PEMANFAATAN LRB DALAM MENGATASI GENANGAN AIR, BANJIR DAN KEKERINGAN DI KECAMATAN BANYUMANIK Basuki Setiyo Budi 1), Mawardi 1) 1)
Staf pengajar jurusan Teknik SipilPoliteknik Negeri semarang Jalan Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang, Semarang 50275 Telp. (024) 7473417, Fax. (024) 7472396, E-mail :
[email protected] Abstrak Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari Kelurahan Sumurboto Kecamatan Banyumanik Semarang, berupa paving dan aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura utama masuk desa kondisi permukaan jalan elevasinya paling rendah dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan yang lain, dan saluran pembuangan air yang ada dimensinya tidak mencukupi dengan debit yang ditampung, sehingga apabila terjadi hujan yang besar, air hujan akan menggenangi jalan tersebut karena sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam tanah, sehingga berubah menjadi air limpasan (run off) yang diam di tempat atau banjir. Untuk mengatasi hal tersebut harus dibuatkan tempat peresapan air ke dalam tanah.Yang paling cocok disini, adalah dengan membuat lubang resapan air yang disebut Lubang resapan biopori (LRB). Biopori memiliki kelebihan antara lain biayanya lebih murah, pembuatannya mudah, bisa dibuat di lahan yang sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai tempat pembuangan sampah organik yang lebih efektif menyerap air. Teknologi proses air resapan dengan menggunakan lubang resapan biopori diameter 13 cm dengan kedalaman 120 cm yang dilengkapi juga dengan penutup roster berlubang/jeruji besi dan alat bor tanah dengan panjang 120 cm sebanyak 43 LRB untuk setiap luasan 155m2 bidang kedap air. Kata Kunci :lubang resapan biopori (LRB)
PENDAHULUAN
limpasan (run off) yang menggenang di
Analisis Situasi
tempat atau banjir.
Permukaanjalan-jalan di desa Tanjungsari
Perumusan Masalah
Kelurahan
Berkurangnya areal resapan di permukaan
Sumurboto
Kecamatan
Banyumanik Semarang, berupa paving dan
tanahdesa
Tanjungsari
aspal.Padajalan masuk desa dekat gapura
Sumurboto
Kecamatan
utama masuk desa kondisi permukaan
Semarang
memperbesar
jalan
limpasan
permukaan
elevasinya
paling
rendah
Kelurahan Banyumanik jumlah yang
air tidak
dibandingkan dengan elevasi jalan-jalan
tertampung karena tidak ada saluran-
yang lain, dan saluran pembuangan air
saluran air, air akan meluap menggenang
yang ada dimensinya tidak mencukupi
dan
dengan debit yang ditampung, sehingga
mengangkut sedimen dan sampah yang
apabila terjadi hujan yang besar, air hujan
dapat mendangkalkan dan menyumbat
akan menggenangi jalan tersebut karena
saluran
sulit mengalir dan sulit meresap ke dalam
dapatmemperluas daerah yang terkena
tanah, sehingga
banjir.
berubah menjadi air
banjir.Luapan
air
yang
air
banjir
pada
dapat
gilirannya
29
Dampak akibat banjir cukup mengganggu
dengan
aktifitas warga setempat yang melewati
biopori tidak lebih dari Rp. 225.000,-.
jalan tersebut akan keluar atau masuk
pengadaan
peralatan
bor
b. Nilai tambah dari sisi IPTEKS
kanpung.
