1
Pembagian Informasi Secara Vertikal Dalam Budgeting Sharing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajerial (Kajian Empiris Pada Perusahan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta) Baiq Anggun Hilendri Lestari, S.E, M.Si, Ak Hj. Susi Retna C, SE, M.Si Fakultas Ekonomi Universitas Mataram ABSTRACT This study examines the effect of vertical information sharing in budgeting on managerial performance.This study adapted research by Parker dan Kyj L. (2006) as for becoming object from this research is manufacturing companies which listed at Indonesian Capital Market Directory (ICMD). This research represents the empirical test which used random sampling technics in data collection. Data were collected using a survey of 158 managers (38 production managers, 30 marketing managers, 23 administration managers, 30 human resources managers, and 37 financial managers) from manufacturing companies listed at ICMD. Data analysis uses Structural Equation Model with AMOS programe 5.0 version to examines the effect of vertical information sharing in budgeting on managerial performance. Result of hypothesis examination indicates that from eight hypothesis raised, only two accepted hypothesis. Hypothesis 3 (there is relationship between the budgetary participation and the managers’ extent of dysfunctional behavior-information manipulation) hypothesis 4 (there is relationship between the level of budgetary, hypothesis 5 (there is a positive relationship between the level of reliance on accounting performance measures and the manager’s dysfunctional behaviorinformation manipulation, and hypothesis 6 (there is a positive relationship between the level of reliance on accounting performance measures and the manager’s dysfunctional behavior-gaming ). Management controlling system management controlling system can use to give motivation to manager for act and make decision consistent with organization toward. Management controlling system control and manage manager behavior in organization. Keywords: Management Control System and Dysfunctional Behavior
2
I. PENDAHULUAN Latar Belakang Anggaran secara khusus digambarkan sebagai data kuantitatif atau laporan keuangan dari rencana strategis jangka pendek dan jangka panjang suatu organisasi, yang memuat tujuan dan tindakan dalam mencapai tujuan tersebut (Hansen dan Mowen, 2005). Oleh karena itu, manajer perlu menyusun anggaran dengan baik karena anggaran merupakan gambaran perencanaan seluruh aktifitas operasional perusahaan (Siegel dan Marconi, 1989). Milani (1975) mendefinisikan aspek perilaku dalam penyusunan anggaran secara partisipatif sebagai tingkat pengaruh dan keterlibatan individu dalam proses perancangan anggaran. Salah satu manfaat penting dari proses penyusunan anggaran adalah pembagian informasi antar anggota suatu perusahaan (Hopwood, 1976). Anggaran memiliki dampak langsung terhadap perilaku manusia terutama bagi yang terlibat langsung dalam penyusunan anggaran (Siegel dan Marconi, 1989). Tujuan yang diinginkan oleh suatu perusahaan akan lebih dapat diterima jika individu dapat bersama-sama dalam suatu kelompok mendiskusikan pendapat masing-masing mengenai tujuan perusahaan, serta terlibat dalam menentukan langkah-langkah untuk mencapai tujuan tersebut.
3
Partisipasi dalam penyusunan anggaran memungkinkan pihak bawahan untuk mengkomunikasikan informasi pribadi yang mereka miliki kepada pihak atasan dan akan menciptakan suatu bentuk anggaran yang lebih baik sekaligus pengambilan keputusan yang lebih baik (Magner, Welker & Campbell, 1996; Nouri & Parker, 1998; Shileds & Shields, 1998). Sementara itu masih banyak penelitian lainnya yang mengasumsikan dan menilai secara tidak langsung bahwa partisipasi pihak bawahan dalam penyusunan anggaran akan meningkatkan pengungkapan informasi dari pihak bawahan. Miller dan Monge (1986) menyatakan hal ini dalam suatu bentuk metaanalisa yang menghubungkan antara pengambilan keputusan partisipatoris dalam literatur manajemen, literatur penerapan psikologi, dan literatur tentang perilaku organisatoris. Model kognitif dalam literatur ini mengasumsikan bahwa partisipasi pihak bawahan akan mengarah menuju pengungkapan informasi pribadi oleh pihak bawahan, namun Miller dan Monge (1986) menyatakan bahwa penelitian sebelumnya tidak memberikan pengujian yang lengkap dalam model penelitian mereka karena studi ini kekurangan data yang membahas tentang variabel intervensi, seperti halnya pembagian informasi ke arah puncak dan pembagian informasi ke arah bawahan. Motivasi untuk berbagi informasi tergantung pada faktor yang pernah diteliti sebelumnya, yaitu komitmen terhadap perusahaan dari pihak bawahan. Mereka yang berkomitmen tinggi dengan perusahaan akan menginginkan agar organisasi tersebut sukses, sehingga mereka akan cenderung untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja dari pihak bawahan dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Parker & Kyj, 2006, menjelaskan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran dan komitmen terhadap perusahaan akan meningkatkan komunikasi informasi dari pihak bawahan ke pihak atasan, yang pada akhirnya akan meningkatkan kinerja dari
4
pihak bawahan tersebut. Pembagian informasi mungkin meningkatkan kinerja individu dalam beberapa cara termasuk diantaranya: (1) memungkinkan pihak atasan untuk membantu mengembangkan sebuah strategi yang lebih baik bagi pihak bawahan (Murray, 1990); (2) meyakinkan bahwa pihak bawahan akan menerima dukungan yang memadai untuk berpartisipasi dalam penyusunan anggaran (Nouri & Parker, 1998). Beberapa penelitian menjelaskan bahwa melalui proses penyusunan anggaran maka pihak bawahan akan memperoleh informasi tambahan dari pihak atasan yang dapat digunakan untuk meningkatkan efektivitas kerja dari pihak bawahan (Chenhall & Brownell, 1988; Kren, 1992; Magner dkk 1996). Beberapa peneliti akuntansi menentang pernyataan bahwa pihak bawahan memiliki informasi pribadi yang penting dan jika informasi ini dibagikan dengan pihak atasan, maka akan menguntungkan pihak bawahan dan perusahaan tersebut (Magner dkk, 1996; Nouri & Parker, 1998; Shields & Shields, 1998; Simons, 1995). Beberapa peneliti berikutnya menentang bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memungkinkan pihak bawahan untuk mengkomunikasikan informasi semacam ini kepada pihak atasan (Baiman & Evans, 1983; Christensen, 1982; Magner dkk 1996; Nouri & Parker, 1998; Penno, 1984; Shields & Shields, 1998; Simons, 1995). Dari ketidakkonsistenan penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka penelitian yang sekarang mengadaptasi penelitian Parker dan Kyj L. (2006) dan Rosanti (2007). Penelitian ini akan menelaah hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan pertukaran informasi yang terjadi selama proses penyusunan anggaran dengan menilai komunikasi ke arah atasan dan bawahan untuk menciptakan sebuah model penelitian yang lebih komprehensif dari pembagian informasi secara vertikal.
