PEMANFAATAN E-LEARNING SEBUAH MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF AGUS JATMIKO1 ABSTRAK E-Learning is a model of learning which using electronic application for supporting teaching and learning activities in the development of the internet, an intranet or medium other computer network. The e-learning allow the education process without through face-to-face direct and development of science for students can be done with ease. E-learning one of innovations is education, the e-learning will be known and used by people in doing the diffusion of innovation.Emergence of the e-learning expected to give much benefit to education.One of the benefits that i hope can be perceived by the e-learning it is able to help efforts to overcome the problems of education, as the distribution of education, increase the quality relevance of education, and improve the effectiveness and efficiency of education.Then, the e-learning also be considered very important in influencing improvement and development of education. Keywords: E-Learning, Innovative learning A. PENDAHULUAN Satu inovasi yang menarik mengiringi perubahan paradigma pembelajaran adalah ditemukannya dan diterapkannya model-model pembelajaran inovatifprogresif yang dengan tepat mampu mengembangkan dan menggali pengetahuan peserta didik secara dan mandiri. Inovasi bermula dan diadopsi dari metode kerja para ilmuan dalam menemukan suatu pengetahuan baru. Berdasarkan alasan itulah, maka sangatlah penting bagi para pendidik khususnya guru memahami karakteristik materi, peserta didik, dan metodologi pembelajaran dalam proses pembelajaran terutama berkaitan pemilihan terhadap model-model pembelajaran modern. Dengan demikian, proses pembelajaran akan lebih variatif, inovatif, dan konstruktif dalam merekonstruksi wawasan pengetahuan dan implementasinya sehingga dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik.
1
Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Raden Intan Lampung
Untuk mewujudkan kualitas pembelajaran, perlu ditempuh upaya-upaya yang bersifat komprehensif terhadap kemampuan guru dalam memanfaatkan salah satu media, yaitu internet sebagai salah satu sumber belajar. Namun demikian, berdasarkan isu yang berkembang dalam pendidikan, pembelajaran di sekolah atau lembaga pendidikan belum berjalan secara efektif, bahkan banyak guru yang mengajar tanpa memanfaatkan sumber belajar. Mereka mengajar secara rutin apa adanya sehingga pembelajaran berkesan masih teacher oriented. Selama ini banyak sekolah yang proses pembelajarannya masih bersifat konvensional, dengan kata lain bahwa proses belajar mengajar antara siswa dengan guru hanya dapat dilakukan dengan syarat terjadinya pertemuan antara siswa dengan guru di dalam kelas. Jika pertemuan antara siswa dengan guru tidak terjadi maka secara otomatis proses pembelajaran pun tidak dapat dilaksanakan. Di sisi lain banyak sekolah yang belum mempunyai suatu sarana untuk mengelola dan memudahkan dalam penyebaran artikel, makalah, maupun ilmu pengetahuan lain khususnya di bidang teknologi informasi yang ditujukan untuk memberikan pendidikan gratis bagi masyarakat umum. Maka perlu dibuat suatu aplikasi e-Learning berbasis web yang dapat diakses kapan saja dan dimana saja sehingga mendukung proses pendidikan di sekolah serta mempermudah dalam penyebaran ilmu pengetahuan kepada masyarakat umum. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar bagi siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya. Hal ini menuntut perubahan-perubahan dalam pembelajaran, salah satunya adalah penggunaan model pembelajaran selama belajar mengajar. Untuk memenuhi hal tersebut, guru dituntut mampu mengelola proses belajar-mengajar yang memberikan rangsangan kepada peserta didik sehingga mampu belajar karena peserta didik merupakan subjek utama dalam belajar.
