PEMANFAATAN PENGGUNAAN MEDIA TIK DALAM PEMBELAJARAN PEMAHAMAN BACAAN BAHASA INDONESIA Oleh : Ria Yusnita
A. Latar Belakang Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan kekuatan bahkan penentu kemajuan suatu bangsa. Salah satu yang sangat dahsyat kemajuannya adalah penguasaan teknologi informasi dan komunikasi. Dalam dua dasawarsa terakhir ini, teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa perubahan yang signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara. Perkembangan terkini, dunia pendidikan memiliki e-learning; dunia bisnis sibuk dengan e-commerse; dan pemerintah memulai egovernment-nya. Demikian semaraknya, sekarang apapun di-e-kan : e-banking, e-tax, eregistration, e-campus, e-book, “e-entah” apa yang nanti akan muncul lagi. Istilah teknologi informasi dan komunikasi diterjemahkan dari bahasa Inggris, Information and Communication Technology yang merupakan kepanjangan dari ICT. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat telah memasuki berbagai ranah kehidupan termasuk dunia pendidikan. Pembelajaran kini tidak hanya menggunakan papan tulis saja. Pengajar juga tidak hanya berceramah di depan kelas sambil menulis di papan tulis sementara peserta didik hanya duduk, mendengar, dan mencatatnya. Berbagai media hasil teknologi termasuk di dalamnya televisi VCD, DVD, dan komputer menjadi suatu kebutuhan penting dalam pembelajaran. Begitupun dengan pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah-sekolah belum semuanya memanfaatkan TIK. Guru sebagai pengajar masih banyak yang menggunakan metode dan media konvensional dalam mengajarkan materi pengajaran, khususnya pada pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pemanfaatan dan pemberdayaan media TIK dapat menunjang pembelajaran merupakan suatu keharusan, bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran, tetapi juga yang lebih penting adalah untuk meningkatkan penguasaan TIK baik guru maupun siswa dalam perkembangan teknologi di era globalisasi. Sejumlah
penelitian
membuktikan
bahwa penggunaan multimedia dalam
pembelajaran menunjang efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Penelitian tersebut dilakukan oleh Francis M. Drawer dalam Fakhri Alief (2009:1). Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa setelah lebih dari tiga hari pada umumnya manusia dapat mengingat 1
pesan yang disampaikan melalui tulisan sebesar 10%, pesan audio 10%, visual 30%, dan audio visual 50%, dan apabila ditambah dengan melakukan, maka akan mencapai 80%. Awan Sudiawan dalam artikelnya juga menegaskan hal yang sama, bahwa kemampuan memori memahami pengetahuan adalah 10% dari membaca, 20% dari mendengar, 30% dari melihat, 50% dari melihat dan mendengar, 80% dari berbicara, dan 90% dari berbicara dan melakukan. Berdasarkan penelitian tersebut maka multimedia pembelajaran berbasis TIK dapat dikatakan sebagai media yang mempunyai potensi yang sangat besar dalam membantu proses pembelajaran. Multimedia telah mengalami perkembangan konsep sejalan dengan perkembangan teknologi pembelajaran. Ketika teknologi komputer belum dikenal, konsep multimedia sudah dikenal yakni dengan mengintegrasikan berbagai unsur media, seperti: cetak. kaset, audio, dan slide suara. Unsur-unsur tersebut dikemas dan dikombinasikan untuk menyampaikan suatu topik materi pelajaran tertentu. Pada konsep ini, setiap unsur media dianggap mempunyai kekuatan dan kelemahan. Kekuatan salah satu unsur media dimanfaatkan untuk mengatasi kelemahan media lainnya. Perkembangan TIK yang sangat pesat telah membawa perubahan besar pada segala bidang, termasuk bidang pendidikan. Bila dimanfaatkan dengan tepat, maka TIK dapat meningkatkan mutu pendidikan. Keller (dalam Rusman dkk. 2011) mengkritik penerapan metode-metode pembelajaran konvensional yang kurang menarik perhatian peserta didik. Peserta didik harus diakses lebih luas dalam menentukan apa yang diinginkan mereka sesuai minat, kebutuhan dan Kemampuannya. Dikatakannya pula bahwa guru bukanlah satu-satunya pemegang otoritas pengetahuan di kelas. Siswa harus diberi kemandirian untuk belajar dengan memanfaatkan berbagai sumber belajar. Data awal yang diperoleh dari siswa yang mempelajari materi pemahaman bacaan di SMA Negeri 3 Rangkasbitung menunjukkan prestasi membaca siswa yang masih rendah. Rendahnya prestasi membaca itu di antaranya dari rendahnya kecepatan membaca, rendahnya pemahaman bacaan, dan tidak digunakannya beberapa strategi pembelajaran membaca. Rendahnya prestasi membaca itu disebabkan pula oleh kebiasaan membaca yang buruk, seperti membaca dengan suara nyaring, menggerakkan bibir, membaca kata demi kata (fiksasi), menyebutkan bacaan di dalam hati (subvokalisasi), kembali ke bacaan sebelumnya (regresi), atau bergumam. Kebiasaan buruk tersebut yang mengakibatkan terganggunya kebiasaan membaca. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami bacaan.
