233
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains IX, Fakultas Sains dan Matematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
PEMANFAATAN ALTERNATOR DC DENGAN INVERTER PADA (PLTMh) SEBAGAI PENYEDIA DAYA LISTRIK PRODUKTIF DI DUSUN SINGOSAREN IMOGIRI YOGYAKARTA Muhammad Suyanto1, Naniek Widyastuti2 Jurusan Teknik Elektro, 2Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.
1
e-mail:
[email protected],
[email protected]
ABSTRAK Dusun Singosaren termasuk wilayah Wukirsari, Kecamatan Imogiri Bantul Yogyakarta, merupakan wilayah pertanian dan penduduknya sebagai pekerja pertanian, pertukangan, kerajinan dan parut kelapa. Sebagai kerja sampingan memarut kelapa juga membuat aneka kerajinan dan sovenir dengan bahan baku dari kayu tertentu. Dengan perkembangan teknologi masa kini memberikan berbagai dampak lingkungan, baik bersifat positif maupun negatif, begitu pula dengan adanya pembangkit listrik mikrohidro(PLTMh) yang ada di dusun tersebut, dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah yang positif bagi masyarakat setempat. Namun Daya listrik yang dibangkitkan pada (PLTMh) berkapasitas 1000 watt dan baru dimanfaatkan sebagai sarana penerangan jalan, belum dimanfaatkan sebagai sarana produktif, jika hal ini dilakukan dapat menambah pendapatan perekonomian masyarakat. Hal tersebut jika dimanfaatkan untuk usaha produktif, maka harus memperhatikan kapasitas daya peralatan yang akan digunakan. Adapun penelitian ini, mengupayakan penyedia daya listrik produktif dengan memanfaatkan Alternatot DC 24 volt sebagai pensuplay ACCU dan Inverter untuk perubah tegangan DC to AC, pada awalnya 1,2A meningkat menjadi 2,70A pada frekuensi 50Hz tegangan 216volt. Hasil pengujian peralatan pada beban terpasang 1: sebesar 0,06A, pada beban 2: 0,10A; pada beban 3: 1,60A; beban 4: 2,30A dan pada beban 5: 2,70A. Jika harapan tersebut benar tercapai, maka dapat dimanfaatkan beberapa peralatan pertukangan yang menggunakan arus listrik. Dari penelitian didapatkan hasil yang memadai untuk peralatan pertukangan dan kegiatan lain, namun masih relatif sangat terbatas. Dengan demikian, peningkatan daya dan pemanfaatannya diharapkan dapat terealisasi dengan baik sesuai dengan yang direncanakan. Kata-kata kunci : Pembangkit listrik, Inverter, ACCU, Daya listrik, Beban produktif.
PENDAHULUAN Hampir setiap kegiatan yang dilakukan oleh manusia, berupa kegiatan teknik tidak lepas dari pemakaian daya listrik baik dalam skala besar maupun untuk skala kecil, seperti pemakaian mesin-mesin listrik pada pabrik, perkantoran, peralatan pada industri maupun untuk, keperluan peralatan rumah tangga dan kepentingan sosial lainnya. Setiap tahun kebutuhan akan energi listrik terus meningkat tetapi tidak diimbangi dengan penyediaan sumber-sumber energi listrik baru maupun terbarukan, bahkan masih ada saudarasaudara kita yang berada didaerah terpencil belum mendapatkan pasokan listrik dari PLN. [1].
