80
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO Sri Wiwoho Mudjanarko, ST, MT ABSTRAK Penyediaan perumahan di Jawa Timur khususnya Kota Sidoarjo dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan / perkembangan jumlah penduduk, meskipun prosentasenya belum sebanding antara kebutuhan dengan penyedianya. Hasil dari peneltian ini menunjukkan perkembangan permukiman antara tahun 1997 sampai tahun 2002 antara lain : kecamatan Sidoarjo seluas 548.51 hektar menjadi 1096.56 hektar, kecamatan Candi seluas 422.67 hektar menjadi 822.05 hektar, dan kecamatan Buduran seluas 175.22 hektar menjadi 354.71 hektar. Luasnya lahan permukiman di kabupaten Sidoarjo dimungkinkan karena jumlah penduduk di kecamatan ini paling besar yaitu sebesar 130.435 jiwa (sumber Kabupaten Sidoarjo dalam angka, 2003). Perkembangan permukiman terbesar terdapat pada kelurahan Lebo sebesar 248.30 hektar. Hal ini sesuai dengan data “Perumahan KPR-BTN di Kabupaten Sidoarjo tahun 2001 “, sumber data pokok untuk pembangunan publikasi no. 4 kabupaten Sidoarjo”, yang menyebutkan di kelurahan Lebo terdapat pembangunan KPR-BTN dengan luas 47 hektare 1.930 rumah. Perkembangan luas permukiman tiga kecamatan dalam lima tahun hampir 100 %. Jadi tiap tahun pertumbuhan permukiman di kabupaten Sidoarjo rata-rata adalah 20 %. Pada penelitian ini menggunakan data terakhir citra tahun 2002 sehingga pada akhir tahun 2004 ini tentunya dapat diperkirakan pertumbuhan permukiman naik sebesar lebih kurang 40 % dari total tahun 2002 sebesar 548.05 hektar menjadi sebesar 767.27 hektar khusus untuk kecamatan Sidoarjo saja. Kata Kunci : Perkembangan Permukiman, Data Citra Satelit, Jumlah Penduduk Latar Belakang Masalah Pembangunan permukiman diarahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan perumahan baik di perkotaan maupun di pedesaan dengan melalui penyediaan perumahan yang layak huni beserta sarana-sarana penunjangnya. Penyediaan perumahan di Jawa Timur khususnya Kota Sidoarjo dari tahun ke tahun terus meningkat seiring dengan pertumbuhan / perkembangan jumlah penduduk, meskipun prosentasenya belum sebanding antara kebutuhan dengan penyedianya. Saat ini kota Sidoarjo sedang menuju kota besar, jumlah penduduknya semakin lama semakin meningkat jumlahnya. Dengan bertambahnya jumlah penduduk ini maka bertambah pula tingkat kebutuhan perumahan. Perumusan Masalah a. Bagaimanakah teknik analisis dan evaluasi dengan menggunakan teknik Penginderaan Jauh dan SIG hingga diperoleh informasi pada permukaan bumi melalui pengenalan obyek sebagai bahan pertimbangan dalam mengarahkan perkembangan pemukiman pada kawasan pinggiran kota ? b. Bagaimana informasi yang di akses dari citra Landsat dapat memberikan kenampakan fenomena yang cukup baik dan teliti ?
