Pemanfaatan Agent Software Technology Dalam Shop Floor Control
LAPORAN PENELITIAl\
Oleh: Marihot Nainggolan
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PARAHYANGAN BANDUNG
2005
SURA T REKOMENDASI
Dengan ini saya mengajukan rekomendasi ball\\'a laporan penelitian denganjudul:
Pcmanfaatan Agent Software Tecllllology Dalam Shop Floor CO/llral Penlllis: Marihot Nainggolan Dinyatakan layak sebagai sebllah kar\a penelitian bidang Teknik Indllstri.
Bandung. 8 jllni ?
'05
.------"-
Universitas Katolik Parahyangan
11
Pemanfaatan Agent Software Technology Dalam Shop Floor Control 01,,11: I'vlarihot Nainggolall
Abstrak Un/uk
mcnganllslpa.si keingil1({J]
kOllslIl11en . J'ong Jnemhufuhkan
peiLI.1wIOI/ yang semakil1 baik. lIIoko il/(llIslri {{{({lllItilklllr harlls/ah lIl('ngikllli pakembang{{11 lekll%gi lIIanll(ilklllr_ Salah salll perkelllb{{ggan da/a/11 indllSlri IIIOllllf{lklur ada/ah adanya keblllllhall da/mll /Jengollfro/an shop .floor yallg lIIellg!wrllskall 1I11111k lIIell/hol/glln seiJllah perangkal pClI/banl1l yang dapal lI1ellye/esaikan penllosa/{{han yang leriadi dengall lehih baik. Seblloit aplikasi menggllilakan lekllologi agelll so(iware dapal lI1eni{{lI-ah perll1asalahan lersehlll. dilllOlla karaklerislik dari agenl alialait fleksihel, langgllh. lingkal keleliliall yang linggi dan dinall1is rerlf/W}/(/
mf.!llg/7adapi peruhalh:n
perll1ill/(t(f1l
pasal".
perllhahon
pl"oduk dan millimasi hiuyu.
Kalil kllllci : ShOIJjlo(}r con/rol. agent .'.'(?filntrc!. lIlu/li agent dan sis(em pel/(llIkllng kepIIIIIsan.
I. Pcndahlllll:ln
Agar dapat
b~rsaing
dalam pcmclluhan perlllintaan pasar maka industri
dituntut untuk dapat memproduksi prod uk yang scsuai dengan pennintaan pasar dan harga yang Illurah, oleh k
teknologi yang tepat dan infrastruktur dari IT yang akan dibangun sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi.
Agenl saat
Inl
telah
menjadi
konsep
yang sangat
popular
untuk
pengembangan teknologi peraneangan dari pengendalian arsitektur dalam suatu industri yang memanfaatkan IT. Dari hasil penelitian sistem shop /loor conlrol yang terintegrasi menggunakan mulli agenl dan imelligenl agenl pada teknologi
so/iware sekarang telah di-implel11entasikan untuk aplikasi manufaktur. So/ilt'are agenl dirancang untuk l11emiliki atribut seperti otonomi. orientasi tujuan, l11emiliki aktivitas. mobilisasi. kecerdasan dan saling beraktiyitas (Xu Q .. Qiu R., Russel D.
2002), dill1ana secara khusus bertujuan memiliki kell1ampuan berintegrasi, berkoordinasi seear'a efektif dengan menggunakan informasi clan kegunaan yang lebih efisien lagi pacla sUll1ber nelwork untuk manufakturing terutama shop floor
conlro1. Penjelasan selanjutnya akan lebih memaparkan tentang shop floor col1!rol pacla bag ian kecIua. cldinisi agelll so/il'ore pacIa bngian ketiga serta keunggulan dari agen! ,\'(?til'ore technology dan perl11asa!;lJ1~1:1 yang
di.sdesaikan dengan
agent
so/ill'are pad a bagian empat dan lima. Contoh-contoll aplikasi agent s()/hvare yaitu pengunaan windows-DNA dalam shop .floor co!1lrol, penggunaan co-
operath'e oge!1l .Iystelll dalam shop/loor cOl1frol dan Sistem penclukung keputusan denganllllllti lIgent .I),slem dalam shopjloor cO!1lrol akan clibahas lebih lanjut pada makalah ini.
2. I'cngcndalian Lantai I'rocluksi (SIIOI' floor cOlliro/) Shop .floor cOl1!rol ~ .Iyslelll mell1bandingkan kemajuan dan status cIari pcnnintaan produksi di lantai pabrik dengan rencana produksi (Groover M. 2001).
