......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
PEMANFAATAN LIMBAH SAWIT DAN ASBUTON UNTUK BAHAN PENCEGAH SERANGAN RAYAP TANAH
Oleh: Purwito. Dipl.E.Eng Dr. Ir. Anita. F. MT
a) Bahan presentasi kolokium 2005 b) Puskim
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
1
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
LATAR BELAKANG
I
Rayap tanah merupakan organisme perusak bangunan yang menimbulkan kerugian yang angat besar karena merupakan organisme yang paling terganggu habitatnya akibat dari perluasan permukiman. Kerugian yang ditimbulkan oleh rayap tanah sebesar 1,2 trilyun rupiah pertahunnya (Dr. Dodi Mahardika, pada Seminar Rayap 2001). Di Indonesia, pencegahan dan penanggulangan serangan rayap yang umum digunakan adalah, dengan menggunakan bahan kimia yang bersifat termitisida dan menimbulkan tercemarnya lingkungan. Penelitian pencegahan kerusakan kayu bangunan yang ramah lingkungan sebetulnya sudah dilakukan dengan memanfaatkan batubara dan asbuton yang potensinya cukup besar sebagai bahan pencegah serangan rayap tanah dengan hasil yang cukup efektif (Firmanti, 1999). Beberapa kendala yang ditemui adalah sulitnya aplikasi pada bangunan karena harus menghaluskan butiran dan adanya keharusan untuk melakukan pengayakan serta pemadatan. Dalam penelitian yang sudah dilakukan permasalahan ini sudah dapat diatasi dengan melalui beberapa percobaan kemudian dicetak menjadi lembaran dengan ketebalan tertentu sehingga mudah dalam transportasi dan pemakaiannya pada konstruksi. Untuk meningkatkan sifat keteguhan lentur panel, digunakan bahan lain yaitu serat limbah sawit (TKKS) yang merupakan limbah dari pabrik minyak kelapa sawit (CPO). Permasalahan yang sekarang dihadapi adalah, • Pencegahan dan penanggulangan serangan rayap pada bangunan yang selama ini dilakukan (dengan cara kimia) memberikan dampak yang sangat besar pada kerusakan lingkungan. • Potensi asbuton sangat besar, namun umumnya asbuton terbatas sebagai perkerasan jalan • Bahan lain yaitu tandan kosong dan cangkang sebagai limbah perkebunan yang juga berlimpah potensinya, penyerapannya masih terbatas hanya sebagai pupuk dan bahan urugan, sehingga masih cenderung menjadikan masalah pada lingkungan. Hipotesis Penggabungan atau pencampuran antara sifat bahan yang dipunyai asbuton dan TKKS (Tandan Kosong Kelapa Sawit) dapat dimanfaatkan dengan mengkemasnya menjadi lembaran perintang fisik untuk menahan serangan rayap tanah pada kayu bangunan. Dengan bentuk lembaran tersebut diharapkan mudah dalam pembawaan serta pemasangan pada komponen bangunan. 1.4. Tujuan Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan perintang fisik pencegahan serangan rayap tanah pada bangunan yang efektif dan efisien. 1.5. Sasaran 1) Diperolehnya bahan lembaran untuk pencegah serangan rayap tanah 2) Diperolehnya Teknologi Proses Pembuatan Lembaran Perintang Fisik 1.6. Langkah kegiatan 1). Pengkajian karakteristik bahan a. Analisa kadar aspal b. Analisa sifat-sifat dasar cangkang dan serta sawit • Pengakajian pembuatan lembaran adonan aspal dengan cangkang dan serat Pembuatan lembaran dan pengujian sifat fisis mekanismenya
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
2
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