81
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO
c. Apakah perkembangan lingkungan pemukiman dapat tumbuh dengan terencana sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Sidoarjo setelah adanya luapan lumpur lapindo ? Pembatasan Masalah Wilayah studi dibatasi pada Kabupaten Sidoarjo meliputi wilayah kecamatan Sidoarjo, kecamatan Candi dan kecamatan Buduran. Hal ini disebabkan wilayah kecamatan Sidoarjo merupakan daerah yang paling pesat perkembangannya dibandingkan kecamatan lainnya, disamping itu terdapat pusat pemerintahan, industri dan belanja. Bagan Alir Penelitian CITRA SATELIT
Data R EI, Data BAPPEKAB, Data BPN
PETA
Landsat TM
BAKOSURTANAL
INTERPRETASI Tutupan lahan
DIGITAS I
RESAMPLING
Kompilasi Dan Manipulasi Data
Tidak
COVERAGE 2 Piksel
YA
EDITING
Tidak
PENAJAMAN CITRA filtering, scratering, PCA
YA
PEMBUATA N TRAINING SAMPLE Proses Klasifikasi Tidak
PEMBUATAN POLA SPEKTRUM
Ground Truth Dan Kalsifikasi
CITRA TERKLASIFIKASI & TERKOREKSI
VEKTORISASI
COVERAGE PETA TEMATIK
COVERAGE PETA TEMATIK
Overlay Tutupan Lahan
PETA THEMATIK PERKEMBANGAN PERMUKIMAN
Peta – peta yang digunakan Peta Topografi Sidoarjo, skala 1 : 25.000, Tahun 1997, Sumber : Badan Koordinasi Survey Dan Pemetaan Nasional ( BAKOSURTANAL ) Citra Satelit Landsat TM Citra yang digunakan adalah citra Landsat TM tahun 2002 dan 2007 yang sudah terkoreksi dari sumbernya untuk daerah Sidoarjo dan
82
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
sekitarnya. Citra ini digunakan untuk mengetahui tutupan lahan permukiman. Data Tabular Luas penggunaan lahan dalam kurun waktu tahun 1995 – 2007 Sumber : Badan Perencanaan Dan Pembangunan Kabupaten (BAPPEKAB) Sidoarjo Data KPR-BTN tahun 2007, Sumber : Badan Perencanaan Dan Pembangunan Kabupaten (BAPPEKAB) Sidoarjo Pengolahan Citra Landsat TM. Berdasarkan hasil pra pengolahan citra, yang berupa pemilihan band untuk membuat citra komposit, dimana tujuan utama pembuatan citra komposit tersebut untuk mendapatkan kenampakan yang sesuai dengan tujuan klasifikasi yang lebih banyak diarahkan pada klasifikasi di daratan, maka dipilih citra komposit yang dibangun dari band 4, band 5 dan band 3 (dengan urutan Red Green Blue) yang dapat menghasilkan kenampakan air yang homogen serta kenampakan di daratan yang diperkirakan tidak melebihi sepuluh kelas. Optimasi kelas yang dipergunakan dalam tujuan klasifikasi penyebaran permukiman. Hasil klasifikasi menghasilkan 8 (delapan) kelas, dimana untuk kelas badan air hanya terdapat satu kelas. Hal demikian memang dilakukan mengingat tujuan klasifikasi dalam penelitian ini ditujukan untuk klasifikasi kenampakan permukaan bumi yang terbangun dan tanah kosong, dimana terjadinya perubahan permukimam dan tanah kosong tersebut merupakan bahan analisis utama. Ditinjau dari segi ketelitian koreksi geometrik yang telah dilakukan, “Root means square error” (RMS Error/kesalahan akar kuadrat rata –rata), yang dihasilkan adalah 4.40729 meter untuk citra Landsat tahun 2002 dilakukan secara linier dengan mempergunakan 6 (enam) buah titik kontrol tanah, mengindikasikan bahwa kedua citra tersebut sebelum dipergunakan dalam penelitian ini telah diberikan koreksi geometrik oleh “vendor”, hal demikian ditunjukkan adanya RMS Error yang masih lebih kecil bahkan kurang dari 50% ukuran piksel atau resolusi spatialnya. Sehingga koreksi geometrik yang dilakukan dalam penelitian ini lebih ditujukan pada uji geometrik dan registrasi citra. Langkah selanjutnya yang harus dilakukan setiap kali terjadi transformasi spasial citra yang dapat mengakibatkan perubahan-perubahan harga piksel (grey value digital number), maka perlu dilakukan resampling. Teknik resampling yang