Pemanfaatan Media Sosial untuk Jual Beli Online di Kalangan Mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya melalui Instagram Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Airlangga - Surabaya Ilmu Informasi dan Perpustakaan Ariestya Ayu Permata / 071211633024
ABSTRAK Perkembangan Online Shop atau toko online melalui media internet sudah menjamur di Indonesia, bahkan sudah sangat dikenal baik oleh khalayak ramai tidak terkecuali mahasiswa di kota besar. Banyaknya kemudahan dalam berbelanja dan bermacam jenis produk dan jasa yang ditawarkan, membuat masyarakat Indonesia menjadikan Online Shop sebagai salah satu “tempat berbelanja” baru selain pusat perbelanjaan. Hal ini membuat banyak penjual OnlineShop yang berlomba – lomba menawarkan produknya dengan berbagai cara untuk menarik konsumen berbelanja, mereka memanfaatkan keadaan dimana Online Shopping sedang sangat diminati oleh masyarakat Indonesia sampai saat ini. Perkembangan bisnis melalui media sosial semakin hari semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya pengguna internet di dunia terutama di Indonesia. Media sosial Instagram telah menjadi salah satu sarana promosi produk yang memiliki prospek sangat baik saat ini. Instagram dengan segala kelebihannya telah memiliki pasar yang sangat luas di seluruh dunia. Berbagai macampeluang bisnis, informasi bisnis, strategi marketing suatu produk bisa dijumpai dalam setiap updateInstagram para penggunanya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan media sosial (instagram) untuk sarana berbelanja online di kalangan mahasiswa FISIP Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskripstif dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposif sampling. Populasi sampel sebanyak 2842 mahasiswa dari 7 jurusan angkatan 2012 sampai dengan 2015, sedangkan sampel yang digunakan sebanyak 100 mahasiswa. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisioner. Hasil dari analisis ini menunjukkan akan kebiasaan mahasiswa memanfaatkan instagram untuk berbelanja online.
Kata kunci: Pemanfaatan media sosial, Online shop, Instagram, Berbelanja online
ABSTRACT The development of online shop or store online through internet media have been mushrooming in Indonesia, even has been very well known by multitude of is no exception students in a large city. Many ease in a shop and various the kind of product and services offered, made Indonesians people made online shop as one of “place shopping” new besides shopping center. And this makes many the seller online shop race competition offer their products with various way to withdraw consumers shopping, they use situation where online shopping being very interested in Indonesians until now. The development of businesses through social media day by day increased, as increased internet users in the world especially in Indonesia. Social media Instagram has become one of the facilities for product promotion having prospect very good now. Instagram with all the advantage have market which is really widespread throughout the world. A great variety of chances business, information business, marketing strategy a product can found in any update Instagram users. The purpose of this study is to find how the use of social media (Instagram) to a means of shopping online among students FISIP at Airlangga Univercity Surabaya. This research the quantitative deskriptif to technique the sample used is purposive sampling. Populations samples from 2842 students from 7 program studi of the 2012 up to 2015, while sample used as many as 100 students. Data were collected by using kuisioner. The result of this analysis shows will student customs use Instagram to shop online.
Keyword: The use of social media, Online shop, Instagram, Online Shopping
updateInstagram para penggunanya. Para
Pendahuluan
kaum muda sering membeli pakain melalui Dari tahun ke tahun, perkembangan internetsemakin menunjukan peningkatan penggunanya
diseluruh
dunia
dan
Indonesia termasuk di dalanmya.Salah satu bagian yang paling berkembang pesat dari bidang teknologi informasi adalah internet yang semula hanya digunakan sebagai media penyebaran informasi dan sarana pembelajaran. Namun di era modern ini telah merambah ke bidang lain salah satunya di bidang ekonomi, sehingga kemudian muncul istilah perdagangan elektronik.
untuk
memungkinkan
merupakan berbagi
aplikasi
foto
yang
penggunanya
untuk
mengambil foto dan selanjutnya berbagi pada layanan jejaring sosial. Media sosial ini hadir sebagai situs komunitas sosial terbesar di dunia, dimana pengguna dapat berinteraksi dengan teman lainnya di daerah atau negara lain dengan dapat melihat
foto
yang
pengguna.Instagram
foto
tergiur
dan
dari Instagram membuat berkeinginan
untuk
membelinya.
Kelebihan dari Instagram yaitu hasil foto dapat di share ke media sosial lainya seperti, facebook dan twitter, sehingga memungkinkan hasil foto tersebut tidak hanya dilihat oleh orang-orang yang memiliki Instagram saja. menjadi
suatu
dikalangan khususnya
diposting banyak
oleh
diminati
oleh
Instagram telah
fenomena
pengguna remaja.
sendiri
media
sosial
Walaupun
banyak
mancanegara, selebgram yang merupakan sebuah sebutan artis khusus di media sosial Instagram dan bahkan para pemilik online shop. Berbagai
remaja tidak
kalah
populernya. Karena Instagram ini sendiri merupakan media sosial yang pertama bergerak khususnya dalam bidang foto. Banyak
orang
yang
memanfaatkan Instagram ini
sebagai
sarana untuk berbisnis dengan cara mengupload
foto-foto
yang
akan
mereka
pasarkan dengan berbagai variasi editan yang dapat membuat tertarik para pembeli. Dibandingkan dengan media sosial lainnya, Instagram lebih memaksimalkan fiturnya untuk komunikasi melalui gambar atau
foto.
