Damayanti, E'K', E.A'M.Zuhud, H.M.Sangat dan T. Permanasari:Pemanfaatandokumentasi pengetahuanlokal
Pemanfaatan dokumentasi pengetahuan lokal tumbuhan obat untuk mewuiudkan masyarakat mandiri kesehatan Ellyn I( Damayantil, E.A.M' Zuhud2, Harini M. Sangat3dan TyasningPermanasaria tPusatPerclitianUngkungnnHidttp IPB (PPLH IPB) ; zFikrhar kbitananipB ; I-enbaga llnu PmgetaltuanIndonuia (JPI) ; aKenenteianLingkunganHidup
ABSTRACT Plant utilization for uaditional medicine as one of cultual and knowledge assets that has rtrongly rooted in Indonesia and as one of out nation's richness must be .orr*"1. This utilization bas documented partly by researchers,students, and practitioners. However, following steps after documentation are lacking. The objective of this study is to formulate alternative utilizatjon of Dcdicinal plant documentation tov/ard health-independent community. The study utilized two paperc Q)amayahti, 1999; Permanasari,2001) as casesand analyzed to ,opport the study. Sentific lcseatch on 45 and 48 ethnics, from analyzed,1992-2000documentation, resulted i" ASq and 574 d-"q"I plants, respectively.On five upper ranks of the frequency to find diseasesin various ethnics rcsulted in 8 and 10 diseases,respectively,and 3 of them are-the same diseases. Numbers of oedicinal plant specieswith higher percentageof usage for those five upper ranks were 8 and 10 where only one species ftom the fwo groups that was used to cure same diseases,namely f:.t, Pddittn gaE'auafor diarrhea. Invention of same spicies to cure same diseasesin various ethnic is a-pirical evidence that the benefit and use shall noibe doubt. Keyrvords:medicinal plant, ethnic, documentation, health-independentcommrurity
Pemanfaatan tumbuhan ,.u#:L?S'%:lJS
yangtelahberakar kuatdi rndonesia
mrupakan salah satu aset budaya dan pengetahuanyang menjadi salah satu kekayaanbangsa yang barus tetap diiaga kelestariannya.Berbagai jenis tumbuhan obat baik secaratunggrl .rrrrrp,ri setelah rnenjadi jamu telah terbukti selama berabad-abad dapat mencegah ter]ingkitnya penyakit, ocnjaga kesehatantubuh, dan menyembuhkan berbagaipenyakit. Pemanfaatanterseb-uts;bafian telah didokumentasikan oleh para peneliti, mahasiswa,dan praktisi, namun pemanfaatan selanju"tnyadari dokumentasitersebut masih terbatas. Dalam Rapat Kerja KesehatanNasional di Surabayapada tanggal 77-20 Maret 2009, Menteri Kesehatan menyatakan bahwa Pembangunan kesehatan harus terus berjalan apapun tantangannya. BcbetaPaterobosan yang telah dilakukan adalahpenetapanBadan LayananUm"@Lq Rumah Sa'krt, Riset Kesehatan Dasar, Jaminan Kesehatan Masyarakat (lankesaa), pendidikan dokter spesialis bcrbasiskompetensi, obat untuk rakyat murah dan berkualitas(obatnrba rcribu),apotek nkyat,htetsasi obat, Desa Siaga,Pos