234
Padahal didaerah-daerah dimungkinkan masih banyak potensi sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik berdaya kecil seperti mikrohidro. Mikrohidro adalah istilah yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang mengunakan potensi energi air. Kondisi air yang bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil listrik adalah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian tertentu. Semakin besar kapasitas aliran maupun ketinggiannya, maka semakin besar energi listrik yang dapat dihasilkan [2]. Mikrohidro dibangun berdasarkan proses kenyataan bahwa dengan adanya air yang mengalir di suatu tempat dengan ka-pasitas dan ketinggian yang memadai. Istilah kapasitas mengacu kepada jumlah volume
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
aliran air persatuan waktu (flow capacity) sedangan beda ketingglan daerah aliran sampai ke instalasi dikenal dengan istilah Head. Dikatakan demikian karena instalasi pembangkit listrik seperti ini mengunakan sumber daya yang telah disedikan oleh alam dan ramah lingkungan. Suatu kenyataan bahwa alam memiliki air terjun atau jenis lainnya yang menjadi tempat air mengalir. Dengan teknologi sekarang maka energi aliran air beserta energi perbedaan ketinggiannya dengan daerah tertentu dimana (tempat instalasi akan dibangun) dapat diubah menjadi energi listrik [3]. Energi alternatif terbagi menjadi dua bagian, yakni energi terbarukan dan tidak terbarukan. PLTMh merupakan salah satu energi yang dapat diperbaharui, sehingga PLTMh juga merupakan salah satu energi yang semakin dikembangkan [4]. Cara kerja pembangkit listrik (PLTMh) sangat sederhana dan mudah dikerjakan, juga terbilang murah, mampu bekerja selama 24 jam, dapat diadopsi masyarakat dan yang terpenting adalah ramah lingkungan. Dengan adanya alasan tersebut, maka di dalam makalah ini akan dibahas hal pemanfaatan alternator DC 24 volt yang digunakan sebagai pembangkit, karena jenis tersebut tidak membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi [5]. Dengan memanfaatkan daya dari alternator DC 24 volt diharapkan dapat memenuhi kebutuhan energi listrik, yang diperlukan oleh masyarakat di dusun Singosaren Wukirsari. sehingga upaya peningkatan perekonomian masyarat setempat, dapat diupayakan melalui usaha bidang kerajinan, pertukangan dan usaha parut kelapa, disamping itu pada malam hari dapat digunakan sebagai perangan jalan umum antar RT dapat terpenuhi. Prinsip kerja alat pembangkit listrik tenaga mikrohidro adalah bervariasi, tetapi prinsip kerjanya adalah perubahan tenaga potensial air menjadi tenaga listrik melalui alternator. Perubahan memang tidak langsung, tetapi berturut-turut melalui perubahan dari tenaga potensial diubah ke tenaga kinetik, kemudian tenaga kinetik ke tenaga mekanik, dari tenaga 235
mekanik ke tenaga listrik. Sedangkan, tenaga potensial adalah tenaga air karena berada pada ketinggian tertentu, tenaga kinetik adalah tenaga air karena mempunyai kecepatan. Tenaga mekanik adalah tenaga kecepatan air yang terus memutar kincir/turbin. Tenaga listrik adalah hasil dari alternator yang berputar akibat berputarnya kincir/turbin [6,10]. Prinsip kerja PLTMh yang paling utama adalah memanfaatkan semaksimal mungkin energi air yang dapat ditangkap oleh peralatan utamanya yang disebut turbin/kincir air, efisiensi kincir air yang dipilih untuk menangkap energi air tersebut menentukan besarnya energi mekanik atau energi poros guna memutar alternator listrik. Gambaran PLTMh yang ada di dusun Singosaren, adalah atas dasar inisiatif masyarakat setempat untuk memanfaatkan saluran irigasi sebagai pemutar kincir untuk PLTMh, melihat kondisi saluran irigasi, baik dimusim penghujan maupun kemarau cukup kontinyu. Saat PLTMh dibuat dengan kapasitas daya yang ditertera pada plat nama sekitar 3000VA, namun kapasitas daya yang dibangkitkan masih sangat rendah berkisar 100 watt dari kapasitas generator. Masyarakat merasa sudah cukup berhasil, karena sudah dapat dirasakan dikala aliran dari PLN padam, PLTMh sebagai pengganti walaupun sebatas sebagai penerangan jalan di sekitar pembangkit tersebut. Kemudian peneliti mencoba meningkatkan aliran air, yang dilewatkan pada kincir dengan memasang “pintu penghela air” pada saluran irigasi. Dengan demikian, putaran kincir tentu semakin kencang, sedangkan pembangkit listri yang semula menggunakan generator sinkron, diganti dengan alternator DC 24 volt. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 1 bahwa dengan pemasangan alternator DC 24 volt dan pintu pengontrol atau pengatur, aliran air yang mengarah ke turbin/kincir mengalami peningkatan. Oleh karena itu, energi potensial yang dibangkitkan air dapat lebih maksimal sesuai dengan tingkat kemampuan dari turbin/kincir air yang dipasang pada aliran irigasi. BAHAN DAN METODE Bahan
