PEMANFAATAN BUNGKUS JAMU BEKAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN BIOLOGI Nirwana Anas Dosen Tetap Pada Jurusan PGMI Fakultas Tarbiyah IAIN - SU Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate, 20371 Email:
[email protected],id
ﺇﻥ ﺍﻟﻨﺘﺎﺋﺞ ﺍﳌﻨﺨﻔﻀﺔ ﻟﺪﻯ ﺍﻟﻄﻠﺐ ﰲ ﺍﳌﺪﺍﺭﺱ ﰲ ﳎﺎﻝ ﺍﻟﺘﻨﻮﻉ ﺍﻟﺒﻴﻮﻟﻮﺟﻲ:ﲡﺮﻳﺪﻱ ﻣﻦ ﺍﳌﻮﺍﺩ ﺍﻟﻨﺒﺎﺗﻴﺔ ﺍﻟﱵ ﻳﺴﺒﺒﻬﺎ ﺍﻻﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﺍﻟﻜﺜﻴﻒ ﻟﻼﻟﻼﺗﻴﻨﻴﺔ ﺑﺎﻋﺘﺒﺎﺭﻫﺎ ﺍﻟﻠﻐﺔ ﰲ ﺍﻟﻌﺎﱂ ﻟﻠﻐﺔ ﺍﻟﻌﻠﻤﻴﺔ ﻭﺍﻹﺑﺪﺍﻋﻴﺔ ﺃﻗﻞ ﻣﻌﻠﻢ ﺍﻟﻌﻠﻮﻡ ﰲ ﺗﻘﺪﱘ ﳏﺘﻮﻯ ﻋﻨﺪ ﺗﻘﺪﱘ ﺍﻟﺪﺭﻭﺱ ﺍﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﺍﻟﺘﻔﺎﻑ ﺍﻟﻌﺸﺒﻴﺔ ﺍﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﻛﻤﺎ ﻫﻮ ﻣﺘﻮﻗﻊ ﻭﺳﻴﻠﺔ ﻟﻠﺘﻌﻠﻢ ﻣﻦ.ﻟﻠﻄﻼﺏ ﺃﺟﻞ ﲢﺴﲔ ﺍﻟﻨﺘﺎﺋﺞ ﺍﻟﺘﻌﻠﻴﻤﻴﺔ ﻟﻠﻤﻮﺍﺩ ﺍﻟﺘﺪﺭﻳﺲ ﻋﻠﻢ ﺍﻷﺣﻴﺎﺀ ﰲ ﺍﺗﺼﺎﻝ ﻣﺒﺎﺷﺮ ﻣﻊ ﻭﳝﻜﻦ ﺍﳉﻤﻊ ﺑﲔ ﺍﺳﺘﺨﺪﺍﻡ ﻭﺳﺎﺋﻞ ﺍﻹﻋﻼﻡ ﻫﺬﻩ ﻣﻊ ﺃﺳﻠﻮﺏ ﺍﻟﺘﻌﻴﲔ.ﺍﻟﻌﺎﱂ ﺍﳊﻘﻴﻘﻲ .ﻟﻠﻌﺜﻮﺭ ﻋﻠﻰ ﺻﻮﺭﺓ ﺃﻭ ﻛﺎﺋﻦ ﺣﻘﻴﻘﻲ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺒﺎﺗﺎﺕ ﺍﻟﱵ ﻳﺘﻢ ﺗﺪﺭﻳﺴﻬﺎ Abstrak: Rendahnya hasil belajar Biologi di sekolah pada materi keanekaragaman tumbuhan disebabkan oleh banyaknya penggunaan Bahasa Latin sebagai bahasa ilmiah dalam dunia Sains dan kurang kreatifnya guru dalam penyampaian materi ketika membelajarkan siswa. Pemanfaatan bungkus jamu bekas sebagai media pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar Biologi karena materi pembelajaran bersentuhan langsung dengan dunia nyata. Penggunaan media ini dapat dikombinasikan dengan metode penugasan mencari gambar atau benda nyata dari tumbuhan yang sedang dibelajarkan.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Keanekaragaman Tumbuhan, Media Bungkus Jamu Bekas. A. Pendahuluan ertengahan tahun 2011 dan awal tahun ini, Indonesia sempat dihebohkan kasus perebutan budaya antara Indonesia dan Malaysia. Malaysia mengklaim beberapa budaya asli Indonesia menjadi budayanya, diantaranya Reog Ponorogo dan Gondang Sambilan, sehingga Indonesia buru-buru mempatenkan beberapa aspek budayanya ke UNESCO sebagai perwakilan budaya PBB yang membidangi budaya bangsa-bangsa di Dunia. Hal ini
P
281
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
tidak seharusnya terjadi jika masyarakat Indonesia memiliki rasa cinta terhadap kekayaan budayanya sehingga memiliki rasa tanggung jawab untuk melestarikannya. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang standar isi mengamanatkan, standar isi Biologi SMA/MA kelas X semester 2 terdapat Standar Kompetensi: “memahami manfaat keanekaragaman tumbuhan” dan kompetensi dasar: mengkomunikasikan kenekaragaman hayati Indonesia, dan usaha pelestarian serta pemanfaatan sumber daya alam (Tim Pustaka Yustisia, 2008). Merupakan salah satu usaha pemerintah untuk menumbuhkan rasa cinta masyarakat Indonesia terhadap budaya dan keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia. Melalui kurikulum ini juga siswa diminta untuk ikut melestarikan keanekaragaman tumbuhan yang dimiliki Indonesia. Selanjutnya masih dalam standar kompetensi yang sama, terdapat kompetensi dasar: “Mendeskripsikan ciri-ciri Divisio dalam Dunia Tumbuhan dan peranannya bagi kelangsungan hidup di bumi” merupakan materi yang agak sulit diajarkan oleh para Guru Biologi karena pada indikatornya terdapat pengenalan pengelompokan jenis-jenis tumbuhan dan menggunakan Bahasa Latin sebagai bahasa ilmiah yang dikonversi di tingkat Internasional. Bahasa yang tidak lazim digunakan sebagai bahasa sehari-hari masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan oleh Anas, 2011 terhadap jenis-jenis tumbuhan yang digunakan pada produk jamu instan yang dipasarkan secara bebas di Indonesia ditemukan pemanfaatan tumbuhan sebanyak 58 jenis untuk membuat jamu tersebut dari 28 jenis jamu yang diteliti. Menurut Wikipedia, Jamu adalah sebutan untuk obat tradisional dari Indonesia. Belakangan populer dengan sebutan herba atau herbal. Jamu dibuat dari bahan-bahan alami, berupa bagian dari tumbuhan seperti rimpang (akar-akaran), daun-daunan dan kulit batang, buah. Walaupun ada juga menggunakan bahan dari tubuh hewan, seperti empedu kambing atau tangkur buaya. Berdasarkan uraian di atas dapat dilihat, kurikulum yang didisain pemerintah pada dasarnya mendukung pelestarian budaya dan keanekaragaman tumbuhan Indonesia. Dalam hal ini, Jamu sebagai budaya Indonesia dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Biologi. Selain sebagai media murah meriah, karena
282
Nirwana Anas: Pemanfaatan Bungkus Jamu Bekas Sebagai Media...
yang dimanfaatkan dalam pembelajaran adalah bungkus jamu bekas, pembelajaran ini juga bersifat kontekstual karena langsung bersentuhan dengan hal-hal yang digunakan masyarakat secara langsung. Sehingga, dalam pembelajaran biologi siswa tidak hanya diharapkan menguasai materi tetapi juga dapat melestarikan budaya Indonesia. Pada tulisan ini akan dibahas mengenai memanfaatkan bungkus jamu bekas untuk membelajarkan biologi materi keanekaragaman tumbuhan. Tujuan penulisan tulisan ini adalah untuk membahas bagaimana memanfaatkan bungkus jamu bekas untuk membelajarkan biologi materi keanekaragaman tumbuhan. Manfaat penulisan tulisan ini adalah penulis dapat mengetahui memanfaatkan bungkus jamu bekas untuk membelajarkan biologi materi keanekaragaman tumbuhan.