Krsehatan Pesanften (Po&etren),Pemuda SiagaPeduli Bencana (l)asipena), dan hinlain. Selain ito, Pemerintah daetah irg. telah melakukan inovasi dalam meLksanakan pembangunan kesehatan yang disesuaikandengan kearifan lokal. Adapun tantangan yang dihadapi edalah kemiskinan, status pendidikan masyarakatyang rendah, keadaandan kemuriprran a=ntutdrerah yang sangat betbeda, luasnya wilayah Indonesia, beban ganda penyakit menulat dan penyakit tidak -penyakit menular yang belum dapat diatasi hingga tuntas, bencana dan perubahan pola dan penyebarannyayang disebabkan oleh perubahan iklim, munculnya kembali penyakit lama yang sudah iarang atau tidak ditemukan lagr, seperti penyakit rabies di Bali, kusta, dan adinya penyakit baru, seperti flu burung. Selain itu, Menteri Kesehatan juga menyatakanbahwa lebih dari 90 oh bahan baku obat diimpor dari luar negeri, dan pemerintah akan memberikan subsidi bahan baku obat untuk menjamin ketetjangkauan,ketetsediaan,dan stabilitas harga obat, terutama untuk masyarakatmiskin. Agar obat luar negeri membawa keuntungan bagi bangsa Indonesia, Pemerintah telah mengeluarkan iebiiakan mengenaitegistrasi obat asing, sehinggapara produsen obat asing mau menanam modal di Indonesia, dan membuka lowongan ke{a bagi rakyat Indonesia (Puskom publik Depkes, 2009). Sungguh sangat disayangkan,pembangunankesehatanyang direncanakanoleh Departemen Kesehatan RI belum mengakomodasi kekayaan bangsa berupa pengetahuan tentang peianfaatan nrmbuhan sebagaiobat (etnofitomedika). Padahal,dengan mempopuierkan pemakaiantumbuhan obat Seminar Nasional Etnobotani W, Cibinong ScienceCenter-Llpl, 18 Mei 2009
239
Damayanti, E'K', E'A'M'Zuhud, H'M.Sangat dan T. Permanasari: Pemanfaarandokumentasi pengetahuan
lokal
asli Indonesia, pemerintah tidak pedu lagi bergantung pada i mpor bahan obat dad luar negeri,
J..'ia"1ryi.i.ri ir.* lip"gr.* :."*^'i,:.YT^*1":.:l"j rangberasal ranyakjenis"tumbuh"" "i;;;;k^,,;."il;
i.,ir,",i,t ou"ta"p"iJi.*.,r^,, c
*::::if:q:*g :yT Ft \f"": sekitar kita dan bahkan telah dapat dibudidayakan di sekitar rumah. Stli
i::?lT:l
ffil*:1":t::ji.'5t*i1",:
-1 Tro ,l*-"
*jX.::::_5big*:i""$mewu
pemanfaatan lanjutan dari dokumentasipemanfaatrn
ini'bertuj""" ;;;;;kJ;ffi ffi;;;; l.,""rdan ""oi judkanmasyarakat_m."dd;,;;;;:';;"i::;;;,fr
keluarga" i* i,H"::.y9*T:1v:1"f S' sumberdaya alam yarrg ada di sekitarnya.
t.d;;"r.-',..a.r.","ya
uraruyt
denganrnemanfaatk
METODE PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan. Bogor pada buran Apdl 2009. Data primer berupa dua {i h:lisan ilmiah, yaittDamayanti (1999) J.r i.r-"r""an dan hasl diskusi dengan dua e001), pakat etnobotani dan tumbuhan obat Indonesia. Data pri-., direkapitulasi dan informasi didapatkandianalisissecaradeskdptif sesuaidengan tujuan penelitian.