64
Seiring dengan perkembangan teknologi pendidikan yang semakin maju, maka jajaran pendidik sudah saatnya proaktif dalam mengikuti perkembangan. Jika tidak, dunia pendidikan akan selalu tertinggal dan usang serta tidak mampu menjawab tantangan yang dihadapi oleh bangsa pada umumnya dan oleh peserta didik khususnya
B. PEMBAHASAN 1.
Pengertian E-Learning E-learning tersusun dari dua bagian, yaitu ‘e’ yang merupakan singkatan dari ‘electronica’ dan ‘learning’ yang berarti ‘pembelajaran’. Jadi e-learning berarti pembelajaran dengan menggunakan jasa bantuan perangkat elektronika. Jadi dalam pelaksanaannya, e-learning menggunakan jasa audio, video atau perangkat komputer atau kombinasi dari ketiganya. Dengan kata lain elearning adalah pembelajaran yang dalam pelaksanaannya didukung oleh jasa teknologi
seperti
telepon,
audio,
videotape,
transmisi
satelite
atau
komputer.(Tafiardi, 2005). Banyak pakar yang menguraikan definisi E-Learning dari sudut pandang yang berbeda. Secara garis besar banyak orang mengatakan ELearning adalah sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar. Beberapa pakar menguraikan definisi E-Learning sebagai berikut: a. E-Learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, intranet atau media jaringan komputer lain (Hartley, 2001). b.
E-Learning adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer standalone (LearnFrame.Com, 2001)
65
c. E-learning adalah semua yang mencakup pemanfaatan komputer dalam menunjang peningkatan kualitas pembelajaran, termasuk di dalamnya penggunaan mobile technologies seperti PDA dan MP3 players. Juga penggunaan teaching materials berbasis web dan hypermedia, multimedia CD-ROM atau web sites, forum diskusi, perangkat lunak kolaboratif, email, blogs, wikis, computer aided assessment, animasi pendidikan, simulasi, permainan, perangkat lunak manajemen pembelajaran, electronic voting systems, dan lain-lain. Juga dapat berupa kombinasi dari penggunaan media yang berbeda (Thomas Toth, 2003; Athabasca University, Wikipedia). d.
E-Learning adalah proses pembelajaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) secara sistematis dengan mengintegrasikan semua komponen pembelajaran, termasuk interaksi pembelajaran lintas ruang dan waktu, dengan kualitas yang terjamin. (Prof. Dr. Sulistyoweni Widanarko).
e. Matthew Comerchero dalam E-Learning, Concepts and Techniques (Bloomsburg, 2006 ) mendefinisikan: E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat diakses dariterminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapatmengakses jaringan atau Internet. Dari beberapa definisi yang muncul tersebut di atas, dapat kita simpulkan bahwa e-learning adalah pembelajaran dengan sistem atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses belajar mengajar.
66
2. Manfaat e-learning Seperti sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran. Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh contents writer, designer e-learning dan pemrogram komputer. Dengan adanya e-learning para guru/ dosen/ instruktur akan lebih mudah dalam hal: -
melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
-
mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
-
mengontrol kegiatan belajar peserta didik. Ada beberapa manfaat pembelajaran e-learning yang lain, diantaranya
adalah: -
Pembelajaran dari mana dan kapan saja (time and place flexibility).
-
Bertambahnya interaksi pembelajaran antara peserta didik dengan guru atau instruktur. 67
-
Menjangkau peserta didik dalam cakupan yang luas (global audience).
-
Mempermudah penyempurnaan dan penyimpanan materi pembelajaran (easy updating of content as well as archivable capabilities)
Manfaat secara praktis, e-learning dapat dilihat dari 2 sudut pandang : a) Bagi peserta didik Dengan
kegiatan
e-Learning
dimungkinkan
berkembangnya
fleksibilitas belajar yang tinggi. Artinya, kita dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang. Selain itu kita juga dapat berkomunikasi dengan guru/dosen setiap saat, misalnya melalui chatting dan email. Mengingat sumber belajar yang sudah dikemas secara elektronik dan tersedia untuk diakses melalui internet, maka kita dapat melakukan interaksi dengan sumber belajar ini kapan saja dan dari mana saja, juga tugas-tugas pekerjaan rumah dapat diserahkan kepada guru/dosen begitu selesai dikerjakan.