dipergunakan adalah secara linier (tetangga terdekat/neighborhood). Dalam pra pengolahan pada kedua citra tersebut tidak dilakukan koreksi radiometrik, hal ini disebabkan bahwa citra yang dipergunakan sudah diberikan koreksi radiometrik oleh “vendor”. Citra Klasifikasi Citra klasifikasi yang dihasilkan merupakan hasil klasifikasi dengan citra komposit yang diharapkan terdapat komparasi (pembedaan) respon obyek terhadap band gelombang elektromagnetik, sehingga hasilnya dapat lebih komprehensif, meskipun tidak tertutup kemungkinan untuk melakukan klasifikasi dengan band tunggal (single band). Citra klasifikasi dipergunakan sebagai bahan untuk ekstraksi informasi spasial yang berupa luas dan posisi geografisnya, sehingga kelas-kelas yang dihasilkan dapat diimplementasikan kedalam sistem informasi geografis untuk melakukan analisis spasial terjadinya perubahan peruntukan lahan, khususnya peruntukan lahan permukiman sebagai tujuan utama
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO
83
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini klasifikasi dilakukan berdasarkan citra komposit, sehingga karakter obyek lebih dapat dianalisis secara lebih mendalam, dimana masing-masing harga keabuan dalam setiap band pada obyek yang sama akan berbeda. Perbedaan tersebut dapat menimbulkan terjadinya penyimpangan statistik pada masing-masing band. Penyimpangan statistik tersebut didapatkan setelah dilakukan pengambilan “training sample”. Standar deviasi yang dapat diterima sebagai training sample yang baik adalah 4%, dengan populasi sampel 100 piksel setiap training sampel. Perhitungan Luas Perhitungan luasan pada penggunaan lahan, untuk data dari peta digital Bakosurtanal di konversi (diubah/import) menjadi “coverage” yang dibaca dengan program ArcView. Coverage ini adalah data spasial yang mempunyai atribut berupa tabular. Program ArcView mempunyai kemampuan untuk menhitung luasan (Area), Keliling (Perimeter), Panjang (Length) dan lain-lain dengan menggunakan tool calculate atau sekarang banyak tersedia tool-tool plug in tambahan berupa program extension untuk menghitung luasan pada coverage. Untuk data spasial dari citra landsat terklasifikasi yang selanjutnya disebut dengan landcover (tutupan lahan) perhitungan luasan dilakukan dengan ArcView juga, alasan digunakanya arcview dalam perhitungan luasan data ini agar dapat dilakukan analisa perubahan lahan yang dibadingkan dengan peta bakosurtanal lebih tepat dan cepat karena arcview mempunyai kemampuan dalam analisa geoprosessing. Citra landsat terklasifikasi yang berupa data raster dirubah/di konversi ke data vector, konversi ini dapat dilakukan dengan tool yang ada di software ERMAPPER yang disebut dengan “R2V” (Raster to Vektor). Selanjutnya perhitungan luasanya dilakukan sama dengan data peta Bakosurtanal diatas. Perubahan luasan lahan didapat dari membandingan luas (area) dua data diatas dengan geoprosessing overlay intersect dengan software ArcView. Untuk penelitian ini luasan perubahan lahan yang dihitung adalah perubahan lahan perkecamatan dan per desa/kelurahan. Analisis Spasial Analisa Perkembangan permukiman dalam penelitian ini dilakukan dengan mengoverlaykan peta yang diproduksi BAKOSURTANAL, berupa peta topografi skala 1 : 25.000 tahun pembuatan 1997 dengan klasifikasi landcover dari citra LANDSAT TM7 tahun pengambilan 2002. Dengan perbedaan tahun dari sumber data diatas diharapkan didapatkan perbedaan luasan wilayah permukiman dan arah perkembangannya. Untuk analisa ini peta BAKOSURTANAL diambil terutama adalah penggunaan lahan. Dari peta bakosurtanal diatas didapatkan luasan wilayah permukiman di tiga kecamatan sebagai berikut : Tabel 4.