l.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dokumentasi pemanfaatan tumbuhan obat Pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat sebagaibahan
obat telah didokumentasikan od
p."gobut* ult.rnuif dalu- bentoklaporanpe4ulun"n, mak"tet
3:,:::t^1Tl1:ttYi:dan,n1$tisi s;minat dan jutnal, tugas akhir -uhusiiwa (skripsi, tesis, disertasi), buku, dan lainlain. Namrn demikian, hanya
dokumentasi.berupa buku yang *Lrr atorrir r...iu poprrt., yang mungkin tel,h dimanfaatkan ataupun dipraktekkan secara langsung oleh pembacanya, sedangkan jenis dokumentesi lainoya, jika masih udn di perpustakaan atau koleksi pustaka penulisnya. l.^t:lopln Damayanti (1999) dan Permanasari (2001) adalah .ontoh p.rn"rrf^rtrn lanjutan dad dokumentasi pernnfaatan tumbuhan obat. Damayana (lggg) menganalisis 40 dokumen dr,l Petmanasari (2001) menganalisis 37 dokumen p.manfuuiun rumbuhan sebagai obat dad hasil dokumentasi peneliti, mahasisrva,dan praktisi antara tahun 1992-2000.Dokumen-dokumen tersebut mencakup 45 dan 48 etnis,pengg,rna tumbuhan obat, dimana etnis-etnis tersebut -.rrggorr^Lr' sre dan 574 jenis tumbuhalolatt Pada pedngkat 5 besar frekuensi ditemukannya penyakit di berbagai etnis diFetoleh 8 dan 1! iiut p..ryrkit, !ang.3 diantaranya sama, yaitu d.rr;1p.Lgr.rt z apedngkat 1), sakit perut (pedngkat z-aan perinlkat 2), dandl"t. 3 dan poi,rgLufi b;-;'gkat Jumlab tumbuhan obat dengan Prosentasep.t ruloiun i.ru"jgt p.rlrrgt at 5 besar tersebut adalah g dan ""*t 10 jenis, namun hanya L jerus tumbuh-anyang.sami y^"gdigunakai untuk mengobati jenis penyakir l yang sama,yairu PsidianguajazaL. unruk mengobari aiur. 1, Tabel 2, dan"fa6el 3). fouu""t Damlyanti (1999) mengungkapkanlzjenis tumbuhan obat . yang digunakun oieh minimal dua etnis yang tidak pernah saling b*erhubungan (ber,ada di pulau/kepulauan berbeda yang udak memungkinkan komunikasi antatetnis) ,rtnf *.rgobati penyakit yang sama. Hal ini menunjukkan bukti nyata secata empiris bahwa jerus tumbuhan terselut'*.rrr"r,g berkhasiat untuk mengobati penyakit, karena etnis-etnis.. penggunanya berada di poturrfL"p"rrturru, berbeda y""g tidak memungkink an adanyakomunikasi antaretnis. Dokumentasr ilmiah Damayana (1'999) Pelmanasari(2001) baru mencakup g7 dokumen yang dikumpulkan di sekitat Bogor,-Jakaria,dan {a1 Solo. Untuk dapat dimanfaatkan secaraumum, data dasat Damayanti (1999) telah dipublikasikan dalam benruk buku semi populer dengan judul Kamr:s Penyakit dan Tumbuhan-obat Indonesia @tnofitomedik" t), di.rrro.r oleh Harini M. Sangat, ;,rvbat z:huq, dan Ellyn K' Damayanti, dan diterbitkan oleh Yayasanobor Indonesia pada tahun 2000. l'Y Sedangkandata dasar Petmanasaii (2001) akan.diterbitkan d.ngu.r format serupa. Dengan penerbitan dokumentasi pemanfaatan tumbuhan otat ini, diharapkan ti*urrlr.,r obat Indonesia dikenal oleh masyarakat luas dan diharapkan produsen obat d"n para p.-brrut kebijakan dapat pula memanfaatkannya.
240 Seminar Nasional Etnobotani rv, cibinong science center-Llpl, 1g r\Iei 2009
Damayanti, E'K', E'A'M'Zuhud, H'M.Sangat dan T. Permanasari:Pemanfaatan dokumentasi pengeahuan lokal
Tabel 1. Pemanfaatandokumenasi tumbuhan obat Keterangan Iumlah dokumen Iunrlah etnis Iurnlah tumbuhan obat Frekuensi 5 besar ditemukan Denvakit Peringkat 1 Peringkat 2
Damayanti. 1999
Permanasari,2001
40 45 839 8 Malaria Demam
JI
48 574 10 Demam Sakit oerut
Sakitperut
Peringkat3
Diare Sakit kulit rinean
Peringkat 4
Bisul
Sakitsisi
Panas
Batuk Diare Sadawan Sakit kepala Sakit maa
Peringkat 5
Sakit kuainq
Disentri Luka
Tabel 2. Jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh 45 etnis di Indonesia unuk menyembuhkan peringkat 5 besar penyakit Peringkat Penyakit
JenisPenyakit
1 2
malaria demam sakit Derut diare
kulit rinsan bisul bisul
J
4 4 4
panas sakit kunins
5
Nama Ilmiah Tumbuhan Aktonia rholaritR.Br. Kalancboebinnata P ers, Abtonia schokritR.Bt. PsidiamqaaiauaL. Casia abtaL. Allian utiaanL. Minosa pudicaL. KaenbfeiaplaryaL, Arean2elia flaaa (L.) Mer.