Shop/loor colllrql juga ll1cnitikberatkan pada relell.l"e dari perll1intaan produksi ke lantai pabrik. pengawasan dan pengontrolan kemajuan clari order melewati stasiun kerja yang bervariasi clan mendapatkan informasi status order yang sedang berlangsung. Kcutalllaan dari shop .floor col1lrol mengandung tiga fase : order
release. order scheduling dan order progress. Ortler Release. Pad a fase order release menyediakan infonnasi data yang dibutuhkan untuk lllelakukan proses dari order produksi ke lantai pabrik. Pengumpulan dari intormasi data sering disebut sebagai shop packel. Informasi data ini mengandung roWe sheel, yang meneatat rencana produksi untuk item
yang akan dihasilkan, material requisition untuk menggambarkan raw materials dari invent01Y, job cards untuk melaporkan waktu bekerja buruh, move tickets untuk mengharuskan material dipindahkan oleh pekerja dari stasi un ketja yang satu ke stasiun ket:ia yang lain dan part list. jika dibutuhkan oleh peketjaan perakitan.
artier Scfledlllillg. Fase ini mengikuti fase order release dan melakukan order produksi ke stasiun ketja yang berbeda-beda di lantai pabrik. Order scheduling mempersiapkan sebuah dispalchlisl. yang mengindikasikan kapan order produksi hants diselesaikan pada slasiun ketja lerlentu.
Or~er
scheduling
pada shop .f/o"r co11lrol mengandung dlU'; masalah yailu lIIachine loading danjob
sequencing. Order Progress. Pada fase ini dilakukan pengawasan terhadap status dari order yang berbeda di lantai pabrik, work in process (\VIP) dan karakteristik yang mengindikasikan kemajuan dan kinetja dari produksi. lnformasi yang digunakan adalah Work order status report yang mengindikasikan status order produksi. iii't'gre.\''\" rcpor!
yang digunakan untuh :nel3p0rk8.11
kine!~ja
dari durasi
\\·~!kt!.l
per
periode pada shop .f/oor dan exception report yang melaporkan deyiasi yang tetjadi dari jachval pn1duksi.
3. Ocfinisi agent software lec/lllofogy
Age/1l adalah sebagai suatu entitas yang dinyatakan sebagai suatu komponen menIal seperti kepercayaan. kemampuan. memilih dan komitmcn. tcrlebih agel1l adalah suatu yang tdah dipilih dan diciptakan oleh programer dan digunakan dalam hal"l!lrure atau so/hmre sebagai pengendali dan penganalisa, (Shoham 1993 dalal11 Unvcr H.. Anlagan O. 2001).
rlge/1l adalah suatu logika yang berlahap dari suatu obyek dan l11el11punyar tujuan (goals) tertentu dan juga otonomi. Dapat dikatakan bahwa agen/ adalah suatu obyek dapat kita perintahkan untuk
beke~ia.
( Parunak 1999 dalam Unver
H .. Anlagan O. 2001). Dalam sistem yang kompleks. mengacu pada pel11ilihan obyek yang akan beket:ja scbagai agclI/ dan selanjlltnya akan diberikan otonol11i dan kemal11puan llntuk l11engal11bil sllatu keputllsan. Sehingga dalal11 pel11ilihan kandidat tertentll dalal11 agem dengan jumlah yang besar dapat l11eningkatkan tleksibelitas dan pengorganisasian sendiri nantinya, nal11un dilain sisi, dengan l11enggunakan agent
dalam jumlah yang besar ini akan membutuhkan biaya yang tinggi pula dalam pengimplementasiannya,
untuk itulah sangat
kritis
sekali
untuk mencari
keseimbangan yang benar dalam memilih entitas yang digunakan sebagai agent, (Cantamessa 1997 dalam Unver H., Anlagan O. 200 I).
Agent lechnology digunakan dalam paradigma obieel-oriented (Baker 1999 dalam Unver H., Anlagan O. 2001). Agenlleci1nology adalah sebuah spesialisasi baru yang relatif dari intelegensia artifisial (AI) yang terdistribusi, dimana agent
technology tersebut merupakan bagian dari AI (Knotts G .. Oror M .. Hartman B. 2000). Agelll software tecl1l1ology adalah suatu perangkat lunak yang digunakan untuk lllenyelesaikan berbagai perlllasalahan. Perl11asalahan untuk sistem yang mudah diselesaikan dengan basic agent dan perlllasalahan yang lebih kompleks diselesaikan dengan apa yang disebut enhanced agem.