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
Bahan-bahan yang digunakan dalam PLTMh tersebut, agar supaya dapat sampai membangkitkan daya listrik, tentu banyak bahan yang digunakan antara lain: Kincir dan pintu air sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 1. Kemudian alternator DC sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2. Peralatan inverter dan accu sebagai pengubah dari DC to AC diperlihatkan pada Gambar 3. Panel kontrol sebagai pemantau besaranbesaran listrik yang dibangkitkan dan dalam hal ini akan mempermudah operator atau teknisi, selama PLTMh dijalankan. Adapun perleng-kapan yang dipasang pada panel control seperti: voltmeter skala 0 s/d 500 VAC, ampermeter dengan skala 0 s/d 10 ampere, dan frekuensi meter dengan rentang skala 45 s/d 55 Hz, indikator lampu, sakelar posisi on/off. Kemudian perlengkapan utama yaitu alternator DC 24 volt dipasang sejajar lurus dengan pully penghubung dari kincir, dengan menggunakan vanbelt. Output dari alternator di hubungkan dengan accu 2 x 12 volt, 70A yang berfungsi menampung energi listrik yang dibangkitkan dari alternator.
Gambar 2. Bentuk fisik kincir dan pintu air pada saluran irigasi
Pengujian mekanis yang dilakukan dalam penelitian, dengan cara menjalankan pada putaran kincir mikrohidro sesuai dengan kerjanya, turbin/kincir diberi aliran air agar dapat berputar sehingga dapat menggerakkan bagian rotor alternator. Saat rotor magnet berputar maka akan timbul medan magnet, sehingga kumparan rotor akan menghasilkan tegangan. Semakin tinggi putaran turbin yang dihasilkan maka semakin besar pula tegangan yang dihasilkan. Analisis pada perangkat mekanis, adalah sangat sederhana, yaitu dengan men-jalankan kincir yang diberi aliran air maka kincir akan berputar, sebelum menjalankan diukur terlebih dahulu berapa tahanan kawat yang dihasilkan dari kumparan rotor, tahanan kawat yang ideal adalah 0,8–15 Ω.
Gambar 1. Perlengkapan PLTMh berupa inverter 1000 watt
Untuk mendapatkan tegangan AC, perlu dipasang alat inverter kapasitas 1000 watt yang berfungsi merubah dari DC ke AC. Begitu pula fungsi dari panel kontrol untuk memantau naik dan turunnya masalah kelistrikan yang dibangkitkan oleh PLTMh, dalam hal ini yang harus selalu diperhatikan adalah besarnya Frekuensi yang dibangkitkan harus konstan pada posisi 50 HZ. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 3. Alternator DC 24 V dapat menyesuaikan putaran pada PLTM
Setelah diukur tahanan kawat diperoleh dari kumparan rotor ini adalah 14 Ω, maka 236
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
mikrohidro tak terdapat kesalahan. Apabila tahanan kawat yang didapat lebih atau kurang maka dapat diperiksa kembali pada kumparan rotor, apakah terjadi hubung singkat pada kawat kumparan atau terdapat salah satu kumparan yang putus [7,10]. Metode Pengukuran Alternator berfungsi mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Pada alternator terdapat sebuah komponen IC yang berfungsi mengatur pengisian accu secara otomatis. Pada tahap pengujian kapasitas daya pada PLTMh, dilakukan pengujian di lapangan berdasarkan nameplat yang tertera pada alternator. Adapun alat-alat ukur yang digunakan dengan menggunakan osciloscope sebagai pengukur frekuensi dengan melihat tampilan berbentuk gelombang sinus utuh (tidak cacat) (Gambar 4) sampai pada kondisi frekuensi 50Hz, setelah diperbesar dengan pembanding putaran pada puli poros kincir ke alternator (Gambar 3). Dengan berputarnya turbin/kincir ini, proses pembangkitan energi listrik pada alternator mulai terjadi. Besar energi yang dihasilkan dari proses pembangkitan apabila tampak adanya kesalahan (error) pada kinerja mikrohidro maka segera dilakukan tindakan perbaikan pada bagian sistem PLTMh yang mengalami kesalahan kerja. Jika tidak ada kesalahan dari sistem pada mikrohidro tersebut, maka dianggap telah selesai.