Biopori memiliki kelebihan antara lain
Banjir selalu saja berpasangan dengan
biayanya lebih murah, pembuatannya
kekeringan.Jika banjir terjadi pada musim
mudah, bisa dibuat di lahan yang
hujan, pada musim kemarau selalu saja
sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai
mendatangkan kekeringan.Air hujan yang
tempat pembuangan sampah organik
tidak meresap ke dalam tanah terbuang
yang lebih efektif menyerap air karena
menjadi
tidak mengenal jenuh.
banjir,
kesempatan
untuk
menambah cadangan air tanah menjadi
c. Dampak ikutan
kemarau
Memperbaiki ekosistem tanah
tiba,simpanan air tanah terus berkurang
Meresapkan air, mencegah banjir.
oleh penguapan dan pemakain air yang
Menambah cadangan air tanah
terus bertambah. Penyedotan air tanah
Mengatasi kekeringan
yang tidak diimbangi dengan penambahan
Mempermudah
berkurang.Pada
saat
kembali melalui upaya peresapan air, lama kelamaan akan menyebabkan interusi air
sampah dan menjaga kebersihan
laut maupun penurunan atau amblegan tanah.
penanganan
Mengubah
sampah
menjadi
kompos
Mengurangi emisi gas rumah kaca dan metan
Tujuan Kegiatan Tujuan pengabdian kepada masyarakat ini
Mengatasi
masalah
akibat
genangan
adalah : a. Meresapkan air hujan ke dalam tanah. b. Memperkecil banjir dan kekeringan.
d. Nilai tambah bagi perguruan tinggi dan pemerintah Dosen dan mahasiswa sebagai civitas
Manfaat Kegiatan
akademika
Manfaat pengabdian kepada masyarakat
untuk
ini adalah :
Perguruan Tinggi yaitu darma ke-3
a. Potensi sosial dan ekonomi
pengabdian kepada masyarakat dalam
Masyarakat mencegah membuat
melaksanakan
kewajiban Tridarma
dapat
bentuk penerapan TTG pembuatan
banjir
dengan
lubang resapan berpori, yang secara
resapan
biopori
langsung bermanfaat bagi masyarakat
desa
tersebut
adanya lubang
mempunyai
30
umum.Demikian juga nilai tambah
organik
juga diperoleh pemerintah dikarenakan
timbulnya genangan air dan banjir, serta
program
menjauhkan
pencegahan
banjir
dapat
sehingga
dari
dapat
bencana
mencegah
erosi
dan
dibantu dari hasil pemikiran dan
longsor.Selain itu, sampah organik yang
penerapan
ditimbun di dalam lubang juga dapat
TTG
oleh
perguruan
tinggi.Sehingga sumbangan pemikiran
dijadikan
sebagai
kompos,
sekaligus
dan aplikasi langsung di lapangan
meningkatkan kesuburan tanah. Manfaat
dapat bermanfaat bagi masyarakat.
lain adalah dapat meningkatkan cadangan air tanah.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Biopori
Memperbaiki ekosistem tanah
Biopori (biopore) merupakan ruangan atau
Biopori akan terus bertambah mengikuti
pori dalam tanah yang dibentuk oleh
perkembangan
makhluk hidup, seperti fauna tanah dan
peningkatan populasi dan aktivitas fauna
akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai
tanah. Biopori dapat menjadi habitat yang
liang (terowongan kecil) dan bercabang-
cocok bagi perkembangan akar tanaman
cabang
untuk
dan mikroba tanah karena tersedianya
menyalurkan air dan udara ke dan di dalam
cukup bahan organik, air, oksigen, dan
tanah. Liang pada biopori terbentuk oleh
unsur hara. Fauna tanah secara sinergi
adanya pertumbuhan dan perkembangan
bekerja sama dengan mikroba tanah
akar tanaman di dalam tanah serta
memelihara kesinambungan aliran energi
meningkatnya
tanah,
dan daur unsur hara untuk memenuhi
seperti cacing tanah, rayap, dan semut
Baling ketergantungan di dalam ekosistem
yang menggali liang di dalam tanah.
tanah. Ekosistem tanah tersebut menjadi
Jumlah dan ukuran biopori akan terus
lingkungan hidup bagi, biodiversitas tanah
bertambah mengikuti pertumbuhan akar
(soil biodiversity), baik yang ada di dalam
tanaman serta peningkatan populasi dan
tanah maupun yang di atas permukaan.
aktivitas
(Arsyad,
Terpeliharanya biopori dan terbentuknya
Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan
agregat tanah yang mantap menunjukkan
Air).
terpeliharanya struktur tanah yang baik.