4. Keunggulan dari agent software technology
Agel1l so/ill'are Illeillpunyai keunggulan \'aitu lebih kokoh. tleksibel clan
tingkat ketditian yang lebih tiiiggi dari sistem tradisional. Kemudian pola pcriiaku yang sederhana dari agem so(ill'are
lebih Illudah untuk dijalankan. Sebagai
taillbahan. pcndekatan Illcnggunakan ag'f,!lt so/hrore ini seringkali menaillpilkan pengertian untuk meflyelesaikan l11asalah yang sebelul11nya tidak terpecahkan dan l11enyelesaikan Illasalah dengan cara lebih natural. l11udah dan etisien. Oengan
agent so/hrare ini juga Illclllbuat lebih dapat dil11engerti perilaku dari sistem yang kompleks. Akhirnya sebuah agelll so/ill'are seringkali dapat I11cl11ecahkan masalah lebih cepat ds:ngan biaya nlurah. kbih tleksibel dan kbih c1ipercaya daripacla so/ill'ore yang Illenggunakan sistel11 traclisional.
5. l'crmasalah:1O yang disclcsaikan dcngan agent software
Agel1l software tdah banyak c1igunakan untuk l11enyelesaikan pcnnasalahan pacla sistcill Illanufaktur seperti penggunaan agent-based untllk scheduling (Knotts G., OroI' Iv!.. Hartman I3. 2000) dan aplikasi autonomous agents architectures lIntlik menerapkan Ileksibel IIUlI1ufilcturing system (Adacher L.. Agnetis A., Meloni C. 2000). Untuk shop .floor control, yang akan dibahas lebih lanjllt adalah pengunaan
windows-DNA dalam shop .floor control (Unver H., Anlagan O. 2001),
penggunaan co-operalive agenl syslem dalam shop floor control (Tonshoff H., Woelk P., Timm \., Herzog O. 2000) dan Sistem pendukung keputusan dengan
multi agent system dalam shop floor control (Xu Q., Qill R., Russel D. 2002).
6.
Windows-DNA dalam shop floor cOlltrol Dalam pengembangan teknologi keilmuan perancangan dari pengendalian arsiteklur dalam l11anulaklur, diidentitikasikan ada empat benlllk dasar (Dilts et aL.1991 dalam Unver 1-1., Anlagan O. 2001 ). yailu : benluk
VatU!
~
~
lersentralisasi.
CORBA dan Windo\\'s-DNA (Unver 1-1 .. Anlagail O. 2001). Common O!y'ect
Request Broker Archileclllure. yang dikcmbangkan oleh Ohiect Management Group (OtviG 1995 dalam Unver H., Anlagan O. 2UO 1). suatu badan konsorsium yang tidak mengutamakan keuntungan yang menj ual hardware dan so/iware. Dan pendekatan penyelcsaian yang dikembangkan oleh Microso/i adalah Windows
Distrihute illterNet Applicatiol1s.
Windows DNA
Wi/1(/OIrs DNA adalah suatu aplikasi arsitektur ulama untuk menyelesaikan l11asalah pad a mulli lahapan (multi-tier) yang lerdislribllsi.
Heterarchical cont.-ol architectnre Arsileklllr pengendalai herarkikal mCilgabaikan hubungan master-slaves, memberikan olonomi yang penuh, kcmampuan mcngal11bil kepulusan pada pemenuhan
~ujllan
tertentu, mengalokasikan informasi tertentu, dan kel11al11puan
untuk I11cnegosiasikan pada tiap entitas yang ada pada lingkungan sistcm
manufaktur tersebut. Keuntungan dari arsitektur
1111
adalah (Duffie and Prabhu,
1994 dalam Unver H .. Anlagan O. 2001):
- Dapat diketahui tentang kesalahan dari entitas yang ada. - Melindungi dari kesalahan yang terjadi dari entitas yang lainnya. - Sisteml11enjadi modular, lalu dapat dil11oditikasi. dan dapat dibagi-bagi. - Mengurangi kOl11plesitas. - Mengel11bangkan pengurangan biaya.
