PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA ARTIKEL SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Aditya Kurniawan NIM. 08102241014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MEI 2015
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 1
PEMBERDAYAAN ANAK JALANAN USIA SEKOLAH DI RUMAH SINGGAH AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA EMPOWERMENT OF STREET CHILDREEN OF SCHOOL AGE IN SHELTER AHMAD DAHLAN YOGYAKARTA Oleh: Aditya Kurniawan, pls fip uny
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan: (1) Memperoleh informasi mengenai bentuk pemberdayaan anak jalanan usia sekolah, (2) Memperoleh informasi mengenai dampak untuk anak jalanan paska kegiatan pemberdayaan anak jalanan usia sekolah, (3) Memperoleh informasi mengenai faktor-faktor yang mendukung dan menghambat pelaksanaan kegiatan pemberdayaan anak jalanan usia sekolah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Bentuk pemberdayaan Rumah Singgah Ahmad Dahlan bagi anak jalanan yakni Konseling anak dan keluarga, Kesenian, Pendidikan, Pelatihan Keterampilan, Program Bimbingan Agama Islam serta Program Pemagangan. (2) Dampak untuk anak jalanan paska pemberdayaan: (a) dalam segi ekonomi, anak jalanan mampu memenuhi kebutuhan dengan menggunakan keterampilan yang diperoleh untuk bekerja, (b) dalam segi sosial, anak dapat berbaur dengan masyarakat melalui nilai dan norma yang diterapkan oleh anak jalanan dalam kehidupannya, dan (c) dalam segi psikologis, anak jalanan termotivasi untuk merubah pola hidupnya menjadi teratur dan mempunyai semangat untuk hidup mandiri. (3) Faktor pendukung dalam pelaksanaan pemberdayaan anak jalanan, yaitu: (a) adanya dukungan dari masyarakat dan mahasiswa, (b) bantuan sarana dan prasarana dari pemerintah, dan (c) semangat dari anak jalanan yang ingin hidupnya berubah, maju dan lepas dari jalanan. faktor penghambatnya, yaitu: (a) karakter anak yang berbeda, (b) mental anak jalanan itu sendiri, (c) dana yang terbatas, (d) kurangnya tenaga pendidik yang kompeten, dan (e) kurangnya pengelola di Rumah Singgah. Kata kunci: Pemberdayaan, Anak Jalanan Usia Sekolah, Rumah Singgah. Abstract This research aims to: (1) Obtain information about the form of empowerment of street children of school age, (2) Obtain information on the impact of post-activities to empower street children street children of school age, (3) Obtain information regarding the factors that support and hinder the implementation of activities to empower street children of age school. The results showed that: (1) The form of empowerment Shelter Ahmad Dahlan for the street children is child and family counseling, Arts, Education, Vocational Training, Islamic Guidance Program and Internship Program. (2) The impact of post-empowerment for street children: (a) in terms of economy, street children can fulfill necessary by using the acquired skills to work, (b) in terms of social, children can mingle with the community through the values and norms applied by the child roads in life, and (c) in terms of psychological, street children are motivated to change his life becomes a regular pattern and have the spirit to live independently. (3) Supporting factors in the implementation of the empowerment of street children are: (a) the
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 2
support of the community and students, (b) infrastructure support from the government, and (c) the spirit of street children who wanted to change his life, go ahead and separated from street. inhibitor factors are: (a) the different character of the child, (b) mentally street children themselves, (c) limited funds, (d) the lack of competent teachers, and (e) the lack of managers in Shelter. Keywords: Empowerement, Street Children of School age, Shelter.
