PEMANFAATAN JURNAL ELEKTRONIK SEBAGAI SUMBER REFERENSI OLEH MAHASISWA UNIVERSITAS SISWA BANGSA INTERNASIONAL Muhammad Fikri Amin, S.Hum. Nina Mayesti, M.Hum. Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16425
[email protected]
Abstrak Penelitian ini membahas pemanfaatan jurnal elektronik sebagai sumber referensi oleh mahasiswa Universitas Siswa Bangsa Internasional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei. Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat bantu yang digunakan dalam pengumpulan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh mahasiswa USBI telah memanfaatkan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Jurnal elektronik di USBI sudah cukup memenuhi kebutuhan informasi mereka sebagai sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Namun terdapat beberapa kendala dalam memanfaatkan jurnal elektronik seperti koneksi internet yang lamban serta lokasi pengaksesan jurnal elektronik yang hanya dapat diakses di wilayah kampus USBI. Selain itu masih kurangnya sosialisasi dari perpustakaan terhadap keberadaan dan cara menelusur jurnal elektronik. Hal ini dibuktikan hampir setengah dari mahasiswa USBI yang masih kesulitan dalam menemukan jurnal elektronik yang mereka butuhkan. Kata Kunci : Pemanfaatan, jurnal elektronik, sumber referensi. Abstrack This thesis describes about the used of electronic journal as a reference source by undergraduate student from “Universitas Siswa Bangsa Internasional”. This research used a descriptive research in quantitative approach of survey method. This research used questionnaire as a tools in data collecting. Its results showed that USBI’s undergraduate students had used electronic journal which subscribed by the library. Electronic journal in USBI had completed for their based information as references source to support their studies. But there are some constraints in electronic journal using because it’s slowly connection of internet and the access to location of electronic journal which only available in USBI campus. And then, there is a lack of socialization from the library about the electronic journals availability and searching. This is showed by a half of USBI undergraduate students still have difficulties in finding electronic journals.. Key words : The use, electronic journals, reference sources
1 Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
1.
dengan layanan koleksi digital. Koleksi dalam bentuk digital membuat informasi mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi di perpustakaan perguruan tinggi. Pemustaka dapat mengakses secara Online koleksi yang dimiliki perpustakaan melalui perangkat elektronik yang terhubung dengan internet. Salah satu koleksi digital yang saat ini banyak dimiliki oleh perpustakaan Perguruan Tinggi adalah jurnal elektronik. Jurnal elektronik merupakan bentuk digital dari jurnal tercetak yang merupakan salah satu sumber referensi ilmiah yang dimiliki perpustakaan perguruan tinggi. Peralihan bentuk jurnal dari tercetak menjadi digital karena sikap dan pendapat pengguna terhadap sumber referensi tercetak telah berubah. Perubahan ini terjadi sekitar tahun 1990-an, pemanfaatan sumber referensi tercetak telah mengalami penurunan karena perkembangan internet. Internet menjanjikan pengaksesan informasi yang cepat, mudah, dan akurat sehingga membuat sumber referensi tercetak terlihat seperti sulit untuk digunakan bahkan ada persepsi bahwa sumber referensi tercetak tidak lebih akurat daripada web (Gorman, 2012, p. 6). Kebiasaan pengaksesan informasi melalui internet mungkin sulit untuk diubah, jadi akan selalu ada pengguna yang membutuhkan informasi dengan cepat dan kurang peduli tentang keakuratan sumber informasi dibandingkan dengan menemukan informasi melalui sumber tercetak sebagai referensi (Thompson, 2003, p. 267). Selain itu, jurnal elektronik yang semakin merebak dari pada jurnal tercetak karena ada beberapa pertimbangan, antara lain pengguna akan lebih mudah mencari informasi, mengurangi biaya langganan jurnal tercetak, serta mengurangi keterbatasan tempat penyimpanan jurnal. Teknologi untuk menciptakan bentuk digital dari jurnal tercetak makin meningkat.