Ketika
bahasa
visual
mendominasi dunia internet, dari situlah macampeluang
bisnis,
informasi bisnis, strategi marketing suatu bisa
kalangan
tetapi Instagram sendiri
semua kalangan tanpa terkecuali artis dari
produk
tampilan
media sosial yang lain sering digunakan
Instagram gratis
fitur Instagram karena
dijumpai
dalam
setiap
para pelaku bisnis bisa memanfaatkan peluang yang terhampar di depan mata. Gaya-gaya promosi dengan Instagram pun
sangat unik dan variatif. Terkadang, kita
Bagaimanakah pemanfaatan media
bisa menikmati rangkaian foto yang dibuat
sosial
secara
menarik
berbelanjaonline di kalangan mahasiswa
perhatian. Penerapan promosi pun bisa
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
diterapkan,
Universitas Airlangga Surabaya?
estetis
dan
sangat
misalnya
menyelenggarakan
dengan
sebuah
berbekal
gadget
sebagai
sarana
kompetisi
khusus bagi para penggemar fotografi. Hanya
(instagram)
dan
Teori Uses and Gratification Teori
aplikasi
uses
dicetuskan
bisa dihasilkan dan seolah-olah seperti
Gurevitch, dan Hadassa Haas. Teori ini
karya
mengasumsikan bahwa orang mempunyai
fotografer
profesional.
Elihu
gratification
Instagram, maka berbagai karya foto pun
para
oleh
and
Katz,
Fenomena lainnya yang sangat menarik
kebutuhan-kebutuhan
dari
keinginan yang dapat dipenuhi dengan
Instagram
kebanyakan
adalah
orang
bagaimana
tertarik
untuk
(salah
satu
dan
Michel
caranya)
keinginan-
menggunakan
mempopulerkan akun mereka. Tujuannya
(berlangganan, membaca, menonton, atau
adalah
mendengarkan) media massa.
memperoleh
Model
jumlah follower sebanyak-banyaknya.
ini
memulai
dengan
Metode ini sebenarnya sama persis dengan
lingkungan sosial (social environment)
Twitter
yang
yang
menghasilkan
menentukan
kebutuhan
kita.
banyak Selebtwit di Indonesia. Begitu pula
Lingkungan sosial tersebut meliputi ciri-
dengan dunia Instagram yang melahirkan
ciri
sejumlah Seleb dengan
bahkan
kepribadian.
jutaan follower. Ketika seseorang sudah
(individual’s
punya banyak follower, secara otomatis ia
sebagai cognitive needs, affective needs,
punya reputasi sehingga menarik minat
personal
dari sejumlah vendor untuk memasang
integrative needs, dan escapist needs.
ribuan
iklan di akun Instagram mereka. Itulah yang disebut sebagai buzzer yang mampu mendulang
banyak
keuntungan
yang
afiliasi
kelompok
dan
Kebutuhan needs)
ciri-ciri individual
dikategorisasikan
integrativeneeds,
Penjelasannya
adalah
social
sebagai
berikut: 1. Cognitive
needs
berawal dari hobi postingan di Instagram
(Kebutuhan kognitif)
atau media sosial lainnya.
Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi,
Rumusan Masalah
pengetahuan dan pemahaman mengenai
lingkungan.
Kebutuhan
ini
pelepasan)
didasarkan
pada hasrat untuk memahami
Kebutuhan yang berkaitan
dan menguasai lingkungan,
dengan
juga
menghindarkan
memuaskan
rasa
upaya tekanan,
penasaran dan dorongan untuk
ketegangan,
penyelidikan.
akan keanekaragaman.
2. Affective
needs
dan
hasrat
Uses and gratifications model
(Kebutuhan afektif)
meneliti awal mula kebutuhan secara
Kebutuhan yang berkaitan
psikologisdan sosial, yang menimbulkan
dengan
harapan-harapan tertentu dari media massa
peneguhan
pengalaman-pengalaman
atau sumber-sumber lain, yang membawa
yang
estetis,
pada pola terpaan media yang berlainan
dan
(atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan
menyenangkan
menimbulkan
emosional. 3. Personal integrative needs
pemenuhan
kebutuhan.
Penelitian yang menggunakan uses and
(Kebutuhan pribadi secara
gratifications
integratif)
perhatian pada kegunaan isi media untuk
Kebutuhanyang berkaitan
memperoleh gratifikasi atau pemenuhan
dengan
kebutuhan. Uses and Gratificationdalam
peneguhan
model
memusatkan
kredibilitas,
model di atas juga menjelaskan bagaimana
kepercayaan,stabilitas, dan
orangmemilih
status individual. Hal-hal
memenuhi kebutuhannya. Menurut teori
tersebut
ini orang menggunakan media karena
diperoleh
dari
hasrat akan harga diri. 4. Social integrative needs
sebuah
media
untuk
beberapa alasan yaitu: 1. Fungsi Pengawasan atau
(Kebutuhan sosial secara
pengamatan
integratif)
(Surveillance).
Media
Kebutuhan yang berkaitan
menyediakan
fungsi
dengan peneguhan kontak
pengawasan
dan
dengan keluarga, teman,
pengamatan
tentang
dan dunia. Hal-hal tersebut
informasi yang dibutuhkan
didasarkan
oleh khalayaknya.
pada
hasrat
untuk berafiliasi. 5. Escapist needs (Kebutuhan
2. Fungsi Hiburan
Pengalihan
atau
(Diversion/Entertaiment).
youtube), situs jaringan sosial (misalnya
Media digunakan sebagai
facebook), virtual game (misalnya word of
stimulasi,
warcraft), dan virtual social (misalnya
relaksasi
dan
pelepasan emosi.
second life)
3. Fungsi Personal. Media digunakan
Jejaring sosial merupakan situs
untuk
dimana setiap orang bisa membuat web
integritas
page pribadi, kemudian terhubung dengan
personal seorang individu
teman-teman untuk berbagi informasi dan
seperti
berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar
menciptakan
meningkatkan
kepercayaan
diri,
dan
kredibilitasnya
antara lain facebook, myspace, plurk, dan twitter.