2
Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan dan memanfaatkan media internet atau TIK agar pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menarik. Siswa tidak bosan, materi tercapai dengan baik, dan guru tidak perlu banyak memberikan ceramah di kelas. Pembelajaran lebih interaktif dan menyenangkan. Begitupun dalam pemahaman bacaan, diharapkan siswa akan lebih tertarik untuk mau dan gemar membaca melalui media yang ditayangkan.
B. Tujuan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1.
Untuk memaparkan manfaat media teknologi informasi dalam pembelajaran.
2.
Untuk memberikan informasi kepada guru tentang pembelajaran membaca melalui media teknologi informasi.
3.
Untuk memberikan alternatif pembelajaran membaca berbasis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK)
4.
Agar kemampuan membaca siswa meningkat melalui pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran pemahaman bacaan.
C. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Media Media berasal dari bahasa latin yaitu “mediumi” yang artinya perantara, yang bermakna apa saja yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi ke penerima informasi. Gagne (dalam Soeharto, 2003:98) mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sadiman (2006:6) mengatakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar, seperti film, buku, dan kaset. R.E. Clark mengungkapkan bahawa “The of mediato encourage student to invest more afford in hearing has along history”. Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa media merupakan alat yang dipakai pelajar untuk mengerti dan memahami sesuatu dengan mudah dan dapat untuk mengingatnya dalam waktu yang lama. Menurut Musfiqon (2012:28) media pembelajaran merupakan alat bantu yang berfungsi untuk menjelaskan sebagian dari keseluruhan program pembelajaran yang sulit dijelaskan secara verbal. Materi pembelajaran akan lebih mudah dan jelas jika dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran. Untuk itu, media pembelajaran dapat
3
dilihat menurut kemampuannya membangkitkan ransangan pada indera penglihatan, pendengaran, perabaan, dan penciuman siswa. Macam media pembelajaran baik berbasis teknologi informasi maupun tidak yang sering digunakan untuk proses pembelajaran adalah televisi, radio, film, video, foto, poster, OHP/OHT,papan tulis, buku bacaan, modul ajar, internet, dan lainya. Media-media tersebut memudahkan bagi guru dan peserta didik melakukan interaksi secara mudah dan lancar. Media komputer merupakan salah satu media berbasis teknologi yang saat ini dijadikan pilihan untuk pembelajaran. Dengan komputer banyak dikembangkan media pembelajaran yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Media yang dapat digunakan dalam pembelajaran dapat dibuat dalam bentuk bahan ajar. Bahan ajar yang menggunakan fasilitas teknologi informasi dan komunikasi adalah bahan ajar microsoft word, bahan ajar digital, bahan ajar berbasis multimedia, bahan ajar dari internet, dan bahan ajar CD Multimedia Interaktif.
2. Pengertian TIK Menurut Hartoyo (2012:2-4) TIK berasal dari istilah ICT yang merupakan kependekan dari Information and Communication Technology (Teknologi Informasi dan Komunikasi). Istilah TIK tersusun dari tiga huruf yang berbeda tetapi merupakan komponen yang memiliki makna erat. 1) Teknologi Teknologi berasal dari kata techno yang berarti teknik, seni atau keterampilan, dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Sehingga teknologi dapat didefinisikan sebagai sebuah pengetahuan ilmiah, seni, dan keterampilan. Teknologi terdiri atas ilmu pengetahuan alam atau pengetahuan umum dan keahlian teknik. Komponen teknologi dihubungkan dengan pembelajaran dan perangkat/peralatan yang digunakan. 2) Informasi Informasi adalah data yang diproses dalam bentuk pembelajaran yang bermakna. Jika dihubungkan dengan pembelajaran bahasa, informasi merupakan objek atau pesan yang kita peroleh, teruskan, pertukarkan untuk tujuan tertentu. 3) Komunikasi Komunikasi merupakan proses pemyampaian informasi antarindividu, termasuk gagasan, emosi, pengetahuan, dan keterampilan.