tegangan pada beban yang terpasang pada mikrohidro. Hasil pengukuran dan implementasinya dengan menggunakan alat osciloscope sebagai pengukur frekuensi untuk melihat tampilan gelombang berbentuk gelombang sinus utuk (tidak cacat) hal inilah masih belum stabil. Tegangan juga masih naik turun bersamaan dengan naiknya beban terukur. Generator yang tersedia di pasaran biasanya berjenis high speed, di mana generator jenis ini membutuhkan putaran tinggi dan energi listrik awal untuk membuat medan magnetnya. Sedangkan pada putaran turbin untuk PLTMh biasanya dibutuhkan generator yang berjenis low speed dan tanpa energi listrik awal. Selain itu, generator yang menggunakan magnet permanen mampu bekerja dengan baik pada kecepatan putar yang rendah.
Gambar 5. Pengukuran arus dan tegangan pada beban
Oleh karena itu, sebagai upaya maka dalam penelitian ini digunakan alternator DC sebagai pembangkit pengganti generator AC, untuk memenuhi peningkatan daya yang sesuai dengan debit aliran adalah menggunakan alternator yang mudah perawatannya, serta bisa dikembangkan pembangkitan energi listriknya. Desain seperti inilah yang sesuai digunakan, yaitu generator mini yang biasa digunakan pada mobil, alternator jenis ini tidak terlalu membutuhkan kecepatan putaran yang tinggi (Gambar 3). Gambar 4. Pelaksanaan pengukuran tegangan, frekuensi, dan arus di lokasi Gambar 4 dan 5 memperlihatkan salah satu penunjukkan hasil pengukuran dari arus dan 237
Dari data spesifik alternator yang ada diatas diketahui tegangan output yang dike-luarkan berupa tegangan DC, sebesar 24 volt, yaitu digunakan sebagai pensuplay arus dan
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
tegangan yang sesuai sebagai pencatu baterai atau accu. Tujuan pengujian alat, setelah seluruh sistem yang mendukung peningkatan daya mikrohidro (PLTMh) ini selesai dikerjakan dan dihubungkan satu sama lain sehingga terbentuk sebuah sistem mikrohidro yang diharapkan, maka selanjutnya adalah tahap pengujian kerja dari sistem yang telah dirangkai. Hal ini bertujuan untuk 1) untuk mengetahui apakah PLTMh yang dirancang telah dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan, 2) Untuk mengetahui kemampuan kinerja dari turbin yang ada, 3) Untuk mengetahui seberapa besar energi listrik yang dihasilkan oleh sistem dari PLTMh tersebut. Jika dimungkinkan adanya kesalahan-kesalahan yang terjadi, dengan harapan dapat segera diperbaiki. Proses Pengujian pada sistem pembangkit PLTMh, sederhana yaitu dengan cara mengalirkan air supaya terkonsentrasi ke dalam satu aliran, yang dimana dipasang kincir air yang diletakkan kedalam suatu aliran irigasi, dimana dengan demikian tenaga potensial yang dimiliki aliran tersebut dapat