4. Fungsi Hubungan Sosial
Jika
media
tradisional
menggunakan media cetak dan media
(Social
broadcast,
Relationship).Media
menggunakan
digunakan agar individu
mengajak siapa saja yang tertarik untuk
bisa
meningkatkan
berpartisipasi dengan memberi kontribusi
hubungan sosial dengan
dan feedback secara terbuka, memberi
orang
komentar, serta membagi informasi dalam
lain
misalnya
maka
media
internet.
sosial
Media
sosial
sebagai
bahan
waktu yang cepat dan tak terbatas.
pembicaraan
ketika
Saat teknologi internet dan mobile
berinteraksi dengan orang
phone makin maju maka media sosial pun
lain
ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses
facebook,
twitter
atau
instagram misalnya, bisa dilakukan dimana
Media Sosial Media sosial ada dalam berbagai
saja
dan
kapan
saja
hanya
dengan
bentuk yang berbeda, termasuk social
menggunkan sebuah mobile phone dan
network, forum internet, weblogs, social
jaringan
blogs, micro blogging, wikis, podcast,
orang
gambar, video, rating, dan bookmark
mengakibatkan terjadinya fenomena besar
sosial.
terhadap arus informasi tidak hanya di
(Kaplan dan Haenlein,
2010)
internet. bisa
Demikian
mengakses
media
negara-negara
sosial:
(misalnya
Indonesia. Karena kecepatannya media
wikipedia), blog dan microblogs (misalnya
sosial juga mulai tampak menggantikan
kolaborasi
twitter), komunikasi konten (misalnya
tetapi
sosial
Kaplan dan Haenlein ada enam jenis media proyek
maju,
cepatnya
juga
di
Dulu Instagram hanya digunakan
peranan media massa konvensional dalam
sebagai media eksis / media narsis. Saat ini
menyebarkan berita. Pemasaran media sosial terdiri dari
semakin maraknya bisnis online, sehingga
upaya menggunakan media sosial untuk
Instagram penuh dengan berbagai macam
membujuk konsumen mengenai produk
online shop. Instagram saat ini tidak hanya
dan jasa dari suatu perusahaan. Pemasaran
digunakan untuk yang menyukai fotografi
media
pemasaran
atau foto semata. Tetapi Instagram menjadi
menggunakan komunitas online, jaringan
tools yang bermanfaat untuk memasarkan
sosial, blog pemasaran dan banyak lagi.
sebuah produk agar dikenal lebih luas.
sosial
adalah
Melakukan bisnis online shop di Instagram Instagram sebagai Media Komunikasi
dapat dilakukan oleh siapa dan dimana saja
Pemasaran
karena hanya bermodalkan gadget dan
Kepopuleran
instagram
sebagai
sebuah aplikasi jejaring sosial membuat
smartphone berbasis android, ios, hingga windows phone bisa menggunakannya.
berlomba
Pelaku bisnis online mengaku lebih
menggunakan aplikasi ini untuk kegiatan
mudah memasarkan produknya melalui
jual beli mereka. Tidak dapat dipungkiri
Instagram karena sasaran pertama adalah
bahwa dengan berbagai kemudahan yang
orang yang paling dekat dengannya, bisa
ditawarkan oleh media online membuat
juga melalui teman yang awalnya dari
konsumen atau pembeli lebih senang
mulut ke mulut sambil menunjukan akun
menggunakan media online khususnya
Instagram, komunikasi tersebut sangat
instagram sebagai alat untuk mencari
efektif bagi para penjual, dengan adanya
informasi
media
para
pengguna
instagram
mengenai
barang
yang
Instagram
semakin
mudahnya
dibutuhkannya. Sehingga para pelaku
penjual menunjukkan foto atau katalaog
pemasaran
untuk
barang jualannya. Dalam hal ini secara
menawarkan produk-produknya melalui
tidak langsung proses tersebut membentuk
aplikasi instagram ini.
suatu rangkaian komunikasi pemasaran.
(penjual)
berlomba
Kelebihan spesifik online shop menggunakan media Instagram adalah
Online Shop di Instagram sosial
pasar yang melek teknologi. Salah satu
Instagram adalah toko belanja online yang
kelebihan berjualan lewat Instagramadalah
terdapat di jejaring internet yaitu media
pengguna
sosial Instagram, dan kemudian terjadilah
melek teknologi. Artinya, mereka yang
kegiatan jual-beli secara online.
aktif di Instagram pastilah aktif pula di
Online
shop
di
media
Instagram
sudah
‘terjamin’
Twitter dan mungkin juga Facebook. Karena
itu,
sangat
tepat
•
bila
mahasiswa
yang
berbelanja
pernah melalui
mempromosikan produk melalui Instagram
instagram sampai dengan
dan
barang datang.
dibantu
jejaring
sosial
lainnya,
pengguna Instagram pastilah memiliki gadget
dan
mendukung
smartphone aplikasi
mahal
tersebut
yang seperti
iPhone, ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah
Analisis Data
ke atas. Hal ini menguntungkan bagi
Pemanfaatan Media Sosial untuk Jual
penjual, karena calon konsumen/pembeli
Beli Online di Kalangan Mahasiswa
kemungkinan besar mempunyai ‘kantong’
FISIP Universitas Airlangga Surabaya
yang cukup dalam.
Hasil
dari
penelitian
ini
menyatakan bahwa mayoritas responden Metode Penelitian
sudah sangat terbiasa berbelanja online
Pada penelitian ini pendekatan yang
digunakan
pendekatan
adalah
kuantitatif
deskriptif.Populasidalam adalah
seluruh
Universitas
melalui
instagram yang mudah diakses. Responden
dengan
tipe
bisa mengakses intagram kapanpun dan
penelitian
ini
dimanapun hanya dengan koneksi internet.