5
Penelitian ini dilakukan dengan mengambil subyek perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2006 (BEI), dipilihnya perusahaan manufaktur dikarenakan sektor ini merupakan sektor terbesar yang terdaftar di BEJ, selain itu sktor ini adalah sektor yang potensial dan berkembang dengan cepat. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa kembali hasil-hasil penelitian sebelumnya dengan hasil temuan yang berbeda (kontradiksi) dengan judul: Pembagian Informasi Secara Vertikal Dalam Budgeting Sharing Dan Pengaruhnya Terhadap Kinerja Manajerial (Kajian Empiris Pada Perusahan Manufaktur Yang Listed Di Bursa Efek Jakarta). Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1.
Apakah partisipasi anggaran mempengaruhi komitmen organisasi ?
2.
Apakah
partisipasi
anggaran
dan
komitmen
organisasi mempengaruhi
pembagian informasi ? 3. Apakah pembagian informasi dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja manajerial ? (Pembagian informasi ke arah atasan)
4.
Apakah partisipasi anggaran mempengaruhi ambiguitas peran ?
5. Apakah ambiguitas peran berpengaruh terhadap komitmen organisasi ? (Pembagian informasi ke arah bawahan) Tujuan Penelitian a. Memberikan bukti empiris pengaruh partisipasi anggaran terhadap komitmen organisasi.
6
b. Memberikan bukti empiris pengaruh partisipasi anggaran dan komitmen organisasi mempengaruhi pembagian informasi. c. Memberikan bukti empiris pengaruh pembagian informasi dan komitmen organisasi mempengaruhi kinerja manajerial. d.
Memberikan bukti empiris pengaruh partisipasi anggaran terhadap
ambiguitas peran. e.
Memberikan bukti empiris pengaruh ambiguitas peran terhadap
komitmen organisasi. II. TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Banyak penelitian akuntansi yang berdasarkan pada kerangka kerja agensi dengan asumsi adanya dua faktor utama, yaitu faktor prinsipal dan faktor agen atau manajer. Faktor prinsipal akan mempekerjakan manajer untuk melakukan sebuah tugas atas nama prinsipal. Dalam konteks organisasi, maka prinsipal seringkali digambarkan sebagai pihak eksekutif yang mendelegasikan tanggung jawab atau beberapa tugas tertentu pada pihak bawahan yang berfungsi sebagai agen atau manajer. Seperti yang dijelaskan oleh Baiman (1990), model agensi mengasumsikan bahwa seorang manajer memiliki informasi “pribadi” tentang wilayah yang menjadi tanggung jawab agen atau manajer tersebut. Informasi ini bersifat pribadi dengan anggapan bahwa pihak prinsipal dapat menerima hal ini hanya jika mereka terbebani adanya biaya pengawasan yang signifikan. Dengan menggunakan kerangka kerja agensi, maka beberapa makalah mengemukakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran memungkinkan pihak bawahan untuk mengungkapkan informasi pribadi mereka sehingga mengarahkan pada terciptanya kinerja yang lebih baik dari seorang individu dan perusahaan tersebut akan
7
mendapatkan manfaat ekonomis (Baiman & Evans, 1983; Christensen, 1982; Penno, 1984; Nouri & Parker, 1998). Menurut Simons (1995), sistem proses penyusunan anggaran dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi dari pihak bawahan tentang ambiguitas strategi yang berlawanan dengan perusahaan. Ketidakpastian strategis adalah “ketidakpastian akan adanya peristiwa yang muncul mendadak yang dapat mengancam atau membuat strategi bisnis terbaru menjadi tidak sah (Simons, 1995)” seperti tindakan dari perusahaan pesaing, perubahan dalam preferensi konsumen, dan perubahan teknologi. Manajer tingkat menengah dan tinggi menjelaskan sebuah sumber informasi yang berisi ketidakpastian dan metode untuk mengatasi hal ini. Pengungkapan informasi semacam ini dapat mengarah menuju perubahan atau revisi strategi perusahaan dalam suatu proses yang disebut oleh Simons (1995) sebagai pendekatan “mendesak” atas terbentuknya suatu strategi karena strategi ini muncul dari tingkat bawahan suatu perusahaan. Manajemen puncak dapat menggunakan informasi kritis yang dimiliki oleh manajemen dengan tingkatan yang lebih rendah melalui sebuah sistem pengendalian interaktif yang dapat meningkatkan dialog atau pembicaraan aktif dan terbuka antar tingkat organisatoris. Seperti yang dikatakan oleh Simons (1995), sistem penyusunan anggaran dapat digunakan sebagai dasar interaktif untuk mendorong munculnya pembahasan antar pihak atasan dan pihak bawahan yang menghasilkan suatu pembagian informasi. Sementara itu Simon (1995) lebih memfokuskan pada sistem organisatoris dalam tulisannya, pendapatnya mungkin bisa diterapkan pada tingkat individu. Dalam suatu perusahaan, pihak bawahan yang mengadakan dialog interaktif dengan pihak atasan dalam proses penyusunan anggaran mungkin akan mengungkapkan adanya informasi kritis tentang ketidakpastian strategi.
