PEMANFAATAN LIMBAH AMPAS SUSU KEDELAI SEBAGAI BAHAN PELINDUNG PROBIOTIK L. acidophillus FNCC 0051 SELAMA DI SALURAN CERNA IN VITRO I.B. AGUNG YOGESWARA1, N, W, NURSINI1., I.G.A. WITA KUSUMAWATI1 .FAKULTAS ILMU KESEHATAN, SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS DHYANA PURA, TEGAL JAYA, DALUNG, BALI EMAIL :
[email protected],
[email protected],
[email protected]
1
Proses pembuatan susu kedelai menghasilkan limbah padat berupa ampas kedelai. Ampas kedelai (okara) masih memiliki sifat fungsional seperti aktivitas antioksidan yang tinggi, kaya akan protein dan serat serta bersifat sebagai prebiotik. Dalam pengembangan pangan probiotik, pemilihan bahan pelindung untuk mempertahankan viabilitas sel probiotik selama di saluran cerna sangat penting. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah ampas susu kedelai untuk mempertahankan viabilitas probiotik L. acidophillus FNCC 0051 selama di saluran cerna in vitro dan diamati viabilitasnya selama penyimpanan 35 hari pada suhu 50 C. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) dengan tiga kali pengulangan dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, 5% dan kontrol. Hasil dari penelitian ini adalah, L. acidophillus FNCC 0051 memiliki viabilitas 9 log cfu/ml selama 35 hari penyimpanan. Konsentrasi okara 1% dan 3% memiliki ketahanan yang lebih baik dibanding 5% dengan viabilitas 0,48 log cfu/ml – 1,49 log cfu/ml selama 35 hari penyimpanan. Hal ini menunjukkan bahwa okara dapat dimanfaatkan sebagai bahan pelindung dan mampu mempertahankan viabilitas probiotik L. acidophillus FNCC 0051 selama di saluran cerna. Kata kunci : limbah ampas susu kedelai, probiotik, saluran cerna in vitro 1. Pendahuluan Susu kedelai merupakan salah satu
sari kedelai dan mengurangi flatulensi serta
pangan fungsional yang sangat digemari oleh
gangguan
masyarakat Indonesia. Susu kedelai dan produk
oligosakarida (stakiosa dan raffinosa) yang
berbasis kedelai lainnya merupakan sumber
terdapat pada susu kedelai (Saad et al., 2013).
protein
nabati
yang
baik,
serat
pangan,
perut
Proses
yang
diakibatkan
pembuatan
susu
oleh
kedelai
kandungan oligosakarida yang tinggi, memiliki
menghasilkan limbah padat berupa ampas
kandungan vitamin dan mineral serta mampu
kedelai yang jarang dikonsumsi oleh manusia
menurunkan resiko penyakit jantung koroner,
sehingga memiliki nilai ekonomis yang rendah.
diabetes
Ampas kedelai atau disebut okara masih
tipe
2,
menurunkan
resiko
karsinogenesis, mengurangi gejala – gejala
memiliki
negatif akibat menopause dan meningkatkan
kandungan
kesehatan tulang ( Bedani et al.,2006; Chen et
mineral, monosakarida dan oligosakarida. Okara
al., 2010). Penggunaan proses fermentasi pada
mentah memiliki kandungan isoflavone sebesar
susu kedelai oleh bakteri asam laktat akan
22% , sumber antioksidan yang potensial,
meningkatkan rasa, tekstur dan efek kesehatan
bersifat prebiotik, menurunkan kadar kolesterol
dari susu kedelai tersebut. Proses fermentasi
dan gula darah (Marazza et al.,2013; Fei lu et
susu kedelai juga mengurangi bau tengik dari
al., 2013).
nilai
gizi
protein,
yang lemak,
tinggi
seperti
serat
pangan,
Menurut WHO (2001) probiotik adalah
acidophillus FNCC 0051 di dalam susu kedelai
sel hidup yang dikonsumsi dalam jumlah tepat
fermentasi menunjukkan penurunan sebesar 3
dapat memberikan efek kesehatan bagi inang.