Penerapan Lubang Resapan Biopori
Meresapkan air, mencegahbanjir
Adanya
mempercepat
Peresapan air ke dalam tanah dapat
peresapan air hujan dan mengatasi sampah
diperlancar dengan adanya biopori yang
yang
sangat
aktivitas
organisme
LRB
efektif
fauna
tanah
dapat
akar
tanaman
serta
31
dapat diciptakan oleh fauna tanah dan akar
untuk memberi kesempatan air meresap ke
tanaman.Untuk menyediakan lingkungan
dalam
yang kondusif bagi penciptaan biopori di
dinding
dalam tanah, LRB perlu diisi dengan
resapan air sehingga dapat meningkatkan
sampah organik sebagai sumber makanan
laju
bagi
dapat
tanah.Dengan demikian, air tidak terbuang
pemasukan
mengalir di permukaan tanah. Air hujan
bahan organik ke dalam tanah, meskipun
yang masuk ke dalam tanah akan melarut-
pada permukaan yang tertutup lapisan
kan mineral secukupnya, tersimpan di
kedap. Lubang silindris akan menjadi
dalam
simpanan depresi yang dapat menampung
cadangan air tanah. Sebagai cadangan air
sementara
untuk
tanah ini akan keluar secara perlahan
memberi kesempatan meresap ke dalam
sebagai sumber mata air yang mengisi
tanah.
cekungan kolam, situ, waduk, danau,
biodiversitas
membantu
tanah.LRB
mempermudah
aliran
Dinding
menyediakan
permukaan
lubang
tambahan
silindris permukaan
tanah.Bioporiyang lubang
peresapan
tanah
terdapat
memperluas
air
untuk
hujan
ke
mengisi
di
bidang
dalam
kembali
sungai, dan sumur.
resapan air seluas dinding saluran atau lubang yang dibuat. Bila lubang silindris diisi sampah organik, permukaan resapan tidak
akan
mengalami
kerusakan
ataupenyumbatan karena dilindungi oleh sampah
organik.
Kumpulan
sampah
organik yang tidak terlalu besar dalam lubang silindris akan menjadi habitat yang baik bagi fauna tanah—terutama cacing tanahyang memerlukan perlindungan dari panas matahari dan kejaran pemangsanya. Di
dalam
LRB,
fauna
tanah
akan
memperoleh makanan, kelembapan, dan oksigen yang cukup.
Mengatasi kekeringan Konsep sederhana dari lubang resapan biopori memberi solusi untuk pencegahan masalah seperti itu. Dengan dibuatnya lubang ke dalam tanah, akan membantu pembentukan
biopori
yang
dapat
meresapkan air hujan lebih cepat dan lebih banyak sehingga meningkatkan daya serap air. Selama hujan turun, cadangan air di dalam
tanah
Cadangan
air
akan
terus
tersebut
bertambah. akan
terasa
manfaatnya kala musim kemarau tiba dalam mencegah terjadinya kekeringan akibat proses penguapan dan transpirasi
Menambah cadangan air tanah
(evapotranspirasi). Bila cadangan air tanah
Lubang resapan biopori berfungsi sebagai
cukup, air akan bergerak ke permukaan
simpanan depresi (depression storage)
tanah secara kapilaritas karena adanya
yang dapat menampung aliran permukaan
perbedaan kelembapan tanah. Proses ini 32
dapat mengurangi kehilangan air oleh
menggunakan, dan mendaur ulang (3M)
evaporasi dibandingkan bila air ditampung
sebagai bahan baku dalam proses industri.
di atas permukaan lahan serta dapat
Bila
membawa kembali unsur harayang terlarut
memanfaatkan
dalam air ke permukaan. Bila kelembapan
masing-masing, sekitar 60-70% volume
tanah
dapat
sampah domestik rumah tangga tidak perlu
dipertahankan, akan menghindari retakan
diangkut. Sisanya sekitar 30-40% berupa
tanah
sampah tidak lapuk akan dimanfaatkan
pada
musim
yang
dapat
kemarau
memicu
kejadian
longsor.