2) Pengkajian efikasi lembaran aspal terhadap serangan rayap Pengkajian dilakukan di lapangan (LiPI Bogor dan Puskim) dimana potensi rayap telah diketahuil 3) Pengkajian aplikasi lembaran aspal pada bangunan a. Pengkajian cara pemasangan dan penyambungan lembaran perintang fisik b. Analisis ekonomis aplikasi lembaran perintang fisik pede bangunan c. Lokasi kegiatan penelitian dilakukan di Bandung, Garut, Malingping, Bogor, pulau Buton den Kendari, Samarinda, Pontianak, Pakanbaru den Medan. 1.7. Output (produk) 1) Model lembaran perintang fisik serangan rayap 2) 2) Konsep pembuatan perintang fisik serangan rayap 1.8. Manfaat 1) Mengembangkan bahan asbuton den limbah sawit sebagai bahan Alternatif pencegah serangan rayap. 2) Ikut menciptakan lahan kerja baru apabila hasil yang diperoleh memenuhi sasaran sehinga dapat diproduksi secara massal 3) Ikut memecahkan problem den pelestarian masalah lingkungan karena mengurangi penggunaan bahan kimia 1.9. Metodologi Metodologi yang digunakan adalah, Eksperimen laboratorium dan eksperimen lapangan
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
3
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
HASIL PENELITIAN
2
2.1. Pemilihan jenis bahan baku yang dipakai 1). Aspal Buton Aspal yang digunakan adalah aspal Buton berasal dari lokasi penambangan Lawele dan Kabungka di Pulau Buton. Bentuknya granual (gumpalan) sehingga memerlukan teknologi khusus jika akan digunakan dalam bentuk butiran atau cairo Salah satu cara yang biasa dilakukan adalah dengan cara ekstraksi untuk mendapatkan aspal asli atau aspal cair hanya tetapi proses pengolahan cara ini sangat mahal dan perlu waktu lama. Kandungan aspal murni asal Lawele lebih banyak (kurang lebih 60%) dibandingkan dengan aspal asal Kabungka (hanya 28%) Aspal akan meleleh apabila ditempatkan atau diletakan di daerah yang suhunya cukup panas (>45°), namun hal ini dapat diatasi dengan cara memanaskan asbuton dalam oven pengering dengan temperatur 150°.
2). Limbah sawit Limbah sawit yang digunakan diambil dari pabrik minyak Kertajaya karena kualitas den kebersihannya lebih baik dibandingkan dengan limbah yang diperoleh dari Pabrik Minyak Sawit Condong Garut. Serat hasil dari TKKS cocok dipakai sebagai bahan pengisi dan penulangan untuk model benda uji, karena sifat kuat tariknya yang cukup tinggi. Untuk dapat digunakan dan berfungsi tinggi maka gabus yang banyak melekat pada serat ketika dicabut dari tandannya harus dibersihkan (Iihat gambar. 1).
Gambar .2. Limbah sawit dari TKKS 3). Bahan pembantu a. Minyak kelapa (coconut oil) Bahan ini dipakai untuk mencegah perekatan antara banda uji dan alat cetak sehingga memudahkan. pelepasan benda uji saat dikeluarkan dari cetakan. Minyak kelapa sangat efektif karena bahan ini dapat menahan panas yang tinggi. b. Aluminium foil (bentuk kertas) Produk setelah dikeluarkan dari cetakan masih lengket sehingga untuk mencegah lengketnya produk yang satu dengan produk yang lain pada waktu ditumpuk/disimpan maka harus dibungkus dengan aluminium foil.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
4
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