log cycle terhadap simulated gastric juice (pH
Bakteri probiotik mempunyai mekanisme untuk
2,0 dan pepsin) selama 10 hari penyimpanan
memperbaiki mikroflora saluran pencernaan
dengan suhu penyimpanan 50 C, sedangkan pada
sehingga dapat mengatasi masalah gangguan
fase simulated intestinal juice (pH 8,0 dan garam
pencernaan. Untuk dapat berfungsi sebagai
empedu
probiotik, bakteri probiotik harus memenuhi
mengalami penurunan 2 log cycle pada hari ke
persyaratan antara lain; berasal dari manusia,
10
1%)
probiotik
penyimpanan.
L.
Sedangkan
acidophillus
pada
suhu
0
tidak bersifat patogen, toleran terhadap asam
penyimpanan 25 C kultur L. acidophillus FNCC
lambung dan garam empedu dan kemampuan
0051 tidak dapat bertahan pada simulated gastric
untuk menempel dan mengkoloni usus minimal
juice dan simulated intestinal juice pada lama
dalam jangka waktu pendek juga merupakan
penyimpanan 10 hari. Penggunaan okara dan
salah satu syarat dari galur probiotik untuk dapat
inulin yang dilakukan oleh Bedani et al., (2013)
memberikan manfaat sepenuhnya (Shortt, 1999).
melaporkan bahwa penambahan okara (5 g/100
Pemilihan carier pada pengembangan produk
ml) dan inulin (3 g/100 ml) di dalam susu
probiotik sangat penting karena media carier
kedelai
tersebut akan mempengaruhi viabilitas bakteri
viabilitas dan stabilitas bakteri L. acidophillus
probiotik selama di saluran pencernaan dan
dan Bifidobacterium animalis pada simulated
proses penyimpanan. Beberapa upaya dapat
gastrointestinal juice dan selama 28 hari
dilakukan untuk mempertahankan viabilitas
penyimpanan. Informasi mengenai pemanfaatan
probiotik selama di saluran cerna seperti
okara serta konsentrasi okara yang digunakan
penambahan prebiotik, penambahan strain yeast
pada susu kedelai fermentasi masih terbatas di
yang dapat bersinergi dengan probiotik atau
Indonesia, oleh karena itu masih perlu dilakukan
dengan penambahan matriks pangan (Su et al.,
penelitian untuk mengetahui potensi okara untuk
2007).
mempertahankan viabilitas dan stabilitas bakteri
fermentasi
dapat
mempertahankan
Agar dapat dikonsumsi dalam waktu
probiotik selama penyimpanan dan di saluran
yang cukup lama maka probiotik harus memiliki
pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk
viabilitas dan stabilitas yang tinggi selama
mengetahui pengaruh penambahan okara dengan
penyimpanan dan di saluran cerna. Proses
berbagai
penyimpanan atau lama penyimpanan akan
fermentasi
mempengaruhi viabilitas probiotik selama di
acidophillus FNCC 0051 terhadap simulated
saluran cerna. Pada penelitian sebelumnya
gastrointestinal juice selama penyimpanan 35
(Yogeswara et al., 2013), bakteri probiotik L.
hari.
konsentrasi terhadap
pada viabilitas
susu
kedelai
bakteri
L.
Selanjutnya kedelai ditiriskan dan dimasukkan 2. Bahan dan metode
ke dalam air mendidih dan direbus selama 10
2.1 Bahan
menit, kemudian ditiriskan kembali. Kedelai
Bahan yang digunakan adalah kacang
dihancurkan dalam blender sambil ditambah air
kedelai diperoleh dari pasar Badung, kultur L.
hangat (70 – 800 C) dengan perbandingan 1 : 6.
acidophillus FNCC 0051 yang diperoleh dari
Penggilingan dilakukan selama 5 menit dengan
PSPG UGM, NaCl 0,85% (Merck), de Man
kecepatan tinggi. Bubur tersebut diaduk dan
Ragosa Sharp broth (Oxoid), MRS Agar
disaring untuk diambil filtratnya. filtrat yang
(Oxoid),
diperoleh kemudian digunakan untuk pembuatan
pepsin
(porcine
gastric
mucosa,
sigma), garam empedu (oxoid), larutan saline
tepung okara.