B. Pembahasan 1. Media pembelajaran Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia media adalah alat (sarana) komunikasi seperti koran, majalah, radio, televisi, film, poster dan spanduk (Depdiknas, 2005) Atwi Suparman sebagaimana dikutip Fathurrohman dan Sutikno mendefenisikan media merupakan alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Arsyad mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dari defenisi-defenisi di atas dapatlah dipahami bahwa media merupakan alat yang harus ada apabila ingin memudahkan sesuatu dalam pekerjaa. Media merupaka alat bantu yang dapat memudahkan pekerjaan yang dibuatnya sehingga dapat diselesaikan dengan baik dan dengan hasil yang memuaskan. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata medium yang berarti pengantar atau pengantara, dengan demikian dapat diartikan bahwa media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan.
283
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
Menurut Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007) media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan serta yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Fungsi media adalah: (1) menarik perhatian siswa; (2) membantu untuk mempercepat pemahaman dalam proses pembelajaran; (3) mempercepat penyajian pesan agar tidak bersifat verbalitas; (4) mengatasi keterbatasan ruang; (5) pembelajaran lebih komunikatif dan produktif; (6) waktu pembelajaran bisa dikondisikan; (7) menghilangkan kebosanan siswa dalam belajar; (8) meningatkan motivasi siswa dalam mempelajari sesuatu; (9) melayani cara belajar siswa yang beraneka ragam; dan (10) meningkatkan kadar keaktifan siswa dalam belajar. Secara umum, penggunaan media dalam pembelajaran dianggap dapat meningkatkan hasil belajar. Kurikulum mata pelajaran biologi jelas mengemukakan bahwa pendidikan biologi menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung karena itu, siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah kemampuan supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar. Dalam hal ini, penggunaan media yang diadopsi dari alam sekitar akan mempermudah siswa dalam memahami alam sekitarnya termasuk keanekaragaman tumbuhan yang ada di Indonesia. 2. Keanekaragaman Tumbuhan Keanekaragaman organisme merupakan suatu konsep yang menunjukkan kepada variasi sifat dan ciri gen, spesies serta ekosistem. Tiap individu organisme mempunyai ratusan bahkan ribuan dalam kombinasi yang unik dan khas. Kumpulan individuindividu yang berkerabat dekat menjadi suatu kelompok spesies, kemuadian berbagai spesies membentuk suatu komunitas. Interaksi antara komunitas dengan faktor-faktor lingkungan fisik membentuk sistem ekologi (ekosistem). Adapun makhluk hidup yang tergolong kingdom plantae (tumbuhan) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: (1) memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis; (2) tubuhnya tersusun atas banyak sel; (3) merupakan organisme eukariota; (4) tidak dapat berpindah tempat; dan (5) dapat bereproduksi secara seksual. Ilmu tentang pengelompokkan makhluk hidup ini disebut taksonomi. Dasar pengelompokkan makhluk hidup ini adalah
284
Nirwana Anas: Pemanfaatan Bungkus Jamu Bekas Sebagai Media...
adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, tingkah laku, dan lain-lain. Klasifikasi dilakukan berdasarkan kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara perkembangbiakannya. Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok-kelompok makhluk hidup yang disebut takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan kelompok yang dimilikinya. Sistem tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki Bapak Taksonomi. Pemberian nama ilmiah makhluk hidup menggunakan bahasa Latin, dan terdiri dari dua kata yang menunjukkan nama genus dan spesies. Huruf pertama pada kata pertama ditulis kapital atau huruf besar, dan pada kata kedua ditulis dengan huruf kecil. Kedua kata ini ditulis mir ing. Contohnya: Oryza sativa (padi) dan Gnetum gnemon (melinjo). Jika nama makhluk hidup lebih dari dua kata, maka kata kedua harus disatukan atau diberi tanda penghubung dan ditulis miring. Contohnya, kembang sepatu bisa ditulis Hibiscus rosasinensis atau Hibiscus rosa-sinensis. Berdasarkan taksonomi yang dikembangkan Linnaeus, dunia tumbuhan dan hewan dibagi menjadi beberapa takson, yaitu kingdom ( kerajaan), filum (keluarga besar), class (kelas), ordo (bangsa), family (suku), genus (marga), dan spesies (jenis). Urutan dari kingdom ke spesies berdasarkan persamaan ciri-ciri yang paling umum, kemudian makin ke bawah persamaan ciri-ciri makin khusus dan perbedaan makin kecil. Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom, yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan animalia. Sistem ini banyak digunakan para ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan cara hidup dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut: (1) Monera, dengan ciri-ciri sebagai berikut: uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual. Yang termasuk kelompok Monera adalah bakteri dan ganngang hijau; (2) Protista, adalah eukariotik (mempunyai
285
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
membran inti), uniseluler atau multiseluler (bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof; (3) Fungi memiliki ciri-ciri: eukariot, memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler atau multiseluler, hidup heterotrof (saprofit, parasit, dan mutual); (4) Plantae, organisme yang memiliki ciri eukariotik dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan makanan karena memiliki klorofil; dan (5) Animalia, dengan ciri-ciri: tidak memiliki dinding sel, tidak berklorofil; dan mampu bergerak bebas. 3. Pemanfaatan bungkus jamu bekas sebagai media pembelajaran biologi Berikut adalah nama jamu dan tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuat jamu: NO
NAMA JAMU
1
Pegal Linu
2
Tolak angin
3
Anak sehat
TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN Cyperi rhizoma (rimpang teki) Languatis rhizoma (lengkuas;laos) Melaleucae fructus (kayu putih) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi) Oryza sativa (padi) Foeniculli fructus (adas) Isorae fructus (kayu ules) Caryophylli folium (daun cengkeh) Zingiberis rhizoma (jahe) Menthae arvensitis Herba (daun mint) Myristicae semen (biji pala) Curcuma rhizoma (temu lawak) Curcuma aeruginosae rhizoma (temu hitam) Zingiberis rhizoma (jahe) Glycirrhizae radix (akar manis) Daucus carota (wortel) Imperata cylindrica (ilalang) Fragari ananassa (strawberry)
286
Nirwana Anas: Pemanfaatan Bungkus Jamu Bekas Sebagai Media...