setiap
rumah
tangga
sampah
dapat
organiknya
pemulung untuk bahan industri daur ulang. Dengan demikian, LRB akan menjadi
Mempermudah
penanganan
sampah
dan menjaga kebersihan
alternatif pemanfaatan sampah domestik yang
LRB dapat mempermudah pemanfaatan
paling
dekat
dengan
sumber
sampahnya.
sampah organik, dengan memasukkannya ke dalam tanah untuk menghidupi biota
Mengatasi masalah akibat genangan
dalam
dapat
Air yang tidak meresap ke dalam tanah
dengan
akan menjadi genangan di atas permukaan
mengunyah (memperkecil ukuran) dan
tanah, biasanya terjadi pada cekungan atau
mencampurkannya dengan mikroba tanah
saluran
yang secara sinergi dapat mempercepat
mendapat tambahan air. Pada keadaan
proses pengomposan secara alami. Dengan
tergenang, ketersediaan oksigen sangat
kemudahan pemanfaatan sampah organik
kurang,
untuk menyuburkan tanahnya masing-
terkumpul bahan organik. Pada keadaan
masing, diharapkan
perubahan
kurang oksigen (anaerobik), biopori tidak
sampah
akan terbentuk karena fauna tanah yang
organik dan non-organik.Sampahorganik
mampu membentuk biopori perlu oksigen
segera
yang cukup.
tanah.
memproses
kebiasan
Fauna
sampah
untuk
tanah
tersebut
terjadi
memisahkan
dimasukkan
ke
dalam
LRB
yang
apalagi
secara
bila
terus
pada
menerus
genangan
sehingga tidak menjadi tumpukan sampah
Genangan air terus-menerus merupakan
yang
dan
habitat yang baik bagi berkembangbiaknya
dapat
berbagai jenis nyamuk, termasuk nyamuk
menularkan berbagai macam penyakit.
yang menjadi pembawa penyakit menular
Sementara
yang
seperti demam berdarah dengue (DBD),
sudah terpisahkan akan mempermudah
malaria, dan sejenisnya serta seringkali
pemulung untuk membantu mengurangi,
menyebabkan bau busuk yang mencemari
mengeluarkan
mengundang
bau
binatang
sampah
busuk yang
non-organik
33
udara.Bila permukaan air bebas berada
lebih rendah. Dengan mengacu pada
dalam tanah, genangan air dapat dicegah
prinsip ini, dapat diketahui ke mana arah
dengan
dalam
aliran air dan menentukan lokasi LRB agar
tanah.LRB dapat dibuat untuk meresapkan
air masuk ke dalamnya. Desain alur
genangan
sebaiknya
meresapkannya
air
akibat
ke
penyumbatan
permukaan dan berkurangnya biopori di
disesuaikan
dengan
desain
taman atau lanskap yang sudah ada.
dalam tanah. Tidak Membahayakan Menentukan Lokasi LRB
Dalam menentukan lokasi pembuatan
Lokasi pembuatan LRB harus benar-benar
LRB,
diperhatikan.Walaupun diameternya cukup
keamanan.
kecil bila dibandingkan sumur resapan,
sebelumnya
tetapi lokasi lubang tidak boleh dibuat di
diameter
sembarang
indah
pertimbangan keamanan, sebaiknya LRB
dilihat, LRB pun harus ditempatkan di
dibuat di tempat yang tidak banyak dilalui
lokasi yang dilalui aliran air serta tidak
orang,
membahayakan bagi manusia dan hewan
kendaraan. LRB sebaiknya dibuat di dasar
peliharaan. LRB juga dapat dibuat di dasar
alur (parit kecil) sehingga air akan menuju
saluran yang dibuat untuk membuang air
ke LRB pada dasar alur, tetapi manusia
hujan, di dasar alur yang dibuat di
atau hewan peliharaan tidak melewati alur
sekeliling batang pohon, atau batas taman.
tersebut.
tempat.Selain
harus
juga
perlu
diperhatikan
Seperti
telah
bahwa sekitar
binatang
disebutkan
LRB 13
aspek
memiliki
cm.
peliharaan,
Untuk
atau
LRB juga dapat dibuat di sekitar pohon Alur Air
atau tanaman di area taman.