5%, susu skim, HCl 5 M, NaOH 1 M.
Proses
pembuatan
susu
kedelai
fermentasi mengikuti metode yang dilakukan 2.2 Preparasi kultur bakteri L. acidophillus
oleh Jenie et al., (1996) dengan sedikit
FNCC 0051
modifikasi. Kedalam susu kedelai ditambahkan
Kultur bakteri diambil dengan jarum ose
tepung okara sebanyak 3 %, 5% dan 10% serta
(1 kali) lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi
sukrosa
(pyrex) yang telah berisi 10 ml MRS dan
dipanaskan pada suhu 800 C selama 5 menit,
diinkubasi pada suhu 370 C selama 16-18 jam.
kemudian ditambahkan gelatin sebanyak 0,3%
Kultur bakteri dimasukkan ke dalam tabung
w/v dan didinginkan hingga suhu mencapai 370
mikro eppendorf, kemudian disentrifuse selama
C. susu kedelai selanjutnya diinokulasi dengan
20 menit dengan kecepatan 3500 rpm lalu dicuci
kultur L. acidophillus
dengan larutan fisiologis (NaCl 0,85%) setelah
10% kemudian diinkubasi pada suhu 370 C
itu disentrifuse lagi, diresuspensi dengan larutan
selama 24 jam. Susu kedelai yang sudah selesai
fisiologis dengan volume yang sama sebanyak
difermentasi
100 ml, kemudian divortex (Thermolyne) dan
penyimpanan pada suhu 50 C. Penyimpanan
siap digunakan. Kultur yang siap digunakan
dilakukan
kemudian diinokulasikan ke dalam sari kedelei
mikrobiologi dilakukan pada hari ke 0, 7, 14, 21,
terfermentasi.
28 dan 35 hari. Analisa yang dilakukan adalah
Sari
kedelei
kemudian
difermentasi selama 10 jam pada suhu 430 C.
3%.
Campuran
kemudian
selama
35
diaduk
merata,
FNCC 0051 sebanyak
dilanjutkan
hari
dan
dengan
analisa
total bakteri asam laktat selama penyimpanan, ketahanan terhadap simulated gastrointenal juice
2.3 Pembuatan susu kedelai dan fermentasi susu kedelai
yang meliputi ketahanan terhadap simulated
Kedelai direndam selama 4 jam sampai
ketahanan terhadap simulated intestinal juice pH
kulit
ari
kedelai
terlepas
dari
bijinya.
gastric juice pH 2,0 selama 90 menit inkubasi,
8,0 selama 60 menit inkubasi dan pH susu
konsentrasi garam empedu yang terbuat dari
kedelai fermentasi selama penyimpanan.
larutan KH2PO4 0,05 M dengan pH 8,2 ditambah garam empedu sebesar 0,5% dan pankreatin (1 mg/ml). Kultur bakteri asam laktat yang telah
2.4 Pembuatan tepung okara Pembuatan tepung okara mengikuti
diinokulasikan ke dalam 10 ml SGJ steril
metode yang dilakukan oleh Bedani et al.,
kemudian diambil 1 ml dan diinokulasikan
(2013). Filtrat atau ampas yang diperoleh dari
kembali ke
pembuatan susu kedelai dikeringkan dengan
memiliki
menggunakan oven pada suhu 550 C selama 48
diinkubasi pada suhu 370 C selama 1 jam.
jam. Setelah kering, tepung okara kemudian
Jumlah
dihaluskan menggunakan blender (Phillips) dan
menggunakan Quebec Colony Counter (Quebec)
10 ml larutan SIJ steril yang konsentrasi
bakteri
0,5%.
yang
Selanjutnya
tumbuh
dihitung
dilanjutkan dengan pengayakan (ukuran 60 mesh) sampai memperoleh butiran tepung okara
2.5 Penentuan total bakteri asam laktat dan
yang halus. Tepung okara yang diperoleh
pH susu kedelai fermentasi
kemudian
ditambahkan pada susu kedelai
Penentuan total bakteri asam laktat
fermentasi dengan berbagai konsentrasi (1%,
selama penyimpanan dilakukan menggunakan
3%, 5%).