Pendahuluan
Ilmu pengetahuan telah mendorong perkembangan teknologi informasi menjadi era yang serba digital seperti saat ini. Hal ini membuat akses memperoleh informasi bagi setiap orang semakin beragam. Salah satu perkembangan teknologi informasi yang sudah mewabah sekarang ini adalah internet. Pencari informasi bisa dengan cepat memperoleh berbagai sumber informasi melalui internet tanpa perlu memakan waktu lama. Hal ini membuat pemustaka lebih suka mencari informasi melalui internet dari pada harus berkunjung ke perpustakaan. Untuk itu, perpustakaan harus meningkatkan kualitas layanan informasi perpustakaan sesuai dengan perkembangan teknologi informasi agar tidak ditinggalkan penggunanya, salah satunya dengan melakukan pengadaan koleksi digital. Koleksi dalam bentuk digital merupakan satu inovasi yang dilakukan perpustakaan saat ini dalam menyediakan serta memudahkan pemustaka dalam mengakses informasi. Koleksi yang berbentuk tercetak dialih mediakan ke dalam bentuk digital seperti buku, majalah, jurnal, dan sebagainya sehingga menjadi koleksi dalam bentuk digital. Hal ini bertujuan agar pemustaka dapat mengakses koleksi di perpustakaan dengan cepat melalui perangkat elektronik tertentu tanpa harus datang ke perpustakaan. Perpustakaan yang memiliki koleksi digital banyak ditemui di perpustakaan perguruan tinggi. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007, perpustakaan perguruan tinggi diharapkan mengembangkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk menunjang pelaksanaan kegiatan penelitian. Hal itu membuat perpustakaan perguruan tinggi harus menyesuaikan koleksi dengan perkembangan teknologi informasi, yakni 2
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
Kehadiran jurnal elektronik telah menjadi solusi perpustakaan Perguruan Tinggi dalam mengembangkan layanan informasi yang sesuai dengan perkembangan teknologi. Jurnal elektronik diharapkan mampu menunjang kegiatan penelitian dan proses belajar sivitas akademik perguruan tinggi sebagai sumber referensi yang dapat diakses dengan cepat dan mudah. Dengan peralihan bentuk jurnal dari tercetak menjadi elektronik, pemustaka dapat mengakses jurnal elektronik yang berbasis web melalui internet sehingga mendapatkan informasi dengan cepat, mudah, tanpa harus mengunjungi perpustakaan. Universitas Siswa Bangsa Internasional atau biasa disebut USBI merupakan gabungan dari Sampoerna School of Bussiness dan Sampoerna School of Education. USBI yang baru diresmikan pada tahun 2013 sudah melanggan pangkalan data jurnal elektronik sejak tahun 2011 ketika Sampoerna School of Bussiness dan Sampoerna School of Education belum bergabung menjadi USBI. Jurnal-jurnal elektronik yang dilanggan ialah jurnal yang diakses melalui pangkalan data jurnal elektronik Proquest of education, Proquest of bussiness, JSTOR, Science Direct, dan Emerald Insight. Semua jurnal elektronik yang dilanggan dapat diakses secara online melalui internet. Jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan hanya dapat diakses di sekitar kampus USBI. Dengan adanya jurnal elektronik ini sangat membantu pengguna terutama civitas akademika USBI untuk mendukung proses belajar mengajar ataupun tugas-tugas penelitian yang membutuhkan bahan-bahan rujukan terkini dari jurnal elektronik. Setelah dilakukan observasi di perpustakaan USBI dan melakukan wawancara singkat terhadap beberapa mahasiswa USBI, beberapa diantara mereka merasakan kesulitan dalam memanfaatkan
jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Mereka menganggap bahasa yang terdapat pada jurnal elektronik cenderung sulit untuk dimengerti karena hampir semua jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan berbahasa Inggris dan banyak istilah ilmiah yang cenderung sulit untuk dipahami. Selain itu, menurut beberapa orang mahasiswa USBI berpendapat bahwa keberadaan search engine seperti google dan yahoo telah memudahkan mereka untuk memperoleh sumber referensi secara cepat dari pada mengakses jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Hingga saat ini, setelah 2 tahun melanggan, belum pernah dilakukan survei yang menggambarkan pemanfaatan jurnaljurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan USBI sebagai sumber referensi. Untuk itu keberadaan jurnal elektronik perlu dievaluasi untuk mengetahui pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan oleh mahasiswa sebagai sumber referensi serta mengidentifikasi apa saja kendala atau halangan yang dihadapi mahasiswa dalam memanfaatkan jurnal elektronik. 1.2
Perpustakaan Perguruan Tinggi
Fungsi Perpustakaan Perguruan Tinggi Sesuai dengan tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi yaitu mendukung dan membantu perguruan tinggi mencapai tujuannya, maka perpustakaan Perguruan Tinggi memiliki beberapa fungsi utama dalam menjalankan tugasnya. Fungsi utama perpustakaan Perguruan Tinggi menurut Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (2006) antara lain: 1. Mengikuti perkembangan kurikulum serta perkuliahan dan menyediakan 3
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
2. 3.
4.
