Pemancangan Corrugated Concrete Sheet Pile (CCSP) Pada Proyek Wonokromo River Improvement Surabaya Sub Project Package-3 Oleh: Djoni Irianto, Dwi Ratih Wesesa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya Jalan Ketintang Surabaya 60231 Surabaya ABTRAK Keadaan sungai Jagir Wonokromo Surabaya sekarang ini belum sepenuhnya berfungsi sebagaimana mestinya, hal itu disebabkan karena penduduk pendatang yang memanfaatkan dinding penahan sungai sebagai sarana tempat tinggal mereka, sehingga sering terjadi luapan air sungai yang menimbulkan lokasi tersebut banjir dan dapat merusak bangunan sekitar secara terus menerus jika dibiarkan. Dengan keadaan seperti itu maka pemerintah membangun dinding penahan yang nantinya dapat berguna sebagai pelindung bangunan sekitar akibat debit air sungai yang meluap sepanjang musim hujan. Pada pelaksanaan proyek ini dilakukan oleh kontraktor PT. Brantas Abipraya (persero). Pelaksanaan proyek ini adalah River Improvement Surabaya, sehingga bangunan air ini harus kuat dan terbebas dari proses keruntuhan atau tergerusnya dinding penahan. PT. Brantas melakukan 3 proyek yaitu pemasangan parapet di daerah Wonorejo, Pembuatan Capping beam dan cyclope, serta Pondasi batu kali yang digunakan sebagai pelindung bangunan sekitar. Pada proyek ini dimulai dari proses pemancangan, yang menggunakan Corrugated Concrete Sheet Piles (CCSP). Proses pembuatan CCSP menggunakan sistem fabrikasi yang memang sengaja diproduksi oleh 3 perusahaan beton ternama, yaitu WIKA beton, Adhi Mix dan Brantas beton. Type CCSP yang digunakan pada proyek ini adalah CCSP W350 B dengan panjang 10 meter. Menggunakan mutu beton K-700 dengan umur beton >28 hari. Kata Kunci
: Sungai Jagir Wonokromo Surabaya, dinding penahan, CCSP.
ABTRACT Wonokromo Jagir Surabaya river situation today is not fully functioning as it should, it is because migrants who use the river as a means of retaining walls where they lived, so frequent overflow of river water that causes the location of flooding and damage around the building continuously if left. In such circumstances, the government built a retaining wall that will be useful as a shield around the building due to the discharge of river water that overflowed during the rainy season. In the implementation of this project carried out by the contractor PT. Brantas Abipraya (Persero). Implementation of this project is the River Improvement Surabaya, so building this water must be strong and free from the collapse or erosion of a retaining wall. PT. Brantas do 3 project is the installation of a parapet in the area Wonorejo, Making Capping beam and CYCLOPE, as well as the foundation stone of which is used as a protective building around. At the beginning of this project erection process, which uses Concrete Corrugated Sheet Piles (CCSP). The process of making CCSP using fabrication systems that are deliberately produced by three famous concrete company, which WIKA concrete, Adhi Mix and concrete Brantas. Type CCSP used in this project is the CCSP W350 B with a length of 10 meters. Using concrete quality K-700 with concrete age > 28 days.
Keywords: Wonokromo Jagir Surabaya River, retaining walls, CCSP
I. PENDAHULUAN
suatu manajemen yang baik sehingga
Sungai adalah suatu saluran drainase yang terbentuk
secara
alamiah,
akan
tetapi
disamping fungsinya sebagai saluran drainase, dan
dengan
adanya
air
yang
mengalir
didalamnya, sungai menggerus tanah dasarnya secara
terus
menerus
sepanjang
masa
eksistensinya dan terbentuk lembah sungai. Tanggul di sepanjang sungai adalah salah satu bangunan yang paling utama dan paling penting dalam usaha melindungi kehidupan dan
harta
benda
masyarakat
terhadap
genangan-genangan yang disebabkan oleh
pada akhirnya proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pelaksanaan kegiatan
Lapangan ini dilaksanakan
di Jalan Kedung Baruk Surabaya. Proyek
Perkuatan
Tanggul
Penanggulangan Banjir di Sungai Wonokromo Surabaya ini memiliki peranan
sangat
penting
dalam
mengatasi atau bahkan mengurangi dampak masalah banjir di Sepanjang Sungai ketika
Wonokromo. musim
Selama
hujan
tiba
ini, selalu
menyebabkan air sungai meluap dan
banjir dan badai (gelombang pasang).