bakat yang tinggi untuk dikembangkan
PENDAHULUAN ini
dan ditingkatkan untuk kehidupan yang
melahirkan banyak perkembangan di
lebih baik. Berkaitan dengan anak
segala bidang tampaknya tidak hanya
jalanan usia sekolah, umunya mereka
memberikan
berasal dari keluarga yang pekerjaannya
Di
era
Globalisasi
nuansa
saat
positif
bagi
kehidupan bermasyarakat, namun juga melahirkan persaingan hidup sehingga
berat dan ekonominya lemah. Anak jalanan usia sekolah tumbuh
yang
dan berkembang dengan latar kehidupan
berujung pada kemiskinan. Sehingga
jalanan dan akrab dengan kemiskinan,
banyak anak yang memilih
penganiayaan,
muncul
fenomena
kehidupan
turun ke
dan
hilangnya
kasih
jalan untuk menjadi pengamen jalanan,
sayang, sehingga memberatkan jiwa dan
penjual rokok, souvenir serta jasa bersih-
membuatnya berperilaku negatif. Ada
bersih kendaraan menggunakan kain lap,
anak jalanan yang tinggal di jalanan, ada
serta
penjual
memiliki
koran
ketrampilan
karena
tidak
anak jalanan yang masih tinggal bersama
yang
dapat
keluarga, ada yang tinggal terpisah tetapi masih sering pulang ke tempat keluarga,
digunakan untuk mencari pekerjaan. Beberapa tahun terakhir ini, sosok
ada yang sama sekali tidak pernah
anak jalanan di Indonesia tampil dalam
tinggal
kehidupan
bahkan ada anak jalanan yang tak
yang
kian
tak
menggembirakan. Hal itu tampak dari
bersama
keluarganya
atau
mengenal keluarganya.
kian meningkatnya jumlah anak jalanan
Anak jalanan yang masih berusia
khususnya “Anak Jalanan Usia Sekolah (
sekolah seharusnya dapat mengenyam
7-18 tahun )”. Kondisi anak jalanan yang
dan mengikuti pendidikan, sebagaimana
kian
dari
yang di amanatkan oleh UUD 1945
tampilan fisiknya saja. Padahal di balik
Pasal 31 ”semua warga negara Indonesia
tampilan fisik itu terdapat potensi dan
berhak mendapat Pendidikan”, sehingga
terpuruk
hanya
teramati
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 3
nantinya
diharapkan
mendapatkan
mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari.
pendidikan yang pastinya akan berguna
Anak-anak
ketika dewasa kelak. Akan tetapi dalam
kesehariannya harus bekerja membantu
kenyataannya banyak kita jumpai Anak
orang
jalanan yang masih berusia sekolah tidak
memenuhi
mendapatkan haknya sebagai warga
maupun keluarga. Anak-anak seperti ini
negara
pendidikan
dapat dilihat dijalanan sebagai pengemis,
karena berbagai alasan, padahal kita
pengamen, penjual rokok, penjual koran,
ketahui
anggaran
ojek payung, tukang semir sepatu,
pendidikan sudah mencapai 20%. Dari
tukang parkir, kernet (kondektur) bus
anggaran pendidikan 20% tersebut maka
antar kota maupun aktivitas lain yang
pemerintah
seharusnya tidak boleh dilakukan oleh
untuk
mendapat
sekarang
ini
”menggratiskan
sekolah”
tua
jalanan
ini
dalam
mencari
nafkah
untuk
kebutuhan
hidup
dirinya
anak-anak dengan alasan apapun.
mulai dari SD sampai SLTP. walaupun
Anak jalanan ini kehilangan hak
sekolah gratis masih banyak anak-anak
pendidikannya untuk bersekolah, dan
yang berusia sekolah lebih memilih
terpaksa harus pula meninggalkan cita-
berkeliaran di jalan daripada bersekolah.