b) Bagi pengajar Dengan adanya kegiatan e-Learning manfaat yang diperoleh guru/dosen antara lain adalah bahwa guru/dosen/ instruktur akan lebih mudah melakukan pembaruan materi maupun model pengajaran sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi, juga dapat dengan efisien mengontrol kegiatan belajar siswanya. Pengalaman negara lain dan juga pengalaman distance learning di Indonesia ternyata menunjukkan sukses yang signifikan, antara lain:
68
-
mampu meningkatkan pemerataan pendidikan
-
mengurangi angka putus sekolah atau putus kuliah atau putus sekolah
-
meningkatkan prestasi atau hsil belajar
-
meningkatkan kehadiran siswa di kelas
-
meningkatkan rasa percaya diri
3.
-
meningkatkan wawasan (outward looking)
-
mengatasi kekurangan tenaga pendidikan
-
meningkatkan efisiensi. (Soekartawi, 2005)
Pembelajaran inovatif Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Hal ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya
dalam
memenuhi
kebutuhan
hidupnya.
Perubahan-
perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut: Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2) Menurut Burton, (1944) dalam Usman (2006:5) “Learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, which fells a need and makes him more capable of dealing adequately with his environment,”. Atau dapat dikatakan bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya. Dalam pengertian ini terdapat kata perubahan yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Sedangkan pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara 69
simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan (Trianto, 2009:17). Secara umum, pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Sukartini, 2007:137). Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, motode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran ini harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran (Rusman, 2011:1). Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Sedangkan pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah pembelajaran di mana hasil belajar atau kompetensi yang diharapkan dicapai oleh siswa, sistem penyampaian, dan indikator pencapaian hasil belajar dirumuskan secara tertulis sejak perencanaan dimulai (Kunandar, 2008:287). Pembelajaran inovatif adalah pembelajaran yang bersifat studentcentered, artinya pembelajaran yang lebih memberikan peluang kepada peserta didik untuk mengkonstruksi pengetahuan secara mandiri (self
70
directed) dan dimediasi oleh teman sebaya (peer mediated instruction). Pembelajaran inovatif lebih banyak mendasarkan diri pada paradigma konstruktivistik. Pembelajaran inovatif yang berlandasakan paradigma konstruktivistik membantu siswa untuk mengiternalisasi, membentuk kembali, atau mentransformasi informasi baru (Oentoro, 2010:376). Pengembangan pembelajaran yang diperlukan saat ini adalah pembelajaran inovatif yang memberikan iklim kondusif di kelas dalam pengembangan daya nalar, daya inkuiri dan kreatifitas siswa. Strategi belajar mengajar mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan belajar mengajar (Susatyo, dkk., 2009:463). Pembelajaran inovatif memiliki ciri mendorong peserta didik menemukan gagasan baru dan mendorong peserta didik membuat hal-hal yang baru. Pembelajaran yang inovatif diharapkan mampu membuat siswa yang mempunyai kapasitas berpikir kritis dan terampil dalam memecahkan masalah. Siswa yang seperti ini mampu menggunakan penalaran yang jernih dalam proses memahami sesuatu dan piawai dalam mengambil pilihan serta membuat keputusan. Selain itu, pembelajaran yang inovatif juga tercemin dari hasil yang diperlihatkan siswa yang komunikatif dan kolaboratif dalam mengartikulasikan pikiran dan gagasan secara jelas dan efektif melalui tuturan/lisan dan tulisan (Hamied, 2009:102). Guru
dituntut
keprofesionalitasannya
dalam
pembelajaran dengan model pembelajaran yang
meramu
proses
inovatif dengan
menempatkan peserta didik sebagai subyek pembelajaran bukan obyek pembelajaran, serta dapat menggali pengetahuan peserta didik secara kongkret dan mandiri. Salah satu inovasi yang mengiringi paradigma pembelajaran adalah diformulasikan serta diaplikasikannya model-model pembelajaran inovatif yang berorientasi kepada konstruktivistik. Model-
71
model pembelajaran inovatif yang bernaung di bawah teori konstruktivistik antara lain, a. Pembelajaran Kooperatif (Cooperatif Learning) b. Model Pengajaran Langsung (Direct Instructions) c. Pengajaran Kontektual (Contectual Teaching and Learning) (Suhardiyanto, 2009:69)
4.