2.2. Pengujian bahan 1). Aspal Pengujian aspal telah dilakukan di Pusat Litbang Prasarana Transportasi khususnya untuk aspal dari Lawele. Data hasil pengujian tersebut hanya mencantumkan semua yang diperlukan dalam menilai karakteristik aspal. Data yang diperoleh seperti; • Penetrasi • Titik lembek • Duktilitas • Thin film oven test seperti, kehilangan berat, titik lembek dan duktilitas. Merupakan data berulang (sudah pernah dilakukan dengan hasil yang sama) tetapi standar yang menyatakan standar kualitas aspal sesuai dengan yang dipersyaratkan tidak ada. Informasi yang diperoleh dari Nara Sumber (Jr. Kurniaji. MSc) data untuk asbuton memang belum ada, yang ada sekarang adalah data untuk aspal Pertamina. Tabel. 1. Pengujian Alur dengan Whel Tracking Machine Paramete
Gradiasi di atas kurva Fuller
Kadar Asbuton Lawele Do (mm) Stabilitas Dinamis (Lintasan/mm) Laju alur (mm/menit)
0% 1,9 1575,3 0,0267
5% 1,52 2705,9 0,0113
10% 1,07 3250 0,008
Gradiasi memotong kurva Fuller 0% 5% 10% 2,444 2,55 1,95 1536,6 2625 3315 0,0273 0,016 0,0127
Tabel. 2. Pengujian Modulus Resilien Ummata Temperatur Pengujian
Gradiasi di atas kurva Fuller 0% 5281 2471 5
25 C 35 C 45 C
5% 5359 2596 1365
10% 5596 2987 1365
Gradiasi memotong kurva Fuller 0% 5% 10% 3188 4496 4729 1472 2181 2432 681,3 681,3 1332
Tabel. 3. Pengujian Sifat Aspal Buton Lawele Jenis Pengujian Kadar Aspal Penetrasi pada 25°C, 100 gr, 5 detik Titik Lembek Daktilitas pada 25°C, 5 cm/menit Titik Nyala Berat Jenis Penurunan Berat (TFOT),163°C, 5 jam Penetrasi setelah TFOT Titik Lembek setelah TFOT Daktilitas setelah TFOT Penurunan Berat setelah RFOT
Metode Uji
Hasil Uji
Satuan
SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91
30,8 36 59,6 >140 198 1,0367
% 0,1 mm °C Cm °C -
SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91 SNI 06-2456-91
0,3048 94 62 >140 0,272
% % °C Cm %
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
5
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Penetrasi setelah RFOT Titik Lembek setelah RFOT Daktilitas setelah RFOT
28 68,8 50
% °C Cm
2) Limbah sawit Uji limbah sawit dari TKKS sudah pernah diuji dalam kegiatan penelitian sawit untuk komponen bangunan dengan pengikat semen. Berdasarkan hasil yang diperoleh ternyata serat sawit kekuatan tariknya cukup tinggi dan daya ikatnya dengan semen cukup baik. Penggunaan serat sawit untuk lembaran perintang fisik yang dicampur dengan aspal ternyata cukup kuat daya lekatnya (cara visual) Tabel. 4. Pengujian Sifat Fisik Tandan Kosong Sawit No.
Parameter
1 Panjang serat (mm) - Minimum - Maximum - rata-rata 2 Diameter serat ( m) 3 Diameter lumen ( m) 4 Tebal dinding ( m) 5 Bilangan runkel ( m) 6 Kelemasan ( m) 7 Kadar serat ( m) 8 Kadara bukan serat (%)
TKS bagian pangkal TKS bagian ujung
0,63 1,81 1,22 15,0 8,04 3,49 0,87 0,54 72,67 27,33
0,46 1,27 0,87 114,34 6,99 3,68 1,05 0,49 62,47 37,53
Tabel. 5. Hasil Pengujian Sifat Kimia Tandan kosong Sawit No. 1 2 3 4 5 6
Parameter Lignin A- Selulosa Holoselulosa Pentosa Kadar abu Kelarutan dalam : - air dingin - air panas - Alkohol-benzene - NaOH 1 %
Kandungan 22,60 45,80 71,80 25,90 1,60 13,89 2,50 4,20 19,50
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
6
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
2.3. Komposisi campuran Rancangan campuran yang dipakai sebanyak 4 macam dengan campuran yang berbeda yaitu : • • • • • • • •
A1 = Aspal : serat 35 gr dengan kempa 30 ton A2 = Aspal : serat 35 gr kempa 60 ton B1 = Aspal dengan serat 70 gr kempa 30 ton B2 = Aspal dengan serat 70 gr kempa 60 ton C2 = Aspal dengan serat 35 gr dua lapisan kempa 60 K1 = Aspal kempa 30 K2 = aspal kempa 60 Campuran lain adalah dengan limbah cangkang dengan jumlah 10 % ditambahkan pada komposisi tersebut diatas