8
Penelitian terkini (Parker dan Kyj, 2006) mengemukakan dan menguji hubungan langsung antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan pembagian informasi kearah puncak. Seperti yang telah dikemukakan oleh Brownell (1982b), partisipasi dalam proses penyusunan anggaran adalah proses dimana individu yang “terlibat akan memiliki pengaruh” pada penyusunan anggaran dan secara langsung mempengaruhi tiap individu. Partisipasi yang tinggi meliputi pembahasan atau diskusi yang lebih luas dan dengan frekuensi yang tinggi antar pihak atasan dan pihak bawahan tentang permasalahan dalam penyusunan anggaran (Milani, 1975). Frekuensi dan cakupan dari pembahasan semacam ini akan memberikan pihak bawahan sebuah peluang untuk berbagi pendekatan (yaitu informasi pribadi yang mereka miliki) dengan pihak atasan, akibatnya akan terjadi peningkatan kecenderungan bagi pihak bawahan untuk mengkomunikasikan informasi pribadinya. Hal ini mengarahkan pada terciptanya hipotesa sebagai berikut: H1:
Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap pembagian informasi ke arah puncak.
Meski keterlibatan dalam proses penyusunan anggaran akan memberikan fasilitas pada komunikasi informasi pribadi, namun hal ini tidak memberikan kepastian. Pihak bawahan yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran, mungkin akan melakukan tindakan penyelewengan, bila dirasakan dapat memberikan manfaat pribadi bagi pihak bawahan. Meyer dan Allen (1997) menjelaskan komitmen terhadap perusahaan sebagai “hubungan psikologis antar pihak pegawai dan pihak perusahaan.” Seperti yang telah dijelaskan oleh Mathieu dan Zajac (1990), konseptualisasi paling umum dalam komitmen terhadap perusahaan adalah komitmen yang bersifat afektif yang sering digunakan dalam studi terkini. Komitmen afektif dikarakterisasikan melalui: (1) kepercayaan yang kuat akan tujuan dan nilai suatu perusahaan; (2) kesediaan untuk
9
melakukan usaha keras guna membantu perusahaan mencapai tujuannya; dan (3) keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam perusahaan (Angle & Perry, 1981; Mowday, Porter & Steers, 1982; Porter, Steers, Mowday & Boulian, 1974). Menurut kerangka kerja teoritis dalam studi terkini, individu dengan komitmen yang tinggi akan cenderung mengungkapkan informasi pribadi mereka selama proses penyusunan annggaran. Informasi semacam ini dapat memberikan manfaat bagi perusahaan dan bagi individu yang setia tersebut, keberhasilan perusahaan juga merupakan nilai penting. Hal ini mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H2:
Komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap pembagian informasi kearah puncak.
Selain menelaah anteseden atau pemicu dari pembagian informasi, penelitian ini juga meneliti kemungkinan hasil akhir yang akan didapatkan yaitu kinerja manajerial. Menurut para peneliti yang telah membentuk teori tentang pembagian informasi, maka pembagian informasi akan mempengaruhi kinerja dengan berbagai cara. Magner dkk (1996) mengemukakan bahwa hubungan antara informasi pribadi dari pihak bawahan akan menghasilkan rencana yang lebih realistis dan bentuk anggaran yang lebih akurat sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja. Pembagian informasi juga memastikan agar pihak bawahan memperoleh dukungan yang cukup dalam penyusunan anggaran (Nouri & Parker, 1998). Berdasarkan pada argumen ini, maka hipotesa berikutnya adalah: H3:
Pembagian informasi ke arah puncak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial.
10
Dengan mempertimbangkan hubungan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan komitmen organisasi, maka beberapa peneliti di bidang manajemen dan psikologi
sudah
mengungkapkan
bahwa
keterlibatan
pegawai
dalam
proses
pengambilan keputusan akan meningkatkan kesetiaan atau komitmen tenaga kerja pada perusahaan. Dengan sudut pandang ini, maka jika pegawai diperbolehkan untuk berpartipasi dalam pengambilan keputusan perusahaan, maka pegawai tersebut akan mengidentifikasi dirinya dengan perusahaan tersebut (March & Simon, 1958). Penelitian ini melaporkan adanya hubungan positif yang signifikan antar partisipasi pegawai dan komitmen terhadap perusahaan yang meliputi penelitian dari: Boshoff dan Les (1995), DeCotiis dan Summers (1987), Morris dan Steers (1980), Rhodesa dan Steers (1981), Welsch dan LaVan (1981), Zahra (1984). Salah satu bentuk partisipasi pegawai yang secara khusus berhubungan dengan penelitian akuntansi adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran. Hubungan statistik yang signifikan antara partisipasi dalam penyusunan anggaran dan komitmen organisasi dilaporkan dalam studi akuntansi oleh Nouri dan Parker (1998); Quirin, Donelly dan O’Brian (2000). Hal ini mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H4: Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh positif terhadap komitmen organisasi. Dengan mempertimbangkan hubungan antara komitmen organisasi dan kinerja manajeral, banyak peneliti di bidang manajemen dan psikologi terapan yang membantah bahwa komitmen atau kesetiaan akan meningkatkan kinerja individu (Mathieu & Zajac, 1990; Meyer & Allen, 1997; Randall, 1990). Meyer & Allen (1997) membuat sebuah teori yang menyatakan bahwa komitmen atau kesetiaan akan mengarahkan pada terbentuknya motivasi yang lebih tinggi, sehingga pada akhirnya akan menciptakan kinerja yang lebih tinggi pula. Menurut Meyer & Allen, (1997), bukti empiris ini
11
mendukung teori yang ada meskipun tidak terbukti dalam semua kasus. Pada literatur akuntansi, beberapa studi melaporkan adanya bukti yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berhubungan positif dengan kinerja (Ferris, 1981; Ferris & Larcker, 1983; Nouri & Parker, 1998). Hal ini mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H5:
Komitmen organisasi berpengaruh positif
terhadap
kinerja
manajerial. Hopwood (1976) adalah salah satu diantara peneliti akuntansi yang mengemukakan bahwa proses penyusunan anggaran dapat berfungsi sebagai mekanisme komunikasi dimana pihak bawahan memperoleh informasi yang lebih banyak tentang pekerjaan mereka. Chenhall dan Brownell (1988) adalah salah satu di antara peneliti yang pertama kali menelaah secara empiris kemungkinan ini. Mereka membantah bahwa melalui partisipasi dalam penyusunan anggaran pihak bawahan akan memperoleh informasi yang dapat membantu mereka menjelaskan peranan organisasi melalui tugas, tanggung jawab, dan kinerja yang diharapkan. Bukti empiris yang dikemukakan oleh Chenhall dan Brownell (1988) menyatakan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran juga berkaitan dengan ambiguitas atau ketidakjelasan peranan. Literatur psikologi dan literatur perilaku organisatoris juga mengungkapkan adanya bukti hubungan antara pengambilan keputusan partisipatoris dan ketidakjelasan peran (Jackson & Schuler, 1985). Hal ini mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H6:
Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh negatif terhadap ketidakjelasan peran.