FISIP
Mereka juga dengan mudah dapat memilih
dari
produk apa saja yang mereka inginkan
mahasiswa
Airlangga
melalui instgram. Hal ini dikarenakan
Surabaya
semua program studi S1 tahun angkatan 2012-2015 sejumlah 2842.Sampel yang
tentunya dengan harga yang bersaing. Untuk
memahami
kenyataan
digunakan sebanyak 100 orang. Pemilihan
mengenai pemanfaatan media sosial dapat
sampel untuk penelitian ini dilakukan
dilihat dari teori Usesand Gratification.
secaraPurposive Sampling yaitu populasi
Menurut teori Uses and Gratification
yang dijadikan sampel adalah populasi
dalam penggunaan (uses) isi media untuk
yang memenuhi kriteria tertentu dengan
mendapatkan pemenuhan (gratification)
tujuan agar sampel yang diambil bisa
atas kebutuhan seseorang. Namun dalam
lebihrepresentatif dengan kriteria yang
teori dan pendekatan ini tidak semua yang
telah ditentukan yaitu:
mencakup tentang proses komunikasi saja,
•
yang
karena berbagai kebutuhan (needs) dan
mempunyai akun Instagram
kepentingan (interest) oleh sebagian besar
mahasiswa
perilaku para audience merupakan suatu
fenomena mengenai proses penerimaan
Data terbaru yang dirilis oleh
(pesan media). Sehingga pendekatan Uses
Tokopedia pada tahun 2014, dari total 5,3
and Gratification ini memiliki tujuan untuk
juta barang yang terjual di Tokopedia
menggambarkan 5 proses penerimaan
selama bulan Januari hingga Maret 2014,
dalam komunikasi massa dan menjelaskan
wanita mendominasi jumlah pembelian,
penggunaan media oleh individu (Bungin,
jumlah penjualan, jumlah pengeluaran
2006: 286). Teori ini mempertimbangkan
uang belanja, serta jumlah pemasukan di
apa yang dilakukan orang pada media,
Tokopedia. 66,28% jumlah produk di atas
yaitu menggunakan media untuk pemuas
dibeli oleh wanita (id.techinasia.com).
kebutuhannya. Penganut teori ini meyakini
Sumber lain juga menjelaskan hal yang
bahwa individu sebagai mahluk supra
sama yaitu konsumen wanita pada toko
rasional dan sangat selektif.
online
rata-rata
membeli
produk
kecantikan dan kesehatan, pakaian, fashion Pemanfaatan Media Sosial untuk Jual Beli
Onilne
Berdasarkan
dan aksesoris dan gadget. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tokopedia, menunjukkan bahwa wanita
Karakteristik Responden dapat
merupakan konsumen yang paling banyak
diketahui bahwa jumlah mahasiswa FISIP
berbelanja di Tokopedia dengan presentase
Universitas Airlangga yang memanfaatkan
66,28%, sedangkan jumlah pria hanya
instagram untuk sarana berbelanja online
berjumlah 33,72% (StartupBisnis.com).
Pada
bab
temuan
data
dikatakan jenis kelamin perempuan lebih banyak dibandingkan dengan jenis kelamin laki-laki.
Untuk
mahasiswa
berjenis
Pertama Kali Responden Menggunakan Internet Untuk Berjejaring Sosial Pada
kelamin perempuan yaitu sebanyak 68
bab
temuan
data
orang dengan persentase 68% dan jenis
menunjukkan kelompok usia pertama kali
kelamin laki-laki sebanyak 32 orang
responden menggunakan internet untuk
dengan persentase 32%. Berdasarkan hasil
berjejaring sosial. dapat diketahui bahwa
temuan dapat diketahui bahwa kebanyakan
mayoritas
responden
kelamin
menggunakan internet untuk berjejaring
perempuan cenderung lebih sering dan
sosial terdapat pada kelompok usia antara
menyukai
13-15 tahun yaitu sebanyak 49 orang
yang
berjenis
berbelanja
online
melalui
responden
persentase
pertama
49%,
kali
instagram dibandingkan dengan responden
dengan
kemudian
yang berjenis kelamin laki-laki.
kelompok usia <13 tahun sebanyak 35 orang dengan persentase 35%, kelompok
usia 15-17 tahun sebanyak 15 orang
digunakan dan pengguna media sosial
dengan persentase 15%, kemudian terdapat
tidak
1 orang pada kelompok >17 tahun dengan
(Mediabisnisonline.com, 2014). Instagram
persentase 1%.
yang
Jika
dianalisis
dengan
terbatas
kini
belanja
jumlahnya
digunakan
online
sebagai
dapat
sarana
memudahkan
and
pengguna jasa belanja online, karena
gratification yang diketengahkan oleh
Instagram yang biasanya hanya digunakan
Katz, Gurevitch dan Hazz (Effendy :2000),
sebagai media sosial untuk berbagi foto
maka alasan melakukan aktivitas internet
kini dapat
mengunjungi
social
belanja online pula.
untuk
Pada
menggunakan
pendekatan
uses
situs
networkingtersebut
termasuk
digunakan sebagai sarana
bab
temuan
data
dapat
memenuhi kebutuhan integrasi pribadi
diketahui bahwa terdapat banyak hal yang
(personal integrative needs) dan kebutuhan
bisa
integrasi sosial (social integrative needs).
instagram. Mayoritas responden tertarik
Kebutuhan integrasi pribadi mencakup
berbelanja online melalui instagram karena
kebutuhan untuk lebih menunjukkan status
lebih mudah diakses, dan responden yang
individu dan berasal dari dorongan akan
tertarik
harga
sedangkan
instagram adalah sebanyak 43 orang
kebutuhan integrasi sosial lebih didasarkan
dengan persentase 43%. Selain karena
pada hasrat untuk berafiliasi.