Peranan Teknologi Informasi Komunikasi dalam Pembelajaran Teknologi informasi dan komunikasi adalah berbagai aspek yang melibatkan teknologi, rekayasa dan teknik pengelolaan yang digunakan dalam pengendalian dan pemrosesan informasi serta penggunaannya, hubungan komputer dengan manusia dan hal yang berkaitan dengan sosial, ekonomi dan kebudayaan (British Advisory Council for Applied Resesach and Development: Report on Information Technology; H.M. Stationery Office 1980) Teknologi informasi dan komunikasi adalah sesuatu yang mendukung untuk merecord, menyimpan, memproses, mendapat lagi, memancar atau mengantarkan dan menerima informasi (Behan dan Holmes. 1990. Understanding of Information Technologies. Prentice Hall). Teknologi informasi dan kounikasi adalah studi atau penggunaan peralatan elektronika, terutama komputer, untuk menyimpan, menganalisis dan mendistribusikan informasi apa saja, terasuk kata-kata, bilangan dan gambar. (Abdul Kadir, 2013: 13) Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang pendidikan seperti pemanfaatan komputer dan jaringan komputer memberikan kesempatan kepada setiap pembelajar utuk mengakses materi pembelajaran yang disajikan dalam
bentuk interaktif melalui jaringan komputer.
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi ini diharapkan mampu meningkatkan keberhasilan belajar mengajar, penurunan tingkat putus sekolah,
72
penurunan tingkat ketidakhadiran di kelas dan
pemerataan memperoleh
kesempatan pendidikan yang dapat menjangkau seluruh masyarakat dari berbagai lapisan yang bertempat tinggal dimanapun. Untuk itu, aplikasi teknologi informasi dan komunikasi agar tepat guna hendaknya disesuaikan dengan kehidupan atau budaya yang berlaku di masyarakat. Keberagaman tingkat kehidupan dan budaya pada masyarakat memerlukan berbagai teknologi untuk menyediakan pelayanan pendidikan, diantaranya komputer dengan internetnya. Internet merupakan jaringan informasi digital yang bersifat global. Adapun Peranan Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah: 1. Menggantikan peran manusia, yaitu dengan melakukan kegiatan otomasi tugas atau proses 2. Memperkuat peran manusia, yaitu menyajikan informasi, tugas atau proses. 3. Melakukan
restrukturisasi
atau
melakukan
perubahan-perubahan
terhadap suatu tugas atau proses.
5. E-Learning dalam bidang model pembelajaran yang inovatif Inovasi sendiri dapat diartikan sebagai suatu ide atau gagasan yang dinilai baru dalam suatu kelompok masyarakat, yang nantinya ige/gagasan baru tersebut dapat diadopsi oleh kelompok masyarakat tersebut. Inovasi ini merupakan perubahan, pembaharuan, dan penemuan yang tentunya bersifat disengaja dan berkelanjutan, sehingga inovasi harus direncanakan dan dirancang terlebih dahulu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Gagasan/ide baru sebagai bentuk inovasi ini, diterapkan untuk memprakarsai dan/atau memperbaiki suatu produk maupun jasa. Inovasi memiliki beberapa sifat : (1) Penggantian; (2) Perubahan; (3) Penambahan; (4) Penghapusan; (5) Penguatan; (6) Penyusunan kembali.