citanya dengan bekerja, karena alasan
Hal ini disebabkan karena Sekolah di
ekonomi seperti orang tua tidak mampu
anggap tidak mampu untuk memperbaiki
memikul biaya-biaya sekolah terutama
kualitas
menjawab
untuk beli buku, beli pakaian seragam
permasalahan yang dihadapi oleh anak-
dan keperluan sekolah lainnya. Anak-
anak tersebut, karena pendidikan di
anak miskin ini beresiko untuk tumbuh
sekolah lebih bersifat Akademis Teoritis
sebagai orang-orang yang berpendidikan
yang menjadikan anak pasif dan dapat
rendah bahkan buta huruf sehingga
mematikan kreativitas dan potensi anak-
mereka
anak. Anak-anak Indonesia memang ada
miskin masa depan yang berpotensi
yang beruntung dan ada yang tidak
menjadi lost generation atau generasi
beruntung, sebab ada anak-anak yang
yang hilang, yang tidak pernah terlepas
terpaksa mengisi aktivitas hidupnya
dari masalah seperti kekurangan gizi,
dijalanan, dan menjadikan jalan sebagai
pelacuran usia dini yang sangat rentan
tempat
dengan
Realita
yang
kehidupan
untuk
hidup
ada,
dan
bahkan
untuk
akan
menjadi
berbagai
orang-orang
penyakit
kelamin,
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 4
HIV/AIDS
Berkaitan dengan permasalahan
serta tindak kriminalitas
(copet/mencuri
dan
penodong),
anak
jalanan
ini
disamping itu mereka rentan menjadi
program-program
korban
berorientasi
kekerasan
seksual
seperti
maka
dibutuhkan
pendidikan pada
yang
peningkatan
perkosaan dan sodomi, juga rentan
ketrampilan dan produktivitas dalam
dengan penyalahgunaan narkoba dan
rangka pemberdayaan ekonomi (mata
kesewenangan (eksploitase) oleh orang
pencaharian) untuk mengurangi jumlah
dewasa (preman).
anak jalanan dan memberikan mata
Di Indonesia anak jalanan telah menjadi
fenomena
yang
menuntut
pencaharian baru. Untuk itu dibutuhkan program pendidikan ketrampilan yang
pemecahan secara komprehensif. Data
relevan
dengan
populasi anak jalanan tahun 2008 yang
jalanan
dimana
dilansir Badan Pusat Statistik (BPS)
diarahkan untuk membimbing, melatih
menyebutkan
dan membelajarkan anak jalanan agar
Indonesia
bahwa
berjumlah
anak
jalanan
154.861
jiwa.
mampu
Menurut Komisi Nasional Perlindungan
ketrampilan
Anak
terfokus
(Komnas
PA,2007),
hampir
kondisi program
menguasai dan pada
anak-anak tersebut
pengetahuan,
sikap
yang
kecakapan
lebih kerja
seluruhnya yakni 75.000 anak jalanan
(occupation skills). Karena pemecahan
berada di Jakarta. Sisanya tersebar di
permasalahan
kota-kota besar lainnya seperti Medan,
jalanan adalah bagaimana mereka bisa
Palembang, Batam, Serang, Bandung,
belajar sekaligus bisa bekerja untuk
Yogyakarta,
mendapat
Surabaya,
Malang,
yang ada pada anak
uang.
Dengan
kata
lain
Semarang dan Makasar. Kemudian, pada
program tersebut dilaksanakan dengan
tahun
menjadi
tujuan untuk memberdayakan potensi
sebanyak 230.000 anak jalanan. Tahun
yang ada pada anak jalanan serta untuk
2010, jumlah anak jalanan di Indonesia
membentuk sikap dan mental anak
diperkirakan mencapai 200.000 anak dan
jalanan agar mampu dan mau mencari
tahun 2012 meningkat lagi menjadi
mata pencaharian lain yang lebih baik.
2009
meningkat
230.000 anak. Itu artinya jumlah anak
Hasil
penelitian
Widyarini
jalanan semakin meningkat dari tahun ke
(2003:4) menyatakan bahwa “jumlah
tahun.
anak jalanan di Indonesia cukup banyak
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 5
dan
ada
kecenderungan
meningkat,
dikarenakan peranan rumah singgah
apalagi dalam situasi krisis ekonomi
yang
berkepanjangan yang berlanjut ke krisis
pemberian pendidikan dan ketrampilan
multidimensi
Melihat
yang dapat dimanfaatkan oleh anak
tersebut
jalanan untuk menunjang kebutuhan
Departemen
hidupnya. Maka diperlukan peranan dari
fenomena
sekarang”. anak
pemerintah
jalanan
melalui
belum
merambah
Pendidikan Nasional bersama beberapa
Rumah
lembaga sosial masyarakat menyediakan
pendampingan
rumah
jalanan.