lebih mudah diakses instagram juga dipilih
diri
(self
esteem),
mahasiswa
berbelanja
berbelanja
online
melalui
melalui
responden untuk sarana berbelanja karena Alasan
Responden
menggunakan
yang diinginkan dan juga instagram lebih
Instagram untuk berbelanja online Instagram yang dulunya hanya digunakan penggunanya untuk berbagi foto-foto
pribadi
kini
telah
terdapat berbagai macam jenis online shop
berubah
menarik karena ada berbagai macam gambar yang ditawarkan. Ollie (2008) berpendapat bahwa
menjadi sarana berjualan online. Instagram
manfaat
saat ini memiliki fungsi lain bagi sebagian
shoping adalah memberikan kemudahan
orang. Selain untuk berkomunikasi dengan
karena pelanggan dapat memesan produk
orang-orang
juga
dalam waktu 24 jam sehari di manapun
menjadi pilihan untuk lapak berjualan.
berada sehingga tidak perlu ribet; adanya
Alasan mengapa banyak orang mulai
kejelasan
menggunakan Instagram sebagai sarana
dapat memperoleh beragam informasi
belanja
komparatif tentang perusahaan, produk
terdekat,
online
yaitu
Instagram
mudah
untuk
dari
belanja
melalui
online
informasi karena pelanggan
dan pesaing tanpa meninggalkan pekerjaan
Uang
saku juga
yang
diperoleh
yang dilakukan oleh pelanggan; dan
responden
tingkat keterpaksaan yang lebih sedikit
pemanfaatan instagram sebagai sarana
karena pelanggan tidak perlu menghadapi
berbelanja online. Mayoritas responden
atau melayani bujukan dari faktorfaktor
mendapatkan
emosional.
500.000 – Rp 800.000 setiap bulannya.
uang
Jumlah uang Karakteristik
Demografis
merupakan
saku
sebesar
Rp
responden sangat
mempengaruhi seberapa seringnya mereka
demografis
latar
mempengaruhi
saku
akan
berbelanja online.
(Demographic Caracteristic) Karakteristik
mempengaruhi
belakang secara
yang langsung
Kelompok Afiliasi (Group Affiliations) Kelompok
afiliasi
merupakan
sebagai
individu yang tergabung dalam suatu grup
jenis
atau kelompok manapun dalam memenuhi
kelamin, usia, dan uang saku. Pada bab
kebutuhan media yang diinginkan. Dari
temuan
hasil temuan pada Bab III menjelaskan
keberadaan pengguna
sosial media
data
individu ditinjau
telah
dari
diketahui
bahwa
pemanfaatan media sosial untuk jual beli
bagaimana
online
memfollowserta
tergabung
di
kelamin perempuan yakni sebanyak 68
kelompok
komunitas
“pengguna
orang dengan persentase 68%. Sedangkan
instagram”.
responden laki-laki hanya sebanyak 32
mengikuti komunitas tersebut sebanyak 50
orang dengan persentase 32%. Biasanya
responden dengan persentase 50%. Itu
mahasiswa perempuan memang sudah
artinya 50% sisanya tidak mengikuti
terbiasa untuk berbelanja online. Hal itu
komunitas tersebut. Mereka mengikuti dan
dikarenakan perempuan cenderung hobi
bergabung di dalam komunitas tersebut
berbelanja.
karena berbagai macam alasan, antara lain
mayoritas
responden
berjenis
Kemudian dari faktor usia pertama
responden
atau
Sebagian
mengikuti
dari
atau dalam
responden
untuk berbagi informasi; hanya sekedar
internet
bersosialita; bersosial networking dengan
untuk berjejaring sosial mayoritas berada
pengguna lain; ataupun untuk melakukan
pada kelompok usia 13-15 tahun mereka
kegiatan jual beli. Dengan tergabung di
sudah mengenal dan menggunakan internet
komunitas tersebut, responden akan lebih
untuk
ini
banyak mendapatkan informasi seputar apa
membuktikan bahwa pengaruh internet
saja yang mereka inginkan. Karena di
sangat besar terhadap kehidupan remaja.
dalam komunitas tersebut responden dapat
kali
responden
menggunakan
berjejaring
sosial.
Hal
saling bersosialisasi dengan pengguna
Motif pertama adalah kebutuhan yang
lainnya.
berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai
Karakteristik
Personal
(Personal
pada
Characteristict)
latar
lingkungan. Kebutuhan ini didasarkan hasrat
untuk
memahami
dan
Karakteristik personal merupakan
menguasai lingkungan, juga memuaskan
belakang
rasa
individu
atau
alasan
penasaran
dan
dorongan
untuk
mengapa memilih menggunakan media
penyelidikan. Berdasarkan hasil dari bab
yang
temuan
diinginkan.
Pada
temuan
data
data
menunjukkan
bahwa
diketahui alasan-alasan responden dalam
sebanyak 67 orang dengan persentase 67%
mengakses online shopping. Mayoritas
memilih jawaban setuju dari pernyataan
responden
online
apakah responden paham bagaimana cara
berbagai
berbelanja online melalui instagram yang
macam informasi. Kemudian sebanyak 43
baik dan benar. Dari hal tersebut dapat
responden
43%
diketahui bahwa memang sebagian besar
menggunakan instagram sebagai sarana
responden sudah paham dengan tata cara
berbelanja online karena mudah diakses.
berbelanja online, kebanyakan responden
Responden bisa kapanpun dan dimanapun
paham akan tata cara berbelanja online
mengaksesnya
karena mereka sudah terbiasa berbelanja
mengakses
shopping karena
tentang
tersedianya
dengan
persentase
hanya dengan
jaringan
internet. Mereka tidak perlu susah-susah
online.
untuk datang langsung ke tempat. Hanya
Selain itu para responden merasa
dengan jaringan internet mereka dengan
bahwa dengan berbelanja online mereka
mudah berbelanja sesuka hati. Karena
bisa mendapatkan informasi - informasi
mudah diakses itulah mayoritas responden
dan
sudah membiasakan budaya berbelanja
perkembangan seputar fashion, lifestyle,
melalui instagram.
kesehatan, dsb.