mengakibatkan kebanjiran di Sekitar Dengan
adanya
Pelaksanaan
Sungai Wonokromo Surabaya.
diharapkan dapat meningkatkan mutu dan
Waktu dan jadwal pelaksanaan
relevensi Pendidikan yang dapat digunakan
proyek ini direncanakan ±24 (dua
untuk mengembangkan suatu sistem yang
puluh empat) bulan atau 730 (tujuh
lebih baik antara dunia pendidikan dan dunia
ratus
usaha kerja.
melakukan kegiatan lapangan selama
tiga
puluh)
hari
kalender,
±2 bulan atau 60 hari kelender mulai
II. PELAKSANAAN KEGIATAN
tanggal 8 Juli sampai 7 November A. Deskripsi Pelaksanaan
2014.
Pelaksanaan pekerjaan dalam suatu
proyek
penggunaan
adalah
tenaga,
proses
pikiran
dan
Keterlibatan
penulis
dalam
proyek ini lebih banyak mengamati pelaksanaan
pekerjaan
Mendokumentasikan
proyek. aspek-aspek
penetapan metode yang tepat untuk
pada proyek baik pada bahan dan
mencapai hasil pekerjaan yang sesuai
peralatan,
tujuan
lapangan. Untuk keterlibatan secara
dengan
mempertimbangkan
maupun
keadaan
di
efisiensi dan efektifitas serta ketepatan
langsung
waktu
penulis dapat hadir setiap hari pada
pekerjaan
penyelenggaraan
tersebut. suatu
Dalam proyek,
kegiatan yang akan dihadapi sangat kompleks. Hal ini tentu memerlukan
dapat
proyek tersebut.
dilakukan
karena
Improvement Surabaya) Sub
B. Hal-hal yang terkait dalam proyek a. Mekanisme
Perencanaan
Pekerjaan.
Project Package-3, spesifikasi produk
Pada
perencanaan
yang
berupa
dihasilkan
konstruksi
tanggul
proyek ini SNVT Pelaksanaan
sungai sepanjang ± 3,7 km
Jaringan Sumber Air Brantas.
dengan menggunakan pondasi
Balai Besar Wilayah Sungai
CCSP dan konstruksi utama
Brantas Surabaya melakukan
beton bertulang (precast) .
kerja
sama
dengan
pihak
c. Kebutuhan Sumber Daya
Jepang, karena proyek ini
Sumber daya disini
merupakan proyek pemerintah
mencakup modal, sarana dan
kota dalam penanggulangan
peralatan,
banjir wilayah sungai dan
tenaga kerja. Untuk modal
memerlukan dana yang cukup
pelaksanaan
besar, sehingga membutuhkan
pembangunan
dana
Tanggul
yang
besar.
Dana
teknologi
serta
proyek Perkuatan Penanggulangan
tersebut diperoleh dari pihak
Banjir di Sungai Wonokromo
Jepang yaitu Loan Jepang
Surabaya dimiliki oleh Owner
Jica. Sehingga konsultan dan
selaku pemilik. Sarana dan
pengawas ditunjuk oleh pihak
peralatan
Jepang
dalam
yaitu
YACHIO
yang
digunakan
pelaksanaan
proyek
Engineering Co., Ltd and
pembangunan
Associates sebagai konsultan
adalah
perencana
untuk
kapasitas 7 ton dan vibro
(menghitung
hammer kapasitas 9 ton untuk
merencanakan
tanggul
hydraulic
ini
hammer
dan menggambar) sedangkan
pondasi
sebagai kontraktor pelaksana
(CCSP), crawler crane, alat
dimenangkan
oleh
pemotong
BRANTAS
ABIPRAYA
PT.