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
7
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
PEMBUATAN BENDA UJI
3
3.1. Desain benda uji Benda uji lembaran perintang fisik direncanakan berbentuk lembaran persegi dengan spesifikasi sebagai berikut : • Panjang = 30 cm • Lebar = 30 cm • Tebal = 6 mm dan 9 mm
30
Gambar 1. Desain Lembaran Sawit-Asbuton
30 Desain benda uji disesuaikan dengan ukuran alat pengepres yang tersedia sehingga memudahkan dalam pencetakan dan pengepresan. Variasi ketebalan antara 3 mm sampai 9 mm, untuk mendapatkan tebal efektif yang dapat dipasang sesuai dengan posisi komponen bangunan terpasang. Karena bahan baku yang dipakai terdiri dari dua jenis bahan yang berbeda karakteristiknya, maka posisi bahan baku diatur sebagai berikut : Lapisan lembaran direncanakan dalam dua lapisan, yaitu : • Lembaran sawit-asbuton tebal 6 mm terdiri dari 3 lapis dengan posisi asbuton dipasang hanya pada bagian luar, sedangkan serat sawit diletakkan di bagian tengah ( gambar 2 ). Aspal Serat sawit •
Lembaran sawit asbuton tebal 9 mm terdiri dari 5 lapis dengan posisi aspal dipasang pada bagian permukaan dan tengah ( 3 lapis ), kemudian diantaranya dipasang serat sawit (lihat gambar 3) Aspal
Serat sawit
Gambar 3. Penampang lembaran Sawit –Buton tebal 9 mm
3.2. Pembuatan benda uji 1). Persiapan bahan : a. Aspal Aspal yang diambil dari Pulau Buton masih berupa gumpalan-gumpalan, sehingga perlu dilakukan proses pelunakan atau pemecahan untuk dijadikan ukuran-ukuran kecil. Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
8
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Photo 1. Aspal Buton masih berbentuk bongkahan
Bahan baku lain yang digunakan adalah aspal cair produk Pertamina. Maksud dari penggunaan aspal jenis ini adalah, untuk membantu pencairan aspal buton pada waktu akan dicampurkan dengan serat limbah sawit. Beberapa hasil yang diperoleh dari percobaan pelunakan aspal yaitu : • Aspal dicampur dengan minyak tanah kemudian dibakar sampai temperatur 100° C, namun hasilnya tidak memuaskan karena aspal tidak mencair. • Aspal dicampur dengan Minarex (bahan cair kemudian didiamkan pada temperatur di bawah sinar matahari, hasilnya juga belum memuaskan). • Dengan cara etraksi cukup efektif tetapi biayanya mahal, akhirnya dibatalkan. • Akhirnya ditemukan cara pelunakan yang mudah dan efektif yaitu, dengan memasukkan aspal buton ke dalam oven pengering dalam temperatur 150° C dalam waktu 5 jam. Hasilnya cukup baik yaitu asbuton yang berbentuk gumpalan menjadi lunak sehingga dapat dihaluskan. b). Limbah Sawit Sebelum diambil seratnya TKKS masih dalam keadaan utuh seperti gambar dibawah ini
Dengan cara manual, serat tangkai buah sawit dicabuti kemudian diuraikan menjadi serat-serat dengan panjang kurang lebih 10 cm. Serat hasil pencabutan masih berupa gumpalan seperti sabut kelap kemudian di bersihkan gabus yang masih tersisa sebelum di pres menjadi tebal 0,5 mm – 1 mm. Pengepresan dilakukan dengan cara pres dingin menggunakan mesin pengepres selama 5 menit dengan beban 30 ton. c). Bahan pembantu Yang dimaksud dengan bahan pembantu adalah : • Aluminium foil (mencegah rekatnya lembaran pada waktu akan disimpan sebelum dipakai. Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
9
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
•
Minyak goreng literan, untuk mencegah rekatnya aspal dengan cetakan (moulding).