4
Antangin
3
Kuku bima
4
Pria perkasa
5
Kunyit asam
6
Rumput fatimah
7
Serbuk brastomolo
8
Haiping
9
Tujuh angin
Zingiberis rhizoma (jahe) Panax ginseng extr (ginseng) Blumeae folia (sembung) Menthae folia (daun mint) Euricoma longifolia (pasak bumi) Kaempferia rhizoma (kencur) Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi) Phyllanthi herba (meniran) Zingiberis rhizoma (jahe) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Piperis nigri fructus (lada) Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi) Baeckeae folium (saga) Mesuae flos Curcumae domestica rhizoma extract Tamarindi pulpa extract Retrofracti Fructus (cabe jawa) Myristicae semen (biji pala) Foenicoli fructus (adas) Piper bettle folium ( daun sirih) Cinanoni fructus (kayu manis) Curcumae rhizoma (temulawak) Zingiberis rhizoma (jahe) Ekstrak Gallae halepensis (pinus halepensis) Ekstrak Arecae semen (pinang) Ekstrak Zanthoxyli Fructus (jeruk) Ekstrak Granati Pericarpium (delima) Ekstrak Chebulae (mojo keling) Ekstrak Guazumae (jati belanda) Zingiberis rhizoma (jahe) Curcumae rhizoma (temulawak) Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi) Languatis rhizoma (lengkuas;laos)
287
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
10
Gemuk sehat
11
Jamu sehat paru
12
Kapsul asam urat
13
Pria sehat
14
Influensa
15
Sehat wanita
16
Sakit pinggang
Kaempferia rhizoma (kencur) Zingiberis rhizoma (jahe) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Caricae folium (daun pepaya) Cypery rhizoma (rimpang teki) Curcumae rhizoma (temulawak) Kaempferia rhizoma (kencur) Menthae folia (daun mint) Foenicoli fructus (adas) Curcumae rhizoma (temulawak) Sonchus arvensisi (tempuyung) Zingiberis rhizoma (jahe) Phyllantnus urinarialinn (meniran) Minosa pudica (putri malu) Languatis rhizoma (lengkuas;laos) Glasiosa superbal (kembang sungsang) Capsicum frutescents (cabai rawit) Piperis nigri fructus (lada) Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Cypery rhizoma (rimpang teki) Myristicae pericarpium (buah pala) Zingiberis rhizoma (jahe) Curcumae rhizoma (temulawak) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Usneae thallus (kayu angin) Myristicae semen (biji pala) Melaleucae fructus (kayu putih) Curcumae rhizoma (temulawak) Blumeae folia (sembung) Kaempferia rhizoma (kencur) Equiseti herba (paku ekor kuda) Orthosiphonis folium (kumis kucing) Plantaginis folium (daun sendok) Imperata cylindrica (ilalang)
288
Nirwana Anas: Pemanfaatan Bungkus Jamu Bekas Sebagai Media...
17
Anoman dasamuka
18
Hellos anak sehat
19
Lancar haid
Simploci cortex Phyllanthi herba (meniran) Piperis nigri fructus (lada) Zingiberis rhizoma (jahe) Cinanoni fructus (kayu manis) Curcumae rhizoma (temulawak) Curcumae domestica rhizoma (kunyit) Curcuma aeruginosae rhizoma (temu hitam) Kaempferia rhizoma (kencur) Zingiber officinale rhizoma (jahe) Glycirrhizae radix (akar manis) Daucus carota (wortel) Psidium guajava (jambu biji) Platycerium folium Achilleae folium (daun aciles) Zingiberis rhizoma (jahe) Piperis nigri fructus (lada)
20
Daun madu
21
Napsu makan
22
Gali-gali
Barleria cristata (daun madu) Myristicae semen (biji pala) Panax ginseng (ginseng) Retrofracti Fructus (cabe jawa) Zingiberis zerumbeti rhizoma (lempuyang gajah) Curcumae xanthorrizae rhizoma (temulawak) Boesenbergiae rhizoma (temu kunci) Zingiberis rhizoma (jahe) Comus officinalis (asiatica dogwood) fructus Tumera diffusa (Damiana) folium Ptychopetalum olaccides (MuiraPuama) radix Piper retrofracti (cabe jawa) fructus
289
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
23
Keset wangi
24
Sakit pinggang
Parameniae cortex Terminaliae birrricae fructus Kaempferiae angustifoliaenRhiz Quercinae gallae Orthosiphonis folium (kumis kucing) Plantaginis folium Imperatae rhizoma Simploci cortex Phyllanti herba Blumeae follium Melaleucae fructus
4. Tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan jamu Dari 24 jenis jamu instan yang diteliti ditemukan 58 jenis tumbuhan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku pada pembuatana jamu tersebut. Adapun jenis tumbuhan yang jadi bahan baku tersebut adalah sebagai berikut: Achilleae folium (daun aciles); Baeckeae folium (saga); Barleria cristata (daun madu); Blumeae folia (sembung); Boesenbergiae rhizoma (temu kunci); Capsicum frutescents (cabai rawit); Caricae folium (daun pepaya); Caryophylli folium (daun cengkeh); Cinanoni fructus (kayu manis); Comus officinalis (asiatica dogwood) fructus; Curcuma aeruginosae rhizoma (temu hitam); Curcumae xanthorrizae rhizoma (temulawak); Cypery rhizoma (rimpang teki); Daucus carota (wortel); Ekstrak Arecae semen (pinang); Ekstrak Chebulae (mojo keling); Ekstrak Gallae halepensis (pinus halepensis); Ekstrak Granati pericarpium (delima); Ekstrak Guazumae (jati belanda); Ekstrak Zanthoxyli Fructus (jeruk); Equiseti herba (paku ekor kuda); Euricoma longifolia (pasak bumi); Foeniculli fructus (adas); Fragari ananassa (strawberry); Glasiosa superbal (kembang sungsang); Glycirrhizae radix (akar manis); Imperata cylindrica (ilalang); Isorae fructus (kayu ules); Kaempferia rhizoma (kencur); Kaempferiae angustifoliaen Rhiz; Languatis rhizoma (lengkuas;laos); Melaleucae fructus (kayu putih); Menthae arvensitis Herba (daun mint); Mesuae flos; Mimosa pudica (putri malu); Myristicae pericarpium (buah pala); Orthosiphonis folium
290
Nirwana Anas: Pemanfaatan Bungkus Jamu Bekas Sebagai Media...
(kumis kucing); Oryza sativa (padi); Panax ginseng extr (ginseng); Parameniae cortex; Phyllantnus urinarialinn (meniran); Piper bettle folium ( daun sirih); Piperis nigri fructus (lada); Plantaginis folium (daun sendok); Platycerium folium; Psidium guajava (jambu biji); Ptychopetalum olaccides (Muira-Puama) radix; Quercinae gallae; Retrofracti Fructus (cabe jawa); Simploci cortex; Sonchus arvensisi (tempuyung); Tamarindi pulpa extract; Terminaliae birrricae fructus; Tumera diffusa (Damiana) folium; Usneae thallus (kayu angin); Zingiberis aromaticae rhizoma (lempuyang wangi); Zingiberis officinale rhizoma (jahe); Zingiberis zerumbeti rhizoma (lempuyang gajah). C. Penutup Kurikulum yang dirancang pemerintah sudah menuntun anak didik untuk memiliki rasa cinta terhadap keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia termasuk keanekaragaman tumbuhan. Guru memiliki tanggung jawab untuk membelajarkan siswa sehingga selain memiliki perubahan dalam hal pengetahuan, juga memiliki perubahan dalam hal sikap termasuk sikap cinta terhadap tanah air dan bangsa. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pemanfaatan bungkus jamu bekas sebagai media pembelajaran biologi materi keanekaragaman tumbuhan memberi kesempatan kepada untuk mengetahui manfaat tumbuhan secara langsung. Pada akhirnya, memberi manfaat pembelajaran jangka panjang bagi proses pembelajaran siswa
KEPUSTAKAAN Arsyad, A., (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grapindo Persada. Campbell
dkk. (2002). Biologi Jakarta:Erlangga.
Edisi
Kelima
Jilid
I.
Departemen Pendidikan Nasional, (2005), Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
291
ء ا
إ: Vol. II No. 2 Juli – Desember 2012
Fathurrohman & Sutikno, 2007, strategi belajar Mengajar melalui Penenaman konsep Umum dan Konsep Islami, Bandung: Refika Aditama. Kimball. J. W., (2000). Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga. Nugroho, L. H., (2004). Biologi Dasar. Jakarta: Penebar Swadaya. Wikipedia Indonesia, diunduh tanggal 29 Juli 2012, http://www.nyonyameneer.com/indonesia/tentangjamu.php
292