(Persero).
proyek Perkuatan Penanggulangan
pancang
tulangan
(bar
bender), excavator, dozer dan lain-lain. Dalam manajemen
b. Spesifikasi Produk Dalam
tiang
proyek,
pengaturan
atau
pelaksanaan
organisasi mencakup tentang
pembangunan
aturan yang mengatur dan
Tanggul Banjir
menyediakan
tenaga
kerja
di
serta ketetapan penentuan dan
Sungai Wonokromo Surabaya.
pengaturan pembagian tugas
(Wonokromo
antara
River
perorangan
dan
kelompok,
dapat
juga
CCSP
dari
pabrik
diartikan sebagai hubungan
setelah berumur 28
timbal balik yang berimbang
hari ke stock yard.
antara atasan dan bawahan,
2) Pengangkutan
tenaga kerja yang digunakan
pancang CCSP dari
berasal
stock yard ke titik
dari
daerah
Jawa
Timur dan Jawa Tengah.
pemancangan.
C. Uraian Jenis dan Spesifikasi
3) Pemasangan
Angkur
dan Guide Beam Dalam
pelaksanaan
Proyek
Perkuatan Tanggul Penanggulangan Banjir
di
Sungai
Wonokromo
Surabaya ini ada beberapa jenis pekerjaan dalam pelaksanaan proyek diantaranya sebagai berikut :
1) Administrasi
10
meter 5) Pemasangan
Wale
Steel CNP (pengunci
(pengunci tiap pasang dan
pancang) 7) Pemotongan CCSP
Dokumentasi
b. Pekerjaan Capping Beam
2) Pengukuran 3) Mobilisasi
/
1) Pemancangan 2) Lantai Kerja mutu K-
demobilisasi 4) Penerangan
Proyek
100 3) Tulangan besi polos
dan Air bersih keet
dan
termasuk
dan ulir Ø 17 4) Bekisting 5) Tes Slump
fasilitas 6) Tes
panjang
6) Pemasangan Tie Rod
a. Pekerjaan Persiapan
Gudang
CCSP
tegak
pancang per segmen)
1. Pekerjaan Persiapan
5) Direksi
4) Pemancangan
Lapangan
dan
6) Tes Silinder Beton 7) Pengecoran
Laboratorium
Capping
dengan bantuan mixer 2. Pekerjaan
Perkuatan
truck 8) Capping Beam beton
Tanggul a. Pekerjaan
Pemancangan
Corrugated
Concrete
sheet pile mutu K-225 (18 m x 6 m)
Sheet Pile (CCSP). 1) Pengadaan angkutan
dan pancang
c. Pekerjaan Cyclope
1) Pekerjaan
Capping
selama kegiatan kepada pengawas lapangan yang
Beam 2) Pemasangan Geotek
selalu melayani dengan
3) Urugan Base Corse
baik
(koral + pasir yang dipadatkan)
100
tidak
mengganggu kesibukan. c) Para
4) Lantai Kerja mutu K-
selama
pihak
kontraktor
memberikan
kemudahan
untuk penulis dalam hal
5) Cyclope (Pengurugan dengan Batuan) 6) Pengecoran
mengambil
gambar-
gambar
Cyclope
mutu K-175
pelaksanaan
secara
langsung
di
lapangan.