Analisis Kebutuhan Kognitif (Cognitive
Analisis Kebutuhan Afektif (Affective
Need)
Need)
pengetahuan
baru
seperti
Seperti yang diungkapkan Katz,
Motif Katz, Gurevitch dan Haas
Gurevitch dan Haas (Effendy, 2003)
(Effendy, 2003) yang berikutnya adalah
mengatakan bahwa ada beberapa motif
kebutuhan afektif yakni kebutuhan yang
pemenuhan kebutuhan pada seseorang
berkaitan dengan peneguhan pengalaman-
yang ingin dipenuhi menggunakan media.
pengalaman yang estetis, menyenangkan
dan emosional. Sebagian besar responden
responden
merasa
mendapatkan
mengatakan “Setuju” dan sebanyak 33
pelayanan yang baik ketika berbelanja
responden dengan persentase sebesar 33%
online yakni sebanyak 68 orang dengan
mengatakan
persentase 68%. Dengan adanya pelayanan
mereka sering merasa tergoda untuk
yang baik dan ramah dari penjual, maka
berbelanja online.Seperti hasil penelitian
hal tersebut dapat membuat responden
yang
(konsumen) merasa nyaman dan aman
menunjukkan pada tahun 2012 mahasiswa
untuk kembali berbelanja di online shop
memiliki minat untuk berbelanja online
tersebut. Selain merasa senang karena
dengan angka sebesar 19,9%. Umumnya
mendapatkan pelayanan baik, sebanyak 62
mahasiswa
responden dengan persentase 62% merasa
bukan didasarkan pada kebutuhan semata,
puas ketika barang yang mereka pesan
melainkan demi kesenangan dan gaya
sesuai dengan apa yang mereka harapkan.
hidup sehingga menyebabkan seseorang
Tetapi dalam hasil tabel III.21 dari 100
menjadi boros atau yang yang lebih
responden, ada 8 reponden yang memiliki
dikenal dengan istilah perilaku konsumtif
pengalaman buruk bahwa mereka merasa
atau perilaku konsumerisme (Hasugian,
tertipu karena barang yang mereka pesan
2005).
senang
karena
tak kunjung dikirim padahal mereka telah
dengan
persentase
“Sangat
dilakukan
Setuju”
oleh
melakukan
Kemudian
hanya
belanja
46%
bahwa
Kompas
online
sebanyak
27
mentransfer sejumlah uang yang telah
responden dengan persentase 27% memilih
ditetapkan. Hal tersebut menyebabkan
jawaban “Setuju” dan 7 orang responden
kekecewaan tersendiri terhadap responden,
dengan persentase 7% memilih jawaban
sehingga
“Sangat Setuju” bahwa mereka sering
membuat
responden
enggan
terdorong
untuk kembali berbelanja online.
untuk
berbelanja
online
meskipun saat itu mereka tidak memiliki Analisis Kebutuhan Integrasi Pribadi
uang. Meskipun sebagian besar responden
(Personal Integrative Need)
kurang setuju dengan pernyataan tersebut,
Motif ketiga yang disampaikan
tetapi masih ada sebagian reponden yang
Katz, Gurevitch dan Haas (Effendy,
setuju dengan pernyataan tersebut. Hal
2003)adalah kebutuhan yang berkaitan
tersebut menunjukkan bahwa memang ada
dengan
gaya hidup di dalam diri responden yang
peneguhan
kepercayaan,
stabilitas,
kredibilitas, dan
status
cenderung menganggap bahwa materi
individual. Hal-hal tersebut diperoleh dari
merupakan
hasrat
mendatangkan kepuasan.
akan
harga
diri.Sebanyak
46
sesuatu
yang
bisa
Hasil lain menunjukkan bahwa
berafiliasi. Hal ini sangat erat kaitannya
mayoritas reponden tidak mudah tergoda
dengan bagaimana berkomunikasi dengan
untuk membeli barang-barang yang tidak
orang lain, dimana komunikasi merupakan
dibutuhkan
persentase
suatu proses penyampaian pesan dari satu
sebesar 79%. Meskipun banyak yang tidak
pihak kepada pihak yang lain agar terjadi
setuju dengan hal tersebut, tetapi pada
saling mempengaruhi diantara keduanya.
yaitu
dengan
kenyataannya masih ada responden yang
Hasil dari
skala
likert
dalam
mudah tergoda untuk membeli barang-
penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan
barang yang tidak dibutuhkan. Hal ini
integrasi
sejalan dengan pernyataan Ratno Sumabi
reponden tergolong tinggi dengan rata-rata
(2014) bahwa hal tersebut merupakan
3,88. Dari hal ini dapat diketahui bahwa
bagian dari perilaku konsumtif yang
reponden
menunjukkan perilaku
untuk
sosial sesuai dengan pernyataan Dennis
mengkonsumsi secara berlebihan dan tidak
McQuail (1992) yang menjelaskan bahwa
terencana terhadap jasa dan barang yang
fungsi informasi dalam komunikasi massa
kurang atau bahkan tidak diperlukan.