5.
pemerintah, buku langka, koleksi khusus, dan sebagainya.
bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pengajaran. Menyediakan pustaka yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam rangka studinya. Mengikuti perkembangan mengenai program-program penelitian yang diselenggarakan di lingkungan perguruan tinggi induknya dan berusaha menyediakan literatur ilmiah dan bahan lain yang diperlukan bagi para peneliti. Memutakhirkan koleksi dengan mengikuti terbitan-terbitan yang baru baik berupa tercetak maupun tidak tercetak. Menyediakan fasilitas, yang memungkinkan pengguna mengakses perpustakaan lain maupun pangkalan-pangkalan data melalui jaringan lokal (intranet) maupun global (internet) dalam rangka pemenuhan kebutuhan informasi yang diperlukan.
Koleksi Digital Perpustakaan Perguruan Tinggi Saat ini semakin banyak perpustakaan yang memiliki koleksi digital, termasuk perpustakaan perguruan tinggi. Perpustakaan Perguruan Tinggi semakin aktif dalam membangun repositori dari terbitan ilmiah yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan mengkonversikannya dalam bentuk digital. Keberadaan koleksi digital di perpustakaan Perguruan Tinggi telah menjadi solusi pengguna untuk dapat mengakses koleksi perpustakaan tanpa harus datang ke perpustakaan (Breeding, 2009, p. 32). Koleksi digital semakin diminati oleh pengguna perpustakaan karena kemudahan akses yang ditawarkan. Perpustakaan menyesuaikan koleksi perpustakaan sesuai dengan perkembangan teknologi dan pola perilaku pengguna perpustakaan. Reitz (2004) dalam Online Dictionary for Library and Information Science mendefinisikan koleksi digital sebagai koleksi perpustakaan atau arsip yang dikonversikan ke dalam format yang terbaca oleh mesin (machine-readable format) untuk tujuan pelestarian atau penyediaan akses elektronik. Juga termasuk materi yang diproduksi dalam bentuk elektronik, mencakup e-zines, e-journals, e-books, karya referensi yang dipublikasikan secara online dan dalam CD-ROM, database bibliografi, dan sumber-sumber berbasis web lainnya.
Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi Salah satu unsur utama yang terdapat dalam perpustakaan adalah koleksi. Koleksi perpustakaan menurut UU No.43 Tahun 2007 adalah semua informasi dalam bentuk karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam dalam berbagai media yang mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan. Sedangkan Reitz (2004) dalam Online Dictionary for Library and Information Science mendefinisikan koleksi perpustakaan sebagai semua jumlah buku serta bahan lainnya yang dimiliki oleh perpustakaan termasuk katalog dan diatur untuk kemudahan akses temu kembali. Dalam koleksi perpustakaan juga terdiri dari beberapa koleksi yang jumlahnya lebih sedikit yaitu koleksi referensi, buku sirkulasi, koleksi serial, dokumen
1.3
Jurnal Elektronik Seiring dengan perkembangan teknologi, jurnal ilmiah dengan format elektronik telah memudahkan peneliti dan telah menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dari dunia perguruan tinggi. Jurnal elektronik merupakan salah satu sarana untuk mengkomunikasikan berbagai 4
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
Sumber referensi mengikuti perkembangan teknologi sehingga pada saat ini terdapat sumber referensi dalam bentuk digital. Sumber referensi digital tidak terlepas dari keberadaan internet yang membawa dampak luar biasa terhadap perkembangan sumber informasi. Hal itu membuat banyak perpustakaan perguruan tinggi memiliki sumber referensi digital sebagai salah satu penunjang informasi mahasiswa. Davis (2003) mengatakan bahwa sejak pertengahan 1990-an, perpustakaan Perguruan Tinggi telah kehilangan kendali sebagai penyedia sumber daya informasi satu-satunya di kampus perguruan tinggi dan sekarang bersaing dengan sumber informasi yang tersedia melalui internet (Galbraith, 2012, p. 35). Sikap dan pendapat terhadap buku-buku sebagai sumber referensi telah berubah dan tingkat kepercayaan pengguna terhadap buku-buku sebagai sumber referensi mengalami penurunan. Hal itu terjadi karena keberadaan internet. Internet menjanjikan informasi yang cepat, mudah, dan akurat telah membuat sumber referensi terlihat seperti sulit untuk digunakan dan ada persepsi bahwa mereka tidak lebih akurat daripada internet (Gorman, 2012, p.6 ).
hasil penelitian yang dapat memperkaya serta menjadi sumber referensi ilmu pengetahuan. Perkembangan jurnal elektronik telah merubah cara pandang akademisi serta civitas akademik di lingkungan perguruan tinggi dalam mengakses informasi (Hurd, 2001). Online Dictionary for Library Information of Science mendefinisikan jurnal elektronik sebagai versi digital dari jurnal tercetak, atau jurnal yang dari awalnya sudah berbentuk digital yang tersedia melalui web, e-mail, atau cara lain melalui akses internet. Woodward (1998) membagi jurnal elektronik ke dalam dua jenis, yaitu : 1. Jurnal yang terbit hanya dalam bentuk elektronik (electronic-only journal). 2. Jurnal versi elektronik yang paralel dengan versi tercetaknya (dual format journal). Dari segi kebebasan akses, Andriaty (2005, p. 26) membagi jurnal elektronik dalam 2 kelompok yaitu: 1. Jurnal elektronik yang dapat diakses tanpa biaya dan dapat dicetak atau bebas download. 2. Jurnal elektronik yang tidak dapat diakses tanpa password atau tanpa melanggannya.