memutar turbin (Gambar 1). Analisis output alternator, dimaksud-kan agar dapat mengetahui keluaran tegangan, dan putarannya pada mikrohidro. Pada tabel 1 memperlihatkan hasil input pada saluran irigasi dan table 2, hasil output dari alternator pada pembangkit mikrohidro, yangmana saat dilakukan pengukuran beban berupa beban resistive, sehingga dapat diketahui berapa (rpm) putaran dari alternator dan tegangan dan arus ideal yang dihasilkan alternator. Mikrohidro merupakan sebuah istilah yang terdiri dari kata mikro yang berarti kecil dan hidro yang berarti air. Secara teknis, mikrohidro memiliki tiga komponen utama yaitu air sebagai (sumber energi), turbin dan alternator. Mikrohidro mendapatkan energi dari aliran air yang memiliki perbedaan ketinggian tertentu. Pada dasarnya, mikrohidro memanfaatkan energi potensial jatuhan air (head). Semakin tinggi jatuhan air maka semakin besar energi potensial air yang dapat diubah menjadi energi listrik. Di samping faktor geografis (tata letak sungai), tinggi 238
jatuhan air dapat pula diperoleh dengan membendung aliran air sehingga permukaan air menjadi tinggi. Air dialirkan melalui sebuah pipa pesat kedalam rumah pembangkit yang pada umumnya dibagun di bagian tepi sungai untuk menggerakkan turbin atau kincir air mikrohidro. Energi mekanik yang berasal dari putaran poros turbin/kincir akan diubah menjadi energi listrik oleh sebuah generator atau alternator [8]. Dari hasil pengukuran yang telah diperoleh di lapangan, dapat diketahui data-data kincir yang ada di dusun singosaren imogiri, sudu merupakan bagian turbin/kincir yang berfungsi untuk menggerakan roda turbin akibat adanya fluida kerja dari air yang menggerakannya, atau mengubah energi potensial menjadi energi kinetic, di mana bentuk sesuai dengan fluida yang menggerakkannya dengan dimensi air sesuai dengan kebutuhan untuk menggerakan roda turbin. Jumlah sudu pada kincir adalah 20 sudu,lebar pada kincir tersebut 0,62 meter dan dia meter pada kincir 2,1 meter. Perhitungan jumlah sudu pada kincir: N: 20 sudu; D: 210cm; t: 62 cm, k: 0,13 (konstanta). Tabel 1. Dimensi Input Saluran pada PLTMh
Dimensi Input Saluran Lebar saluran Tingi saluran Tinggi air maks Luas Tp bsh Kecepatan air Debit
0,62 m 0,33 m 0,32 m 0,2048 m2 0,6 m/detik 0,1389 m3/detik
Pada pengujian arus dan tegangan, dilakukan untuk mengetahui apakah arus beban dan tegangan yang dihasilkan sudah maksimum sesuai dengan kemampuan hasil putaran dari kincir. Adapun pengujian dilakukan dengan menggunakan amperemeter dan voltmeter, berdasarkan dari hasil pengukuran saat pengambilan data yang telah dilakukan, penulis mendapatkan hasil input saluran yang terdiri dari beberapa kriteria yang diperoleh pada Tabel 2.