12
Dengan mempertimbangkan adanya konsekuensi dari ambiguitas peranan, maka akan muncul dua hasil akhir yang relevan degan model teoretis yang dikembangkan yaitu bahwa semakin rendah komitmen organisasi akan mengakibatkan semakin rendahnya kinerja (lihat Gambar 2.1). Sehubungan dengan komitmen organisasi, maka beberapa peneliti mengemukakan bahwa ketidakjelasan peran mengakibatkan komitmen organisasi yang rendah pula (DeCotiis & Summers, 1987; Morris & Koch, 1979; Welsch & LaVan, 1981). Dalam meta analisanya tentang komitmen terhadap perusahaan, Mathieu dan Zajac (1990) menyimpulkan bahwa penelitian sebelumnya memperlihatkan adanya hubungan negatif yang signifikan antara ambiguitas peranan dan komitmen organisasi. Hal ini mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H7:
Ketidakjelasan peran berpengaruh negatif terhadap komitmen organisasi.
Ketidakjelasan peran mengarahkan pada terciptanya kinerja yang rendah. Ambiguitas peranan yang tinggi mengindikasikan bahwa seorang pegawai merasa tidak yakin dengan peranannya dalam suatu perusahaan. Hal juga ini menyertakan ketidakjelasan tentang ekspektasi perusahaan dan alat untuk memenuhi hal tersebut. Berdasarkan pada teori ekspektasi, Beehr, Walsh dan Taber (1976) membantah dengan mengatakan bahwa ambiguitas peran akan menurunkan kinerja dengan cara mengurangi ekspektasi pegawai yang selanjutnya akan mempengaruhi sebuah usaha keras dan terciptanya suatu kinerja dari pegawai tersebut. Chenhall dan Brownell (1988), juga menyatakan bahwa individu yang tidak sepenuhnya memahami tugas dan tanggung jawab mereka atau memiliki ambiguitas peran yang tinggi “akan mengambil sebuah keputusan yang meragukan dan mereka akan bergantung pada pembelajaran dengan cara coba-coba.” Menurut Chenhall dan Brownell (1988) dan beberapa penelitian
13
sebelumnya yang dikutip oleh mereka, menyatakan bahwa bukti empiris yang mendukung ambiguitas peranan memiliki hubungan signifikan yang negatif dengan kinerja individu. Dengan demikian akan mengarahkan pada terbentuknya hipotesa sebagai berikut: H8: Ketidakjelasan
peran
berpengaruh
negatif
terhadap kinerja
manajerial. Model penelitian yang mengambarkan suatu kerangka konseptual sebagai panduan sekaligus alur berfikir tentang pengaruh partisipasi anggaran terhadap role ambiguity, komitmen organisasi, information sharing dan kinerja manajerial dapat dilihat pada gambar berikut:
Model Penelitian PI
+H1
+H4
PA
-H6
+H3
+H2
KO
+H5
-H7
KM
-H8
AP
Sumber : Robert J Parker and Larissa Kyj (2006)”Vertical information sharing in the budgeting process”. Accounting, organization and society vol 31 pp 27-45.
Keterangan: PA: Partisipasi Anggaran, PI: Pembagian Informasi, KO: Komitmen Organisasi, AP: Ambiguitas Peran, KM: Kinerja Manajerial. III. METODE PENELITIAN
14
Jenis penelitan yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kausalitas yaitu penelitian yang melihat hubungan beberapa variabel yang belum pasti atau hubungan antar variabel tidak mutlak. Populasi di dalam penelitian ini adalah manajer yang bekerja di perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006. Sampel yang digunakan adalah manajer atau kepala bagian setingkat manajer dan responden dalam penelitian ini adalah manajer atau kepala bagian setingkat manajer yang memimpin departemen fungsional: keuangan, sumber daya manusia, pemasaran, operasional dan produksi dalam perusahaan manufaktur. Alasan mengapa sampel diambil dari manajer atau kepala bagian setingkat manajer yang memimpin departemen fungsional karena manajer merupakan orang yang diharapkan dalam penyusunan anggaran, mempunyai komitmen terhadap organisasi, memiliki dan menyebarkan informasi yang relevan dengan tugas, serta mengetahui kinerja manajerial yang telah dicapai. Teknik penarikan sampel penelitian adalah dengan menggunakan metode purposive sampling dengan ketentuan perusahaan manufaktur yang terdaftar tahun 2006 dan 2007 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan SEM (Structural Equation Model) di dalam teknik analisis data dengan metode Maximum Likelihood Estimation mengharuskan ukuran sampel yang harus dipenuhi sebesar 100 sampai 200 (Hair et.al 1998). Untuk menghindari kemungkinan adanya kesalahan dalam penafsiran, maka penting untuk diberikan beberapa batasan operasional variabel dalam kaitannya dengan penelitian ini. 1. Partisipasi anggaran adalah suatu tingkat keterlibatan dan pengaruh para individu dalam proses penyusunan anggaran. Variabel partisipatif diukur dengan mengadopsi instrumen yang dikembangkan oleh Milani (1975)
15
2. Pembagian informasi (information sharing) adalah pembagian informasi pihak bawahan tentang kondisi, peluang dan permasalahan perusahaan kepada pihak atasan atau superior dimana menurut mereka bahwa pembagian informasi terbagi menjadi dua bagian yaitu: Upward Information Sharing dan Downward Information Sharing. Berbagi atau pembagian informasi oleh pihak bawahan diukur dengan menggunakan skala dua item yang dikembangkan oleh Parker dan kyj (2006). 3. Komitmen organisasi sebagai dorongan dari dalam individu untuk berbuat sesuatu agar dapat menunjang keberhasilan organisasi sesuai dengan tujuan dan lebih mengutamakan kepentingan organisasi. komitmen organisasi diukur dengan 9 item pertanyaan dari instrumen Cook dan Wall (1980), dengan skala 1 untuk pernyataan sangat tidak setuju dan 7 untuk sangat setuju. Skala 1 menunjukkan komitmen organisasi yang rendah sedangkan skal 7 menujukkan komitmen organisasi yang sangat tinggi. 3. Ambiguitas peran adalah tidak adanya informasi berkaitan dengan evaluasi pengawasan kerja individu, peluang-peluang karir, cakupan tanggung jawab dan pengharapan-pengharapan
si
penyampai
peran.