73
Setiap inovasi memiliki beberapa ciri, antara lain seperti yang diungkapkan oleh Mattew B. Miles: a. Memiliki kekhasan khusus b. Memiliki unsur/ciri kebaruan. c. Melalui program yang terencana. d. Memiliki tujuan. Ciri-ciri inovasi tersebut kemudian dikolaborasikan dengan proses difusi dengan maksud agar inovasi yang dihasilkan dapat diadopsi oleh kelompok masyarakat. Maka, tentu harus ada proses pemilihan yang selektif terhadap hasil inovasi yang ada sebelum akhirnya dipilih untuk diujicobakan untuk kemudian diadopsi. Proses seleksi suatu inovasi yang akan didifusikan agar dapat diadopsi dapat dilakukan dengan beragam cara, tetapi cara mudahnya adalah dengan membuat suatu kriteria seleksi inovasi. Kriteria-kriteria tersebut kemudian dituangkan menjadi syarat-syarat adopsi inovasi, yang antara lain berisi : a. Ada tujuan inovasi yang jelas. b. Ada pembagian/deskripsi tugas dari masing-masing komponen inovasi. c. Ada kejelasan struktur otoritas/kewenangan dari inovasi tersebut. d. Inovasi tersebut memiliki peraturan dasar/umum yang dapat diterapkan. e. Inovasi tersebut memiliki pola hubungan informasi yang teruji Dalam
kajian
ruang
lingkup
inovasi
pendidikan,
inovasi
e-
learning termasuk ke dalam bentuk inovasi pengembangan media dan sumber belajar. Inovasi e-learning cakupannya adalah skala makro (besar), dimana pelaksanaan inovasinya bersifat luas dan melibatkan banyak pihak. Sebagaimana layaknya bentuk inovasi lainnya, inovasi e-learning juga harus diujicobakan terlebih dahulu baru dapat didesiminasikan. Inovasi e-learning merupakan salah satu upaya untuk dapat membantu membangun peran pendidikan, dalam membuka kesempatan pembelajaran
74
bagi banyak orang. Inovasi e-learning tidak bersifat gradual, tetapi bersifat evolution. Karena, memang tidak ada sesuatu hal yang memang benar-benar baru, melainkan lebih kepada perbaikan atau perubahan. Oleh karena itu, inovasi e-learning ini dapat terus dikembangkan secara perorangan maupun kelompok/massal. Munculnya inovasi e-learning diharapkan akan memberikan banyak manfaat bagi pendidikan. Salah satu manfaat yang diharapkan dapat dirasakan dengan munculnya e-learning ini adalah dapat membantu upaya mengatasi berbagai masalah pendidikan yang ada, seperti masalah pemerataan pendidikan, peningkatan mutu, relevansi pendidikan, serta peningkatan efektifitas dan efisiensi pendidikan. Maka, inovasi e-learning sendiri menjadi dianggap begitu penting dalam mempengaruhi upaya perbaikan dan pengembangan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa poin tentang pentingnya inovasi e-learning : a. Memfasilitasi upaya pemerataan dan kesempatan pendidikan, mengingat elearning dapat memungkinkan memberikan jangkauan pendidikan yang lebih luas. b. Membantu peningkatan mutu pendidikan, karena e-learning menerapkan pendidikan berbasis teknologi dan bebas akses. Sehingga, setiap individu memiliki keleluasaan lebih untuk belajar. Inovasi e-learning akan dapat mempengaruhi mutu dalam segi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, dana, serta sarana dan prasarana. c. Mendukung peningkatan efisiensi pendidikan. Jika e-learning mampu didifusikan dengan baik, maka akan dapat mengefisiensikan pembelajaran dalam segi biaya dan waktu. d. Menciptakan
peningkatan
efektifitas
pendidikan.
E-learning
akan
mendukung pembelajaran yang lebih baik dan tepat guna jika dikelola dengan baik dan tepat.
75
e. Membantu mewujudkan relevansi pendidikan, baik secara internal maupun eksternal. Inovasi e-learning akan dapat berjalan baik jika didukung dengan kebijakan dan regulasi yang benar. Kebijakan dan regulasi tersebut harus dikelola oleh sumber daya yang mumpuni.