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
HASIL DAN DISKUSI Pengaturan besaran tegangan output alternator diatur melalui peneyesuaian putaran dari kecepatan aliran air yang ditransmisikan melalui poros kincir, sehingga besarnya tegangan yang dihasilkan memalui inverter akan berpengaruh pada arus beban. Medan magnet rotor akan bergerak sesuai dengan arah putaran rotor, dengan ini penulis telah mengambil sebuah data pengukuran pada alternator DC. Hasil pengukuran output pada alternator dapat dilihat pada Tabel 2. Frekuensi listrik yang dihasilkan oleh alternator harus sebanding dengan kecepatan putaran alternator tersbut. Dalam hal ini, rotor sebagai bagian yang bergerak terdiri atas rangkaian-rangkaian elektromanet dengan arus searah (DC) sebagai sumber arusnya. Tabel 2. Pengukuran Pada Beban Variable 0 ukur 0.03 Iout (A) 230 Vout AC 13.2 Vinput DC Nalternator 1175 (rpm)
N Kincir (rpm) Frekuensi (Hz)
Beban 1 0.06 230 12.8 1127
2 3 0.1 230 220 12.07 11.6
4 5 2.3 2.7 220 216 11.37 11.32
1120
1111
1086
9.2
8.6
7.8
6.2
5.3
53
53
52
51
50
50
Dari data hasil pengukuran Tabel 2, diperlihatkan bahwa pada perbandingan tegangan alternator dengan arus beban dapat diketahui, jika terjadi perubahan beban naik maka tegangan alternator turun. Sebagaimana dapat ditampilkan dalam sebuah grafik untuk mengetahui fenomena yang terjadi pada perbandingan tegangan dan arus beban pada alternator, dapat dilihat pada Gambar 6.
1069
12
Gambar 6. Perbandingan arus beban terhadap tegangan DC.
Berdasarkan Tabel 2, terlihat bahwa tegangan pada putaran tertentu, hal ini terjadi adanya perbedaan yang sangat jelas pada naiknya arus beban akan mempengaruhi tegangan output alternator. Tegangan yang dihasilkan oleh alternator jika dibandingkan dengan tegangan keluaran inverter, selalu mengikuti naik dan turunnya arus beban. Hasil pengukuran pada alternator se-telah di lakukan pengamatan di lapangan yaitu, pada putaran adalah salah satu faktor yang penting yang memberi pengaruh besar terhadap keluaran tegangan dan besarnya arus bolakbalik (alternating current) yang timbul. Sebagaimana diperlihatkan pada Tabel 2.
239
Gambar 7. Perbandingan arus beban terhadap tegangan inverter
Diperlihatkan pada Gambar 7 bahwa perbandingan arus beban terhadap tegangan output dari inverter, jika beban naik mka tegangan output inverter ikut turun. Dari Gambar 6 dan 7 dapat dianalisis bahwa tegangan alternator yang dihasilkan sebesar 13,2 volt pada beban 0,03 A, maka tegangan dari inverter 230 volt, dan pada beban 2,70A tegangan alternator 11,32, maka tegangan
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
inverter 216 volt. Hal tersebut menandakan bahwa dengan naiknya arus beban, maka sangat memepengaruhi penurun-an tegangan pada inverter.
Perbandingan alternator.
frekuensi
terhadap
putaran
Hubungan perbandingan frekuensi terhadap putaran poros alternator pada Gambar 9 tersebut menunjukkan bahwa, jika terjadi suatu penurunan putaran alternator sebesar 23% maka frekuensi masih bertahan pada posisi 50 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa arus beban pada 2,70A dalam kondisi stabil. KESIMPULAN Berdasarkan dari pengukuran pada pembangkit listrik PLTMh. Sesuai dengan perancangan alat yang terpasang, dilakuakan analisis data, dan pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut bahwa :
Gambar 8. Perbandingan tegangan inverter terhadap tegangan alternator
Gambar 8 memperlihatkan hasil analisis dari perbandingan tegangan beban terhdap tegangan alternator. Bahwa dari hasil analisis menunjukkan nilai perbandingan tegangan beban terhadap tegangan alternator. Perubahan penurunan tegangan pada inverter sebesar 0,72% tidak banyak mempengaruhi kenaikan arus beban.