3. Pekerjaan Curing (Perawatan)
d) Dalam
pada Beton Capping Beam dan
kegiatan
Cyclope
penulis
melaksanakan Lapangan
ini
banyak
A. Pengecoran
mendapatkan
B. Pemerataan
masukan ilmu yang sangat
menggunakan Roskam
berharga
C. Ditutup
teknik
dengan
menggunakan Geotek D. Faktor-faktor
Pendukung
masukan-
dalam sipil
ilmu
khususnya
pelaksanaannya. dan
2. Fator-faktor Penghambat
Penghambat
Faktor-faktor yang dinilai dapat
1. Faktor-faktor Pendukung
menghambat
Faktor yang mendukung selama praktik, antara lain: a) Adanya pihak
lapangan, antara lain: a) Waktu pengecoran juga
perhatian industri
mahasiswa,
dari
kepada sehingga
mahasiswa mendapatkan kemudahan
untuk
melaksanakan
praktik
kerja lapangan. b) Terjadinya
pelaksanaan
dilakukan
pada
malam
hari, sehingga kesempatan tersebut
terkadang
terlewatkan. b) Pada waktu pemancangan bertepatan
dengan
banyaknya pengguna jalan
komunikasi
melintasi
area
yang baik di lapangan,
pemancangan,
misalnya
hal
sering terjadi pengawasan
ataupun
khusus terhadap alat berat
diskusi
dalam
pertanyaan yang diajukan
sehingga
yang akan beroperasi.
menerima gaya berat (untuk sementara
3. Inovasi dari Penulis a) Pada
saat
material
kita sebut sebagai gaya berat, karena
habis,
ada kemungkinan tiang pancang juga
siap
menerima momen, ada kemungkinan
mendatangkan
juga menerima gaya cabut) tiang
tambahan pancang, agar
pancang harus kuat. Tetapi disini perlu
tidak
terjadi
disebutkan pula bahwa ada tiang
dan
pancang yang berfungsi sebagai tirai,
mengakibatkan molornya
yaitu jika dipancang akan membentuk
jadwal pelaksanaan.
tirai atau dinding sehingga dapat
pancang
hampir
seharusnya untuk
sudah
keterlambatan
b) Pada
saat
proses
menahan air, atau tanah yang lepas,
pencabutan
pancang,
yaitu tanah yang tidak dipadatkan dan
seharusnya
melakukan
dapat juga dikatakan sebagai dinding
pencabutan
terlebih
dahulu
pada
daratan
sisi
dan
penahan tanah.
tepi tidak
dilakukan dalam jumlah banyak, agar tidak terjadi longsor yang
tanggul memang
buatan sengaja
dibuat sebagai tempat alat
B. Pemilihan Type Tiang Pancang a. Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh
berat.
pondasi tersebut. III. PEMBAHASAN
b. Besarnya beban dan beratnya
A. Corrugated Concrete Sheets Pile (CCSP) Pada
dasarnya
tiang
pancang
biasanya berfungsi sebagai pondasi, karena elevasi dari tanah keras yang mampu menahan bangunan tersebut, berada
sangat
di
c. Keadaan
tanah
dimana
bangunan tersebut akan didirikan. d. Biaya pondasi dibandingkan dengan bangunan atas. Pemakaian
tiang
pancang
bawah
dipergunakan untuk suatu pondasi
permukaan tanah. Untuk menyalurkan
sebagai bangunan apabila tanah dasar
gaya berat dari bangunan tersebut
di bawah bangunan tersebut tidak
sampai ke tanah keras yang dimaksud,
mempunyai daya dukung (bearing
perlu ada perantaranya yaitu berupa
capacity), yang cukup untuk memikul
pondasi
berat bangunan dan bebannya, atau
tiang
jauh
bangunan atas.
pancang.