Beberar'" pnnslp perancangan yang dikcl11bangkan oleh Duffie el all. (1998). adalah untuk l11enciptakan sistcm entitas yang dapat berkooperasi pad a
level atas yaitu 1110ditikasi kedalam dan tolerasi kcsalahannya. yaitu : - Entitas harus l11el11proses peneril11aan yang tertinggi dari otonol11i lokal. - Hubungan utal11a dan pel11bantu (masler/\-!al'e relalionship) tidak boleh berlangsung diantara entitas. - Entitas hams bckel:jaSal11a dengan entitas lainnyajika dil11ungkinkan. Entitas hani.' dapal bckerja scolah entitas lainnya lidak dapal bekcrjasal11
Sisfcm
manufaktur
bcrbasis
agellt yang
tCI'distribusi
dalam
pcng-
implcmcntasi-an kcrangka kcrja. Hanya scdikit penelitian yang tcrpublikasi tcntang sislem manu!aktur yang berbasis ag<'lll ini. So/ilrare Objeci yang terdistribusi
berbasis CORBA
dikembangkan oleh SANDIA NoliOlwl Laboratories Agile .Manu/clcluring TestBed (S\I.'\ T) yang terdiri dari l11esin-l11esin untuk proses pemesinan dan pcngecoran.
~1ereka
mengcmbangkan .w~/i\l'a,.e
agent yang berbasis pad a
pengaturan sci dcngan I11cnggunakan Objeci Re
dan
digunakan ntuk I11cngel11bangkan hubungan antar !device. lcellManager dan agcnt lainnya (Whiteside e al,. 1997 dalam Unver H.. Anlagan O. 200 I). Metode yang berorientasi pada agent digunakan llntuk presentasi, aqllisisi dan proses pengetahuan manllfaktur dengan analisa dan pcmodelan dari sistel11
manufaktur yang cerdas (intellegent), (Ming et al,. 1998 dalam Unver H., Anlagan 0.2001). Cheng et al menggunakan COM interface dari CORBA ketika bertujuan menggunakan lingkup kerja MES yang diambil dari infrastruktur CORBA. [mplementasi dari sistem obyek dalam CORBA ini menggunakan C++. tetapi telah dikembangkan client interface untuk lingkllp Windows yang menggllnakan Visual Basic -I. () dan memakai COM-CORBA il1lerf(lce yang dibagi dari penjllal
ORB (1999).
cD..
-s.~ ~
:F.i_
.e"E" '- e =.g~ ~'"
I......
.
,------"1
'-------• "",<e• ~§ ~§ • • -1 , /?! 1 Sal Server
"
,-"
.~o
<,c• •
"-.C
MTS
i\ I
J\..
J
~---y---~
------y-----~
Presentation-tier
Component-tier
,l_
MSMQ...Jj
y
Data-tier
Gomhor I. Arsitektul' rfindoll's DNA
Windows [)"A a1'Chitcctul'c WindOlI'S Di.l'lriiJuted interNet APl'liClltion,l' (DNA) adalah slIatll slarlegi
linkup keria dari Microso(i dalam pcmbllatan aplikasi yang terdistribllsi. Dimana lingkllp kClja ini dapat dibllat dalam tiga tahap (three-tier), aplikasi yang berbasis kOl11ponen. yang dapat digllnakan pada jaringan kel:ia lainnya (gam bar I). Tujuan dari Windml',I' DNA ini untuk menggabungkan PC, konslImen/penyedia dan aplikasi berbasis lI'eh dalal11 aplikasi arsitektur umum yang dapat diaplikasikan pada ukuran yang belms (Kirtland 1999 dalam Unver 1-1" Anlagan O. 2001).
COM dan DCOM Jantllng dari Windows DNA adalah model yang bcrbasis program terintegrasi dalam C01llpol1en Object Model (COM). COM bukan sllatll program bahasa, dan bukan kode perpllstakaan, dan bukan sllatu compiler.
Spesilikasi <;:OM ini
l11enjeiaskan bagaimana membanglln komponen sehingga dapat dikomllnikasikan
antar komponen tersebut. Spesifikasi ini seperti pada aturan buku, sehingga jika aturan COM dipakai selama pengembangan dari kode, dan COM complianl compiler digunakan, komponen yang ditulis dapat dipakai untuk mengeljakan
komponen COM lainnya, tidak peduli dengan siapa yang menulisnya. DCOl\1 terdiri dari COM. yang menyeberangi jaringan kelja. lllelllbagi pengendali pengikat dari komponen COM dalam lllasalah lokasi transparan. Kemampuan distribusi DCOM ini berbasis pad a interproscess yang dikenal dengna Remole Procedure Call (RPC). RPC adalah standar suatu industri yang telai, mallln.' dalam berbagai kajian. JlI1plel11enlasi Microsofi ini dikenal dengan MS_RPC. DCOM memanfaatkan RPC dalam perlllasalahan yang berbasis obyek. (Pattison 1998 dalam Unver 1-1 .• Anlagan O. 200 I).