metode sebar pada media MRS agar. Dari setiap tiga seri tingkat pengenceran terakhir diambil
2.5 Ketahanan terhadap Simulated Gastric
0,1 ml dan dimasukkan ke dalam cawan petri
Juice dan Simulated Intestinal Juice (Lian et
steril
al., 2003; Krasaekoopt et al., 2004)
memadat, cawan dibalik dan diinkubasi pada
(dilakukan
duplo).
Setelah
media
simulated
suhu 370 C selama 24 – 48 jam. Jumlah bakteri
gastric juice dilakukan dengan metode plate
dihitung dengan menggunakan Quebec Colony
count. Ketahanan dilakukan dalam larutan saline
Counter. pH susu kedelai fermentasi dilakukan
5% yang ditambahkan pepsin (3 g/l), 1, 25 M
menggunakan pH meter yang telah dikalibrasi
KCl, 0, 45 M NaHCO3, kemudian pH diatur
dengan buffer pH 4,0 dan pH 7,0. Nilai pH
menggunakan HCl 5 M sehingga pH media
diukur sebanyak 3 kali ulangan.
diperoleh 2,0. Kultur segar diinokulasi ke dalam
2.6 Rancangan percobaan
simulated gastric juice (SGJ), selanjutnya
Rancangan percobaan yang digunakan dalam
0
penelitian ini adalah rancangan acak kelompok
Uji
ketahanan
terhadap
diinkubasi pada suhu 37 C selama 90 menit. Setelah selanjutnya terhadap ketahanan
pengujian
diuji
secara
simulated terhadap
di
kultur
(RAK) dengan tiga kali ulangan. Data yang
berkesinambungan
diperoleh dianalisa menggunakan analisis varian
intestinal SIJ
SGJ
juice.
Uji
menggunakan
3. Hasil dan pembahasan
3.1 Total bakteri asam laktat dan pH susu
okara juga memberikan viabilitas terhadap
kedelai fermentasi
bakteri asam laktat selama penyimpanan. Bedani
Jumlah bakteri asam laktat pada susu kedelai
et al., (2013) melaporkan bahwa keberadaan
fermentasi tidak mengalami penurunan selama
komponen prebiotik inulin dan okara pada susu
penyimpanan sampai hari ke -21 dengan suhu
kedelai
0
fermentasi
viabilitas
jumlah bakteri asam laktat adalah 9,11-9,30 log
acidophillus
cfu/ml dan pada akhir penyimpanan 9,50-9,77
probiotik selama penyimpanan juga dapat
log cfu/ml untuk semua perlakuan. Jumlah
ditingkatkan dengan penambahan prebiotik FOS
tersebut
sebanyak
memenuhi
syarat
sebagai
B.
mempertahankan
penyimpanan 5 C. Pada awal penyimpanan
sudah
probiotik
dapat
selama
1,5%
pada
animalis
dan
L.
penyimpanan.Viabilitas
yogurt
dan
dapat
probiotik, dimana jumlah minimal yang bakteri
memperbaiki viabilitas probiotik sebesar 1,42
asam laktat pada susu terfermentasi adalah 106-
log cfu/ml selama empat minggu penyimpanan
108 cfu/ml (Tamime and Robinson, 2002).
pada suhu 40 C (Capela et al., 2006).
Gambar total bakteri asam laktat dapat dilihat pada Gambar 1.