Etnis
Iurnlah 9 7 5
t2 13 3 J
10 4
Damayanti,1999;Sangat,dkk., dkk. 2000
PenglunaTumbuhan Persentase(70)
20,00 15.56
r1,11 26.67 28,89 6.67 6.67 ,) rt 8,89
Tabel 3.Jenis tumbuhan obat yang digunakan oleh 48 etnis di Indonesia unruk menyembuhkan peringkat 5 besar oenvakit Peringkat Penyakit
Jenis Penvakit Demam
z
3
Sakit oerut Disentri
Luka A
rt
Sakit clsr Batuk
+
Diare
5 5 5
Sadawan
Sakit kepala Sakit mata
Nama Ilmiah Tumbuhan Tamaindrc indicaL. latnpba rarrasL. Zinpiber Tennbel (L.) ].E. Smith Aleaites molaccazd(L.) \7illd. Manihot utilissin a P ohl. Alerritet mohrccaza O.) Willd. Citrut aurantifotia(Christm & Panz.) Swingle Piper betleL. PibercubebaL.f. Ptidiun guaiauaL. Aleaitet moluccana(L.) Willd. Pandanas amaryllifoli at Roxb. PiberbetleL.
Etnis Iurnlah 'l
PenggunaTumbuhan Persentase(70)
11 8 l3
14.58 14,58 14.58 22,92 16,67 27.08
o
12,50
o
12,50 12.50
7 7
o
T6 13 7 6
33,33 26,53 14.58 t2,50
Sumber:Permanasari,2001
SeminarNasional Etnobotani IV, Cibinong ScienceCenter-Llpl, 18 Mei 2009
241
Damayanti,E.K, E.A.M.Zuhud,H.M.SangatdanT. Permanasari: Pemanfaatan dokumentasipengetahuan lokal
Tidak diragukarr 1^* dokumen-dokumen pemanfaatan tumbuhan obat masih tersebar di berbagai perpustakaan lembaga terkait, terutama universitas dan lembaga penelitian di seluruh Indonesia. Sangat disayangkan jika dokumen-dokumen tersebut hanya bemkhir sebagaidokumen tanpa ada pemanfaatanlebih lanjut. Pemanfaatanlan)ttan dari dokumentasi tersebut dapat berupa: 1) tulisan ilmiah/tugas akhir mahasiswa (skripsi, tesis, disertasi), 2) publikasi buku semi populer dan populer, 3) pembuatan madn@ dan strategi penelitian etnobotani dan etnofitomedika, 4) keAijakan pembangunan kesehatanberbasiskanmasyarakatoleh Departemen KesehatanR[. 2.
