Marina Chimica Acta, April 2005, hal. 9-15 Jurusan Kimia FMIPA, Universitas Hasanuddin
Vol. 6 No.1 ISSN 1411-2132
PEMANFAATAN KARBON AKTIF TEMPURUNG KENARI SEBAGAI ADSORBEN FENOL DAN KLOROFENOL DALAM PERAIRAN Edwin E(*., Sherliy(*, Syarifuddin Liong(**, dan Paulina Taba(** Mahasiswa Program Studi Kimia FMIPA Unhas Pemenang Student Grant TPSDP Batch II (** Staf Jurusan Kimia FMIPA Unhas, Kampus Tamalanrea Makassar 90245 Telp. (0411 586498) (*
ABSTRAK Artikel ini menyajikan hasil investigasi yang dilakukan pada penghilangan fenol dan 4-klorofenol dari lingkungan air dengan menggunakan karbon aktif tempurung kenari. adsorben dibuat dengan mengarangkan tempurung kenari menggunakan sekam padi dan arang yang terbentuk dipanaskan pada temperatur 200 oC . hasil yang diperoleh dengan ukuran 100 – 200 mesh diaktivasi pada suhu 500 oC. penentuan konsentrasi fenol dan 4-klorofenol yang teradsorpsi pada waktu kesetimbangan adsorpsi dijadikan dasar untuk mempelajari pengaruh ph dan konsentrasi awal terhadap efektivitas adsorpsi senyawa-senyawa fenol oleh karbon aktif tempurung kenari. Persamaan Freundlich dan Langmuir digunakan untuk mempelajari isotermal adsorpsi. hasil penelitian menunjukkan bahwa waktu optimum adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif berturut-turut adalah 135 dan 150 menit, adsorpsi kedua senyawa fenol memenuhi persamaan laju orde dua semu dengan tetapan laju 0,082 dan 0,127 g mg-1 menit-1 berturut-turut untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol. isotermal adsorpsi kedua senyawa fenol memenuhi persamaan langmuir dan freundlich. kapasitas adsorpsi fenol lebih besar dari kapasitas adsorpsi 4-klorofenol. Kata kunci : adsorpsi, fenol, 4-klorofenol, karbon aktif tempurung kenari, waktu kontak, kinetika, konsentrasi awal, dan ph awal.
mengandung fenol dan turunan-turunannya adalah karbon aktif (Laszlo, 1997, Liu, 1997, Franz, 2000, Okolo, 2000, and Hsieh, 2000). berbagai adsorben juga telah digunakan untuk menggantikan karbon aktif antara lain limbah pupuk yang diolah (Srivastava dan Tyagi, 1995), abu layang (Paprowics, 1990), limbah industri gula (Gupta, et.al., 2000) dan tanah liat (Koh, et al, 2001dan Wu, et al, 2001). tetapi adsorben-adsorben tersebut belum mampu untuk menggantikan karbon aktif. hal ini disebabkan karena karbon aktif memiliki sifat adsorpsi yang baik, misalnya luas permukaan yang besar, struktur mikropori, kapasitas adsorpsi tinggi dan kinetika retensi yang relatif cepat (Nevskaia, 2004). Karbon aktif dapat dibuat dari limbah pertanian atau dari senyawa karbon. Berbagai limbah pertanian telah digunakan untuk membuat karbon aktif antara lain tempurung kelapa, kayu bakau (Nasruddin, 2002), kulit buah coklat (Hakim, 2003 dan Jannah, 2003), dan tempurung kemiri (Labuka, 2003 dan Nasrullah, 2003). Pada penelitian ini karbon aktif yang digunakan dibuat dari tempurung kenari yang merupakan salah satu limbah pertanian yang banyak ditemukan di Kabupaten Selayar Sulawesi Selatan
PENDAHULUAN Senyawa-senyawa organik yang berbeda umumnya ditemukan dalam air yang terkontaminasi. diantara senyawa-senyawa tersebut, fenol dan molekul-molekul yang mengandung gugus fenolik, sering ditemukan sebagai kontaminan (Cookson, et al., dan Biniak, et al., dalam Nevskaia, et al., 2004). menurut Wu, et al. (2001), diantara senyawa organik dalam air yang diklasifikasikan oleh the national environmental protection bureau di Cina, polutan utama adalah fenol. polutan-polutan ini ada dalam perairan sebagai akibat degradasi dari senyawasenyawa fenolik yang digunakan dalam zat warna sintesis, pestisida, insektisida, dan