Beberapa
studi
melaporkan
bahwa
penggunaan kedelai dan produk kedelai dapat mempertahankan viabilitas probiotik. Donkor et
populasi probiotic (log cfu/ml soy milk)
al ., (2007) melaporkan bahwa viabilitas probiotik L. acidophillus L10, B. animalis subsp
12 10
KONTROL
lactis B94
OKR 1%
cfu/ml.Lebih
8 6 4
OKR 3%
dan L. casei L26 diatas 8 log lanjut
dilaporkan
bahwa
suplementasi 2% inulin dan 1% raffinosa + 1% glukosa mampu meningkatkan viabilitasnya
2 OKR 5%
0 0
7
14
21
28 penyimpanan(hari)
35
Gambar 1. Total probiotik L. acidophillus FNCC 0051 selama 35 hari penyimpanan
selama
penyimpanan
dan
fermentasi
susu
kedelai. Hal ini membuktikan bahwa tepung okara dapat berfungsi sebagai prebiotik dan sinbiotik
pada
susu
kedelai
fermentasi
berdasarkan populasi bakteri asam laktat yang Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa jumlah bakteri asam laktat pada susu kedelai fermentasi tanpa okara dan dengan penambahan okara tidak menunjukkan penurunan selama penyimpanan pada suhu 50 C sampai hari ke -21. Hal ini disebabkan bakteri asam laktat sudah mencapai fase statis selama penyimpanan. Penambahan
tinggi selama 35 hari penyimpanan. pH susu kedelai fermentasi selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 2. pH susu kedelai fermentasi mengalami penurunan selama 35 hari pada penyimpanan 50 C. pH susu kedelai fermentasi mencapai 2,73 – 2,94 di akhir periode penyimpanan .
kedelai fermentasi memberikan penurunan pH selama penyimpanan dingin mencapai 4,46 pH soymilk
5
selama 28 hari penyimpanan.
4 kontrol
3
okr 1%
2
okr 3%
1
okr 5%
3.2 Ketahanan terhadap saluran cerna in vitro Salah satu syarat bakteri asam laktat sebagai probiotik adalah mampu bertahan pada
0 0
7
14
21
28
pH rendah di lambung. Dalam hal ini adalah
35
penyimpanan(hari)
pengujian bakteri asam laktat selama di saluran
Gambar 2. pH susu kedelai fermentasi selama penyimpanan
cerna dilakukan 2 fase yaitu terhadap simulated
Penurunan pH susu kedelai fermentasi dikarenakan bakteri asam laktat menghasilkan asam – asam organik yang dihasilkan dari degradasi karbohidrat selama proses fermentasi. Bakteri asam laktat mampu menghidrolisa gula raffinosa dan stakiosa yang terdapat pada susu
gastric juice pH 2.0 secara in vitro dan Simulated intestinal juice. Pengujian pada SGJ dilakukan selama 90 menit, pemilihan waktu tersebut berdasarkan lama transit minuman di lambung.
Ketahanan
bakteri
asam
laktat
terhadap SGJ selama penyimpanan dapat dilihat pada Gambar 3.
kedelai (Wang et al., 2009). Menurut Wang et (2009)
pH
susu
kedelai
fermentasi
mengalami penurunan karena susu kedelai memiliki kemampuan buffer yang rendah yang disebabkan oleh sifat fisikokimia dan komposisi dari protein kedelai. Penurunan pH susu kedelai fermentasi diduga karena pengaruh penambahan tepung
okara.
