PELUANG DAN TANTANGAN BANK SYARIAH MANDIRI MEMBUKA CABANG DI TIMOR LESTE
Oleh: SYARIF HIDAYATULLAH NIM. 105046103498
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT(EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hail karya saya maka saya bersedia menerima saksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta 5 Agustus 2010
Syarif Hidayatullah
KATA PENGANTAR
Segala puja teriring puji syukur Penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan masa kuliah di Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada seorang reformis sejati, pembawa risalah suci yakni Baginda Nabi Besar Muhammad SAW, yang telah membawa umat manusia keluar dari kegelapan jahiliyah menuju jalan yang diridhoi oleh Allah AWT. Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak, baik secara moril maupun materiil. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Prof.Dr.H.Komarudin Hidayat M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Bapak Prof.Dr. Muhammad Amin Suma, SH., MA., MM., selaku Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatulllah Jakarta 3. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag., selaku Ketua Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
4. Bapak H. Ah. Azharuddin Latif, M.Ag, M.H selaku sekretaris Program Studi Muamalat Ekonomi Islam Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 5. Bapak Dr. H. Afifi Fauzi Abbas, MA. selaku dosen pembimbing, terima kasih atas segala ilmu, bimbingan dan kemudahan yang telah bapak berikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Allah membalas setiap kebaikan untuk bapak dan segenap keluarga. 6. Bapak H. Mubarok dan seluruh pegawai kerjasama luar negeri Departemen Agama, terima kasih untuk bantuan beasiswa dan segala kemudahan yang telah diberikan 7. Seluruh Dosen FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmunya semasa kuliah 8. khususnya kepada Kedua orang tua saya, “papi & mami” yang selalu menjadi semanagat tuk terus menjadi yang terbaik dan selalu dapat menjadi contoh dalam menghadapi kerasnya kehidupan. 9. Kakak ku tersayang yang selalu dan selalu mendukungku dalam segala hal dan juga tak pernah lelah tuk terus menasihatiku 10. “Bidadari kecilku Athien himura” yang selalu ada di setiap detikku, yang slalu menghiasi hariku dengan semangat dan senyumnya. Terima kasih tuk semua hal yang telah kau beri. 11. Sahabat seperjuanganku Jamaludin Soares, Ali Rhoda dan Shiraj Buziek. terima kasih atas persahabatan yang terjalin selama ini, semoga persahabatan ini Allah panjangkan selama-lamanya.
12. Untuk saudara dan saudariku Timor Leste, teruslah berjuang dan menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Semoga kelak kita kan merasakan manfaatnya. 13. Kawan-kawan PSA, terima kasih untuk kebersamaannya, semoga kelak kita kan bertemu lagi dalam kesempatan yang berbeda 14. Kawan-kawan UKM FLAT dan mahasiswa International terima kasih untuk pengalaman dan kebersamaannya. 15. Semua teman, saudara, dan orang-orang di sekitar saya yang tidak dapat saya sebut satu persatu. Semoga Allah membalas semua kebaikan yang telah kalian berikan. Akhirnya, kepada Allah SWT jualah penulis serahkan segalanya, semoga amal kebajikan mereka diterima di sisi-Nya, Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Akhir kata, semoga sekecil apapun kebaikan yang telah kita lakukan, akan menjadi investasi kekal di akhirat kelak. Amin…..
Jakarta, 5 Agustus 2010
Penulis
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………...…………………………………………….... iv DAFTAR ISI …………………………………………………………………. vii BABI: PENDAHULUAN …………...………………………………………… 1 A. Latar Belakang Masalah ………………………………….……......... 1 B. Identifikasi Masalah…………………………………………………. 9 C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……..………………………… 9 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ………..………………… 9 E. Review Terdahulu............................................................................... 10 F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan ……......……….....…........ 11 G. Sistematika Penulisan …………………………………...…………. 14 BAB II: LANDASAN TEORI………………………………………………… 16 A. Pengertian Analisis SWOT……………………..……………………17 B. Tujuan Analisis SWOT…………………………………..…………. 18 C. Fungsi Analisis SWOT…………………………………..…………. 18 D. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT………………………..…… ..18 E. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT……………………………. 20 BAB III: GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE………………………… 24 A. Sekilas Negara Timor Leste…………………………………........... 24 B. Letak Geografis dan Demografis…………………….………….…. 25 C. Ekonomi dan Sosial………...……………………….…………........ 27 D. Agama……………………...…………………………………......... 29
BAB IV: BANK SYARIAH MANDIRI DI TIMOR LESTE ……………… 35 A. Faktor Internal …………………….……………………………….. 35 1.
Strength ………………………….……………………………. 35
2. Weakness……………………….................................................. 38 B. Faktor Eksternal…………………………….……………………… 41 1. Opportunity ………..................................................................... 41 2. Threat………………………………………….……………….. 45 C. Alternatif Strategi…………………………………………………... 48 D. Analisis Akhir………………………………………………………. 61
BAB V: PENUTUP………………………………………………......…...…… 63 A. Kesimpulan…………………………………………………………. 63 B. Saran-Saran…………………………………………………..……... 65 DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………....……. 68
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari‟ah disebut juga perbankan islam adalah suatu sistem perbankan dimana yang dikembangkannya adalah hukum syariah Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam agama islam untuk memungut maupun meminjam dengan sistem bunga atau yang disebut dengan riba, serta larangan Investasi untuk usaha – usaha yang diketegorikan haram. Aktivitas antar manusia termasuk aktivitas ekonomi terjadi melalui apa yang
diistilahkan oleh ulama dengan mu'amalah. Pesan utama Al-Quran
dalam mu'amalah keuangan atau aktivitas ekonomi adalah:
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman. Janganklah kamu memakan harta sesama kamu dengan jalan yang bathil, melainkan hanya dengan perniagaan berdasarkan suka-sama suka. ( Qs. An-nisa ayat 29 )
Pendirian Bank Islam yang beroperasi berdasarkan sistem bagi hasil sebagai alternatif pengganti system bunga pada bank-bank konvensional, merupakan peluang umat Islam untuk memanfaatkan jasa bank seoptimal mungkin. Hal itu merupakan peluang karena umat Islam akan berhubungan dengan
perbankan dengan tenang, tanpa keraguan, serta dapat memobilisasi dana masyarakat untuk membiayai pembangunan umat. Hal ini tidak hanya dapat dirasakan oleh umat Islam saja, tetapi juga oleh umat non muslim. Karena bank Islam terbukti menjadi sarana penunjang pembangunan ekonomi yang baik dan dapat beroperasi secara sehat, karena di dalam operasinya terkandung nisbah bersama antara nasabah dengan bank. Selain itu bank Islam dinilai mampu untuk berdampingan secara serasi dan berkompetisi secara sehat dan wajar dengan bank konvensional yang telah ada, karena bank Islam tidak bersifat eksklusif untuk umat Islam saja, tetapi tidak ada larangan bagi umat non Muslim untuk melakukan hubungan dengan bank Islam. Bahkan pengelolaannyapun bisa dilakukan oleh orang non muslim, seperti yang terjadi pada bank Islam di London, Luxemburg, Switzerland, dan bank-bank Islam di Pakistan1 Perbankan Islam merupakan salah satu dari sedikit bidang perdagangan
international
dimana
filosofi
keagamaannya
betul-betul
mendikte persyaratan-persyaratan hubungan bisnis. Produk-produk dan pelayanan keuangan Islam didasarkan pada prinsip pembagian keuntungan (bagi hasil), agar tidak melanggar larangan Islam atas riba. Ciri penting dari perbankan Islam adalah dilarangnya pembayaran bunga oleh Al-Quran, kitab
1
Warkum Sumitro, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga terkait BAMUI, TAKAFUL dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004) h. 56
suci Islam. Secara umum, hukum Islam menuntut agar resiko harus dibagi antara pemberi modal (shohibul-mal) dan pengusaha (tujjar)2 Sebagaimana halnya dengan Bank Konvensional, Bank Syariah juga memiliki peran sebagai lembaga perantara (intermediary) antara satuansatuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami kelebihan dana/surplus unit dengan unit-unit yang lain yang mengalami kekurangan dana/defisit unit. Melalui bank, kelebihan dana-dana tersebut dapat disetorkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan manfaat kepada kedua belah pihak. Bank melaksanakan peran tersebut melalui kegiatannya sebagai peminjam dan pemberi pinjaman. Para pemilik dana tertarik untuk menyimpan dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan, demikian pula bank memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu. Sehingga hubungan antara bank dengan nasabahnya adalah hubungan antara debitur dengan kreditur. Sedangkan dalam bank syariah, hubungan antara bank syariah dengan nasabahnya bukan hubungan antara debitur dan kreditur, melainkan hubungan kemitraan antara penyandang dana (sohibul mal) dengan pengelola dana (mudharib). Oleh karena itu tingkat laba bank syariah bukan saja berpengaruh terhadap tingkat bagi hasil para pemegang saham, tetapi juga berpengaruh 2
Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat: Ekonomi dan Keuangan Islam, (Jakarta: Kholam Publishing, 2008) h. 244
terhadap bagi hasil yang dapat diberikan kepada nasabah penyimpan dana. Dengan demikian kemampuan manajemen untuk melakukan fungsinya sebagai penyimpan harta pengusaha dan pengelola investasi yang baik (professional investment manager) akan sangat menentukan kualitas usahanya sebagai lembaga intermediary dan kemampuannya menghasilkan laba.3 Berbicara mengenai perkembangan ekonomi, perbankan, dan suatu Negara, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan pertumbuhan industri perbankan yang ada dalam negara tersebut. Semakin berkembang industri perbankan maka semakin baik pula pertumbuhan ekonomi negara itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi suatu bangsa memerlukan pola pengaturan pengolahan sumber-sumber ekonomi yang tersedia secara terarah dan terpadu serta dimanfaatkan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga perekonomian bahu-membahu mengelola dan menggerakan semua potensi ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan, khususnya lembaga perbankan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam menggerakkan roda perekonomian suatu Negara. Secara ringkas kegiatan bank sebagai lembaga keuangan dapat dilihat dalam gambar berikut ini.4
3
Zainul Arifin, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, (Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005)
h. 46 4
Kasmir, Dasar-Dasar Perbankan (Jakarta, PT. Grafindo Persada, 2004) h.4.