Untuk
apabila
tanah
keras
yang
mana
dengan
mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan
petunjuk
pengawas
yang ditunjuk. 4. Urutan
pemancangan
tiang
beban yang letaknya sangat dalam.
dalam
Sudut kemiringan yang dapat dicapai
sesuai
oleh tiang pancang tergantung dari
pengawas yang ditunjuk.
pada alat pancang yang dipergunakan serta
disesuaikan
pula
satu
dengan
dengan
akibat
petunjuk
kelalaian
kontraktor
ditolak,
menjadi
jawab
kontraktor
atau tanggung
Pemancangan
harus
5. Tiang-tiang CCSP yang rusak
perencanaannnya. C. Syarat
segmen
Tanggul
dan harus dikeluarkan dari
sungai
proyek.
1. Pengadaan tes tanah yang digunakan untuk mengetahui karakteristik tanah yang akan dipancang,
agar
pancang
D. Metode Pelaksanaan Pemancangan CCSP a. Penentuan pancang
sesuai dengan jenis atau hasil
diletakkan.
tes pengujian tersebut.
Berdasarkan
2. Kontraktor bertanggung jawab untuk
memancang
tiang
titik-titik yang
akan
teori
sebelum
melaksanakan pemancangan,
pekerjaan CCSP
perlu
dengan ukuran dan jumlah
dilakukan beberapa hal antara
seperti yang disyaratkan pada
lain menggunakan alat bantu
posisi seperti dinyatakan pada
salah
gambar denah loksi tiang,
Theodolit
seperti yang telah disetujui
untuk menentukan titik yang
oleh
Kontraktor
tepat dimana posisi CCSP
oleh
berdiri.
harus
Engineer. didukung
supervisor
yang
tim dapat
dipertanggung jawabkan yang dilengkapi dengan peralatan yang presisidan sedikitnya dua orang memeriksa kelurusan dari setiap tiang selama proses pemancangan. 3. Tiang-tiang
CCSP
harus
dipancang sampai mencapai lapisan tanah keras atau sesuai
satunya atau
berupa Waterpass
Untuk tiang pancang CCSP yang panjang perlu diambil
b. Pemasangan Angkur Pemasangan bertujuan
angkur sebagai
ini tempat
dengan beberapa titik, untuk mengurangi
panjang
tiang
perletakan guide beam agar
yang
berdiri sejajar dengan garis
Pengangkatan tiang pancang
titik kelurusan yang sudah
CCSP menggunakan Crawler
ditentukan oleh para surveyor.
Crane HP55 dengan posisi
tidak
terdukung.
titik angkat sesuai dengan perhitungan terjadi
sehingga tidak
patah
pada
saat
pengangkatan.
c. Pemasangan Guide beam Guide beam ini adalah tempat pancang berdiri tegak yang sengaja
didesain
dan
digunakan untuk membantu menegakkan pancang CCSP agar
mempermudah
e. Pemancangan 1) Menggunakan Hydraulic Hammer
proses
pemancangan
ketika
akan
dipukul
menggunakan
hammer atau vibro.
2) Menggunakan Vibratory Hammer
d. Proses Pengangkatan Tiang Pancang CCSP Pengambilan tiang pancang CCSP untuk dipasang pada posisi
pemancangan
diperhitungkan
harus
terhadap
momen karena berat sendiri.
f.
Proses
Pelepasan
Guide
benar
lurus
dan
tegak,
Beam
sehingga
tidak
akan
Setelah proses pemancangan
mengalami
sleding
yang
berada pada ketinggian yang
ditimbulkan karena struktur
sesuai dengan tinggi guide
tanah
beam, untuk memperlancar
pancang
proses pemancangan sampai
bergeser karena tanah yang
pada tanah keras, maka terjadi
berhubungan dekat dengan air.
pelepasan guide beam. Karena
Batas
guide beam itu sendiri hanya
pergeseran pancang adalah ±
berfungsi sebagai frame atau
10 cm.
penyanggah
agar
dan
mengakibatkan sewaktu-waktu
toleransi
elevasi
letak
pancang tetap stabil pada saat pemukulan
hal
itu
dikarenakan pancang terlalu panjang,
sehingga
perlu
bantuan untuk menyanggah agar
pancang
tetap
tegak
lurus.