lain-lain (Wu, et al., 2001). Fenol dan turunan-turunannya merupakan polutan yang sangat berbahaya di lingkungan karena bersifat racun dan sangat sulit didegradasi oleh organisme pengurai. fenol merupakan senyawa kimia yang bersifat korosif yang dapat menyebabkan iritasi jaringan, kulit, mata dan mengganggu pernapasan manusia. di alam fenol mengalami transformasi kimia, biokimia dan fisika. namun proses alami saja tidak cukup untuk menghilangkan keberadaan limbah ini. fenol dan turunan-turunannya perlu ditiadakan atau dikurangi sampai dengan nilai batasnya. Adsorpsi merupakan salah satu metode pengolahan polusi yang dapat digunakan untuk mengurangi konsentrasi fenol dalam air (Slejko dan Faust dalam Nevskaia, 2004). salah satu adsorben yang banyak digunakan untuk pengolahan air yang
BAHAN DAN METODE Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tempurung kenari yang diperoleh dari 9
Edwin E, Sherliy, dkk
Mar. Chim Acta
limbah pertanian di Kabupaten Selayar, sekam padi yang diperoleh dari limbah pertanian di Kabupaten Maros, akuades, fenol (Merck), membran filter ukuran 0,45 m (Pall Corporation, Michigan), asam asetat dan natrium asetat. Alat-alat yang digunakan adalah tanur (Muffle Furnace tipe model 1400), oven (tipe 19200 Sybron), magnetic stirer (Fisher tipe 115), pH meter (pH Scan 2), ayakan (100 dan 200 mesh), neraca (Shimadzu AW 220), cawan porselin, labu semprot plastik, spektrofotometer UV-Vis (Shimadzu UV-1601), lumpang, pompa vakum (XX 5522050 S/N 0294).
Waktu optimum adalah waktu di mana konsentrasi teradsorpsi (Cadsorpsi) terbesar. Penentuan kapasitas adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari Larutan fenol dengan konsentrasi 50, 100, 150, 300, dan 500 mg/L disiapkan. Ke dalam tiap-tiap 100 ml larutan-larutan tersebut ditambahkan 500 mg karbon aktif kulit tempurung kenari. Tiap-tiap campuran dikocok selama waktu optimum dan disaring dengan membran 0,45 m. Absorbansi tiaptiap filtrat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm. Percobaan diulangi 3 kali untuk tiap konsentrasi fenol dan diulangi untuk larutan 4-klorofenol dengan cara yang sama tetapi absorbansi filtrat diukur pada panjang gelombang 281 nm.
Prosedur kerja Pembuatan karbon aktif dari tempurung kenari Tempurung kenari diarangkan dengan menggunakan sekam padi kemudian arang yang terbentuk dipanaskan dalam tanur pada suhu 200 oC selama satu jam, dihaluskan dan diayak dengan ayakan 100-200 mesh. Arang kemudian diaktivasi dalam tanur pada suhu 500 oC selama 3 jam, dikeluarkan dan dicelupkan dalam air panas selama 3 menit. Karbon disaring dan dikeringkan kembali dalam oven pada suhu 110 oC sampai bobot tetap kemudian disimpan dalam botol tertutup.
Penentuan pH optimum adsorpsi fenol dan klorofe nol oleh karbon aktif tempurung kenari Ke dalam 50 ml larutan fenol 50 mg/L ditambahkan larutan buffer pH 4 sampai volume 100 mL, dan 500 mg karbon aktif dari kulit tempurung kenari. Lalu campuran dikocok selama waktu optimum dengan suhu konstan 25 oC dan disaring dengan membran 0,45 m, absorbansi filtrat diukur dengan UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm. Percobaan diulang pada pH 5, 6, 7, 8, 9, dan 10 dan setiap percobaan diulangi 3 kali. Percobaan yang sama dilakukan untuk larutan 4-klorofenol 50 mg/L dengan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 281 nm Banyaknya fenol yang teradsorpsi (mg/g adsorben karbon aktif dari kulit tempurung kenari) ditentukan dengan menggunakan persamaan yang sama pada penentuan wakru optimum. pH optimum adalah waktu di mana konsentrasi teradsorpsi (Cadsorpsi) terbesar.