meningkatkan kualitas pendidikan yang
untuk
diperoleh anak jalanan untuk masa depan
Rumah
singgah
bagi
Singgah
memberikan
anak
berfungsi
pembinaan
bagi
anak
jalanan dan juga dapat dimanfaatkan
Singgah
itu
kepada
sendiri
dalam
serta usaha
untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Rumah Singgah Ahmad Dahlan
sebagai tempat untuk memperluas akses
memandang
secara
keseluruhan
pendidikan bagi anak jalanan, namun
permasalahan anak jalanan merupakan
kenyataan yang terjadi, Rumah Singgah
bagian dari masalah kemiskinan. Maka
hanya dijadikan sebagai tempat tinggal
Rumah Singgah Ahmad Dahlan yang
sementara anak jalanan ketika mereka
merupakan yayasan paling muda dalam
tidak sedang bekerja di jalan.
upaya penanganan anak jalanan, ingin Singgah
membangun masalah anak jalanan yaitu
belum dapat dijadikan sebagai tempat
dengan berbasis mental spiritual, bakat,
yang dapat menyadarkan anak agar tidak
minat dan kemauan, psikologis (sesuai
kembali lagi ke jalan, dan anak bisa
dengan permasalahan anak). Selain itu
melakukan
sesuai
tujuan dari pemberdayaan ini adalah
dengan norma yang ada di lingkungan
membantu menyadarkan anak agar tidak
keluarga serta masyarakat di mana
kembali lagi ke jalanan, bahkan dapat
mereka tinggal sebelumnya. Alasan lain
menyadarkan anak untuk kembali ke
kurang berhasilnya penanganan anak
lingkungan
jalanan adalah kurang adanya dukungan
melanjutkan pendidikan sekolah (Profil
dari masyarakat sekitar yang cenderung
Yayasan PPM – Rumah Singgah Ahmad
memandang negatif terhadap keberadaan
Dahlan, 2006). Salah satu cara yang
anak
dilakukan oleh Rumah Singgah Ahmad
Keberadaan
Rumah
fungsi
jalanan.
sosialnya
Selain
itu,
juga
keluarganya
dan
bisa
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 6
Dahlan
adalah
dengan
pemberian
pendidikan ketrampilan kepada anak jalanan.
Bentuk
dari
METODE Jenis Penelitian Penelitian
pendidikan
ini
menggunakan
ketrampilan yang diberikan oleh Rumah
penelitian kualitatif deskriptif.
Singgah
Waktu dan Tempat Penelitian
Ahmad
Dahlan
adalah
Penelitian ini dilaksanakan pada
ketrampilan membuat lilin, ketrampilan ketrampilan
bulan September – November 2014 di
mendaur ulang koran atau kertas bekas
Rumah Singgah Ahmad Dahlan di
menjadi
Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
membuat
bingkai
foto,
kertas
bungkus
kado,
ketrampilan montir, tambal ban dan lain-
Data,
lain.
Pengumpulan Data
Instrumen,
dan
Teknik
Di sisi lain, pemberdayaan di
Data di ambil dari pengelola
Rumah Singgah Ahmad Dahlan dirasa
Rumah Singgah Ahmad Dahlan, Tutor
kurang maksimal. Hal ini dapat dilihat
serta anak jalanan. Dalam penelitian ini,
dari masih adanya anak jalanan yang
teknik
turun
setelah
digunakan adalah observasi, wawancara,
mendapatkan pendidikan ketrampilan di
dan dokumentasi. Oleh karena itu,
Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Oleh
penelitian ini dibantu dengan instrumen
karena itu pemberdayaan anak jalanan
pedoman
sangat diperlukan dalam meningkatkan
wawancara, pedoman dokumentasi.
pendidikan ketrampilan anak jalanan di
Teknik Analisis Data
kembali
ke
jalan
pengumpulan
data
observasi,
yang
pedoman
Dalam penelitian ini digunakan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Hal ini karena banyaknya warga binaan Rumah
metode
Singgah Ahmad Dahlan yang masih
kualitatif. Tujuan analisis data adalah
perlu
untuk menyederhanakan data ke bentuk
dibimbing
dan
dibina
oleh
yang
pendamping.
deskriptif
lebih
yang
mudah
untuk
Dari uraian tersebut, maka penulis
menyederhanakan
akan melakukan penelitian dengan judul
interpresentasikan.
