluran dana Tabungan Akhirat yang
digunakan Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussal Yogyakarta kepada pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa.
c. Apa yang menjadi ukuran anak Yatim dan Dhuafa yang sudah berdaya setelah mereka diberikan berbagai santunan yang diberikan dari hasil Tabungan Akhirat tersebut. d. Seperti apa penanggulangannya terhadap anak Yatim dan Dhuafa yang sudah dikatakan berdaya apakah langsung dilepas atau masih ada kontrol yang dilakukan oleh pihak Pondok Pesantren Darru Aytam Baitussalam Yogyakarta. e. Mencari tahu permasalahan atau kendala yang dihadapi oleh yayasan Pondok Pesantren baik secara penerima dana Tabungan Akhirat dari muzakki maupun pendistribusian Tabungan Akhirat dalam bentuk pemberdayaan anak Yatim dan Dhuafa.
E. PEDOMAN DOKUMENTASI Untuk melengkapi penelitian ini secara terperinci peneliti akan meneliti melalui beberapa sumber yang sudah ada di Lembaga tersebut seperti: 1. Data biografi Pondok Pesantren Darru Aytam Bitussalam Yogyakarta mulai dari struktur kepengurusan, Visi dan Misi dan program kerja Lembaga. 2. Catatan transkrip keuangan Tabungan Akhirat
masuk dan keluar
yayasan Pondok Pesantren Darru Aytam Bitussalam Yogyakarta pertahunnya. 3. Data muzakki yang ada pada yayasan Pondok Pesantren Darru Aytam Bitussalam Yogyakarta pertahunnya. 4. Bentuk- bentuk usaha atau pelatihan yang dihadirkan oleh Pondok Pesantren terhadap anak-anak Yatim dan Dhuafa. 5. Melihat dokumen-dokumen yang ada untuk melengkapi data peneliti. 6. Rekapitulasi hasil dari pengumpulan dana Tabungan Akhirat
Daftar Nama Anak-anak Yatim dan Duhafa Pondok Pesantren Daaru Aytam Baitussalam Yogyakarta
A. Daftar Anak Yatim dan Duhafa Mukim: NO NAMA 1 Atika Ayu
ALAMAT Palemsewu, Rt 04, Panggungharjo Sewon, Bantul Krajan Rt 02 Rw 04, Pakuncen Banyumas Sodorejo, Girikerto, Turi, Sleman
2
Wulandari
3
Ukhti Maslakhah
4
Aisyah Munandari
5
Mulyani
Tuggularum, Wonokerto, Turi, Sleman Sidorejo, Girikerto, Turi, Sleman
6
Sindi Purbawati
Sidorejo, Girikerto, Turi, Sleman
7
Mira Khoiriyah
8
Eni Lestari
9
Prasetyo
Tuggularum, Wonokerto, Turi, Sleman Tuggularum, Wonokerto, Turi, Sleman Jalakan, Triharjo, Pandak
10
Alung Praditha
11
Purwo Praulfasetyo
12
M. Eri Kurniawan
13
Supriyanto
Dukuh, Wijimulyo, Nanggulan, Kulonprogo Jogoripon, Panggungharjo, Sewon, Pandak Jogoripon, Panggungharjo, Sewon, Pandak Kadekrowo, Pandak, Bantul
14
Fairuz Azizah Z
Srumbung, Pathuk, Gunung Kidul
15
Said Nur Rahayu
Pleret, Imogiri, Bantul
SEKOLAH SMA N 3 Bantul SMA N 3 Bantul SMA N 3 Bantul SMP Muh1 Sewon SMP Muh1 Sewon SMP Muh1 Sewon SMA N 3 Bantul SMP Muh1 Sewon SMK Muh 1 Bambanglipuro SMK Muh 1 Bambanglipuro SMK N 1 Bantul SMK N 1 Bantul SMK N 1 Pandak SMP N 1 Pandak SMP 4 Pandak
KET Dhuafa Dhuafa Dhuafa Dhuafa Yatim Yatim Yatim Dhuafa Yatim Yatim Dhuafa Yatim Dhuafa Yatim Yatim
B. Daftar anak Yatim dan Dhuafa Non Mukim 1. NO 1 2 3 4 5
Jenjang sekoah Dasar (SD)
NAMA Ahmad Rasyid Ariel Indra Gunawan Fanu Puswati M. Faruq Al Hafidz Nida Nurmawati