2.
Metodologi Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif survei. Populasi penelitian adalah mahasiswa Universitas Siswa Bangsa Internasional yaitu sebanyak 478 orang. Dalam hal ini, peneliti melakukan penyebaran kuesioner secara langsung kepada para mahasiswa Universitas Siswa Bangsa Internasional.
Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Referensi Reitz (2004) dalam Online Dictionary Library information of Science mendefinisikan sumber referensi sebagai setiap publikasi yang memiliki informasi otoritatif, termasuk dan tidak terbatas pada buku-buku referensi, katalog, layanan indeks dan abstrak, dan database bibliografi. Layanan yang berada diluar perpustakaan namun dapat diandalkan untuk memberikan informasi otoritatif bisa dianggap sebagai sumber referensi.
Partisipan Penelitian Dengan populasi yang sangat besar, tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh populasi. Untuk itu, prosedur yang biasa dilakukan adalah pengambilan sampel dari populasi. Sampel menurut Sugiyono (2011, 5
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
5. Kendala yang dihadapi mahasiswa dalam memanfaatkan jurnal elektronik sebagai sumber referensi
p. 20) adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini berdasarkan rumus Slovin dengan tingkat perkiraan kesalahan yang digunakan adalah 10%, sehingga sampel yang diambil adalah sebesar 83 orang.
Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Data yang terkumpul diolah sedemikian rupa untuk menyederhanakan format dan strukturnya dengan membuat tabulasi data agar memudahkan dan mempercepat analisis data. Adapun tahaptahap yang dikerjakan dalam pengolahan data yaitu: 1. Tahap penyuntingan Pada tahap ini dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan data atas kuesioner yang dikembalikan. Ada beberapa hal yang harus diteliti kembali yaitu : a. Lengkapnya pengisian Kuesioner harus diisi lengkap. Setiap pertanyaan yang diajukan dalam kuesioner harus terlengkapi dengan jawaban dari responden. b. Keterbacaan tulisan Tulisan responden yang tertera di dalam kuesioner harus dapat dibaca agar tidak menimbulkan salah penafsiran oleh peneliti. c. Kejelasan makna jawaban Dalam hal ini, hasil kuesioner yang didapat harus memiliki jawaban yang jelas dan tidak memiliki ambiguitas yang dapat menimbulkan salah penafsiran oleh peneliti. 2. Pengkodean Pengkodean yang dimaksud yaitu mengelompokkan jawaban-jawaban responden menurut variabel penelitian. Tahap ini juga disebut klasifikasi data. 3. Tahap perhitungan dan tabulasi data
Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, observasi, dan studi literatur. Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Pada penelitian ini, peneliti mewawancarai koordinator perpustakaan dan beberapa mahasiswa Universitas Siswa Bangsa Internasional untuk mengetahui layanan jurnal elektronik. Setelah melakukan wawancara dan merumuskan masalah, pengumpulan data yang utama dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada mahasiswa Universitas Siswa Bangsa Internasional. Sugiyono (2011, p. 192) menyatakan bahwa kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian. Bagian pertama adalah pertanyaan terbuka yang berisi pilihan ganda dan bagian kedua adalah pertanyaan tertutup. Agar penelitian ini berjalan lancar, maka disusun secara sistematis variabel-variabel untuk diteliti, seperti: 1. Latar belakang mahasiswa 2. Informasi sumber referensi mahasiswa 3. Pengetahuan mahasiswa terhadap jurnal elektronik 4. Pemanfaatan jurnal elektronik sebagai sumber referensi 6
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
4.
menjawab rumusan masalah dan dapat menyimpulkan hasil dari penelitian ini.