“Pemberdayaan
terkumpul selanjutya adalah analisis
Anak
Jalanan
Usia
Penelitian
dan
bersifat
Setelah
ini
di data
Sekolah di Rumah Singgah Ahmad
data.
menggunakan
Dahlan Yogyakarta.”
analisis yang bersifat kualitatif, meliputi
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 7
catatan wawancara, catatan observasi
merupakan peningkatan potensi yang
yang berkaitan dengan masalah yang
dimiliki oleh anak jalanan.
diteliti, data resmi yang berupa dokumen
Bentuk pemberdayaan dari anak
atau arsip, memorandum dalam proses
jalanan di Rumah Singgah Ahmad
pengumpulan data dan juga semua
Dahlan sebagai berikut: Konseling anak
pandangan yang diperoleh dari mana pun
dan keluarga, Kesenian, Pendidikan,
serta di catat.
Pelatihan
Keterampilan,
Program
Bimbingan Agama Islam serta Program HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemagangan.
Bentuk Pemberdayaan Anak Jalanan Usia Sekolah di Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Hasil
Singgah
menunjukan yang ada di
Ahmad
Dahlan
Yogyakarta merupakan suatu metode yang digunakan Rumah Singgah Ahmad Dahlan dalam upaya memberdayakan anak
jalanan
sehingga
diharapkan
mereka menjadi anak yang mandiri, terlepas dari jalanan dan menjalani hidupnya
dengan
Pemberdayaan
anak
lebih
baik.
jalanan
yang
dilakukan oleh Rumah Singgah Ahmad Dahlan
adalah
pemberdayaan
memperjuangkan
nasib
para
yang anak
jalanan. Bentuk pemberdayaan yang dilakukan
Rumah
Singgah
Ahmad
Dahlan dibuat berdasarkan dua prioritas sasaran yakni perbaikan ekonomi dan pendidikan
melaksanakan
pemberdayaan, Rumah Singgah Ahmad Dahlan
mempunyai
tujuan
yaitu
pengentasan anak jalanan dan terlantar
penelitian
bahwa pemberdayaan Rumah
Dalam
yang
pada
dasarnya
melalui pemberian keterampilan dan pendidikan
sebagai
persiapan
bekal
hidup mandiri sehingga anak jalanan mendapatkan kehidupan yang normatik sesuai harkat dan martabat mereka sebagai makhluk ciptaan tuhan. . Disini diharapkan para pengelola mampu mengembalikan hidup normatif kepada anak dan semuanya dilakukan secara bertahap. Seperti menurut Ambar Teguh (2004: 83), tahap tahap yang harus dilalui tersebut meliputi a) Tahap penyadaran dan pembentukan perilaku menuju
perilaku
sehingga
sadar
merasa
dan
peduli
membutuhkan
peningkatan kapasitas diri. b) Tahap transformasi wawasan
kemampuan pengetahuan,
berupa kecakapan
keterampilan agar terbuka wawasan dan
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 8
dasar
Rumah Singgah disini ialah membantu
sehingga dapat mengambil peran dalam
memberikan mereka pendidikan juga
pembangunan. c) Tahap peningkatan
membantu memenuhi kebutuhan mereka
kemampuan
intelektual,
kecakapan
seperti uang saku. Selain itu Rumah
keterampilan
sehingga
terbentuklah
Singgah juga memotivasi, memberikan
memberikan
keterampilan
inisiatif dan kemampuan inovatif untuk
mereka
mengantarkan pada kemandirian.
mengajarkan norma hidup dan tata
Dalam dilakukan, Dahlan
selalu
Singgah
menjadi
agama
serta
yang
krama supaya mereka bisa kembali
Ahmad
tinggal dalam masyarakat, terlepas dari
pemberdayaan Rumah
pendidikan
rumah
dan
jalanan serta menghilangkan pandangan
pengelola menjadi saudara atau orang
buruk dari masyarakat tentang mereka.
tua
Dampak
bagi
anak
jalanan.