Untuk
mengukur
variabel
ambiguitas peran menggunakan skala enam item yang dikembangkan oleh Rizzo, House dan Lirtzman (1970). 5. Kinerja manajerial adalah kecakapan manajer dalam melaksanakan kegiatankegiatan manajerial antara perencanaan, investigasi, koordinasi, supervisi, pengaturan staf, negoisasi dan representasi. Untuk mengukur kinerja pegawai atas suatu pekerjaan menggunakan skala penilaian diri sendiri milik Mahoney, Jerde dan Carool (1963, 1965). Pengukuran kinerja akan terlihat pada beberapa penelitian sebelumnya (seperti penelitian dari Brownell, 1982a; Brownell & Hirst, 1986; Brownell & McInnes, 1986; Kren, 1992). Instrumen sebanyak sembilan item
16
meliputi salah satu instrumen untuk mengukur keseluruhan kinerja pegawai atas suatu pekerjaan dan delapan instrumen lainnya akan mengukur delapan dimensi kinerja yang berbeda (satu instrumen untuk setiap dimensi yang ada). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan model persamaan struktural (structural equetion modelling/SEM) dengan program AMOS versi 5.0. Alat analisis SEM mempunyai kemampuan untuk menggabungkan Measurement Model dan structural model secara simultan dan efisien dibanding alat analisis lainnya (Hair et.al 1995).
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data penelitian dikumpulkan dengan mengirimkan 735 kuesioner melalui jasa pos dan internet (e-mail) kepada para manajer divisi pada masing-masing perusahaan manufaktur dan jawaban kuesioner yang dapat dikumpulkan adalah 158. Berikut ini merupakan modifikasi model dan
cut-of goodness-of-fit indices
sehingga memperoleh model yang mampu menjelaskan keseluruhan data penelitian sebagaimana digambarkan pada gambar dan tabel berikut.
17
,65
Full S tructural E quation M odel S tandardized E s timate e7
,22 e13
e8
,64
1,06
P I7 P I8 ,801,03 ,13
,00 e1 e3 e4
P A1
,47 -,01 ,68 P artisipasi P A3 A nggaran 1,14 1,07 P A4
,51
K omitmen O rganisas i ,70
,03
Z2 ,08
-,07 ,18
Z3
C hi-S quares =88,744 P robability=,577 AG FI=,902 R ms ea=,000 G FI=,934 C min/D F=,965 TLI=1,004 C FI=1,000
,36
-,01
,08
e16
,58
K O 13 K O 14 K O 16 ,76 ,67 ,71 ,01
P embagian Informas i
Z1
e14
,45
-,06
A mbiguitas P eran ,16 ,71 ,76,57 ,03 ,36 ,13
,67 e23 K M 23 1,03
,55,82 1,01 K M 24 K inerja ,24 ,50 M anajerial ,38K M 25,15 K M 29
,51
A P 19
A P 20
A P 21
A P 22
e19
e20
e21
e22
e24 e25 e29
,19
Z4
-,19
Sumber: data primer diolah 2008
Goodness-of-fit Indices Full Structural Equation Model Goodness of fit index
Cut-off Value
Hasil Model
Keterangan
Chi-Square Probability AGFI RMSEA GFI CMIN/DF TLI CFI
Diharapkan kecil ≥ 0,05 ≥ 0,90 ≤ 0,08 ≥ 0,90 ≤ 2,00 ≥ 0,95 ≥ 0,95
88,744 0,577 0,902 0,000 0,934 0,965 1,004 1,000
Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik
Sumber: data primer diolah 2008
Berdasarkan modifikasi model sebagaimana yang nampak dalam gambar dan Cut-off Value dari goodness-of-fit indices padea tabel di atas menunjukkan goodness-of-fit indices yang baik, hal tersebut mengindikasikan bahwa secara statistik maupun secara teori model yang dibangun secara baik menjelaskan dan mendefinisikan 5 konstruk sebagaimana yang dijelaskan dalam pendefinisian variabel penelitian. Berikut ini adalah output table pengujian hipotesis penelitian dengan menggunakan alat uji AMOS Versi 5.0 dalam bentuk output Regression Weights seperti pada tabel berikut.
18
Output Regression Weights Estimate
S.E.
C.R.
Label
Ambiguitas_Peran <- Partisipasi_Angg
0,101
0,063
1,610
par-12
Komitmen_Organis <- Ambiguitas_Peran
-0,054
0,083 -0,647
par-15
Komitmen_Organis <- Partisipasi_Angg
-0,004
0,037 -0,122
par-18
Pembagian_Inform <- Komitmen_Organis
0,533
0,148
3,593
par-14
Pembagian_Inform <- Partisipasi_Angg
0,047
0,043
1,087
par-19
Kinerja_Manajeri <- Pembagian_Inform
0,712
0,069 10,304
par-13
Kinerja_Manajeri <- Ambiguitas_Peran
-0,073
0,073 -1,010
par-16
Kinerja_Manajeri <- Komitmen_Organis
0,127
0,101
par-17
1,259
Sumber: data primer diolah 2008
Dengan demikian, temuan penelitian mengenai pembagian informasi secara vertikal dalam budgeting sharing dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial tidak sepenuhnya terbukti. Hanya pengaruh komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap pembagian informasi ke arah puncak dan pengaruh pembagian informasi ke arah puncak berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial yang diterima hipotesis alternatifnya, sedangkan keenam hipotesis (H1, H4, H5, H6, H7, dan H8). Hal tersebut mengindikasikan bahwa komitmen terhadap perusahaan memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi mereka sepenuhnya sehingga pembagian informasi ke arah puncak tersebut akan mempengaruhi kinerja dimana kinerja manajer akan lebih baik jika mereka diberi informasi yang lebih spesifik dan relevan dalam rangka proses pengambilan
keputusan.