Fungsi Utama Bank BANK
Menghimpun Dana
Menyalurkan Dana
Jasa-jasa lainnya
Bank bagi masyarakat yang hidup di negara-negara maju seperti negara-negara di Eropa, Amerika, dan Jepang sudah merupakan suatu kebutuhan dasar yang harus dipenuhi. Bank merupakan mitra dalam rangka memenuhi semua kebutuhan keuangan mereka sehari-hari. Bank dijadikan sebagai tempat untuk melakukan berbagai transaksi yang berhubungan dengan keuangan seperti: tempat mengamankan uang, melakukan investasi, pengiriman uang, melakukan pembayaran, ataupun melakukan penagihan.5 Keberadaan jasa perbankan dalam masyarakat memang lebih menguntungkan terutama pada sektor perekonomian, di mana para pelaku ekonomi lebih leluasa dalam menjalankan proses kegiatan ekonominya untuk menunjang kelangsungan hidup. Usaha jasa perbankan dalam masyarakat yang mengedepankan pelayanan yang baik demi memperoleh kepercayaan dari masyarakat sebagai nasabahnya akan menghadapi berbagai macam keadaan atau pandangan yang timbul dari masyarakat sebagai ungkapan kepuasan atau ketidakpuasannya akan pelayanan yang diterimanya dari pihak bank yang dipercayainya. 5
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta, PT. Persada Media, 2004) h. 7.
Salah satu Bank yang memberikan pelayanan yang maksimal dan merupakan salah satu bank terbesar di Indonesia adalah Bank Mandiri yang berdiri pada tanggal 2 Oktober 1998 sebagai bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia6. Pada bulan Juli 1999, empat bank milik Pemerintah yaitu, Bank Bumi Daya, Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia, bergabung menjadi Bank Mandiri. Sejarah keempat bank tersebut dapat ditelusuri lebih dari 140 tahun yang lalu. Keempat Bank tersebut telah turut membentuk riwayat perkembangan dunia perbankan di Indonesia. Tidak heran jaringan yang dimiliki sudah merambah mancanegara. Salah satunya berada di negara tetangga terbaru yaitu Timor Leste, Pembukaan Kantor Cabang Bank Mandiri di Dili Timor Leste merupakan peristiwa penting bagi hubungan perdagangan antara Timor Leste dan Indonesia. Kantor Cabang ini akan memegang peranan yang penting untuk memfasilitasi pertukaran informasi mengenai kesempatan perdagangan dan jasa-jasa perbankan antara kedua negara.7
Bank Mandiri pun memiliki anak perusahaan yaitu Bank Syariah Mandiri yang mulai beroperasi pada hari Senin tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan
6
Bank Mandiri Artikel diakses pada 20 juli 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri 7 Bank Mandiri Timor Leste Artikel diakses pada 20 juli dari http://phx.corporate ir.net/External.File?item=UGFyZW50SUQ9MTY3MjB8Q2hpbGRJRD0tMXxUeXBlPTM=&t=1
Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero).8 Kini, Perbankan Syariah telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menyebar ke banyak Negara-negara Barat. The Islamic bank International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di Denmark.9 Kini, bank-bank besar dari Negara-negara barat, seperti Citibank, ANZ bank, Chase manhattan bank, dan Jardine Fleming telah pula membuka Islamic windows agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan syariat Islam.10 Dewasa ini, menurut International Association of Islamic Bank, jumlah bank-bank Islam di seluruh Dunia Islam, yang mencakup 40 negaranegara Muslim mauopun non-Muslim sudah lebih dari 176 bank yang mengoperasikan total 22.639 cabang local dan luar negeri.11 Sistem yang diterapkan Bank Syariah telah terbukti ampuh dalam menghadapi goncangan krisis moneter, karena dalam bank syariah tidak mengenal bunga yang rentan terhadap hal tersebut. Bank syariah juga dapat membendung laju inflasi melalui kebijakan uang yang ketat, karena dari awal bank syariah menerapkan secara selektif penyaluran Pembiayaannya, bahkan
8
Sejarah Bank Syariah Mandiri Artikel diakses pada 28 juli http://danasyariah.wordpress.com/2009/07/17/sejarah-bank-syariah-mandiri/ 9 Erick Trolle-Schultz, “How the First Islamic Bank Was Established in Europe,” dalam Butterworths Editorial Staff, Islamic Banking and Finance, (London:1986).h.43-52 10 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta, PT Grafindo Persada, 2004) h. 24. 11 John R Presley, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek (Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, 2007) h. 176
disertai dengan bimbingan kepada nasabah peminjam. Dan yang terpening adalah bank syariah dapat mendorong masyarakat untuk memproduktifkan hartanya dalam kegiatan produksi (sektor riil), sehingga ketika uang tersebut berputar di sector riil maka tingkat pendapatan maupun perekonomian masyarakat akan semakin membaik. Konsep bank islam yang lebih mengutamakan kegiatan produksi dan perdagangan serta kebersamaan dalam hal investasi menghadapi resiko usaha akan memberikan sumbangan yang besar kepada perekonomian suatu Negara, khususnya dalam menggiatkan investasi, penyediaan kesempatan kerja dan pemerataan pendapatan.12 Melihat situasi dan kondisi Negara Timor Leste yang masih dalam masa pertumbuhan, dimana produksi dalam negeri masih sangat rendah dan masih belum meratanya tingkat kemandirian masyarakat dalam menjalankan roda-roda ekonomi. Maka solusi adanya perbankan syariah diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat Timor Leste untuk mengembangkan sector riil dan akhirnya dapat memulihkan ekonomi masyarakat secara keseluruhan. Berdasarkan kenyataan inilah, penulis ingin meneliti lebih jauh mengenai peluang dan tantangan Bank Syariah mandiri untuk juga membuka cabang di Timor Leste. Dengan mengambil topik peluang dan tantangan Bank Syariah Mandiri membuka cabang di Timor Leste.
12
Wirdyaningsih, ,et al. BANK DAN ASURANSI ISLAM DI INDONESIA (Jakarta, Kencana, 2006) h. 167
B. Identifikasi Masalah 1. Belum adanya Bank Syariah di Timor Leste 2. Kurangnya pemahaman masyarakat Timor Leste terhadap Bank Syariah 3. Belum adanya Undang-undang resmi Negara tentang perbankan. C. Pembatasan dan Perumusan masalah Berdasarkan identifikasi diatas dan untuk mencegah terjadinya pembahasan yang meluas, selain itu juga untuk menghemat biaya, tenaga, dan waktu. maka skripsi ini hanya akan membahas masalah kemungkinan berdirinya Bank Syariah Mandiri di Timor Leste ditinjau dari berbagai aspek dan faktor yang mempengaruhinya. Sehingga dapat dirumuskan permasalahanya sebagai berikut: a. Dimana letak kekuatan, kelemahan, peluang, dan Tantangan Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste. b. Seberapa besar kemungkinan pembukaan bank Syariah di Timor Leste khususnya Bank Syariah Mandiri D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini yaitu: Untuk mengetahui peluang dan tantangan dibukanya cabang Syariah Mandiri di Timor Leste. Adapun manfaat dari hasil penelitian dari penulisan skripsi ini secara praktis maupun ilmiah adalah sebagai berikut: a.
Bagi penulis, yaitu memperoleh data yang signifikan terhadap masalah yang diteliti, juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai analisis SWOT mengenai masalah di atas.
b.
Bagi Bank Mandiri, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi informasi yang bermanfaat dan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan guna mengembangkan Bank Syariah Mandiri di Timor Leste.
c.
Bagi Masyarakat Muslim Timor Leste, tulisan ini diharapkan dapat memberikan informasi singkat mengenai perbankan syariah dan dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat di pertimbangkan untuk menjadi nasabah Bank Mandiri khususnya Bank Syariah Mandiri jika kelak perbankan Syariah dibuka di Tomor Leste.
d.
Bagi Fakultas Syariah, diharapkan tulisan ini dapat menambah khazanah perpustakaa tentang ekonomi Islam khususnya dalam dunia perbankan Syariah.
E. Review Studi Terdahulu Penulis dalam melakukan penelitian ini telah membaca skripsi terdahulu yang dilakukan oleh: Washfie Saal, 2009. “ Islamic Banking in South Africa Problem and Solution” Kosentrasi Perbankan Syariah, Fakultas Syariah dan hukum, Universitas Syariah Hidayatullah Jakarta. Pada skripsi ini, pembahasan yang dibahas antara lain mengenai bank syariah di Afrika Selatan, hukum perbankan yang berlaku di Afrika Selatan, peluang dan tantangan yang dihadapi bank syariah di Afrika Selatan dan solusi dari permasalahan tersebut. Dengan adanya penelitian terdahulu, maka penulis pun tertarik untuk mengangkat penelitian yang berkaitan dengan Perbankan Syariah di suatu
Negara, khususnya negara Timor Leste. Karena Bank Syariah adalah sesuatu yang masih baru di negara Timor Leste. persamaan skripsi penulis dan skripsi yang dilakukan oleh Washfie Saal pada studi terdahulu adalah bahwa penelitian ini sama-sama dilakukan di Negara yang minoritas Muslim dan belum terdapat Undang-Undang resmi mengenai perbankan Syariah. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa Timor Leste adalah negara yang baru berkembang, sehingga di negara Timor Leste belum berdiri satupun Bank Syariah. hal ini menjadi sangat menarik apabila melihat perkembangan yang terjadi di afrika selatan dimana muslimnya adalah minoritas namun mereka dapat mengembangkan Bank Syariah dengan cukup baik, sehingga yang menjadi pertanyaan adalah apakah hal ini dapat diterapkan di negara Timor Leste yang juga berpenduduk minoritas muslim. Kelebihan dari skripsi ini adalah penelitian ini dilakukan di suatu negara yang belum memiliki landasan mengenai ekonomi syariah dan masih sangat baru dengan adanya wacana pendirian bank syariah, penelitian ini juga menitikberatkan pada Analisis SWOT terhadap Pendirian Bank Syariah di suatu negara yang mana Hal ini dilakukan untuk mengetahui posisi suatu bank Syariah dan untuk menentukan strategi yang harus dilakukan bank syariah di masa datang. F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan a. Metode penelitian .