h. Proses Pemukulan Kembali Setelah
pelepasan
Guide
Beam Setelah
proses
pelepasan
guide beam dan pengukuran terhadap kelurusan pancang maka
langkah
adalah g. Proses Pengukuran Kembali
selanjutnya melanjutkan
pemukulan
pancang
CCSP
Terhadap Kelurusan
dengan
Setelah pelepasan guide beam
pancang yan sesuai kebutuhan
dan pancang CCSP benar-
untuk mencapai tanah keras.
benar berada pada posisi tegak
Pancang CCSP ini didesain
lurus, hal itu tidak membuat
dengan panjang 10 meter dan
para surveyor diam saja. Maka
direncanakan
para
pembuatan
Surveyor
melakukan
menggunakan
alat
untuk
proses
Capping
beam
pengukuran atau membidik
dengan sisa pancang ± 3.5
kembali titik-titik yang sudah
meter. Sedangkan kedalaman
ditentukan di awal pekerjaan
tanah mencapai tanah keras ±
apakah letak pancang benar-
6.5 meter. Oleh karena itu
CCSP
didesain
panjang
10
dengan
meter
agar
menghasilkan sisa pancang yang seragam.
j.
Pekerjaan Pemotongan Sisa Pancang CCSP Setelah proses pemancangan CCSP, pasti ada tiang pancang
i.
Pemasangan
Wale
Steel
yang tersisa diatas elevasi
CNP dan Tie rod
rencana,
Setelah proses pemancangan
karakteristik tanah setiap titik
selesai,
berbeda-beda,
maka
langkah
hal
ini
karena
sehingga
selanjutnya adalah memasang
pencapaian tiang pancang ke
Wale Steel CNP dan Tie rod
dalam
agar pancang tidak lari atau
berbeda
bergeser karena sifat tanah
menyetarakan tiang pancang
jika terkena air maka akan
tersebut
berubah
bestek,
sewaktu-waktu.
tanah
keras
juga.
dengan maka
Untuk
gambar
satu-satunya
Untuk menghindari kejadian
cara
tersebut
penghancuran tiang pancang
maka
dilakukan
pemasangan Wale Steel CNP yang panjangnya sekitar ± 6 meter
karena
hanya
per
segmen saja yaitu berisi 6 buah pancang. Letaknya di belakang
pancang,
serta
dilakukan bersamaan dengan pemasangan Tie rod yang letaknya
didepan
pancang,
berfungsi mengunci pancang yang saling berhadapan.
adalah
ikut
dengan
cara
menggunakan palu (hammer).
langsung didapat dari dunia
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
kerja. A. KESIMPULAN
d. Selama
Dari hasil pengamatan pada proyek
melaksanakan
pengamatan 60 hari kalender
Wonokromo River Improvement Surabaya
ternyata
apa
yang
telah
(Wonokromo River) Sub Project (Package-3)
terschedule
selama 60 hari kalender di lapangan yang
dikerjakan dengan baik dan
dimulai dari tanggal 8 Juli – 7 November
tidak
2014, maka penulis memperoleh banyak
ditentukan, dikarenakan pada
manfaat dengan mempelajari pelaksanaan
waktu Pemancangan terjadi
pekerjaan proyek di lapangan yang selama ini
pasang surutnya air sungai dan
belum diperoleh
keterlambatan
tidak
sesuai
dapat
jadwal
yang
pengiriman
pancang ke lokasi proyek Berdasarkan apa yang saya amati selama
ini,
penulis
dapat
mengambil
kesimpulan, antara lain :
sehingga
mengakibatkan
terhambatnya berhenti
atau
bahkan
bekerja
pada
pekerjaan pemancangan.