Setelah pengkodean selesai dikerjakan, peneliti menghitung jumlah frekuensi data dengan cara melidi (tallying). Dalam kegiatan ini data yang sudah melalui proses melidi kemudian diinput kedalam program komputer pengolah lembar kerja untuk dihitung nilai frekuensi dan prosentasenya dengan menggunakan rumus presentase:
3. Analisis Pemanfaatan Jurnal Elektronik Sebagai Sumber Referensi Analisis dan Interpretasi Data Angkatan / Tahun Masuk Kuliah Responden Angkatan
P= f/n x 100% Keterangan : P = Presentase yang dicari. f = frekuensi jawaban n = jumlah jawaban subjek atau sampel yang diolah (Wallizer & Wiener, 1992, p. 99) Data yang sudah melalui proses penghitungan akan disajikan dalam bentuk tabel. Berdasarkan tabel-tabel yang sudah dibuat kemudian dilakukan analisis data yang dijabarkan secara deskriptif dengan tujuan untuk memberikan penjelasan tentang hasil penelitian. Untuk memudahkan peneliti dalam mendeskripsikan nilai prosentase yang telah didapat, peneliti menggunakan parameter interpretasi nilai menurut Wasito (1992, p. 1011) sebagai berikut: 0% = tidak satupun 1%-25% = sebagian kecil 26%-49% = hampir setengahnya 50% = Setengahnya 51%-75% = Sebagian besar 75%-99% = Hampir seluruhnya 100% = Seluruhnya
2009 2010 2011 2012 Jumlah
n = 83 Frekuensi Persentase 13 15.66% 36 43.37% 24 28.92% 10 12.05% 83 100%
Pada tabel diatas tentang angkatan/tahun masuk kuliah responden yaitu responden yang berasal dari angkatan 2009 berjumlah 13 orang (15.66%). Kemudian responden yang berasal dari angkatan 2010 berjumlah 36 orang (43.37%). Lalu responden yang berasal dari angkatan 2011 berjumlah 24 orang (28.92%) dan responden yang berasal dari angkatan 2012 berjumlah 10 orang (12.05%). Dari data diatas menunjukkan bahwa hampir setengahnya mahasiswa USBI yang terambil sebagai responden adalah mahasiswa USBI angkatan 2010, kemudian disusul oleh mahasiswa USBI angkatan 2011. Hanya sebagian kecil mahasiswa yang terambil sebagai responden yang berasal dari angkatan 2012 dan 2009. Penggunaan Sumber Referensi dalam Menunjang Kegiatan Perkuliahan oleh Mahasiswa USBI
Setelah tabulasi data selesai dikerjakan, peneliti dapat menginterpretasikan data berdasarkan nilai prosentase yang diperoleh. Dari hasil analisis data tersebut, peneliti dapat
Pernyataan
7
Selalu Tidak Selalu Jarang Tidak Pernah Jumlah
Frekuensi 46 27 10 0 83
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
n = 83 Persentase 55.42% 32.53% 12.05% 0% 100%
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa yang memilih buku teks sebagai sumber referensi perkuliahan berujumlah 57 orang (24.15%), dari internet berjumlah 71 orang (30.08%), dari artikel berjumlah 23 orang (9.75%), dari jurnal tercetak berjumlah 9 orang (3.81%), dari jurnal elektronik berjumlah 46 orang (19.50%), dan dari catatan kuliah berjumlah 30 orang (12.71%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa hampir setengah dari mahasiswa USBI menggunakan internet dengan cara menelusur bebas melalui search engine dalam mencari sumber referensi sebagai penunjang kegiatan perkuliahan. Internet menjanjikan memperoleh informasi yang cepat, mudah, serta tersedia sepanjang waktu. Namun, informasi yang melimpah di internet telah menjadi erosi sumber informasi yang terpercaya. Informasi dari internet yang terlalu banyak terkadang membuat informasi yang didapat tidak sesuai seperti yang diinginkan. Seperti yang dikatakan Nolan (1999, p.12) dalam Gorman (2012, p. 7) bahwa pengguna sering memilih informasi yang salah tapi cepat dari pada sumber informasi yang akurat. Pencari informasi seharusnya menyeleksi sumber referensi yang dapat dipercaya dalam memenuhi kebutuhan informasinya.
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa USBI yang selalu menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan berjumlah 46 orang (55.42%). Hampir setengah dari mahasiswa USBI yang tidak selalu menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan berjumlah 27 orang (32.53%), mahasiswa USBI yang jarang menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan berjumlah 10 orang (12.05%), dan tidak satupun mahasiswa USBI yang tidak pernah menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa mahasiswa sebagian besar mahasiswa USBI selalu menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan dan hanya sebagian kecil mahasiswa USBI yang jarang menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa USBI yang jarang menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan berasal dari angkatan 2012. Padahal seharusnya seluruh mahasiswa USBI menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan. Dalam suatu institusi pendidikan, sumber referensi merupakan suatu hal yang vital dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut membuktikan bahwa kesadaran mahasiswa USBI terhadap pentingnya sumber referensi masih kurang.