Metode penelitian ini adalah menggunakan metode deskriptif analisis, yakni metode yang menggambarkan data dan informasi yang
berdasarkan fakta yang diperoleh di lapangan13, dan bersifat kualitatif, yakni penelitian yang menghasilkan deskripsi berupa kata-kata tertulis atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari perilaku yang diamati.14 Dalam penelitian kualitatif ini penulis menggunakan metode analisis
SWOT15,
yaitu identifikasi berbagai faktor secara sistematis
untuk merumuskan strategi perusahaan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam faktor-faktor internal adalah kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness), sedangkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam faktor-faktor eksernal adalah peluang (opportunity) dan rintangan (threat) Tujuan analisis ini adalah untuk merumuskan strategi serta pemahaman yang jelas mengenai suatu permasalahan sehingga dapat memformulasikan tindakan nyata yang konkrit.16 Langkah penyusunan analisis SWOT berikutnya yaitu dengan menggunakan dua cara yang telah lazim digunakan, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif ala MATRIKS SWOT yang dikembangkan Kearns dan Analisis SWOT secara kuantitatif yang dikembangkan Pearce dan Robinson. Dalam analisis SWOT ini, jenis data yang digunakan terdiri atas sumber data premier dan sumber data sekunder. Data premier yang
13
Suharsimi Ari Kunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta, PT Rineka Cipta,1993), cet ke-2
h.309 14
Lexy J Moeloeng, Metodologi Penelitian Kualitatif, (bandung, PT Remaja Rosda Karya, 2001), h.3 15 Swot singkatan dari “Strength” (Kekuatan), “Weakness” (Kelemahan), “Opportunity” (Peluang), “Threat” (Rintangan) 16 Freddy Rangkuti, Analisis Swot teknik membedah kasus bisnis, cet. Ke-8 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001)
digunakan disini berupa pernyataan yang didapat dari hasil wawancara langsung dengan Manager Bank Mandiri Timor Leste yang berisi mengenai opini-opini serta perkembangan situasi perbankan di Timor leste yang mana hasil wawancara ini kemudian penulis olah lebih lanjut kedalam analisis SWOT. Selain hasil wawancara, data premier yang penulis gunakan yaitu berupa dokumen regulasi Undang-undang perbankan di Timor Leste yang penulis dapat melalui penelitian ke Bank Central Timor Leste, yang mana regulasi tersebut adalah berupa regulasi
Undang-undang transisi
international pemerintahan Timor Leste, dimana Regulasi tersebut menjelaskan mengenai tata cara perizinan dan pendirian suatu bank di Timor leste. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah berbagi tulisan yang berkaitan dengan penelitian ini, baik langsung maupun tidak langsung, seperti buku Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan karya Ir Adiwarman A. Karim, Perbankan Syariah Prinsip,Praktik, dan Prospek karya John R Presley, Dasar-Dasar Perbankan, karya Kasmir, data statistik yang penulis dapat melalui penelitian ke pusat Statistik Nasional Negara Timor Leste yang berisi tentang statistik Negara Timor Leste secara demografi, Geografi, social dan ekonomi, Laporan singkat pembangunan ekonomi dan sosial Timor Leste yang berisi tentang perkembangan Timor Leste yang penulis dapat melalui penelusuran internet, jurnal-jurnal terkait serta website resmi Pemerintah Timor Leste.
Setelah data diolah kemudian diambil suatu kesimpulan secara umum, yang mana Kesimpulan akhir tergantung pada besarnya kumpulankumpulan catatan lapangan, pengkodean, penyimpanan dan metode analisis yang penulis lakukan. b. Teknik Penulisan Adapun dalam penyusunan skripsi ini penulis mengacu kepada teknik penulisan, yakni berpedoman pada prinsip-prinsip yang telah diatur dalam “Buku Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”. G. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan para pembaca dalam memahami materi-materi yang terdapat dalam skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan menjadi lima bab, dimana tiap-tiap bab terbagi lagi menjadi beberapa sub-bab. Kemudian tiap-tiap sub-bab mempunyai sub-sub bab sebagai berikut :
BAB I
PENDAHULUAN: Dalam bab ini penulis menjelaskan sekaligus menempatkan skripsi ini pada kerangka dasar dengan memaparkan latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi tedahulu, metode penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II
GAMBARAN
UMUM
TIMOR
LESTE:
Dalam
bab
ini
menguraikan secara singkat negara Timor Leste, letak geografis dan demografis, ekonomi dan sosial, serta aspek agama.
BAB III
HASIL PENELITIAN: Dalam bab ini memuat tentang hasil penelitian mengenai peluang dan tantangan Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste dengan menganalisa factor internal dan factor eksternal yang meliputi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan. Atau yang lebih dikenal dengan analisis SWOT
BAB IV
PENUTUP: Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan skripsi ini. Bab ini berisi kesimpulan dan saran-saran.
BAB II. LANDASAN TEORI
A. Pengertian analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat)17 Analisis SWOT mengarahkan analisis stratejik dengan cara memfokuskan perhatian pada kekuatan (strenght), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang merupakan hal yang kritis bagi keberhasilan perusahaan dengan melalukan identifikasi secara hati-hati pada faktor keberhasilan kritis (critical success factors)18 Analisis SWOT secara sederhana dipahami sebagai pengujian terhadap kekuatan dan kelemahan internal sebuah organisasi, serta peluang dan ancaman lingkungan eksternalnya. SWOT adalah perangkat umum yang didesain dan digunakan sebagai langkah awal dalam proses pembuatan keputusan dan sebagai perencanaan strategis dalam berbagai terapan. Proses
pengambilan
keputusan
strategi
selalu
berkaitan
dengan
pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan perusahaan, dengan 17
FreddyRangkuti, Analisis SWOT teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta:PT, Gramedia Pustaka Utama, Februari 2006), cet. Ke-12, h. 19. 18
A. Susty Ambarriani, Manajemen Biaya, (Jakarta, Salemba empat, 2000),h. 43
demikian perencanaan strategi harus menganalisis faktor-faktor perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada satu ini. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strenght) dan peluang (opportunity), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weakness) dan ancaman (threat). Faktor eksternal adalah faktor lingkungan luar perusahaan baik langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal ini dapat berdampak positif ataupun negatif bagi perusahaan, artinya ada yang memberikan peluang dan ada juga yang memberikan ancaman.19. faktor internal adalah lingkungan yang berada dari dalam perusahaan itu sendiri. Faktor inilah yang menunjukan adanya kekuatan maupun kelemahan perusahaan itu sendiri, baik yang sudah lampau, kini maupun yang akan datang.20 B. Tujuan Analisis SWOT Untuk mengetahui kelemahan dan menciptakan kelemahan itu menjadi suatu kekuatan, serta mencoba menghilangkan ancaman untuk dijadikan peluang. maka perlunya identifikasi terhadap peluang dan ancaman yang dihadapi serta kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan melalui telaah terhadap lingkungan usaha dan potensi sumber daya perusahaan dalam menetapkan sasaran dan merumuskan strategi perusahaan yang realistis dalam mewujudkan visi dan misinya.
19 20
Amin, dkk, Manajemen Strategik, (Jakarta:Harvarindo, 2003), hal.27 Ibid h. 27
Maka tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktor-faktor internal dan eksternal perusahaan yang telah di analisis. Sehingga apabila terdapat kesalahan, perusahaan itu harus mengolah, mempertahankan, serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mngetahui kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang. C. Fungsi Analisis SWOT Yaitu untuk menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal perusahaan, serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal perusahaan. D. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal(Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai hasil titik pertemuan antara faktorfaktor internal dan eksternal21.
21
Perencanaan Strategi Berbasis Syariah Artikel diakses pada 20 November 2010 dari http://seminstitute.co.id/artikel/Manajemen/Renstra%20Berbasis%20Syariah.pdf
Matriks SWOT Kearns
EKSTERNAL OPPORTUNITY
THREATS
INTERNAL A
STRENGHT
Comparative Advantage C
WEAKNESS
B Mobilization
D
Divestment/Investment Damage Control
Sumber: Hisyam, 1998
Keterangan: Sel A: Comparative Advantages Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat. Sel B: Mobilization Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang itu (investasi). Sel D: Damage Control Sel ini merupaka kondisi yang paling lemah dari semua sel karena merupakan pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi lebih parah dari yang diperkirakan. E. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya22. Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling
22
Ibid, h. 5
bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1 sampai 5, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 5 berarti skor yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor). 2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT.
Kuadran I (positif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat dimungkinkan
untuk
terus
melakukan
ekspansi,
memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
Kuadran II (positif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif) Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya membenahi diri.
BAB III GAMBARAN UMUM TIMOR LESTE
A. Sekilas Negara Timor Leste.23 Sejarah Timor Leste berawal dari kedatangan orang Australoid dan Melanesia. Orang dari Portugal mulai berdagang di pulau Timor pada awal abad ke-16 dan menjajahnya pada pertengahan abad itu juga. Setelah terjadi beberapa bentrokan dengan Belanda, maka dibuatlah perjanjian pada tahun 1859 di mana Portugal memberikan bagian barat pulau itu. Jepang menguasai Timor Leste pada tahun 1942 sampai 1945, namun setelah mereka kalah dalam Perang Dunia II Portugal kembali menguasainya. Timor Leste menjadi bagian dari Indonesia tahun 1976 sebagai provinsi ke-27 namun setelah referendum yang diadakan pada tanggal 30 Agustus 1999, di bawah perjanjian yang disponsori oleh PBB antara Indonesia dan Portugal, mayoritas penduduk Timor Leste memilih merdeka dari Indonesia. Republik Demokratik Timor Leste (juga disebut Timor Lorosa‟e) yang sebelum merdeka bernama Timor Timur adalah sebuah negara kecil di sebelah utara Australia dan bagian Timur pulau Timor. Selain itu wilayah negara ini juga meliputi pulau Kambing atau Atauro, Jaco, dan enklave Oecussi-Ambeno di Timor Barat.
23
Sejarah Timor Leste Artikel diakses pada 27 mei 2010 dari http://id.wikipedia. org/ wiki/Sejarah_Timor_Leste
Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 2002. Sebelum merdeka negara tersebut bernama Provinsi Timor Timur, ketika menjadi anggota PBB, pemerintah Timor Leste memutuskan untuk memakai nama Portugis “Timor-Leste” sebagai nama resmi negara mereka.
B. Letak Geografis dan Demografis Geografi.24 Republik Demokratik Timor Leste terletak di Asia Tenggara. terletak di sebelah Tenggara Indonesia, paling ujung Timur Kepulauan Nusa Tenggara, negara kepulauan. Bagian Baratnya berbatasan dengan Timor Barat Indonesia dan bagian Selatannya berhadapan dengan Australia dengan dipisahkan oleh Laut Timor.
Menurut situs resmi pemerintah, negara Timor Leste terdiri dari total area sekitar 14.604 km2 (5.638 mi2). Wilayah negara ini mencakup bagian Timur Pulau Timor, pulau Jaco dan Atauro, serta distrik Oecussi yang merupakan distrik yang berada di Timor Indonesia.
Pulau Timor adalah pulau terbesar dan paling Timur dari Kepulauan Sunda Kecil di kepulauan Indonesia. Pegunungan dengan puncak tertinggi terjadi pada puncak Mai Tata Lau kisaran Ramelau (2.964 m) dan puncak Bicau dari Bian Mate (2316m). Pantai selatan membentuk sebuah dataran yang 24
Andrea K. Molnar, “EAST TIMOR: AN INTRODUCTION TO THE HISTORY, POLITICS AND CULTURE OF SOUTHEAST ASIA‟S YOUNGEST NATION” Artikel di akses pada 27 mei 2010 dari http://www.seasite.niu.edu/easttimor/background.htm#1.%20a.%20Geography
luas sedangkan dataran tinggi mencirikan pantai Utara, Timor Timur saat ini dibagi menjadi 13 distrik: termasuk Lautem, Viqueque, Baucau, Manatuto, Aileu, Manufahi, Ainaro, Ermera, Liquica, Dili, Bobonaro, Cova Lima dan Oecussi (Ambeno).