Three fier model
Bentuk yang diciptakan oleh lvlicrosofi. Ide dasar adalah bag ian konsulllen dan bagian pcnyedia dipsahkan pad a level mcnengah. dimana ditujukan sengai
!e,·d bisni, atau icyd komJ)oncll. Konsep dasar dari
kn~1
clan aturan ini dal'at
dijelaskan dalam tiga laycr yaitu : \\S
\\'S
I I I I
\
. I
11
1~llffiil
IbJBI.JI
0
•
\
II! ;' I "" ·-·~I
-~"1' .' {__ } l_.1
~ ,~-,
Ih_:y-~
I
--'
r"'"1 I
B;";!I\n)\
;
IIU'h
OJ
,\( I
\tJ,--
",
~
,
"I'AI'II",I,"I" ~I II
110
- - -- - !,.!I~~,::'~~--
-~
CELL C():'\-mOU.ER
.. -.. - .. -.- .. - .. lUX' ~()I.Sl·n\·1' 7.0 \\'1:'\:-':"1" -1.1)
\\'1:'\ 9S
PUC
liS-V!. 'ITS WI.'\"'\"'I" -1..11
JIg
I , i
, ,
Gambar 2. Experimenlal Mal1l!ft/clllring S)JSlem Presel1fasi :
Layer prescntasi ini seem-a keseluruhan berbasis teknologi weh. Standar yang digunakan seperli HTML, D-HTML, Java applels. ACliveX conlrols clapat cligunakan sebaik mungkin pada aplikasi lIntlik Win32. Bi.mis:
Pada layer ini mengintegrasikan komponen-komponen kedalam satu wadah. Terdiri dari : Internet Information System (ISS), web publishing DNA. Microsoft Transaction
Server (MTS), Transaction and Component
Sen' ices. Microsoft Message Queue Server (MSMQ), Active Server Pages (ASP), Server-side Sripting. hosted by Internet Information Server (ISS). C01\,! Transaction Integrator (COM-TIl. intcropcrabilitiy Service to legacy system seperti lBM-CICS.
Dala Services" : Pada layer ini Windows menggunakan Cllil'ersal Dala Access (UDAl suatu lingkup kel:ia COH-Based dalam industri terbuka. Dalam aplikasinya ada bebcrapa vendor seperti MS SQL Server. MS Access, MS Exchange. ORACLE dan lain-lain.
Sistem ekspcrimcn Dilnkukan pene!itian pac.la sellllanutaklllr dalam l.aboraloriwl1 ClM dimana sel tersebul memiliki stasiul11 kel:ia. butter,olomalis yang c.lapat bcrbagi sloroge. sebuah AGV dan satu robot yang l11empunyai Linear Rohot Posiliolling Device (LRPD). l11el11U1igkinkan menal11bahkan koordinat gerak pada Robot. Lay oul dapat dilihat pada (gam bar 2). Sistclll kOlltrol pada sel ini l11enggunakan Windows 98 dan alat lIgenl dari sel tcrsebul diletakan dalam kompllter. Komputer lainnya mcnggunakan IUndoll'.\" NT seITer.\" .Iersi -1.0. Primw:1' DOl/1ain COlllroller-nya l11enggunakan lIS -1.0 untllk pembllatan lI'eh dan MTS glln
agent.
DNA based agent model Tujuan dari
metoda tcori
agent
ini
adalah
untllk
I11crancang dan
lllengil11plcl11entasikan sistel11 herarakikal shop .floor cOlllrol yang berbasis pada teori agent dan alat kuat lainnya yang digunakan oleh Windows DNA untuk sel11ua jenis distribllsi. aplikasi yang berbasis internel. Arsitektur tiga tahap dari Windows DNA dengan I11cngkoorporasikan agent dalam sistem kontrol shop tloor
seperti pada ganlbar 3.
-
In;I,10C,, ~(I!1roKMn
F l.I1.:hoo in·.,=.~non 1.1?s~;.'lIJio~ '.;;:, t.l31.IO ['J1JbJta .X\nn.:dlon ,1.1 !.,[~)(O8
·XO/JP·:,fJEfIT
PRESEIIT"TI(·II
DATA TIER
TOR
TIER
Gambar 3. Arsileklllr Windows
D'\:~
yang berbasis Agent.