LRB adalah lubang untuk meresapkan air sehingga lokasinya harus berada di tempat-
Tata Letak
tempat, di mana air akan terkumpul pada
Agar air lebih cepat meresap ke dalam
saat turun hujan. Saat hujan turun, lokasi-
tanah
lokasi
terkumpulnya
diperhatikan.Di
tempat
dan
sampah
tertampung
lebih
air
perlu
banyak, LRB dibuat dalam jumlah banyak
itulah,
LRB
dantersebar pada lokasi yang aman.Dalam
sebaiknya dibuat. Jika dibuat di taman atau
menentukan
lokasi
LRB,
harus
pekarangan rumah, LRB sebaiknya dibuat
diperhatikan tata letaknya agar tampak rapi
dalam alur karena di lokasi tersebut
dan indah dilihat.Jangan sampai lubang-
biasanya air berkumpul. Air akan mengalir
lubang yang ada jadi merusak estetika
dari tempat yang tinggi ke tempat yang
lahan tersebut karena letaknya yang tidak 34
beraturan dan banyak lubang di mana-
Dengan demikian, jika jumlah LRBlebih
mana.Jadi,
dari
aspek
estetika
dalam
satu,
tidak
akan
memberatkan
pembuatan LRB juga harus menjadi
pembuatnya.
perhatian utama. Jika LRB dibuat di
Jumlah LRB yang akan dibuat sebaiknya
pekarangan
disesuaikan
disesuaikan dengan luasan tanah yang ada,
dengan desain taman atau lanskap yang
berupa halaman depan atau halaman
ada. Sebaiknya, titik-titik penentuan lokasi
belakang. Jumlah LRB pada setiap luasan
LRB ini sudah direncanakan bersamaan
lahan bisa dihitung berdasarkan rumus
dengan rancangan awal desain taman.
berikut.
Kondisi Tanah
Jumlah
Jenis dan kondisi tanah sangat berperan
karenanya, sebelum membuat LRB perlu
Intensitas Hujan (mm/jam) x Luas Bidang Kedap (m 2 ) Laju Peresapan Air per Lubang (liter/jam ) (Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah
diketahui
dan Air)
rumah,
perlu
dalam upaya peresapan air hujan.Oleh
terlebih
kondisi
dahulu
mengenai
=
tanahnya.Kondisiyang
berpengaruh terhadap laju peresapan air adalah tekstur tanah. Pada tekstur tanah yang lepas, terdapat lebih banyak pori daripada tekstur tanah liat. Jadi jangan heran jika pada teksturtanah pasir, LRB akan
LRB
lebih
cepat
meresapkan
air
MATERI DAN METODE Kerangka Pemecahan Masalah Meresapkan
air
membuat
lubang resapan biopori (LRB) padajalan didepan
perumahan
kebanjiran
di
desaTanjungsari
dibandingkan LRB pada tanah liat.
hujan,yaitu
yang
musim
mengalami hujan,
Kelurahan
di
Sumurboto
Kecamatan Banyumanik Semarang adalah sebagai berikut :
Jumlah LRB yang Ideal LRB
merupakan
teknologi
sederhana
Membuat LRB
untuk meresapkan air hujan, sekaligus
Lubang resapan biopori dibuat di tepi
mempercepat
jalandidepan perumahan yang seluruhnya
organik.Agar
pelapukan lebih
efektif
sampah dalam
tertutup
semen
dengan
menggunakan
meresapkan air hujan dan jika dirasa
pahat (betel), palu, dan bor tanah sebagai
sampah organik yang dihasilkan cukup
alat pelubang.
banyak, perlu dibuat LRB lebih dari satu.