Timor Leste memiliki banyak pegunungan. Hutannya lebat dan di pantai terdapat dataran dan lembah. Garis pantai sepanjang 735 kilometer, Pegunungan dan perbukitan merupakan 3/4 luas total wilayahnya. Dataran dan lembah tergolong iklim padang rumput tropis dan daerah lain tergolong iklim hutan hujan tropis. Suhu rata-rata sepanjang tahun 26 derajat celsius. Desember sampai Maret tahun mendatang merupakan musim hujan, April sampai November adalah musim kemarau. Curah hujan rata-rata sepanjang tahun 2 ribu milimeter. Demografi25 Populasi Timor Leste terhitung Desember Tahun 2008 adalah sekitar 1.080.742 orang. Penduduk setempat menganut agama Kristen aliran Roma sebanyak 96,1%, agama Kristen aliran Protestan 2,6%, agama Islam 0,9 %, agama Hindu 0,3% dan agama Budha 0,1%.
Bahasa Tetum dan bahasa Portugal adalah bahasa resmi. Bahasa Indonesia dan bahasa Inggris adalah bahasa kerja. Bahasa Tetum sebagai bahasa umum dan bahasa etnis utama.
25
Ibid
Terdapat sekitar 16 bahasa asli yang digunakan masyarakat Timor Leste, di mana bahasa Tetun, Galole, Mambae, dan Kemak dituturkan oleh sejumlah penduduk. Bahasa Tetun sebagian dipengaruhi oleh bahasa-bahasa Eropa yang dibawa ke pulau ini selama lebih dari 400 tahun.
Harapan hidup rata-rata untuk pria adalah 55 tahun dan untuk wanita 58 tahun. Populasi juga mencakup sebagian kecil orang yang bukan merupakan etnis Timor Leste: termasuk pedagang Cina dan Arab serta orang Indonesia yang menikah dengan orang Timor Leste.
C. Ekonomi dan Sosial Sejak kemerdekaan, Timor-Leste telah mencapai kemajuan luar biasa dalam menciptakan lembaga-lembaga negara yang mutlak untuk menjalankan perekonomian. meskipun, prestasi ekonomi dalam arti pertumbuhan, penciptaan lapangan kerja, dan mengurangi kemiskinan masih dalam tahap perkembangan. Dengan prospek terbatas untuk investasi swasta segera, belanja pemerintah merupakan sumber pertumbuhan ekonomi utama dalam jangka pendek. Dengan meningkatnya pendapatan minyak bumi, negara tidak lagi begitu terbatas seperti semula di bidang investasi dan belanja publik. Timor-Leste sekarang mempunyai surplus anggaran dan ekstern yang besar dan akumulasi tabungan dalam dana minyak bumi yang jauh lebih cepat daripada yang dibayangkan semula. Ini memberi landasan sumber daya penting
untuk
membangun
ekonomi
dan
mengurangi
kemiskinan.
Pertumbuhan pendapatan minyak bumi berarti belanja anggaran yang “lestari” – belanja yang dapat berlangsung selamanya – sekarang diperkirakan lebih dari US$ 300 juta per tahun. Angka ini sangat mungkin akan bertumbuh begitu sumber daya dari pangsa Timor pada lapangan Greater Sunrise mulai mengalir, akan tetapi bisa bervariasi sesuai dengan harga enerji dunia.26 Pada bulan Juni 2005, Parlemen Nasional dengan suara bulat menyetujui pembentukan suatu Dana Minyak untuk mengatur pendapatan minyak bumi dan melestarikan nilai kekayaan minyak Timor-Leste untuk generasi mendatang. Hingga saat ini, Dana dari minyak bumi yang merupakan aset Negara Timor Leste yang hanya berpenduduk satu juta orang tersebut adalah sebesar US $ 5,8 miliar per maret 2010.27 Dana minyak ini akan dikelola secara bijaksana, dan diinvestasikan secara aman dalam bentuk asset-asset keuangan dengan resiko yang rendah di luar negeri yang mana dalam hal ini dana minyak tersebut di investasikan di pasar keuangan Amerika yang dikenal dengan U.S Treasury market28.
26
Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan MitraMitra Pembangunan, Laporan singkat pembangunan ekonomi dan social Timor Leste (Timor Leste: Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan Mitra-Mitra Pembangunan, 2007), h.16. 27 Petroleum Fund of Timor-Leste (Quarterly Report) artikel diakses pada 27 mei 2010 dari http://www.bancocentral.tl/Download/Publications/Quarterly_report19_en.pdf 28
Fundu Petroleum (Dana Perminyakan) Timor Leste dan Permasalahannya artikel diakses pada 22 juli 2010 dari http://forum-haksesuk.blogspot.com/2008/02/fundu-petroleumdana-perminyakan-timor.html
D. Agama.29 Menurut sebuah laporan tahun 2005 Bank Dunia, 98 persen penduduk beragama Katolik, 1 persen Protestan, dan kurang dari 1 persen Muslim. Sebagian besar warga juga mempertahankan beberapa sisa-sisa dari kepercayaan animisme dan praktek, yang mereka telah anggap lebih sebagai budaya daripada agama. Jumlah Protestan dan Muslim menurun secara signifikan setelah bulan September 1999 karena setelah jejak pendapat, banyak dari mereka meninggalkan negara itu pada tahun 1999. Negara ini memiliki populasi Muslim yang signifikan selama pendudukan Indonesia. Sebagian besar terdiri dari etnis imigran dari pulaupulau Indonesia. Ada juga beberapa etnis Timor yang masuk Islam, serta sejumlah keturunan Arab Muslim yang tinggal di negara sementara itu berada di bawah otoritas Portugis. Gereja Katolik Roma di Timor Leste adalah bagian dari Gereja Katolik Roma di seluruh dunia, di bawah pimpinan rohani Paus dan Kuria di Roma. Ada lebih dari 900.000 umat Katolik di Timor Timur, warisan dari statusnya sebagai bekas koloni Portugis. Sejak kemerdekaannya dari Indonesia, Timor Leste menjadi negara kedua yang mayoritas Katolik di Asia (setelah Filipina) - sekitar 96% dari populasi adalah Katolik Roma.30
29
“Religion in East Timor” artikel http://en.wikipedia.org/wiki/Religion_in_East_Timor 30 Ibid
diakses
pada
27
mei
2010
dari
Karena mayoritas penduduk beragama Katolik, maka kini terdapat tiga keuskupan (diosis) yaitu: Diosis Dili, Diosis Baucau dan Diosis Maliana yang baru didirikan pada tanggal 30 Januari 2010 oleh Paus Benediktus XVI. Gereja Katolik adalah lembaga keagamaan yang dominan, dan imam dan uskup yang diberikan penghargaan tertinggi dalam masyarakat lokal. Sikap terhadap Protestan dan masyarakat Muslim umumnya ramah di ibukota Dili. Meskipun agama Katolik adalah dominan di Timor Leste, namun Tidak ada agama resmi negara, pelanggaran diskriminasi berdasarkan keyakinan agama relative jarang terjadi di Timor Leste, Konstitusi Timor Leste memberikan kebebasan beragama bagi seluruh rakyatnya , dan pemerintah secara umum menghormati hak ini didalam prakteknya. Meskipun Konstitusi berlaku efektif pada tahun 2002, pemerintah terus menegakkan hukum Indonesia dan beberapa Administrasi Transisi PBB di Timor Leste (UNTAET) peraturan belum digantikan oleh Konstitusi atau undang-undang nasional. Konstitusi memberikan kebebasan hati nurani, agama, dan ibadah untuk semua orang dan menetapkan bahwa tak seorang pun akan dianiaya atau didiskriminasi berdasarkan keyakinan agama.
Berikut ini adalah tabel data statistik Timor Leste: Tabel 1. Geografi Timor Leste.31
31
Republik Democratica De Timor Leste, Ministerio Das Financas Direccao-geral De Analise e Pesquisa Direccao Nacional de Estatistica,Edisi 2008, hal. 6
Tabel 1.1 Demografi.
Tabel 1.2 Ekonomi.32
32
Ibid, h. 35
BAB IV BANK SYARIAH MANDIRI DI TIMOR LESTE
A. Faktor Internal 1. Strength Dalam hal ini bank perlu melihat terlebih dahulu kekuatan yang dimiliki, meskipun kekuatan itu tidak sepenuhnya merupakan keunggulan bersaing, namun yang terpenting bagi bank adalah memiliki kekuatan yang relative lebih besar untuk faktor mikro dibandingkan dengan pesaingnya. Kekuatan ini bisa saja berupa ketersediaan dana yang cukp besar, memiliki tenaga kerja yang terampil dan professional, dan lain-lain. Adapun strength Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste adalah: a. Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat Sepintas tidak ada perbedaan antara menabung di bank konvensional dan bank syariah. Namun seandainya dicermati ada sejumlah keunggulan jika menabung di bank syariah. Keunggulan itu bersumber pada sistemnya yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat.
Antara lain dalam konsep hubungan bank dan penabung, di bank konvensional bank menjadi debitor dan penabung menjadi kreditor. Atas dasar simpan-pinjam bank membayar bunga kepada penabung dengan tingkat bunga yang sudah ditentukan, tak peduli berapa keuntungan yang diperoleh bank atau kerugian yang diderita bank.