84
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
LUAS PERMUKIMAN PER KECAMATAN TAHUN 1996 KECAMATAN
LUAS (m2)
LUAS PERMUKIMAN (Ha)
Kecamatan Buduran
1752234.1470
175.22
Kecamatan Candi
4226675.9489
422.67
Kecamatan Sidoarjo
5485124.5368
548.51
Sumber : Peta Bakosurtanal skala 1 : 25000
Tabel 5. LUAS PERMUKIMAN PER DESA/KELURAHAN TAHUN 1996
DESA BALONGDOWO
160217.8969
LUAS PERMUKIMAN (Ha) 16.02
DESA BALONGGABUS
119306.3646
11.93
DESA BANJARBENDO
322878.9391
32.29
DESA BANJARKEMANTREN
214574.2479
21.46
DESA BANJARSARI
603508.1724
60.35
DESA BLINGGO
240262.0654
24.03
DESA BLUDRU KIDUL
167766.1595
16.78
DESA BUDURAN
161853.6097
16.19
DESA CANDI
139589.9405
13.96
DESA / KELURAHAN
DESA CEMENG BANGKALAN
LUAS (m2)
140.2930
0.01
DESA CEMENGKALANG
191734.2215
19.17
DESA DUKUH TENGAH
63639.9958
6.36
405904.6589
40.59
1703.7354
0.17
243024.5010
24.30
83302.2621
8.33
DESA GELAM
294789.9389
29.48
DESA JAMBANGAN
322043.6248
32.20
DESA JATI
132696.9327
13.27
DESA KALIPECABAIAN
249880.6604
24.99
DESA KARANG TANJUNG
151549.0402
15.15
DESA KEBONSARI
301452.7912
30.15
DESA DURUNG BANJAR DESA DURUNG BEDUG DESA ENTALSEWU DESA GEBANG
DESA KEDONDONG
1940.0313
0.19
DESA KEDUNG KENDO
221360.9068
22.14
DESA KEDUNGPELUK
484766.3243
48.48
DESA KEMIRI
67058.4634
6.71
DESA KENDALCABEAN
388032.4966
38.80
DESA KLURAK
164254.4396
16.43
DESA LARANGAN
140041.7763
14.00
86547.3750
8.65
DESA NGAMPELSARI
341761.4828
34.18
DESA PAGERWOJO
216690.3993
21.67
DESA LEBO
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO DESA PUCANGANOM
85
8589.0992
0.86
DESA RANGKAH KIDUL
171311.1764
17.13
DESA SAWOHAN
277112.6188
27.71
DESA SEKAEDANGAN
167309.0568
16.73
DESA SEPANDE
45870.3750
4.59
DESA SIDODADI
156710.9181
15.67
DESA SIDOKEPUNG
158646.8496
15.86
DESA SIDOMULYO
177388.3255
17.74
DESA SIWALAN PANJI
451363.6053
45.14
DESA SUDIMORO
486091.7054
48.61
DESA SUGIH WARAS
396400.7373
39.64
DESA SUKO
582172.8508
58.22
DESA SUKOREJO
533903.9763
53.39
DESA SUMOKALI
416347.8661
41.63
DESA SUMORAME
285474.1455
28.55
DESA SUMPUT
465043.9237
46.50
DESA URANGAGUNG JEDONG
237718.2274
23.77
DESA WADUNGASIH
366294.9308
36.63
DESA WEDORO
357750.8563
35.78
KEL PUCANGANOM
316245.3394
31.62
1026781.7491
102.68
KEL SIDOKUMPUL
600510.9368
60.05
KEL. BUKUSIDOKARE
759619.0034
75.96
KEL. LEMAH PUTRO
934132.2803
93.41
KEL. MAGERSARI
881399.0554
88.14
KEL. PUCANG
516864.9100
51.69
KEL. SEKARDANGAN
470917.2843
47.09
KEL. SIDOKLUMPUK Sumber : Peta Bakosurtanal skala 1 : 25000
648590.6565
64.86
KEL SIDOKARE
Klasifikasi citra LANDSAT TM7 untuk mendapatkan landcover dilakukan dengan metode klasifikasi terbimbing (supervised) dengan pengambilan training area 8 kelas. Band yang digunakan untuk klasifikasi adalah dengan FALSE COLOR COMPOSITE (FCC) 4 5 3, pada komposit ini permukiman tampak jelas batasnya dengan land cover lainya.