Berusaha
Pelaksanaan
Program
memberikan solusi atau jalan keluar bagi
Pemberdayaan Anak Jalanan Usia
anak
Sekolah di Rumah Singgah Ahmad
jalanan
bila
mendapatkan
persoalan, memberikan kasih sayang
Dahlan Yogyakarta
kepada anak jalanan, memotivasi anak
Rumah Singgah Ahmad Dahlan
jalanan agar mau berubah ke arah yang
sebagai tempat pemusatan untuk anak
lebih baik dan memfasilitasi keperluan
jalanan,
yang
anak jalanan seperti tempat tidur, makan
mereka
akan
dan uang jajan. Diharapkan dengan ini
keterampilan, pendidikan serta etika
anak jalanan tidak akan turun ke jalan
dalam kehidupan sosial. dan semuanya
lagi dan bersungguh-sungguh dalam
dilakukan guna meningkatkan kualitas,
mengikuti program pemberdayaan yang
keterampilan
diberikan di Rumah Singgah Ahmad
mendorong kearah perilaku yang lebih
Dahlan.
baik.
dimana
didalamnya
diajarkan
dan
Pemberdayaan
akhirnya
dapat
tentang
akan
dibilang
yang
berdayaguna jika menghasilkan output
mengikuti program pemberdayaan di
yang bagus, artinya setelah anak jalanan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan ialah
mengikuti pemberdayaan maka dalam
anak yang putus sekolah atau terlantar
kehidupan
karena mereka berasal dari tingkat
menjadi lebih baik atau disebut dampak
Rata-rata
anak
jalanan
perekonomian yang rendah. Dan posisi
sehari-hari
bisa
berubah
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 9
positif yang terlihat setelah anak jalanan
menjadi teratur. Setelah anak selesai
mengikuti pemberdayaaan.
mengikuti program pemberdayaan pola
Dari
segi
pemberdayaan
sangat
meningkatkan jalanan.
hasil
pikir mereka berubah ke arah yang lebih
membantu
baik serta datang kesadaran yang akan
ekonomi,
perekonomian
Kerena
keterampilan
dengan
yang
anak berbekal
dimiliki
setelah
memberikan mereka semangat untuk hidup mandiri. Dengan
pengetahuan
dan
mengikuti program, anak jalanan mampu
keterampilan yang diberikan di Rumah
mencari uang atau bekerja dengan
Singgah Ahmad Dahlan untuk anak
menggunakan
jalanan,
keterampilan
yang
merupakan
bekal
untuk
dimiliki. Bisa juga dengan membuka
kehidupan mereka untuk hidup mandiri
suatu usaha mandiri dengan bantuan
dan untuk kehidupan yang normatik
dana dari
sesuai dengan harkat dan martabatnya
Rumah
Singgah
Ahmad
Dahlan. Sehingga akan memberikan
sebagai makhluk ciptaan tuhan.
penghasilan kepada anak jalanan agar mampu
terlepas
dari
jalanan
dan
Pelaksanaan
memperbaiki kehidupannya. Dari segi sosial, anak jalanan akan diajarkan norma-norma yang ada di masyarakat. mengajarkan cara menjalin komunikasi dengan masyarakat dan juga membuat anak jalanan mandiri sehingga tidak bergantung kepada orang lain. Sehingga
cara
pandang
masyarakat
terhadap anak jalanan akan berubah dan masyarakat bisa menerima dengan baik anak jalanan untuk masuk ke dalam
diberikan
segi
psikologis,
motivasi
agar
anak mau
berkembang dan merubah pola hidupnya
Pemberdayaan
Anak
Jalanan Usia Sekolah di Rumah Singgah Ahmad Dahlan Dalam
pelaksanaan
kegiatan
pemberdayaan anak jalanan di Rumah Singgah
Ahmad
beberapa
faktor
Dahlan,
terdapat
pendukung
dan
penghambatnya. Faktor-faktor tersebut sangat
berpengaruh
terhadap
berlangsungnya program pemberdayaan anak jalanan yang dilakukan. Faktor pendukung
lingkungannya. Dari
Faktor Pendukung dan Penghambat
dalam
program
pemberdayaan tersebut yaitu: a) adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, serta mahasiswa. Karena dukungan ini
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 10
dirasa sangat penting dalam proses
Singgah
pemberdayaan
program yang dijalankan di Rumah
bantuan
berjalan.