Tegangan yang dihasilkan oleh alternator DC pada beban 0,03A adalah sebesar 13,2 volt, pada putaran 1175 rpm yang dihasilkan dari putaran poros turbin/ kincir air 5,3 rpm, dan menghasilkan tegangan pada inverter sebesar 230volt. Pada arus beban terukur sebesar 2,70A tegangan alternator 11,32, maka tegangan inverter turun 0,72% menjadi 216 volt. Hal tersebut menandakan bahwa dengan naiknya arus beban, maka sangat mempengaruhi penurunan tegangan pada inverter, hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah beban yang dapat dimanfaatkan Hasil pantauan frekuensi setelah ada pemasangan alternator perbandingan frekuensi terhadap putaran poros alternator pada menunjukkan bahwa, jika terjadi suatu penurunan putaran alternator sebesar 23% maka frekuensi masih bertahan pada posisi 50 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa arus beban pada 2,70A dalam kondisi stabil.
Gambar 9. Perbandingan Frekuensi terhadap putaran poros alternator Perbandingan hasil pengukuran frekuensi pada Inverter AC tersebut, beban 0,03A menunjukkan frekuensi 53Hz dan pada beban 2,7A frekuensi menunjukkan 50Hz. Hal tersebut diperlihatkan pada Gambar 9. 240
Melihat kondisi hasil pengukuran dilapangan saat ini, beban sebesar 2,70A sudah cukup maksimal, mengingat kondisi aliran air pada irigasi belum maksimal, dikarenakan terjadinya pendangkalan pada saluran. Melalui PLTMh yang sudah ditingkatkan dayanya dari 1,2A menjadi 2,70A pada frekuensi 50Hz, diharapkan masyarakat Singosaren dapat memanfaatkan sebagai sarana produktif untuk pertukangan dan kerajinan
Prosiding Seminar NasionalSainsdanPendidikanSains IX, FakultasSainsdanMatematika, UKSW Salatiga, 21 Juni 2014, Vol 5, No.1, ISSN :2087-0922
www.lin.go.id/ [4] Abdulkadir, E. 1995, Energi. Universitas Indonesia Press, Jakarta [5] Suyanto., M. 2012” Peningkatan daya pada pembangkit listrik mikrohidro (PLTMh) di daerah Imogiri Bantul Jogjakarta,Jurnal Teknologi Technoscientia, Vol. 5 No 1, Agustus. 2012. [6] Zuhal,1995, Policy & Development Programs on Rural Electri Scation for next 10 years, Ditjen.Listrik & Pengembangan Energi, Departemen Pertambangan dan Energi, Jakarta. [7] Sumanto, 1996, Mesin Sinkron. Andi Jogjakarta [8] PUIL, 2000, Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000, Standar Nasional Indonesia, P.T PLN Indonesia (SNI) Jakarta [9] Harten, P.V, 1986. Instalasi Listrik arus Kuat 3 (Terjemahan Ir. E. Setiawan). PT. Binacipta. Jakarta. [10]http://duniaLstrik.blogspot.com/2009/09/ animasi-generator-dc dan generator ac.html
serta parut kelapa. Sehingga pendapatan perekonomian dusun tersebut dapat meningkat. Di samping itu, untuk sarana penerangan jalan umum di malam hari. Hal perlu diperhatikan kususnya untuk didaerah-daerah pedesaan yang memiliki potensi aliran air deras dari sungai dapat dibangun mikrohidro. UCAPAN TERIMAKASIH Dengan terlaksananya penelitian ini tentu tidak luput dari peran serta masyarakat di dusun Singosaren Wukirsari yang telah banyak membantu menyediakan tempat dan sarana dalam pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA [1] Djojonegoro,W.,1992, Pengembangan dan penerapan energi baru dan terbarukan, Lokakarya "Bio Mature Unit" (BMU) untuk pengembangan masyarakat pedesaan, BPPT, Jakarta. [2] Donianto., D. 2008. Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro. http://danar donianto.multiply.com/ [3] Sutisna, Nanang, 2004, Departemen Energi Kembangkan Sistem Mikrohidro.
DISKUSI Pertanyaan : Outputnya AC? Hasil? Jawab
241