Bagi
partisipasi
dalam
penyusunan
anggaran
akan
memungkinkan terjadinya budget slack atau senjangan anggaran, dimana para manajer tingkat bawah tidak akan memberikan informasi yang mereka miliki pada saat penyusunan anggaran dan menetapkan anggaran yang lebih longgar dengan harapan tujuan serta target anggaran tercapai. Selain itu juga melalui partisipasi dalam
19
penyusunan anggaran pihak bawahan kurang memperoleh informasi yang dapat membantu mereka menjelaskan peranan organisasi melalui tugas, tanggung jawab, sehingga komitmen mereka rendah yang mengakibatkan rendahnya kinerja pula. V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, IMPLIKASI, DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang telah diuraikan, maka dapat diberikan kesimpulan sebagai berikut: 1.
Hasil penelitian mendukung bahwa komitmen terhadap perusahaan memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi mereka sepenuhnya sehingga pembagian informasi ke arah puncak tersebut akan mempengaruhi kinerja dimana kinerja manajer akan lebih baik jika mereka diberi informasi yang lebih spesifik dan relevan dalam rangka proses pengambilan keputusan.
2.
Bagi partisipasi dalam penyusunan anggaran akan memungkinkan terjadinya budget slack, dimana para manajer tingkat bawah tidak akan memberikan informasi yang mereka miliki pada saat penyusunan anggaran dan menetapkan anggaran yang lebih longgar dengan harapan tujuan serta target anggaran tercapai. Selain itu juga melalui partisipasi dalam penyusunan anggaran pihak bawahan kurang memperoleh informasi yang dapat membantu mereka menjelaskan peranan organisasi melalui tugas, tanggung jawab, sehingga komitmen mereka rendah yang mengakibatkan rendahnya kinerja pula.
3.
Walaupun penelitian ini hanya merupakan konfirmasi penelitian Parker dan Kyj L (2006) dan Rosanti (2007), penelitian ini memberikan indikasi pentingnya komitmen terhadap perusahaan dalam memotivasi manajer untuk mengungkapkan informasi mereka sepenuhnya sehingga pembagian informasi ke arah puncak
20
tersebut akan mempengaruhi kinerja dimana kinerja manajer akan lebih baik jika mereka diberi informasi yang lebih spesifik dan relevan dalam rangka proses pengambilan keputusan. Keterbatasan Evaluasi atas hasil penelitian ini harus mempertimbangakan beberapa keterbatasan yang mungkin mempengaruhi hasil penelitian, antara lain: 1. Tingkat response rate yang rendah sehingga penelitian ini juga sulit untuk megeneralisasi dan menggambarkan pembagian informasi secara vertikal dalam budgeting sharing dan pengaruhnya terhadap kinerja manajerial pada sektor manufaktur di BEI. 2. Kehandalan validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini nampak belum teruji dengan baik, terutama bila dikaitkan dengan instrumen komitmen organisasi dan kinerja manajerial, terlihat dari banyaknya indikator yang dieliminasi (validasi). Peneliti menduga kemungkinan adanya faktor lain yaitu penerjamahan yang kurang baik, terutama setting bahasa yang sesuai dengan kondisi responden di Indonesia. 3. Dasar utama penelitian ini menggunakan beberapa penelitian sebelumnya yang banyak dilakukan di luar negeri, sehingga perbedaan mekanisme penyusunan anggaran pada perusahaan termasuk arus pembagian informasi. Saran 1. Penelitian mendatang dapat mempertimbangkan faktor-faktor lainnya yang yang dapat meningkatkan kinerja manajer terkait dengan partisipasi dalam penyusunan anggaran yang memerlukan pembagian informasi ke arah puncak dan didukung pula oleh motivasi manajer karena komitmen yang mereka miliki dengan perusahaan.
21
2. Penelitian selanjutnya juga dapat menggunakan kepuasan kerja yang dapat memediasi hubungan partisipasi anggaran dengan kinerja manajer. 3. Penelitian ini menggunakan metode survey yang menyebabkan rendahnya tingkat response rate, sehingga mungkin bisa digunakan metode lain.
DAFTAR PUSTAKA Abramis, D. J. (1994). "Work role ambiguity, job satisfaction, and job performance: meta analyses and review." Psychological Reports 75: 1411-1433. Agusti Ferdinand. 2002. “Struktural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen”. Fakultas Ekonomi Undip. Semarang. Allen, N. J., & Meyer, J. P. (1990). The measurement and antecedents of affective, continuance, and normative commitment to the organization. Journal of Occupational Psychology, 63, 1–18. Alles, M., & Datar, S. (2002). Control implications of worker identification with firm sales success. Management Accounting Research, 13, 173–190. Angle, H. L., & Perry, J. L. (1981). An empirical assessment of organizational commitment and organizational effectiveness. Administrative Science Quarterly, 21, 1–14. _______, Robert N. J. Dearsen, dan V. Govindarajan.1992. Management Control System, Seventh Edition, Chicago. Richard D. Irwin.