2). Persiapan Alat Alat yang digunakan adalah, cawan, wajan atau kaleng bekas/ember besi, kompor, kape, cetakan lembaran (30x30) cm dan alat pengepres (hydrolic press machine)
3.3. Pencetakan lembaran sawit-Asbuton 1). Pengolahan aspal dan limbah sawit dan pengepresan • Aspal buton ditimbang sebanyak 400 gram kemudian dimasukkan ke dalam oven pengering dengan temperature 150° C selama 5 jam sampai lunak. • Aspal Buton yang telah lunak tadi dicampurkan dengan aspal Pertamina dengan perbandingan 1 Aspal Pertamina : 5 aspal Buton • Dipanaskan dengan menggunakan wajan di atas kompor sampai mencair dan menyatu. • Aspal yang telah tercampur tadi dibagi 2 (dua) untuk lapisan atas dan bawah. • Cara memasukkan ke dalam cetakan (30x30) cm dilakukan melalui tahapan sbb : o Permukaan dasar cetakan diolesi dengan minyak kelapa lalu dilapisi dengan tevlon. o Lapisan bawah diisi dengan sebagian aspal yang dituangkan dalam keadaan panas. o Serat sawit diletakkan diatasnya. o Bagian aspal yang lain dituangkan ke bagian lapisan atas dalam keadaan panas. o Ditutup dengan tevlon kemudian diletakkan di mesin pengepres. o Ditekan dengan beban 30 ton. o Dikeluarkan dan dibungkus (selembar) dengan kertas aluminium voil supaya jika ditumpuk tidak melekat dengan lembaran lain. o Disimpan pada ruangan yang teduh dengan temperature tetap (25°-30°)C Pada rencana awal yang digunakan adalah : serat sawit dipakai sebagai penambahketeguhan lentur sedangkan cangkang dipakai sebagai filter (pengganti pasir). Dari beberapa percobaan dengan menggunakan campuran aspal dan limbah sawit, ternyata serat merupakan bahan yang lebih cocok dibandingkan dengan cangkang. Dari segi ke-elastisan bahan, serat merupakan bahan yang lebih baik karena benda uji dapat dibentuk sesuai dengan posisi atau bentuk perletakannya sedangkan cangkang menjadikan benda uji regas dan mudah patah. 2). Beberapa percobaan sebelum dilakukan pengepresan Percobaan yang dilakukan adalah sebagai berikut : • Percobaan pengepresan pertama digunakan gliserin dan talk yang dioleskan pada permukaan sebelum di pres tetapi pada kenyataannya belum efektif karena pada waktu diangkat benda uji masih melekat pada cetakan. • Percobaan pengepresan kedua dilakukan dengan menggunakan bahan cair yaitu, minyak kelapa yang dioleskan pada cetakan dengan hasil cukup baik. • Percobaan pengepresan ketiga dengan menggunakan tevlon untuk mencegah melekatnya benda uji. Gabungan antara minyak kelapa dan tevlon yang akhirnya dipakai
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
10
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
3). Pengemasan Untuk mencegah perekatan antara lembaran yang satu dengan yang lain perlu Digunakan kertas aluminium foil yang diletakkan pada permukaan atas dan permukaan bawah lembaran sawit-asbuton. Pada waktu pemasangannya, kertas aluminium dibuka sehingga hanya Lembarannya yang dipasang pada komponenbangunan yang dilindungi (Protect)
Kertas aluminium foil Lembaran sawit asbuton Kertas aluminium foil
Gambar 4. Posisi pemasangan aluminium foil
Bentuk produk apabila akan diproduksi secara massal dapat berbentuk gulungan Lembaran panjang yang dapat digulung, sehingga pada waktu pemasangannya tinggal dipotong sesuai dengan yang diperlukan. Pengpresan dengan ukuran agak lebar dilakukan dengan menggunakan mesin Pres besar kapasitas 200 ton yang ada di workshop Balai Bahan Bangunan dan PT. INDORUB. Dengan alat ini dapat diperoleh lebar yang cukup dan kekuatan tekan yang Merata tetapi bentuknya tipis. Hanya temperatur mesin sangat tinggi mengakibatkan bagian luar produk kurang daya lekatnya. Dalam pemakaiannya pada komponen bangunan harus digunakan perekat tambahan seperti, perekat karet dll.