Loyer bisnis terdiri dari liga tipc obyck. yaitu : Agel11 alal (de\'i\'e agel1l). yang dikendalikan dari 1Fil132 pada PC tertentu. Age11l parI. pada konslruksi dinamis yang melakllkan pengendalian
aklititas dan pemccahan dari bagian agel1l dapat lakukan. Obyek banluan. digunakan dcngan agel11 dan Weh inlerjilce guna mengimbangi kaitan dari data layer.
Data Tier Salah saW dari lujuan perancangan sislem yang berbasis agent adalah unwk mengalokasikan
d({fa
slorage
dan
mendislribusikan
informasi
sehingga
menghasilkan sislem yang kokoh (Duffe et al. 1988 dalam Unver f-I., Anlagan O. 200 I). DNA membagi akscs berbagai sumber data. dimanapun, dan untuk mcndistibusikan alau mcngalokasikan data adalah bcnluk yang dasar. Hubungan antara model data untuk slruktur informasi yang global dari sistem digambarkan dalam notasi JDEF Ilx (gambar 4). Komponen. perencanaan proses dan entitas operasi, dalam jangka \Vaktu yang panjang data dari bagian parI ini dibuat dalam bentuk/oll shop.
ht-l 9'.;rl1
D,«:;:I:'l
'=Wo[.""''''' ':'
'5':"""
.. "....
!~""~,.
l<'''',~
,J
;~-L~
".,~'''''' ;,,< .::,,,=j'n>
!:....,,' "
':":r.
~.:-~
;;,~n' ..,to---' ~C~~:"'J"
~,;>:;
i'''"';
" ........";,,., "r.;
~;r...:
I.,..,,:
e,r ..
t:
-;"
:
-:.~
:.>....:'0"·, :''''f- ~"".
·:.1"1~ 'on~'
!'n>:ff:
.
"_r.-.; ".1>;
H~
GambaI' 4. ,','ll'lIklllr Dala
Tahap Komponen Microsoli Tra/1S
mebagi bt:bcrapa titur kedalam inle1'11el di.l'lrihlller Sussman
19l)~
dan
dalam Unver I-\" Anlagan O. 200 I).
7. Co-operath'e lIgent system dalam .1'1/01' floor cOlltrol
Sejak akhir tahun 1990-an. co-opemlive 1111111i agenl .1)'.I'lel~n~%;'if,'I"I'li"""" agenl berkclllbang menitikberatkan ke ,I'(JjiH'are engineer(ng dari skala besar
sistem yang terdistribusi. H. J. Muller mengajukan tiga persyaratiln yang harus dilaksanakan oleh domain untuk Illclllastikan MAS dapat diaplikasikan. Yang pertama IWI/lral Di.l'lriblllil'ily. yang kedua dynamic enl'ironmenl dan yang ketiga flexible inlauclion.
Sistcm ini mempunyai kelebihan yaitu tleksibel, ketelitian tinggi dan perilaku yang agile dari setiap slIh-.I)'.I'tem, Aplikasinya dari pendekatan agentbased (Multi Agent Systcm. MAS) tcrlihat sangat tepat untuk menempatkan
potensi dcsentralisusi padu munuluktuL Untuk itu, proyek penelitiun membangun sebuuh s(!/i1l'l1re "Integrated Agent-Based Proce.I's Planning and Prodllclion
Control" ("fntaPS") memfokuskan
pada pendekatan agent based dan untuk
meningkatkan informasi iogistik di manufaktur (Tonshoff H., Woeik P., Timm I., Herzog
o. 2000).
Pendekatan dari intaPS adalah berdasarkan modular system architecture. Arsitektur ini l11engandllng dua komponen yang penting yang berinteraksi denga sistem infonnasi dari tahap awal pad a proses pengembangan prodllk seperti sistem CAD (CoIIIIJlII"r Aided Design) atau sistcl11 POivl (Product Data .Managelllent) dan shop .floor. Komponen yang terhubung ini tcrdesentralisasi dengan unit-unit rencana pad a level shop .floor yang direalisasikan dengan multi agem .Iyslem (MAS) pad a sisi satu dan kOll1ponen untuk rencana proses level rough pada"sisi lainnya (Gam bar 5). Dlla komponen dasar dipasok oleh sistel11 infonniisi yang tdah ada.
0AiI
arOilr ~1Int
RAg~lIQCInt
.... """"'"
"" "'""'" agart IS II't'trn»tb'1 ayl»m Irit:mxrtIa'1 ~1lg1J --.
tNt!ol~
5Jl28248 0 IPi
Gambar 5. filial'S arsitektur.