Kendala pengembangan dan pemanfaatan tumbuhan obat secara nasional Tantangan pembangunan kesehatan yang telah dikemukakan pada bab pendahuluan, meliputi: 1) kemiskinan, 2) status pendidikan masyarakat yang rendah, 3) keadaan dan kemampuao antardaerahyang sangat betbeda, 4) luasnyawilayah Indonesia, 5) beban ganda penyakit menular dan penyakit tidak menulat yang belum dapat diatasi hingga tuntas, 6) bencana dan perubahan poh penyakit dan penyebaranrtya y^ng disebabkan oleh perubahan iklim, 7) munculnya kembali penyakit larr,a yang sudah jarang atau tidak ditemukan lagi, sepeti penyakit tabies di Bali, kusta, dan lain-lain; dan 8) adanya penyakit baru, sepetti flu bwung. Jika ditelaah sampai ke dasarnya, sebenamya tidal semua yang disebutkan di atas adalah tantangan. Hal-hal tersebut menjadi tantangan dikarenakan oleh kebiiakan pemerintah, dalam hal ini Depatemen Kesehatan,yang berkiblat pada pengobatan modern dan tidak berbasis pada sumberdaya lokal/domestik. Pengobatan dengan rumbuhan (fitomedike) mauPun epidemiologi tidak diakui oleh Departemen Kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia sebagi salahsatu sftategi pengembangankesehatan. Jika saja fitomedika yang berasal dad dokumen-dokumen pemanfaatan tumbuhan obat dad tiap daerah di Indonesia dijadikan kebijakan pengembangankesehatanberbasis sumberdayadomesu\ dapat dipastikan negata kita tidak lagi tergantung kepadabahan baku obat impor yang mencapaig}o/q dan pemedntah tidak perlu membuang uang ke luar neged dengan memberikan subsidi bahan bab obat untuk menjamin keterjangkauan, ketersediaan, dan stabilitas harga obat. Kemiskinan, statur pendidikan masyarakatyang rendah, keadaandan kemampuan antardaerahyang sangat berbeda, dao luasnyawilayah Indonesia bukan lagi sebagaitantangan,melainkan kekuatan pembangunan kesehata* Masyarakatmiskin sekalipun dapat memproduksi sendid bahan obat mereka dari pekarangan rumah dengan TOGA (Iumbuhan Obat Keluatga). Pemedntah tidak perlu pula mengharapkan agar obat lur neged membawa keuntungan bagt bangsa Indonesia. Pemetintah cukup mengeluarkan kebijakao mengenaipembatasanmasuknyaobat asing agarpemakaianobat asl-iIndonesia dapat ditingkatkan, .lmewaiibkan pata produsen obat asing yang ingin obatnya terjual di Indonesia agar mau bermitn dengan perusahaan-perusahaan obat asl-iIndonesia. Untuk mengakomodasi trend *knbali ke alam, manfaatkan obat aili Indonesid', Departemel Kesehatantelah membuat suaruprosedur agar rumbuhan berkhasiatobat dari hutan dan hasil budidaye dapat diproduksi sebagaibahan obat secataluas.Secaragaris besar,prosedur yang harus dilakuk^n ^gt suatu jenis tumbuhan dapat diakui sebagaibahan obat alami yang dapat diFroduksi massal adalah:l) seleksitumbuhan,2) analisiskimia untuk mengetahuikandungan bahan obat dari tumbuhan, dan 3) ui l
syarat sebagai sediaan bahan obat alami. Ada
tiga kategori
sediaan obat alami
ditetapkan BPOM @uslitbang Biomedis dan Farmasi Depkes, 2009), yaitu jamu, herbal terstandar,dfitofarmaka. Jamu metupakan sediaan alami dengan bahan baku tanaman obat daiam bentuk seder
yang khasiat penggunaannyaberdasarkanpada d^ta ^t^u pengalaman empiris secara turun temu Herbal tetstandat metupakan sediaanobat alami yang telah terstandarsisasidan lolos uji preklinik khasiat dan toksisitas pada hewan petcobaan). Fitofarmaka merupakan sediaan alami dingan baku tanaman obat yang telah terstandardisasidan lolos uji preklinis dan uji klinis (padapasien). Namun demikian, prosedut yang ditetapkan ternyata menjadi kendala pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat secara nasional. Kendala yang dimaksud adalah mahalnya biaya y harus dikeluarkan untuk dapat melaksanakanprosedru tersebuq sehinggahanya sedikit jeais yang telah berhasil mendapat predikat Fttofarmaka.Di sinilah pemerintah, dalam hal ini Kesehatan,wajib belpetan dalam menyediakandana bagi penelitian-penelitiantersebut. Kendala berikutnya dari pengembangan dan pemanfaatan tumbuhan obat secara adalah kebijakan pemerintah yang tidak mendukung dan tidak memungkinkan pengembangan pemanfaatan tumbuhan obat ini tetjadi. Sebagai contoh adalah kebijakan pembangunan kesel 242 SemtnarNasional Etnobotani IV, Cibinong ScienceCenter-Llpl, 18 N{ei 2009
Damayanti,E.K.' E.A.M.Zuhud,H.M.SangatdanT. Permanasari: Pemanfaatan dokumentasipengetahuan lokal