Diameter lubang dibuat kecil (13 cm),
Untungnya, teknologi ini mudah dan
tujuannya untuk menghindari masuknya
murah
hewan yang cukup besar, seperti tikus.
dalam
proses
pembuatannya.
35
Tetapi sampah organik dapat masuk
warga
lubang.Supaya tidak longsor dan tetap
masyarakat sekitar sadar akan kelestarian
kuat, mulut lubang diperkuat dengan pipa
lingkungan.
PVC diameter 5” sepanjang 30 cm dan
Metode Kegiatan
disemen.Penutup lubang berupa roster
Metode
berlubang ukuran 20 x 20 x 10 dan jeruji
pelaksanaan teknologi tepat guna ini
besi, dibuat dapat ditutup dan dibuka.Dan
meliputi:
penguat
a. Sosialisasi kinerja pengabdian kepada
bibir
permukaan
LRBberupa
adukan semen dan pasir.
bersama-sama antara Tim Pengabdian Kepada Masyarakat Politeknik Negeri dengan
Kecamatan
sehingga
digunakan
dalam
b. Praktek lapangan membuat lubang
Pelaksanaan pembuatan LRB ini dilakukan
desaTanjungsari
yang
lainnya
masyarakat
Realisasi Pemecahan Masalah
Semarang
masyarakat
Kelurahan
resapan biopori (LRB) Materi
sosialisasi
kinerja
pengabdian
kepada masyarakat meliputi:
masyarakat
a. Masalah akibat buangan sampah
Sumurboto
b. Lubang resapan biopori sebagai solusi
Banyumanik
Semarang
pencegahan banjir
bersama Kelompok Peduli Lingkungan c. Teknik pembuatan lubang resapan
Banyumanik.
biopori Khalayak Sasaran Mitra
dari
Tim
Praktek lapangan membuat lubang resapan Pengabdian
Kepada
biopori meliputi :
Masyarakat Politeknik Negeri Semarang, merupakan
warga
masyarakatdesa
Tanjungsari
Kelurahan
Sumurboto
Kecamatan
Banyumanik
Semarang
bersama Kelompok Peduli Lingkungan
a. Spesifikasi lubang resapan biopori b. Peralatan dan bahan untuk pembuatan lubang resapan biopori c. Pembuatan lubang resapan biopori
Banyumanik.. Warga masyarakat tersebut berpartisipasi aktif dalam membuat lubang resapan biopori agar kelestarian air tanah terjaga dan dapat mencegah adanya banjir. Dari warga masyarakat tersebut yang jalan di depan rumahnya akan dibuat lubang resapan menerapkan
biopori, dan
nantinya
dapat
menularkan
kepada
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Panjang jalan yang tergenang air adalah 20 m, lebarnya 2,5 m, jadi luas jalan yang tergenang air adalah 155 m2. Jumlah lubang resapan biopori (LRB) adalah 43 buah. Pada jalan tersebut sebelum dibuat LRB selalu 36
tergenang air kalau terjadi hujan, dan
terbatasnya lahan yang dimiliki dan
air tersebut lama sekali surutnya
biayanya
karena
ekonomis membuat lubang resapan
selain
tidak
ada
saluran
besar.
lebih
Sehingga
murah
secara
pembuangan air, juga tidak terdapat
biopori
dan
peresapan air. Setelah dibuatkan LRB,
mencegah
jalan tersebut tidak lagi tergenang air
kesejahteraan penduduk lebih terjamin.
kalau terjadi hujan, karena air hujan
4. Untuk nilai tambah dari sisi IPTEKS,
langsung meresap ke dalam lubang
LBR memiliki kelebihan antara lain
LRB.