2. Kesimpulan 1. Kesimpulan secara umum a. Selama proyek
Pemancangan Corrugated Concrete
pelaksanaan tersebut,
mendapatkan banyak
Pekerjaan
di penulis
ilmu dari
yang adanya
pengamatan ini, untuk lebih
Steel Pile (CCSP) a. Diameter
tulangan
besi
utama pancang CCSP yang ada di shop drawing yaitu ±
pelaksanaan
Ø16 dan di lapangan sudah
struktur yang sebenarnya di
sesuai dengan shop drawing
lapangan.
yaitu menggunakan ± Ø16.
mengetahui
b. Penulis
dapat
mengetahui
Tulangan yang digunakan
secara nyata tentang struktur
pada
organisasi
tulangan penuh.
yang
ada
lapangan
serta
selama
pelaksanaan
di
mengetahui di
lapangan khususnya pekerjaan
CCSP
ini
adalah
b. Proses pembuatan CCSP menggunakan fabrikasi
yang
sistem memang
struktur. c. Penulis pengalaman
memperoleh baru
yang
sengaja diproduksi oleh 3 perusahaan beton ternama, yaitu WIKA beton, Adhi
Mix dan Brantas beton.
tetapi bisa bertanya pada pengawas
Type
dan pekerja yang ada di lapangan.
CCSP
yang
digunakan pada proyek ini adalah
CCSP
W350
3. Sebaiknya
B
lapangan
Menggunakan mutu beton
perencana .
aktif
maupun
konsultan
4. Pada penyimpanan pancang CCSP
>28 hari.
dibiarkan begitu saja terkena sinar
c. Kelayakan pancang
lebih
dengan pelaksana, baik pelaksana
dengan panjang 10 meter.
K-700 dengan umur beton
penulis
penggunaan CCSP
ini
matahari,
seharusnya
dilakukan
yang
perawatan di lapangan juga dengan
diproduksi oleh pabrik beton
cara meletakkan pancang CCSP
ini
pada lokasi yang cukup teduh agar
sebelumnya
harus
dilakukan uji test. Tujuan
tidak mengurangi kualitas pancang
pengetesan ini adalah untuk
nantinya.
mengetahui besarnya beban P crack dan P ultimate yang mampu
V. DAFTAR PUSTAKA
dipikul oleh pancang CCSP type tersebut, dengan patokan
Alim, Bahrul Kholid. 2013. Pengamatan
M crack mencapai minimal 16,1
Pelaksanaan Pekerjaan Pile Cap
tm.
Pada Proyek Perkuatan Talud Tegak dan Penambahan Dermaga
B. SARAN
di Pelabuhan Gresik. Surabaya:
Setelah selama
di
melaksanakan
proyek
pengamatan
Wonokromo
River
Improvement Surabaya (Wonokromo River) Sub project (Package-3) ini terdapat beberapa hal
sebagai
saran
yang
dapat
penulis
sampaikan adalah sebagai berikut:
,
sebaiknya
Ir. HS, Sardjono.1984.
Pondasi Tiang
Pancang. Surabaya: Sinar Wijaya. Irianto, Djoni.2013. Buku Ajar Teknik Sungai. Surabaya: Teknik Sipil Unesa.
1. Sebelum melaksanakan pengamatan lapangan
Teknik Sipil Unesa.
melakukan
koordinasi dengan pelaksana proyek tentang pekerjaan apa yang akan dilaksanakan.
2. Penulis tidak hanya bergantung pada pelaksanaan di lapangan saja,
Sajekti, Amien. 2009. Metode Kerja Bangunan Sipil. Yogyakarta: Graha Ilmu. SNI
03-2847.
2002.
Tata
Cara
Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung. (Beta Version)
Soeharto, Imam. 2001. Manajemen Proyek (Dari
Konseptual
sampai
Operasional). Jakarta: Erlangga.
Tim Penyusun. 2010. Buku Panduan Praktik Industri / Praktik Kerja Lapangan. Surabaya: University Press.