PEMATANGAN GONAD IKAN PALMAS (Polypterus senegalus) DENGAN MENGGUNAKAN PAKAN YANG BERBEDA Herzi Jeantora1, M. Amri2, Usman Bulanin2 1) Mahasiswa Jurusan Budidaya Perairan E-mail :
[email protected] 2) Dosen Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta Abstract The purpose of this research is to determine the right type of feed for fish gonadal maturation Palmas (Polypterus senegalus). The method used in this study is a method of completely randomized design experiment with 3 treatments and 3 replications, treatment A (chicken liver), treatment B (silk worm), treatment C (worm). The fish samples used were Palmas female parent fish as much as 9 tails and 9 tails Palmas male parent fish. Parent Palmas fish in an aquarium maintained separately 90x42x35,5 measuring 4 cm pieces and spawning in the aquarium measuring 45x42x30 cm. Feeding twice a day is adlibitum. The results showed that the use of feeding worm significant effect on the rate of attainment of mature gonads time (42 days) and hatching fish eggs Palmas (86.086%). As for the diameter of the eggs and egg fecundity showed the best results in the treatment of A (chicken liver). Keyword : Palmas, feed, worm, chicken liver Yulfiperius, 2003 dalam Basri, 2011)
PENDAHULUAN Ikan Palmas sebagai ikan hias
terlihat bahwa kualitas dari pakan yang
memiliki peluang pasar di Indonesia. Hal
diberikan
kepada
induk
ikan
tersebut dipengaruhi oleh permintaan yang
mempengaruhi
meningkat cepat, terutama oleh para
fekunditas, daya tetas dan kelangsungan
kolektor maupun pembudidaya (breeder)
hidup larva.
perkembangan
akan gonad,
meningkatkan
Menurut Sjafei et. al., (1992)
kualitas ikan hias atau dibudidayakan,
bahwa perkembangan gonad dipengaruhi
kemudian diekspor untuk memenuhi minat
oleh faktor dalam (jenis ikan dan hormon)
para penggemar ikan hias yang sesuai
dan faktor luar (suhu, makanan, intensitas
dengan permintaan pasar internasional
cahaya dll). Faktor luar yang sering
(Daelami, 2001).
mendapatkan
dengan
tujuan
untuk
Keberhasilan usaha budidaya ikan
memacu
perhatian
khusus
untuk
perkembangan
gonad
adalah
ditentukan oleh mutu pakan induk yang
pakan. Oleh sebab itu, perlu adanya sebuah
diberikan dan ketersediaan pakan setiap
penelitian tentang pematangan gonad ikan
saat. Beberapa hasil penelitian yang telah
Palmas (Polypterus senegalus) dengan
dilakukan oleh (Akhmad et. al., 1990;
menggunakan jenis pakan yang berbeda.
Mokoginta,
1991;
Basri,
1997;
Pakan komponen
merupakan
pembiayaan
salah
satu
terbesar
yang
menentukan keberhasilan budidaya. Untuk itu diperlukan pakan alternatif yang murah dan mudah didapat. Penggunaan pakan
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Bung Hatta, Padang. Pakan Uji Pakan uji yang digunakan adalah Hati ayam yang memiliki kandungan gizi
dari Hati ayam , Cacing sutera (tubifex),
22,10 % protein, 4,00 % lemak, 2,60 %
dan Cacing tanah (Lumbricus rubellus)
karbohidrat (Word Population Food,
yang digunakan dalam penelitian ini
2013). Kemudian Cacing sutera dengan
karena menurut peneliti pakan tersebut
kandungan gizi 57,50 % protein, 13,50 %
mudah ditemukan dan dijadikan sebagai
lemak (BRKP, 2006), Serta Cacing tanah
pakan untuk mematangkan gonad induk
dengan kandungan gizi yang cukup tinggi,
ikan Palmas.
yaitu 64 - 76 % protein, 7 – 10 % lemak (Palungkun, 1999).