Di perbankan syariah si penabung merupakan mitra bank sekaligus investor bagi bank itu. Sehingga sebagai investor ia berhak menerima hasil investasi bank itu. Hasil yang diperoleh penabung naik dan turun secara proporsional, mengikuti perolehan banknya. Muamalah berdasarkan konsep kemitraan dan kebersamaan dalam profit dan risk itu akan lebih mewujudkan ekonomi yang lebih adil dan transparan. 33
Keunggulan lain yang tak kalah menarik adalah perbankan syariah mampu memberikan early warning system atau peringatan dini bahaya. Ketika perolehan bagi hasilnya terus merosot, penabung bank syariah memperoleh isyarat bahwa sesuatu yang buruk terjadi pada banknya sehingga ia dapat mengantisipasinya
b. Tahan krisis Dalam sistem keuangan syariah, uang hanyalah sebagai alat tukar dan bukan sebagai komoditas. Sebagai alat tukar uang tidak akan menghasilkan nilai tambah apapun kecuali apabila dikonversi menjadi barang atau jasa. Dengan demikian setiap transaksi keuangan harus dilatarbelakangi dengan sektor riil. Ketidak terkaitan antara sektor moneter dan riil ini mengakibatkan persoalan serius. Beban bunga yang tinggi tidak akan mungkin mampu ditanggung oleh para pengusaha. Namun karena pengusaha memerlukan
33
Keunggulan Bank Syariah Artikel diakses http://erfins.wordpress.com/category/keunggulan-bank-syariah/
pada
15
juli
2010
dari
likuiditas kredit bunga tinggi terpaksa diambil. Tahap berikutnya bank tersebut mengalami kredit macet, karena para pengusaha tidak mampu membayar beban yang harus ditanggungnya. Selanjutnya, bank-bank yang mengalami kredit macet yang besar itu terancam eksistensinya, karena di satu pihak bank harus membayar bunga deposito yang tinggi, sedangkan di sisi lain pendapatannya menurun drastis karena kredit macet. Oleh karenanya, negative spread yang diderita bank-bank itu sangat besar yaitu sekitar 20%, sehingga modal dari sebagian besar bank telah habis dimakan non performing loan dan negative spread.34 Akibat dari hal ini dari Bulan Juli 1997 sampai dengan 13 Maret 1998, pemerintah telah menutup tidak kurang dari 55 bank di samping mengambil alih 11 bank (bank take over) dan 9 bank lainnya dibantu melakukan rekapitalisasi.35 Ketika banyak bank konvensional yang mengalami negative spread dan mengalami kesulitan likuiditas, Bank syariah mampu melewati krisis ekonomi ini dengan baik tanpa mengalami gejolak yang berarti. Hal ini menunjukkan bank syariah tidak akan mengalami gejolak yang berarti apabila terjadi krisis ekonomi, karena segala aktivitas perbankan syariah selalu mempunyai sandaran sektor riil.
34
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek, (Cet. 3; Jakarta: AlvaBet, 2000), h. 129 35
Ibid h. 129
c. Memiliki Aset yang cukup baik. Sejak berdiri pada 1 November 1999, Bank Syariah Mandiri telah banyak mencapai kinerja yang mumpuni. Hal yang paling menonjol adalah dari pertumbuhan aset. Aset BSM per april 2010 secara compounded annual growth rate (CAGR) tumbuh 49,03% menjadi Rp 24,2 triliun. Dari sisi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), BSM tumbuh 68,46 % pertahun dan Pembiayaan BSM tumbuh 54,69% per tahun. Adapun pangsa pasar BSM terhadap industri perbankan syariah per Mei 2010 adalah sebagai berikut: Aset 34,62%, DPK 39,51% (Giro 44,71%, Tabungan, 43,07%, dan Deposito 36,545%), dan Pembiayaan 34,93%.36 Adapun peningkatan aset tersebut berasal dari meningkatnya Dana Pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BSM. Selama Maret 2010, BSM berhasil menghimpun DPK sebesar Rp 21,027 triliun, naik sebesar 36 persen dari posisi Maret 2009 sebesar Rp 15,461 triliun.37 2. Weakness Disamping meneliti keunggulannya, Bank harus merinci apa saja kelemahan-kelemahannya. Hal ini supaya dapat diatasi terlebih dahulu sebelum bank terjun di arena persaingan. Jika mungkin kelemahan itu dihilangkan, dan jika tidak mungkin, harus ditutup dengan nilai lebih yang dimiliki bank. Kelemahan ini misalnya pangsa pasar yang masih sempit,
36
Tiap Tahun Aset BSM Tumbuh 49,03% Artikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://www.syariahmandiri.co.id/2010/07/tiap-tahun-aset-bsm-tumbuh-4903/ 37
Laba Mandiri diakses pada 15 juli 2010 dari http://www.republika.co.id/berita/bisnissyariah/berita/10/05/16/115825-hebat-bank-syariah-mandiri-meraih-laba-rp-87388-miliar
adanya batasan-batasan dari peraturan pemerintah atau undang-undang, dan lain-lain. Adapun weaknes dari bank Mandiri Syariah untuk membuka cabang di Timor Leste yaitu: a. Rendahnya SDM Harus diakui secara jujur, bahwa sumber daya insani perbankan syariah yang profesional, amanah, dan berkualitas belum sepenuhnya tersedia. Insan perbankan yang berkualifikasi syariah handal masih jarang. Nampaknya, sebagian besar SDM terutama level menengah ke atas masih hasil didikan ekonomi konvensional. Padahal, yang dibutuhkan bukan hanya menguasai ekonomi/perbankan modern, tetapi sekaligus paham fiqih (syariah) serta mampu berinovasi dalam menyelesaikan „pernakpernik‟ persoalan bank syariah yang sistemnya masih baru. Di Indonesia, kebutuhan SDM perbankan syariah dalam lima tahun ke depan diperkirakan 40.000 orang. Sementara saat ini, data terakhir tahun 2009 mencatat SDM bank syariah masih sebanyak 3.271 orang.38 Training, workshop, seminar, studi banding, serta berbagai pembinaan lain untuk meningkatkan kompetensi SDM harus mendapat perhatian serius. Khususnya di Negara Timor Leste jika kelak Bank Syariah Berdiri.
38
Tiga Masalah Menghambat Bank Syariah artikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://www.pkesinteraktif.com/bisnis/perbankan-syariah/255-tiga-masalah-menghambat-banksyariah.html
b. Minoritas Islam adalah agama minoritas di Timor Leste, Menurut sebuah laporan tahun 2005 Bank Dunia, 98 persen penduduk beragama Katolik, 1 persen Protestan, dan kurang dari 1 persen adalah Muslim39, Hal ini sedikit banyak akan mempengaruhi pasar bagi perbankan syariah karena sebagaimana diketahui Bank Syariah masih dianggap kebanyakan orang adalah identik dengan orang Islam, terutama bagi Negara baru seperti Timor Leste yang masih kurang akan pendidikan dan pemahaman tentang Perbankan Syariah. c. Sinisme masyarakat Tidak terelakkan, masih ada masyarakat yang memandang dengan senyum sinis. Terjadi mis-persepsi, seolah bank syariah itu ekslusif (untuk umat Islam), sistem bagi hasil kurang menguntungkan dan susah prosesnya. Oleh karena itu bank syariah perlu mempromosikan dirinya secara simpatik dan memikat. Berusaha mengubah mindset mereka dan yang penting mampu menampilkan sosok bank syariah yang profesional, berkualitas dan menguntungkan.40 d. Belum adanya UU yg baku41
39
“Religion in East Timor” artikel http://en.wikipedia.org/wiki/Religion_in_East_Timor
diakses
pada
27
mei
2010
dari
40
Bank Syariah, Antara Peluang dan Tantangan artikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://pena-deni.blogspot.com/2007/07/bank-syariah-antara-peluang-dan.html 41
Pandu Wiguno, Manager Bank Mandiri Timor Leste. Berdasarkan hasil wawancar mengenai kebijakan Undang-Undang Perbankan di Timor Leste tanggal 03 desember 2009
Timor Leste masih menggunakan UU administrasi transisi international tahun 2000 atau UNTAET42 dalam menjalankan kebijakan perbankannya, yang mana dalam regulasi tentang perizinan dan pengawasan perbankan, tidak menjelaskan secara jelas mengenai tata cara pendirian bank syariah atau bank yang tidak berbasis bunga, meskipun dalam UU ini pun tidak melarang akan hal tersebut. Sehingga ada kemungkinan Bank Syariah dapat berdiri akan tetapi belum terdapat payung hukum yang kuat untuk menopangnya.
Tabel 2. analisis internal / IFAS43 KEKUATAN (STRENGHT)
KELEMAHAN (WEAKNESS)
1. Sistem yang lebih adil dan 1. Rendahnya SDM menenteramkan bagi umat
2. Tahan krisis.
2. Minoritas 3. Sinisme Masyarakat
3. Memiliki Aset yang cukup 4. Belum adanya Undang Undang (UU) baku baik
yang menerangkan perbangkan syariah.
B. Faktor Eksternal
42
Banking and Payments Authority of Timor-Leste , Regulasi NO. 2000/8 Tentang perizinan dan Pengawasan Perbankan (Timor Leste: Banking and Payments Authority of TimorLeste, 2009) 43
IFAS = Faktor-Faktor strategis internal suatu perusahaan (Internal strategic Factor Analysis Summary)
1. Opportunity Peluang pemasaran Bank adalah arena yang menarik untuk kegiatan pemasaran Bank dimana bank tersebut meraih keunggulan dalam bersaing. Dalam hal ini Peluang harus dicari dan diraih. Banyak bank yang cerdik, mengukur kekuatan dan kelemahan bisnisnya untuk meraih peluang yang sesuai dengan kekuatannya dan sukses karena didukung oleh adanya kerjasama yang baik antar bagian (internal) bank itu sendiri. Hal penting dalam suatu analisis lingkungan yaitu bagaimana memperoleh informasi adanya peluang-peluang baru. Adapun opportunity Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste yaitu:
a. Negara Muda Timor Leste secara resmi merdeka pada tanggal 20 Mei 200244, dan sebagai Negara muda tentunya masih banyak peluang bisnis, industri dan perdagangan yang dapat dilakukan di Negara ini, salah satunya adalah sektor
perbankan dan khususnya perbankan syariah. Di Timor-Leste
sekarang ini terdapat tiga buah bank swasta, antara lain, Banco Nacional Ultramarino berasal dari Portugal, Bank Mandiri berasal dari Indonesia dan Bank ANZ berasal dari Australia45. Oleh karena itu apabila ditinjau dari sudut pandang ini maka peluang berdirinya perbankan syariah di
44
„Sejarah Timor Leste” Artikel diakses pada 27 mei 2010 dari http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Timor_Leste 45 “Bank asing di Timor Leste Timor” artikel diakses pada 15 juli 2010 dari http://forumhaksesuk.blogspot.com/2008/02/kehadiran-bank-bank-asing-di-timor.html
Negara ini masihlah sangat besar, karena potensi pasarnya masih sangat besar.