Dari mana responden Mengetahui Keberadaan Jurnal Elektronik yang dilanggan Perpustakaan
Sumber Referensi Mahasiswa USBI dalam Menunjang Kegiatan Perkuliahan Pernyataan Dari Buku Teks / wajib Dari Internet (melalui Search Engine) Dari Artikel Dari Jurnal Tercetak Dari Jurnal Elektronik Dari catatan kuliah Jumlah
Pernyataan Dari Perpustakaan USBI Dari Staf Perpustakaan USBI Dari Teman Dari Dosen Sendiri Jumlah
n = 236 Frekuensi Persentase 57 24.15% 71 23 9 46 30 236
30.08% 9.75% 3.81% 19.50% 12.71% 100%
n = 129 Frekuensi Persentase 34 26.37% 22
17.05%
40 32 1 129
31.01% 24.80% 0.77% 100%
8
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
penyediaan informasi dan pengetahuan yang berkualitas.
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa USBI yang mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari perpustakaan USBI berjumlah 34 orang (26.37%), mahasiswa USBI yang mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari staf perpustakaan berjumlah 22 orang (17.05%), mahasiswa USBI yang mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari teman berjumlah 40 orang (31.01%), mahasiwa USBI yang mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari dosen berjumlah 32 orang (24.80%), dan mahasiswa USBI yang mengetahui sendiri keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berjumlah 1 orang (0.77%). Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa hampir setengah dari mahasiswa USBI mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari lingkungan pertemanan dan hampir setengahnya juga mengetahui dari informasi yang ada di perpustakaan USBI. Namun peran dari perpustakaan USBI masih belum bisa dikatakan berhasil dalam mensosialisasikan keberadaan jurnal elektronik kepada mahasiswa USBI karena hanya hampir setengah dari mahasiswa USBI mengetahui keberadaan jurnal elektronik melalui perpustakaan. Seharusnya seluruh mahasiswa USBI mengetahui keberadaan jurnal elektronik melalui informasi dari perpustakaan karena perpustakaan USBI harus berperan aktif dalam menciptakan dan mengembangkan layanan, program, proses dan fasilitas yang responsif terhadap kebutuhan pengguna perpustakaan, komunikasi dan interaksi antar penggunanya sesuai dengan tujuannya yaitu mendukung kegiatan pengajaran, pembelajaran dan penelitian para sivitas akademika, staf dan anggota lainnya melalui
Alasan Mahasiswa USBI Menggunakan Jurnal Elektronik Pernyataan Mencari informasi sebagai sumber referensi dalam mengerjakan tugas kuliah Mencari informasi sebagai sumber referensi dalam penulisan skripsi Ingin tetap up to date terhadap informasi yang berkembang Hanya ingin tahu saja Jumlah
n = 110 Frekuensi Persentase 66 60%
34
30.91%
7
6.36%
3
2.73%
110
100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar mahasiswa USBI yaitu berjumlah 66 orang (60%) menggunakan jurnal elektronik untuk mencari informasi sebagai sumber referensi dalam mengerjakan tugas kuliah. Kemudian hampir setengah dari mahasiswa USBI yaitu berjumlah 34 orang (30.91%) menggunakan jurnal elektronik untuk mencari informasi sebagai sumber referensi dalam penulisan skripsi. Hanya sebagian kecil dari mahasiswa USBI yaitu berjumlah 7 orang (6.36%) menggunakan jurnal elektronik karena ingin tetap up to date terhadap informasi yang berkembang dan sebagian kecil juga mahasiwa USBI yaitu berjumlah 3 orang (2.73%) yang menggunakan jurnal elektronik karena hanya ingin tahu saja. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa hampir seluruh mahasiswa USBI menggunakan jurnal elektronik bertujuan untuk mencari informasi sebagai sumber referensi dalam mengerjakan tugas kuliah dan skripsi. Hal 9
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
ini membuktikan tingkat kesadaran mahasiswa USBI dalam menggunakan jurnal elektronik sebagai sumber referensi bisa dibilang tinggi. Keberadaan jurnal elektronik di perpustakaan sudah dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk mencari sumber referensi dalam memenuhi kebutuhannya sebagai mahasiswa.