KOll1pC1llcn penting yang pertall1a dari arsitektur yang diajukan adalah sebuah kUll1pulan rencana unit-unit yang terdesentralisasi pada level shop floor yang akan dircalisasikan olch sistell1 yang co-operative agent seperti yang dijabarkan pada paragraf sebelumnya. Co-operaliv" agellf bekel:ia sangat de kat dengan shopfloor dan ll1el11punyai akscs ke data prodllksi aktual kapan saja. Agenl
ini dapat terbagi menjadi re . . .ource agent, order agent dan service agent. Pcmlekatan ini berbasis pada aplikasi dari MAS dengan co-operalive
s(!fiwar" agenl untuk l11engintegrasikan proses planning, scheduling dan production control.
Dengan
demikian
perusahaan
dapat
bereaksi
untuk
menghadapi perubahan permintaan dengan lebih t1eksibel dan dapat sukses mengadapi kompetisi internasional.
8. Sistem pend ukung kcputusan dengan multi agent system dalam shop floor
control Dengan mempertimbangkan karakteristik khusus dari agent so!hl'are yang mengarah pad a peningkatan pengambilan kcputusan level shop .floor. disarankan bahwa suatu kerangka software Shop Floor Decision Slipport System (SFDSS) berbasis agclll (Xu Q., Qiu R .. Russel D. 2002) dapat l11engadopsi operasi lini produksi l11cl\a. menggunakan tiga kategori agenr yakni,. agent VPL,;;gent pemlatan «,,/uipmel1l agents), dan agent bagian (parI agents), pada gal11bar 6.
Equipmcn
-\g~rll
,
Part Agent
RCl'tl"iror
A8enl
Rcnn"illlr
\"PI.
l
J l
()atabl.ISe
J
Agent
I'd I~S Server 1
I .
\"1)1.
,
I:quipmcn
\;:.ent
i\~cnl
.
P:lri AgclII
---
MES In!>I:IIl..:e
MI:S
/ \
1
Cdl
1
1
Cdl
1
Cd!
1
- -I
Cdl
1
Gambar 6. Arsitektur SFDSS berbasis Agent
Suatu sistel11 eksekusi l11anulitktur (II/anu/llctllre execllfion .Iyslem. MES) l11erupakan suatu sistem infonllasi lantai pabrik yang menyediakan fungsi-fwlgsi pengendalian produksi dan akuntansi. dan fungsi-fungsi sebagai bentuk intel:!clce antara perenLanaan perllsahaan (seperti Entel7Jrise Resollrce Plal1ning. ERP. Mal1l!/c/Ctllring Resource Planning. MRP, dsb.) dan pelaksanaan di lantai pabrik. Sel-sel berfungsi
seb~gai
entitas l11anutitktur yang berdiri sendiri. Setiap sel dapat
menyelesaikan sekumpulan proses manufaktur yang sejenis.
Jenis agent yang didefenisikan di atas melengkapi arsitektur kontrol hybrid dari perspektif manajemen. Suatu agent VPL berfungsi sebagai supervisor yang mengawasi pelaksanaan semua lini yang berkaitan dengan tugas produksi, seperti part routings. utilisasi lini, dan pemakaian material.VPL membuat keputusan yang nyata berdasarkan informasi yang tepat pad a \\aktunya yang diambil dari agent equipment dan part yang on-line. Agent equipmel1l mengendalikan danmemonitor mesin dan menangani fitur-fitur seperti setup peralatan. akuisisi dan anal isis data. dan pemeliharan alat. Agem part mengandung semua atribut yang menyinggung mengenai setiap produk tunggal atau grup prodllk. seperti rencana proses. pcmeriksaan kualitas (qualify assurance), dsb. Pembuatan agent multi teljadi di /vlES SeiTer: dan pelaksanaan agent tersebut teriadi pad a MES instance yang dituiu. I\.etika suatu lini produksi maya -' .f dibentuk pertama kali, diciptakan pula suatu agel1l VPL yang berhubungan dengan itu. Saal bagian (part) dikenalkan ke VPL. agel1l part yang berkaitan dibuat dan agent equipment akan dikonfigurasi ulang berdasarkan bagian dan infonnasi proses yang tdah
diturunk~lll
dan diberikan. Agellf-agel1l tersebut kemudian di-
dOlFnloud ke dalam iviES instance yang berkaitan. Berdasarkan seluruh kebutuhan pengendalian
produksi
yang
ditugaskan
atas
VPL
maka
agent
VPL
mengendalikan proses produksi dan mengirim perintah 'tugas (task order) kepada agent equipment dan agent part yang berada dalam lini produksi yang telah
.