5 cm
Ditekan/pres
Sebelum disambung
Setelah disambung
Gambar.5. Cara penyambungan
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
11
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
12
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
3.4 Pengujian efikasi Efikasi dengan skala kecil dilakukan di UPT Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial LIPI Cibinong sedangkan skala penuh dilakukan di areal sekitar Puskim.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
13
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
14
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Keterangan : + = Terserang − = Tidak terserang A1 = Aspal dengan serat 35 gr kempa 30; A2 Aspal dengan serat 35 gr kempa 60 B1 = Aspal dengan serat 70 gr kempa 30; B2 Aspal dengan serat 70 gr kempa 60 C2 = Aspal dengan serat 35 gr dua lapisan kempa 60 K1 = Aspal kempa 30; K2 Aspal kempa 60
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
15
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Gambar. 8. Bagian bangunan yang rentan serangan rayap A. Bagian sambungan antara kolom dengan kuda-kuda B. Bagian sambungan antara pondasi dengan kolom C. Bagian sambungan antara tembok dengan kusen Uendela) D. Bagian sambungan antara lantai dengan kusen (pintu)
3.5. Pengujian lapangan (Puskim) Selain dilakukan pengujian efikasi di LlPI, pengujian lapangan secara utuh (full scale) dilakukan juga di Puskim yang pengamatannya dilakukan secar8 manual. Pengujian dilakukan dalam bentuk balok (tiang atau kolom), papan (dinding dan lantaio) serta bentuk komponen seperti kuda-kuda, kusen pintu dan jendela. Lokasi dipilih pada daerah yang diperkirakan banyak mengandung rayap dengan melakukan survey awal melihat kondisi tanah serta kondisi sekitar yang diperkirakan menjadi sarang rayap. 1). Tiang (k%m) Untuk mendapatkan data yang sesuai dengan rencana maka jenis kayu yang dipakai sebagai umpan dipilih terdiri dari beberapa jenis seperti yang tertera pad a tabel dibawah.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
16
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Perletakan tiang disesuaikan bangunan sehingga diperlukan khusus untuk pengujian. Pondasi dibuat dari beton bertulang dengan lubang pada bagian tengah sebagai tempat meletakan bahan perintang fisik dan dudukan tiang. Pengujian dilakukan selama 4minggu kemudian per.gamatan dilakukan setiap minggu secara visual.
Gambar.9 Posisi tiang pada waktu pengujian
Hasil uji dapat dilihat pada tabel dibawah untuk setiap jenius kayu yang digunakan sebagai umpannya.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
17
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Indikasi kerusakan Dari tabel hasil uji diperoleh data bahwa, dari jumlah sample tiang sebanyak 3 buah dari masing-masing jenis kayu dengan 3 kali ulangan, sample T2 (kayu meranti yang tidak di cat) terserang pada minggu ke IV. Hampir semua kayu yang terserang mengalami kerusakan yang sarna sebagai
Gambar 10. Balok tiang yang terserang rayap
Luas: 110 em2 Bentuk kerusakan: alur dengan kedalaman 1 - 1.5 mm Jenis rayap : Coptotermes sp dan Gilvus Hagen Jenis komposisi lembaran sawit yang dipakai adsalah, 35 gram serat dengan kempa 30 sampai 60 kg/em2 yaitu tipe A2, B 1 dan C2. Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
18
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
2). Papan (komponen lantai, dinding dll) Berbeda dengan pengujian komponen tiang maka media untuk uji papan terbuat dari pipa tanah panjang 30 em yang ditanam ke dalam tanah sehingga tinggi bibir pipa berada pada ketinggian 10 em dari permukaan tanah (gambar 10). Jumlah benda uji (sample) kayu untukpengujian ini sebagai berikut :
Gambar 10. Posisi papan pada waktu pengujian
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
19
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Dari tabel hasil uji diperoleh data bahwa, dari jumlah sampel papan sebanyak 3 buah dari masing-masing jenis kayu dengan 3 kali ulangan, sample T2 (kayu meranti yang tidak di cat) terserang pad a minggu ke IV. Hampir semua kayu yang terserang mengalami kerusakan yang sarna sebagai berikut;
Luas : 60 cm2 Bentuk kerusakan: alur dengan kedalaman 1 mm Jenis rayap : Macrotermes Jenis komposisi lembaran sawit yang dipakai adalah, 35 gram serat dengan kempa 30 sampai 60 kg/cm2 yaitu tipe A2, B 1 dan C2.