Penentuan waktu optimum adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari Larutan fenol dengan konsentrasi 50 mg/L disiapkan. Ke dalam tiap-tiap 100 ml larutan fenol ditambahkan 500 mg karbon aktif kulit tempurung kenari. Tiap-tiap campuran dikocok dengan pengaduk magnet selama 3 menit dan disaring dengan membran 0,45 m. Absorbansi filtrat diukur dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 271 nm. Percobaan kemudian diulangi dengan variasi waktu pengocokan 3, 6, 9, 15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, 135, 150, 165, dan 180 menit. Setiap percobaan dilakukan pengulangan 3 kali. Percobaan yang sama dilakukan untuk larutan 4-klorofenol 50 mg/L dengan waktu pengukuran 3, 6, 9, 12, 15, 30, 45, 60, 90, 120, 150, dan 180 menit dan pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 281 nm. Banyaknya fenol yang teradsorpsi (mg) per gram adsorben (karbon aktif dari tempurung kenari) ditentukan dengan menggunakan persamaan : W
HASIL DAN PEMBAHASAN Waktu optimum adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari Banyaknya fenol dan 4-klorofenol yang diserap sebagai fungsi waktu pengadukan diperlihatkan pada Gambar 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada menit-menit pertama terjadi adsopsi yang cepat oleh karbon aktif tempurung kenari, tetapi 15 menit kemudian kecepatan adsorpsi menurun bahkan pergerakan grafik juga tidak terlalu jauh berbeda, efektivitas adsorpsi hanya meningkat 0,1 – 0,2 mg/g dalam rentang waktu 15 menit untuk adsorpsi fenol (Gambar 1a) dan 0,01 – 0,05 mg/g dalam
(Co Ce ) V Wa
W = jumlah fenol yang teradsorpsi (mg/g) Co = konsentrasi fenol sebelum adsorpsi Ce = konsentrasi fenol setelah adsorpsi V = volume larutan fenol (L) Wa = jumlah adsorben, karbon aktif tempurung kenari (g)
10
Vol 6 No. 1
Pemanfaatan Karbon Aktif Tempurung Kenari ...
rentang waktu 15 - 30 menit untuk adsorpsi 4-klorofenol. Pada waktu 135 menit dengan efektivitas adsorpsi 7,58 mg/g, adsorpsi fenol oleh karbon aktif mencapai maksimum dan waktu ini digunakan sebagai waktu optimum. Efektivitas adsorpsi 4-klorofenol mencapai maksimum pada waktu 150 menit dan efektivitas adsorpsi 8,75 mg/g.
Nilai-nilai tetapan laju, k1, kapasitas adsorpsi dalan keadaan setimbang, qe, koefisien korelasi, R12, dihitung dari plot log(qe − qt) versus t. Hasil pengolahan data kinetika dengan menggunakan persamaan laju orde satu untuk kedua adsorpsi fenol dan 4-semu dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2. Kinetika orde satu semu untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari
Gambar 1. Kurva hubungan antara efektivitas adsorpsi a) fenol dan b) 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari sebagai fungsi waktu (kons. awal fenol dan 4-klorofenol = 50 mg/L)