22
Argyris, C. 1952. The Impact of Budgetse on Peoples. The School of Business and Public Administration, Cornell University. Baiman, S. (1990). Agency research in managerial accounting: a second look. Accounting, Organizations and Society, 15, 341–371. ______, & Evans, H. (1983). Pre-decision information and participative management control systems. Journal of Accounting Research, 21, 371–395. Beehr, T. A., Walsh, J. T., & Taber, T. D. (1976). Relationship of stress to individually and organizationally valued states. Journal of Applied Psychology, 61, 41–47. Belkaoui, Ahmed. Cost Accounting.1983. A Multidimensional Emphasis. Chicago. The Dryden Press, CBS, CBS College Publishing. Blau, G. (1987). Using a person-environment fit model to predict job involvement and organizational commitment. Journal of Vocational Behavior, 30, 240–257. Boshoff, C., & Mels, G. (1995). A causal model to evaluate the relationships among supervision, role stress, organizational commitment and internal service quality. European Journal of Marketing, 29, 23–42. Brownell, P. (1982a). The role of accounting data in performance evaluation, budgetary participation and organizational effectiveness. Journal of Accounting Research, 20, 12–27. _______, (1982b). Participation in the budgeting process, when it works and when it doesn’t. Journal of Accounting Literature, 1, 125–153. _______, & Dunk, A. (1991). Task uncertainty and its interaction with budgetary participation and budget emphasis: some methodological issues and empirical investigation. Accounting, Organizations and Society, 16, 693–703. _______, & Hirst, M. (1986). Reliance on accounting information, budgetary participation, and task uncertainty: tests of a three-way interaction. Journal of Accounting Research, 24, 241–249. _______, & McInnes, M. (1986). Budgetary participation, motivation, and managerial performance. The Accounting Review, 61, 587–600. Chenhall, R., & Brownell, P. (1988). The effect of participative budgeting on job satisfaction and performance: role ambiguity as an intervening variable. Accounting, Organizations and Society, 13, 225–234. Chow, C. W., Cooper, J. C., & Waller, W. S. (1988). Participative budgeting: effects of a truth-inducing pay scheme and information asymmetry on slack and performance. The Accounting Review, 63, 111–122. Christensen, J. (1982). The determination of performance standards and participation. Journal of Accounting Research, 20, 589–603. Collins, F., The Interaction of Budget Characteristicsand Personality Variables with Budgetary Attitudes. The Accounting Review (1978), pp.324-335. Compfrey A. L & Lee, H.B (1992) “A First in Factor Analysis” Hillsdale, Lamrence Erlbaum Associates. New Jersey. DeCotiis, T. A., & Summers, T. P. (1987). A path-analysis of a model of the antecedents and consequences of organizational commitment. Human Relations, 40, 445– 470. Dunham, R. B., Grube, J. A., & Castaneda, M. B. (1994). Organizational commitment: the utility of an integrative approach. Journal of Applied Psychology, 79, 370– 380. Dunk, AS. “The Effect of Budget Emphasis and Information Asymetry on the Relation Betweeen Budgetary Partisipation and Slack”. The Accounting Review 68 (April 1993): hal. 400-410.
23
Ferris, K. R. (1981). Organizational commitment and performance in a professional accounting firm. Accounting, Organizations and Society, 6, 317–325. ________, & Larcker, D. F. (1983). Explanatory variables of auditor performance in a large public accounting firm. Accounting, Organizations and Society, 8, 1–11. R.J. Parker, L. Kyj / Accounting, Organizations and Society 31 (2006) 27–45 43 Fisher, C. D., & Gitelson, R. C. (1983). A meta-analysis of the correlates of role conflict and ambiguity. Journal of Applied Psychology, 68, 320–333. Hair, J. F. Anderson, R. E. Tatham, R. L, dan Black, W. C, 1995, “Multivariate Data Analysis”, Fourth Edition New Jersey, Prentice Hall. Hansen, D. R and Mowen, Maryanne. M (2005). Management Accounting. 7th Edition. South-Western College Publishing. _____, (2000). Management Accounting. 5th Edition. South-Western College Publishing. Heneman, H. G. (1974). Comparisons of self and superior ratings of managerial performance. Journal of Applied Psychology, 59, 638–642. Hopwood, A. (1976). Accounting and human behavior. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. Imam Ghozali (2004). Model persamaan struktural: Konsep dan Aplikasi dengan program AMOS versi5.0. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Jackson, S. E., & Schuler, R. S. (1985). A meta-analysis and conceptual critique of research on role ambiguity and role conflict in work settings. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 36, 16–78. Kennis, I. 1979. Effect of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitudes and Performance. The Accounting Review, Vol 54/4: 707-721. King, L. A. and D. W. King (1990). "Role conflict and role ambiguity: a critical assessment of construct validity." Psychological Bulletin 107(1): 48-64. Kren, L. (1992). Budgetary participation and managerial performance: the impact of information and environmental volatility. The Accounting Review, 67, 511– 526. Jackson, S. E. and R. S. Schuler (1985). "A meta-analysis and conceptual critique of research on role ambiguity and role conflict in work settings." Organizational Behavior and Human Decision Processes 36: 16-78. Lawrence, P. R., & Dyer, D. (1983). Renewing American industry. New York: The Free Press. Libby, T. (1999). The influence of voice and explanation on performance in a participative budgeting setting. Accounting, Organizations and Society, 24, 125– 137. Lincoln, J. R., & Kalleberg, A. L. (1990). Culture, control, and commitment. Cambridge: Cambridge University Press. Lindquist, T. M. (1995). Fairness as an antecedent to participative budgeting: examining the effects of distributive justice, procedural justice and referent cognition on satisfaction and performance. Journal of Management Accounting Research, 7, 122–147. Loehlin, J. C. (1987). Latent variable models. Hillside: Lawrence Erlbaum Associates. Lowe, E. A. November, 1970. An Evaluation in Wider Managerial Prespective Accountancy. Pp.765. Magner, N., Welker, R. B., & Campbell, T. L. (1996). Testing a model of budgetary participation processes in a latent variable structural equations framework. Accounting and Business Research, 27, 41–50.
