Peluang dan Tantangan Pengelolaan Terumbu Karang Indonesia: Pembelajaran dari CTI dan COREMAP
Prof. Dr. Jamaluddin Jompa, M.Sc. - Executive Secretary: COREMAP II, Ministry of Marine Affairs and Fisheries -Director: Research and Development Center for Marine, Coastal, & Small Islands, Hasanuddin University, Makassar
Coral Triangle: Peluang Baru! CORAL TRIANGLE AND PATTERNS OF DIVERSITY IN REEF-BUILDING SCLERACTINIAN CORALS
Legend Coral Triangle Number of species Over 500
201 - 300
50 - 100
301 - 500
101 - 200
Less than 50
Sources: 1. Coral triangle: Delineating the Coral Triangle, its ecoregions and functional seascapes. Based on an expert workshop held at the TNC Coral Triangle Center, Bali, Indonesia, April 30 - May 2, 2003, and on expert consultations held in June - August 2005 (Green, A. and Mous, P., 2006) 2. Coral diversity: Modified from J.E.N. Veron and Mary Stafford-Smith - Reefs at Risk in Southeast Asia (Burke, L., Selig, E. and Spalding, M., 2002), combined with preliminary findings from a survey in the Solomon Islands (Green, A., 2005)
Apa itu “the Coral Triangle”?? • The CT adalah wilayah yang merupakan pusat keanekaragaman biota laut di planet bumi ini. • 76% dari keselurahan spesis karang dunia • 37% dari keseluruhan spesis ikan karang • 33% dari keseluruhan luasan terumbu karang dunia. • Kawasan terbesar ekosistem mangrove dunia • Wilayah pemijahan dan pembesaran larva dari perikanan tuna terbesar di dunia • Moreover, the biogeographical conditions within the CT, potentially the world’s most important “refuge” for marine life.
Peluang CT sebagai pusat keanekaragaman hayati laut dunia!
Amazon
Congo Basin
Coral Triangle
Kerja Sama CTI Pada bulan Agustus 2007, Presiden Indonesia mengusulkan CTI kepada kepala negara CTI lainnya (Filipina, Malaysia, Timor Leste, Solomon Island dan Papua New Guinea) serta kepada 2 negara APEC (Amerika serikat dan Australia)
Presiden Arroyo (Philippines)
President Bush (U.S.)
PM Abdullah Ahmad Badawi (Malaysia)
PM Howard (Australia)
PM Somare (PNG)
Presiden Jose Ramos-Horta (Timor-Leste)
PM Derek Sikua (Solomon Islands)
CTI di dalam APEC Leader’s Declaration 2007
4
5 Tujuan Akhir CTI 1. Mengembangkan & Mengelola secara berkelanjutan Bentang laut prioritas 2. Implementasi Pendekatan ekosistem untuk pengelolaan perikanan
3. Penetapan dan Pengeloaan yang lebih Baik Kawasan konservasi laut dan jejaringnya. 4. Adaptasi perubahan iklim
5. Status spesies yang terancam punah
Arti Penting Terumbu Karang Indonesia • Indonesia memiliki area terumbu karang yang paling luas di dunia : 12-15% • Indonesian is the center of marine biodiversity. • Sekitar 60 % sumber protein yang dikonsumsi di Indonesia berasal dari laut , termasuk dari ekosistem terumbu karang.