-
ditentukan. I\.edua aRent tersebut melaksanakan tu!!as. memonitor alat dan status suku cadang. dan bereaksi terhadap kejadian-kejadian yang timbul selama produksi. Data-data dipertukarkan secm'a dinamis antara agent-agent tersebut. Agel1l VPL dan agent part sangat dinamis karena keduanya memungkinkan alat ditambahkan atau dipindahkan saat suatu lini produksi maya memeriukan rekonfigurasi. misalnya saat teljadi pergantian produk atau permintaan pesanan. Jika produksi telah diselesaikan. agent VPL dan agent part akan dipindahkan dari MES installce dan disimpan dalam datahase agent untuk pellggunaan di kemudian hari. Da/abase agent melakukan penyimpanan pengambilan keputllsan. Ketika agent yang serupa diblltuhkan maka ia dapat diambil dari datahase sebagai ganti dari membuat lliang kembali.
9. Kcsimpulan Ketiga contoh aplikasi agent so/ill'are yang digunakan pada shopfloor yaitu Windows-DNA, IntaPS dan SrDSS masing-masing mempllnyai karateristik yang
berbeda. Namun ketiganya mempunyai kesamaan yaitu bersifat t1eksibel, tangguh, cepat dan mempunyai tingkat ketelitian yallQ tinggi karena berbasis dalabase serta mampu mengikuti dinamika dalam shopfloor. Windows DNA mempunyai karakteristik arsitektur dari sistem yang berbasis
agenl dikembangkan menggunakan penerapan teknik dalam aUlhor yang berbeda. Ada tiga tahap dekomposisi yang ditujukan. dan hubungan an tar data dirancang dan diimpklllentasikan dalam SQI SeiTer 7.0 untuk memberikan data global dan inforlllasi lc1kal dalam sistem. Agenl di-implementasikan sebagai \\'adah DLL dalam MTS dan fFin32. Lingkup kelja terdiri dari adaptasi dari lingkup kerja pada industri. sehingga dihasilkan shopfloor atau sci pilot dari S1vlE. IntaPS melllPunyai karakteristik berbasis pada aplikasi dari MAS dengan co-
opera/ire
s(~/hr({re
agent untuk Inengintegrasikan process planning. scheduling
dan produl'liOlI conlrol. Dengan delllikian perusahaan dapat bereaksi untuk menghadapi perubahan permintaarl dengan lebih fleksibel dan dapat sukses mengadapi kl1mpetisi internasional. SrDSS mempunyai kerakteristik yaitu untuk lllembantu dalam pengambilan keputusan yang dinamis ketika saat terjadi pergantian produk atau perubahan permintaan pesanan. Penerapan agent software untuk penelitian sdanjutnya diharapkan berbasis Knoll'le«(~l'
Base S.1:>lelll (KBS), yang juga merupakan salah satu bag ian AI,
menggunakan rule hase atau produclion rules IF (comlilion) THEX (condusion) pada sflOp/lo"r cO/llrol (Kusiak, A. 2000).
10. Daftar pustaka
c..
Adacher L.. Agnetis A., Meloni Autonomous Agent Architecture and Algorithms in Flexible Manufacturing System. lEE Transaclion, 32. 941951.2000. Groover, t\likel P .. AUlomation, Production Systellls, and CO/llpuler-Inlegraled Manu/llcluring. 2'1<1 Edition, Prentice Hall, New Jersey. 2001. Knotts G.. Oror M., Hartman B.. Agent Base Project Scheduling, lEE Transuelion, 32, 387-401, 2000. Kusiak. Andrew. CO/llflulalional Intelligence in Design and klanu!(/cluring, John Wiky and Sons, Inc., Kanada, 31-68, 2000. Tonshoff 1-1 .. Woelk 1'., Timm I., Herzog 0 .. Flexible Process Planning and Production Control Using Co-operative Agent System. Inlemulion Journal (!(Produclion Sy.l'lem, www.google.com. 2000.
Unver H., Anlagan 0., Design and Implementation of an Agent Based Shop Floor Control System Using Windows-DNA, International Journal of" Production System, www.google.com. 200 I. Xu Q., Qiu R., Russel D., Shop Floor Decision Support System Using Multi Agents, Journal, www.goOl.de.com. 2002.