C. KESIMPULAN E-Learning merupakan suatu model pembelajaran yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media internet, atau media jaringan komputer lain. E-learning sebagai sebuah alternatif pembelajaran yang berbasis elektronik memberikan banyak manfaat terutama terhadap proses pendidikan yang dilakukan dengan jarak jauh. Efektifitas penggunaan media ini harus didukung oleh subjek dari pendidikan
yakni
guru/dosen
dan
siswa/mahasiswa
dalam
pengasaan
pengoperasian media tersebut. Dalam merancang sistem e-learning perlu mempertimbangkan dua hal, yakni peserta didik yang menjadi target dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Pemahaman atas peserta didik sangatlah penting, yakni antara lain adalah harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti e-learning, kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan bandwidth, beaya untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut kesiapan dalam mengikuti pembelajaran. Pemahaman atas hasil pembelajaran diperlukan untuk menentukan cakupan materi, kerangka penilaian hasil belajar, serta pengetahuan awal. Pembelajaran inovatif diterapkan sebagai hasil refleksi siswa atau guru untuk
melakukan
pembelajaran
berbasis
pada
konteks,
kebebasan,
dan
menyenangkan. Melalui model pembelajaran inovatif ini, pembelajaran yang selama ini hanya berpusat pada guru (teacher center) bisa dirubah menjadi student center, dimana dalam proses belajar mengajar, murid diajak aktif dalam
76
pembelajaran sehingga kompetensi yang dimiliki oleh murid bisa tereksplorasi dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Hamied, Fuad Abdul. 2009. Model Pembelajaran Inovatif di Era Global (Suatu Kajian Perbandingan di Negara Maju). Jurnal Ilmiah Pendidikan. Vol. 1, No. 2. Kunandar. 2008. Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers Manaf, Abdul. 2009. Profesionalisme Guru dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Pedagogik. Vol. 6, No. 1. Nasution, 2008. Teknologi Pendidikan. Jakarta: PT. BumiAksara. Oentoro, Jimmy B. 2010. Indonesia Satu, Indonesia Beda, Indonesia Beda. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Riyanto, Yatim. 2009. Paradigma Baru Pembelajaran: Sebagai Referensi Bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas. Jakarta: Kencana. Ruganda. 2009. Peningkatan Hasil Pembelajaran Menulis Deskripsi melalui Model Delikan di Kelas V SD Kalikoa, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon. Jurnal metalingua. Vol. 7, No. 2. Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers Sakdiyah. 2010. Kemampuan Guru IPS dalam Menerapkan Model Pembelajaran Efektif pada SMP N 1 Darussalam Banda Aceh. Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu. Vol. 7, No. 2. Salimudin. 2011. Supervisi Klinis, Alternatif Meningkatkan Kemampuan Guru Kelas 3 dalam Pembelajaran Tematik. Jurnal Pendidikan Oktadika. No. 3. Sa’ud, Saefudin dan Udin. 2008. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sitepu. 2008. Buku Teks Pelajaran Berbasis Aneka Sumber. Jurnal Pendidikan Penabur. Vol. 7, No. 10. 77
Subagia, I Wayan dan Wiratma, I Gusti Lanang. 2008. Penerapan Model Siklus Belajar Berbasis Tri Pramana pada Pembelajaran Sains di Sekolah. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNIKSHA. Tahun XXXXI, No. 2. Sudyana, dkk., 2007. Efek Model Pembelajaran Generatif terhadap Pemahaman Belajar Kimia di Kalangan Siswa SMA. Jurnal Pancaran Pendidikan. Tahun XX, No. 67. Sugiyanto. 2008. Concept Attainment Models dalam Pembelajaran Evaluasi Pengajaran di STAKN Palangkaraya. Jurnal Telabang. Vol. 1, No. 2. Suhardiyanto, Andi. 2009. Peningkatan Kualitas Pendidikan Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Konstruktivistik. Jurnal Lembaran Ilmu Pendidikan. Vol. 38, No. 1. Sukartini, Sri Patmah (Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI). 2007. Teori Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Imtima Susatyo, Eko Budi, dkk,. 2009. Peningkatan Hasil Belajar Kimia Melalui Strategi Interactive Question and Reading Orientation Berbasis Problem Posing. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol. 3, No. 2. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Usman, Moh. Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran_elektronik
78