Nilai R2 untuk adsorpsi fenol dan adsorpsi 4klorofenol berturut-turut adalah 0,8425 dan 0,8382. Ini menunjukkan bahwa proses adsorpsi kedua senyawa fenol tidak memenuhi persamaan laju orde satu. Kesimpulan ini ditunjang oleh nilai qe yang tidak sesuai antara nilai yang diperoleh dari grafik (2,08 mg/g untuk fenol dan 0,83 mg/g untuk 4-klorofenol) dengan nilai yang diperoleh dari percobaan (7,58 mg/g untuk fenol dan 8,75 mg/g untuk 4-klorofenol). Data kinetik kemudian diolah dengan model kinetika orde dua semu. Persamaan diferensial adalah sebagai berikut :
Data kinetika adsorpsi diproses untuk memahami dinamika dari proses adsorpsi berdasarkan orde adsorpsi. Data kinetika diolah dengan model kinetika orde satu semu. Persamaan diferensial adalah sebagai berikut : dqt k (qe qt ) dt
(1)
dqt k (qe qt ) 2 dt
di mana qe dan qt berturut-turut merupakan jumlah fenol yang diadsorpsi (mg/g) pada kesetimbangan dan pada waktu tertentu, t (menit), k1 merupakan tetapan laju orde satu semu (menit-1). Hasil integrasi memberikan persamaan : log
qe k 1 t qe qt 2,303
di mana k2 adalah tetapan laju orde satu semu (mg−1 min−1). Integrasi Persamaan (4) menghasilkan :
(2)
1 1 k t qe qt qe
yang merupakan persamaan laju orde satu semu. Persamaan ini dapat dituliskan sebagai k log (qe q ) log qe 1 t t 2,303
(4)
(5)
yang merupakan persamaan laju orde dua semu. Persamaan ini dapat ditulis dalam bentuk linier sebagai berikut : t 1 1 t q t k 2 q e2 q e
(3)
11
(6)
Edwin E, Sherliy, dkk
Mar. Chim Acta
Jika kinetika orde dua semu dipenuhi, plot t/qt versus t akan menghasilkan garis lurus. Hasil pengolahan data kinetika dengan menggunakan persamaan laju orde dua semu diperlihatkan pada Gambar 3.
kapasitas adsorpsi dan b berhubungan dengan energi adsorpsi. Isotermal Freundlich bergantung pada asumsi bahwa energi permukaan heterogen. Bentuk linier dari persamaan Freundlich diberikan oleh Pers. (8) Log (x/m) = log k + 1/n (log Ce)
di mana x adalah jumlah fenol atau 4-klorofenol yang diadsorpsi (mg), m adalah massa adsorben yang digunakan (g), Ce merupakan konsentrasi kesetimbangan larutan fenol atau 4-klorofenol (mg/L), k dan n merupakan tetapan-tetapan yang menghubungkan semua faktor yang mempengaruhi proses adsorpsi, seperti kapasitas adsorpsi dan intensitas adsorpsi. Nilai n dan k diperoleh dari kemiringan dan intercept kurva linier log (x/m) vs log Ce. Isotermal Langmuir dan Freundlich untuk adsorpsi fenol oleh karbon aktif tempurung kenari ditunjukkan oleh Gambar 4, sedangkan untuk adsorpsi 4-klorofenol dapat dilihat pada Gambar 5. Gambar-gambar tersebut menunjukkan bahwa adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari memenuhi persamaan Langmuir dan Freundlich. Pada fenol, nilai kuadran terkecil, R 2 yang diperoleh dengan menggunakan kedua persamaan mendekati 1 (0.9574 untuk persamaan Langmuir dan 0,9898 untuk persamaan Freundlich). Pada 4-klorofenol, nilai R2 yang diperoleh dari.kedua persamaan adalah 0,9938 untuk persamaan Langmuir dan 0,9824 untuk persamaan Freundlich. Harga tetapan Langmuir dan tetapan Freundlich untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari ditunjukkan pada Tabel 1.