Kendala Responden dalam Memanfaatkan Jurnal Elektronik sebagai Sumber Referensi Pernyataan Sulit menemukan jurnal yang dibutuhkan Lokasi pengaksesan yang hanya berada di wilayah kampus Koneksi lambat Istilah atau bahasa yang ada di jurnal elektronik sulit untuk dimengerti Banyaknya jurnal elektronik yang berbayar dan tidak bisa diakses oleh mahasiswa Belum kenal terlalu dalam tentang jurnal elektronik Jumlah
Jurnal Elektronik Telah Membantu Responden sebagai Sumber Referensi yang Mereka Dibutuhkan Pernyataan Sangat membantu Cukup membantu Kurang membantu Tidak membantu Jumlah
n = 83 Frekuensi Persentase 16 19.28% 58 69.88% 6 7.23% 3 3.61% 83 100%
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa sebagian kecil, yaitu 16 orang (19.28%) mahasiswa USBI menganggap jurnal elektronik sangat membantu mereka sebagai sumber referensi yang dibutuhkan dan sebagian besar mahasiswa USBI yang berjumlah 58 orang (69.88%) menganggap jurnal elektronik cukup membantu mereka sebagai sumber referensi yang dibutuhkan. Sedangkan hanya sebagian kecil saja mahasiswa USBI yaitu berjumlah 6 orang (7.23%) menganggap jurnal elektronik kurang membantu mereka sebagai sumber referensi yang dibutuhkan, dan sebagian kecil lagi yaitu 3 orang (3.61%) mahasiswa USBI yang menganggap jurnal elektronik tidak membantu mereka sebagai sumber referensi yang dibutuhkan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa sebagian besar mahasiswa USBI menganggap jurnal elektronik cukup membantu mereka sebagai sumber referensi yang dibutuhkan.
n = 99 Frekuensi Persentase 28 28.28% 24
24.24%
25 11
25.26% 11.11%
4
4.04%
7
7.07%
99
100%
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa 28 orang (28.28%) mahasiswa USBI menganggap sulit menemukan jurnal yang dibutuhkan sebagai kendala yang dirasakan dalam memanfaatkan jurnal elektronik sebagai sumber referensi, 24 orang (24.24%) mahasiswa USBI menganggap lokasi pengaksesan yang hanya berada di wilayah kampus, 25 orang (25.25%) mahasiswa USBI menganggap koneksi yang lambat, 11 orang (11.11%) mahasiswa USBI menganggap istilah atau bahasa yang ada di jurnal elektronik sulit untuk dimengerti, 4 orang (4.04%) mahasiswa USBI menganggap banyaknya jurnal elektronik yang berbayar dan tidak bisa diakses oleh mahasiswa, dan 7 orang (7.07%) mahasiswa USBI menganggap belum kenal terlalu dalam tentang jurnal elektronik.
10 Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
Saran dan Masukan dari Responden untuk Perpustakaan Pernyataan Jurnal harus up to date Sosialisasi jurnal Koneksi dipercepat Perluas lokasi pengaksesan jurnal elektronik Melanggan jurnal yang berbahasa Indonesia Menambah pangkalan data, jurnal, dan fasilitas komputer Jumlah
pemanfaatan jurnal elektronik yang dilanggan oleh mahasiswa USBI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Sebagian besar responden mahasiswa USBI selalu menggunakan sumber referensi dalam menunjang kegiatan perkuliahan dan mereka biasa menggunakan sumber digital untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Dilihat dari sumber referensi yang mereka peroleh paling banyak berasal dari internet dengan cara menelusur bebas melalui search engine. 2. Sebagian besar mahasiswa USBI mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan berasal dari teman mereka sendiri dan dari informasi yang ada di perpustakaan. Mereka mengakses jurnal elektronik yang dilanggan oleh perpustakaan untuk mencari informasi sebagai sumber referensi dalam mengerjakan tugas kuliah, tugas akhir, dan skripsi. 3. Hampir seluruh mahasiswa USBI telah memanfaatkan jurnal elektronik sebagai sumber referensi dan mereka menganggap jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan cukup memenuhi kebutuhan sumber referensi mereka. Mahasiswa USBI juga menginginkan jurnal elektronik yang di perpustakaan harus up to date dan memiliki otoritas yang terpercaya sebagai sumber referensi mereka. Namun mereka masih merasa kesulitan dalam menggunakan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan terkait dengan koneksi internet yang lambat dan tidak teratur, jurnal elektronik yang hanya bisa diakses di sekitar
n = 114 Frekuensi Persentase 25 21.93% 32 20 21
28.07% 17.54% 18.42%
2
1.76%
14
12.28%
114
100%