biayanya lebih murah, pembuatannya
banjir
dapat
sehingga
2. Lubang LRB berdiameter 13 cm
mudah, bisa dibuat di lahan yang
dengan kedalaman 120 cm dapat
sempit dan dapat dimanfaatkan sebagai
menampung sekitar 6,5 liter sampah
tempat pembuangan sampah organik
organik. Dengan volume tersebut,
yang lebih efektif menyerap air karena
setiap lubang dapat
tidak mengenal jenuh.
diisi dengan
sampah organik selama 2 hari. Dengan
5. Untuk nilai tambah bagi perguruan
demikian, 43 lubang yang tersedia baru
tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai
dapat dipenuhi dengan sampah organik
civitas
setelah 86 hari. Dalam selang waktu
kewajiban
untuk
tersebut, lubang-lubang yang diisi
Tridarma
Perguruan
diawal sudah akan terdekomposisi
darma
menjadi kompos sehingga volumenya
masyarakat dalam bentuk penerapan
telah menyusut. Dengan demikian,
TTG
lubang-lubang ini sudah dapat diisi
berpori,
kembali dengan sampah organik baru
bermanfaat bagi masyarakat umum.
dan begitu seterusnya. Jadi sekitar 60%
Demikian juga nilai tambah juga
volume
diperoleh
sampah
domestik
rumah
akademika
ke-3
melaksanakan Tinggi
pengabdian
pembuatan yang
mempunyai
kepada
lubang secara
pemerintah pencegahan
yaitu
resapan langsung
dikarenakan
tangga tidak perlu dibuang ke tempat
program
banjir
dapat
lain.
dibantu dari hasil pemikiran dan
3. Potensi sosial dan ekonomi masyarakat
penerapan TTG oleh perguruan tinggi.
desa tersebut dalam mencegah adanya
Sehingga sumbangan pemikiran dan
banjir,mereka membuat lubang resapan
aplikasi langsung di lapangan dapat
biopori dengan biaya tidak lebih dari
bermanfaat bagi masyarakat.
Rp. 225.000,-. Kalau membuat sumur resapan merepotkan warga karena
KESIMPULAN DAN SARAN 37
mengenal jenuh.
Kesimpulan 1. Untuk mengatasi genangan air dan banjir
pada
ruas
jalan
5. Nilai
tambah
bagi
perguruan
seluas
tinggi,dosen dan mahasiswa sebagai
155m diperlukan 43 buah LRB, yang
civitas akademika mempunyai dapat
berfungsi
melaksanakan
2
dengan
baik
dalam
Tridarma
Perguruan
meresapkan air. Adapun spesifikasi
Tinggi yaitu darma ke-3 pengabdian
lubang resapan biopori (LRB) yaitu,
kepada
berdiameter 13 cm dengan kedalaman
penerapan TTG pembuatan lubang
120 cm. Jumlah lubang resapan biopori
resapan biopori, yang secara langsung
yang diperlukan adalah 43 buah dan
bermanfaat bagi masyarakat umum.
berfungsi baik meresapkan air.
masyarakat
dalam
bentuk
6. Nilai tambah bagi pemerintah yaitu
2. Sampah organik yang dapat ditampung
program pencegahan banjir dapat
oleh setiap lubang adalah 6,5 liter.
dibantu dari hasil pemikiran dan
Setiap lubang dapat diisi dengan
penerapan TTG oleh perguruan tinggi.
sampah organik selama 2 hari. LRB
Sehingga sumbangan pemikiran dan
sebanyak 43 lubang yang tersedia
aplikasi langsung di lapangan dapat
dapat dipenuhi dengan sampah organik
bermanfaat bagi masyarakat.
setelah 86 hari. Volume sampah domestik rumah tangga yang tidak perlu dibuang ke tempat lain adalah
3. Pengadaan alat bor LRB adalah Rp. 225.000,- Secara ekonomis membuat lubang resapan biopori lebih murah dari pada membuat sumur resapan, dan mencegah
banjir
sehingga
kesejahteraan penduduk lebih terjamin. 4. Pembuatan IPTEKS
Dalam upaya pencegahan banjir dan pemanfaatan
60%.
dapat
Saran
LRB yaitu,
sesuai
dengan
biayanyamurah,
sampah
biopori
(LRB)
Kelurahan
di
Banyumanik
Semarang,
dimanfaatkan
sebagai
Kecamatan hendaknya
bagian dari tempat-tempat lain yang masih tergenang air kalau terjadi hujan, dan air tersebut sulit meresap ke dalam tanah.