sarana dan
b)
Adanya
prasarana dari
masih
Singgah
kurang.
Ahmad
Walaupun
Dahlan
sudah
Rumah
mendapatkan bantuan dari pemerintah
Singgah untuk melakukan suatu program
Dinas Sosial serta donatur, pihak Rumah
pemberdayaan. Karena alat-alat, modul
Singgah masih mengalami keterbatasan
serta semua yang dibutuhkan dalam
dana
pelaksanaan program mendapat bantuan
pemberdayaan. Dikarenakan program
dari
mampu
yang dijalankan di Rumah Singgah lebih
yang
dari satu. Sehingga untuk menutupi
pemerintah
memudahkan
pemerintah.
memberikan maksimal
Sehingga
pemberdayaan
kepada
anak
jalanan.
c)
dalam
menyelenggarakan
kekurangan dana, para pengelola masih
Semangat dari anak jalanan yang ingin
menggunakan biaya pribadi.
kehidupannya berubah dan lepas dari
PENUTUP
jalanan. Sehingga membuat pengelola
Kesimpulan
Rumah Singgah semakin termotivasi
Berdasarkan
mendidik anak jalanan hingga mereka
pembahasan, maka penelitian ini dapat
bisa hidup mandiri dan lepas dari
disimpulkan sebagai berikut:
jalanan.
1. Bentuk pemberdayaan anak jalanan
hasil
penelitian
dan
penghambat
usia sekolah di Rumah Singgah
yang ada di Rumah Singgah Ahmad
Ahmad Dahlan Yogyakarta ialah
Dahlan
memberikan
Konseling
anak
dan
keluarga,
pemberdayaan ialah: a) karakter anak
Kesenian,
Pendidikan,
Pelatihan
yang berbeda-beda membuat pengelola
Keterampilan, Program Bimbingan
kesulitan dalam memberikan materi saat
Agama
pemberdayaan berlangsung. b) Sikap
Pemagangan. Bentuk pemberdayaan
mental anak-anak jalanan itu sendiri,
yang
anak-anak yang terbiasa dijalanan ketika
Ahmad Dahlan dibuat berdasarkan
dalam kegiatan sulit untuk diatur. c)
dua prioritas sasaran yakni perbaikan
Pendanaan yang masih terbatas. d)
ekonomi dan pendidikan yang pada
Kurangnya
dasarnya
Sedangkan
faktor
dalam
tenaga
pendidik
yang
berkompeten. e) Pengelola di Rumah
Islam
dilakukan
serta
Program
Rumah
merupakan
Singgah
peningkatan
potensi yang dimiliki oleh anak
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 11
jalanan.
Dalam
pemberdayaan,
melaksanakan
Rumah
Singgah
Ahmad Dahlan mempunyai tujuan yaitu pengentasan anak jalanan dan terlantar
melalui
pemberian
teratur, serta datang kesadaran yang akan memberikan mereka semangat untuk hidup. 3. Faktor
pendukung
penghambat
dalam
keterampilan dan pendidikan sebagai
Pemberdayaan
persiapan
Rumah
bekal
hidup
mandiri
Yogyakarta
kehidupan
berikut:
yang
normatik
sesuai
harkat dan martabat mereka sebagai
ini
a. Faktor
2. Dampak yang terlihat setelah anak
Jalanan
di
Ahmad
Dahlan
adalah
sebagai
pendukung
pelaksanaan
makhluk ciptaan tuhan.
faktor
pelaksanaan
Anak
Singgah
sehingga anak jalanan mendapatkan
dan
dalam
pemberdayaan
di
Rumah Singgah Ahmad Dahlan
pemberdayaan.
adalah 1) adanya perhatian dan
Dari segi ekonomi: anak jalanan
dukungan dari pemerintah dan
mampu
masyarakat
jalanan
mengikuti
memenuhi
kebutuhannya
luas.