Okara
merupakan
media
pertumbuhan yang baik bagi beberapa strain bakteri asam laktat karena mengandung gula stakiosa dan raffinosa. Beberapa strain dari L. acidophillus dilaporkan memiliki kemampuan
10
populasi probiotik (log cfu/ml soy milk)
al.,
8 KONTROL
6
OKR 1%
4
OKR 3%
2
OKR 5%
0 0
7
14
21
28
35
penyimpanan(hari) Gambar 3. Ketahanan probiotik L. acidophillus FNCC 0051 terhadap SGJ selama penyimpanan. Data diperoleh setelah 90 menit inkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam
untuk memetabolisme oligosakarida selama fermentasi susu kedelai (Donkor et al., 2007). Hasil serupa dilaporkan oleh Bedani et al.,( 2013), suplementasi inulin dan okara pada susu
Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa viabilitas sel bakteri asam laktat terhadap SGJ selama penyimpanan mengalami penurunan 2
log cfu/ml pada sampel kontrol dan pada susu 10
0,33 – 0,96 log cfu/ml sampai hari ke -21 penyimpanan. Secara keseluruhan ketahanan bakteri asam laktat terhadap SGJ relatif baik selama penyimpanan pada sampel kontrol maupun pada susu kedelai fermentasi okara. Hal ini menunjukkan bahwa penambahan okara dapat melindungi sel bakteri asam laktat terhadap paparan pH rendah di lambung. Keberadaan komponen prebiotik pada makanan dapat
mempertahankan
8
KONTROL
6
OKR 1%
4 OKR 3%
2 0
OKR 5%
0
7 14 21 28 penyimpanan (hari)
35
Gambar 4. Ketahanan probiotik L. acidophillus FNCC 0051 terhadap SGJ selama penyimpanan. Data diperoleh setelah 60 menit inkubasi pada suhu 370 C selama 24 jam
meningkatkan
Pada gambar diatas, penambahan tepung
viabilitas probiotik selama di saluran cerna
okara pada susu kedelai fermentasi dapat
sehingga akan memberikan efek kesehatan
mempertahankan
(Moustafa., et al 2010). Hal tersebut didukung
acidophillus FNCC 0051 pada hari ke 0, 7 dan
oleh Moustafa et al.,(2010) yang melaporkan
14. Akan tetapi pada hari ke 21 sampai hari ke
bahwa penambahan prebiotik inulin pada sirup
35 populasi L. acidophillus FNCC 0051
maple
viabilitas
menunjukkan penurunan 1,60 – 2,60 log cfu/ml.
probiotik B. lactis Bb12 dan L. rhamnosus GG
penurunan populasi ini masih dalam batas
sebesar 10 – 10 cfu/ml selama di simulasi
minimal
dapat 7
atau
populasi probiotik (log cfu/ml soy milk)
kedelai fermentasi okara mengalami penurunan
mempertahankan 8
0
cairan cerna dan penyimpanan pada suhu 4 C.
yang
viabilitas
dianjurkan
probiotik
untuk
L.
probiotik
mencapai kolon (jumlah minimal probiotik
Ketahanan terhadap garam empedu
adalah 106 cfu/ml). Menurut Antara (2009)
merupakan salah satu syarat penting untuk
enzim BSH merupakan enzim yang dihasilkan
bakteri asam laktat yang akan digunakan sebagai
oleh
probiotik. Asam empedu merupakan racun bagi
menghidrolisa garam empedu dan mengubah
sel hidup, oleh karena itu mikroba pada saluran
kemampuan fisikokimia yang dimiliki garam
pencernaan harus mempunyai suatu mekanisme
empedu, sehingga tidak toksik bagi bakteri
pertahanan untuk melindungi diri dari aktivitas
tersebut.
bakteri
asam
laktat
yang
mampu
racun tersebut. Pengujian pada SIJ dilakukan selama 60 menit inkubasi dengan konsentrasi
4. Kesimpulan
garam empedu 0,5%. Ketahanan bakteri asam
Kesimpulan dari penelitian ini adalah,
laktat terhadap garam empedu dapat dilihat pada
penambahan tepung okara pada susu kedelai
Gambar 4.
fermentasi mampu mempertahankan viabilitas probiotik L. acidophillus FNCC0051 selama
penyimpanan dingin. Viabilitas L. acidophillus FNCC 0051 diatas 8 log cfu/ml dan populasi tersebut tidak dipengaruhi dengan penurunan pH dari susu kedelai fermentasi yang mencapai 3,70 – 2,94. Pada fase pengujian di simulated gastric juice pH 2,0 jumlah rata - rata populasi probiotik L. acidophillus FNCC 0051 adalah 7 log cfu/ml dan fase simulated intestinal juice diatas 6 log cfu/ml. Penelitian ini menunjukkan bahwa ampas susu kedelai (okara) memiliki potensi yang baik sebagai bahan pelindung pangan probiotik sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis dari okara tersebut. Perlu dilakukan
activity in high fat rats. Food Chemistry. 119: 1633-1636 Donkor, O, N., Henriksson, A., Vasiljevic, T., Shah, N, P., 2007. Alpha galactosidase and proteolytic activities of selected probiotic and dairy cultures in fermented soymilk. Food Chemistry. 104, 10 – 20 Fei Lu., Yang Liu., Bo Li., 2013. Okara dietary fiber and hypoglycemic effect of okara foods. Bioactive Carbohydrate and Dietary Fibre. 2, 126 – 132 Jenie, B. S. L., Candrasari, E. Y., dan nuraida. 1996. Aktivitas antimiikroba susu kedelai yang difermentasi Lactobacillus casei. Jurnal Ilmu Teknologi Pangan. 1 : 16 – 26
Lilis dari oleh dan
penelitian lebih lanjut mengenai nilai gizi dan uji sensoris dari susu kedelai fermentasi yang disuplementasi oleh tepung okara.