b. Berkembangnya Bank Syariah di Dunia International Dewasa ini perbankan syariah telah mengalami perkembangan yang cukup pesat dan menyebar ke banyak negara-negara Barat. The Islamic bank International of Denmark tercatat sebagai bank syariah pertama yang beroperasi di Eropa, yakni pada tahun 1983 di Denmark.46 Kini, bank-bank besar dari Negara-negara barat, seperti Citibank, ANZ bank, Chase Manhattan Bank, dan Jardine Fleming telah pula membuka Islamic windows agar dapat memberikan jasa-jasa perbankan yang sesuai dengan syariat Islam.47 Menurut International Association of Islamic Bank, jumlah bankbank Islam di seluruh Dunia Islam, yang mencakup 40 negara-negara Muslim maupun non-Muslim sudah lebih dari 176 bank yang mengoperasikan total 22.639 cabang lokal dan luar negeri.48 c. Bank Mandiri telah berdiri di Timor Leste Perilaku konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Dalam
46
Erick Trolle-Schultz, “How the First Islamic Bank Was Established in Europe,” dalam Butterworths Editorial Staff, Islamic Bankng and Finance, (London:1986).h.43-52 47 Adiwarman Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan (Jakarta, PT Grafindo Persada, 2004) h. 24. 48 John R Presley, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek (Jakarta PT Serambi Ilmu Semesta, 2007) h. 176
hal ini, Keputusan konsumen dalam memilih sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh psikologis
(psychological
influences),
pengaruh
sosio-budaya
(sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor psikologis disini dapat juga berpengaruh kepada pemilihan Brand yang menurut mereka adalah Brand yang bagus49. Citra (brand image) sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor yang berkaitan dengan produk itu sendiri, faktor lingkungan maupun faktor psikologi konsumen.50 Ketika konsumen mempunyai kepercayaan yang tinggi terhadap suatu merek, maka ia akan sangat terlibat dan sangat selektif dalam keputusan pemilihannya. Sehingga hal ini Berarti jika konsumen yakin bahwa merek “X” sebagai merek yang berkualitas, maka apapun yang berhubungan dengan merek “X” pasti juga akan diyakini sebagai sesuatu yang berkualitas. Maka apabila Bank Syariah Mandiri hadir di Timor Leste maka keberadaannya akan dapat diterima dengan cukup baik di Negara tersebut
49
Berkowitz Eric N, Marketing, 3rd ed., (Boston: Homewood, 1997), h. 117. Philip Kotler, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian, Jilid 1, edisi 7, (Jakarta: Universitas Indonesia, 2001), h.361. 50
karena secara psikologi mereka telah menganggap Bank Mandiri sebagai Bank yang yang dikenal dengan Baik oleh masyarakat Timor Leste.
2. Threat Dalam mengembangkan keunggulan atau kekuatannya untuk meraih kesempatan pasti terdapat banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, hambatan tersebut tidak menguntungkan dan dapat mengancam kedudukan bank apabila tidak diantisipasi dengan aktifitas pemasaran yang terpadu.51 Adapun threat bank syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste yaitu: a. Rendahnya Tingkat Pendidikan52
Pendidikan adalah salah satu hak yang harus diperoleh setiap warga negara. Agar semua warga negara bisa memperolehnya maka pemerintah atau negara mempunyai kewajiban untuk menciptakan mekanisme dan sistem yang baik kepada semua warga negaranya untuk bisa mengakses dunia pendidikan mulai dari tingkat Sekolah Dasar sampai pada Perguruan Tinggi.
Negara Timor Leste sudah membebaskan biaya-biaya sekolah Negeri mulai dari level SD sampai SMA dan hal tersebut sudah tertuang 51
Murti Sumarni, Manajemen Pemasaran Bank (Jakarta: Liberi 2002) h. 75-76 Pandu Wiguno, Manager Bank Mandiri Timor Leste. Berdasarkan hasil wawancar mengenai kebijakan Undang-Undang Perbankan di Timor Leste tanggal 03 desember 2009 52
dalam Konstitusi dan buku Perencanaan Pembangunan Nasional. Artinya masyarakat Timor Leste baik yang berekonomi lemah bisa bersekolah sampai pada level SMA. Namun meskipun demikian pendidikan merupakan salah satu masalah yang dihadapi Negara Timor Leste.53
Namun meskipun demikian, Timor Leste adalah Negara yang berpenduduk minoritas Islam, oleh karena itu tingkat pendidikan dan pemahaman mereka tentang Islam sangat kurang, khususnya mengenai perbankan syariah oleh karena itu Beberapa kendala serius yang harus yang dihadapi oleh perbankan syari‟ah dalam perkembangannya salah satunya yaitu pendidikan dan Pemahaman masyarakat yang masih 54
minim
b. kurangnya sosialisasi berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan, Sosialisasi perbankan syariah masih sangat kurang. Masyarakat luas di berbagai segmen masih terlalu banyak belum mengerti sistem, konsep, filosofi, produk, keuntungan dan keunggulan bank syariah. Dalam hal ini setidaknya ada 3 kategori nasabah, yakni loyalis syariah, loyalis konvensional dan pasar mengambang (floating market). Persoalan pada pasar mengambang adalah ada yang sudah tahu tapi belum paham, sudah paham tapi belum percaya, sudah percaya tapi belum sepenuhnya berpartisipasi. Proses sosialisasi perlu dilakukan secara 53
Republik Democratica De Timor Leste, Ministerio Das Financas Direccao-geral De Analise e Pesquisa Direccao Nacional de Estatistica,Edisi 2008, hal. 16 54 M. Syafi‟i, Antonio, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, (Jakarta, Gema Insani Press 2001), hal 226.
continue. Promosi yang gencar dan menarik dengan memanfaatkan berbagai media, baik media below the line (event-event, seminar, brochure, spanduk, umbul-umbul) maupun media above the line (televisi, radio, koran, majalah). Promosi via televisi nampaknya masih jarang. Padahal promosi lewat media ini cukup efektif untuk pembentukan branch image dan branch awareness. Yang perlu digarisbawahi bahwa, sosialisasi dan promosi itu harus mampu membentuk image dan dapat mengubah pilihan pasar mengambang pada bank syariah. 55 c. Harus memulai dari nol Membangun perbankan syariah seperti membangun jaringan transportasi kereta api yang harus dimulai dari membuat rel. Karena menciptakan satu landasan ekonomi syariah, harus dimulai dari nol, Maka kemungkinan
disana-sini
masih
diperlukan
pengaturan
peraturan
pelaksanaan untuk pembinaan dan pengawasannya.56 Wacana mengenai Bank Syariah adalah sesuatu yang baru di Timor Leste, oleh karena itu ada banyak rintangan dan masalah yang harus dihadapi untuk mewujudkannya. Untuk mensiasati hal ini Bank Mandiri dapat terlebih dahulu membuka Islamic windows untuk melihat seberapa besar pangsa pasar masyarakat yang tertarik dengan perbankan syariah di Timor Leste. d. Isu politik 55
Adiwarman, Karim, Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, (Jakarta:GIP 2001) h.
77 56
Wirdyaningsih, ,et al. BANK DAN ASURANSI ISLAM DI INDONESIA (Jakarta, Kencana, 2006) h. 167
Timor Leste sebagai negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama non muslim, maka Perbankan Islam bisa menjadi isu politik besar. Akan ada pihak-pihak yang berusaha menghalangi berkembangnya bank Islam ini semata-mata hanya karena tidak suka apabila umat islam bangkit dari keterbelakangan ekonominya. Mereka tidak mau tahu, bahwa bank Islam itu jelas-jelas bermanfaat untuk semua orang tanpa pandang bulu. Isu eksklusivisme mungkin akan dilontarkan untuk mencegah berkembangnya bank Islam.57 Table 3. TABEL EFAS58
PELUANG
ANCAMAN
(OPPORTUNITY)
(THREAT)
1.Masih Negara baru 2. sudah berdirinya Bank Mandiri di Timor Leste 3.berkembangnya bank syariah di dunia international
1 Tingkat pendidikan yg kurang 2. kurangnya Informasi yg diberikan/sosialisasi 3. Harus memulai dari nol 4. Isu politik
C. Alternatif Strategi59
57
Ibid. h.170 EFAS = Faktor-Faktor strategis eksternal suatu perusahaan (eksternal strategic Factor Analysis Summary) 59 Alternatif Strategi merupakan hasil perbandingan penulis terhadap kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki Bank Syariah Mandiri 58
Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (Peluang dan Ancaman), maka kemudian kita menentukan strategi yang dapat dikembangkan oleh Bank Syariah mandiri untuk dapat membuka cabang di Timor Leste.
Penyusunan analisis SWOT berikutnya dapat menggunakan dua cara yang telah lazim digunakan, yaitu dengan menggunakan Analisis SWOT secara kuantitatif yang dikembangkan Pearce dan Robinson dan pendekatan kualitatif ala MATRIKS SWOT yang dikembangkan Kearns.
1. Analisis SWOT versi Pearce dan Robinson
agar dapat diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya, Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitatif melalui perhitungan Analisis SWOT versi Pearce dan Robinson.
Perhitungan yang dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: 1. Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor serta jumlah total perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T. Menghitung skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat menentukan akurasi penilaian namun yang lazim
digunakan adalah dari 1 sampai 5, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 5 berarti skor yang paling tinggi. Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya. Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya jumlah point faktor). 2. Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y; 3. Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran SWOT. Perhitungan yang dimaksud dapat di gambarkan melalui table di bawah ini.
Identifikasi lingkungan internal (S-W) Faktor-Faktor Strategi Internal
Bobot
Rating
2X3
(1)
(2)
(3)
(4)
3
2/3
2
3
3/3
3
Kekuatan (S) 1. Sistem yang lebih adil 2. Tahan krisis
3. Memiliki asset yang cukup baik
3
2/3
Total (S)
2 7
Kelemahan (W) 1. Rendahnya SDM
3
2/4
1,5
2. Minoritas
3
3/4
2,25
3. Sinisme Masyarakat
3
2/4
1,5
4. Belum adanya Undang Undang (UU) 5 baku yang menerangkan perbangkan syariah. Total (W)
4/4
5 10,25
7 – 10,25 = -3,25
Total (S-W) = X
Identifikasi lingkungan eksternal (O-T).
Faktor-Faktor Strategi Eksternal
Bobot
Rating
2X3
(1)
(2)
(3)
(4)
4
2/3
2,7
5
2/3
3,4
4
2/3
2,7
Peluang (O)
1. Masih Negara baru 2. sudah berdirinya Bank Mandiri di Timor Leste 3. berkembangnya bank syariah di dunia international
Total (S)
6,7
Ancaman (T)
1. Tingkat pendidikan yg
2
2/4
1
3
3/4
2,25
3. Harus memulai dari nol
2
2/4
1
4. Isu politik
2
2/4
1
kurang 2. kurangnya Informasi yg diberikan/sosialisasi
Total (W)
5,25
Total (S-W) = Y
6,7 – 5,25 = 1,45
Setelah kedua elemen lingkungan internal dan eksternal di identifikasi lewat analisa IFAS dan EFAS atau penyepakatan persepsi untuk tiap variabel elemen SWOT telah diisi sehingga menghasilkan masing-masing skor pada elemen internal maupun eksternal, maka
hasilnya adalah pada elemen internal atau pada sumbu x menghasilkan skor -3,25 pada elemen kelemahan dan pada elemen eksternal atau sumbu y menghasilkan elemen 1,45 pada elemen peluang. Jadi kesimpulan dari kombinasi pendekatan analisa di atas dengan kelemahan yang mencapai skor -3,25 dan peluang yang cukup yaitu 1,45 maka posisi ada di skuadran 3 yaitu (Negatif,positif) yaitu menandakan perusahaan lemah namun sangat berpeluang, maka rekomendasi strategi yang tepat adalah ubah strategi yaitu menggunakan peluang yang ada dengan menganalisa dan meminimalisasi kelemahan yang ada.