ALAMAT Srumbung Rt 19, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 20, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 20, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 18, Pengok, Pathuk Srumbung Rt , Pengok, Pathuk
KET Yatim Dhuafa Dhuafa Dhuafa Dhuafa
6 7 8 9 10 11 12 13
Rifqi Ulin Nuha Silfia Fitriani Tri Setya Priyanti Adi Rahmanto Agus Dwi Febrian Lila Asta Kinasih M. Masyur Ma’ali M. Dimas Widi Wijaya
14 15 16 17 18 19
Anita Winarsih Lutfi Ita Rusita Riza Sativa Dewi Savira Agustina Wisnu Ari Pradana
20 21 22 23
Yovinna Sekar Anjani Irgi Ahmad Maulana Sofia Ubaidah Jova Febriyanto
Srumbung Rt 18 , Pengok, Pathuk Srumbung Rt , Pengok, Pathuk Srumbung Rt , Pengok, Pathuk Kadibeso Rt 85, Argodadi, Sedayu Gesikan, Panggungharjo, Sewon, Bantul Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul Santan, Guwosari, Pajangan, Bantul Bandung Kulon Rt 29, Pendowoharjo, Sewon, Bantul Kajorkulon, Selopamiro, Imogiri Kembang Gede, Guwosari, Pajangan, Bantul Brosot, Kulon Progo Kajorkulon, Selopamiro, Imogri Malang Rt 01 Rw 02 Sentol KP Cepoko, Sumbermulyo, Bambanglipuro, Bantul Salakan Rt 03 Bangunharjo, Sewon Salakan Rt 04Bangunharjo, Sewon Salakan Rt 04 Bangunharjo, Sewon Salakan Rt 03 Bangunharjo, Sewon
Dhuafa Dhuafa Yatim Yatim Yatim Yatim Yatim Dhuafa
ALAMAT Srumbung Rt 20, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 18, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 18, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 10, Pengok, Pathuk Srumbung Rt 20, Pengok, Pathuk Srumbung Rt, Pengok, Pathuk Jln Jendral Sudirman Bantul
KET Yatim Dhuafa Dhuafa Dhuafa Dhuafa Yatim Yatim
ALAMAT Glondongan, Wirokeretwn, Banguntapa, Bantul Kepuhwetan, Wirokereten, Banguntapan, Bantul Kloron, Segoroyoso, Plret, Bantul
KET Piatuh
Yatim Yatim Yatim Yatim Yatim Dhuafa Yatim Yatim Yatim Yatim
2. Jenjang SMP NO 1 2 3 4 5 6 7
NAMA Amelia Evi Ratnasari Nurul Fitriani Rista Yuliana Siti Munawaro Ikhwan Inzaghi Siswanto Steven Delvianto 3. Jenjang SMA
NO NAMA 1 Roiyan Nagin 2
Adhien Wandhani
3
Arni
Yatim Dhuafa
FOTO-FOTO
1. Foto Bersama Ketua Pengelola Tabungan Akhirat
2. Foto Wawancara Dengan Ketua Pengelolaan Tabungan Akhirat
3. Foto Anak-anak Yatim dan Duafa
4. Foto-foto Berbagai Bentuk Pemberdayaan a. Beasiswa Cerah
b. Paket Sekolah Anak Yatim
c. Beasiswa Yatim dan Dhuafa
d. Foto saat berjualan Kerjinan Tangan Bros
CURICULUM VITAE
Data Pribadi: Nama
: Jus Amma
Tempat dan Tanggal Lahir
: Kel. Gunung Kemala 01 Oktober 1992
Agama
: Islam
Alamat Asal
: Jln. Gimar No.01, Rt,01, Rw.02, Kel Gunung Kemala Kec. Prabumulih Barat, Kota Prabumulih Barat, Palembang, SUMSEL (Sumatra Selatan).
Alamat Sekarang
: Jln. Bimokurdo,Sapen GK 1/41.9. R. T/R. W: 25/08, Demangan Gondokusuman Yogyakarta.
Data Orang Tua: a. b.
Ayah Ibu
Pekerjaan: a. Ayah b. Ibu
: Sopian : Julita
: : Tani : Tani
Motto Penulis :
: “ Hidup Berawal Dari Mimpi Soo Bermimpilah”
Riwayat Pendidikan
:
1. SD N 55. Kel. Gunung Kemala. Tahun 2005 2. SMP N 9. Prabumulih Barat. Tahun. 2008 3. MA Pon-Pes Raudhatul Ulum Sakatiga Kab. Ogan Ilir Indralaya Sumatra Selatan. Tahun 2011 4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam Periode 2011.