Gambar 4. Kinetika orde dua semu untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari
Nilai R2 untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol berturut-turut adalah 0,9998 dan 1,0000. Ini menunjukkan bahwa proses adsorpsi kedua senyawa memenuhi persamaan laju orde dua semu. Nilai qe yang diperoleh dari grafik untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol secara berturut-turut adalah 7,63 dan 8,76 mg/g. Nilai ini tidak berbeda jauh dari nilai yang diperoleh dari percobaan (7,58 mg/g untuk fenol dan 8,75 mg/g untuk 4-klorofenol). Kapasitas Adsorpsi Fenol dan 4-klorofenol Kapasitas adsorpsi fenol dan 4-klorofenol diperoleh dari isotermal adsorpsi. Persamaan Langmuir dan Freundlich digunakan sebagai model dalam penelitian ini. Isotermal Langmuir mengasumsikan adsorpsi monolayer pada permukaan yang mengandung sejumlah tertentu pusat-pusat aktif yang identik. Model ini menganggap bahwa energi adsorpsi seragam pada permukaan dan tidak ada perpindahan adsorbat pada bidang permukaan (Namasivayam dan Arasi, 1997). Isotermal Langmuir diberikan oleh Persamaan (7) Ce C 1 e qe Qo b Qo
(8)
Tabel 1. Nilai tetapan Langmuir dan tetapan Freundlich untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol Adsorbat Fenol 4-klorofenol
Tetapan Langmuir Qo (mg/g) b (L/mg) 76,34 0,01 74,63 0,02
Tetapan Freundlich k n 4,29 4,35 3,64 1,93
Dari Tabel 1 nyata bahwa kapasitas adsorpsi fenol oleh karbon aktif tempurung kenari sedikit lebih tinggi dibandingkan adsorpsi 4-klorofenol. Hal ini terjadi mungkin karena molekul 4-klorofenol sedikit lebih besar dibandingkan fenol sehingga kurang sesuai dengan ukuran pori karbon aktif
(7)
di mana, Ce adalah konsentrasi fenol atau 4-klorofenol (mg/L) pada kesetimbangan. Tetapan Q o merupakan
12
Vol 6 No. 1
Pemanfaatan Karbon Aktif Tempurung Kenari ...
efektivitas Adsorpsi (mg/g)
4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari dan hasilnya ditunjukkan oleh Gambar 6 dan Gambar 7.
8,8 8,6 8,4 8,2 8 7,8 7,6 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
pH
Gambar 6. Efektivitas adsorpsi fenol pada berbagai pH Efektivitas adsorpsi (mg/g)
Gambar 4. Isotermal a) Langmuir dan b) Freundlich untuk adsorpsi fenol oleh karbon aktif tempurung kenari.
9.2 9 8.8 8.6 8.4 8.2 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
pH
Gambar 7. Efektivitas adsorpsi 4-klorofenol pada berbagai pH
Gambar 6 dan Gambar 7 menunjukkan bahwa karbon aktif dari tempurung kenari dapat bekerja dengan baik dalam mengadsorpsi larutan fenol pada pH 6,5 dan larutan 4-klorofenol pada pH 6. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Abburi (2003) yang mempelajari adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh resin amberlit XAD-16 dan mendapatkan bahwa fenol dan 4-klorofenol teradsorpsi dengan efektif pada pH sekitar 6. Menurut Abburi (2003), bentuk molekul lebih dominan ditemukan dalam larutan asam dan bentuk anion merupakan spesies yang lebih dominan dalam medium alkali. Fenol dan 4-kloro-fenol berada sebagai molekul netral pada pH sekitar 6. Jadi, interaksi karbon aktif dan fenol dianggap terutama sebagai interaksi non polar dan gaya yang bekerja untuk adsorpsi ini adalah gaya Van der Waals.
Gambar 5. Isotermal a) Langmuir dan b) Freundlich untuk adsorpsi 4klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari
Pengaruh pH atas adsorpsi fenol dan 4-klorofenol Beberapa percobaan dilakukan untuk mempelajari efek pH terhadap adsorpsi fenol dan
KESIMPULAN
13
Edwin E, Sherliy, dkk
Mar. Chim Acta
Qo = 74,63 mg/g, b = 0,02 L/mg, k = 3,64 mg/g dan n = 1,93 g/L untuk adsorpsi 4-klorofenol.
Dari penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa : 1. Waktu optimum adsorpsi fenol dan 4-klorofenol oleh karbon aktif tempurung kenari berturut-turut adalah 135 dan 150 menit.
4. Kapasitas adsorpsi fenol oleh karbon aktif tempurung kenari sedikit lebih besar dibandingkan kapasitas adsorpsi 4-klorofenol.
2. Adsorpsi kedua senyawa fenol tersebut memenuhi persamaan laju orde dua semu dengan tetapan laju untuk adsorpsi fenol dan 4-klorofenol berturut-turut 0,082 dan 0,127 g mg-1menit-1.