BAHAN DAN METODA Wadah
Metode Penelitian
Wadah yang digunakan dalam
Metode yang dilakukan adalah
penelitian adalah 4 buah Akuarium dengan
metode eksperimen dengan menggunakan
ukuran 90 x 42 x 35,5 cm, dengan volume
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 3
air
wadah
perlakuan 3 ulangan. Untuk mengetahui
pemeliharaan induk dan 9 buah akuarium
adanya pengaruh perlakuan dilakukan
dengan ukuran 45 x 42 x 30 cm, dengan
analisis ragam, uji DNMRT. Adapun
volume air 28,3 liter sebagai wadah
perlakuan yang akan digunakan adalah :
sebanyak
75,6
sebagai
pemijahan liter yang dilengkapi dengan
¾ Perlakuan
:
pakan
yang
digunakan adalah Hati ayam.
aerasi.
¾ Perlakuan Ikan Uji Dalam digunakan
B
:
pakan
yang
digunakan adalah Cacing sutera. percobaan adalah
induk
ini
yang
betina
ikan
Palmas (Polypterus senegalus) sebanyak 9 ekor dan 9 ekor induk jantan ikan Palmas (Polypterus senegalus) yang di peroleh dari
A
Laboratorium
Terpadu
Fakultas
¾ Perlakuan
C
:
pakan
yang
digunakan adalah Cacing tanah. Peubah
yang
diamati
dalam
penalitian ini adalah : Kecepatan waktu pencapaian matang gonad, fekunditas, diameter telur , derajat penetasan telur.
2
dengan perlakuan C berpengaruh tidak
HASIL PEMBAHASAN Kecepatan Pemijahan
Waktu
Pencapaian
nyata.. Dari Tabel 1 di atas menunjukkan
Rata-rata
hasil
pengamatan
bahwa pemberian pakan yang berbeda
kecepatan waktu pencapaian pemijahan
dengan kandungan gizi yang berbeda,
induk ikan Palmas yang diberi pakan
dapat
berbeda disajikan pada Tabel 1.
Palmas
mempengaruhi dalam
kecepatan
melakukan
ikan
pemijahan.
Pada Tabel 1 menunjukkan bahwa
Seperti pada perlakuan C dengan rata –
kecepatan waktu pencapaian pemijahan
rata 42 hari merupakan waktu tercepat
(hari) yang paling cepat terdapat pada
untuk induk ikan Palmas dalam melakukan
perlakuan C (42 hari), kemudian diikuti
pemijahan. Sedangkan, waktu terlama
dengan perlakuan B (45 hari), perlakuan A
untuk induk ikan Palmas melakukan
(51 hari).
pemijahan yaitu pada perlakuan A dengan
Tabel 1. Kecepatan waktu pencapaian matang gonad induk ikan Palmas (hari) dalam setiap perlakuan. Perlakuan Rata-rata (hari) A B C
51 45 42
Hasil analisis varian untuk data rata-rata
kecepatan
waktu
pencapaian
pemijahan induk ikan Palmas dengan menggunakan pakan berbeda memberikan
rata – rata 51 hari. Dari hasil penelitian menunjukkan induk ikan Palmas mampu melakukan pemijahan dengan cepat seiring tingginya kandungan
protein
dari
pakan
yang
diberikan kepada induk ikan Palmas selama
penelitian.
Kamler
(1992)
Karena bahan
menurut
dasar
proses
pematangan gonad terdiri atas karbohidrat, lemak dan protein. Fekunditas
pengaruh yang berbeda nyata. Hal ini terbukti dengan nilai F hit > dari F tabel
Rata-rata
hasil
pengamatan
fekunditas induk ikan Palmas yang diberi
0,05. Dari
uji
lanjut
Duncan’s
memberikan hasil lama waktu pencapaian pemijahan rata – rata berpengaruh nyata (P > 0,05) antara perlakuan A dengan perlakuan C dan perlakuan A dengan perlakuan B, sedangkan untuk perlakuan B
berbeda disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Fekunditas ikan Palmas (butir) dalam setiap perlakuan dan ulangan selama penelitian. Perlakuan A B C
Rata-rata (butir)
317 182 260 3
Pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai fekunditas (butir) tertinggi
menentukan fekunditas ikan adalah mutu pakan.