4
Dengan demikian TIK adalah teknologi yang berfungsi atau yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung komunikasi atau penyampaian informasi.
3. Pengertian Pemahaman Bacaan Anderson (2003) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Menurutnya, kemampuan membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara sejumlah kemampuan. Membaca adalah kegiatan yang tersusun dari 4 komponen : strategi, kelancaran, pembaca, dan teks. Strategi adalah kemampuan pembaca menggunakan beragam strategi untuk mencapai tujuan dalam membaca. Kelancaran ialah kemampuan membaca dengan kecepatan tertentu dengan pemahaman yang cukup. Gabungan dari teks, strategi, kelancaran, dan pembaca ini yang disebut membaca pemahaman dalam hal ini merupakan tujuan dari membaca. Pemahaman bacaan adalah sebuah proses intelektual kompleks yang melibatkan sejumlah kecakapan. Kecakapan tersebut melibatkan pemaknaan kata dan pemikiran verbal. Tanpa pemaknaan kata dan pemikiran verbal, tidak terjadi pemahaman bacaan, dan tanpa pemahaman tidak terjadi pembacaan (Robin, 1994:315). Pemahaman bacaan terjadi manakala pada saat membaca, seorang pembaca mampu membangun kembali makna. Pembangunan kembali makna selama memahami bacaan terjadi pada beberapa tataran, dari pengenalan kata hingga pengaplikasian pengetahuan pembaca untuk menginterpretasi bacaan. Colley (1987:113) membaginya menjadi tiga proses, yaitu dari tataran kata (pengkodean dan akses leksikal), tataran kalimat (segmentasi dan interpretasi) hingga tataran bacaan (identifikasi topik, pengaktifan pengetahuan dan integrasi antarkalimat). Banyak literatur melaporkan bahwa proses pemahaman bacaan berfokus pada tiga aspek, yaitu teks yang dibaca, latar belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca, dan konteks (seperti wilayah dan lingkungan) yang relevan dalam menginterpretasikan teks. Knuth dan Jones menegaskan bahwa pemahaman merupakan hasil interaksi antara pembaca, strategi yang diterapkan pembaca, materi yang dibaca dan konteks terjadinya pembacaan. Berdasarkan uraian berbagai pendapat di atas maka hakikat membaca pemahaman dapat disimpulkan sebagai berikut : 1.
Memahami bacaan merupakan kegiatan memahami teks guna memperoleh informasi dan meningkatkan pengetahuan.
5
2.
Memahami bacaan merupakan kegiatan membaca untuk memeroleh pesan yang disampaikan penulis melalui kata-kata dalam bahasa tulis.
3.
Proses pemahaman bacaan berfokus pada tiga aspek, yaitu teks yang dibaca, latar belakang pengetahuan yang dimiliki pembaca, dan konteks (seperti wilayah dan lingkungan) yang relevan dalam menginterpretasikan teks.
D. Analisis dan Pembahasan 1. Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Media pembelajaran berbasis TIK saat ini mulai dipilih sebagai bagian dari cara mempermudah proses belajar. Penggunaan media berbasis TIK tidaklah dapat dikatakan mudah. Hal tersebut karena penggunaannya tidaklah secara sembarangan melainkan dengan teknik dan pengetahuan tentang itu. Media pembelajaran berbasis TIK yang sering dipergunakan adalah komputer dan LCD proyektor. Media komputer dan LCD Proyektor merupakan media yang penggunaannya sangat memerlukan perancangan dan didesain oleh penggunanya sehingga bisa digunakan. Perangkat keras yang digunakan adalah satu unit komputer atau laptop lengkap yang terhubung dengan saluran LCD. Tentu saja harus disiapkan bahan ajar berbasis TIK seperti microsoft word, bahan ajar digital, bahan ajar berbasis multimedia, bahan ajar dari internet, dan bahan ajar CD multimedia interaktif. Penggunaan komputer dengan berbagai kesiapan bahan ajar yang digunakan dalam pembelajaran memberikan kontribusi bagi berkembangnya pembelajaran berbasis TIK. Program lainnya yang bisa memanfaatkan alat ini adalah tersedianya jaringan internet di lembaga pendidikan, misalnya wifi. Pembelajaran melalui internet akan memudahkan bagi siswa memperoleh bahan informasi.
2. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi Tuntutan guru abad ke-21 adalah penguasaan kompetensi yang dapat memfasilitasi belajar siswa sesuai dengan hasil belajar yang menjadi syarat. Menurut American Association College of Teacher Education (AACTE) tersebut menyatakan bahwa guru di abad 21 hendaknya: a.
Sukses menggabungkan antara teknologi dengan paedagogik dan materi pelajaran serta dapat mengembangkan kreativitasnya dalam menggunakan teknologi yang sesuai dengan tuntutan pembelajaran yang dibutuhkan. 6
b. Menggabungkan
pembelajaran
sesuai
dengan
kurikulum
dengan
tuntutan
pembelajaran abad 21. c.
Adanya keseimbangan strategi pembelajaran dengan metode pembelajaran berbasis masalah dan proyek.
d. Penguasaan berbagai model assesmen atau penilaian. e.
Bertindak sebagai mentor
f.
Meningkatkan keprofesionalitasnya.
3. Pentingnya Pemanfaatan Penggunaan Media TIK dalam Pembelajaran Pemahaman Bacaan Pemanfaatan TIK dalam bidang pendidikan, termasuk pendidikan
bahasa
(Indonesia maupun asing), merupakan respons positif terhadap perkembangan teknologi informasi dan komunikasi pada abad modern. Oleh karena itu, penggunaan media TIK dalam menunjang pembelajaran bahasa merupakan suatu keharusan, bukan hanya untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran, tetapi yang lebih penting adalah untuk meningkatkan penguasaan TIK baik bagi guru maupun siswa. Peserta didik juga harus belajar merancang dan membuat karya teknologi tersebut. Selain itu, mereka dilatih menemukan dan memecahkan permasalahan dalam kehidupan sehari-harinya yang dapat dipecahkan dengan memanfaatkan jasa teknologi. Mengingat hal tersebut di atas, peserta didik harus diberi kesempatan untuk belajar mengembangkan keterampilan teknologi informasi dan komunikasi yang bermanfaat dalam proses belajar mengajar dan dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat digunakan pada masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, program pembelajaran di sekolah perlu menerapkan pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Kaitan
dengan
pembelajaran
teknologi
informasi dan
komunikasi yang
dimaksudkan adalah teknologi yang berfungsi sebagai alat bantu yang dapat meningkatkan pembelajaran membaca di sekolah. Pada bahasan ini penulis berpendapat bahwa multimedia, khususnya LCD proyektor sebagai model pembelajaran yang menggunakan alat bantu teknologi informasi dan komunikasi diyakini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Beberapa keunggulan multimedia dalam pembelajaran, yaitu: 1. Memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata, seperti kuman, bakteri, elektron. 7
2. Memperkecil benda yang sangat besar yang tidak mungkin dihadirkan di sekolah, seperti gunung, laut, gajah, dan lain-lain. 3. Menyajikan benda atau peristiwa yang kompleks, rumit, dan berlangsung cepat atau lambat, seperti sistem tubuh manusia, bekerjanya suatu mesin, berkembangnya bunga, dan lain-lain. 4. Menyajikan benda atau peristiwa yang jauh seperti bulan, bintang, matahari,salju, dan lain-lain. 5. Menyajikan benda atau peristiwa yang berbahaya, seperti letusan gunung berapi. 6. Meningkatkan daya tarik siswa. Berikut ini penulis sajikan beberapa topik dari aspek keterampilan membaca yang dapat dilakukan dengan memanfaatkan TIK dalam model pembelajarannya. ASPEK Membaca
TOPIK 1. Meningkatkan kecepatan membaca 2. Menangkap pokok pikiran 3. Menemukan topik tulisan
Adapun prosedur proses pembelajaran membaca (misalnya membaca cepat) dengan multimedia melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1. Guru menampilkan judul bacaan dengan info keterbacaannya. 2. Guru menampilkan bacaan dan memulai membaca dengan bantuan stopwatch. 3. Guru menyelenggarakan ujian untuk siswa. 4. Guru menentukan skor pembelajar dengan kunci jawaban. 5. Guru menghitung kemampuan membaca berdasarkan skor pembelajar.