86
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
685000
690000
695000
700000 PEMANFA ATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM IN FORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK M EMANTAU PEN GEMBAN GAN KAWASAN PERMUK IM AN BARU DI KOTA SIDOARJO
PETA LAND COVER HASIL CLASSIFIKASI CITRA LANDSAT TM 7 TAHUN 2002 KOTA SIDOARJO
KECAMATAN GEDANGAN KECAMATAN SEDATI
9180000
9180000
KECAMATAN SUKODONO DESA DUKUH TEN GAJ DESA BANJARSARI
DESA BANJARKEMANTREN DESA SIDO KEPUNG
DESA WADU NGASIH
LEGENDA
DESA DAMARSI
DESA SUKOR EJO
KECAMATAN WONO AYU
DESA SIDO MU LYO DESA BUDUR AN
Land Cover
DESA ENT ALSEWU
DESA CEMENG BAN GKALAN
DESA PAGERW OJO DESA SUMPUT
DESA URANGAGUN GJ EDONG
DESA PRASUNG
DESA SIWALAN PANJ I
KECAMATAN BUDURAN KEL. PU CANG DESA CEMENGKALANG
DESA KEMI RI
DESA JAT I KEL. MAGER SAR I KEL. SI DOKL UMPU K DESA SUKO
9175000
DESA LEBO
DESA BLUD RU KID UL
KEL SID OKUMPUL DESA BANJARBEND O KEL. L EMAH PUTRO
KEL PUCAN GANO M
KECAMATAN SIDOARJO
DESA SIDO DADI DESA SEPANDE
KECAMATAN TULANGAN
DESA DURU NG BED UG
KEL . BU KU SIDO KARE
DESA PUCANG ANOM
KEL SID OKARE
DESA JAMBANGAN
DESA RANGKAH KIDU L
DESA LARAN GAN KEL. SEKARD ANGAN
Rawa ber Mangrove Lahan Berair (Tambak) Tegalan Sawah
9175000
SELAT MADURA
DESA SAWO HAN
Tanah Kosong ber Vegetasi Permukiman ber Vegetasi Permukiman
DESA SUMOKALI
Gedung/Sarana Umum
DESA BLIN GG O
DESA SUDIMO RO
DESA GEBANG
DESA DURU NG BAN JAR DESA KEDUNG KENDO
DESA KEDON DONG
DESA WEDO RO DESA CANDI
DESA SUGI H W ARAS
DESA KARANG TAN JUNG
DESA SEKAEDANGAN
DESA KLUR AK DESA KALIPEC ABAI AN
KECAMATAN CANDI
DESA GEL AM
DESA SUMORAME
DESA KEBONSARI
DESA KENDALCABEAN DESA BALO NGG ABUS DESA BALO NGDO WO
DESA NGAMPELSAR I
DESA KEDUNG PELUK
9170000
9170000
SUMBE R : CLASS IFIKASI CITRA LAND SAT TM 7 TAHUN 2002
NAMA : SRI WIWOHO MUDJANARKO NRP : 3102.204.004
KECAMATAN TANGGULANGIN 0.5
0
0.5
1
1.5
2 Kilometers
1 : 100.000 PROYEKSI PETA : Uni versal T ravers Mercator (UTM ) Zone 49 S
6
BIDAN G KEAHLIAN PENGINDERAAN JAUH PROGRAM PASCA SARJANA
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
685000
690000
695000
700000
Gambar 6. Hasil Klasifikasi terbimbing (supervised) Dari hasil analisa citra diatas yang sebelumnya di convert ke data spatial format vector dengan software R2V. yang terdapat pada software ER MAPPER di dapatkan luasan wilayah permukiman sebagai berikut :
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO
87
Tabel 7 LUAS PERMUKIMAN PER KECAMATAN TAHUN 2002 KECAMATAN
LUAS (m2)
LUAS PERMUKIMAN (Ha)
Kecamatan Buduran
3547143.9823
354.71
Kecamatan Candi
8220462.2777
822.05
10965612.2173
1096.56
Kecamatan Sidoarjo Sumber : Klasifikasi Citra Landsat TM 7 tahun 2002
Tabel 8 LUAS PERMUKIMAN PER DESA/KELURAHAN TAHUN 2002
DESA BALONGDOWO
212899.7049
LUAS PERMUKIMAN (Ha) 21.29