terdapat pada perlakuan A (317 butir) diikuti dengan perlakuan C (260 butir), B
Diameter Telur Rata-rata hasil pengamatan tentang
(182 butir). Hasil analisis varian untuk data rata-rata
nilai
fekunditas
induk
ikan
diameter telur ikan Palmas yang diberi pakan berbeda disajikan pada Tabel 3. Bedasarkan
Palmas yang diberi pakan berbeda tidak
pada
Tabel
3,
berpengaruh nyata. Hal ini terbukti dengan
menunjukkan rata-rata diameter (µm) telur
nilai F hitung < dari F tabel 0,05.
ikan Palmas yang terbesar terdapat pada
Rohmy (2010) menyatakan faktor
perlakuan A (583,47), diikuti dengan
yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas
perlakuan C (538,69) dan perlakuan B
telur yang dikeluarkan antara lain kualitas
(520,6).
induk yang dipengaruhi faktor internal (umur, genetik) dan eksternal (pakan dan
Tabel 3. Diameter telur (µm) induk ikan Palmas
lingkungan). Umur induk yang terlalu
Perlakuan A B C
muda atau matang pertama kali biasanya menghasilkan telur yang jumlahnya sedikit dan kualitasnya kurang bagus, sedangkan umur
induk
yang
terlalu
tua
tidak
dianjurkan karena sudah terjadi penurunan kualitas hormon reproduksinya, sehingga telur yang dihasilkan juga tidak bagus. Pada penelitian yang dilakukan diduga umur ikan bervariasi, sehingga kuantitas telur yang dihasilkan oleh ikan tidak dipengaruhi oleh kandungan protein dari pakan yang diberikan. Karena dalam penelitian yang dilakukan Basri (2011) menyatakan bahwa perbedaan fekunditas diduga disebabkan oleh perbedaan kadar protein yang diberikan pada induk ikan Belingka. Hal ini juga dikuatkan oleh
Rata-rata (µm)
583,47 520,6 538,69
Hasil analisis varian untuk data rata-rata
diameter
dengan
pakan
telur
yang
ikan berbeda
Palmas tidak
berpengaruh nyata. Hal ini terbukti dengan nilai F hitung < dari F tabel 0,05. Perbedaan ukuran diameter telur tersebut disebabkan oleh mutu pakan yang diberikan kepada induk ikan baik protein, lemak
maupun
unsur
mikronutrien,
sedangkan komponen utama bahan baku telur adalah protein, lipida, karbohidrat dan abu (Kamler, 1992 dalam Basri 1997). Menurut Sccot
(1979) dalam
Azrita et. al., (2009) juga menyatakan
Syandri et. al., (2008) faktor yang 4
bahwa diameter telur species ikan beragam
(telur yang dibuahi), maka semakin tinggi
antar individu.
pula daya tetas telur. Dari
Derajat Penetasan Telur
hasil
penelitian
Trisna
(1995), ternyata tidak semua telur yang Dari hasil pengamatan tentang derajat penetasan telur induk ikan Palmas dengan menggunakan pakan yang berbeda disajikan pada tabel 4.
dibuahi menetas dengan baik. Tidak menetasnya telur yang telah dibuah ini diduga disebabkan karena kualitas telur yang kurang baik sehingga mengakibatkan
Tabel 4. Derajat penetasan telur (%) induk ikan Palmas Rata-rata (%) Perlakuan A 71,07 B 80,35 C 86,086 Pada Tabel 4 di atas menunjukkan rata-rata derajat penetasan
telur
yang
mati
atau
tidak
berkembang kemungkinan lain disebabkan oleh serangan jamur. Hal tersebut dapat dilihat dari perlakuan A yang diberikan pakan Hati ayam,
memiliki fekunditas tertinggi
(%)
namun memiliki derajat penetasan yang
C
lebih rendah dibandingkan perlakuan B
(86,086 %) diikuti dengan perlakuan B
yang berikan pakan Cacing sutera dan
(80,35 %) dan perlakuan A (71,07 %)
perlakuan C yang diberi pakan Cacing
tertinggi
terdapat
pada
telur
adanya
perlakuan
Hasil analisis varian untuk data rata-rata derajat penetasan telur induk ikan Palmas
yang
diberi
pakan
berbeda
tanah. KESIMPULAN
memberikan pengaruh yang berbeda nyata.