3). Kuda -kuda Media yang dipakai sebagai dudukan kuda-kuda adalah sarna dengan yang digunakan untuk pengujian tiang yaitu, pondasi dari beton dengan lubang di bagian tengahnya. Perintang fisik ditempatkan pada lubang dengan jarak 5 em dari permukaan dasar kayu kud&-kuda. Jumlah benda uji (sample) kayu untuk pengujian adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
20
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
21
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Gambar. 15. Bagian Kerusakan setelah uji 4 minggu
II. Indikasi kerusakan Luas : tidak ada kerusakan Bentuk kerusakan: Tidak ada (hanya kotor karena tanah) Jenis rayap : tidak ada Jenis komposisi lembaran sawit yang dipakai adsalah, 35 gram serat dengan kempa 30 sampai 60 kg/cm2 yaitu tipe A2, B 1 dan C2.
d. Kusen pintu dan jendela Media uji yang digunakan adalah; Pondasi batu kali Pasangan dinding dari conblok Jumlah benda uji (sample) Kusen untuk pengujian adalah sebagai berikut :
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
22
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
23
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
Indikasi kerusakan Luas : tidak ada Bentuk kerusakan: Tidak ada Jenis rayap : Tidak ada Jenis komposisi lembaran sawit yang dipakai adsalah, 35 gram serat dengan kempa 30 sampai 60 kg/cm2 yaitu tipe A2, B 1 dan C2. 3.6. Aplikasi pada bangunan mock-up Aplikasi produk penelitian dilakukan di Puskim dengan posisi perintang fisik diletakan pada bangunan komponen bangunan yang letaknya berdekatan dengan tanah. Posisi perintang fisik ditempatkan pad a lubang di bawah atau kolom barlgunan (gambar .14)
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
24
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
1). Desain mock-up Desain mock-up untuk pengujian produk penelitian luasnya adalah 28 m2 berbentuk ruang terbukadengan bagian sisi (dinding) menggunakan bahan con block yang terbuat dari limbah sawit dan bambu setinggi 60 cm. Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
25
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
2). Bahan - bahan yang digunakan adalah sebagai berikut; a. Komponen bawah (sub structure) Sebagai pondasi rumah digunakan pondasi batu kali dengan 2 macam yaitu; pondasi menerus dan pondasi setempat. b. Komponen atas (upper structure) Bagian atas bangunan menggunakan bahan yang mudah terserang rayap seperti, bambu dan kayu lunak (albasiah dan meranti) yang digunakan sebagai tiang dan kuda-kuda. 3). Indikasi kerusakan Secara visual tiang pondasi tidak terserang rayap. begitu pula dinding yang terbuat dari bahan kayu masih tetap utuh pada bangunan umur 13 bulan.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
26
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
KESIMPULAN DAN SARAN
4
KESIMPULAN Dari kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut; 1) Hipotesa tidak selamanya dapat terbukti dengan sempurna sebagai contoh, Aspal Yang diperkirakan dapat mudah diolah dengan cara sederhana (dicampur minyak atau dengan bahan kimia lain) berdasarkan literatur, harus diperlakukan dengan cara lain. Untuk memudahkan pencairan Aspal Pertamina cukup membantu sehingga kemudahan pekerjaan tercapai. Hipotesa yang dipakai sebagai bukti bahwa aspal dan limbah sawit dapat dipakai bahan perintang fisik ternyata dapat dilakukan dan terbukti cukup efektif dalam menahan serangan rayap. 