unhrk tahun 2009 @uskom Publik Depkes, 2009) lebih diatahkan untuk 1) meningkatkan pemerataan ^poskesm"q dan kete{angkauan pelayanan kesehatan melalui peningkatan jumlah, jaingan,dan'i*alitas danpengembangan iaminan kesehatan bagi penduduk iriskin dengan mela-njutkan pelayanankesehatan gtatis di Puskesmas dan kelas III rumah sakit, 2) meningkatkan kualitas peluy^nin kesehatan melalui peningkatan kualitas dan pemerataan fasilitas kesehatan Jasar dan p.ttit giut".t kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan, dan 3) meningkatkan petilaku hidup bersih dan sehat .ia"Ui peningkatan sosialisasi kesehatan lingkungan dan pola hidup sehat dan peningkatan pendidikan kesehlatan lada masyarakat sejak usia dini' Kebijakan tetsebut terfokus pada pembangunan infrastuktur pelayanan kesehatan dan tidak diatahkan kepada kemandirian masyarakat dalam mencukupi kebunrhan kesehatannya. Hal-hal yang perlu dilakukan oleh Departemen Kesehatan agar pembangunan kesehatan dapat mencakup seluruh pelosok neged adalah: 1) memanfaatkan dokumentasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh berbagai etnis (etnoFrtomedika)di Indonesia sebagai data das.atdan,roadmappembangunan kesehatan untuk menentukan strategi pembangunan kesehatan di tiap daerah (provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kehuahan/desi, kampung, dan kelompok etnis) 2) mengubah kebiiakan pembangunan kesehatan yang berkiblat hanya pada pengobatan modern menjadi pembangunan masyatakatmandiri kesehatan 3.
Masyarakat mandiri kesehatan Pembangunan kesehatan yang berbasis sumberdaya domestik memungkinkan tetcapaitnya matlarakat nandiri "Malyarakat mandiri kevhatarl', dalam tulisan inl didefinlsitan sebagai masyarakat yang dapat memenuhi sendiri kebutuhannya dalam rangka menyehatkan diri, keluarga, dan kelompok tetdekatnya dengan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada di sekitatnya. Contoh yang telah ada dan diwariskan secatatutun temurun adalah konsumsi jamu untuk menjaga kesehatandan mely:mbuhkan penyakit, pemanfaatantumbuhan obat terutama oleh kelompok-kelompok masyarakat -dad kecil/etnis yang hidup di pelosok dan masih terikat pada tradisi, sedangkancontoh lain masyamkat pedesaanpada umumnya adalahTumbuhan Obat Keluarga CIOGA) Kebiasaan tetsebut telah lama ada dan dipraktekkan oleh masyarakat. Sayangnya,dengan masuknyaPtogram kesehatan dari pemedntah yang berkiblat pada pengobatan modern, kemandirian masyatakat akan kesehatan masing-masing semakin menurun. Prakusi pengobatan ttadisional di kampung, sepetti dukun, balian, bidan kampung/paraji, dsb., sudah jarang ditemukan. Masyarakat sekaranglebih banyak yang terganhrng pada obat-obat dart apotik/toko obat yang lumayan mahal hatganya. Pengetahuantentang tumbuhan obat pun mulai terkjkis, bahkan genetasi muda kini tidak mengenal manfaat tumbuhan yang ada di sekitarnya. Tantangan pembangunan kesehatan yang dikemukakan oleh Mented Kesehatan tidak pedu seluruhnya menjadi tanrangan lag, jika kebiasaan masyarakattersebut dilestarikan. Diantzranya adalah dengan menggabungkan praktek pengobatan tradisional dengan kegiatan Puskesmas/Posyandu, penyrrluh kesehatan dan prakt-isi pengobatan tradisional memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang cara hidup sehat yanf ekonomis betbasis pengetahuan lokal, dan mengajak para pemuda unruk ikut mengenal, memanfaatkan, dan melestarikantumbuhan obat asli Indonesia. Sudah saatnyaIndonesia belajar dari negaraberkembang lainnya, sepetti India dan Cina, yang berkiblat pada pengobatan modetn namun tetap mengakui, mempraktekkan, dan melestarikan pengobatanttadisional berbasis sumberdayalokal. Kedua neg r^ ini adalahnegarabetkembang dengan jumlah penduduk terbesar dr dunia dan sebagian besar penduduk berada dalam kemrskinan. Masyarakatnya dibebaskan untuk memilih cara pengob^tan yang paling cocok bagi mereka dan tentunya sesuai dengan kemampuan ekonominya. Pengobatan tradisional dan pengobatan modern dapat be{alan betdampingan dan menggairahkan produksi obat dari bahan alami. Demikian pula, Indonesiapedu belajat dari dad negaramaju sepertiJepangdan negara-negaraBtopayangtelah melirik dan mengusung trendkembahke alam (backto natarQ.Negara-negaramaju tetsebut pada awalnyasangat bangga dengan pengobatan modern meteka, dengan obat-obat kirnia yang ampuh, namun telah terbukti bahwa pada akhirnya negata-negaramaju inipun mengakui bahwa bahan alami adalah yang tetbaik untuk kelangsungan hidup manusia.