5. Daftar pustaka Antara, N.S, I Nyoman Dibia, W.R Aryanta. 2009 Karakterisasi Bakteri Asam Laktat yang Diisolasi dari Susu Kuda Bima.Agritech. Vol 29 :1-8 Bedani, R., Rossi, A, E., Saad, S, M, I. 2013. Impact of inulin and okara on Lactobacillus acidophillus La-5 and Bifidobacterium animalis Bb-12 viability in a fermented soy product and probiotic survival under in vitro simulated gastrointestinal conditions. Food Microbiology. 34 : 382 – 389. Capela P, Hay TKC, Shah NP. 2006. Effect of cryoprotectants, prebiotics and microencapsulation on survival of probiotic organism in yogurt and freeze dried yogurt. Food Res Int. 39 : 203 - 211 Chen, H., Li- jun, Z., Bo, X., Rui, L., 2010. Effect of soybean oligosaccharides on blood lipid, glucose levels and antioxidant enzymes
Krasaekoopt, W., Bhandari, B., and Deeth, H., 2004. The influence of coating materials on some properties of alginate beads and survivability of microencapsulated probiotic bacteria. International Dairy Journal 14, 737 : 743 Lian, Wen-Chian., Hung-Chi Hsiao, and ChengChun Chou. 2003. Viability of microencapsulation bifidobacteria in simulated gastric juice and bile solution. Int. J. Food. Microbiol,86 : 293-301.
Marazza, J, A., LeBlanc, G, J., de Giori, G, S., Garro, M, S., 2013. Soymilk fermented with Lactobacillus rhamnosus CRL981 ameliorates hypergycemia, lipid profiles and increases antioxidant enzyme activities in diabetic mice. J. Functional Foods. Article in Press Moustafa Khalf., Dabour, N., Kheadr, E., and Fliss I., 2010. Viability of probiotic bacteria in maple sap products under storage and gastrointestinal conditions. Bioresource Technology. 101 : 7966 – 7972 Saad, S, M., Rossi, E, A., Vieira, D, S., Bedani, R., 2013. Tropical fruit pulps decreased
probiotic survival to in vitro gastrointestinal stress in synbiotic soy yoghurt with okara during storage. LWT- Food Science and Technology. 1 – 8 Su, P., Henriksson, A., Mitchell, H., 2007. Prebiotic enhances survival and prolong the retention period of specific probiotic inocula in an in vivo murine model. Journal of Applied Microbiology. 106, 2393 – 2400 Shortt, C. 1999. The probiotic century : historical and current perspective. Review Trends Food Science and Tech. 10 : 411 – 417 Tamime, A.Y. dan R.K. Robinson. 2002. Yogurt Science and Technology. New York. CRC Press. p: 1-9. Yogeswara, I, B, A., Wita, K, I, G, A., Nursini, N, W. 2013. Viabilitas probiotik Lactobacillus acidophillus FNCC 0051 pada susu kedelai terfermentasi selama proses penyimpanan. Hibah Penelitian Dosen Pemula Wang, J., Guo, Z., Zhang, Q., Yan, L., Chen, W., Liu, X.M., Zhang, H.P., 2009. Fermentation characteristics and transit tolerance of probiotic L. casei Zhang in soymilk and bovine milk during storage. J. Dairy Sci. 92 : 2468 – 2476