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa 25 orang (21.93%) mahasiswa USBI menyarankan kepada perpustakaan agar jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan harus up to date, 32 orang (28.07%) mahasiswa USBI menyarankan kepada perpustakaan agar melakukan sosialisasi tentang jurnal elektronik, 20 orang (17.54%) mahasiswa USBI menyarankan kepada perpustakaan untuk memperluas lokasi pengaksesan jurnal elektronik yang hanya bisa diakses di sekitar wilayah kampus USBI. Selain itu 2 orang (1.76%) mahasiswa USBI menyarankan agar perpustakaan melanggan jurnal berbahasa Indonesia, dan 14 orang (12.28%) mahasiswa USBI menyarankan kepada perpustakaan agar menambah lagi pangkalan data jurnal elektronik yang dilanggan serta menambah fasilitas komputer di perpustakaan. 6. Kesimpulan dan Saran Beberapa kesimpulan dapat ditarik berdasarkan penelitian ini. Kesimpulan tersebut dapat menjadi masukan bagi perpustakaan USBI dalam mengidentifikasi 11
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
wilayah kampus USBI, serta banyak istilah – istilah yang sulit untuk dimengerti pada jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Berdasarkan kesimpulan diatas, berikut rekomendasi yang dapat diajukan berdasarkan penelitian ini yaitu: 1. Sebaiknya perpustakaan mengevaluasi tentang lokasi pengaksesan jurnal elektronik yang hanya bisa diakses di wilayah kampus USBI. Salah satu solusinya adalah perpustakaan USBI memberikan user name dan password kepada mahasiswa USBI melalui e-mail mereka agar dapat menggunakan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan dari luar wilayah kampus USBI. Selain itu sebaiknya perpustakaan USBI berlangganan e-book atau koleksi digital berlanggan lainnya karena hampir seluruh mahasiswa telah memanfaatkan jurnal elektronik sebagai sumber referensi. Keberadaan e-book bisa menambah sumber referensi di perpustakaan USBI sehingga akses mahasiswa mencari sumber referensi digital semakin beragam. 2. Sebaiknya perpustakaan USBI melakukan sosialisasi secara intensif tentang keberadaan jurnal elektronik dan cara menggunakannya kepada mahasiswa USBI karena banyak mahasiswa USBI yang masih belum paham tentang jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Sosialisasi dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan mengadakan program literasi informasi tentang jurnal elektronik kepada mahasiswa USBI yang dilakukan secara rutin serta melakukan promosi dengan cara
3.
memasang banner tentang jurnal elektronik di perpustakaan USBI. Perlu diperbaiki koneksi internet yang ada di wilayah kampus USBI karena banyak mahasiswa menganggap koneksi internet lamban sehingga menghambat mereka dalam menggunakan jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan. Selain itu perlu diadakan evaluasi jurnal elektronik yang dilanggan karena banyak responden mahasiswa USBI sulit untuk memahami istilah yang ada pada jurnal elektronik yang dilanggan perpustakaan serta perlu terus melanggan jurnal elektronik yang up to date dan memiliki otoritas yang terpercaya demi memudahkan mahasiswa mencari sumber referensi yang relevan.
Daftar Acuan Andriaty, Etty. (2005). Pemanfaatan Jurnal Elektronis dan Kemutakhiran Informasi yang disitir dalam Publikasi Primer. Jurnal Perpustakaan Pertanian, 14 (2). Breeding, Marshall. (2009). Maximing the Impact of Digital Collections. Computer in Libraries, 29(4), p. 32 – 34. Galbraith, James. (2012) An Overview of Trends in Udergraduate Research Practice dalam E-reference context and discoverability in libraries: issues and concepts oleh Sue Polanka (ed). Hershey: IGI Global. Gorman, Jack O. (2012). Reference Products and Service: historical overview and paradigm shift dalam E-reference context and discoverability in libraries: issues and concepts oleh Sue Polanka (ed). Hershey: IGI Global. Hurd, J. M. (2001). Digital Collections : Acceptance and Use in a Research Community. Proceedings ACRL Tenth 12
Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013
National Converence, March 15 – 18, Denver, Colorado, p. 312 – 319. Perpustakaan Nasional RI. (2006).. Pedoman Umum Pengelolaan Koleksi Perguruan Tinggi. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Reitz, Joan M. (2004) Dictionary for Library and Information Science. Westport: Library Unlimited. http://www.abcclio.com/ODLIS/odlis_A.aspx (Diakses 10 April 2013). Sugiono. (2011). Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi. Bandung : Ganesha. Thompson, C. (2003). Information illiterate or lazy: How college students use the Web for research. Libraries & the Academy, 3(2), p. 259 – 268. Undang – Undang No. 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI. Walizer, Michael H. dan Paul L. Wiener. (1992). Metode dan Analisis Penelitian Mencari Hubungan. Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Wasito, Hermawan. (1992). Pengantar Metode Penelitian : Panduan Mahasiswa. Jakarta : Gramedia. Woodward, H [et al.]. (1998). Café jus: an Electronic journals user survey. Journals of Digital Information, 1(3).
13 Pemanfaatan Jurnal..., Muhammad Fikri Amin, FIB UI, 2013