sekurang-kurangnya
Perilaku
banyak
dengan tiga makna yang masing-masing
dipengaruhi oleh nafsu yang semata-mata
berbeda yaitu; media berusaha untuk
untuk memuaskan kesenangan serta lebih
memberikan informasi; orang mengetahui
mementingkan
sesuatu dari media; dan media diharapkan
seperti
individu
ini
lebih
keinginan
daripada
kebutuhan. Sehingga tanpa pertimbangan
sosial
yang
dapat
dilakukan oleh
memanfaatkan
dapat
media
dikaitkan
dapat memberikan informasi.
yang matang seseorang begitu mudah
Peningkatan
jumlah
pengguna
melakukan pengeluaran untuk macam-
internet dari tahun ke tahun tersebut juga
macam
dipicu
keinginan
yang
tidak
sesuai
dengan kebutuhan pokoknya sendiri.
oleh
berkembangnya
semakin ilmu
marak
dan
teknologi
yang
melahirkan berbagai macam media sosial. Analisis Kebutuhan Integrasi Sosial
Media sosial sendiri merupakan wadah
(Sosial Integrative Need)
dari perkembangan ilmu dan teknologi
Motif Katz, Gurevitch dan Haas
yang secara tidak langsung mempengaruhi
(Effendy, 2003) yang selanjutnya adalah
budaya
dan
kebiasaan
kebutuhan integrasi sosial yaitu kebutuhan
Keunggulan media sosial dibandingkan
yang berkaitan dengan peneguhan kontak
media
dengan keluarga, teman, dan dunia. Hal-
secara terbuka, saling berkomentar dalam
hal tersebut didasarkan pada hasrat untuk
waktu cepat dan tidak terbatas.
konvensional
masyarakat.
adalah
feedback
teori ini orang menggunakan media karena Analisis Kebutuhan Pelarian (Escapist
beberapa alasan. Alasan yang pertama
Need)
adalah surveillance (pengawasan) yaitu Motif dariKatz, Gurevitch dan
media menyediakan fungsi pengawasan
(Effendy,
terakhir
dan pengamatan tentang informasi yang
adalahkebutuhan yang berkaitan dengan
dibutuhkan oleh khalayaknya.Merupakan
upaya
tekanan,
kebutuhan akan informasi yang dapat
akan
mempengaruhi atau membantu seseorang
Haas
2003)
yang
menghindarkan
ketegangan,
dan
hasrat
keanekaragaman, dukungan
serta
sosial
kurangnya
maka
membutuhkan
dalam menyelesaikan sesuatu. Hampir
seluruh
responden
mengaku
hiburan sebagai solusinya. Beradasarkan
bahwa berbelanja online memang lebih
hasil dari skala likert menunjukkan bahwa
praktis dan hemat yaitu sebanyak 93 orang
responden memanfaatkan instagram untuk
dengan
kebutuhan pelarian tergolong tinggi yaitu
sebanyak 96 responden dengan persentase
dengan rata-rata 3,58.Selain kebiasaan
96% mengaku bahwa berbelanja online
responden berbelanja melalui instagram,
juga sangat menghemat waktu. Hal ini
sebanyak 57 reponden dengan persentase
sesuai dengan yang diungkapakan Ollie
57% mengakui apabila berbelanja online
(2008) menyebutkan bahwa manfaat dari
dilakukan
rasa
belanja melalui online shoping adalah
bosan. Se;ain itu sebanyak 56 responden
memberikan kemudahan karena pelanggan
dengan persentase 56% berbelanja online
dapat memesan produk dalam waktu 24
untuk menghilangkan kepenatan. Banyak
jam sehari di manapun berada sehingga
dari kita yang pasti sering mendengar atau
tidak
mengucapkan
informasi
untuk
menghilangkan
kata
belanja
untuk
persentase
perlu
ribet; karena
93%.
adanya
Selain
itu
kejelasan
pelanggan
dapat
menghilangkan stress, memang berbelanja
memperoleh
adalah senjata yang paling ampuh untuk
komparatif tentang perusahaan,produk dan
menghilangkan kepenatan rasa bosan.
pesaing tanpa meninggalkan pekerjaan
beragam
informasi
yang dilakukan oleh pelanggan; dan tingkat keterpaksaan yang lebih sedikit
Pengawasan (Surveillance) Dari
and
karena pelanggan tidak perlu menghadapi
Gratificationmenurut Katz, Gurevitch dan
atau melayani bujukan dari faktor-faktor
Haas
emosional.
(Effendy,
teori
2003)
Uses
menjelaskan
bagaimana orangmemilih sebuah media untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut
Entertainment (Hiburan)
Alasan yang kedua dari teori Uses
(Effendy, 2003) alasan yang selanjutnya
and Gratification menurut Katz, Gurevitch
adalah identitas personal yaitu media
dan
adalah
digunakan untuk menciptakan integritas
media
personal
Haas
(Effendy,
entertainmet
/
2003)
hiburan
yaitu
seorang
individu
digunakan sebagai stimulasi, relaksasi dan
meningkatkan
pelepasan
media
kredibilitasnya. Pengguna menggunakan
sebagai sarana hiburan dapat membantu
media sosial untuk memperkuat atau
sesorang untuk mengisi waktu luang dalam
memperkokoh sesuatu
suatu kegiatan.
penting
emosi.