2)
adanya
sendiri dengan mencari uang atau
bantuan sarana dan prasarana dari
bekerja
pemerintah
dengan
menggunakan
dan
donatur.
3)
keterampilan yang dimiliki dan juga
semangat dari anak jalanan yang
modal usaha yang diberikan pihak
ingin kehidupannya berubah dan
Rumah Singgah Ahmad Dahlan. Dari
lepas dari jalanan. 3) semangat dan
segi sosial: anak jalanan
kekompakan
dapat
dari
pengelola
kembali berbaur dengan masyarakat
Rumah Singgah, tutor dan pekerja
melalui cara komunikasi serta nilai
sosial sehingga pelaksaan program
norma yang ada di masyarakat yang
bisa berjalan dengan baik.
telah diajarkan selama pemberdayaan,
b. Sedangkan faktor penghambat dari
Sehingga masyarakat dapat menerima
pelaksanaan
dengan baik anak jalanan untuk
Pemberdayaan di Rumah Singgah
masuk
dalam
Ahmad Dahlan adalah 1) karakter
lingkungannya. Dari segi Psikologi:
anak yang berbeda-beda. 2) sikap
anak jalanan akan termotivasi untuk
mental anak jalanan itu sendiri 3)
merubah pola hidupnya menjadi lebih
dana
kembali
ke
yang
pelaksanaan
ada
untuk
Pemberdayaan Anak Jalanan …. (Aditya Kurniawan) 12
menyelenggarakan pemberdayaan
berjalan
masih
pengelola
Memberikan perhatian dan dorongan
menutupi kekurangannya dengan
yang lebih baik lagi bagi anak jalanan
menggunakan
dalam kegiatan pemberdayaan. c)
terbatas
dan
biaya
pribadi
dengan
harus
lancar.
mereka. 4) kekurangan tenaga
Tutor
pendidik yang berkompeten. 5)
karakteristik
kurangnya pengelola yang ada di
sehingga dapat mempermudah dan
Rumah Singgah.
memahami karakter anak. d) Lebih memperhatikan
Saran Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diajukan beberapa saran sebagai
dari
memahami
anak
jalanan
kebutuhanan
anak
jalanan dalam perencanaan kegiatan pemberdayaan yang akan dilakukan. 3. Bagi pemerhati pendidikan: a) Perlu
berikut: 1. Bagi
lebih
b)
pengelola
Rumah
Singgah
Ahmad Dahlan: a) Perlu ditingkatkan
ditingkatkan
kepedulian
tentang
pendidikan untuk anak jalanan.
sarana dan media dalam kegiatan agar
DAFTAR PUSTAKA
dapat dilaksanakan secara optimal
Ambar Teguh S. (2004). Kemitraan dan Model-Model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media. Badan Kesejahteraan Sosial Nasional. (2000). Modul Pelatihan Pekerja Sosial Rumah Singgah. Jakarta. Bagong Suyanto. (2010). Masalah Sosial Anak Jalanan. Jakarta: Kencana. Edi Suharto. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Masyarakat. Bandung: PT Refika Aditama Lexy J. Moleong. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
dan sesuai tujuan. b) Perlu adanya pemberian pelatihan atau diklat bagi tutor
untuk
meningkatkan
kemampuannya dalam mengadakan kegiatan pemberdayaan di Rumah Singgah Ahmad Dahlan. c) Perlu penambahan
tutor
yang
berpengalaman dalam melaksanakan program-program yang dilaksanakan. 2. Bagi Tutor atau pendamping: a) Perlu ditingkatkan lagi peran tutor sehingga pelaksanaan
pemberdayaan
dapat