2. MATRIKS SWOT versi Kearns
Keunggulan matrik SWOT adalah dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.60
Berdasarkan keterangan (data) tentang kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman diatas, maka Bank Syariah Mandiri dapat mengambil strategi-strategi sebagi berikut:
a. Strategi (1) = SO
60
Freddy Rangkuti, Analisis Swot teknik membedah kasus bisnis, cet. Ke-8 (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), h.31
Ini merupakan strategi dalam situasi yang paling menguntungkan. Perusahaan memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
Setelah melihat kekuatan berupa: Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat, Tahan krisis, Memiliki Aset yang cukup baik, serta peluang berupa: Masih sebagai negara yang baru berkembang, sudah berdirinya Bank mandiri di Timor Leste, serta berkembangnya bank syariah di dunia internasional. Untuk itu Bank Syariah Mandiri dapat melakukan Pengenalan Bank Syariah Mandiri kepada masyarakat di Timor Leste, baik secara langsung
maupun
tidak
langsung
melalui
event-event
yang
diselenggarakan oleh Bank Mandiri di Timor Leste, Memperkuat image di masyarakat dengan menekankan prinsip ekonomi syariah, kordinasi yang baik antara Bank Syariah Mandiri di Indonesia dengan Bank Mandiri di Timor Leste dalam berbagai hal untuk memperlancar berdirinya Bank Syariah Mandiri di Timor Leste, serta Menganalisis peta kekuatan setiap Bank yang ada di Timor Leste dengan fakta bahwa baru terdapat empat Bank di Timor Leste.
b. Strategi (2) = ST
ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ini dipakai untuk memanfaatkan peluang jangka panjang.
Setelah melihat kekuatan berupa: Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat, Tahan krisis, Memiliki Aset yang cukup baik, serta ancaman berupa: Tingkat pendidikan yang Kurang, kurangnya Informasi yang diberikan/sosialisasi, adanya Isu politik dan Harus memulai dari nol. Maka Bank Syariah Mandiri dapat mengatasi hal ini dengan Pemanfaatan dan pengalokasian modal dengan tepat untuk mendirikan dan mensosialisasikan Bank Syariah Mandiri di Timor Leste, Pemberian Pengetahuan mengenai Bank Syariah semenjak dini di bangku sekolah, Sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk-produk dan keunggulan Bank Syariah, melobi pemerintah untuk membuat Undang-Undang khusus Perbankan khususnya perbankan syariah dengan melihat fakta bahwa bank syariah berperan besar dalam memajukan perekonomian khususnya bagi Negara berkembang seperti Timor Leste karna Bank Syariah bergerak di sektor real yaitu sektor yang sangat menyentuh perekonomian masyarakat secara umum.
c. Strategi (3) = WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak harus menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal.
Melihat kelemahan berupa: Rendahnya Sumber daya manusia, Negara berpenduduk Minoritas Muslim, Sinisme masyarakat dan Belum adanya UU yang baku. Serta melihat peluang berupa: masih sebagai negara yang baru berkembang, sudah berdirinya Bank Mandiri di Timor Leste, serta berkembangnya bank syariah di dunia internasional. Maka cara yang efektif adalah dengan Melakukan sosialisasi di berbagai media untuk memperkenalkan Bank Syariah Mandiri di Timor Leste, pelatihan sumber daya manusia secara baik untuk menyiapkan SDM yang handal dan professional, membidik secara khusus segmen Muslim unttuk mengoptimalkan jumlah nasabah Bank Syariah di Timor Leste, serta membuat Undang-Undang yang baku mengenai perbankan Syariah.
d. Strategi (4) = WT
Strategi ini merupakan situasi yang tidak menguntungkan. Dimana perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Melihat kelemahan berupa: Rendahnya Sumber daya manusia, Negara berpenduduk Minoritas Muslim, Sinisme masyarakat dan Belum adanya UU yang baku. Dan melihat ancaman berupa Tingkat pendidikan yang Kurang, kurangnya Informasi yang diberikan/sosialisasi, adanya Isu politik dan Harus memulai dari nol.
Maka untuk mengatasi masalah ini Bank Syariah Mandiri dapat Melakukan strategi promosi yang lebih gencar disemua media untuk meningkatkan pangsa pasar, Sosialisasi yang terarah yang mengedepankan pemahaman bahwa Bank Syariah adalah Bank yang universal bagi semua kalangan, meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang berkompeten di bidang ekonomi perbankan syariah, serta membangun fondasi dasar Prinsip-prinsip ekonomi Syariah kepada masyarakat di Timor Leste. Diagram Matrik SWOT di buat untuk mempermudah kita dalam menganalisis, dan meneliti berbagai faktor dengan cara menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Strategi-strategi yang dikemukakan di atas dapat digambarkan dengan jelas melalui diagram matrik SWOT berikut ini.
Table 4. DIAGRAM MATRIK SWOT
IFAS KEKUATAN
KELEMAHAN
(STRENGHT)
(WEAKNESS)
1. Sistem yang lebih adil dan
1. Rendahnya Sdm
menenteramkan bagi umat 2. Tahan krisis
2. Minoritas 3. Sinisme
EFAS
3. Memiliki Aset yang cukup baik
4. Masyarakat 5. Belum adanya UU yg baku
PELUANG (OPPORTUNITY)
Strategi SO
Strategi WO
1.Masih Negara
1. Pengenalan Bank Syariah
1. Melakukan sosialisasi
baru
Mandiri kepada masyarakat
di berbagai media
di Timor Leste, baik secara
untuk
bank mandiri di
langsung maupun tidak
memperkenalkan
Timor Leste
langsung melalui event-
Bank Syariah Mandiri
event yang diselenggarakan
di Timor Leste.
2.Sudah berdirinya
3.berkembangnya bank syariah di
oleh Bank Mandiri di
dunia international
Timor Leste. 2. Memperkuat image di
2. Pelatihan Sumber Daya Manusia secara baik untuk
masyarakat dengan
menyiapkan SDM
menekankan prinsip
yang handal dan
ekonomi syariah.
professional.
3. Kordinasi yang baik antara
3. Membidik secara
Bank Syariah Mandiri di
khusus segmen
Indonesia dengan Bank
Muslim unttuk
Mandiri di Timor Leste
mengoptimalkan
dalam berbagai hal untuk
jumlah nasabah Bank
memperlancar berdirinya
Syariah di Timor
Bank Syariah Mandiri di
Leste.
Timor Leste. 4. Menganalisis peta kekuatan
4. membuat UndanUndang yang baku
setiap Bank yang ada di
mengenai perbankan
Timor Leste dengan fakta
Syariah
bahwa baru terdapat empat
Bank di Timor Leste
ANCAMAN
Strategi ST
Strategi WT
1. Pemanfaatan dan
1. Melakukan strategi
(THREAT) 1. Tingkat pendidikan yg kurang. 2. Kurangnya Informasi yg diberikan/sosiali sasi. 3. Harus memulai dari nol. 4. Isu politik
pengalokasian modal
promosi yang lebih
dengan tepat untuk
gencar disemua media
mendirikan dan
untuk meningkatkan
mensosialisasikan Bank
pangsa pasar.
Syariah Mandiri di Timor Leste. 2. Pemberian Pengetahuan
2. Sosialisasi yang terarah yang mengedepankan
mengenai Bank Syariah
pemahaman bahwa
semenjak dini
Bank Syariah adalah
3. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk-produk dan keunggulan Bank Syariah. 4. Melobi pemerintah untuk
Bank yang Universal bagi semua kalangan. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia
membuat Undang-Undang
yang berkompeten di
khusus Perbankan Syariah
bidang ekonomi
dengan melihat fakta
perbankan syariah.
bahwa Bank Syariah
4. Membangun fondasi
berperan besar dalam
dasar Prinsip-prinsip
memajukan perekonomian
ekonomi Syariah
khususnya bagi Negara
kepada Masyarakat di
berkembang seperti Timor
Timor Leste
Leste.
MATRIK SWOT 1. Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat 2. Tahan krisis 3. Dukungan modal dari Bank Induk
1.Rendahnya SDM 2.Minoritas 3.Sinisme masyarakat 4. Belum adanya UU yg baku
1. Melakukan sosialisasi di berbagai media untuk memperkenalkan Bank Syariah Mandiri di Timor Leste. 2. Pelatihan Sumber Daya Manusia secara baik untuk menyiapkan SDM yang handal dan professional. 3. Membidik secara khusus segmen Muslim unttuk mengoptimalkan jumlah nasabah Bank Syariah di Timor Leste. 4. Membuat Undan-Undang baku mengenai perbankan Syariah 1. Melakukan strategi promosi yang lebih gencar disemua media untuk meningkatkan pangsa pasar. 2. Sosialisasi yang terarah mengenai pemahaman bahwa Bank Syariah adalah Bank yang Universal bagi semua kalangan. 3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang berkompeten di bidang ekonomi syariah. 4. Membangun fondasi dasar Prinsipprinsip ekonomi Syariah kepada Masyarakat Timor Leste
1.Pengenalan Bank Syariah Mandiri kepada masyarakat di Timor Leste, baik secara langsung maupun tidak langsung. 2.Memperkuat image di masyarakat dengan menekankan prinsip ekonomi syariah. 3. Kordinasi yang baik antara Bank Syariah Mandiri di Indonesia dengan Bank Mandiri di Timor Leste 4.Menganalisis peta kekuatan setiap Bank yang ada di Timor Leste. 1. Pemanfaatan dan pengalokasian modal dengan tepat untuk mendirikan dan mensosialisasikan Bank Syariah Mandiri di Timor Leste. 2. Pemberian Pengetahuan mengenai Bank Syariah semenjak dini di bangku sekolah. 3. Sosialisasi kepada masyarakat mengenai produk-produk dan keunggulan Bank Syariah. 4. Melobi pemerintah untuk membuat Undang-Undang Perbankan khususnya Perbankan Syariah
1.Tingkat pendidikan yg kurang 2.kurangnya Informasi yg diberikan/sosialisasi 3. Harus memulai dari nol 4. Isu politik
1.Masih Negara baru 2. Sudah berdirinya bank mandiri di Timor Leste 3.berkembangnya bank syariah di dunia international
D. Analisis Akhir
Apabila melihat data yang di dapat dari hasil Analisa menggunakan metode analisis SWOT maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kemungkinan untuk di bukanya Bank Syariah khususnya Bank Syariah Mandiri adalah lemah, namun meskipun demikian memiliki peluang yang cukup besar. poin terpenting yang dapat digaris bawahi terutama adalah mengenai sosialisasi bank syariah di Timor Leste, karna wacana mengenai bank syariah adalah merupakan hal yang masih sangat baru, dan bahkan belum tersentuh oleh pemerintah untuk dapat diproses lebih lanjut. Sosialisasi bank syariah menjadi sangat penting, karena keputusan nasabah sebagian besar dipengaruhi oleh informasi yang didapat mengenai bank tersebut. Sehingga adanya sosialisasi bank syariah yang terarah dan berkelanjutan akan dapat meningkatkan wawasan calon nasabah untuk dapat menabung di bank syariah, karena dalam hal ini mayoritas masyarakat Timor Leste hanya menjadikan bank sebagai tempat menabung tanpa melihat jasa-jasa lain yang ditawarkan oleh bank tersebut. Berdasarkan hasil observasi penulis di lapangan menunjukan bahwa sosialisasi mengenai bank syariah sangatlah kurang bahkan dapat dikatakan tidak ada sama sekali. oleh karena itu Hendaknya Bank Syariah mandiri melakukan kordinasi yang baik dalam segala hal
dengan Bank Mandiri di Timor Leste untuk mempermudah dan memperlancar berdirinya Bank Syariah di Timor Leste, karna Bank Mandiri telah berkembang dengan sangat baik di Timor Leste dan tentu telah memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai situasi perbankan di Timor Leste yang dapat di berikan kepada Bank Syariah Mandiri seandainya kelak Bank Syariah Mandiri berdiri di Timor Leste. Bank Mandiri cabang Timor Leste secara tidak langsung dapat berperan untuk mengenalkan Bank Syariah Mandiri kepada para nasabahnya. sehingga secara tidak langsung masyarakat akan mengenal, terbiasa, dan tertarik dengan bank syariah. dan juga hendaknya melakukan penanaman image yang kuat bahwa bank Syariah bukanlah bank yang bersifat eksklusif, melainkan adalah Bank yang bersifat universal untuk semua kalangan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan serta melakukan analisa data secara deskriptif dan kualitatif, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Strategi kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan Bank Syariah Mandiri untuk membuka cabang di Timor Leste adalah:
a. kekuatannya terletak pada: Sistem yang lebih adil dan menenteramkan bagi umat, Tahan krisis, Memiliki Aset yang cukup baik b. kelemahannya terletak pada: Rendahnya Sumber daya manusia, Negara berpenduduk Minoritas Muslim, Sinisme masyarakat dan Belum adanya UU yang baku. c. Peluangnya terletak pada: Masih sebagai negara yang baru berkembang, ,sudah berdirinya Bank Mandiri di Timor Leste, dan berkembangnya bank syariah di dunia international. d. Ancamannya terletak pada: Tingkat pendidikan yang Kurang, kurangnya Informasi yang diberikan/sosialisasi, adanya Isu politik dan Harus memulai dari nol.