Pada
Penggunaan
bab
temuan
data
kepercayaan
seperti
didalam
diri
dan
yang
dianggap
kehidupan
khalayak
sendiri.
menunjukkan bahwa sebanyak 55 orang
Sebanyak 56 reponden dengan
responden dengan persentase 55% merasa
persentase 56% merasa lebih percaya diri
bahwa mereka dapat
terhibur ketika
ketika sudah membeli dan menggunakan
berbelanja online. Sebanyak 60 reponden
barang / produk online yang diinginkan.
dengan persentase 60% juga setuju bahwa
Meskipun banyak responden yang merasa
mereka dapat mengikuti perkembangan
lebih percaya diri dengan menggunakan
trend saat berbelanja online. Selain itu
produk online, justru hal tersebut akakn
sebanyak 89 responden dengan persentase
memunculkan perilaku yang tidak baik
89%
atau perilaku konsumtif.
mengaku
bisa
mendapatkan
informasi mengenai fashion dan lifestyle
Perilaku responden yang membeili
ketika berbelanja online. Berdasarkan
produk
skala
bahwa
perkembangan zaman dan perkembangan
pemanfaatan media sebagai sarana hiburan
mode berpenampilan tersebut merupakan
tergolong tinggi yaitu dengan rata-rata
perilaku
3,92. Hal ini juga sesuai dengan teori
pengaruh yang berasal dari eksternal
motif
individu.
Tambunan
McQuail, Bumler, dan Brown (1972)
konsumtif
muncul
mengatakan bahwa pengalihan merupakan
mengikuti mode yang beredar, ingin
kebutuhan dari pelepasan rutinitas dan
tampak berbeda dan cenderung tidak
masalah, melepaskan segala tekanan atau
pernah puas dengan apa yang sudah
emosi, dan kebutuhan akan hiburan.
dimiliki. Lebih lanjut Tambunan (2001)
likert
menunjukkan
menggunakan
media
menurut
tersebut
konsumtif
berdasarkan
yang
memperoleh
(2001) karena
perilaku individu
juga menyebutkan bahwa perilaku yang Identitas Pribadi (Personal Identity) Menurut Katz, Gurevitch dan Haas
demikian
itu
karena
adanya
faktor
eksternal yang mempengaruhinya yang
shop dan juga dengan pembeli lainnya
berupa kelompok referensi. Kemudian dari hasil skala likert diketahui bahwa pemanfaatan media sosial
yang dapat
dilakukan dengan saling
bertukar komentar.
untuk meningkatkan integritas personal
Sekarang
ini
memang
banyak
tergolong tinggi dengan rata-rata 3,80.
masyarakat yang menggunakan media
Berdasarkan teori motif menggunakan
jejaring
media menurut McQuail, Bumler, dan
komunikasi satu sama lain. Jejaring sosial
Brown (1972) mengatakan bahwa dengan
digunakan untuk menunjang percakapan
menggunakan media untuk memperkuat
yang
atau menonjolkan sesuatu yang penting
tentang apapun sekarang ini banyak yang
dalam kehidupan atau situasi khalayak
dibagikan melalui jejaring sosial. Seperti
tersendiri untuk mengeksporasi realitas.
yang dijelaskan oleh Forumjualbeli.com
sosial
berlangsung.
sebagai
perantara
Informasi-informasi
yang dimana didalam forum tersebut para Hubungan Sosial (Social Relationship)
pengguna online shop dan juga para calon
AlasanKatz, Gurevitch dan Haas
konsumen dapat bergabung didalam forum
(Effendy, 2003) yang terakhir adalah
tersebut. Mereka dapat mencari informasi
hubungan sosial / social relationship yaitu
seputar
media digunakan agar
inginkan,
individu
bisa
barang-barang bahkan
yang
mereka
mereka
dapat
meningkatkan hubungan sosial dengan
berinteraksi langsung dengan pembelinya
orang
melalui chatting.
lain
misalnya
sebagai
bahan
pembicaraan ketika berinteraksi dengan orang
lain
selain
digunakan
sebagai
melakukan
kegiatan
itu
media sarana
yang
sosial untuk
berfungsi
sebagai alat yang menghubungkan satu individu dengan individu lainnya. Dari hasil skala likertmenunjukkan bahwa penggunaan media sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang lain tergolong tinggi dengan rata-rata 4,08. Media yang digunakan responden pada penelitian ini adalah Instagram. Ketika berbelanja melalui instagram, responden dapat berinteraksi dengan penjual online
DAFTAR PUSTAKA
Ahmady, Candra. 2014. E-Business & E-Commerce. Andi, Yogyakarta. Andira Sari, Chaca. 2015. Perilaku Berbelanja Online Di Kalangan Mahasiswi Antropologi Universitas Airlangga. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya. Arini, Eka Purwanti. 2010. Pemanfaatan Facebook Sebagai Sarana Promosi Perpustakaan: Studi Kasus Perpustakaan Forum Indonesia Membaca. Universitas Indonesia, Jakarta. Badrulzaman, Mariam Darus, Sutan Remy Sjahdeini, Heru Soepraptomo, Faturrahman Djamil dan Taryana Soenandar. 2001. KompilasiHukum Perikatan. Citra Aditya Bakti, Jakarta. Buente, Wayne and alice Robbin. 2008. “Trens in Internet Information Behavior: 20002004”. Journal of the America Society for Information Science, diakses tanggal 3 September
2015,
tersedia
pada
http://eprints.rclis.org/13679/1/RobbinTrends2008Jun2-EntirePaper.pdf Bungin, Burhan. (2006). Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori Dan Filsafat Komunikasi. PT. Citra Aditya Bakti, Bandung. Dariyo, Agoes. 2004. Psikologi Perkembangan Remaja, Ghalia, Bogor Selatan. Faisal, Sanapiah. 2007. Format - Format Penelitian Sosial. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Faizal. 2015. Pemanfaatan Internet di Lingkungan Kumuh Surabaya. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga, Surabaya. Fidler, Roger. 2003. Mediamorfosis. Benteng Budaya, Yogyakarta. Flew, Terry. 2005. New Media: an Introduction. Oxford University, New York.
Joko, Subagyo. 1997. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta Junaedi, Fajar dkk. 2011. Komunikasi 2.0 Teoritis dan Implikasi, Edisi Revisi. Aspikom, Yogyakarta.