5. pH optimum adalah 6,5 untuk adsorpsi fenol dan 6 untuk adsorpsi 4-klorofenol. Ucapan Terima Kasih Terima kasih penulis ucapkan kepada pengelola proyek TPSDP yang telah memberikan bantuan finansial sehingga riset ini dapat dilaksanakan.
3. Adsorpsi fenol dan 4-klorofenol memenuhi Persamaan Langmuir dan Freundlich dengan tetapan Langmuir dan tetapan Freundlich sebagai berikut : Qo = 76,34 mg/g, b = 0,008 L/mg, k = 4,29 mg/g dan n = 4,35 g/L untuk adsorpsi fenol dan
DAFTAR PUSTAKA Abburi, K., 2003, Adsorpsi of Phenol and p-Chlorophenol from their Single and Bisolute Aqueous Solutions on Amberlite XAD-16 Resin, J. Hazardous Mater., B105, 143 – 156. Franz, M., Arafat, H. A., and Pinto, N.G., 2000, Effect of Chemical Surface Heterogeneity on the Adsorption Mechanism of Dissolved Aromatics on Activated Carbon. Carbon 38 (13), 1807–1819. Gupta, V.K., Sharma, S., Yadaf, I. S., Mohan, D., 1998, Utilization of Baggase Fly Ash Generated in the Sugar Industry for the Removal and Recovery of Phenol and p-nitrophenol from Wastewater, J. Chem., Technol. Biotechnol. 71, 180-186. Hakim, R., 2003, Adsorpsi Ion Cd2+ pada Karbon Aktif Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao), Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar. Hsieh, C. T., and Teng, H., 2000, Liquid-phase Adsorption of Phenol onto Activated Carbons Prepared with Different Activation Levels. J. Colloid Interf. Sci. 230 (1), 171–175 Jannah, M., 2003, Adsorpsi Ion Cu2+ pada Karbon Aktif Kulit Buah Kakao (Theobroma cacao), Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar. Koh, S. M., and Dixon, J. B., 2001, Preparation and Application of Organo-Minerals as Sorbents of Phenol, Benzene and Toluene. Appl. Clay Sci. 18 (3–4),. 111–122. Labuka. S. W., 2003, Adsorpsi Natrium Dodekil Benzena Sulfonat (SDBS) oleh Karbon Aktif dari Kulit Buah Kemiri, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar. Laszlo, K., Bota. A., and Nagy, L. G., 1997, Characterization of Activated Carbons from Waste Materials by Adsorption from Aqueous Solutions. Carbon 35 (5 ), 593–597 Liu, X., and Pinto, N. G., , 1997, Ideal Adsorbed Phase Model for Adsorption of Phenolic Compounds on Activated Carbon. Carbon 35 (9), 1387–1397 Nasrullah, N., 2003, Adsorpsi Zat Warna Merah Reaktif-1 pada Karbon Aktif dari Kulit Kemiri (Aleurites Molluccana Wild)- skripsi, Universitas Hasanuddin, Makassar. 14
Vol 6 No. 1
Pemanfaatan Karbon Aktif Tempurung Kenari ...
Nevskaia, D. M., Castillejos-Lopez, E., Guerrero-Ruiz, A., and Muñoz , V., 2004, Effects of the Surface Chemistry of Carbon Materials on the Adsorption of Phenol–aniline Mixtures from Water, 42 (3), 653-665. Okolo, B. , Park, C., and Keane, M. A., 2000, Interaction of Phenol and Chlorophenols with Activated Carbon and Synthetic Zeolites in Aqueous Media. J. Colloid Interf. Sci. 226 (2), 308–317 Paprowicz, J. T., 1990, Activated Carbons for Phenols Removal from Wastewaters. Environ. Technol. 11 (1), 71–82. Srivastava, S.K. and Tyagi, R., 1995, Competitive Adsorption of Substituted Phenols by Activated Carbon Developed from the Fertilizer Waste Slurry. Water Res. 29 (2), 483–488. Wu, P.X.., Liao, Z.W. , Zhang, H. F., and Guo, J.G., 2001, Adsorption of Phenol on Inorganic-Organic Pillared Montmorillonite in Polluted Water. Environ. Int. 26 (5-6), 401–407.
15