DESA BALONGGABUS
167606.8063
16.76
DESA BANJARBENDO
745401.5269
74.54
DESA BANJARKEMANTREN
978955.4431
97.90
12393.0837
1.24
1897935.7973
189.79
DESA BLUDRU KIDUL
646528.8142
64.65
DESA BUDURAN
251626.5735
25.16
DESA CANDI
295228.0347
29.52
DESA CEMENG BANGKALAN
110486.0661
11.05
DESA CEMENGKALANG
199784.5775
19.98
7406.9163
0.74
KECAMATAN
DESA BANJARSARI DESA BLINGGO
DESA DUKUH TENGAH
LUAS (m2)
DESA DURUNG BANJAR
45456.1154
4.55
DESA DURUNG BEDUG
269129.5592
26.91
32506.5880
3.25
DESA GEBANG
367888.7332
36.79
DESA GELAM
576281.0674
57.63
DESA JAMBANGAN
142112.3720
14.21
DESA JATI
388584.3109
38.86
DESA KALIPECABAIAN
240044.5438
24.00
DESA KARANG TANJUNG
171037.6145
17.10
DESA KEBONSARI
397150.1242
39.72
DESA ENTALSEWU
DESA KEDONDONG
63745.3125
6.37
DESA KEDUNG KENDO
326463.3475
32.65
DESA KEDUNGPELUK
214049.6501
21.40
DESA KEMIRI
173627.9646
17.36
49945.0941
4.99
DESA KLURAK
385986.4248
38.60
DESA LARANGAN
353594.9120
35.36
DESA LEBO
248313.5443
24.83
DESA KENDALCABEAN
88
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
DESA NGAMPELSARI
468094.4006
46.81
DESA PAGERWOJO
518212.3189
51.82
DESA PUCANGANOM
425419.9560
42.54
DESA RANGKAH KIDUL
236526.4364
23.65
DESA SAWOHAN
176407.8961
17.64
DESA SEKAEDANGAN
54631.0335
5.46
DESA SEPANDE
531248.3801
53.12
DESA SIDODADI
95497.6072
9.55
DESA SIDOKEPUNG
285648.1410
28.56
DESA SIDOMULYO
154067.6495
15.41
DESA SIWALAN PANJI
206443.1818
20.64
69393.2227
6.94
DESA SUGIH WARAS
511219.6874
51.12
DESA SUKO
579463.2733
57.95
DESA SUKOREJO
552524.7986
55.25
DESA SUMOKALI
278487.7868
27.85
DESA SUMORAME
453650.3131
45.37
42571.1845
4.26
DESA URANGAGUNG JEDONG
237718.2274
23.77
DESA WADUNGASIH
366294.9308
36.63
DESA WEDORO
357750.8563
35.78
KEL PUCANGANOM
316245.3394
31.62
DESA SUDIMORO
DESA SUMPUT
KEL SIDOKARE
1026781.7491
102.68
KEL SIDOKUMPUL
600510.9368
60.05
KEL. BUKUSIDOKARE
759619.0034
75.96
KEL. LEMAH PUTRO
934132.2803
93.41
KEL. MAGERSARI
881399.0554
88.14
KEL. PUCANG
516864.9100
51.69
KEL. SEKARDANGAN
470917.2843
47.09
KEL. SIDOKLUMPUK 648590.6565 Sumber : Klasifikasi Citra Landsat TM 7 tahun 2002
64.86
Dari dua sumber data diatas dilakukan overlay intersection dengan software Arc View. Hasil overlay peta bakosurtanal dengan citra LANDSAT TM7 tahun 2002, terjadi kecenderungan perubahan penggunaan lahan banyak terjadi di kawasan pusat kota. Sedangkan pada pada daerah rawa dan tambak di pesisir pantai sebelah timur pusat kota tidak terjadi perubahan penggunaan lahan yang cukup berarti. Daerah-daerah yang mengalami perubhan penggunaan lahan sehingga menjadi lahan permukiman. Gejala yang cukup menonjol adalah terjadinya perubahan penggunaan lahan terbuka dan budidaya air menjadi lahan permukiman. Perubahan luasan wilayah permukiman dapat di lihat pada tabel hasil analisa spasial berikut : Tabel 9