Seminar Nasional Etnobotani Id Cibinong ScienceCenter-Llpl, 1B Mei 2009
243
Damayanti' E'K" E'A'M'zuhud,
H'M'sangat dan T. Permanasari:pemanfaatan dokumentasi
pengetahuan lokal
penemuan iyr, t"mu,r1'""
mengobati jenispenyak "0",fi:tHJmrsr:rT, yanssamamerupakan p"* dir"s"k";';;-iluri.t lntuk dan keg'naannya. f*i:y:r1rTg id?k Dokumentasipemanfaatantumbuhan-or"t ^!rry"ar.ui-i.rrr"rrg"n pembangunankesehatao sebagai kekuatanv.incdimilki dansebagai *oar -.rrrr;*;],y;;i;;L"rrau kesehatan. Alternatif pemanfaatan dokuirentasitumbuhan *ewujudkan masyarakat mandiri kesehatandiantatanvabe-tup1 1) J;;;-ilr"iuhlt€us.tirir ";"',;;tok -rr."riswa (skripsi,tesis,disertasi),2) publikasibuku semipopyliaan :ip.-u uatanroadm@dan 'k"'h.t* strategipeneritianetnobotanidan |"il;, :iHg:ffiH:J)"*ilffigfu;"s;'i Damavanti' E' Ii
betbasiskan tnasyaiakatdan sumberdaya lokar
.e?s *i,o, *r^onffffrl:rZm*rkpenjtakitpentinspada
berbagai etnis di Indonesia' skdpsi' Bogor: Fakultas Kehutanan, Institut pertar'ian'nogor. Tidak dipublikasikan. Puslitbang Biomed]s dan Fatmasi D.pk ;- r00; . Tanamanoont iri i,t-" p Mayarakat Bangn danNegam RI, diunduh dari http://vwwbmf.litbang.depkes.go.idlin dex2. php?option=conten_t&do-pdf=1&id=17'5 pada tanggal30April 2009 pukul 15.11 wrB. Petmanasad' T' 2001' Kaiiau i'enanfaatan to*litno ouf,*iir-ri*i,7** a, Indoneia. Skripsi. riogor: Fakultas Kehutanan' Institut pertanian Bogor. Tidak dipublik;rik;". Puskom Publik Depkes. 2009..,penbanguuau ,crit rt* h"*r;";;;;;-)popo, tantangannJadiunduhdad
*rF;1,*depkes.go.idlpop.rprir.*ru,inao*pr,piti...'l^ii"r^7rgg^ t+April 200epukul 11:47 Sangat'H' M'' E'A'M' Damayanti'2000.KQiantunbahanobatdanpenlakit 3P:9' !' f, padabeberapar Makalah disajikanpada Kongre. oiat rtrJ.i""a Indonesia,surabaya,20-22 K:r!,.!:!!t*'
244 SeminarNasional Etnobotani rv, cibinong Sciencecenter-Llpl, ig r{ei 2009