24
Mahoney, T. A., Jerde, T. H., & Carroll, S. J. (1963). Development of managerial performance: a research approach. Cincinnati: South-Western. Mahoney, T. A., Jerde, T.(1965). The jobs of management. Industrial Relations, 4, 97– 110. March, J. G., & Simon, H. A. (1958). Organizations. New York: John Wiley. Mathieu, J. E., & Zajac, D. M. (1990). A review and metaanalysis of the antecedents, correlates, and consequences of organizational commitment. Psychological Bulletin, 108, 171–194. Merchant, K. (1981). The design of the corporate budgeting system: influences on managerial behavior and performance. The Accounting Review, 56, 813–829. Meyer, J. P, & Allen, N. J. (1997). Commitment in the workplace: theory, research, and application. Thousand Oaks, CA: Sage Publications. ________, Natalie J, Allen, N. J & Catherine A. Smith. (1993). Commitment to organization and occupation : Extensions and test of three-component conceptuallization. Journal of Applied Psychology, 78 , 538–551. Mia, L. (1988). Managerial attitude, motivation and the effectiveness of budget participation. Accounting, Organizations and Society, 13, 465–476. Mia, L. (1989). The impact of participation in budgeting and job difficulty on managerial performance and work motivation: a research note. Accounting, Organizations and Society, 14, 347–358. Milani, K. (1975). Budget-setting, performance and attitudes. The Accounting Review, 5, 274–284. Miller, K. I., &Monge, P. R. (1986). Participation, satisfaction, and productivity: A meta-analytic review. Academy of Management Journal, 29, 727–753. Moorman, R. H., Niehoff, B. P., & Organ, D. W. (1993). Treating employees fairly and organizational citizenship behavior: sorting the effects of job satisfaction, organizational commitment, and procedural justice. Employee Responsibilities and Rights Journal, 6, 209–225. Morris, J. H., & Koch, J. L. (1979). Impacts of role perceptions on organizational commitment, job involvment, and psychosomatic illness among three vocational groupings. Journal of Vocational Behavior, 14, 88–101. ________, & Steers, R. M. (1980). Structural influences on organization commitment. Journal of Vocational Behavior, 17, 50–57. Mowday, R. T., Porter, L., & Steers, R. M. (1982). Employeeorganizational Linkages. New York: Academic Press. ________, Steers, R. M., & Porter, L. W. (1979). The measurement of organizational commitment. Journal of Vocational Behavior, 14, 224–247. Mulyadi. 1993. Akuntansi Manajemen (Konsep, Manfaat dan Rekayasa). Edisi Kedua. Yogyakarta: STIE YKPN. ______, dan Johny Setywan. 1999. Sistem Perencanaan dan Pengendalian Manajemen Sistem Pelipatganda Kinerja Perusahaan. Edisi 1. Aditya Media. Murray, D. (1990). The performance effects of participative budgeting: an integration of intervening and moderating variables. Behavioral Research in Accounting, 2, 104–123. Newstroom, Jhon W and David K (1989). Organization behavior, reading and exercise. 8th ed.MC Graw Hill. International Edition.
25
Nouri, H., & Parker, R. J. (1998). The relationship between budget participation and job performance: the roles of budget adequacy and organizational commitment. Accounting, Organizations and Society, Vol. 23, 467–483. Nunnally, J. C. (1967). Psycometric Theory. New-York: McGraw-Hill. Pedhazur, E. J. (1982). Multiple regression in behavioral research, explanation and prediction (Second Ed.). Ft Worth(TX): Harcourt Brace College Publishers. Penno, M. (1984). Asymmetry of pre-decision information and managerial accounting. Journal of Accounting Research, 22, 177–191. Porter, L. W., Steers, R. M., Mowday, R. T., & Boulian, P. V. (1974). Organizational commitment, job satisfaction, and turnover among psychiatric technicians. Journal of Applied Psychology, 59, 603–609. Price, J. L., & Muller, C. W. (1981). Professional turnover: the case of nurses. New York: Spectrum. . Randall, D. M. (1990). The consequences of organizational commitment: methodological investigation. Journal of Organizational Behavior, 11, 361–378. 44 R.J. Parker, L. Kyj / Accounting, Organizations and Society 31 (2006) 27–45 Rahayu, E,1997.”Pengaruh Penganggaran dan kinerja Manajerial Terhadap Informasi yang berhubungan dengan tugas (Job Relevant Information)”, Tesis Program Pasca Sarjana Magister Akuntansi UGM. Rhodes, S. R., & Steers, R. M. (1981). Conventional vs. worker-owned organizations. Human Relations, 34, 1013–1035. Rizzo, J. R., House, R. J., & Lirtzman, S. I. (1970). Role conflict and ambiguity in complex organizations. Administrative Science Quarterly, 15, 150–163. Robbins Stephan. (2001). Organizational behavior. Prentice Hall _______, 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Jilid 1. Edisi Bahasa Indonesia. Prenhallindo. Rosanti, Diah, (2007) Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Role Ambiguity, Komitmen Organisasi, Information Sharing dan Kinerja Manajerial. Tesis. Program Magister Sains Akuntansi UNDIP (Tidak Untuk Dipublikasikan) R.J. Parker dan Kyj L. (2006). Vertical information Sharing in the budgeting sharing. Accounting, Organizations and Society 31 27–45. Schift, M., & Lewin, A (1970). The Impact of people on budgets. The Accounting Review, 45, 259-268. Shields, J. F., &Shields,M.D. (1998). Antecedents of participative budgeting. Accounting, Organizations and Society, 23, 49–76. ______, M. D., & Young, S. M. (1993). Antecedents and consequences of participative budgeting: evidence on the effects of asymmetrical information. Journal of ManagementAccounting Research, 5, 265–280. Siegel Gary and Marconi H.R (1989). Behavioral research in accounting. South western publishing co. Simons, R. (1995). Levers of control. Boston: Harvard Business School Press. Tremblay, M and Roger A. (2004). Career plateauing reactions: the moderating role of job scope, role ambiguity and participation among Canadian managers. International Journal of Human Resource Management. September: 996–1017. Tubre, T. C. and J. M. Collins (2000). "Jackson and Schuler (1985) revisited: a metaanalysis of the relationships between role ambiguity, role conflict and job performance." Journal of Management 26(1): 155-169.
26
Viator RE (1999). Analisys of formal mentoring program and percived barriers to obtaining a mentor at large public accounting firms. Accounting Horizon Vol 13 pp 37-53 Waller, W. S. (1988). Slack in participative budgeting: the joint effect of truth-inducing pay scheme and risk preferences. Accounting, Organizations and Society, 13, 87–98. Weisch, H. P., & LaVan, H. (1981). Inter-relationships between organizational commitment and job characteristics, job satisfaction, professional behavior, and organizational climate. Human Relations, 34, 1079–1089. Wiener, Y (1982). Commitment in organization: A normative view. Academy of management review 7 pp. 418-428 Young, S. M. (1985). Participative budgeting: the effects of risk aversion and asymmetric information on budgetary slack. Journal of Accounting Research, 24, 829–842. Zahra, S. A. (1984). Antecedents and consequences of organizational commitment: an integrative approach. Akron Business and Economic Review, 15, 26–32. Zerbe, W., & Paulhus, D. (1987). Socially desirable responding in organizational behavior: a reconception. Academy of Management Review, 12, 250–264.