89
PEMANFAATAN TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS UNTUK MEMANTAU PERKEMBANGAN PEMUKIMAN DI SIDOARJO PERKEMBANGAN PERMUKIMAN PER KECAMATAN
KECAMATAN
LUAS (Ha)
LUAS (Ha)
PERMUKIMAN TAHUN 1997
LUAS (Ha)
PERMUKIMAN TAHUN 2002 PERKEMBANGAN
Kecamatan Buduran
175.22
354.71
179.49
Kecamatan Candi
422.67
822.05
399.38
548.51
1096.56
548.05
Kecamatan Sidoarjo Sumber : Hasil Analisa
KESIMPULAN Aplikasi Cira Landsat Thematic Mapper Mutli Temporal Berdasarkan hasil dari pengolahan data dan analisis hasil, maka dapat kami disimpulkan sebagai berikut : a. Penggunaan citra Landsat Thematic Mapper Multi Temporal tahun 2002 dan Peta Topografi Bakosurtanal tahun 1997, dengan penggabungan (composite) band 4, band 5 dan band 3 pada posisi biru, hijau dan merah (Blue Green Red) dapat menghasilkan kenampakan yang spesifik yaitu delapan kelas yang dominan, sehingga memudahkan dalam verifikasi lapangan dengan batas lahan yang tampak jelas. b. Prosedur klasifikasi yang dipergunakan adalah mempergunakan klasifikasi kemiripan maksimum (Maximum Likelihood), di daerah studi dapat dikelaskan menjadi 8 (delapan) kelas masing-masing adalah sebagai berikut : - badan air - tanah kosong bervegetasi - vegetasi/tanaman tahunan - tanah kosong - terbangun kepadatan tinggi - terbangun bervegetasi - terbangun kepadatan sedang - terbangun kepadatan rendah Perkembangan Permukiman dari hasil luasan yang didapat a. Hasil dari peneltian ini menunjukkan perkembangan permukiman antara tahun 1997 sampai tahun 2002 antara lain : kecamatan Sidoarjo seluas 548.51 hektar menjadi 1096.56 hektar, kecamatan Candi seluas 422.67 hektar menjadi 822.05 hektar, dan kecamatan Buduran seluas 175.22 hektar menjadi 354.71 hektar. b. Luasnya lahan permukiman di kabupaten Sidoarjo dimungkinkan karena jumlah penduduk di kecamatan ini paling besar yaitu sebesar 130.435 jiwa (sumber Kabupaten Sidoarjo dalam angka, 2003). c. Perkembangan permukiman terbesar terdapat pada kelurahan Lebo sebesar 248.30 hektar. Hal ini sesuai dengan data “Perumahan KPR-BTN di Kabupaten Sidoarjo tahun 2001 “, sumber data pokok untuk pembangunan publikasi no. 4 kabupaten Sidoarjo”, yang menyebutkan di kelurahan Lebo terdapat pembangunan KPR-BTN dengan luas 47 hektare 1.930 rumah. d. Perkembangan luas permukiman tiga kecamatan dalam lima tahun hampir 100 %. Jadi tiap tahun pertumbuhan permukiman di kabupaten Sidoarjo rata-rata adalah 20 %.
90
NEUTRON, VOL.9, NO.2, AGUSTUS 2009 : 80-91
e. Pada penelitian ini menggunakan data terakhir citra tahun 2002 sehingga pada akhir tahun 2004 ini tentunya dapat diperkirakan pertumbuhan permukiman naik sebesar lebih kurang 40 % dari total tahun 2002 sebesar 548.05 hektar menjadi sebesar 767.27 hektar khusus untuk kecamatan Sidoarjo saja.