Pembelajaran keterampilan membaca, dalam hal ini pemahaman bacaan yang penulis terapkan di SMA Negeri 3 Rangkasbitung untuk topik meningkatkan kecepatan membaca, menangkap pokok pikiran, dan menemukan topik tulisan jika menggunakan media TIK dapat lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan diberikan secara konvensional. Untuk itu, para guru bahasa Indonesia dapat memanfaatkan penggunaan media TIK dalam pembelajaran di kelas agar siswa merasa lebih tertarik dan itu dapat meningkatkan minat siswa dalam membaca.
8
E. Simpulan dan Rekomendasi Simpulan Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu pesat banyak menawarkan berbagai kemudahan-kemudahan baru dalam pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pembelajaran saat ini terus berkembang. Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. TIK bukan lagi menjadi bahan asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Oleh karena itu, sekolah dan guru tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan keterbatasan akses dan wawasan. Penggunaan multimedia berbasis komputer dalam pembelajaran dirasakan semakin memberikan peranan yang penting saat ini. Sebuah bentuk pembelajaran yang dahulu dirasa tidak mungkin dilaksanakan, multimedia memberikan jawabannya. Media-media dirancang untuk saling melengkapi sehingga seluruh sistem yang ada menjadi berdaya guna dan tepat guna, dimana suatu kesatuan menjadi lebih besar/baik dari jumlah bagianbagiannya. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan untuk mengembangkan kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia dalam segala fungsinya, yaitu sarana berkomunikasi, sarana berpikir atau bernalar, sarana persatuan dan sarana kebudayaan. Salah satu keterampilan dalam berbahasa adalah keterampilan membaca. TIK, dalam hal ini multimedia dapat digunakan sebagai penunjang proses pembelajaran pemahaman bacaan siswa di kelas.
Rekomendasi Berdasarkan pengalaman menggunakan strategi pembelajaran membaca berbasis TIK yang pernah penulis lakukan, akan lebih terasa kalau pengalaman tersebut dapat dijadikan sebagai salah satu inspirasi bagi teman-teman guru di mana pun Anda berada. Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan bila ingin menerapkan pembelajaran berbasis TIK. Anda dapat mengikuti langkah-langkah di bawah ini: 1) Bagi Bapak/Ibu yang belum sama sekali menyentuh teknologi ini mulailah dekati dan pelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan TIK.
9
2) Pengetahuan tentang TIK merupakan dasar bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. 3) Mulailah merancang desain pembelajaran berbasis TIK, apakah membuat aplikasi pembelajaran, merancang pembelajaran, maupun membuat aplikasi multimedia 4) Pembelajaran membaca dapat meningkat bila didesain dengan pembelajaran berbasis TIK. Untuk itu Bapak/Ibu dapat memanfaatkan sumber-sumber yang ada untuk mendesain pembelajaran menulis berbasis TIK.
10
DAFTAR PUSTAKA Akhadiah, Sabarti. 1991. Membaca I: Hakikat Membaca. Sebuah Makalah Ilmiah. UNJ. Anderson, Neil. 2003. ”Reading” dalam Practical English Language Teaching Reading. Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jogjakarta. Colley, Aan M.. 1987. “Text Comprehension” dalam Cognitive Approach to Reading, John R. Beech dan Aan M. Colley (Ed.). New York: John Wiley&Sons. Hartoyo. 2012. Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) dalam Pembelajaran Bahasa. Semarang : Pelita Insani Semarang. Main, Sufanti. 2010. Strategi Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Surakarta : Yuma Pustaka. Musfiqon, HM. 2012. Pengembangan Media & Sumber Pembelajaran. Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya. Rusman dkk. 2011. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Rajawali Pres. Rubin, Dorothy. 1994. Diagnosis and Correction in Reading Instruction. Boston: Allyn and Bacon. Sadiman, Arief S. dkk. 2006. Media Pendidikan : Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Soeharto, Karti. 2003. Teknologi Pembelajaran (Pendekatan Sistem, Konsepsi, dan Model, SAP, Evaluasi, Sumber Belajar dan Media). Surabaya: Surabaya Intelectual Club. http://www.psb-psma.org/content/blog/3921-tik-dalam-pendidikan-dan-pembelajaran (diakses tanggal 15 Februari 2013).
11