2. Seberapa besar kemungkinan dibukanya bank Syariah di Timor Leste khususnya Bank Syariah Mandiri.
Apabila melihat data yang di dapat dari hasil Analisa menggunakan metode analisis SWOT maka dapat di ambil kesimpulan bahwa kemungkinan untuk di bukanya Bank Syariah khususnya Bank Syariah Mandiri adalah lemah, namun meskipun demikian memiliki peluang yang cukup besar. Lemah, karena faktor-faktor yang kurang mendukung cukup besar, seperti rendahnya SDM, kurangnya sosialisasi, dan terutama masih terbenturnya dengan persoalan Undang-Undang Negara Timor Timor Leste yang masih menggunakan UU administrasi transisi international tahun 2000 atau UNTAET dalam menjalankan kebijakan perbankannya, yang mana dalam regulasi tentang perizinan dan pengawasan perbankan, tidak menjelaskan secara jelas mengenai tata cara pendirian bank syariah ataupun bank yang tidak berbasis bunga. Berpeluang, karena meskipun dalam UU ini tidak menjelaskan secara jelas mengenai tata cara pendirian bank syariah atau bank yang tidak berbasis bunga, namun dalam regulasi tersebut juga tidak melarang akan hal tersebut. Sehingga ada kemungkinan Bank Syariah dapat berdiri meskipun belum terdapat payung hukum yang kuat untuk menopangnya. Bank Syariah pun terkenal dengan sistemnya yang tahan krisis dan lebih adil serta sangat cocok dengan kondisi Negara Timor Leste yang dalam masa
pertumbuhan dimana peran Bank Syariah yang berfokus kepada sector riil akan sangat berperan besar dalam mensejahterakan ekonomi rakyat
B SARAN 1. Hendaknya Bank Syariah mandiri melakukan kordinasi yang baik dalam segala hal dengan Bank Mandiri di Timor Leste untuk mempermudah dan memperlancar berdirinya Bank Syariah di Timor Leste, karma Bank Mandiri telah berkembang dengan sangat baik di timor Leste dan pastinya telah memiliki pengalaman dan pengetahuan mengenai situasi perbankan di Timor Leste yang dapat di berikan kepada Bank Syariah Mandiri seandainya kelak Bank Syariah Mandiri berdiri di Timor Leste. 2. Hendaknya Bank Syariah Mandiri melakukan penelitian secara lebih rinci mengenai keuntungan dan kerugian yang akan di peroleh seandainya Bank Mandiri didirikan Timor Leste. Dan dalam hal ini Bank Mandiri dapat pula memulainya dengan membuka Islamic Windows 3. Bank Syariah Mandiri hendaknya semakin gencar dalam melakukan sosialisasi promosi ke masyarakat mengenai keunggulan Bank Syariah dibandingkan Bank konvensional sehingga secara tidak langsung masyarakat akan mengenal, terbiasa dan tertarik dengan bank syariah, dan juga Bank Syariah Mandiri hendaknya melakukan penanaman image yang kuat bahwa bank Syariah bukanlah Bank yang bersifat Eksklusif, melainkan adalah Bank yang bersifat Universal untuk semua kalangan.
4. Hendaknya dilakukan usaha penyempurnaan mengenai peraturan UndangUndang oleh Bank Central Timor Leste mengenai kebijakan-kebijakan dan hukum-hukum yang berkaitan dengan dunia perbankan yaitu dengan beralih dari Undang-Undang transisi internasional menjadi UndangUndang negara yang tetap. 5. Bank Syariah Mandiri sebaiknya menggunakan momentum terhadap kestabilan ekonomi yang dapat di raih dengan didirikannya Bank Syariah di Timor Leste dengan menekankan kepada ekonomi kerakyatan.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, dkk, Manajemen Strategik, Jakarta: Harvarindo, 2003 Antonio, M. Syafi‟I, Bank Syariah: Dari Teori ke Praktek, Jakarta: Gema Insani Press 2001. Arifin, Zainul, Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet 2005. Arifin, Zainul, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan dan Prospek Jakarta: Pustaka AlvaBet, 2000, cet ke-3 Arikunto, Suharsimi, Manajemen Penelitian, Jakarta: PT Rineka Cipta,1993, cet ke-2 Banking and Payments Authority of Timor-Leste , Regulasi NO. 2000/8 Tentang perizinan dan Pengawasan Perbankan, Timor Leste: Banking and Payments Authority of Timor-Leste, 2009
Eric N, Berkowitz, Marketing, Boston: Homewood, 1997. 3rd ed. Karim, Adiwarman. Bank Islam analisis fiqih dan keuangan, Jakarta: PT Grafindo Persada, 2004. Karim, Adiwarman Ekonomi Islam, Suatu Kajian Kontemporer, Jakarta: GIP, 2001 Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003 , Ed. I, Cet. Ke-1. Kasmir. pemasaran bank, Jakarta: PT. Persada Media, 2004. Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan Mitra-Mitra Pembangunan, Laporan singkat pembangunan ekonomi dan social Timor Leste. Timor Leste: Kelompok Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia, berkonsultasi dengan Mitra-Mitra Pembangunan, 2007. Kotler,
Philip, 2001, Manajemen Pemasaran, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian,Jakarta: Universitas Indonesia, 2001, Jilid 1, edisi 7.
kurniawan, deni, 2007. Bank Syariah, Antara Peluang dan Tantangan (artikel diakses pada 24 juli 2010 dari http://penadeni.blogspot.com/2007/07/bank-syariah-antara-peluang-dan.html)
Moeloeng, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2001 Molnar, K. Andrea “east timor: an introduction to the history, politics and culture of southeast asia‟s youngest nation” diakses dari http://www.seasite.niu.edu/easttimor/background.htm#1.%20a.%20Geogra phy pada 27 mei 2010. Petroleum Fund of Timor-Leste (Quarterly Report) artikel diakses dari http://www.bancocentral.tl/Download/Publications/Quarterly_report19_en.pdf.. pada 27 mei 2010
Pires, Timoteo, Fundu Petroleum (Dana Perminyakan) Timor Leste dan Permasalahannya artikel diakses pada 22 juli 2010 dari (http://forumhaksesuk.blogspot.com/2008/02/fundu-petroleum-dana-perminyakantimor.html) Presley, John R, Perbankan Syariah Prinsip, Praktik, dan Prospek. Jakarta: PT Serambi Ilmu Semesta, 2007 Rangkuti, Freddy. Analisis Swot teknik membedah kasus bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, November 2001. cet. Ke-8. Republika. Co id, 2010. Laba Mandiri (diakses pada 15 juli 2010 dari http://www.republika.co.id/berita/bisnis-syariah/berita/10/05/16/115825hebat-bank-syariah-mandiri-meraih-laba-rp-87388-miliar) Republik Democratica De Timor Leste, Ministerio Das Financas Direccao-geral De Analise e Pesquisa Direccao Nacional de Estatistica, Timor Leste: Edisi 2008. Suma, Muhammad Amin, Menggali Akar Mengurai Serat: Ekonomi dan Keuangan Islam, Jakarta: Kholam Publishing, 2008. Sumarni, Murni, manajemen pemasaran bank.Yogyakarta: liberti, 2003 Sumitro, Warkum, Asas-asas Perbankan Islam & Lembaga-Lembaga terkait BAMUI, TAKAFUL dan Pasar Modal Syariah di Indonesia, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2004. Susty, A Ambarriani, Manajemen Biaya, Jakarta: Salemba empat, 2000
Syafrizal, Erfin, 2009 Keunggulan Bank Syariah (Artikel diakses pada 15 juli 2010 dari http://erfins.wordpress.com/category/keunggulan-bank-syariah/) Trolle-Schultz, Ericck “How the First Islamic Bank Was Established in Europe,” dalam Butterworths Editorial Staff, Islamic Bankng and Finance, London:1986 Wiguno, pandu. Manager Bank Mandiri Timor Leste. Berdasarkan hasil wawancara mengenai kebijakan Undang-Undang Perbankan di Timor Leste 03 desember 2009 Wirdyaningsih, et al. bank dan asuransi islam di indonesia. Jakarta: Kencana, 2006 Wikipedia. Wordpress. Www.Google.com