Anonim,
dapat
Tanjungsari
ditingkatkan karena masih ada bagian-
lahan
dan
desa
Sumurboto
DAFTAR PUSTAKA
sempit
rumah
tangga dengan metode lubang resapan
pembuatannya mudah, bisa dibuat di yang
organik
2008,
tempat
dengan
pembuangan sampah organik yang
Jakarta.
"Ramah
Biopori",
Lingkungan Warta
Kota,
lebih efektif menyerap air karena tidak 38
Anonim, 2008, "Membuat Biopori Tidak
Ilmu
Sulit", Warta Kota, Jakarta.
Teknik
Penyehatan
I.
Departemen P dan K, Jakarta.
Tips Menjaga Biopori
Lavelle, P., 1988, "Earthworm Activities
Tetap Berfungsi", Warta Kota,
and The Soil System", Biol. Fertil.
Jakarta.
Soil, 6:237-251.
Anonim, 2008,
"
Arsyad, Sitanala, 2000, Konservasi Tanah dan Air, IPB Press, Bogor.
Budidaya, UP Press, Jakarta.
1985,
Earthworm:
Their
Soil and Land Use, Academic Press,
Basuki Setiyo Budi, 2008, Optimasi Lubang Resepan Biopori, Laporan Politeknik
K.E.,
Ecology and Relationships with
Ashari, Sumeru, 1995, Hortikultura: Aspek
Penelitian
Lee,
Negeri
Semarang, Semarang.
London. Marinissen, J.C.Y. and A.R. Dexter, 1990, "
Casts and Artificial Mechanisms
of
Brata, K.R., 1990, The Effects of Plant Residue Addition on The aggregation of a Hardsetting Western
Stabilization
of
Earthworm
Casts", Biol. Fertil. Soils 9:163167. McKenzie, B.M. and A.R. Dexter, 1987,
Australia Wheatbelts Soil, MSc
"
Thesis, Departemen of soil Science
The
and Plant Nutrition, Faculty of
rosea", Biol. Fertil. Soils 5:152-
Agriculture, The University of
157.
Western Australia. ,
2004,
Physical Properties of Casts of Earthworm
Aporrectodea
Shipitalo, M.J. and R. Protz, 1989,
Modifikasi
Sistem
"
Chemistry and Micromorphology
Microcatchment untuk Konservasi
of
Tanah dan air pada Pertanian
Casts", Geoderma 45:357-374.
Lahan
Kering,
Makalah
Aggregation
Sampah
Penelitian
Dikomposkan",
Pengembangan
Sumberdaya Air, Ditjen, SDA, Jakarta Selatan. Dexter, A.R., 1998, Soil Amelioration by Natural Processes, p 433—448, Proc. Symp. Soil Management, Toowoomba.
Earthworm
Shiddieqy, M. Ikhsan, 2005, "Sayang,
Disampaikan pada Kolokium Hasil dan
in
Organik Pikiran
tidak Rakyat,
Jakarta. Smettem, K.R.J., 1992, "The Relation of Earthworm
to
Soil
Hydraulic
Properties", Soil Biol. Biochem 241539—1543.
Hadi, Fajar dan M. Nascoen Rivai.1979, 39
Sutanto,
Rachman,
2002,
Pertanian
Organik, Kanisius, Yogyakarta. Wang, J., J.D. Hesketh, and J.T. Woolley, 1986, "Preexisting Channels and
Williams, C.N., J.O. Uzo, dan W.T.H. Peregrine, 1993, Produksi Sayuran di Daerah Tropika, UGM Press, Yogyakarta.
Soybean Rooting Patterns", Soil Sci. 141:432-437.
40