Dari hasil penelitian tentang pematangan
Hal ini terbukti dengan nilai F hitung >
gonad ikan Palmas (Polypterus senegalus)
dari F tabel 0,05.
dengan menggunakan pakan yang berbeda
Dari uji lanjut memberikan hasil derajat
penetasan
berpengaruh
nyata
telur (P<0,05)
dapat disimpulkan bahwa :
rata-rata
1. Pakan dengan kandungan protein
antara
tertinggi sebesar 64 – 76 % pada
perlakuan A terhadap perlakuan C dan
perlakuan
C
tidak berbeda nyata terhadap perlakuan B.
mempengaruhi
(Cacing
tanah)
kecepatan
waktu
Menurut Oyen et. al., (1991), yang
pencapaian pemijahan (rata- rata 42
menyatakan bahwa persentase daya tetas
hari) dan derajat penetasan telur (rata
telur selalu ditentukan oleh persentase
– rata 86,068 %).
fertilisasi, yaitu semakin tinggi fertilisasi
5
2.
Hati ayam pada perlakuan A sebagai salah satu pakan yang digunakan mampu meningkatkan jumlah telur yang dihasilkan oleh induk ikan Palmas dengan rata – rata 317 butir, namun kurang bagus dalam hal jumlah larva yang menetas dengan rata- rata derajat penetasan telur sebesar 71,07 %.
3.
Jika diberi pakan dengan cacing sutera sebagai perlakuan B jumlah telur
yang
dihasilkan
sedikit
dibandingkan perlakuan A (hati ayam) dan perlakuan C (cacing tanah).
DAFTAR PUSTAKA Azrita; Syandri, H; Basri, Y. 2009. Pemanfaatan Limbah Telur Ikan Bilih Sebagai Bahan Pakan Untuk Meningkatkan Daya Reproduksi Ikan Belingka (Puntius belingka blkr) dan Hasil Produksi Benih Secara Massal. Laporan Penelitian Universitas Bung Hatta. Basri, Y. 1997. Penambahan Vitamin E Pada Pakan Buatan Dalam Usaha Meningkatkan Potensi Reproduksi Induk Ikan Gurami (Osphronemus gouramy lacepede). Tesis Program Pascasarjana IPB. Bogor. Basri, Y. 2011. Jurnal Pemberian Pakan Dengan Kadar Protein Yang Berbeda Terhadap Tampilan Reproduksi Induk Ikan Belingka (Puntius belingka Blkr). Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Bung Hatta. Padang.
BRKP (Badan Riset Kelautan dan Perikanan). 2006. Pakan alami untuk benih ikan hias. 1 hlm. http://www.brkp.dkp.go.id/leafleat. php. html. Daelami, D. 2001. Usaha pembenihan ikan hias air tawar. Penebar swadaya, Jakarta. Kamler, E. 1992. Early Life History of fish, an Enegities Aprood. Chapman and Hall. London. Oyen, F.G.L.E.C.M.M. Camp And E.S.W. Bongo. 1991. Effect on Acid Stress on The Embryonic Development of The Common Carp (Cyprinus carpio L). J Aguat. Toxt. Palungkun, R. 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah (Lumbricus rubellus). PT Penebar Swadaya, Jakarta. Rohmy, S., Permana, A., Subamia, I. W., Nur, B. 2010. Pengamatan pemijahan ikan palmas albino (Polypterus senegalus var.) dengan stimulasi hormon gonadotropin. Balai Riset Budidaya Ikan Hias. Depok. Sjafei, D. S., M. F. Rahajo., R. Affandi., M. Brajo & Sulistiono. 1992. Fisiologi Ikan II. Reproduksi Ikan. IPB. Bogor. Syandri, H dan Y. Basri; N. Aryani; Azrita. 2008. Kajian kadar nutrisi telur ikan Bilih (Mystacoulecus padangensis Blkr) dari limbah hasil penangkapan nelayan di Danau Singkarak. Jurnal Perikanan dan Kelautan. Trisna, D. 1995. Pengaruh penambahan berbagai bahan pengencer pada mani ikan bilih (Mystacoleucus padangensis Blkr) terhadap derajat pembuahan dan daya tetas telur. Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta. Padang. World Population Food. Hati ayam. 16 Juli 2014.http://World population.net/food/id/369.
6