2) Cara pelunakan dengan memasukkannya ke dalam oven pengering pada temperatur 150° C selama 2 jam sangat efektif, dalam melunakkan aspal yang berupa gumpalan sehingga memudahkan pengerjaan. disamping untuk membuat aspal tahan terhadap panas dengan temperatur > 50° C. Titik leleh aspal di lapangan yang berhubungan dengan cuaca sangat tergantung waktu pengeringan dalam oven pengering serta temperatur oven. Mengingat suhu di luar maksimum hanya sampai 45°, maka Kemungkinan lembaran ini meleleh sangat kecil. 3) Hasil Efikasi menyimpulkan bahwa lembaran sawit-asbuton dengan kode A2, B1 dan C2 cukup memadai untuk dipakai sebagai bahan perintang fisik. Komposisi campuran yang dianjurkan adalah aspal dan serat 35 gram dengan kempa antara 30 sampai 60 Kg/cm2.Dari 21 buah sample yang diuji 7 buah terserang dengan period waktu 12 minggu. 4) Pengamatan hasil aplikasi lapangan sampai saat ini menunjukan bahwa kondisi tiang maupun dinding masih dalam keadaan baik, padahal mock-up dibangun di daerah yang potensi serangan rayap nya tinggi. SARAN 1) Penggunaan minyak kelapa untuk bahan penahan rekat benda uji dengan cetakan perlu dipertimbangkan lagi karena minyak akan membusuk sehingga menimbulkan bau. 2). Untuk produk massal, ukuran produk 30 x 30 kurang cocok. Ukuran dalam lembaran panjang seperti asphalt sheet (bahan untuk water proffing) lebih baik.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
27
......meningkatkan Kualitas Infrastruktur Bidang Permukiman Melalui Pengembangan Teknologi Tepat Guna
DAFTAR PUSTAKA 1. ----, 2001, Kelapa Sawit, Usaha Budidaya, Pemanfaatan Hasil dan Aspek Pemasaran, Cetakan XIII, PT Penebar Swadaya, Depok. 2. -----, 1989, Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A (Bahan Bangunan Bukan Logam) SKBI - 4.4.55., UDC : 389.6 : 691, Departemen Pekerjaan Umum. 3. ------, 2002, Pekerjaan Penelitian Pemanfaatan limbah Sawit Menjadi Bahan Baku Bangunan Kabupaten Indragiri Hulu, Kerjasama amara Proyek Penelitian Pemanfaatan limbah Sawit Menjadi Bahan Baku Bangunan, Kabupaten Indragiri Hulu dan Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan-bangunan, Pusat litbang Permukiman, Departemen Ki mpraswil , Bandung. 4. Chuen, W.W., 1991; An Economic Prospective of Oil Palm Trunk Utilization of Oil Palm Empty Fruit Bunches for Kraft Paper Production. 5. Chew, LT. and C.L Ong, 1985, Particle Boards from Oil Palm Trunk Malaysian Rorester, 48 (2) : 130 - 136. 6. Darnoko, 1992, Potensi Pemanfaatan limbah lignoselulosa Kelapa Sawit Melalui Biokonversi, Berita Penelitian Perkebunan, 2 (2), 85 -97. 7. Fauzi, Y. dkk, 2002, Kelapa Sawit, Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran, Cetakan XIV, Penebar Swadaya, Depok. 8. Lubis, AU. dkk, 1994, Proyek Industri dengan Bahan Baku limbah Padat Kelapa Sawit di Indonesia, Berita Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Vol. 2, No. 3, Medan. 9. Nuryanto, E., 2000, Pemanfaatan Tandan Kosong Kelapa Sawit sebagai Sumber Bahan Kimia, Warta PPKS, Vol. 8, No.3, Pusat Penelitian Kelapa Sawit, Medano 10. Panin, K, 1995, Upaya Pemanfaatan limbah Padat Kelapa Sawit, Warta Penelitian Kelapa Sawit, Vo1.3, No.3, Pusat Penelitian Kelapa Sawit,Medano 11. Risza, So, _994, Kelapa Sawit, Upaya Peningkatan Produkt!vitas, Get 32 Kanisius, Yogyakarta. 12. Salleh, MoNo, 1994, Oil Palm Residues Challenges Toward Industrial Exploitation, Proceedings Utilisation of Oil Palm Tree and Other Palms, Malaysia. 13. Shaari, K, R. Sudin and W. Killmann, 1991, The Feasibility of Palm-Trunk as Reinforcing Fibres for Gypsum Bonded Particle Board, Proco Oil Palm Trunk.
Pemanfaatan Limbah Sawit Dan Asbuton Untuk Bahan Pencegah Serangan Rayap Tanah
28