Nilai Ekologi dan Fungsi Alamiah Terumbu Karang Fungsinya sangat komplek (Biologi, Kimia, Fisik) Berkaitan dengan komunitas mangrove dan lamun yang berdekatan Merupakan pemecah ombak/peredam gelombang untuk melindungi pantai, termasuk daerah mangrove Juga mensuply zat kapur yang berguna bagi lamun dan mangrove
Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Karang Potensil memberikan 12% penangkapan ikan dunia
Bagi masyarakat pesisir lebih dari 30% ikan ditangkap dari karang merupakan pemasaok pretein yang penting 15 sampai 20 metric ton per km2 per tahun Beberapa biota penting lainnya (teripang, moluska, dll.) dapat dipanen secara terencana, supaya berkelanjutan
Nilai-nilai Kunci Sumberdaya Alam Terumbu Karang (Lanjutan) Industri akuarium air laut; ikan hias, karang, dll. Sumber bahan obat dan medis Tempat pendidikan, penelitian, dan parawisata
Nilai Ekonomi Terumbu Karang Net Benefits of Healthy Coral Reefs in S.E. Asia Resource Use (Direct and Indirect)
Production Range (per km2)
Annual Net Benefits (USD/km2/yr)
Fisheries – local consumption
10 - 30 tonnes
12,000 - 36,000
Fisheries – live fish export
0.5 - 1.0 tonne
2,500 - 5,000
Coastal Protection (erosion) Tourism & Recreation
5,500 - 110,000 100 - 1,000 people
700 - 111,000
Total (fisheries & coastal protect)
20,000 - 150,000
Total (including tourism)
20,700 - 260,000
Rp. 20 – 200 T/th Source: Reefs at Risk in S E Asia (Burke et al, 2002) Nilai TK Indonesia
Kondisi Umum Terumbu Karang Indonesia: hanya ~30% dalam kondisi baik 50.00%
SB
B
SD
JLK
45.00% 40.00% 35.00% 30.00% 25.00%
20.00% 15.00% 10.00% 5.00% 0.00% 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Penyebab Kerusakan Terumbu Karang Indonesia • • • • • • • • •
Destructive Fishing Over Fishing Sedimentation Pollution Bleaching Corallivorous Outbreak Deseases Algal overgrowth, Etc
Berbagai fungsi2 Trb Karang: -SD perikanan -SD pariwisata -Pelindung pantai -dll.
• 1980an : Peneliti Indonesia menemukan terumbu karang Indonesia rusak berat 40% dari penggunaan bahan peledak • 1990an : Bappenas mendorong program penyelamatan terumbu karang melalui kegiatan CRITC/simpul oleh LIPI & Universitas • Kebutuhan dana yang besar dalam jangka panjang COREMAP
Pesan Sederhana: COREMAP
Pengelolaan Berbasis Ekologis secara partisipatif oleh Masyarakat
Spill-Over: Penangkapan di Luar DPL
Memberi jaminan yang lebih baik, akibat variasi perubahan alam dan kegagalan pengelolaan
Pengelolaan lebih simple dan peluang penegakan aturan yang lebih mudah
Mengurangi fluktuasi hasil tangkapan
Kawasan Konservasi: Melindungi Ekosistem danMemperbaiki Populasi Organisme Pemulihan Ekologis dari berbagai tekanan/degradasi
Meningkatkan Manfaat Ekologi, Sosial, Ekonomi
Bukti Nyata Manfaat Pengelolaan Terumbu Karang berbasis konservasi
Source: Roberts et al 2001
The Solution
TUJUAN COREMAP II Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang (COREMAP II) merupakan program yang bertujuan untuk melindungi dan melestarikan sumberdaya ekosistem terumbu karang dan asosiasinya dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil
COREMAP II Main Components: A. Institutional Strengthening 1. Government Institutions, Proj. Monitoring/Evaluation, Training 2. Research and Reef Monitoring – NPIU LIPI 3. Legal, Policies and Strategies B. Collaborative and Community Based Management 1. Community Empowerment 2. Community Based Resource Management 3. Community Development 4. Marine Conservation Area Management 5. Marine Park Support – PHKA C. Public Awareness, Education and Sea Partnership 1. Public Awareness Campaigns/Extension 2. Education – NPIU LIPI 3. Sea Partnership Program 4. Program Support Communications
Peta Lokasi COREMAP II
Lokasi World Bank
Lokasi ADB
3 PROP, 9 KAB/KOTA
ANGGARAN PROP. SUMATERA UTARA; ADB LOAN 1962 – INO 1. KAB. TAPANULI TENGAH (SF) SDR 25,004,000 2. KAB. NIAS SELATAN* 3. KAB. NIAS UTARA* 4. KAB. NIAS BARAT* PROP. SUMATERA BARAT 1. KAB. MENTAWAI PROP. KEP. RIAU 1. KOTA BATAM 2. KAB. BINTAN 3. KAB. NATUNA 4. KAB. LINGGA**
5 PROP/RCU, 7 KAB/PMU
PROP. SULAWESI SELATAN 1. KAB. PANGKEP *Pemekaran dari Nias 2. KAB. SELAYAR ** Pemekaran dari Bintan PROP. SULAWESI TENGGARA 3. KAB. BUTON ANGGARAN 4. KAB. WAKATOBI* IDA (CREDIT 3910): SDR 15,660,000 PROP. NTT IBRD (LOAN– 4740): USD 33,200,000 5. KAB. SIKKA GEF-TF053350: USD 7,500.000 PROP. PAPUA BARAT * Pemekaran dari Buton 6. KAB. RAJA AMPAT
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah) • Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha • Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah) • Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha • Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah) • Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha • Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah)
WAKATOB I
• Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha
Coral Reef Information and Training Center
• Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang • Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS • Terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah) • Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha • Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang • Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS • Terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN I : PENGUATAN KELEMBAGAAN • Penguatan Kelembagaan Pengelolaan Terumbu Karang (Pusat & Daerah) • Tersusunnya Peraturan Perundangan terkait pengelolaan Terumbu Karang (Perda, Perdes, Renstra) • Terbentuknya 15 KKLD dengan luasan ± 2 juta Ha • Terbentuknya sistem informasi pengelolaan ekosistem terumbu karang • Terlaksananya Sistem Pengawasan Berbasis Masyarakat dan POKMASWAS • Terlaksananya monitoring ekologi dan sosek secara berkala (CRITC pusat & daerah)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan
• Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT
POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan • Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT
POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan • Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT
POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan • Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT
POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan • Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA • Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 BERBASIS MASYARAKAT
POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
• Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund) • Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif • Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes • Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan • Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll) • Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN II : PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA BERBASIS MASYARAKAT •
Terbentuknya 411 LPSTK dan sekitar 2000 POKMAS dengan jumlah anggota 25.000 orang
•
Terbentuknya Sistem Pendanaan skala mikro di Masyarakat (Seed Fund)
•
Terlaksananya 4500 kegiatan mata pencharian alternatif
•
Terbentuknya 430 DPL berbasis masyarakat beserta Perdes
•
Berkurangnya kegiatan penangkapan destruktif secara signifikan
•
Tersedianya sarana dan prasarana sosial (Fasilitas Kebersihan, Pondok Informasi, Jetty, Perahu dll)
•
Dukungan pengelolaan Taman Nasional Laut (zonasi dan rencana pengelolaannya)
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu
karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang)
• Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research
• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang) • Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam eventevent skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research
• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang) • Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research
• Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang) • Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research • Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang) • Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research • Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
PROGRES INDIKATOR OUTPUT COREMAP 2 KOMPONEN III : PENYADARAN MASYARAKAT, MITRA BAHARI & PENDIDIKAN • Terbuka akses informasi terumbu karang secara nasional khususnya melalui website (diakses > 3 juta orang) • Publikasi di berbagai media termasuk partisipasi dalam event-event skala nasional dan internasional • Tersusunnya kurikulum MULOK Pesisir dan Lautan untuk tingkat SD, SMP dan SMA • Terlaksananya 43 kegiatan Responsive Research • Pemberian Beasiswa kepada 1.700 orang (SMA, S1, S2, S3) • Pelibatan 650 mahasiswa PKL dalam program
Live coral cover at permanent plots of CRITCLIPI:
Live coral cover at permanent plots of CRITCLIPI:
LC cover at 5 of 7 districts increase 71.43 %
Beberapa Pembelajaran Penting: dari Program COREMAP
Nilai terumbu karang selama ini dianggap jauh lebih rendah dari nilai sebenarnya Dibutuhkan pengaturan kelembagaan yang kuat Partisipasi masyarakat luas sangat esensial Konservasi tanpa nilai ekonomi sulit diterima DPL dan KKLD memerlukan langkah strategis yang sistimatis MCS sangat kompleks dan memerlukan pendekatan yang spesifik untuk tiap lokasi Dibutuhkan program monitoring ekologi dan sosial-ekonomi dalam jangka panjang
Kesimpulan: Resiko menentukan pilihan
Beberapa strategy kunci untuk meminimalkan resiko: • Menerapkan pengelolaan berbasis ekosistem • Pengelolaan wilayah darat, pesisir, dan laut secara terpadu • Memahami lebih mendalam bagaimana meningkatkan ketahanan ekologis • Menggunakan pendekatan jejaring kawasan konservasi yang efektif • Menerapkan penegakan hukum dan aturan sejalan dengan partisipasi masyarakat • Menyiapkan strategi adaptasi terhadap perubahan iklim
Mari bersama menyelamatkan Kawasan Coral Triangle
Thanks